BAB I PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang Pemerintah Kabupaten Kerinci menerapkan visi dan misi
yang
”berbasis ekonomi kerakyatan”. Ekonomi rakyat sendiri adalah sebagai kegiatan ekonomi atau usaha yang dilakukan oleh rakyat kebanyakan (popular) yang dengan secara swadaya mengelola sumber daya ekonomi apa saja yang dapat diusahakan dan dikuasainya, yang selanjutnya disebut sebagai Usaha Kecil dan Menegah (UKM) terutama meliputi sektor pertanian, peternakan, kerajinan, makanan, dsb. yang ditujukan terutama untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dan keluarganya tanpa harus mengorbankan kepentingan masyarakat lainnya. Salah satu kegiatan yang berbasis pada ekonomi kerakyatan disini lebih difokuskan kepada mengembangkan pasar tradisional sebagai tempat aktivitas perekonomian dalam memasarkan hasil produksi pertanian masyarakat.
Secara umum pasar tradisional dianggap suatu tempat terjadinya transaksi jual beli dengan proses tawar menawar, serta barang-barang yang tersedia hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (primer). Selain itu, pasar tradisional juga identik dengan kondisi yang becek, kumuh, dan tidak teratur
1
Keadaan geografis Kabupaten Kerinci dengan total luas wilayah 380.850 Ha, yang mana 50,37 % merupakan Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), dengan luas lahan budidaya 49,63% atau 189.027,7 Ha yang mana salah satu fungsi dari TNKS sebagai daerah serapan air sangat menunjang kemajuan sektor pertanian. dimana 85% penduduk hidup dari sektor pertanian. Akan tetapi terdapat perbedaan kondisi geografis antara wilayah utara dan wilayah selatan. Kondisi wilayah utara yang lebih subur dibandingkan wilayah selatan berdampak terhadap majunya pertanian wilayah utara, dimana ada indikasi kondisi tersebut ikut mempengaruhi ketimpangan kemajuan wilayah utara dan selatan di Kabupaten Kerinci. Dengan adanya ketimpangan kemajuan wilayah, hal tersebut tentu akan ikut mempengaruhi kemajuan pasar tradisional yang tersebar di Kabupaten Kerinci. Kabupaten Kerinci mekar pada tahun 2008 menjadi dua wilayah administratif, yaitu Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh. Kabupaten Kerinci tidak memiliki pasar induk, pasar induk hanya terdapat di wilayah Kota Sungai Penuh sehingga perlu optimalisasi peran dan fungsi pasar tradisional di memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Keberadaan pasar tradisional dalam Kabupaten Kerinci merupakan fasilitas yang sangat penting bagi petani-petani dalam memasarkan hasil produksi pertanian mereka. Dalam lingkup wilayah Kabupaten Kerinci terdapat beberapa pasar tradisional yang dikelola oleh pemerintah, yaitu :
2
Tabel 1.1 Pasar Tradisional dan lokasi dalam Kabupaten Kerinci No
Nama Pasar
Kecamatan
Hari Beroperasi
1
Pelompek
Gunung Tujuh
Senin
2
Kersik Tuo
kayu Aro
Sabtu
3
Bedeng VIII
kayu Aro
Minggu
4
Siulak Deras
Gunung Kerinci
Selasa
5
Pasar Baru Siulak
Siulak
Senin
6
Semurup
Air hangat
Sabtu
7
Kemantan
Air Hangat Timur
Rabu
8
Hiang
Sitinjau Laut
Kamis
9
Sanggaran Agung
danau Kerinci
Rabu
10
Jujun
Keliling Danau
Selasa
11
Temiai
Batang Merangin
Kamis
12
Batang Merangin
Batang Merangin
Rabu
13
Muara Imat
Batang Merangin
Minggu
Sumber : Dinas Perindag dan ESDM Kabupaten Kerinci tahun 2012
3
Gambar 1.1. Persebaran Pasar Kabupaten Kerinci Sumber : Bappeda 2012 4
1.2. Rumusan Masalah Kabupaten Kerinci dalam perkembangannya terdapat
adanya indikasi
ketimpangan, dimana wilayah bagian utara cenderung lebih maju bila dibandingkan dengan wilayah selatan. Kondisi tersebut ikut mempengaruhi kemajuan pasar tradisional di Kabupaten Kerinci. Pasar tradisional yang berada pada bagian utara cenderung lebih maju dan pasar yang berada pada bagian selatan cenderung kurang maju. 1.3. Pertanyaan Penelitian Dari uraian diatas terdapat beberapa pertanyaan : 1. Seperti apa kemajuan pasar tradisional yang ada di Kabupaten Kerinci? 2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kemajuan pasar tradisional di Kabupaten Kerinci?
1.4. Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian diatas, maka tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan Pasar Tradisional di Kabupaten Kerinci, dengan rincian sebagai berikut : 1. Mengetahui Kondisi dan sebaran pasar tradisional di kabupaten kerinci. Melihat secara umum kondisi seluruh pasar tradisional di Kabupaten Kerinci yang dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci. 2. Mengkaji kemajuan pasar tradisional di Kabupaten Kerinci.
5
Membandingkan kemajuan pasar wilayah utara dan selatan berdasarkan kondisi terkini pasar. 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan pasar tradisional di kabupaten Kerinci. Melihat faktor-faktor apa saja yang menjadi faktor dominan yang mempengaruhi perbedaan kemajuan pasar wilayah utara dan selatan.
1.5. Manfaat Penelitian 1.5.1. Manfaat Teoritis Penelitian ini berguna dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, terutama menyangkut ilmu perencanaan kota dan daerah yang berkaitan dengan pasar tradisional. 1.5.2. Manfaat Praktis 1. Sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Kabupaten Kerinci dalam pengembangan ekonomi kerakyatan dengan mengoptimalkan peran pasar tradisional. 2. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pasar tradisional dan penciptaan lapangan kerja (terutama pada sektor informal).
6
3. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang Pasar Tradisional Balai Semurup, Pasar Baru Siulak, Pasar Jujun dan Balai Sanggaran Agung serta penciptaan lapangan kerja. 1.6. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup pada pasar tradisional dalam Kabupaten Kerinci dengan melihat kemajuan atau tidak majunya pasar tradisonal serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara keseluruhan dalam Kabupaten Kerinci terdapat 13 (tiga belas) pasar Tradisional yang dikelola oleh pemerintah, dalam penelitian ini pasar yang dijadikan objek penelitian adalah : 1. Pasar Baru Siulak 2. Pasar Semurup 3. Pasar Sanggaran Agung 4. Pasar Jujun 1.7. Penelitian Sebelumnya Tabel 1.2. Penelitian Sebelumnya Peneliti Dwi Ananta Devi
Tahun
Judul Penelitian
2005
Kajian terhadap pemanfaatan ruang di Pasar Tradisional Bulu Semarang
Tujuan Penelitian Memperoleh gambaran tentang kondisi Pasar Tradisional Bulu dan faktor-faktor yang mempengaruhi
Daerah Penelitian Semarang
7
Peneliti
Tahun
Judul Penelitian
Tujuan Penelitian
Daerah Penelitian
pemanfaatan ruang Victor m. Manekkiik
2006
Kajian faktor-faktor yang mempengaruhi tidak optimalnya fungsi Pasar Tradisional Lolowa dan Pasar Tradisional Fatu Benao Kecamatan Kota Atambua-Kabupaten Belu
Mencari faktorfaktor penyebab tidak optimalnya fungsi pasar
Kecamatan Kota Atambua
Farya D Putra
2012
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan pasar tradisional di Kabupaten Kerinci
Memperoleh gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemajuan pasar tradisional
Kabupaten Kerinci
8