BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Perkembangan
ekonomi
diikuti
dengan
berkembangnya
sistem
pembayaran. Evolusi sistem pembayaran berawal dari sistem barter. Dahulu, sistem pembayaran untuk memenuhi kebutuhan dilakukan dengan saling tukarmenukar barang disebut barter.Barter merupakan sistem perkenomian yang paling sederhana dilakukan oleh komoditas barang tertentu yang mempresentasikan suatu nilai. Pendapatan meningkat dan barang yang dikonsumsi akan lebih banyak karena muncul spesialisasi tenaga kerja dalam perekonomian. Bila terdapat spesialisasi tenaga kerja, perekonomian akan lebih maju, karena spesialisasi mengarah pada kebutuhan akan adanya perdagangan.Masing-masing anggota masyarakat tidak menghasilkan semua atau sebagian besar dari kebutuhan. Itulah sebabnya mereka harus mencarinya melalui perdagangan. Dalam keadaan seperti ini sistem barter menjadi lebih sulit. Hal ini uang komoditas memfasilitasi spesialisasi dan perdagangan. Uang komoditas adalah barang yang diterima secara umum sebagai alat tukar terdiri dari logam mulia merica, tembakau, kulit hewan dan garam. Uang komoditas tidak perlu ada dua keinginan yang saling timbal balik sebagai dasar terjadinya transaksi. Kelemahan uang komoditas yaitu tidak berlaku secara universal, diterima sebagai alat tukar secara lokal, tidak memiliki nilai yang
1
stabil,tidak dapat dibagi sesuai dengan kebutuhan dan terdapat banyak jenis uang komoditas yang besar,berat atau tidak nyaman untuk dibawa. Kelemahan uang komoditas tersebut adalah sistem pembayaran berevolusi. Uang kertas dan logam menggantikan uang yang terbuat dari logam mulia. Secara historis, kebanyakan negara menggunakan standar emas. Kelemahan utama uang kertas dan logam antara lain mudah dicuri dan cukup berat untuk dibawa dalam jumlah besar. Mengatasi kelemahan utama uang kertas dan logam maka digunakanlah cek dalam sistem pembayaran. Cek adalah perintah dari seseorang ke bank tempat dia memiliki rekening untuk mengirimkan uang dari rekeningnya ke rekening orang lain ketika orang tersebut menyetorkan cek yang diterimanya. Kesulitan dalam menggunakan cek adalah kita tidak dapat melakukan pembayaran dengan yang cepat dilokasi yang berbeda dan biaya administrasinya mahal. Kesulitan ini diatasi dengan perkembangan teknologi komunikasi. Bank swasta, bank negeri milik negara maupun bank milik pemerintah
daerah
kemudian
mengeluarkan
Alat
Pembayaran
dengan
Menggunakan Kartu (APMK) untuk lebih mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. APMK adalah alat pembayaran yang berupa kartu kredit, kartu Automated Teller Machine (ATM) dan atau kartu debet. Pemegang kartu adalah pengguna yang sah dari APMK. Jumlah APMK yang beredar adalah jumlah APMK yang meliputi kartu kredit, kartu ATM dan atau kartu debet yang beredar di masyarakat pada periode tertentu.
2
Kartu
ATM
diatur
dalam
PBI
Nomor
11/11/PI/2009
tentang
penyelenggaraan kegiatan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). ATM (Authomatic Teller Machine/Anjungan Tunai Mandiri) merupakan salah satu hasil perkembangan dalam dunia teknologi komunikasi. Saat muncul pertama kali, ATM begitu menyilaukan kalangan perbankan. Namun, Semua bank besar berlomba-lomba berinvestasi menyediakan ATM sebagai bentuk layanan terhadap nasabah. Meskipun teknologi dan standar ATM masih di standarkan tetapi gambaran jelas tentang arsitektur pendekatan secara desain dan servis. ATM adalah salah satu model perilaku pemanfaatan teknologi informasi yang merupakan mesin teller otomatis untuk melakukan berbagai transaksi seperti pengambilan uang secara tunai, transfer uang ke berbagai macam bank, pembayaran berbagai macam rekening dan untuk pembelian. Mesin ATM merupakan mesin otomatis yang mempunyai kemampuan teknologi dalam memfasilitasi transaksi, layanan tanpa bertatap muka dengan teller/customer service pada perusahaan (bank). Kartu ATM mempunyai nama lain yakni debit card atau kartu debit. Kartu ATM/debit card dapat digunakan sebagai alat pembayaran secara tunai yang melalui mesin gesek. Sistem keamanan diseluruh ATM menggunakan standar pengamanan best practice oleh perbankan. Mesin ATM juga dilengkapi kamera CCTV. Bahkan terdapat tim monitoring yang selalu memantau fungsi mesin ATM. Tim ini bertugas selama 24 jam. Tim tersebut dapat memantau jika terjadi gangguan pada mesin ATM melalui layar monitor maupun pasokan uang maupun kertas print untuk bukti penarikan.
3
Berdasarkan data statistika Bank Indonesia yang menunjukan jumlah bank baik Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, Bank Pemerintah Daerah, Bank Campuran, dan Bank Asing dari 122 bank pada tahun 2010 turun menjadi 120 bank pada tahun 2011 kemudian jumlah bank pada tahun 2011 dan 2012 itu tetap sama tidak terdapat peningkatan ataupun penurunan yaitu menjadi 120 bank. Jumlah Bank Umum Konvensional pada tahun 2010 adalah 111 sedangkan pada tahun 2011 mengalami penurunan yaitu menjadi 109 bank kemudian pada tahun 2011 dan 2012 jumlah bank tetap sama yaitu 109 bank. Jumlah Bank Umum Syariah dari tahun 2010 sampai dengan 2012 tidak mengalami kenaikan ataupun penurunan yaitu dengan jumlah 11 bank. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Bank di Indonesia Tahun 2010-2012 Kelompok Bank
2010 2011 2012
Bank Persero
4
4
4
Bank Umum Swasta Nasional (BUSN)-Devisa
36
36
36
Bank Umum Swasta Nasional (BUSN)-Non Devisa
31
30
30
Bank Pemerintah Daerah (BPD)
26
26
26
Bank Campuran
15
14
14
Bank Asing
10
10
10
Jumlah Bank
122
120
120
Jumlah Bank Umum Konvensional
111
109
109
Jumlah Bank Umum Syariah
11
11
11
Sumber: Bank Indonesia Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Bank di Indonesia Tahun 2010-2012
4
Berikut ini adalah total keseluruhan kartu ATM /Debet yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2011-2012: Gambar 1.1 Total Kartu ATM/Debet Total kartu ATM/Debet tahun 2011 adalah 63,39 juta kartu.
Total kartu ATM/Debet tahun 2012 adalah 77,5 juta kartu.
Meningkat 21,15% Sumber: Bank Indonesia Gambar 1.1 Total Kartu ATM/Debet
Total kartu ATM/Debet adalah jumlah kartu ATM yang beredar di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 63,39 juta kartu dan pada tahun 2012 total kartu ATM/Debet yang beredar mencapai 77,5 juta kartu. Jumlah kartu ATM/Debet yang beredar dari tahun 2011-2012 mengalami peningkatan sebanyak 21,15%. Selain dari jumlah kartu ATM/Debet yang beredar tersebut terdapat sebanyak 73,22 juta kartu (94,17%) adalah kartu ATM/Debet yang dapat berfungsi sebagai merchant atau kartu yang dapat digunakan untuk berbelanja. Berikut ini adalah nilai transaksi pengunaan kartu ATM dan ATM/Debet yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2011-2012:
5
Gambar 1.2 Nilai Transaksi Penggunaan kartu ATM dan ATM/Debet Transaksi tahun 2012 adalah Rp3,07 ribu triliun.
Transaksi tahun 2011 adalah Rp2,48 ribu triliun.
Meningkat 23,74% Sumber: Bank Indonesia Gambar 2.2 Nilai Transaksi Penggunaan kartu ATM dan ATM/Debet
Peningkatan total kartu ATM dan ATM/Debet yang beredar tersebut, mendorong peningkatan aktivitas transaksi dalam menggunakan kartu ATM dan ATM/Debet. Pada tahun 2011, nilai transaksi menggunakan kartu ATM dan ATM/Debet mencapai Rp2,48ribu triliun. Kemudian pada tahun 2012 nilai transaksi menggunakan kartu ATM dan ATM/Debet mencapai Rp3,07 ribu triliun. Jumlah nilai transaksi kartu ATM dan ATM/Debet pada tahun 2011-2012 mengalami peningkatan sebesar 23,74%. Berikut ini adalah volume transaksi pengunaan kartu ATM dan ATM/Debet yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada tahun 2011-2012: Gambar 1.3 Volume Transaksi Penggunaan Kartu ATM dan ATM/Debet Volume transaksi tahun 2011 adalah 2,26 miliar
Volume transaksi tahun 2012 adalah 2,82 miliar
Meningkat 24,83% Sumber: Bank Indonesia Gambar 3.3 Volume Transaksi Penggunaan Kartu ATM dan ATM/Debet
Volume transaksi kartu ATM adalah jumlah transaksi penarikan tunai yang dilakukan dengan menggunakan kartu ATM pada periode tertentu. Total 6
volume transaksi penggunaan kartu ATM dan ATM/Debet pada tahun 2011 mencapai 2,26 miliar transaksi. Kemudian, pada tahun 2012 volume transaksi penggunaan kartu ATM dan ATM/Debet pada tahun 2012 mencapai 2,82 miliar transaksi. Total volume transaksi penggunaan kartu ATM dan ATM/Debet pada tahun 2011-2012 mengalami peningkatan sebesar 24,83%. Demikian rata-rata harian transaksi yang menggunakan kartu ATM dan ATM/Debet pada tahun 2012 mencapai Rp8,37 triliun dengan volume sebesar 7,72 juta transaksi. Terdapat 102 bank yang bertindak sebagai penerbit kartu ATM dan ATM/Debet yang terdiri atas 59 Bank Umum, 8 Bank Syariah, 26 Bank Pembangunan Daerah dan 9 Bank Perkreditan Rakyat. Pengguna kartu ATM sebagai alat transaksi pembayaran dan tarik tunai terdiri dari berbagai kalangan yang dilihat dari umur baik muda, dewasa maupun tua contohnya mahasiswa, ibu-ibu PKK, dan pensiunan. Pada umumnya dikalangan mahasiswa Departement Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi UGM didukung dengan mahasiswa tersebut yang pada awal masuk kuliah sudah diwajibkan untuk memiliki KTM (Kartu Tanda Mahasiwa) yang digunakan sebagai tanda pengenal dan di dalam KTM tersebut terdapat kerjasama dengan bank BTN (Bank Tabungan Negara). KTM tersebut juga berfungsi sebagai kartu Debet/ATM yang dapat digunakan sebagai alat untuk transaksi pembayaran SPP dan BOP mahasiswa setiap semesternya yang dibayarkan dengan transfer melalui mesin ATM menggunakan kartu KTM tersebut dan kartu KTM tersebut juga dapat digunakan untuk menabung ataupun melakukan transaksi penarikan uang melalui mesin
7
ATM untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa.Tetapi dengan syarat utama mahasiswa diwajibkan untuk melakukan registrasi ke Bank BTN agar Kartu Debet/ATM tersebut dapat diaktifikasikan. Namun, selain dari faktor diatas peningkatan penggunaan ATM dipengaruhi oleh beberapa faktor : a) Faktor keamanan yang menganggap bahwa membawa uang berlebihan dapat menimbulkan kriminalitas. b) Faktor teknologi yang membuat mesin ATM terdapat dimana-mana. c) Pengoperasian atau penggunaan mesin ATM yang mudah dapat digunakan oleh berbagai kalangan dan umur. Namun, selain dari manfaat dalam menggunakan mesin ATM disisi lain juga terdapat permasalahan atau kendala yang muncul pada penggunaan mesin ATM tersebut. Permasalahan atau kendala akan muncul ketika mesin tersebut tidak dapat beroperasi seperti biasa disebabkan karena persediaan uang dalam mesin ATM sudah habis, kerusakan mesin atau terputusnya komunikasi antara mesin ATM dengan server induk bank dan tidak dapat keluarnya kartu ATM yang disebabkan oleh kerusakan sistem mesin ATM.
8
1.2
Rumusan Masalah
Uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dibahas adalah : 1. Bagaimana pengaruh persepsi manfaat yang didapat dalam penggunaan kartu ATM, terhadap perilaku konsumtif mahasiswa dalam penggunaan kartu ATM pada mahasiswa Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada? 2. Bagaimana pengaruh persepsi kendala yang dihadapi dalam penggunaan kartu ATM, terhadap perilaku konsumtif mahasiswa dalam penggunaan kartu ATM pada mahasiswa Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada?
1.3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan ini yaitu untuk mengetahui: 1. Pengaruh persepsi manfaat yang didapat dalam penggunaan kartu ATM terhadap perilaku konsumtif mahasiswa dalam penggunaan kartu ATM pada mahasiswa Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. 2. Pengaruh persepsi kendala yang dihadapi dalam penggunaan kartu ATM terhadap perilaku konsumtif mahasiswa dalam penggunaan kartu ATM pada mahasiswa Departemen Ekonomika dan Bisnis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada.
9
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1.
Bagi Pihak Lain Analisa yang dilakukan dapat membantu untuk mengetahui bagaimana
penggunaan kartu ATM terhadap perilaku konsumtif di kalangan mahasiswa. 2.
Bagi Peneliti Memberikan pengalaman kepada peneliti untuk menerapkan dan
memperluas wawasan penerapan teori dan pengetahuan yang telah diterima melalui kuesioner penelitian ini.
1.5
Kerangka Pikiran Gambar 1.4 Kerangka Pikiran Kartu ATM
Kendala penggunaan kartu ATM.
Pemanfaatan atau penggunaan kartu ATM Perilaku mahasiswa dalam menggunakan kartu ATM
Sumber: Tinjauan Teori dan Kajian Empiris Gambar 4.4 Kerangka Pikiran
Kartu ATM diterbitkan oleh suatu bank atau lembaga selain bank yang menerbitkan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK). Bank atau lembaga selain bank melakukan kerjasama dengan pedagang yang dapat memproses data APMK yang diterbitkan oleh pihak lain. Manfaat dari kartu ATM dapat
10
membantu masyarakat terutama mahasiswa dalam melakukan transaksi berupa tarik tunai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sebagai alat pembayaran. Berbagai macam manfaat yang dapat dilakukan dengan menggunakan kartu ATM juga terdapat berbagai kendala atau masalah yang akan timbul pada saat melakukan transaksi dengan menggunakan kartu ATM. Namun, dari berbagai macam manfaat dan kendala atau masalah yang akan muncul ketika menggunakan kartu ATM tersebut akan berdampak pada bagaimana perilaku mahasiswa dalam menggunakan kartu ATM.
11