BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan III-2011 diwarnai oleh net inflow dan kenaikan persediaan uang layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami peningkatan. Meningkatnya volume transaksi dalam sistem pembayaran tersebut diperkirakan akibat dari adanya Ramadhan dan Hari Raya Lebaran pada periode laporan. 5.1 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN TUNAI 5.1.1 ALIRAN UANG KARTAL (INFLOW/OUTFLOW) Kegiatan kas titipan di Gorontalo sepanjang triwulan III-2011 mengalami net inflow sebesar Rp213,76 miliar. Aliran uang kartal yang masuk ke dalam khasanah kas titipan lebih tinggi dibandingkan dengan aliran uang kartal yang keluar dari khasanah kas titipan.
Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo
Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan
Kondisi net inflow pada triwulan laporan didominasi pada bulan September yang mencapai Rp238,43 miliar. Sementara itu, dua bulan sebelumnya seluruhnya mengalami net outflow yaitu pada bulan Juli sebesar Rp3,50 miliar dan Agustus sebesar Rp21,17 miliar. Net outflow yang terjadi pada bulan Juli dan dan Agustus merupakan cerminan dari kebutuhan masyarakat terhadap uang kartal untuk kebutuhan periode Ramadhan dan Hari Raya Lebaran. Sementara itu, net inflow yang terjadi pada bulan September merupakan arus balik dari uang kartal di tangan masyarakat yang kembali kepada kas titipan.
5.1.2 PENYEDIAAN UANG KARTAL LAYAK EDAR Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan Gorontalo pada akhir triwulan III2011 sebesar Rp128,44 miliar lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp80,39 miliar. Adapun rincian uang layak edar dimaksud sebesar Rp128,42 miliar untuk uang kertas dan Rp27 juta untuk uang logam. Meningkatnya uang layak edar yang tersedia BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
47
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
di kas titipan merupakan cerminan dari banyaknya permintaan masyarakat terhadap uang untuk kebutuhan Ramadhan dan Lebaran yang terjadi pada triwulan laporan. Sementara itu, uang lusuh yang terdapat pada kas titipan pada triwulan laporan sebesar Rp24,70 miliar. Pecahan uang kertas sebesar Rp2000,- merupakan pecahan yang memiliki tingkat kelusuhan tertinggi yaitu sebanyak 650.000 lembar, kemudian diikuti oleh pecahan uang kertas sebesar Rp1000,- yang memiliki tingkat kelusuhan sebanyak 400.000 lembar, dan pecahan uang kertas sebesar Rp5000,- yang memiliki tingkat kelusuhan sebanyak 460.000 lembar. Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (Dalam Rp.ribu) Jenis Pecahan (Rp) Uang Kertas 100,000 50,000 20,000 10,000 5,000 2,000 1,000 Total Uang Logam 500 100 50 Total TOTAL UANG
Tw. I 2011 Jumlah (ribu) Layak edar Lusuh 39,300,000 4,000,000 43,300,000 39,300,000 5,000,000 44,300,000 9,320,000 460,000 9,780,000 5,220,000 250,000 5,470,000 4,880,000 175,000 5,055,000 1,002,000 1,000,000 2,002,000 66,000 130,000 196,000 99,088,000 11,015,000 110,103,000 63,000 63,000 1,000 1,000 64,000 64,000 99,152,000 11,015,000 110,167,000
Tw. II 2011 Tw. III 2011 Jumlah (ribu) Jumlah (ribu) Layak edar Lusuh Layak edar Lusuh 33,900,000 2,000,000 35,900,000 60,400,000 7,500,000 67,900,000 31,800,000 5,000,000 36,800,000 51,900,000 7,000,000 58,900,000 9,280,000 2,100,000 11,380,000 4,500,000 4,200,000 8,700,000 2,900,000 3,200,000 6,100,000 5,400,000 2,000,000 7,400,000 1,250,000 2,400,000 3,650,000 2,880,000 2,300,000 5,180,000 1,238,000 1,000,000 2,238,000 3,320,000 1,300,000 4,620,000 20,000 590,000 610,000 16,000 400,000 416,000 80,388,000 16,290,000 96,678,000 128,416,000 24,700,000 153,116,000 112,500 112,500 25,000 25,000 2,000 2,000 2,000 2,000 2,000 112,500 114,500 27,000 27,000 80,390,000 16,402,500 96,792,500 128,443,000 24,700,000 153,143,000
Sumber : Bank Indonesia
5.1.3 UANG PALSU
Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo Periode Jan-Sept 2011 Pecahan / Tahun Emisi Gorontalo Manado 100.000 / 2004 100.000 / 1999 50.000 / 2005 50.000 / 1999 50.000 / 1993 20.000 / 2004 10.000 / 2005 5.000 / 2001
0 0 0 0 0 0 0 0
103 1 71 1 4 21 24 0
Jumlah
0
225
Sumber: Bank Indonesia
Hingga triwulan-III 2011, belum teridentifikasi temuan uang palsu di Kas Titipan Provinsi Gorontalo. Namun, di Manado sudah ditemukan uang palsu sebanyak 225 lembar. Hasil konfirmasi dari Perbankan Gorontalo terdapat beberapa temuan uang palsu di Gorontalo. Namun, perbankan di Gorontalo melaporkan temuan tersebut kepada kantor regional masing-masing di Manado. Sehingga, diperkirakan uang palsu yang ditemukan di Gorontalo tercatat dan tergabung dengan uang palsu yang ada di Manado.
48
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
5.2 PERKEMBANGAN TRANSAKSI PEMBAYARAN NON TUNAI 5.2.1 KLIRING NON BI DI GORONTALO Jumlah nominal perputaran warkat kliring non BI di Gorontalo pada triwulan laporan sebesar Rp436,89 miliar dengan pertumbuhan sebesar 20,48% (q.t.q) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,08% (q.t.q). Adapun jumlah warkat sebanyak 16.885 lembar dengan pertumbuhan sebesar 0.30% (q.t.q). Sementara itu, rata-rata harian nominal kliring Non BI di Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar Rp7,17 miliar atau tumbuh 18,65% (q.t.q). Sedangkan rata-rata harian jumlah warkat sebanyak 277 lembar atau terkontraksi sebesar 1,31% (q.t.q).
Sumber: Bank Indonesia Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo
Grafik 5.4 Rata-Rata Perputaran Kliring Per Hari
Rata-rata rasio jumlah nominal Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan nominal warkat yang dikliringkan pada triwulan III-2011 tercatat sebesar 1,02% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,72%. Sementara itu, rata-rata rasio warkat Cek/BG kosong per hari terhadap total keseluruhan warkat yang dikliringkan pada triwulan laporan tercatat sebesar 1,08% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,69%.
Sumber : Bank Indonesia Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010
49
BAB 5 SISTEM PEMBAYARAN
5.2.2 REAL TIME GROSS SETTLEMENT (RTGS) Perkembangan penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke Gorontalo) selama triwulan III-2011 secara nominal sebesar Rp648 miliar atau tumbuh secara triwulanan sebesar 24,46% (q.t.q) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,34% (q.t.q). Sementara itu, secara volume penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan selama triwulan III-2011 tercatat sebanyak 1.565 transaksi atau mengalami pertumbuhan secara triwulanan sebesar 11,98% (q.t.q). Peningkatan perkembangan transaksi RTGS diperkirakan karena pergerakan aktivitas ekonomi pada triwulan laporan lebih cepat dibandingkan triwulan sebelumnya. Maraknya aktivitas ekonomi terutama didorong oleh adanya bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada triwulan III2011. Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo
Bulan Juli Agustus September Rata-rata tw III-10 Pertumbuhan (qtq) Oktober November Desember Rata-rata tw IV-10 Pertumbuhan (qtq) Januari Februari Maret Rata-rata tw I-11 Pertumbuhan (qtq) April Mei Juni Rata-rata tw II-11 Pertumbuhan (qtq) Juli Agustus September Rata-rata tw III-11 Pertumbuhan (qtq)
FROM TO FROM + TO Nilai Nilai Nilai Volume Volume Volume (Miliar Rp) (Miliar Rp) (Miliar Rp) 216 636 402 630 618 1266 210 758 402 771 612 1529 160 720 371 755 531 1475 195 705 392 719 587 1423 17.97% 40.93% 38.76% 56.69% 31.08% 48.47% 200 742 392 744 591 1486 204 789 353 802 557 1591 280 1196 516 1182 796 2378 228 909 420 909 648 1818 16.89% 29.00% 7.22% 26.53% 10.43% 27.75% 155 574 360 474 515 1048 166 490 268 470 434 960 175 701 373 703 548 1404 165 588 334 549 499 1137 -27.42% -35.28% -20.54% -39.63% -22.96% -37.45% 196 725 267 611 464 1336 165 715 353 635 518 1350 216 796 365 710 581 1506 192 745 328 652 521 1397 16.26% 26.69% -1.57% 18.76% 4.34% 22.86% 241 874 440 801 681 1675 228 899 517 785 745 1684 192 772 327 563 519 1335 220 848 428 716 648 1565 14.54% 13.82% 30.27% 9.87% 24.46% 11.98%
Sumber : Bank Indonesia
50
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2010| BANK INDONESIA
BAB 6 KESEJAHTERAAN
BAB 6 : KESEJAHTERAAN Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tahun 2011 menunjukkan penurunan dari 23,19% pada tahun 2010 menjadi 18,75% pada tahun 2011. Demikian pula dengan jumlah pengangguran terbuka dari 5,16 persen pada Agustus 2010 menjadi 4,26 persen pada Agustus 2011.
Angka tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa secara umum
kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo menunjukkan perbaikan. 6.1. PENGANGGURAN Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo pada bulan Agustus 2011 tercatat sebanyak 465.027 jiwa atau meningkat dibanding angkatan kerja pada periode Agustus 2010 yang tercatat hanya 456.499 jiwa. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya jumlah penduduk yang bekerja dimana pada Agustus 2011 mencapai 445.210 atau naik 2,84% dibanding posisi Agustus 2010 yang tercatat sebanyak 432.926 jiwa. Satu hal yang positif adalah bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Gorontalo mengalami penurunan dimana pada bulan Agustus 2011 tercatat sebanyak 4,26%, menurun dibandingkan TPT posisi Agustus 2010 yang tercatat 5,16%. Sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami penurunan dari 64,42% menjadi 64,12% yang mungkin dipengaruhi oleh peningkatan jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja yang lebih tinggi (3,15%) dibandingkan pertumbuhan angkatan kerja (2,84%) dan pertumbuhan jumlah penduduk (1,26%).
Tabel 6.1. Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011
51
BAB 6 KESEJAHTERAAN
Jika dilihat berdasarkan lapangan usaha penduduk yang bekerja, sektor pertanian nampaknya masih menjadi lapangan usaha sebagian besar penduduk Provinsi Gorontalo yaitu 158.973 orang (Agustus 2011) atau 35,71 % dari total penduduk yang bekerja. Namun jumlah tersebut menurun 10,17% jika dibandingkan dengan Agustus 2010. Hal tersebut seiring dengan penurunan kinerja sektor pertanian selama triwulan III-2011. Sektor lainnya dengan pangsa pasar jumlah tenaga kerja yang cukup besar adalah sektor jasa kemasyarakatan yaitu 91.393 jiwa atau sebesar 20,53% dari total tenaga kerja. Tenaga kerja sektor ini tumbuh sebesar 12,38% dibandingkan bulan Agustus 2010. Sementara sektor perdagangan meskipun pangsanya terhadap penyerapan tenaga kerja cukup tinggi (14,79%) namun pertumbuhannya relatif menurun dibandingkan posisi Agustus 2010 yaitu sebesar -7,57%. Tabel 6.2. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama
Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Gorontalo
6.2. KEMISKINAN Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo hingga maret 2011 tercatat sebanyak 198.270 jiwa (18,75% dari jumlah penduduk), mengalami penurunan dibandingkan posisi Maret 2010 yang tercatat sebanyak 209.886 jiwa (23,19% dari jumlah penduduk) atau mengalami penurunan sebesar 4,44%. Sementara itu garis kemiskinan di Provinsi Gorontalo pada bulan Maret 2011 sebesar Rp187.215 per kapita per bulan atau mengalami kenaikan sebesar Rp15.844 perkapita per bulan dibandingkan dengan bulan Maret 2010 yang tercatat sebesar Rp171.371 perkapita per bulan.
52
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA
BAB 6 KESEJAHTERAAN Tabel 6.3. Persentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%)
Tahun
Jumlah Penduduk Miskin (jiwa)
Persentase Penduduk Miskin (%)
2010
209,886
23,19
2011
198,270
18,75
Perubahan
(11,616)
(4.44) Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas
Jika dilihat berdasarkan sebarannya di tahun 2011, persentase penduduk miskin di provinsi Gorontalo terbesar berada di wilayah pedesaaan. Persentase penduduk miskin yang berada di pedesaan adalah sebesar 90,27% sementara di perkotaan sebesar 9,73% Untuk mengatasi permasalahan kemiskinan diperlukan manajemen sumber daya lokal, penerimaan fiskal yang berpihak pada masyarakat miskin, dan juga alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan yang proporsional dan berkeadilan.
6.3. RASIO GINI Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Kondisi ini menunjukkan kesenjangan pendapatan antara lapisan penduduk semakin meningkat. Namun demikian berdasarkan strukturnya, persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk berpenghasilan tertinggi menjadi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%. Fenomena yang menarik adalah terjadinya shifting dari sebagian penduduk di kelompok 40% menengah ke 40% ke bawah dan 20% teratas. Tabel 6.4. Rasio Gini Provinsi Gorontalo
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo, Sakernas
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011
53
BAB 6 KESEJAHTERAAN
6.4. IPM (INDEX PEMBANGUNAN MANUSIA) Index Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo sampai tahun 2007 adalah sebesar 68,98 meningkat 0,97 point dari IPM 2006 yang sebesar 68,01. Peningkatan ini ditopang oleh kenaikan angka harapan hidup dari 65,60 tahun menjadi 66,19 tahun, kenaikan rata-rata lama sekolah menjadi 6,91 tahun dan kenaikan rata-rata pengeluaran riil dari Rp608,65 ribu menjadi Rp615,94 ribu. Kenaikan upah minimum provinsi menjadi salah satu pemicu peningkatan yang terjadi pada pengeluaran riil. Tabel 6.5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
Terdapat perbedaan angka IPM di provinsi, kota dan kabupaten di Gorontalo, hal ini disebabkan oleh adanya ketidakmerataan pertumbuhan ekonomi, layanan pendidikan, kesehatan dan ketersediaan infrastruktur yang terjadi sejak pemekaran wilayah. Pada tahun 2006 IPM tertinggi di Kota Gorontalo sebesar 71,64 lebih tinggi dibandingkan IPM Nasional, sedangkan IPM terendah di Kabupaten Boalemo sebesar 67,24. Tabel 6.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kabupaten/Kota Tahun 2006-2007
Sumber : BPS Provinsi Gorontalo
Sementara itu arah pembangunan Gorontalo ke depan memfokuskan pada pembangunan 15 kecamatan ber-IPM terendah dengan menyentuh tiga aspek yakni pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Adapun 15 kecamatan ber-IPM terendah antara lain : Kec. Motilango, Pulubala, Telaga Biru, Boliyohuto, Tibawa, Wonosari, Botumoito, Pohuwato, Patilanggio, Taluditi, Paguat, Tapa, Atinggola, Tolinggula, Anggrek dan Kwandang 54
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN III-2011| BANK INDONESIA
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI Perekonomian Gorontalo pada triwulan IV-2011 diperkirakan lebih baik dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2010. Kegiatan Pemilukada diperkirakan mampu mendorong perekonomian tumbuh lebih baik. Perkembangan inflasi pada triwulan IV-2011 diperkirakan akan sedikit meningkat, dengan kisaran 4,25 ± 1% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya seiring dengan perkiraan peningkatan harga komoditas utama pemicu inflasi Gorontalo seperti beras, rica dan minyak goreng. Sementara itu kinerja perbankan diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi regional triwulan IV-2011 yang diperkirakan membaik. 7.1 OUTLOOK MAKROEKONOMI REGIONAL
Grafik 7.1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo Triwulan III-2011
Perekonomian Gorontalo triwulan IV-2011 diperkirakan tumbuh pada kisaran 7,3 – 7,8% (y.o.y). Kegiatan Pemilukada Gubernur Gorontalo diperkirakan memberikan dorongan bagi kegiatan konsumsi pemerintah dan masyarakat. Pemerintah daerah menganggarkan biaya sebesar Rp 53 Miliar untuk mendukung terlaksananya Pemilukada di Gorontalo. Dana tersebut belum termasuk dana kampanye yang dikeluarkan oleh masingmasing pasangan calon. Tabel 7.1 Rencana Pengeluaran Pemerintah Untuk Mendukung Pemilukada
Wilayah Provinsi Gorontalo Kab. Bone Bolango Kab. Gorontalo Kab. Gorontalo Utara Kab. Boalemo Kab. Pohuwato Kota Gorontalo Dana Putaran Kedua
Dana Pemilukada Pemerintah Rp 11.471.889.750 Rp 5.904.208.350 Rp 9.124.537.900 Rp 4.619.057.850 Rp 2.369.127.450 Rp 5.005.948.700 Rp 3.921.742.000 Rp 10.583.460.000
BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011
55
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
Disamping pelaksanaan Pemilukada Gubernur Gorontalo, kegiatan internasional pelaksanaan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke XXXI di kab. Bone Volango diperkirakan memberikan stimulan positif bagi perekonomian daerah. Kegiatan tersebut diperkirakan menelan anggaran penyelenggaraan sebesar Rp 35 Miliar yang bersumber dari APBD Rp 5 Miliar dan APBN Rp 30 Miliar. Dorongan konsumsi rumah tangga selama triwulan IV-2011 diperkirakan masih cukup baik. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia bulan Oktober 2011 mencatat bahwa Indeks Keyakinan Konsumen mencapai level optimis 125,56. Kondisi tersebut juga dikonfirmasi oleh Indeks Tendensi Konsumen yang dirilis BPS yang mencatat bahwa pada pada triwulan IV-2011, ITK mencapai 108,47 berada pada level optimis.
Grafik 7.2 Survei Konsumen Bank Indonesia
Grafik 7.3 Indeks Tendensi Konsumen BPS
Sementara itu disisi sektoral, dorongan pertumbuha ekonomi diperkirakan berasal dari sektor bangunan, PHR dan angkutan. Siklus percepatan realisasi proyek infrastuktur yang didanai anggaran APBD/N pada akhir tahun akan mendorong kinerja positif bagi perkembangan sektor bangunan. Akan tetapi kinerja sektor utama pertanian diperkirakan akan tumbuh melambat. Hal ini sesuai rilis ARAM III Produksi Pertanian BPS Prov. Gorontalo bahwa produksi jagung akan terkontraksi 1,34% (y.o.y) sementara produksi padi diperkirakan tumbuh melambat.
Tabel 7.2 ARAM III Pertanian Padi
56
Tabel 7.3 ARAM III Pertanian Jagung
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
7.2 OUTLOOK INFLASI
Sumber: Proyeksi Bank Indonesia Gorontalo Grafik 7.4 Proyeksi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo (%)
Inflasi Gorontalo pada triwulan III-2011 sebesar 3,27% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 8 ± 1% (y.o.y). Rendahnya realisasi inflasi triwulan III-2011 terutama disebabkan oleh faktor sebagai berikut:
Harga komoditas bahan makanan ternyata dalam kondisi stabil bahkan untuk beberapa komoditas tertentu mengalami penurunan harga.
Seiring
dengan
perkembangan
waktu,
kebijakan
kenaikan
harga
BBM
tidak
direalisasikan oleh pemerintah pada tahun 2011 sehingga tekanan administered price relatif minimal.
Pada periode Ramadhan tidak terjadi lonjakan inflasi yang signifikan karena meskipun harga komoditas sandang (pakaian, emas, dsb) cenderung mengalami kenaikan, namun harga komoditas bahan makanan utama seperti cabe dan bawang merah mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan harga komoditas cabe disebabkan karena permintaan cabe oleh Manado relatif minim ditengah peningkatan produksi karena cuaca yang mendukung (kemarau). Di sisi lain, penurunan harga komoditas bawang merah disebabkan karena kota Bima, Nusa Tenggara Barat sebagai daerah utama asal impor bawang merah sedang mengalami panen raya. Sementara itu, pada triwulan IV-2011 diperkirkan inflasi akan sedikit meningkat pada
kisaran 4,25 ± 1% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya. Hasil liason dengan para pedagang mengemukakan bahwa perkembangan harga-harga secara umum relatif stabil hingga akhir tahun, namun terdapat potensi kenaikan harga untuk beberapa BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN II-2011
57
BAB 7 OUTLOOK EKONOMI
komoditas. Harga beras dan cabe mulai meningkat terkait permintaan ekspor ke daerah lain khususnya Manado. Harga minyak goreng dari distributor mulai merangkak naik, menurut para pedagang jika terus terjadi kenaikan harga di tingkat distributor tidak menutup kemungkinan akan diikuti oleh kenaikan harga di tingkat pedagang. Indikasi tekanan inflasi dapat ditunjukkan oleh hasil survey ekspektasi harga jual oleh para produsen menunjukkan peningkatan.
Sumber: SKDU, Bank Indonesia Gorontalo Grafik 7.5 Ekspektasi Harga Jual
7.3 OUTLOOK PERBANKAN Kinerja perbankan pada triwulan IV-2011 diperkirakan akan mengalami peningkatan, salah satunya diperkirakan bersumber dari potensi meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat. Beberapa asumsi yang mendorong hal tersebut antara lain permintaan domestik akhir tahun, lebaran Idul Adha dan Pemilukada Gubernur Gorontalo.
Kondisi
tersebut diperkirakan akan memberikan peluang bagi peningkatan penyaluran kredit perbankan pada triwulan mendatang. Sementara itu, suku bunga perbankan gorontalo diperkirakan masih akan berada pada level stabil seiring dengan himbauan Bank Indonesia dan berbagai pihak kepada perbankan untuk mendukung perkembangan sektor riil yang telah direspons oleh beberapa bank melalui penurunan suku bunga kredit. Hasil Survei Kondisi Dunia Usaha (SKDU) mengkonfirmasi perbaikan prospek perbankan kedepan melalui ekspektasi usaha sektor keuangan kedepan yang mengalami peningkatan saldo bersih sebesar 20,00% dan saldo bersih tertimbang 0,15%.
58
KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2011| BANK INDONESIA
LAMPIRAN Makro Ekonomi Regional-Inflasi-Perbankan
1. MAKROEKONOMI REGIONAL Tabel 1.A PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO (dalam jutaan rupiah) Sisi Permintaan KOMPONEN Konsumsi Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
2010 I
Pembentukan Modal Tetap Bruto
2011 III
IV
I *)
II
III
784,798
841,110
907,059
982,791
949,178
982,500
1,034,419
519,781
546,905
579,341
615,389
629,851
648,494
688,844
7,397
7,752
7,934
7,835
8,043
8,357
8,797
257,619
286,453
319,784
359,568
311,284
325,649
336,778
264,461
266,381
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
II
228,749
244,263
262,782
286,939
259,373
(72,223)
(119,132)
(159,816)
(228,366)
(117,857)
Ekspor Barang dan Jasa
104,819
110,995
118,846
95,707
93,093
96,168
97,206
Impor Barang dan Jasa
344,759
352,582
368,958
405,606
423,380
429,265
463,459
701,383
724,653
759,912
731,465
760,407
780,125
802,780.04
III
IV
Perubahan Stok
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
(133,739) (131,766.66)
Sisi Penawaran SEKTOR 1. PERTANIAN
2010 I
II
202,910.92
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
211,788.25
2011 222,714.91
196,262.44
I
II
III
223,179.82
224,787.49
230,885.98
7,961.24
8,142.31
8,682.90
8,359.94
8,257.09
8,584.55
8,895.41
55,015.76
55,404.57
58,447.51
58,625.45
57,776.66
59,257.96
60,036.96
3,955.07
4,057.15
4,179.22
4,325.13
4,384.61
4,478.28
4,606.70
5. BANGUNAN
61,704.57
62,974.76
67,440.50
67,803.09
66,678.94
69,915.64
71,521.92
6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN
97,125.44
100,459.16
106,849.22
107,653.33
109,420.78
113,410.97
118,852.33
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
74,180.78
76,493.14
79,482.14
80,207.80
81,140.56
83,224.36
85,971.27
8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH.
60,803.88
62,593.54
65,824.82
66,410.89
66,363.76
68,321.45
70,417.46
137,724.96
142,740.17
146,291.19
141,895.20
143,204.96
148,143.80
151,592.01
701,382.61
724,653.05
759,912.40
731,543.26
760,407.19
780,124.51
802,780.04
9. JASA-JASA PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO
Tabel 1.B PERTUMBUHAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2000 UNTUK PROVINSI GORONTALO (dalam persen) Sisi Permintaan KOMPONEN
2010 I
Konsumsi
II
2011 III
IV
I
II
III
11.47
13.57
14.44
18.78
20.95
16.81
14.04
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
10.93
13.96
15.26
22.28
21.18
18.58
18.90
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba
12.07
13.97
8.41
7.55
8.73
7.81
10.86
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
12.54
12.82
13.14
13.48
20.83
13.68
5.31
1.30
5.36
6.26
7.43
13.39
8.27
1.37
5.50
46.43
63.33
15.33
63.18
12.26
(17.55)
Ekspor Barang dan Jasa
4.13
5.67
18.73
(7.64)
(11.19)
(13.36)
(18.21)
Impor Barang dan Jasa
9.47
9.85
14.13
22.70
22.80
21.75
25.61
PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN
8.38
7.33
5.71
9.25
8.42
7.65
5.64
Pembentukan Modal Tetap Bruto Perubahan Stok
Sisi Penawaran SEKTOR 1. PERTANIAN
2010 I
II
2011 III
IV
I
II
III
1.52
1.35
1.22
14.10
9.99
6.14
3.67
2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
20.65
13.07
7.52
3.20
3.72
5.43
2.45
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
11.05
10.33
6.96
7.23
5.02
6.96
2.72
7.72
9.15
5.63
8.79
10.86
10.38
10.23
19.25
12.84
8.86
7.26
8.06
11.02
6.05
9.02
9.79
10.59
11.35
12.66
12.89
11.23
11.81
9.17
9.10
9.52
9.38
8.80
8.16
8.36
9.50
9.08
8.88
9.14
9.15
6.98
10.92
9.34
4.18
3.84
3.98
3.79
3.62
8.38
7.33
5.71
9.26
8.42
7.65
5.64
4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 9. JASA-JASA PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
2. INFLASI Tabel 2.A PERKEMBANGAN INFLASI PROVINSI GORONTALO 2011
Kelompok / Sub kelompok
JAN
UMUM BAHAN MAKANAN Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya Daging dan Hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur, Susu dan Hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang - kacangan Buah - buahan Bumbu - bumbuan Lemak dan Minyak Bahan Makanan Lainnya MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU Makanan Jadi Minuman yang Tidak Beralkohol Tembakau dan Minuman Beralkohol PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BAHAN BAKAR Biaya Tempat Tinggal Bahan Bakar, Penerangan dan Air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumahtangga SANDANG Sandang Laki-laki Sandang Wanita Sandang Anak-anak Barang Pribadi dan Sandang Lain KESEHATAN Jasa Kesehatan Obat-obatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan Jasmani dan Kosmetika PENDIDIKAN, REKREASI, DAN OLAHRAGA Jasa Pendidikan Kursus-kursus/Pelatihan Perlengkapan/Peralatan Pendidikan Rekreasi Olahraga TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN Transpor Komunikasi dan Pengiriman Sarana dan Penunjang Transpor Jasa Keuangan
7.13 15.26 15.58 6.8 2.7 1.39 3.74 10.05 12.1 0.3 112.85 -2.62 4.37 6.1 1.05 3.56 11.69 3.13 3.95 3.04 1.56 0.1 3.37 3.76 0.09 2.57 9.01 3.36 0 6.92 17.1 1.65 0.42 -0.13 0 1.61 0.82 0 2.16 1.07 3.72 13.63 0
FEB
MAR
5.28 8.33 6.47 4.2 -3.94 1.48 3.59 18.12 13.41 -22.44 103.47 -5.58 4.78 5.56 1.07 0.72 11.69 4.44 6.23 3.04 1.01 0.1 3.84 4.07 0.42 2.93 10.21 3.28 0 6.04 17.1 1.85 1.11 -0.13 0 2.55 2.6 0 1.86 0.59 3.72 14.15 0
5.77 8.5 8.41 3.88 -1.17 2.46 5.21 0.86 16.27 -20.58 97.34 -4.95 4.78 8.32 2.36 2.08 16.31 4.21 5.37 3.04 1.34 2.31 4.14 4.07 0.31 3.72 11.24 2.22 0 0.24 17.1 2.2 1.18 -0.13 0 2.69 2.77 0 2.44 1.42 3.72 14.15 0
APR 6.17 8.7 9.65 4.7 1.91 9.76 3.76 14.74 16.02 -8.45 54.6 -1.89 4.78 8.71 2.35 4.09 16.31 4.74 5.99 3.04 2.36 2.95 5.86 5.21 2.46 3.79 14.83 2.53 0 0.22 17.1 2.84 1.28 -0.13 0 2.37 2.74 8.22 2.78 1.92 3.72 14.15 0
MEI
JUNI
6.69 11.38 12.76 6.20 15.66 13.71 3.09 4.39 13.01 -1.74 18.00 7.95 4.78 5.86 2.35 0.07 11.21 5.09 6.38 3.04 1.95 4.26 6.19 5.33 2.46 4.58 15.47 3.33 0.00 0.47 17.10 4.27 0.60 -0.13 0.00 -1.05 2.15 8.22 3.10 2.11 4.94 12.59 0.00
JULI
AUG
SEPT
7.11 12.04 13.18 6.68 9.00 8.67 5.74 -17.05 13.74 34.39 45.46 8.38 5.25 7.44 6.58 -0.16 11.21 5.05 6.27 3.10 2.29 4.23 5.12 4.76 2.07 4.72 10.98 3.43 0.00 0.47 17.10 4.46 0.60 -0.13 0.00 -1.05 2.15 8.22 3.36 2.45 4.94 13.17 0.00
6.91 12.49 11.18 9.84 17.55 15.70 8.17 7.91 15.50 22.80 5.01 8.93 4.29 4.65 6.37 -6.20 7.65 5.64 7.11 3.07 1.47 5.54 6.61 7.43 2.73 6.65 11.67 3.75 0.00 0.77 17.10 4.95 0.42 0.43 0.00 -1.65 0.87 9.75 2.34 2.28 3.11 2.13 0.00
3.92 1.74 -0.70 5.16 3.10 21.37 6.03 9.38 14.96 8.77 -15.27 7.40 7.05 4.37 6.20 -8.03 8.09 5.92 8.17 0.18 2.72 7.11 12.51 12.07 8.95 7.38 24.04 3.39 0.00 1.03 17.10 4.14 0.48 0.43 0.00 -1.65 0.87 12.82 2.94 3.56 1.94 1.13 0.00
3.27 -0.70 1.67 7.30 0.56 19.90 2.96 -11.79 14.66 -7.71 -14.33 7.84 7.05 4.82 8.18 -6.27 6.64 6.58 9.17 0.15 3.34 7.26 12.33 11.16 7.44 4.75 29.57 3.50 0.00 1.17 17.10 4.28 3.88 7.46 0.00 -2.54 0.93 12.82 1.38 1.68 0.80 0.97 0.00
Tabel 2.B DISAGREGASI INFLASI PROVINSI GORONTALO Total Inflasi Core Inflation Volatile Food Administered Price
JUNI 2.73% 3.41% 1.95% 2.39%
2010 SEPT 7.60% 3.40% 15.71% 5.30%
DES 7.43% 2.68% 16.30% 5.25%
Total Inflasi Core Inflation Volatile Food Administered Price
0.20% 0.23% 0.29% -0.02%
0.36% 0.03% 0.22% 1.24%
0.59% 0.19% 1.22% 0.46%
Disagregasi
2011
JAN FEB MAR 7.13% 5.28% 5.77% 2.79% 3.43% 3.53% 15.41% 8.40% 8.57% 4.90% 4.69% 6.52% Inflasi Bulanan (mtm) 0.10% -0.07% -0.01% 0.56% 0.55% 0.20% -0.32% -0.83% -1.56% -0.21% -0.20% 1.92%
APR 6.17% 4.23% 8.69% 6.75%
MEI 6.69% 4.27% 11.35% 5.30%
JUNI 7.11% 4.64% 12.07% 5.47%
JULI 6.91% 4.50% 12.46% 4.26%
AUG 3.92% 5.47% 1.55% 4.25%
SEPT 3.27% 6.44% -0.90% 2.96%
-0.50% 0.56% -2.49% 0.21%
0.92% 0.12% 2.68% 0.08%
0.60% 0.59% 0.94% 0.14%
1.26% 1.18% 2.00% 0.33%
0.84% 1.60% -0.15% 0.71%
-0.27% 0.95% -2.20% -0.01%
8 3.92% 1.74% 4.37% 5.92% 12.51% 3.39% 0.48% 2.94%
9 3.27% -0.70% 4.82% 6.58% 12.33% 3.50% 3.88% 1.38%
Tabel 2.C INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG
No
Inflasi Tahunan
Inflasi Umum 1 Bahan makanan 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar 4 Sandang 5 Kesehatan 6 Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Sumber : BPS Prov. Gorontalo
2010 9 7.60% 15.63% 7.87% 3.45% 3.05% 2.37% 0.41% 2.57%
10 5.90% 11.15% 7.06% 3.11% 3.39% 2.33% 0.51% 1.55%
11 5.93% 11.25% 6.87% 2.68% 3.71% 2.27% 0.51% 2.13%
2011 12 7.43% 16.20% 13.43% 12.53% 6.39% 2.32% 0.51% 2.53%
3 5.77% 8.50% 8.32% 4.21% 4.14% 2.22% 1.18% 2.44%
6 7.11% 12.04% 7.44% 5.05% 5.12% 3.43% 0.60% 3.36%
7 6.91% 12.49% 4.65% 5.64% 6.61% 3.75% 0.42% 2.34%
3. PERBANKAN Tabel 3.A PERKEMBANGAN BANK UMUM PROVINSI GORONTALO
Tabel 3.B PERKEMBANGAN BPR PROVINSI GORONTALO
Sumber : Bank Indonesia
DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN
Inflasi
Kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan bersifat persisten. Perubahan (laju) inflasi umumnya diukur dengan melihat perubahan harga pada sejumlah
barang
dan
jasa
yang
dikonsumsi
oleh
masyarakat, seperti tercermin pada perkembangan indeks harga konsumen (IHK). Berdasarkan faktor penyebabnya, inflasi dapat dipengaruhi baik dari penawaran maupun dari permintaan. Food Inflation
Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga dari jenis barang-barang makanan.
Administered Inflation
Inflasi yang disebabkan oleh perubahan harga sekelompok barang yang harganya diatur/ dikendalikan oleh pemerintah, seperti: BBM, Tarif listrik, telpon, dll.
Traded Inflation
Inflasi yang diukur berdasarkan perubahan harga kategori barang yang dapat diperdagangkan secara international.
Inflation Month to Month
Perbandingan atau nisbah indeks harga konsumen pada bulan yang diukur dengan IHK pada bulan sebelumnya (inflasi bulanan), dan sering disingkat (m-t-m)
Inflasi Year to Date
Inflasi
kumulatif
merupakan
inflasi
yang
mengukur
perbandingan harga (nisba) perubahan harga indeks konsumen bulan bersangkutan dibandingkan akhir bulan pada tahun sebelumnya, sehingga merupakan angka total dan disingkat (y-t-d) Inflasi Year on Year
Atau
inflasi
tahunan
adalah
Inflasi
yang
mengukur
perbandingan harga (nisbah) perubahan harga indeks konsumen bulan bersangkutan dibandingkan IHK pada bulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering disingkat (Y-o-Y) Inflasi Quarter to Quarter
Atau
inflasi
triwulan
adalah
inflasi
yang
mengukur
perbandingan harga (nisbah)/perubahan indeks harga konsumen
pada
akhir
triwulan
yang
bersangkutan
dibandingkan IHK akhir triwulan sebelumnya, atau sering disebut (q-t-q)
PDB dan PDRB
Atau produk domestik bruto, sedangkan untuk skala daerah (kota/kebupaten) disebut PDRB (produk domestik regional bruto)
Pertumbuhan
Year
on Atau pertumbuhan tahunan adalah pertumbuhan yang
Year
mengukur perbandingan PDRB atas dasar harga konstan triwulan laporan dibandingkan PDRB atas dasar harga konstan triwulan yang sama tahun sebelumnya, atau sering disingkat (Y-o-Y)
Pertumbuhan Melambat
Pertumbuhan tahunan masih menunjukkan nilai positif namun lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
M1
Disebut sebagai narrow money (uang beredar dalam arti sempit), terdiri dari uang kartal dan uang giral
M2
Disebut broad money atau uang beredar dalam arti luas, merupakan indicator tingkat likuiditas perekonomian, terdiri dari uang kartal, uang giral dan uang kuasi (tabungan dan deposito baik dalam mata uang rupiah maupun asing).
Mo
Disebut uang primer (base money) merupakan kewajiban otoritas moneter (di dalam neraca bank sentral), terdiri dari uang kartal pada bank umum dan masyarakat ditambah dengan saldo giro bank umum dan masyarakat dibank sentral.
Uang Kartal
Uang kertas dan uang logam yang berlaku, tidak termasuk uang kas pada kas negara (KPKN) dan bank umum.
Uang Giral
Terdiri dari rekening giro masyarakat masyarakat dibank, kiriman uang, simpanan berjangka dan tabungan yang sudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan simpanann penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.
NIM
Singkatan dari Net Interest Margin adalah selisih antara pendapatan bunga yang diperoleh oleh bank dengan biaya bunga yang harus dibayar.
NPLs
Singkatan dari non performing loan disebut juga kredit bermasalah,
dengan
kolektibiltas
kurang
lancar
diragukan(4) dan macet (5) menurut ketentuan BI.
(3),
Restrukturisasi kredit
Upaya
yang dilakukan bank dalam kegiatan usaha
perkreditan
agar debitur dapat memenuhi kewajibannya
yang dilakukan antara lain dengan melalui : restrukturisasi, re-scheduling atau konversi kepemilikan. UMKM
Singkatan dari Sektor Usaha Mikri, Kecil Menengah yang mempunyai skala pinjaman antara Rp50 Juta s/d Rp 5 Milyar.
UYD
Singkatan
dari
uang
yang
diedarkan,
adalah
uang
kartalyang berada dimasyarakat ditambah dengan uang yang berada di kas bank. Inflow
Uang kartal yang masuk ke BI, melalui kegiatan setoran yang dilakukan oleh bank umum.
Outflow
Uang kartal yang keluar dari BI melaui proses penarikan uang tunai bank umum dari giro di BI atau pembayaran tunai melalui BI.
Netflow
Selisih antara outflow and inflow.
PTTB
Pemberian tanda tidak berharga, adalah bagian dari kegiatan untuk menarik uang yang sudah tidak layak edar, sehingga uang yang disediakan oleh BI tersebut dapat berada dalm kondisi layak dan segar (fit for circulation) untuk bertransaksi.