1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Jill McKeough dan Andrew Steward menyatakan bahwa HKI merupakan sekumpulan hak yang diberikan oleh hukum untuk melindungi investasi ekonomi dari usaha-usaha kreatif.1 HKI adalah hak yang timbul karena hasil olah pikir manusia untuk menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna bagi manusia.2 Perkembangan HKI dalam hampir satu dekade terakhir tidak dapat dipisahkan dari hasil-hasil Perjanjian Putaran Uruguay 1994, yang memasukkan Hak Kekayaan Intelektual (yang selanjutnya akan disebut dengan HKI) sebagai salah satu isu baru yang terangkum dalam TRIPs (Trade Related Aspects on Intellectual Property Rihgts) dalam perjanjian GATT (General Agreement on Trade and Tariffs), yang merupakan bagian tak terpisahkan dari perjanjian pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization). Dengan ditandatanganinya WTO agreement dan lampiran-lampiran di dalamnya, perlindungan HKI secara internasional semakin ketat dan 1
Tomi Suryo Utomo, 2010, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Era Global, Yogyakarta: Graha Ilmu 2 Sudarmanto, 2012, KI & HKI Serta Implementasinya Bagi Indonesia, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
penegakan hukumnya dapat dilaksanakan melalui suatu badan yang bernaung di dalam sistem WTO yang disebut dengan Badan Penyelesaian Sengketa (Dispute Settlement Body/DSB).3Negara-negara penandatangan WTO secara tidak langsung telah meratifikasi TRIPs dan diharuskan mengimplementasikan ketentuan-ketentuan di dalam agreement tersebut ke dalam peraturan perundangan negara tersebut. Amerika Serikat dan Indonesia merupakan negara-negara yang melaksanakan ratifikasi tersebut, sehingga kedua negara tersebut diwajibkan untuk mengimplementasikan ketentuan-ketentuan dalam TRIPs ke dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai perlindungan HKI di negara mereka masing-masing dan disesuaikan dengan sistem hukum yang berlaku di masing-masing negara karena Amerika Serikat merupakan negara common law dan Indonesia merupakan negara civil law. Hukum paten merupakan salah satu bagian dari (HKI). Sesuai dengan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 14 Tahun 2001 tentang Hak Paten, dituliskan bahwa paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya. Hak paten merupakan salah satu jenis HKI yang baru akan mendapatkan perlindungan ketika invensi atau hasil perwujudan ide tersebut didaftarkan. Untuk mendapatkan paten, sebuah invensi haruslah memiliki beberapa syarat subtantif tertentu yaitu kebaruan (novelty), bisa dipraktekkan dalam industri 3
Tim Lindsey, 2011, Hak Kekayaan Intelektual: Suatu Pengantar, Bandung: PT. Alumni
2
(industrial applicability), mempunyai nilai langkah inventif (inventive step), dan memenuhi syarat formal. Perkembangan teknologi yang pesat belakangan ini dapat ditandai dengan semakin banyaknya jenis dan tipe handphone atau smartphone yang bermunculan dan menawarkan keunggulan-keunggulan tersendiri. Persaingan antara para produsen handphone atau smartphone ini tidak dapat dielakkan lagi. Para produsen selalu mencari inovasi teknologi atau bahkan menemukan teknologi baru untuk dapat menarik minat konsumen untuk membeli produknya. Dengan ditemukannya beberapa teknologi terbaru, para produsen mulai mendaftarkan inovasi teknologi tersebut pada lembaga perlindungan paten agar inovasi-inovasi teknologi tersebut mendapatkan perlindungan hukum sehingga rival sesama produsen smartphone tidak akan menduplikasi invensi tersebut tanpa izin. Salah satu kasus paten internasional yang menarik untuk dikaji adalah kasus perebutan hak paten antara Apple, inc dan Samsung Electronics Co. Kasus perebutan hak paten yang terjadi antara Apple, inc dan Samsung Electronics co mencakup 7 (tujuh) invensi terkait teknologi dalam produksi smartphone mereka. Apple Inc mengklaim bahwa pihaknya telah mengajukan paten di kantor paten Amerika Serikat (USPTO) tetapi pihak Samsung Electronics co memproduksi smartphone dengan menggunakan beberapa paten Apple Inc tanpa mengajukan permohonan izin (lisensi) terlebih dahulu kepada pihak Apple Inc. Pihak Apple Inc maupun Samsung Electronic co mengajukan tuntutan di Northern District of California, United States District 3
Court. Pada tanggal 25 Agustus 2012, para juri memutuskan bahwa pihak Samsung Electronic co telah melanggar 6 dari 7 paten Apple Inc untuk 21 perangkat smartphone-nya. Berdasarkan analisis lembaga intelijen Amerika Serikat CIA, disebutkan bahwa terdapat 236,8 juta pengguna ponsel dan angka ini termasuk jumlah yang cukup tinggi.4 Dari data tersebut, belum tercatat berapa orang yang memiliki ponsel lebih dari 1 (satu) buah. Indonesia merupakan negara yang menempati posisi kelima dengan jumlah pengguna ponsel terbanyak di dunia. Bahkan lembaga riset AC Nielsen menuliskan bahwa 95 persen pengguna ponsel di Indonesia memanfaatkan ponselnya pada fitur internetnya.5 Menurut riset dari Growth for Knowledge (GFK) pada tahun 2012, terdapat 13 juta unit smartphone terjual di Indonesia. Tetapi apabila dibandingkan antara data yang diberikan GFK dan CIA, maka hanya sekitar 20 persen dari mangsa pasar ponsel di Indonesia yang menggunakan smartphone. Namun, GFK juga menyatakan bahwa Indonesia merupakan pasar smartphone terbesar di Asia tenggara dengan jumlah penjualan smartphone diatas 50%.6 Sampai tahun 2012, jumlah pengguna iPhone di Indonesia mencapai angka 10,06 persen dari total penduduk. Bila dibandingkan dengan negaranegara lain di Asia Tenggara seperti Thailand, Singapura dan Malaysia,
4
Fino Yurio Kristo, 2013, “Posisi Indonesia di Percaturan Teknologi Dunia”, https://m.detik.com/inet/read/2013/08/21/112207/2336008/398/3/posisi-indonesia-di-percaturanteknologi-dunia, diakses pada 12 Februari 2014 5 ibid 6 ibid
4
jumlah penduduknya yang memiliki iPhone adalah 50 persen.7 Pada tahun 2013, dari jumlah keseluruhan penjualan smartphone di Indonesia, penjualan iPhone mencapai 40 persen dari jumlah tersebut, sementara Samsung sendiri mencapai angka 30 persen.8 Sehingga Apple, Inc berniat menaikkan angka penjualan iPhone di Indonesia. Hal ini telah ditunjukkan dengan jumlah kerjasama antara Apple Inc dengan beberapa operator seluler di Indonesia yang semakin meningkat. Selain itu, Apple Inc telah memiliki anak perusahaan berupa beberapa retail stores yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia untuk membantu perusahaan induk untuk mendistributorkan barangnya ke Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia. Selain itu, kondisi perekonomian Indonesia yang terus membaik dan berkembang membuat masyarakat kelas menengah ke atas terus meningkat. Hal ini menyebabkan kedua perusahaan telekomunikasi besar seperti Apple, Inc dan Samsung, Co ingin meningkatkan jumlah penjualan produk mereka di pasar Indonesia. Apabila Samsung telah memiliki pabrik cabang di Indonesia, maka Apple sedang berusaha untuk mendirikan pabrik di Indonesia melalui Foxconn yang sedang bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah penjualan produknya, Apple ingin menyalurkan iPhone ke masyarakat Indonesia dengan harga yang tidak
7
Aditya Wardana, 2012, “10 Persen Pengguna iPhone di Indonesia”, https://beritagar.com/p/10persen-pengguna-iphone-di-indonesia, 12 Februari 2014 8 Yudha Manggala P. Putra, 2013, “Tiga Merek Masih Dominasi Penjualan Gadget Indonesia”, https://m.republika.co.id/berita/trendtek/gadget/13/06/20/mop2bq-tiga-merek-masih-dominasipenjualan-gadget-indonesia, 12 Februari 2014
5
setinggi saat ini dengan mendirikan pabriknya sendiri di Indonesia. Apple selaku pemilik sistem operasi iOS sadar bahwa posisinya tengah bersaing dengan produk yang menggunakan sistem operasi android terutama Samsung, dalam menghadirkan teknologi smartphone di masyarakat. sehingga Apple ingin segera melaksanakan pembangunan pabriknya di Indonesia untuk meningkatkan angka penjualannya. Atas dasar latar belakang inilah maka penulis mengangkat penulisan tesis yang ingin meneliti atau menelaah lebih lanjut apakah ketentuan-ketentuan yang digunakan dalam memutuskan putusan Northern District of California, United States District Court, terhadap Case no. 11-CV-01846-LHK mengenai kasus perebutan paten antara Apple Inc dan Samsung Electronic co, dapat diterapkan pada hukum paten Indonesia apabila Peradilan Indonesia dihadapkan pada kasus yang sama. Hasil penelitian atau penelaahan akan penulis tuliskan dalam tesis yang berjudul: “IMPLEMENTASI TERHADAP PUTUSAN NORTHERN DISTRICT OF CALIFORNIA, UNITED STATES DISTRICT COURT,
MENGENAI
PELANGGARAN
HAK
PATEN
ANTARA APPLE, INC DAN SAMSUNG ELECTRONIC, CO DI INDONESIA”
6
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah seperti tersebut diatas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah putusan Northern District of California, United States District Court, terhadap Case no. 11-CV-01846-LHK dapat dipergunakan oleh Hukum Indonesia apabila dihadapkan pada kasus yang sama? 2. Apa sajakah kendala-kendala yang mungkin timbul pada saat penerapan ketentuan-ketentuan putusan Northern District of California, United States District Court, terhadap Case no. 11-CV-01846-LHK, di Indonesia?
C. Tujuan Penelitian Penelitian merupakan bagian pokok dari ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk lebih mendalami segala aspek kehidupan, disamping itu juga merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi teoritis maupun praktis. Tujuan penelitian seyogyanya dirumuskan sebagai kalimat pernyataan yang konkret dan jelas tentang apa yang akan diuji, dikonfirmasikan, dibandingkan dan dikoordinasikan dalam penelitian. Dalam hal ini tujuan yang hendak dicapai oleh Penulis melalui penelitian tesis terdiri atas dua hal, yaitu : 1. Tujuan obyektif a. Untuk mengetahui kemungkinan putusan Northern District of California, United States District Court, terhadap Case no. 11-CV7
01846-LHK dapat dipergunakan oleh Hukum Indonesia apabila dihadapkan pada kasus sengketa paten yang sama. b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang mungkin timbul pada saat penerapan
ketentuan-ketentuan
putusan
Northern
District
of
California, United States District Court, terhadap Case no. 11-CV01846-LHK, di Indonesia. 2. Tujuan Subyektif a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi Penulis mengenai berbagai hal berkaitan dengan HKI bidang paten terutama terkait kasus sengketa hak paten dalam perdagangan internasional. b. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data-data dan bahan-bahan yang lengkap serta akurat dalam rangka penyusunan penulisan tesis sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program S2 Magister Hukum, di Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai manfaat, baik secara akademis maupun secara praktis. Manfaat akademis dari penelitian ini, yaitu : 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan pengembangan ilmu hukum terutama mengenai paten internasional pada khususnya.
8
2. Menambah kekayaan referensi dan khasanah hasil penelitian pada bidang hukum khususnya mengenai semua hal yang bersangkutan dengan terutama paten. Adapun manfaat praktis dari penelitian ini, yaitu : 1. Memberikan masukan dan umpan balik bagi para pihak yang berkompeten dalam pengembangan hukum HKI internasional khususnya paten. 2. Memberikan penjelasan secara lebih detail bagi semua pihak yang membutuhkan
informasi
mengenai
ketentuan,
proses
serta
pelaksanaan peraturan perundangan dan kebijakan-kebijakan terkait hukum HKI internasional khususnya paten terkait dengan kasus sengketa paten internasional.
E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis, dengan melakukan penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum UGM, “IMPLEMENTASI TERHADAP PUTUSAN NORTHERN DISTRICT OF CALIFORNIA, UNITED STATES DISTRICT COURT, MENGENAI PELANGGARAN HAK PATEN ANTARA APPLE, INC DAN SAMSUNG ELECTRONIC, CO DI INDONESIA” belum pernah dilakukan, namun berdasarkan penelusuran kepustakaan tersebut terdapat beberapa hasil penelitian yang terkait dengan judul penelitian ini, yaitu:
9
Penyelesaian Sengketa Perdata Internasional Secara Litigasi Terkait Hak Kekayaan Intelektual (Analisis Kasus Apple, Inc dan Samsung Electronics. Ltd. Co), yang dilakukan oleh Avelyn Pingkan Komuna selaku mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Makassar pada tahun 2013. Adapun perbedaan dari penelitian di atas dengan penelitian yang disusun oleh penulis adalah bahwa penulisan yang penulis susun mengkaji mengenai penggunaan putusan Northern District of California, United States District Court, terhadap Case no. 11-CV-01846-LHK oleh Hukum Indonesia apabila dihadapkan pada kasus persengketaan paten yang terjadi antara Apple, Inc dan Samsung, Co serta kendala-kendala yang terjadi. Selain itu, penulis juga melakukan penelitian lapangan untuk mendapatkan data yang lebih mendalam baik kepada Hakim Pengadilan Niaga, Ahli Acara Perdata dan juga kepada Ahli HKI. Apabila ternyata terdapat penelitian yang serupa, maka diharapkan penelitian ini dapat melengkapi, mengembangkan dan menyempurnakan penelitian yang telah ada.
10