BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
1.1.1. Perubahan Kepemimpinan Publik Penelitian ini lebih difokuskan untuk menelaah kepemimpinan Bupati Agus Fatchur Rahman dalam penanganan kemiskinan di Kabupaten Sragen. Reformasi sistem pemilihan pemimpin publik yakni kepala daerah dan wakil kepala daerah di Indonesia ditandai dengan diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah. Setelah diberlakukannya UndangUndang No.32 Tahun 2004, terjadilah perubahan yang cukup signifikan dalam politik lokal di Indonesia. Sebelum berlakunya Undang-Undang No.32 Tahun 2004, bupati/wakil bupati, dan walikota/wakil walikota dipilih oleh DPRD Kabupaten/Kota. Namun, dengan adanya undang-undang tentang otonomi daerah tersebut maka kepala daerah dipilih langsung oleh rakyat. Pemilihan kepala daerah secara langsung mempunyai tujuan untuk mendekatkan sosok pemimpin lokal kepada masyarakat untuk perbaikan pelayanan publik yang lebih maksimal. Keberadaan bupati atau walikota sebagai seorang pemimpin di kabupaten/kota dalam era otonomi daerah sangatlah penting. Sebab menurut Kaloh (2009) sebagai seorang pemimpin kepala daerah adalah orang yang bergerak lebih awal atau mempelopori, mengarahkan pikiran dan pendapat anggota organisasi, membimbing, menuntun, menggerakkan orang lain melalui 1
pengaruhnya, menetapkan tujuan organisasi, memotivasi anggota organisasi agar sesuai dengan tujuan organisasi dan harus dapat mempengaruhi sekaligus melakukan pengawasan atas pikiran, perasaan, dan tingkah laku aparatur pemerintahan yang ia pimpin.1 Dalam melaksanakan perannya sebagai kepala daerah di kabupaten/kota, maka pemimpin harus memiliki sikap dasar, sifat-sifat kepemimpinan dan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan pemerintahan, organisasi publik, dan bawahannya. Sehingga gaya kepemimpinan kepala daerah sangat pengaruhi dari kondisi lingkungan organisasi setempat dan partisipasi masyarakat. Gaya kepemimpinan wakil bupati berbeda dengan gaya kepemimpinan saat menjadi bupati, karena wewenang yang lebih tinggi dan kekuasaan yang lebih tinggi bupati. Wewenang dan kekuasaan yang dimiliki oleh kepala daerah menunjukkan ciri khas dari seorang kepala daerah untuk menentukan sikap, karakter, strategi, kreatifitas, dan inovasi sehingga akan membentuk gaya kepemimpinan. Kepemimpinan publik di daerah sangat memiliki peranan penting dalam menentukan kinerja organisasi publik dan kinerja pejabat dibawahnya. Dalam keberhasilan dan kemunduran organisasi sangat ditentukan oleh faktor kepemimpinan dan ketercapaian visi dan misi organisasi tersebut. Begitu pula dengan kemajuan suatu daerah sangat ditentukan dari keberhasilan terobosan inovasi yang dilakukan oleh pemimpin publik yakni antara bupati dan wakil bupati dalam menciptakan visi dan misi yang realistis atau terukur.
Dalam
struktur pemerintah daerah, pemimpin daerah berperan dalam menciptakan visi 1
J. Kaloh. 2009. Kepemimpinan Kepala Daerah. (Pola Kegiatan, Kekuasaan, dan Perilaku KepalaDaerah dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah). Jakarta: Sinar Grafika. hlm. 43. 2
yang strategis, yaitu pemimpin publik harus mempunyai perspektif good governance, dan pengembangan sumber daya manusia, serta mempunyai pandangan untuk rencana di masa depan untuk kemajuan daerah. Dikaitkan dengan beberapa gaya kepemimpinan, bahwa seorang kepala daerah biasanya terpengaruh dengan sistem dan pola yang telah ada dalam organisasi publik. Dalam sistem pemerintahan kepala daerah biasanya dipengaruhi dengan sistem pada
kepala daerah yang sebelumnya.
Sistem berkaitan dengan cara
mengendalikan, mengarahkan, menjelaskan, dan memberi instruksi. Pola yang sudah ada tersebut di pengaruhi oleh latar belakang profesi seorang kepala daerah tersebut sebelumnya.2 Pemilihan penelitian di Kabupaten Sragen karena selama ini sudah banyak prestasi yang di torehkan oleh Bupati Sragen pada era Bupati Untung Wiyono dan Bupati Agus Fatchur Rahman. Selama ini jarang sekali skripsi yang membahas tentang kepemimpinan kepala daerah khususnya level Kabupaten. Selama ini kepemimpinan lebih banyak di sorot di level kota yang memiliki akses informasi yang cepat dan luas, seperti kepemimpinan Heri Zudianto (mantan Walikota Yogyakarta, dan kepemimpinan Tri Rismaharini (Walikota Kota Surabaya). Di sisi lain pertimbangan pemilihan Kabupaten Sragen sebagai objek penelitian karena munculnya usaha-usaha terobosan yang di lakukan para pemimpin Sragen untuk membangun Sragen setelah adanya otonomi daerah. Selain itu dari postur APBD Kabupaten Sragen sebagian besar 60%-70 % anggaran APBD habis untuk 2 Yuan Ihsan. 2011. Analisis Gaya Kepemimpinan Fauzi Bahar Sebagai Walikota Padang Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan, skripsi FISIPOL Universitas Andalas. Di akses dari http://repository.unand.ac.id/16800/1/Analisis_Gaya_Kepemimpinan_Fauzi_Bahar_Sebagai_Wali kota_Padang_Dalam_Penyelenggaraan_Pemerintahan.pdf , artikel dipublish tanggal 7 April 2012.
3
belanja pegawai. Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Sragen berdasarkan data BKD Sragen berjumlah 11.998 PNS pada tahun 2013. Lalu ketika postur APBD tidak dalam keadaan ideal tetapi Pemerintah Daerah mempunyai visi untuk membangun Sragen walau dengan dana yang minim. Salah satunya adalah kepemimpinan Bupati Agus Fatchur Rahman dengan visinya Mbela Wong Cilik mencoba melakukan langkah untuk penanggulangan kemiskinan yang selama ini masih belum menjadi perhatian dan sedikit mendapatkan akses finansial, akses informasi, akses moril dan berbagai akses lainnya. 1.1.2. Prestasi Kabupaten Sragen di Era Kepemimpinan Agus Fatcur Rahman Kabupaten Sragen merupakan bagian wilayah dari Provinsi Jawa Tengah yang terdiri dari 20 kecamatan yang terbagi menjadi 192 desa dan 8 kelurahan. Di bawah pemerintahan Agus Fatchur Rahman sejak 2011 telah memberikan angin perubahan di Kabupaten Sragen. Hal ini ditunjukkan dengan kinerja Bupati Sragen selama dua tahun lebih telah memberikan beberapa penghargaan terkait dengan inovasi dan terobosan Pemerintah Kabupaten Sragen dalam pembangunan diberbagai bidang. Diantaranya yang paling menonjol adalah di bidang pelayanan publik, bidang kesehatan, bidang pendidikan, dan bidang sosial-ekonomi. Pemerintah Kabupaten Sragen pada masa pemerintahan Agus Fatchur Rahman sejak tahun 2011 – sekarang telah mendapatkan beberapa penghargaan. Penghargaan tersebut disajikan dalam Tabel 1.
4
Tabel 1. Penghargaan/Prestasi yang Dicapai Kab. Sragen pada Masa Kepemimpinan Bupati Agus Fatchur Rahman No
Penghargaan/Prestasi
1
Agus Fatchur Rahman, SH,MH terpilih sebagai salah satu kepala daerah di Indonesia yang memiliki kinerja terbaik versi majalah Gatra Tahun 2011
2
Penghargaan Adipura Kencana Tahun 2011
3
Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) kategori Lalu Lintas Kota Kecil Tahun 2011
4
Sragen Satu-Satunya Kabupaten Peraih I-Utama ICT Pura Tahun 2011
5
Penghargaan Kota Layak Anak (KLA) Tahun 2012
6
Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) kategori Lalu Lintas Kota Kecil tahun 2012
7
Predikat terbaik sebagai penyelenggara pelayanan terpadu satu pintu bidang penanaman modal (PTSP-PM) tingkat Kabupaten se Indonesia Tahun 2012
8
Penghargaan Kota Layak Anak Tahun 2012
9
Penghargaan Inovasi Manajemen Perkotaan (IMP) Award Pengelolaan Pasar Tradisional Tahun 2012
10
Penghargaan Kota Layak Anak (KLA) Tahun 2013
11
Penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) kategori Lalu Lintas Kota Kecil Tahun 2013
12
Penghargaan Adipura Kencana Tahun 2013
13
Penghargaan Bhakti Koperasi & UKM dari Kemenkop UKM Tahun 2013
di bidang
1.1.3. Inovasi dalam Penanganan Kemiskinan Penanganan kemiskinan di Kabupaten Sragen dilatar belakangi oleh angka kemiskinan yang masih tinggi. Jiwa miskin menurut BPS Sragen tahun 2011 sejumlah 349.027 jiwa, sedangkan KK miskin sejumlah 87.768 KK. Sebelum tahun 2012, kemiskinan tidak didekati secara langsung dan belum menjadi
5
prioritas. SKPD tidak fokus dan tidak terintegrasi dalam menangani kemiskinan sehingga terjadinya ego sektoral antar SKPD, diskoordinasi, dan kerancuan data dalam mengkategorikan warga miskin. Pelayanan warga miskin yang tersebar dibeberapa SKPD menyulitkan dan membebani warga miskin. Bertepatan dengan peringatan hari jadinya ke-266, Kabupaten Sragen meresmikan Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK), sehingga semua bentuk pelayanan kepada masyarakat miskin akan dilayani lewat unit yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Sragen No. 2 Tahun 2012 tanggal 2 Januari 2012. Deputi Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Wiharto mengatakan peresmian UPTPK pertama di Indonesia ini benar-benar bisa menandai kebangkitan reformasi birokrasi di bidang pelayanan publik di provinsi Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Sragen. Dari sekian visi dan misi yang diusung, keberpihakan kepada wong cilik begitu menonjol. Kepala UPTPK saat ini dijabat oleh Suyadi. Dengan hadirnya UPTPK dengan pola satu pintu, kini kantor Pemkab Sragen memiliki dua sayap, yakni Badan Pelayanan Terpadu Penanaman Modal (BPTPM) yang melayani kaum bermodal, kini di sayap kiri telah ada kantor UPTPK satu pintu yang melayani kaum miskin. Bupati Sragen menginstruksikan pegawai baru diwajibkan bekerja di UPTPK ini agar mereka memiliki komitmen tinggi untuk melayani keluarga miskin. Selain itu inovasi Pemerintah Kabupaten Sragen oleh pemerintahan Bupati Agus Fatchur Rahman memberikan perhatian khusus kepada kaum difable dengan diberikannya akses jalan khusus difable
6
menuju kantor Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) Kabupaten Sragen. Diagram 1: Pengentasan Kemiskinan di Kabupaten Sragen Persentase Kemiskinan Jiwa Miskin
23,72%
201.900
21,28%
180.700
20,28%
177.100
19,70%
167.300
17,49%
149.700
15,98%
140.007
14,00%
127.074
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
Tahun
Sumber : Harian Solo Pos, Jum'at 25 Mei 2012 Persentase kemiskinan di Kabupaten Sragen dari setiap tahun mengalami tren penurunan. Tahun 2006 sebesar 23,72 % (201.900 jiwa), tahun 2007 sebesar 21,28% (180.700 jiwa), tahun 2008 sebesar 20,28 (177.100 jiwa), tahun 2009 sebesar 19,70% (167.300 jiwa), tahun 2010 sebesar 17,49% (149700 jiwa), tahun 2011 sebesar 15,98% (140.007 jiwa), dan tahun 2011 sebesar 14,00% (127.074). Angka kemiskinan di Sragen mengalami penurunan rata-rata 1,3% per tahun. Padahal UPTPK secara resmi berdiri pada tanggal 2 Januari 2012, baru lima bulan sudah memberikan kontribusi positif. Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan 7
Kemiskinan (UPTPK) merupakan bentuk kepedulian Pemerintah Daerah Kabupaten Sragen dalam melayani masyarakat miskin yang membutuhkan biaya. Keseimbangan antara pelayanan Badan Pelayanan Terpadu Penanaman Modal (BPTPM) yang melayani kaum bermodal dan Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) untuk kaum miskin merupakan inovasi Bupati Agus Fatchur Rahman dalam memperbaiki taraf kesejahteraan masyarakat. Prestasi atau penghargaan yang didapat pemerintah daerah Sragen periode Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman selama kurun dua tahun lebih telah memberikan bukti keseriusan bupati dalam memajukan daerah. Keberhasilan ini merupakan pengalaman Agus Fatchur Rahman sebagai wakil bupati Sragen periode 2006-2011. Pengalaman sebagai wakil bupati telah banyak memberikan peran besar dalam kepemimpinan untuk mengatur bawahannya seperti keadaan lingkungan birokrasi, karakteristik dari aparat daerah, para SKPD, sekretaris daerah, dan pegawai di lingkungan pemerintah daerah. Bupati menekankan peranan birokrasi harus senantiasa bertujuan untuk melayani kepentingan umum. Sesuai dengan jargonnya “Mbela Wong Cilik”, maka Bupati Sragen membuat terobosan program baru, terutama program di bidang pendidikan, bidang kesehatan, dan bidang sosial-ekonomi. Kebijakan di bidang kesehatan tersebut, diwujudkan dalam bentuk kartu “Saraswati” yang berfungsi sebagai kartu jaminan kesehatan bagi masyarakat dan mengratiskan seluruh biaya pengobatan di tingkat Puskesmas. Program Saraswati mengratiskan biaya pengobatan bagi warga miskin baik di Puskesmas maupun di rumah sakit di Sragen. Kartu Saraswati yang akan diberikan pada masyarakat Sragen terbagi dalam tiga kategori, yaitu Saraswati 8
Melati, Saraswati Menur dan Saraswati Kenanga. Untuk pemegang Kartu Saraswati melati dan Menur bila berobat dan rawat inap di Puskesmas maupun rumah sakit akan digratiskan, dengan catatan menempati ruang rawat inap klas 3. Sementara pemegang Kartu Kenanga setiap rawat inap di rumah sakit akan mendapatkan subsidi sebesar Rp. 200.000. Bagi pasien gagal ginjal dan harus melakukan cuci darah akan diberikan gratis sebanyak 5 kali. Tahun 2013 Pemkab Sragen jamin kesehatan seluruh warga Sragen, tetapi Kartu Saraswati tersebut tidak berlaku bagi PNS.3 Kebijakan di bidang pendidikan, di wujudkan dengan program Sintawati (Siswa Pintar Warga Sukowati), pemberian beasiswa bagi mahasiswa dari keluarga miskin. Tahun 2013 Pemkab Sragen telah mengalokasikan anggaran dari APBD sebesar Rp 447.200.000 untuk Program Sintawati (Siswa Pintar Warga Sukowati). Sebesar Rp 210.500.000 akan digunakan untuk memberikan beasiswa bagi 31 mahasiswa yang telah terdaftar sebagai penerima beasiswa pada tahun 2012 lalu. Sedangkan sisanya sebesar Rp 237.200.000 akan dibagikan untuk 36 mahasiswa baru. Beasiswa tersebut mencakup bantuan pembayaran SPP sebesar Rp. 2 juta persemesternya dan biaya hidup, setiap penerima beasiswa akan mendapatkan uang sebesar Rp. 300 ribu tiap bulannya. Semua biaya SPP dan biaya hidup tersebut akan diberikan hingga semester 8 (delapan).4 Kebijakan bidang sosial-ekonomi misal Santunan Uang Duka Cita (Sang Duta) bagi warga
3 N.Hart. 2013. Tahun 2013 Pemkab Sragen Jamin Kesehatan Seluruh Warga Sragen. Berita di akses dari http://www.sragen.go.id/berita/berita.php?id=9270, tanggal 28 Mei 2013. 4 N.Hart. 2013. Pemkab Sragen Buka Pendaftaran Beasiswa Sintawati. Berita di akses dari http://www.sragen.go.id/berita/berita.php?id=9366, tanggal 28 Mei 2013.
9
miskin, Rumah Sehat dan Layak Sukowati (Ruselawati) atau bantuan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), dan Bantuan beras miskin (Raskin). 1.1.4. Kepribadian Agus Fatchur Rahman dalam Memimpin Kepribadian Agus Fatchur Rahman saat memimpin ditunjukkan dengan Bupati Sragen beserta rombongan mengadakan acara “Srawung Warga”.5 Acara srawung warga merupakan agenda bupati dalam mendekatkan diri dengan masyarakat. Dalam acara srawung Bupati menyampaikan berbagai kebijakan Pemerintah Kabupaten Sragen dalam upaya meningkatakan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sragen, khususnya warga miskin. Misal program bedah rumah, program pembangunan jalan desa, program bantuan beasiswa anak warga miskin yang pandai dan kuliah di perguruan tinggi negeri, kebijakan 20 persen kuota penerimaan siswa di Sekolah Negeri akan diprioritaskan bagi anak dari keluarga tidak mampu untuk penerimaan siswa baru tahun ajaran 2013/2014, program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), dan kebijakan dibidang kesehatan, yakni jaminan kesehatan bagi seluruh warga kabupaten Sragen. Srawung warga dibuktikan Bupati Agus Fatchur Rahman yang disertai beberapa staf menginap di rumah simbah Sutiyem, seorang janda tua yang tinggal di Dukuh Nglaban RT 3 Desa Ngandul, Kecamatan Sumberlawang, usai melaksanakan acara srawung warga dengan masyarakat Sumberlawang. Bupati sengaja memilih menginap dirumah warga yang kurang mampu untuk lebih dekat
5
Srawung warga adalah kumpul warga, kegiatan srawung warga merupakan sarana pendekatan Pemerintah Daerah kepada masyarakat untuk menyerap masukan dan informasi dari masyarakat berkaitan dengan pembangunan di Kab.Sragen.
10
dengan wong cilik. Simbah Sutiyem tidak menyangka malam itu seorang Bupati menginap di gubugnya yang telah reyot dimakan usia. Simbah Sutiyem mengatakan kepada Bupati Agus Fatchur Rahman, yaitu; “Kulo boten nyangka menawi pak Bupati kersa nyipeng wonten gubug kula ngriki, kula remen sanget.”(Saya tidak menyangka kalau Bapak Bupati mau menginap di rumah saya ini, saya senang sekali).6 Jauh sebelum menjadi Bupati, Agus Fatchur Rahman sudah sering srawung dan bergaul dengan warga hingga kepelosok-pelosok desa. Kegiatan Srawung juga dilakukan bupati dan rombongan di Balai Desa Jekawal, Kecamatan Tangen. Bertepatan pula dengan kegiatan Bersih Desa, lalu Bupati dan rombongan ikut berbaur duduk ditikar bersama warga. Hal ini dilakukan bupati agar para pejabat duduk bersama dan
berbaur dengan warga masyarakat,
sehingga tidak ada batas antar pejabat dengan rakyat. Begitu pula saat Bupati Sragen beserta rombongan saat srawung ke Dusun Ngasem Desa Karangtalun Kec. Tanon 10 November 2012, bupati menikmati suguhan nasi tiwul dan nasi jagung yang di suguhi masyarakat setempat.7 Di dusun tersebut Bupati Sragen menyumbangkan 200 sak semen untuk pengecoran jalan desa. Bupati dan rombongan juga menyempatkan memonitoring secara langsung proses pengecoran jalan sepanjang 200 meter yang dikerjakan secara gotong royong oleh warga setempat.
6
N.Hart. 2012. Ungkapan mbah Sutiyem, ketika Bupati menginap di rumahnya, “ Matur Nuwun Sanget Pak...”. Di akses dari http://www.sragen.go.id/berita/berita.php?id=9165, tanggal 8 April 2013. 7 N.Hart. 2012. Dari Acara Srawung Warga di Kec. Tanon, Bupati Nikmati Nasi Tiwul dan Nasi Jagung. Berita di akses dari http://www.sragenkab.go.id/berita/berita.php?id=9269, tanggal 8 April 2013.
11
Kepribadian Bupati Agus Fatchur Rahman selain nampak pada masyarakat juga ditunjukkan di lingkungan Pemerintah Daerah, birokrasi, terutama para PNS. Bupati Agus Fatchur Rahman mempunyai sosok yang tegas kepada bawahannya, pimpinan Satuan Kerja harus membedakan mana anak buah yang displin dan yang kurang displin, harus ada sangsinya bila ada anak buah yang aneh-aneh. Bupati bahkan meminta para pimpinan Satker untuk tegas dan tak perlu takut dalam memberi sangsi dan tindakan tegas. Agus Fatchur Rahman memegang disiplin dalam pelaksanaan tugas. Hal ini di buktikan dengan Bupati sering melakukan penertiban disiplin apel pagi dengan mengabsen kehadiran para staf, pejabat eselon 2 dan 3 pada Apel pagi dilingkungan Setda.
8
Bupati Sragen juga melakukan penertiban disiplin PNS,
salah satunya adalah ketegasan untuk pemakaian seragam dinas. Ketegasan Agus Fatchur Rahman juga ditunjukkan bagi PNS yang salah memakai seragam, Bupati meminta minggu depan tidak mengulangi kesalahan. Bupati juga menekan bahwa penghargaan, piala, tropi dan lain sebagainya adalah tidak penting tetapi bagaimana proses mendapatkan penghargaan tersebut, termasuk apel pagi adalah bagian dari proses meraih hal itu. Bupati Agus Fatchur Rahman juga memberikan motivasi kepada seluruh jajaran PNS Pemkab. Sragen agar sering turun dan bergaul dengan masyarakat bawah sehingga dapat merasakan bagaimana kehidupan masyarakat miskin yang hidupnya serba tidak pasti. Motivasi juga diberikan kepada PNS muda meskipun
8
Humas Kab. Sragen. 2012. Bupati Tertibkan Pemakaian Seragam. Berita di akses dari http://www.sragen.go.id/berita/berita.php?id=9303, tanggal 8 April 2013
12
belum mendapat jabatan, sekali-kali ikutlah kegiatan Srawung Warga, disitu kalian dapat melihat dan merasakan secara langsung degup jantung rakyat miskin, yang hidupnya tidak ada kepastian, karena tidak ditanggung negara. Motivasi dan dorongan di berikan kepada PNS agar punya pola pikir yang meghasilkan policy atau kebijakan, inovasi-inovasi dan konsep-konsep dalam membangun negara dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Bupati mengisyaratkan kepada para PNS untuk memiliki filosofi Elang terbang atau “flyng eagles”, yang memiliki makna punya cakrawala pandang yang luas, bisa melihat kedepan dan menatap masa depan, Bupati juga meminta PNS jangan seperti “ chiken stay“, seekor ayam yang terkurung didalam kandang, sehingga sekali dilepaskan keluar akan kebingungan tidak bisa kembali kekandangnya.9 Dalam menciptakan suasana kerja yang bebas dari asap dan polusi kendaraan bermotor di lingkungan Pemerintah Daerah Sragen, ada langkah riil yang dilakukan Bupati Agus Fatcur Rahman, yaitu dengan melarang semua kendaraan bermotor baik mobil maupun motor masuk halaman Pemda setiap hari Jum’at. Sebagai gantinya seluruh PNS atau siapapun yang masuk kompleks pemda diminta untuk memakai sepeda atau jalan kaki. Bagi PNS yang kebetulan rumahnya jauh diminta untuk menyesuaikan dengan menitipkan kendaraan bermotornya di luar kompleks Setda. Pengalamannya di bidang kepemimpinan sebagai bupati tidak lepas dari pengalamannya sebagai wakil bupati pada periode sebelumnya. Dalam bidang
9
Anonymous, 2012. Bupati Agus Fatchur Rachman, “ PNS harus seperti Elang Terbang. Berita di akses dari http://www.sragenkab.go.id/berita/berita.php?id=9264, tanggal 8 April 2013.
13
politik tentunya bupati juga sudah paham tentang pengambilan kebijakan yang baik. Di bidang hubungan kerja dengan para birokrat sebagai kepanjangan bupati tentunya sudah mengenali karakteristik dari birokrasi yang ada di Sragen. Latar belakangnya sebagai politik membuatnya tidak membuatnya pusing ketika menghadapi orang-orang yang berseberangan dengan kebijakannya. Bupati Agus Fatchur Rahman seorang pemimpin, yakni kepala daerah Kabupaten Sragen, memiliki
sikap dasar dan
sifat-sifat kepemimpinan, teknik
dan gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi lingkungan organisasi, pengikut serta situasi dan kondisi yang melingkupi organisasi yang dipimpinnya, serta ditopang oleh politik yang baik. Bupati Agus Fatchur Rahman mempunyai kualitas sumber daya manusia yang baik, karena lulusan S1 dan S2 dari Fakultas Hukum. Secara kompetensi dalam kepemimpinan publik, Bupati Agus Fatchur Rahman sudah professional dalam pemimpin karena berasal dari kalangan terpelajar atau terdidik. 1.2.
Rumusan Masalah Bagaimanakah kepemimpinan Bupati Agus Fatchur Rahman dalam
penanganan kemiskinan di Kabupaten Sragen? 1.3. Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1. Menjelaskan kepemimpinan Bupati Sragen Agus Fatchur Rahman periode 2011-2016.
14
2. Menjelaskan penanganan kemiskinan di Kabupaten Sragen. 1.4 Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, manfaat yang diperoleh adalah : 1. Hasil penelitian ini diharapkan untuk pengembangan pengetahuan terkait kepemimpinan publik di tanah air. 2. Dapat dijadikan referensi pemimpin kepala daerah yang lain atau calon pemimpin yang akan datang. 3. Menggambarkan penanganan kemiskinan dengan ide membuat Unit Pelayanan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan (UPTPK) sebagai referensi daerah lain.
15