BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian Tokoh publik yang satu ini sangat populer dikalangan masyarakatnya.
Sosok walikota Bandung, Ridwan Kamil sebagai pemimpin yang membawa perubahan bagi kota Kembang ini. Mochammad Ridwan Kamil ST. MUD atau yang akrab disapa Kang Emil. Ridwan Kamil Lahir di Bandung pada tanggal 4 Oktober 1971. Ia merupakan putra dari pasangan Atje Misbach Muhjiddin dan Tjutju Sukaesih, dan anak kedua dari lima bersaudara. Ia memiliki seorang istri yang cantik bernama Atalia Praratya Kamil dan dua orang anak bernama Emmiril Khan Mumtadz dan Camillia Laetitia Azzahra.1 Ridwan Kamil merupakan alumni S-1 Teknik Arsitektur Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995 dan Master of Urban Design University of California, Berkeley di Tahun 2001. Lulusan arstiketur ini telah banyak meraih penghargaan baik dari bidangnya sebagai seorang arsitek maupun ketika menjabat sebagai Walikota Bandung. Ridwan Kamil pernah menerima penghargaan sebagai Wali Kota terbaik bersama sembilan wali Kota terbaik se-Indonesia karena dianggap mampu memberikan inspirasi dan semangat untuk terus berkarya dan berprestasi bagi bangsa. Penghargaan tersebut diberikan oleh CEO Jawa Pos, Azrul Ananda dan
1
http://www.biografiku.com/2014/09/biografi-ridwan-kamil-walikota-bandung.html diakses tanggal 30 juni 2016 jam 08.00
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
2
diterima langsung oleh Ridwan Kamil pada perhelatan Jawa Pos Group Award 2016 yang telah berlangsung pada Januari 2016, di Hotel Fairmont Jakarta. Penghargaan tersebut berdasar pada prestasi dan perubahan yang terjadi di Kota Bandung. Mulai dari kebersihan kota hingga pelayanan publik di Kota Bandung yang mendapat nilai tertinggi di atas kota-kota se- Indonesia. Tak hanya itu konsep Smart City yang digaungkan dan revolusi transportasi massal seperti skybridge dianggap mampu menginspirasi.2 Ditahun sebelumnya, Ridwan Kamil juga menerima tiga penghargaan dari mediayaitu dari Tempo Media Group. Ketiga penghargaan itu di antaranya terkait infrastruktur kota, pariwisata daerah, dan kota dengan penilaian keseluruhan terbaik. 3 Lewat berbagai prestasi yang ia raih walaupun ia tetap eksis di media sosial ini membuktikan bahwa Kang Emil tetap produktif dan kreatif dengan kesadarannya akan kemajuan teknologi yang membuat ia juga menjadi semakin dekat dengan warganya. Seperti komentar Ridwan Kamil terhadap pilihannya dalam mengoptimalkan media sosial untuk berkomunikasi dengan warga Bandung yang dikutip dari portal online BBC Indonesia, “Negeri ini sudah melewati sebuah tahapan, dimana teknologi bukan lagi masalah. Contohnya di Bandung yang penduduknya 2,6 juta,yang punya Facebook 2,3 juta. Pembantu saya bahkan (akun) Facebooknya dua”.4 2
https://portal.bandung.go.id/posts/2016/01/22/Z1l5/ridwan-kamil-raih-penghargaan-wali-kotaterbaik-se-indonesia diakses tanggal 26 Agustus 2016 jam 12.08 3
https://m.tempo.co/read/news/2015/06/13/058674624/ridwan-kamil-sabet-3-penghargaan-tempo diakses tanggal 26 Agustus 2016 jam 12.13 4
http://www.bbc.com/indonesia/laporan_khusus/2014/07/140727_bincang_ridwan_kamil diakses
tanggal 30 juni 2016 jam 08.31
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
3
Dari kenyataan inilah, beliau kemudian memilih untuk memanfaatkan media sosial dalam berhubungan langsung dengan warganya. Bagi warga, menjadi kebahagiaan tersendiri ketika dapat meyampaikan aspirasinya langsung dengan walikotanya sekaligus ikut berpartipasi dalam segala hal yang berkaitan dengan kota mereka. Penggunaan media sosial yang digunakanRidwan Kamil adalah
untuk menyalurkan nilai-nilai kebaikan sekaligus memberdayakan
masyarakat dan memberikan manfaat ke sekitar. Sadar akan perubahan dalam berkomunikasi dan bertukar informasi, karena pengaruh teknologi yang dari hari ke hari terus mengalami kemajuan akibat adanya internet. Penggunanya semakin hari terus bertambah. Melihat dari pemanfaatan dan kemudahan yang didapatkan dengan menggunakan internet. Dengan menggunakan Internet terjadilah satu dimensi media baru yang disebut dengan media sosial. Media sosial yang biasa kita kenal saat ini merupakan salah satu bentuk berkomunikasi di dalam media digital. Media sosial sebagai media penghubung masyarakat di belahan dunia ini banyak membuat masyarakat menciptakan berbagai jenis website sebagai salah satu bentuk media sosial, sebut saja Friendster, MySpace, Facebook, Twitter, Instagram dan masih banyak lagi. Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) 2015 menyatakan, pengguna Internet di Indonesia saat ini mencapai sedikitnya 73 juta atau sekitar 29 persen dari total populasi.5Menurut Kominfo, orang Indonesia 5
http://tekno.kompas.com/read/2015/03/13/17070027/Kominfo.Ungkap.Demografi.Pengguna.Inter net.Indonesia diakses tanggal 26 Agustus 2016 jam 12.00
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
4
rata-rata menggunakanan internet lima jam setiap harinya melalui laptop/PC dan sekitar dua jam melalui perangkat mobile. Sementara itu, warga yang menggunakan media sosial sekitar 62 juta orang atau sekitar 75 persen atau 52 juta diantaranya mengakses media sosial melalui gadget dengan rata-rata waktu yang digunakan sekitar tiga jam per hari.Kominfo juga mengakses bahwa, perilaku masyarakat yang menggunakan internet di Indonesia juga variatif, dan akses media sosial menempati urutan tertinggi yakni mencapai 64 persen saat online. Menempati urutan tertinggi akan penggunaan internet di Indonesia, media sosial mampu menampilkan image yang memberikan kesan positif atau negatif yang tentunya mampu membuat personal branding seseorang. Seorang yang menampilkan personal imagenya di media sosial akan selaras dengan apa yang ia lakukan dan bagaimana ia menyampaikan informasiinformasi sesuai dengan karakteristik khalayaknya. Secara tidak langsung, Postingan- postingan di media sosial memberikan penilain atau kesan tersendiri dari orang yang mengunggah kepada orang yang menjadi pengikutnya (followers). Dengan
demikian,
media
sosial
dapat
dijadikan
sebagai
alat
untuk
mengkomunikasikan personal brandingnya . Bagaimana dengan personal brand dan personal branding? Pada kenyataannya kita menemukan banyak orang yang memiliki brand sangat kuat dibidangnya. Misalnya, begitu nama Jokowi disebut orang orang langsung tahu siapa dia dengan segala aktivitas ‘blusukan’ dan atribut yang melekat pada
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
5
dirinya. Dengan brand yang kuat itu membuat Jokowi menjadi eksis dengan profesinya. Di luar negeri juga banyak sosok yang begitu namanya disebut, nama itu langsung punya posisi tersendiri di pikiran masyarakat. Publik tidak suit untuk langsung mengerti ketika Nama Barack Hussein Obama, Nelson Mandela dan Cristiano Ronaldo disebut. Mereka adalah tokoh dunia yang dikenal karena dedikasi di bidang mereka masing-masing. Ridwan Kamil atau yang akrab disapa Kang Emil, termasuk calon yang telah mengantongi modal yang kuat untuk menang. Banyak pakar sudah bisa memprediksi itu. Alasannya adalah persepsi masyarkat yang sudah begitu positif dan kuat terhadap arsitek berkelas Internasional itu. Untuk mendapatkan persepsi itu, Ridwan tidak membangunnya dalam satu hari atau saat menjelang kampanye. Ridwan Kamil sudah lama melakukan apa yang kita sebut dengan personal branding.6 Kiprahnya di Bandung Creativity City Forum yang menjadi cikal bakal sebutan Bandung sebagai kota kreatif sangat menentuan langkahnya dalam pencalonan. Sebelum menjadi wali kota,tokoh muda ini sudah dikenal sebagai sosok yang kreatif dan aktif saat menjadi dosen materi kuliah kreativitas di ITB. Tak kurang dari dua puluh penghargaan yang berkaitan dengan karya arsitektur dan tata kelola kota kreatif sudah diraihnya. Bangunan Masjid Al-Irsyad, Kota Baru Parahyangan, Padalarang,Bandung, dinobatkan sebagai “Top 5 Best
6
Dewi Haroen, Personal Branding (Kunci kesuksesan berkiprah di dunia politik). Jakarta : Gramedia. 2014. Hal 23
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
6
Building of The Year 2010” oleh ArchDaily dan menjadi satu dari 25 masjid terindah di dunia versi Complex Magazine. Kang Emil yang berpasangan dengan Mang Oded dipersepsikan mampu memberi harapan baru bagi waga Bandung yang sudah penat dengan persoalan sampah, tata kota yang tak karuan, pedagang kaki lima, kepemimpinan yang birokratis dan statis, dan seterusnya dan seterusnya. Dengan slogan akan melakukan hal baru dan cara baru yang akan membuat masyarakat Bandung bisa lebih baik dan lebih maju, Kang Emil akhirnya dipercaya memimpin mereka. Berdasarkan hasil rekapitulasi perhitungan suara akhir Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung, pasangan Ridwan Kamil dan Oded M Danial(RIDO) meraih suara terbanyak yakni 434.130 suara atau 45,24%. Hasil perolehan suara itu jauh melampaui kandidat calon wali kota lainnya. Setelah terpilih, banyak gebarakan besar yang dia lakukan dengan melibatkan partisipasi aktif warganya, misalnya melakukan dialog dengan pejabat secara langsung dan online, memberikan sentuhan kreatif baru terhadap tata kelola, dan lain-lain.7 Keberhasilannya memenangkan Pilkada sudah bisa dipredikisi lantaran citra dirinya yang positif. Citra diri merupakan gambaran/persepsi yang ada di benak atau pikiran orang lain terhadap diri kita. Namun, bagaimana gambaran/persepsi
itu
lahir
adalah
bagaimana
kita
menentukan
dan
membentuknya dengan apa yang kita cerminkan dari diri kita. Citra diri timbul
7
Ibid, Hal 24
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
7
dari berbagai faktor situasional seperti : faktor ekologi, suasana perilaku, teknologi, faktor sosial dan lingkungan.8 Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu obyek dapat diketahui dari sikapnya terhadap obyek tersebut. Solomon dalam Rakhmat menyatakan semua sikap bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan. Sama halnya dengan Personal branding. Personal brandingmerupakan persepsi yang tertanam dan terpelihara dalam benak orang lain. Tentu tujuan akhirnya adalah bagaimana orang lain itu punya pandangan positif atau persepsi positif sehingga bisa berlanjut ke trust atau aksi-aksi lainnya, misalnya memilihnya sebagai caleg atau menggunakan jasanya. Biasanya, sebuah personal brand yang kuat selalu terdapat tiga hal mendasar yang menyatu, seperti yang pernah ditulis McNally 7 Speak (2004). Ketiga hal itu adalah :9 Pertama, kekhasan. Personal brand yang kuat menjelaskan sesuatu yang sangat spesifik atau khas sehingga berbeda dengan kebanyakan orang. Kekhasan disini bisa direpresentasikan dengan kualitas pribadi, tampilan fisik,atau keahlian. Contoh jelas terlihat pada Soekarno yang dalam berpidato selalu tampil dengan suara menggelegar, membangkitkan rasa patriotisme dan nasionalisme rakyat Indonesia yang sangat diperlukan pada masa-masa awal kemerdekaan. Tak heran 8
Dya Loretta. It’s Me. Jakarta : Lintas Kata. 2015. Hal 7 Dewi Haroen, Personal Branding (Kunci kesuksesan berkiprah di dunia politik). Jakarta : Gramedia. 2014. Hal 13
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
8
ia dijuluki sebagai orator ulung sehingga mampu membuat orang berduyun-duyun datang ke lapangan untuk mendengarkan pidatonya. Kedua, relevansi, personal brand yang kuat biasanya menjelaskan sesuatu yang dianggap penting oleh masyarkat dan punya relevansi dengan karakter orangnya. Jika relevansi itu tidak ada maka akan sulit terjadi penguatan pada mind masyarakat. Ia hanya bagaikan air hujan yang segera akan kering oleh panasnya sinar matahari. Misalnya seorang Ruhut Sitompul, politisi Demokrat yang punya suara lantang dengan background pengacara yang selama ini dikenal ahli hukum. Tidaklah relevan apabila dia berbicara panjang lebar mengenai pelestarian budaya nasional, meski hal itu sedang menjadi topik hangat di masyarakat Ketiga, konsistensi. Personal brand yang kuat biasanya buah dari upayaupaya branding yang konsisten melalui berbagai cara sehingga terbentuk apa yang biasa disebut dengan brand equity (keunggulan merek)Misalnya, politisi yang berasal dari partai islam dan giat dalam kegiatan dakwah serta pemberdayaan umat islam, tidaklah perlu dia membranding diri sebagai seorang ahli perbankan. Atau pada waktu yang lain membranding dirinya ahli hukum meski dia punya gelarsarjan hukum karena hal ini akan membuat brand dan track record yang ada menjadi bias, alias tidak jelas.10 Montoya dan Vanhaley (200140 menegaskan bahwa dalam pembentukan personal branding itu perlu menerapkan prinsip “Visibility”. Artinya, personal brand harus dapat dilihat secara konsisten terus-menerus sampai brand seseorang dikenal. Untuk menjadi visible itu, mau tidak mau kandidat perlu mempromosikan
10
Ibid, Hal 14
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
9
diri, memasarkan diri, dan menggunakan setiap kesempatan tampil yang ada agar dikenal atau dengan kata lain populer. 11 Dalam banyak kasus, visibility ini dianggap lebih penting dari kemampuan atau (ability), sehingga tak heran poltik pencitraan melalui media berdampak besar bagi aktor politik. Kandidat yang tidak pandai mencitrakan diri sulit medapat simpati rakyat. Sebaik apapun kandidat partai atau aktor politik, jika tidak dibarengi dengan pengelolaan pencitraan yang tepat maka akan kurang populer di mata publik. 12 Media sosial sendiri memiliki dampak postif dan dampak negatif. Keunggulan media sosial yaitu kegiatan komunikasi menjadi mudah , murah, lebih cepat tanpa terbatas jarak dan waktu. Namun kekurangannya menjadikan pengguna memiliki ketergantungan terhadap media sosial. Pengguna seolah lebih asik menggunakan dunia maya daripada dunia nyata. Hal yang semula privasi malah jadi konsumsi publik. Penyalahgunaan media sosial untuk kejahatan. Seperti yang kita ketahui saat ini instagram tengah menjadi media sosial yang sedang populer dan lebih banyak digunakan dibanding media sosial lainnya. Untuk itulah alasan peneliti memilih instagram sebagai media sosial yang peneliti jadikan bahan penelitian. Instagram menjadi salah satu media sosial yang paling digemari oleh para netizen saat ini. Media sosial Instagram digunakan para netizen untuk berbagi foto dan video. Ini merupakan hal yang positif yang bisa menjadikan seseorang dikenal publik. Dengan berbagi melalui Instagram menciptakan opini-opini bagi para 11
Dewi Haroen, Personal Branding (Kunci kesuksesan berkiprah di dunia politik). Jakarta:Gramedia. 2014. Hal 58 12 Ibid, Hal 59
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
10
penikmat dunia digital, dan menjadikan citra diri seseorang dalam setiap unggahan di media sosial tersebut.Instagram masuk kedalam media baru yang banyak digunakan oleh masyarakat beragam profesi mulai dari anak-anak, pelajar, pekerja,public figure, bahkan tokoh politik atau pemimpin daerah. Tokoh Pimpinan asal Kota Kembang, Bandung ini sangat eksis di media sosial. Menjabat sebagai Walikota Bandung periode 2013-2018 tidak membuat Ridwan Kamil membatasi kegiatan kesehariannya. Ridwan Kamil termasuk salah satu Pemimpin Daerah yang populer di media sosial seperti Twitter, Facebook dan Instagram. Dalam menggunakan akun-akun di media sosialnya, Ridwan Kamil menerapkan konten yang berbeda-beda disesuaikan dengan fitur masing-masing aplikasi media sosial tersebut. Misalnya pada akun Twitter yang ia gunakan untuk layanan publik seperti menerima laporan yang berasal dari masyarakat Bandung yang langsung memention beliau dan tanpa segan beliau menjawab langsung keluhan keluhan dari warga
Bandung
yang
me-mentionnya.
Pada
akun
Facebook,
beliau
menggunakannya untuk memposting kegiatan pemerintahannya seperti foto-foto saat rapat kerja, kunjungan ke daerah daerah Bandung dan postingan mengenai laporan pekerjaannya. Berbeda dengan Twitter dan Facebook yang terkesan formal, pada akun Instagramnya,
Ridwan Kamil sering kali menggunakan kata kata yang
mengandung unsur jenaka sehingga menghibur para followersnya. Kata kata yang mengandung lelucon ini ia tuliskan dalam keterangan foto atau caption di Instagramnya. Foto-foto yang ia unggah juga terkesan lebih santai dan sederhana
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
11
seperti selfie, wefie dengan masyarakat Bandung, Foto dengan keluarga dan Istrinya yang akrab ia sebut “Cinta” dan foto foto unik lainnya. Berdasarkan data yang dilakukan penliti hingga bulan februari 2017 tercatat
akun
instagram
dengan
username
@ridwankamil
ini
mampu
mencapaifollowers atau pengikut sebanyak 5,4 juta orang dengan total 3.635 postingan foto dan video. Tidak heran, followersnya setiap hari semakin bertambah seakan tak rela untuk ketinggalan postingan-postingan terbaru dari Kang Emil, termasuk peneliti yang menjadi salah satu dari jutaan followersnya sejak lama sebelum menjadikan Kang Emil sebagi objek penelitian skripsi hingga akhirnya jatuh hati pada unggahan unggahannya yang menarik untuk dijadikan bahan skripsi.
13
Gambar 1. Tampilan Profil Instagram Ridwan Kamil
13
https://www.instagram.com/ridwankamil/?hl=iddiakses tanggal 13 februari 2017 jam8.43
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
12
Peneliti tertarik mengangkat Ridwan Kamil karena Sosoknya sebagai Pemimpin daerah yang cerdas, ramah, dan gaul sehingga ia tidak hanya dikenal oleh warga Bandung bahkan warga luar kota Bandung. Alasan penulis untuk melakukan penelitian lebih dalam dengan mengkaji akun media sosial Walikota Bandung, Ridwan Kamil terkait personal brandingnya di media sosial instagram. Gaya bahasa dan foto – foto unik yang diposting Ridwan Kamil dengan dibumbui kata kata jenaka yang seringkali mengundang tawa bagi yang melihat postingannya di instagram, Ridwan Kamil mampu menepis kekakuan yang biasanya ditampilkan pada Pemimpin Daerah di Indonesia. Karena ini juga, yang menjadikan para followers Ridwan Kamil aktif dan partisipatif dengan postingan postingan Kang Emil, sehingga beragam komentar muncul mewarnai Instagram Ridwan Kamil. Analisis bahasa secara umum di presentasikan pada ilmu Semiotika. Perintis awal Semiotika adalah Plato(428-348 SM) yang memeriksa asal muasal bahasa dalam Cratylus. Juga Aristoteles yang mencermati kata benda dalam bukunya Poetics dan On Interpretation. 14 Kata semiotika berasal dari bahasa Yunani, seme,
seperti dalam
semiotikos yang berarti penafsir tanda. Sebagai suatu disiplin, semiotika berarti ilmu analisis tanda atau studi tentang bagaimana sistem penandaan berfungsi. Dalam hal ini Peneliti menggunakan semiotika Ferdidand de Saussure. Pendekatan Saussure tentang bahasa berbeda jauh dengan pendekatan Filolog 14
Paul Cobley dan Litza Jansz. Mengenal Semiotika fo begininners. Bandung : Mizan Media Utama. 2002. Hal 4
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
Abad ke-19. Saussure mempresentasikan analisis bahasa secara umum, sebuah kajian tentang prasyarat keberadaan dari sembarang bahasa.15 Saussure mendefiniskan tanda linguistik sebagai entitas dua sisi (dyad). Sisi pertama disebutnya dengan penanda (signifier). Penanda adalah aspek material dari sebuah tanda, sebagaimana kita menangkap bunyi saat orang berbicara. Bunyi ini muncul dari getaran pita suara (yang tentu saja bersifat material). Saussure menjelaskan penanda verbal sebagai “citra bunyi”. 16 Sisi kedua dari tanda yaitu sisi yang diwakili secara material oleh penanda adalah apa yang disebut Saussure sebagai petanda (signified). Petanda merupakan konsep mental. Konsep dasar dari Semiotika Saussure yaitu pada petanda (denotasi tingkat I) dan penanda (konotatif tingkat II) Akun media sosial instagram Ridwan Kamil bisa disamakan dengan sebagai strategi Public Relations dalam berhubungan langsung dengan stakeholdernya (dalam hal ini warga Bandung).
Strategi
Ridwan
Kamil
dalam memposting setiap foto dan video yang dituangkan dalam caption di instagramnya adalah wujud dari penggunaan media sebagai alat untuk membangun citradiri atau personal brand di media sosial. Dengan
menggunakan
metode
analisis
semiotika,
peneliti
akan
menganalisis makna dibalik foto-foto yang Kang Emil unggah yang mewakili personal brandingnya sebagai Walikota Bandung lewat media sosial instagram. Untuk itu, peneliti melakukan penelitian lebih dalam dengan masa periode selama tiga bulan, dimulai pada bulan Juli-September 2016. Mengapa 15 16
Ibid, Hal 9 Ibid, Hal 10
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
penelitimemilih melakukan penelitian dibulan tersebut? dilihat dari terdapatnya hari-hari besar dalam bulan bulan bulan tersebut seperti Momentum Idul Fitri pada bulan Juli, Peringatan HUT Kemerdekaan RI pada bulan Agustus dan aktivitas menarik lainnya yang diposting Ridwan Kamil pada bulan September. 1.2
Fokus Penelitian “Bagaimana konstruksi personal branding Ridwan Kamil di media sosial
instagram?”. 1.3
Identifikasi Masalah Identifikasi adalah merinci masalah sehingga dapat diketahui dengan jelas.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, identifikasi masalah yang muncul yaitu : 1. Peneliti ingin mengetahui konstruksi personal branding lewat unggahan di media sosial instagram. 2. Peneliti ingin mengetahui tanda dan makna dibalik teks yang diunggah lewat foto di media sosial instagram. 1.4
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui konstruksi personal
branding Ridwan Kamil di media sosial instagram. Peneliti juga ingin mengetahui makna dibalik postingan Ridwan Kamil melalui metode Analilis Semiotika. 1.5
Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
positif, baik akademis maupun praktis.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
1.5.1
Manfaat Akademis Hasil dari penelitian ini secara akademis diharapkan dapat berguna
dalam memberikan sumbangan pemikiran dibidang ilmu komunikasi khususnya dalam kajian analisa semiotika . Penelitian ini juga diharapkan dapat memperkaya, memperlengkap, dan dapat dijadikan bahan referensi pustakaan. 1.5.2
Manfaat Praktis Hasil dari penelitian ini secara praktis diharapkan dapat
memberikan tambahan informasi dan berguna untuk penelitian selanjutnya yang membahas tentang analisis semiotika dan personal branding pemimpin daerah di media sosial.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z