1
BAB I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Kekristenan di tanah air tidak bisa dilepaskan dari peran badanbadan zending yang bekerja mengabarkan Injil kepada masyarakat. Untuk menjalankan tugasnya tersebut, badan-badan zending menggunakan berbagai macam sarana dan metode, salah satunya dengan pendidikan umum, yakni mendirikan sekolah Kristen.
Sekolah Kristen dalam menjalankan fungsi dan perannya di tengah masyarakat ternyata mengalami perkembangan, semula sebagai sarana pekabaran Injil untuk menobatkan orang-orang yang belum mengenal Kristus dan belum menerima keselamatan, berkembang menjadi sarana pelayanan dan kesaksian, sebagai bentuk peran aktif gereja dalam dunia pendidikan nasional di Indonesia.
Ternyata konteks bangsa Indonesia yang mempunyai keberagaman agama belum sepenuhnya disadari oleh sekolah Kristen, karena dari perubahan misi dan tujuan yang dialami belum berubah ke arah keterbukaan tehadap keberadaan agamaagama lain. Dengan bukti masih dilaksanakannya Pendidikan Agama Kristen (PAK), sebagai satu-satunya pendidikan agama yang ditujukan kepada seluruh siswa, bahkan ada pemahaman bahwa PAK merupakan ciri khas dari sekolah Kristen. Paradigma ini masih bertahan pada sebagian orang sampai sekarang. Pada tahun 2003 UU Sistem Pendidikan Nasional disahkan, yang mewajibkan setiap naradidik diberikan pendidikan agama yang sesuai dengan agamanya dan diberikan oleh pengajar yang sama dengan agama naradidik. Berarti sekolah Kristen pun juga wajib melaksanakan pendidikan agama selain PAK. Ada sekolah Kristen yang tetap mempertahankan PAK sebagai satu-satunya pendidikan agama, tetapi ada juga sekolah yang mengganti PAK dengan Pendidikan Religiositas yang sudah dikembangkan oleh sekolah-sekolah katolik.
2
Pendidikan Religiositas merupakan model pendidikan yang diharapkan mampu untuk mewujudkan cita-cita masyarakat yang terbuka, guyub, damai, penuh cintakasih persaudaraan, dan dinamis. Dalam pendidikan religiositas para siswa dari berbagai agama mendapat kesempatan luas dan bebas untuk mengkomunikasikan pengalaman imannya masing-masing mengenai berbagai peristiwa pengalaman hidup.
1.2. Pokok Permasalahan
Keberagaman agama merupakan sesuatu yang sangat sensitif, terbukti dengan adanya pertikaian, permusuhan bahkan pembunuhan karena hal tersebut. Sekolah Kristen dengan fungsi dan perannya sebagai lembaga pelayanan dan kesaksian gereja dalam dunia pendidikan seharusnya juga bisa mewujudkan Kerajaan Allah dan damai sejahtera dalam dunia ini. Maka memiliki sikap yang terbuka terhadap keberadaan agama-agama lain sangat diperlukan untuk bisa mewujudkan cita-cita tersebut.
Sekolah Kristen dalam perkembangannya mengalami perubahan misi. Oleh karena itu, bagaimana perubahan yang dialami terkait fungsi dan perannya di tengah masyarakat. Selama ini sekolah Kristen dipahami sebagai sarana pekabaran Injil, hal ini bisa dilihat dari kewajiban mengikuti PAK bagi semua siswa. Maka nantinya akan dilihat apakah terjadi perubahan dalam peran dan fungsi PAK atau tidak?. Dalam perkembangannya, ada sekolah yang sudah mulai mengganti PAK dengan Pendidikan Religiositas, maka nanti juga akan dilihat apa dan bagaimana Pendidikan Religiositas tersebut?. Yang nantinya untuk menjawab pertanyaan apakah model Pendidikan Religiositas merupakan jawaban yang tepat untuk menjawab permasalahan mengenai keberagaman agama dan apakah bisa dipakai di sekolah Kristen dalam rangka pengembangan PAK?. Lalu bagaimana dengan misi sekolah, jika menggunakan Pendidikan Religiositas sebagai ganti PAK?
3
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas terlebih dahulu akan diuraikan mengenai perkembangan serta perubahan-perubahan yang terjadi dalam sekolah Kristen, terkait dengan misi sekolah termasuk juga perkembangan dalam pelaksanaan PAK sampai diganti dengan pendidikan religiositas. Pembahasan dilanjutkan dengan menganalisis Pendidikan Religiositas sebagai pendidikan berbasis pengalaman, serta dalam pelaksanaan di kelas mengutamakan dialog di antara siswa majemuk. Untuk membantu dalam menganalisis, penyusun akan memakai pendekatan dengan teori pendidikan yang dikembangkan oleh John Dewey dan Paulo Freire.
Hasil dari analisa di atas akan dipakai penyusun untuk menjawab pertanyaan, apakah model Pendidikan Religiositas merupakan jawaban yang tepat untuk menjawab permasalahan dalam keberagaman agama, serta menjawab pertanyaan mengenai misi sekolah Kristen jika mengganti Pendidikan Agama Kristen dengan Pendidikan Religiositas. 1.3. Batasan Masalah
Untuk membuat penyusunan skripsi supaya tidak terlalu meluas, maka penyusun membatasi permasalahan dalam pembahasan pada hal-hal berikut: -
Sekolah Kristen yang dimaksud adalah sekolah Kristen di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang berada di bawah naungan Lembaga Perencanaan dan Pengembangan Pendidikan Kristen Sinode GKJ dan GKI Jateng.
-
Jenjang sekolah yang akan dibahas khusus sekolah menengah atas atau SMA, dengan pertimbangan bahwa siswa yang sudah memasuki SMA sebentar lagi akan lulus sekolah ada yang melanjutkan kuliah atau bekerja. Maka diperlukan persiapan untuk para lulusan supaya lebih terbuka terhadap keberagaman dan perbedaan yang ada.
4
1.4. Judul dan Alasan Pemilihan Judul
Dengan berdasarkan uraian diatas, penyusun mencoba memberikan judul dalam penulisan skripsi, yakni:
Pendidikan Religiositas Sebagai Alternatif PAK di Sekolah Kristen dalam Konteks Masyarakat Majemuk
Dengan
alasan,
bahwa
sudah
saatnya
sekolah
Kristen
memperhatikan
keberagaman agama yang ada dalam lingkup sekolahnya, yakni melaksanakan Pendidikan Religiositas sebagai alternatif Pendidikan Agama Kristen. Perjumpaan antar iman jika dihadapi dengan sikap yang terbuka akan semakin memperkuat iman seseorang tanpa kehilangan jati dirinya. Perjumpaan antar iman tersebut akan sia-sia jika tidak dikembangkan menjadi sebuah komunikasi atau dialog dimana semua saling memperkaya dalam penghayatan dan pengalaman akan iman masing-masing. PAK yang diganti dengan Pendidikan Religiositas, diharapkan mampu menjadikan siswa menjadi manusia yang terbuka terhadap agama-agama yang lain.
1.5. Metode Penulisan
Dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penyusun menggunakan cara dan pendekatan deskriptif-analitis. Untuk menguraikan dan menyajikan data dengan jelas, akan dibantu dengan studi literer dari buku-buku atau literatur untuk mencari data-data dari PAK, juga dengan mencari data-data mengenai Pendidikan Religiositas yang dipakai dalam membuat analisis pengembangan PAK di sekolah Kristen.
5
1.6. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah, menganalisis Pendidikan Religiositas sebagai model pendidikan untuk digunakan dalam pengembangan PAK di sekolah Kristen, yang memiliki siswa beragam agamanya.
1.7. Sistematika Penulisan Untuk membuat penulisan skripsi ini lebih terarah maka urut-urutan penulisannya sebagai berikut:
BAB I
: Berisi mengenai permasalahan yang didalamnya ada latar
belakang masalah, pokok permasalahan, batasan masalah serta pemilihan judul, dan berisi mengenai metode penulisan, tujuan penulisan, sistematika penulisan.
BAB II
: Perubahan Fungsi dan Peran Sekolah Kristen dan Pendidikan Agama Kristen
Berisi uraian mengenai perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam sekolah Kristen terkait dengan fungsi dan perannya di tengah masyarakat, serta uraian mengenai perkembangan dan perubahan pelaksanaan PAK sampai digantikan dengan Pendidikan Religiositas.
BAB III
: Pendidikan Berbasis Pengalaman
Berisi analisis tentang Pendidikan Religiositas yang dibantu dengan teori Pendidikan yang berbasis pengalaman dari John Dewey dan teori pendidikan pembebasan dari Paulo Freire.
BAB IV Berisi
: Misi dan Identitas Sekolah Kristen dalam Keberagaman Agama analisis
mengenai
hubungan
Pendidikan
Religiositas
dan
keberagaman agama, yang nantinya untuk menjawab misi dan identitas sekolah Kristen dalam keberagaman agama
6
BAB V
: Penutup
Berisi mengenai kesimpulan yang berdasarkan hasil analisis dari keseluruhan bab, dan akan diakhiri dengan saran untuk pengembangan Sekolah Kristen.