BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Cilegon merupakan Kota Administratif yang sedang berkembang dan bertanggung jawab kepada Pemerintah Kabupaten Serang sejak tahun 1986. Posisi Cilegon yang berada dekat dengan Pelabuhan Merak dan PT.Krakatau Steel membuat kota ini menjadi jalur yang ramai dilalui para pendatang. Cilegon terus berkembang dengan pesat dan pada akhirnya dianggap mampu untuk menjadi Kotamadya tingkat II yang sampai sekarang disebut Kota Cilegon. Pada perkembangannya, Kota Cilegon telah mengalami kemajuan di berbagai bidang meliputi pemerintahan, perekonomian, industri, perdagangan dan jasa. Rais (1996) menyatakan bahwa pengembangan wilayah merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui proses pembangunan dengan memperhatikan seluruh aspek yang terkait dengan suatu wilayah. Pelaksanaan pembangunan dilakukan dengan optimalisasi pemanfaatan potensipotensi yang dimiliki, yang dapat dicapai melalui evaluasi dari berbagai pertimbangan kemampuan potensi daerah yang memungkinkan. Sesuai dengan misi Kota Cilegon yaitu “Masyarakat Cilegon Sejahtera melalui Daya Dukung Industri, Perdagangan dan Jasa”, kota ini melakukan pembangunan berbagai infrastruktur yang dapat mendukung potensi daerah dan mensejahterakan masyarakat termasuk pembangunan fasilitas umum. Ditjen Cipta Karya (2006) menyatakan bahwa kegiatan ekonomi tertinggi di Kota Cilegon terjadi pada lokasi fasilitas umum, yaitu perindustrian sebesar 64% yang diikuti bidang perdagangan dan pariwisata sebesar 11%. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa perekonomian Kota Cilegon sangat dipengaruhi oleh keberadaan fasilitas umum. Ditjen Cipta Karya (2006) menyatakan bahwa fasilitas umum adalah sarana dan prasarana penunjang pelayanan umum yang dibuat oleh individu, kelompok, instansi pemerintah maupun swasta, untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat tidak akan lepas dari peran fasilitas umum dalam setiap aspek kehidupannya. Kelengkapan fasilitas umum di suatu kota akan mempengaruhi 1
2
tingkat kehidupan, perkonomian dan kegiatan masyarakatnya. Fasilitas umum terdiri dari fasilitas kesehatan, pariwisata dan perhotelan, peribadatan, pendidikan, transportasi,
perdagangan,
perbankan,
pelayanan
jasa
dan
perindustrian.
Perkembangan fasilitas umum di suatu kota dipengaruhi oleh pola hidup masyarakatnya dan kebijakan dari dinas pemerintahan kota terkait. Dinas Tata Kota Cilegon adalah salah satu dinas pemerintahan yang menangani pengembangan fasilitas umum di Kota Cilegon. Peningkatan kualitas fasilitas umum yang selaras dengan perkembangan Kota Cilegon membuktikan keberhasilan kinerja Dinas Tata Kota Cilegon dalam mengembangkan fasilitas umum. Fasilitas umum sudah dibangun tersebar ke seluruh wilayah Kota Cilegon, namun sampai saat ini Kota Cilegon belum memiliki sarana untuk memperkenalkannya. Kurangnya promosi pembangunan fasilitas umum di beberapa lokasi yang jauh dari jalan utama menyebabkan tidak banyak diketahui bahkan oleh masyarakat Cilegon sendiri. Dinas Tata Kota Cilegon memiliki sebuah program untuk memperkenalkan fasilitas umum kepada masyarakat luas agar fasilitas umum tersebut dapat digunakan dengan baik dan optimal. Salah satu kegiatan Dinas Tata Kota Cilegon untuk mewujudkan program ini adalah membuat sebuah web yang dapat memperkenalkan Kota Cilegon kepada masyarakat luas. Namun demikian, pada web tersebut belum terdapat sarana untuk menyajikan lokasi fasilitas umum. Perkembangan teknologi SIG berbasis web dalam menyajikan informasi yang terkait dengan informasi keruangan suatu obyek di permukaan bumi dapat memungkinkan penyebarluasan informasi mengenai lokasi obyek dengan cepat. Lokasi dan sebaran fasilitas umum Kota Cilegon dapat disajikan dalam bentuk aplikasi sistem informasi dengan memanfaatkan teknologi SIG berbasis web. Keberadaan aplikasi sistem informasi ini akan memudahkan masyarakat dalam melakukan pencarian informasi lokasi fasilitas umum. Pengguna dapat langsung menemukan informasi fasilitas umum yang dibutuhkan pada web dan melihatnya pada peta tanpa harus melakukan survey langsung pada lokasi.
3
I.2. Cakupan Kegiatan Cakupan kegiatan aplikatif pembuatan sistem informasi fasilitas umum berbasis web adalah sebagai berikut : 1. Informasi fasilitas umum Kota Cilegon mencakup profil singkat Kota Cilegon, daftar informasi fasilitas umum dan aplikasi sistem informasi fasilitas umum yang terdiri dari peta tematik interaktif. 2. Pembuatan sistem informasi fasilitas umum berbasis web menggunakan data lokasi fasilitas umum digital dan peta online sebagai peta dasar yang meliputi Bing Maps dan OSM (Open Street Maps). 3. Klasifikasi fasilitas umum yang ditampilkan meliputi : a. Fasilitas pariwisata dan perhotelan, meliputi : lokasi wisata, hotel. b. Fasilitas perdagangan, meliputi : restorant, pertokoan, pasar, minimarket. c. Fasilitas perbankan, meliputi : bank, ATM. d. Fasilitas kesehatan, meliputi : rumah sakit, apotek, pusat kebugaran, laboratorium, puskesmas. e. Fasilitas pelayanan dan jasa, meliputi : kantor pemerintahan, kantor pelayanan. f. Fasilitas peribadatan, meliputi : tempat ibadah. g. Fasilitas pendidikan, meliputi : sekolah, bimbingan belajar. h. Fasilitas transportasi, meliputi : bengkel, pelabuhan, stasiun, terminal, SPBU. i. Fasilitas industri. 4. Bentuk query dari basisdata fasilitas umum yang akan dijadikan fitur-fitur dalam peta yaitu : a. Query atribut untuk mencari lokasi suatu fasilitas umum berdasarkan nama fasilitas umum. b. Query atribut untuk mencari fasilitas umum yang termasuk ke dalam jenis fasilitas umum tertentu. c. Query spasial untuk mengetahui fasilitas umum yang terdapat pada kecamatan tertentu.
4
d. Query spasial untuk mencari lokasi fasilitas umum berdasarkan input jarak (tanpa memperhatikan rute jalan/networking) dari suatu fasilitas umum lain yang telah ditentukan oleh pengguna. e. Query spasial untuk mencari lokasi suatu fasilitas umum terdekat (tanpa memperhatikan rute jalan/networking) dari suatu fasilitas umum lain yang telah ditentukan oleh pengguna. I.3. Tujuan Kegiatan ini bertujuan untuk membuat sebuah sistem informasi berbasis web yang menyajikan persebaran fasilitas umum Kota Cilegon dalam bentuk peta tematik beserta informasi terkait. Sistem informasi yang dibuat dilengkapi dengan fungsifungsi pencarian lokasi fasilitas umum dengan menerapkan query spasial dan atribut. I.4. Manfaat Hasil dari kegiatan diharapkan dapat digunakan untuk membantu Dinas Tata Kota Cilegon dalam menunjukkan fasilitas umum di Kota Cilegon dan membantu pengguna web untuk mencari lokasi serta informasi mengenai fasilitas umum yang ada di Kota Cilegon dengan sarana berupa aplikasi sistem informasi fasilitas umum yang dapat diakses melalui web. I.5. Landasan Teori I.5.1. Fasilitas umum Ditjen Cipta Karya (2006) menyatakan bahwa fasilitas umum adalah sarana dan prasarana penunjang pelayanan umum yang dibuat oleh individu, kelompok, instansi pemerintah maupun swasta, untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Fasilitas umum dibagi ke dalam beberapa bidang, yaitu fasilitas umum bidang kesehatan, transportasi, pendidikan, pariwisata, perdagangan, industri, perbankan, telekomunikasi dan pelayanan jasa. Berdasarkan bidang-bidang tersebut, jenis-jenis fasilitas umum yang ada di kota meliputi rumah sakit, GOR, sekolah, universitas, terminal, pasar, supermarket, bank, rumah makan, tempat wisata dan lainnya.
5
I.5.2. Sistem Informasi Geografis (SIG) Prahasta (2009) menyatakan bahwa Sistem Informasi Geografis merupakan sebuah sistem yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya. Terdapat empat komponen SIG yang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar I.1, meliputi : 1. Data masukan. Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggungjawab dalam mengkonversikan atau mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oeh perangkat SIG yang bersangkutan.
2. Data keluaran. Subsistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan keluaran (termasuk mengubahnya ke format yang dikehendaki) seluruh atau sebagian basisdata (spasial) baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya tabel, grafik, peta, dan lain sebagainya.
3. Manajemen data. Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-tabel atribut terkait ke dalam sebuah sistem basisdata sedemikian rupa hingga mudah dipanggil kembali, diperbaharui, dan diedit.
4. Manipulasi dan analisis data. Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi (evaluasi dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator matematis & logika) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Manipulasi Data
Data Keluaran
SIG
Data Masukan
Manajemen Data
Gambar I.1. Empat komponen SIG (Prahasta, 2009)
6
Davis (2001) menyebutkan bahwa terdapat beberapa fungsi dari SIG antara lain sebagai berikut : 1. Koleksi data atau pengumpulan data. SIG mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dapat berupa data vektor maupun raster. 2. Penyimpanan dan manajemen data. Data digital dalam SIG disimpan dengan efisien ke dalam sebuah basisdata. 3. Pemanggilan data kembali. SIG dapat dengan menyeleksi dan menampilkan data. 4. Konversi data. SIG dapat melakukan konversi data dari suatu bentuk menjadi bentuk lain atau dari suatu format peta menjadi format peta lainnya. 5. Analisis. Analisis data dalam SIG bertujuan untuk menghasilkan informasi baru dalam peta. 6. Pemodelan data. SIG menyederhanakan data agar informasi di dalamnya dapat dimengerti atau dapat menjelaskan dunia nyata secara sederhana. 7. Penyajian data. SIG dapat menampilkan data melalui berbagai cara, seperti peta, diagram dan laporan, agar dapat dimengerti. I.5.3. Sistem Basisdata Basisdata dapat diartikan kumpulan data tentang suatu benda atau kejadian yang saling berhubungan satu sama lain. Basisdata meliputi spesifikasi tipe data, struktur dan pembatasan (constraints) dari data yang disimpan dalam sebuah sistem basisdata (Waljiyanto 2003). Data merupakan fakta yang mewakili suatu obyek seperti manusia, hewan, peristiwa, konsep, keadaan dan sebagainya, yang dapat dicatat dan mempunyai arti yang implisit. Data diorganisasikan ke dalam bentuk: 1. Elemen data adalah satuan data terkecil yang tidak dapat dipecah lagi menjadi unit lain yang bermakna. Misalnya data mahasiswa terdiri dari NIM, Nama, Alamat, Telepon atau Jenis Kelamin. 2. Rekaman merupakan gabungan sejumlah elemen data yang saling terkait. Istilah lain dari rekaman adalah baris atau tupel. 3. Berkas adalah himpunan seluruh rekaman yang bertipe sama.
7
Sistem basisdata adalah gabungan antara basis data dan perangkat lunak SMBD (Sistem Manajemen Basisdata) termasuk di dalamnya program aplikasi yang dibuat dan bekerja dalam satu sistem. Konsep sistem basisdata dijelaskan lebih lengkap pada gambar I.2.
Gambar I.2. Konsep sistem basisdata (Waljiyanto, 2003) I.5.3.1 Basisdata spasial. Yeung dan Hall (2007) menyatakan bahwa basisdata spasial adalah basisdata yang berfungsi untuk menyimpan dan mengolah data yang terkait dengan obyek keruangan. Terdapat tiga karakteristik basisdata spasial, meliputi : 1. Penyimpanan data spasial. Data spasial merupakan data yang menjelaskan posisi objek baik berupa fitur titik, garis, ataupun luasan yang direferensikan terhadap sistem koordinat tertentu. Model data spasial terdiri dari dua macam yaitu, vektor dan raster (Prahasta, 2009). Model data spasial yang sering disimpan dalam basisdata spasial adalah data vektor, hal ini dimaksudkan agar dapat dilakuakn proses perubahan data vektor. Data vektor merupakan data yang tersimpan dalam bentuk koordinat membentuk geometri tertentu seperti titik, garis dan poligon. Open Geospatial Consortium (2011) dalam peraturan standar simple feature access menyatakan bahwa bentuk geometri dalam basisdata spasial dapat disajikan dalam bentuk WKB (bahasa binary) dan WKT (bahasa teks). Penyajian tipe geometri dalam bentuk WKT dapat dilihat pada tabel I.1.
8
Tabel I.1. Tipe geometri pada data spasial (Open Geospatial Consortium, 1999) Tipe geometri Titik
Koordinat
Point
Point (X, Y)
Line
Line (X1 Y1, X2 Y2)
Garis Linestring
Polygon
Area
Linestring ( X1 Y1, X2 Y2, X3 Y3, ....)
Gambar
1 2 2
1 3
4
Polygon (X1 Y1, X2 Y2, X3 Y3, ..... , X1 Y1) Multipolygon ((X1 Y1,
Multipolygon
X2 Y2, X3 Y3, ...... , X1 Y1), (X1 Y1, X2 Y2, X3 Y3, ..... , X1 Y1))
2. Fungsi spasial. Fungsi ini digunakan untuk melakukan query yang berhubungan dengan data spasial, seperti fungsi Geometry From Text, Distance, Within, Contains dan sebagainya. Spesifikasi fungsi spasial diatur oleh OGC (Open GIS Consortium) dalam OpenGIS Simple Features Specification. Aturan ini dibuat agar terdapat standarisasi fungsi spasial pada perangkat lunak yang melakukan pengolahan data spasial. 3. Indeks spasial. Indeks spasial bekerja dengan tujuan untuk mempercepat akses menuju data dan memberikan timbal balik permintaan data kepada pengguna. Konsep dasar indeks spasial menggunakan pendekatan untuk melakukan penyempitan wilayah pencarian secara berangsur-angsur pada proses akses data sampai obyek spasial yang diminta pengguna ditemukan. I.5.4. Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Sistem Informasi Geografis berbasis web adalah sebuah web yang berisi aplikasi SIG untuk menyajikan informasi keruangan dan atribut. Peng dan Tsou (2003) menyebutkan bahwa SIG berbasis web memiliki tiga komponen utama yang dapat dilihat pada gambar I.3, meliputi:
9
1. Pengguna (web client) adalah sisi dimana pengguna melakukan interaksi dengan suatu aplikasi SIG berbasis web melalui tampilan antarmuka yang menyajikan informasi geospasial. 2. Server (web server) adalah sisi dilakukannya proses untuk merespon request dari pengguna. 3. Spatial database adalah tempat menyimpanan data spasial dan atribut yang pengelolaannya dilakukan dengan bantuan SMBD.
Gambar I.3. Komponen SIG berbasis web (Peng dan Tsou, 2003) Sebuah aplikasi SIG baik berbasis web maupun berbasis dekstop harus dapat mendukung terjadinya 3 kegiatan utama dalam SIG, meliputi : 1. Manajemen basisdata spasial dan atribut. 2. Penyajian data spasial (peta) sesuai dengan ketentuan kartografi. 3. Analisis data (query, overlay). Penyajian data spasial pada web dalam bentuk peta dapat disajikan dalam berbagai model, hal ini tergantung pada data yang digunakan dan tingkat kedinamisan yang diinginkan pada peta tersebut. Kraak (2001) menyebutkan bahwa peta berbasis web dapat dikatagorikan menjadi dua model yang dapat dilihat pada gambar I.4, yaitu peta statik dan peta dinamik. Masing-masing kategori tersebut dapat dibagi kembali menjadi dua tipe yaitu view only dan interaktif. static maps
view only
interactive
view only
interactive
web maps dinamic maps
Gambar I.4 Klasifikasi peta berbasis web (Kraak, 2001) 1. Peta statik dapat bersifat view only yang disajikan sama halnya dengan peta konvensional. Adapun yang bertipe interaktif dilengkapi dengan perintah-
10
perintah sederhana seperti pengaturan layer peta, zooming, panning dan hyperlink menuju informasi tertentu. 2. Peta dinamik merupakan peta yang mempresentasikan perubahanperubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat terdiri dari satu atau lebih dari komponen data yang ada. Pada jenis yang interaktif, animasianimasi yang ditampilkan dapat disesuaikan dengan keinginan pengguna, misalnya menentukan jalur perjalanan, menentukan lokasi tertentu, arah pandangan, ketinggian dan sebagainya. I.5.5. Perangkat Lunak OpenGeo Suite OpenGeo Suite adalah sebuah „software stack‟ yang bermanfaat dalam pengelolaan data spasial dimulai dari penyimpanan, pengelolaan hingga visualisasi dalam tampilan Sistem Informasi Geografis berbasis web (Boundless, 2013). OpenGeo Suite merupakan sepaket perangkat lunak geospasial bersifat open source yang dapat digunakan untuk mempublikasikan data di web. OpenGeo Suite terdiri dari perangkat lunak Open Source yang lebih jelasnya dapat dilihat pada I.5, meliputi:
Gambar I.5. Arsitektur perangkat lunak OpenGeo Suite (http://suite.opengeo.org, 2013) 1. PostGIS : Sistem basisdata spasial. 2. GeoServer : Peta dan server data geospasial. 3. GeoExplorer : Browser yang umumnya digunakan untuk melihat, navigasi dan mengatur data. Ini dikembangkan pada OpenLayer dan GeoExt, keduanya adalah JavaScript library untuk membangun aplikasi geospasial.
11
4. GeoWebCache : digunakan sebagai proxy antara pengguna peta dan server peta untuk mempercepat proses penyajian peta dan menghilangkan proses permintaan yang berlebih saat dilakukan pembaharuan. I.5.5.1 PostGIS. Obe dan Hsu (2011) menyebutkan bahwa PostGIS adalah sebuah basisdata spasial bersifat Open Source yang dikembangkan sebagai ekstensi pada perangkat lunak basisdata PostgreSQL. PostGIS dapat memberikan akses optimal terhadap data spasial terkait proses pembaharuan data, sehingga PostGIS merupakan salah satu komponen utama dari OpenGeo Suite. Pada perangkat lunak PostgreSQL berekstensi PostGIS, data spasial (geometri) disimpan dalam sebuah kolom geometri. Data geometri tersebut disimpan dalam bentuk WKB (Well Known Binary) atau bahasa biner yang hanya dimengerti oleh komputer dan sudah ditetapkan OGC. Para pengguna perangkat lunak dapat menampilkannya dalam bentuk teks atau WKT (Well Known Text) dengan salah satu fungsi SQL agar data geometri dapat dimengerti oleh pengguna. Pada basisdata spasial yang terpenting adalah pendefinisian geometri dan sistem referensi spasial. Obe dan Hsu (2011) menyebutkan bahwa terdapat dua buah tabel metadata PostGIS yang mencakup kedua bagian penting dari basisdata spasial tersebut, yaitu tabel spatial_ref_sys dan tabel geometry_column. Kedua tabel ini digunakan untuk menyimpan informasi metadata dari objek spasial yang dibuat. 1. Tabel spatial_ref_sys Tabel spatial_ref_sys berisi informasi mengenai sistem referensi spasial yang dapat digunakan pada tabel basisdata spasial. Terdiri atas lima kolom yaitu srid, auth_name, auth_srid, srtext dan proj4tex. Setiap baris pada tabel ini dapat mendefiniskan sebuah sistem referensi, contohnya sistem referensi GCS WGS 1984 (EPSG : 4326) dijelaskan secara lengkap informasi terkait seperti datum, elipsoid yang digunakan, dan lainnnya. 2. Tabel geometry_column Tabel geometry_column berisi pendefinisian kolom geometri pada masingmasing
tabel
f_table_catalog,
basisdata
spasial.
f_table_schemas,
Terdiri
atas
f_table_name,
tujuh
kolom
yaitu
f_geometry_column,
coord_dimension, srid dan type. Setiap baris pada tabel ini mendefinisikan bentuk geometri dari masing-masing tabel basisdata spasial, contohnya
12
untuk tabel kecamatan dijelaskan bahwa memiliki bentuk polygon dan lainnya. PostGIS memiliki fungsi spasial yang cukup lengkap dan memenuhi spesifikasi fungsi spasial yang ditetapkan oleh OGC. Fungsi spasial ini digunakan untuk melakukan query terhadap data spasial baik model data vektor maupun raster. Beberapa contoh fungsi spasial pada PostGIS adalah sebagai berikut : 1. ST_GEOMFROMTEXT(‘POINT(X Y)’, SRID). Fungsi ini dapat digunakan untuk menuliskan koordinat baru pada query. PostGIS membaca geometri dengan bahasa biner sehingga diperlukan fungsi ini agar perangkat lunak dapat memahami koordinat yang tuliskan dalam bentuk teks. 2. ST_DISTANCE(geometry_a, geometry_b). Fungsi ini dapat digunakan untuk membuat query perhitungan jarak antara dua titik. Perhitungan jarak ini tidak memperhatikan rute jalan, namun berdasarkan perhitungan phytagoras. 3. ST_SETSRID(geometry,
SRID).
Fungsi
ini
digunakan
untuk
mendefinisikan sistem koordinat pada suatu geometri. 4. ST_TRANSFORM(geometry, SRID). Fungsi ini digunakan untuk merubah sistem koordinat suatu geometri yang sebelumnya sudah memiliki suatu sistem koordinat. I.5.5.2 GeoServer. GeoServer menurut Lacovella dan Youngblood (2013) adalah sebuah perangkat lunak bersifat Open Source yang dibangun dengan menggunakan java yang memiliki kemampuan untuk mengelola dan menyajikan data spasial ke dalam format akses sesuai dengan standar dan spesifikasi dari OGC (Open Geospatial Consortium). GeoServer menggunakan layanan standar OGC
dalam
menyajikan data peta yaitu Web Map Service (WMS) dan Web Feature Service (WFS). Web Map Service (WMS) adalah standar dari OGC yang digunakan untuk pengiriman dan penerimaan data gambar geospasial melalui protokol HTTP. Gambar geospasial ini dapat bersumber dari data vektor dan data raster. WMS menyediakan sebuah standar interface untuk merequest gambar geospasial. Manfaat utama dari WMS adalah pengguna dapat meminta gambar dari beberapa server, dan kemudian menggabungkannya dalam satu tampilan. WMS menjamin bahwa gambar-gambar ini
13
semua bisa ditumpuk satu sama lain agar dapat menggambarkan keadaan lapangan yang sebenarnya. Banyak server dan pengguna yang mendukung WMS. GeoServer menerapkan Web Map Service (WMS) standar, sehingga dapat membuat peta dalam berbagai format keluaran seperti gambar/citra atau data geospasial. Pada GeoServer, data WMS dapat ditampilkan dalam format AtomPub, GIF, GeoRSS, GeoTIFF, TIFF, JPEG, PNG, KML, KMZ, PDF dan SVG. Web Feature Service (WFS) adalah standar yang dibuat oleh OGC yang mengacu pada pengiriman dan penerimaan data geospasial melalui protokol HTTP. GeoServer juga sesuai dengan Web Feature Service (WFS) standar, yang memungkinkan berbagi dan pengeditan data yang digunakan untuk membuat peta serta memungkinkan untuk menampilkan informasi spasial kepada dunia. Data WFS pada Geoserver dapat ditampilkan dalam format CSV, GeoJSON, GML dan Shapefile. Salah satu format data WFS yang paling sering digunakan adalah GeoJSON. Butler (2008) menyebutkan bahwa GeoJSON merupakan singkatan dari Geographic Objects of JSON yang digunakan untuk mentransmisikan berbagai struktur data geografis yang dilengkapi dengan data atribut non-spasial dari sebuah perangkat lunak menjadi sebuah dokumen script yang ringkas sehingga menjadi lebih ringan dan cepat untuk diakses dengan perangkat lunak lainnya. Script GeoJSON ini adalah pengembangan dari script JavaScript Object Notation (JSON). Sebuah obyek pada GeoJSON dapat merepresentasikan sebuah geometri, fitur atau kumpulan geometri. Script GeoJSON dapat digunakan untuk menyimpan beberapa tipe geometri antara lain : Point, Linestring, Polygon, Multipolygon dan Geometry Collection. Contoh data dalam format GeoJSON dapat dilihat pada gambar I.6.
Gambar I.6. Contoh tampilan data dalam format GeoJSON.
14
Pada GeoServer, proses untuk konfigurasi, edit dan style yang terkait dengan data geometri dapat diatur, sehingga server dapat menampilkan peta dan informasi dengan menarik dan lengkap pada websitenya. Beberapa komponen yang dimiliki oleh GeoServer dapat dilihat pada tampilan GeoServer pada gambar I.7 yang meliputi : 1. Menu Layer preview. Menu ini berfungsi untuk menampilkan data yang terdapat dalam GeoServer. 2. Menu Workspaces. Menu workspaces digunakan untuk membuat lembar kerja. 3. Menu Stores. Menu ini berfungsi untuk menambahkan data ke dalam penyimpanan GeoServer. Data yang dapat diolah menggunakan GeoServer meliputi : shapefile, MySQL, PostGIS, GeoTIFF dan lain sebagainya. 4. Menu Layers. Menu ini berfungsi untuk merubah informasi mengenai sebuah layer, mengganti proyeksi yang digunakan dan mengganti style layer jika akan ditampilkan dalam WMS. 5. Menu Layer groups. Menu ini berfungsi untuk menggabungkan beberapa layer menjadi satu layer. 6. Menu Styles. Menu ini digunakan untuk membuat dan mengedit style sebuah layer dengan bahasa XML.
Gambar I.7. Tampilan perangkat lunak GeoServer
15
GeoServer memiliki fitur tambahan yaitu SQL View yang berfungsi membuat view untuk menyimpan data hasil query dan kemudian dapat ditampilkan sebagai layer baru pada peta. View pada SQL adalah tabel virtual yang dibuat dari beberapa tabel lain. View pada perangkat lunak SQL memiliki fungsi khusus yaitu untuk menyimpan hasil query karena sifatnya yang dapat diperbaharui. I.5.6. Pemrograman Web I.5.6.1. Hubungan client dan server. Client adalah komputer yang digunakan untuk mengakses semua data yang telah disajikan oleh server. Client dapat disebut juga pengguna web. Server adalah komputer yang menyediakan layanan untuk pengguna dan menanggapi permintaan dari pengguna. Server biasanya didukung oleh hardware penyimpanan data. Pada sistem client and server, pengguna melakukan permintaan dan server akan menyediakan layanan. Diantara pengguna dan server terdapat penghubung yang disebut browser. Browser adalah perangkat lunak yang berfungsi untuk mengirim permintaan pengguna kepada server, menerima data dari server dan menyajikan data di internet. Kadir (2003) menyebutkan untuk membentuk web dinamis, terdapat dua macam teknologi web yang menghubungkan pengguna dan server : 1. Thick Client (Client side). Pada sistem ini semua berpusat pada pengguna. Server sudah menyediakan semua layanan agar pengguna dapat dengan mandiri menemukan informasi yang dibutuhkan dari basisdata server. Sistem ini memiliki banyak kelebihan antara lain pengguna tidak lagi bergantung pada server. Kelemahan sistem ini adalah biaya penyediaannya yang mahal dan keamanan data rendah. 2. Thin Client (Server side). Pada sistem ini semua berpusat pada server. Pengguna harus mengirim permintaan kepada server. Server akan mencari data dan mengolahnya sesuai dengan permintaan pengguna, kemudian hasil pengolahan akan dikirim kembali menuju pengguna. Pengguna hanya dapat mengakses informasi yang dikirimkan oleh server dan tidak dapat mengolah data server sendiri. Keuntungannya adalah keamanan data server terjaga.
16
I.5.6.2. World Wide Web (WWW). Yuhefizar (2008) menyebutkan bahwa World Wide Web atau yang biasa disebut Web adalah suatu metode untuk menampilkan informasi di internet, baik berupa teks, gambar, suara maupun video yang interaktif dan mempunyai kelebihan untuk menghubungkan (link) satu dokumen dengan dokumen lainnya (hypertext) yang dapat diakses melalui sebuah browser. Web bekerja dengan beberapa hal penting yang mendukungnya, yaitu : 1. Web page adalah dokumen yang menyimpan informasi pada Web. 2. Server Web merupakan tempat untuk menyimpan web page pada suatu web. 3. Web Client merupakan komputer client atau pengguna yang digunakan untuk mengakses web. 4. Web Browser merupakan sebuah perangkat lunak yang dipakai oleh pengguna untuk dapat membaca web page. I.5.6.3. Hypertext Markup Language (HTML). HTML menurut Willard (2009) ialah suatu bahasa pemrograman yang digunakan untuk menggambarkan struktur halaman web. HTML merupakan bahasa pemrograman web berorientasi client side. Segala sesuatu yang tampil pada halaman web diatur oleh HTML. Perintah dalam bahasa HTML dapat memungkinkan pengguna melakukan fungsi-fungsi untuk memperindah tampilan dan menghubungkan satu file dengan file lainnya pada media online. Beberapa contoh fungsi yang dapat dilakukan dengan menggunakan HTML sebagai berikut : 1. Menentukan posisi teks. 2. Mengintegrasikan gambar dengan teks. 3. Membuat links. 4. Membuat tabel. 5. Membuat form interaktif. 6. Dan lain sebagainya. Dokumen HTML dapat dibuat menggunakan notepad++ seperti pada gambar I.8. Elemen HTML berupa tag yang berpasangan. Tag awal ditandai dengan simbol <
> atau <, tag akhir ditandai dengan simbol > atau />. Setiap dokumen
HTML diawali dengan dan diakhiri dengan . Pada dokumen HTML terdapat 2 elemen inti, meliputi :
17
1. Kepala (head) Kepala dokumen ditandai dengan tag dan . Pada bagian kepala berisi judul dokumen yang ditulis di dalam tag
dan . Selain itu, terdapat link halaman sumber fungsi dan fungsi-fungsi yang akan dipanggil pada badan dokumen. 2. Badan (body) Badan dokumen ditandai dengan tag dan . Semua yang tertulis pada bagian badan akan ditampilkan pada halaman web. Pada bagian badan dapat dituliskan perintah untuk memanggil fungsi pada kepala dokumen, memanggil file gambar, membuat tombol link ke halaman web lainnya dan sebagainya.
Gambar I.8. Penulisan dokumen HTML. I.5.6.4. Javascript. Javascript adalah bahasa scripting yang digunakan untuk membuat aplikasi web, sifatnya client-side sehingga dapat diolah langsung di browser tanpa harus terhubung ke server terlebih dahulu. Walaupun namanya menggunakan kata “Java”,
javascript tidak berhubungan dengan bahasa
pemrograman java, meskipun keduanya memiliki kemiripan dalam hal syntax yang meniru bahasa C. Kode javascript dapat disisipkan dalam halaman web (HTML) menggunakan tag <script> dan . Sunyoto (2007) menyatakan bahwa javascript dapat ditulis dalam dokumen HTML atau di luar dokumen HTML (eksternal). Javascript yang berada di luar dokumen HTML ini merupakan file javascript (.js) yang akan dipanggil pada bagian kepala dokumen HTML (head). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar I.9.
18
Gambar I.9. Penulisan eksternal javascript pada HTML. Javasript yang berada di dalam dokumen HTML dibagi menjadi dua macam, yaitu : penulisan javascript pada bagian kepala dokumen HTML (head) yang kemudian dipanggil pada bagian badan (body) atau langsung dituliskan pada bagian badan (body). Bentuk penulisan dan perintah-perintah yang digunakan pada kedua jenis ini sama, perintah-perintah dari dalam bahasa javascript dituliskan didalam fungsi (function) di dalam tag <script> dan . Perbedaan dari kedua jenis ini adalah pada saat pemanggilan fungsi, untuk javascript yang dituliskan di head pemanggilan fungsi dilakukan pada tag body, contoh : fungsi javascript bernama “init” maka cara pemanggilannya . Pada jenis penulisan javascript pada bagian body tidak perlu dilakukan pemanggilan, perintah javascript yang dituliskan pada body akan langsung dijalankan oleh HTML. Contoh penulisan internal javascript pada HTML dapat dilihat pada gambar I.10.
Gambar I.10. Penulisan internal javascript pada HTML.
19
I.5.6.5. JQuery. JQuery menurut Chaffer dan Swedberg (2011) adalah library javascript untuk membuat aplikasi web yang dibuat menjadi lebih menarik, baik dari sisi antar muka pengguna, proses maupun interaktivitas. JQuery memiliki slogan “Write less, do more” yang maksudnya adalah kesederhanaan dalam penulisan script, tetapi menghasilkan lebih baik dan menarik. Kelebihan penggunaan script JQuery pada web, antara lain : 1. Mengakses bagian halaman tertentu. 2. Mengubah tampilan bagian halaman tertentu. 3. Mengubah isi dari halaman. 4. Menanggapi interaksi client dalam halaman. 5. Menambahkan animasi ke halaman. 6. Mengambil informasi dari server tanpa merefresh seluruh halaman. 7. Menyederhanakan penulisan javascript biasa. I.5.6.6. OpenLayers. Hazzard (2011) menyatakan bahwa Openlayers adalah library javascript untuk menampilkan data peta di web. Openlayers mengimplementasikan JavaScript API yang digunakan untuk membangun aplikasi GIS berbasis web. Openlayers mirip dengan Google Maps and MSN Virtual Earth API, dengan satu perbedaan penting yaitu OpenLayers adalah perangkat lunak gratis, yang dikembangkan oleh komunitas perangkat lunak OpenSource. OpenLayers tidak tergantung dengan Server, artinya jika suatu saat ada sumber peta misalnya Bing Map atau Google Map yang berbayar ditutup, maka sumber peta pada OpenLayers dapat diubah ke provider server peta dasar lainnya. Contoh penulisan script Openlayers dapat dilihat pada gambar I.11.
Gambar I.11. Penulisan script OpenLayers.
20
I.5.6.7. Ext JS dan GeoExt. Ext JS adalah library javascript untuk membangun antarmuka aplikasi berbasis web. Kegunaan Ext JS hampir sama dengan jQuery yang sudah lebih dahulu populer. Beberapa kegunaan Ext JS antara lain (Sencha 2013) : 1. Ext JS menyediakan library komponen yang lengkap, diantaranya: charting, drawing, tombol, grid, form, layout, window, tab, tree, menu dan masih banyak lagi. 2. Komponen Ext JS sangat extensible, sehingga kita bisa memodifikasi komponen sesuai kebutuhan. 3. Modern application framework, didukung dengan ratusan API siap pakai. 4. Mendukung MVC architecture, sehingga aplikasi terstruktur dan dapat dikelola dengan baik. 5. Dibangun berdasarkan HTML5 dan cocok dengan hampir semua web browser modern yang ada saat ini. GeoExt adalah library javascript untuk membuat aplikasi web berbasis SIG. Library tersebut dibangun berdasarkan Ext JS dan OpenLayers, sehingga dapat membantu dalam pembuatan webGIS yang dinamis dan menarik. Komponen yang disediakan oleh GeoExt sangat lengkap untuk mendukung pembuatan peta berbasis web, antara lain (Anonim 2010) : 1. Menambahkan bingkai peta (window) dan judul peta. 2. Menambahkan legenda, tree dan grid panel. 3. Menambahkan tools pencarian (dengan menggunakan combobox dan form panel). 4. Menambahkan tools untuk menjalankan fungsi analisis dan overlay peta. 5. Log in bagi pengguna. 6. Unggah dan unduh data peta. 7. dan lainnya. I.5.6.8. Casading Style Sheet (CSS). CSS menurut Kadir (2003) adalah suatu bahasa stylesheets yang mengatur tampilan suatu dokumen. CSS memungkinkan untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda. CSS dapat membuat tampilan web menjadi lebih cantik dan konsisten. CSS merupakan sebuah teknologi internet yang direkomendasikan oleh W3C (World Wide Web Consortium).
21
Ada tiga cara untuk menuliskan kode CSS. Pertama adalah Internal Style Sheet yang contohnya dapat dilihat pada gambar I.12a, yaitu menuliskan langsung diantara tag HTML/XHTML dalam tag <style> . Kedua adalah Inline Style Sheet yang contohnya dapat dilihat pada gambar I.12b, yaitu menuliskan script CSS langsung pada obyek di HTML. Ketiga adalah External Style Sheet yang contohnya dapat dilihat pada gambar I.12c, yaitu script CSS disimpan dalam file yang terpisah kemudian dipanggil saat halaman web dibuka.
a
b
c
Gambar I.12. Contoh Script CSS.