BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebebasan suatu individu dalam memperoleh dan menyebarkan informasi saat ini semakin terbuka sebab, adanya kemajuan teknologi informasi. Informasi yang dibutuhkan oleh seseorang mampu diperoleh darimana saja, baik dari individu lain, kelompok masyarakat, berbagai media, hingga instansi pemerintah maupun swasta. Saat ini ada berbagai media massa yang mampu menyajikan informasi dimulai dari hal yang umum hingga khusus, mengakibatkan publik menjadi semakin peka dalam menerima, mengelola serta menyebarluaskan informasi tersebut ke berbagai pihak. Mengenai informasi publik, pemerintah memberi perhatian khusus dalam menanggapi hal ini, seperti tercantum dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 bab I pasal I ayat 2 tentang Keterbukaan Informasi Publik ialah informasi yang dihasilkan,
disimpan, dikelola, dikirim, dan/ atau diterima oleh suatu Badan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara dan penyelenggaraan Negara dan/ atau penyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publik lainnya yang sesuai dengan Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik. Publik berhak memperoleh informasi, sehingga dapat dikatakan keterbukaan informasi publik merupakan suatu hak yang diberikan kepada publik untuk memperoleh informasi. Widya mengemukakan dalam jurnal Pala (2012), hak atas informasi tersebut meliputi : (1) Hak publik untuk memantau atau mengamati perilaku pejabat publik dalam menjalankan fungsi publiknya (right to observe); (2) Hak publik untuk mendapatkan/mengakses informasi (public accessto information); (3) Hak publik untuk berpartisipasi dalam proses pembentukan kebijakan (right to participate); (4) Kebebasan berekspresi yang salah satunyadiwujudkan kebebasan pers (free and responsible pers); (5) Hak publik untuk mengajukan keberatan apabila hak-hak di atas diabaikan (right to appeal)
1
baik melalui administrasi maupun adjudikasi (menggunakan sarana pengadilan semu, arbetrasi maupun pengadilan). Keikutsertaan publik dalam proses penerimaan dan peyebaran informasi yang berhubungan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, terkait permasalahan lingkungan sekitar hingga instansi-instansi pemerintah maupun swasta, mampu membuat pemerintah menjadi lebih peka dan sensitif terhadap permasalahan yang terjadi di sekitar masyarakat, khusunya mengenai masalah fasilitas umum atau infrastruktur hingga pelayanan publik. Sebab jika kita tinjau kembali, pelayanan publik di Indonesia sendiri saat ini dapat dikatakan masih jauh dari harapan. Pada tahun 2014 Ombudsman mencatat bahwa, “laporan yang masuk berjumlah 6.180 laporan , pemerintah provinsi Jawa Barat masuk dalam peringkat ketiga daerah yang paling banyak mengadu ke Ombudsman dengan jumlah 342 laporan. Pelayanan dari pemerintah Kabupaten/Kotamadya mengambil porsi 77.7% dari seluruh jumlah pengaduan. Sebagaimana diketahui bahwa pelayanan sebagian besar berada pada penyelenggara pelayanan di lingkungan Pemerintah Daerah”. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (2013: 1) juga menyatakan bahwa, “standardisasi pelayanan minimal sudah diberlakukan untuk pelayanan dasar; UU No. 25 Tahun 2009 memapankan pengaturannya”. Perkembangan teknologi yang turut memperbarui sistem pelayanan dengan instrumentasi teknologi informasi juga bukan hal baru lagi. Karena dalam perkembangannya, pelayanan publik saat ini ada yang secara langsung dikelola oleh negara, ada pula yang diserahkan kepada pihak swasta dalam pemenuhannya. Dalam menciptakan sistem pemerintahan yang berasaskan good governance maka, salah satu kelebihan yang harus dimiliki pemerintah yakni, mampu melayani kepentingan publik dengan sebaik-baiknya. Selain itu, penyelenggaraan kekuasaan harus bersifat akuntabel, transparan dan aksesebel bagi publik sehingga, membangun
pemerintahan yang baik akan dirasa lebih mudah. Berbagai pendekatan yang memungkinkan terjadinya proses pelayanan publik yang baik harus mulai dicoba,
2
terutama pada tingkat pemerintah daerah yang dijelaskan sebelumnya memiliki porsi pengaduan paling besar dalam hal penyelenggaraan pelayanan. Pemerintah daerah dituntut berpikir keras untuk memperbaiki seluruh sistem pelayanan publik daerah. Pemerintahan kota Bandung yang saat ini dipimpin oleh Ridwan Kamil sebagai Walikota tampak mulai melaksanakan hal tersebut, salah satunya bekerjasama dengan radio PRFM 107.5 dalam program “Ngabandungan”. Pemerintah daerah kota Bandung berusaha membangun sistem pemerintahan yang bersifat good governance, menciptakan keterbukaan informasi, serta berusaha meningkatkan pelayanan publik dengan memanfaatkan media massa, yaitu radio PRFM 107.5. Program talk show “Ngabandungan” merupakan sebuah program yang diadakan oleh sebuah radio berita swasta berbasis soft news. Radio PRFM dengan frekuensi 107.5 FM ini memiliki tagline “Berita no. 1 di Bandung”. Radio PRFM menyasar segmentasi usia 19 – 50 tahun dengan persentase perempuan 35 % dan laki-laki 65%. Program talk show “Ngabandungan” radio PRFM mengudara setiap hari Senin mulai pukul 20.00-21.00 WIB. Program ini memiliki konten yang menarik untuk dibahas setiap harinya. Ditambah lagi, program talk show ini secara khusus menjadikan Ridwan Kamil selaku Walikota kota Bandung sebagai narasumber utama. Bertindak langsung dalam menanggapi keluh kesah warga terhadap permasalahan yang terjadi di kota
Bandung melalui bincang-bincang interaktif. Program ini diharapkan mampu menjadi media komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat Bandung, serta media informasi bagi masyarakat baik dalam hal infrastruktur, pelayanan publik hingga permasalahan lain yang sering terjadi di kota Bandung. Namun terkadang jika Ridwan Kamil berhalangan hadir dan tidak memungkinkan untuk menjadi pembicara, maka beliau akan digantikan oleh Oded Muhammad Danial yang merupakan Wakil Walikota Bandung, atau bisa juga digantikan oleh Sekretaris Daerah jika Oded juga berhalangan hadir. Walaupun ada pergantian narasumber, akan tetapi tidak ada yang berbeda mengenai pembahasan dalam program Ngabandungan ini. Informasi yang disampaikanakan
3
selalu berkaitan dengan informasi-informasi penting seputar pemerintahan dan permasalahan kota Bandung, dari pemerintah kepada masyarakat dan sebaliknya. Oleh karena itu pantas saja program ini mendapat rating tinggi dari pendengar dan berhasil meraih KPID Award (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Award) tahun 2014 sebagai program talk showterbaik. Tabel 1.1 Kategori nominator talk showradio di KPID Award 2014 Siaran Radio
Program Radio
Dairi FM Cirebon
Teman Wanita Bersama Aimi
I-Radio Bandung
Ngaronda
PR FM Bandung
Ridwan Kamil Ngabandungan
Radio B FM Bandung
Gendis/Geng Ladies
Rase FM Bandung
Gerakan Pungut Sampah
Sumber :http://www.pikiran-rakyat.com (24 November 2014, 03:07)
Program Ngabandungan merupakan program talk show yang memang diminta secara langsung oleh Walikota untuk dijalankan, karena beliau melihat bahwa media saat ini memiliki pengaruh besar bagi masyarakat dan radio dapat menjadi media komunikasi massa yang menjangkau masyarakat secara tepat. Ridwan Kamil ingin mendengar suara masyarakatnya secara langsung tanpa adanya perantara untuk menghindari pengurangan atau pem-filteran aspirasi masyarakat kepada Ridwan Kamil. Konten yang paling sering diperbincangkan dalam program talk show Ngabandungan ini, sebagian besar membahas mengenai masalah fasilitas atau infrastruktur yang ada di kota Bandung. Seperti program Ngabandungan yang disiarkan pada tanggal 02 Februari 2015, sebagian besar warga Bandung mengeluhkan permasalahan jalanan yang rusak, lahan parkir, trotoar dan jembatan penyebrangan, daerah rawan banjir, serta minimnya tempat pembuangan akhir di beberapa kecamatan. Ridwan Kamil mengaku tujuan acara Ridwan Kamil Ngabandungan ini untuk berinteraksi bersama warga mendengar keluh kesahnya dan diberikan solusi. Ketika diapresiasi, ia pun bersyukur karena sudah tak jaman bila pemimpin memiliki jarak antar warga. Sebagai Walikota, Ridwan Kamil tidak ingin sekedar
4
mengkampanyekan perintah saja tetapi ia juga turut melaksanakan perintah dan aturan yang ia buat. Hal tersebut bertujuan untuk mendekatkan diri kepada warganya demi menciptakan kerjasama yang baik antara pemerintah dan warga untuk sama-sama menciptakan Bandung yang lebih baik. Website berita liputan6 dalam situsnya menuliskan isi ceramah motivasi Ridwan Kamil di Djakarta Theater, Jakarta, Senin 18 Agustus 2014, mengenai: “Di Bandung kami bekerja bersama warga, itu value masa depan, tidak bisa negara ini diselesaikan pemerintah sendiri, tapi bersamasama. Kepemimpinan terbaik itu dengan keteladanan, saya kampanye sepeda, saya naik sepeda, saya nyuruh warga pungut sampah, saya pungut sampah. Orang Indonesia ini nggak percaya kalau kita kampanye, tapi yang kampenyekan nggak melakukan," ujar Ridwan Kamil. Jika beberapa pemimpin lain saat ini lebih fokus mengelola media sosial dan sedikit meninggalkan media konvensional seperti radio untuk berkomunikasi dengan masyarakat, maka berbeda dengan Ridwan Kamil. Walikota ini tidak hanya menggunakan media sosial tetapi juga memanfaatkan media konvensional yaitu program talk show Ngabandungan untuk berkomunikasi dengan masyarakat sebagai langkah menciptakan keterbukaan informasi termasuk dalam hal informasi pelayanan publik. Media tidak hanya bermanfaat dalam membangun personal branding seseorang tetapi juga mampu menjadi media komunikasi yang baik. Seperti yang dilakukan Ridwan Kamil dengan memanfaatkan media massa melalui siaran radio PRFM 107.5 dalam program talk show Ngabandungan, Ridwan Kamil membuka layanan komunikasi secara langsung dengan masyarakat melalui alat komunikasi seperti telepon, SMS, hingga instant messaging. Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu langkah yang dipilih dalam menyebarkan informasi mengenai pemerintahan secara transparan dan aksesebel tanpa ada yang harus ditutup-tutupi. Basith Patria, penyiar program talk show Ngabandungan juga mengatakan bahwa, “jika mengikuti sistem birokrasi biasanya apa yang disampaikan oleh masyarakat kepada Ridwan Kamil belum tentu tersampaikan karena terlalu
5
banyak, jika pun sampai kepada beliau biasanya sudah di-filter agar terdengar lebih ramah di telinga. Hal tersebutlah yang ingin diubah oleh Walikota kota Bandung tersebut. Dia tidak ingin ada hal yang dipilah-pilah karena terdengar tidak baik. Dia ingin apa yang disampaikan warga juga sama seperti apa yang dia dengar bukan menjadi apa yang perantara atau pihak-pihak lain ingin katakan karena maknanya akan jadi berbeda” (wawancara tanggal 05 November 2014). Radio sendiri sebagai salah satu bagian dari media massa elektronik memiliki kemampuan menjangkau khalayak secara luas dalam waktu yang bersamaan. Menggunakan sistem jangkau frekuensi elektronik, radio juga bersifat auditif sehingga khalayak hanya perlu mendengar tanpa harus melihat ataupun menggunakan seluruh fokus kemampuan panca indra untuk dapat mengkonsumsi apa yang disampaikan oleh radio. Radio juga termasuk jenis media massa yang praktis. Radio juga bisa didengar dimana saja oleh khalayak luas oleh karena itu radio juga termasuk media elektronik yang fleksibel. Radio tidak hanya menyajikan hiburan tetapi juga dapat menjadi sumber edukasi dan informasi berita-berita terkini seputar daerah, negara, hingga mancanegara. Informasi yang disajikan oleh radio pun terbilang lebih cepat dibandingkan informasi yang didapat dari media massa lainnya karena radio biasanya menyajikan berita terkini langsung dari lapangan yang memang dirasa penting dan dapat dijadikan sumber informasi secara cepat dan tepat. Radio juga memiliki banyak program untuk diperdengarkan kepada khalayak, tidak hanya seputar program musik saja tetapi ada juga program talk show bersama tokoh-tokoh penting yang memang merupakan sumber informasi terpercaya, ada juga program bincang-bincang bersama penyiar yang biasanya membahas suatu fenomena tertentu dalam kehidupan dan masih banyak lagi. Pendengar biasanya merasa dekat dengan suatu siaran radio hingga penyiarnya karena merasa apa yang disampaikan oleh radio tersebut hanya tertuju padanya atau lagu yang diputar tersebut dikhususkan hanya kepada individu tersebut. Itulah mengapa radio masih diminati hingga kini. Oleh karena itu, pemilihan media massa radio sebagai media dalam komunikasi publik dirasa tepat dalam menjangkau masyarakat luas yang bersifat
6
heterogen di kota Bandung. Seorang pemimpin sistem pemerintahan harus mampu berkomunikasi dengan masyarakat untuk dapat mendengar secara langsung apa yang mereka butuhkan kemudian mewujudkannya demi kepentingan bersama. Dengan begitu kepercayaan masyarakat pun dapat terjaga dan perlahan sebuah citra postif akan terbentuk pada sosok pemimpin tersebut. Biasanya masyarakat akan lebih respect terhadap pemimpin yang memiliki latar belakang kepemimpinan yang baik disertai dengan realita di lapangan. Dalam kesehariannya, Ridwan Kamil berusaha aktif dalam berkomunikasi dengan masyarakat kota Bandung. Menggunakan media sosial seperti twitter dan facebook, Ridwan Kamil sering mendengarkan keluh kesah warganya seputar permasalahan yang terjadi di kota Bandung. Ridwan Kamil memang terlihat sangat aktif dalam menanggapi aspirasi masyarakatnya. Terbukti dengan adanya komunikasi di media sosial seperti, melalui twitter @ridwankamil serta program talk show Ngabandungan di radio PRFM yang merupakan bentuk komunikasi massa. Tak hanya terlihat akrab di dunia maya, Ridwan Kamil juga sering terekspos oleh media ketika terjun langsung ke lapangan. Ridwan Kamil juga membuat Bandung bertema setiap harinya dari senin sampai jum’at. Hari Senin merupakan hari Damri gratis bagi anak sekolah, hari Selasa ada Selasa no smocking day, hari Rabu ada Rebo nyunda dimana warga Bandung disarankan menggunakan bahasa Sunda, memakai iket sunda untuk lakilaki dan kebaya atau karembong untuk perempuan, hari Kamis ada Kamis inggris, dan Jum’at dikampanyekan Ridwan Kamil sebagai Jum’at Bersepeda jadi setiap hari Jum’at, disarankan warga Bandung beraktivitas dengan menggunakan sepeda. Tindakan tersebut dibuat untuk menciptakan Bandung menjadi kota yang lebih baik dan, secara langsung menimbulkan opini masyarakat bahwa, Ridwan Kamil merupakan sosok pemimpin yang membawa perubahan sehingga Ridwan Kamil memiliki personal branding positif di benak masyarakat. Pola pikir mayoritas masyarakat Bandung berhasil diubah sedikit demi sedikit oleh kegiatankegiatan yang dicanangkan Ridwan Kamil serta, turut direalisasikan oleh Ridwan Kamil dan seluruh jajaran pemerintahan. Hal-hal yang telah peneliti paparkan diatas menjadi alasan mengapa peneliti mengangkat program talk show Ngabandungan PRFM 107.5 menjadi objek 7
penelitian. Dalam melaksanakan penelitian nanti diharapkan banyak informasiinformasi penting yang dapat ditemukan, tidak hanya informasi mengenai komunikasi publik melalui media radio yang dianggap mampu menjadi media keterbukaan informasi antara pemerintah dan dan warga Bandung namun juga dapat mengungkapkan apakah ada unsur-unsur lain seperti, pembentukan citra atau personal branding dalam pelaksanaan komunikasi publik tersebut. Berdasarkan data dilapangan yang diperoleh peneliti dari pengamatan dan proses wawancara bersama pihak program Ngabandungan radio PRFM 107.5, serta penjelasan diatas maka peneliti mengangkat judul “Program Radio PRFM 107.5 Ngabandungan Sebagai Media Pemerintahan Kota Bandung Dalam Hal Keterbukaan Informasi Publik.” 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka penelitian ini akan menganalisis pelaksanaan program talk show Ngabandungan yang dilakukan oleh Ridwan Kamil melalui radio PRFM 107.5 sebagai media komunikasi publik dalam hal keterbukaan informasi. Dengan fokus penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana proses komunikasi publik pada program Ngabandungan radio PRFM 107.5 dalam hal keterbukaan informasi? 2. Bagaimana hambatan-hambatan yang dialami publik dalam hal menerima dan menyampaikan informasi dalam program Ngabandungan radio PRFM 107.5 Bandung? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan penelitian ini ialah : 1. Menjelaskan proses komunikasi publik pada program Ngabandungan radio PRFM 107.5 dalam hal keterbukaan informasi 2. Menjelaskan hambatan-hambatan yang dialami publik dalam hal menerima dan menyampaikan informasi dalam program Ngabandungan radio PRFM 107.5 Bandung
8
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Aspek Akademis 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi khususnya di bidang komunikasi publik dan dapat dihubungkan kedalam cabang ilmu komunikasi lain 2. Diharapkan penelitian ini dapat melengkapi dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi pembaca 1.4.2 Aspek Praktis 1. Dapat menjabarkan fungsi-fungsi metode penelitian yang tepat dan dapat digunakan bagi pihak radio PRFM Bandung secara umum dan pemerintahan secara khusus untuk mengukur ketertarikan khalayak atau warga terhadap pemerintah dan program radio tersebut 2. Dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi penelitian jika ada pihak yang membutuhkan informasi yang sejenis dengan penelitian 1.5 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian kualitatif yang dilakukan peneliti, yaitu: 1. Merumuskan Masalah Penelitian Hal ini merupakan langkah pertama yang dilakukan oleh penenliti sebelum memulai penelitian yaitu menentukan topik permasalahan yang akan diteliti 2. Menentukan Subjek dan Objek Penelitian Memilih informan yang akan menguatkan hasil dan pembahasan penelitian peneliti berdasarkan rumusan masalah, serta menentukan objek yang akan diteliti dari rumusan masalah tersebut 3. Tahapan Pra-Penelitian Lapangan Peneliti melakukan teknik pengumpulan data seperti, wawancara secara garis besar dengan pihak terkait penelitian, yang akan membantu peneliti memulai penelitian ini. hal ini juga dilakukan agar peneliti dapat mengetahui terlebih dahulu bagaimana kondisi dilapangan sebelum melakukan penelitian
9
4. Proposal Penelitian Membuat proposal penelitian sebelum melanjut ke tahap skripsi, dalam hal ini peneliti dapat menentukan latar belakang penelitian, tinjauan pustaka, sampai paradigma dan metode penelitian yang digunakan. 5. Sidang Seminar Proposal Sidang ini memberi kesempatan kepada peneliti untuk mempertanggungjawabkan hasil proposal penelitian yang sudah dilaksanakan atau diteliti. 6. Penelitian Lapangan Pada tahap ini, peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data seperti wawancara, dan observasi untuk memproleh data. Dengan demikian, peneliti dan subjek penelitian dapat bekerjasama dengan saling bertukar informasi. Peneliti juga harus meneliti objek secara mendalam sampai menemukan hasil dari hal-hal yang ingin diteliti. 7. Membuat Hasil dan Kesimpulan Menganalisis hasil yang diproleh dari teknik pengumpulan data sehingga diproleh hasil yang sesuai dengan penelitian, kemudian membuat kesimpulan dari hasil yang telah diproleh peneliti 8. Sidang Skripsi Hal ini merupakan tahap akhir penelitian untuk mempertanggungjawabkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan selama ini. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor radio PRFM 107.5 Bandung yang berlokasi di jalan Braga, Bandung, Jawa Barat. Kemudian, penelitian ini berlangsung dari bulan September 2014 sampai dengan bulan Juni 2015.
10