BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Rekrekan (Presbytis comata fredericae Sody, 1930) merupakan salah
satu primata endemik Pulau Jawa yang keberadaannya kian terancam. Primata yang terdistribusi di bagian tengah Pulau Jawa ini, kini termasuk dalam kategori endangered berdasarkan IUCN 2013, dengan ancaman utama kerusakan habitat (Nijman dan Richardson, 2008). Diperkirakan habitat monyet daun ini telah menyusut sekitar 96%, dari semula 43.274 km2 kini tinggal 1.608 km2 (Supriatna dan Wahyono, 2000). Populasi yang tersisa saat ini menempati fragmen hutan pegunungan di bagian tengah Pulau Jawa yakni di Gunungapi Slamet, Gunungapi Dieng, serta Gunungapi Merbabu (Haryoso, 2011; Nijman, 1997b; Setiawan dkk., 2010; Supriatna dan Wahyono, 2000; Syarifah, 2013). Berdasarkan
Rapat
Pemantapan
Pencapaian
IKU/IKK
Bidang
Konservasi Keanekaragaman Hayati tahun 2014, rekrekan termasuk dalam daftar spesies yang akan ditingkatkan populasinya sebesar 10% dengan UPT Penanggung Jawab TNGMb. Namun, hingga kini keberadaan rekrekan di Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb) belum banyak dikaji. Satwa ini tercatat dalam inventarisasi satwa yang dilakukan Sawitri, dkk. (2010) serta dalam beberapa kegiatan yang dilakukan oleh TNGMb. Studi spesifik mengenai rekrekan dilakukan oleh Haryoso (2011) dalam kaitannya sebagai objek daya tarik wisata alam, serta oleh Syarifah (2013) yang lebih spesifik membahas tentang 1
2
seleksi habitat. Disisi lain, seperti halnya hutan-hutan di Pulau Jawa, hutan di lereng Gunungapi Merbabu ini mendapat ancaman kerusakan yang serius. Selain karena kebakaran yang sering terjadi di musim kemarau, sebagian masyarakat juga masih tergantung dengan sumberdaya hutan terutama untuk memenuhi kebutuhan kayu bakar serta rumput pakan ternak. Selain itu, Gunungapi Merbabu juga merupakan salah satu gunung favorit pendaki gunung. Tingginya aktivitas pendakian dan kurangnya kepedulian pendaki terhadap lingkungan juga menjadi salah satu ancaman kerusakan habitat. Informasi
yang komprehensif mengenai distribusi suatu organisme,
sangat diperlukan dalam menyusun strategi konservasi yang efektif (Sterling dkk., 2013). Sayangnya, informasi ini seringkali tidak tersedia, dan hal ini pula yang terjadi dengan rekrekan di TNGMb. Salah satu penyebabnya adalah banyaknya kesulitan yang terkadang menjadi kendala pengambilan data lapangan (Sterling dkk., 2013). Namun kini Penginderaaan Jauh (PJ) dan Sistem Informasi Geografis (SIG) telah banyak dikembangkan diberbagai bidang terkait dengan analisis data spasial, termasuk dalam bidang konservasi. Dalam penelitian ini, PJ dan SIG akan diterapkan untuk
memprediksi
distribusi
rekrekan
berdasarkan
karakter
habitatnya. Dengan adanya peta distribusi diharapkan dapat membantu menyusun langkah konservasi rekrekan, terutama dengan pendekatan konservasi habitat. 1.2
Permasalahan Penelitian Keberadaan rekrekan di kawasan Gunung Merbabu sebagai salah satu
satwa endemik dan terancam belum banyak dipelajari. Informasi terpadu mengenai distribusi lokal rekrekan di kawasan ini sangat penting dalam menyusun
3
upaya konservasi yang efektif. Sayangnya, hingga saat ini informasi dasar tersebut belum tersedia. Penelitian ini akan menyajikan peta prediksi distribusi rekrekan berdasarkan tipe habitatnya pada landscape Gunungapi Merbabu. Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka pertanyaan penelitian ini adalah: 1.
bagaimanakah distribusi rekrekan berdasarkan karakter habitatnya di kawasan TNGMb dan sekitarnya?
2.
bagaimanakah arahan upaya konservasi rekrekan di TNGMb dan sekitarnya berdasarkan hasil analisis spasial habitat?
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. mengetahui distribusi rekrekan berdasarkan karakter habitatnya di kawasan TNGMb dan sekitarnya; 2. menyusun arahan upaya konservasi rekrekan di TNGMb dan sekitarnya berdasarkan hasil analisis spasial habitat.
1.4
Manfaat Penelitian Hingga saat ini, dalam peta distribusi organisme yang disusun IUCN,
Gunungapi Merbabu belum termasuk dalam salah satu daerah distribusi Presbytis comata. Terkait dengan hal tersebut, dalam upaya konservasi primata secara global hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru mengenai distribusi rekrekan di kawasan Gunungapi Merbabu. Penelitian ini juga akan membantu mengidentifikasi ketersediaan habitat
rekrekan di Gunungapi
Merbabu. Adanya peta distribusi beserta arahan upaya konservasinya akan
4
bermanfaat bagi penyusunan upaya konservasi satwa ini baik bagi Balai TNGMb maupun praktisi konservasi. 1.5
Keaslian Penelitian Pemodelan spasial distribusi rekrekan di kawasan Taman Nasional
Gunung Merbabu dan sekitarnya belum pernah dilakukan. Dalam bidang ekologi dan konservasi satwa, teknologi penginderaan jauh serta Sistem Informasi Geografis (SIG) banyak dikembangkan untuk memprediksi kehadiran satwa serta membuat model kesesuaian habitat. Berbagai variabel habitat digunakan dalam menyusun model prediksi distribusi satwa. Sebagian besar model disusun berdasarkan data kehadiran satwa yang kemudian dikaitkan dengan variabel lingkungan. Penelitian ini akan memprediksi distribusi rekrekan dengan pemodelan spasial menggunakan metode kuantitatif yakni dengan pendekatan berjenjang tertimbang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis satwa dan karakter habitatnya. Variabel habitat yang digunakan adalah tipe penggunaan lahan, kerapatan kanopi, kemiringan lereng, serta jarak dari jalan dan permukiman. Pendekatan ini dipilih karena terbatasnya data perjumpaan dengan rekrekan di lokasi kajian. Beberapa penelitian terdahulu terkait aplikasi penginderaan jauh dan SIG dalam pendugaan habitat satwa disajikan pada Tabel 1.1.
5
Tabel 1.1 Penelitian mengenai habitat satwa memanfaatkan PJ dan SIG Peneliti (tahun) Fithria, A (2012)
Tujuan dan Lokasi Identifikasi karakter habitat rekrekan di Gunung Slamet
Sari, D. R. K. (2010)
Identifikasi faktor dominan yang menyusun habitat surili; menduga tingat kesesuaian habitat di TN Gunung HalimunSalak
Dewi, H., L. B. Prasetyo, dan D. Rinaldi (2007)
Analisis tingkat kesesuaian habitat owa jawa, pendugaan kondisi habitat owa jawa di TN Gunung Halimun-Salak
Windyoningrum, A. ( 2013)
Identifikasi habitat yang sesuai untuk lutung jawa, estimasi kehilangan habitat dampak erupsi 2010, menyusun peta resiko di TN Gunung Merapi
Handayani, K. P. (penelitian yang dilakukan dalam tesis ini)
Prediksi distribusi rekrekan berdasarkan karakteristik habitatnya, menyusun arahan upaya konservasi berdasarkan hasil analisis spasial habitat di TN Gunung Merbabu
Metode Interpretasi data SIG dengan analisis geostatistik. Variabel yang digunakan: elevasi, kelerengan, aspek, suhu dan kelembaban udara, curah hujan, jarak dengan tubuh air, jarak dengan permukiman dan jalan, NDVI serta tipe lahan Analisis spasial dengan SIG, komponen dominan habitat dianalisis dengan regresi berganda (stepwise). Variabel habitat yang digunakan : elevasi, kelerengan, penutupan tajuk, radiasi matahari, jarak dari jalan dan sungai. Pembobotan setiap variabel lingkungan menggunakan PCA. Variabel yang digunakan: tipe penutupan lahan, topografi, ketersediaan air, dan tekanan manusia. Menggunakan model statistik MaxEnt untuk menyusun kesesuaian habitat berdasarkan kesamaan kondisi titik kehadiran. Variabel lingkungan yang disertakan:penutupan lahan, kerapatan kanopi (FCD mapping), presipitasi, temperatur, kemiringan lereng dan elevasi. Pemodelan spasial secara kuantitatif menggunakan pendekatan berjenjang tertimbang untuk memprediksi distribusi rekrekan berdasarkan karakteristik habitat; penyusunan arahan upaya konservasi dilakukan berdasarkan hasil analisis spasial habitat
Hasil Kesesuaian habitat menurut masingmasing variabel beserta luasannya; faktor utama yang berpengaruh terhadap keberadaan rekrekan adalah tipe lahan/ vegetasi. Luasan wilayah berdasarkan tingkat kesesuaian habitat. Komponen yang paling berpengaruh terhadap keberadaan surili adalah kemiringan lereng dan penutupan tajuk. Peta kesesuaian habitat, luas wilayah pada tiap tingkat kesesuaian
Model kesesuaian habitat, kehilangan habitat, species risk map dan refugee area. Variabel habitat yang paling signifikan adalah penutupan lahan, kemiringan lereng serta elevasi.
Peta persebaran rekrekan di TNGMb berdasarkan karakteristik habitatnya; arahan upaya konservasi berdasarkan hasil analisis spasial habitat.