BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang. Pembangunan ekonomi Indonesia yang diamanatkan oleh konstitusi harus
dilaksanakan dengan segenap potensi yang ada di masyarakat. Pasal 33 ayat (4) Undang-undang Dasar (UUD) 1945 menyebutkan bahwa perekonomian Nasional diselenggarakan
berdasarkan
atas
demokrasi
ekonomi
dengan
prinsip
kebersamaan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. Tujuan dan arah pembangunan nasional sebagaimana ditetapkan dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) yakni, berusaha mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur, dimana masyarakat yang adil dan makmur itu akan diwujudkan melalui pembangunan diberbagai bidang, diantaranya bidang ekonomi. Pembangunan bidang ekonomi identik dengan pembangunan sektorsektor ekonomi yang terdapat di Negara Indonesia, seperti pertanian, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, industri, perdagangan, jasa-jasa, dan lainlain. Dalam praktik asas kemandirian tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya dalam pembangunan ekonomi nasional. Untuk menopang pembangunan ekonomi yang bertumbuh dengan pesat dibutuhkan sumber-sumber pembiayaan yang cukup besar.Modal dapat disediakan oleh pemerintah dan oleh masyarakat luas, khususnya dunia usaha swasta. Namun dalam kenyataannya Negara-negara
14 Universitas Sumatera Utara
berkembang termasuk Indonesia belum mampu melaksanakan pembangunan secara menyeluruh jika hanya mengandalkan modal dalam negeri, yang disebabkan tingkat tabungan (saving) masyarakat yang masih rendah, akumulasi modal yang belum efektif dan efisien, keterampilan (skill) yang belum memadai. Kendala-kendala ini dicoba diatasi dengan berbagai macam alternatif di antaranya melalui bantuan dan kerja sama luar negeri yang dibutuhkan untuk melengkapi modal dalam negeri yang dapat segera dikerahkan. Bentuk kerjasama yang dikenal dalam Undang-undang Penanaman Modal Asing berdasarkan klasifikasi dan atau alasan-alasan tertentu baik politis maupun ekonomis dapat dikelompokan kedalam (3) bentuk, yaitu : 1. Kerjasama dalam bentuk joint venture. Dalam hal ini para pihak membentuk suatu badan hukum yang baru (badan hukum Indonesia). 2. Kerjasama dalam bentuk joint enterprise. Dalam hal ini para pihak yang bekerjasama tidak membentuk suatu badan hukum yang baru. 3. Kerjasama dalam bentuk kontrak karya. Bentuk yang terakhir ini dijumpai dalam bidang pertambangan umum yang telah ada sebelum Undangundang Penanaman Modal Asing diundangkan. Kerja sama antara modal asing dan nasional dapat diadakan dalam bidang usaha yang terbuka bagi modal asing. Kerja sama ini cenderung menggunakan bentuk perusahaan joint ventura. Dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA), menyatakan bahwa perusahaan yang beroperasi dalam rangka penanaman modal asing di Indonesia harus berbentuk badan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.Pada dasarnya, investasi
15 Universitas Sumatera Utara
yang dilakukan pihak asing juga merupakan sumber pembiayaan bagi pembangunan ekonomi nasional. Pada umumnya motif untuk mendapatkan keuntungan menjadi dasar dari sebuah investasi asing, dan tentunya risiko yang melekat pada investasi asing tersebut menjadi tanggungan dari pemilik dana dari investasi asing tersebut. Disisi lain, pendanaan internasional dengan skala besar akan melibatkan kepentingan Negara dengan perusahaan asing. Disamping itu sumber dana dengan struktur pembiayaan menggunakan pinjaman menjadi penting karena akan mempengaruhi tingkat economic of scale-nya. Sumber pembiayaan dengan pinjaman yang saat ini popular dapat merupakan pinjaman langsung dari pemilik proyeknya atau lewat kerjasama dengan perusahaan internasional. Pilihan yang berkembang untuk mendanai proyek yaitu mengadakan kerjasama antara perusahaan domestik dengan perusahaan internasional. Dimana perusahaan internasional disamping dapat menyediakan dan yang besar, juga berani menanggung risiko bisnis yang mempunyai keunggulan teknologi. Pada dasarnya divestasi ada karena adanya investasi dari investor. Perusahaan sebenarnya memiliki motif untuk melakukan divestasi, salah satu tujuannya adalah untuk memperoleh laba yang besar dari penjualan sebagian sahamnya maupun penjualan anak perusahaanya dan supaya lebih fokus terhadap perusahaan induk. Bagi perusahaan selain menjual sebagian operasi mereka, perusahaan kadang-kadang melakukan spin-off (pemisahan) bisnis dengan memisahkannya dari perusahaan induk. Selain itu juga sering melakukan carve-out (pendirian)
16 Universitas Sumatera Utara
mirip dengan spin-off kecuali bahwa saham di perusahaan baru tidak diberikan kepada pemegang saham yang ada tetapi, sebagai gantinya dijual dipenawaran publik. Penjualan kepada perusahaan lain umumnya melibatkan penjualan seluruh divisi atau unit, yang biasanya dilakukan secara tunai tetapi kadangkala dengan saham perusahaan pengambil alih. Dalam spin-off, pemegang saham perusahaan menerima saham baru yang merupakan hak kepemilikan terpisah Atas divisi yang telah didivestasikan. Pemegang saham akan memiliki saham-saham dari dua perusahaan, tetapi tidak ada perpindahan kas. Akhirnya dalam likuidasi (liquidation), aktiva suatu divisi dijual sebagian-sebagian, bukan sebagai suatu kesatuan operasi. Setiap perusahaan mempunyai alasan tersendiri dalam melakukan divestasi saham. Dimana divestasi saham tersebut dilakukan untuk memperoleh keuntungan dan menjaga neraca keuangan yang solid serta sejalan dengan tujuan jangka panjang perseroan yaitu menciptakan nilai maksimum. Seperti PT. Toba Sejahtera. Tbk dan PT. Adaro Energy. Tbk yang bergerak dalam bidang pertambangan. Dimana PT. Toba Sejahtera. Tbk mendivestasikan sahamnya sebanyak 40.250.000 saham pada harga Rp1.984 per lembar atau total transaksi mencapai Rp. 79.856.000.000.Tujuan penjualan saham PT. Toba Sejahtera. Tbk oleh perseroan adalah untuk divestasi.Divestasi adalah kebalikan Investasi. Bila Investasi diartikan sebagai Penyertaan Modal ,maka Divestasi bisa diartikan sebagai Penarikan Modal. Sedangkan untuk PT. Adaro Energy. Tbk baru saja melakukan divestasi seluruh kepemilikan sahamnya di PT
17 Universitas Sumatera Utara
Servo Meda Sejahtera (SMS) sebanyak 35% Jumlah tersebut merupakan total dari seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam PT. Servo Meda Sejahtera (SMS) atau sebanyak 360.500 lembar saham. Saham tersebut dijual kepada dua pihak, yaitu PT Perusahaan Palembang Investama sebanyak 216.300 lembar saham senilai US$15,08 juta, dan PT Energi Karya Persada sebanyak 144.200 lembar saham senilai US$10,05 juta.Meskipun telah mendivestasikan seluruh kepemilikan sahamnya di PT. Servo Meda Sejahtera (SMS), perseroan tetap mempunyai hak untuk menggunakan jalan khusus tambang batubara yang dimiliki oleh PT Servo Lintas Raya, dan juga fasilitas pelabuhan yang dioperasikan oleh PT Swarnadwipa Dermaga Jaya, yang mana kedua perusahaan tersebut dikendalikan oleh PT. Servo Meda Sejahtera (SMS). Berdasarkan dari hasil latar belakang tersebut. Maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul“Analisis Perusahaan Pertambangan yang melakukan divestasi di Indonesia”.
18 Universitas Sumatera Utara
1.2.
Perumusan Masalah.
Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan perumusan masalah sebagai berikut : a. Apa tujuan perusahaan melakukan divestasi saham pertambangan? b. Bagaimanakah kinerja keuangan setelah melakukan divestasi?
1.3.
Manfaat Penelitian.
Manfaat dari penelitian ini adalah : a.
Memperluas wawasan penulis, khususnya mengenai pengetahuan dibidang divestasi khususnya pada bidang pertambangan.
b.
Sebagai bahan studi dan literature bagi mahasiswa/i fakultas ekonomi khususnya Departemen Manajemen.
c.
Sebagai bahan referensi dan informasi bagi masyarakat dan mahasiswa/i yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.
19 Universitas Sumatera Utara