BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, yang saat ini sudah mencapai lebih dari 200 juta jiwa, bertambah pula kebutuhan pangan, papan, lapangan kerja, dan pendidikan yang harus dipenuhi. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2006 menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2006 sebanyak 39,05 juta atau 17,75 persen dari total 222 juta penduduk. Penduduk miskin bertambah empat juta orang dibanding yang tercatat pada Februari 2005. Angka pengangguran berada pada kisaran 10,8% sampai dengan 11% dari tenaga kerja yang masuk kategori sebagai pengangguran terbuka. Bahkan mereka yang lulus perguruan tinggi semakin sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak banyak terjadi ekspansi kegiatan usaha. Setiap tahun beratus-ratus atau berjuta-juta orang ingin bekerja atau mendapatkan pekerjaan. Mereka mencoba melamar menjadi karyawan di sebuah instansi yang dirasa sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Hanya sedikit yang berpikir untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Mereka berharap menjadi karyawan, pegawai, buruh atau menjual tenaganya begitu saja sekadar mengharapkan imbalan jasa. Hal ini disebabkan jumlah tenaga kerja jauh lebih banyak dibandingkan dengan lapangan kerja yang tersedia. Silalahi (2005) menyebutkan bahwa pada tahun 2005 ada lebih dari 40 juta pengangguran, ditambah 2 juta hingga 3 juta pencari kerja baru lulusan sekolah. Direktorat
Universitas Sumatera Utara
Jenderal Pemuda dan Pendidikan Luar Sekolah Depdiknas menyatakan bahwa pada tahun 2005, dari 75,3 juta pemuda Indonesia, 6.6% adalah sarjana. Dari jumlah tersebut, 82% bekerja pada instansi, dan hanya 18% yang berwirausaha. Padahal makin banyak sarjana berwirausaha akan mempercepat pemulihan ekonomi (Silalahi, 2005). Banyak lulusan perguruan tinggi belum mampu berwirausaha. Mahasiswa cenderung berpikir bagaimana nantinya mereka bisa diterima bekerja sesuai dengan gelar kesarjanaannya dan dengan gaji yang sesuai. Lebih baik menganggur daripada mendapat pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahliannya. Biro Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, yaitu mereka yang mempunyai pendidikan tinggi justru kurang berminat wirausaha, tercatat hanya 10% berminat wirausaha. Adapun mereka yang pendidikannya rendah justru 49% berminat wirausaha (Masrun dalam Sumarseno, 2004). Sementara itu, data dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Qomarun, 2000) menyebutkan pada tahun 1996 saja lebih dari 15% lulusan perguruan tinggi menganggur atau sejumlah 6 juta pengangguran intelektual. Beberapa penyebab munculnya fenomena ini adalah keinginan untuk menjadi pegawai negeri, sifat malas (tidak mau bekerja), belum siap pakai, sikap mental yang kurang baik, tidak percaya diri, dan lain-lain. Sifatsifat tersebut bersumber pada kehidupan yang penuh keragu-raguan dan tanpa orientasi tegas, yaitu sifat mentalitas yang suka menerabas, sifat tidak percaya pada diri sendiri, sifat tidak berdisiplin dan mentalitas yang mengabaikan tanggung jawab yang kokoh (Qomarun, 2000).
Universitas Sumatera Utara
Untuk ini dibutuhkan kemampuan berwirausaha. Selain harus memiliki keyakinan, rasa percaya diri, sifat prestatif dan mandiri yang kuat seorang wirausaha harus memiliki minat pada usaha yang ingin ditekuninya. Individu yang mempunyai minat pada suatu kegiatan akan melakukannya dengan giat daripada kegiatan yang tidak diminatinya (Sutjipto, 2002). Pengertian minat berwirausaha yaitu rasa tertariknya seseorang untuk melakukan kegiatan usaha yang mandiri dengan keberanian mengambil resiko. Minat tinggi berarti kesadaran bahwa wirausaha melekat pada dirinya sehingga individu lebih banyak perhatian dan lebih senang melakukan kegiatan wirausaha. Menurut Suryana (2003:47) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk berwirausaha adalah faktor pribadi dan faktor lingkungan. Faktor yang pertama yaitu bahwa untuk menumbuhkan minat dalam berwirausaha yang perlu diperhatikan adalah masalah konsep diri sebagai faktor pribadi. Hal ini disebabkan karena didalam konsep diri terkandung didalamnya mengenai pandangan tentang kondisi fisik, psikologis dan sikap. Hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Bina Karier (1990) dalam Setyawan (1994:3-5) bahwa calon wirausaha, mereka merasa perlu mengenali kepribadian dan kompetensi diri mereka sendiri. Mereka merasa butuh mewujudkan hal ini, karena bila seseorang berhasil mengenali dirinya, ia menemukan kebenaran tentang dirinya. Hal ini akan sangat berarti bagi kehidupannya. Karena bagi wirausaha, pengenalan diri adalah modal awal untuk dapat mengenali lingkungan, mengindera peluang bisnis dan menggerakan sumber daya, guna meraih peluang tersebut, dalam batas resiko yang tertanggungkan,
Universitas Sumatera Utara
untuk menikmati nilai tambah. Sehingga dengan adanya konsep diri maka mahasiswa dapat mengenali pribadi, potensi dan kelemahannya. Dengan mengetahui semuanya itu, seorang mahasiswa dapat menemukan jati dirinya dan mampu meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia mempunyai kemampuan yang dapat ia kembangkan sehingga percaya diri akan muncul bahwa ia dapat melakukan usaha mandiri tanpa harus selalu mengandalkan orang lain karena mampu melihat peluang yang ada untuk dapat berguna bagi kehidupannya. Selanjutnya
faktor
yang
mempengaruhi
atau
mendukung
minat
berwirausaha adalah berasal dari perguruan tinggi itu sendiri, yaitu dengan membekali
pengetahuan
tentang
kewirausahaan.
Melalui
pengajaran
kewirausahaan mahasiswa diajak dan diarahkan agar mereka mampu membuka wawasan bahwa betapa berartinya kewirausahaan karena dapat dijadikan potensi untuk dapat memberikan kehidupan yang baik pada kondisi dunia pekerjaan sekarang ini. Penguasaan tentang kewirausahaan pada siswa dapat dilihat pada nilai mata kuliah kewirausahaan. Nilai ini dapat menunjukan seberapa besar perhatian mahasiswa tentang kewirausahaan sehingga menunjukkan pula minatnya dalam mempelajari kewirausahaan yang akhirnya diharapkan dengan minat terhadap mata kuliah kewirausahaan ini akan menjadi faktor pendorong bagi mahasiswa untuk mau terjun secara langsung dalam berwirausaha dan bukan hanya secara teori saja. Adapun faktor lain yang juga dapat mempengaruhi terhadap minat berwirausaha adalah lingkungan keluarga. Hal ini karena lingkungan keluarga terutama orang tua berperan sebagai pengarah bagi masa depan anaknya, sehingga secara tidak
Universitas Sumatera Utara
langsung orang tua juga dapat mempengaruhi minat terhadap pekerjaan bagi anak di masa yang akan datang, termasuk dalam hal berwirausaha. Kondisi orang tua sebagai keadaan yang ada dalam lingkungan keluarga dapat menjadi figur bagi pemilihan karier anak juga sekaligus dapat dijadikan sebagai pembimbing untuk menumbuh kembangkan minatnya terhadap suatu pekerjaan. Berdasarkan penelitian (Sumarni, 2005) menunjukkan bahwa pada umumnya mahasiswa yang dibekali dengan mata diklat kewirausahaan dan memperoleh nilai yang baik tidak mempengaruhi minat mahasiswa untuk berwirausaha. Hal ini disebabkan karena sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai perguruan tinggi saat ini lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, bukannya lulusan yang siap menciptakan pekerjaan. Oleh karena itu minat untuk menjadi seorang wirausaha harus didukung dengan konsep diri dimana mahasiswa harus mengetahui dan mengenali dirinya dan juga dukungan dari lingkungan keluarga. Politeknik Negeri Medan merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian, kompetensi dan profesionalisme yang tinggi. Berdasarkan tujuan tersebut maka mahasiswa dibekali dengan berbagai pengetahuan, teknologi, dan keterampilan khusus yang dapat dijadikan modal atau pendorong menjadi wirausaha. Salah satu upaya yang dilakukan oleh Politenik Negeri Medan adalah dengan memberikan mata diklat kewirausahaan khususnya kepada mahasiswa Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
”Pengaruh
Konsep
Diri,
Prestasi
Belajar
Mata
Kuliah
Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan Tahun Akademik 2009-2010”.
B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah ” Apakah konsep diri, prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan, dan lingkungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi program studi Perbankan dan Keuangan Tahun Akademik 2009-2010?”.
C. Kerangka Konseptual Keinginan
berwirausaha
muncul
apabila
seseorang
berani
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Menurut Soedjono dalam Suryana (2003:39) bahwa prilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari kemampuan afektif dan kemampuan kognitif. Kemampuan afektif yaitu konsep diri. Konsep diri adalah pandangan diri anda tentang anda sendiri. Potret diri mental ini memiliki tiga dimensi yaitu pengetahuan anda tentang diri anda sendiri, pengharapan anda mengenai diri anda dan penilaian tentang diri anda sendiri. Sedangkan kemampuan kognitif yaitu
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan mengenai kewirausahaan melalui prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan dosen. Faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga adalah lingkungan pendidikan yang pertama karena inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan, dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis merumuskan kerangka konseptual sebagai berikut: Konsep Diri (X1)
Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahan (X2)
Minat Berwirausaha (Y)
Lingkungan Keluarga (X3) Sumber: Suryana (2003:39)
D. Hipotesis Mengacu pada perumusan masalah dan kerangka konseptual maka di kemukakan hipotesis sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
” Konsep diri, prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan, dan lingkungan keluarga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi program studi Perbankan Tahun Ajaran 2009-2010. ”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh konsep diri, prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Prorgram Studi Perbankan dan Keuangan Tahun Ajaran 2009-2010. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a. Bagi Politeknik Negeri Medan Diharapkan dalam penelitian ini dapat memberikan masukan bagi Politeknik Negeri Medan untuk mengetahui pengaruh antara konsep diri, prestasi belajar mata kuliah, dan lingkungan dengan minat berwirausaha pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan. b. Bagi Penulis Penelitian ini memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi penulis khususnya dalam bidang manajemen usaha kecil serta memberikan suatu pembelajaran yang lebih mengenai konsep diri, prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan, dan lingkungan keluarga.
Universitas Sumatera Utara
c. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan referensi dan bahan perbandingan bagi penulis lain dalam melakukan penelitian yang sejenis dimasa yang akan datang sehingga hasilnya menjadi lebih baik.
F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Penelitian ini hanya dibatasi pada Mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan Tahun Ajaran 2009-2010. Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah: a. Variabel bebas, terdiri dari elemen konsep diri (X1), prestasi belajar mata kuliah kewirausahaan (X2), dan lingkungan keluarga (X3). b. Variabel terikat, yaitu minat berwirausaha (Y). 2. Defenisi Operasional Variabel a. Konsep Diri (X1) Pandangan diri anda tentang anda sendiri. Potret diri mental ini memiliki tiga dimensi yaitu pengetahuan anda tentang diri anda sendiri, pengharapan anda mengenai diri anda dan penilaian tentang diri anda sendiri. b. Prestasi Belajar Mata Kuliah Kewirausahaan (X2) Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang
Universitas Sumatera Utara
diperoleh dari kegiatan pembelajaran disekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. c. Lingkungan Keluarga (X3) Lingkungan pendidikan yang pertama karena inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan, dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. d. Minat Berwirausaha (Y) Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. 3. Skala Pengukuran Variabel Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Tujuannya adalah untuk mengukur sikap, pendapatan dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena yang ada. Melalui skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan (Sugiyono, 2004:86). Pembagiannya adalah: 1. Sangat Setuju (SS)
:5
2. Setuju (S)
:4
3. Kurang Setuju (KS)
:3
4. Tidak Setuju (TS)
:2
5. Sangat Tidak Setuju (STS)
:1
Universitas Sumatera Utara
Secara keseluruhan defenisi operasional variabel dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Definisi Operasional Variabel Variabel
Defenisi Operasional
Dimensi a.
Konsep Diri (X1)
Konsep diri adalah pandangan diri anda tentang anda sendiri. Sumber: Calhoun (1990:67)
b.
c.
Prestasi Belajar (X2)
Lingkungan Keluarga (X3)
Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran disekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sumber: Tulus (2004:75) Lingkungan pendidikan yang pertama karena inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan, dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Sumber: Indrakusuma (2001:166)
Pengetahuan anda tentang diri anda sendiri. Pengharapan anda mengenai diri anda. Penilaian tentang diri anda sendiri.
_
_
Indikator 1. 2. 1. 2. 1. 2.
Gambaran diri. Persepsi orang lain tentang diri sendiri. Cita-cita diri seseorang. Tujuan hidup seseorang. Mampu menilai keadaan diri (evaluasi diri). Proses Harga Diri
Nilai Mata Kuliah Kewirausahaan mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi program studi Perbankan dan Keuangan Tahun Ajaran 2009-2010.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Cara orang tua mendidik. Relasi antara anggota keluarga. Suasana rumah. Keadaan ekonomi keluarga. Perhatian orang tua. Latar belakang kebudayaan keluarga
Likert
Likert
Likert
1.
Minat Berwirausa ha (Y)
Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sumber: Slameto (1997:180)
_
Memiliki motif berprestasi yang tinggi. 2. Memiliki perspektif kedepan. 3. Memiliki kreativitas yang tinggi. 4. Memiliki sifat inovasi yang tinggi. 5. Memiliki komitmen terhadap pekerjaan. 6. Memiliki tanggung jawab. 7. Memiliki kemandirian atau ketidaktergantungan terhadap orang lain. 8. Memiliki keberanian dalam mengambil resiko. 9. Selalu mencari peluang. 10. Memiliki jiwa kepemimpinan
Skala Ukur
Sumber: Suryana (2003:39)
Universitas Sumatera Utara
Likert
4. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Politeknik Negeri Medan yang beralamat di Jalan Almamater No. 1 Kampus USU, Medan, Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Mei 2010 hingga Juni 2010. 5. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan Tahun Ajaran 2009-2010 yang berjumlah 219 orang. b. Sampel Untuk menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan rumus slovin (Umar, 2004:78) sebagai berikut:
n
Dimana:
=
N 1 + N .e 2
n = Jumlah sampel N = Ukuran populasi e = Taraf kesalahan yaitu 10% atau 0,1
Populasi (N) berjumlah 219 orang, sehingga jumlah sampel adalah: n
=
219 1 + ( 219 x 0,1 2 )
n
=
68,65 atau 69 orang.
Universitas Sumatera Utara
6. Jenis dan Sumber Data Peneliti menggunakan dua jenis data yaitu: a. Data primer Data yang langsung diperoleh dari hasil observasi, wawancara (interview), dan memberikan daftar pertanyaan (questionnaire). b. Data sekunder Data yang diperoleh dari studi dokumentasi, baik dari buku-buku, jurnal, dan situs internet yang dapat mendukung penelitian ini. 7. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah: a. Daftar Pertanyaan (Questionnaire) Questionnaire adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. b. Wawancara Wawancara adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung kepada responden. c. Studi dokumentasi Studi dokumentasi dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku, dokumen, internet, dan literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah diperoleh setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan. Penelitian ini diuji pada mahasiswa Politeknik Negeri Medan Jurusan Akuntansi Program Studi Perbankan dan Keuangan Tahun Ajaran 2009-2010. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 mahasiswa diluar sampel. Kriteria pengujian validitas kuesioner sebagai berikut: Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dikatakan valid Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dikatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan akurasi dan konsistensi pengukuran. Skala Pengukuran yang reliabel memiliki Cronbach Alpha > 0,80 atau nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Situmorang, Syafrizal, et al, 2009:40). Untuk menguji validitas dan reabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 13.0. 9. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif merupakan metode analisis data dimana peneliti mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
b. Metode Analisis Regresi Berganda Peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS (Statistic Product and Service Solution) versi 13.0 agar hasil yang diperoleh lebih terarah. Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah sebagai berikut: Y =a + ß X + ß X + ß X + e 1
1
2
2
3
3
Keterangan : Y
= Minat Berwirausaha
a
= Konstanta
X
= Konsep Diri
X
= Prestasi Belajar
X
= Lingkungan Keluarga
ß
= koefisien Regresi Berganda
1
2
3
1,2,3
e
= Kesalahan Pengganggu (standard error)
Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Uji secara Simultan (Uji F) Digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Jika F jika
F
htung
htung
> F
< F
tabel
tabel
, maka H diterima atau H ditolak, sedangkan 0
a
maka H ditolak atau H diterima. Jika tingkat 0
a
signifikansi di bawah 0,05 maka H ditolak dan H diterima (Situmorang, 0
a
et. al 2008:114).
Universitas Sumatera Utara
2) Uji secara Parsial (Uji T) Digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak maka digunakan statistik t (uji t). Jika t diterima dan H ditolak , sedangkan jika t a
hitung
>t
hitung
tabel
< t
tabel
, maka H
0
maka H ditolak dan 0
H diterima. Jika tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka H ditolak dan a
0
H diterima (Situmorang, et. al 2008:115). a
2
3) Pengujian Goodness of Fit (R ) Digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variabel-variabel bebas dalam menerangkan variabel independen. Koefisien determinasi 2
(R ) ini berkisar antara nol sampai dengan satu≤(0R
2
≤ 1). Semakin
mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu berarti model semakin baik (Situmorang, et. al 2008:112). c. Uji Asumsi Klasik Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut: 1) Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui suatu distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng dan distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogrov Smirnov.
Dengan
menggunakan tingkat
Universitas Sumatera Utara
signifikan 5% (0,05) maka jika nilai Asymp.Sig. (2- tailed) diatas nilai signifikan 5% (0,05) artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang, et. al 2008:62). 2) Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedasititas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika probabilitas signifikan diatas tingkat kepercayaan 5% (0,05) dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang, et. al 2008:73). 3) Uji Multikolinearitas Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sempurna atau pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut: a) VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinearitas. b) Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinearitas (Situmorang, et. al 2008:104)
Universitas Sumatera Utara