BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki terumbu karang dengan keanekaragaman tertinggi di dunia (Veron, 1993) dan menjadi satu negara di antara enam negara lainnya membentuk segitiga terumbu karang (coral triangle). Segitiga terumbu karang merupakan kawasan yang meliputi Indonesia, Filipina, Malaysia, Papua Nugini, Timor Leste dan Kepulauan Solomon menjadi pusat biodiversitas lautan dan dipertimbangkan sebagai prioritas global untuk konservasi lautan (Green et al., 2011). Terdapat lebih dari 75% species karang yang diperkirakan mencapai 600 species karang dunia ditemukan di coral triangle (Veron, 2000) dengan luas tutupan karang lebih dari 30% dari luas tutupan terumbu karang dunia dan lebih dari 3.000 species ikan hidup di dalamnya (Green et al., 2011). Indonesia dan Filipina memiliki 77% dari kawasan terumbu karang ini dan hampir 80% nya terancam (Burke et.al., 2002). Karimunjawa sebagai salah satu kawasan konservasi laut di Indonesia memiliki
sumberdaya
alam
yang
sangat
potensial
dengan
tingginya
keanekaragaman biota dan ekosistem yang relatif utuh dibandingkan wilayah lain di sepanjang Perairan Utara Jawa. Potensi ekosistem ditandai dengan beragamnya flora dan fauna khas dalam ekosistem tersebut, 353 species ikan karang, 69 genera karang keras, 9 species lamun, 2 species penyu, 44 jenis mangrove, 116 species burung, 3 species kupu-kupu endemik serta tumbuhan khas Karimunjawa yaitu dewadaru dan kalimasada (Kartawijaya et al., 2011; Anonim, 2013). Keanekaragaman flora dan fauna dengan berbagai ekosistem tersebut menjadikan
Karimunjaw a sebagai salah satu andalan objek wisata di Jawa Tengah. Daya tarik utama kawasan ini terletak pada ekosistem terumbu karang dan pantai sebagai objek wisata bahari. Sejak Taman Nasional Karimunjawa diarahkan sebagai daerah tujuan wisata secara nasional pada tahun 2010 (Anonim, 2010) secara langsung menunjukkan semakin tingginya minat wisatawan untuk berkunjung ke Karimunjawa. Data menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah wisatawan, dari sekitar 4.000 orang di tahun 2008 menjadi lebih dari 12.000 wisatawan di tahun 2010 (Anonim, 2012) dan berlipat menjadi 25.157 wisatawan di tahun 2012
Jumlah wisatawan (orang)
(Anonim, 2013). Trend kenaikan jumlah wisatawan ditunjukkan pada Gambar 1. 30000 25000 20000 15000
10000 5000 0
2008
2009
2010 Tahun
2011
2012
Gambar 1. Jumlah kunjungan wisatawan di Taman Nasional Karimunjawa Pariwisata di Karimunjawa secara umum memberikan dampak positif terhadap masyarakat. Dampak tersebut terkait dengan adanya peningkatan pendapatan masyarakat lokal terutama pelaku wisata serta dorongan untuk menguasai bahasa asing terutama bahasa Inggris pada sebagian masyarakat. Namun tidak dapat dihindari pariwisata juga menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif tersebut belum memperoleh perhatian yang serius dari pengelola. Padahal dari hasil penelitian menunjukkan tingginya tekanan terhadap terumbu karang berpengaruh secara signifikan terhadap kerusakan ekosistem terumbu 2
karang di perairan Pulau Menjangan Kecil Kepulauan Karimunjawa (Wirada, 2012). Jika kerusakan ini dibiarkan terus-menerus bukan tidak mungkin pariwisata yang dikembangkan menjadi salah satu penyebab kerusakan ekologi (Fandeli et al., 2009). Diperlukan kajian daya dukung wisata berdasarkan kondisi ekologis terumbu karang agar pengembangan wisata di Karimunjawa tidak menjadi salah arah karena rusaknya ekologi terumbu karang. 1.2. Permasalahan Semakin tingginya minat wisatawan terhadap wisata bahari, serta aktivitas yang berlebihan memungkinkan terjadinya tekanan dan gangguan terhadap terumbu karang. Terumbu karang itu sendiri merupakan ekosistem laut dangkal yang paling kompleks dan produktif, sehingga rentan terhadap perubahan lingkungan dan memiliki daya dukung terbatas. Tingginya produktivitas primer pada ekosistem terumbu karang tropis, yang mencapai 18 – 50 gC/m 2 /tahun (Nybakken, 1993), memicu produktivitas sekunder yang tinggi. Berarti komunitas makhluk hidup yang ada di dalamnya sangat beraneka ragam dan tersedia dalam jumlah yang melimpah. Berbagai jenis biota yang ada di ekosistem terumbu karang saling berinteraksi satu sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, membentuk suatu sistem kehidupan. Sistem kehidupan di terumbu karang dapat bertambah atau berkurang dimensinya akibat interaksi kompleks antara berbagai kekuatan biologis dan fisik. Gangguan yang berlebihan dan terus menerus terhadap terumbu karang akan memicu perubahan ekosistem yang berantai dan fungsi ekosistem tersebut, karena antar ekosistem sekitarnya mempunyai keterkaitan ekologis yang dinamis 3
dan kompleks. Akibat tekanan wisata yang berlebihan, berpotensi menyebabkan kerusakan fisik terumbu karang seperti yang terjadi di kawasan wisata selam Karibia dan Great Barrier Reef-Australia (Rouphael & Inglis, 1997). Kerusakan yang ditimbulkan oleh adanya aktivitas wisata berdasar hasil survei worldlife conservation society (WCS) di Karimunjawa tahun 2010 (Kartawijaya et al., 2011) sekitar rata-rata 10% terumbu karang mengalami kerusakan berupa patah dan beberapa bagian lain meningkatkan pertumbuhan alga serta hilangnya jaringan pada karang. Kondisi ekologis yang optimal untuk terumbu karang agar dapat bertahan dan berkembang biak serta menjalankan fungsinya selama ini nyaris
diabaikan.
Belum
adanya
kajian
daya dukung
wisata
dengan
mempertimbangkan kondisi ekologis terumbu karang, mendorong dilakukannya penelitian ini. Daya dukung wisata ditentukan berdasar pertimbangan kondisi ekologis, sehingga pada akhirnya terumbu karang tetap dapat hidup dan melangsungkan fungsinya secara optimal. Berdasarkan permasalahan tersebut pertanyaan penelitian yang muncul adalah: 1. Bagaimanakah kondisi ekologis terumbu karang pada zona pemanfaatan wisata di Taman Nasional Karimunjawa? 2. Bagaimanakah kelompok lokasi untuk aktivitas wisata berdasarkan kondisi ekologis terumbu karang di zona pemanfaatan wisata? 3. Berapa daya dukung ekosistem terumbu karang berdasarkan aktivitas di zona pemanfaatan wisata Taman Nasional Karimunjawa?
4
1.3. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang muncul dari permasalahan yang ada, yaitu: 1. Mengetahui kondisi ekologis terumbu karang pada zona pemanfaatan wisata di Taman Nasional Karimunjawa 2. Mengklasifikasikan lokasi berdasarkan kondisi ekologis terumbu karang untuk aktivitas wisata di zona pemanfaatan wisata Taman Nasional Karimunjawa 3. Menentukan daya dukung ekosistem terumbu karang sesuai aktivitas wisata di zona pemanfaatan wisata Taman Nasional Karimunjawa 1.4. Kerangka Pikir Penelitian ini menentukan daya dukung wisata di zona pemanfaatan wisata Taman Nasional Karimunjawa berdasar kondisi ekologis terumbu karang dan aktivitas wisata yang dilakukan. Kerangka pikir penelitian seperti terlihat pada Gambar 2. 1.5. Keaslian Penelitian Penelitian
terhadap
kondisi ekologis
terumbu
karang
di zona
pemanfaatan wisata bahari Taman Nasional Karimunjawa untuk menentukan daya dukung sesuai aktvitas wisata yang dilakukan. Sehingga dalam penelitian ini yang menjadi perhatian adalah tiga hal yaitu kondisi ekologis terumbu karang yang ada di zona pemanfaatan, aktivitas wisata yang sesuai berdasarkan kondisi ekologisnya serta daya dukung ekosistem terumbu karang pada masing-masing lokasi. 5
TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA
ZONA PEMANFAATAN WISATA
KARAKTERISTIK TERUMBU KARANG
AKTIVITAS WISATA
fishing fisik
biologis
suhu
covering
salinitas
invertebrata
kecerahan
jenis ikan
kecepatan arus
biomassa ikan
swimming
skin diving
ANALISIS
ketersediaan ruang
1. Ekologi 2. Kesesuaian aktivitas 3. Daya Dukung
kebutuhan ruang
diving
research
others
ketersediaan waktu kebutuhan waktu
WISATA BAHARI BERKELANJUTAN
Gambar 2. Kerangka pikir penelitian daya dukung ekosistem terumbu karang untuk kesesuaian wisata bahari Penelitian yang ada selama belum mampu menginterpretasikan hubungan potensi terumbu karang yang ada di Taman Nasional Karimunjawa dengan aktivitas wisata yang dilakukan. Berbagai penelitian tentang potensi telah dilakukan, diantaranya penelitian terumbu karang yang dilakukan oleh Triarso (1995) dengan menentukan distribusi jenis dan keanekaragaman jenis biota yang ada di Taman Nasional Karimunjawa, sementara itu perubahan kondisi terumbu karang mulai tahun 1991 – 2002 diteliti oleh Handayani (2005) dengan mengkaji persentase penutupan karang di Pulau Menjangan Kecil dan Pulau Menjangan Besar melalui citra landsat. Penelitian senada oleh Wahyudiono (2009) dengan 6
mengkaji tingkat kerentanan terumbu karang akibat aktivitas manusia di Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Pemanfaatan potensi terumbu karang di Karimunjawa sebagai daya tarik wisata untuk pengembangan ekowisata dilakukan oleh Farid (2006) kemudian dikembangkan sebagai ekowisata berbasis masyarakat yang diteliti oleh Martani (2010). Akibat yang muncul dari adanya ekowisata mendorong para peneliti untuk mengkaji dampak yang ditimbulkan oleh adanya wisata bahari terhadap sumberdaya pesisir oleh Purnamasari (2011) dan lebih spesifik dilakukan oleh Wirada (2012) dengan mengkaji kondisi terumbu karang akibat perilaku kontak wisatawan snorkeling pada terumbu karang. Kebijakan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut kawasan Taman Nasional Karimunjawa secara berkelanjutan dapat dilakukan dengan cara menentukan kesesuaian lahan bagi peruntukan wisata bahari dengan menyusun alternatif zonasi baru berdasar kriteria ekologi, ekonomi, sosial dan partisipasi aktif masyarakat (Yusuf, 2007). Penelitian oleh Sidabutar (2012) menunjukkan peranan yang diemban sebuah Taman Nasional dalam pengembangan ekowisata selama ini.
Penelitian kesesuaian wisata yang pernah dilakukan oleh Wirada
(2009) khusus untuk wisata selam dan hanya dilakukan di Pulau Cilik saja. Secara keseluruhan dari hasil penelitian belum ditemukan adanya kajian yang dapat menghubungkan kelestarian ekosistem terumbu karang melalui pendekatan daya dukung dan kondisi ekosistem terumbu karang yang digunakan untuk kepentingan ekowisata. Oleh karena itu penelitian yang dilakukan adalah sebagai upaya untuk menginterpretasikan adanya variasi kondisi ekologis terumbu 7
karang pada masing-masing lokasi untuk kesesuaian aktivitas wisata serta menentukan daya dukung berdasarkan kondisi ekologisnya. Beberapa penelitian terdahulu yang dirangkum adalah penelitian potensi terumbu karang terkait dengan ekowisata yang telah dilakukan seperti terangkum pada Tabel 1. Tabel 1. Penelitian terdahulu terkait potensi terumbu karang dan ekowisata No. 1
2
3
4
5
6
7
Nama Peneliti Derrin Davis, Clem Tisdell 1995 Ocean & Coastal Management, Vol. 26 No 1 pp. 19 – 40 Imam Triarso Tesis, 1995 Universitas Diponegoro Julie P. Hawkins, Callum M. Roberts 1997 Proc 8th Int Coral Reef Sym 2: 1923 – 1926 M.C. De Ruyck, Alexandre G Soares, Anton McLachlan 1997 Journal of Coastal Research Vo. 13 no.3 p 822 – 830 Eftalia Dimara, Dimitris Skuras 1998 Land Economics, ProQuest 74,3 p.317 Anthony Clayton 2002 Social and Economic Studies 51:1, pp 61 – 98
Lisa Cliggett 2001 Africa Today: Spring; 48,1
Judul Recreational Scubadiving and Carrying Capacity in Marine Protected Area
Tujuan To develop appropriate management strategis for the dive industry in marine protected areas
Potensi Terumbu Karang di Wilayah Taman Nasional Laut Karimunjawa, Jawa Tengah Estimate the Carrying Capacity of Coral Reefs for Scuba Diving
1. Menentukan distribusi jenis 2. Menentukan keanekaragaman jenis biota karang 3. Menentukan kondisi terumbu karang
Social Carrying Capacity as a Management Tool for Sandy Beaches
To estimate the SCC of sandy beaches directly from users opinion, to determine the influence of beach development on SCC in managing the utilization of sandy beaches.
Rationing Preferences and Spending Behavior of Visitors to a Scare Recreational Resource with Limited Carrying Capacity Strategies for Sustainable Tourism Development: The Role of The Concept of Carrying Capacity
To identify the visitors’s characteristics influencing preference over a rationing system and examine the spending behavior of households that have stated a preference over different rationing systems. To conclude that an overall policy framework for the managemant of the tourism industry cannot be based entirely on the concept of carrying capacity, although the concept can illuminate and inform the relevant decisions. To highlight ecological relationships and advance arguments for enviromental conservation, but at the same time acknowledge the complexitu
Carrying Capacity’s New Guise: Folk Models for Public Debate and Longitudinal Study of
To determine whether there is carrying capacity for scuba diving on coral reefs based on measures of direct damaged inflicted by divers.
8
No.
Nama Peneliti ProQuest Sosiology
Judul Environmental Change
8
Konstantin Zgurovsky, Margaret Williams 2004 MPA News Vol. 6 No. 2 Christian Novia Ngesti Handayani Tesis, 2005 UGM
Assesing the Carrying Capacity of MPAs: How Many Visitors Can Your MPA Hold?
Robert Manning, Yi-Fai Leung, Megha Budruk 2005 Northeastern Naturalist 12 (3) p. 201 – 220 Yoel Mansfeld, Aliza Jonas 2006, Royal Dutch Geographical Society Vol 97 no 5 pp 588 – 601 Zunan Farid Tesis, 2005 UGM
Research to Support Management of Visitor Carrying Capacity of Boston Harbor Islands
Catherine A. Courtney 2007, Report for Maui Land & Pinneaple Company
Recreational Carrying Capacity Evaluation of Honolua Bay
9
10
11
12
13
Pemanfaatan Citra Landsat TM/ETM dan SIG untuk Perubahan Terumbu Karang di Pulau Menjangan Besar dan Menjangan Kecil Kepulauan Karimunjawa Jawa Tengah
Evaluating the Sociocultural Carrying Capacity of Rural Tourism Communities: A ‘Value Strech’ Approach Studi Kajian Pengembangan Ekowisata di Zona Pemanfaatan Pariwisata TN Karimunjawa
Tujuan of the human-environment links which formal applications of carrying capacity ignore. Assesing the carrying capacity with general capacity limits for particular habitat types and alternative way to manage tourism impacts.
1. Mengetahui jenis penutup dasar perairan p. menjangan besar dan p.menjangan kecil dari citra landsat melalui proses klasifikasi multispektral 2. Mengetahui kondisi terumbu karang dan perubahannya dari tahun 19912002 melalui citra landsat multitemporal 3. Mengetahui kondisi lingkungan perairan p menjangan besar dan p menjangan kecil 4. Mengkaji ketrkaitan antara persentase penutupan karang dengan kondisi lingkungan di p menjangan besar dan p menjangan kecil To describe a program of research to support management carrying capacity of the Boston Harbor Islands national park area, a recent addition to the national park system.
To evaluate to what extent rural tourism in this community is violating its limits for acceptable change and what necessary steps should be taken in order to mitigate existing , and to avoid future negative impacts? 1. Mengidentifikasi objek dan daya tarik wisata di zona pemanfaatan 2. Mengetahui karakteristik dan persepsi masyarakat dan wisatawan terhadap pengembangan ekowisata 3. Merencanakan arah dan skala prioritas pengembangan program ekowisata To quantify current levels of ocean recreational use at Honolua Bay, evaluate the recreational carrying capacity of the area, and recommend capacity management scenarios, as warranted, for sustainable ocean recreation 9
No. 14
Nama Peneliti Muh.Yusuf Disertasi, 2007 IPB
Judul Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut Kawasan TN Karimunjawa secara Berkelanjutan
15
Persada Agussetia Sitepu Tesis, 2008 IPB
Kajian Kesesuaian Pemanfaatan Terumbu Karang pada Zona Pemanfaatan Wisata TN Kepulauan Seribu
16
Qian Jin 2009, PhD thesis, James Cook University
17
Zulfikar Tesis, 2009
A Comparison of Tourist Management between Tourism Site in Cairns and Xi’an – Based on Tourism Carrying Capacity Analysis of Suitability and Carrying Capacity of Coral Reefs Ecosystem to develop Marine Tourisms in Trapejat the Regency of Mentawai Islands
18
Sukendi
Daya Dukung Ekosistem
Tujuan 1. Menentukan kesesuaian lahan (lingkungan) kawasan TN Karimunjawa bagi peruntukan wisata bahari kategori selam,snorkeling,rekreasi,budidaya kerapu,budidaya rumput laut,budidaya teripang dan konservasi hutan mangrove 2. Menyusun alternatif zonasi baru (zonasi ulang) kawasan TN Karimunjawa berdasar kriteria ekologi,ekonomi,sosial dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat serta diintegrasikan dengan kesesuaian lahan 3. Menentukan prioritas strategi kebijakan dalam pengelolaan TN Karimunjawa 1. Menganalisis distribusi lokasi kawasan terumbu karang, persen penutupan karang dan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisinya tersebut di zona pemanfaatan wisata TN KpS 2. Menelaah potensi pemanfaatan kawasan terumbu karang di zona pemanfaatan wisata TNKpS melalui nilai ekologi dan pariwisata 3. Mengidentifikasi arah aturan pemanfaatan kawasan terumbu karang di zona pemanfaatan wisata TNKpS secara spesifik sesuai kondisi dan potensinya To establish the fundamental rationale for the thesis. To provides the major literature review of the concept and measurements applicable to tourism carrying capacity and crowding management at particular settings. 1. To identify the potentialities of coral reef ecosystem resources in the coastal areas and small island Trapejat 2. To carry out a study of suitability and carrying capacity of coral reefs ecosystem in order to develop marine tourism in the coastal areas and small islands in Trapejat 3. To make a strategy of managing the marine tourism in the coastal areas and small islands in Trapejat based on the types of marine tourism that can develop 1. Mengetahui kondisi biofisik terumbu 10
No.
Nama Peneliti Darmansyah Tesis, 2010 IPB
Judul Terumbu Karang untuk Wisata Bahari di perairan P.Biawak dan sekitarnya Kabupaten Indramayu Jabar
19
Ilmi Budi Martani Tesis, 2010 UGM
Kajian Pengembangan Ekowisata Berbasis Masyarakat di TN Karimunjawa
20
Daniel A. Zacarias, Allan T. Williams, Alice Newton 2011 Applied Geography 31 , p. 1075 – 1081
Recreational Carrying Capacity Estimations to Support Beach Management at Praia de Faro, Portugal
21
M. Teresa Bartual Figueras, M. Cristina Poblet Farres, Gonzalo Rodriguez Perez 2011, Ekologia, ProQuest 30,4 p. 438
The Carrying Capacity of Cycling Paths as A Management Instrument. The Case of Ebro Delta (Spain)
22
Yar Johan Tesis, 2011 IPB
Pengembangan Wisata Bahari dalam Pengelolaan Sumberdaya Pulau-pulau Kecil Berbasis Ekologi (Studi Kasus P.Sebesi Prov Lampung)
Tujuan karang terkait sebagai daerah wisata selam 2. Menganalisis kesesuaian kawasan dan daya dukung biofisik terumbu karang untuk pengembangan wisata selam 3. Merumuskan arahan strategi pengembangan wisata selam berdasar daya dukung biofisik terumbu karang 1. Mendeskripsikan produk wisata (atraksi, amenitas dan aksesibilitas) yang dapat menunjang pengembangan ekowisata di kawasan TN Karimunjawa 2. Mengetahui potensi pasar wisata yang dapat menunjang pengembangan ekowisata di kawasan TN Karimunjawa 3. Mendeskripsikan latar belakang sosial, budaya dan ekonomi masyarakat di sekitar kawasan TN Karimunjawa yang dapat diberdayakan 4. Menentukan peluang yang dapat dijadikan rekomendasi dalam pengembangan ekowisata di kawasan TN Karimunjawa To asses the recreational carrying capacity of Praia de Faro by means of assessing the psycho-ecological carrying capacity (assuming that every beach has a limiting size of people that it can accommodate) and the socio cultural carrying capacity or the level of interaction between local people and visitors and their responses to crowding. To estimate carrying capacity of the two most heavily used recreational cycling paths in the Delta, the Encanyissada and the Tancada Paths; to define warning indicators of levels of pressure on areas with tourist activities; to propose instruments of planning and management for the sustainable use of the territory. 1. Mengkaji kesesuaian kawasan P.Sebesi untuk kegiatan wisata bahari berbasis ekologi kategori diving dan snorkeling 2. Menganalisis daya dukung kawasan P.Sebesi untuk kegiatan wisata bahari berbasis ekologi 11
No.
Nama Peneliti
23
Siham Afatta, Ambariyanto, Kenneth R.N. Anthony, Lely F Anggraini, Dwi Haryanti, Jeffery A. Maynard, Ove Hoegh-Guldberg, Stuart Campbell Research Report, 2011 University of Quensland, Diponegoro University Fenky Wirada Tesis, 2012 UGM
24
Judul
Ecological and Social Resilience Assessments Related to The Coral reefs Resources in Karimunjawa National Park
Pengaruh Perilaku Wisatawan Snorkeling terhadap Kondisi Terumb Karang Perairan P.Menjangan Kecil TN Karimunjawa
Tujuan 3. Menentukan arah strategi dan kebijakan dalam pengembangan wisata berbasis ekologi To incorporate the concept of social and ecological resilience in developing tools and providing options for marine protected area management in Karimunjawa islands.
1. Mengkaji perilaku kontak wisatawan snorkeling 2. Mengkaji kondisi terumbu karang 3. Mengkaji pengaruh perilaku kontak wisatawan snorkeling terhadap terumbu karang di perairan P.Menjangan Kecil TN Karimunjawa
1.6. Kebaharuan Penelitian Penelitian tentang terumbu karang telah banyak dilakukan di Taman Nasional Karimunjawa. Beberapa penelitian bahkan telah dilakukan untuk mengetahui tingkat kerusakan terumbu karang melalui berbagai model interpretasi dan beberapa penelitan khusus dilakukan untuk mengetahui pengaruh perilaku wisatawan terhadap terumbu karang. Namun sampai saat ini belum ada penelitian terhadap kondisi ekologis terumbu karang terkait dengan aktivitas wisata sebagai dasar penentuan daya dukung. Penelitian ini menyumbang kebaharuan dalam menemukan konsep daya dukung pada kawasan perairan karena terdapat perbedaan dalam menentukan daya dukung pada kawasan terestrial dan kawasan perairan. Kondisi lingkungan bawah air sangat berbeda dengan kondisi di darat. Selama ini penghitungan daya dukung 12
perairan belum mempertimbangkan kondisi letak terumbu karang berdasar kedalamannya. Kebaruan ini terletak pada pertimbangan bahwa perairan dangkal dan dalam memiliki perbedaan kondisi yang akan menentukan aktivitas yang seharusnya dilakukan. Daya dukung ekosistem terumbu karang menampung wisatawan sesuai aktivitas pada kedalaman yang berbeda. Daya dukung dihitung berdasarkan kondisi ekologis terumbu karang dan kebutuhan ruang oleh wisatawan. Kondisi ekologis inilah yang dijadikan dasar untuk menentukan aktivitas wisata yang dilakukan. Lokasi dengan kondisi ekologis sama dapat dilakukan aktivitas wisata yang sama. Konsep daya dukung ini dapat digunakan untuk menentukan jumlah wisatawan yang seharusnya berdasarkan kondisi ekologisnya. 1.7. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah dapat menentukan kondisi ekosistem terumbu karang pada perairan dangkal dan dalam di zona pemanfaatan pariwisata bahari Taman Nasional Karimunjawa. Kondisi ekologis pada perairan dangkal dan dalam sebagai dasar untuk mengelompokkan lokasi, sehingga terbentuk kelompok lokasi perairan dangkal dan kelompok lokasi perairan dalam. Kelompok lokasi dengan kondisi ekologis terumbu karang yang sama dapat dilakukan aktivitas wisata yang sama. Masing-masing lokasi dalam kelompok yang sama diharapkan dapat menjadi substitusi bagi pulau lainnya. Substitusi lokasi diperlukan bila suatu lokasi telah terlampaui daya dukungnya akan dapat digantikan oleh lokasi lain dengan kondisi ekologis ekosistem terumbu karang dan kedalaman yang sama. Konsep daya dukung dapat digunakan untuk menentukan 13
jumlah wisatawan sesuai kondisi ekologis suatu lokasi. Lokasi dengan kondisi ekologis yang sama, dapat diketahui memiliki daya dukung yang sama. Wisatawan yang sesuai diharapkan dapat mengurangi tekanan berlebihan terhadap terumbu karang. Kebaruan dalam penentuan daya dukung pada kawasan perairan diharapkan juga dapat memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan, terutama untuk pengembangan wisata bahari.
14