1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia kematian ibu melahirkan masih merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007). Tingginya angka kematian ibu di Indonesia terkait dengan banyak faktor, di antaranya kualitas perilaku ibu hamil yang tidak memanfaatkan Antenatal Care (ANC) pada pelayanan kesehatan, sehingga kehamilannya berisiko tinggi. Perhatian dunia terhadap kematian ibu melahirkan tergolong sangat besar. Dalam komitmen internasional Millenium Development Goals (MDGs), penurunan kematian ibu melahirkan menjadi salah satu dari delapan tujuan (goals) yang dirumuskan. Komitmen tersebut dituangkan Indonesia dalam arah pembangunan jangka panjang kesehatan Indonesia tahun 2005-2025, yakni : meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan yang mencakup, meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari 69 tahun pada tahun 2005 menjadi 73,7 tahun pada tahun 2025, menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dari 32,3 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 15,5 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2025, dan menurunnya AKI dari 262 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 74 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2025 (Depkes RI, 2010).
1
2
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, diperlukan upaya yang intensif dari berbagai pihak, terutama untuk memahami penyebab kematian ibu. Ada tiga fase terlambat yang berkaitan erat dengan angka kematian ibu hamil dan bersalin, yaitu terlambat satu : terlambat untuk mengambil keputusan mencapai pertolongan pelayanan kesehatan terdekat atau merujuk dari pelayanan kesehatan ke pelayanan kesehatan lainnya : terlambat dua : terlambat untuk sampai atau tiba di pelayanan kesehatan, terlambat tiga: terlambat menerima asuhan atau sampai di pelayanan kesehatan yang adekuat (Siregar, 2007). Adapun penyebab kematian ibu adalah gangguan persalinan langsung, misalnya perdarahan sebesar 28%, infeksi sebesar 11%, eklampsia sebesar 24% dan partus macet (lama) sebesar 5%. Kemungkinan terjadinya kematian ibu dalam persalinan di puskesmas atau rumah sakit karena kesiapan petugas, ketersediaan bahan dan peralatan dan sikap petugas. Di perjalanan diakibatkan sarana transportasi, tingkat kesulitan dan waktu tempuh, serta kematian di rumah diakibatkan keputusan keluarga (pengetahuan, ketersediaan dana, kesibukan keluarga dan sosial budaya) serta ketersediaan transportasi (Millenium Projek, 2005). Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi mendatang. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab keadaan tersebut, diantaranya minimnya pengetahuan tentang risiko-risiko kehamilan yang
3
diakibatkan karena rendahnya tingkat pendidikan, pemeliharaan kehamilan, pengetahuan tentang gizi dalam kehamilan, keadaan ekonomi dan sebagainya. Pada umumnya keterbatasan ekonomi menjadi faktor yang dominan dalam memengaruhi kematian maternal selain pengetahuan atau pendidikan. Keterbatasan ekonomi dapat mendorong ibu hamil tidak melakukan pemeriksaan rutin karena tidak mampu untuk membayarnya. Di lain pihak, rendahnya tingkat pendidikan yang mengakibatkan kurangnya pengetahuan tentang kehamilan atau kelainan-kelainan dalam kehamilan kurang diperhatikan yang pada akhirnya dapat membawa risiko yang tidak diinginkan. Akibat dari rendahnya pengetahuan dari ibu hamil tidak jarang kehamilan banyak menimbulkan adanya kematian baik pada ibu maupun pada bayi yang dilahirkan atau bahkan kedua-duanya. Penyebab kematian maternal dapat dibagi dalam beberapa masalah, antara lain masalah reproduksi, komplikasi obstetrik, pelayanan kesehatan dan sosial ekonomi dan sebagainya. Tingkat pendidikan dari ibu yang rendah dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan termasuk di dalamnya tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan (Ida Bagus G, 2002). Demikian juga dengan ibu hamil yang tidak mengalami atau memperoleh pendidikan akan berakibat pada kurangnya pengetahuan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya tersebut. Meningkatkan sumber daya manusia serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat adalah suatu upaya yang dapat dilakukan dengan tujuan untuk
4
menurunkan angka kematian maternal. Ini dapat diwujudkan dengan meningkatkan mutu
dan
terjangkaunya
pelayanan
kesehatan
yang
makin
merata
serta
mengembangkan pengetahuan, sikap dan perilaku hidup sehat di masyarakat. Salah satu usaha untuk menunjang hal tersebut adalah dengan memberikan pelayanan Antenatal Care (ANC) yang dilaksanakan dengan baik dan sedini mungkin dengan harapan mencegah kematian ibu melahirkan dan kematian bayi serta dengan meningkatkan kualitas sumber daya ibu hamil. Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu tahapan penting yang harus dilakukan oleh ibu hamil menuju kehamilan yang sehat. Pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan melalui dokter kandungan atau bidan dengan minimal pemeriksaan 4 kali selama kehamilan yaitu pada usia kehamilan trimester pertama, trimester kedua dan pada kehamilan trimester ketiga, dengan catatan kehamilan berlangsung normal. Ada baiknya pemeriksaan kehamilan dilakukan sebulan sekali hingga usia 6 bulan, sebulan dua kali pada usia 7-8 bulan dan seminggu sekali ketika usia kandungan menginjak 9 bulan. Pemeriksaan kehamilan begitu penting dilakukan oleh para ibu hamil untuk mengetahui kondisi ibu maupun janin yang sedang dikandungnya. Dengan pemeriksaan kehamilan dapat diketahui perkembangan kehamilan, tingkat kesehatan kandungan, kondisi janin, dan bahkan penyakit atau kelainan pada kandungan yang diharapkan dapat ditangani secara dini.
5
Menurut Depkes RI (1994), pemeriksaan kehamilan yang dikenal dengan Ante Natal Care (ANC) bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. Muchtar (1998) mengatakan, ANC bertujuan untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan, dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. Selain itu ANC juga mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI). Menurut United States Public Health Service (1992), pada abad ke-20 pemeriksaan kehamilan telah menjadi salah satu layanan kesehatan yang paling sering digunakan di Amerika. Pada tahun 1998 terdapat lebih dari 41 juta kunjungan prenatal dengan median sebanyak 12,4 kunjungan per kehamilan. Dalam penelitiannya, Kogan dkk (1998) menemukan bahwa dari 54 juta kelahiran hidup hampir seperempat mempunyai penyulit yang bermakna yang dapat diidentifikasi dan dapat diobati. Peningkatan pemeriksaan ini diperkirakan karena bertambahnya jumlah wanita yang hamil, kesadaran dan pengetahuan ibu tentang kehamilan, kemajuan di bidang ilmu kedokteran, dan meluasnya penggunaan ultrasonografi Target pencapaian kegiatan ANC menurut Depkes RI (2013) K1 sebesar 92,9% dan tahun 2020 sebesar 98%. Di Kabupaten Langkat, pencapaian program K1 untuk kota Medan pada tahun 2013 sudah sesuai dengan target yaitu sebesar 95%, namun untuk K4 masih belum sesuai yakni 91,6% (target 97%).
6
Berdasarkan data Profil Kabupaten Langkat, Sukamakmur Desa Telaga Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat merupakan Desa yang kedua terendah angka kunjungan K4-nya yaitu (K4 sebesar 72,12%) dan yang terendah dari seluruh desa di kecamatan Sei Lepan adalah Sukamakmur Desa Telaga Said. Berdasarkan hasil survei pendahuluan di Sukamakmur Desa Telaga Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat, faktor yang diduga menyebabkan ibu hamil trimester III
tidak memeriksakan kesehatan kehamilannya terkait dengan
karakteristik ibu. Hasil penelitian Riris (2010) menyatakan pemanfatan antenatal oleh ibu hamil di Keluarahan pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli tengah masih buruk, hal ini dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, paritas, jarak
kehamilan.
Menurut
penelitian
Murniati
(2007),
faktor-faktor
yang
berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil adalah umur, paritas, jarak kehamilan dan pengetahuan. Penelitian Ulina (2004) menunjukkan variabel pendidikan, pengetahuan, pendapatan dan paritas mempunyai pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal. Penelitian Agnes (2005) menyatakan bahwa variabel pengetahuan, pekerjaan mempunyai pengaruh terhadap peningkatan pemanfaatan antenatal di wilayah kerja Puskesmas Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Tahun 2005. Hasil survey pendahuluan yang dilakukan di Sukamakmur Desa Telaga Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat tersebut, menunjukkan faktor yang
7
menyebabkan ibu hamil trimester III tidak memeriksakan kesehatan kehamilannya antara lain adalah faktor karakteristik ibu (pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, paritas dan interval kehamilan). Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti Hubungan karakteristik ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan karakteristik ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.
1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Dinas Kesehatan Pemerintah Langkat dan khususnya Puskesmas yang ada di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat
8
sebagai informasi upaya meningkatkan pelayanan ANC guna mewujudkan penurunan AKI 2. Bagi tenaga kesehatan agar meningkatkan kualitas pelayanan pemeriksaan kehamilan. 3. Bagi masyarakat sebagai upaya meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak dan manfaat pemeriksaan kehamilan dalam upaya mencegah kematian ibu. 4. Bagi pengembangan ilmu kesehatan masyarakat, khususnya yang terkait dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) 2.1.1. Pengertian ANC Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). Menurut Prawiroharjo (2005), pemeriksaan kehamilan (ANC) merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan antenatal (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005). Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan
9
10
kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan. 2.1.2. Tujuan Antenatal Care (ANC) 2.1.2.1. Tujuan Umum 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi. 3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. 4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif. 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Menurut Depkes RI (2004) tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat.
11
Menurut Muchtar (2005) tujuan ANC adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. 2.1.2.2. Tujuan Khusus 1. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin. 2. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak. 3. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi. Menurut Wiknjosastro (2005) tujuan ANC adalah menyiapkan wanita hamil sebaik-baiknya fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. 2.1.3. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan trimester ketiga (28-36 minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan (Saifuddin, 2005).
12
2.1.4. Pemeriksaan Kehamilan Dalam masa kehamilan ibu harus memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan paling sedikit 4 kali : 1. Trismester I : 1 kali 2. Trismester II : 1 kali 3. Trismester III : 2 kali 2.1.5. Pelayanan Antenatal 1. Konsep Pemeriksaan Antenatal Menurut Departem Kesehatan RI (2002), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan : a. Anamnese : meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan sebelumnya dan kehamilan sekarang. b. Pemeriksaan umum : meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan. c. Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa d. Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (fe) e. Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku seharihari, perawatan payu dara dan air susu ibu, tanda-tanda risiko, pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan serta pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.
13
2. Kunjungan Ibu Hamil Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), kunjungan ibu hamil adalah kontak antara ibu hamil dengan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal standar untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Istilah kunjungan disini dapat diartikan ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan atau sebaliknya petugas kesehatan yang mengunjungi ibu hamil di rumahnya atau posyandu. Kunjungan ibu hamil dilakukan secara berkala yang dibagi menjadi beberapa tahap, seperti : a. Kunjungan ibu hamil yang pertama (K1) Kunjungan K1 adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan trimester I, dimana usia kehamilan 1 sampai 12 minggu. b. Kunjungan ibu hamil yang keempat (K4) Kunjungan K4 adalah kontak ibu hamil yang keempat atau lebih dengan petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan pada trimester III, usia kehamilan > 24 minggu. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai berikut : a.
Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu
b.
Minimal 1 kali pada trimester II, usia kehamilan 13-24 minggu
14
c.
Minimal 2 kali pada trimester III, (K3-K4), usia kehamilan > 24 minggu.
1. Jadwal pemeriksaan Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), pemeriksaan kehamilan berdasarkan kunjungan antenatal dibagi atas : a. Kunjungan Pertama (K1) Meliputi : (1) Identitas/biodata, (2) Riwayat kehamilan, (3) Riwayat kebidanan, (4) Riwayat kesehatan, (5) Riwayat sosial ekonomi, (6) Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan kesehatan, (7) Penyuluhan dan konsultasi. b. Kunjungan Keempat (K4) Meliputi : (1) Anamnese (keluhan/masalah) (2) Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan
kesehatan,
(3)
Pemeriksaan
psikologis,
(4)
Pemeriksaan
laboratorium bila ada indikasi/diperlukan, (5) Diagnosa akhir (kehamilan normal, terdapat penyulit, terjadi komplikasi, atau tergolong kehamilan risiko tinggi (6) Sikap dan rencana tindakan (persiapan persalinan dan rujukan). Menurut Muchtar (2005) Jadwal pemeriksaan antenatal yang dianjurkan adalah : a. Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan b. Periksa ulang 1 kali sebulan sampai kehamilan 7 bulan c. Periksa ulang 2 kali sebulan sampai kehamilan 9 bulan
15
d. Pemeriksaan ulang setiap minggu sesudah kehamilan 9 bulan e. Periksa khusus bila ada keluhan atau masalah 2. Pelaksana Pelayanan Antenatal Pelaksana pelayanan antenatal adalah dokter, bidan (bidan puskesmas, bidan di desa, bidan di praktek swasta), pembantu bidan, perawat yang sudah dilatih dalam pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2002).
2.2. Kunjungan Pelayanan Kesehatan Menurut Supriyanto (1998), bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah penggunaan pelayanan yang telah diterima pada tempat atau pemberi pelayanan kesehatan. Sedangkan pelayanan kesehatan sendiri adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, kelompok, keluarga, dan ataupun masyarakat (Azwar, 2002). Pemanfaatan pelayanan kesehatan sangat erat kaitannya dengan waktu, kapan kita memerlukan pelayanan kesehatan dan seberapa jauh efektivitas pelayanan tersebut. Menurut Arrow yang dikutip Tjiptoherijanto (1994), hubungan antara keinginan sehat dan permintaan akan pelayanan kesehatan hanya kelihatannya aja sederhana, tetapi sebenarnya sangat komplek. Penyebab utama adalah karena persoalan kesenjangan informasi. Adanya keinginan sehat menjadi konsumsi
16
perawatan kesehatan melibatkan berbagai informasi, yaitu aspek yang menyangkut kesehatan saat ini, informasi tentang status kesehatan yang membaik, informasi tentang jenis perawatan yang tersedia, serta tentang efektivitas pelayanan kesehatan tersebut. Dari informasi inilah masyarakat kemudian terpengaruh untuk melakukan permintaan dan penggunaan (utilisasi) terhadap suatu pelayanan kesehatan. Menurut Andersen (1968), ada delapan faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan yaitu: faktor demografi, (jumlah, penyebaran, kepadatan, pertumbuhan, struktur umur, dan rasio jenis kelamin), tingkat pendapatan, faktor sosial budaya (tingkat pendidikan dan status kesehatan) aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan, produktifitas dan teknologi kesehatan. Menurut Departement Of health aducation and welfare, USA (1997) dalam Azwar (2002) faktor-faktor yang memengaruhi pelayanan kesehatan yaitu, (1) faktor sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan: tipe organisasi, kelengkapan program kesehatan, tersedianya tenaga pelayanan kesehatan dengan masyarakat dengan adanya asuransi kesehatan serta adanya faktor kesehatan lainnya, (2) faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan: faktor sosio demografi (umur, jenis kelamin, status kesehatan, besar keluarga) faktor sosial
psikologis
(sikap/persepsi terhadap pelayanan kesehatan pengetahuan dan sumber informasi dari pelayanan kesehatan dan tabiat terhadap pelaksana pelayanan kesehatan sebelumnya), faktor
status
sosial
ekonomi
(meliputi:
pendidikan,
pekerjaan,
pendapatan/penghasilan), dapat digunakan pelayanan kesehatan yang meliputi jarak
17
antar rumah dengan tempat pelayanan kesehatan, variabel yang menyangkut kebutuhan (mobilitas, gejala penyakit yang dirasakan oleh yang bersangkutan dan lain sebagainya). 2.2.1. Elemen Pokok Pelayanan Kesehatan Menurut Mayer (1996), mengemukakan bahwa dalam pelayanan kesehatan yang baik terdapat 4 (empat) elemen pokok yaitu aksesibilitas, kualitas, kesinambungan dan efesiensi dari pelayanan. 1. Aksesibilitas Pelayanan Pelayanan harus dapat digunakan oleh individu-individu pada tempat dan waktu yang ia butuhkan. Pengguna pelayanan harus mempunyai akses terhadap berbagai jenis pelayanan, peralatan, obat-obatan dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan pasien. 2. Kualitas Suatu pelayanan yang berkualitas tinggi, mengimplementasikan pengetahuan dan tehnik paling mutakhir dengan tujuan untuk memperoleh efek yang paling baik. Kualitas pelayanan berhubungan dengan kompetensi profesional dan provider. 3. Kesinambungan Pelayanan kesehatan yang baik, disamping mempunyai akses dan kualitas yang baik juga harus memiliki kesinambungan pelayanan, berarti proses pelayanan harus memperlakukan pasien sebagai manusia secara utuh melalui kontak yang terus menerus antara individu dengan provider.
18
4. Efisiensi Elemen pokok lain dari pelayanan kesehatan yang bermutu adalah efesiensi yang menyangkut aspek ekonomi dan pembiayaan pelayanan kesehatan baik bagi pasien, provider maupun bagi organisasi/institusi penyelenggaraan pelayanan. 2.2.2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kunjungan Antenatal Faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan kesehatan cukup banyak model-model penggunaan pelayanan kesehatan yang dikembangkan seperti model kependudukan, model sumberdaya masyarakat, model organisasi dan lain-lain sesuai dengan variabel-variabel yang digunakan dalam masing-masing model. Anderson (1974) mengembangkan model sistem kesehatan berupa model kepercayaan kesehatan (health belief model) yang didasarkan teori lapangan (field theory) dari Lewin (1994). Dalam model Anderson ini, terdapat 3 (tiga) kategori utama dalam pelayanan kesehatan yaitu : 1. Komponen predisposisi, menggambarkan kecenderungan individu yang berbedabeda dalam menggunakan pelayanan kesehatan seseorang. Komponen terdiri dari: a. Faktor-faktor demografi (umur, jenis kelamin, status perkawinan, besar keluarga dan lain-lain) b. Faktor struktural sosial (suku bangsa, pendidikan dan pekerjaan) c. Faktor keyakinan/kepercayaan (pengetahuan, sikap dan persepsi)
19
2. Komponen
enabling
(pemungkin/pendorong),
menunjukkan
kemampuan
individual untuk menggunakan pelayanan kesehatan. Di dalam komponen ini termasuk faktor-faktor yang berpengaruh dengan perilaku pencarian : a. Sumber keluarga (pendapatan/penghasilan, kemampuan membayar pelayanan, keikutsertaan dalam asuransi, dukungan suami, informasi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan). b. Sumber daya masyarakat (suatu pelayanan, lokasi/jarak transportasi dan sebagainya). 3. Komponen need (kebutuhan), merupakan faktor yang mendasari dan merupakan stimulus langsung bagi individu untuk menggunakan pelayanan kesehatan apabila faktor-faktor predisposisi dan enabling itu ada. Kebutuhan pelayanan kesehatan dapat dikategorikan menjadi : a. Kebutuhan yang dirasakan/persepsikan (seperti kondisi kesehatan, gejala sakit, ketidakmampuan bekerja) b. Evaluasi/clinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit didasarkan oleh petugas kesehatan (tingkat beratnya penyakit dan gejala penyakit menurut diagnosis klinis dari dokter)
2.3. Model Pemanfaatan Antenatal Care di Indonesia Wibowo (1992) mengembangkan konsep pemanfaatan pelayanan antenatal, yang bersifat menyeluruh meneliti faktor-faktor pada ibu hamil dengan mengacu konsep dasar dari Anderson.
20
PREDISPOSING - Paritas - Jarak Kelahiran - Pendidikan - Pengetahuan - Sikap
ENABLING - Pekerjaan Suami - Ekonomi Keluarga - Pembayaran - Ongkos - Waktu - Ketersediaan Pelayanan - Jarak
NEED - Riwayat - Keluhan - Persepsi Sehat - Kondisi Ibu - Rencana Pengobatan - HB
PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL
Gambar 1. Model Pemanfaatan ANC Sumber : Wibowo, Pemanfaatan pelayanan Antenatal : Faktor-faktor yang memengaruhi dan Hubungannya dengan berat Badan lahir Rendah, Disertasi, S3, 1992
2.4. Faktor Karakteristik dalam Kunjungan ANC Faktor karakteristik dalam kunjungan ANC adalah sebagai berikut : 1. Pendidikan Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk memengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan kesehatan adalah
aplikasi
atau
penerapan
pendidikan
didalam
bidang
kesehatan
(Notoatmojo, 2003). Menurut Sedarmayanti (2001) yang dikutip oleh Hardywinoto (2007), pekerjaan yang disertai dengan pendidikan dan keterampilan akan mendorong kemajuan setiap usaha sehingga dapat meningkatkan pendapatan baik pendapatan individu, kelompok maupun pendapatan nasional. Lebih lanjut dijelaskan bahwa sumber utama kinerja yang efektif yang memengaruhi individu adalah kelemahan
21
intelektual, kelemahan psikologis dan kelemahan fisik. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang dapat memengaruhi keadaan keluarga karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan akan lebih baik. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku seseorang sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan yang diperoleh. Perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai hasil dari pendidikan kesehatan. Faktor pendidikan kesehatan merupakan bentuk intervensi terutama terhadap perilaku.
Faktor
lingkungan
non
fisik,
akibat
masalah-masalah
sosial
penanganannya diperlukan pendidikan kesehatan. Dalam rangka membina meningkatkan kesehatan masyarakat ditunjukkan pada upaya melalui tekanan, paksaan kepada masyarakat dan edukasi atau upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan. Agar intervensi atau upaya tersebut efektif, faktor predisposisi ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, sistem yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi. Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan (Depkes RI, 2008).
22
2. Pekerjaan Menurut Labor Force Consepth, yang digolongkan bekerja adalah mereka yang melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan, baik mereka bekerja penuh maupun tidak. Pekerjaan adalah suatu yang dilakukan untuk mencari atau mendapatkan nafkah (Hardywinoto, 2007). Ibu hamil yang bekerja akan memiliki sedikit waktu untuk memeriksakan kehamilannya karena sibuk dengan pekerjaannya. 3. Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagiaan besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Natoadmodjo, 2003). Pentingnya aspek pengetahuan dalam pemanfatan ANC dapat dilihat dari pendapat Cholil (2004) yang menyatakan bahwa pemanfatan ANC perlu dilakukan upaya peningkatan kesehatan ibu saat kehamilan dan melahirkan. Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya
pemeriksaan
kehamilan
berdampak
pada
ibu
hamil
tidak
memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan. Pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan
23
berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui (Friedman, 2005). Pengetahuan yang dimiliki ibu tentang pelayanan ANC
dan pentingnya pemeriksaan
kehamilan berdampak pada ibu hamil akan memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan (Depkes RI, 2008). 4. Paritas Menurut Wiknjosastro (2005), paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Makin tinggi paritas ibu maka makin kurang baik endometriumnya. Hal ini diakibatkan oleh vaskularisasi yang berkurang ataupun perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau sehingga dapat mengakibatkan terjadinya plasenta previa.
Ibu yang pernah
melahirkan mempunyai pengalaman tentang ANC, sehingga dari pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga kesehatan kehamilannya (Depkes RI, 2008). 5. Jarak Kehamilan Jarak kehamilan yang terlalu rapat memang mengundang resiko bagi para wanita. Penelitian terbaru menyatakan, ibu yang hamil lagi dalam waktu setahun setelah melahirkan beresiko menyebabkan autisme pada calon anak mereka kelak. Kehamilan berturut-turut membuat ibu bisa kepayahan. Para ilmuwan dari New York AS menyebutkan, wanita butuh waktu untuk pulih dari kehamilan. Selain itu, kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu pendek akan menyebabkan anak-
24
anak yang dilahirkan rentan mengalami kekurangan gizi. Dalam hal ini perlu memperhatikan interval kehamilan karena jarak kehamilan yang terlalu rapat mengundang resiko bagi para wanita, Jadi sebaiknya apabila ibu hamil dengan interval kehamilan yang rapat sebaiknya rutin memeriksakan kehamilannya.
2.5. Kerangka Konsep Karakteristik Ibu Hamil - Pendidikan - Pekerjaan - Pengetahuan
Keteraturan Kunjungan ANC
- Paritas - Interval Kehamilan
Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian
2.6. Hipotensis Penelitian 1.
Ada Hubungan pendidikan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.
2.
Ada Hubungan pekerkaan Ada Hubungan pendidikan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.
25
3.
Ada Hubungan pengetahuan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.
4.
Ada Hubungan paritas ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.
5.
Ada Hubungan interval kemilan
ibu hamil dengan keteraturan kunjungan
antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.
26
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu untuk menganalisis hubungan karakteristik ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. 3.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan pada Juni 2015.
3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan 8-9 bulan di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat yang berjumlah 90 orang.
26
27
3.3.2. Sampel Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan menjadi sampel yaitu sebesar 90 orang.
3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Jenis Data a. Data Primer Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. b. Data Sekunder Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengambil data-data dari dokumen atau catatan yang diperoleh dari kepala desa Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.
3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Bebas 1. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal ibu berdasarkan ijazah terakhir yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden. Kategori Pendidikan : 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. PT
28
2. Pekerjaan adalah status pekerjaan sehari-hari ibu yang menghasilkan uang atau pendapatan keluarga. Kategori Pekerjaan : 1. Bekerja 2. Tidak bekerja 3. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang pemeriksaan kehamilan yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden. Kategori Pengetahuan : 1. Baik 2. Sedang 3. Buruk Untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan disusun sebanyak 20 pertanyaan dimana skor tertinggi nilai 2 dan skor terendah nilai 1, maka total skor untuk variabel pengetahuan adalah 20, jadi : 1. Baik apabila jawaban responden memiliki total skor ≥ 75% dari 20 = 15-20 2. Sedang apabila jawaban responden memiliki total skor 50 % dari 20 = 10-14 3. Buruk apabila jawaban responden memiliki total skor < 50 % dari 20 = 10 4. Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan si ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Kategori Paritas
: 1. ≤ 4 orang 2. > 4 orang
5. Jarak kelahiran adalah jarak waktu kelahiran anak sebelumnya dengan kehamilan ibu sekarang.
29
Kategori Jarak Kelahiran : 1. ≥ 2 tahun 2. < 2 tahun 3.5.2. Variabel Terikat Keteraturan Kunjungan ANC pada ibu hamil trimester III yaitu ketaatan kunjungan ibu hamil trimester III pada sarana pelayanan kesehatan untuk memeriksa kehamilannya. Kategori Keteraturan Kunjungan ANC : 1. Teratur : bila responden datang berkunjung ANC selama trimester III ≥ 2 kali 2. Tidak teratur : bila responden datang berkunjung ANC selama trimester III < 2 kali
3.6. Metode Pengukuran Tabel 3.1.
Variabel, Cara, Alat, Skala dan Hasil Ukur
Karakteristik 1. Pendidikan
Cara dan Alat Ukur Wawancara (Kuesioner)
2. Pekerjaan
Wawancara (Kuesioner)
3. Pengetahuan
Wawancara (Kuesioner)
4. Paritas
Wawancara (Kuesioner)
5. Jarak kelahiran Variabel Terikat
Wawancara (Kuesioner)
Keteraturan ANC
Kunjungan ANC
Skala Ukur Hasil Ukur Ordinal 1. SD 2. SMP 3. SMA 4. PT Nominal 1. Bekerja 2. Tidak bekerja Ordinal 1. Baik 2. Sedang 3. Buruk Ordinal 1. ≤ 4 orang 2. > 4 orang Ordinal 1. ≥ 2 tahun 2. < 2 tahun Ordinal
1. Teratur 2. Tidak Teratur
30
3.7. Metode Analisis Data 3.7.1. Analisis Univariat Analisis data secara univariat dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi responden. Analisa ini digunakan untuk memperoleh gambaran pada masing-masing variabel independen yang meliputi karakteristik ibu hamil (pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, paritas, jarak kehamilan) dan variabel dependen (keteraturan kunjungan ANC). 3.7.2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan karakteristik ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat, lalu dilakukan uji chi-square kemudian hasilnya dinarasikan.
31
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sukamakmur Desa Telaga Said terletak di Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat ini merupakan salah satu desa yang terletak di daerah dataran rendah. Secara geografis Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat mempunyai luas wilayah 12.115 km2. 4.2. Analisis Univariat 4.2.1. Distribusi Karakteristik Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Untuk melihat karakteristik ibu hamil (pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, paritas dan intervail kehamilan) dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat dapat dilihat pada Tabel 4.1 : Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat No Karakteristik Ibu Hamil 1 Pendidikan Responden a. SMP b. SMA c. D III/PT Total
f
%
33 46 11 90
36.7 51.1 12.2 100
32
Tabel 4.1 (Lanjutan) 2
3
4
5
Status Pekerjaan a. Bekerja b. Tidak Bekerja Total Pengetahuan a. Baik b. Sedang c. Buruk Total Paritas a. ≤ 4 orang b. > 4 orang Total Interval Kehamilan a. ≤ 2 tahun b. > 2 tahun Total
54 36 90
60 40 100
36 32 22 90
40 35.6 24.4 100
75 15 90
83.3 16.7 100
76 14 90
84.4 15.6 100
Berdasarkan tabel 4.1. diatas diketahui bahwa pendidikan responden mayoritas dengan pendidikan SMA yaitu sebanyak 46 orang (51.1%), pendidikan SMP sebanyak 33 orang (36.7%) dan minoritas dengan pendidikan D III/PT sebanyak 11 orang (12.2%) dengan status pekerjaan responden mayoritas dengan bekerja yaitu sebanyak 54 orang (60%) dan minoritas dengan tidak bekerja yaitu sebanyak 36 orang (40%). Pengetahuan responden mayoritas dengan pengetahuan baik yaitu sebanyak 36 orang (40%), pengetahuan sedang sebanyak 32 orang (35.6%) dan minoritas dengan pengetahuan buruk sebanyak 22 orang (24.4%). Paritas responden mayoritas dengan ≤ 4 orang yaitu sebanyak 75 orang (83.3%) dan minoritas dengan > 4 orang yaitu sebanyak 15 orang (16.7%). Interval kehamilan responden mayoritas
33
dengan ≤ 2 tahun yaitu sebanyak 76 orang (84.4%) dan minoritas dengan > 2 tahun yaitu sebanyak 14 orang (15.6%). 4.1.2. Distribusi Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Untuk melihat keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat dan dapat dilihat pada Tabel 4.2 : Tabel 4.2. Distribusi Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat No Keteraturan Kunjungan Antenatal Care 1 Teratur 2 Tidak Teratur Total
f 42 48 90
% 46.7 53.3 100
Berdasarkan tabel 4.2. diatas diketahui bahwa responden mayoritas tidak teratur berkunjung ANC yaitu sebanyak 48 orang (55,6%) dan minoritas dengan teratur ANC sebanyak 42 orang (46,7%).
4.3. Analisis Bivariat Analisa bivariat bertujuan untuk melihat hubungan karakteristik ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat dan dapat dilihat dibawah ini :
34
4.3.1. Hubungan Pendidikan Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Untuk melihat pendidikan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat dapat dilihat pada tabel 4.3 : Tabel 4.3. Hubungan Pendidikan Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat
No 1 2 3
Pendidikan
SMP SMA D III/PT Total χ² = 36.873
Keteraturan Kunjungan ANC Teratur Tidak Teratus n % n % 2 2.2 31 34.4 30 33.3 16 17.8 10 11.1 1 1.1 42 46.7 48 53.3
Total N % 33 36.7 46 51.1 11 12.2 90 100 Prob = 0.000
Dari tabel 4.3 diatas terlihat bahwa dari 33 orang ibu dengan pendidikan SMP mayoritas terdapat tidak teratur kunjungan ANC sebanyak 31 orang (34,4%) dan minoritas dengan memanfaatkan ANC sebanyak 2 orang (2,2%). Dari 46 orang ibu berpendidikan SMA mayoritas terdapat teratur kunjungan ANC sebanyak 30 orang (33,3%) dan minoritas dengan tidak teratur kunjungan ANC sebanyak 16 orang (17,8%). Kemudian dari 11 orang ibu berpendidikan D III/PT mayoritas terdapat teratur kunjungan ANC sebanyak 10 orang (11,1%) dan minoritas dengan tidak teratur kunjungan ANC sebanyak 1 orang (1,1%). Kemudian berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji chi-square terdapat bahwa Probabilitas (0,000) < α (0,05) berarti Ho ditolak artinya terdapat hubungan
35
pendidikan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. 4.3.2. Hubungan Pekerjaan Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Untuk melihat pekerjaan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat dapat dilihat pada tabel 4.4 : Tabel 4.4. Hubungan Pekerjaan Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat
No 1 2
Pekerjaan
Bekerja Tidak Bekerja Total χ² = 30.476
Keteraturan Kunjungan Teratur Tidak Teratur n % n % 38 42.2 16 17.8 4 4.4 32 35.6 42 46.7 48 53.3
Total N % 54 60 36 40 90 100 Prob = 0.000
Dari tabel 4.5 diatas terlihat bahwa dari 54 orang ibu dengan ibu yang bekerja mayoritas terdapat teratur kunjungan ANC sebanyak 38 orang (42,2%) dan minoritas dengan tidak teratur kunjungan ANC sebanyak 16 orang (17,8%). Kemudian dari 36 orang ibu dengan ibu tidak bekerja mayoritas terdapat tidak teratur kunjungan ANC sebanyak 32 orang (35,6%) dan minoritas dengan teratur kunjungan ANC sebanyak 4 orang (4,4%). Kemudian berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji chi-square terdapat bahwa Probabilitas (0,000) < α (0,05) berarti Ho ditolak artinya terdapat
36
hubungan pendidikan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. 4.3.3. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Untuk melihat hubungan pengetahuan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat dapat dilihat pada tabel 4.5 : Tabel 4.5. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat
No 1 2 3
Pengetahuan
Baik Sedang Buruk Total χ² = 23.486
Keteraturan Kunjungan ANC Teratur Tidak Teratur n % n % 28 31.1 8 8.9 9 10.0 23 25.6 5 5.6 17 18.9 42 46.7 48 53.3
Total N
% 36 40 32 35.6 22 24.4 90 100 Prob = 0.000
Dari tabel 4.4 diatas terlihat bahwa dari 36 orang ibu dengan pengetahuan baik mayoritas terdapat teratur kunjungan ANC sebanyak 28 orang (31,1%) dan minoritas dengan tidak teratur kunjungan ANC sebanyak 8 orang (8,9%). Dari 32 orang ibu dengan pengetahuan sedang mayoritas terdapat tidak teratur kunjungan ANC sebanyak 23 orang (25,6%) dan minoritas dengan teratur kunjungan ANC sebanyak 9 orang (10,0%). Kemudian dari 22 orang ibu dengan ibu pengetahuan buruk mayoritas terdapat tidak teratur kunjungan ANC sebanyak 17 orang (18,9%)
37
dan minoritas dengan teratur kunjungan ANC sebanyak 5 orang (5,6%). Kemudian berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji chi-square terdapat bahwa Probabilitas (0,000) < α (0,05) berarti Ho ditolak artinya terdapat hubungan pengetahuan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. 4.3.4. Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Untuk melihat hubungan paritas ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat dapat dilihat pada tabel 4.6 : Tabel 4.6. Hubungan Paritas Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat
No
Paritas
≤ 4 orang > 4 orang Total χ² = 11.571 1 2
Keteraturan Kunjungan ANC Teratur Tidak Teratur n % n % 29 32.2 46 51.1 13 14.4 2 2.2 42 46.7 48 53.3
Total n
% 75 83.3 15 16.7 90 100 Prob = 0.001
Dari tabel 4.7 diatas terlihat bahwa dari 75 orang ibu dengan paritas ≤ 4 orang mayoritas terdapat tidak teratur kunjungan ANC sebanyak 46 orang (51,1%) dan minoritas dengan teratur kunjungan ANC sebanyak 29 orang (32,2%). Kemudian dari 15 orang ibu dengan paritas < 4 orang mayoritas terdapat teratur kunjungan ANC
38
sebanyak 13 orang (14,4%) dan minoritas dengan tidak teratur kunjungan ANC sebanyak 2 orang (2,2%). Kemudian berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji chi-square terdapat bahwa Probabilitas (0,001) < α (0,05) berarti Ho ditolak artinya hubungan paritas ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. 4.3.5. Hubungan Interval Kehamilan Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Untuk melihat hubungan interval kehamilan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat dapat dilihat pada tabel 4.7 : Tabel 4.7. Hubungan Interval Kehamilan Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat
No
Interval Kehamilan 1 ≤ 2 tahun 2 > 2 tahun Total χ² = 10.156
Interval Kehamilan Teratur Tidak Teratur n % n % 30 33.3 46 51.1 12 13.3 2 2.2 42 46.7 48 53.3
Total n
% 76 84.4 14 15.6 90 100 Prob = 0.001
Dari tabel 4.8 diatas terlihat bahwa dari 76 orang ibu dengan interval kehamilan ≤ 2 tahun mayoritas terdapat tidak teratur kunjungan ANC sebanyak 46 orang (51,1%) dan minoritas dengan teratur kunjungan ANC sebanyak 30 orang
39
(33,3%). Kemudian dari 14 orang ibu dengan interval kehamilan < 2 tahun mayoritas terdapat teratur kunjungan ANC sebanyak 12 orang (13,3%) dan minoritas dengan tidak teratur kunjungan ANC sebanyak 2 orang (2,2%). Kemudian berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji chi-square terdapat bahwa Probabilitas (0,001) < α (0,05) berarti Ho ditolak artinya hubungan pengetahuan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.
40
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Hubungan Karakterikstik (Pendidikan) Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh bahwa Probabilitas (0,000) < α (0,05) berarti Ho ditolak artinya terdapat pengaruh pendidikan ibu terhadap keteraturan kunjungan ANC di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Menurut asumsi peneliti, pendidikan yang di miliki oleh ibu berpengaruh terhadap keteraturan kunjungan ANC, dengan pengetahuan yang di milikinya, akan berusaha untuk lebih mengetahui keadaan kehamilannya dan lebih berupaya mencari informasi tentang kejadian kesehatan ibu hamil. Pendidikan akan membuat seseorang ingin lebih mengetahui lebih banyak hal yang diperlukan dan lebih tanggap terhadap informasi serta peka melihat perubahan-perubahan yang terjadi. Hal ini sesuai Menurut Sedarmayanti (2001) yang dikutip oleh Hardywinoto (2007), pendidikan akan mendorong individu dan merupakan salah satu unsur penting yang dapat memengaruhi keadaan seseorang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan akan lebih baik. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku seseorang sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan yang diperoleh. Perilaku
40
41
kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai hasil dari pendidikan kesehatan. Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan (Depkes RI, 2008). 5.2. Hubungan Karakterikstik (Pekerjaan) Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh bahwa Probabilitas (0,000) < α (0,05) berarti Ho ditolak artinya terdapat hubungan pekerjaan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Menurut asumsi penelitian bahwa ibu yang bekerja lebih banyak keteraturan kunjungan ANC, hal ini mungkin bahwa ibu yang bekerja peduli terhadap kesehatannya dan perhatian terhadap keadaan kehamilannya. Ibu hamil yang bekerja sebenarnya akan memiliki sedikit waktu untuk memeriksakan kehamilannya karena sibuk dengan pekerjaannya. Tetapi dalam penelitian ini, ibu yang bekerja lebih peduli dengan keadaan kehamilannya dan lebih keteraturan kunjungan ANC. Keadaan ini mungkin disebabkan karena ibu yang bekerja sadar akan efek pekerjaannya terhadap kehamilannya sehingga lebih keteraturan kunjungan ANC guna mengetahui keadaan kehamilannya.
42
Hal ini sesuai Menurut Sugihartono (2005), bahwa seorang wanita yang bekerja akan mempengaruhi keadaan kesehatannya terutama pekerjaan yang berhubungan dengan lingkungan fisik, kimia maupun biologis, (panas, radiasi, rokok, narkotik, alkohol, infeksi dan lain-lain).
5.3. Hubungan Karakterikstik (Pengetahuan) Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh bahwa Probabilitas (0,000) < α (0,05) berarti Ho ditolak artinya terdapat hubungan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. Menurut asumsi penelitian bahwa ibu yang berpengetahuan baik lebih banyak memanfaatkan ANC, hal ini mungkin bahwa ibu yang berpengetahuan baik peduli terhadap kesehatannya dan terdapat perhatian terhadap keadaan kehamilannya. Pengetahuan yang dimiliki ibu membuat ibu lebih ingin mengetahui dengan keadaan kehamilannya sehingga lebih teratur kunjungan ANC. Hal ini sesuai dengan Cholil (2004), pentingnya aspek pengetahuan dalam pemanfatan ANC. Pemanfatan ANC perlu dilakukan sebagai upaya untuk meningkaktan kesehatan ibu saat kehamilan dan melahirkan. Ketidakmengertian ibu dan keluarga terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil tidak memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan.
43
Menurut Friedman (2005) bahwa pengetahuan merupakan domain dari perilaku. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka perilaku akan lebih bersifat langgeng. Dengan kata lain ibu yang tahu dan paham tentang jumlah anak yang ideal, maka ibu akan berperilaku sesuai dengan apa yang ia ketahui. Pengetahuan yang dimiliki ibu tentang pelayanan ANC dan pentingnya pemeriksaan kehamilan berdampak pada ibu hamil akan memeriksakan kehamilannya pada petugas kesehatan (Depkes RI, 2008). 5.4. Hubungan Karakterikstik (Paritas) Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh bahwa Probabilitas (0,001) < α (0,05) berarti Ho ditolak artinya terdapat hubungan paritas ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. Menurut asumsi penelitian dapat dilihat bahwa ibu yang berparitas ≤ 4 orang baik lebih banyak teratur kunjungan ANC, hal ini mungkin bahwa ibu yang berparitas ≤ 4 orang lebih waspada terhadap kesehatannya, walaupun sebenarnya paritas yang paling aman untuk seorang ibu hamil adalah ≤ 4 orang. Hal ini bertentangan dengan pendapat Wiknjosastro (2005), paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Makin tinggi paritas ibu maka makin kurang baik endometriumnya. Hal ini diakibatkan oleh
44
vaskularisasi yang berkurang ataupun perubahan atrofi pada desidua akibat persalinan yang lampau sehingga dapat mengakibatkan terjadinya plasenta previa. Ibu yang pernah melahirkan mempunyai pengalaman tentang ANC, sehingga dari pengalaman yang terdahulu kembali dilakukan untuk menjaga kesehatan kehamilannya (Depkes RI, 2008). 5.5. Hubungan Karakterikstik (Interval Kehamilan) Ibu Hamil dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care pada Ibu Hamil Trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat Berdasarkan hasil analisa statistik dengan uji chi-square diperoleh bahwa Probabilitas (0,001) < α (0,05) berarti Ho ditolak artinya terdapat hubungan interval kehamilan) ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. Menurut asumsi penelitian dapat dilihat bahwa ibu dengan interval kehamilan ≤ 2 tahun baik lebih banyak teratur kunjungan ANC, hal ini mungkin bahwa ibu dengan interval kehamilan ≤ 2 tahun lebih waspada terhadap kesehatannya. Hal ini membuktikan jarak kehamilan yang terlalu rapat memang mengundang resiko bagi para wanita. Penelitian terbaru menyatakan, ibu yang hamil lagi dalam waktu setahun setelah melahirkan beresiko menyebabkan autisme pada calon anak mereka kelak. Para ilmuwan dari New York AS menyebutkan, wanita butuh waktu untuk pulih dari kehamilan. Selain itu, kehamilan yang terjadi dalam jangka waktu pendek akan menyebabkan anak-anak yang dilahirkan rentan mengalami kekurangan gizi.
45
Dalam hal ini perlu memperhatikan interval kehamilan karena jarak kehamilan yang terlalu rapat mengundang resiko bagi para wanita, Jadi sebaiknya apabila ibu hamil dengan interval kehamilan yang rapat sebaiknya rutin memeriksakan kehamilannya.
46
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Terdapat hubungan pendidikan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. 2. Terdapat hubungan pekerkaan Ada Hubungan pendidikan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. 3. Terdapat hubungan pengetahuan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. 4. Terdapat hubungan paritas ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat. 5. Terdapat hubungan interval kemilan ibu hamil dengan keteraturan kunjungan antenatal care pada ibu hamil trimester III di Sukamakmur Desa Telaga Said Kecamatan Sei Lepan Kabupaten Langkat.
47
6.2. Saran 1. Hendaknya pendidikan yang dimiliki ibu akan mendorong individu dan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pengetahuan atau informasi tentang keteraturan pelayanan kesehatan akan lebih baik. 2. Diharapkan ibu hamil yang bekerja maupun tidak bekerja peduli dengan keadaan kehamilannya dan lebih teratur berkunjung ANC selama trimester III. 3. Perlu peningkatan pengetahuan ibu tentang keteraturtan kunjungan ANC pada trimester III,
karena teratujur berkunjung ANC merupakan upaya untuk
meningkatkan kesehatan ibu saat kehamilan dan melahirkan. 4. Diharapkan ibu agar memperhatikan dan membatasi paritas paling aman sesuai dengan kesehatan reproduksi dan ibu dengan paritas > 4 orang diharapkan lebih waspada terhadap kesehatannya. 5. Ibu hamil perlu memperhatikan interval kehamilan karena jarak kehamilan yang terlalu rapat mengundang resiko bagi para wanita dan ibu hamil dengan interval kehamilan yang rapat sebaiknya lebih sering untuk memeriksakan kehamilannya.
47
48
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2005, Metode Penelitian Kesehatan, Jakarata: EGC. Azrul Aswar, 1994, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarata: EGC. Azwar, 2002, Sikap Manusia dan Pengukurannya, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Depkes RI, 2002, Penilaian K I dan K IV, Jakarta ______________, 2004, Penilaian K I dan K IV, Jakarta ______________, 2005, Panduan Pelayanan Antenatal, Jakarta ______________, 2008, Panduan Pelayanan Antenatal, Jakarta Friedman, 2004, Keperawatan Keluarga, Jakarta, EGC Hanafi Wiknjosastro, 2005, Ilmu Kebidanan, Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka. Harymawan, 2007, Dukungan Suami dan Keluarga, diakses pada tanggal 15 Maret 2011, http://www.infowikipedia.com. Henderson. 2008, Ilmu Kebidanan, EGC, Jakarta Ida Bagus Manuaba, 2002, Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB, Jakarta: EGC ________________, 2008, Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB, Jakarta: EGC Kogan, 1998, Pemeriksaan Kehamilan, Jakarta Millennium Development Goals, 2005 Muzaham, 1995, Pelayanan Kesehatan, Jakarta Notoatmodjo, 2003, Promosi Kesehatan Ilmu, Jakarta: Rineka Cipta.
39
49
___________, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta. Rustam Mochtar, 2005, Sinopsis Obstetri, Jakarta: EGC. Sarwono Prawirohardjo, 2005, Ilmu Kebidanan, Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka. Saifudin, 2005, Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka Pustaka Sarwono Prawirohardjo Siregar, 2004. Psikologi Keperawatan Dan Kesehatan, Salemba Medika, Jakarta. Tjiptoherijanto, 1994, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan, Jakarta Wibowo, Pemanfaatan pelayanan Antenatal : Faktor-faktor yang memengaruhi dan Hubungannya dengan berat Badan lahir Rendah, Disertasi, S3, 1992
50
KUESIONER
HUBUNGAN KARAKTERIKSTIK IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI SUKAMAKMUR DESA TELAGA SAID KECAMATAN SEI LEPAN KABUPATEN LANGKAT A. Indentitas Responden 1. Nama 2. Umur 3. Pendidikan 4. Pekerjaan
: ……………. : ……………. : …………….. : 1. Bekerja 2. Tidak Bekerja
B. Paritas (Jumlah Anak) 1. Berapa jumlah anak yang sudah Ibu lahirkan : ……………… orang C. Jarak Antar Kelahiran 1. Berapa lama jarak kelahiran Ibu dengan kelahiran sebelumnya : ….. tahun D. Pengetahuan Berilah tanda (√) pada jawaban yang sesuai menurut saudara pada kolom disamping. Pernyataan 1. Pemeriksaan kehamilan (ANC) adalah pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan 2. Dalam masa kehamilan ibu harus memeriksakan kehamilan paling sedikit 4 kali selama hamil 3. Memeriksakan kehamilan dapat mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil 4. Memeriksakan kehamilan dapat memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin 5. Tujuan ANC adalah untuk menjaga agar ibu hamil
Tahu
Tidak tahu
51
dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat 6. Pada saat kehamilan perlu pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (fe) 7. Pemeriksaan pertama kali yang ideal yaitu sedini mungkin ketika haid terlambat satu bulan 8. Dengan pemeriksaan kehamilan dapat meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi. 9. Memeriksakan kehamilan dapat mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya 10. Memeriksakan kehamilan dapat mempesiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal
E. Pemanfaatan ANC 1. Apakah selama kehamilan terakhir ibu datang ke pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan kehamilan? 2. Jika ya, berapa kali ibu datang memeriksakan kehamilan sampai melahirkan ? a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali e. ……………….. 2. Pada umur kehamilan 0-3 bulan, berapa kali ibu melakukan periksa hamil? a. Tidak pernah b. 1 kali c. 2 kali d. 3 kali e. 4 kali f. ………………. 3. Pada umur kehamilan 4-6 bulan, berapa kali ibu melakukan periksa hamil? a. Tidak pernah
52
b. c. d. e. f.
1 kali 2 kali 3 kali 4 kali ………………
4. Pada umur kehamilan 7-9 bulan, berapa kali ibu melakukan periksa hamil? a. Tidak pernah b. 1 kali c. 2 kali d. 3 kali e. 4 kali f. …………….... 6. Apakah ibu mengukur berat badan selama kehamilan ? a. Tidak pernah b. Pernah 7. Apakah ibu pernah diukur tekanan darah semala kehamilan ? a. Tidak pernah b. Pernah 8. Apakah ibu mendapat imunisasi tetanus toxoid? a. Mendapat b. Tidak mendapat 9. Apakah ibu mengkonsumsi tablet fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan ? a. Ya b. Tidak 10. Apakah ibu mendapat pengukuran tinggi fundus uteri? a. Ya b. Tidak
53
Lampiran 1 MASTER DATA PENELITIAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
Pendidikan 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 2 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2
Pekerjaan 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2
Pengetahuan 3 3 2 1 2 3 2 1 1 2 3 3 1 1 1 1 3 3 1 3 3 2 1 3 3 3 1 3 1 2 1 3 1 1 1 3 3
Paritas 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1
Interval 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1
Keteraturan Kunjungan ANC 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2
54
38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79
2 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2 2 3 2 4 2 4 2 2 3 4 3 3
1 1 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1
3 3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 3 2 2 3 1 1 1 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1
1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1
1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1
55
80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90
3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2
2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
56
Lampiran 2 Frequencies Pendidi kan
Valid
SMP SMA D III/ PT Total
Frequency 33 46 11 90
Percent 36.7 51.1 12.2 100.0
Valid Percent 36.7 51.1 12.2 100.0
Cumulat iv e Percent 36.7 87.8 100.0
Pekerjaan
Valid
Bekerja Tidak Bekerja Total
Frequency 54 36 90
Percent 60.0 40.0 100.0
Valid Percent 60.0 40.0 100.0
Cumulat iv e Percent 60.0 100.0
p1
Valid
Tahu Tidak tahu Total
Frequency 55 35 90
Percent 61.1 38.9 100.0
Valid Percent 61.1 38.9 100.0
Cumulat iv e Percent 61.1 100.0
p2
Valid
Tahu Tidak tahu Total
Frequency 52 38 90
Percent 57.8 42.2 100.0
Valid Percent 57.8 42.2 100.0
Cumulat iv e Percent 57.8 100.0
57
p3
Valid
Tahu Tidak tahu Total
Frequency 44 46 90
Percent 48.9 51.1 100.0
Valid Percent 48.9 51.1 100.0
Cumulat iv e Percent 48.9 100.0
p4
Valid
Tahu Tidak tahu Total
Frequency 57 33 90
Percent 63.3 36.7 100.0
Valid Percent 63.3 36.7 100.0
Cumulat iv e Percent 63.3 100.0
p5
Valid
Tahu Tidak tahu Total
Frequency 46 44 90
Percent 51.1 48.9 100.0
Valid Percent 51.1 48.9 100.0
Cumulat iv e Percent 51.1 100.0
p6
Valid
Tahu Tidak tahu Total
Frequency 54 36 90
Percent 60.0 40.0 100.0
Valid Percent 60.0 40.0 100.0
Cumulat iv e Percent 60.0 100.0
p7
Valid
Tahu Tidak tahu Total
Frequency 55 35 90
Percent 61.1 38.9 100.0
Valid Percent 61.1 38.9 100.0
Cumulat iv e Percent 61.1 100.0
58
p8
Valid
Tahu Tidak tahu Total
Frequency 57 33 90
Percent 63.3 36.7 100.0
Valid Percent 63.3 36.7 100.0
Cumulat iv e Percent 63.3 100.0
p9
Valid
Tahu Tidak tahu Total
Frequency 54 36 90
Percent 60.0 40.0 100.0
Valid Percent 60.0 40.0 100.0
Cumulat iv e Percent 60.0 100.0
p10
Valid
Tahu Tidak tahu Total
Frequency 55 35 90
Percent 61.1 38.9 100.0
Valid Percent 61.1 38.9 100.0
Cumulat iv e Percent 61.1 100.0
Pengetahuan
Valid
Baik Sedang Buruk Total
Frequency 36 32 22 90
Percent 40.0 35.6 24.4 100.0
Valid Percent 40.0 35.6 24.4 100.0
Cumulat iv e Percent 40.0 75.6 100.0
Paritas
Valid
< = 4 orang > 4 orang Total
Frequency 75 15 90
Percent 83.3 16.7 100.0
Valid Percent 83.3 16.7 100.0
Cumulativ e Percent 83.3 100.0
59
Interval Kehami lan
Valid
< = 2 tahun > 2 tahun Total
Frequency 76 14 90
Percent 84.4 15.6 100.0
Valid Percent 84.4 15.6 100.0
Cumulat iv e Percent 84.4 100.0
Keteraturan Kunjungan ANC
Valid
Teratur Tidak Teratur Total
Frequency 42
Percent 46.7
Valid Percent 46.7
48 90
53.3 100.0
53.3 100.0
Cumulative Percent 46.7 100.0
60
Crosstabs Pendidikan * Pemanfaatan ANC Crosstab Pemanfaatan ANC Tidak Teratur
Teratur
Total Pendidikan
SMP
Count
2
31
33
15.4
17.6
33.0
2.2%
34.4%
36.7%
30 21.5
16 24.5
46 46.0
% of Total Count
33.3%
17.8%
51.1%
10
1
11
Expected Count
5.1 11.1%
5.9 1.1%
11.0 12.2%
42 42.0
48 48.0
90 90.0
46.7%
53.3%
100.0%
Expected Count % of Total SMA
Count Expected Count
D III/PT
% of Total Total
Count Expected Count % of Total
Chi-Squar e Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by -Linear Association N of Valid Cases
Value 36.873a 43.134 34.326
2 2
Asy mp. Sig. (2-sided) .000 .000
1
.000
df
90
a. 0 cells (.0%) hav e expect ed count less than 5. The minimum expected count is 5.13.
61
Pekerjaan * Pemanfaatan ANC Crosstab Pemanfaatan ANC Tidak Teratur
Teratur Total
Pekerjaan
Bekerja
Count Expected Count % of Total
Tidak Bekerja
Total
Count Expected Count % of Total Count Expected Count % of Total
38 25.2
16 28.8
54 54.0
42.2%
17.8%
60.0%
4
32
36
16.8
19.2
36.0
4.4%
35.6%
40.0%
42
48
90
42.0 46.7%
48.0 53.3%
90.0 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by -Linear Association N of Valid Cases
Value 30.476b 28.142 33.619
30.138
df 1 1 1
1
Asy mp. Sig. (2-sided) .000 .000 .000
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000
.000
.000
90
a. Computed only f or a 2x2 table b. 0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 16. 80.
62
Pengetahuan * Pemanfaatan ANC Crosstab Pemanfaatan ANC Tidak Teratur
Teratur Total
Pengetahuan
Baik
Count Expected Count % of Total
Sedang
Count Expected Count % of Total
Buruk
8
36
16.8
19.2
36.0
31.1% 9
8.9% 23
40.0% 32
14.9 10.0%
17.1 25.6%
32.0 35.6%
5
17
22
Count Expected Count % of Total
Total
28
Count Expected Count % of Total
10.3
11.7
22.0
5.6% 42
18.9% 48
24.4% 90
42.0
48.0
90.0
46.7%
53.3%
100.0%
Chi-Squar e Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by -Linear Association N of Valid Cases
Value 23.486a 24.621 19.300
2 2
Asy mp. Sig. (2-sided) .000 .000
1
.000
df
90
a. 0 cells (.0%) hav e expect ed count less than 5. The minimum expected count is 10.27.
63
Paritas * Pemanfaatan ANC Crosstab Pemanfaatan ANC Tidak Teratur
Teratur
Total Paritas
< = 4 orang
Count
29
46
75
35.0
40.0
75.0
32.2%
51.1%
83.3%
13
2
15
Expected Count % of Total > 4 orang
Count Expected Count % of Total
Total
7.0
8.0
15.0
14.4%
2.2%
16.7%
Count
42
48
90
42.0
48.0
90.0
46.7%
53.3%
100.0%
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.001
.001
Expected Count % of Total
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by -Linear Association N of Valid Cases
Value 11.571b 9.723 12.501
11.443
df 1 1 1
1
Asy mp. Sig. (2-sided) .001 .002 .000
.001
90
a. Computed only f or a 2x2 table b. 0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 7. 00.
64
Interval Kehamilan * Pemanfaatan ANC Crosstab Pemanfaatan ANC Tidak Teratur Interval Kehamilan
< = 2 tahun
30 35.5
46 40.5
Total 76 76.0
33.3%
51.1%
84.4%
12
2
14
6.5
7.5
14.0
% of Total Count
13.3%
2.2%
15.6%
42
48
90
Expected Count % of Total
42.0 46.7%
48.0 53.3%
90.0 100.0%
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.002
.002
Count Expected Count % of Total
> 2 tahun
Count Expected Count
Total
Teratur
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by -Linear Association N of Valid Cases
Value 10.156b 8.384 10.918
10.044
df 1 1 1
1
Asy mp. Sig. (2-sided) .001 .004 .001
.002
90
a. Computed only f or a 2x2 table b. 0 cells (.0%) hav e expected count less than 5. The minimum expected count is 6. 53.