BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Setiap kota di Indonesia memiliki beragam keunikan yang membedakan
antara satu kota dengan kota yang lain. Keunikan yang membedakan dapat terwujud melalui hasil budaya seperti salah satunya adalah hasil olahan panganan. Hampir setiap kota di Indonesia memiliki panganan yang khas seperti; Kota Yogyakarta yang terkenal memiliki olahan panganan khas yaitu Gudeg Yogyakarta, Kota Semarang terkenal dengan kuliner Wingko Babat dan Bandeng Presto, Kota Kudus terkenal dengan hasil kulinernya Jenang Kudus. Kota Salatiga merupakan suatu daerah yang juga memiliki hasil olahan pangan yang khas salah satunya adalah enting–enting gepuk. Enting–enting gepuk merupakan salah satu produk1 panganan yang diciptakan oleh masyarakat Kota Salatiga keturunan etnis Tionghua. Enting–enting gepuk merupakan variasi makanan yang terbuat dari bahan dasar kacang tanah, gula, dan essence yang cara pembuatannya digepuk hingga kesemua bahan benar–benar menyatu. Enting– enting gepuk kemudian dikemas dengan bentuk prisma segitiga sama kaki dengan menggunakan kertas. Kekhasannya inilah yang membuat orang banyak menjadikan enting–enting gepuk sebagai buah tangan.
1
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup objek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan(Kotler, Philip, dan Gary Armstrong. 1997. Dasar – Dasar Pemasaran : Principles of Marketing, Seventh Edition. Jakarta. PT. Dian Rakyat).
1
Enting-enting gepuk tersebar hampir diseluruh toko oleh–oleh (toko khusus oleh– oleh makanan) di Kota Salatiga. Persebaran enting-enting gepuk juga telah merambah diberbagai kota lain seperti Kota Magelang, Kota Ambarawa, Kota Boyolali, dan berbagai kota besar melalui sistem barter yang dilakukan oleh para produsen kuliner.Umumnya enting–enting gepuk memiliki rasa original yang berpemanis gula pasir. Dewasa ini, produsen enting–enting gepuk juga telah mengembangkan varian rasa baru yaitu enting–enting gepuk dengan rasa gula jawa dan rasa wijen. Selain varian rasa yang beragam, masyarakat atau konsumen juga dapat memilih varian merek enting-enting gepuk yang semakin beragam. Tentu saja berbeda merek akan berbeda pula cita rasa dan harga. Dari data yang dimiliki oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Salatiga, berikut data produsen dan merek enting–enting gepuk yang ada di Kota Salatiga. Tabel 1.1 DATA PRODUSEN ENTING–ENTING GEPUK DI SALATIGA NO 1
NAMA MEREK
NAMA PRODUSEN
Enting – Enting Gepuk Herry Susanto
ALAMAT Jl. Pemotongan 60, Salatiga
”Cap Rumah” 2
3
4
Enting – Enting Gepuk Yosep Kurnia Jaya
Jl. Kalinyamat 42, Salatiga
”Kelenteng & 2 holo”
(0298)326026
Enting – Enting Gepuk Hartono
Jl. Kalibodri Kalioso, Salatiga
”Kelenteng & 2 holo”
(0298)323841
Enting – Enting Gepuk Gunawan
Jl. Balairejo, Gendongan, Salatiga
”Kelenteng & 2 holo” 5
6
Enting – Enting Gepuk Budi Santoso
Jl.
Tirtoyoso
56/18
”Dua Pohon Kelapa”
Salatiga (081325544691)
Enting – Enting Gepuk Sugianto
Jl. Semeru 17, Salatiga
”Naga Mas” 7
Enting – Enting Gepuk -
Jl. Kemuning Salatiga
”Dua Naga”
2
Nanggulan,
8
Enting – Enting Gepuk Indiyani
Jl. Sukowati no. 16, Salatiga
”Menara Mas” 9
Enting – Enting Gepuk ”Pt. Sri Rejeki
Jl. Anggulan no. 5o, Salatiga
Jitu Maju Satunggal” 10
11
12
Enting – Enting Gepuk Widaryanto
Parengrejo, Salatiga
”Dua Naga Berlian”
(0298)311480
Enting – Enting Gepuk Tatik Waryati
Jl.
”Gedung& Naga Bintang”
Salatiga(0298)311743
Enting – Enting Gepuk Sugianto
Jl. Semeru 17 C, Salatiga
”Dian Mas”
(0298)326484
Karangkepoh
II
Data Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Salatiga tahun 2009.
Dari beragamnya merek enting-enting gepuk di Kota Salatiga jika diperhatikan dengan sungguh terdapat titik jenuh pada pengemasan panganan ini. Seolah-olah terdapat aturan pakem yang membuat pengemasan entingenting gepuk Salatiga sama. Hal ini dapat terlihat sejak awal mata memandang pada kemasan luar enting-enting gepuk Salatiga. Berikut beberapa dokumentasi pengemasan enting-enting gepuk Salatiga:
Gambar 1.1 Dokumentasi Kemasan Enting-Enting Gepuk Di kota Salatiga
Perwujudan kemasan enting–enting gepuk di Kota Salatiga memiliki bentuk yang sama yaitu berbentuk kotak dengan plastik sebagai bahan pembungkus serta pemilihan label berupa visualisasi pada kemasan cenderung juga memiliki bentuk dan warna khas yang sama yaitu gambar berupa bangunan
3
17B,
kelenteng dan dominasi warna kuning serta warna merah. Selain itu, jika melihat kondisi penjualan ditoko pusat oleh-oleh khas panganan, pemilik toko menempatkan produk enting-enting gepuk kedalam satu bidang tempat yang berisi berbagai macam merek enting-enting gepuk. Hasilnya konsumen akan bingung untuk menentukan pilihan produk yang akan dibeli karena tidak ada daya tarik tambahan untuk memperoleh perhatian konsumen diantara jajaran produk enting-enting gepuk yang memiliki perwujudan bentuk dan visualisasi yang sama. Pentingnya perancangan ulang bentuk kemasan enting-enting gepuk diperkuat melalui riset denga hasil sebagai berikut:
Tabel 1.2 Hasil Wawancara Kepada Konsumen Enting-Enting Gepuk Di Kota Salatiga Berkenaan Dengan Perancangan Ulang Produk
No Point Pertanyaan 1
Penilaian
Jawaban Terbanyak
terhadap
enting- 1. Enak
enting.
2
Cara
efektif
Prosentase 1. 50%
2. Sesuatu yang sangat khas
2. 40%
3. Unik
3. 40%
menunjukan 1. Menonjolkan nama Kota Salatiga
enting-enting gepuk produk 2. Promosi
1. 40% 2. 20%
Kota Salatiga. 3
Bagaimana jika kemasan luar 1. Tidak masalah dilakukan perubahan diubah
untuk
menunjukan 2. Merupakan
cirikhas dan sebagai sarana promosi? 4
hal
unik
&
membuang biaya.
1. 30%
tidak 2. 30% 3. 20%
3. Akan dapat menarik perhatian
Bentuk yang paling ideal jika
Bentuk selain kotak.
30%
Tidak masalah
90%
dilakukan perubahan. 5
Bagaimana jika bentuk dasar enting-enting
gepuk
juga
dirubah?
4
Dari data diatas menunjukan bahwa konsumen sangat menyukai entingenting gepuk karena enak, khas, dan unik. Demi tidak terlupakannya asal usul enting-enting gepuk, konsumen merasa perlu menonjolkan nama Kota Salatiga yang diikuti juga dengan upaya promosi. Ketika upaya-upaya tersebut terwujud dalam perancangan ulang produk enting-enting gepuk Salatiga yang seolah-olah sudah pakem, konsumen menilai bahwa hal tersebut tidaklah menjadi persoalan, merupakan hal yang unik dan tidak terlalu banyak membuang biaya untuk promosi, serta justru akan dapat menarik perhatian. Tentu saja dalam rangka kesemuanya itu, perubahan bentuk kemasan dilakukan dengan melakukan diferensiasi bentuk kemasan yang sudah pakem yaitu bentuk kemasan selain bentuk kotak. Disatu sisi, pendapat dari pihak pedagang yang penulis simpulkan, tidak merasa keberatan jika terjadi perubahan bentuk kemasan enting-enting gepuk. Hal tersebut dianggap sebagai terobosan baru yang dapat membantu konsumen untuk menentukan pilihan merek diantara banyak merek. Selain itu, pengemasan yang menarik perhatian, dimungkinkan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 1.2 Bidang Putih Diantara Bidang Merah
Pada gambar diatas tervisualisasi sebuah bintang kecil berwarna putih pada bidang persegi panjang yang berwarna merah dengan ukuran yang lebih besar. Hal tersebut merupakan salah satu teknik visualisasi bidang yang mengarahkan seseorang untuk lebih fokus dan meletakan perhatian pada satu
5
bentuk bangunan minor. Mengadaptasi dari teknik bidang grafis, begitu pula salah satu tujuan perancangan ulangan kemasan dilakukan. Membuat diferensiasi produk melalui perbedaan kemasan ditujukan untuk memperoleh perhatian konsumen. Hal tersebut diupayakan sebab produk enting-enting gepuk di Kota Salatiga dikemas hampir serupa. Ketika salah satu produk memiliki diferensiasi diharapkan dapat membentuk suatu kesadaran merek di benak konsumen. Enting–enting gepuk merupakan panganan asli yang khas diciptakan oleh masyarakat Kota Salatiga. Ironisnya tidak semua produsen enting–enting gepuk melakukan promosi kepada segmentasi yang disasar sehingga, hanya merek– merek tertentu yang diingat dan dikenal oleh masyarakat Kota Salatiga.Hal ini dibuktikan dengan hasil data yang penulis peroleh melalui hasil riset kepada penjual panganan khas kota Salatiga dan konsumen enting-enting gepuk Salatiga. Berikut data yang diperoleh:
Tabel 1.3 Hasil Wawancara Kepada Konsumen Enting-Enting Gepuk Di Kota Salatiga Berkenaan Dengan Pembelian Konsumen No
Pertanyaan
Jawaban Terbanyak
1
Alasan membeli enting- Sebagai buah tangan
Dalam Persen 90%
enting gepuk. 2
3
4
5
Merek
enting-enting 1. Kelenteng & 2 Hollo
1. 50%
gepuk yang dibeli.
2. Dua Pohon Kelapa
2. 20%
Varian rasa yang dibeli.
1. Gula Pasir
1. 100%
2. Gula Jawa
2. 50%
3. Wijen
3. 40%
1. Supaya ada pilihan rasa
1. 50%
2. Coba rasa baru
2. 30%
Alasan pemilihan rasa
Merek
enting-enting 1. Kelenteng & 2 Hollo
6
1. 100%
gepuk yang anda ingat.
2. Gedung Batu
2. 40%
3. Dua Pohon Kelapa
3. 40%
Dari data diatas telah membuktikan bahwa positioning2konsumen terhadap enting-enting gepuk Dewa Rejeki tidaklah baik. Hasil riset menunjukan bahwa tidak banyak merek enting-enting gepuk yang dapat diingat oleh konsumenselain merek Kelenteng & 2 Hollo. Hal tersebut nyatanya berimbas kepada tingkat pembelian konsumen yang tinggi pada merek lama tersebut. Contoh kasus seperti yang dialami oleh produsen enting-enting gepuk Dewa Rejeki. Berdiri sejak tahun 2009, home indusrty3enting-enting gepuk ”Dewa Rejeki” telah mengalami hambatan yang berhubungan dengan kesadaran produk pada pikiran konsumen. Enting–enting gepuk merek ”Dewa Rejeki” belum sepopuler merek enting–enting gepuk merek pemain lama.
2
3
Positioningadalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada falam benak pelanggan sasarannya (Kotler, 1997). Home Industry adalah industry rumah tangga atau usaha kecil yang dikelola keluarga. Industri adalah usaha pengolahan bahan mentah, atau setengah jadi, atau barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.
7
Secara profesional produsen enting–enting gepuk ”Dewa Rejeki” menginginkan perkembangan penjualan produk. Hal itu terbukti dari penambahan jumlah modal yang ditujukan untuk pengembangan jangkauan pemasaran di wilayah sekitar Kota Salatiga seperti ”Kota Boyolali dan Kota Magelang”. Merupakan ”pemain baru” dalam industri kuliner enting–enting gepuk serta belum pernah melakukan komunikasi pemasaran produk kepada konsumen berdampak pada brand awareness4 masyarakat yang sangat lemah. Melalui tahap persuasi yang telah penulis lakukan terhadap produsen enting-enting gepuk tercapai suatu kesepakatan untuk melakukan perancangan ulang enting-enting gepuk Salatiga melalui merek ”Dewa Rejeki”. Pada fase ini merupakan idepedensi penulis untuk merancangan ulang pengemasan entingenting gepuk Salatiga tanpa adanya unsur dominasi ataupun pengaruh dari produsen sehingga penulis dapat mengaplikasikan pemikiran yang diselaraskan dengan teori-teori periklanan. Kondisi yang penulis paparkan diatas seharusnya membuat produsen enting–enting gepuk lainnya jeli untuk mulai melakukan proses komunikasi pemasaran. Sekalipun dilakukan dengan perancangan ulang pengemasan entingenting gepuk Salatiga, jika hal tersebut merupakan suatu strategi komunikasi yang jarang dilakukan, berpeluang untuk menciptakan kedekatan produk. Sasaran utama dalam strategi komunikasi pemasaran adalah menciptakan rasa kedekatan produk dengan pelanggan. Suatu sosialisasi produk pasti mudah diingat dan dikenal oleh pelanggan bila mereka sudah merasa dekat dengan merek atau brand yang ada (Prisgunanto,2006:58).
4
Brand Awareness adalah kemampuan calon pembeli atau konsumen untuk mengenali atau mengingat sebuah merek. Dalam hal ini bisa meliputi nama, gambar/ logo, serta slogan terentu yang digunakan para pelaku pasar untuk mempromosikan produknya.
8
1.2
Rumusan Masalah Bagaimana merancang ulang pengemasan enting-enting gepuk Salatiga yang dapat diaplikasikan secara nyata dalam rangkamenciptakan media promosi yang memunculkan cirikhas barupada enting-enting gepuk Salatiga?
1.3
Tujuan Produksi Menciptakan cirikhas baru pada produk enting-enting gepuk Salatiga melalui perubahanpengemasan yang dapat diaplikasikan secara nyata.
1,4
Manfaat Produksi a. Manfaat Teoritis Perancanganulang pengemasanenting-enting gepukdidasarkan pada riset dan dikaji dengan menggunakan teori periklanan. Hasil yang dicapai merupakan bentuk aplikasi teori–teori periklanan yang dapat digunakan sebagai bukti yang memperkuat daya guna teori periklanan padatugas akhir ini. b. Manfaat Praktis Startegi komunikasi melalui perancangan ulang pengemasan entingenting gepuk Salatigamerupakan sebuah inovasi ide kreatif sebagai alternatif pengemasan produk. Berbagai perancangan ulang yang diciptakan pula dapat menjadi pertimbangan bagi produsen enting– enting gepuk di Kota Salatigauntuk mulai melakukan proses komunikasi produk pada segmentasi yang disasar dengan berani melakukan diferensiasi produk.
9
1.5
Rancangan Kegiatan Produksi Kegiatan pengumpulan data adalah prosedur yang sangat menentukan baik tidaknya sebuah tulisan (Rachmat Kriyantono.2006:93) Agar dalam proses perancangaan produksi dapat berjalan secara sistematis dan tepat waktu maka, penulis perlu membuat rancangan jadwal kegiatan yang menuntun penulis pada tahapan apa saja yang perlu dilakukan. Terdapat tiga tahapan dalam rancangan kegiatan produksi yaitu tahapan pra produksi, tahapan produksi, dan tahapan pasca produksi.
10
1.5.1 Rancangan Kegiatan Pra Produksi RANCANGAN KEGIATAN PRA PRODUKSI
KEGIATAN Riset Pasar dengan melakukan wawancara, observasi, serta dokumentasi guna mendapat data serta memahami perkembangan dunia kuliner enting-enting gepukdi Kota Salatiga.
1. Menentukan
pemasaran
gambaran enting-enting
jenis
media
1. Evaluasi data riset serta konsep rancangan bentuk media promosi.
promosi yang digunakan. 2. Penemuan filosofi perancangan
2. Menciptakan Sketsa desain grafis.
media promosi.
TARGET Memperoleh
KEGIATAN
KEGIATAN
TARGET tentang gepuk
kondisi di
Kota
Salatiga yang dipergunakan sebagai bahan dasar perancangan media promosi. 1 Minggu
1. Telah
TARGET
ditetapkan
media
promosi yang relevan. 2. Terkonsepnya
rancangan
Terciptanya sebuah sketsa desain grafis yang berdasar pada data riset dan filosofi perancangan media promosi
bentuk media promosi.
1 Minggu
1 Minggu
Rentan Waktu Dalam Hitungan Minggu Bagan 1.1 Rancangan Kegiatan Pra Produksi
11
1.5.2 Rancangan Kegiatan Produksi RANCANGAN KEGIATAN PRODUKSI
KEGIATAN 1. Membuat pola bentuk kemasan.
KEGIATAN Proses pembuatan postcard.
2. Membuat sketsa gambar kemasan
KEGIATAN Ketika semua desain media promosi sudah dibuat sesuai dengan harapan
pada halaman digital.
maka, desain media promosi dalam
3. Membuat bentuk dasar enting-
bentuk soft file akan memasuki tahapan
enting gepuk.
produksi di percetakan.
TARGET
TARGET
Memperoleh desain media promosi
Menghasilkan desain media promosi
Memperoleh
yang tepat dan relevan dengan
postcard dalam bentuk soft file.
berbagai rancangan media promosi
visualisasi grafis yang sesuai.
2 Minggu
TARGET wujud
nyata
dari
yang telah penulis rancang.
1 Minggu`
2 Minggu
Rentan Waktu Dalam Hitungan Minggu Bagan 1.2 Rancangan Kegiatan Produksi
12
1.5.3 Rancangan Kegiatan Pasca Produksi RANCANGAN KEGIATAN PASCA PRODUKSI
KEGIATAN
KEGIATAN
Evaluasi mengenai produksi media promosi
Membuat laporan dari tahapan-tahapan
dengan membandingkan desain dalam bentuk
kerja yang sudah dilakukan.
softfile dan desain setelah produksi.
TARGET Mendapat
hasil
bermanfaat
TARGET
evaluasi
dalam
yang
Tersusunnya sebuah laporan akhir yang lengkap sehingga
penyusunan
dapat menjadi inspirasi bagi orang yang membeca laporan
laporan akhir.
ini dan bagi mahasiswa yang memustuskan untuk membuat Tugas Akhir.
2 Minggu
1 Minggu
Rentan Waktu Dalam Hitungan Minggu
Bagan 1.3 Rancangan Kegiatan Pasca Poduksi
13
14