BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Investasi dapat diartikan sebagai komitmen dari pemegang dana atau sumberdaya untuk menempatkan dana atau sumberdaya yang dimilikinya tersebut pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Seiring berkembangnya kehidupan manusia diikuti juga dengan semakin bekembangnya jenis investasi yang awalnya hanya berorientasi pada investasi real asset seperti pendirian pabrik, pembukaan perkebunan, pembukaan pertambangan dan berbagai aset produktif lainnya hingga sekarang berkembang ke dalam beberapa alternatif untuk melakukan kegiatan investasi yang berada pada financial asset seperti saham, warrant, obligasi, opsi dan lain sebagainya. Dewasa ini ketertarikan para investor untuk berinvestasi pada financial asset khususnya pada sekuritas atau efek lebih tinggi dibandingkan dengan berinvestasi pada real asset. Hal tersebut dikarenakan investasi di dalam sekuritas menjanjikan keuntungan yang cukup tinggi dan bahkan mungkin juga keuntungan tersebut didapatkan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Disamping faktor keuntungan tersebut, investasi pada sekuritas lebih menarik karena faktor kemudahan yang dimilikinya. Sebagai contoh adalah seorang investor hari ini melakukan investasi dengan membeli saham pada sektor industri real estate, minggu depan ia dapat memindahkan investasinya ke industri pertambangan dengan alasan tertentu. Contoh tersebut dapat memberi gambaran bahwa investor dapat membeli sekuritas yang sekiranya akan memberikan tingkat pengembalian (return) yang baik dan dapat dengan segera menjual sekuritas tersebut kemudian membelikannya sekuritas baru yang sekiranya sekuritas baru tersebut dinilai lebih menjanjikan dari sekuritas sebelumnya. Hal tersebut sangat sulit bahkan bisa dikatakan tidak mungkin jika dilakukan pada real asset. Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas atau surat berharga. Sekuritas memiliki berabagai macam bentuk yang secara garis besar dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu surat kepemilikan (saham) dan surat hutang (obligasi). Feeber (2000) dalam penelitiannya menyatakan bahwa investor lebih memilih berinvestasi pada obligasi dibandingkan dengan berinvestasi pada saham karena
1
2
dua hal. Hal yang pertama yaitu volatilitas saham lebih tinggi dibandingkan dengan volatilitas obligasi, sehingga mengurangi daya tarik investasi pada saham. Sedangkan yang kedua yaitu obligasi menawarkan tingkat pengembalian yang positif dengan pendapatan tetap (fixed income), sehingga obligasi lebih memberikan jaminan dibandingkan saham. Obligasi (bonds) adalah surat tanda bukti bahwa investor pemegang obligasi memberikan pinjaman utang bagi issuer atau penerbit obligasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerbitan obligasi dilakukan oleh perusahaan yang membutuhkan dana, baik untuk ekspansi bisnisnya ataupun untuk memenuhi kebutuhan keuangan perusahaan dalam jangka pendek atau jangka panjang. Sama halnya dengan jenis investasi lain yang mengandung berbagai jenis resiko, berinvestasi pada obligasi ini juga tak luput dari resiko yang sering disebut sebagai resiko gagal bayar. Resiko gagal bayar tersebut terjadi karena banyak faktor yang menimpa perusahaan penerbit obligasi seperti misalnya ketidaksehatan keuangan dari perusahaan penerbit obligasi. Besar kecilnya resiko gagal bayar dari perusahaan penerbit obligasi bisa diukur dengan beberapa metode antara lain analisis rasio keuangan dan analisis rating. Analisis rasio keuangan ini mempunyai cakupan yang sangat luas, akan tetapi pada umumnya analisis ini digunakan untuk memprediksi atau melihat kecenderungan apakah perusahaan yang bersangkutan kedepannnya akan mengalami kesulitan keuangan atau tidak yang dapat berpengaruh terhadap tingkat pengembalian hutangnya. Sedangkan analisis rating didapatkan dengan melihat pada tingkat atau rating tempat perusahaan itu berada yang biasa didapat dari badan pemeringkat perusahaan yang menerbitkan obligasi. Terdapat beberapa badan pemeringkat yang terkenal yaitu Moody’s, Kasnic, Pefindo dan lain sebagainya. Pemeringkatan yang dilakukan oleh badan pemeringkat perusahaan penerbit obligasi ini didasarkan pada data historis atau trek record dari perusahaan penerbit obligasi dalam pengembalian hutangnya. Rating dari perusahaan penerbit obligasi merupakan salah satu acuan bagi investor ketika akan memutuskan membeli suatu obligasi. Selain melihat rating atau peringkat investor obligasi juga akan melihat seberapa besar nilai probabilitas atau peluang gagal bayar (PD) yang biasanya diamati dari sekumpulan perusahaan yang tergabung dalam suatu peringkat tertentu. Biasanya informasi nilai probabilitas atau peluang gagal bayar (PD) dari sekumpulan perusahaan penerbit obligasi dalam satu rating atau peringkat ini juga bisa diperoleh dari badan pemeringkat perusahaan penerbit obligasi. Penghitungan nilai peluang gagal bayar (PD) yang dilakukan badan pemeringkat perusahaan penerbit
3
obligasi ini menggunakan metode yang cukup sederhana dengan menggunakan data historis banyaknya gagal bayar yang terjadi dari sekumpulan perusahaan penerbit obligasi yang diamati. Caranya yaitu perusahaan membandingkan antara jumlah perusahaan yang mengalami gagal bayar dengan total perusahaan yang mendapat rating sejenis. Cara seperti ini biasa disebut pendekatan secara naive. Misalnya dari 100 perusahaan yang mendapat rating BBB, 10 di antaranya bangkrut dan tidak bisa mengembalikan hutangnya kepada investor, maka bisa dikatakan secara naive peluang gagal bayar (PD) dari perusahaan yang mendapat rating BBB adalah 10%. Dalam riset yang dilakukan oleh beberapa perusahaan pemeringkat, cara di atas juga dikombinasikan dengan waktu. Pentingnya pengetahuan tentang estimasi peluang gagal bayar (PD) dimuat dalam perjanjian Basel II tentang resiko kredit yang mengharuskan memperhitungkan peluang gagal bayar (PD) pada penghitungan resiko kredit. Selain itu peluang gagal bayar (PD) ini juga merupakan masukan inti dalam memodelkan resiko kredit. Oleh karena itu kelayakan dari estimasi peluang gagal bayar (PD) akan menentukan kualitas dari model resiko kredit. Permasalahan akan muncul ketika investor kurang informasi tentang peluang gagal bayar (PD) dari perusahaan yang memiliki rating yang baik dikarenakan kejadian gagal bayar dari perusahaan tersebut yang sangat minim bahkan tidak pernah mengalami gagal bayar. Pada kasus perusahaan penerbit obligasi yang memiliki rating yang baik dengan kejadian gagal bayar hampir tidak pernah terjadi akan mengkibatkan estimasi peluang gagal bayar (PD) secara naive mendekati nol atau bahkan nol untuk kasus dimana semua perusahaan penerbit obligasi yang terdapat dalam satu rating yang sama berdasar data historis tidak pernah mengalami gagal bayar. Dilihat dari sudut pandang praktisi estimasi peluang gagal bayar (PD) secara naive mendekati nol atau bahkan nol tersebut sangat bertentangan pada asas keberhati-hatian (conservatism). Dikatakan bertentangan dengan asas keberhati-hatian (conservatism) karena berdasarkan estimasi peluang gagal bayar (PD) mendekati nol tersebut mengindikasikan bahwa terdapat kepastian secara penuh bahwa perusahaan (issuer) penerbit obligasi tersebut dapat mengembalikan hutangnya yang mengakibatkan keyakinan berlebih dari para investor ke perusahaan penerbit obligasi yang berada dalam peringkat tersebut. Pentingnya penggunaan batas konservatif sebagai indikasi adanya asas keberhati-hatian yang biasanya dihubungkan dengan tingkat kesalahan guna menghindari keyakinan berlebih dari investor ini termuat dalam kerangka perjanjian Basel II dalam paragraf 451.
4
Berdasarkan pentingnya kelayakan estimasi peluang gagal bayar (PD) dalam pemodelan resiko kredit dan kesulitan dalam pengestimasian peluang gagal bayar (PD) untuk kasus kejadian gagal bayar yang rendah pada kelompok perusahaan yang memiliki rating yang baik, maka pada skripsi ini penulis mencoba membahas mengenai pengestimasian nilai peluang gagal bayar (PD) pada kelompok portofolio perusahan-perusahaan penerbit obligasi yang tergabung dalam satu portofolio ataupun peringkat tertentu yang mengalami kejadian gagal bayar yang rendah dengan metode Bayesian. Metode Bayesian adalah metode analisis yang didasarkan pada informasi sampel (sampel information) dan informasi prior (prior information). Informasi prior merupakan informasi terdahulu atau sebelumnya mengenai distribusi dari parameter yang tidak diketahui. Informasi prior ini bersifat subjektif, tergantung pendapat ahli mengenai parameter tersebut. Keuntungan menggunakan analisis Bayesian dalam mengestimasi parameter yaitu analisis Bayesian merupakan analisis yang berlandaskan pada data observasi sehingga memberikan implikasi yang baik dalam analisis, analisis Bayesian dengan noninformative prior akan memberikan kemudahan dalam analisis, dan analisis Bayesian tidak memerlukan asymtotic inference sehingga dapat digunakan untuk semua ukuran sampel (Berger,1985). 1.2
Batasan Masalah
Terdapat banyak teknik pengestimasian peluang gagal bayar (PD). Agar tidak terjadi penyimpangan dari tujuan penelitian dan penyelesaian masalah lebih terfokus maka skripsi ini hanya akan membahas mengenai estimasi peluang gagal bayar (PD) pada kasus portofolio perusahaan-perusahaan penerbit obligasi dengan kejadian gagal bayar yang rendah dengan analisis Bayesian yang sebelumnya akan dimulai dari pembahasan mengenai estimasi peluang gagal bayar dengan batas atas konfidensi. Pembahasan tentang estimasi peluang gagal bayar (PD) ini akan dibagi dalam tiga sub bahasan masalah yaitu satu periode pengamatan dengan asumsi tanpa adanya faktor korelasi, satu periode pengamatan dengan adanya faktor korelasi, dan yang terakhir multiperiode pengamatan dengan adanya faktor korelasi. Guna memenuhi kejadian gagal bayar yang rendah tersebut maka studi kasus digunakan pembatasan sampel pengamatan yaitu dari kelompok perusahaan penerbit obligasi yang mempunyai peringkat Aaa, Aa, A, dan Baa berdasarkan peringkat yang dilakukan oleh Moody’s dari data tahun 1990 sampai 2010.
5
1.3
Maksud dan Tujuan
Selain untuk memenuhi syarat kelulusan Program Strata-1 (S1) Program Studi Statistika Jurusan Matematika Universitas Gadjah Mada, penyusunan skripsi ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. mempelajari tentang peluang gagal bayar (PD) dalam kasus resiko gagal bayar yang terjadi pada perusahaan penerbit obligasi, 2. mengaplikasikan analisis bayesian dalam mengestimasi besarnya peluang gagal bayar (PD) dalam kasus portofolio dengan kejadian gagal bayar yang sangat rendah, 3. mempelajari tahapan analisis bayesian dalam mengestimasi besarnya peluang gagal bayar (PD) pada kasus portofolio dengan kejadian gagal bayar yang sangat rendah, dan 4. mengaplikasikan analisis bayesian dalam mengestimasi besarnya peluang gagal bayar (PD) dalam kasus kejadian gagal bayar yang sangat rendah pada kelompok (portofolio) perusahaan-perusahaan penerbit obligasi yang memiliki peringkat Aaa, Aa, A, dan Baa berdasarkan perusahaan pemeringkat obligasi Moody’s dari tahun 1990 sampai tahun2010. 1.4
Tinjauan Pustaka
Melihat pentingnya pengetahuan tentang peluang gagal bayar (PD) sebagai bahan pertimbangan dalam investasi dalam bentuk obligasi dan juga sebagai bahan inti dalam penyusunan resiko kredit sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Basel II maka pembahasan dan penelitian mengenai peluang gagal bayar (PD) dari perusahaan penerbit obligasi sudah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Diawali dengan penemuan dari Merton (1974) dalam penilaian kegagalan kredit berdasar pada aset suatu korparasi yang biasa disebut KMV’s Merton maka bermunculan penelitian tentang penilaian peluang gagal bayar (PD) berikut-berikutnya. Model KMV Merton tersebut sudah banyak digunakan dalam karya tulis di Indonesia seperti Kurniawan Hakim (2007) dan Abdul Hoyyi dkk (2012). Kurniawan Hakim (2007) membahas mengenai penilaian risiko kridit korporasi berdasarkan peluang gagal bayar dengan menggunakan model merton. Selanjutnya dilakukan komparasi perbandingan antara perusahaan penerbit obligasi yang
6
bergerak pada sektor industri barang konsumsi dengan perusahaan penerbit obligasi yang bergerak pada sektor properti real estate dengan melihat nilai peluang gagal bayarnya (PD) berdasarkan metode KMV Merton. Abdul Hoyyi dkk (2012) membahas mengenai pengukuran peluang kebangkrutan obligasi korporasi dengan suku bunga vasicek model Merton. Pengembangan dari metode KMV Merton awal dengan suku bunga yang mengasumsikan bahwa suku bunga tetap sepanjang waktu, dimana model suku bunga ini tidak sesuai dengan kenyataan yaitu suku bunga dapat berubah setiap waktu, sehingga suku bunga model vasicek digunakan dalam penilaian peluang gagal bayar (PD) berdasarkan model Merton ini. Khusus pengestimasian nilai peluang gagal bayar untuk kelompok penerbit obligasi yang memiliki kasus kejadian gagal bayar yang rendah terdapat beberapa peneliti yang telah mengembangkan beberapa metodenya masing-masing, seperti Katja Pluto dan Dirk Tasche (2005) dan Nabil Iqbal dan Syed Alfraz Ali (2012). Nabil Iqbal dan Syed Alfraz Ali (2012) melakukan pengestimasian nilai peluang gagal bayar (PD) dari kelompok perusahaan penerbit obligasi dengan kejadian gagal bayar yang sangat jarang dilakukan menggunakan metode yang berdasarkan pada mekanisme aktuaria yang disebut convolution. Sedangkan Katja Pluto dan Dirk Tasche (2005) membahas mengenai estimasi peluang gagal bayar (PD) untuk kasus portofolio dengan kejadian gagal bayar rendah. Selanjutnya Katja Pluto dan Dirk Tasche (2013) memperbaharui papernya ini dengan mengaplikasikan analisis Bayesian guna mengestimasi peluang gagal bayar (PD) untuk kasus portofolio dengan kejadian gagal bayar yang rendah. 1.5
Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menitik beratkan pada studi literatur atau studi pustaka yang didapat di perpustakaan dan jurnal-jurnal yang berhubungan dengan tema tugas akhir ini. Selain itu juga sumber lainnya didapat dari situs-situs penunjang yang tersedia di internet. Penyelesaian studi kasus dalam skripsi ini dilakukan dengan bantuan software R untuk memperoleh nilai-nilai estimasi peluang kegagalan (PD) dengan berbagai pendekatan dari analisis Bayesian.
7
1.6
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini secara garis besar akan dibagi menjadi lima bagian yaitu: BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah yang diangkat, pembatasan masalah, tinjauan pustaka, metode penulisan dan sistematika penulisan skripsi. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini dibahas tentang teori-teori yang mendukung pembahasan mengenai estimasi dari peluang kegagalan (PD) pada portofolio dengan kejadian kegagalan yang rendah dengan metode Bayesian. BAB III ESTIMASI BAYESIAN DARI PELUANG KEGALALAN PADA PORTOFOLIO DENGAN KEJADIAN KEGAGALAN YANG RENDAH Pada bab ini dibahas mengenai penggunaan metode Bayesian untuk mengestimasi peluang kegagalan (PD) pada portofolio dengan kejadian kegagalan yang rendah dengan membagi dalam bentuk kasus satu periode pengamatan dengan asumsi kajadian gagal bayar terjadi secara independen, satu periode pengatan dengan kajadian gagal bayar terjadi secara dependen, dan yang terakhir pada kasus multiperiode pengamatan dengan kajadian gagal bayar terjadi secara dependen. BAB IV STUDI KASUS Pada bab ini dijelaskan mengenai pengaplikasian dari uraian pada bab sebelumnya dengan diawali contoh kasus sebagai gambaran awal dan kemudian diberikan contoh kasus dengan data real untuk diestimasi nilai peluang gagal bayarnya (PD) yaitu dengan data kejadian gagal bayar yang dialami perusahaan penerbit obligasi yang tercatat pada tahun 1990-2010 yang memiliki rating atau peringkat Aaa, Aa, A, dan Ba berdasarkan hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh badan pemeringkat Moody’s. BAB V PENUTUP Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan pada bab sebelumnya dan saran atas kekurangan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.