BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah Laporan keuangan (financial reporting) sudah sejak lama dipergunakan oleh
manajemen perusahaan untuk menginformasikan posisi harta, utang dan modal (neraca), pendapatan dan biaya (laporan laba rugi) serta posisi kas (laporan arus kas), untuk pengambilan keputusan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, utamanya untuk pemegang saham dan investor. Akan tetapi, dengan semakin beragamnya pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) terhadap kinerja perusahaan serta aktifitas perekonomian yang semakin kompleks, kebutuhan informasi dari stakeholder semakin sulit dipenuhi hanya dengan membaca laporan keuangan. Pengambilan keputusan investasi di pasar modal, misalnya sering kali tidak didasarkan pada informasi keuangan yang ada di laporan keuangan karena informasi non-keuangan ternyata juga sangat dibutuhkan. Berbagai kritik terhadap keterbatasan laporan keuangan dari berbagai kalangan profesi dan asosisasi industri telah bergulir sedemikian rupa dan pada puncaknya adalah dihasilkannya bentuk laporan usaha yang baru yang dikenal dengan Sustainability Reporting (Laporan Berkelanjutan) yang dikeluarkan oleh Global Reporting initiatives (GRI) International yang berkedudukan di Amsterdam, Belanda. Pelaporan keuangan ini secara umum telah diakomodasi dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Dalam PSAK No. 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan dinyatakan bahwa perusahaan dapat pula menyajikan laporan keuangan laporan tambahan, khususnya bagi industri dimana fakor-faktor lingkungan hidup memegang peranan penting. Untuk itu, sudah selayaknya perusahaan melaporkan semua aspek yang mempengaruhi kelangsungan operasi perusahaan kepada masyarakat. Pada saat ini berkembang pelaporan perusahaan yang dikenal dengan Sustainability Reporting (SR). Dalam paradigma Sustainability Reporting, selain melaporkan aspek
financial perusahaan juga harus melaporkan aspek sosial dan aspek lingkungan.
Bahkan lebih jauh dari itu, perusahaan harus mampu menjaga sustainability-nya Sustainability Reporting adalah laporan yang memuat kinerja ekonomi, lingkungan, dan tanggungjawab sosial korporat. Laporan ini tidak hanya sekedar melaporkan bagaimana menjaga kelestarian lingkungan, pembuangan limbah, dampak sosial atas operasi perusahaan,
1
2 namun mencakup pula bagaimana program dan kinerja perusahaan atas pengembangan masyarakat (community development) terutama di daerah operasi perusahaan. Sustainablility Reporting merupakan alat yang efektif untuk menjaga reputasi perusahaan, membangun kepercayaan stakeholder, menunjukkan adanya akuntabilitas dan meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini terlihat jelas bahwa kegagalan dalam memahami dan menggunakan informasi non keuangan, dapat menjadi pukulan berat bagi perusahaan, bahkan kadangkala dapat merusak secara permanen kinerja perusahaan. Pengungkapan (disclosure) terhadap aspek social, ethical, environmental dan sustainability
(SEES)
sekarang
ini
menjadi
suatu
cara
bagi
perusahaan
untuk
mengkomunikasikan bentuk akuntabilitasnya kepada para stakeholder. Sustainability reporting sebagaimana yang direkomendasikan oleh Global Reporting Initiative (GRI) terfokus pada tiga aspek kinerja yaitu ekonomi (economic), lingkungan (environmental), dan sosial (social). Ketiga aspek ini dikenal dengan Triple Bottom Line. Bentuk pelaporan ini diharapkan mempunyai hubungan yang positif pada kinerja yaitu antara corporate social responsibility dan corporate financial performance(CFP) (Media Akuntansi, edisi 47/Tahun XII/Juli 2005) Sustainability Reporting merupakan hal yang baru di Indonesia, untuk itu Sustainability Reporting perlu diperkenalkan kepada masyarakat dan dikembangkan dengan terus melakukan penelitianAkuntansi adalah bahasa bisnis, akuntan menyusun lapoan keuangan, akuntan juga menjadi wasit-juri kewajaran laporan keuangan berlangsung amanaman saja sampai tahun 1992 dimana isu lingkungan mulai masuk tanah akuntansi dengan munculnya paradigma green accounting, lalu disusul gelombang berikutnya berupa kelestarian kesinambungan (sustainability) yang menyangkut kesejahteraan umat manusia, kelestarian alam atau lingkungan hidup, kesejahteraan sosial & ekonomik kelembagaan (misalnya Negara-negara) yang dapat bekerjasama secara efektif dalam jangka panjang masa depan. Parktik bisnis yang sehat makin dituntut oleh banyak pihak, bermuara pada tuntutan tanggungjawab rakyat banyak, korporasi dan pemerintah akan lingkungan dan sosisal, memberi tekanan laporan gabungan yaitu laporan laporan keuangan dan laporan tanggungjawab sosial korporasi sebagai sebuah bentuk pertanggungjawaban sosial atas suatu investasi komersial. Masalah mendasar, mungkin adalah bahwa secara konseptual, ada kesulitan memasukkan isu Corporate pelaporan aspek sosial dan lingkungan sebagai bagian dari isu
3 keuangan dan pasar modal. Profesi akuntan sendiri kerepotan mengatur sandar profesi inti secara dinamis berkembang, sehingga kurang berinisiatif dalam isu lingkungan dan sosial. Pengungkapan biaya lingkungan, kewajiban linkungan dalam laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan publik dipicu oleh kebutuhan stakeholder laporan keuangan akan informasi lingkungan dan tanggungjawab sosial korporasi yang kini menjadi informasi material, berpengaruh pada pengambilan keputusan stakeholder untuk investasi atau divestasi, sehingga berpengaruh pada sentiment harga dibursa saham. Pengungkapan manajemen risiko lingkungan menjadi isu stratejik dalam laporan tahunan korporasi. Investor berharap infomasi dampak lingkungan tersebut untuk menilai kesinambungan usaha, dan menentukan dukungannya. Bukti empiric menunjukan bahwa investor dan sentiment pasar bereaksi positif atas program manajemen terkait pada sosisal dan lingkungan usaha. Dalam undang – undang RI No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ( PT ). Pada BAB V tentang Tanggungjawab Sosial Dan Lingkungan Pasal 74 : 1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan. 2. Tanggungjwab sosial an lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yan pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatuhan dan kewajaran. 3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan keetuan peraturan perundang-undangan . 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggungjawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah. Oleh karena itu, PT Telkom Tbk. sebagai perusahaan perseroan terbatas telah melaksanakan dan mematuhi perundang-undangan yang ada di Indonesia. Apalagi PT Telkom sebagai perusahaan yang mayoritas adalah dimiliki oleh Negara, maka sepatasnya untuk mematuhi perundang-undangan yang ada di Indonesia. Dengan adanya UUD 4O Tentang Perseroan Terbatas, Dalam hal ini PT Telkom Tbk melaksankan dengan baik peraturan –peraturan yang daitur sesuai denag UUD 40 Perseroan Terbatas Pasal 74 tentang Tanggungjawab Sosial dan Lingkungan. Ini terbukti dengan mendapatkan penghargaan dari Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) sbagai Best Social Reports Award 2005. Pada PT Telkom sendiri telah melaksanakan Sustainability Reporting walaupun belum ada standar yang jelas tentang pembuatan dan pelaksanaan Sustainability Reporting (SR).
4 Dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh saudara Anton Sanjaya, S.E., dari Universitas Widyatama yaitu mengenai Sustainability Reporting yang diteliti pada tahun 2007 . Dalam hal ini Skripsi yang berjudul “ Analisis Tingkat Profitabilitas Perusahaan Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Sustainability Reporting Pada PT. Astra International Tbk ”. Telah menjadi referensi dan sumber informasi atau sumber pengetahuan buat penulis untuk meneliti sejauh mana pelaksanaan Sustainability Reporting telah diterapkan di perusahaan. Oleh karena itu, referensi skripsi sebelumnya sangat berarti buat penulis untuk melakukan penelitian selanjutnya, yang sekarang akan di teliti oleh penulis tentang pelaksanaan dan penerapan Sustainability Reporting pada perusahaan. Berdasarkan uraian yang penulis kemukakan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Tingkat Perubahan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Pelaksanaan Sustainability Reporting PT Telkom Tbk “ .
Identifikasi Masalah
1.2
Berdasarkan uraian di atas, maka beberapa masalah yang akan diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana tingkat perubahan harga saham sebelum pelaksanaan Sustainability Reporting. 2. Bagaimana tingkat perubahan harga saham setelah pelaksanaan Sustainability Reporting. 3. Adakah perbedaan yang signifikan terhadap tingkat perubahan harga saham sebelum dan sesudah pelaksanaan Sustainability Reporting.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1
Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbandingan tingkat perubahan
harga saham sebelum dan sesudah pelaksanaan Sustainability Reporting sehingga dapat diketahui sejauh mana manfaat pelaksanaan Sustainability Reporting terhadap respon para investor untuk menginvestasikan modalnya ke bursa saham.
1.3.2
Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk
Mengetahui
tingkat
Sustainability Reporting.
perubahan
harga
saham
sebelum
pelaksanaan
5 2. Untuk Mengetahui tingkat perubahan harga saham sesudah pelaksanaan Sustainability Reporting. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat perubhan harga saham sebelum dan sesudah pelaksanaan Untuk Mengetahui tingkat perubahan harga saham sebelum pelaksanaan Sustainability Reporting.
1.4
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memeberikan manfaat baik secara langsung maupun
tidak langsung bagi pihak-pihak yang bersangkutan, kegunaan tersebut dapat berdampak secara teoritis dan praktis.
1.4.1
Kegunaan Teoritis Secara teoritis, melalui hasil penelitian ini penulis mengharapkan agar dapat
digunakan sebagai pengembangan ilmu manajemen keuangan terutama untuk mengetahui dampak pelaksanaan Sustainability Reporting terhadap perubahan harga saham suatu perusahaan.
1.4.2
Kegunaan Praktis Adapun kegunaan praktis dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai
berikut : 1. Bagi Penulis Sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang sarjana ekonomi jurusan akuntansi di Universitas Widyatama, serta untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Sustainability Reporting. 2. Bagi Perusahaan Sebagai masukan dan informasi berharga bagi perusahaan bahwa pelaksanaan Sustainability Reporting dapat menambah nilai perusahaan, khususnya di mata konsumen dan bagi investor. 3. Bagi Pembaca Sebagai wawasan dan informasi berharga yang terkait dengan Sustainability Reporting untuk penelitian lebih lanjut atau sebagai sumber pengetahuan.
6 1.5
Kerangka Pemikiran Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan harus dilaporkan kepada para stakeholder.
Stakeholder perusahaan terdiri dari beragam pihak, antara lain pemegang saham, pemerintah, dan masyarakat secara umum. Pemegang saham tentu menginginkan agar investasi yang ditanamkan di perusahaan selalu berkembang. Di sisi lain pemerintah berkeinginan agar perusahaan mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, yang pada intinya adalah agar kepentingan masyarakat secara umum tidak terganggu, sedangkan dari sisi masyarakat, perusahaan diharapkan mampu menjadi tempat untuk mencari nafkah. Namun, selain hal tersebut perusahaan juga diharapkan melakukan proses produksi yang ramah lingkungan sehingga tidak merusak kehidupan hayati. Adanya suatu paradigma baru pelaporan keuangan perusahaan khususnya dalam hal economic social responsibility telah merubah pandangan pemegang saham dan pengguna laporan keuangan pada saat ini. Mereka tidak hanya memfokuskan pada perolehan laba perusahaan tetapi juga memperhatikan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Selain itu, kelangsungan hidup perusahaan pun tidak hanya ditentukan oleh pemegang saham tetapi stakeholder secara keseluruhan. Pada saat ini berkembang pelaporan perusahaan yang dikenal dengan Sustainability Reporting (SR). Dalam paradigma Sustainability Reporting, selain melaporkan aspek financial perusahaan juga harus melaporkan aspek sosial, ekonomi dan aspek lingkungan. Bahkan lebih jauh dari itu, perusahaan harus mampu menjaga sustainability-nya. Menurut Koesbandijah Abdoel Kadir (2007;2) yang dimaksud dengan Sustainability Repoting adalah sebagai berikut : Sustainability Reporting adalah laporan yang memuat kinerja ekonomi, lingkungan, dn tanggungjawab sosial korporat. Laporan ini tidak hanya sekedar melaporkan bagaimana menjaga kelestarian lingkungan, pembuangan limbah, dampak sosial atas operasi perusahaan, namun mencakup pula bagaimana program dan kinerja perusahaan atas pengembangan masyarakat (community development) terutama di daerah operasi perusahaan. Dalam mewujudkan economic social responsibility, setiap anggota perusahaan harus memiliki soft skill dan komunikasi yang baik dengan pihak-pihak ekstern perusahaan. Hal ini dilakukan agar dalam penerapan Sustainability Reporting dapat mengakses berbagai informasi yang dibutuhkan oleh para stakeholder dan investor. Salah satu soft skill yang diperlukan adalah komunikasi yang baik dari pemimpin dan setiap anggota perusahaan agar semua aspek yang dilaporkan dapat tercapai dan digunakan oleh pihak intern dan ekstern perusahaan sehingga tujuan dari economic social responsibility dapat terpenuhi.
7 Pengungkapan (disclosure) terhadap aspek social, ethical, environmental dan sustainability
(SEES)
sekarang
ini
menjadi
suatu
cara
bagi
perusahaan
untuk
mengkomunikasikan bentuk akuntabilitasnya kepada para stakeholder. Sustainability reporting sebagaimana yang direkomendasikan oleh Global Reporting Initiative (GRI) terfokus pada tiga aspek kinerja yaitu ekonomi (economic), lingkungan (environmental), dan sosial (social). Ketiga aspek ini dikenal dengan Triple Bottom Line. Bentuk pelaporan ini diharapkan mempunyai hubungan yang positif pada kinerja yaitu antara corporate social responsibility dan corporate financial performance(CFP) (Media Akuntansi, edisi 47/Tahun XII/Juli 2005). Dari Economic Performance, mempunyai Indikator yaitu terdiri dari satu kategori yaitu dampak ekonomi langsung. Dampak ini meliputi beberapa aspek, antara lain : Pelanggan, Pemasok, Karyawan, Sektor Publik, dan Penyedia Dana atau Investor. Dari Enviromental Performance juga mempunyai indikator hanya terdiri dari satu kategori, yaitu lingkungan. Namun aspek-aspek yang dinilai lebih banyak. Aspek lingkungan yang dinilai antara lain : Energi, air, emisi, dan limbah. Selain itu, juga aspek biodiversity, produk dan jasa, ketaatan terhadap peraturan, transportasi, dan keseluruhan lingkungan. Dari Social Performance ini mempunyai indikator terdiri dari empat kategori. Kategori pertama, pekejaan dan tenaga kerja. Dalam kategori ini,, aspek yang dinilai antara lain : hubungan perusahaan dan tenaga kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, pelatihan dan pendidikan yang dilakukan perusahaan pada tenaga kerja, serta pembayaran dan kesempatan tenaga kerja.Kategori kedua, hak asasi manusia. Dalam kategori ini, aspek yang dinilai antara lain antara lain : tidak adanya diskriminasi pada tenaga kerja, adanya kebebasan karyawaaan dalam membentuk serikat pekerja, tenaga kerja anak-anak, dan penegakan disiplin.Katgori ketiga, adalah masyarakat. Katgori ini meliputi pengembangan masyarakat sekitar perusahaan, perlakuan terhadap korupsi, kompetisi dan penentuan harga, serta pengaruh politik terhadap perusahaan. Kategori keempat, yaitu tanggungjawab terhadap produk. Indicator ini meliputi aspek keselamatan dan kesehatan konsumen, produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan, iklan yang ditawarkan, serta penghormatan terhadap privasi pelanggan. Sustainablility Reporting merupakan alat yang efektif untuk menjaga reputasi perusahaan, membangun kepercayaan stakeholder, menunjukkan adanya akuntabilitas dan meningkatkan nilai perusahaan. Hal ini terlihat jelas bahwa kegagalan dalam memahami dan menggunakan informasi non keuangan, dapat menjadi pukulan berat bagi perusahaan, bahkan kadangkala dapat merusak secara permanen kinerja perusahaan.
8 Global Reporting Initiative, generally accepted SR guidelines, june 2000 memproposisi meliputi kinerja ekonomik, lingkungan dan sosial (triple bottom line) daripada entitas pelaporan. Ada persamaan SR dengan konsep Economic Value Added (EVA). Aspek ekonomi adalah (1) kinerja keuangan (laba bersih, ROI, ROE, EPS dll), (2) pengaruh positif pada pasar TK regional, (3) penciptaan nilai tambahan, (4) distribusi nilai tambah, dan (5) sumbangan pajak bagi APBN. Selain itu, ada perbedaan antara laporan keuangan biasa yang kita kenal dengan laporan berkelanjutan atau Sustainability Reporting , laporan yang kita kenal yaitu : neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Yaitu disisi arti dan tujuannya. Laporan keuangan dari beberapa pengetian, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan laporan akuntansi yang menghasilkan informasi yang terdiri dari neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan modal (ekuitas), laporan arus kas (dana), dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan berfungsi unuk melihat kinerja manajemen dalam melaksanakan kewenangan yang diberikan oleh pemilik serta untuk mengurangi kesenjangan informasi antara direksi atau manajemen perusahaan dengan pemilik atau kreditor yang berada di luar perusahaan. Dan bertujuan untuk Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima serta Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban serta informasi lainnya yang relevan. dari uraian di atas atau pharagrap di atas bahwa sangat jelas perbedaan antara laporan keuangan yang kita kenal seperti penjelasan di atas, dengan Sustainability Reporting. Oleh karena itu, Sustainability Reporting lebih dikelompokkan sebagai laporan non keuangan. Sustainability Reporting mempunyai daya tarik tersendiri bagi perusahaan terutama terhadap nilai suatu perusahaan tersebut. Dalam hal ini salah satu nilai perusahaan adalah dilihat dari nilai saham. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yag menerangkan bahwa pemelik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat erharga tersebut. Menurut Asril Sitompul (2000 ; 164) saham merupakan, : “ saham adalah bukti kepemilikan terhadap suatu perusahaan, dimana bukti kepemilikan ini terdapat dalam 2 bentuk, yaitu saham yang dikeluarkan atas nama pemiliknya dan saham yang tidak mencatumkan nama pemiliknya”.
9 Sedangkan pengertian harga saham menurut Agus Sartono (2001 ; 41) : “Harga saham adalah sebesar nilai sekarang atau present value dari alira kas yang diharapkan akan diterima”. Lebih dari 2.000 perusahaan menyajikan Sustainability Reporting karena merupakan sarana manajemen paling efektif dalam perekonomian global berbasis internet, pengambilan keputusan stratejik makin melibatkan seluruh stakeholder untuk memperoleh dukungan mereka, bahwa Sustainability Reporting mirip Information Technology yang merupakan penghubung fungsi manajemen apapun dalam organisasi, bahwa pembuatan Sustainability Reporting juga merupakan analisis stratejik terutama identifikasi ancaman dan peluang berdimensi sosial, lingkungan dan dampak ekonomik. Sustainability Reporting memperkaya batasan keuangan dalam Laporan Keuangan dimana neraca kini ditambah natural capital, human capital dan sosial capital. Sustainability Reporting menawarkan proposisi baru kesinambungan usaha, Sustainability Reporting mengurangi volatilitas harga saham bahkan memperkuat harga saham yang diperjual belikan di pasar modal. Untuk
menumbuhkan
kesadaran
perusahaan
akan
pentingnya
pelaksanaan
Sustainability Reporting, maka Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Manajemen (IAI-KAM) menyelenggarakan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA). Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) merupakan sebuah award yang ditujukan untuk korporat yang menerapkan Sustainability Reporting yang baik. Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) pertama kali diselenggarakan pada tahun 2005, tepatnya pada tanggal 23 juni 2005 di gedung Bidakara Jakarta. Selama ini Corporate Financial Performance, masih merupakan alat ukur yang dominan dipakai oleh para stakeholder untuk menilai kinerja perusahaan. Perusahaan yang memenangkan ISRA Award adalah korporasi terbuka, sehingga kepemilikan saham bisa diakses oleh publik. Saham selama ini masih merupakan alat ukur yang efektif dan efisien untuk menilai kinerja perusahaan. Oleh karena itu, penilaian tentang sejauh mana kinerja keuangan perusahaan, bisa dilihat dari nilai sahamnya, baik dari harga saham maupun tingkat volume perdagangan saham. Sejalan dengan manfaat yang diharapkan dari dilaksanakannya ISRA, yaitu meningkatnya reputasi perusahaan dan juga memudahkan investor untuk mengambil keputusan, maka peneliti tertarik untuk mengkaji sejauh mana pengaruh pelaksanaan ISRA tersebut terhadap pasar. Pengaruh tersebut diukur dengan menggunakan corporate financial performance (CFP) dalam hal ini adalah instrumen saham.
10 Di dalam skripsi ini penulis menetapkan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) sebagai tolak ukur bahwa perusahaan telah melaksanakan Sustainability Reporting (SR) . dengan anggapan bahwa pelaksanaan Sustainability Reporting di suatu perusahaan telah nyata dilaksanakan, karena telah dinilai pelaksanaanya oelh pihak-pihak yang independen. Berdasakan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis menetapkan hipotesis sebagai berikut : “ Terdapat yang signifikan antara tingkat perubahan harga saham sebelum dan sesudah pelaksanaan Sustainability Reporting “. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut : Perusahaan
Sesudah melaksanakan sustainability Reporting
Sebelum melaksanakan sustainability Reporting
Tingkat Perubahan Harga Saham
Terdapat yang signifikan antara tingkat perubahan harga saham sebelum dan sesudah pelaksanaan Sustainability Reporting
Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikiran
11 1.6
Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian
dengan cara mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan penelitian yang kemudian dikaji an analisis, serta diinterprestasikan secara deskriptif untuk memberikan gambaran mengenai fakta-fakta yang penulis peroleh, sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai penelitian ini. Berdasarkan identifikasi masalah yang akan telah dikemukakan sebelumnya, maka penelitian dititikberatkan pada pengukuran tingkat perubahan harga saham sebelum dan sesudah pelaksanaan Sustainability Reporting. Dengan demikian akan diperoleh dua kelompok data, selanjutnya kedua kelompok data yang diperoleh akan diperbandingkan dan diuji secara statistic untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara tingkat perubahan harga saham sebelum dan sesudah pelaksanaan Sustainability Reporting. Untuk keperluan penelitian diperlukan serangkaian langkah – langkah yang akan dimulai dari operasionalisasi variabel, rancangan hipotesis, teknik pengambilan sampel, dan teknik pengumpulan data.
1.6.1
Rancangan Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang
signifikan antara tingkat perubahan harga saham sebelum pelaksanaan Sustainability Reporting dengan tingkat perubahan harga saham sesudah pelaksanaan Sustainability Reporting. Rancangan pengujian hipotesis akan meliputi langkah-langkah sebagai berikut : 1. Penetapan hipotesis 2. Pemilihan dan perhitungan uji statistik 3. Penetapan tingkat signifikan 4. Pengujian hipotesis 5. Penarikan kesimpulan
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik yang akan digunakan penulis dalam penelitian sebagai berikut : 1. Pengumpulan Dokumen (collecting Document) Yaitu pengumpulan sejumlah data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti pada PT Telkom Tbk.
12 2. Studi kepustakaan (library research) Yaitu pengumpulan data-data yang dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari buku-buku dan literature yang memuat teori yang mendukung permasalahan yang dibahas dalam penelitian.
1.7
Objek dan Waktu Penelitian Untuk keperluan peyususnan skripsi ini penulis mengadakan penelitian di PT Telkom
Tbk. Waktu penelitian ini dialakukan dari bulan Desember 2007 sampai selesai. Adapun alasan yang mendasari penulis untuk memilih perusahaan tersebut karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang telah melaksanakan
Sustainability Reporting di Indonesia.
Sehingga penulis dapat melakukan survey apakah terdapat pengaruh informasi Sustainability Reporting terhadap perubahan harga saham perusahaan tersebut.