BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan guru dalam melakukan pembelajaran dapat diketahui dari penugasan siswa terhadap materi pelajaran dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran adlah kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Guru harus mampu melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara optimal. Dalam kegiatan ini guru berperan sebagai pengelola pembelajaran ( instruktur / pengajar ) selain itu guru juga harus mampu menciptakan situasi kelas yang memungkinkan pembelajaran yang efektif. Guru berperan sebagai pengelola kelas (manager). Kedua peran itu saling berkaitan dalam kegiatan pembelajaran, Untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran dan mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran serta pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, stetelah pembelajaran guru mengadakan tes formatif. Adalah suatu kebahaiaan bagi seorang guru bila hasil tes semua siswanya berhasil mencapai tujuan pembelajaran yang ytelah ditetapkan. Namun ada kalanya dalam setiap tes yang diadakan, ada siswa yang belum mencapai target penguasaan materi dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini juga dialami oleh penulis. Dari setiap tes yang diberikan oleh peulis kepada siswa SD Sukoharjo 01 Kelas I, baik tes sumatif maupun ulangan-ulangan harian selalu ada siswa yang nilainya kurang dari standarketuntasan yang ditetapkan oleh sekolah. Ini merupakan masalah yang dirasakan oleh penulis sebagai guru. Untuk mengembangkan kemampuan profesional, guru harus berupaya mengatasi masalah pembelajaran yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Begitu juga dengan penulis, sebagai guru yang memiliki masalah pembelajaran, maka penulis berupaya untuk mengatasinya. Adapun upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
1
Masalah pembelajaran yang akan diatasi atau diperbaiki penulis melalui kegiatan PTK adalah masalah pembelajaran yang timbul pada pembelajaran matematika SD Sukoharjo 01 Kelas I, Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Dari tes hasil formatif yang dilakukan penulis, dari 41 siswa Kelas I, hanya 25 siswa yang mampu memperoleh nilai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Selain itu disaat pembelajaran berlangsung, jika guru bertanya tidak segera mendapat jawaban. Kalaupun ada jawaban, maka jawaban itu tidak sesuai dengan harapan penulis. Dari hasil tes reflaksi diri setelah mengadakan pembelajaran dan berdiskusi dengan teman sejawat, terungkap beberapa permasalahan pembelajaran yaitu : •
Pengelolaan kelas kurang.
•
Penyampaian kurang jelas.
•
Kurang menggunaka alat peraga.
•
Siswa kurang aktifdalam kegiatan pembelajaran. Dengan terungkapnya masalah pembelajaran, maka penulis berupaya untuk
mengadakan upaya pembelajaran yang inovatif yaitu supaya materi pembelajaran disajikan secara menarik. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor. Penugasan diberikan kepada setiap siswa secara berangkai. Suatu contoh siswa bernomor satu mencatat soal, siswa bernomor dua menulis jawaban, siswa bernomor tiga melaporkan pekerjaan dan seterusnya. Jika perlu ada siswa yang keluar dari kelompoknya bekerja sama dengan kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama dapat membantu dan mencocokkan hasil kerja sama dapat membantu dan mencocokkan hasil kerja sama mereka. Untuk mengajukan pendapatnya dilakukan pada laporan hasildan tanggapan dari kelompok yang lain. Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi masalah pembelajaran sesuai dengan timbulnya masalah, tersebut adalah untuk bersikap guru berupaya untuk bersikap realistic dalam menghadapi siswanya, berlaku sabar tapi tegas. Dalam memberikan pertanyaan berupaya member acuan atau tuntunan secara jelan. Sehingga keaktifan siswa terarah, berupaya menyajikan materi dalam mata pelajaran secara menarik disertai alat peraga dan
2
contoh yang cukup. Pada mata pelajaran matematika terutama tentanu materi “ menggunakan pengukuran waktu dan panjang “. Setelah guru menerapkan pendekatan dengan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), hasilnya akan meningkat. Bahkan 75% melebihi KKM 1.2 Permasalahan Penelitian. Setelah pembelajaran selasai, ternyata hasil belajar siswa tidak sesuai dengan harapan. Masih banyak siswa yang belum tuntas, hasil belajar tersebut jauh dibawah KKM. Hal ini dimungkinkan dari pola pembelajaran yang kuran tepat. Agar hasil belajar SD Sukoharjo 01 Kelas I meningkat maka perlu ditingkatkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajartidak sesuai dengan harapan, penulis menerapkan pembelajaran yang inovatif. Yang sebelumnya belum menggunakan alat peraga, sekarang menggunakan alat peraga. Guru mendesain peran siswa yang kurang aktif menjadi lebih aktif. Peran siswa yang sebelumnya menjadi obyek, guru mendesain menjadi subyek dalam pembelajaran. Untuk mewujudkan hasil belajar matematika yang lebih baik, maka perlu desain pembelajaran yang inovatif. Desain pembelajaran yang inovatif yang dimaksud adlah menerapkan hasil pembelajaran Numbered Heads Togethar (NHT). Pembeljaran kooperatif model Numbered Heads Togethar (NHT) adalah merupakan model pembelajaran yang mengutamakan : •
Kerja sama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
•
Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, sedang dan rendah (kehetorogenan).
•
Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dan pada perorangan
1.3 Cara Pemecahan Masalah Agar masalah yang dikaji terfokus dan terarah, penulis membatasi masalah-masalah dalam penelitian adalah dengan menerapkan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) pada standar kompetensi : “menggunakan pengukur waktu dan panjang”, untuk siswa SD
3
Sukoharjo 01 Kelas I semester gasal tahun ajaran 2011-2012 dapat meningkat. Sebab dalam pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) adalah pembelajaran kooperatifmerupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi dalam kelompok-kelompokkecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk member kesempatan kepada sisw agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. Selain itu juga dapat mengembangkan ketrampilansosial siswa antara lain berbagi tugas, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan idea atau pendapat, bekerja dalam kelompok. Pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000 : 29)dengan 3 langkah yaitu : Pembentukan kelompok, diskusi masalah, tukar jawaban antar kelompok. Adapun manfaat pada pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) antara lain adalah : Rasa harga diri menjadi lebih tinggi, Konflik pribadi berkurang, Hasil pelajaran lebih tinggi, Pemahaman lebih tinggi. 1.4 Perumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah melalui penerapan pendekatan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa SDN Sukoharjo 01 Kelas I semester I kecamatan wedarijaksa, Kabupaten Pati tahun ajaran 2011-2012 dapat meningkat? 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian. Tujuan Penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa SDN Sukoharjo 01 Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati Kelas I Semester I dalam Pembelajaran Matematika melalui pendekatan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
4
1.5.1 Manfaat bagi siswa Rasa harga diri menjadi lebih tinggi, memperbaiki kehadiran, penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, perilaku mengganggu menjadi lebih kecil, konflik antar pribadi berkurang, pemahaman yang lebih mendalam, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi, hasil belajar lebih tinggi, Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan yang akan mewakili kelompoknya tersebut, sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. 1.5.2 Manfaat bagi guru -
memperoleh pengalaman dan mengatasi kesulitan pembelajaran
-
menemukan strategi dan model pembelajaran yang efektif dan efisien
-
lebih percaya diri karena dapat menemukan kelebihan dan kelemahan dalam pembelajaran
-
meningkatkan kemampuan mendesain dan melaksanakan pembelajaran yang bervariasi dan inovatif.
-
Meningkatkan motivasi mengajar
5