BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Dalam industri manufacture maupun jasa, aktivitas perencanaan dan
penjadwalan berjalan dengan baik dan lancar merupakan suatu hal yang sangat diharapkan oleh perusahaan. Hal tersebut mendorong perusahaan untuk meningkatkan potensi sumber daya dan memilih metode yang tepat untuk menyelesaikan suatu proyek agar mendapatkan hasil yang optimal serta waktu yang optimis (waktu yang cepat dan diharapkan, baik untuk pihak perusahaan maupun pihak owner). Kegiatan proyek dalam proses mencapai hasil akhirnya dibatasi oleh waktu dan biaya. Proyek bersifat dinamis, tidak rutin, multi kegiatan dengan intensitas yang berubah-ubah, serta memiliki siklus yang pendek, aktivitasnya ditentukan dengan jelas kapan dimulai dan kapan berakhir, serta adanya pembatasan dana untuk menjalankan aktivitas proyek tersebut. PT Nusantara Turbin dan Propulsi merupakan perusahaan mandiri sebagai anak perusahaan dari PT Dirgantara Indonesia yang bergerak dalam bidang rekayasa, perawatan, perbaikan dan overhaul sistem turbin gas dan rotating equipment terkemuka di Asia Tenggara. Salah satu produk yang dihasilkan oleh berupa jasa perbaikan ringan (repair), hot section inspection dan perbaikan berat (overhaul) mesin turbin untuk pesawat. Mesin turbin (Engine) pesawat adalah salah satu komponen utama dari pesawat terbang yang digunakan sebagai tenaga penggerak. Dengan peningkatan permintaan jasa perbaikan mesin turbin (Engine) pesawat maka PT Nusantara Turbin dan Propulsi dituntut agar produk dan jasa yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik, harga bersaing di pasaran serta selalu berusaha mengirimkan order kepada konsumen tepat pada waktunya. Dalam perbaikan sebuah Engine diperlukannya penjadwalan agar dapat terselesaikan dengan baik dan pengiriman kepada customer tepat pada waktunya.
1
Penjadwalan yang dilakukan di PT NTP menggunakan metode Master Production Schedule (MPS) sesuai dengan job order dari customer. Dalam pelaksanaannya, proses perbaikan engine seringkali mengalami hambatan. Aktivitas dalam proses perbaikan Engine juga dapat mempengaruhi efektifitas waktu penyelesaian perbaikan Engine pesawat di PT Nusantara Turbin dan Propulsi yang mengakibatkan waktu penyelesaian produksi (Turn Around Time) dan penjadwalan yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, sehingga menyebabkan penyerahan pekerjaan kepada pelanggan (customer) tertunda. Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut dengan menggabungkan 2 metode yaitu analisis network planning pada metode CPM (Critical Path Method) dan Root Cause Analysis (RCA). Metode CPM (Critical Path Method) digunakan untuk mengontrol dan mengkoordinasi berbagai kegiatan dalam suatu pekerjaan sehingga proyek dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang tepat dan juga dapat membantu perusahaan dalam mengadakan perencanaan dan pengendalian proyek dengan waktu dan biaya yang lebih efisien. Metode Root Cause Analysis (RCA) adalah sebuah kelas dari pemecahan masalah metode yang bertujuan untuk mengidentifikasi akar penyebab masalah atau peristiwa. Metode ini didasarkan pada keyakinan bahwa masalah-masalah yang terbaik dipecahkan dengan mencoba untuk memperbaiki atau menghilangkan akar penyebab, bukan hanya untuk segera mengatasi gejala yang jelas. Dengan mengarahkan langkahlangkah perbaikan pada akar permasalahan, diharapkan bahwa kemungkinan terulangnya masalah akan diperkecil. Perlunya menggunakan metode CPM (Critical Path Method) untuk menghemat waktu penyelesaian proyek perbaikan Engine yang mengalami hambatan dan delay, sedangkan Root Cause Analysis (RCA) mencari akar penyebab dari hambatan tersebut agar tepecahkan masalah di perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah indikator spesifikasi yang mempengaruhi menghambatnya proses aktivitas perbaikan Engine, bagaimana penjadwalan yang dilakukan perusahaan dalam penyelesaian pekerjaan proyek perbaikan Engine tipe CT7 pada PT Nusantara Turbin dan Propulsi saat ini, bagaimana penggunaan Critical Path Method dan
2
Root Cause Analysis dalam mengefektifkan waktu penyelesaian proyek perbaikan Engine tipe CT7 di PT Nusantara Turbin dan bagaimana hasil perbandingan metode yang digunakan saat ini dengan dengan metode Critical Path Method dan Root Cause Analysis, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh di perusahaan tersebut, dengan judul skripsi “ANALISIS PERBANDINGAN METODE PENJADWALAN PROYEK PERBAIKAN ENGINE TIPE CT7 PADA PT NUSANTARA TURBIN DAN PROPULSI”. Penelitian yang tepat sebaiknya dapat melihat dan mengamati penelitian dari sebelumnya untuk membantu dan membandingkan dalam penulisan sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya. Salah satu penjelasan dari beberapa penelitian terdahulu dapat dijelaskan mengenai CPM (Critical Path Method) dan Root Cause Analysis yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sugiyarto dkk (2013) pada “Analisis Network Planning dengan CPM (Critical Path Method) dalam Rangka Efisiensi Waktu dan Biaya Proyek”. Hasil analisis bahwa penjadwalan proyek pembangunan Kantor Kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan Kota Surakarta oleh CV. Catur Tunggal berdasarkan data time schedule bahwa penyelesaian proyek memerlukan waktu 150 hari. Total biaya proyek tersebut adalah Rp. 1.001.454.000,-. Sedangkan analisis penjadwalan dengan metode CPM, waktu penye-lesaian proyek tersebut adalah 135 hari. Penelitian dengan metode Root Couse Analysis, dilakukan oleh Izzhati dkk (2013) dalam ”Strategi Solusi Mahasiswa Mangkir dengan Pendekatan Root Couse Analysis”. Masalah dari penelitian ini penyebab dari akar permasalahan mahasiswa mangkir di Program Studi X, menganalisis persoalan mahasiswa mangkir, mencari solusi dari akar permasalahan (root couse analysis) untuk meminimalisasi mahasiswa mangkir di Program Studi X. Maka hasil penyebab mahasiswa mangkir di Program Studi “X” adalah bekerja 26,98%, motivasi 25,40%, ekonomi 22,22%, pindah 17,46%, regulasi 4,76%, lain-lain 3,18%. Adapun rangkuman posisi penelitian terdahulu dengan penelitian ini dapat ditunjukan dalam Tabel 1.1.
3
No
1
2
3
Peneliti
Wahjudi & Amelia, 2000
Tabel 1.1 Rangkuman posisi penelitian terdahulu dengan penelitian terkini Topik Metode Penelitian Hasil
Analisa Penjadwalan dan Biaya Perawatan Mesin Press untuk Pembentukan Kampas Rem
Metode Penjadwalan Preventive Maintenance : Mean Time to Failure (MTTF) dan Scheduled Maintenance
Yosika dan Shodiq, 2006
Rancang Bangun Prototipe Aplikasi Penjadwalan Perbaikan Kapan di CV Bahtera Indah
Metode Penjadwalan Preventive : Mean Flow Time Longest Processing Time
Triana & Sugiharto, 2007
Analisis Jaringan Kerja Untuk Mengukur Efisiensi Waktu Dan Biaya Pelaksanaan Proses Produksi: Studi Kasus Pada Perusahaan Mujur Jaya
Metode Critical Path Method Earliest Start Time (ES) dan Earliest Finish Time (EF)
4
Interval waktu perawatan dan total cost minimum. Dengan menggunakan scheduled maintenance, untuk penggantian komponen dengan biaya tidak terlalu besar maka dapat disimpulkan bahwa ekspektasi penghematan total cost perjam berkisar antara Rp. 72,60,sampai Rp. 231,11,- atau 35,07% sampai 90,73% dari total cost semula. Rentang waktu penggantian komponen mesin press untuk proses forming adalah antara 1126 – 1214 jam dan pada mesin press untuk proses hot forming adalah antara 1146-1245 jam. Hasil uji coba sistem penjadwalan perbaikan kapal pada setiap periode berbeda beda. Pada periode januari-februari metode penjadwalan yang terbaik adalah LPT, dengan hasil Makespan 56 hari dan MFT 22.8 hari, periode maret-april yang terbaik juga LPT dengan makespan 51 dan MFT 29,625 dari 3 kali percobaan, LPT yang terbaik. Bahwa metode LPT adalah metode penjadwalan yang tepat untuk diterapkan di CV Bahtera Indah karena kriteria pendukung yang diinginkan perusahaan adalah minimum makespan dan mean flow time. Ada dua jenis sohun yang diproduksi perusahaan yaitu sohun yang berwarna putih bersih dan sohun yang berwarna putih kebiruan, dua jenis sohun ini diproduksi sesuai dengan permintaan daerah tertentu. Hasil proses produksi diolah ke dalam diagram Network, ES dan EF. Dapat diketahui jumlah EF terakhir dari semua kegiatan dalam pembuatan sohun yaitu 167 menit, dimana waktu sebanyak 167 menit ini digunakan pada jalur kegiatan A, B, C, D, E, F, H, I, J, K, L, M, N yang merupakan jalur kritis atau jalur yang memakan waktu terpanjang dalam proses produksi.
No
4
5
6
Peneliti
Amran dan Ekadeputra, 2011
Yuniarto dkk, 2012
Izzhati dkk, 2013
Topik
Pengukuran Kepuasan Pelanggan Menggunakan Metode Kano Dan Root Cause Analysis (Studi Kasus PLN Tangerang)
Perbaikan pada Fishbone Diagram sebagai Root Cause Analysis Tool
Strategi Solusi Mahasiswa Mangkir dengan Pendekatan Root Couse Analysis
Metode Penelitian
Metode Kano dan Root Cause Analysis
Metode BayesFishbone
Metode Root Cause Analysis
5
Hasil Hasil yang diperoleh dari tingkat kepuasan pelanggan menggunakan model Kano diperoleh grade pada tiap atribut yaitu grade attractive sebagai permintaan penambahan daya dapat dilakukan secara online dengan tingkat kepuasan, pengaduan pelanggan dapat dilakukan melalui SMS center dengan tingkat kepuasan. Tingkat kepuasan pelanggan disimpulkan bahwa customer satisfaction index adalah sebesar 61.36% yang berarti tingkat kepuasan pelanggan cukup puas. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa metodologi bayes-fishbone yang dikembangkan terbukti telah valid mampu merepresentasikan kondisi probabilitas produk cacat sebenarnya pada case study company dengan presentase perbedaan nilai yang ditunjukkan antara model yang dikembangkan dengan kondisi actual yang besarnya tidak signifikan yaitu kurang dari 1 % (0,9597%). Dengan menerapkan metode contructive research approach, terbukti pula bahwa metodologi bayes-fishbone berhasil lolos weak-market test yang menunjukkan bahwa metodologi yang dikembangkan applicable pada case study company atau perusahaan lain yang sejenis characteristics dan production process nya. Penelitian ini membahas tentang permasalahan yang ingin dianalisis di Program Studi X mengenai permasalahan mahasiswa mangkir. Adapun dari hasil penelitian penyebab terjadinya permasalahan mangkir adalah alasan bekerja 26,98%, motivasi 25,40%, ekonomi 22,22%, pindah 17,46%, regulasi 4,76%, lainlain 3,18%. Dari hasil Root cause analysis sangat membantu dalam mengidentifkasi masalah-masalah yang timbul sehingga dapat menemukan solusi/strategi masalah mahasiswa mangkir yang terjadi dengan di imbangi tata kelola/manajemen yang terintegrasi.
No
7
8
9
10
Peneliti
Sugiyarto dkk, 2013
Soesetyo dan Bendatu, 2014
Topik
Metode Penelitian
Analisis Network Planning dengan CPM (Critical Path Method) dalam Rangka Efisiensi Waktu dan Biaya Proyek
Metode CPM (Critical Path Method) dan Kurva S
Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia
Metode Mean Time To Failure (MTTF) dan Mean Time To Repair (MTTR)
Zahedi dkk, 2014
Model Integrasi Penjadwalan Produksi Batch dan Penjadwalan Perawatan dengan Kendala Due Date
Metode Penjadwalan Batch dan Preventive Maintenance
Penelitian ini
Analisis Perbandingan Metode Penjadwalan Proyek Perbaikan Engine Tipe CT7 pada PT Nusantara Turbin Propulsi
Metode Critical Path Method (CPM) dan Root Cause Analysis
Hasil Proyek yang ditinjau dalam penelitian ini adalah Proyek Pembangunan Kantor Kelurahan Kerten Kecamatan Laweyan Kota Surakarta yang dikerjakan oleh CV. Catur Tunggal dengan nilai kontrak Rp. 1.001.454.000,- dan waktu pelaksanaan 150 hari kalender. Dengan penggunaan metode CPM ini menghasilkan satu jalur kritis dengan 18 kegiatan dan dua kurva S yaitu untuk jadwal kegiatan paling awal dan paling lambat. Hasil perhitungan dengan metode CPM membutuhkan waktu 135 hari dengan biaya Rp. 979.239.000,- dan menghemat waktu penyelesaian proyek 15 hari (10%) dan biaya sebesar Rp. 22.215.000,-. Data yang sudah diperoleh akan dihitung dan dianalisa mengenai MTTF ,availability dan reability dari mesin pellet dan komponen kritis. Hasil perhitungan dan analisa tersebut akan digunakan untuk menghitung total biaya minimum, dimana dari hasil perhitungan tersebut dapat menunjukan interval waktu predictive maintenance yang optimal dari total biaya perawatan. Hasil penelitian menunjukkan tiga hal penting, yaitu, pertama, urutan batch optimal selalu mengikuti SPT (short processing time). Kedua adalah variasi biaya satuan perawatan preventif tidak mengubah urutan batch. Ketiga adalah panjang production run pertama dari awal waktu produksi lebih kecil dari panjang production run berikutnya dan begitu seterusnya sampai waktu due date. Model SISS mengintegrasikan penjadwalan batch dan penjadwalan preventive maintenance dengan kriteria minimisasi biaya simpan, biaya setup dan biaya perawatan preventif (preventive maintenance/). Model ini mengasumsikan tidak ada part yang nonconforming selama suatu planning horizon. Hasil yang diharapkan dapat mengetahui menentukan indikator spesifikasi apa saja yang mempengaruhi terhambatnya proses perbaikan Engine tipe CT7, mengetahui penjadwalan yang dilakukan perusahaan dalam penyelesaian pekerjaan proyek perbaikan Engine tipe CT7, menentukan waktu penyelesaian proyek perbaikan Engine tipe CT7 dengan menggunakan CPM dan RCA, melakukan explorasi dari metode yang digunakan perusahaan saat ini dengan CPM dan RCA.
(Sumber : Dari berbagai penelitian terdahulu)
6
1.2
Perumusan Masalah Perumusan masalah memberikan kejelasan masalah yang diteliti
berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, sehingga rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut : 1. Indikator spesifikasi apa saja yang yang mempengaruhi terhambatnya proses aktivitas perbaikan Engine tipe CT7 di PT Nusantara Turbin dan Propulsi ? 2. Bagaimana penjadwalan yang dilakukan perusahaan dalam penyelesaian pekerjaan proyek perbaikan Engine tipe CT7 pada PT Nusantara Turbin dan Propulsi saat ini? 3. Bagaimana penggunaan Critical Path Method dan Root Cause Analysis dalam mengefektifkan waktu penyelesaian proyek perbaikan Engine tipe CT7 di PT Nusantara Turbin dan Propulsi? 4. Bagaimana hasil perbandingan metode yang digunakan saat ini dengan metode Critical Path Method dan Root Cause Analysis?
1.3
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian di PT Nusantara
Turbin dan Propulsi adalah sebagai berikut : 1. Menentukan
indikator
spesifikasi
apa
saja
yang
mempengaruhi
terhambatnya proses aktivitas perbaikan Engine tipe CT7 di PT Nusantara Turbin dan Propulsi. 2. Mengetahui penjadwalan yang dilakukan perusahaan dalam penyelesaian pekerjaan proyek perbaikan Engine tipe CT7 pada PT Nusantara Turbin dan Propulsi saat ini.
7
3. Menentukan waktu penyelesaian proyek perbaikan Engine tipe CT7 dengan menggunakan Critical Path Method dan Root Cause Analysis di PT Nusantara Turbin dan Propulsi. 4. Melakukan explorasi dari metode yang digunakan perusahaan saat ini dengan Critical Path Method dan Root Cause Analysis.
1.4
Pembatasan Masalah Pembatasan
masalah
dilakukan
agar
pembahasan
tidak
terjadi
penyimpangan dari tujuan penelitan, adapun batasan masalah dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Penelitian dilakukan di departemen PPIC PT Nusantara Turbin dan Propulsi dengan melakukan observasi serta wawancara. 2. Data-data yang diambil untuk pengumpulan data berdasarkan tahun 2014. 3. Aktivitas proses perbaikan Engine hanya pada kriteria tipe CT7 serta membandingkan 3 customer pada PT Dirgantara Indonesia, Tentera Udara Diraja Malaysia dan TNI Angkatan Udara. 4. Ruang lingkup Engine yang diteliti hanya pada Hot Section Inspection dan Overhaul, karena Repair bersifat unconditional. 5. Asumsi dasar menggunakan metode Critical Path Method rangkaian kegiatan yang dilakukan adalah sekuensial dan bersifat deterministik. 6. Penelitian pada proses perbaikan Engine hanya fokus pada waktu.
8
1.5
Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, serta sistematika penulisan sebagai acuan mengapa penelitian ini penting dilakukan.
BAB II STUDI LITERATUR Berisi teori-teori yang menjadi pedoman dari penelitian ini dan berkaitan dengan permasalahan mengenai penjadwalan proses aktivitas perbaikan Engine dengan menggunakan metode Critical Path Method dan Root Cause Analysis. Studi literatur yang digunakan bertujuan untuk menguatkan metode yang dipakai untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang langkah-langkah penelitian dari awal sampai akhir yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah dan mendapatkan solusi melalui pendekatan dan model masalah yang sesuai dengan studi literatur.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini berisi data hasil pengamatan, wawancara yang diperoleh dari observasi yang pada akhirnya akan digunakan sebagai dasar pengolahan data dengan langkah-langkah yang telah ditentukan.
9
BAB V ANALISIS Bab ini membahasan analisis hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan, yang disesuaikan dengan studi literatur yang digunakan sebagai landasan dalam pemecahan masalah.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan. Kesimpulan dan saran bertujuan untuk memberikan masukan dan manfaat penelitian mengenai penjadwalan proyel perbaikan Engine CT7 di PT Nusantara Turbin dan Propulsi.
10