BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Media merupakan suatu alat komunikasi atau perantara yang memiliki tujuan untuk menyampaikan sebuah pesan. Terdapat beberapa jenis dari media komunikasi seperti media periklanan, media pembelajaran, media permainan dan lain sebagainya yang dapat dikemas kedalam sebuah media. Perkembangan media memiliki perkembangan yang sangat pesat sekarang ini, didukung dengan sumber daya manusia yang jauh lebih kreatif. Penggunaan sebuah media perlu dipertimbangkan sesuai fungsi yang jelas, agar pesan yang disampaikan dapat dikomunikasikan dan diterima dengan baik kepada sasaran. Salah satu jenis media adalah media periklanan. Media iklan merupakan alat atau sarana komunikasi yang telah didesain agar lebih komunikatif, mudah dicerna, dan mudah diingat yang memuat pesan verbal maupun visual. Dalam Kamus Pusat Bahasa Indonesia (2008) “media memiliki makna penghubung yang terletak diantara dua pihak yaitu orang dan golongan”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media merupakan sebuah alat komunikasi atau perantara dengan tujuan untuk menyampaikan pesan, dari pengirim pesan kepada penerima pesan yaitu khalayak sasaran. Sedangkan iklan menurut Liliweri (2011)1 Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk mempersuasi para pendengar, pemirsa dan pembaca agar mereka memutuskan untuk melakukan tindakan tertentu. Terdapat beberapa jenis media iklan, pembagian jenis media iklan ini disesuaikan dengan proses pembuatannya, media, ataupun penempatannya. Adapun beberapa jenis media iklan yaitu : a. Media Luar Ruang b. Media Cetak c. Media Dalam Ruang 1
Liliweri, Alo. 2011.Komunikasi Serba Ada Serba Makna Jakarta: Kencana
1
d. Media Siar dan media Internet Media Periklanan di Indonesia semakin banyak jumlahnya dalam menyiarkan pesan informasi mengenai produk atau jasa yang ditawarkan beberapa perusahaan seiring perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin maju. Dalam melakukan iklan para perusahaan menggunakan beberapa media seperti koran, majalah, televisi, radio, internet dan sebagainya. Namun, sejumlah perusahaan terkadang lebih memilih menggunakan media iklan luar ruang dalam beriklan seperti spanduk, bailho, ataupun poster. Publikasi luar ruang diminati para perusaahaan dalam memasang iklan dikarenakan harga iklan relatif jauh lebih murah, dapat menginformasikan serta memperkenalkan produk atau jasa baru dari perusahaan, memiliki audience yang heterogen karena memiliki target utama yaitu pengguna jalan raya, serta waktu pemasangan iklan yang relatif lama. Media luar ruang merupakan salah satu jenis media periklanan yang dipasang atau diletakkan di lokasi terbuka seperti di pusat keramaian, di jalan raya, dan di tempat publik lainnya. Media luar ruang ini memiliki keuntungan dengan target audiencenya yang heterogen sehingga dapat banyak menjaring massa. Sedangkan menurut pakar ahli. Fandy Tjiptono (2008:243)2 “Media Luar ruangan adalah media yang berukuran besar dipasang ditempat-tempat terbuka seperti dipinggir jalan, dipusat keramaian atau tempat-tempat khusus lainnya, seperti di dalam bus kota, gedung, pagar tembok dan sebagainya.” Namun, Menurut Sigit Santosa (2009:168) “Media Luar ruangan adalah semua iklan yang menjangkau konsumen ketika mereka sedang berada di luar rumah atau kantor. Media luar ruangan membujuk konsumen ketika mereka sedang di tempat-tempat umum, dalam perjalanan, dalam ruang tunggu, juga di tempat-tempat terjadi “transaksi”.3 Salah satu jenis media luar ruang adalah spanduk atau biasa disebut banner. Spanduk merupakan salah satu media iklan di luar ruangan yang banyak digunakan perusahaan dalam mengiklankan produk atau jasa mereka karena 2
Fandy Tjiptono (2008:243). [http://iklanluarruang.blogspot.com/]
3
Sigit Santosa (2009:168) dalam buku Creative Advertising
2
murah, mudah digunakan, tahan terhadap cuaca dan dapat digunakan maksimal. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak spanduk menghiasi berbagai sudut kota. Spanduk tersebut pada awalnya bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat. Namun, faktanya dari berbagai spanduk yang ada, terdapat beberapa kendala. Beberapa spanduk seringkali dibuat tidak berdasarkan prinsip desain serta tidak memperhatikan lokasi penempatannya dengan benar. Pada kota Bandung, Dinas Pemakaman dan Pertamanan hanya memiliki 46 titik tiang untuk pemasangan spanduk, jumlah itu sangat sedikit jika dibandingkan permohonan izin pemasangan spanduk di Kota Bandung dan pihak Dinas Pemakaman dan Pertamanan tidak akan menambah jumlah tiang pemasangan spanduk.
No
Jenis Reklame
Jumlah total ( Buah )
1
Reklame Papan ( Papan Identitas Perusahaan )
2.309
2
Reklame Papan ( Dipasang pada tanah Pemda )
380
3
Reklame sinar ( Papan Identitas Perusahaan )
410
4
Reklame Sinar ( Dipasang pada tanah Pemda )
61
5
Reklame Kendaraan
60
6
Papan, Spanduk, Umbul – Umbul, Banner, Balon
87.904
Udara ( Insidentil ) 7
Timplet ( Insidentil )
-
8
Poster ( Insidentil )
-
Jumlah Total
91.124
Tabel 1.1 Jumlah Media Promosi / Media Luar Ruang di Kota Bandung tahun 2007 ( Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung 2015 )
Pemasangan Spanduk juga harus melaporkan kepada dinas terkait yaitu Dinas Pemakaman dan Pertamanan untuk hal itu dilakukan agar spanduk dapat terpasang sesuai peruntukannya dan sesuai dengan aturan yang sudah ada. Dampak negatif dari pemasangan spanduk liar adalah merusaknya tatanan kota yang ada, membuat pemandangan menjadi terganggu karena banyak spanduk yang melintang di jalanan, Membuat plang penunjuk jalan tertutup, dan membuat banyak sampah yang dihasilkan dari bekas spanduk. Berdasarkan dampak yang
3
dijelaskan maka Dinas yang terkait dalam masalah ini adalah Dinas Satuan Polisi Pamong Praja yang memiliki hak untuk menertibkan spanduk yang terpasang secara liar. Spanduk yang dikatakan liar adalah pertama tidak berizin dan tidak membayar pajak, kedua berizin dan membayar pajak namun penempatannya salah atau tidak sesuai, ketiga masa pajak dan izinnya sudah habis, hal ini disampaikan oleh Bapak Rochmat selaku anggota Satuan Polisi Pamong Praja kota Bandung. Banyak ditemukan spanduk dilapangan yang terpasang secara liar, pihak Satuan Polisi Pamong Praja selalu rutin melaksanakan patroli dan penertiban dengan jadwal dua kali dalam seminggu, patroli dan penertiban ini juga bekerjasama dengan instasi terkait seperti Dinas Pemakaman dan Pertamanan.
No
Pajak Daerah
Target
Realisasi
Persentase
1
Pajak Hotel
78.000.000.000
87.611.335.427
112,32%
2
Pajak Restoran
73.300.000.000
73.573.789.261
100,37%
3
Pajak Hiburan
25.000.000.000
26.747.603.927
106,9%
4
Pajak Reklame
13.000.000.000
11.619.090.321
89,38%
5
Pajak Penerangan
96.000.000.000
96.946.622.459
100,98%
6.500.000.000
5.883.398.558
90,51%
Jalan
6
Pajak Parkir
Tabel 1.2 Sumber Pajak Daerah Kota Bandung Tahun Anggaran 2010 di Kota Bandung ( Sumber : Dinas Pajak kota Bandung 2015 )
Gambar 1.1 Suasana Penertiban Spanduk Liar ( Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja 2015 )
4
Dalam Penertibannya Satuan Polisi Pamong Praja mengerahkan sekitar 510 orang yang dibagi kedalam dua kawasan kerja, hal ini dibuat agar penertiban lebih merata dan maksimal. Dalam melakukan penertiban spanduk liar Satuan Polisi Pamong Praja menggunakan alat berupa arit yang disambungkan dengan sebilah bambu. Hal itu bertujuan agar saat penertiban dapat meraih spanduk yang diletakkan di ketinggian. Namun dalam pelaksanaannya alat ini masih belum dapat berfungsi maksimal pertama dalam efisiensi peletakan, penyimpanan, dan saat dibawa Alat ini berukuran besar dan memiliki ujung yang tajam sehingga membahayakan dan pada saat dibawa dari kantor ke lokasi penertiban posisi alat akan keluar dari bak truk pengangkut. Menurut Bapak Rohmat, alat ini masih bersifat konvensional dan masih kurang nyaman saat digunakan, perawatan juga harus dilakukan seperti mengasah mata pisau agar tetap tajam, serta saat digunak jika salah satu ujung telah terpotong maka ujung spanduk lainnya harus ditarik agar alat bisa memotong tali karena jika posisi tali kendor alat tidak akan bisa memotong tali pengikat. Selain kendala diatas alat tersebut masih sangat susah memotong media kawat, karena sekarang pemasang spanduk lebih banyak menggunakan awat agar lebih susah saat ditertibkan.
Gambar 1.2 Sarana dan Peralatan Penertiban Spanduk Liar ( Sumber : Data Penulis 2015 )
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian mengenai Perancangan Sarana Penataan Spanduk untuk meminimalisir Spanduk Liar di Jalan Raya dianggap penting dan perlu diangkat.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan dari penjelasan latar belakang diatas, berikut merupakan beberapa permasalahan yang teridentifikasi :
5
A. Jumlah media promosi spanduk akan semakin bertambah penggunaannya. Dengan jumlah yang akan bertambah, maka akan ada dampak positif dan negatif bagi Masyarakat. B. Beberapa spanduk yang ada di jalanan merusak tata kota yang ada, hal itu dikarenakan pemasangan tidak dilakukan di tempat atau di sarana yang sudah disediakan Pemerintah Kota Bandung. Sehingga akhirnya spanduk dipasang secara liar dan banyak ditempatkan pada fasilitas umum seperti bahu jalan, jembatan penyebrangan, diikat pada tiang listrik, pohon dan tidak memiliki izin atau masa izinnya sudah berakhir. C. Dinas Pemakaman dan Pertamanan hanya memiliki 46 titik tiang pemasangan spanduk dan tidak akan ditambah kembali jumlah sarana tersebut, jumlah yang sedikit dibandingkan dengan jumlah permohonan izin pemasangan spanduk liar. D. Dinas Satuan Polisi Pamong Praja merupakan instansi yang memiliki wewenang dalam melakukan patrol dan penertiban terhadap spanduk liar. E. Satuan Polisi Pamong Praja dalam melakukan penertiban mengalami beberapa kendala dengan peralatan yang ada, mereka hanya memiliki alat yang masih sederhana dan berukuran sangat besar sehingga kurang optimal dalam melaksanakan penertiban.
1.3 Rumusan Masalah Adapun Perumusan masalah yang dihadapi penuslis adalah sebagai berikut : a. Permasalahan apa yang terjadi dalam aktivitas Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dalam menertibkan spanduk liar ? b. Faktor apa saja yang mempengaruhi adanya permasalahan yang terjadi pada kegiatan penertiban spanduk liar ? c. Solusi apakah yang dapat menyelesaikan masalah dalam aktivitas penertiban spanduk liar ?
6
d. Alat atau sarana seperti apakah yang dapat membantu Dinas Satuan Polisi Pamong praja agar dapat lebih efektif saat melakukan patroli dan penertiban spanduk liar ?
1.4 Batasan Masalah Adapun
batasan
masalah
dalam
penelitian
perancangan
sarana
meminimalisir spanduk liar di kota Bandung akan dibagi menjadi dua bagian, pada bagaian pertama ini adalah permasalahan mengenai aktivitas atau kegiatan penertiban spanduk liar yang dilakukan dinas pemerintah kota Bandung yang terkait yaitu Satuan Polisi Pamong Praja Bandung ( Satpol PP Bandung ), dalam hal ini adalah kegiatan penertiban spanduk liar yang dilakukan satpol PP di daerah kota Bandung dengan malakukan objek studi kasus dalam permasalahan ini yaitu pada kantor Satuan Polisi Pamong Praja kota Bandung yang beralamatkan di Jl.R.E. Martanegara No. 4 Bandung. Batasan masalah yang kedua adalah sebuah solusi yang dipakai mengenai sebuah produk berupa peralatan dan perlengkapan yang berguna sebagai fasilitas untuk memudahkan Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dalam meminimalisir spanduk liar dan menegakkan peraturan daerah kota Bandung mengenai penyelenggaraan spanduk. Pada perancangan ini penyelesaian masalah berupa produk ataupun fasilitas akan disesuaikan dengan aspek desain yang ada pada bidang keilmuan desain produk seperti aspek fungsi, aspek operasional, aspek material, dan aspek ergonomi.
1.5 Tujuan Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus : 1.5.1
Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari penelitian mengenai perancangan sarana
meminimalisir spanduk liar ini adalah untuk mengetehaui solusi seperti apakah yang dapat dilakukan dalam kegiatan dinas Satpol PP Bandung meminimalisir spanduk liar. Sehingga peneliti dapat menemukan solusi tersebut dan dapat
7
diaplikasikan sebagai fasilitas berupa peralatan dan perlengkapan meminimalisir spanduk liar untuk memudahkan para anggota Dinas Satuan Polisi Pamong Praja agar lebih efektif dan efisien dalam melakukan aktivitas tersebut dikarenakan jumlah penggunaan spanduk yang sangat meningkat.
1.5.2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus mengenai permasalahan pada Satuan Polisi Pamong Praja kota Bandung dalam melakukan aktivitas penertiban spanduk liar, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui permasalahan dan factor yang ada pada Dinas Satuan Polisi Pamong Praja kota Bandung dalam aktivitas meminimalisir spanduk liar. 2. Memperoleh sebuah pemecahan masalah atau solusi terhadap permasalahan meminimalisir spanduk liar. 3. Merancang sarana atau produk yang dapat memudahkan menyelesaikan permasalahan pada kegiatan meminimalisir spanduk liar.
1.6 Manfaat Dari
pembuatan
perancangan
ini
penulis
mengharapakan
dapat
memberikan manfaat bagi mahasiswa, lembaga pendidikan, dan masyarakat pengguna. Berbagai manfaat yang diharapkan adalah : 1. Bagi Mahasiswa : a. Merupakan proses belajar secara nyata dalam mengembangkan, memodifikasi, dan menciptakan suatu alat maupun sistem yang bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. b. Sarana dalam menerapkan ilmu yang didapat selama dibangku kuliah untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). c.
Membangkitkan
minat
dalam
mengamati,
mempelajari,
dan
mengembangkan alat maupun sistem tersebut.
8
2. Bagi Program Studi Desain Produk a. Sebagai aplikasi nyata dibidang pengembangan rekayasa teknologi dan desain. b. Sebagai wujud partisipasi yang positif terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna. 3. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat khususnya para pengguna jalan raya, Sarana Penataan Spanduk untuk meminimalisir Spanduk Liar di Jalan Raya ini dapat diaplikasikan secara langsung dan maksimal di areal jalan raya sehingga tidak menggangu aktifitas di jalan raya serta keindahan tata kota.
1.7 Metode Penelitian Dalam penelitian dan perancangan sarana penertiban spanduk liar di jalan raya dengan studi kasus pada Dinas Satuan Polisi Pamong Praja kota Bandung ini menggunakan beberapa jenis metode penelitian untuk menyelesaikan masalah yang ditemukan pada penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data pustaka, literatur, wawancara, survey dan dokumentasi. Dimana pada metode ini melakukan pengumpulan data, peneliti akan mengumpulkan berbagai data dari berbagai sumber terkait sebagai materi awal atau landasan untuk penelitian ini, kemudian data yang telah didapat akan dibuaa berbagai kemungkinan – kemungkinan solusi untuk memyelesaikan atau menanggulangi permasalahan atau fenomena yang dibahas pada penelitian ini. Setelah data dari berbagai sumber terkait didapat oleh peneliti yang diperoleh dari survey,wawancara,dan studi kasus beserta dengan kemungkinan – kemungkinan solusi yang ada maka peneliti akan melanjutkan dengan metode penelitian eksperimen atau percobaan,yang dimana pada metode ini akan digunakan sebagai acuan untuk menyelesaikan berbagai kemungkinan – kemungkinan solusi yang ada pada fenomena tersebut yang akan diterapkan untuk mengatasi permasalahan yang diangkat pada penelitian ini. Pada metode ini hasil penelitian atau eksperimen merupakan proses dalam perancangan sarana atau alat.
9
1.7.1 Metode Pnegumpulan Data Pada proses pengumpulan data pustaka,literatur,wawancara,survey dan dokumentasi metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dimana dikenal juga dengan pengumpulan data secara kualitatif dan kuantitatif.
Metode
deskriptif sendiri merupakan sebuah metode yang banyak digunakan untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penggunaan metode deskriptif pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran secara nyata terhadap fenomena yang diangkat. Pada metode penelitian secara deskriptif ini akan menggunakan beberapa teknik untuk mendapatkan data,fakta,fenomena dan informasi yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian diantaranya teknik survei dan kepustakaan atau dokumenter. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keteranganketerangan secara factual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daera. Metode survey membedah dan menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung. Teknik survei dapat dilakukan dengan cara wawancara, observasi, pembagian kuisoner, serta mencari data dan informasi yang valid baik dari narasumber terkait,para ahli, buku, jurnal, berita, maupun berbagai dokumentasi lapangan. 1.7.2 Metode Analisa Data Pada proses selanjutnya yaitu proses perancangan maka metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen atau percobaan. Dimana teknik yang paling efektif dan efisien untuk digunakan pada proses ini adalah teknik comparative experiment. Eksperimen sendiri merupakan sebuah kegiatan observasi di bawah kondisi buatan ( artificial condition ) di mana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti. Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk
10
menyelidiki ada – tidaknya hubungan sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab – akibat tersebut dengan memberikan perlakuan – perlakuan tertentu pada objek eksperimental dan menyediakan kontrol untuk perbandingan. Berbagai eksperimen dan percobaan dilakukan untuk menguji hipotesis serta untuk menemukan hubungan – hubungan kausal yang baru. Eksperimen atau percobaan bukanlah merupakan titik akhir atau tujuan yang diinginkan dalam penelitian. Percobaan hanya merupakan suatu cara untuk mencapai tujuan, karena itu sering kali ada kritik – kritik dan saran terhadap metode eksperimen yang telah dilakukan. Dengan metode eksperimen ini maka akan menghasilkan berbagai macam hipotesa dan kemungkinan tentang hasil akhir dari proses perancangan sarana meminimalisir spanduk liar di jalan raya dengan studi kasus pada kota Bandung dari hasil metode penelitian deskriptif dan analisanya pada tahap sebelumnya.
1.8 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian
perancangan sarana meminimalisir
spanduk liar di jalan raya dengan studi kasus pada kota Bandung ini akan memiliki urutan sebagai berikut : Bab I berupa pendahuluan yang akan memaparkan gambaran pelaksanaan penelitian tentang perancangan sarana meminimalisir spanduk liar di jalan raya dengan studi kasus pada kota Bandung Bab II merupakan pengamatan dan tinjauan pustaka yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang valid dan mendukung proses penelitian perancangan sarana meminimalisir spanduk liar di jalan raya dengan studi kasus pada kota Bandung. Bab III akan menyajikan berbagai data dan tinjauan lapangan yang mendukung data – data yang ada pada tinjauan pustaka. Bab IV, pada bab ini akan dijelaskan mengenai proses perancangan dan proses desain yang ditinjau dari berbagai aspek dan unsur – unsur desain yang terkait dengan perancangan sarana meminimalisir spanduk liar di jalan. Bab V, merupakan hasil akhir dan kesimpulan dari pelaksaan kegiatan penelitian tentang perancangan sarana meminimalisir spanduk liar di jalan raya dengan studi
11
kasus pada kota Bandung serta saran yang akan menunjang kegiatan penelitian selanjutnya. 1.9 Kerangka Berfikir Perkembangan kawasan perdagangan memicu kompetensi dalam merangkul konsumen sebanyak-banyaknya, menjadikan reklame layar ( spanduk ) sebagai alat media promosi mulai muncul pada kawasan-kawasan berkembang, terutama kawasan komersial jasa dan perdagangan. Fenomena ini juga berkembang di Kota Bandung,dimana jalanan kota Bandung
yang difungsikan sebagai kawasan
komersial jasa dan perdagangan memiliki potensi berkembangnya media promosi berupa reklame layar / spanduk yang cukup banyak dan bervariasi. Dengan semakin banyaknya perusahaan menggunakan media reklame layar sebagai alat promosi menyebabkan pemasangan cenderung mangabaikan keselamatan dan keindahan kota secara keseluruhan. Untuk dapat mengevaluasi keberadaan reklame di kota Bandung hal yang pertama dilakukan adalah mengidentifikasi terhadap kondisi potensi dan permasalahan yang ada di sepanjang jalan kota Bandung yang meliputi kajian terhadap kondisi fisik, lingkungan, lanskep bangunan dan aktivitas yang ada di wilayah studi. Selanjutnya menganalisis persepsi masyarakat yang ada di sekitar dan yang beraktivitas di koridorjalanan kota Bandung. Pengkajian dan identifikasi potensi dan masalah menjadi dasar dalam penjaringan persepsi masyarakat sekitar atau konsumen dari kebeadaan reklame layar di wilayah studi. Tahap selanjutnya adalah menganalisis persepsi perusahaan periklanan (biro iklan) dalam menentukan kriteria-kriteria pemasangan reklame, hambatan-hambatan, keluhan serta solusi terhadap permasalahan pemasangan reklame yang sudah berjalan di sepanjang jalan Slamet Riyadi. Hasil kajian persepsi ini berupa evaluasi secara keseluruhan mengenai keberadaan reklame. Selain melihat persepsi pemasangan reklame layar menurut masyarakat dan biro iklan,juga akan dikaji mengenai pengelolaan reklame layar secara keseluruhan. Seperti diketahui,di Kota Bandung pengelolaan reklame dilakukan oleh beberapa instansi, Pada hal ini terdapat kepentingan dan kebijakan dari
12
masing-masing instansi dalam mengoptimalkan pemanfaatan reklame sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun terhadap pertimbangan teknis dalam pemasangan reklame tentu akan berbeda pula, upaya pengembangan tersebut merupakan upaya pengembangan prioritas atau yang dipandang perlu dan dapat menjadi langkah pertama bagi kelanjutan langkah langkah selanjutnya. Hal tersebut
perlu
dilakukan
mengingat
terdapat
keterbatasan
keterbatasan
kemampuan dari pihak pengelola yaitu dinas-dinas pemerintah terkait. Persepsi masyarakat dan potensi dan kendala fisik koridor jalan di Kota Bandung menjadi dasar pemasangan reklame yang kemudian di crosschek-kan terhadap ketentuan pemerintah terhadap kriteria yang menjadi pertimbangan teknis oleh masing-masing dinas atau instansi untuk menghasilkan rekomendasi pemasangan reklame sebagai media luar ruangan yang efektif serta pengelolaan bagi pemanfaatan reklame sebagai alternatif sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
13
Bagan 1.3 Kerangka Berfikir
14