BAB I LATAR BELAKANG 1.1.Latar Belakang Bisnis Makanan Pendamping ASI Berkembangnya industri makanan di Indonesia ditandai oleh meningkatnya jumlah pengusaha di bidang kuliner. Tidak hanya pengusaha yang berasal dari Indonesia, tetapi jumlah investor asing juga meningkat. Menurut Adhi Lukman dalam artikel yang ditulis oleh Supriyadi (2014), ada beberapa faktor yang menjadi daya tarik investasi di Indonesia yaitu stabilitas politik yang membaik, momentum pertumbuhan ekonomi yang terjaga di atas 5 persen, jumlah populasi yang tinggi dan terus bertambah, serta lalu lintas barang dan jasa yang semakin bebas di era Masyarakat Ekonomi Asean 2015. Jumlah investor yang meningkat pesat dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat modern yang berbeda dengan masyarakat terdahulu. Masyarakat modern cenderung hidup konsumtif, menuntut semua serba cepat bahkan terkadang tertarik mencoba dan membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan. Begitu juga dengan aktivitas makan, masyarakat modern lebih senang membeli makanan di luar dibandingkan dengan memasak sendiri di rumah. Sompotan (2012) dalam Okezone menguraikan beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat Indonesia lebih menyukai makanan di luar rumah yaitu budaya masyarakat yang kurang peduli untuk membuat masakan di rumah dan proses penyajian makanan luar rumah yang lebih memikat.
1
Peluang bisnis pada industri makanan menarik para pengusaha untuk berbisnis dengan melayani niche market dengan menyediakan produk makanan pendamping ASI. Tidak hanya produk makanan bayi instan, bisnis makanan bayi homemade juga mulai bermunculan. Pada sebuah artikel yang ditulis oleh Anonim (2012), Aria menyatakan bahwa makanan pendamping air susu ibu lokal (yang disiapkan di rumah tangga) jarang diamati keamanannya dari kontaminasi. Makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan anak mengalami diare. Lebih lanjut ia mengungkapkan, penyebab makanan pendamping air susu ibu terkontaminasi bakteri escherichia coli adalah menyajikan makanan dengan tenggang waktu cukup lama setelah dimasak, memasak dengan suhu rendah, serta penyimpanan makanan diluar kulkas. Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di negara berkembang, termasuk Indonesia. Diare juga menjadi penyebab kematian tertinggi pada anak usia di bawah lima tahun (Anonim, 2015). Masalah kesehatan lain yang belum ditangani dengan baik adalah gizi buruk pada anak yang disebabkan oleh masalah kesejahteraan sosial. Dinas Kesehatan DIY (2012) mencatat prevalensi balita dengan status gizi buruk sebesar 0,68 persen (menurun dibanding tahun 2010 sebesar 0,7 persen) dan status gizi kurang sebesar 9,60 persen (menurun dibanding tahun 2010 sebesar 10,61 persen).
2
Gambar 1.1. Prevalensi Balita Gizi Buruk Provinsi DIY Tahun 2009-2011 Berdasarkan fakta-fakta tersebut, penulis berencana membuat usaha katering makanan bayi. Selain belum banyak pemain di industri ini, usaha ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan gizi anak. 1.2.Lingkungan Eksternal Perusahaan Demi keberlangsungan hidup suatu perusahaan, perlu dilakukan analisis lingkungan eksternal agar perusahaan siap menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi. Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui hambatan apa yang akan dihadapi dan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan. Dengan mengetahui hambatan dan peluang yang ada, perusahaan dapat mengambil keputusan strategis dengan cepat dan tepat.
3
Terjadi peningkatan jumlah kelahiran bayi di Indonesia. Pada tahun 2010 angka kelahiran bayi di Indonesia meningkat dari 2,41 persen menjadi 2,6 persen pada tahun 2012 , sedangkan di Provinsi D.I. Yogyakarta pada tahun 2010 sebesar 1,92 persen menjadi 2,10 persen pada tahun 2012. Berbeda dengan kenaikan angka kelahiran bayi, jumlah perempuan yang bekerja di Indonesia mengalami penurunan dari 230.646 orang pada tahun 2012 menjadi 211.914 orang pada tahun 2013, namun untuk wilayah D.I. Yogyakarta mengalami peningkatan dari 1078 orang di tahun 2012 menjadi 4390 orang pada tahun 2013 (BPS). Angka-angka tersebut mengindikasikan bahwa kebutuhan makanan pendamping ASI (baik lokal ataupun instan) meningkat. Baby Meal bukan merupakan pemain baru dalam usaha katering makanan pendamping ASI. Terdapat pemain yang telah lebih dulu memasuki bisnis serupa misalnya Bebiluck dan Bubur Bayi Sehat Karima. BebiLuck hadir di Yogyakarta melalui sistem franchise, disamping itu juga ada Bubur Bayi Sehat Karima yang sudah memiliki lima outlet di Yogyakarta. Nama-nama yang disebutkan di atas merupakan pesaing langsung karena menawarkan produk yang sama dengan produk Baby Meal. Selain katering, terdapat perusahaan-perusahaan besar yang menawarkan produk bubur bayi instan seperti Milna, Sun, Cerelac dan masih banyak lainnya. Produk bubur bayi instan juga merupakan pesaing Baby Meal karena dapat menjadi alternatif para ibu ketika tidak sempat membuat makanan pendamping ASI sendiri. Keunggulan produk bayi instan antara lain sangat mudah dijangkau oleh pelanggan, disamping itu bubur instan buatan pabrik menawarkan lebih banyak variasi rasa serta kemudahan dalam
4
penyajiannya sehingga hal ini menjadi ancaman bagi Baby Meal dalam menghadapi persaingan. Di sisi lain, kebijakan-kebijakan pemerintah misalnya mengenai subsidi bahan bakar minyak yang dapat mempengaruhi harga bahan pokok makanan. Hal ini menyebabkan harga jual produk dapat berubah-ubah tanpa pemberitahuan sebelumnya sehingga berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Kebijakan pemerintah tersebut juga dapat berpengaruh terhadap penurunan daya beli masyarakat. Hal lain yang tidak dapat dikendalikan adalah kondisi jalan. Jumlah kendaraan di Yogyakarta terus bertambah setiap harinya. Total kendaraan di Provinsi D.I.Y. adalah 1.270.787 kendaraan bermotor pada tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013 meningkat menjadi 1.396.967 (Esa, 2014). Tentu saja hal ini akan berpengaruh pada kemacetan di jalan. Kondisi jalanan yang macet akan membuat proses antar tidak tepat waktu sampai di tangan pelanggan. 1.3.Lingkungan Internal Perusahaan Analisis lingkungan internal perusahaan dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan demi menunjang strategi dalam menghadapi ancaman dan peluang. Katering makanan pendamping ASI Baby Meal menawarkan jasa layanan antar yang disesuaikan dengan jadwal makan bayi. Kualitas bahan makanan yang digunakan merupakan produk berkualitas premium dengan bahan organik dan higienis dalam pengolahan serta pengemasan produk. Proses masak menjadi inti kekuatan bisnis Baby Meal. Semua bahan makanan dimasak di atas api yang kecil atau dikukus demi menjaga kandungan gizi dan vitamin pada makanan. 5
Kemasan kaca sebagai wadah makanan telah disterilisasi sehingga kualitas makanan tetap terjaga sampai di tangan pelanggan. Tidak mudah menjalankan bisnis yang berkaitan dengan kesehatan seorang bayi. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan seperti pemberian bumbu dapur (madu, gula, dan garam) yang belum diperlukan untuk bayi di bawah 1 tahun, makanan yang rentan membuat bayi alergi (ikan dan kacang-kacangan), serta jumlah asupan yang ditentukan sesuai umur bayi. Menjalankan katering makanan pendamping ASI memerlukan pengetahuan mengenai gizi anak serta takaran makanan yang dibutuhkan. Hal ini berarti bahwa bisnis katering makanan pendamping ASI memerlukan biaya yang besar untuk mempekerjakan ahli gizi. 1.4.Rumusan Masalah Bisnis makanan sehat berkembang seiring dengan meningkatnya kesadaran pola hidup sehat masyarakat, salah satunya bisnis makanan sehat untuk bayi. Bisnis makanan bayi sehat yang terbuat dari bahan-bahan organik mulai bermunculan bahkan beberapa telah menggunakan sistem waralaba dan membuka cabang. Perkembangan tersebut menandakan bahwa bisnis makanan bayi memiliki prospek yang bagus. Di Yogyakarta, belum ada makanan bayi yang menawarkan sistem layanan antar gratis dan menggunakan wadah yang dapat dipanaskan langsung dalam microwave sehingga hal ini menjadi peluang untuk membuka bisnis baru makanan bayi sehat dengan layanan antar gratis.
6
Pada sub bab lingkungan eksternal dan lingkungan internal di atas dapat dilihat bahwa masalah kesehatan bayi seperti diare dan gizi buruk menjadi indikator adanya peluang usaha makanan bayi (homemade). Bisnis makanan bayi tidak hanya dapat menjadi solusi untuk menurunkan angka kasus kesehatan pada bayi, tetapi juga dapat menjadi solusi masalah kesehatan, bisnis makanan bayi dapat menjadi alternatif orang tua agar tetap memberikan makanan sehat berkualitas untuk anaknya. Selain itu, terdapat fakta bahwa jumlah kelahiran bayi dan jumlah ibu bekerja di D.I. Yogyakarta meningkat setiap tahunnya. Pesaing dalam industri ini sudah ada namun belum banyak. Berdasarkan hal-hal tersebut penulis memiliki ide membuat bisnis baru katering makanan bayi sehat dengan layanan antar gratis di Yogyakarta. Oleh karena itu akan disusun perencanaan bisnis makanan bayi yang matang dengan harapan dapat memberi kontribusi di bidang kesehatan bagi masyarakat Yogyakarta. 1.5.Tujuan Studi Studi perencanaan bisnis ini dilakukan dengan tujuan untuk memberi gambaran hambatan yang dapat mempengaruhi bisnis dan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan serta mengetahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Kelemahan dan kekuatan ini nantinya digunakan untuk merumuskan strategi dalam menghadapi aspek lingkungan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Selain itu, studi ini juga dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari bisnis yang nantinya dapat digunakan sebagai pedoman dalam membangun bisnis baru katering makanan pendamping ASI. 7
1.6.Manfaat Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian perencanaan bisnis ini adalah a. Bagi Entrepreneur, dapat menjadi panduan untuk menjalankan bisnis catering makanan pendamping ASI. b. Bagi Akademisi, dapat memberikan gambaran model rencana bisnis makanan pendamping ASI.
8