BAB 2 Tinjau Pustaka 2.1 Teori yang berkaitan dengan Database 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Whitten dan
Bentley (2007,p6), sistem adalah sekelompok
komponen yang saling terkait yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Menurut O’Brien (2010,p26), sistem adalah seperangkat komponen yang saling terkait,memiliki batasan yang jelas, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan menerima input dan output dalam suatu proses transformasi yang terorganisir.
2.1.2 Pengertian Data Menurut O’Brien (2010,p34), data adalah fakta fakta mentah atau pengamatan yang biasanya mengenai fenomena fisik atau transaksi bisnis. Menurut Hoffer, Prescott, dan McFadden (2007,p6), data adalah representasi dari suatu objek dan peristiwa yang mana memiliki arti penting bagi lingkungan penggunanya.
2.1.3 Pengertian Basis Data Menurut Whitten dan Bentley (2007,p536), basis data adalah kumpulan file yang saling terkait. Menurut Connolly dan Begg (2010,p65), basis data adalah suatu kumpulan data yang berhubungan secara logis dan deskripsi dari data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi. Basis data juga merupakan tempat penyimpanan data besar, di mana dapat digunakan oleh banyak pengguna. Basis data tidak hanya dimiliki oleh satu departemen melainkan menjadi sumber daya perusahaan yang dapat digunakan bersama.
7
8 2.1.4 Pengertian Database Management System (DBMS) Menurut Connolly dan Begg (2010,p66), Database Management System adalah suatu perangkat lunak yang mana memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengatur akses terhadap database.
2.1.4.1 Komponen DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010,p68-71), DBMS memiliki 5 komponen utama yaitu: 1. Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras dibutuhkan oleh DBMS agar aplikasi dapat berjalan dengan benar. Perangkat keras yang digunakan dapat berupa komputer pribadi hingga mainframe ataupun jaringan komputer. 2. Perangkat Lunak (Software) Perangkat lunak yang digunakan terdiri dari perangkat lunak DBMS itu sendiri dan aplikasi yang berjalan bersamaan dengan sistem operasi, termasuk juga perangkat lunak jaringan apabila DBMS tersebut juga menggunakan jaringan. 3. Data Data merupakan komponen terpenting dari lingkungan DBMS karena data menghubungkan antara manusia dengan komputer. 4. Prosedur Prosedur lebih mengacu pada instruksi-instruksi dan juga aturan yang menentukan perancangan dan penggunaan dari suatu basis data. Pengguna sistem dan pengelola basis data memerlukan dokumentasi untuk menjalankan dan menggunakan sistem. 5. Manusia Manusia adalah komponen terakhir yang terlibat dalam sistem.
2.1.4.2 Fungsi DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010,p100-104), fungsi fungsi dari DBMS adalah sebagai berikut: 1. Data storage, retrieval, and update Sebuah
DBMS
harus
memiliki
kemampuan
untuk
melakukan
penyimpanan, penelusuran, dan memperbaharui data-data yang ada.
9 2. A user-accessible catalog Sebuah
DBMS
harus
menyediakan
katalog
yang
mana
dapat
mendeskripsikan data yang disimpan dan data yang dapat diakses pengguna. 3. Transaction support Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang mana memastikan bahwa sebuah perbaharuan data sesuai dengan transaksi yang dilakukan. 4. Concurrency control services Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang memastikan bahwa basis data diperbaharui dengan benar ketika banyak pengguna melakukan perbaharuan basis data secara bersamaan. 5. Recovery services Sebuah
DBMS
harus
menyediakan
sebuah
mekanisme
untuk
memperbaiki basis data yang terjadi kerusakan suatu saat. 6. Authorization services Sebuah DBMS harus menyediakan sebuah mekanisme yang mana memastikan hanya pengguna yang memiliki hak ases yang dapat mengakses basis data. 7. Support for data communication Sebuah DBMS harus dapat berintegrasi sehingga dapat berinteraksi dengan perangkat lunak lainnya. 8. Integrity services Sebuah DBMS harus menyediakan cara untuk memastikan data dalam basis data dan juga perubahan data mengikuti aturan-aturan yang sudah ditetapkan. 9. Services to promote data independence Sebuah DBMS harus memasukan fasilitas untuk mendukung indepedensi program dari struktur basis data yang aktual. 10. Utility services Sebuah DBMS harus menyediakan set fasilitas pelayanan.
10 2.1.5 Bahasa Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010,p99) Bahasa basis data dibagi menjadi 2 bagian yaitu:
2.1.5.1 Data Definition Language (DDL) Data Definition Language adalah bahasa yang memungkinkan database administrator (DBA) atau pengguna untuk mendeskripsikan dan memberi nama kepada entitas, atribut, dan relasi yang dibutuhkan oleh aplikasi, termasuk dengan integritas yang terkait dan batasan batasan keamanan.
2.1.5.2 Data Manipulation Language (DML) Data Manipulation Language adalah bahasa yang menyediakan sebuah set operasi yang mendukung operasi manipulasi data yang terdapat dalam basis data. Manipulasi yang dapat dilakukan adalah menyisipkan, memodifikasi, memanggil, dan menghapus data.
11 2.1.6 Siklus Hidup Sistem Basis Data
Gambar 2.1 Siklus Hidup Sistem Basis Data
12 2.1.6.1 Database Planning (Perencanaan Basis Data) Menurut Connolly dan Begg (2010,p313), database planning merupakan suatu aktivitas manajemen yang memungkinkan tahapan database system development lifecycle berjalan secara efektif dan efisien. Terdapat 3 hal yang dapat dilakukan pada tahap ini, yaitu: 1. Indetifikasi rencana dan sasaran organisasi termasuk mengenai sistem informasi yang dibutuhkan. 2. Evaluasi sistem informasi yang ada untuk menetapkan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh sistem tersebut. 3. Penaksiran kesempatan teknik informatika yang mungkin memberikan keuntungan kompetitif. Sehingga terdapat dua metodologi yang mana dapat mengatasi ketiga hal tersebut adalah: 1. Mendefinisikan mission statement untuk sistem basis data. 2. Mendefinisikan mission objectives.
2.1.6.2 System Definiton (Definisi sistem) Menurut Connolly dan Begg (2010,p316), definisi sistem berfungsi untuk menjelaskan ruang lingkup dan juga batasan dari sistem basis data dan juga sudut pandang utama dari pengguna. Yang dimaksud dengan sudut pandang pengguna adalah sesusatu yang diharapkan dari aplikasi basis data berdasarkan pekerjaannya.
2.1.6.3 Requirment Collection and Analysis (Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis) Menurut Connolly dan Begg (2010,p316), pengumpulan kebutuhan dan analisis merupakan proses untuk mengumpulkan dan juga menganalisis informasi tentang bagian dari organisasi untuk mendukung sistem basis data dan mengunakan informasi untuk mengidentifikasi kebutuhan pengguna terhadap sistem yang baru. Terdapat teknik yang digunakan dalam pengambilan informasi yang mana sering disebut fact finding technique yang terdiri dari mengevaluasi dokumen, wawancara, observasi, penelitian dan kuesioner.
13 2.1.6.4 Database Design (Perancangan Basis Data) Menurut Connolly dan Begg (2010, p320), perancangan basis data adalah proses membuat desain yang akan mendukung operasional dan juga tujuan dari suatu perusahaan.
2.1.6.4.1 Pendekatan Merancang Basis Data Dalam perancangan basis data terdapat pendekatan yang mana mendukung proses merancang basis data yaitu: 1. Top Down Diawali dengan membuat data model, kemudian entity-relationship, entitas, dan relasi antar entitas. Pendekatan ini cocok dengan basis data yang kompleks. 2. Bottom Up Diawali dengan mendefinisikan atribut, hubungan antar atriburt, pengelompokan dalam suatu relasi. Pendekatan ini cocok dengan basis data yang memiliki jumlah atribut sedikit. 3. Inside-out Pendekatan ini mirip dengan pendekatan bottom up yang mana menjadi pembedanya adalah pada tahap mengidentifikasikan entitas utama yang kemudian menguraikannya menjadi entitas entitas relasi dan atribut yang berhubungan dengan entitas utama. 4. Mixed Pendekatan yang menggunakan gabungan antara pendekatan bottom up dan top down.
2.1.6.4.2 Tahap Tahap Dalam Membuat Desain Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010,p322) terdapat 3 tahap dalam membuat desain basis data yaitu: 1. Conceptual Database Design Merupakan suatu proses pembuatan suatu model data yang digunakan dalam perusahaan yang bersifat independen dari seluruh aspek fisik. 2. Logical Database Design
14 Merupakan suatu proses pembuatan suatu model dari data yang digunakan dalam suatu perusahaan yang berdasarkan model data tertentu tetapi independen terhadap DBMS tertentu dan aspek fisik lainnya. 3. Physical Database Design Merupakan suatu proses yang menghasilkan suatu deskripsi implementasi basis data pada suatu penyimpanan sekunder.
2.1.6.5 DBMS Selection (Optional) Menurut Connolly dan Begg (2010,p325), seleksi DBMS adalah suatu kegiatan memilih DBMS yang cocok untuk mendukung basis data. Adapun langkah-langkah dalam memilih DBMS yaitu: 1. Mendefinisikan waktu dalam melakukan referensi pembelajaran. 2. Mencatat dua atau tiga produk. 3. Mengevaluasi produk. 4. Merekomendasi produk yang telah dipilih dan membuat laporan.
2.1.6.6 Application Design (Desain Aplikasi) Menurut Connolly dan Begg (2010,p329), mendesain aplikasi adalah perancangan terhadap desain antarmuka dan program aplikasi yang menggunakan dan melakukan proses terhadap basis data. Terdapat 2 aspek dari mendesain aplikasi yaitu: 1. Transaction Design Menurut Connolly dan Begg (2010, p330), transaksi adalah
sebuah
tindakan atau serangkaian tindakan yang dilakukan oleh pengguna atau program aplikasi, yang mana mengakses ataupun mengubah isi dari basis data. Tujuan desain transaksi adalah untuk mendefinisikan dan mendokumentasikan karakteristik berlevel tinggi yang dibutuhkan dalam suatu basis data, meliputi : 1. Data yang digunakan oleh transaksi. 2. Karakteristik fungsional dari transaksi. 3. Output transaksi. 4. Kepentingan bagi pengguna. 5. Tingkat penggunaan yang diharapkan. Terdapat 3 jenis dari transaksi yaitu:
15 1. Retrieval, berguna untuk mendapatkan data yang kemudian ditampilkan pada layar atau laporan produksi. 2. Update, berguna untuk memasukan record baru, menghapus record lama, atau memodifikasi record yang sudah ada pada basis data. 3. Mixed, merupakan gabungan dari mencari data dan memperbaharui data. 2. User Interface Design Beberapa aturan pokok dalam mendesain suatu user interface adalah: 1. Meaningful Title Pemberian judul harus jelas dan tidak ambigu. 2. Comprehensible Instructions. Penggunaan istilah yang tidak asing bagi pengguna dan apabila ada informasi tambahan maka perlu diberi helpscreen. 3. Logical grouping and sequencing of fields Field yang saling berhubungan ditempatkan pada form atau report yang sama dengan urutan yang logis dan konsisten. 4. Visually appealing layout of the form/report Tampilan dari form atau report harus menarik dan sesuai dengan rancangan kerja yang telah dibuat. 5. Familiar field labels Penggunaan label yang familiar. 6. Consistent terminology and abbreviations Istilah dan singkatan yang digunakan harus konsisten. 7. Consistent use of color Penggunaan warna yang konsisten. 8. Visible space and boundaries for data-entry fields Jumlah tempat yang tersedia harus untuk memasukkan data harus diketahui pengguna. 9. Convenient cursor movement Pengguna dapat menjalankan operasi yang diinginkan dengan menggerakkan cursor. 10. Error correction for individual characters and entire fields Pengguna dapat dengan mudah memasukkan data dan melakukan perubahan terhadap nilai field.
16 11. Error messages for unacceptable values Ada pesan apabila melakukan kesalahan jika memasukkan data yang salah. 12. Optional fields marked clearly Field yang bersifat optional harus diberi tanda jelas. 13. Explanatory messages for fields Ketika pengguna meletakkan cursor pada field tertentu maka keterangan mengenail field tersebut sebaiknya muncul. 14. Completion signal Indikator yang menjelaskan bahwa proses telah selesai dilakukan.
2.1.6.7 Prototyping (Optional) Menurut Connolly dan Begg (2010,p333), prototyping berfungsi untuk membuat model kerja dari suatu basis data. Terdapat 2 jenis prototyping yang digunakan saat ini, yaitu: 1. Requirement Prototyping Menggunakan suatu prototype untuk mendefiniskan kebutuhan sistem basis data yang diinginkan dan ketika semua kebutuhan terpenuhi maka prototype akan dihapus. 2. Evolutionary Prototyping Digunakan pada tujuan yang sama, yang menjadi perbedaan utama adalah prototype ini tidak dihapus tetapi digunakan untuk pengembangan lebih lanjut menjadi sistem basis data yang digunakan.
2.1.6.8 Implementation (Implementasi) Menurut Connolly dan Begg (2010, p333), implementasi adalah realisasi fisik dari basis data dan desain aplikasi. Implementasi dari suatu basis data dapat dicapai dengan membangun data definition language (DDL) dan DBMS yang telah dipilih atau menggunakan graphical user interface (GUI) yang mana masing-masing menyediakan fungsinalitas yang sama ketika menyembunyikan pernyataan DDL yang low-level.
17 2.1.6.9 Data Conversion and Loading (Konversi Data dan Loading) Menurut Connolly dan Begg (2010, p334), konversi data dan loading merupakan pemindahan data yang ada kedalam basis data yang baru dan mengkonversikan aplikasi yang sudah ada agar dapat menggunakan basis data yang baru.
2.1.6.10 Testing (Pengujian) Menurut Connolly dan Begg (2010,p334), pengujian merupakan suatu proses menjalankan sistem basis data dengan tujuan untuk mencari kesalahan.
2.1.6.11 Operational Maintenance (Operasional Pemeliharaan) Menurut Connolly dan Begg (2010,p335), operasional pemeliharaan adalah suatu proses mengawasi dana memelihara sistem basis data setelah instalasi.
2.1.7 Entity-Relationships Modeling Menurut Connolly dan Begg (2010,p371), entity-relationship modeling adalah suatu pendekatan top-down dalam mendesain basis data yang mana dimulai dengan mengidentifikasi data penting yang disebut entitas dan relasi antar data yang mana diwakilkan pada sebuah model.
2.1.7.1 Tipe Entitas Menurut Connolly dan Begg (2010, p372), tipe entitas adalah sekelompok objek yang memiliki sifat yang sama, yang diidentifikasi oleh perusahaan mempunyai eksistensi yang independen.
Gambar 2.2 Tipe Entitas Staff dan Branch
18 Entity occurrence adalah objek yang diindentifikasi secara unik dari sebuah tipe entitas.
2.1.7.2 Tipe Relasi Menurut Connolly dan Begg (2010, p374), tipe relasi adalah kumpulan keterhubungan antar entitas. Setiap relasi diberi nama untuk menjelaskan fungsinya.
Gambar 2.3 Tipe Relasi antara Staff dan Branch Relationship occurrence adalah hubungan yang di identifikasi secara unik yang meliputi kejadian dari setiap tipe entitas yang berpartisipasi.
2.1.7.2.1 Derajat Relasi Menurut Connolly dan Begg (2010,p376), derajat relasi adalah jumlah entitas yang ikut serta dalam suatu relasi. Derajat relasi dibagi menjadi : 1. Binary Relationship
Gambar 2.4 Binary Relationship Relasi dengan 2 derajat tipe entitas.
19 2. Ternary Relationship
Gambar 2.5 Ternary Relationship Relasi dengan 3 derajat tipe entitas.
3. Quaternary Relationship
Gambar 2.6 Quaternary Relationship Relasi dengan 4 derajat tipe entitas.
2.1.7.2.2 Recursive Relationship Menurut Connolly dan Begg (2010, p378), recursive relationship adalah suatu tipe relasi yang mana memiliki tipe entitas yang sama dengan satu atau lebih tujuan yang berbeda.
2.1.7.3 Atribut Menurut Connolly dan Begg (2010, p379), atribut adalah sebuah property dari sebuah entitas atau sebuah relasi. Atribut domain adalah sekumpulan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Atribut domain terdiri atas: 1. Simple and Composite Attributes Simple Attributes adalah sebuah atribut yang terdiri dari komponen tunggal dengan keberadaan yang independen.
20 Composite Attributes adalah atribut yang terdiri dari banyak komponen yang mana masing masing keberadaannya independen. 2. Single-valued and Multi-valued Attributes Single-valued attributes adalah atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian dari sebuah tipe entitas. Multi-valued attributes adalah atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian dari sebuah tipe entitas. 3. Derived Attributes Derived Attributes adalah atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya dan tidak berasal dari entitas yang sama.
2.1.7.3.1 Keys Menurut Connolly dan Begg (2010, p381), terdapat 3 jenis keys yaitu: 1. Candidate Keys adalah jumlah minimal dari sekumpulan atribut yang dapat mengidentifikasi secara unik setiap kejadian dari tipe entitas. 2. Primary
Keys
adalah
candidate
key
yang
dipilih
untuk
mengidentifikasi secara unik setiap kejadian dari tipe entitas. 3. Composite Keys adalah candidate key yang terdiri dari 2 atau lebih atribut.
2.1.7.4 Structural Constraints Menurut Connolly dan Begg (2010,p385), multiplicity menjadi tipe utama dari batasan dalam sebuah relasi.
Multiplicity adalah jumlah dari
kejadian yang mungkin muncul pada suatu tipe entitas yang terhubung dengan kejadian tunggal dari tipe entitas lain yang berhubungan dengan suatu relationship. Relasi yang paling umum adalah binary relationship. Macammacam binary relationship adalah: 1. One-to-One (1:1) Relationship 2. One-to-Many (1:*) Relationship 3. Many-to-Many (*:*) Relationship
21 2.1.7.5 Cardinality and Participation Constraints Menurut Connolly dan Begg (2010,p390), multiplicity terdiri dari 2 bentuk batasan yang terpisah yaitu: 1. Cardinality adalah batasan yang menjelaskan jumlah maksimum dari relasi kejadian yang mungkin untuk entitas yang berpartisipasi di dalam tipe relasi tersebut. 2. Participation adalah batasan yang menetapkan semua atau hanya beberapa entitas kejadian yang berpartisipasi dalam relationship.
2.1.8 Normalisasi Menurut Connolly dan Begg (2010,p416), normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasikan sekelompok relasi dengan sifat yang diinginkan dan memberikan data yang diinginkan oleh perusahaan. Karakteristik dari relasi yang dihasilkan yaitu: 1. Jumlah minimum dari atribut dibutuhkan untuk mendukung data yang diinginkan oleh perusahaan. 2. Atribut dengan relasi logika yang dekat ditemukan pada relasi yang sama. 3. Redundansi yang minimal, dengan setiap atribut mempresentasikan hanya sekali dengan pengecualian atribut yang membentuk semua atau sebagian foreign key, yang mana penting untuk bergabung dengan relasi yang terkait.
Menurut Connolly dan Begg (2010, p428), terdapat tahap-tahap dalam normalisasi yaitu: 1. Unnormalized form (UNF) adalah sebuah table yang berisi satu atau lebih kelompok yang berulang (Connolly dan Begg, 2010, p430). 2. First normal form (1NF) adalah relasi yang mana pertemuan antar baris dan kolom berisi satu dan hanya satu nilai. (Connolly dan Begg, 2010, p430), Terdapat 2 pendekatan umum untuk menghilangkan kelompok berulang dari unnormalized tables yaitu: 1. Dengan memasukkan data ke dalam kolom yang kosong dari baris yang berisi data berulang. 2. Dengan menaruh data yang berulang diantara key atribut tiruan di dalam relasi terpisah.
22 3. Second normal form (2NF) adalah sebuah relasi yang mana dalam bentuk first normal form dan setiap atribut non-primary-key berfungsi dengan bergantung pada primary key. (Connolly dan Begg, 2010, p434). 4. Third normal form (3NF) adalah sebuah relasi dimana dalam bentuk first dan second normal form dan sudak tidak ada atribut non-primary-key yang bergantung secara transitif pada primary key. (Connolly dan Begg, 2010, p436). 5. Boyce-Codd normal form (BCNF) adalah sebuah relasi jika dan hanya jika setiap determinan adalah sebuah candidate key. (Connolly dan Begg, 2010, p447). Determinan bisa merupakan atribut atau kumpulan atribut yang berfungsi secara dependen. 6. Fourth normal form (4NF) adalah sebuah relasi jika dan hanya setiap nontrivial multivalued dependency A -> B, A adalah candidate key dari relasi. (Connolly dan Begg, 2010, p457). Multivalued dependency adalah mewakilkan suatu ketergantungan antar atribut (contoh A,B dan C), yang mana setiap nilai dari A adalah sekelompok nilai untuk B dan sekelompok nilai untuk C. (Connolly dan Begg, 2010, p456). 7. Fifth normal form (5NF) adalah relasi jika dan hanya jika setiap join dependency (R1 , R2, … Rn) dalam relasi R, setiap proyeksi meliputi candidate key asli dari sebuah relasi.
2.1.9 Metodologi Perancangan Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p466), metodologi perancangan adalah sebuah pendekatan terstruktur yang mana menggunakan prosedur, teknik, peralatan, dan bantuan dokumentasi untuk mendukung dan memfasilitasi proses merancang.
2.1.9.1 Perancangan Konseptual Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p467), perancangan konseptual basis data adalah proses membangun sebuah model dari data yang digunakan pada perusahaan dan tidak bergantung terhadap semua pertimbangan fisik. Tahap-tahap dalam perancangan konseptual basis data yaitu: 1. Mengidentifikasi tipe entitas
23 Tujuannya adalah mengidentifikasi tipe entitas apa saja yang dibutuhkan. Langkah pertama dalam membangun data model konseptual adalah menentukan objek utama yang menarik bagi pengguna. Objek utama tersebutlah yang akan menjadi tipe entitas untuk model. 2. Mengidentifikasi tipe relasi Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi relationship penting yang mana terdapat diantara tipe entitas. 3. Mengidentifikasi dan mengasosiasikan atribut dengan tipe entitas atau relasi Tujuannya adalah untuk mengasosiasikan atribut yang sesuai dengan tipe entitas atau relasi. 4. Menentukan atribut domain Tujuannya adalah menentukan domain untuk atribut yang terdapat pada data model konseptual. 5. Menentukan candidate,primary, dan alternate key atribut Tujuannya adalah mengidentifikasi candidate key dari setiap tipe entitas dan jika ada lebih dari satu candidate key, dipilih satu menjadi primary key dan lainnya menjadi alternate key. 6. Mempertimbangkan
menggunakan
enchanted
modeling
concepts
(optional) Tujuannya adalah mempertimbangkan penggunaan enchanted modeling concepts,
seperti
specialization/generalization,
aggregation,
dan
composition. 7. Memerikas redudansi pada model Tujuanya adalah untuk memeriksa keberadaan dari redudansi yang muncul pada model. 8. Memvalidasi data model konseptual terhadap transaksi Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa data model konseptual sudah mendukung terhadap transaksi yang diperlukan. 9. Meninjau data model konseptual terhadap pengguna Tujuannya adalah untuk meninjau data model konseptual terhadap pengguna untuk memastikan bahwa pengguna mempertimbangkan model untuk menjadi representasi dari kebutuhan data di perusahaan.
24 2.1.9.2 Perancangan Logikal Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p467), perancangan logikal basis data adalah proses membangun model data yang digunakan perusahaan berdasarkan data model yang spesifik, tetapi tidak bergantung terhadap DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. Tujuaanya untuk mengubah data model konseptual menjadi data model logical dan kemudian memvalidasi model untuk memeriksa sudah benar secara struktural dan dapat mendukung transaksi yang dibutuhkan. (Connolly dan Begg, 2010, p490). Tahap-tahap dalam merancang logikal basis data yaitu: 1. Menurunkan relasi untuk data model logikal Tujuannya adalah membuat relasi untuk data model logikal agar dapat mempresentasikan
entitas,
relationship,
dan
atribut yang
sudah
didefinisikan. 2. Memvalidasi relasi dengan normalisasi Tujuannya adalah memvalidasi relasi di dalam data model logikal menggunakan normalisasi. 3. Memvalidasi relasi terhadap transaksi pengguna Tujuannya adalah memastikan bahwa relasi yang terdapat dalam data model logikal sudah mendukung transaksi yang diperlukan, 4. Memeriksa batasan integritas. Tujuannya adalah memeriksa apakah batasan integritas diwakili didalam datat model logikal. 5. Meninjau data model logikal dengan pengguna. Tujuannya adalah untuk meninjau data model logikal terhadap pengguna agar dapat memastikan memastikan bahwa pengguna mempertimbangkan model untuk menjadi representasi dari kebutuhan data di perusahaan. 6. Menggabungkan data model logikal ke data model global (optional) Tujuannya adalah menggabung data model logikal local ke dalam data model logikal global yang mana mewakilkan semua user view dari basis data. 7. Memeriksa pertumbuhan di masa depan. Tujuannya adalah menentukan apakah terdapat perubahan yang signifikan di masa mendatang dan untuk menilai apakah data model logikal dapat mengakomodasi perubahan tersebut.
25
2.1.9.3 Perancangan Fisikal Basis Data Menurut Connolly dan Begg (2010, p467), perancangan fisikal basis data adalah proses menghasilkan sebuah deskripsi dari implementasi basis data pada secondary storage. Tahap-tahap dalam merancang fisikal basis data yaitu: 1. Mengubah data model logikal sesuai dengan DBMS yang digunakan Tujuannya adalah menghasilkan sebuah skema basis data relasional dari data model logikal yang dapat diimplementasikan di dalam DBMS target. Langkah-langkahnya yaitu: 1. Merancang relasi dasar Tujuannya adalah memutuskan bagaimana merepresentasi relasi dasar yang teridentifikasi di dalam data model logikal pada DBMS target. 2. Merancang representasi dari derived data Tujuannya
adalah
memutuskan
bagaiamana
mempresentasikan
beberapa derived data sekarang di dalam data model logikal pada DBMS target. 3. Merancang batasan umum Tujuannya adalah untuk merancang batasan batasan umum untuk DBMS target. 2. Merancang organisasi file dan indeks Tujuannya adalah memutuskan file organisasi yang optimal untuk menyimpan relasi dasar dan indek yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang dapat diterima, yaitu dengan cara relasi dan tuple akan disimpan pada secondary storage. Langkah-langkahnya yaitu: 1. Menganalisis transaksi Tujuannya adalah mengerti fungsionalitas dari transaksi yang akan berjalan pada basis data dan untuk menganalisa transaksi yang penting. 2. Memilih organisasi file Tujuannya adalah menentukan sebuah organisasi file yang efisien untuk setiap relasi dasar. 3. Memilih indeks
26 Tujuannya adalah menentukan apakah menambahkan indeks akan menambah performa dari sistem. 4. Memperkirakan kebutuhan ruang disk Tujuannya adalah memperkirakan jumlah dari ruang disk yang akan dibutuhkan oleh basis data. 3. Merancang user view Tujuannya adalah merancang user view yang diidentifikasi selama pengumpulan kebutuhan dan tahap analisis dari mengembangkan siklus hidup sistem basis data. 4. Merancang mekanisme keamanan Tujuannya adalah merancang mekanisme keamanan untuk basis data yang dispesifikasi oleh pengguna selama tahap menentukan persyaratan dan pengumpulan dari mengembangkan siklus hidup sistem basis data.
2.1.10 Data Flow Diagram (DFD) Menurut Whitten dan Bentley (2007,p317), Data Flow Diagram (DFD) adalah sebuah tool yang menggambarkan aliran data melalui sistem dan bekerja atau pengolahan yang dilakukan oleh sistem. Sinonimnya dapat berupa bubble chart , transformation graph dan process model. Terdapat 4 model dalam DFD, yaitu: 1. External Agent, didefinisikan sebagai orang, unit organisasi, sistem lain, atau organisasi lain yang terletak diluar lingkungan projek tetap berinteraksi dengan sistem.
Gambar 2.7 External Agent pada DFD 2. Process, adalah sekelompok fondasi dasar dari informasi sistem yang mana mengubah input menjadi output.
Gambar 2.8 Proses pada DFD
27 3. Data Flow, adalah sebuah pergerakkan dari data. Datanya berupa data input atau output.
Gambar 2.9 Data Flow pada DFD 4. Data Storage, adalah sebuah tempat penyimpanan data. Sinonimnya adalah file dan basis data.
Gambar 2.10 Data Storage pada DFD
2.1.10.1 Context Data Flow Diagram Menurut Whitten dan Bentley (2007, p339), context data flow diagram adalah sebuah proses yang digunakan untuk dokumen dari ruang lingkup dari sistem. Biasannya disebut juga environment model. Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009,p206), context data flow diagram adalah sebuah DFD yang menggambarkan pandangan yang paling abstrak dari suatu sistem. Semua agen eksternal dan semua arus data yang masuk dan keluar dari sistem ditampilkan dalam satu diagram, dengan seluruh sistem direpresentasikan sebagai satu proses.
2.1.11 Flowchart Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2009, p354), flowchart adalah sebuah diagram yang menggambarkan aliran keseluruhan kontrol antara program komputer dalam suatu sistem. Menurut Hebb (2012) simbol-simbol yang digunakan pada flowchart adalah: Tabel 2.1 Tabel Simbol Flowchart Simbol
Nama
Deskripsi
Proses
Menampilkan proses atau tahapan dari aksi
28 Manual Operation
Menampilkan pengolahan yang tidak dilakukan di komputer.
Terminator
Menampilan posisi mulai dan berhentinya proses
Decision
Percabangan dari flowchart biasanya apabila terdapat 2 pilihan (Yes/No)
Document
Tempat penyimpanan data
Flow Line
Menunjukkan arah aliran proses.
Stored Data
Merupakan tempat penyimpanan data yang disimpan dalam proses.
2.1.12 State Transition Diagram Menurut Whitten dan Bentley (2007,p635), state transition diagram adalah sebuah tool yang digunakan untuk menggambarkan urutan dan variasi dari layar yang dapat muncul selama user session. Simbol-simbol yang digunakan adalah: 1. State adalah kumpulan keadaan atau atribut yang mencirikan seseorang atau benda pada waktu tertentu.
Gambar 2.11 State pada STD 2. State Transition adalah transisi antar state. Setiap panah diberi label.
Gambar 2.12 State Transistion pada STD
29 2.2 Teori yang terkait tema penelitian (tematik) 2.2.1 E-schooling Menurut Lukman (2011), E-schooling merupakan suatu istilah yang digunakan bagi sistem informasi manajemen yang berbasis web yang terdiri dari berbagai modul aplikasi terintegrasi yang berfungsi untuk mengelola seluruh kegiatan administrasi dan manajemen akademik dalam sebuah sekolah. Sistem informasi sekolah ini dapat digunakan dalam jaringan internal sekolah (intranet), dan diintegrasikan dengan jaringan Diknas melalui jalur internet. Fitur sistem yang tersedia pada aplikasi E-schooling adalah: 1. Akademik Digunakan untuk mengelola data akademik yang terdiri atas data siswa, guru, kurikulum, jadwal pelajaran, nilai dan absensi. Bagian kurikulum dapat melakukan pengaturan pelajaran, komposisi nilai masing-masing pelajaran, aspek penilaian tiap mata pelajaran, sampai dengan jadwal pelajaran. Bagian tata usaha mengatur penempatan siswa dalam kelas, wali kelas, dan mengelola data siswa termasuk mutasi dan siswa pindahan. 2. Administrasi Digunakan untuk mengelola data administrasi karyawan dan mengatur manajemen keuangan sekolah secara online Berbagai macam keunggulan yang dimiliki E-Schooling sebagai sistem informasi manajemen sekolah terintegrasi adalah sebagai berikut: 1. Web Based Sistem berbasis web sehingga dapat digunakan dalam berbagai platform sistem operasi. Hal ini akan memberkan fleksibilitas penggunaan serta kemudahan implementasi. 2. Customizable Sistem dapat dikembangkan secara spesifik untuk diimplementasikan sesuai dengan permasalahan dan kebutuhan setiap sekolah. 3. Total School Management Sistem mendukung seluruh fungsi administrasi dan manajemen akademik sekolah. 4. Integrated Modul Applications
30 Sistem dikembangkan secara modular sesuai dengan ragam fungsionalitas yang ada di sekolah, sehingga implementasi dan operasional sistem dapat berjalan dengan efektif tanpa mengabaikan aspek integrasi data. 5. Realtime-Online Transaction Support Sistem mendukung berbagai proses transaksi secara online, diantaranya info akademik onlinei 6. Anywhere, Anytime Acces with Advanced Technology Support Sistem didukung berbagai teknologi terkini untuk memberikan kemudahan akses melalui berbagai media 7. Kemudahan Administrasi Sistem Sistem memiliki Modul Administrasi dan konfigurasi yang mudah dan lengkap. Hal ini akan memudahkan pengontrolan. 8. Keamanan Sistem Sistem dikembangkan dengan beberapa lapis model keamanan, mulai dari keamanan sistem server hingga level akses user (menggunakan username dan password) sehingga keamanan sistem lebih terjamin
2.2.2 Mata pelajaran Menurut SMA Santo Paulus(2013), pelajaran yang harus diajarkan (dipelajari) untuk sekolah dasar atau sekolah lanjutan adalah mata pelajaran wajib sesuai dengan kurikulum yang wajib diikuti oleh seluruh siswa adalah : Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Biologi, Kimia, Fisika, Sejarah, Ekonomi, Geografi, Sosiologi, Penjasmani, Seni & Budaya, dan Teknologi Informasi Komunikasi.
2.2.3 Kegiatan pengembangan diri Menurut SMA Santo Paulus(2013), kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal melalui penyelenggaraan: 1. Layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling. 2. Kegiatan ekstra kurikuler. 3. Retret dan rekoleksi. Kegiatan terprogram terdiri atas dua komponen:
31 a. Pelayanan bimbingan dan konseling, meliputi pengembangan: 1) Kehidupan pribadi 2) Kemampuan sosial 3) Kemampuan belajar 4) Wawasan dan perencanaan karir b. Ekstra kurikuler, meliputi kegiatan: 1) Drum band 2) Taekwondo 3) Karate 4) Volley Ball 5) Basket 6) Tenis meja 7) KIR 8) Bulu tangkis 9) Paduan suara 10) Koor
2.2.4 Pembayaran Menurut Hasibuan (2001:117), pembayaran adalah berpindahnya hak pemilikan atas sejumlah uang atau dan dari pembayar kepada penerimanya, baik langsung maupun melalui media jasa-jasa perbankan. Menurut UU No. 23 tentang Bank Indonesia (Pasal 1 Angka 6) (2013), sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi.
2.2.5 Penilaian Menurut Departemen Pendidikan Indonesia(2007), standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
32 1) Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. 2) Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. 3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. 4) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. 5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. 6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik. 7) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 8) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. 9) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
2.2.6 Sistem Informasi Manajemen (SIM) Menurut O’Brien (2010, p359), sistem informasi manajemen adalah sistem informasi yang dikembangkan untuk mendukung pengambilan keputusan manajerial. Sebuah sistem informasi manajemen menghasilkan produk informasi yang sangat mendukung pengambilan keputusan setiap hari yang dibutuhkan untuk pengambilan kebutuhan manajer.
2.2.7 YII Framework Menurut Sharive (2013,p2), Yii merupakan salah satu dari deretan PHP framework yang bersifat open source. Berdasarkan situs resminya, Yii adalah Framewok PHP berbasis-komponen, berkinerja tinggi untuk pengembangan aplikasi web berskala besar.
33 Keunggulan Yii : 1) Open source 2) Konsep MVC 3) Mendukung ajax 4) Fungsi yang otomatis 5) Terhubung otomatis dengan jquery Yii mengimplementasikan pola desain Model-View-Controller yang diadopsi secara luas pemprograman web, bertujuan untuk memisahkan logika bisnis dari pertimbangan antar muka pengguna agar para pengembang bisa lebih mudah mengubah setiap bagian tanpa mempengaruhi yang lain. Model menggambarkan informasi dan aturan bisnis. View berisi elemen antarmuka pengguna seperti teks, input form. Dan Controller mengatur komunikasi antar model dan view.
2.2.8 PHP Menurut Suprianto (2010,p17), PHP merupakan kependekan dari kata Hypertext Preprocessor. PHP tergolong sebagai perangkat lunak open source yang diatur dalam general purpose licenses(GPL). Pemrograman PHP sangat cocok dikembangkan dalam lingkungan web, karena PHP bisa dilekatkan pada script HTML atau sebaliknya. PHP dikhususkan untuk pengembangan web dinamis, maksudnya PHP mampu menghasilkan website yang terus-menerus hasilnya bisa berubah-ubah sesuai dengan pola yang diberikan. Hal tersebut bergantung pada permintaan client browsernya. Menurut Welling dan Thomson (2001, p2), PHP adalah bahasa scripting pada bagian server yang dirancang khusus untuk web. Di dalam halaman HTML, tertanam kode PHP yang dapat dijalankan setiap kali halaman dijalankan. Menurut Connolly dan Begg (2010, p1043), PHP adalah HTML open source yang terkenal yang tertanam pada bahasa scripting yang mendukung banyak web server.
2.2.9 MYSQL Menurut Welling dan Thomson (2001,p3), MYSQL adalah suatu RDBMS (relational database Managament System) yang sangat cepat dan tahan
34 lama. Suatu database yang memungkinkan kita untuk menyimpan, mencari, mengurutkan, dan mengambil data secara efisien. MySql server mengontrol akses ke data kita untuk memastikan beberapa user dapat berkerja secara serentak, menyediakan akses yang cepat dan memastikan user yang memiliki hak akses dapat mengakses. Karenanya, MYSQL merupakan multi user, multi threaded server.
2.2.10 PHPMyAdmin Menurut Suprianto (2010,p225), PHPMyAdmin merupakan salah satu pengolah database MySQL yang berbasis web. PHPMyAdmin memberikan kemudahan dalam pengoperasiannya. Hampir semua web hosting menyediakan PHPMyAdmin untuk para penyewa virtual host.
2.2.11 Web Database System Menurut Eaglestone dan Ridley (2001,p38), Web database system adalah sistem dimana web dan database teknologi digunakan. Ini menyediakan akses yang lebih luas ke database sistem, cara untuk mendistribusikan sistem dan lebih banyak service melalui intergrasi dari sistem.
2.2.12 Web Menurut Eaglestone dan Ridley(2001,p33), web adalah aplikasi dari internet yang mengijinkan untuk menyimpan dan mengakses informasi yang luas pada internet. Menurut Connolly dan Begg (2010,p1028), web adalah sebuah sistem hypermedia-base yang menyediakan saranan browsing informasi pada internet di dalam sebuah cara yang tidak berurutan menggunakan hyperlink
2.2.13 Structured Query Language Menurut Welling dan Thomson (2001,p208), SQL kepanjangan Structured Query Language. SQL merupakan bahasa standar yang banyak digunakan untuk mengakses RDBMS. SQL digunakan untuk menyimpan dan mengambil data ke dan dari database.
35 2.2.14 Internet Menurut Eaglestone dan Ridley, internet adalah sebuah jaringan yang berhubung bersama dengan jaringan komputer yang situated antar dunia. Menurut Wooldridge dan Wooldridge (2008,p4), internet adalah kumpulan dari jaringan komputer yang terhubung global yang memungkinkan bisnis, organisasi, pemerintahan, dan individual untuk berkomunikasi dengan cara yang bervariasi. Menurut Connolly dan Begg (2010,p1024), internet adalah sebuah kumpulan dunia yang swaling bersambung melalui jaringan komputer.
2.2.15 HTML Menurut Pence (2003, p4), HTML adalah kepanjangan dari Hypertext Markup Language dan merupakan bahasa yang digunakan sekarang ini secara virtual di seluruh halaman web. Hypertext menjelaskan bagaimana cara halaman web (dokumen HTML) dihubungkan bersama. Markup language menjelaskan bagaimana HTML bekerja. Menurut Wooldridge dan Wooldridge (2008,p6), HTML kepanjangan dari Hypertext Markup Language. HTML dokumen membuat konten kalimat dan spesial kode diketahui sebagai tag yang memberitahu ke web browser untuk menampilkan isi. Menurut Connolly dan Begg (2010,p1031), HyperText Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa yang berformat dokumen digunakan untuk mendesain sebagian besar halaman web.
2.2.16 Cascading Style Sheet Menurut Wooldridge dan Wooldridge (2008,p186), CSS adalah kepanjangan dari cascading style sheet. CSS biasa nya adalah textfile yang terpisah dari HTML dokumen. CSS bisa didalam internal juga, CSS menyimpan kode format yang mengatur tampilan di web.
2.2.17 Adobe Dreamweaver Menurut Mcfarland (2007,p2), Dreamweaver adalah aplikasi website editor dan manajemen tool, aplikasi dapat bekerja dengan teknologi web sepeti
36 HTML, CSS and JavaScript. Dreamweaver merupakan tool untuk membuat web yang dinamis. Dapat membuat database mudah untuk di update secara online.
2.2.18 Perancangan User Interface (8 golden rules) Menurut Shneiderman dan Plaisant (2010, p88), Delapan aturan ini disebut dengan Eight Golden Rules of Interface Design, yaitu: a. Konsistensi Pentingnya user interface agar tetap konsisten adalah agar user tidak kebingungan dalam mencari sebuah informasi. b. Memenuhi kebutuhan yang universal Mengetahui kebutuhan yang berbeda dari masing-masing user, seperti perbedaan umur pengguna, kondisi pengguna, teknologi yang digunakan dan perbedaan kemampuan pengguna. c. Memberikan umpan balik yang informatif Setiap tindakan yang dilakukan oleh user harus mendapatkan umpan balik yang memudahkan pengguna dalam mengetahui akibat dari tindakannya. d. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan meberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya. e. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan kesalahan. f. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan. g. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control) Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol
37 pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden. h. Mengurangi beban ingatan jangka pendek Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.
2.2.19 Hypertext Transfer Protocol (HTTP) Menurut Eaglestone dan Ridley (2001,p204), HTTP adalah suatu protokol komunikasi yang digunakan oleh web. Transfer dari server ke klien oleh HTTP dilakukan oleh klien. Klien biasanya kebanyakan menjadi browser (meskipun server dapat dikontak oleh klien lain seperti proxy caches dan search engine spiders) Menurut Connolly dan Begg (2010,p1029), HypertText Transfer Porotocol adalah sebuah protocol yang digunakan untuk mengirim halaman web melalui internet.
2.3 Hasil Penelitian atau Produk Sebelumnya Berdasarkan tiga jurnal yang ditemukan yaitu dua jurnal nasional dan satu jurnal international, maka diperoleh informasi sebagai berikut: 1) Jurnal pertama berjudul Perancangan E-Learning Berbasis Internet Pada Sekolah SMK Negeri 13 Jakarta. Jurnal tersebut membahas mengenai teknologi informasi sudah sangat luas dalam berbagai bidang industri di Indonesia. Internet dengan keunggulannya dalam eliminasi batas ruang dan waktu membuka peluang yang sangat besar untuk perkembangan di dalam dunia pendidikan. E-learning meniadakan batasan ruang dan waktu dan memungkinkan para siswa untuk aktif mencari materi dan bahan pembelajaran secara mandiri. Dengan fasilitas elearning, guru dan murid bisa berinteraksi tanpa harus terbatas pada waktu pertemuan kelas. Pola pembelajaran siswa yang masih berfokus pada text book dan guru sebagai sumber acuan materi mulai berubah menjadi berfokus pada siswa dengan sumber materi dan bahan pembelajaran yang up-to-date. Siswa tidak terpaku lagi pada text book dan bisa mendapat banyak sekali materi yang terbaru dan guru menjadi fasilitator pembelajaran. Hal ini tidak hanya menguntungkan para siswa, tapi juga para guru dan sekolah karena pemanfaatan
38 sumber daya manusia akan terpacu secara maksimal. Dari penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan analisis kondisi internal dan eksternal sehingga diperoleh nilai EFE dan IFE yang menghasilkan nilai sedang sehingga perlu dilakukan strategi pengembangan produk termasuk pengembangan proses belajar mengajar (materi, metode, sumber daya manusia), salah satunya dengan penerapan teknologi sistem informasi e-learning. 2) Jurnal kedua berjudul Perancangan Sistem E-Learning Berbasis Web Dengan Analisis SWOT Pada Sekolah Menengah Umum. Jurnal tersebut membahas mengenai penggunaan e-learning telah merambah dunia akademis Indonesia. Banyak universitas terbuka yang telah menyediakan beberapa tutorial secara online. Pusat Teknologi Komunikasi dan Informasi Pendidikan (Pustekkom) Depdiknas juga telah mengeluarkan beberapa mata pelajaran yang berbentuk multimedia, yang ditujukan untuk pelajar SMU. Dari hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa infrastruktur yang tersedia untuk mendukung penerapan e-learning berbasis internet telah cukup mendukung. 3) Jurnal ketiga berjudul E-Learning Practice and Experience at Waseda E-School: Japan’s First Undergraduate Degree-Awarding Online Program membahas mengenai perkembangan e-learning tidak hanya terjadi di Indonesia, akan tetapi juga di negara lain seperti Jepang. Di Jepang beberapa universitas melakukan pembelajaran berbasis internet. Akan tetapi di Universitas Waseda menawarkan hal yang berbeda. Universitas Waseda Jepang menerapkan sistem e-schooling yang mana merupakan perkembangan dari sistem e-learning. Program tersebut membantu Universitas Waseda. Dengan adanya e-school ini membantu memberikan pembelajaran yang muda di era internet ini.