BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1
Sistem Informasi
2.1.1
Pengertian Sistem Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p5), sistem adalah sekumpulan
kegiatan – kegiatan yang memungkinkan pengguna untuk mendefiniskan dan mendeskripsikan secara jelas di dalam memecahkan suatu permasalahan atas kebutuhan pengguna sistem tersebut. Sedangkan menurut pendapat O'Brien & Marakas (2011, p26), sistem merupakan sekumpulan komponen yang saling berhubungan dengan batasan yang jelas, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses yang teratur. Dimana, sistem memiliki tiga fungsi dasar, yaitu: input, process dan output. Penjelasan tiga fungsi dasar sistem adalah sebagai berikut: 1.
Masukan (input), melibatkan penangkapan dan perakitan elemen – elemen yang masuk ke dalam sistem untuk diproses.
2.
Proses (processing), melibatkan proses yang teratur untuk mengubah “masukan”menjadi “keluaran”.
3.
Keluaran (output), melibatkan pengiriman elemen – elemen yang dihasilkan dari proses yang teratur untuk memenuhi tujuan utama mereka. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem
adalah komponen - komponen yang terstruktur dan tersusun secara sistematis menjadi satu kesatuan saling terintegrasi satu sama lain dari masing – masing fungsi sistem tersebut (tidak dapat dipisahkan) untuk mencapai tujuan dari pengguna fungsi – fungsi yang terkait tersebut dimana fungsi tersebut melibatkan fungsi input, process dan output. 2.1.2
Pengertian Informasi Menurut Shelly-Rosenblatt (2012, p7), informasi adalah data yang telah
diubah menjadi output yang lebih berharga bagi penggunanya. Menurut Mokoginta (2010, p1), informasi dapat didefinisikan sebagai berikut: 1.
Data yang disimpan, diproses, atau ditransmisikan.
2.
Pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. 9
10 3.
Data yang sudah diolah menjadi suatu bentuk lain yang lebih berguna yaitu pengetahuan atau keterangan yang ditujukan bagi penerima dalam pengambilan keputusan, baik masa sekarang atau yang akan datang. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi
adalah sekumpulan data – data mentah yang sudah melewati tahapan olah data dimana data yang dihasilkan akanmenghasilkan suatu data yang bernilai dan memiliki arti dan kegunaan bagi pembaca atau orang yang membutuhkan informasi tersebut. 2.1.3
Pengertian Sistem Informasi Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p4), sistem informasi adalah
seperangkat dari kumpulan komponen – komponen yang saling terkait di dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan (biasanya terjadi di dalam database) dan menyediakan suatu keluaran berupa informasi yang dibutuhkan pengguna sistem di dalam menyelesaikan suatu tujuan dari tugas - tugas bisnis yang ada. Menurut pendapat O'Brien & Marakas (2011, p4), sistem informasi dapat dikatakan sebagai kombinasi dari orang – orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber data dan kebijakan dan prosedur yang menyimpan, menerima, mengubah dan menyebarkan informasi di dalam perusahaan. Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan sekumpulan sumber – sumber daya yang menungkinkan untuk pengumpulan, pengaturan, pengendalian, serta penyebaran informasi di dalam perusahaan. 2.1.4
Akuntansi Pengertian
Akuntansi
Menurut Charles
T.
Horngren,
dan
Walter
T.Harrison (Horngren Harrison,2007, p4) menyatakan bahwa: Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan. Menurut Charles T. Horngren, dan Walter T.Harrison (Horngren Harrison, 2007,p4) menyatakan bahwa: Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan. Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi itu adalah sesuatu yang mengukur bisnis, dari mulai penggolongan transaksi dan pengupulan
11 data lainnya menjadi laporan keuangan, dan setelah selesai menjadi laporan keuangan akan diambil suatu keputusan dari laporan tersebut. 2.1.5
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Menurut Hall (2011, p7), sistem informasi akuntansi adalah suatu subsistem
yang memproses suatu transaksi keuangan dan bukan keuangan dimana akan mempengaruhi secara langsung terhadap pemrosesan suatu transaksi keuangan. Sedangkan menurut Gelinas dan Dull (2010, p14), sistem informasi akuntansi merupakan sebuah subsistem (bagian) dari sistem informasi yang berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan dari suatu kejadian bisnis yang ada. Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sebuah subsistem yang merupakan bagian dari sistem informasi dimana SIA ini berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan langsung dengan aspek keuangan dan bukan keuangan atas suatu kejadian bisnis yang terjadi, tentu berkaitan dengan proses transaksi keuangan di perusahaan tersebut. 2.1.6
Komponen-Komponen Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romey dan Steinbart (2009, p28), ada enam komponen dari sistem
informasi akuntansi, yaitu 1.
People, yang mengoperasikan sistem dan melaksanakan berbagai macam fungsi - fungsi sistem tersebut.
2.
Procedures,
yang
terlibat
dalam
pengumpulan,
pemrosesan,
dan
penyimpanan data mengenai aktivitas-aktivitas perusahaan. 3.
Data, mengenai kegiatan dan proses bisnis perusahaan.
4.
Software, yang digunakan untuk memproses data perusahaan.
5.
Information technology infrastructure, yang mencakup komputer - komputer, perangkat komunikasi jaringan, dan perangkat pendukung yang digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan mengirimkan data dan informasi perusahaan.
6.
Internal control, yang mencakup pengukuran keamanan yang mengamankan data di dalam sistem informasi akuntansi.
2.1.7
Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones dan Rama (2008, p7), pengunaan sistem informasi akuntansi
adalah sebagai berikut:
12 1.
Membuat laporan eksternal Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan-laporan khusus yang dapat memuaskan kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh pihak eksternal perusahaan seperti investor, kreditur, penagih pajak, dan lainnya.
2.
Mendukung aktivitas yang rutin Manajer menggunakan sistem informasi akuntansi untuk mendukung aktivitas rutin perusahaan selama siklus operasi perusahaan seperti menerima pesanan pelanggan, pemenuhan jasa, pengiriman barang, menagih pelanggan, dan menerima pembayaran.
3.
Mendukung pengambilan keputusan Informasi juga dibutuhkan untuk mendukung pengambilan keputusan yang bersifat tidak rutin pada semua tingkatan dalam sebuah perusahaan seperti mengetahui produk yang paling laku dijual dan mengetahui pelanggan mana yang melakukan pembelian paling banyak.
4.
Perencanaan dan pengendalian Sebuah sistem informasi juga dibutuhkan dalam aktivitas perencanaan dan pengendalian. Informasi mengenai anggaran dan biaya-biaya standar disimpan menggunakan sistem informasi kemudian laporan dirancang untuk membandingkan antara anggaran yang ditetapkan dengan jumlah yang sebenarnya.
5.
Menerapkan pengendalian internal Pengendalian internal meliputi aset perusahaan dari kehilangan atau penggelapan dan untuk menjaga keakuratan data keuangan. Hal tersebut dapat
berhasil
dengan
membuat
sistem
informasi
akuntansi
yang
terkomputerisasi seperti penggunaan password untuk membatasi pengaksesan data dari pihak yang tidak berwenang. 2.1.8
Siklus Pemrosesan Transaksi pada Sistem Informasi Akuntansi Menurut Jones dan Rama (2008, p22), bahwa proses bisnis dapat disusun
menjadi tiga siklus transaksi utama yaitu sebagai berikut: 1.
Siklus pendapatan atau pembelian (acquisition atau purchasing cycle) mengacu pada proses pembelian barang dan jasa.
2.
Siklus konversi (conversion cycle) mengacu pada proses mengubah sumber daya yang diperoleh menjadi barang dan jasa.
13 3.
Siklus pendapatan (revenue cycle) mengacu pada proses menyediakan barang dan jasa untuk para pelanggan.
2.1.9
Kontrak Menurut Van Dunne, menyatakan bahwa: “Perjanjian adalah suatu hubungan
hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.” Menurut Charles L. Knapp dan M. Crystal, menayatakan bahwa: “Kontrak adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih tidak hanya memberikan kepercayaan, tetapi secara bersama saling memberikan pengertian untuk melakukan sesuatu pada masa yang akan datang oleh seseorang atau oleh keduanya.” Menurut Black Law dictionary, menyatakan bahwa: “Kontrak adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih, dimana menimbulkan sebuah kewajiban untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu secara sebagian.” Dari ketiga pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kontrak adalah suatu persetujuan antara dua orang atau lebih berdasarkan kata sepakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan. 2.2
Teori Siklus Pendapatan
2.2.1
Pengertian Pendapatan Menurut Jones dan Rama (2008, p23), pendapatan adalah suatu proses
kegiatan untuk menyediakan baik barang maupun jasa untuk pelanggan. Menurut Hall (2013, p33), pendapatan adalah kondisi pada saat perusahaan menjual barang jadi, dimana prosesnya meliputi penjualan tunai, penjualan kredit, dan pembayaran piutang dagang. Dari beberapa pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan adalah segala proses yang terjadi pada saat perusahaan melakukan penjualan, baik penjualan barang atau penawaran jasa kepada pelanggan dan proses tersebut meliputi proses penjualan tunai, penjualan kredit dan pembayaran piutang dagang perusahaan tersebut. 2.2.2
Pengertian Penjualan Tunai Menurut Mulyadi (2010, p455), sistem penjualan tunai merupakan sistem
yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli.
14 Jadi dapat disimpulkan bahwa penjualan tunai merupakan proses pembelian yang terjadi oleh pelanggan dengan membayar langsung terlebih dahulu diawal kepada perusahaan pada saat terjadinya transaksi pembelian atas barang dari perusahaan tersebut. 2.2.3
Pembayaran Pembayaran adalah pemindahan uang dari satu orang atau organisasi ke
orang atau organisasi lainnya. Bentuk pembayaran paling sederhana dan paling tertua adalah barter, yaitu penukaran suatu barang atau servis dengan yang lainnya. Pada jaman sekarang, pembayaran biasanya dilakukan oleh seorang individu dengan menggunakan uang, cek, debit, kredit, atau transfer bank, sebagai ganti atas apa yang seseorang dapatkan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pembayaran adalah suatu penukaran suatu barang atau jasa baik dengan menggunakan uang, cek, debit, kredit, atau transfer bank, sebagai ganti atas apa yang seseorang dapatkan. 2.2.4
Pengertian Penerimaan Kas Menurut Mulyadi (2010, p439), sistem akuntansi penerimaan kas adalah
suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa penerimaan kas merupakan suatu perolehan uang perusahaan atas penjualan tunai maupun penerimaan kas dari piutang perusahaan yang dibayarkan oleh pelanggan perusahaan tersebut. 2.2.5
Laporan Keuangan Menurut PSAK nomor 1 (revisi 2009), menyatakan bahwa: “Laporan
keuangan adalah suatu pengajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.” Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia, et all (2004, p2), dalam bukunya yang berjudul ”Standar Akuntansi Keuangan” adalah sebagai berikut: “Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Perubahan Posisi Keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya, Laporan Arus Kas atau Laporan Arus Dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
15 Pada umumnya, laporan keuangan itu terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, serta laporan perubahan modal, tetapi dalam praktik keseharian sering pula diikut sertakan kelompok lain yang sifatnya membantu memperoleh penjelasan, seperti laporan sumber dan penggunaan kas atau arus kas, laporan biaya produksi, dan lainlain. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat berkomunikasi dengan pihak-pihak berkepentingan dengan data keuangan perusahaan, dan karena itulah sering juga disebut sebagai language of business. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari empat laporan dasar, yaitu: •
Neraca, menunjukkan posisi keuangan yang meliputi kekayaan,
kewajiban serta modal pada waktu tertentu. •
Laporan rugi-laba, menyajikan hasil usaha perusahaan yang meliputi
pendapatan dan biaya (beban) yang dikeluarkan sebagai akibat dari pencapaian tujuan dalam suatu periode tertentu. •
Laporan perubahan modal/laba ditahan, yang memuat tentang saldo
awal dan akhir laba ditahan dalam Neraca untuk menunjukkan suatu analisa perubahan besarnya laba selama jangka waktu tertentu. •
Laporan arus kas, memperlihat aliran kas selama periode tertentu,
serta memberikan informasi terhadap sumber-sumber kas serta penggunaan kas dari setiap kegiatan dalam periode yang dicakup. 2.2.6
Laporan Arus Kas Pengertian Arus Kas menurut Darsono dan Ashari (2005:90) bahwa: “Arus
Kas yaitu suatu laporan yang memuat informasi tentang sumber dan pengguanaan kas perusahaan selama periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun” Menurut PSAK No. 02 (Revisi 2009) bahwa: “Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Entitas harus menyusun laporan arus kas sesuai persyaratan dalam Pernyataan ini dan menyajikan laporan tersebut sebagai bagian tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.” Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi
16 jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Di samping itu, informasi arus kas historis juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga. Berikut ini adalah pengertian / istilah yang sering digunakan dalam PSAK No. 02 (Revisi 2009): Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits). Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifi kan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas (principal revenue producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan asset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas. 2.2.7
Jurnal Menurut Kieso, Weygandt dan Kimmel (2010:55), jurnal disebut sebagai buku entri asli. untuk setiap transaksi jurnal menunjukan efek debet dan kredit pada akun tertentu. Dengan kata lain, jurnal merupakan catatan yang timbul sebagai efek dari transaksi yang terjadi dimana terdapat debit dan kredit untuk mencatatnya dengan akun spesifik.
17 Jurnal-jurnal yang berhubungan dengan transaksi penjualan,piutang usaha dan peneriman kas adalah sebagai berikut : a. Jurnal penjualan tunai Dr. Kas
xxxxx
Cr. Penjualan
xxxxx
b. Jurnal penjualan kredit Dr. Piutang usaha Cr. Penjualan
2.2.8
xxxxx xxxxxx
Piutang Usaha Atas penjualan yang dilakukan perusahaan kepada pelanggan, maka
perusahaan memiliki hak untuk menagih piutang usaha. Menurut Reeve, Warren, Duchac (2012: p256) piutang usaha adalah tagihan terhadap kosumen yang muncul karena adanya penjualan barang atau jasa secara kredit. Menurut Wibowo dan Arif (2008: p133), piutang usaha adalah sebuah nilai yang akan dilaporkan sebesar jumlah nilai kas yang diharapkan akan diperoleh dalam masa mendatang. Menurut PSAK no.9, piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang usaha dan lain-lain yang diharapkan tertagih dalam satu atau siklus usaha normal diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.
2.3
Object Oriented Approach Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p241), object oriented
approach adalah sebuah metode pengembangan sistem yang berdasarkan pada sudut pandang dari sistem tersebut, terdiri dari sekumpulan objek – objek yang saling berinteraksi dan bekerja sama satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan dan tugas – tugas bisnis.
2.3.1
Object Oriented Analysis (OOA) Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p241), object oriented analysis
adalah sebuah proses mengidentifikasikan dan mendefinisikan penggunaan kasus –
18 kasus bisnis yang terjadi dan terdiri dari sekumpulan objek (class) di dalam sebuah sistem baru tersebut. 2.3.2
Object Oriented Design (OOD) Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p241), object oriented design
adalah sebuah proses mendefinisikan semua tipe – tipe objek yang berkepentingan untuk dikomunikasikan dengan orang dan peralatan di dalam sistem, menunjukan bagaimana sebuah objek dapat berinteraksi untuk menyelesaikan tugas – tugas binis yang ada, memastikan atas definisi masing – masing tipe objek dapat diimplementasikan di dalam bahasa dan lingkungan sistem secara lebih spesifik. 2.3.3
Unified Process (UP) Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p446), unifiedprocess (UP)
adalah metodologi pengembangan sistem berbasis objek. Metode ini sudah menjadi salah satu metode yang banyak digunakan dalam pengembangan sistem berorientasi objek. UP memperkenalkan pendekatan baru untuk siklus hidup pengembangan sistem yang menggabungkan perulangan (iterations) dan tahapan (phases) yang disebut dengan siklus hidup UP (UP life cycle). UP mendefinisikan empat tahapan siklus hidup yaitu inception, elaboration, construction, dan transition.
Gambar 2.1 UnifiedProcess (UP) Sumber:Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p446)
2.3.3.1
Langkah – Langkah Unified Process (UP)
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p447), langkah – langkah unifiedprocess (UP) diantara lain adalah sebagai berikut: 1. Inception phase Seperti di dalam setiap tahap perencanaan proyek, fase awal dimulai dari seorang manajer proyek mengembangkan dan menyempurnakan visi untuk sistem baru, menunjukkan bagaimana hal tersebutakan meningkatkan operasi dan memecahkan masalah yang ada. Pada dasarnya, manajer proyek akan membuat kasus bisnis untuk sistem baru, membuktikan bahwa manfaat
19 sistem baru akan lebih besar daripada biaya pembangunan (construction). Ruang lingkup sistem juga harus didefinisikan sehingga jelas apakah proyek ini akan berhasil dicapai atau tidak. Mendefinisikan ruang lingkup meliputi identifikasi semua persyaratan utamauntuk sistem. Tahap awal biasanya diselesaikan dalam satu iterasi, dan di dalam iterasi tersebut, bagian dari sistem yang sebenarnya dapat dirancang, dilaksanakan, dan diuji.Sebagai perangkat lunak yang dikembangkan, anggota tim harus mengkonfirmasi bahwa visi sistem masih sesuai harapan pengguna. 2. Elaboration phase Fase elaborasi biasanya melibatkan beberapa iterasi, dan iterasi awal biasanya menyelesaikan identifikasi dan definisi dari semua persyaratan sistem. Karena UP adalah pendekatan adaptif untuk pembangunan, persyaratan diharapkan berkembang dan berubah setelah dimulainya proyek. Tahapan iterasi pada elaborasi juga melengkapi analisis, desain, dan pelaksanaan arsitektur inti sistem. Biasanya, aspek dari sistem yang menimbulkan resiko terbesar diidentifikasi dan dilaksanakan terlebih dahulu sampai pengembang mengetahui persis bagaimana aspek tertinggi resiko proyek akan bekerja. Pada akhir fase elaborasi, manajer proyek harus memiliki perkiraan yang lebih realistis untuk biaya proyek dan jadwal, dan kasus bisnis atas proyek dapat dikonfirmasi terlebih dahulu. Salah satu tujuan utama dari fase elaborasi adalah untuk melakukan penelitian yang diperlukan data atau fakta sehingga semua kebutuhan pengguna diidentifikasikan secara jelas dan rinci. 3. Construction phase Tahap konstruksi melibatkan beberapa iterasi yang meneruskan atau melanjutkan desain dan implementasi sistem. Arsitektur inti dan aspek tertinggi resiko sistem sudah selesai pada tahap ini. Fokus utama di dalam tahap ini adalah bagaimana merinci sistem kontrol, seperti validasi data, finetuning antar muka pengguna desain, menyelesaikan fungsi pemeliharaan data rutin, dan menyelesaikan bantuan serta preferensi penggunaan fungsi. 4. Transistion phase Selama fase transisi atau tahap akhir dari UP, satu atau lebih iterasi akhir yang melibatkan penerimaan pengguna (end users), beta tes akhir, dan
20 sistem dibuat siap untuk dioperasikan. Setelah sistem ini beroperasi, maka akan perlu didukung dan dipertahankan fungsi kegunaan dari sistem tersebut. 2.3.4
Unified Process Discipline (UDP) Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p447), unified process discipline
adalah sekumpulan kegiatan – kegiatan fungsional yang salingterkait atau berhubungan
satu
sama
lain,
yang
mengabungkan
dan
memungkinkan
pengembangan proses di dalam proyek UP.
Gambar 2.2 Unified Process Discipline (UDP) Sumber:Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p448)
2.4
Unified Modeling Language (UML) Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p46), unified modelling
language (UML) merupakan seperangkat model kontruksi dan notasi yang dibentuk dalam pengembangan sistem berorientasi pada objek. Berikut merupakan bagian dari UML adalah sebagai berikut: 2.4.1
Activity Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p57), Activity diagram
merupakan diagram yang mendeskripsikan aliran kegiatan atau aktivitas user secara berurutan. Activity diagram sendiri terdiri dari beberapa notasi dan fungsi kegunaan
21 masing – masing. Berikut merupakan penjelasan notasi dan fungsi kegunaan acitivity diagram adalah sebagai berikut: •
Swimlane, merupakan suatu bentuk persegi yang merepresentasikan aktivitasaktivitas yang diselesaikan setiap agen.
•
Synchronization Bar, merupakan notasi yang berfungsi memisahkan (split) atau menyatukan (join) urutan jalur aktivitas.
•
Starting Activity (Pseudo), merupakan notasi yang menunjukkan dimulainya suatu aktivitas.
•
Transition
Arrow,
merupakan
notasi
berupa
anak
panah
yang
mendeskripsikan arah perpindahan dari suatu aktivitas. •
Activity, merupakan notasi yang mendeskripsikan aktivitas-aktivitas.
•
Ending Activity (Pseudo), merupakan notasi yang menunjukkan diakhirinya suatu aktivitas.
•
Decision Activity, merupakan notasi yang mendeskripsikan kondisi dari suatu aktivitas.
Gambar 2.3 Activity Diagram Sumber :Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p58)
2.4.2
Event Table Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005, p174), Event Table adalah
penjelasan dari Use Case dimana daftar peristiwa diurutkan dalam baris dan kolom berdasarkan informasi penting tentang masing-masing event di kolom.
22
Gambar 2.4 Event Table Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2005, p176) Object Oriented Analysis & Design with the Unified Process
Di dalam event table terdapat kolom-kolom berikut: •
Event, kegiatan yang dilakukan User ke dalam sistem dan menjelaskan proses yang akan dilakukan
•
Trigger, hal yang memicu terjadinya event.
•
Source, sumber yang memberikan informasi ke dalam sistem, sumber berupa agent external atau aktor.
•
Use Case, jenis kegiatan yang dilakukan User.
•
Response, hasil atau laporan yang dihasilkan oleh sistem. Jadi berdasarkan definisi diatas saya mengambil kesimpulan bahwa Event
Table dapat mempermudah dalam menganalisa sistem agar tidak ada event yang terlupakan dalam membuat suatu class diagram.
23
2.4.3
Use Case Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p78), use case adalah aktivitas
yang dilakukan oleh sistem berupa respon terhadap permintaan pengguna serta hubungan antara aktor – aktor pengguna tersebut di dalam sistem.
Gambar 2.5 Use Case Diagram Sumber:Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p81)
2.4.4
Use Case Description Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p121), use case description
merupakan penjelasan terperinci mengenai proses dari suatu use case atau bisa disebut juga sebagai daftar kasus penggunaan diagram use case yang memberikan gambaran dari semua penggunaan kasus untuk sistem. Informasi rinci tentang setiap kasus penggunaan digambarkan dengan menggunakan deskripsi kasus. Use case description dibedakan menjadi tiga, yaitu •
Brief Description, digunakan bagi use case yang sangat sederhana dan sistem yang dikembangkan berskala kecil.
•
Intermediate Description, merupakan pengembangan dari brief description untuk menggambarkan aliran aktivitas internal dari sebuah use case.
•
Fully Developed Description, merupakan metode formal yang dapat digunakan dalam mendokumentasikan suatu use case.
24
Gambar 2.6 Use Case Description Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p123)
2.4.5
Domain Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p101), domain class diagram
adalah sebuah diagram UML yang merepresentasikan semua pekerjaan pengguna, kelas-kelas domain, atribut, serta hubungan antar kelas. Pada class diagram, kotak segi empat menggambarkan classes dan garis yang menghubungkan kotak segi empat ke antar class untuk menunjukkan asosiasi antar class. Domain class diagram biasanya digunakan untuk mengetahui hubungan antar classyang terdiri dari beberapa objek di dalam pengembangan dan perancangan sistem nantinya.
Gambar 2.7 Domain Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p102)
25 2.4.6
System Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p126),system sequence diagram
merupakan diagram yang menunjukkan urutan pesan antara aktor eksternal dan internal sistem di dalam use case atau scenario yang sudah dirancang sebelumnya.
Gambar 2.8 System Sequence Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p127)
System sequence diagram (SSD) terdiri dari beberapa notasi. Berikut merupakan penjelasan dari masing – masing notasi SSD: 1.
Lifeline / Object Lifeline Garis di bawah objek pada SSD menunjukkan berlalunya waktu untuk objek.
2.
Loof Frame Notasi di dalam SSD yang menunjukan pengulangan pesan.
3.
True / FalseCondition Bagian dari pesan diantara obyek yang dievaluasi sebelum ditransmisikan
untuk menentukan apakah pesan dapat dikirim atau tidak. 4.
OptFrame Notasi di dalam sequence diagram yang menunjukan pesan yang berupa
optional atau pilihan. 5.
AltFrame Notasi di dalam sequence diagram yang menunjukan pesan if-else.
26
Gambar 2.9 System Sequence Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p128)
2.4.7
First-Cut Design Class Diagram Pengembangan design class diagram menurut Satzinger, Jackson, dan Burd
(2012, p337) dapat dilakukan pada setiap layer, dimana dalam view dan data access layer dilakukan penentuan beberapa class baru. Pada domain layer, class baru yang ditambahkan berfungsi sebagai use case controller. Penambahan method untuk setiap class dalam updated class diagram dapat dilakukan, dimana method tersebut terdiri dari 3 jenis, yaitu: a. Constructor methods, merupakan method yang membentuk instance dari suatu obyek. b. Data get and set methods, merupakan method yang mengambil dan mengubah nilai atribut. c. Use case specific methods, merupakan method yang mewakili use case yang ada.
27
Gambar 2.10 First – Cut Design Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p337)
2.4.8
Multilayer Design Sequence Diagram Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005, p319), First-Cut Sequence
Diagram hanya berfokus pada class yang ada di domain layer, tahap selanjutnya adalah pengembangan sequence diagram tersebut dengan memperluas objek-objek yang terlibat dengan membuat multilayer design, termasuk view layer dan data access layer. Multilayer Design Sequence Diagram merupakan gambaran lengkap dari sequence diagram dan juga pengembangan dari First-Cut Sequence Diagram, Multilayer Design Sequence Diagram menambahkan data layer.
28
Gambar 2.11 Multilayer Design Sequence Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2005, p325) Object Oriented Analysis & Design with the Unified Process
Jadi berdasarkan definisi diatas saya mengambil kesimpulan bahwa Multilayer Design Sequence Diagram adalah pengembangan lebih lanjut dari System Sequence Diagram dan First-Cut Sequence Diagram dengan menambahkan view layer dan data access layer.
29 2.4.9
Updated Design Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2005, p337), Updated Design Class
Diagram adalah design class diagram yang dikembangkan tiap layer. Dalam view layer dan data access layer, beberapa class baru harus dispesifik. Domain layer juga mempunyai beberapa class baru yang ditambahkan untuk use case controller. Updated Design Class Diagram dapat dikembangkan untuk setiap layer, pada view dan data access layer, harus ditambahkan beberapa class baru. Demikian pula dengan domain layer juga membutuhkan penambahan class baru sebagai use case controller. Pada Updated Design Class Diagram, method dapat ditambahkan untuk setiap class, tiga method umum yang banyak dijumpai pada class Updated Design Class Diagram adalah constructor method, data get and set method, dan use case specific method object.
30
Gambar 2.12 Updated Design Class Diagram for Domain Layer Sumber: Satzinger, Jackson, & Burd (2005, p340) Object Oriented Analysis & Design with the Unified Process Jadi berdasarkan definisi diatas saya mengambil kesimpulan bahwa Updated Design Class Diagram adalah pengembangan lebih lanjut dari Domain Model Class Diagram dan First Cut Design Class Diagram dengan menambahkan class baru sebagai use case controller.
2.4.10 Package Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p353), package diagram merupakan diagram yang mengasosiasikan class-class dari suatu kelompok yang terkait. Di dalam diagram tersebut terbagi menjadi tiga layer, yaitu view layer, domain layer, dan data access layer.
31
Gambar 2.13 Package Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p353)
2.4.11 Entity Relation Diagram “Pengertian ERD menurut Conolly (2005, p354) adalah penggambaran dari sebuah kebutuhan penyimpanan data dengan cara kerja dari suatu perusahaan atau organisasi yang bebas dari ambiguitas, ERD di gunakan untuk mengidentifikasi data yang akan di simpan di olah dan diubah untuk mendukung aktifitas bisnis suatu organisasi” “Menurut pendapat Kronke (2006: 37-40) Entity-Relation Diagram (ERD) adalah suatu pemodelan konseptual yang di desain secara khusus untuk mengidentifikasikan entitas yang menjelaskan data dan hubungan antar data yaitu dengan menuliskan dalam cardinality.”
32 2.4.12 Software Architecture Menurut Satzinger, John dan Burd (2005: 277), Deployment environment sederhana, seperti single centralized computer dapat disesuaikan dengan software architecture yang relatif sederhana. Distributed complex, hardware multitier dan network architecture membutuhkan software architecture yang lebih kompleks. Berikut software architecture untuk distributed dan multitier deployment environment: 1.
Client/server architecture
Client: proses, modul, object, atau computer yang menyediakan layanan melalui jaringan. Server: proses, modul, object, atau komputer yang meminta layanan dari satu atau lebih server. Client/server architecture adalah model umum software organisasi dan perilaku yang dapat diimplementasikan dalam berbagai cara. 2.
Three-layer architecture
Client/server architecture yang membagi aplikasi ke view layer, business logic layer, dan data layer. 3.
Middleware
Software komputer yang diimplementasikan communication protocol pada jaringan dan membantu sistem komunikasi yang berbeda. Internet and web-based software architecture. Arsitektur yang mempaketkan software aplikasi ke server software yang dapat dikelola dan diakses melalui web server.
2.5
Interface
2.5.1
System Interface Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p189), system interface
merupakan inputdan output yang memerlukan campur tangan manusia. System interface memungkinkan sebuah inputan ditangkap secara otomatis oleh perangkat input khusus seperti sistem scanner, sistem pesan elektronik ke atau dari sistem lain, atau transaksi juga bisa ditangkap oleh sistem lain. 2.5.2
User Interface Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p189), User interface adalah
input dan output yang langsung melibatkan sistem pengguna akhir. Antar muka pengguna dapat digunakan langsung oleh pengguna internal atau eksternal sistem.
33 Desain dari user interface sendiri bisa bervariasi banyak tergantung pada faktorfaktor seperti tujuan antarmuka, karakteristik pengguna, dankarakteristik perangkat interface tertentu. Sebagai contoh, meskipun semua antarmuka penggunaharus dirancang untuk kemudahan maksimal penggunaan, ada beberapa pertimbangan lainnya, seperti efisiensi operasional, yang mungkin penting bagi pengguna internal yang dapat dilatih untuk menggunakan interface tertentu, dikombinasikan dan dioptimalkan untuk perangkat keras tertentu (misalnya, keyboard, mouse, dan layar resolusi tinggi besar). 2.5.3
User Interface Design Concepts Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p193-196), Dalam merancang
sebuah user interface tentu tidak lepas dari kaidah – kaidah penulisan serta aturan yang baik untuk menghasilkan user interface yang baik pula. Delapan Aturan Emas (Eight golden rules) merupakan delapan aturan untuk merancang layar antarmuka yang interaktif dan mendukung fungsi kegunaan. Berikut merupakan penjelasan delapan aturan emas sebagai berikut: 1.
Affordance and Visibility. Penampilan fungsi menu – menu harus jelas dan kelihatan oleh pengguna sistem akhir dan dapat digunakan secara maksimal fungsi system tersebut.
2.
Consistency Merancang konsistensi penampilan dan antarmuka yang fungsional merupakan salah satu tujuan perancangan yang sangat penting. Pengaturan informasi yang diatur di dalam form, nama, serta pengaturan item – item menu, ukuran dan bentuk ikon – ikon serta alur dari sistem harus konsisten dan diketahui secara spesifik fungsi dari sistem secara jelas yang nantinya akan digunakan oleh pengguna sistem akhir.
3.
Shortcut Umumnya pengguna yang sudah sering menggunakan aplikasi lebih menginginkan kecepatan dalam mengakses informasi yang diinginkan. jadi tingkat interaksi yang diminta lebih pendek / singkat dan langsung menunjuk fungsi tersebut tanpa melewati alur menu yang panjang dan kotak dialog yang ganda. Shortut keys berfungsi untuk mengurangi jumlah interaksi pengguna sistem dengan sistem untuk meringankan tugas pengguna sistem.
34 4.
Feedback Umpan balik harus diberikan untuk memberikan informasi kepada pengguna sesuai dengan aksi yang dilakukannya. Pengguna akan mengetahui aksi apa yang telah dan akan dilakukan dengan adanya umpan balik. Umpan balik biasanya berupa konfirmasi, informasi atau suatu aksi.
5.
Dialogs That Yield Closure Urutan tindakan sebaiknya diorganisir atau diatur di dalam suatu kelompok bagian awal, tengah dan akhir. Umpan balik yang diberikan akan memberitahukan pengguna sistem bahwa tindakan yang dilakukan sudah benar dan dapat melanjutkan sejumlah tindakan berikutnya.
6.
Error Handling Sistem dirancang untuk mencegah pengguna sistem agar tidak melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan fatal tersebut terjadi, maka sistem dapat langsung memberikan pencegahan kesalahan dengan cepat dan memberikan mekanisme yang simpel dan mudah dipahami oleh pengguna sistem.
7.
Easy Reversal of Actions Sistem dirancang bagi pengguna untuk tidak menyulitkan pengguna. Pengguna sistem dibuat untuk tidak takut akan pilihan menu - menu baru karena adanya menu undo atau back dimana memungkinan pengguna untuk melakukan tindakan kembali jika salah melakukan tindakan.
8.
Reduce Short-Term Memory Load Pengguna tidak disulitkan dengan menu – menu yang banyak di dalam sistem atau aplikasi sehingga pengguna dapat melakukan tindakan dengan memilih menu yang simpel tanpa harus mengingat semua perintah atau fungsi menu – menu sistem.
2.6
Storyboarding Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p200-201), storyboard
merupakan urutan sketsa tampilan layar selama dialog antar muka dengan pengguna sistem akhir. Sketsa tidak harus sangat rinci untuk menunjukkan dasar konsep desain. Desainer dapat menerapkan storyboard dengan alat pemrograman visual, seperti VisualBasic, tetapi menggunakan sketsa sederhana juga dapat digambar dengan
35 paket grafis yang dapat membantu menjaga fokus pada ide-ide desain dasar dan menghindari kesalahan desain.
Gambar 2.14 Story Boarding Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p201)
2.7
Report Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p213), ada empat jenis laporan
keluaran yang biasa disediakan oleh sistem informasi adalah sebagai berikut: 1.
Laporan detail Laporan yang bersifat dan berisi detail akan suatu transaksi bisnis.
2.
Laporan Ringkasan Ringkasan sering digunakan sebagai rekapan aktivitas periodik.
3.
Laporan Pengecualian Di dalam laporan ini memberikan rincian atau ringkasan informasi tentang transaksi atau hasil operasi yang berada di luar dari yang telah ditentukan atas normal rentang nilai.
4.
Laporan Eksekutif Laporan yang biasa digunakan oleh level atas yang berisi overall dari semua pendapatan dan performance perusahaan.
36 2.8
GanttChart Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p279), dalam membangun dan
merancang proyek sistem aplikasi perusahaan tentu diperlukan jadwal proyek yang berguna sebagai pegangan waktu proyek bahwa proyek harus diselesaikan tepat pada waktunya. Salah satu contoh digitalisasi jadwal proyek yang digunakan oleh para manajer dalam mengontrol alur – alur jadwal perancangan sistem aplikasi adalah gantt chart.
2.9
Teori Pendukung 2.9.1
Database Database atau basis data itu sendiri merupakan tempat penyimpanan
data yang besar jumlahnya terdiri dari kapasitas besar dan fungsi – fungsi yang ada di dalam database. Data – data yang ada di dalam perusahaan perlu disimpan dikarenakan data yang nantinya akan memberikan informasi bagi perusahaan harus terdata lengkap dan tidak boleh kurang atau hilang satupun karena data tersebut yang sudah melewati tahapan proses pengolahan data dapat memberikan nilai informasi tambah bagi perusahaan. Database atau basis data itu sendiri adalah sekumpulan (koleksi) logikal yang dibagi dan berhubungan dengan data beserta deskripsinya, dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dari perusahaan berdasarkan pendapat Connoly & Begg (2010, p65).Basis data sendiri merupakan representasi dari entitas, atribut, dan hubungan logikal diantara entitas tersebut. Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Satzinger, Jackson, & Burd (2012, p373), yang menyatakan bahwa basis datamerupakan sekumpulan data yang terintegrasi sebagai tempat penyimpanan data, diatur dan dikontrol secara terpusat. 2.9.2
Database Management System (DBMS) Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2012, p279), database
management system adalah komponen perangkat lunak sistem yang mengelola dan mengendalikan satu atau lebih database. 2.9.3
Pengertian Pengendalian Internal Menurut Rama dan Jones yang terjemahkan oleh Wibowo (2008:
132), pengendalian internal (internal control) adalah suatu proses yang dipengauhi oleh dewan direksi entitas, manajemen, dan personel lainnya,
37 yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan terkait dengan pencapaian sasaran. Menurut Geliness dan Dull (2008: 216) yang terdapat dalam Committee of Sponsoring Organization (COSO), pengendalian internal didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh suatu dewan direksi, manajemen, dan pihak personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan jaminan atau keyakinan yang layak atau memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dengan kategori sebagai berikut : efektivitas dan efisiensi operasi, kehandalan laporan keuangan, dan kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
2.9.4
Komponen Sistem Pengendalian Internal Menurut Rama dan Jones yang diterjemahkan oleh Wibowo (2008: 134), Laporan COSO mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi dalam mencapai sasaran pengendalian internal, yaitu : 1. Lingkungan Pengendalian Mengacu pada faktor-faktor umum yang menetapkan sifat organisasi dan mempengaruhi kesadaran karyawannya terhadap pengendalian. Faktor-faktor ini meliputi integritas, nilai-nilai etika, serta filosofi dan gaya operasi manajemen. Juga meliputi cara manajemen
memberikan
wewenang
dan
tanggung
jawab,
mengatur, dan mengembangkan karyawannya, serta perhatian dan arahan yang diberikan oleh dewan direksi. 2. Penentuan Risiko Identifikasi dan analisis risiko yang menggangu pencapaian sasaran pengendalian internal. 3. Aktivitas Pengendalian Kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk menghadapi risiko. Aktivitas pengendalian meliputi hal-hal berikut: a. Penelaahan
kinerja
merupakan
mencakup analisis kinerja.
aktivitas-aktivitas
yang
38 b. Pemisahan tugas mencakup pembebanan tanggung jawab untuk otorisasi transaksi, pelaksanaan transaksi, pencatatan transaksi, dan pemeliharaan aset kepada karyawan yang berbeda-beda. c. Pengendalian aplikasi diterapkan pada masing-masing aplikasi sistem informasi akuntansi. d. Pengendalian umum adalah pengendalian umum yang berkaitan dengan banyak aplikasi. 4. Informasi dan Komunikasi Sistem informasi perusahaan merupakan kumpulan prosedur (otomasi dan manual) dan record yang dibuat untuk memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan kejadian pada proses entitas. Komunikasi meliputi penyediaan pemahaman mengenai peran dan tanggung jawab individu. 5. Pengawasan Manajemen
harus
mengawasi
pengendalian
internal
untuk
memastikan bahwa pengendalian organisasi berfungsi sebagaimana dimaksudkan.
2.9.5
Prinsip Aktivitas Pengendalian Internal Menurut Weygandt, Kimmel, Kieso (2011: 300-307) aktivitas pengendalian adalah tulang punggung dari upaya perusahaan untuk mengatasi
risiko
yang
dihadapi,
seperti
penipuan.
Aktivitas
pengendalian khusus yang digunakan oleh setiap perusahaan akun berbeda-beda, tergantung pada penilaian manajemen terhadap resiko yang dihadapi. Enam prinsip kegiatan pengendalian adalah sebagai berikut : 1) Establishing of responsibility Yang penting dari pengendalian internal adalah untuk memberikan tanggung jawab kepada karyawan yang spesifik. Pengendalian yang paling efektif bila hanya satu orang yang bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Menetapkan tanggung jawab sering membutuhkan pembatasan akses hanya untuk personil yang berwenang, dan kemudian mengidentifikasi personel itu.
39 2) Segregation of duties Pemisahan tugas sangat diperlukan dalam sistem pengendalian internal. Terdapat dua aplikasi umum dari prinsip ini : a. Individu yang berbeda harus bertanggung jawab untuk aktivitas yang terkait. b. Tanggung jawab pencatatan untuk aset harus terpisah dari penyimpanan fisik aset tersebut. 3) Documentation procedures Mendokumentasikan merupakan bukti bahwa transaksi dan peristiwa telah terjadi. Perushaan harus menetapkan prosedur untuk dokumen.
Pertama,
bila
memungkinkan,
perusahaan
harus
menggunakan dokumen yang diberi nomor urut, dan semua dokumen harus dicatat. Kedua, sistem pengendalian harus meminta karyawan memberikan semua dokumen sumber untuk dicatat dalam akuntansi oleh bagian akuntansi. 4) Physical contorls Penggunaan pengendalian fisik sangat penting. Pengendalian fisik berhubungan dengan pengamanan aset dan meningkatkan akurasi dan keandalan catatan akuntansi. 5) Independent internal verification Kebanyakan sistem pengendalian internal menentukan verifikasi internal independen. Prinsip ini melibatkan tinjauan data yang disusun oleh karyawan. Untuk mendapatkan manfaat maksimal dari verifikasi internal independen : a. Perusahaan harus memverifikasi catatan secara periodik atau tiba-tiba. b. Seorang karyawan yang tidak berhubungan dengan personil yang bertanggung jawab untuk informasi, harus membuat verifikasi. c. Perbedaan dan pengecualian harus dilaporkan ke tingkat manajemen yang dapat mengambil tindakan perbaikan yang tepat.
40 6) Human resource controls Kegiatan pengendalian sumber daya manusia adalah sebagai berikut : a. Menjamin perlindungan terhadap karyawan yang memegang kas atau uang tunai. b. Memutar tugas karyawan dan meminta karyawan untuk mengambil liburan. c. Melakukan pemeriksaan keseluruhan latar belakang karyawan
41 2.10.
Kerangka Pikir
BUSINESS MODELING -Memahami Bisnis Perusahaan -Membuat Rancangan Sistem Perusahaan -Membuat Model Proses Bisnis Perusahaan
REQUIREMENT -Mengumpulkan Data dan Informasi secara Detail -Mengevaluasi Requirement dengan User
SYSTEM DEVELOPMENT PHASE
DESIGN PHASE - Mendesain Arsitektur Software - Mendesain hubungan antara user dengan sistem dalam Use Case Diagram - Mendesain Database yang dibutuhkan - Mendesain Sistem dan User Interface - Mendesain Keamanan dalam mengontrol Sistem tersebut
IMPLEMENTATION PHASE - Membangun Komponen-komponen Software - Mendapatkan Komponen-komponen Software - Mengintegrasikan Komponen-komponen Software
TESTING PROTOTIPE APPLICATION
TESTING PHASE: - Mendefinisikan Testing Unit - Mendefinisikan Testing Integrasi - Mendefinisikan Testing Kegunaan - Mendefinisikan Testing Penerimaan Pengguna
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENDAPATAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. ANUGERAH BERSATU
42