BAB 2 KONTEKS PENELITIAN
2.1 Universitas Indonesia dan Kota Depok 2.1.1 Profil Universitas Indonesia Universitas Indonesia (UI) secara resmi berdiri pada tanggal 2 Februari 1950.8 Pada awalnya, UI mempunyai 9 fakultas dan 3 lembaga yang tersebar di lima kota, yaitu Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, serta Fakultas Sastra dan Filsafat di Jakarta; Fakultas Ilmu Alam dan Ilmu Pasti, Fakultas Ilmu Pengetahuan Teknik, dan Lembaga Pendidikan Guru Menggambar di Bandung; Fakultas Pertanian dan Kedokteran Hewan di Bogor; Fakultas Ekonomi di Makassar; dan Fakultas Kedokteran dan Lembaga Kedokteran Gigi di Surabaya. Fakultas-fakultas yang ada di daerah ini lah yang merupakan cikal bakal beberapa universitas besar yang ada di Indonesia. Pada tahun 1960-an fakultas-fakultas yang berada di luar Jakarta memisahkan diri dan membentuk lembaga pendidikan yang berdiri sendiri, yaitu Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Hasanuddin di Makassar, dan Universitas Airlangga di Surabaya. Pada tahun 1970-an hingga 1980-an, mempunyai dua kampus utama, yaitu Salemba dan Rawamangun. Kemudian pada tahun 1987 UI pindah kesebuah area baru seluas 320ha, yaitu Depok. Depok dijadikan pilihan karena wilayah ini merupakan daerah luas yang masih hijau, jauh di pinggir selatan kota Jakarta, dan dilalui oleh lintasan kereta api Jakarta-Bogor. Oleh karena itu, Depok dipilih sebagai tempat untuk membuat kampus ideal yang lebih terintegrasi.9 Hampir semua fakultas berada di kampus UI Depok. Hanya ada dua fakultas, yaitu Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi, dan beberapa program pascasarjana, program Ekstensi dan Magister Manajemen Fakultas Ekonomi, serta Laboratorium Fakultas Teknik yang masih menempati kampus UI Salemba. 8
www.ui.ac.id, diunduh pada tanggal 14 Mei 2009. Lebih terintegrasi karena ketika UI masih berada di Salemba, UI merupakan kampus yang terpencar-pencar mengisi ruang-ruang sempit dan sesak di tengah kota (diambil dari makalah Kemas ridwan Kurniawan, Dari Kampus Salemba ke Kampus Depok. Paradigma Nasionalisme, Pendidikan dan Ruang Publik di Universitas Indonesia, dalam acara Seminar Bersama antara Departemen Arsitektur FTUI dan Departemen Sastra FIB UI tanggal 26 dan 27 Agustus 2008). 9
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
Sedangkan kampus UI Rawamangun berubah menjadi kampus IKIP Jakarta, yang kemudian berubah nama menjadi Universitas Negri Jakarta (UNJ). Kampus Depok ini dibangun pada pertengahan tahun 1980-an, dan pada tahun 1987, aktivitas UI pindah ke kampus yang baru ini. Berbagai macam fasilitas dibangun untuk menunjang kegiatan akademis maupun kegiatan ekstra mahasiswa. Mulai dari Pusat Kesehatan Mahasiswa (PKM), Pusat Kegiatan Mahasiswa (PUSGIWA), fasilitas dan sarana olahraga seperti stadion, gymnasium, dan beberapa lapangan untuk olahraga di luar ruangan, Masjid, Balairung, Wisma Makara, dan Asrliama Mahasiswa. Semua fasilitas ini ditujukan bagi 33.662 mahasiswa UI.10 UI menyediakan dua Asrama Mahasiswa, yaitu Asrama Mahasiswa UI Wismarini di Jl. Otto Iskandardinata no. 38, Jakarta Timur, yang khusus disediakan bagi mahasiswa UI yang kuliah di Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, dan program lain yang berada di kampus UI Salemba. Selain itu, asrama yang kedua berada di Depok, yang mempunyai kapasitas 480 kamar putra dan 615 kamar putri, yang setiap kamarnya dapat diisi satu hingga tiga orang. Mahasiswa UI hanya bisa menempati asrama ini selama 4 semester atau 2 tahun, setelah itu mahasiswa tersebut diminta untuk mencari kost atau rumah kontrakan yang tersedia di luar area kampus. Hal ini dilakukan karena kapasitas asrama yang tidak dapat menampung dalam jumlah yang banyak, sehingga mahasiswa harus bergantian menempati asrama dengan mahasiswa UI di tahun berikutnya. Sejak kepindahannya ke Depok tahun 1987 hingga tahun 2007, UI mempunyai 13 fakultas yang terletak pada dua lokasi11, yaitu: 1. Fakultas Kedokteran, Kampus Salemba - Jakarta 2. Fakultas Hukum dan Ilmu Pengetahuan Masyarakat, Kampus Depok 3. Fakultas Sastra, Kampus Depok 4. Fakultas Ekonomi, Kampus Depok 5. Fakultas Psikologi, Kampus Depok 10
Merupakan jumlah total mahasiswa UI untuk program S1, S2, dan S3, baik domestik maupun internasional. Data diambil dari data.ui.ac.id. Data di atas merupakan data pada semester 2, tahun 2008. (dapat dilihat pada lampiran 4) 11 www.ui.ac.id, diunduh pada tanggal 14 Mei 2009.
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
6. Fakultas Kedokteran Gigi, Kampus Salemba - Jakarta 7. Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, Kampus Depok 8. Fakultas Teknik, Kampus Depok 9. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Kampus Depok 10. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kampus Depok 11. Fakultas Ilmu Komputer, Kampus Depok 12. Fakultas Ilmu Keperawatan, Kampus Depok 13. Fakultas Pascasarjana, Kampus Salemba - Jakarta Sedangkan mulai tahun 2007 hingga 2011, UI menambahkan satu program lagi, yiatu Program Pendidikan Vokasi12, yaitu sebuah program yang menggabungkan program-program Diploma 3 (D3) yang ada di setiap fakultas di UI menjadi satu program Pendidikan Vokasi, yang bertempat di Kampus Depok. Besaran biaya pendidikan yang harus dibayar oleh mahasiswa UI, setiap tahunnya mengalami perubahan. Mahasiswa S1 regular, yang berasalah dari fakulas rumpun ilmu sosial dan humaniora (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya), angkatan 2004 biaya yang harus dikeluarkan tiap semesternya adalah sebesar Rp 1.275.000, sementara angkatan 2005 adalah sebesar Rp 1.300.000. Perbedaan ini juga terjadi pada mahasiswa pascasarjana di fakultas rumpun ilmu sosial dan humaniora. Bahkan antar program studi yang ada di dalam satu fakultas pun, mempunyai besaran biaya pendidikan yang berbeda. Jika ingin di ambil rata-ratanya, bagi mahasiswa pascasarjana FIB dan FISIP besaran biaya pendidikan yang harus dibayar tiap semesternya adalah sebesar Rp 5.600.000 – Rp 14.000.000. 2.1.2 Profil Kota Depok Kota Depok merupakan sebuah kecamatan yang termasuk dalam wilayah kabupaten Bogor.(Adhi, 2007). Pada tahun 1976 perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun pengembang, yang kemudian diikuti dengan dibangunnya kampus Universitas Indonesia (UI), mengakibatkan meningkatnya
12
ibid.
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
perdagangan dan jasa yang semakin pesat.13 Kota Depok berbatasan langsung dengan wilayah DKI Jakarta yaitu Jakarta Selatan, dan Kabupaten Tangerang di bagian utara, dan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bogor di bagian barat, timur, dan selatan. Pada tahun 1981 Pemerintah Republik Indonesia, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1981, terbentuklah Kota Administratif Depok. Peresmiannya diselenggarakan pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri Dalam Negeri H. Amir Machmud.14 Dengan semakin pesat perkembangannya, pemerintah Kabupaten Bogor bersama-sama dengan Pemerintah Propinsi Jawa Barat mengusulkan kepada Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) agar Kota Administratif Depok dapat ditingkatkan menjadi Kotamadya. Oleh karena itu, berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999, dibentuklah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok. Undang-undang ini ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, dan diresmikan pada tanggal 27 April 1999. Pada saat yang bersamaan, dilantik pula Drs. H. Badrul Kamal sebagai Pejabat Walikotamadya Kepada Daerah Tingkat II Depok, yang sebelumnya menjabat Walikota Kota Adminstratif Depok.15 Luas Wilayah kota Depok saat ini mencapai 20.029 Ha, yang terdiri dari enam kecematan, yaitu Cimanggis, Sukmajaya, Pancoran Mas, Beji, Sawangan, dan Limo. Jumlah penduduk Depok pada tahun 1999 masih dibawah 1 juta jiwa, dan pada tahun 2005 mencapai 1.374.522 jiwa, dengan perkembangan rata-rata 4,23% per tahun. Sehingga pada tahun 2010 diperkirakan jumlah penduduk akan mencapai 1.610.000 jiwa.16 2.1.3 Pertumbuhan Kota Depok sebagai Dampak dari Perpindahan UI Sebelum UI pindah menempati kampus barunya, Depok merupakan daerah pertanian, perkebunan, dan peternakan. Kehidupan mahasiswa UI yang tidak hanya berpusat pada kegiatan belajar saja, mempunyai berbagai macam 13
Website resmi pemerintahan kota Depok. http://www.depok.go.id/v3/index.php?option=com_content&task=view&id=14&Itemid=26, diunduh pada tanggal 15 November 2008. 14 Website resmi Pemerintahan Provinsi Jawa Barat www.gerbang.jabar.go.id/kotadepok/, diunduh pada tanggal 15 November 2008. 15 Ibid. 16 Ibid.
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
kebutuhan, mulai dari papan, sandang, dan pangan. Hal inilah yang menyebabkan lahan-lahan tersebut berubah fungsi menjadi lahan pemukiman, jasa, dan perdagangan. Banyak tempat tinggal, baik yang berbentuk kost, kontrakan, kompleks perumahan, maupun apartemen, dibangun di sekitar kampus Depok. Tidak hanya itu, pertokoan yang menyediakan berbagai macam kebutuhan pun banyak dibangun. Dengan semakin banyaknya mahasiswa yang diterima di UI, maka semakin banyak pula permintaan akan kebutuhan papan, sandang, dan pangan. Kondisi asrama mahasiswa UI yang terbatas dan adanya alasan ekonomis dan praktis, membuat mahasiswa-mahasiswa UI yang berasal dari daerah ataupun yang berasal dari Jakarta atau Bogor, mencari tempat tinggal sementara di sekitar kampus UI. Hal ini merupakan peluang bisnis bagi pemilik lahan di sekitar kampus untuk mendirikan rumah kost, rumah kontrakan, bahkan apartemen. Salah satu wilayah yang menjadi lokasi rumah kost, rumah kontrakan, dan apartemen adalah di sekitar Jalan Margonda Raya. Jalan raya ini merupakan jalan utama yang ada di kota Depok. Jalan ini terbagi menjadi dua sisi, yaitu sisi timur, untuk jalur kendaraan yang akan melintas ke daerah Depok, Citayam, dan Bojong Gede. Sedangkan sisi barat merupakan jalur kendaraan yang akan menuju ke arah Pasar Minggu. Masing-masing tempat menawarkan harga dan fasilitas yang berbeda. Harga sewa kost, kontrakan, dan apartemen berkisar antara Rp 250.000 hingga Rp.1.500.000 per bulan. Sedangkan fasilitas yang ditawarkan pun bermacam-macam. Seperti yang terlihat pada salah satu iklan kost berikut ini.
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
TERIMA KOST MARGONDA DEPOK, FASILITAS INTERNET & TV DI TIAP KAMAR Terima Kost putra di belakang Kampus BSI Margonda, Depok. Hanya 100 meter dari Semanggi Kampus UI. Juga dekat Kampus Gunadarma Margonda maupun Kelapa Dua. Fasilitas tiap kamar: Akses Internet, pesawat TV, lemari 2 pintu, tempat tidur, kasur, meja & kursi. Fasilitas bersama: Mesin cuci. Harga sewa per kamar Rp 400.000 (1 orang), Rp 600.000 (2 orang). Hubungi: 021-7865584 atau Flexi: 021-32277722.
Selain tempat tinggal, dibutuhkan pula sandang atau pakaian. Ada beberapa pusat perbelanjaan besar yang dibangun di sekitar Jalan Margonda Raya, seperti Ramanda, Hero, Superindo, Plaza Borobudur, Depok Mal, Plaza Depok, Depok Town Square, ITC Depok, dan yang terakhir adalah Margo City. Pusat perbelanjaan ini tidak hanya dipenuhi dengan outlet-outlet yang menawarkan pakaian, tetapi juga bisa dijadikan tempat untuk memenuhi kebutuhan yang lain, seperti rekreasi dan hiburan. Kebutuhan yang paling penting lainnya adalah pangan atau makan. Mulai dari restoran, kafe, hingga warung yang dibangun semi permanen ada di pinggir jalan raya ini. Berdasarkan website resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pada Maret 2009 terdapat 33 tempat makan di kota Depok, yang tersebar di beberapa daerah seperti Cinere, Kelapa Dua, Cibinong, Limo, Sawangan, dan Margonda. Lebih lengkapnya, dapat dilihat pada daftar berikut ini.17
Nama Restoran
Alamat
17
Telepon
Website resmi Pemerintahan Provinsi Jawa Barat www.gerbang.jabar.go.id/kotadepok/, diunduh pada tanggal 15 November 2008.
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
D Orange
Depok Town Center
021-93233106
Ichiban Sushi
Margo City Lt. G 05
021-78870921
O Sea
Cinere Mall Level II Mezane
021-99454409
Zoe – Library S & C
Jl. Margonda Raya No. 27
021-7775473
Buku Kafe
Jl. Margonda Raya No. 477
021-93002110
Ci Stik Steak & Float
Jl. Margonda Raya No. 477
021-77202604
Cibiuk RMK Sunda
Jl. Margonda Raya No. 195
021-77202604
De Space Cafe
Jl. Margonda Raya No. 514
021-77206482
Pesona Manado
Jl. Margonda Raya No. 197
021-77205167
Sekar – RMK Sunda
Jl. Raya Sawangan No. 36
021-77885528
Bakmi Mal Depok
Mal Depok Ruko Blok B 29-31
021-7756067
Bakmi Raya
Jl. Cinere Raya No. 11
021-753-4710
Depok Kuring Resto
Jl. Margonda Raya No. 312
021-78887718
Dizza Resto
Jl. Margonda 477 Pondok Cina
021-7272402
Kantin Tujuh Dua
Jl. Akses UI No. 99 Kelapa Dua
021-79186272
Pasir7Cinere Seafood
Jl. Cinere Raya No. 13 Limo
021-7541704
Pondok Ikan Mut2
Jl. Raya Sawangan No. 9
021-77885792
Saung Talaga
Jl. Raya Sawangan No. 1
021-7790707
Soto Betawi Tanah A
Jl. Raya Meruyung No. 40
021-7535315
Cafetaria PondokBoni
Jl. Akses UI 60 B Kelapa Dua
021-87705502
Pondok Mie H & S
Jl.RTM Raya No.26 Tugu
021-8728772
Red Crispy
Jl. Akses Raya Depok
021-92711020
Restoran D Minang
Jl. Raya Bogor Km.29 Cimanggis
021-8721262
Restoran Klub Pesona
Komplek Pesona Khayangan
021-77820333
RM Dida Nusantara
Jl. RTM No. 17 Cibinong
021-93364359
R M Get Raw
Jl. Akses UI Cibinong
081-28249592
R M Selera Depok
Jl. Akses Raya Depok
021-68399242
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
Sate Ayam & KM
Jl. Prof Dr Lafran Pane (RTM)
021-68570063
Soto Kudus Menara
Jl. Margonda Raya Depok
021-7721528
Wapo – Pd Lesehan
Jl. Raya Akses UI No.48 F
081-5885-6007
W M Sido Mampir
Jl. Wijaya Kusuma No.8
021-918-4507
Semuanya Enak_Enak Jalan Margonda Raya Depok
-
Pondok Laras
-
Kelapa Dua
Akan tetapi, berdasarkan pengamatan peniliti, tidak semua tempat makan yang terdapat di sekitar Jalan Margonda Raya Depok, masuk ke dalam daftar tempat makan yang dimuat dalam website pemerintah provinsi Jawa Barat tersebut. Masih ada tempat makan seperti Boloo-Boloo, Bubur Ayam Garut, AMPERA, Ayam Bakar Cristina, Bakmi Margonda, Burger & Grill, Ayam Bakar Wong Solo, Mang Kabayan, Bakmi Japos, Sami Moro, Cibubur Fried Chiken, Es Pocong, Pidie 2000, Martabak Kubang, R M Sederhana, R M Tanjung Raya, R M Sarimande, dan lain-lain. Tempat-tempat makan di atas, belum termasuk tempat makan yang berbentuk tenda yang ada disepanjang Jalan Margonda Raya. Jumlah tempat makan setiap tahunnya dapat berubah, karena berdasarkan pengamatan peneliti banyak tempat makan yang tutup karena tidak bisa bersaing dengan tempat makan yang lain, dan ada juga tempat makan baru yang mencoba peruntungannya di sepanjang Jalan Margonda Raya ini. Dengan semakin banyaknya bentuk usaha dalam bentuk pemukiman, jasa, dan perdagangan ini, khususnya tempat makan, Jalan Margonda Raya menjadi padat dan ramai. Dalam memenuhi kebutuhan pangannya, mahasiswa UI diberikan pilihan tempat makan. Mulai dari kedai kecil pinggir jalan, restoran fast food, dan kafe. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh Divisi Riset BO Pers SUMA UI, Es Pocong, Burger & Grill, dan ZOE, merupakan tempat makan yang paling banyak dikunjungi oleh Mahasiswa UI. 2.2 Deskripsi Tempat Penelitian 2.2.1 Trend Horor di Indonesia
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
Kepercayaan masyarakat Indonesia atas adanya makhluk gaib atau hantu, seperti setan, pocong, genderuwo, tuyul, kuntilanak, sundel bolong, jelangkung, dan berbagai jenis hantu lokal lainnya, merupakan hal yang sering muncul dan digunakan untuk dijual ke tengah masyarakat. Misalnya dalam dunia perfilman Indonesia, banyak film horor yang mengangkat cerita-cerita dari tradisi rakyat tradisional tentang makhluk gaib, atau menggunakan salah satu hantu tersebut untuk dijadikan tokoh cerita. Dari sekian banyak hantu, pocong merupakan hantu yang paling populer di layar lebar.(Elvira & Kuniadi, 2008). Pemilihan hantu pocong untuk diangkat menjadi cerita sebuah film, tidak lepas dari mitos-mitos yang ada dan hidup di dalam masyarakat Indonesia, misalnya mitos sumpah pocong. Ada beberapa film bergenre horor yang mengangkat pocong sebagai cerita dan judul film, seperti Sumpah Pocong Lintang dan Bayu: Sumpah Keramat (1988), Pocong (2006), Pocong 2 (2006), Pocong 3 (2007), Tali Pocong Perawan (2008), 40 Hari Bangkitnya Pocong (2008), Pocong: The Real (2008), dan Sumpah Pocong di Sekolah (2008). Yan Widjaja, seorang pengamat film Indonesia, menyebutkan bahwa, “Film horor memang selalu mendapat tempat bagi penikmat film Indonesia. Jika dibandingkan dengan film bergenre lain, horor selalu mampu manarik hati penonton dan mendatangkan keuntungan bagi para produser. Rata-rata film horor mampu mendatangkan hingga 800.000 penonton dengan waktu edar dua minggu. Angka ini cukup bersaing dengan film-film drama yang berbumbu seks.” (Elvira & Kuniadi, 2008) Selain digunakan oleh dunia perfilman Indonesia, hantu-hantu ini juga digunakan oleh produsen tempat makan, untuk membedakan tempatnya dari tempat makan lainnya, seperti rumah makan Rawon Setan Mbak yang asli Surabaya. Selain digunakan untuk nama tempat makan, hantu-hantu ini juga digunakan untuk nama menu, seperti yang terdapat pada rumah makan Mbah Jingkrak, yang terdapat di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan. Rumah makan cabang dari Semarang ini menawarkan aneka makanan dengan nama horor, misalnya Sambel Iblis, Pitik Rambut Setan, atau Tempe Setan. Trend horor pada tempat makan tidak hanya terjadi di Jakarta, tempat makan dengan nama horor ini
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
juga muncul di kota Depok, yaitu Kedai Es Pocong. Berikut adalah deskripsi dari tempat yang bernama Kedai Es Pocong ini. Tempat yang bernama Kedai Es Pocong18 ini merupakan sebuah kedai kecil di pinggir jalan Margonda Raya, tepatnya di sekitar wilayah yang biasa dikenal dengan nama Kober. Tempat ini pertama kali buka tanggal 19 juni 2006. Pada awalnya, tempat ini hanya menjual bakso ceker dan tempe mendoan. Akan tetapi setelah beberapa bulan berjalan, tempat ini tidak lagi menjual bakso ceker, karena ternyata lebih banyak pengunjung yang membeli tempe mendoan saja. Pemilik kedai Es Pocong mengambil lokasi ini untuk dijadikan tempat untuk berdagang dengan alasan letaknya yang sangat strategis, yaitu sebagai salah satu lokasi yang menjadi akses berjalan kaki menuju kampus dan stasiun UI, banyak berdiri tempat kost yang dihuni oleh mahasiswa UI, dan dekat dengan Jalan Margonda Raya, yang merupakan jalan utama di kota Depok. Karena letaknya yang strategis, Kedai Es Pocong menjadi terkenal dan dapat bertahan selama hampir 3 tahun. Awalnya kedai ini bernama “Kedai Lorong”, yaitu sebuah kedai yang menjual 4 menu makanan, dengan tempe mendoan sebagai menu utama, dan 16 menu minuman, dengan Es Pocong sebagai menu utama. Ciri khas dari kedai ini adalah nama-nama menu yang menggunakan kata-kata yang menyeramkan, seperti Setan Merah, Kuntilanak, Pocong, Suster Ngesot, Pastel Jin, Nasi Uduk Tuyul, Lontong Setan, dan lain-lain. Namun akhirnya kedai ini berubah menjadi “Kedai Es Pocong”, karena selain tempe mendoan, menu Es Poconglah yang paling banyak dibeli oleh pengunjung, dan oleh karena itu orang-orang lebih mengenal kedai ini dengan sebutan Es Pocong. Seperti yang dijelaskan oleh Pak Boni, yang merupakan pengelola sehari-hari kedai ini, berikut ini.
“Namanya “kedai lorong”, tapi lama-lama orangorang jadi namain sendiri dengan es pocongnya. Jadi namanya dari menu yang dijual, tadinya “kedai Lorong”.
18
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Divisi Riset BO Pers SUMA UI, dari 180 mahasiswa UI sebanyak 16%, atau sebanyak 56 orang memilih Es Pocong sebagai tempat favorit di Jalan Margonda Raya. Dalam survey ini, responden diperbolehkan menjawab lebih dari satu.
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
Penggunaan kata-kata yang seram itu tidak terlepas dari nama lokasi yang menjadi tempat berdirinya kedai ini, yaitu kata Kober yang mempunyai arti makam.19 Kedai ini mempunyai bentuk yang cukup sederhana, dan karena letaknya persis di pinggir jalan raya, kedai ini tidak mempunyai tempat parkir sendiri. Dibangun dengan menggunakan bahan dasar kayu, hanya memiliki tiga meja kayu yang panjang dan enam kursi kayu yang panjang. Bangunan kedai yang sebagian besar merupakan dapur, tempat membuat makanan dan minuman ini pun menjadi jaminan bahwa makanan dan minuman yang ada masih hangat dan baru karena pengunjung melihat proses menggoreng dan membuat menu-menu tersebut secara langsung. Pada bagian belakang dari kedai ini akan terlihat susunan tempe yang belum digoreng dan gelas-gelas plastik yang berisi bubur sum-sum atau Es Pocong, yang disusun rapi memanjang dan bertumpuk. Di sisi lainnya akan terlihat dapur dengan satu wajan besar yang digunakan untuk menggoreng tempe mendoan. Kemudian di sisi lainnya lagi, akan terlihat berbagai macam botol sirup dan soda, yang digunakan untuk membuat minuman. Pada bagian depan terdapat tiga meja kayu panjang dan enam bangku kayu, yang disediakan untuk pengunjung yang mau makan di tempat. Seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.1 Tampak belakang (dapur) Kedai Es Pocong.
19
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007). hlm. 588.
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
Gambar 2.2 Dapur bagian menggoreng tempe mendoan
Gambar 2.3 Dapur bagian membuat minuman
Gambar 2.4 Tampak depan. (tempat duduk pengunjung)
Tempat makan dengan konsep kedai ini membuat hubungan antara pengunjung dan pengelola menjadi lebih dekat. Hal ini terlihat ketika peneliti
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
datang ke tempat ini. Apalagi jika sudah menjadi pelanggan setia kedai ini. Kedai Lorong ini pun berubah nama menjadi kedai Es Pocong karena pengaruh pengunjung yang lebih mengenal menu minumannya yang bernama Es Pocong. Kedai Es Pocong ini setiap harinya buka dari jam 7.30 pagi, yaitu dengan melakukan persiapan awal, seperti memulai membuat bubur sumsum untuk menu es pocong, dan membuat adonan tepung untuk tempe mendoan. Kemudian jam 9.30, setelah semua persiapan selesai dilakukan, Pak Boni dan karyawan lainnya mulai menjual dagangannya. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, kedai ini sangat ramai dikunjungi ketika mendekati jam makan siang, yaitu sekitar jam 11.00 sampai dengan 13.00. Antara jam 13.00 sampai 17.00 sore, pengunjung yang datang tidak terlalu memadati kedai ini. Dan sekitar jam 17.00 sore sampai jam 19.00 jumlah pengunjung yang ada di kedai ini pun bertambah lagi jumlahnya, hingga mereka tutup jam 21.00 malam. Kedai ini menyediakan 1000 lembar tempe mendoan pada setiap harinya, dan persediaan ini selalu habis disetiap harinya. Menu utama dari Kedai Es Pocong adalah tempe mendoan dan bubur sumsum yang diberi nama Es Pocong. Selain itu, kedai ini juga menjual beberapa jenis makanan dan minuman, diantaranya nasi uduk, pastel, lontong, dan 15 jenis minuman es sirop dengan berbagai rasa yang ditambah dengan soda. Kedai ini mempunyai ciri khas sendiri dalam menyajikan makanannya. Apabila ditempat lain menjual tempe mendoan dengan konsep gerobak, dan tidak menyediakan tempat bagi pembelinya untuk makan di tempat, di kedai ini pembeli diperbolehkan untuk makan ditempat, dengan menggunakan piring yang terbuat dari rotan dan dialas dengan daun pisang, serta menyediakan sambel kecap dan sambel kacang sebagai saos untuk menyantap tempe mendoan. Minumanminuman yang ada disajikan dalam gelas plastik yang diberi tutup plastik dan sedotan, sehingga memudahkan pengunjung untuk meminumnya sambil berjalan. Selain itu dengan cara penyajian yang seperti ini, mempermudah pengelola karena tidak perlu membuat ruang untuk mencuci piring dan gelas. Daftar menu dan harga dibuat sesuai dengan nama kedai ini, seperti yang terlihat pada gambar daftar menu Kedai Es Pocong berikut ini:
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
Gambar 2.5 Daftar Menu Es Pocong.
Karena tempat ini bernama Es Pocong, tampilan daftar menu pun disesuaikan dengan nama tempat, yaitu dengan cara menampilkan gambar pocong sebagai latar belakang daftar menu. Daftar menu ini diletakkan pada tiang-tiang penyangga kedai, sehingga pengunjung yang datang, atau orang-orang yang lewat disekitar kedai ini dapat melihat daftar menu dan harga. Harga makanan yang ada di Es Pocong berkisar antara Rp 1.500 – Rp 3.000, sedangkan untuk minuman harganya berkisar antara Rp 3.500 – Rp 4.500. Kedai yang terletak di pinggir jalan ini mempunyai tempat yang kecil, sehingga tidak terlalu nyaman untuk berlama-lama duduk di sini. Kurangnya meja dan tempat duduk membuat pengunjung harus berebut tempat duduk, atau memilih di emperan toko yang ada disekitar kedai ini. Ada juga yang memilih untuk membeli dan kemudian di makan sambil berjalan, atau memakannya di kampus, rumah, atau di tempat kost. Ketidaknyamanan ini juga ditambah dengan suasana disekitar warung yang merupakan tempat pemberhentian angkutan kota dan bis, debu, dan banyak pengamen dan pengemis. Walaupun begitu, kedai yang berada di mulut Gang Sawo, Jalan Margonda Raya ini selalu ramai didatangi mahasiswa UI, karena merupakan salah satu akses masuk berjalan kaki ke dalam kampus UI. 2.2.2 Trend Tempat Makan Burger
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
Makanan yang biasa disebut dengan hamburger, di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, sudah bukan makanan mewah lagi. Hampir disetiap sudut pusat perbelanjaan atau perkantoran, dan pinggir jalan dapat ditemui outlet-outlet yang menjual burger, makanan yang identik dengan prestise dan gaya hidup anak-anak muda jaman sekarang. (LeZat, 2008). Burger ternyata memiliki pasar tersendiri di Indonesia, khususnya pangsa pasar kaum muda. Sebut saja misalnya Blenger Burger yang pada tahun 2007 sempat menjadi perhatian masyarakat Jakarta untuk datang ke daerah Lamandau, Bintaro Sektor 1. Blenger Burger merupakan gerai yang khusus menyediakan grilled burger & chilli dog. Selain Blenger Burger, ada juga outlet burger lainnya seperti Klenger Burger, Edam Burger, Burger King, Burger & Grill, dan lain-lain. Burger & Grill sebagai salah satu restoran fast food yang memiliki beberapa cabang restoran di Jakarta pun membuka outletnya di Depok. Burger & Grill merupakan tempat makan yang memadukan menu makanan burger dengan ciri khas kaum muda, yaitu nongkrong. Hal ini terlihat dari deskripsi tempat berikut ini. Sebelum berubah nama menjadi Burger & Grill20, pada tahun 2005 usaha tempat makan ini bernama Burger Cooker, yaitu sebuah tempat dengan konsep counter fast food di mall-mall. Akan tetapi pada tahun 2006, bermula dari sebuah komitmen dari manajemen tim dan pemilik, muncullah ide untuk membuat sebuah tempat makan out door yang bernama Burger & Grill. Penamaan tempat ini menjadi Burger & Grill tidak lepas dari nama sebelumnya, yaitu Burger Cooker yang menjual makanan berjenis burger. Ketika berubah nama, kata “grill” ditambahkan dengan maksud untuk memperbanyak variasi menu yang dijual, sehingga Burger & Grill tidak hanya menjual berbagai macam burger, tetapi juga menjual makanan yang dipanggang. Seperti yang dijelaskan oleh Pak Wahyudie, manager Burger & Grill Depok, berikut ini. “... Sehingga (dengan menambah) nama grill itu tidak monoton dengan hanya klasifikasi burger itu. Ya biar agak variatif item produk, makanya namanya burger n grill,... Karena kita dengan grill, panggangan, itu kan produk 20
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Divisi Riset BO Pers SUMA UI, dari 180 mahasiswa UI sebanyak 10%, atau sebanyak 36 orang memilih Burger&Grill sebagai tempat favorit di Jalan Margonda Raya. Dalam survey ini, responden diperbolehkan menjawab lebih dari satu.
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
apapun bisa panggangan.”
kita
jadikan
sebagai
(dalam
bentuk)
Untuk pertama kalinya, Burger & Grill membuka tokonya di daerah Radio Dalam. Cabang ke-2 terletak di daerah Thamrin, dan cabang ke-3 terletak di Jalan Tebet Dalam Raya. Kemudian pada 6 Januari 2008 Burger & Grill membuka cabangnya yang ke-4 di Jalan Margonda Raya no.7, Depok. Burger & Grill dari hari senin sampai jumat mempunyai jam operasional dari jam 10.00 pagi hingga jam 24.00 malam. Sedangkan pada hari sabtu dan minggu, Burger & Grill mempunyai jam operasional yang lebih panjang yaitu dari jam 07.00 pagi hingga jam 02.00 pagi. Pada hari sabtu dan minggu ini, Burger & Grill mempunyai menu khusus untuk sarapan yaitu bubur ayam bakar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti ketika mengunjungi Burger & Grill, ketika memasuki jam makan siang, tempat ini ramai didatangi oleh pengunjung yang rata-rata adalah mahasiswa. Begitu juga ketika jam makan malam. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Pak Wahyudie berikut ini. “Untuk ramainya biasanya pas lunch ya, antara jam dua belas sampai jam dua, trus malam, makan malam itu bisa dari jam tujuh sampai jam sepuluh.”
Dengan bentuk bangunan yang modern dan permanen, tempat ini mempunyai 150 tempat duduk, tempat parkir, ruang mushola, dan toilet. Tempat ini terbagi dalam beberapa bagian, yaitu bagian luar dan bagian dalam. Bagian luar terbagi menjadi 4 tempat, yaitu tempat parkir, panggung, taman, dan teras. Biasanya pengunjung yang memilih untuk duduk di bagian luar adalah pengunjung yang merokok, sedangkan yang memilih untuk duduk di bagian dalam adalah pengunjung yang tidak merokok, atau ingin merasakan dinginnya AC karena cuaca di luar ruangan sedang panas atau hujan. Burger & Grill mempunyai bangunan tersendiri untuk dapur, sehingga pengunjung tidak bisa melihat proses pembuatan makanan dan minuman yang ada di sini. Untuk mempromosikan potongan harga, paket makanan murah, atau acara yang akan diadakan, pengelola menggunakan banner besar yang diletakkan di samping restoran, sehingga dapat terlihat dengan jelas oleh orang-orang yang melewati tempat ini. Berikut adalah gambar-gambar ruangan yang ada di Burger & Grill.
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
Gambar 2.6 Tempat parkir Burger & Grill
Gambar 2.7 Bagian luar Burger & Grill (panggung)
Gambar 2.8 Bagian luar Burger & Grill (taman)
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
Gambar 2.9 Bagian luar Burger & Grill (teras, dari arah pintu masuk)
Gambar 2.10 Bagian dalam Burger & Grill
Gambar 2.11 Bangunan dapur Burger & Grill (dari arah taman)
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
Gambar 2.12 Banner promosi
Meja dan tempat duduk yang disediakan berbentuk kayu yang dipernis, dan kursinya tidak menggunakan sandaran. Di atas setiap meja yang ada di tempat ini, terdapat nomor meja, serta dua botol yang isinya adalah saos sambal dan saos tomat. Meja dan kursi yang ada di bagian panggung dan taman mempunyai bentuk yang berbeda. Jika di bagian panggung terdapat meja dan kursi plastik yang mempunyai sandaran, sedangkan di bagian taman, meja yang digunakan sama dengan yang ada di bagian panggung, tetapi untuk kursinya, yang digunakan adalah kursi rotan dengan sandaran. Hal ini membuat nyaman untuk duduk berlama-lama sambil menikmati suasana yang ada. Tempat makan ini mempunyai slogan “We grill everything, caused grill food is more delicious,” artinya semua makanan yang mereka sajikan diproses dengan cara dibakar (grill). Slogan ini digunakan untuk mencirikan tempat makan yang membakar segala jenis makanan. Apapun menunya, mereka menyatakan diri sebagai ahlinya hidangan bakaran, seperti Spaghetti Bakar, Tongseng Bakar, Bubur Bakar, Ayam Bakar, Nasi Goreng Daging Bakar, dan lain-lain. Tempat ini juga menyediakan berbagai macam jenis minuman seperti Juice, Punch, Es Cream, Teh, Kopi, dan lain-lain. Penggunaan slogan ini juga merupakan salah satu cara untuk memperbanyak variasi menu makanan yang dijual, sehingga tidak terpaku pada hanya menyediakan berbagai macam burger saja. Menu makanan dan minuman yang ada di Burger & Grill ini terdapat pada daftar menu yang berbentuk kertas dalam ukuran besar yang dilaminasi plastik. Jenis makanan dan minuman terdapat pada dua sisi daftar menu ini, yang
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
menunjukkan pengelompokkan jenis makanan dan minuman. Pada sisi bagian daftar menu makanan akan terlihat pengelompokkan menu makanan beserta harganya, yaitu Burger, Sandwich bakar, Steak, All Grill (terdiri dari Spaghetti bakar, Nasi Goreng Daging Bakar, Ayam Bakar Istimewa, Bubur Ayam, Nasi Goreng Ayam Bakar, dan Bakso Bakar), dan Grillicious (terdiri dari Tongseng Bakar, Ketupat Sayur Bakar, Soto Bakar Istimewa, Sop Buntut Bakar, dan Sop Iga Bakar). Pada sisi lainnya, terdapat daftar menu minuman beserta harganya, yaitu The Soft Drink, The Float & Milk Shake, Juice, The Specialities (terdiri dari Ice Coffe, Coffe Shake, Frozen Cappucino), dan Coffe (terdiri dari Black Coffe, Hot/Ice Cappucino, dan lain-lain). Selain itu, pada sisi ini terdapat juga menu Dessert (yang terdiri dari Banana Splite, Pisang Tape Bakar, Es Campur Goyang Lidah, dan Ice Cream Sundae) dan Pancakes. Harganya makanan dan minuman pun bervariasi. Untuk makanan mulai dari Rp 8.500 sampai Rp 61.500, sedangkan untuk harga minuman mulai dari Rp 4.000 sampai Rp 26.000. Selain menampilkan jenis makanan dan minuman, daftar menu ini juga menampilkan gambar makanan dan minuman, seperti yang terlihat pada daftar menu yang diletakkan luar, tepatnya di area parkir mobil dan motor.
Gambar 2.13 Daftar Menu yang diletakkan di area parkir mobil dan motor.
Makanan disajikan di atas piring besar berwarna putih, sedangkan untuk minuman disajikan dalam gelas dengan berbagai bentuk, tergantung pada jenis
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
minumannya, misalnya, cangkir beserta tatakannya digunakan untuk menyajikan hot coffe, sedangkan untuk ice tea menggunakan gelas tinggi dan sedotan. Untuk menyantap makanan, pengunjung diberikan alat makan sesuai dengan jenis makanan yang dipesan. Jika memesan Nasi Goreng Daging Bakar, maka pelayan akan memberikan alat makan berupa sendok dan garpu, sedangkan jika memesan steak atau burger, maka pelayan akan memberikan alat makan berupa pisau kecil dan garpu. Burger & Grill dilengkapi dengan fasilitas free Wi-fi, yaitu akses internet yang cepat dan tidak terbatas, serta multimedia yang terdiri dari televisi yang terletak di bagian dalam dan proyektor di bagian luar ruangan. Televisi yang ada di dalam ruangan akan selalu nyala, dengan menampilkan acara-acara dari stasiun tv lokal. Sementara proyektor yang ada di bagian luar, akan nyala pada jam 6 sore, dengan menampilkan video klip musik yang berasal dari channel MTV, MNC Music Channel, dan Channel V. Proyektor ini jugalah yang digunakan oleh pengelola ketika mengadakan acara nonton bareng, seperti nonton bareng pertandingan sepakbola dari manca negara, atau balap mobil Formula I. Jika proyektor yang ada di luar ruangan belum dinyalakan, akan terdengar suara musik yang mejadi latar suara tempat ini. Lagu-lagu yang diperdengarkan berasal dari penyanyi atau grup band dari dalam negeri dan luar negeri. Dengan adanya kampus UI di Depok, merupakan salah satu alasan manajemen Burger & Grill membuka cabangnya di Depok. Mahasiswa UI dijadikan target market karena sesuai dengan konsep Burger & Grill sebagai tempat makan fast food yang bergaya anak muda. Ini terlihat dari acara-acara yang diadakan oleh pengelola Burger & Grill, seperti merayakan hari kasih sayang (Valentine day) dan nonton bola bareng. Acara-acara tersebut mendapat sambutan yang baik dari pengunjung, terutama mahasiswa. Sebagai salah satu bentuk penghargaan bagi pengunjungnya yang setia, Burger & Grill memberikan kartu anggota. Ketentuannya adalah pengunjung yang dalam waktu tiga bulan, enam bulan, dan satu tahun, setia mendatangi Burger & Grill. Dengan mendapatkan kartu anggota dari Burger & Grill ini, pengunjung memperoleh potongan harga dan dapat digunakan di cabang-cabang Burger & Grill lainnya.
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
Dari 100 kartu anggota yang dikeluarkan oleh Burger & Grill Depok, 50%nya diberikan kepada mahasiswa. 2.2.3 Toko Buku Kafe Konsep toko buku yang hanya memajang rapi buku di dalam rak, dan ditunggui oleh penjaga, terasa kuno dan kaku. Untuk merubah hal yang seperti itu, beberapa tahun terakhir bermunculan konsep kafe buku di kota-kota besar di tanah air, yaitu sebuah tempat yang menggabungkan kafe dengan perpustakaan atau toko buku. Bentuk bangunan toko buku yang kaku, diubah bentuknya menjadi bangunan yang lebih santai dan memberikan layanan yang menyenangkan buat pengunjung. Sofa-sofa yang nyaman atau kafe kecil misalnya. Hal ini seperti yang pernah dirasakan oleh masyarakat Jakarta dengan hadirnya jaringan QB World, yang memadukan toko buku dan kafe, Aksara, MP Bookpoint, dan Leksika Bookstore. Tidak hanya di Jakarta dan kota-kota besar lainnya, kota Depok pun toko buku kafe, yaitu ZOE, library, shop, and cafe. ZOE, library, shop, and cafe yang berada di Jalan Margonda Raya, Depok, ini merupakan cabang ke-2 dari ZOE yang ada di Bandung. Berdasarkan penjelasan Pak Erman, pemilik ZOE, letaknya yang berdekatan dengan kampus Universitas Padjadjaran dan Institut Teknologi Bandung, mendapat sambutan yang baik dari mahasiswa-mahasiswa yang kuliah di kampus-kampus tersebut. ZOE sering dijadikan tempat singgah sementara oleh mahasiswa yang menunggu kelas kuliah berikutnya. Dengan adanya animo yang baik dari mahasiswamahasiswa yang ada di Bandung, pemilik ZOE ini pun mencoba peruntungannya dengan membuka cabang pertama ZOE di Depok, yang mempunyai persamaan status, yaitu sebagai kota pelajar. Berikut adalah deskripsi dari tempat yang bernama ZOE library, shop, and cafe. ZOE21 pertama kali buka di Jalan Margonda Raya Depok pada tanggal 30 Juni 2006. Toko Buku, perpustakaan, sekaligus kafe ini merupakan cabang dari ZOE yang ada di Bandung, tepatnya di Jalan Pager Gunung 3, dekat dengan
21
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Divisi Riset BO Pers SUMA UI, dari 180 mahasiswa UI sebanyak 8%, atau sebanyak 28 orang memilih ZOE sebagai tempat favorit di Jalan Margonda Raya. Dalam survey ini, responden diperbolehkan menjawab lebih dari satu.
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
kampus Universitas Padjadjaran dan Institut Teknologi Bandung. Berawal dari kegemaran membaca buku, Pak Erman bersama keponakannya yang kuliah di Bandung mendirikan tempat yang menyediakan buku untuk disewakan pada tahun 1999. Ketika trend membuat kobucil (toko buku kecil) melanda Bandung pada tahun 2000, Pak Erman menamakan kobucil ini dengan ZOE. Tempat ini tidak hanya menyewakan buku saja, tetapi menambah fungsinya sebagai toko buku dengan potongan harga, yang diberikan kepada anggota maupun yang bukan anggota. Semakin banyaknya pengunjung, pengelola mendirikan kafe yang merupakan permintaan dari pengunjungnya, sehingga muncullah nama ZOE, library, shop, and cafe. ZOE merupakan singkatan dari Zone of Edutainment, tempat ini mempunyai konsep sebagai tempat yang memadukan antara pendidikan dan hiburan. Konsep dari tempat ini adalah memadukan kafe dengan perpustakaan dan toko buku. Pengunjung ZOE dapat membaca koleksi buku yang ada ditempat, atau meminjam buku dan film untuk dibawa pulang. Koleksi buku yang disediakan oleh ZOE cukup lengkap, mulai dari komik, sastra, sejarah, filsafat, dan lain-lain. ZOE kafe Depok pada hari senin hingga jumat mempunyai jam operasional mulai dari jam 10.00 pagi sampai dengan jam 23.00 malam, dan jam operasional dari toko buku ZOE Depok mulai dari 09.00 pagi sampai dengan jam 22.00 malam. Sedangkan untuk hari sabtu dan minggu, jam operasional ditambah 1 jam, untuk kafe sampai jam 24.00, dan toko buku buka sampai jam 23.00. ZOE Depok mempunyai konsep sebagai tempat hangout yang berbentuk taman. Pak Erman sebagai salah satu pemilik ZOE menginginkan agar pengunjung mendapatkan suasana sejuk dari taman yang ada, sehingga pengunjung dapat betah dan ingin kembali lagi ke tempat ini. Menurut penuturan Pak Erman konsep taman ini didapatnya dari Kafe Halaman yang ada di Bandung, seperti yang dijelaskan oleh Pak Erman berikut ini. “Dari awal mikirnya bahwa disini adalah tempat yang hang out, kafe nya harus bersifat halaman, kita memang menyontek konsep Kafe Halaman di Bandung, karena saya merasa enak disana. Saya pikir, kalau saya bisa merasa enak, tentu orang akan bisa merasa enak merasakan suasana seperti itu. Di awal buka tempat ini, konsep kita adalah memindahkan suasana Bandung ke Depok, tempat terbuka, banyak tanaman hijau segala macam, ditambah semilir angin, sehingga menjungkirbalikkan suasana yang kokoh
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
sepanjang jalan ini, emang kita lebih tepat tempat untuk hang out...”
Tempat ini mempunyai bangunan moderen dan permanen, memiliki kapasitas duduk sebanyak 150 kursi. Tempat ini juga dilengkapi dengan ruang sholat dan toilet. Letaknya yang tidak bersinggungan secara langsung dengan jalan raya, membuat tempat ini menjadi nyaman. ZOE Depok terbagi menjadi lima bagian, yaitu bagian depan berfungsi sebagai tempat parkir, satu bangunan berfungsi sebagai perpustakaan dan toko buku, serta tiga bangunan difungsikan sebagai kafe atau tempat untuk pengunjung membaca buku. Dapur tempat memproduksi menu makanan dan minuman terletak pada lantai satu, tetapi karena tempatnya tertutup pengunjung tidak dapat melihat bagaimana proses pembuatan menu-menu tersebut. Berikut adalah gambar dari ruang-ruang yang terdapat di ZOE Depok.
Gambar 2.14 Tempat parkir ZOE
Gambar 2.15 ZOE lantai 1 dan dapur
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
Gambar 2.16 ZOE lantai 2
Gambar 2.17 ZOE lantai 3
Gambar 2.18 Perpustakaan dan Toko Buku ZOE
Pada bagian luar, dekat tempat parkir motor dan mobil, terdapat banner besar yang menjadi tempat promosi potongan harga, menginformasikan menu baru, atau acara yang akan diadakan oleh pengelola, seperti yang terlihat dari gambar berikut ini:
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
Gambar 2.19 Banner promosi dan informasi di ZOE Depok.
Meja dan kursi yang ada di tempat ini terbuat dari kayu. Ada beberapa bentuk meja dan kursi, pertama, satu meja kayu segi empat dan empat kursi kayu yang mempunyai sandaran; kedua, satu meja kayu panjang yang rendah dan dua kursi kayu panjang dengan sandaran rendah; dan ketiga adalah satu meja kayu panjang yang tinggi dan dua kursi kayu panjang tanpa sandaran. Di atas mejameja ini terdapat nomor meja, tempat tusuk gigi, dan vas bunga. Walaupun pada awalnya pengelola hanya menyediakan makanan ringan, soft drink, teh botol dan air mineral, ZOE, terutama ZOE Depok, berkembang menjadi kafe yang menyediakan makanan dan minuman yang berjumlah 60 menu, seperti pizza, nasi goreng, beef steak, spaghetti, fettucini, hingga jenis makanan dari dalam negri sendiri seperti nasi ayam bali dan singkong goreng. Sedangkan untuk minuman, ZOE mempunyai beberapa pilihan jenis kopi, teh, juice, dan lainlain. ZOE juga menyediakan shisha22 dengan berbagai macam rasa. Karena memiliki jumlah menu makanan dan minuman yang banyak, daftar menu ini terdapat pada satu buku daftar menu. Pada bagian daftar menu ini tidak hanya menampilkan menu dan harga, tetapi pada bagian awal terdapat ucapan selamat datang dan penjelasan mengenai ZOE oleh pengelola. Pada halaman-halaman selanjutnya terdapat daftar dan gambar dari menu yang tersedia.
22
shisha adalah alat merokok khas Timur Tengah yang berbentuk seperti botol berleher besi yang panjang. Bagian bawah, biasanya terbuat dari keramik atau beling yang penuh ukiran. Botol ini tempat mengisi air dingin. Sebatang pipa tembaga berdiri tegak di tengahnya. Di ujung pipa terdapat tempat membakar tembakau beraroma buah-buahan yang bentuknya mirip selai. Jika aromanya stroberi, maka tembakaunya benar-benar mirip selai stroberi. Wadah tempat tembakau itu ditutup aluminum foil berpori sebagai tempat menaruh arang yang membara. Bisa dibilang shisha merupakan rokok berukuran raksasa, karena sama-sama diisap dan mengeluarkan asap.
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
Menu makanan dan minuman yang dijual di ZOE Depok terdiri dari 60 jenis, mulai dari makanan pembuka, seperti soup cream, atau zuppa cream; makanan utama, seperti nasi goreng, steak, chiken teriyaki; makanan penutup seperti ice cream sundae; sampai makanan ringan seperti singkong goreng, dan ZOE templer, yang terdiri dari onion ring, chiken wing, kentang goreng, sosis goreng. Menu minumannya pun berbagai macam, mulai dari juice, moctail, teh dan kopi. Harga makanan makanannya berkisar antara Rp 7.000 – Rp 65.000, dan harga minumannya berkisar antara Rp 7.000 – Rp 22.000. Makanan yang disajikan di tempat ini dihias sehingga memiliki tampilan yang menarik, seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.
Gambar 2.20 Salah satu menu makanan dan minuman yang ada di ZOE
Makanan ada di ZOE disajikan dengan menggunakan piring besar berwarna putih, sedangkan untuk minuman disajikan dengan menggunakan gelas berbagai macam bentuk, tergantung pada jenis minumannya. Kopi dan teh panas akan disajikan dalam bentuk cangkir dan tatakannya, sedangkan untuk juice dan mocktail akan disajikan dengan gelas yang mempunyai bentuk berbagai macam pula.23 Untuk menyantap makanan, pengunjung diberikan alat makan sesuai dengan jenis makanan yang dipesan. Jika memesan Nasi Goreng, maka pelayan akan memberikan alat makan berupa sendok dan garpu, sedangkan jika memesan singkong goreng, pelayan akan memberikan alat makan berupa garpu kecil dan pisau kecil.
23
Seperti yang terlihat pada gambar 2.20.
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
Nama ZOE, library, shop, and cafe, dan singkatan Zone of Edutainment, menjadikan tempat ini tidak hanya menyediakan makan dan minuman saja. Ada beberapa fasilitas lain, seperti perpustakaan, toko buku, rental film, free Wi-Fi, dan multumedia. Pengelola ZOE tidak hanya menyediakan buku dalam bentuk komik, novel, dan majalah, tetapi buku-buku sejarah, filsafat, atau buku-buku yang dibutuhkan oleh mahasiswa, dapat ditemukan di sini. Tempat ini tidak hanya menyediakan buku, tetapi juga memperbolehkan pengunjung untuk pinjam bawa pulang atau baca di tempat. Apalagi ZOE memberikan potongan harga kepada mahasiswa yang menjadi anggota untuk membeli buku, serta makanan dan minuman yang ada di kafe ZOE. Di Zone of Edutainment ini, acara-acara yang dibuat oleh pengelola ZOE tidak hanya bersifat hiburan, tetapi ada unsur edukasinya, seperti mengadakan workshop, belajar mengarang, belajar melukis, membuat komik, atau dijadikan tempat peluncuran buku, pembacaan puisi, dan pemutaran film independent. Fasilitas free Wi-Fi dengan akses internet yang cepat dan tidak terbatas, serta multimedia berupa proyektor yang menampilkan acara-acara dari stasiun televisi lokal, menambah kenyamanan pengunjung yang datang ke tempat ini. Selain menampilkan acara dari stasiun televisi lokal, proyektor ini juga dijadikan sarana untuk menampilkan pemutaran film independent, yaitu sebuah acara yang sering diadakan oleh pengelola. Pengelola pun menyalakan musik dari penyanyi atau grup band dari dalam negeri dan luar negeri, sebagai latar musik tempat ini. Apabila datang ke tempat ini pada malam Sabtu dan malam Minggu, maka pengunjung akan dihibur oleh keyboard tunggal dan seorang penyanyi perempuan. Pengunjung pun terkadang diminta untuk menyumbangkan lagu dan bernyanyi bersama. ZOE mengeluarkan kartu anggota, sehingga pengunjung bisa memperoleh diskon 30% jika membeli buku atau membeli makan dan minum di kafe. Untuk menjadi anggota, mahasiswa dikenakan biaya sebesar Rp 40.000 setahun. Kalau perpanjangannya dikenakan biaya sebesar Rp 15.000. Keistimewaan menjadi anggota, diperbolehkan untuk membawa pulang buku yang disewa, kalau baca ditempat ada diskon, dan belanja kafe dapet diskon, beli buku dapat diskon, dan
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009
dapat merayakan ulang tahun dengan mendapatkan makan minum gratis dan membaca buku gratis.
Tempat makan..., Ghita Rahmah Meirani, FIB UI, 2009