Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang Jepang seperti yang banyak kita ketahui merupakan suatu negara maju dan modern hampir di segala bidang. Kemajuan di segala bidang ini tidak terkecuali media hiburan. Media hiburan di Jepang selain beraneka ragam juga mampu menarik perhatian masyarakat negara lain dengan keunikan tersendiri. Seperti contohnya media hiburan berbentuk elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi Jepang dinikmati hampir seluruh masyarakat Jepang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang untuk selanjutnya penulis singkat menjadi KBBI (2006:429) menjelaskan bahwa drama adalah komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku atau berperan atau percakapan yang dipentaskan. Drama Jepang dalam dorama terebi merupakan pokok dari televisi Jepang dan disiarkan setiap hari. Semua jaringan utama televisi di Jepang menayangkan berbagai jenis drama, seperti drama percintaan atau drama tentang kehidupan. Kekhasan dalam drama Jepang ialah penggunaan latar belakang yang diambil dari budaya dan sosial dalam masyarakat Jepang. Oleh karena itu banyak serial drama Jepang yang menceritakan kehidupan masyarakat dengan penciptaan tokoh yang
1
mewakili sejumlah komunitas yang ada dalam masyarakat Jepang pada khususnya. Pada beberapa tahun belakangan ini semakin maraknya penayangan serial televisi Jepang yang mengangkat berbagai macam permasalahan sosial dan komunitas yang ada dalam masyarakat Jepang. Serial-serial drama ini sejak penayangan perdananya telah banyak menyita perhatian masyarakat, ditandai dengan tingginya traffic data activity yang ditunjukkan oleh Alexa.com tahun 2008, suatu situs penyaring data lalu lintas internet, yang menunjukkan keramaian aktifitas forum dorama キャットストリー selama penayangan. Dalam forum tersebut, tema yang paling digandrungi dalam suatu drama ialah tema yang mengangkat problema sosial yang enggan dibicarakan oleh masyarakat umum, yaitu kekerasan, problema keluarga, golongan minoritas dan individu dengan gangguan mental atau kepribadian. Selain dari unsur tersebut, drama yang mengangkat tema problema sosial juga tentunya sengaja ataupun tidak, mencerminkan keberadaan masyarakat Jepang yang sesungguhnya. Hal inilah yang membuat para pemirsa dan penyimak drama tersebut merasa tertarik karena alur cerita dan tema tak jauh dari lingkungan sekitar mereka yang sudah familiar dan tentunya dapat menginspirasikan suatu tindakan positif yang mungkin dapat diterapkan dalam keseharian. Salah satu tema problema sosial yang diangkat menjadi drama ialah mengenai seorang individu yang mengalami gangguan kepribadian dalam drama tersebut,
2
dimana sebagai seorang individu yang mengalami gangguan kepribadian tentunya membutuhkan penanganan berbeda dari lingkungan nya, dalam masyarakat yang menganut sistem heterogen mungkin hal ini dapat ditangani dengan baik. Namun dalam masyarakat Jepang yang menganut homogenitas dan faham berkelompok, menurut Hendry (1995:20) tentu hal ini akan ditangani dan dihadapi dengan berbagai reaksi masyarakat yang berbeda. Salah satu serial drama Jepang yang yang mengangkat problema sosial sebagai tema adalah serial dorama berjudul キャットストリート. Dalam serial ini terdapat empat tokoh merepresentasikan beberapa golongan minoritas yang ada dalam masyarakat Jepang. Salah satu tokoh yang merepresentasikan komunitas yang menarik diri dari masyarakat luas dan individu bergangguan kepribadian ialah Aoyama Keito. Di dalam film, Aoyama Keito adalah seorang individu yang pemalu, dan seorang introvert. Konflik dimulai ketika ia mengalami trauma yang mengakibatkan mengalami gangguan kepribadian schizoid yang mengakibatkan ia menarik diri dari masyarakat, yang secara logika menarik diri dari berbagai kelompok masyarakat dimana individu sebaya Keito berada. Gangguan kepribadian yang diderita tokoh utama ialah gangguan kepribadian schizoid dimana gangguan kepribadian ini mencerminkan suatu karakteristik dimana individu tersebut tidak nyaman dan menarik diri dari individu lain, cenderung introvert dan bersikap dingin terhadap orang lain. Gangguan kepribadian yang terjadi dalam diri Keito menurut Millon (2006:12) pada
3
awalnya merupakan gejala normal kepribadian pemalu, namun hal ini diperdalam oleh beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya pendalaman gangguan psikologi lebih lanjut, Hal yang paling berpengaruh ialah konsep kebersamaan atau yang lebih kita kenal dengan konsep shuudanshuugi. Konsep shuudanshuugi menurut Ikeno (2002:192) ialah salah satu konsep yang dianut dalam masyarakat Jepang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Konsep ini secara garis besar mengedepankan pengelompokkan dan stratifikasi secara jelas dalam tatanan hidup masyarakat yang berimbas kepada pola pikir dan perilaku.. Faktor – faktor yang telah penulis sebutkan diatas yang menggerakkan keinginan penulis untuk
yang menganalisis lebih lanjut problema yang
menyangkut gangguan psikologi kepribadian yang dikaitkan dengan konsep shuudanshuugi dan menggunakan karakter Aoyama Keito sebagai korpus data dimana selama alur film menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan kepribadian yang berunjuk pada Schizoid Personality Disorder.
1.2 Rumusan Permasalahan
Rumusan permasalahan penelitian ini, penulis akan meneliti pengaruh dari konsep shuudanshuugi di Jepang kepada tokoh Aoyama Keito dalam dorama Jepang
4
1.3 Ruang Lingkup Permasalahan
Ruang lingkup permasalahan penelitian akan dibatasi pada analisis konsep shuudanshuugi yang diterapkan di Jepang dan akibatnya terhadap gangguan kepribadian tokoh utama dalam drama Jepang キャットストリート(Cat Street)
1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari konsep shuudanshuugi yang diterapkan di Jepang dan akibat nya terhadap gangguan kepribadian pada tokoh Aoyama Keito dalam serial drama キャットストリート(Cat Street) karya Kamio Yoko.
Manfaat dari penelitian ini adalah penulis bisa memberikan pemahaman mengenai gangguan kpribadian yang termasuk dalam unsur psikologi, yang didasari oleh konsep bermasyarakat dalam masyarakat Jepang sehingga dapat memberikan wawasan baru kepada pembaca, khususnya mahasiswa jurusan sastra Jepang Universitas Bina Nusantara
5
1.5 Metode Penelitian
Untuk mendukung penelitian yang akan digunakan adalah metode kepustakaan, deskriptif analitis, dan kualitatif. Metode kepustakaan adalah metode yang menggunakan data penelitian sebagian besar akan diambil dari kepustakaan misalnya, buku, artikel, dokumen, dan laporan. Penulis menggunakan metode ini dikarenakan sumber data yang akan digunakan penulis berupa buku-buku dan data dari internet.
Metode deskriptif analitis adalah metode dengan penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti
(Kountur,
2002:54).
Metode
deskriptif
analitis
bertujuan
untuk
menggambarkan secara tepat suatu keadaan, gejala atau topik tertentu antara suatu gejala dengan gejala lainnya (Koentjaraningrat, 1991:33).
Metode kualitatif adalah suatu metode yang menggunakan kualitas data yang teruji dan akaurat, metode ini sangat berhubungan erat dengan jenis metode lainnya karena membutuhkan ketepatan data sesuai dengan hasil analisis yang diteliti (Salim, 1992:12).
6
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika dalam skripsi ini terdiri dari lima bab yang akan dijelaskan di bawah ini sebagai berikut : Bab 1, merupakan pendahuluan dari skripsi. Pada bab ini, akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab 2, berisi tentang landasan teori diantaranya konsep psikologi schizoid, konsep psikologi remaja jepang, konsep masyarakat berkelompok Jepang serta teori pendukung yang dibutuhkan dalam penyusunan karya ilmiah. Bab 3, berisi tentang analisis data diantaranya menguraikan analisis data dengan menggunakan teori-teori yang terdapat dalam bab 2 dan beberapa teori tambahan. Bab 4, berisikan simpulan berdasarkan hasil dari analisis yang dilakukan pada bab sebelumnya juga beberapa saran tentang topik skripsi ini yang diharapakan dapat berguna dan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya. Bab 5, merupakan ringkasan dari keseluruhan isi skripsi dari bab satu hingga bab empat, sehingga pembaca dapat dengan mudah memahami isi tulisan ini, tanpa meninggalkan esensi penting yang dibahas dalam skripsi ini
7