POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH KABUPATEN MADIUN
1.1. PROFIL GEOGRAFI Sebagian besar wilayah Kabupaten Madiun di dominasi oleh dataran rendah, meskipun ada beberapa kawasan yang terletak di daratan tinggi, kondisi atau profil geografi Kabupaten Madiun dapat di jabarkan sebagai berikut : 1.1.1. Letak Geografi Kabupaten Madiun merupakan salah satu dari 29 kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Timur. Hingga kini, pusat pemerintahan Kabupaten Madiun masih berada di Kota Madiun, sekalipun kini perkembangan wilayah yang paling progresif berlangsung di Kecamatan Mejayan. Secara geografis, Kabupaten Madiun terletak di sekitar 70 12 ' sampai dengan 7
0
48 ' 30 ” Lintang Selatan dan 111
0
25 ' 45 ” sampai dengan 111 0 51 '
Bujur Timur. Keseluruhan luas wilayah 1.010,86 Km 2, terdiri dari 15 wilayah administrasi kecamatan dan 206 wilayah administrasi desa/kelurahan. Adapun batas administrasi Kabupaten Madiun sebagai berikut : Batas sebelah Utara
: Kabupaten Bojonegoro
Batas sebelah Timur
: Kabupaten Nganjuk
Batas sebelah Selatan
: Kabupaten Ponorogo
Batas sebelah Barat
: Kabupaten Magetan dan Ngawi
1.1.2. Sumber Daya Tanah A) Topografi Topografi di Kabupaten Madiun membujur dari utara ke selatan dengan posisi terendah terdapat di lembah-lembah Bengawan Madiun berdekatan dengan pusat Kota Madiun dengan ketinggian antara 21 - 100 mdpl. Kemudian berturut-turut ke arah selatan yang semakin bertambah tinggi hingga ketinggian hampir 2.000 mdpl. Kecamatan-kecamatan dengan ketinggian antara 1000-2000 mdpl diantaranya adalah Kecamatan Kare, Gemarang dan Dagangan sedangkan kecamatan dengan ketinggian >2000 mdpl adalah Kecamatan Kare. Untuk lebih jelasnya topografi beserta luasannya dapat dilihat pada Tabel 1.1 dan Diagram 1.1 Dari tabel dan diagram berikut terlihat bahwa untuk Kabupaten Madiun prosentase terbesar didominasi oleh ketinggian 100 – 500 meter di atas permukaan laut disusul kemudian oleh ketinggian 50 – 100 meter di atas permukaan laut yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Madiun.
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-1
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
TABEL 1.1 JENIS DAN LUAS TOPOGRAFI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2010 No
Kecamatan
Jenis dan Luas Topografi (Ha) 0 - 50 mdpl 50-100 mdpl 100-500 mdpl 500-1000 mdpl 1000-2000 mdpl >2000 mdpl 1 Kebonsari 0,00 3.940,16 804,84 0,00 0,00 0,00 2 Geger 0,00 2.427,94 1.233,06 0,00 0,00 0,00 3 Dolopo 0,00 0,41 4.881,93 2,66 0,00 0,00 4 Dagangan 0,00 485,14 5.134,75 1.378,99 237,12 0,00 5 Wungu 0,00 1.809,78 2.744,22 0,00 0,00 0,00 6 Karee 0,00 0,00 8.885,10 6.125,13 4.002,56 72,21 7 Gemarang 0,00 0,00 0,18 8.790,93 1.391,16 14,73 8 Saradan 0,00 2.540,13 12.579,44 172,42 0,00 0,00 9 Pilangkenceng 0,00 6.034,58 2.099,42 0,00 0,00 0,00 10 Mejayan 0,00 2.290,89 3.231,11 0,00 0,00 0,00 11 Wonoasri 0,00 2.059,79 1.333,21 0,00 0,00 0,00 12 Balerejo 0,00 5.198,00 0,00 0,00 0,00 0,00 13 Madiun 1,89 3.263,73 327,38 0,00 0,00 0,00 14 Sawahan 12,07 2.202,93 0,00 0,00 0,00 0,00 15 Jiwan 0,00 3.376,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Jumlah 13,96 35.629,49 43.254,63 16.470,13 5.630,84 86,95 Sumber : Peta Bakosurtanal
Jumlah 4.745,00 3.661,00 4.885,00 7.236,00 4.554,00 19.085,00 10.197,00 15.292,00 8.134,00 5.522,00 3.393,00 5.198,00 3.593,00 2.215,00 3.376,00 101.086,00
DIAGRAM 1. 1 KETINGGIAN DI KABUPATEN MADIUN
6% 16%
0% 35%
43%
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Ketinggian 0 - 50 m dpl
Ketinggian 50 - 100 m dpl
Ketinggian 100 - 500 m dpl
Ketinggian 500 - 1000 m dpl
Ketinggian 1000 - 2000 m dpl
Ketinggian > 2000 m dpl
I-2
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN MADIUN TAHUN 2011 - 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-3
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN MADIUN TAHUN 2011 - 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-4
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
B) Kelerengan Sebagaimana halnya topografi, maka Kelerengan di Kabupaten Madiun juga bervariasi mulai dari kelerengan 0-8% sampai >45%. Kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Madiun pada umumnya berada pada kelerengan 0-8% dan tersebar di seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Kare. Sedangkan kecamatan-kecamatan yang berada pada ketinggian 1000 sampai >2000 meter di atas permukaan laut umumnya mempunyai kelerengan wilayah di > 25%. Kecamatan dimaksud antara lain adalah Kecamatan Dolopo, Dagangan, Kare, Wungu, Gemarang, Mejayan dan Wonoasri, dimana kecamatan-kecamatan tersebut umumnya berada di bagian selatan berdekatan dengan Pegunungan Wilis. Untuk lebih jelasnya kelerengan di Kabupaten Madiun dapat dilihat pada Tabel 1.2 TABEL 1.2 JENIS DAN LUAS KEMIRINGAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2010 No
Kecamatan
Jenis dan Luas Kemiringan Lahan (Ha) 0-8% 8-15% 15-25% 25-45% >45% Jumlah 1 Kebonsari 4.745,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4.745,00 2 Geger 3.403,50 255,45 2,04 0,00 0,00 3.661,00 3 Dolopo 1.890,02 1.562,29 1.406,07 5,58 21,04 4.885,00 4 Dagangan 1.021,50 1.948,52 1.112,50 653,93 2.499,55 7.236,00 5 Wungu 1.075,50 1.589,73 1.853,53 15,76 19,48 4.554,00 6 Karee 0,00 231,47 5.425,47 2.742,31 10.685,75 19.085,00 7 Gemarang 1.538,62 1.797,02 3.685,77 1.652,06 1.523,53 10.197,00 8 Saradan 14.881,34 410,66 0,00 0,00 0,00 15.292,00 9 Pilangkenceng 8.134,00 0,00 0,00 0,00 0,00 8.134,00 10 Mejayan 1.602,27 2.128,89 1.448,12 342,72 0,00 5.522,00 11 Wonoasri 1.406,66 513,63 1.147,45 325,27 0,00 3.393,00 12 Balerejo 5.198,00 0,00 0,00 0,00 0,00 5.198,00 13 Madiun 3.055,90 95,02 411,48 30,61 0,00 3.593,00 14 Sawahan 2.215,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2.215,00 15 Jiwan 3.376,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.376,00 Jumlah 53.543,31 10.532,67 16.492,43 5.768,23 14.749,36 101.086,00 Sumber : Peta Bakosurtanal
1.1.3. Kondisi Geologi Secara struktur geologi, zona Madiun umumnya ditutupi oleh endapan alluvium yang sebagian besar terdiri dari bahan rombakan rempah gunung berapi, seperti kerikil, pasir, batu apung, dan tufa yang berselang-seling. Wilayah Kabupaten Madiun mempunyai sumber daya alam yang tidak ternilai. Dengan hasil tambang terdiri dari batu gunung, pasir, sirtu, dan tanah urug.produksi hasil tambang secara detail dapat dilihat pada tabel 1.3 di bawah ini.
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-5
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Tabel 1.3 Produksi Tambang di Kabupaten Madiun No 1
Hasil Tambang Batu Gunung
Jumlah (m3) 10456
2
Pasir
725
3
Sirtu
7500
4
Tanah Urug
19530
Sumber : BPN Kabupaten Madiun
1.1.4. Kondisi Tanah A. Jenis Tanah Pada dasarnya jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Madiun terdiri dari 5 jenis tanah, yaitu: Mediteran, Latosol, Alluvial, Litosol
dan Grumusol.
Berdasarkan data yang didapat, jenis tanah di Kabupaten Madiun didominasi oleh jenis tanah aluvial dengan prosentase sebesar 36 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Madiun dengan penyebaran seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Kare dan Gemarang, disusul kemudian jenis tanah mediteran dengan prosentase sebesar 26 % dengan penyebaran seluruh kecamatan kecuali Kecamatan Pilangkenceng, Jiwan dan Sawahan. Jenis tanah grumosol dengan prosentase sebesar 21 % dengan penyebaran hanya beberapa
kecamatan
diantaranya
Kecamatan
Saradan,
Wonoasri, Madiun dan Sawahan. Sedangkan jenis tanah
Pilangkenceng,
Mejayan,
latosol dengan prosentase
sebesar 13 % penyebarannya meliputi Kecamatan Dolopo, Wungu, Kare, Gemarang, Mejayan, Wonoasri dan Madiun. Untuk jenis tanah dengan luasan terkecil yaitu jenis tanah litosol dengan prosentase sebesar 4 % penyebarannya meliputi Kecamatan Dagangan, Kare dan Saradan. Untuk lebih jelasnya jenis tanah di Kabupaten Madiun dapat dilihat pada Tabel 1.4
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-6
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
No
Tabel 1.4. JENIS TANAH DAN PENYEBARANNYA DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2010 Kecamatan
Mediteran 1 Kebonsari 129,27 2 Geger 1.951,00 3 Dolopo 1.285,74 4 Dagangan 6.116,44 5 Wungu 2.934,65 6 Karee 5.133,95 7 Gemarang 6.437,24 8 Saradan 3.082,14 9 Pilangkenceng 0,00 10 Mejayan 3.438,37 11 Wonoasri 2.050,28 12 Balerejo 0,00 13 Madiun 399,02 14 Sawahan 0,00 15 Jiwan 0,00 Jumlah 32.958,09 Sumber : Peta Data Pokok
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Jenis dan Luas Jenis Tanah (Ha) Latosol Aluvial Litosol Grumosol Jumlah 0,00 4.615,73 0,00 0,00 4.745,00 9,01 1.701,00 0,00 0,00 3.661,00 758,03 2.841,24 0,00 0,00 4.885,00 0,00 1.020,77 98,79 0,00 7.236,00 1.314,79 304,55 0,00 0,00 4.554,00 9.511,10 0,00 4.439,95 0,00 19.085,00 3.759,76 0,00 0,00 0,00 10.197,00 0,00 12.044,43 165,43 10.747,49 15.292,00 0,00 8.134,00 0,00 1.694,23 8.134,00 638,65 1.444,99 0,00 860,73 5.522,00 0,93 1.341,78 0,00 48,32 3.393,00 0,00 5.198,00 0,00 0,00 5.198,00 203,93 2.990,05 0,00 38,96 3.593,00 0,00 2.215,00 0,00 13.655,28 2.215,00 0,00 3.376,00 0,00 0,00 3.376,00 16.196,20 47.227,54 4.704,17 27.045,01 101.086,00
I-7
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN MADIUN TAHUN 2011 - 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-8
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Ditinjau dari komposisi jenis tanah yang ada di Kabupaten Madiun yang memiliki karakteristik tingkat kesuburan yang baik sehingga kabupaten Madiun memiliki potensi pertanian yang bisa dikembangkan. B. Tekstur Tanah Selain kedalaman efektif tanah, tekstur tanah juga menentukan kesuburan tanah. Tanah dengan tekstur yang halus akan semakin tinggi tingkat produktifitasnya. Luas tiap tekstur tanah di Kabupaten Madiun dapat dilihat pada tabel 1.5. Tabel 1.5 Luas Tiap Tekstur Tanah Di Kabupaten Madiun No. 1. 2. 3.
Kelas Tekstur Tanah Halus Sedang Kasar Jumlah
Luas (Ha) 36.837.470 64.098.91 149.12 43.247.510
Prosentase (%) 36.44 63.41 0.25 100.00
Sumber : BPN Kabupaten Madiun
Kondisi dari tekstur tanah Kabupaten Madiun yang didominasi tekstur sedang dan halus maka Kabupaten Madiun memiliki potensi tingkat kesuburan yang tinggi untuk pertanian. Berdasarkan kondisi tekstur tanah yang paling dominan adalah tekstur sedang seluas 64.098,91 Ha atau 63.41 % dari luas total Kabupaten Madiun. Kedalaman efektif tanah suatu wilayah menentukan tingkat kesuburan tanah pada wilayah tersebut. Semakin dalam kedalaman efektif tanah, maka potensi produktivitas semakin baik. Luas tiap kedalaman efektif tanah di wilayah Kabupaten Madiun dapat dilihat pada tabel 1.6. Tabel 1.6 Luas Kedalaman Efektif Tanah Di Kabupaten Madiun No. 1. 2. 3. 4.
Kedalaman Efektif Tanah > 90 cm 60 – 90 cm 30 – 60 cm < 30 cm Jumlah
Luas (Ha) 43.941.67 14.298.50 34.383.00 8.462.83 101.086.00
Prosentase (%) 43.47 14.14 34.01 8.38 100.00
Sumber : BPN Kabupaten Madiun
Kondisi kedalam efektif tanah dari Kabupaten Madiun yang didominasi oleh kedalaman yang lebih dari 90 cm sebesar 43.914,67 Ha atau 43.47% dari luas total Kabupaten Madiun. 1.1.5. Pola Penggunaan Lahan Penggunaan lahan di Kabupaten Madiun dapat dibedakan menjadi penggunaan lahan terbangun diantaranya berupa permukiman, perdagangan dan jasa, fasilitas umum dan pemerintahan, industri dan pergudangan serta peternakan. Sedangkan POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-9
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
kawasan lahan tidak terbangun pada umumnya berupa sawah, ladang, kebun, perkebunan, hutan, semak belukar, padang rumput. DIAGRAM 1.2 PROSENTASE PENGGUNAAN LAHAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2009
1.03%
0.09% 10.13% 0.01%
0.03% 0.06%
1.90% 0.03% 31.73%
40.20%
5.58%
5.26%
0.23%
3.52%
0.19%
Sawah
Kolam/Empang/Waduk
Ladang/Kebun Campur
Semak Belukar
Hutan Lindung
Hutan Rakyat
Hutan Produksi
Perkebunan
Permukiman
Industri
Kaw Militer
Peternakan
PLTA
TPA
Lain-Lain
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-10
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN MADIUN TAHUN 2011 - 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-11
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
1.1.6. Kondisi Hidrologis Pada zona air tanah Kabupaten Madiun termasuk zona Madiun; meliputi daerah Madiun, Ngawi, Magetan, dan Ponorogo, yang umumnya merupakan dataran rendah yang luas, sebelah barat dibatasi oleh Gunung Lawu dan sebelah timur dibatasi oleh Gunung Wilis. Di sebelah utara dibatasi oleh pegunungan Kendeng dan di sebelah selatan dibatasi oleh pegunungan selatan. Akuier utamanya tersusun oleh lapisan pasir dan kerikil berkelulusan sedang sampai tinggi, sungai utama pada daerah ini adalah bengawan solo yang mengalir dari barat ke timur dan Kali Madiun yang mengalir dari selatan ke utara, di dekat daerah Ngawi. Kedua sungai ini bergabung dan membelok ke arah utara memotong pegunungan Kendeng. Di Kabupaten Madiun terdapat kurang lebih 31 sungai dengan panjang 3–43 Km diantaranya adalah Sungai Glidik, Sungai Rejali, Sungai Mujur, Sungai Pancing, Sungai Besuksemut, Sungai Asem, dan Sungai Bondoyudo. Semua sungai tersebut mengalir ke arah selatan dan bermuara di Samudra Indonesia. Walaupun di Kabupaten Madiun banyak terdapat sungai, tidak berarti bahwa kebutuhan penduduk akan terpenuhi seluruhnya, karena pada musim kemarau sebagian sungai tidak berair. Di beberapa daerah pemberian air untuk sawah dilakukan secara bergiliran. Pada musim hujan, deras hujan dapat menimbulkan banjir. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan perlindungan terhadap mata air, melaksanakan proyek reboisasi dan penghijauan, serta pembagian air pada saat tertentu. Tabel 1.7 Nama Dan Panjang Sungai di Kabupaten Madiun No 1.
Kecamatan Pilang Kenceng
2.
Saradan
3. 4. 5. 6. 7.
Kare Dagangan Dolopo Madiun Geger
8. 9.
Kebonsari Balerejo
10.
Mejayan
Kali Kali Kali Kali Kali Kali Kali Kali Kali Kali Kali Kali Kali Kali Kali Kali Kali
Nama Sungai Jerowan Kembang Bruwok Notopuro (Uneng) kembang Bruwok Kembang Catur Asin Sono Sareng Catur Asin Sono Notopuro Jerowan Kembang
Panjang (Km) 4,00 3,00 2,00 14,00 3,00 6,50 6,00 5,00 3,50 8,20 8,50 4,50 3,00 0,50 6,00 9,00 18,00
Sumber : BPS Kabupaten Madiun Dalam Angka 2008
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-12
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN MADIUN TAHUN 2011 - 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-13
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
1.1.7. Kondisi Klimatologis Keadaan iklim di Kabupaten Madiun ditandai dengan keadaan curah hujan dan intensitas hujan, sedangkan kondisi iklim sendiri ditandai dengan keadaan dimana suatu wilayah mempunyai keadaan bulan basah dan bulan kering. Dengan tipe iklim yang ada di Kabupaten Madiun maka berdasarkan Schmidt dan Ferguson, wilayah ini termasuk iklim dengan Tipe C yaitu iklim sedang yang merupakan daerah tidak kering dan tidak basah. Kabupaten Madiun dipengaruhi oleh iklim laut dan iklim pegunungan dengan temperatur berkisar antara 200 - 350 C. Intensitas hujan merupakan nilai perbandingan antara curah hujan dengan hari hujan baik dalam bulanan maupun tahunan. Berdasarkan jumlah hari hujan di masingmasing kecamatan, rata-rata hari hujan dengan intensitas tinggi terjadi pada bulan Desember hingga Maret dan hari hujan dengan intensitas rendah terjadi pada bulan Juli hingga Oktober. Curah hujan di Kabupaten Madiun pada Tahun 2010 rata-rata mencapai 1.656 mm/tahun dengan jumlah hari hujan rata-rata 85 hari hujan/tahun. Intensitas hujan di Kabupaten Madiun berkisar antara 18,50 – 19,48 mm/bulan. Artinya intensitas hujan di Kabupaten Madiun dapat diklasifikasikan rendah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.8 Tabel 1.8. CURAH HUJAN MENURUT BULAN DAN LOKASI PENAKAR TAHUN 2010 Lokasi Kantor PG PG No. Bulan Klegen madiun Rejoagung Kanigoro 1 Januari 119 129 175 134 2 Februari 286 239 354 286 3 Maret 509 486 476 442 4 April 214 207 126 198 5 Mei 32 22 6 Juni 7 Juli 8 Agustus 9 September 10 Oktober 125 56 140 101 11 Nopember 199 209 257 210 12 Desember 271 277 160 175 Jumlah 1.754 1.628 1688 1554 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Madiun Tahun 2010
.
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-14
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Tabel 1.9. JUMLAH HARI HUJAN MENURUT BULAN DAN LOKASI PENAKAR TAHUN 2010 Lokasi Penakar Hujan Kantor PG PG No. Bulan Klegen madiun Rejoagung Kanigoro 1. Januari 6 7 8 10 2. Februari 10 10 18 15 3. Maret 18 18 22 22 4. April 10 12 8 8 5. Mei 3 3 1 6. Juni 7. Juli 8. Agustus 9. September 10. Oktober 7 4 10 8 11. Nopember 8 12 17 17 12. Desember 14 14 10 10 Jumlah 76 80 93 91 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Kabupaten Madiun Tahun 2010
Untuk jumlah hari menurut bulan pada tahun 2010 tertinggi di bulan Maret yaitu 22 dan terendah di bulan Mei sebesar 1. Sedangkan pada bulan Juni sampai dengan September 2010 tidak terjadi curah hujan.
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-15
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN MADIUN TAHUN 2011 - 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-16
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
1.1.8. Pembagian Wilayah Administrasi Setiap kawasan perkotaan akan memiliki jangkauan pelayanan tertentu sesuai dengan
hirarki
perkotaan
masing-masing.
Penentuan
Sub
Satuan
Wilayah
Pengembangan dilakukan dengan pendekatan homogenitas, pola aliran barang dan jangkauan pelayanan yang dilakukan. Untuk itu, dibuat sesuai dengan hierarki perkotaan masing-masing dan fungsi yang harus diemban bagi setiap wilayah pendukung. Satuan Wilayah Pengembangan ini memiliki fungsi: 1. Menciptakan keserasian dan keseimbangan struktur ruang wilayah. 2. Sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah hinterlandnya, diharapkan mampu sebagai motor penggerak pembangunan. 3. Sebagai motor penggerak perekonomian wilayah. 4. Sebagai stimulator bagi perkembangan pembangunan dan pertumbuhan perekonomian wilayah. Satuan Wilayah Pengembangan diharapkan dapat berperan secara efektif untuk: 1. Menciptakan keserasian dan keterpaduan struktur ruang secara berhirarki dari tingkat pelayanan lokal, regional dan nasional. 2. Mendukung strategi kebijakan keruangan dalam pembangunan wilayah Kabupaten Madiun. 3. Mendukung rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Madiun yang tidak terpisahkan dari struktur tata ruang wilayah Propinsi. Adapun Sub Satuan Wilayah Pengembangan (SSWP) yang dibentuk di Kabupaten Madiun adalah : 1. SSWP – 1 : adalah kawasan yang dipersiapkan menjadi bagian dari Ibukota Kabupaten dengan fungsi utama pusat pelayanan fasilitas umum, perdagangan dan jasa, pusat pemerintahan skala kabupaten serta permukiman perkotaan, meliputi Kecamatan Mejayan, Wonoasri, Pilangkenceng, Saradan dan Balerejo. 2. SSWP – 2 : adalah kawasan-kawasan yang menjadi wilayah limpahan dari Kota Madiun dengan fungsi utama sebagai kawasan perdagangan dan jasa, fasilitas umum serta permukiman, meliputi Kecamatan Jiwan, Sawahan, Madiun. 3. SSWP – 3 : adalah kawasan-kawasan yang direncanakan menjadi Kawasan Agropolitan “GEDANGSARI” di Kabupaten Madiun atau Urban Village of Gedangsari, meliputi Kecamatan Dolopo, Dagangan, Geger, Kebonsari. 4. SSWP – 4 : adalah kawasan-kawasan yang direncanakan untuk pengembangan ekowisata dan fungsi lindung di Kabupaten Madiun (Ecological City), meliputi Kecamatan Wungu, Kare, Gemarang.
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-17
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN MADIUN TAHUN 2011 - 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-18
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
1.2. PROFIL DEMOGRAFI Penduduk adalah sebagai subyek sekaligus obyek dari pembangunan, oleh karena itu keberhasilan pembangunan tidak bias dilepaskan dari permasalahan kependudukan. Guna mendukung tercapainya hasil-hasil pembangunan yang optimal, data kependudukan merupakan hal yang mutlak diperlukan. 1.2.1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Jumlah penduduk di Kabupaten Madiun hingga akhir tahun 2008 sebesar 769.613 jiwa. Dengan luas wilayah 1.010,86 km2 , sedangkan pada tahun 2009 sebanyak 770.440 jiwa dan pada tahun 2010 sebesar 771,204 maka kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Madiun adalah sebesar 761 jiwa/km2 dengan laju pertumbuhan 0,08 ditahun 2008, 0,12 ditahun 2009 dan 0,10 di tahun 2010 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.9 berikut ini : Tabel 1.2.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Madiun Pada Tahun 2008 s/d 2010 TAHUN NO
1 2
URAIAN
Kenaikan/
SATUAN 2008
2009
2010
Penurunan 2008-2009 (%)
Laki-laki
jiwa
384,334
384,695
384,996
0.08
Perempuan
jiwa
385,279
385,745
386,208
0.12
769,613
770,440
771,204
0.10
JUMLAH
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pada tabel 1.10 di tahun 2010 tentang jumlah dan kepadatan penduduk Kabupaten Madiun dapat tersaji pada tabel dibawah ini, untuk Kecamatan yang terpadat terdapat di kecamatan Saradan, Geger dan kecamatan Wungu, sedangkan untuk Kecamatan terkecil tingkat kepadatannya adalah Sawahan, dan Kecamatan Wonoasri. Tabel 1.10 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Madiun Pada Tahun 2008 s/d 2010 TAHUN NO
URAIAN
Kenaikan/
SATUAN 2008
2009
2010
Penurunan 2009-2010 (%)
1
Kecamatan Jiwan
jiwa
60,253
60,240
60,243
2
Kecamatan Madiun
jiwa
39,696
39,803
39,958
0.39
3
Kecamatan Sawahan
jiwa
26,487
26,267
26,182
-0.32
4
Kecamatan Balerejo
jiwa
45,184
45,171
45,112
-0.13
5
Kecamatan Wonoasri
jiwa
35,034
34,897
34,949
0.15
6
Kecamatan Mejayan
jiwa
50,810
50,984
51,381
0.78
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
0.00
I-19
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
7
Kecamatan Pilangkenceng
jiwa
58,711
58,636
58,665
0.05
Kecamatan Saradan Kecamatan Gemarang
jiwa
75,218
75,331
75,225
-0.14
jiwa
35,696
35,869
35,966
0.27
10
Kecamatan Kare
jiwa
34,940
35,130
35,192
0.18
11
jiwa
62,596
62,907
63,168
0.41
jiwa
53,657
53,822
53,664
-0.29
13
Kecamatan Wungu Kecamatan Dagangan Kecamatan Kebonsari
jiwa
61,016
60,948
60,887
-0.10
14
Kecamatan Geger
jiwa
67,528
67,604
67,750
0.22
15
Kecamatan Dolopo
jiwa
62,787
62,831
62,862
0.05
769,613
770,440
771,204
0.10
8 9
12
JUMLAH
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
1.2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk Dari tahun ke tahun secara umum jumlah penduduk di Kabupaten Madiun terus meningkat.
Pertumbuhan
penduduk
rata-rata
3,305%
tiap
tahunnya,
dimana
pertambahan penduduk terbesar terjadi pada tahun 2007 yaitu sebesar 80261 jiwa atau mengalami
pertumbuhan
sebesar
11,65%
dari
tahun
sebelumnya,
sedangkan
pertumbuhan terkecil pada tahun 2005 yaitu sebesar 2552 jiwa atau sebesar 0,38% dari tahun sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.10.
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-20
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN MADIUN TAHUN 2011 - 2015
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-21
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Tabel 1.10 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Madiun Tahun 2004 – 2010 TAHUN
JUMLAH PENDUDUK
PERTUMBUHAN (%)
2006 2007 2008 2009 2010
685.765 688.763 769.024
0,44 0,08
770,440 771,204
0,12 0,10
Sumber : BPS Kabupaten Madiun Dalam Angka 2008 dan Hasil Analisa
1.2.3. Struktur Penduduk Struktur penduduk di kabupaten Madiun dibedakan berdasarkan jenis kelamin, Kelompok
umur,
tingkat
pendidikan,
agama,
mata
pencaharian,
serta
tingkat
kejahteraan. 1.2.3.1. Jenis Kelamin Berdasarkan data Kabupaten Madiun dalam angka, jumlah penduduk yang berada di wilayah Kabupaten Madiun tahun 2010 secara keseluruhan sebanyak 769.188 jiwa yang terdiri atas 384.594 jiwa penduduk laki-laki dan 385.488 jiwa penduduk perempuan. Rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Kabupaten Madiun sebesar 99,75%. Ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki sedikit lebih kecil dibandingkan dengan penduduk perempuan yaitu setiap 100 jumlah perempuan terdapat 99 jiwa penduduk laki-laki. Jumlah penduduk Kabupaten Madiun berdasarkan jenis kelamin tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 1.11 berikut ini : Tabel 1.2.3.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Madiun Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2010 No.
Kecamatan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Kebonsari Geger Dolopo Dagangan Wungu Kare Gemarang Saradan Pilangkenceng Mejayan Wonoasri Balerejo Madiun Sawahan Jiwan Jumlah
Jumlah Penduduk Akhir Tahun Laki-laki Perempuan 30. 081 30. 935 33. 325 34. 268 30. 995 31. 796 26. 800 26. 944 30. 804 31. 866 17. 857 17. 161 18. 220 17. 546 38. 190 37. 092 29. 110 29. 552 25. 428 25. 520 17. 768 17. 167 22. 857 22. 381 19. 865 19. 903 13. 209 13. 196 30. 085 30. 161 384. 594 385.488
Sex Ratio 97,24 97,25 97,48 99,47 96,67 104,06 103,84 102,96 98,50 99,64 103,50 102,13 99,81 100,10 99,75 769.188
Sumber : BPS Kabupaten Madiun Dalam Angka 2010
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-22
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
1.2.3.2. Kelompok Umur Jumlah penduduk yang berdasarkan struktur umur di Kabupaten Madiun pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010, untuk kelompok usia yang terbanyak Kabupaten madiun ada pada kelompok umur
20-24 tahun yaitu sebanyak 64,356 orang
dan untuk 60 tahun keatas sebesar 36,990 orang dan Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.12 berikut ini : Tabel 1.12 Jumlah Penduduk Kabupaten Madiun Berdasarkan Usia Tahun 2008 s/d 2010 TAHUN NO
1.
URAIAN
Kenaikan/
SATUAN
Penurunan 2008-2009 (%)
2008
2009
2010
53,445
53,381
54,696
2.46 -7.89
0-4 tahun
jiwa
2.
5-9 tahun
jiwa
57,029
56,954
52,463
3.
10-14 tahun
jiwa
66,205
66,150
64,484
-2.52
15-19 tahun
jiwa
66,348
66,149
58,195
-12.02
20-24 tahun
jiwa
62,991
63,025
64,356
2.11
25-29 tahun
jiwa
61,762
61,727
62,413
1.11
30-34 tahun
jiwa
61,620
62,817
1.94
35-39 tahun
jiwa
59,374
60,503
1.90
56,017
56,571
0.99 4.42
4. 5. 6. 7. 8. 9.
61,627 59,344
40-44 tahun
jiwa
10.
45-49 tahun
jiwa
52,746
52,737
55,067
11.
50-54 tahun
jiwa
49,363
49,175
52,932
7.64
55-59 tahun
jiwa
44,557
44,544
47,222
6.01
60-64 tahun 60 tahun keatas
jiwa
38,923
38,957
42,495
9.08
39,129
40,630
769,613
770,440
12. 13. 14.
Total
56,028
jiwa
36,990 771,204
-8.96 0.10
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
1.2.3.3. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan penduduk di Kabupaten Madiun
berdasarkan data
diketahui bahwa mayoritas penduduk di Kabupaten Madiun mempunyai tingkat pendidikan sampai SLTA, yaitu sebanyak 83.690 jiwa sedangkan penduduk dengan tingkat pendidikan SLTP Sebanyak 110.181 jiwa rata-rata mempunyai pendidikan sampai SLTP ke bawah, dan hanya 10297 jiwa mempunyai pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi. Adapun data mengenai jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 1.13 di bawah ini.
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-23
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Tabel 1.13 Jumlah Penduduk Kabupaten Madiun Berdasarkan Pendidikan Tertinggi Tahun 2010 Jenis Kelamin No. Pendidikan Tertinggi Jumlah Laki-laki Perempuan 1. Tidak/Belum Sekolah 15.581 40.392 55.973 2. Tidak/Belum Tamat SD 30.719 33.170 63.826 3. Sekolah Dasar 91.458 82.863 174.321 4. SMP/Madrasah Tsanawiyah 55.270 53.276 1087.546 5. SMP Kejuruan 2.290 2.455 4745 6. SMA/Madrasah Aliyah 28.800 22.849 51.649 7. SMK 27.374 15.240 42.617 8. Program Diploma I/II 1.637 2.972 4.609 9. Program Diploma III 2.940 1.479 4.419 10. Program D IV/S1 5.540 5.567 11.071 11. Program S2/S3 313 313 Jumlah 261.8861 260.200 522.086 Sumber : BPS Kabupaten Madiun Dalam Angka 2010
1.2.3.4. Agama Mayoritas penduduk di Kabupaten Madiun beragama Islam yaitu sebesar 763.877 jiwa. Disusul kemudian dengan pemeluk agama Kristen Protestan yang menempati urutan kedua dengan jumlah 4.328 jiwa. Sisanya memeluk agama Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan ada pula yang menjadi penganut kepercayaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table 1.14 berikut ini : Tabel 1.14 Jumlah Penduduk Kabupaten Madiun Berdasarkan Agama Tahun 2008 No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kebonsari Geger Dolopo Dagangan Wungu Kare Gemarang Saradan Pilangkenceng Mejayan Wonoasri Balerejo Madiun Sawahan Jiwan Jumlah
Islam 61.007 67.423 62.731 53.657 61.834 34.745 35.623 74.849 58.076 49.350 34.901 45.063 38.968 26.371 59.279 763.877
Kristen Protestan 9 94 37 493 187 73 189 632 1.130 128 121 724 25 486 4.328
Kristen Katolik 9 19 261 8 180 2 303 5 91 462 1.340
Hindu
Budha
4 12 3 16 35
1 11 4 12 28
Jumlah 61.016 67.528 62.787 53.657 62.596 34.940 35.696 75.218 58.711 50.810 35.034 45.184 39.696 26.487 60.253 769.613
Sumber : Laporan Fakta dan Analisa RETW Kabupaten Madiun Tahun 2009
1.2.3.5. Jenis Mata Pencaharian
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-24
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Berdasarkan jenis mata pencaharian penduduk maka jumlah penduduk yang bekerja di bidang Pertanian, Kehutanan, perburuan dan Perikanan sebesar 182.422 jiwa. Jumlah penduduk yang bekerja di sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 218 jiwa, jumlah tersebut merupakan jumlah yang terkecil di banding dengan jenis pekerjaan yang lain. Selengkapnya lihat tabel 1.15. Tabel 1.15 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Madiun Tahun 2008 No.
Jenis Lapangan Usaha
1.
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Konstruksi Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan Jumlah
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Penduduk Laki-laki Perempuan 112.405 70.017
Jumlah 182.422
14.771 19.636 25.137
218 4.260 572 34.228
218 19.131 20.208 59.365
8.162 1.684
2.921 1.136
11.083 2.820
24.669 206.464
11.313 124.665
35.982 331.129
Sumber : BPS Kabupaten Madiun Dalam Angka 2008
1.2.3.6. Migrasi Penduduk Migrasi penduduk madiun pada tahun 2008 berjumlah 186 jiwa, dengan rincian migrasi masuk berjumlah 7 jiwa sedangkan migrasi keluar berjumlah 179 jiwa, migrasi keluar tertinggi pada Kecamatan Kare dengan jumlah 64 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini. Tabel 1.16 Migrasi Penduduk Kabupaten Madiun Tahun 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kecamatan Kebonsari Geger Dolopo Dagangan Wungu Kare Gemarang Saradan Pilangkenceng Mejayan Wonoasri Balerejo Madiun Sawahan Jiwan Jumlah
Masuk 3 3 1 7
Keluar 3 4 14 64 49 43 2 179
Jumlah 3 4 17 64 49 3 1 43 2 186
Sumber : BPS, Kabupaten Madiun Dalam Angka 2008
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-25
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
1.2.4. Proyeksi Penduduk (Lima Tahun Kedepan) Dengan pertimbangan adanya pergeseran struktur ekonomi Kabupaten Madiun selama waktu perencanaan, maka di perkirakan jumlah penduduk Kabupaten Madiun sampai dengan akhir waktu perencanaan (tahun 2014) dengan laju pertumbuhan penduduk rata-rata 3,305% per tahun adalah sebesar 921.521 jiwa. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk hasil prediksi hingga tahun 2014 adalah sebagai berikut : Tabel 1.17 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Madiun Tahun 2009 – 2014
678.097
Tahun Proyeksi 2009
Prediksi Jumlah Penduduk 794.440
2005
680.649
2010
819.856
2006
685.765
2011
845.273
2007
688.763
2012
870.689
2008
769.024
2013
896.105
2014
921.521
Tahun
Jumlah Penduduk
2004
Rata-Rata Pertumbuhan
3,305 %
Sumber : BPS Madiun Dalam Angka 2008 dan Hasil Analisa
1.2.5. Tingkat Kemiskinan Penjelasan dan uraian mengenai tingkat kemiskinan penduduk Kabupaten Madiun di bagi menjadi beberapa sub pembahasan antara lain Jumlah dan persebaran penduduk
miskin,
tingkat
kesejahteraan
penduduk,
indeks
kemiskinan,
indeks
pembangunan manusia. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini. 1.2.5.1.
Jumlah dan Persebaran Penduduk Miskin
Penduduk miskin pada tahun 2008 mencapai 61 128 rumah tangga atau 31,97 % dari 191.184 rumah tangga di Kabupaten Madiun. Kemiskinan ini tersebar pada 206 desa/kelurahan. Jumlah penduduk masalah sosial mencapai 310 orang, terdiri dari anak jalanan, gelandangan, pengemis dan tuna susila. Jumlah dan persebaran penduduk miskin di kabupaten Madiun berdasarkan masing masing kecamatan adalah sebagai berikut :
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-26
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Jumlah Rumah Tangga dan jiwa Miskin di Kabupaten Madiun Tahun 2008
Tabel 1.18 Jumlah Rumah Tangga dan Jiwa Miskin di Kabupaten Madiun Tahun 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kecamatan Kebonsari Geger Dolopo Dagangan Wungu Kare Gemarang Saradan Pilangkenceng Mejayan Wonoasri Balerejo Madiun Sawahan Jiwan Jumlah
Rumah Tangga Miskin 2.453 4.224 2.195 5.082 3.707 4.964 5.109 8.993 5.604 3.258 3.426 6.167 2.073 1.946 1.927 61.128
Jiwa Miskin 6.042 13.264 5.768 15.087 10.480 15.087 12.447 24.508 15.307 8.719 8.848 16.975 5.487 6.172 4.655 168.846
Sumber : BPS Kabupaten Madiun Dalam Angka 2008
1.2.5.2.
Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
Adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, serta kenaikan bahan bakar minyak (BBM) sehingga mengakibatkan kenaikan harga-harga yang terjadi selama ini ternyata membawa dampak yang besar bagi perkembangan kehidupan masyarakat, termaksut komponen indeks pembangunan manusia. Dengan melihat laju tingkat pencapaian menuju sasaran (shortfall reduction) indeks pembangunan manusia 2006-2007 di ketahui dalam kurun waktu tersebut telah terjadi peningkatan sebesar (0.4) yaitu dari 65,93 menjadi 66,08. Peningkatan ini lebih di akibatkan oleh terjadinya kenaikan rata-rata lama sekolah dengan di tandai tingginya presentase penduduk usia 10 tahun keatas yang berpendidikan SD serta naiknya angka partisipasi murni SD/Mi. Rata-rata lam sekolah Kabupaten Madiun pada tahun 2006 ialah 6.71 sedangkan pada tahun 2007 menjadi 6,79 tahun artinya secara rata-rat Kabupaten madiun dalam POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-27
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
menekuni pendidikan formal (sekolah) hanya sampai lulus SD atau tidak sampai lulus SLTP, hal ini dapat di kategorikan rendah dan ini mengindikasikan program belajar 9 tahun di Kabupaten Madiun masih belum berjalan dengan baik. Selain itu juga angka ini masih menggambarkan begotu rendahnya mutu SDM di Kabupaten Madiun. Karena menurut UNDP untuk mendapatkan mutu SDM di kabupaten Madiun yang berkualitas rata-rata lama sekolah yang harus di tekuni adalah 15 tahun. Untuk lebih jelasnya besaran nilai Ipm dan komponen-komponenya dapat di lihat pada tabel berikut ini; Tabel 1.19 Besarnya Nilai IPM dan Komponen – komponenya Selama Tahun 2003, 2006, 2007 No 1 2 3 4
Indeks Indeks Indeks Indeks Indeks
Pembangunan Manusia Angka Harapan Hidup Pendidikan Komsumsi Rill
2003
2006
2007
67,07 74,65 69,51 57,06
65,93 71,83 71,04 54,92
66,08 71,66 71,77 54,81
Shortfall reduction 06-07 03-07 0,44 -1,32 -0,62 -1,85 2,52 1,65 -0,23 -1,51
Sumber : Bappeda Kabupaten Madiun 2008
Bila di lihat dari segi status pembangunan manusia seperti yang telah di kelompokkan oleh UNDP, berarti dalam kurun waktu 2003-2007 status pembangunan manusia di Kabupaten Madiun telah mengalami pergeseran status dari statur menengah bawah menjadi status menengah atas. Kemampuan dasar manusia yang di miliki akan menjamin jika mendukung dalam proses perluasan peluang dalam hidupnya. Kemampuan dasar ini tercermin pada komponen pembentuk Indeks embangunan Manusia (IPM), yaitu angka harapan hidup, pendidikan dan kemampuan daya beli. 1.2.6. Ketenagakerjaan Jumlah angkatan kerja tahun 2007 sebesar 323.489 orang dengan rata – rata peningkatan angkatan kerja tiap tahun 0,41 % atau lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan penduduk. Jumlah angkatan kerja yang terserap untuk bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia ke luar negeri, setiap tahun mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan, bahwa minat untuk bekerja ke luar negeri cukup tinggi.
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-28
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Tabel 1.20 Jumlah Tenaga Kerja Tahun 2004-2007 No 1 2 3 4 5 6 7
Uraian Angkatan Kerja Angkatan Kerja Tertampung Pencari Kerja (Penganggur) Penduduk Usia Kerja Lowongan Kerja Pencari Kerja terdaftar TKI dan TKW
2004 319.513 278.285 41.228 495.301 2.354 9.657 1.357
Tahun 2005 2006 322.297 325.105 279.349 281.036 42.948 44.069 501.611 507.921 1.310 1.334 1.720 3.337 1.534 1.592
2007 323.489 284.778 44.511 514.234 3.696 16.954 1.954
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2007
Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Madiun Tahun 2004-2007
1.2.6.1.
Angkatan Kerja Jumlah angkatan kerja usia 15 tahun terbesar di Kabupaten Madiun dalam
kurun waktu empat tahun terakhir terjadi pada tahun 2007 dengan jumlah 345.231 orang angka di berbanding jauh dengan jumlah pada tahun 2004 dimana jumlah angkatan kerja sebesar 324.051 orang, sedangkan penduduk usia 15 tahun keatas yang mencari kerja pada tahun 2007 sebesar 22.429 orang serta tingkat partisipasi angkatan kerja pada tahun 2007 sebesar 60,68% dengan tingkat pengangguran pada tahun yang sama sebesar 9,65%, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.21 Angkatan Kerja, Tingkat pengangguran, TPAK dan TPT No 1 2 3 4
Uraian Angkatan Kerja Usia 15 Tahun Keatas Penduduk Usia 15 Tahun keatas yang Mencari Pekerjaan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%)
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
2004 324.051
Tahun 2005 2006 326.824 331.297
2007 345.231
27.669
34.023
27.683
22.429
63.45%
64,28%
64.65%
65,68%
8.54%
10.41%
8.36%
9.65%
I-29
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
1.2.6.2.
Pencari Kerja
Jumlah pencari kerja tahun 2008 sebesar 7.043 orang dengan pencari kerja terbesar adalah yang berpendidikan SMA sebesar 4271 Jiwa. Dan terbesar kedua adalah masyarakat yang berpendidikan SLTP sebesar 1311 Jiwa Sedangkan Jumlah pencari kerja yang berpendidikan akademi adalah jumlah
terkecil, setiap tahun masyarakat
yang mencari pekerjaan mengalami peningkatan, untuk mengetahui jumlah pencari kerja berdasarkan jenis pendidikan dan jenis kelamin, dapat di lihat di bawah ini : Tabel 1.22 Jumlah Pencari Kerja Kabupaten Madiun Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2008 No 1 2 3 4 5 6 7
Pendidikan Tidak Sekolah Belum Tamat SD Tamat SD SLTP+ Kejuruan SLTA + Kejuruan Akademi Sarjana Penuh Jumlah
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 167 493 388 923 2213 2058 103 238 193 267 3064 3979
Jumlah 660 1311 4271 341 460 7043
Sumber : BPS Kabupaten Madiun Dalam Angka 2008
Jumlah Pencari Kerja di Kabupaten Madiun Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 2008
1.2.6.3.
Kebutuhan Hidup Minimum Kebutuhan minimum adalah kebutuhan bulanan terendah yang terdiri dari
kebutuhan pokok termasuk kebutuhan tetap. Kebutuhan ekonomi telah berdampak luas pada daya beli masyarakat. Walaupun secara kuantitas pendapatan masyarakat meningkat tetapi nilai dari pendapatan tidak seberapa jika di banding dengan nilai tukar terhadap barang yang akan di komsumsi. POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-30
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Jika mengacu pada data yang ada terlihat bahwa pencapaian terhadap kebutuhan hidup minimum selama lima tahun terakhir sangat merosot tajam yaitu dari 57.06 menjadi 54,81. Penurunan ini menandakan adanya penurunan kemampuan daya beli masyarakat. 1.2.6.4.
Transmigran Kepadatan penduduk cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Kecamatan
dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Jiwan. Sedangkan yang tingkat kepadatan penduduknya paling rendah adalah Kecamatan Kare. Di sisi lain jumlah pemberangkatan transmigrasi di kecamatan main pada tahun 2008 sebesar 179 jiwa. Untuk kecamatan terbanyak yang memberangkatkan masyarakatnya untuk mengikuti program transmigrasi berada di Kecamatan Kare yakni 69 Jiwa, kemudian disusul oleh Kecamatan Gemarang dengan jumlah 49 Jiwa. Jumlah penduduk yang banyak tentu saja akan berimbas pada tingginya kebutuhan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan dapat mencukupi kebutuhan diri serta keluarga. Data-data dari Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja serta Badan Pusat Statistik, yang mencerminkan dinamika pencari kerja, untuk mengetahui jumlah realisasi pemberangkatan transmigrasi menurut kecamatan dapat d lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.23 Realisasi Pemberangkatan Transmigrasi Menurut Kecamatan dan Jenisnya Tahun 2008
No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kebonsari Geger Dolopo Dagangan Wungu Kare Gemarang Saradan Pilangkenceng Mejayan Wonoasri Balerejo Madiun Sawahan Jiwan Jumlah
Transmigrasi Umum KK Jiwa 9 29 17 67 2 7 2 7 5 16 35 126
Jenis Transmigrasi Transmigrasi Transmigrasi PIR HTI/Desplot KK Jiwa KK Jiwa -
Sumber : BPS Kabupaten Madiun Dalam Angka 2008
1.3. PROFIL EKONOMI POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-31
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Percepatan ekonomi merupakan salah satu hal yang penting dalam menilai makro ekonomi suatu daerah. Dalam mengukur pertumbuhan ekonomi alat yang biasa digunakan adalah PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga konstan dapat menunjukkan pertumbuhan riil aktifitas perekonomian tanpa mempertimbangkan perubahan harga-harga. 1.3.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan
ekonomi
Kabupaten
Madiun
Tahun
2007
sebesar
4,07%.
Pertumbuhan yang paling besar adalah sektor industri pengolahan, yaitu sebesar 8,66%. Sektor pertambangan dan penggalian mengalami pertumbuhan negatif sebesar 1,41%. Sebagai sektor yang paling besar kontribusinya terhadap PDRB, sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar 2,54%. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Madiun Tahun 2004-2006 berturut-turut adalah 3,44%, 4,62%, dan 4,60%. Secara umum pertumbuhan ekonomi Kabupaten Madiun dipengaruhi juga oleh kondisi makro ekonomi nasional, seperti adanya kebijakan kenaikan harga BBM dan fluktuasi nilai tukar rupiah. 1.3.2. Inflasi Tingkat inflasi memberikan gambaran yang penting terhadap perekonomian daerah. Inflasi bisa diukur dari sisi produsen maupun dari sisi konsumen. Inflasi dari sisi produsen diukur menurut indeks implisit PDRB. Sedangkan inflasi dari sisi konsumen diukur menurut Indeks Harga Konsumen (IHK). Tingkat inflasi Kabupaten Madiun seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 1.24 Inflasi Menurut Indeks Implisit PDRB dan Menurut Indeks Harga Konsumen Kabupaten Madiun Tahun 2003-2007 (%) No 1 2
Jenis Inflasi Inflasi Menurut Indeks Implisit PDRB Inflasi Menurut Indeks Harga Konsumen (IHK)
2003
2004
7,85
7,88
9,15
5,58
2005
2006
2007
11,61
8,56
8,90
15,15
7,70
-
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Madiun
Inflasi menurut indeks implisit PDRB di Kabupaten Madiun pada tahun 2007 adalah sebesar 8,90%. Pada tahun 2005 kedua jenis inflasi tersebut cukup tinggi, hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro nasional terutama dengan adanya kenaikan BBM yang cukup tinggi. 1.3.3. Investasi Investasi adalah komponen yang penting dalam pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu banyak pemerintah daerah berusaha untuk menggaet investasi yang POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-32
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
sebanyak-banyaknya dengan tetap mempertimbangkan pengembangan sarana dan prasarana. Dengan banyaknya investasi yang masuk beserta realisasanya, maka akan memperbesar kegiatan ekonomi di sektor riil yang pada gilirannya akan menumbuhkan peluang-peluang kerja baru dan peningkatan pendapatan dari balas jasa faktor produksi.
Tingkat investasi sub sektor industri formal di Kabupaten Madiun Tahun
2004-2007 seperti terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.25 Nilai Investasi, Produksi, Nilai Tambah, Bahan Baku Menurut Sub Sektor Industri Formal Tahun 2007 (.000 Rp)
1
Industri Kimia
10,324,657
22,369,316
Nilai Tambah 7,742,362
2
Industri Agro
13,646,176
39,171,328
14,161,538
25,008,490
3
Industri Pulp dan Kertas
358,100
837,450
278,150
559,300
4
Industri Hasil Hutan
17,121,659
61,166,000
18,779,375
42,386,625
5
Industri Logam Mesin Elektronika dan Aneka Jumlah
866,404
4,357,055
1,625,805
2,731,250
42,316,996
127,901,149
42,587,230
85,312,530
No
Jenis Industri
Investasi
Produksi
Bahan Baku 14,626,865
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Madiun
Investasi selain dilakukan di sub sektor industri formal juga dilakukan di sub sektor industri non formal dengan perincian sebagai berikut: Tabel 1.26 Nilai Investasi, Produksi, Nilai Tambah, Bahan Baku Menurut Sub Sektor Industri Non Formal Tahun 2007 (.000 Rp)
1
Industri Kimia
2,392,000
12,732,604
Nilai Tambah 6,036,519
2
Industri Agro
3,061,750
16,208,340
8,579,872
7,628,668
3
Industri Hasil Hutan
761,000
7,275,050
3,117,390
4,157,660
6,214,750
36,215,994
17,733,781
18,482,413
No
Jenis Industri
Jumlah
Investasi
Produksi
Bahan Baku 6,696,085
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Madiun
1.3.4. APBD Pendapatan daerah berpengaruh langsung terhadap kemampuan anggaran pembangunan,
yang
pada
gilirannya
juga
akan
berpengaruh
terhadap
tingkat
pertumbuhan ekonomi daerah. APBD Kabupaten Madiun Tahun Anggaran 2010 dari sisi pendapatan adalah sebagai berikut:
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-33
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Tabel 1. 27 APBD Kabupaten Madiun Tahun Anggaran 2010 No
Anggaran (Sebelum Perubahan) 35.957.604.000 7.346.260.000 7.253.024.000 1.460.000.000 19.898.320.000 568.519.316.000 47.504.921.000 476.031.395.000 44.983.000.000 78.555.200.000 25.836.000.000 25.000.000.000 27.719.200.000 683.032.120.000
Jenis Penerimaan
1 1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 2 2.1. 2.2. 2.3. 3 3.1. 3.2. 3.3.
Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah Retribusi Daerah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain PAD Yang Sah Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus Bantuan Keu. dari Prov. atau Pemda Lainnya Jumlah Pendapatan
Sumber : Kantor Pengelola Keuangan Pemerintah Kabupaten Madiun
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sisi pendapatan Kabupaten Madiun Rp.
masih
didominasi
568.519.316.000,00
dengan
oleh porsi
dana terbesar
perimbangan,
yaitu
sebesar
Dana
Umum
sebesar
Alokasi
Rp. 476.031.395.000,00. 1.3.5. PDRB Sebagai salah satu kabupaten penyangga pertanian di Jawa timur dengan kontribusi PDRB sebesar 32,89 persen terhadap Kabupaten Madiun atau mempunyai peranan sebesar 2,25 persen terhadap PDRB Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan Jawa Timur, Kabupaten Madiun merupakan salah satu tulang punggung pertanian tanaman bahan makanan di Jawa Timur. Sektor pertanian di Kabupaten Madiun memegang peranan penting dalam menciptakan besarnya nilai PDRB. Sementara tingkat produktifitasnya sangat tergantung pada daya dukung sumber daya alam. Padahal daya dukung sumber daya alam sangat terbatas dan kemampuannya semakin menurun. Oleh karena itu peningkatan perekonomian rakyat yang berbasisi agro dan menguatkan system ketahanan pangan, Agropolitan dan Agrobisnis merupakan kebijakan pemerintah guna meningkatkan investasi dan permodalan agrobisnis di wilayah kabupaten Madiun.
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-34
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Tabel 1.28 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Madiun Tahun 2004 – 2007 (000.000 Rp.) No Sektor/Sub Sektor Atas Dasar Harga Berlaku 1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, & Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 7. Angkutan & Komunikasi 8. Keuangan, Persewa. & Js. Perus. 9. Jasa-jasa PDRB KAB. MADIUN ADHB ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1. Pertanian 2. Pertambangan & Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas, & Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel, & Restoran 7. Angkutan & Komunikasi 8. Keuangan, Persewa. & Js.Perus 9. Jasa-jasa PDRB KAB. MADIUN ADHK Sumber: BPS Kabupaten Madiun
2004
2005
2006
2007
1.050.094,19 76.948,32 103.190,63 24.776,04 251.716,51 702.020,02 84.605,59 125.869,58 472.193,11 2.891.413,99
1.176.646,70 92.691,77 130.649,23 29.445,68 305.873,97 861.389,89 102.293,86 148.543,43 528.717,80 3.376.252,32
1.289.422,35 97.194,86 153.198,91 33.240,30 376.314,59 998.142,84 121.584,46 163.094,37 601.462,22 3.833.654,90
1.411.064,32 101.649,37 175.738,48 35.327,97 426.106,08 1.147.974,51 136.375,25 182.745,30 673.742,86 4.290.724,14
740.832,88 52.644,15 74.844,92 16.575,07 163.067,74 490.033,52 54.618,30 89.682,43 339.787,08 2.022.086,08
759.586,42 54.563,21 84.749,72 17.140,59 170.039,07 524.325,23 57.615,69 96.311,81 351.271,81 2.115.603,56
780.618,80 53.352,57 93.128,48 18.064,06 181.822,86 552.969,39 62.192,80 100.416,42 370.306,11 2.212.871,48
803.660,17 53.923,04 101.196,31 18.871,36 189.975,06 591.626,49 67.603,97 106.021,03 391.160,72 2.310.047,15
Pergerakan ekonomi tampak dari penigkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Madiun. Tercatat sejak tahun 2004 PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB)1 mencapai masing-masing Rp. 2.891.413,99 juta (2004); Rp Rp. 3.376.252,32 juta (2005); Rp. 3.833.654,90 juta (2006); dan Rp. 4.290.724,14 juta (2007). Demikian pula jika ditinjau atas dasar harga konstan tahun 2000 (ADHK) 2, PDRB Kabupaten Madiun meningkat masing-masing Rp. 2.022.086,08 juta (2004). Rp. 2.115.603,56 juta (2005); Rp. 2.212.871,48 juta (2006); dan Rp. 2.302.864,15 juta (2007). Sektor Pertanian, dan Sektor Perdagangan, Hotel, Restoran (PHR) memberikan sumbangan terbesar pada PDRB Kabupaten Madiun tahun 2007 masing-masing sebesar Rp. 1.411.064,32 juta dan Rp.1.147.974,51 juta atau mempunyai peranan sebesar 32,89 persen dan 26,75 persen. Dominasi kedua sektor ini begitu menonjol seakan memantapkan bahwa Kabupaten Madiun sebagai Kabupaten Penyangga Pertanian. PDRB sektor pertanian sejak tahun 2004 hingga 2007 peranannya semakin menurun. Ini menunjukkan bahwa Sektor lain diluar pertanian mempunyai peranan yang makin meningkat khususnya sektor perdagangan, sektor bangunan dan sektor industri pengolahan. Selain itu pada tahun 2007 juga ada penurunan jumlah luas lahan pertanian. Apabila dilihat dari sisi penawaran agregat harus didorong adanya pengembangan teknologi pembenihan, sehingga pada sektor pertanian khususnya
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-35
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
tanaman padi dapat ditingkatkan produktivitasnya dan dapat kita lihat tahun 2007 masih ada pertumbuhan sebesar 2,18 persen. Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2004-2007
Lahan
untuk
pertanian
di
Kabupaten
Madiun
cukup
luas,
sedangkan
infrastruktur pendukung pertanian seperti jembatan, system pengairan, dan sarana produksi perlu diperbaiki. Tabel 1.29 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Madiun Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2004 – 2007 (%) No 1.
2.
PERTANIAN
Sektor/Sub Sektor
2004 109,80
2005 112,05
2006 109,58
2007 108,89
a. Tanaman Bahan Makanan
108,74
111,32
109,63
108,03
b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
111,69 108,63
107,02 114,75
122,29 108,70
114,35 107,30
d. Kehutanan
117,14
117,40
102,17
112,41
e. Perikanan
126,17
125,17
113,02
111,52
PERTAMBANGAN & PENGGALIAN
113,00
120,46
104,86
104,58
0,00
0,00
0,00
0,00
a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas 3.
0,00
0,00
0,00
0,00
c. Penggalian
113,00
120,46
104,86
104,58
INDUSTRI PENGOLAHAN
117,03
126,61
117,26
114,41
A. Industri Tanpa Migas
117,03
126,61
117,26
114,41
1. Makanan, Minuman &Tembakau
117,41
134,50
124,28
119,27
2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki
118,06
112,01
111,05
109,95
3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya
119,57
124,80
112,05
110,75
4. Kertas dan Barang Cetakan
113,75
113,46
109,03
108,28
5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet
114,30
114,21
109,40
108,60
6. Semen & Brg. Galian bukan logam
110,71
111,77
107,08
106,61
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-36
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
No
Sektor/Sub Sektor 7. Alat Angk., Mesin & Peralatannya
2004 111,61
2005 112,80
2006 108,05
2007 107,45
8. Barang lainnya
115,37
118,77
115,08
109,40
LISTRIK, GAS & AIR BERSIH
109,71
118,85
112,89
106,28
a. Listrik
109,64
118,99
113,05
106,22
b. Air Bersih
112,38
113,20
106,28
109,09
5.
BANGUNAN
115,17
121,52
123,03
113,23
6.
PERDAG., HOTEL & RESTORAN
113,16
122,70
115,88
113,92
a. Perdagangan Besar & Eceran
112,99
122,69
116,22
114,19
b. Hotel
115,92
117,03
110,28
109,32
c. Restoran
115,86
123,06
110,62
109,60
PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI
112,93
120,91
118,86
110,98
a. Pengangkutan
115,65
126,53
123,69
111,84
1. Angkutan Rel
105,12
115,95
109,80
105,27
2. Angkutan Jalan Raya
115,95
127,24
124,67
112,02
3. Angkutan Laut
0,00
0,00
0,00
0,00
4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr.
0,00
0,00
0,00
0,00
5. Angkutan Udara
0,00
0,00
0,00
0,00
113,00
117,97
110,71
109,68
108,86
111,95
110,16
109,22
1. Pos dan Telekomunikasi
108,80
111,96
110,27
109,32
2. Jasa Penunjang Komunikasi
109,22
111,87
109,47
108,65
KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN
113,98
118,01
109,80
108,92
a. Bank
115,16
114,29
110,16
109,22
b. Lembaga Keuangan tanpa Bank
121,05
128,64
111,93
110,66
0,00
0,00
0,00
0,00
d. Sewa Bangunan
112,35
115,96
109,22
108,44
e. Jasa Perusahaan
114,52
117,66
109,92
109,03
JASA-JASA
109,44
111,97
113,76
109,86
a. Pemerintahan Umum
108,80
110,84
114,70
110,02
1. Adm. Pemerintah & Pertahanan
0,00
0,00
114,70
110,02
2. Jasa Pemerintah lainnya
0,00
0,00
0,00
0,00
112,28
116,77
109,96
109,15
1. Sosial Kemasyarakatan
114,13
110,10
109,35
108,55
2. Hiburan & Rekreasi
116,25
116,85
103,67
109,33
3. Perorangan & Rumahtangga
111,59
119,01
110,28
109,32
PDRB DENGAN MIGAS
111,59
116,77
113,55
110,93
PDRB TANPA MIGAS
111,59
116,77
113,55
110,93
4.
7.
6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi
8.
c. Jasa Penunjang Keuangan
9.
b. Swasta
Sumber: BPS Kabupaten Madiun 2007
Kondisi geografis Kabupaten
Madiun
yang
menjadi tempat transit
serta
berkembangnya perdagangan di Kota Madiun, menyebabkan Sektor PHR mendapatkan
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-37
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
ruang dimensi yang cukup untuk berkembang. Apalagi sektor ini tidak membutuhkan lahan yang luas sebagaimana sektor pertanian. Di sisi lain, Sektor Listrik, Gas dan Air memberikan sumbangan terkecil dalam pembentukan PDRB Kabupaten Madiun yaitu sebesar Rp.35.327,97 juta atau sebesar 0,83 persen. Tabel 1.30 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Madiun Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2004 – 2007 (000.000 Rp.) No 1.
Sektor/Sub Sektor PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. T anaman Perkebunan c. Peternakan dan Hasil-hasilnya d. Kehutanan e. Perikanan PERTAMBANGAN & PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan tanpa Migas c. Penggalian
2004 102,34 101,84 102,62 100,43 107,90 114,81 103,77 0,00 0,00 103,77
2005 102,53 102,38 98,22 102,16 106,87 109,76 103,65 0,00 0,00 103,65
2006 102,77 102,41 112,62 102,12 99,49 107,78 97,78 0,00 0,00 97,78
2007 102,54 102,18 105,69 100,82 104,52 107,22 98,59 0,00 0,00 98,59
3.
INDUSTRI PENGOLAHAN A. Industri Tanpa Migas 1. Makanan, Minuman &Tembakau 2. Tekstil, Brg. Kulit & Alas kaki 3. Brg. Kayu & Hasil Hutan lainnya 4. Kertas dan Barang Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Brg. dari Karet 6. Semen & Brg. Galian bukan logam 7. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 8. Barang lainnya
108,78 108,78 108,91 111,25 111,43 105,46 105,07 103,16 104,27 108,14
113,23 113,23 119,35 101,85 112,67 103,75 104,64 100,14 102,32 108,08
109,89 109,89 114,33 107,20 107,63 103,83 103,62 101,49 102,76 108,53
108,66 108,66 112,08 106,71 107,09 103,69 103,49 101,46 102,68 105,62
4.
LISTRIK, GAS & AIR BERSIH a. Listrik
103,27 103,32
103,41 103,47
105,39 105,45
104,47 104,51
b. Air Bersih BANGUNAN PERDAG., HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi KEU. PERSEWAAN, & JASA PERUSAHAAN a. Bank b. Lembaga Keuangan tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan
101,93 103,95 104,58 104,39 105,11 107,58 104,86 108,92 99,70 109,39 0,00 0,00 0,00 104,01 98,74 98,50 100,09 104,99 104,01 111,01 0,00
101,98 104,28 107,00 106,92 104,13 108,32 105,49 108,67 101,24 109,11 0,00 0,00 0,00 103,60 100,19 100,02 101,14 107,39 101,85 116,26 0,00
103,63 106,93 105,46 105,50 104,31 104,88 107,94 109,98 100,44 110,45 0,00 0,00 0,00 104,44 104,26 104,19 104,65 104,26 102,61 107,32 0,00
103,29 104,48 106,36 106,47 104,13 104,66 106,50 107,77 100,44 108,06 0,00 0,00 0,00 104,26 104,08 104,34 102,66 104,09 102,54 106,82 0,00
2.
5. 6.
7.
8.
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-38
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
No
9.
Sektor/Sub Sektor d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah & Pertahanan 2. Jasa Pemerintah lainnya b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan & Rekreasi 3. Perorangan & Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
2004 103,78 105,27 102,23 101,50 0,00 0,00 105,40 107,02 107,76 104,80 103,44 103,44
2005 105,85 107,36 103,38 102,51 0,00 0,00 106,99 101,95 103,08 108,85 104,62 104,62
2006 103,55 105,13 105,42 105,48 105,48 0,00 105,17 104,90 100,33 105,36 104,60 104,60
2007 103,43 104,88 104,79 104,75 104,75 0,00 104,98 104,67 105,18 105,08 104,39 104,39
Sumber: BPS Kabupaten Madiun
Perkembangan perdagangan yang cukup pesat, merupakan dampak positif dari perkembangan Sektor Konstruksi seperti dibangunnya waduk kedungbrubus maupun penyelesaian pembangunan gedung olah raga (GOR). Sektor ini mencapai Rp. 426.106,08 juta. Dari pergerakan ekonomi di seluruh sektor ekonomi, pada tahun 2007 ekonomi Kabupaten Madiun mampu tumbuh sebesar 5,02 persen, lebih cepat dibanding dengan tahun sebelumnya yang mencapai 4,60 persen. Di lihat dari sisi pertumbuhan sektoral, Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan tercepat sebesar 8,70 persen, Ini menunjukkan bahwa sektor pengangkutan dan komunikasi bergerak dengan lebih cepat mengingat telah banyaknya operator seluler serta adanya perang tarif membuat sector ini menjadi efisien. 1.4. PROFIL SOSIAL BUDAYA Fasilitas merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perencanaan tata ruang. Fasilitas merupakan alat pelayanan atau wadah bagi kegiatan masyarakat sebagai obyek perencanaan. 1.4.1. Fasilitas Pendidikan Berdasarkan data eksisting, dapat diketahui bahwa jumlah fasilitas pendidikan terbanyak di Kabupaten Madiun adalah SD yaitu 464 unit dan tersebar secara merata di seluruh wilayah Kabupaten Madiun, fasilitas pendidikan TK sebesar 386 unit, SLTP sebesar 40 unit dan SMU sebesar 13 unit, sedangkan untuk fasilitas Perguruan Tinggi di Kabupaten Madiun tidak ada. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1.31 Tabel 1.31. Jumlah Fasilitas Pendidikan Kabupaten Madiun Tahun 2008 No. 1. 2. 3. 4. POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Kecamatan Kebonsari Geger Dolopo Dagangan
TK 39 39 34 28
Fasilitas Pendidikan SD SLTP SMU/SMK 28 2 41 3 2 30 3 1 34 3 2
I-39
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Wungu Kare Gemarang Saradan Pilangkenceng Mejayan Wonoasri Balerejo Madiun Sawahan Jiwan Jumlah
28 19 17 30 23 23 16 23 23 17 27 386
34 30 28 48 37 30 19 32 27 18 28 464
2 2 2 5 2 6 1 2 2 3 2 40
1 1 1 3 1 1 13
Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun 2008
1.4.2. Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kabupaten Madiun terdiri Rumah Sakit, Poliklinik, Puskesmas, Puskesmas pembantu,Dokter praktek, Rumah Sakit Bersalin, Klinik KB, Posyandu, Balai Pengobatan, Apotik, Toko Obat dan Pos Pelayanan Obat dengan distribusi yang cukup merata di Kabupaten Madiun. Jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Madiun sebanyak 1.159 unit dengan komposisi terbanyak adalah fasilitas kesehatan yang berupa posyandu. Untuk rumah sakit di Kabupaten Madiun berjumlah 3 unit yang terdapat di Kecamatan Dolopo, Kecamatan Wungu dan Kecamatan Mejayan. Lebih jelasnya mengenai jumlah fasilitas kesehatan dapat dilihat pada tabel 1.32. Tabel 1.32. Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2008 No
Jenis Fasilitas Kesehatan
Jumlah
1
Puskesmas dengan ruang perawatan
2
Puskesmas dengan jumlah tempat tidur
98 Unit
3 4
Puskesmas Puskesmas pembantu
25 Unit 58 unit
5
Puskesmas Keliling
32 unit
6
Posyandu
7
Apotik
8
Toko Obat
9
Kelompok Dana sehat
10
11
Instansi Kesehatan swasta /ABRI Rumah sakit daerah Balai Pengobatan BKIA Rumah sakit bersalin Rumah sakit Khusus Rumah sakit Paru-Paru Lainnya
5 Unit
856 unit 20 Unit 4 Unit 20 unit 1 Unit 11 Unit 4 Unit 1 Unit -
Sumber : BPS Kabupaten Madiun Dalam Angka 2008
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-40
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
1.4.3. Fasilitas Agama Fasilitas peribadatan yang ada di Kabupaten Madiun terdiri dari masjid, langgar, gereja, pura dan wihara dengan distribusi yang merata pada masing-masing kecamatan. Jumlah terbesar yaitu langgar sebesar 1.075 unit, masjid sebesar 891 unit dan langgar sebesar 1.196 unit mengingat mayoritas penduduk Kabupaten Madiun adalah beragama Islam. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 1.33 Tabel 1.33 Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kepercayaan Tahun 2008
1
Kebonsari
90
262
10
Gereja Kristen -
2
Geger
75
273
12
-
-
-
-
3 4
Dolopo Dagangan
84 112
183 220
12 13
4 -
-
-
-
5
Wungu
58
149
36
4
-
-
-
6
Kare
50
98
1
5
-
-
-
7
Gemarang
64
68
5
3
-
-
-
8
Saradan
70
122
59
4
2
-
-
9
Pilangkenceng
50
176
10
9
-
-
-
10
Mejayan
48
96
15
11
1
-
-
11
Wonosari
38
144
17
1
-
-
-
12
Balerejo
32
92
5
4
-
-
-
13
Madiun
56
102
7
7
-
-
-
14
Sawahan
32
105
4
2
-
-
-
15
Jiwaan
46
288
20
4
-
-
-
Jumlah
905
2.378
266
58
3
-
-
No
Kecamatan
Masjid
Langgar
Musholla
Gereja Katholik -
Pura
Vihara
-
-
Sumber: BPS Kabupaten Madiun dalam Angka 2008
1.4.4. Karakteristik Budaya Karakteristik sosial budaya masyarakat di Kabupaten Madiun tidak terlepas dari sejarah serta etnik dan budaya masyarakatnya. Kabupaten Madiun di tinjau dari pemerintahan yang sah, berdiri pada tanggal paro terang, bulan muhharam, tahun 1568 Masehi tepatnya jatuh pada hari Kamis Kliwon tanggal 18 Juli 1568/Jumat Legi tanggal 15 Suro 1487 Be – Jawa Islam. Berawal pada masa kesultanan Demak yang di tandai dengan perkawinan putra mahkota Demak Pangeran Surya Patiunus dengan Raden Ayu Retno Lembah Putri dan Pangeran Adipati Gugur yang berkuasa di Ngurawan Dolopo. Pusat pemerintahan di pindahkan dari Ngurawan ke desa Sogoten dengan nama baru Purabaya (sekarang Madiun). Pangeran Surya Patiunus menduduki kesultanan hingga tahun 1521 dan di teruskan oleh Kyai Rekso Gati. (Sogaten adalah Rekso Gati). Pangeran Timoer di lantik menjadi Supati di Purabaya tanggal 18 juli 1568 berpusat di desa Sogaten. Sejak saat itu secara yuridis formal Kabupaten Purabaya POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-41
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
menjadi suatu wilayah pemerintah di bawah seorang Bupati dan berakhirlah pemerintah pengawasan di Purabaya yang di pegang oleh Kyai Rekso Gati atas nama Demak dari tahun 1518-1568. Perkembangan penduduk sangat berpengaruh bagi perkembangan suatu wilayah. Hal ini disebabkan karena aktifitas penduduk itu sendiri yang cukup dinamis, dapat menyebabkan perkembangan kebutuhan lainnya, baik secara fisik maupun secara sosial. Selain itu dalam rencana tata ruang sumber daya manusia merupakan obyek sekaligus subyek dalam pembangunan. Pada tahun 1575 pusat pemerintahan di pindahkan dari Desa Sogaten ke desa Wonorejo atau Kuncen, Kota Madiun sampai tahun 1590. Pada tahun 1686, kekuasaan pemerintah Kabupaten Purabaya di serahkan oleh bupati Pangeran Timoer (Panembahan Rama) kepada putrinya Raden Ayu Retno Djumillah. Bupati inilah selaku senopati manggalining perang yang memimpin prajurit-prajurit mancanegara timur. Pada tahun 1586 dan 1587 Mataram melakukan penyerangan ke Purbaya dengan Mataram
menderita
kekalahan
berat.
Pada
tahun
1590,
dengan
berpura-pura
menyatakan takluk, Mataram menyerang pusat istana Kabupaten Purbaya yang hanya di pertahankan oleh Raden Ayu Retno Djumilah dengan sejumlah kesil pengawalnya. Perang tanding terjadi antara Sutawidjaja dengan Raden Ayu retno Djumilah dilakukan di sekitar sendang di dekat istana Kabupaten Wonorejo (Madiun). Pusaka tundung Madiun berhasil di rebut oleh Sutawidjaja dan melalui bujuk rayunya, Raden Ayu Retno Djumilah di persunting oleh Sutawidjaja dan di boyong ke istana Mataram di Pleret (Jogyakarta) sebagai peringatan penguasaan Mataram atas Purbaya tersebut maka pada hari Jum’at Legi tanggal 16 November 1590 Masehi nama “Purbaya” di ganti menjadi “Madiun”. Adapun kebudayaan Kabupaten Madiun banyak di pengaruhi oleh budaya Mataraman dan Islam. Sikap hidup sehari-hari sangat sederhana suka bekerja keras, kenyal terhadap pengaruh kehidupan dan budaya asing. Adapun seni dan budaya yang ada meliputi Dungkrek, Thuk Thuk Brug, OrekOrek, Kethoprak, Jedor, Campursari, dan wayang Kulit. 1.5. KONDISI PRASARANA BIDANG PU/CK Pada sub bab kondisi prasarana budang pekerjaan umum dan cipta karya tersebut berisikan
tentang
lingkungan,
materi
penyehatan
pengembangan ingkungan
dan
permukiman, permukiman,
penaan
bangunan
revitalisasi
dan
kawasan,
pengembangan kawasan agropolitan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada sub bab berikut ini.
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-42
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
1.5.1. Pengembangan Permukiman (Bangkim) Perumahan penduduk di Kabupaten Madiun pada umumnya berdinding tembok (permanen), namun ada pula yang berdinding kayu atau bambu. Sebagai gambaran kondisi rumah sampai dengan tahun 2008 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1.5.1 Jumlah dan Kondisi Unit Rumah di Kabupaten Madiun Tahun 2008 No.
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Kebonsari Geger Dolopo Dagangan Wungu Kare Gemarang Saradan Pilangkenceng Mejayan Wonoasri Balerejo Madiun Sawahan Jiwan JUMLAH
Jumlah Rumah (Unit) 14.564 16.540 13.880 12.134 13.868 9.657 9.474 20.327 14.056 9.280 8.603 12.114 10.184 6.896 12.591 184.168
Tembok (unit) 14.417 16.514 13.874 11.898 11.570 3.502 3.905 7.759 3.215 7.354 7.638 6.413 9.061 6.851 12.159 136.130
Kayu (unit) 116 11 0 76 1.514 5.795 4.246 11.148 6.098 1.373 462 2.792 662 34 254 34.581
Bambu (unit) 31 15 6 160 784 360 1.323 1.420 4.743 553 503 2.909 461 11 178 13.457
Sumber : Dinas PU Kabupaten Madiun
Untuk mengurangi jumlah rumah-rumah yang kurang layak huni, program perbaikan perumahan akan terus dilaksanakan secara bertahap utamanya ditujukan pada kondis perumahan yang berdinding kayu atau bambu. Kabupaten Madiun merupakan wilayah dengan populasi penduduk di wilayah kota sebesar 134.216
jiwa pada tahun 2005, dan kebutuhan rumah di wilayah kota
sebesar 34.200 unit namun terjadi bocklog 380 unit.apabila diproyeksikan hingga tahun 2015 kebutuhan rumah mencapai 36.099 unit dengan bucklog sebesar 2279 unit dengan klasifikasi penyediaan rumah sederhana sehat 569 unit dengan biaya sebesar Rp. 20.484.000.000; dan bantuan rumah sederhana 1.710 unit dengan biaya sebesar Rp. 8.551.537.616;. Sedangkan perkembangan penduduk di wilayah perdesaan di Kabupaten Madiun dari tahun 2005 mencapai 525.445 jiwa sedangkan proyeksi hingga tahun 2015 mencapai 556.840 jiwa, maka kebutuhan rumah tangga hingga tahun 2015 seharusnya 136.991 unit dengan bucklog 9268 unit. Maka bila diklasifikasikan menjadi rumah sehat sederhana diperlukan biaya sebesar Rp. 83.412.000.000; sedangkan bantuan rumah swadaya diperlukan biaya sebesar Rp. 34.756.726.896;
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-43
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
1.5.2. Penataan Bangunan Lingkungan (PBL) Penataan
bangunan
dan
lingkungan
adalah
serangkaian
kegiatan
yang
diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang. Terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan dan lingkungannya. Kabupaten Madiun mempunyai luas total wilayah 101.086.00 Ha. Dari luas wilayah tersebut masih terdapat kawasan-kawasan yang termaksud dalam kawasan kumuh. Menyadari hal tersebut maka dalam upaya mendukung kegiatan atau program penataan bangunan dan lingkungan, Kabupaten Madiun telah melaksanakan kegiatan identifikasi permasalahan permukiman kumuh di Kota Caruban, pengukuran tingkat kekemuhan di perkotaan Kota Caruban dilakukan di 5 kecamatan (Kecamatan dan 14 kelurahan/desa, dengan perincian sebagai berikut : 1. Kecamatan Mejayan, permukiman kumuh terdapat di 6 kelurahan/desa yaitu : Kelurahan Krajan, Kelurahan Pandean, Kelurahan bangunsari, Desa Mejayan, Desa Ngampel Dan Desa Kaligunting. 2. Kecamatan wonoasri, permukiman kumuh terdapat di 3 kelurahan/desa, yaitu : Desa Purwosari, Desa Buduran, dan Desa Klitik. 3. Kecamatan Pilangkencang, permukiman kumuh terdapat di 2 kelurahan/desa, yaitu : Desa Wonoayu dan desa Kedungrejo. 4. Kecamatan Saradan, permukiman kumuh terdapat di 2 kelurahan/desa, yaitu : Desa Bajulan dan Desa Ngepeh. 5. Kecamatan Balerejo, permukiman kumuh terdapat di Desa Bulakrejo. Jumlah kawasan yang di kategorikan sebagai kawasan kumuh sedang di perkotaan kota Caruban terdapat pada 11 desa/kelurahan sedangkan kawasan yang di kategorikan sebagai kawasan kumuh berat terdapat di 3 desa/kelurahan, gambaran desa/kelurahan yang di indikasikan sebagai kawasan kumuh perkotaan Kota Caruban dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.5.2 Gambaran Kawasan Kumuh Diperkotaan Kota CarubanTahun 2008 No
Desa/ Kelurahan
Luas Wilayah
Jumlah penduduk
Jumlah KK/RT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bajulan Kaligunting Kedungrejo Wonoayu Ngepeh Bulakrejo Pandean Bangunsari Klitik Krajan Mejayan Ngampel
172 793 390 150 107 167 49 1.367 301 1.389 285 219
2.617 3.045 3.168 1.464 1.698 1.592 2.342 3.857 3.048 4.606 4.554 3.003
688 923 951 586 471 460 603 1.062 845 1.125 1.214 858
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Luas Permukiman (Ha) 39,80 36,14 99.50 16,75 35,30 23,74 6,40 48,98 28,50 31,52 42,75 62,20
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Ha) 15 4 8 10 16 10 48 3 10 3 16 14
Nilai 3.11 3.06 3.06 2.96 2.96 2.96 2.89 2.85 2.81 2.81 2.81 2.76
Klasifikasi Kekumuhan K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K. K.
Berat Berat Berat Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang
I-44
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
13 14
Buduran Purwosari
244 250
2.731 4.716
842 1.300
67,86 54,32
11 19
2.76 2.72
K. Sedang K. Sedang
Sumber : PU Bina Marga dan Cipta Karya Kab. Madiun Tahun 2008 Keterangan : Susunan nama desa pada tabel di atas sudah berdasarkan peringkat tingkat kekumuhan (Kumuh berat sampai kumuh sedang).
Tabel 1.36 Tipologi Kawasan Kumuh Diperkotaan Kota Caruban Tahun 2008 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Desa/ Kelurahan Bajulan Kaligunting Kedungrejo Wonoayu Ngepeh Bulakrejo Pandean Bangunsari Klitik Krajan Mejayan Ngampel Buduran Purwosari
Kecamatan
Nilai
Saradan Mejayan Pilangkenceng Pilangkenceng Saradan Balerejo Mejayan Mejayan Wonoasri Mejayan Mejayan Mejayan Wonoasri Wonoasri
3.11 3.06 3.06 2.96 2.96 2.96 2.89 2.85 2.81 2.81 2.81 2.76 2.76 2.72
Klasifikasi Kekumuhan K. Berat K. Berat K. Berat K. Sedang K. Sedang K. Sedang K. Sedang K. Sedang K. Sedang K. Sedang K. Sedang K. Sedang K. Sedang K. Sedang
Tipologi Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan Kawasan
kumuh kumuh kumuh kumuh kumuh kumuh kumuh kumuh kumuh kumuh kumuh kumuh kumuh kumuh
kampung kota pinggiran kota pinggiran kota pinggiran kota kampung kota pinggiran kota kampung kota dekat pasar pinggiran kota Dekat Stasiun KA dekat terminal kampung kota kampung kota kampung kota
Sumber : PU Bina Marga dan Cipta Karya Kab. Madiun Tahun 2008 Keterangan : Susunan nama desa pada tabel di atas sudah berdasarkan peringkat tingkat kekumuhan (Kumuh berat sampai kumuh sedang).
1.5.3. Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP) Dalam sub bab penyehatan lingkungan permukiman (PLP) berisikan tentang penjelasan deskriptif pengembangan sistim saluran air limbah, persampahan, dan sistem saluran drainase yang sudah tersedia secara layak dalam memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga terjadi penurunan prosentase permukiman kumuh di Kabupaten Madiun. 1.5.3.1.
Sub sektor air limbah
A. Perkotaan Tingkat pelayanan sanitasi perkotaan di kabupaten Madiun diperthitungkan telah mencapai 88,02% penduduk. Hal ini berarti bahwa ssekitar 11,98% penduduk masih membuang
kotorannya
secara
langsung
ke
lingkungan
sekitarnya.
Untuk
pengembangan sesuai dengan MDG,s maka sampai dengan tahun 2015 prosentase penduduk yang terlayani adalah 94,01%. Prasarana dan sarana air limbah yang akan dikembangkan terdiri dari; IPLT, tangki, septick komunal, septick tank, dan sistem pengangkutan yakni mobil tinja. Saat ini pemerintah Kabupaten Madiun tidak memiliki sarana unit IPLT, sedangkan hingga tahn 2015 dibutuhkan kurang lebih 1 unit IPLT harus dibangun dengan kapasitas @150 m 3/hr, dimana IPLT tersebut digunakan untuk pelayanan lumpur tinja hngga tahun 2015.
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-45
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
B. Perdesaan Tingkat pelayanan sanitasi perdesaan di Kabupaten Madiun diperhitungkan telah mencapai 60,16 penduduk. Hal ini berarti sekitar 39,84% penduduk masih membuang
kotorannya
secara
langsung
di
lingkungan
sekitarnya.
Untuk
pengembangan sesuai MDG,s maka sampai dengan tahun 2015 prosentase penduduk yang terlayani adalah 80,08%. Prasarana dan sarana air limbah yang akan dikembangkan adalah tangki septik komunal, hal ini disebabkan lahan pada perdesaan masih cukup luas untuk sanitasi serta daya dukung tanahnya masih memadai untuk mengolaah limbah secara alamiah. Pada fasilitas umum yang menggunkan tangki septik saat ini adalah 125 unit sedangkan pada tahun 2015 menjadi 248 unit, peningkatan ini adalah peningkatan akibat pertumbuhan penduduk dan massyarakat yang belum terlayani akan fasilitas air limbah, serta peningkatan wilayah perkotaan. 1.5.3.2.
Sub sektor persampahan Untuk mendukung terwujudnya pengelolaan kebersihan dan pertamanan di
Kabupaten Madiun, sarana yang sudah dibangun dan disediakan adalah 1 (satu) unit Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, yang terletak di Desa Kaliabu, Kecamatan Mejayan dan sudah dipersiapkan lokasi TPA Desa Banjarsari Wetan Kecamatan Dagangan. Pengelolaan sampa di TPA tersebut, menggunakan metode Control Land Fill. Tabel 1.37 Perkembangan Sarana dan Prasarana Kebersihan Kabupaten Madiun Tahun 2008 NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
JENIS ALAT ANGUT Gerobak Sampah Truk Terbuka Besar Truk Terbuka Kecil Mini Truk (Kijang) Truk Compactor Besar Truk Compactor Kecil Dump Truk Besar Dump Truk Kecil Arm Roll Besar Arm Roll Kecil Trailer Container Motor Sampah
JUMLAH 65 1 1 3 3 1
KAPASITAS PER UNIT (m3) 1 4 2 6 6 1
RITASI 2 3 3 2 3 4
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Madiun
Berdasarkan asal sumber pengahasil sampah, sampah-sampah yang ada di kabupaten Madiun terdiri dari Sampah yang di hasilkan oleh Kawasan Perumahan, Kawasan Industri, Kawasan Perdagngan dan Jasa, Kawasan Perkantoran, Rumah Sakit serta Pasar. POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-46
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Berdasarkan
laporan
penyusunan
database
dan
peta
tematik
bidang
persampahan dan drainase Jawa Timur (2006), Kabupaten Madiun mempunyai satu unit TPA yang beradadi desa Kaliabu Kecamatan Mejayan (Caruban). TPA ini Berjarak sekitar 6 km dari pusat kota dan menggunakan sistim kontrol landfill untuk pengelolaan sampahnya. Daerah pelayanan dari TPA ini meliputi kawasan permukiman (169.718.475 m2), kawasan komersial (22.629.130 m2), pasar (5.565.282 m2), kawasan wisata (5.565.285 m2), kawasan industri (11.314.565 m2), dan lain-lain (11.314.565 m2). Jika di tinjau dari timbunan sampah yang masuk, mulai dari awal tahun pembangunannya (1992), di perkirakan TPA ini masih dapat di pergunakan hingga tahun 2025. Untuk mengetahui data volume sampah rata perhari pada lokasi timbunan sampah tahu 2008 dapat di lihat pada tabel berikut : Tabel 1.5.3.2 Jenis dan Jumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kabupaten Madiun Tahun 2008 NO. 1. 2.
3.
JENIS TPS Terbuka Tertutup
Dengan Pemisah Sesuai Jenis Sampah
LOKASI Kantor Bupati Kantor DPRD Kantor DPUD Kantor Disnaker RSUD Kabupaten Madiun Kantor Dinas Pertanian Perum. Griya Kencana Perum. Mojopurno Permai Perum. Griyan Segaran Permai SMPN 1 Mejayan SMPN 2 Mejayan SMUN 1 Mejayan SMUN 2 Mejayan SMKN Wonoasri Jl. Prambanan Jl. Rajawali Terminal Bus Pasar Caruban Baru Pasar Umum Pasar Dungus Pasar Sambilegi Pasar Pagotan Kantor Bupati Kantor DPRD Kantor DPUD Kantor Disnaker Kantor Dinas Pertanian RSUD Kabupaten Madiun Perum. Griya Kencana SMPN 1 Mejayan SMPN 2 Mejayan SMUN 1 Mejayan SMUN 2 Mejayan SMKN Wonoasri
JUMLAH 1 1 1 1 1 1 1 2 1
unit unit unit unit unit unit unit unit unit
1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit unit
VOLUME (m3/unit) 4 m3 4 m3 6 m3 6 m3 4 m3 6 m3 4 m3 4 m3 4 m3 8 8 8 8 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 6 6 4 4 8 8 8 8 8
m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3 m3
Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Madiun
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-47
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
1.5.3.3.
Sub sektor drainase
Keberadaan saluran drainse hanya terdapat di jalan-jalan utama. Air hujan dan air buangan dari rumah tangga umumnya langsung dialirkan ke tegalan atau pekarangan, dan langsung terserap oleh tanah. Dilihat dari kondisi drainasenya maka wilayah Kabupaen Madiun yang tidak pernah tergenang seluas 100.963 Ha, dan yang pernah tergenang secara periodik seluas 123 Ha. Sistim drainase di Kabupaten Madiun seluruhnya bertumpu pada kali Madiun sebagai pembuangan akhir, Kali Madiun bermuara pada Sungai Bengawan Solo itu sendiri. Jika aliran Sungai bengawan solo dalam keadaan tinggi, maka aliran sungai Madiun tidak masuk kedalam Sungai Bengawan Solo, sehingga pada saat hujan terjadi, maka akan terjadi banjir di sekitar Sungai Madiun. 1.5.4. Pengembangan Air Minum Saat ini, kebutuhan air bersih bagi rumah tangga di wilayah pedesaan pada umumnya di cukupi oleh sumur gali (sumur tradisional), sumur pompa tangan, dan pemanfaatanya sumber air dengan menggunakan jaringan perpipaan yang di kelola oleh masyarakat desa (HIPPAM). Sedangkan untuk masyarakat di wilayah perkotaan, kebutuhan air di cukupi dari sumur gali (sumur tradisional), sumur pompa tangan, dari air bersih yang di kelola oleh PDAM. Berdasarkan laporan teknis yang di kelola oleh PDAM Kabupaten Madiun tahun 2007, belum seluruh kecamatan di Kabupaten Madiun yang masuk dalam wilayah PDAM. Hingga tahun 2007 wilayah pelayanan PDAM mencakup 13 kecamatan dan 63 desa, dengan cakupan pelayanan sebesar 35,99%
dari total penduduk Kabupaten
Madiun. Data pelayanan dan desa yang masuk dalam pelayanan PDAMdapat di lihat pada tabel berikut; Tabel 1.39 Jumlah Penduduk daerah Pelayanan PDAM Madiun Tahun 2007
Rayon
Unit Pelayanan PDAM
1
Cab. caruban
2 3 4 5 6 7 8 9
Cab. Dolopo Cab. Geger Cab. Pilang Kenceng Cabang saradan Cabang wungu Cabang dagangan Cab. Gemarang Cab. Kare
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
Daerah Pelayanan (Kecamatan Mejayan Wonoasri Dolopo Geger Pilang Kenceng Saradan Wungu Dagangan Gemarang Kare
Jumlah Penduduk di daerah Pelayanan 37.670 12.519 29.188 32.195 8.120 19.178 30.581 16.524 25.272 12.943
Jumlah penduduk Terlayani 33.505 1.240 9.950 10.515 2.960 9.935 16.460 7.860 8.506 5.345
I-48
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
10 11 12
Cab. Jiwan Cab. Madiun Cab. Balerejo JUMLAH
Jiwan Madiun Balerjo
19.247 8.698 13.146 265.281
2.620 1.275 1.240 111.410
Sumber: PDAM Kabupaten Madiun 2007
Air bersih memegang peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat. Ujung tombak pelayanan kebutuhan air bersih masyarakat adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Jumlah air bersih yang disalurkan PDAM Kabupaten Madiun tahun 2008 adalah sebagai berikut: Tabel 1.5.4 Jumlah Pelanggan Air Bersih yang Disalurkan Menurut Kategori Pelanggan Tahun 2008 NO.
KATEGORI PELANGGAN
1. 2.
Rumah Tangga Sosial a. Sosial Umum b. Sosial Khusus Toko, Industri, Perusahaan Instansi/Kantor Pemerintah Susut/Hilang
3. 4. 5.
JUMLAH PELANGGAN 20.425 393 99 285 130 -
AIR BERSIH DISALURKAN BANYAKNYA NILAI (m3) (000)Rp. 3.743.018 6.306.511 198.285 56.940 64.807 72.383 -
203.007 69.112 161.447 172.994 -
Sumber : Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Madiun
1.5.5. Revitalisasi Kawasan Revitalisasi kawasan dilaksanakan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang termuat dalam produk rencana tata ruang kabupaten madiun, revitalisasi kawasan yang di laksanakan di kabupaten Madiun bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan kawasan-kawasan kritis di tinjau dari sudut lingkungan maupun sosial ekonomi. Revitalisasi kawasan yang perlu mendapat perhatian karena sifatnya yang strategis adalah kawasan ruang terbuka hijau. Kegiatan dan pelaksanaan revitalisasi kawasan di Kabupaten Madiun pelaksanaan kegiatannya di fokuskan pada Kecamatan Mejayan, hal ini di sebabkan karena Kecamatan Mejayan adalah ibu kota dari Kabupaten Madiun di mana fungsinya sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan perdagangan dan jasa. Berdasarkan laporan penyusunan ruang terbuka hijau Kecamatan Mejayan Kabupaten madiun pada tahun 2008, secara umum potensi yang terdapat pada wilayah perencanaan yang berkaitan dengan RTH yang berada di Kecamatan Mejayan adalah sebagai berikut : Semua ruas jalan memiliki proporsi ruang terbuka antara bangunan dengan jalan yang cukup, sehingga dapat dapat di jadikan sebagai lahan jalur hijau. Di daerah sepadan sungai sungai juga masih memiliki beberapa luasan lahan yang
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-49
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
mencukupi yang dapat di rekomendasikan sebagai suatu hutan kota, kawasan, dan daerah resapan. Di daerah sepadan rel masih terdapat lahan terbuka yang mencukupi untuk di rekomendasikan sebagai jalur hijau. Di daerah pertanian maupun tegalan pinggiran pematang sawahnya/tegalannya potensi untuk di tanami pohon mahoni, pisang, pohon turi maupun lainnya sehingga dapat berfungsi sebagai peneduh dan dari sengatan matahari. Berdasarkan kondisi RTH yang ada di Kecamatan Mejayan maka dapat di tarik beberapa permasalahan pada saat ini, yaitu : Taman/RTH di pintu gerbang kota yang seharusnya berfungsi sebagai landmark tidak berfungsi karena kondisi RTHnya kurang terawat dan di biarkan terlantar. Lahan yang di fungsikan sebagai hutan kota di kabupaten madiun dalam hal ini pusat ibukota kabupaten (Kecamatan Mejayan) masih belum optimal sesuai dengan fungsinya, karena jumlah atau kepadatan tanamannya masih sangat kurang jika di katakan sebagai hutan kota.disamping itu lahan yang semestinya menjadi lahan hutan kota bercampur dengan pasar burung. Jalur hijau di Kecamatan Mejayan masih kurang seragam karena pohon yang seharusnya menjadi ciri kota adalah Pohon Tanjung sehingga masih banyak ruas jalan yang belum seragam dengan penanaman jalur hijaunya. Fungsi sebagai peneduh yang kebanyakan di fungsikan pada jalur hijau masih belum optimal karena jalur pedestrian sendiri belum ada pada beberapa ruas jalan di Kecamatan Mejayan. Sepadan sungai dan RTH di sekitar rel masih belum terpenuhi sebagai pembatas, pencegah erosi dan penyerap kebisingan. Kecamatan Mejayan memiliki perbandingan antara area terbangun dengan area tidak terbangun adalah 24,9% : 75,1%. Dengan perbandingan tersebut dapat di ketahui bahwa pada Kecamatan Mejayan masih dimungkinkan adanya pengembangan untuk Kawasan terbangunnya sebesar 45,1%. Prosentase tersebut dapat di optimalkan dengan penanaman pohon untuk kawasan yang masih kosong agar peran dari tata hijaunya dapat berfungsi sebagai suatu penyeimbang bagi perkembangan suatu kawasan. Namun demikian pembangunan pada kawasan ini harus ada kontrol dari pemerintah kota agar ruang terbuka hijaunya agar tetap di optimalkan. 1.5.6. Agropolitan Kawasan agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis yang mampu melayani, mendorong, menarik dan menghela kegiatan pembangunan agribisnis hinterland-nya. Kawasan agropolitan terdiri dari kota tani (desa dengan fasilitas kota) sebagai pusat kegiatan agroindustri (hilir), pusat pelayanan agribisnis serta kawasan desa pemasok bahan baku POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-50
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
yang berupa produksi primer pertanian dalam arti luas (pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan dan perikanan). Pengembangan kawasan agropolitan digerakkan dan difasilitasi oleh pemerintah dirancang secara bottom up dilaksanakan lintas sektor maupun sub sektor, lintas kawasan, daerah maupun wilayah dengan seoptimal mungkin melibatkan peran para stokeholder, shareholder dan stakeholder lainnya. Kabupaten Madiun sesuai dengan visi dan misinya telah mengidentifikasi dan menetapkan bahwa wilayah Kecamatan Geger – Delopo – Dagangan – Kebonsari (Gedangsari) merupakan area atau site calon kawsasan agropolitan yang akan dikembangkan secara progresif dengan tahapan rencana yang matang dan berkesinambungan dengan tujuan akhir peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan kebijakan Kabupaten Madiun (RTRWK) Kecamatan Geger – Delopo – Dagangan – Kebonsari merupakan kawasan prioritas bagi pengembangan agribisnis dan agrowisata daerah. Kawasan prioritas merupakan kawasan yang berpotensi namun memiliki permasalahan untuk dikembangkan. Masalah pengembangan Kecamatan Geger – Dolopo – Dagangan – Kebonsari bersifat internal dan eksternal. Berdasarkan data eksisting (Penyebaran Potensi Agro Kabupaten Madiun Tahun 2001) diperoleh gambaran bahwa kecamatan-kecamatan yang tergabung dalam kawasan Gedangsari memiliki sumber daya alam yang berlimpah namun belum direncanakan pengelolaannya. Calon kawasan
agropolitan
Gedangsari
ternyata
memiliki
kegiatan
agribisnis
yang
membanggakan, seperti agribisnis tanaman pangan, hortikultura peternakan dan perkebunan. Dengan akan dibukanya jalur yang menghubungkan antara obyek wisata air terjun Sedudo Kabupaten Nganjuk ke Telaga Ngebel Kabupaten Madiun, maka pengembangan obyek wisata tersebut akan menjadi pendukung pengembangan Kawasan Agropolitan Gedangsari. Seperti umumnya daerah pedesaan dengan kegiatan utama di sektor pertanian. Kecamatan – kecamatan di Kawasan Gedangsari secara internal memiliki kelemahan atau
kendala
berupa
:
produk
primer
belum
dikembangkan
nilai
tambahnya
(agroindustri), sumberdaya tenaga terampil terbatas, permodalan terbatas, pemasaran masih tradisional. Masih sangat sedikit investor yang mencoba menanamkan modal karena
terbatasnya
sarana
dan
prasarana
pengelolaan/pengembangan/pengusahaan
yang
Kawasan
dibutuhkan.
Agropolitan
Perencanaan
Gedangsari
perlu
dilakukan dengan memperhatikan kehendak para stakeholder. Kompleksitas permasalahan dan pentahapan pembangunan merupakan latar belakang dari penyusunan rencana pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Madiun. Produk Master Plan Pengembangan Kawasan Agropolitan Kabupaten Madiun berupa konsep, rencana serta Rencana Program Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2006 – 2011.
POKJA SANITASI KABUPATEN MADIUN
I-51