APRIL 2014
Buletin Bulanan INDIKATOR MAKRO SEKTOR PERTANIAN Volume VIII, Nomor 4/April 2014 Ukuran Buku : 20,5 cm x 29,0 cm Desain grafis: Sehusman, SP
Penanggung Jawab: Ir. M. Tassim Billah, MSc
Redaktur : Ir. Dewa Ngakan Cakrabawa, MM
Penyunting/Editor: Ir. Sabarella, MSi
Penulis Artikel : Ir. Efi Respati, MSi Ir. Wieta B. Komalasari, Msi Sri Wahyuningsih, S.Si Widyawati Megawati Manurung, SP Sehusman, SP Yani Supriyati, SE
Sekretaris: Heri Dwi Martono Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian – Kementerian Pertanian Kanpus Kementan, Gedung D, Lantai IV, Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan, Jakarta Telp./Fax (021) 780-5305, Email :
[email protected];
[email protected] Website : http://www.deptan.go.id/pusdatin atau http://www.deptan.go.id
KATA PENGANTAR Dalam rangka menyediakan data indikator makro sektor pertanian serta hasil analisisnya,
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian pada tahun 2014 kembali
menerbitkan Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian. Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian Volume VIII Nomor 4/April 2014 ini berisi data dan analisis deskriptif indikator ekspor dan impor komoditas pertanian bulan Desember 2013 – Januari 2014, Indeks Harga Konsumen (IHK) perkotaan dan inflasi bulan Maret 2014, Nilai Tukar Petani (NTP) bulan Pebruari – Maret 2014. Data ekspor-impor yang dipublikasikan telah disesuaikan dengan klasifikasi kode HS (Harmony System) berdasarkan Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012, dan data NTP menggunakan tahun dasar 2012 (2012=100). Data yang disajikan dalam buletin ini bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Besar harapan kami bahwa Buletin ini dapat bermanfaat bagi para pengguna data baik di lingkup Kementerian Pertanian maupun pengguna lainnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan buletin ini di masa mendatang.
Jakarta, April 2014 Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,
Ir. M. Tassim Billah, MSc.
DAFTAR ISI Halaman BAB I.
PENJELASAN UMUM ........................................................................................... 1 1.1.
Ekspor Impor ................................................................................................... 1
1.2.
Indeks Harga Konsumen/Inflasi....................................................................... 1
1.3.
Nilai Tukar Petani (NTP) .................................................................................. 3
BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN ........................................................... 5 2.1.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian ............................. 5
2.2.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Tanaman Pangan.......... 7
2.3.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Hortikultura .................. 9
2.4.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Perkebunan ................ 12
2.5.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sub Sektor Peternakan ................. 15
BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI ........................................ 19 3.1.
Perkembangan IHK Gabungan 66 Kota di Indonesia Bulan Maret 2014 .................................................................................................... 19
3.2.
Perkembangan IHK Gabungan 66 Kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan ........................................................................... 21
3.3.
Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan ............... 22
BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP) ............................................................................... 25 4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB), dan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan Sub Sektor 2008 – Maret 2014........... ..................................................................................................... 25 4.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani Nasional Bulan Pebruari – Maret 2014........... ..................................................................................................... 26 4.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa sub sektor Perikanan) Bulan Pebruari – Maret 2014 .......................... 27 4.4.
Indeks Harga yang Diterima Petani (IT) ......................................................... 28
4.5.
Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB) .......................................................... 28
4.6.
Nilai Tukar Petani (NTP) ................................................................................ 29
4.7.
Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi di Indonesia............................. 30
4.8.
Upah Buruh Tani ............................................................................................ 34
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
BAB I. PENJELASAN UMUM
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian edisi Volume VIII Nomor 4, April 2014 ini menyajikan keragaan data makro sektor pertanian yang meliputi: 1. Ekspor impor komoditas pertanian bulan Desember 2013 – Januari 2014. 2. Indeks harga konsumen (IHK) gabungan 66 Kota di Indonesia dan inflasi bulan Maret 2014. 3. Nilai tukar petani nasional dan beberapa provinsi di Indonesia bulan Pebruari – Maret 2014.
1.1. Ekspor Impor Data ekspor impor komoditas pertanian adalah data ekspor impor yang berasal dari kode HS 10 digit yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan sudah berstatus angka tetap. Kode HS mengacu pada klasifikasi sesuai Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2012. Cakupan kode HS komoditas pertanian merupakan kesepakatan hasil koordinasi dengan instansi terkait lingkup Kementerian Pertanian. Penyajian
data
perkembangan
ekspor
impor
komoditas
pertanian
ini
dititikberatkan pada kelompok komoditas baik segar maupun olahan yang mencerminkan peranan masing-masing sub sektor terhadap sektor pertanian secara keseluruhan.
1.2. Indeks Harga Konsumen/Inflasi Data perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) dan laju inflasi/deflasi bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Penyajian perkembangan IHK dan laju inflasi lebih dititikberatkan pada kelompok bahan makanan yang mencerminkan peranan komoditas utama sektor pertanian dalam tingkat inflasi secara nasional. Sejak bulan Juni 2008, Indeks Harga Konsumen (IHK) dihitung berdasarkan pola konsumsi hasil Survei Biaya Hidup (SBH) di 66 kota tahun 2007 yang mencakup sekitar 284-441 komoditas.
IHK gabungan 66 kota ini merupakan hasil perhitungan dari
Volume VIII, Nomor 4/April 2014
1
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
gabungan indeks masing-masing kota yang ditimbang dengan banyaknya rumahtangga di kota bersangkutan. IHK dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan dan dikelompokkan menjadi 7 kelompok yaitu:
Bahan makanan yang terdiri dari padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya, daging dan hasil-hasilnya, ikan segar, ikan diawetkan, telur, susu dan hasil-hasilnya, sayursayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, bumbu-bumbuan, lemak dan minyak serta bahan makanan lainnya.
Makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang terdiri dari makanan jadi, minuman yang tidak beralkohol dan tembakau dan minuman beralkohol.
Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang terdiri dari biaya tempat tinggal, bahan bakar, penerangan dan air, perlengkapan rumah tangga dan penyelenggaraan rumah tangga.
Sandang yang terdiri dari sandang laki-laki, sandang wanita, sandang anak-anak, barang pribadi dan sandang lain.
Kesehatan yang terdiri dari jasa kesehatan, obat-obatan, jasa perawatan jasmani, perawatan jasmani dan kosmetika.
Pendidikan, rekreasi dan olahraga yang terdiri dari jasa pendidikan, kursuskursus/pelatihan, perlengkapan/peralatan pendidikan, rekreasi dan olahraga.
Transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang terdiri dari transportasi, komunikasi pengiriman, sarana dan penunjang transportasi dan jasa keuangan.
Persentase (%) perubahan IHK (Laju inflasi/deflasi) bulanan diperoleh dari :
l n l n 1 x100 l n 1 Dimana : In
= Indeks bulan n;
In-1 = Indeks bulan n-1 Persentase (%) perubahan IHK dalam satu tahun dihitung dengan menggunakan metode point to to point.
2
Volume VIII, Nomor 4/April 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
1.3. Nilai Tukar Petani (NTP) Data perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Indeks harga yang dibayar petani (IB) disusun berdasarkan data hasil survei bulanan statistik harga konsumen di pasar pedesaan yang dilaksanakan setiap bulan.
Indeks harga yang diterima petani (IT) bersumber dari hasil survei harga di tingkat produsen (farm gate) yang dilaksanakan setiap bulan.
IT dan IB tersebut dihitung dengan menggunakan formula Laspeyres yang dikembangkan.
NTP merupakan rasio antara IT dengan IB yang dinyatakan dalam persentase.
Data NTP menggunakan tahun dasar 2007=100, dan mulai data Nopember 2013 terjadi penggantian tahun dasar menjadi 2012=100, serta penambahan rincian Tanaman Obat pada Indeks Harga yang Dibayar Petani sub sektor hortikultura.
NTP
IT x 100% IB
Volume VIII, Nomor 4/April 2014
3
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
4
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Volume VIII, Nomor 4/April 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
BAB II. EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN
2.1.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Sektor Pertanian Volume ekspor komoditas pertanian pada bulan Januari 2014 dibandingkan
dengan bulan Desember 2013, mengalami penurunan sebesar 11,54% yaitu dari 2,87 juta ton menjadi 2,54 juta ton. Penurunan volume ekspor ini disebabkan karena menurunnya volume ekspor semua sub sektor. Seiring dengan penurunan volume ekspor, nilai ekspor komoditas pertanian pada bulan Januari 2014 juga mengalami penurunan dari US$ 2,64 milyar menjadi US$ 2,31 milyar atau turun sebesar 12,59%. Volume impor komoditas pertanian Indonesia pada bulan Januari 2014 mengalami penurunan dibandingkan bulan Desember 2013 sebesar 35,97% yakni dari 1,61 juta ton menjadi 1,03 juta ton. Demikian pula, dari sisi nilai impor turun sebesar 28,8% yakni dari US$ 1,17 milyar menjadi US$ 829,61 juta. Penurunan nilai impor komoditas pertanian tersebut juga disebabkan oleh turunnya nilai impor semua sub sektor. Berdasarkan selisih angka ekspor dan impor, maka pada bulan Januari 2014 neraca perdagangan komoditas pertanian Indonesia mengalami surplus dari sisi volume sebesar 1,51 juta ton, demikian juga dari sisi nilai mengalami surplus sebesar US$ 1,48 milyar. Surplus volume neraca perdagangan komoditas pertanian bulan Januari 2014 menunjukkan peningkatan sebesar 19,49% dibandingkan bulan Desember 2013. Demikian pula, dari sisi nilai, mengalami peningkatan surplus sebesar 0,24%. Perkembangan ekspor - impor komoditas pertanian Indonesia menurut sub sektor periode bulan Desember 2013 – Januari 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.1.
Volume VIII, Nomor 4 / April 2014
5
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 2.1. Ekspor-impor pertanian Indonesia menurut sub sektor, Desember 2013 – Januari 2014 No
Sub Sektor
1 Tanaman Pangan Volume (Kg) - Ekspor - Impor - Neraca Nilai (US$) - Ekspor - Impor - Neraca 2 Hortikultura Volume (Kg) - Ekspor - Impor - Neraca Nilai (US$) - Ekspor - Impor - Neraca 3 Perkebunan Volume (Kg) - Ekspor - Impor - Neraca Nilai (US$) - Ekspor - Impor - Neraca 4 Peternakan Volume (Kg) - Ekspor - Impor - Neraca Nilai (US$) - Ekspor - Impor - Neraca PERTANIAN Volume (Kg) - Ekspor - Impor - Neraca Nilai (US$) - Ekspor - Impor - Neraca
Desember 2013
Januari 2014
Pertumbuhan (%) Jan thd Des
67,141,675 1,185,638,888 -1,118,497,213
62,346,867 735,071,326 -672,724,459
-7.14 -38.00 -39.85
24,986,552 453,933,008 -428,946,456
31,956,924 295,502,699 -263,545,775
27.90 -34.90 -38.56
32,560,484 137,852,171 -105,291,687
25,807,279 112,069,266 -86,261,987
-20.74 -18.70 -18.07
38,109,029 142,141,201 -104,032,172
36,136,058 112,775,177 -76,639,119
-5.18 -20.66 -26.33
2,757,130,986 145,317,932 2,611,813,054
2,440,451,972 92,307,248 2,348,144,724
-11.49 -36.48 -10.10
2,515,372,075 219,652,298 2,295,719,777
2,194,395,765 209,514,003 1,984,881,762
-12.76 -4.62 -13.54
16,506,227 138,975,383 -122,469,156
13,053,278 89,981,992 -76,928,714
-20.92 -35.25 -37.19
59,790,999 349,446,251 -289,655,252
43,723,421 211,817,302 -168,093,881
-26.87 -39.38 -41.97
2,873,339,372 1,607,784,374 1,265,554,998
2,541,659,396 1,029,429,832 1,512,229,564
-11.54 -35.97 19.49
2,638,258,655 1,165,172,758 1,473,085,897
2,306,212,168 829,609,181 1,476,602,987
-12.59 -28.80 0.24
Sumber: BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
6
Volume VIII, Nomor 4 / April 2014
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
2.2.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Tanaman Pangan Volume ekspor sub sektor tanaman pangan pada bulan Januari 2014 mencapai
62,35 ribu ton atau turun 7,14% dibandingkan bulan Desember 2013. Namun demikian nilai ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan mengalami peningkatan sebesar 27,9%, yakni dari US$ 24,99 juta menjadi US$ 31,96 juta. Komoditas ekspor utama sub sektor tanaman pangan sekaligus penyumbang ekspor terbesar sub sektor ini pada bulan Januari 2014 adalah kedele segar yang mencapai US$ 17,1 juta. Komoditas berikutnya yang menyumbang nilai ekspor tanaman pangan cukup besar adalah gandum/meslin olahan yang mencapai US$ 4,55 juta, ubi kayu segar dan olahan masing-masing sebesar US$ 3,53 juta dan US$ 3,45 juta, serta kedele olahan sebesar US$ 1,00 juta. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Desember 2013 – Januari 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Ekspor komoditas sub sektor tanaman pangan, Desember 2013 – Januari 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Komoditas Beras Beras olahan Gandum, Meslin Gandum, Meslin olahan Jagung Jagung olahan Kacang tanah Kacang tanah olahan Kedele Kedele olahan Kacang Hijau Ubi jalar Ubi kayu Ubi kayu olahan Tanaman Pangan Lainnya Total
Desember 2013 Volume (Kg) 287,210 118,350 1,291 8,012,341 477,129 323,200 364,085 323,561 181,460 490,409 1,485,902 929,958 41,730,126 12,392,400 24,253 67,141,675
Nilai (US$) 98,112 46,941 3,673 3,748,870 419,516 143,399 539,943 998,488 18,499 721,114 1,693,385 818,644 10,165,097 5,398,038 172,833 24,986,552
Januari 2014 Volume (Kg) 24,460 5,749 1,982 9,200,846 329,145 465,000 97,104 285,868 27,586,160 716,301 122,880 659,987 14,895,104 7,947,800 8,481 62,346,867
Nilai (US$) 39,755 3,717 10,002 4,547,521 165,699 235,200 88,142 884,133 17,099,979 1,002,382 68,304 608,186 3,529,585 3,448,444 225,875 31,956,924
Pertumbuhan (%) Jan thd Des Volume Nilai -91.48 -59.48 -95.14 -92.08 53.52 172.31 14.83 21.30 -31.02 -60.50 43.87 64.02 -73.33 -83.68 -11.65 -11.45 15,102 92,337 46.06 39.00 -91.73 -95.97 -29.03 -25.71 -64.31 -65.28 -35.87 -36.12 -65.03 30.69 -7.14 27.90
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Perkembangan nilai impor komoditas sub sektor tanaman pangan pada bulan Januari 2014 mengalami penurunan sebesar 34,9% dibandingkan bulan Desember 2013, yakni dari US$ 453,93 juta menjadi US$ 295,5 juta. Demikian pula dari sisi volume impor komoditas tanaman pangan mengalami penurunan sebesar 38% yakni dari 1,19 juta ton, Volume VIII, Nomor 4 / April 2014
7
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
menjadi 735,07 ribu ton. Pada bulan Januari 2014, komoditas utama impor sub sektor ini adalah gandum/meslin segar yang mencapai US$ 127,03 juta, kedele segar sebesar US$ 85,6 juta, jagung segar sebesar US$ 33,12 juta, kacang tanah segar sebesar US$ 23,29 juta, dan gandum/meslin olahan sebesar US$ 13,08 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor tanaman pangan bulan Desember 2013 – Januari 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Impor komoditas sub sektor tanaman pangan, Desember 2013 – Januari 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Komoditas Beras Beras olahan Gandum, Meslin Gandum, Meslin olahan Jagung Jagung olahan Kacang tanah Kacang tanah olahan Kedele Kedele olahan Kacang Hijau Ubi jalar Ubi kayu Ubi kayu olahan Tanaman Pangan Lainnya Total
Desember 2013 Volume (Kg) 39,791,202 0 523,188,759 25,517,530 383,758,349 5,228,834 36,772,894 73,754 162,785,805 2,089,089 1,699,344 0 0 4,579,253 154,075 1,185,638,888
Nilai (US$) 19,598,574 0 174,208,979 14,046,837 96,579,682 2,583,784 42,653,668 177,121 97,098,228 2,361,567 1,351,011 0 0 2,205,208 1,068,349 453,933,008
Januari 2014 Volume (Kg) 2,850,000 0 380,990,917 25,157,340 137,607,661 7,678,875 20,367,941 48,753 148,750,856 1,680,612 3,080,165 7,219 0 6,766,927 84,060 735,071,326
Nilai (US$) 1,443,100 0 127,027,389 13,082,733 33,124,038 3,654,916 23,292,421 109,452 85,596,564 1,646,446 2,684,891 12,135 0 3,270,593 558,021 295,502,699
Pertumbuhan (%) Jan thd Des Volume Nilai -92.84 -92.64 -27.18 -27.08 -1.41 -6.86 -64.14 -65.70 46.86 41.46 -44.61 -45.39 -33.90 -38.20 -8.62 -11.85 -19.55 -30.28 81.26 98.73 47.77 48.31 -45.44 -47.77 -38.00 -34.90
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Berdasarkan realisasi ekspor dan impor tersebut, maka neraca perdagangan sub sektor tanaman pangan pada bulan Januari 2013 menunjukkan posisi defisit sebesar US$ 263,55 juta dan mengalami penurunan defisit sebesar 38,56% dibandingkan bulan Desember 2013. Pada bulan Januari 2014, defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas gandum/meslin segar yang mencapai US$ 127,02 juta, disusul kemudian oleh kedele segar sebesar US$ 68,5 juta, jagung segar sebesar US$ 32,96 juta, dan kacang tanah segar sebesar US$ 23,2 juta. Komoditas tanaman pangan yang mempunyai surplus neraca perdagangan terbesar adalah ubi kayu dan ubi jalar dalam wujud segar masingmasing mencapai US$ 3,53 juta dan US$ 596,05 ribu. Neraca perdagangan komoditas sub
8
Volume VIII, Nomor 4 / April 2014
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
sektor tanaman pangan periode bulan Desember 2013 – Januari 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.4. Tabel 2.4. Neraca perdagangan komoditas sub sektor tanaman pangan, Desember 2013 – Januari 2014 No
Komoditas
Desember 2013 Volume (Kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Beras Beras olahan Gandum, Meslin Gandum, Meslin olahan Jagung Jagung olahan Kacang tanah Kacang tanah olahan Kedele Kedele olahan
11 Kacang Hijau
11 12 13 14
Ubi jalar Ubi kayu Ubi kayu olahan Tanaman Pangan Lainnya Total
Nilai (US$)
Januari 2014 Volume (Kg)
Nilai (US$)
-39,503,992 -19,500,462 -2,825,540 -1,403,345 118,350 46,941 5,749 3,717 -523,187,468 -174,205,306 -380,988,935 -127,017,387 -17,505,189 -10,297,967 -15,956,494 -8,535,212 -383,281,220 -96,160,166 -137,278,516 -32,958,339 -4,905,634 -2,440,385 -7,213,875 -3,419,716 -36,408,809 -42,113,725 -20,270,837 -23,204,279 249,807 821,367 237,115 774,681 -162,604,345 -97,079,729 -121,164,696 -68,496,585 -1,598,680 -1,640,453 -964,311 -644,064 -213,442 342,374 -2,957,285 -2,616,587 929,958 818,644 652,768 596,051 41,730,126 10,165,097 14,895,104 3,529,585 7,813,147 3,192,830 1,180,873 177,851 -129,822 -895,516 -75,579 -332,146 -1,118,497,213 -428,946,456 -672,724,459 -263,545,775
Pertumbuhan (%) Jan thd Des Volume Nilai
-92.85 -95.14 -27.18 -8.85 -64.18 47.05 -44.32 -5.08 -25.48 -39.68 1,286 -29.81 -64.31 -84.89 -41.78 -39.85
-92.80 -92.08 -27.09 -17.12 -65.73 40.13 -44.90 -5.68 -29.44 -60.74 -864.25 -27.19 -65.28 -94.43 -62.91 -38.56
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
2.3.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Hortikultura
Total nilai ekspor sub sektor hortikultura pada bulan Januari 2014 adalah US$ 36,14 juta atau mengalami penurunan sebesar 5,18% dibandingkan bulan Desember 2013. Demikian pula, dari sisi volume ekspor mengalami penurunan sebesar 20,74%, yaitu dari 32,56 ribu ton menjadi 25,81 ribu ton. Komoditas sub sektor hortikultura yang mempunyai nilai ekspor terbesar pada bulan Januari 2013 adalah nenas sebesar US$ 12,28 juta, tanaman hidup lainnya sebesar US$ 3,85 juta, cabe sebesar US$ 3,39 juta, serta anggur sebesar US$ 1,24 juta. Perkembangan ekspor komoditas hortikultura periode bulan Desember 2013 – Januari 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.5.
Volume VIII, Nomor 4 / April 2014
9
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 2.5. Ekspor komoditas sub sektor hortikultura, Desember 2013 - Januari 2014 No
Komoditas
Desember 2013 Volume (Kg)
A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 B 13 14 15 17 18 19 20 21 22 C 24 25 26 D 27 28 E
Nilai (US$)
Januari 2014 Volume (Kg)
Nilai (US$)
Pertumbuhan (%) Jan thd Des Volume Nilai
SAYURAN Kentang 1) 1) Bawang bombay Bawang merah 1) Bawang putih 1) Tomat 1) Bunga kol dan brokoli segar Kubis segar Terung Kacang kapri 1) Jamur dan cendawan Cabe 1) BUAH-BUAHAN Pisang segar 1)
Nenas Mangga Manggis Jeruk 1) Anggur 1) Apel 1) Pir 1) Lengkeng 1) TANAMAN HIAS Anggrek Krisan Tanaman hidup lainnya TANAMAN BIOFARMAKA Jahe Turmeric (Curcuma) HORTIKULTURA LAINNYA Total
Sumber
-31.85 -65.29 -94.59 -51.77 30.14
-19.24 -9.69 -98.38 -42.49 27.25
721,443 145,658 82,600 210,069 172,014 0 2,237,526 144,571 250 484,196 469,960
460,460 112,416 35,215 267,293 220,330 0 424,917 164,973 42 1,046,513 829,802
491,692 50,561 4,465 101,311 223,853 200 1,441,120 84,425 0 310,531 1,234,835
371,860 101,519 572 153,720 280,362 82 292,535 96,594 0 691,521 3,392,072
-35.87 162.75
-33.92 308.78
2,131,500 17,396,324 189,142 1,812,783 38,950 56,700 3,848 0 0
1,028,630 15,682,495 229,118 1,384,639 46,440 1,371,853 3,212 0 0
1,784,952 13,183,247 28,200 1,050,981 59,360 69,648 16,492 0 0
867,851 12,278,067 15,193 730,745 29,278 1,241,766 11,344 0 0
-16.26 -24.22 -85.09 -42.02 52.40 22.84 328.59 -
-15.63 -21.71 -93.37 -47.22 -36.96 -9.48 253.18 -
29,264 64,122 3,851,851
-18.53 -13.89 -43.46
-16.04 -10.27 97.31
921,531 158,361 10,555,848 36,136,058
22.35 110.70 -16.07
38.07 49.89 -11.81
-20.74
-5.18
3,616 4,515 509,061 1,214,986 69,000 4,461,772 32,560,484
34,856 71,459 1,952,188 667,422 105,650 11,969,106 38,109,029
2,946 3,888 287,812 1,486,573 145,386 3,744,801 25,807,279
-
-35.59 -41.60 -
-
-31.15 -41.45 -
: BPS, diolah Pusdatin 1
Keterangan: ) wujud segar dan olahan Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Nilai impor komoditas sub sektor hortikultura pada bulan Januari 2014 mengalami penurunan sebesar 20,66% dibandingkan bulan Desember 2013, yakni dari US$ 142,14 juta menjadi US$ 112,78 juta. Demikian pula, dari sisi volume mengalami penurunan sebesar 18,70%, yaitu dari 137,85 ribu ton menjadi 112,07 ribu ton. Realisasi nilai impor yang cukup besar pada bulan Januari 2014 adalah jeruk (US$ 38,67 juta), bawang putih (US$ 23,76 juta), apel (US$ 12,85 juta), pir (US$ 4,77 juta) dan kentang (US$ 4,16 juta).
10
Volume VIII, Nomor 4 / April 2014
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Perkembangan impor komoditas sub sektor hortikultura bulan Desember 2013 – Januari 2014 disajikan pada Tabel 2.6. Tabel 2.6. Impor komoditas sub sektor hortikultura, Desember 2013 - Januari 2014 No
A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 B 13 14 15 17 18 19 20 21 22 C 24 25 26 D 27 28 E
Komoditas
Januari 2014
Pertumbuhan (%) Jan thd Des
Volume (Kg)
Nilai (US$)
Volume (Kg)
Nilai (US$)
Volume
Nilai
18,079,741 1,207,747 14,833,780 36,259,108 1,340,000 117,436 291,663 0 2,341,285 346,946 3,178,835
13,646,489 1,029,144 15,029,707 28,624,767 1,359,591 167,232 243,942 0 1,026,258 592,297 3,732,047
3,587,889 2,356,487 6,247,051 31,482,764 1,268,245 144,554 200,540 0 657,317 426,310 1,393,788
4,159,441 1,520,461 3,071,992 23,759,566 1,405,897 211,532 209,870 0 336,199 585,022 1,679,528
-80.16 95.11 -57.89 -13.17 -5.35 23.09 -31.24 -71.92 22.88 -56.15
-67.24 -1.23 -55.00
39,804 576 0 0 15,457,098 4,027,887 11,263,274 4,483,126 4,846,057
22,383 700 0 0 19,934,341 12,489,112 16,270,099 3,993,169 5,866,174
39,975 0 0 0 30,870,919 545,160 9,396,972 5,347,807 2,297,217
14,391 0 0 0 38,667,069 1,761,928 12,847,432 4,767,296 2,832,644
0.43 -100.00 -
-35.71 -100.00 -
2,121 0 571,542
20,000 0 608,926
0 0 282,318
20,000 0 201,520
-50.60
-66.91
276,592 234,336 0 0 0 0 0 0 18,887,553 17,250,487 15,523,953 14,723,389 137,852,171 142,141,201 112,069,266 112,775,177
-100.00 -17.81 -18.70
-100.00 -14.65 -20.66
SAYURAN Kentang 1) Bawang bombay 1) Bawang merah 1) Bawang putih 1) Tomat 1) Bunga kol dan brokoli segar Kubis segar Terung Kacang kapri 1) Jamur dan cendawan Cabe 1) BUAH-BUAHAN Pisang segar 1)
Nenas Mangga Manggis Jeruk 1) Anggur 1) Apel 1) Pir 1) Lengkeng 1) TANAMAN HIAS Anggrek Krisan Tanaman hidup lainnya TANAMAN BIOFARMAKA Jahe Turmeric (Curcuma) HORTIKULTURA LAINNYA
Total Sumber
Desember 2013
-
99.72 -86.47 -16.57 19.29 -52.60
-
-69.52 47.74 -79.56 -17.00 3.41 26.49 -13.97
-
93.97 -85.89 -21.04 19.39 -51.71
-
: BPS, diolah Pusdatin
Keterangan: 1) wujud segar dan olahan Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Pada bulan Januari 2013, neraca perdagangan sub sektor hortikultura mengalami defisit US$ 76,64 juta dan mengalami penurunan defisit sebesar 26,33% dibandingkan bulan Desember 2013. Komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan yang cukup besar yakni jeruk (US$ 38,64 juta), bawang putih (US$ 23,61 juta), apel (US$ 12,84 juta), pir (US$ 4,77 juta), dan kentang (US$ 3,79 juta). Komoditas hortikultura yang Volume VIII, Nomor 4 / April 2014
11
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
mengalami surplus terbesar adalah nenas (US$ 12,28 juta), tanaman hidup lainnya (US$ 3,65 juta) dan cabe (US$ 1,71 juta). Perkembangan neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura bulan Desember 2013 – Januari 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.7. Tabel 2.7. Neraca perdagangan komoditas sub sektor hortikultura, Desember 2013 Januari 2014 No
Komoditas
Desember 2013 Volume (Kg)
A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 B 13 14 15 17 18 19 20 21 22 C 24 25 26 D 27 28 E
Nilai (US$)
Januari 2014 Volume (Kg)
Nilai (US$)
Pertumbuhan (%) Jan thd Des Volume Nilai
SAYURAN Kentang 1) Bawang bombay 1) Bawang merah 1) Bawang putih 1) Tomat 1) Bunga kol dan brokoli segar Kubis segar Lobak Cina 1) Kacang kapri 1) Jamur dan cendawan Cabe 1) BUAH-BUAHAN Pisang segar Nenas 1) Mangga Manggis
Jeruk 1) 1) Anggur 1) Apel Pir 1) 1) Lengkeng TANAMAN HIAS Anggrek Krisan Tanaman hidup lainnya TANAMAN BIOFARMAKA Jahe Turmeric (Curcuma) HORTIKULTURA LAINNYA Total Sumber : BPS, diolah Pusdatin
-17,358,298 -1,062,089 -14,751,180 -36,049,039 -1,167,986 -117,436 1,945,863 144,571 -2,341,035 137,250 -2,708,875
-13,186,029 -916,728 -14,994,492 -28,357,474 -1,139,261 -167,232 180,975 164,973 -1,026,216 454,216 -2,902,245
-3,096,197 -2,305,926 -6,242,586 -31,381,453 -1,044,392 -144,354 1,240,580 84,425 -657,317 -115,779 -158,953
-3,787,581 -82.16 -71.28 -1,418,942 117.11 54.78 -3,071,420 -57.68 -79.52 -23,605,846 -12.95 -16.76 -1,125,535 -10.58 -1.20 -211,450 22.92 26.44 82,665 -36.25 -54.32 96,594 -41.60 -41.45 -336,199 -71.92 -67.24 106,499 -184.36 -76.55 1,712,544 -94.13 -159.01
2,091,696 17,395,748 189,142 1,812,783 -15,418,148 -3,971,187 -11,259,426 -4,483,126 -4,846,057
1,006,247 15,681,795 229,118 1,384,639 -19,887,901 -11,117,259 -16,266,887 -3,993,169 -5,866,174
1,744,977 13,183,247 28,200 1,050,981 -30,811,559 -475,512 -9,380,480 -5,347,807 -2,297,217
853,460 12,278,067 15,193 730,745 -38,637,791 -520,162 -12,836,088 -4,767,296 -2,832,644
1,495 4,515 -62,481
14,856 71,459 1,343,262
2,946 3,888 5,494
938,394 433,086 69,000 105,650 -14,425,781 -5,281,381 -105,291,687 -104,032,172
1,486,573 145,386 -11,779,152 -86,261,987
-17 -24.22 -85 -42 99.84 -88.03 -16.69 19.29 -52.60
-15.18 -21.70 -93.37 -47.22 94.28 -95.32 -21.09 19.39 -51.71
9,264 97.06 64,122 -13.89 3,650,331 -108.79
-37.64 -10.27 171.75
921,531 158,361 -4,167,541 -76,639,119
58.42 110.70 -18.35 -18.07
112.78 49.89 -21.09 -26.33
Keterangan: 1) wujud segar dan olahan Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
2.4.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Perkebunan Selama bulan Desember 2013 – Januari 2014, volume ekspor komoditas
perkebunan mengalami penurunan sebesar 11,49% yaitu dari 2,76 juta ton menjadi 2,44 12
Volume VIII, Nomor 4 / April 2014
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
juta ton. Demikian juga dari sisi nilainya mengalami penurunan sebesar 12,76% yakni dari US$ 2,52 milyar menjadi US$ 2,19 milyar. Pada bulan Januari 2014, komoditas yang mempunyai realisasi ekspor terbesar yakni minyak sawit mencapai US$ 1,33 milyar, disusul kemudian oleh komoditas karet sebesar US$ 506,15 juta. Komoditas andalan ekspor sub sektor perkebunan lainnya adalah kelapa sebesar US$ 89,56 juta, kakao sebesar US$ 82,90 juta, kopi sebesar US$ 58,24 juta, dan pinang sebesar US$ 16,16 juta. Perkembangan ekspor sub sektor perkebunan bulan Desembes 2013 – Januari 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8. Ekspor komoditas sub sektor perkebunan, Desember 2013 – Januari 2014 No
Komoditas
Desember 2013 Volume (Kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kelapa Karet Minyak sawit Kopi Teh Lada Tembakau Kakao Kapas Cassiavera (kayu manis) Kemiri Gula tebu Pinang Jambu mete Minyak atsiri Gambir Lainnya Total
Nilai (US$)
Januari 2014 Volume (Kg)
Nilai (US$)
136,351,745 100,749,818 125,935,613 89,561,046 225,121,316 519,515,676 221,241,568 506,145,947 2,150,919,862 1,563,926,000 1,841,733,009 1,330,109,251 31,779,427 65,941,521 26,119,188 58,235,480 6,201,018 12,877,975 5,499,440 11,750,112 4,111,318 31,886,039 1,282,379 10,701,216 3,157,611 16,000,884 2,782,298 14,419,061 38,232,443 114,050,073 25,364,927 82,901,466 2,230,702 2,785,976 2,716,846 3,055,525 4,410,543 7,071,193 4,539,218 7,544,133 6,183,471 402,517 6,108,344 484,562 108,456,841 12,213,238 134,891,842 15,274,464 16,791,708 13,886,988 19,758,572 16,161,129 10,351,617 14,852,910 9,782,154 13,903,711 266,190 9,859,292 277,195 10,617,651 1,326,190 2,944,778 1,186,385 2,507,716 11,238,984 26,407,197 11,232,994 21,023,295 2,757,130,986 2,515,372,075 2,440,451,972 2,194,395,765
Pertumbuhan (%) Jan thd Des Volume Nilai
-7.64 -1.72 -14.37 -17.81 -11.31 -68.81 -11.89 -33.66 21.79 2.92 -1.21 24.37 17.67 -5.50 4.13 -10.54 -0.05 -11.49
-11.11 -2.57 -14.95 -11.69 -8.76 -66.44 -9.89 -27.31 9.68 6.69 20.38 25.06 16.38 -6.39 7.69 -14.84 -20.39 -12.76
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Indonesia masih melakukan impor beberapa komoditas perkebunan, walaupun dalam proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan realisasi ekspornya. Impor komoditas perkebunan bulan Desember 2013 – Januari 2014 mengalami penurunan baik dari sisi volume dan nilai masing-masing sebesar 36,48%, dan 4,62%. Pada bulan Januari 2014, volume impor komoditas perkebunan mencapai 92,31 ribu ton atau setara dengan US$ 209,51 juta, dimana yang dominan diimpor oleh Indonesia adalah kapas, tembakau, kakao dan gula tebu. Realisasi impor kapas pada bulan Januari 2014 mencapai 59,29 ribu Volume VIII, Nomor 4 / April 2014
13
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
ton atau setara dengan US$ 118,17 juta, disusul kemudian oleh tembakau sebesar 7,48 ribu ton atau setara dengan US$ 50,06 juta, kakao sebesar sebesar 6,57 ribu ton atau setara dengan US$ 22,84 juta, dan gula tebu sebesar 11,22 ribu ton atau setara US$ 4,12 juta. Perkembangan impor sub sektor perkebunan bulan Desember 2013 – Januari 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9. Impor komoditas sub sektor perkebunan, Desember 2013 – Januari 2014
No
Komoditas
Desember 2013 Volume (Kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kelapa Karet Minyak sawit Kopi Teh Lada Tembakau Kakao Kapas Cassiavera (kayu manis) Kemiri Gula tebu Pinang Jambu mete Minyak atsiri Gambir Lainnya Total
Nilai (US$)
186,181 86,099 2,120,408 4,085,712 7,466,811 5,988,283 621,347 1,471,743 1,037,972 1,580,242 45,748 353,807 9,403,277 55,659,369 3,592,764 12,868,343 48,189,961 98,401,176 66,923 203,951 40,102 27,874 68,254,471 31,998,401 0 0 228,998 609,158 157,678 2,444,861 0 0 3,905,291 3,873,279 145,317,932 219,652,298
Januari 2014 Volume (Kg)
Nilai (US$)
155,923 29,718 2,475,868 3,415,326 303,818 517,773 880,644 1,925,864 1,057,711 1,755,025 45,985 374,245 7,479,350 50,063,645 6,567,426 22,839,311 59,292,577 118,166,828 0 0 59,852 47,131 11,220,014 4,123,450 1 3 459,198 704,976 286,779 3,606,771 0 0 2,022,102 1,943,937 92,307,248 209,514,003
Pertumbuhan (%) Jan thd Des Volume Nilai
-16.25 16.76 -95.93 41.73 1.90 0.52 -20.46 82.80 23.04 49.25 -83.56 100.52 81.88 -48.22 -36.48
-65.48 -16.41 -91.35 30.86 11.06 5.78 -10.05 77.48 20.09 69.09 -87.11 15.73 47.52 -49.81 -4.62
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Komoditas perkebunan merupakan komoditas andalan ekspor Indonesia, karena dari waktu ke waktu neraca perdagangan komoditas perkebunan hampir selalu mengalami surplus. Namun neraca perdagangan pada bulan Januari 2014 sebesar US$ 1,98 milyar, mengalami penurunan baik dari sisi nilai sebesar 31,61% dan volume sebesar 34,29% dibanding bulan Desember 2013. Selama periode bulan Januari 2014, surplus neraca perdagangan yang terbesar adalah komoditas minyak sawit mencapai US$ 1,33 milyar, disusul oleh komoditas karet sebesar US$ 502,73 juta, kelapa sebesar US$ 89,53 juta, kakao sebesar US$ 60,06 juta, kopi sebesar US$ 56,31 dan pinang sebesar US$ 16,16 juta. Sementara, komoditas yang mengalami defisit neraca perdagangan pada bulan
14
Volume VIII, Nomor 4 / April 2014
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Januari 2014 adalah kapas yang mencapai US$ 115,11 juta dan tembakau sebesar US$ 35,64 juta. Neraca perdagangan sub sektor perkebunan bulan Desember 2013 – Januari 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.10.
Tabel 2.10. Neraca perdagangan komoditas sub sektor perkebunan, Desember 2013 – Januari 2014 No
Komoditas
Desember 2013 Volume (Kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Kelapa Karet Minyak sawit Kopi Teh Lada Tembakau Kakao Kapas Cassiavera (kayu manis) Kemiri Gula tebu Pinang Jambu mete Minyak atsiri Gambir Lainnya Total
Nilai (US$)
Januari 2014 Volume (Kg)
Nilai (US$)
151,238,293 92,850,295 125,779,690 89,531,328 225,291,043 528,164,746 218,765,700 502,730,621 3,018,078,372 2,128,591,351 1,841,429,191 1,329,591,478 35,620,651 71,762,659 25,238,544 56,309,616 4,129,625 9,831,904 4,441,729 9,995,087 4,909,087 38,660,071 1,236,394 10,326,971 -6,498,376 -38,243,120 -4,697,052 -35,644,584 35,077,784 106,121,193 18,797,501 60,062,155 -49,565,656 -105,760,831 -56,575,731 -115,111,303 4,195,418 6,545,970 4,539,218 7,544,133 48,185,582 3,304,195 6,048,492 437,431 57,213,183 1,417,340 123,671,828 11,151,014 21,296,392 16,482,118 19,758,571 16,161,126 13,567,655 18,970,438 9,322,956 13,198,735 96,642 3,704,018 -9,584 7,010,880 1,200,925 2,441,144 1,186,385 2,507,716 9,649,106 17,429,183 9,210,892 19,079,358 3,573,685,726 2,902,272,674 2,348,144,724 1,984,881,762
Pertumbuhan (%) Jan thd Des Volume Nilai
-16.83 -2.90 -38.99 -29.15 7.56 -74.81 -27.72 -46.41 14.14 8.19 -87 116.16 -7.22 -31.29 -109.92 -1.21 -4.54 -34.29
-3.57 -4.82 -37.54 -21.53 1.66 -73.29 -6.79 -43.40 8.84 15.25 -86.76 686.76 -1.95 -30.42 89.28 2.73 9.47 -31.61
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
2.5.
Ekspor, Impor dan Neraca Perdagangan Komoditas Sub Sektor Peternakan
Nilai ekspor sub sektor peternakan pada bulan Januari 2014 dibandingkan dengan bulan Desember 2013 mengalami penurunan sebesar 26,87% yakni dari US$ 59,79 juta menjadi US$ 43,72 juta. Begitu juga, dari sisi volume ekspor turun dari 16,51 ribu ton menjadi 13,05 ribu ton atau turun 20,92%. Komoditas ekspor utama sub sektor peternakan pada bulan Januari 2014 adalah komoditas susu dan kepala susu yang mencapai US$ 9,17 juta, disusul kemudian oleh kulit dan jangat sebesar US$ 7,45 juta, Babi hidup sebesar US$ 6,15 juta, lemak sebesar US$ 4,53 juta. Perkembangan ekspor komoditas sub sektor peternakan bulan Desember 2013 dan Januari 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.11.
Volume VIII, Nomor 4 / April 2014
15
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 2.11. Ekspor komoditas sub sektor peternakan, Desember 2013 - Januari 2014
No
Komoditas
Desember 2013 Volume (Kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Sapi hidup Kerbau hidup Babi hidup Kambing Hidup Primata hidup Kelinci hidup Binatang melata hidup Burung hidup Daging dan jeroan lembu Daging biri-biri atau kambing Daging ayam Daging bebek Daging binatang melata Daging kodok Susu dan kepala susu Yogurt Mentega Keju dan dadih susu Telur unggas Madu alam Bulu babi Bulu unggas Lemak Makanan olahan lain Obat hewan Kulit dan jangat Wol Lainnya Total
Nilai (US$)
0 0 0 0 3,294,291 6,807,705 0 0 121 48,000 691 6,737 29,874 246,057 639 70,492 134 1,683 90 12 0 0 0 0 138,473 167,830 316,488 1,841,205 3,312,199 7,403,244 105,411 93,542 1,498,238 1,800,980 142,353 395,479 0 0 10,509 8,540 0 0 111,439 220,704 6,576,212 5,598,254 237,100 245,201 41,105 778,926 497,434 9,844,954 126,263 99,066 67,163 24,112,388 16,506,227 59,790,999
Januari 2014 Volume (Kg)
Nilai (US$)
0 0 0 0 3,009,771 6,154,344 0 0 0 0 420 3,473 31,732 210,576 500 16,600 10 31 53 87 0 0 0 0 63,243 142,651 253,463 1,575,924 3,422,884 9,173,096 57,352 55,245 284,528 662,160 35,767 137,242 0 0 27,766 45,264 0 0 136,461 340,469 5,198,899 4,529,272 72,125 96,323 23,924 468,840 382,750 7,455,377 300 560 51,330 12,655,887 13,053,278 43,723,421
Pertumbuhan (%) Jan thd Des Volume
-8.64 -39.22 6.22 -21.75 -92.54 -41.11 -54.33 -19.91 3.34 -45.59 -81.01 -74.87 164.21 22.45 -20.94 -69.58 -41.80 -23.06 -99.76 -23.57 -20.92
Nilai
-9.60 -48.45 -14.42 -76.45 -98.16 625.00 -15.00 -14.41 23.91 -40.94 -63.23 -65.30 430.02 54.26 -19.09 -60.72 -39.81 -24.27 -99.43 -47.51 -26.87
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Perkembangan nilai impor sub sektor peternakan bulan Januari 2014 dibandingkan bulan Desember 2013 mengalami penurunan sebesar 39,38%, demikian juga dari sisi volume menurun sebesar 35,25%. Pada bulan Januari 2014, realisasi impor komoditas peternakan mencapai 89,98 ribu ton atau setara US$ 211,82 juta. Nilai impor terbesar terjadi pada komoditas susu dan kepala susu yang mencapai US$ 51,20 juta, diikuti oleh sapi hidup sebesar US$ 40,95 juta, kulit dan jangat sebesar US$ 32,68 juta, makanan olahan lain sebesar US$ 30,29 juta, daging dan jeroan lembu sebesar US$ 24,96 juta, serta mentega sebesar US$ 17,36 juta. Perkembangan impor komoditas sub sektor peternakan bulan Desember 2013 dan Januari 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.12. 16
Volume VIII, Nomor 4 / April 2014
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Tabel 2.12. Impor komoditas sub sektor peternakan, Desember 2013 - Januari 2014
No
Komoditas
Desember 2013 Volume (Kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Sapi hidup Kerbau hidup Babi hidup Kambing hidup Primata hidup Kelinci hidup Binatang melata hidup Burung hidup Daging dan jeroan lembu Daging biri-biri atau kambing Daging ayam Daging bebek Daging binatang melata Daging kodok Susu dan kepala susu Yogurt Mentega Keju dan dadih susu Telur unggas Madu alam Bulu babi Bulu unggas Lemak Makanan olahan lain Obat hewan Kulit dan jangat Wol Lainnya Total
Nilai (US$)
26,109,663 70,151,402 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2,684 20,010 13,556,403 53,770,743 201,817 1,170,070 108,439 343,309 130,139 364,270 0 0 4,000 6,472 20,870,405 97,473,863 0 0 8,982,408 25,249,227 1,794,319 8,852,150 249,841 1,374,908 236,031 787,474 144,383 1,293,367 12,860 1,142,110 397,894 721,864 60,425,777 44,953,109 110,463 4,264,689 4,581,125 34,536,776 111,986 1,075,583 944,746 1,894,855 138,975,383 349,446,251
Januari 2014 Volume (Kg)
Nilai (US$)
14,877,742 40,953,733 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2,392 15,440 6,196,905 24,959,168 126,488 622,929 119,668 282,124 0 0 0 0 0 0 11,132,724 51,195,368 0 0 6,964,121 17,360,888 685,915 3,108,716 25,052 137,114 82,600 327,720 136,000 939,850 236,677 2,533,113 396,837 622,948 44,622,736 30,286,156 62,990 3,185,511 3,149,788 32,678,688 82,827 1,172,106 1,080,530 1,435,730 89,981,992 211,817,302
Pertumbuhan (%) Jan thd Des Volume
Nilai
-43.02 -10.88 -54.29 -37.33 10.36 -46.66 -22.47 -61.77 -89.97 -65.00 -5.81 1740.41 -0.27 -26.15 -42.98 -31.24 -26.04 14.37 -35.25
-41.62 -22.84 -53.58 -46.76 -17.82 -47.48 -31.24 -64.88 -90.03 -58.38 -27.33 121.79 -13.70 -32.63 -25.30 -5.38 8.97 -24.23 -39.38
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
Neraca perdagangan sub sektor peternakan pada periode bulan Desember 2013 – Januari 2014 mengalami penurunan defisit dari sisi nilai sebesar 41,97%, dan dari sisi volume turun sebesar 37,19%. Pada bulan Januari 2014, defisit neraca perdagangan komoditas peternakan mencapai US$ 168,09 ribu. Defisit neraca perdagangan terbesar terjadi pada komoditas susu dan kepala susu yang mencapai US$ 42,02 juta, disusul sapi hidup sebesar US$ 40,95 juta, makanan olahan lain sebesar US$ 30,19 juta, kulit dan jangat sebesar US$ 25,22 juta, daging dan jeroan lembu sebesar US$ 24,96 juta, serta mentega sebesar US$ 16,70 juta. Sementara, surplus neraca perdagangan tiga terbesar di bulan Januari 2014 dialami komoditas babi hidup sebesar US$ 6,15 juta, lemak sebesar
Volume VIII, Nomor 4 / April 2014
17
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
US$ 3,91 juta, dan daging kodok sebesar US$ 1,58 juta. Neraca perdagangan sub sektor peternakan bulan Desember 2013 dan Januari 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 2.13. Tabel 2.13. Neraca perdagangan komoditas sub sektor peternakan, Desember 2013 Januari 2014
No
Komoditas
Desember 2013 Volume (Kg)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Sapi hidup Kerbau hidup Babi hidup Kambing hidup Primata hidup Kelinci hidup Binatang melata hidup Burung hidup Daging dan jeroan lembu Daging biri-biri atau kambing Daging ayam Daging bebek Daging binatang melata Daging kodok Susu dan kepala susu Yogurt Mentega Keju dan dadih susu Telur unggas Madu alam Bulu babi Bulu unggas Lemak Makanan olahan lain Obat hewan Kulit dan jangat Wol Lainnya Total
Nilai (US$)
-26,109,663 -70,151,402 0 0 3,294,291 6,807,705 0 0 121 48,000 691 6,737 29,874 246,057 -2,045 50,482 -13,556,269 -53,769,060 -201,727 -1,170,058 -108,439 -343,309 -130,139 -364,270 138,473 167,830 312,488 1,834,733 -17,558,206 -90,070,619 105,411 93,542 -7,484,170 -23,448,247 -1,651,966 -8,456,671 -249,841 -1,374,908 -225,522 -778,934 -144,383 -1,293,367 98,579 -921,406 6,178,318 4,876,390 -60,188,677 -44,707,908 -69,358 -3,485,763 -4,083,691 -24,691,822 14,277 -976,517 -877,583 22,217,533 -122,469,156 -289,655,252
Januari 2014 Volume (Kg)
Nilai (US$)
-14,877,742 -40,953,733 0 0 3,009,771 6,154,344 0 0 0 0 420 3,473 31,732 210,576 -1,892 1,160 -6,196,895 -24,959,137 -126,435 -622,842 -119,668 -282,124 0 0 63,243 142,651 253,463 1,575,924 -7,709,840 -42,022,272 57,352 55,245 -6,679,593 -16,698,728 -650,148 -2,971,474 -25,052 -137,114 -54,834 -282,456 -136,000 -939,850 -100,216 -2,192,644 4,802,062 3,906,324 -44,550,611 -30,189,833 -39,066 -2,716,671 -2,767,038 -25,223,311 -82,527 -1,171,546 -1,029,200 11,220,157 -76,928,714 -168,093,881
Pertumbuhan (%) Jan thd Des Volume
-43.02 -8.64 -39.22 6.22 -7.48 -54.29 -37.32 10.36 -54.33 -18.89 -56.09 -45.59 -10.75 -60.64 -89.97 -75.69 -5.81 -201.66 -22.28 -25.98 -43.67 -32.24 -678.04 17.28 -37.19
Nilai
-41.62 -9.60 -48.45 -14.42 -97.70 -53.58 -46.77 -17.82 -15.00 -14.11 -53.35 -40.94 -28.78 -64.86 -90.03 -63.74 -27.33 137.97 -19.89 -32.47 -22.06 2.15 19.97 -49.50 -41.97
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: Cakupan kode HS yang digunakan sesuai dengan BTKI 2012
18
Volume VIII, Nomor 4 / April 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
BAB III. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) DAN LAJU INFLASI 3.1. Perkembangan IHK Gabungan 82 Kota di Indonesia Bulan Maret 2014 Perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Maret 2014 di 82 kota secara umum menunjukkan kenaikan harga sebesar 0,08% atau mengalami kenaikan Indeks harga Konsumen (IHK) dari 111,28% pada bulan Pebruari 2014 menjadi 111,37% pada bulan Maret 2014. Kelompok penyusun IHK umum gabungan 82 kota terdiri dari 7 kelompok, yaitu: (1) bahan makanan; (2) makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau; (3) perumahan, air, listrik dan bahan bakar; (4) sandang; (5) kesehatan; (6) pendidikan, rekreasi dan olahraga; serta (7) transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks semua kelompok pengeluaran yakni: kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,43%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,16%, kelompok sandang sebesar 0,08%, kelompok kesehatan sebesar 0,41%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,14% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,24%, kecuali kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar 0,44%. Sehingga, dari 7 kelompok penyusun IHK pada bulan Maret 2014 yang mengalami kenaikan harga atau inflasi tertinggi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,43%, dan kelompok yang mengalami inflasi terendah adalah kelompok Umum dan kelompok Sandang yang masing-masing sebesar 0,08%. Tingkat inflasi periode Januari–Maret 2014 atau lebih dikenal dengan istilah tingkat inflasi tahun kalender, secara umum adalah sebesar 1,41%. Tingkat inflasi tahun kalender ini disebabkan meningkatnya indeks harga semua kelompok yaitu: kelompok bahan makanan sebesar 2,68%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 1,59%, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 1,34%, kelompok sandang sebesar 1,20%, kelompok kesehatan sebesar 1,42%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,59% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,59%. Perkembangan IHK gabungan 82 kota di Indonesia pada bulan Maret 2014 (2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel 3.1. Volume VIII, Nomor 04/ April 2014
19
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 3.1. Indeks Harga Konsumen (IHK) Gabungan 82 kota di Indonesia, Maret 2014 (2012=100) IHK 2014 No.
I
Kelompok/ Sub Kelompok UMUM BAHAN MAKANAN
Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya Daging dan Hasil-hasilnya Ikan Segar Ikan Diawetkan Telur, Susu dan Hasil-hasilnya Sayur-sayuran Kacang - kacangan Buah - buahan Bumbu - bumbuan Lemak dan Minyak Bahan Makanan Lainnya II MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU Makanan Jadi Minuman yang Tidak Beralkohol Tembakau dan Minuman Beralkohol III PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BAHAN BAKAR Biaya Tempat Tinggal Bahan Bakar, Penerangan dan Air Perlengkapan Rumahtangga Penyelenggaraan Rumahtangga IV SANDANG Sandang Laki-laki Sandang Wanita Sandang Anak-anak Barang Pribadi dan Sandang Lain V KESEHATAN Jasa Kesehatan Obat-obatan Jasa Perawatan Jasmani Perawatan Jasmani dan Kosmetika VI PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA Pendidikan Kursus-kursus / Pelatihan Perlengkapan / Peralatan Pendidikan Rekreasi Olahraga VII TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA KEUANGAN Transpor Komunikasi Dan Pengiriman Sarana dan Penunjang Transpor Jasa Keuangan
Pebruari
Maret
111.28 118.23 109.94 114.62 122.20 117.60 114.23 130.81 122.49 128.27 136.51 104.30 108.52 111.19 111.87 107.02 113.19 108.90 107.71 114.06 106.12 107.28 104.47 105.45 104.55 104.11 103.00 106.06 104.83 105.59 109.59 106.55 106.16 107.47 105.20 103.70 104.95 103.56 113.89 122.48 99.59 105.48 101.41
111.37 117.71 111.50 112.65 121.86 117.93 110.84 129.14 122.64 127.74 135.86 105.96 109.58 111.67 112.31 107.03 114.41 109.07 107.88 114.11 106.26 107.63 104.55 105.75 104.72 104.24 102.87 106.50 105.06 105.87 109.93 107.30 106.31 107.47 105.40 104.01 105.38 103.69 114.16 122.88 99.59 105.63 101.41
Inflasi Bulan Laju Inflasi Tahun Maret 2014 1) Kalender 2014 2) 0.08 -0.44 1.42 -1.72 -0.28 0.28 -2.97 -1.28 0.12 -0.41 -0.48 1.59 0.98 0.43 0.39 0.01 1.08 0.16 0.16 0.04 0.13 0.33 0.08 0.28 0.16 0.12 -0.13 0.41 0.22 0.27 0.31 0.70 0.14 0.00 0.19 0.30 0.41 0.13 0.24 0.33 0.00 0.14 0.00
1.41 2.68 4.32 0.54 6.50 5.24 1.71 8.17 1.07 2.33 -5.90 3.32 2.38 1.59 1.54 0.80 2.58 1.34 0.95 2.55 1.39 0.82 1.20 0.79 0.91 0.73 2.00 1.42 1.21 1.80 1.47 1.42 0.59 0.09 0.96 1.20 1.35 0.56 0.59 0.83 -0.01 0.93 0.00
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: 1) Persentasi perubahan IHK Maret 2014 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentasi perubahan IHK Maret 2014 terhadap IHK bulan Desember 2013
20
Volume VIII, Nomor 04/April 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
3.2.
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Perkembangan IHK Gabungan 82 kota di Indonesia untuk Kelompok Bahan Makanan Kelompok bahan makanan pada bulan Maret 2014 mengalami deflasi sebesar
0,44% atau mengalami indeks penurunan harga dari 118,23 pada bulan Pebruari 2014 menjadi 117,71 pada bulan Maret 2014. IHK gabungan di 82 kota pada kelompok bahan makanan terdiri dari subkelompok : (1) padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya; (2) daging dan hasil-hasilnya; (3) ikan segar; (4) ikan diawetkan; (5) telur, susu dan hasil-hasilnya; (6) sayur-sayuran; (7) kacang-kacangan; (8) buah-buahan; (9) bumbu-bumbuan; (10) lemak dan minyak; serta (11) bahan makanan lainnya. Penurunan indeks harga kelompok bahan makanan di sebabkan oleh adanya penurunan harga di beberapa subkelompok yakni: subkelompok daging dan hasilhasilnya sebesar 1,72%, subkelompok ikan segar sebesar 0,28%, subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 2,97%, subkelompok sayur-sayuran sebesar 1,28%, subkelompok buah-buahan sebesar 0,41%, subkelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,48%. Subkelompok yang mengalami kenaikan harga adalah subkelompok padipadian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 1,42%, subkelompok ikan diawetkan sebesar 0,28% subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,12%, subkelompok lemak dan minyak sebesar 1,59% dan subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 0,98%. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah telur ayam ras, cabai merah, daging ayam ras, tomat sayur, ikan segar, wortel, melon dan tomat buah. Sedangkan yang memberikan sumbangan inflasi adalah beras, cabai rawit, bawang putih, minyak goreng, susu untuk balita dan bayam. Tingkat inflasi bahan makanan untuk periode Januari–Maret 2014 atau dikenal dengan istilah tingkat inflasi tahun kalender sebesar 2,68%. Hampir semua subkelompok inflasi yaitu: subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 4,32%, subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0,54%, subkelompok ikan segar sebesar 6,50%, subkelompok ikan di awetkan sebesar 5,24%, subkelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 1,71%, subkelompok sayur-sayuran sebesar 8,17%, subkelompok kacang-kacangan sebesar 1,07%, subkelompok buah-buahan sebesar 2,33%, subkelompok lemak dan minyak sebesar 3,32% dan subkelompok bahan makanan lainnya sebesar 2,38%. Sedangkan subkelompok bumbu-bumbuan mengalami penurunan harga atau deflasi sebesar 5,90%. Oleh karenanya, dari 11 Volume VIII, Nomor 04/ April 2014
21
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
subkelompok pada kelompok bahan makanan yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok Sayur-sayuran sebesar 8,17% dan inflasi terendah pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya sebesar 0,54%. Perkembangan IHK dan tingkat inflasi kelompok bahan makanan bulan Maret 2014( 2012=100) secara rinci disajikan pada Tabel 3.1. 3.3. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan Kelompok komoditas bahan makanan pada bulan Maret 2014 secara umum memberikan andil/sumbangan Positip sebesar 0.0800% atau mengalami kenaikan harga sebesar 0.08%. Kelompok–kelompok komoditas yang ikut memberikan andil/sumbangan positip yaitu, padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0.0485%, kelompok ikan di awetkan sebesar 0.0023%, kelompok kacang-kacangan sebesar 0.0004% , kelompok lemak dan minyak sebesar 0.0199% dan kelompok bahan makanan lainnya sebesar 0.0014%. Sedangkan kelompok bahan makanan yang memberikan andil deflasi atau menahan kenaikan harga terhadap inflasi yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0.1075%, kelompok daging-dagingan & hasilhasilnya sebesar 0.0412%, kelompok Ikan segar sebesar 0.0146%, kelompok susu, telur & hasil-hasilnya sebesar 0.0719%, kelompok sayur-sayuran sebesar 0.0226%, , kelompok buah-buahan sebesar 0.0066%, kelompok bumbu-bumbuan sebesar 0.0231%. Komoditi yang memberikan andil inflasi tertinggi adalah komoditi padipadian, umbi-umbian dan hasilnya sebesar 0.0485%, dan komoditi yang memberikan andil inflasi terendah adalah kelompok kacang-kacangan sebesar 0.0004% Andil komoditi subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya pada bulan Maret 2014 disusun oleh 5 (lima) komoditas yaitu: (1) beras, (2) ketela pohon, (3) Ketela rambat, (4) mie kering instant, (5) tepung beras. Semua komoditas pada sub kelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya memberikan andil positip terhadap inflasi yaitu: komoditas beras sebesar 0,0457%, komoditas ketela pohon sebesar 0,0005%, komoditas ketela rambat sebesar 0,0001%, komoditas mie kering instant sebesar 0,0021%, dan komoditas tepung beras sebesar 0,0001%. Andil sub kelompok terhadap inflasi kelompok bahan makanan dan inflasi umum bulan Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 3.2.
22
Volume VIII, Nomor 04/April 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 3.2. Andil Sub Kelompok Terhadap Inflasi Kelompok Bahan Makanan, Maret 2014 No.
Kelompok / Sub Kelompok
UMUM BAHAN MAKANAN 1 PADI-2AN, UMBI-2AN & HASILNYA - 101001 BERAS - 101007 KETELA POHON - 101008 KETELA RAMBAT - 101011 MIE KERING INSTANT - 101018 TEPUNG BERAS 2 DAGING-DAGINGAN & HASIL-HASILNYA 3 IKAN SEGAR 4 IKAN DIAWETKAN 5 SUSU, TELUR & HASIL-HASILNYA 6 SAYUR-SAYURAN 7 KACANG-KACANGAN 8 BUAH-BUAHAN 9 BUMBU-BUMBUAN 10 LEMAK & MINYAK 11 BAHAN MAKANAN LAINNYA Sumber : BPS
Volume VIII, Nomor 04/ April 2014
Andil (%) 0.0800 -0.1075 0.0485 0.0457 0.0005 0.0001 0.0021 0.0001
-0.0412 -0.0146 0.0023 -0.0719 -0.0226 0.0004 -0.0066 -0.0231 0.0199 0.0014
23
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
24
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Volume VIII, Nomor 04/April 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
BAB IV. NILAI TUKAR PETANI (NTP) 4.1. Perkembangan Indeks Harga yang Diterima (IT), Indeks Harga yang Dibayar (IB) dan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional dan Sub Sektor 2008 – Maret 2014 Perkembangan IT Nasional bulanan sejak tahun 2008 hingga bulan Maret 2014 (tahun dasar=2012) menunjukkan pola terus mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 4,83%. Peningkatan nilai IT ini dikarenakan adanya peningkatan indeks harga jual komoditas. Demikian pula, nilai IB dari tahun 2008 hingga Maret 2014 juga terus mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 3,93% yang disebabkan meningkatnya indeks harga barang konsumsi rumah tangga maupun indeks harga biaya produksi dan penambahan barang modal. Peningkatan IT yang lebih besar daripada peningkatan IB menyebabkan NTP bulanan dari tahun 2008 hingga Maret 2014 mengalami peningkatan hanya sebesar 0,86% (Gambar 4.1.).
Gambar 4.1. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, 2008 – Maret 2014
Perkembangan NTP Nasional (tahun dasar=2012) menurut sub sektor dari tahun 2008 hingga Maret 2014 menunjukkan pola berfluktuasi dan cenderung meningkat, untuk NTP sub sektor tanaman pangan sebesar 0,89%, sub sektor hortikultura sebesar 1,33%, sub sektor peternakan sebesar 0,75% dan sub sektor perikanan sebesar 0,81%, kecuali sub sektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,16 (Gambar 4.2.). Volume VIII, Nomor 4/April 2014
25
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Gambar 4.2. Perkembangan NTP Nasional Menurut Sub Sektor, 2008 – Maret 2014
4.2. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional, Pebruari - Maret 2014
Gambar 4.3. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional, Pebruari – Maret 2014
Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia berdasarkan tahun dasar 2012 (2012=100), pada bulan Maret 2014 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 0,07% yaitu dari 101,79 menjadi 101,86. Peningkatan tersebut dikarenakan indeks harga yang diterima petani lebih besar dibandingkan dengan 26
Volume VIII, Nomor 4/April 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
indeks harga yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani (IT) secara nasional meningkat sebesar 0,27% yaitu dari 111,82 menjadi 112,11, indeks yang dibayar petani (IB) mengalami peningkatan dari 109,86 menjadi 110,07 atau naik sebesar 0,20%. Perkembangan IT, IB dan NTP bulan Pebruari – Maret 2014 tersaji pada Gambar 4.3.
4.3. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional Sektor Pertanian Sempit (tanpa sub sektor Perikanan), Bulan Pebruari - Maret 2014 Perkembangan nilai tukar petani (NTP) Indonesia untuk sektor pertanian sempit (tanpa sub sektor perikanan) berdasarkan tahun dasar 2012 (2012=100), pada bulan Maret 2014 bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya mengalami peningkatan sebesar 0,09% yaitu dari 101,74 menjadi 101,83. Peningkatan tersebut dikarenakan peningkatan indeks harga yang diterima petani lebih besar dibandingkan dengan peningkatan indeks harga yang dibayar petani. Indeks harga yang diterima petani (IT) meningkat sebesar 0,19% yaitu dari 111,78 naik menjadi 112,09, sementara indeks harga yang dibayar petani (IB) mengalami peningkatan sebesar 0,19% yaitu dari 109,86 menjadi 110,08. Perkembangan IT, IB dan NTP bulan Pebruari – Maret 2014 sektor pertanian sempit tersaji pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Perkembangan IT, IB, dan NTP Nasional Sektor Pertanian Sempit, Pebruari – Maret 2014
Volume VIII, Nomor 4/April 2014
27
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
4.4. Indeks Harga yang Diterima Petani (IT)
Indeks harga yang diterima petani (IT) sub sektor tanaman pangan mengalami penurunan dari 110,69 menjadi 110,46 atau turun sebesar 0,21% pada bulan Maret 2014 dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan IT sub sektor tanaman pangan dipengaruhi oleh turunnya indeks harga padi sebesar 0,27% dan indeks harga palawija turun sebesar 0,05%. IT nasional sub sektor hortikultura jika dibandingkan dengan periode sebelumnya mengalami peningkatan yaitu dari 112,11 menjadi 112,33 atau naik sebesar 0,20%. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh naiknya indeks harga sayur-sayuran sebesar 0,37%, indeks harga buah-buahan sebesar 0,09% dan indeks harga tanaman obat sebesar 0,15. Begitu juga IT tanaman perkebunan rakyat mengalami peningkatan yaitu dari 111,12 menjadi 112,31 atau naik sebesar 1,07%. Pada periode bulan Maret 2014, IT sub sektor peternakan mengalami peningkatan dari 113,72 menjadi 113,99 atau naik sebesar 0,23% yang dipengaruhi dengan meningkatnya indeks harga ternak besar sebesar 0,34%, indeks harga ternak kecil meningkat sebesar 0,29% dan indeks harga unggas meningkat sebesar 0,02%, sedangkan indeks harga hasil ternak mengalami penurunan sebesar 0,36%. Untuk IT sub sektor perikanan mengalami penurunan yaitu dari 112,35 menjadi 112,26 atau turun sebesar 0,08%, yang dipengaruhi oleh turunnya indeks harga hasil penangkapan sebesar 0,39%, sementara indeks harga budidaya hanya meningkat sebesar 0,14%. Perkembangan indeks penyusun IT bulan Pebruari – Maret 2014 secara rinci disajikan pada Tabel 4.1.
4.5. Indeks Harga yang Dibayar Petani (IB)
Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, maka indeks harga yang dibayar petani (IB) sub sektor tanaman pangan pada bulan Maret 2014 mengalami peningkatan dari 110,96 menjadi 111,20 atau naik sebesar 0,22%, peningkatan IB sub sektor tanaman pangan dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,20% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,30%. IB nasional sub sektor hortikultura juga mengalami peningkatan dari 110,38 menjadi 110,62 atau naik 28
Volume VIII, Nomor 4/April 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
sebesar 0,21%, sebagai akibat naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,19% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,28%. Demikian pula IB sub sektor tanaman perkebunan rakyat mengalami peningkatan yaitu dari 110,19 menjadi 110,35 atau naik sebesar 0,14%, yang dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,12% dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,24%. IB sub sektor peternakan mengalami peningkatan dari 107,65 menjadi 107,86 atau naik sebesar 0,19%, yang dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,23% dan indeks biaya produksi penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,16%. Begitu pula IB sub sektor perikanan mengalami peningkatan yaitu dari 109,46 menjadi 109,74 atau naik sebesar 0,26% yang dipengaruhi oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga dan indeks biaya produksi penambahan barang modal (BPPBM) masing-masing naik sebesar 0,26%. Perkembangan indeks penyusun IB bulan Pebruari – Maret 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 4.1. 4.6. Nilai Tukar Petani (NTP) Pada bulan Maret 2014, kenaikan IB yang lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan IT pada beberapa sub sektor menyebabkan Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami penurunan, kecuali NTP sub sektor tanaman perkebunan rakyat dan sub sektor peternakan mengalami peningkatan.
NTP sub sektor tanaman pangan mengalami
penurunan sebesar 0,43% yaitu dari 99,76 menjadi 99,33, NTP sub sektor hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,01% dari 101,56 menjadi 101,55 dan NTP sub sektor perikanan turun sebesar 0,34% dari 102,64 menjadi 102,29. Sementara NTP sub sektor tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,93% dari 100,84 menjadi 101,78 dan sub sektor peternakan mengalami peningkatan sebesar 0,04% dari 105,64 menjadi 105,69. Perkembangan nilai tukar petani (NTP) per sub sektor bulan Pebruari – Maret 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 4.1 dibawah ini.
Volume VIII, Nomor 4/April 2014
29
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 4.1. Perkembangan IT, IB dan NTP per Sub Sektor, Pebruari – Maret 2014 (2012=100) Rincian
Pebruari'14
Tanaman Pangan A Indeks Harga yang Diterima Petani - Padi - Palawija B Indeks Harga yang Dibayar Petani - Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM C Nilai Tukar Petani Hortikultura A Indeks Harga yang Diterima Petani - Sayur-sayuran - Buah-buahan - Tanaman Obat B Indeks Harga yang Dibayar Petani - Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM C Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat A Indeks Harga yang Diterima Petani - Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) B Indeks Harga yang Dibayar Petani - Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM C Nilai Tukar Petani
Maret'14
Pertumbuhan (% )
110.69 109.82 112.48 110.96 111.91 107.91 99.76
110.46 109.52 112.42 111.20 112.13 108.23 99.33
-0.21 -0.27 -0.05 0.22 0.20 0.30 -0.43
112.11 110.32 113.50 109.81 110.38 111.72 106.34 101.56
112.33 110.72 113.60 109.97 110.62 111.94 106.63 101.55
0.20 0.37 0.09 0.15 0.21 0.19 0.28 -0.01
111.12 111.12 110.19 111.48 106.08 100.84
112.31 112.31 110.35 111.62 106.34 101.78
1.07 1.07 0.14 0.12 0.24 0.93
Peternakan A Indeks Harga yang Diterima Petani - Ternak Besar - Ternak Kecil - Unggas - Hasil Ternak B Indeks Harga yang Dibayar Petani - Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM C Nilai Tukar Petani
113.72 115.19 111.91 111.56 110.11 107.65 111.79 103.93 105.64
113.99 115.58 112.24 111.58 109.71 107.86 112.06 104.09 105.69
0.23 0.34 0.29 0.02 -0.36 0.19 0.23 0.16 0.04
Perikanan A Indeks Harga yang Diterima Petani - Penangkapan - Budidaya B Indeks Harga yang Dibayar Petani - Konsumsi Rumah Tangga - BPPBM C Nilai Tukar Petani
112.35 113.70 111.38 109.46 111.55 105.98 102.64
112.26 113.26 111.54 109.74 111.84 106.26 102.29
-0.08 -0.39 0.14 0.26 0.26 0.26 -0.34
Sumber : BPS
4.7. Perbandingan IT, IB dan NTP Antar Provinsi Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, indeks yang diterima petani (IT) pada bulan Maret 2014 mengalami peningkatan di 28 (dua puluh delapan) provinsi di 30
Volume VIII, Nomor 4/April 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Indonesia. Peningkatan IT terbesar terjadi di Provinsi Riau sebesar 1,58% dari 107,15 menjadi 108,84, sedangkan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Maluku dan Papua masing-masing sebesar 0,01%.
Penurunan IT terjadi di 5 (lima) provinsi, dengan
penurunan terbesar terjadi di Provinsi DKI Jakarta sebesar 0,95% dan penurunan terkecil terjadi di Provinsi Jambi sebesar 0,06%. Perkembangan IT per provinsi di Indonesia bulan Pebruari– Maret 2014 tersaji pada Tabel 4.2. Tabel 4.2.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Perkembangan IT per Provinsi di Indonesia, Pebruari - Maret 2014 (2012=100) Provinsi Riau Sulawesi Tengah Sumatera Utara Bali Gorontalo Jawa Barat Sulawesi Utara Banten Sulawesi Tenggara Sulawesi Selatan Bangka Belitung Bengkulu Kalimatan Barat Nanggroe Aceh D. Papua Barat Kalimatan Selatan Sumatera Barat Sulawesi Barat Nusa Tenggara Barat Kalimatan Timur Lampung Nusa Tenggara Timur Maluku Utara Sumatera Selatan Kalimatan Tengah Kepulauan Riau Maluku Papua Jambi Jawa Tengah Jawa Timur Yogyakarta DKI Jakarta
Pebruari 2014 107.15 111.15 110.66 112.89 111.01 115.40 109.12 115.08 109.05 114.14 109.04 107.95 105.29 106.72 109.83 107.47 110.19 110.16 108.86 109.07 111.87 107.43 110.67 110.21 111.50 108.08 111.11 104.68 109.49 110.91 115.46 113.06 109.99
Maret 2014 108.84 112.66 112.00 114.10 112.06 116.27 109.88 115.84 109.70 114.81 109.64 108.52 105.83 107.20 110.30 107.92 110.63 110.60 109.22 109.41 112.19 107.71 110.90 110.34 111.59 108.15 111.13 104.69 109.42 110.80 115.17 112.69 108.94
Pertumbuhan (%) 1.58 1.36 1.21 1.07 0.95 0.75 0.70 0.66 0.59 0.58 0.55 0.53 0.51 0.45 0.43 0.42 0.40 0.39 0.33 0.31 0.29 0.26 0.20 0.12 0.08 0.07 0.01 0.01 -0.06 -0.09 -0.26 -0.33 -0.95
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya maka terjadi peningkatan indeks yang dibayar petani (IB) pada bulan Maret 2014 di 24 (dua puluh empat) provinsi. Peningkatan IB terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Utara dari 110,00 menjadi 110,46 atau naik sebesar 0,42%, sedangkan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Volume VIII, Nomor 4/April 2014
31
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Darussalam naik sebesar 0,04% dari 108,33 menjadi 108,37. Penurunan IB terjadi di 8 (delapan) provinsi, dengan penurunan terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Barat sebesar 0,25% dan penurunan terkecil terjadi di Provinsi Bengkulu sebesar 0,02%. Sedangkan di Provinsi Nusa Tenggara Timur stabil. Perkembangan IB per provinsi di Indonesia bulan Pebruari – Maret 2014 secara rinci tersaji pada Tabel 4.3. Tabel 4.3.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Perkembangan IB per Provinsi di Indonesia, Pebruari - Maret 2014 (2012=100) Provinsi Sulawesi Utara Gorontalo Banten Jawa Timur Papua Bali Kalimatan Barat Jawa Barat Lampung Jawa Tengah Kepulauan Riau Sulawesi Tengah DKI Jakarta Yogyakarta Papua Barat Kalimatan Timur Kalimatan Selatan Sulawesi Tenggara Sumatera Barat Kalimatan Tengah Riau Sulawesi Selatan Jambi Nanggroe Aceh D. Nusa Tenggara Timur Bengkulu Nusa Tenggara Barat Sumatera Utara Sumatera Selatan Maluku Utara Maluku Bangka Belitung Sulawesi Barat
Pebruari 2014 110.00 110.43 109.32 110.31 107.10 109.02 109.45 110.80 109.37 110.21 107.15 108.81 109.12 110.17 110.44 109.56 106.52 108.26 109.45 108.80 110.30 108.69 111.39 108.33 109.87 110.92 109.22 110.62 109.33 108.69 110.90 109.70 107.86
Maret 2014 110.46 110.84 109.70 110.67 107.45 109.36 109.78 111.11 109.66 110.49 107.42 109.06 109.37 110.43 110.65 109.73 106.63 108.36 109.55 108.89 110.38 108.76 111.46 108.37 109.87 110.90 109.18 110.55 109.26 108.61 110.81 109.50 107.59
Pertumbuhan (%) 0.42 0.37 0.35 0.32 0.32 0.31 0.31 0.28 0.26 0.26 0.25 0.24 0.23 0.23 0.19 0.15 0.10 0.09 0.09 0.08 0.07 0.07 0.06 0.04 0.00 -0.02 -0.04 -0.06 -0.07 -0.08 -0.09 -0.19 -0.25
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
Apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, terjadi peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Maret 2014 di 25 (dua puluh lima) provinsi. Peningkatan terbesar terjadi di Provinsi Riau sebesar 1,52% dan peningkatan terkecil terjadi di Provinsi Lampung sebesar 0,02%. Sedangkan penurunan NTP terjadi di 7 (tujuh) provinsi dengan
32
Volume VIII, Nomor 4/April 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
penurunan terbesar terjadi di Provinsi DKI Jakarta sebesar 1,19% dan penurunan terkecil terjadi di Provinsi Jambi sebesar 0,12%, sementara NTP di provinsi Kalimantan Tengah tidak mengalami perubahan. Pada bulan Maret 2014, terdapat 11 (sebelas) provinsi yang mempunyai NTP dibawah 100 (tahun dasar 2012) yaitu Riau, Bengkulu, Nanggroe Aceh D., Sulawesi Utara, NTT, Papua Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Jambi, Papua dan DKI Jakarta. Sementara NTP tertinggi terjadi di Banten yang mencapai 105,59. Perkembangan NTP per provinsi di Indonesia periode bulan Pebruari – Maret 2014 tersaji pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Perkembangan NTP per Provinsi di Indonesia, Pebruari - Maret 2014 (2012=100) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Provinsi Riau Sumatera Utara Sulawesi Tengah Bali Bangka Belitung Sulawesi Barat Gorontalo Bengkulu Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Jawa Barat Nanggroe Aceh D. Nusa Tenggara Barat Kalimatan Selatan Sumatera Barat Banten Sulawesi Utara Maluku Utara Nusa Tenggara Timur Papua Barat Kalimatan Barat Sumatera Selatan Kalimatan Timur Maluku Lampung Kalimatan Tengah Jambi Kepulauan Riau Papua Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur DKI Jakarta
Pebruari 2014 97.14 100.04 102.15 103.55 99.40 102.14 100.52 97.32 105.02 100.73 104.15 98.51 99.67 100.89 100.68 105.27 99.20 101.82 97.78 99.45 96.21 100.81 99.55 100.19 102.29 102.49 98.29 100.87 97.73 100.63 102.63 104.67 100.80
Maret 2014 98.61 101.31 103.30 104.33 100.13 102.80 101.10 97.86 105.56 101.24 104.64 98.92 100.03 101.21 100.99 105.59 99.48 102.11 98.03 99.69 96.40 100.99 99.71 100.29 102.31 102.49 98.17 100.68 97.43 100.28 102.05 104.07 99.61
Pertumbuhan (%) 1.52 1.27 1.12 0.76 0.73 0.65 0.58 0.56 0.51 0.50 0.47 0.41 0.37 0.32 0.31 0.30 0.28 0.28 0.26 0.24 0.20 0.18 0.16 0.10 0.02 0.00 -0.12 -0.18 -0.31 -0.35 -0.56 -0.58 -1.19
Sumber: BPS, diolah Pusdatin
Volume VIII, Nomor 4/April 2014
33
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
4.8. Upah Buruh Tani
Perkembangan upah buruh tani di Indonesia dapat dilihat dari upah nominal harian dan upah riil harian buruh tani. Rata-rata upah nominal harian buruh tani di Indonesia pada bulan Januari tahun 2010 sebesar Rp. 37.426,- per hari dan terus mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp. 43.562,- per hari pada bulan Desember 2013 atau meningkat rata-rata sebesar 0,32%. Namun demikian, setelah dikoreksi dengan faktor inflasi, sejatinya, upah riil harian buruh tani di Indonesia pada Januari tahun 2010 hingga Desember 2013 mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 0,17% (upah nominal dan riil buruh tani di Indonesia menggunakan tahun dasar 2007 (2007=100). Perkembangan upah nominal harian dan upah riil harian buruh tani di Indonesia tahun 2010 – 2013 tersaji pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5. Perkembangan Upah Nominal dan Upah Riil Buruh Tani di Indonesia (2007=100), 2010 – 2013
Mulai tahun 2014, dalam penyajian data upah buruh tani menggunakan tahun dasar 2012. Rata-rata upah nominal harian buruh tani di Indonesia pada bulan Januari tahun 2014 sebesar Rp. 43.808,- per hari dan terus meningkat menjadi sebesar Rp. 44.125,- per hari pada bulan Maret 2014 atau meningkat rata-rata sebesar 0,36% dan secara riil juga mengalami peningkatan meskipun dengan peningkatan yang kecil sebesar 0,04% , seperti tersaji pada Tabel 4.5 dibawah ini. 34
Volume VIII, Nomor 4/April 2014
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
Tabel 4.5. Upah Nominal dan Riil Buruh Tani Nasional per hari, (2012=100)
(Rupiah) No.
Jenis Upah
Jan
2014 Peb
Mar
Rata-rata pertumbuhan (%)
1
Upah Nominal
43,808
43,992
44,125
0.36
2
Upah Riil *)
39,383
39,372
39,416
0.04
Sumber : BPS, diolah Pusdatin Keterangan: *) upah nominal dibagi indeks konsumsi rumah tangga pedesaan (2012=100)
Volume VIII, Nomor 4/April 2014
35
Buletin Bulanan Indikator Makro Sektor Pertanian
36
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian
Volume VIII, Nomor 4/April 2014