TIS GRA
Maret/April 2014
HealthNews Kisah inspiratif dan informatif untuk para pasien
Cinta Seorang nenek
Daw Khin Zaw (atas, tengah) pensiun demi menghabiskan waktu bersama suami, anak dan cucucucunya. Ketika ia mengidap limfoma pada usia 67 tahun, ia berjuang demi bisa melihat cucunya tumbuh dewasa
MCI (P) 086/01/2014
C
ucu-cucu Daw Khin Zaw berkumpul di sekitar kakinya. Cucu perempuan terkecilnya yang masih bayi berada dalam gendongannya. Khin Zaw menghujani sang cucu dengan ciuman sayangnya. Cintanya untuk mereka yang ia kasihi terlihat jelas . Ketika ia menyuruh mereka duduk untuk diberi wejangan, mereka pun mendengarkan dengan sigap. Khin Zaw adalah Kisah tentang seorang guru berbakat, yang HARAPAN telah mengasah keahlian mengajarnya selama 30 tahun dalam sistem pendidikan Myanmar. Suami dan tiga anaknya mennjadi saksi bagaimana ia mengembangkan bakatnya ini. Keluarga mereka adalah gambaran ideal sebuah kebahagiaan keluarga tiga generasi. Namun kebahagiaan ini tidak diraih begitu saja – Khin Zaw harus berjuang mati-matian untuk sampai di tahap ini. Khin Zaw pensiun pada tahun 1998 sehingga ia memiliki waktu lebih banyak bersama keluarganya. Namun, pada tahun 2011, ia mulai mengalami keringat berlebihan, kehilangan nafsu makan, membuncitnya perut hingga setara seperti wanita dengan usia kehamilan tujuh bulan dan berat badannya turun sembilan kilogram dalam waktu tiga bulan. Yang terburuk dari itu semua adalah demam yang berkepanjangan. Khin Zaw mengalami panas tinggi hingga 40 derajat Celcius yang tidak pernah turun selama satu bulan lamanya sehingga ia pun harus dilarikan ke rumah sakit. Tubuh Khin Zaw menunjukkan gejala-gejala tertentu, namun keluarganya tidak tahu gejala-gejala apa itu. Akhirnya, dari pemeriksaan USG di pinggulnya terdeteksi bahwa ada gumpalan di perutnya. Tes berikutnya pun membuktikan bahwa gumpalan tersebut adalah kanker. Khin Zaw ternyata mengidap limfoma; saat itu ia berusia 67 tahun. Putranya, Thura Lwin, kemudian menuturkan: “Saya tidak tega memberitahu ibu bahwa beliau mengidap kanker. Saya khawatir ibu menjadi depresi akibat kabar itu.” Suami Khin Zaw, Thein Lwin, merasa terpukul dengan berita itu. “Kami telah menikah selama 42 tahun. saya tahu betul bahwa kanker adalah penyakit yang mematikan. Maka saya bertekad untuk memperjuangkan kesembuhan baginya; Saya akan mengorbankan semua tabungan saya jika memang diperlukan.” Syahdan, keluarga tersebut pun mencoba mencari bantuan ke organisasi nirlaba CanHOPE di Mandalay. Deputi Direktur Medis Parkway Cancer Centre Dr Khoo Kei Siong kebetulan sedang berkunjung ke CanHOPE pada saat itu dan Khin Zaw pun berkonsultasi kepadanya. Dr Khoo menjelaskan: “Meski kanker bukanlah kabar baik, namun tipe kanker ini adalah jenis yang sangat memungkinkan untuk diobati. Terlebih lagi, kondisi Khin Zaw telah terdeteksi sejak dini sehingga ada kemungkinan besar kanker ini dapat ditangani.”
Lanjut ke halaman berikutnya
EDISI BULAN INI: Makan dengan benar | Sebuah tonggak di klinik
Kisah tentang Harapan
Lanjutan halaman muka
Tersambunglah bersama kami di
www.facebook.com/ parkwaycancercentre Tim Editorial Chua Hwee Leng Lim Woan Fei Pauline Loh Ben Tan Vincent Tan Penerbit Preston Communications Percetakan Impress Printing Dilarang mengutip, memperbanyak, atau memperjualbalikan kembali sebagian atau seluruh isi majalah ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Informasi yang tersaji di majalah ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan saran dari praktisi kesehatan Anda.
Namun, ada satu ganjalan. Tubuh Khin Zaw telah melemah diakibatkan dari demam berkepanjangan dan menurunnya berat badannya. Dr Khoo pun menjelaskan permasalahan ini: “Kemoterapi yang diberikan haruslah agresif supaya kemungkinan sembuhnya besar, tetapi juga tidak boleh terlalu agresif karena tubuhnya yang kian melemah. Jadi kami harus menanganinya secara hati-hati dengan mempertimbangkan kondisi tubuhnya saat ini.” Khin Zaw pun terbang ke Singapura untuk mulai berobat. Kemajuan pun tampak dengan segera begitu pengobatan dimulai. Demam Khin Zaw berangsur reda dalam sepekan. Namun, efek samping dari kemoterapi tersebut benar-benar melemahkannya. Ia tidak bisa makan, sering merasa mual, kesakitan, serta kelelahan. Ini dirasakan terlalu berat bagi tubuh Khin Zaw yang lemah dan membuatnya ingin sekali pulang ke kampung halamannya. “Namun sesungguhnya ia hampir menyelesaikan perawatannya,” ujar Dr Khoo. Bersama dengan anggota keluarganya, dokter membujuknya untuk tidak menyerah. Tubuhnya memberikan respon yang baik terhadap perawatan kemoterapi dan tumornya telah menyusut secara signifikan. Namun tim dokter masih berhati-hati dalam menghadapi hal ini. Hasil rontgen menunjukkan adanya bayangan di kelenjar getah bening di perutnya; dan masih belum bisa dipastikan apakah hal ini hanya bekas luka jaringan atau sisa-sisa penyakit. Untuk amannya, ia pun disarankan untuk menjalani radioterapi untuk memusnahkan seluruh sel kanker yang tersisa. Mengingat pengalaman ini, Khin Zaw bersyukur ia bisa bertahan; jika tidak maka hasilnya akan sangat berbeda. Bisa jadi sekarang ia tidak bisa berada di rumahnya dan menikmati waktu berkumpul bersama cucu-cucunya. Perjuangannya melawan kanker telah membantunya menemukan kekuatan baru dalam dirinya. Dimana dulu ia pernah memperjuangkan pendidikan, dan sekarang ia berbicara dengan lantang demi kesadaran masyarakat akan kanker. Turut bergabung dalam wawancara di sebuah program dokumenter di televisi bertajuk “Cancer Warriors” atau “Pejuang Kanker”, ia bercerita kepada pemirsa: “Saya ingin memberitahu kepada sesama penderita kanker di seluruh dunia, jangan takut akan penyakit ini. Jangan menggunakan pengobatan yang belum terbukti secara klinis. Pilihlah dokter yang tepat dan segera cari penanganan yang benar. Yang paling utama dari itu semua adalah sikap Anda. Anda harus bertekad untuk bisa sembuh.” Nasihat berharga dari nenek 69 tahun ini tentu tidak boleh diabaikan begitu saja. Sebagaimana cucu-cucunya berkerumun berebut ingin mengecup pipinya, ia adalah satu lagi bukti nyata akan kemenangan dari pertarungan melawan penyakit mematikan.
“Aku ingin memberitahu kepada sesama penderita kanker di seluruh dunia, jangan takut dengan penyakit ini.”
Daw Khin Zaw
来自缅甸的Daw Khin Zaw女士 把30年的生命奉献给了教育。退 休后,她终于有时间陪在丈夫、 孩子和孙子们身边,享受天伦 之乐。但也在这个时候,她接到 自己患上淋巴瘤的消息。尽管这 个打击来得非常突然,但没有被 打倒,反而凭着坚毅的决心抗 癌,为的就是要在儿孙身边,看 着他们成长 一见到Daw Khin Zaw,成群的孙子二话不说立刻就 蜂拥过来紧抱奶奶不放。她最小的孙女还是一个需 要被抱在怀里的婴儿。Khin Zaw总是情不自禁地亲 吻这个小宝贝。当Khin Zaw要给孙子们上课时,他们 都不需要被督促,因为每个孙子都喜欢奶奶这个老 师,回回都沉醉在她的讲课中。Khin Zaw在缅甸教 育体系里教学30年,经验丰富,是一名出色的老师。 她给孙子们上课时,丈夫和她三个成年的孩子总是 会在一旁纵容地看着她。 看着他们一家三代相处,幸福洋溢在空中。但 这样的幸福得来不易 - Khin Zaw必须很努力才 能拥有它。 希望有更多时间陪伴家人的Khin Zaw在1998 年退休。生活原本无恙,一直到2011年,她开始经 常冒冷汗、食欲不振、腹部也渐渐肿胀,就像怀有 七个月的身孕一般,尽管腰围不断增长,她的体重 却在三个月内减了9公斤。最难熬的是经常来袭的 高烧。有一次,她的体温飙升到40摄氏度,久久不 退。这样的情况维持了一个月,Khin Zaw最终必须 入院接受治疗。 她的身体正在向Khin Zaw和她的家人发出警 报,但他们对于症状究竟在提出什么预警却毫无 头绪。终于,盆腔超声波扫描给了他们一个答案 她的腹部长了一些异物。进一步的检查确实,体内 的异物属于恶性肿瘤。Khin Zaw患有淋巴瘤,确诊 时她67岁。 她的儿子Thura Lwin说: “我不敢把检查结果告 诉母亲,我担心她接受不了患有癌症的消息,担心她 会患上看抑郁症。” Khin Zaw的丈夫Thein Lwin也被这个突如其来 的打击慑住了。 “我们结婚已经有42年了。我知道癌 症是一种致命疾病。我一定要找到治好她的方法; 为了救她,我不惜倾家当产。” 一家人决定要 寻求曼德 勒一家非营 利组 织 CanHOPE的帮助。百汇癌症中心的医务副主任邱继 祥医生正好造访,Khin Zaw向他求助。 邱医生说: “虽然没有人会希望知道自己患有癌 症,但这类癌症的治愈率却非常高。更何况,Khin Zaw的病情在早期就被诊断,因此有很大的机会可 以被治愈。” 只有一个问题。Khin Zaw因为之前发烧一个月, 体重严重下跌,身体已经变得虚弱。 邱医生解释了问题的症结。他说: “要提高癌症 的治愈几率,需要剂量比较强的化疗。不过因为她 的身体相当虚弱,所以我们必须仔细斟酌化疗的强 度。以免进一步对病人的身体造成负担。” Khin Zaw飞抵新加坡接受治疗。自从她接受治疗 开始,情况就直线好转。Khin Zaw的高烧在一个星 期内就退了下来。虽然如此,化疗的副作用却严重影 响她。她吃不下,恶心想吐、感觉疼痛、疲倦不已。 这一切对年迈的妇人来说太辛苦了,她心里真的希 望可以早点 回国。
希望的故事
奶奶的爱帮她 克服了淋巴瘤
邱医生说: “可是她很快就可以取得治疗突破。 医生跟家人都合作说服她不要放弃治疗。接受化疗 后,她的肿瘤显著缩小,治疗的效果非常好。虽然如 此,医生还是采取小心谨慎的态度。X光扫描成像显 示他腹部的淋巴结仍然有阴影;但医生无法确定这 些阴影表示还有癌症残留在她的体内,还是只是一 些伤疤。为了安全起见,医生让她接受放疗,以便扫 除体内所有可能残留的癌症细胞。” 现在回想过去,她庆幸自己没有放弃接受治疗; 否则结果可能截然不同。她今天可能已经无法沉浸 在儿孙的欢笑声中。抗癌的疗程经历让她重新了解
自己,原来她可以这么坚强。过去,她曾经是教育的 倡议者,现在她是提高癌症意识的使者。 她借为《抗癌勇士》纪实电视节目拍摄访问的机 会告诉观众: “我要告诉全世界的癌症病人,不要 害怕癌症,但也不要接受效果未经证实的治疗。选 择正确的医生,接受妥善的治疗。你的态度就更加 重要了,你一定要有治疗癌症的决心。” 这位瘦小的69岁奶奶要有机会在电视上向观众 说这席话一点都不容易,而她的劝告更不能被当成 耳边风。她的儿孙簇拥到她的身边,亲吻她。她是 战胜可怕疾病活生生的例子。
“我要告诉 全世界的癌 症病人,不 要害怕癌 症。” Daw Khin Zaw
Melawan Kanker
Anda adalah apa yang Anda makan Selain olahraga, kesehatan prima juga mencakup bagaimana kita memperhatikan makanan yang kita makan. Ahli gizi Chloe Ong berbagi delapan tip hidup sehat yang bisa mengurangi resiko kanker Anda
Anda. Anda bisa memulainya dengan aktivitas fisik ringan seperti jalan cepat selama paling tidak 30 menit, tiga kali sepekan. Setelah kebugaran Anda semakin bertambah, Anda dapat meningkatkannya menjadi 60 menit olahraga ringan atau 30 menit olahraga yang lebih berat, seperti lari, setiap hari.
3. Kurangi Asupan Padat Energi Pilihlah makanan yang memiliki kandungan energi yang lebih rendah atau rendah kalori. Makanan yang memiliki kandungan lemak dan gula yang tinggi cenderung untuk memiliki kandungan kalori yang tinggi pula, misalnya membuang lemak dari daging yang akan anda makan, memilih susu dengan kandungan lemak yang rendah, atau pilihlah hidangan berkuah saat Anda makan di luar. Selain itu, cobalah untuk membatasi memakanan makanan sajian penutup yang manis dan gurih.
4. Asupan Sayur Cobalah mengkonsumsi lima porsi buah dan sayur setiap harinya atau penuhi piring Anda dengan sayuran sebanyak dua pertiga porsi. Gandum, kacang-kacangan, buah dan sayuran mengandung banyak nutrisi yang dapat menurunkan resiko kita terkena kanker jenis tertentu. Ada beberapa makanan yang memiliki asupan kepadatan energi yang rendah. Makanan ini dapat membantu kita menjaga berat badan. Kandungan fitokimia di dalam makanan tersebut dapat berfungsi membantu mencegah kerusakan sel yang dapat mengakibatkan kanker. Kandungan kaya serat yang terdapat pada sayuran juga baik untuk sistem pencernaan kita.
5. Kurangi Makan Daging Ada bukti kuat bahwa terlalu sering mengkonsumsi daging merah ada kaitannya dengan kanker pencernaan. Dengan mengurangi asupan daging olahan , maka risiko terkena kanker pencernaan berkurang sebanyak 10%. Oleh sebab itu, hindarilah asupan daging olahan, dan konsumsilah daging tidak lebih dari 500gr (dimasak matang) dalam sepekan.
6. Kurangi Alkohol
Gambar: Diambil dari “Awakening the appetite”, Sebuah buku resep terbitan Parkway Cancer Centre
Artikel ini berdasarkan beberapa informasi yang ditampilkan oleh Ahli Gizi Parkway Cancer Centre Chloe Ong pada sebuah ceramah yang diselenggarakan oleh majalah kesehatan, Health No. 1, pada Desember 2013
1. Menjaga Berat Badan Sehat Ilmuwan telah menunjukkan bahwa selain berhenti merokok, menjaga berat badan yang sehat adalah hal penting berikutnya yang dapat Anda lakukan untuk mencegah kanker. Menjaga berat badan Anda di kisaran sehat (18.5
2. Aktivitas Fisik Rutin Batasi kebiasaan seperti menonton TV, bermain game computer, dll dan berusahalah untuk terus menggerakkan tubuh
Penelitian menunjukkan bahwa alkohol ada kaitannya dengan meningkatnya Dresiko dari sejumlah kanker, contohnya kanker mulut dan esofagus, kanker kolon dan kanker hati. Bila mengkonsumsi alkohol, batasilah dua porsi per hari bagi pria dan satu porsi per hari bagi wanita.
7. Kurangi Garam Mengkonsumsi terlalu banyak garam dapat merugikan tubuh kita. Tidak hanya meningkatkan tekanan darah, namun juga meningkatkan resiko kita terkena kanker perut. Asupan garam yang ideal per hari bagi kita adalah kurang dari 6gr atau setara dengan 2.400mg sodium. Anda dapat memangkas asupan garam dengan cara menggantinya dengan bumbu-bumbu alami misalnya, jeruk nipis, lemon atau tomat. Gantilah daging olahan dengan daging segar dan kurangi kudapan asin.
8. Supplements Pada umumnya kita bisa mendapatkan seluruh nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh jika kita mengkonsumsi berbagai jenis makanan. Oleh sebab itu, suplemen tidak dibutuhkan kecuali Anda memiliki alasan cukup kuat untuk hal itu.
Dokter Menulis
Mengenang JT S
elama perayaan Tahun Baru Imlek, saya mendapati diri sendiri memikirkan pasien saya JT yang telah berpulang akibat kanker hati yang ganas tahun lalu. Selagi berkumpul bersama sanak saudara di sebuah jamuan makan malam Tahun Baru Imlek, saya menyadari betul bahwa pada acara seperti ini JT akan sangat dirindukan oleh mereka yang dekat dengannya. JT berusia 70 tahun saat kami pertama kali bertemu di bangsal perawatan. Kesan pertama saya adalah bahwa ia seorang laki-laki yang benar-benar gentleman. JT melompat turun dari tempat tidur dan beranjak ke sofa dan memaksa saya duduk di sebelahnya. Dengan bahasa Inggrisnya yang begitu sempurna, dia menceritakan peristiwa yang membawanya kepada diagnosa kanker hati. Dia mengalami ketidaknyamanan di rongga perutnya dan kulitnya seringkali memar. Hatinya membesar dengan sangat cepat saat dia dilarikan ke rumah sakit. Hasil CT Scan menunjukkan adanya sekumpulan massa di hatinya, beberapa di antaranya sebesar buah jeruk; pencitraan scan tersebut begitu jelas menggambarkan indikasi kanker hati. Masalah pun menjadi kian rumit, karena trombosit JT sangat rendah, dan ini membuatnya beresiko tinggi untuk mengalami perdarahan tiba-tiba. Ketika menyimak pembacaan hasil diagnosa dan perkembangan penyakitnya, ia tampak sangat terkejut, bahwa ia dapat mengidap penyakit yang tak tersembuhkan tersebut, walaupun ia telah menjaga pola makan dan pola hidup sehat. Kesedihan tampak begitu jelas di matanya. Namun dengan cepat, ia bertanya bagaimana cara mengendalikan kankernya. Kami pun memulainya dengan serangkaian obat-obatan untuk menaikkan jumlah trombositnya, lalu diikuti dengan terapi oral antikanker yang bertujuan untuk mencegah sel-sel kanker mendapatkan suplai darah berlimpah. Meskipun JT mengalami beberapa efek samping, namun hal ini dapat teratasi dan hal yang juga sama pentingya yaitu penanganan yang diterapkan kepadanya dapat mengendalikan kanker selama hampir setahun. Saya ingat betul
ekspresi puas yang tergambar di wajahnya setiap kali saya menampilkan kepadanya gambar yang menunjukkan bahwa aliran darah ke titik kankernya berkurang, yang berarti bahwa kankernya semakin ‘kelaparan’. Selama masa ini, keluarga JT selalu berada di sisinya, dan dia bahkan merencanakan untuk melakukan perjalanan keluar negeri untuk bersua dengan kawan-kawan lamanya. JT selalu memberitahu saya detil perjalanannya setiap kali kami bertemu di klinik. Pada tengah tahun kemarin, kanker JT mulai berkembang kendati sedang menjalani pengobatan. Kondisi fisik JT pun melemah dan dia dilarikan ke rumah sakit karena rasa sakit yang timbul akibat penyebaran kankernya yang telah mencapai ke tulang. Dia menjalani terapi radiasi dan minum obat-obatan untuk mengontrol rasa sakit, meskipun pada saat itu kondisinya sudah terlalu lemah untuk melanjutkan pengobatan antikanker. Saya masih ingat saat berbicara dengan JT dan keluarganya mengenai kondisi dirinya. Sungguh, mereka benar-benar telah mempersiapkan segala kemungkinan sejak pertama kali kami bertemu di bangsal perawatan. Setiap hari yang berlalu setelah perjumpaan pertama kami itu merupakan bonus bagi mereka, yang sangat mereka syukuri sekali. Mereka sangat paham bahwa sudah waktunya untuk tidak fokus pada bagaimana menyerang balik kankernya, namun pada bagaimana sedapat mungkin menciptakan kenyamanan bagi JT. JT wafat dengan damai akhir tahun lalu. Saat itu ia sedang di rumah bersama dengan orang-orang terkasihnya. Ada begitu banyak hikmah yang bisa dipetik dari JT. Selagi kita menganggap bahwa kanker adalah penyakit tak tersembuhkan, JT justru memilih untuk bangkit dan melawannya, mengisi hidupnya dengan hal-hal yang bermakna, lalu bertahan hingga akhir. Apakah dengan meninggalnya JT berarti ia telah kehilangan semangat juangnya terhadap kanker? Bagi saya, jawabannya adalah “Tidak”. Dr Zee Ying Kiat
Seorang dokter mengingat semangat juang pasiennya
医生执笔
生命 最后一里路
此文首次发表于2011年 7月份的《海峡时报》副 刊“Mind Your Body”
她是我这一周必须彻夜守护的第二位病患。 天刚破晓,清晨六点多,我来到加护病房安娜 的病床边。 她的儿子轻声对我说: “医生,够了。” 我向护士点头示意,她随即停止注入维持病人 血压的增强肌肉收缩药物。安娜的血压立刻急速下 降,不到十分钟,她的心跳慢了下来。 两下、一下、静止。 “真的很抱歉……”我开始说着。但他抬头看着 我,欣然地微笑。 “很感谢您这五年来对母亲的悉心照料。她完全 信任您,我们都知道您尽力了。时候已到,天主来把 她接回去了。”他平静地说着。 65岁的安娜五年前在一位外科医生的引荐下来找 我,她当时刚接受手术,切除部分右肺。 外科医生在手术时发现剩余的肺部已出现转移 性癌肿瘤。
安娜起初接受了六个周期的化学疗程,以消灭“ 残留病症”。但化疗结束后不到六个月,病情再度 复发。 那之后,安娜不间断地尝试各种药物治疗,她儿 子每隔三四周就会陪着母亲从雅加达到新加坡复 诊,几年来往返次数不下50回。 这一次却是她手术后第一次住院。 她大约一个星期前在印尼家中患上休克性肺炎, 紧急送往新加坡。 医院对她施以抗生素治疗仍不见效,她依然病 重。住院几天后,她因为呼吸道疾病被转入加护病 房。 “不要插管。不要呼吸器。”我们讨论要采取哪 些抢救行动时,她儿子坚定地说。 他母亲曾经明确指示,如果时候到了,千万别采取 任何非自然方法来延长生命。她这些年来早已为这 一刻做好了准备。 这一周对我来说异常难熬。 安娜不是唯一在我的看护下离世的病人。 塞门也在这一周更早的时候离世。这个长得圆 圆胖胖的病人,挺着个大肚腩,脸上挂着亲切的笑 容,让我第一眼见到就十分喜欢,一看他走进看诊 室,心里就暗想: “这人扮起圣诞老人一定很像!” 塞门是在海外工作的时候忽然腹部疼痛求诊。当 地医生证实他患上第四期胰腺癌。 他第一时间飞回新加坡向我求诊。我让他接受 每周一次的化疗。起初疗效很好,他接受度高,不 见太多副作用,腹部疼痛也似乎在化疗开始后很 快缓解。 但三个星期后,他的情况却急转直下。 他的腿部形成深静脉血栓。有人称之为“经济 舱综合征”,因为困在狭窄的经济机舱座位上长途 飞行,血栓形成的风险更高。但这也同时是癌症病 人常见的现象。塞门必须开始服食血液稀释药物, 避免新血栓形成。 之后,他又因为腹部突然肿胀又疼痛加剧而送 院。疼痛程度严重,他必须靠注射吗啡来缓解。CT 扫描显示,胰脏的癌细胞已经蔓延到腹部脂肪层, 腹部积水情况严重。 当天晚上我离开医院之前,曾坐下来与塞门及他 家人解释他的扫描结果。 “你的癌症看来不受控制了。我们现在应该集中 减轻你的疼痛,让你舒服一些。我的建议是,在腹腔 里安装导管,把积水抽出来。” 我们安排好了隔天一早就进行导管安装术,之后 我就回家吃饭了。 当晚,塞门吐出了少量血。隔天天还没亮,他的 血压直线下降,安然离世。 他家人无法接受他就这么突然离开,我赶到的时 候,她太太明显地万念俱灰。 “怎么会这样?”她不断地抽泣。 我向她解释,先生的癌肿瘤很可能侵蚀了其中一 条血管,导致内出血和血压下降。我说明我们的确还 可以做些什么来稍微延长他的生命,可是即便如此, 我们维持的也已经不是有质量有意义的生命,而只会 延长他在医院受苦的日子。 这位太太想起了先生前一天跟她说的一番话: “真的太痛苦了。这么痛苦的日子,已经不值得再 活下去了。” 我们默默坐着,她渐渐懂得了先生已经不再受苦 的道理,渐渐找到了心灵的平静。 人生的最后一里路,无论几年或者几分钟,要度 过都绝非易事。我身为医生,当然会希望为病人延 长这段里程。只是自己心里其实也很清楚,有些时 候,与其极力却无力地制止最后一抹日光消逝,不 如牵着病人的手,温柔平和地步向寂静的黑夜。 洪炳添医生著 (林琬绯译)
Melayani Anda
Seorang pramujasa bersih mendapatkan saham di klinik
P
ramujasa bersih Koh Guat Yong tidak banyak tahu soal saham – kecuali bahwa pasar saham sangat fluktuatif dan masyarakat bisa mendapatkan atau bahkan kehilangan uang disana. Ms Koh, yang bekerja untuk sebuah grup yang terdiri dari empat dokter, lebih memilih untuk menyimpang uangnya di bank. Namun ketika dokter mendaftarkan perusahaan mereka di bursa saham, perusahaan hematologi dan onkologi medis TalkMed, pada bulan Januari, mereka akhirnya membelikannya sedikit saham. Ms Koh (56) berkata dalam Bahasa Mandarin: “Tentu saja saya gembira ketika dikabari bahwa mereka akan memberikan saya saham. Sangat menyenangkan rasanya bekerja dengan seorang bos yang punya hati dan perhatian kepada kita.” Ms Koh tidak ingin membeberkan berapa banyak saham yang ia terima, karena ia tidak ingin orang lain jadi membanding-bandingkan, selain itu tidak menjadi soal berapa jumlah saham yang ia terima, tambah Ms Koh. “Sebagian bos di tempat lain bahkan tidak terpikir akan hal ini, jadi saya amat bersyukur atas apa yang saya peroleh,” tuturnya. “Ini membuat saya merasa bahwa kerja keras saya di perusahaan ini tidak sia-sia.” Ms Koh telah bekerja untuk grup tersebut sejak 1997, memulainya dengan bekerja sebagai pegawai paruh waktu. Empat tahun lalu, ia kemudian diangkat menjadi pegawai tetap. Grup TalkMed menyediakan dokter-dokter spesialis dan staf medis bagi Parkway Cancer Centre (PCC). Saat ini, Ms Koh bekerja lima setengah hari dalam
sepekan, dimulai dari jam 06.30 pagi di Gleneagles Hospital sampai sekitar jam 3 sore. Ia tinggal bersama kedua orang tua dan saudaranya di apartemen Toa Payoh. Setiap hari sepulang kerja, ia segera kembali ke rumah dan memasak untuk makan malam. Ms Koh berkisah saudari kandungnya menawarkan dia untuk membeli sendiri beberapa saham TalkMed. “Saya pikir saya harus mendukung perusahaan saya sendiri, oleh karena itu saya membeli beberapa (saham tersebut),” ujarnya. Transaksi pun dibantu oleh salah satu koleganya, sebagaimana dijelaskan sendiri oleh Ms Koh bahwa dia “tidak memahami sedikitpun mengenai saham”. “Memperoleh uang itu sulit, jadi tentu saja, sangat menakutkan bagi saya untuk menghabiskan uang begitu saja,” jelas Ms Koh. Saham yang dibelinya dialokasikan untuknya adalah sebanyak 20 sen. Pada saat penulisan, saham itu tercatat pada 90 sen. Dan sementara ia tidak tahu sampai kapan ia akan bermain saham, ia berkata: “Saya hanya akan mendengarkan dan mengikuti saran dari kolega saya yang lebih memahami dunia saham seperti kapan saat yang tepat untuk menjualnya.” Dia lalu menambahkan: “Jika itu bisa menghasilkan uang, maka itu sudah lebih dari cukup!” Suster Tay Sok Har, seorang Manajer Perawat di PCC, bercerita tentang Ms Koh: “Dia telah bersama saya selama hampir 18 tahun! Tanggung jawab, setia, dapat dipercaya, berdedikasi, dan dia selalu sangat perhatian terhadap apapun yang dikerjakannya.”
Koh Guat Yong (atas) telah membuat klinik para dokter menjadi bersih selama 10 tahun. Sekarang ia memiliki bagiannya di bisnis
Learning About Cancer
Bertanya dengan tepat Didiagnosa kanker bisa menjadi suatu hal yang traumatis, namun penting bagi kita untuk mencari tahu lebih jauh tentang kasus yang sedang dialami sehingga kita bisa memiliki bayangan lebih jelas mengenai pilihan pengobatan.
KANKER KOLON:
Skrining penting Kanker kolorektal bukan hanya kanker terbanyak di Singapura, namun ia juga menjadi penyebab tertinggi kedua pembunuh laki-laki dan ketiga pada kaum hawa. Uji tapis atau skrining sangat penting karena kanker kolon tidak menunjukkan gejala apapun pada stadium awal, dan hanya dapat dideteksi melalui uji tapis. Jika Anda berusia 50 tahun atau lebih, maka Anda sangat disarankan untuk melakukan tes okultisme darah tinja setiap tahun dan kolonoskopi setiap 10 tahun. Dokter keluarga Anda atau dokter di poliklinik dapat melakukan tes ini, sementara kolonoskopi harus dilakukan oleh seorang spesialis di rumah sakit. Sebagian dokter menganjurkannya lebih sering – setiap tiga tahun sekali – terutama jika Anda berada dalam kelompok berisiko tinggi.
Kolonoskopi: Prosesnya
Kebanyakan dokter akan sangat bersedia menjawab segala pertanyaan Anda, jadi jangan sungkan untuk bertanya sebanyak apapun yang Anda inginkan. Anda bisa memulainya dengan empat pertanyaan berikut:
Sebuah selang kecil, panjang, dan fleksibel yang disebut kolonoskop digunakan untuk memeriksa lapisan dalam dari kolon dan rektum Anda. Perut Anda harus dikosongkan terlebih dahulu. Sore hari sebelum dilakukan kolonoskopi, Anda akan diberikan minuman yang merangsang diare. Di hari berikutnya sebuah endoskop dimasukkan melalui anus dan menelusuri rektum, kolon di sepanjang sekum, dimana usus kecil dan besar bertemu. Proses ini berlangsung selama 15 menit. Anda tidak perlu takut merasa sakit atau tidak nyaman selama proses tersebut karena umumnya proses ini disertai dengan pemberian obat penenang ringan.
Kanker apa yang saya derita? Sudah di stadium berapa kanker saya? Bagaimana seharusnya kanker diobati? Bisakah saya berkonsultasi dengan dokter lain atau mencari second opinion?
Memasak untuk sehat Pasien kanker terkadang kehilangan nafsu makan mereka akibat obat-obatan atau kondisi psikologis mereka. “Awakening the appetite”, sebuah buku resep untuk pasien kanker Asia, diluncurkan untuk mengatasi semua masalah di atas. Buku ini menampilkan resep-resep hidangan sedap namun tetap sehat yang didesain oleh delapan koki terkenal di Singapura untuk membantu pasien kanker dalam menikmati makanan kembali. Resep-resepnya meliputi sarapan, buah dan sayuran, daging, ikan dan hidangan laut, mi dan bahkan sajian penutup. Buku tersebut juga membahas tentang bahan-bahan makanan sehat dari A-Z, tip perencanaan makan serta informasi yang berguna seputar makanan organik, diet bagi vegetarian dan traditional Chinese medicine (TCM). Buku ini diterbitkan oleh Parkway Cancer Centre (PCC) dan ditulis secara bersama oleh Vivian Pei dan Ahli Gizi Senior PCC Fahma Sunarja. Buku ini dihargai $52.40 dan tersedia di toko buku terkemuka serta di klinik PCC. Hasil penjualan yang diperoleh akan disumbangkan untuk Singapore Cancer Society atau Komunitas Kanker Singapura.