EDISI FEBRUARI-MARET 2009
MEDIA KOMUNIKASI & INFORMASI INDOFARMA GROUP
Merancang Perubahan
Memahami Perpajakan
Annual Meeting PT IGM
Relationship Marketing
Hal. 03
Hal. 07
Hal. 12
Hal. 14
& Customer Relationship Management
Pengantar
MEMACU PERUBAHAN Alhamdulillah kita dapat bertemu kembali pada terbitan OASIS edisi yang ke dua pada 2009 ini . Terbitan kali ini kami fokuskan pada tema tentang perubahan. Tema ini kami angkat untuk ikut memacu atau mendorong perubahan di perusahaan yang kita cintai ini. Rubrik lain seputar aktivitas di lingkungan Indofarma group (termasuk dari IGM) juga kami sajikan, di samping beberapa tulisan lain. Tema perubahan ini kami angkat sebagai upaya penyamaan persepsi segenap warga korporat akan urgensi perubahan serta langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan. Perubahan adalah hal yang niscaya, hampir segala hal telah berubah. Perubahan juga melanda perusahaan kita. Bila dulu di awal berdirinya kita dapat mengandalkan semata-mata dari proyek tender (obat) Pemerintah secara terpusat, maka sejak 2002 dengan adanya UU Otonomi Daerah, kita harus bersaing dengan puluhan perusahaan lain untuk memperebutkan tender di berbagai Daerah Tingkat II (Kabupaten). Terjadilah kenaikan biaya-biaya sehingga revenue menurun drastic, bahkan pada 2002 kita tercatat merugi Rp 59,8 miliar. Bersyukur berbagai langkah perubahan atau perbaikan dari manajemen telah memperkecil kerugian di tahun-tahun berikutnya, bahklan pada 2007 kita telah mendapat profit sekitar Rp 11 miliar. Tetapi perubahan lain terus terjadi, kenaikan nilai kurs dollar di ujung 2008, serta diturunkannya harga obat generik, sementara biaya opersional malah menaik. Hal ini membuat kita harus melakukan perubahan agar perusahaan tetap berlangsung. Maka menjadi concern kita bersama untuk terlibat memacu perubahan di perusahaan kita ini sesuai tugas (peran) kita masing-masing.
Daftar Isi
Mudah-mudahan tema perubahan kali ini dapat lebih menyatukan langkah kita bersama untuk memacu perubahan di perusahaan kita ini. Perubahan yang kita inginkan tentunya perubahan positif, yang menuju ke arah yang lebih baik. Demikian, salam perubahan dan selamat membaca. (Red).
Editorial
Perubahan Sebagai Proses Yang Abadi TOPIK UTAMA
02
Merancang Perubahan
03
Memacu Perubahan, Perspektif Para Manajer
05
PROFIL
PT IGM Jakarta Satu
08
“Kita Butuh Super Team, Bukan Superman” Rahmat Komarudin (Product Manager OTC)
10
WAWASAN
Kiat Berbicara di Depan Publik
12
Relationship Marketing & Customer Relationship Management
14
Pengelolaan Risiko Perusahaan
16
05
06
07
10
16
20
Seputar kita kesehatan
Jam Biologis Tubuh
17
CONGRATULATION
Yang Berulang Tahun di Bulan Februari - Maret 2009
18
ASPIRASI
Tumadi (Bidang Office Support) Joko Suparno (Bidang Teknologi Informasi)
19
Training & Meeting Nasional 2009 Marketing INAF It’s Time to Change
22
Annual Meeting PT IGM
24
Perpanjangan PKB Indofarma
26
Peduli Korban Banjir
27
Pembentukan Tim Tanggap Darurat (T2D) PT Indofarma Tbk
28
NEWS
Memahami Soal Perpajakan (NPWP & SPT Tahunan Orang Pribadi) LINTAS MEDIA
Bahan Obat Bersubsidi Bermerek Dibatasi
20 21
PHARMACIA
Sudahi Kontroversi Puyer, Membuat Masyarakat Bingung
27
HUMOR
28
Editorial KOSASIH (DEWAN REDAKSI)
Penasehat Direksi Corporate Secretary Pemimpin Umum/Penanggung Jawab Guntoro (Corporate Communication) Pemimpin Redaksi Irfan Mohamad Anggota Redaksi Kosasih Ermi Yusnita M.A. Gunawan Alim Kumbang Syaiful Bachri Koordinator Kontributor Djasmin (Kantor Pusat) Suprapto (Serikat Pekerja) M.A. Gunawan (Cabang-cabang) Alamat Redaksi Jl. Indofarma No.1 Cikarang Barat 17530 T: (021) 88323972 Ext. 138 F: (021) 88323972 Email:
[email protected] Desain Tata Letak & Percetakan Sahal Komunika (021) 8294670 IMG (021) 7228638
Perubahan Sebagai Proses yang Abadi Runtuhnya ekonomi Amerika Serikat di tahun 2008 ternyata masih berlanjut sampai tahun 2009 ini. Dampaknya tidak hanya menimpa Amerika Serikat saja namun telah menyebar ke seantero penjuru dunia karena memang peran dan pengaruh Amerika Serikat masih mendominasi dunia. Dunia kini sedang sakit. Dunia sedang mengalami perubahan. Perubahan yang sedang terjadi kini umumnya adalah negatif. Dari media kita mendapatkan informasi bahwa begitu banyak perusahaan yang mengalami kerugian bahkan kebangkrutan. Pemutusan hubungan kerja (PHK) juga terjadi di mana-mana. Diperkirakan tahun 2009 ini akan terjadi 20 juta orang di-PHK di seluruh dunia.
Jika Anda mempunyai komentar berupa saran, kritik, atau pertanyaan tentang Majalah OASIS, segera kirimkan surat Anda ke alamat redaksi OASIS di Indofarma No.1 Cikarang Barat 17530 atau surat elektronik ke alamat email:
[email protected].
Perubahan, entah itu ekonomi, alam, fisik dan sebagainya, adalah sebuah proses yang abadi. Sebuah proses yang sempurna yang didesain oleh yang maha kuasa dan maha bijak. Manusia berubah dari sejak kelahirannya sebagai bayi mungil yang lucu namun tidak berdaya menjadi anak-anak, remaja, manusia dewasa yang cantik dan tampan yang sehat dan akhirnya menjadi tua yang kembali tidak berdaya. Begitu juga ulat yang seringkali dianggap menjijikkan dan mengerikan berubah menjadi kepompong yang tak berdaya namun kemudian berubah lagi menjadi kupu-kupu indah yang menarinari membantu penyerbukan bunga-bunga menjadi buah. Sidoarjo di Jawa Timur yang dulu begitu hidup, indah dan menggeliat kegiatan ekonominya, kini sebagian wilayahnya bersedih karena ditenggelamkan oleh lumpur yang keluar dari dalam buminya sendiri akibat kecerobohan manusia. Semua mengalami perubahan.
Redaksi juga menerima sumbangan tulisan dari seluruh Insan Indofarma Group
Perubahan bisa menuju pada kebaikan atau sebaliknya menjadi kehancuran. Kehancuran
Foto Ist Desain Perwajahan IMG
Ayo Kirim...
maupun kerusakan umumnya terjadi karena ulah manusia yang tidak mengindahkan ketentuan dari yang maha mendesain. Bangkrutnya raksasa Lehman Brothers dan Enron di Amerika Serikat, tenggelamnya sebagian Sidoarjo, gundulnya hutan dan banjirnya kalimantan adalah contoh-contoh perubahan negatif akibat ulah manusia. Lehman Brothers dan Enron tidak berbisnis secara sehat dan jujur serta rakus. Tenggelamnya sebagian Sidoarjo karena mengabaikan profesionalisme dan banjir di sana-sini karena kita merusak keseimbangan termasuk keseimbangan alam. Manusia seringkali lupa bahwa ketika mereka berbuat semaunya seringkali terjadi ketidakseimbangan yang bisa berakibat kerusakan dan fatal. Manusia juga sering lupa bahwa ia harus memelihara keseimbangan hubungan dengan sesama manusia, alam dan tuhannya yang maha mendesain keseimbangan. Bagi Tuhan yang maha mendesain, perubahan yang terjadi juga memperlihatkan kekuasaannya. Dia bisa dengan mudah mempergilirkan kita menjadi mahluk yang baik, kuat maupun indah atau sebaliknya menjadi mahluk yang menjijikan maupun tidak berdaya. Dia bisa dengan mudah mengubah perusahaan kita menjadi maju dan mulia atau bangkrut dan terhina. Lihatlah roda, kadang di bawah kadang di atas. Dia menetapkan takdirnya atas ciptaannya termasuk kita. Namun demikian, kita masih diberi kesempatan melalui ikhtiar (usaha) yang kita lakukan. Jika usaha kita kecil, maka biasanya perubahan juga kecil dan sebaliknya. Perubahan yang baik harus selalu menjadi bagian dari impian, ikhtiar, perjuangan dan doa kita. Yakinlah bahwa Dia maha melihat, adil, pengasih dan penyayang.
Topik Utama OLEH: Irfan Mohamad (PemIMPIN redAKSI OASIS)
MERANCANG PERUBAHAN Di dunia ini tidak ada yang lestari, segalanya bisa berubah, dari muda menjadi tua, dari kondisi sehat menjadi sakit, dari musim kemarau menjadi musim hujan, dan sebagainya. Oleh karena itu diperlukan kesiapan kita untuk menghadapi segenap perubahan itu, kita harus mampu menyesuaikan diri dengan segala perubahan sehingga setiap perubahan menjadi hal yang positif. Kita bisa dikatakan siap menghadapi perubahan cuaca bilamana kita sudah membekali diri dengan payung, peribahasa “sedia payung sebelum hujan” merupakan peribahasa bijak yang dapat kita perluas maknanya, seperti: siapkan tabungan sebelum bangkrut, siapkan diri sebelum pensiun, lakukan segera pekerjaan tanpa menunda, siapkan perencanaan kerja secara antisipatif, dan seterusnya.
| FEBRUARI - MARET 2 0 0 9
3
Topik Utama
memacu perubahan organisasi
Perubahan-perubahan juga melanda Perusahaan kita, Indofarma. Bila dulu kita bisa hidup dari memenuhi tender-tender obat dari pemerintah (pusat) secara massal, maka sejak tahun 2001 (dengan munculnya UU Otonomi Daerah) kondisi itu sudah berubah. Kini kita harus bersaing dengan banyak perusahaan farmasi kecil untuk mendapat tender obat di daerah-daerah. Maka terjadilah peningkatan biaya-biaya sehingga revenue kita menjadi merosot, bahkan kita tercatat merugi Rp. 59,8 miliar pada 2002. Berbagai masalah yang berkaitan juga mucul serentak seperti HPP kita yang kurang kompetitif, kurangnya produk-produk baru (inovatif), kurangnya modal kerja kita, dan sebagainya. Kini kita harus berubah bila kita ingin perusahaan kita ini tidak punah. Alhamdulillah berbagai langkah perubahan atau perbaikan yang dilakukan manajemen telah memperkecil kerugian kita, bahkan pada 2007 kita telah memperoleh laba Rp. 11 miliar.
arah (untuk mencari umpan balik), serta memerlukan pengulangan agar tertanam di benak segenap warga organisasi. Selanjutnya tahap ke lima adalah memberdayakan atau melibatkan sebanyak mungkin orang untuk melakukan tindakan. Perubahan tentunya memerlukan dukungan segenap warga organisasi dengan cara memberdayakannya untuk melakukan tindakan sekaligus menghilangkan berbagai hambatan yang ada. Hambatan yang mungkin ada dan perlu diatasi antara lain hambatan struktural berupa hambatan karena belum cocoknya struktur organisasi yang ada dengan visi. Hambatan lainnya adalah hambatan sistem yaitu belum cocoknya sistem (terutama sistem manajemen pengembangan SDM) dengan visi. Hambatan lainnya adalah adanya orang/pejabat yang belum mau untuk berubah, di sini diperlukan dialog yang jujur untuk menimbulkan kesadaran.
Meskipun sudah ada sedikit pemulihan, kita tetap harus melakukan perbaikan agar kita dapat terus bertahan dan dapat meningkatkan performa kita secara signifikan. Modal pertama berupa semangat untuk terus bertahan dan berkembang telah kita punyai. Akan tetapi modal semangat saja tidak cukup, diperlukan seperangkat konsep kerja yang sistematis dalam mengelola perubahan serta mencapai keberhasilan dalam mengelola perubahan tersebut.
Tahap ke enam adalah perlu adanya bukti output atau pencapaian target jangka pendek. Untuk itu tentu diperlukan rencana aksi yang terkontrol. Bukti adanya output keberhasilan pencapaian jangka pendek akan mampu menjadi pendorong bagi perubahan kecil lainnya dan akan mempertebal kepercayaan diri yang mendorong tercapainya suatu perubahan yang lebih besar.
Di sini kita dapat memetik pandangan ahli manajemen John P Kotter, bahwa agar berhasil dalam mengelola perubahan diperlukan delapan tahapan kerja sistematis yang perlu dilakukan. Delapan tahap itu terdiri dari 1. Menetapkan makna urgensi perubahan. 2. Menciptakan tim pengarah. 3. Mengembangkan visi dan strategi. 4. Mengkomunikasikan visi perubahan. 5. Melibatkan banyak orang untuk melakukan tindakan. 6. Menghasilkan output jangka pendek. 7. Mengkonsolidasikan pencapaianpencapaian dan menghasilkan lebih banyak perubahan. 8. Melembagakan praktek-praktek baru dalam budaya (kultur) baru organisasi.
Tahap ke tujuh adalah mengkonsolidasikan pencapaian dan menghasilkan lebih banyak perubahan. Hal ini perlu dilakukan berhubung perubahan suatu sistem yang saling berkaitan memerlukan perubahan secara menyeluruh dan menjadi suatu kerja besar untuk mencapai hasil yang diinginkan. Keberhasilan dalam perubahan yang kecil (di sebuah sektor) perlu segera dialirkan untuk memicu perubahan kecil lainnya yang terkait di sektor lain. Tentu dalam setiap langkahnya diperlukan waktu, energi, dan proses yang berkelanjutan. Di sinilah diperlukan sosok pemimpin yang berperan sebagai pengarah agar perubahan terfokus menuju sasarannya.
Tahap pertama yaitu menetapkan makna urgensi adalah menentukan alasan mengapa kita perlu melakukan perubahan. Dengan memiliki alasan yang punya urgensi tinggi untuk perlunya melakukan perubahan, organisasi akan membuat kebijakan dan praktek-praktek terbaru untuk menciptakan performa terbaik. Adanya urgensi yang tinggi yang didorong lingkungan internal maupun eksternal akan menjadi pijakan bahwa organisasi memang dituntut berubah, bahwa tanpa ada perubahan, organisasi terancam punah.
Tahap terakhir atau puncaknya adalah mencanangkan praktek-praktek baru dalam budaya (kultur) organisasi. Praktek-praktek operasional yang berhasil dilakukan selama proses perubahan harus tertanam dengan kukuh dalam kultur organisasi sehingga menjadi pedoman segenap warga organisasi. Dengan demikian proses perubahan yang ada akan menggeser kultur yang lama yang tidak cocok lagi dengan dengan kultur baru yang lebih mengacu pada perwujudan visi. Namun terkadang satusatunya cara untuk merubah kultur adalah dengan mengganti pelakupelaku utama, tetapi proses penggantian itu caranya harus benar-benar dengan pendekatan baru agar tidak memicu sikap apriori yang cenderung mengarah ke kultur lama.
Tahap ke dua adalah membentuk tim pengarah. Ada empat karakteristik tim pengarah, yaitu pertama, kekuatan posisi, bahwa anggota tim terdiri dari para pelaku kunci dalam organisasi. Kedua, keahlian, bahwa anggota tim memiliki kompetensi, ke tiga, anggota tim memiliki kredibilitas, bahwa anggota tim punya reputasi kerja yang baik sehingga pernyataannya akan diperhatikan, ke empat, kepemimpinan, bahwa anggota tim punya jiwa kepemimpinan dalam mendorong atau memacu perubahan. Tahap ke tiga adalah mengembangkan visi dan strategi. Sebuah visi mengacu pada gambaran atau cita-cita organisasi di masa depan dengan beberapa penjelasan implisit dan eksplisit tentang mengapa orang harus berusaha keras untuk menciptakan masa depan dalam visi tersebut. Visi yang efektif memiliki enam unsur yaitu jelas menggambarkan organisasi di masa depan, menarik, realistis, terfokus, fleksibel, dan dapat dikomunikasikan. Tahap ke empat adalah mengkomunikasikan perubahan. Gagasan tentang visi yang telah ditetapkan di atas harus menyebar atau dimengerti semua elemen organisasi dalam waktu sesegera mungkin. Untuk itu visi perlu dikomunikasikan dengan secara sesederhana mungkin, secara dua 4
| F E B R U A RI - MARET 2009
Tahap puncak (akumulasi) berupa pencanangan praktek-praktek baru dalam kultur organisasi ini baru terwujud bila kita mencapai keberhasilan dalam setiap langkah di atas yang dimulai dengan langkah pertama. Ringkasnya untuk mencapai keberhasilan dalam perubahan kita harus melewati tahap-tahap: berhasil menetapkan urgensi, menciptakan tim pengarah, mengembangkan visi dan strategi, mengkomunikasikan visi, memberdayakan banyak orang untuk bertindak, menghasilkan bukti output jangka pendek yang berkelanjutan, mengkonsolidasikan pencapaianpencapaian, dan menghasilkan lebih banyak perubahan. Di atas itu semua tentunya diperlukan sosok pemimpin yang kuat yang mampu memacu, mengawal dan mengarahkan perubahan secara simultan, terintegrasi dan dengan kebersamaan. Betapapun beratnya dalam melakukan perubahan kita tetap optimis, bahwa kita telah dibekali berbagai potensi oleh Tuhan yang memungkinkan kita untuk melakukannya. Mencapai keberhasilan dalam perubahan memang tidak mudah, penuh tantangan, tetapi mungkin, dan harus!
Topik Utama
MEMACU PERUBAHAN, PERSPEKTIF PARA MANAJER
Perubahan adalah keniscayaan yang terus berlangsung, hampir segala sesuatu telah berubah. Di dunia politik nasional telah ada perubahan dari Orde Baru ke Orde Reformasi, implikasi perubahan politik itu juga berdampak di sektor ekonomi. Undang-undang tentang Otonomi Daerah yang diberlakukan pada 2002 misalnya berdampak pada aktivitas dunia usaha. Perusahaan kita, Indofarma terkena dampak adanya UU Otonomi Daerah. Pangsa pasar yang semula tersentralisasi serta tinggal kita penuhi menjadi harus diperebutkan dengan persaingan di setiap Kabupaten. Biaya-biaya operasional otomatis naik, dan mempengaruhi performa perusahaan. Kita ingat Indofarma pernah merugi di 2002, perbaikan terus dilakukan dan belakangan di 2007 kita mulai membukukan keuntungan Rp11 miliar. Meski sudah ada sedikit perbaikan internal, tetapi perubahan-perubahan lainnya juga terus berlangsung yang berdampak pada perusahaan kita. Belakangan pada ujung 2008 naiknya kurs dollar membuat modal kerja membengkak, sementara harga obat generik masih dikendalikan oleh pemerintah. Kita tidak tahu perubahan apa lagi yang akan terjadi, entah di sektor ekonomi maupun di sektor regulasi semuanya mungkin berubah. Maka agar kita tidak dilindas oleh perubahan, kita harus menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Menyesuaikan diri bermakna merubah perusahaan kita agar tetap relevan atau menjadi tetap dibutuhkan di tengah perubahan yang berlangsung. Tanpa kesiapan untuk berubah, maka keberlangsungan perusahaan akan terancam, kepunahan bukanlah hal yang mustahil. . Untuk melakukan perubahan korporasi tentunya memerlukan konsep kerja secara integral dari segenap Bidang kerja. Konsep perubahan dari level pimpinan atas (Direksi) secara umum kiranya telah kita fahami. Agar lebih rinci diperlukan pemahaman konsep perubahan dari pimpinan level tengah (Manajer). Untuk itu Redaksi melakukan perbincangan dengan beberapa Manajer mewakili Bidang kerjanya. Mereka adalah Eko Dodi Santosa (Manajer Pemastian Mutu, Direktorat Produksi), Fudoli (Manajer Pemasaran OTC, Direktorat Pemasaran), dan Dadang Mulyana (Manajer SPI). Berikut cuplikan konsep-konsep mereka dalam memacu perubahan korporasi. Eko Dodi Santosa (Manajer Pemastian Mutu): Perlu Strategi Penataan Portofolio Produk Mengawali pembicaraan saat ditemui di ruang kerjanya, Manajer Pemastian Mutu Eko Dodi Santosa, menuturkan urgensi melakukan perubahan berhubung kondisi lingkungan yang terus berubah. Seperti saat ini adanya resesi ekonomi global yang mengakibatkan kontradiksi, di satu sisi harga Dollar meninggi, sehingga kita membutuhkan modal kerja yang juga naik, tetapi di sisi lain pemerintah malah menetapkan harga obat (generik) yang cenderung diturunkan. Kita harus melakukan perubahan supaya perusahaan ini tetap tidak terkena dampak negatif serta dapat terus berlangsung proses bisnisnya. Untuk itu tutur Eko Dodi, pertama-tama kita lakukan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, & Threat) guna menghadapi perubahan
Eko Dodi Santoso, Manajer QA
lingkungan tersebut. Kita lakukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman sehingga kita bisa memunculkan dan mengimplementasikan strategi yang cocok untuk menghadapi perubahan lingkungan itu. Menurutnya, strategi yang cocok adalah kita harus menata portofolio produk kita, dengan berfokus pada produk-produk yang memberikan profit lebih baik. Strategi penataan portofolio itu menurut Eko Dodi mirip dengan cara kita untuk mendapatkan bahan baku (BB) yang lebih murah, di mana saat ini kita telah memiliki daftar produsen resmi BB sehingga kita dapat memilih bahan yang lebih murah. Hal itu harus kita terapkan juga untuk Produk Jadi. Di sini kita dapat bekerjasama dengan anak perusahaan (PT IGM) untuk mendapatkan daftar produsen resmi untuk produk jadi, sehingga untuk supply produk yang selama ini merugi dapat kita carikan produsen lain yang harganya lebih kompetitif dan kita bisa audit produsen tersebut untuk menjamin kualitas produknya. Penataan portofolio produk ini tentunya diharapkan akan menghemat penggunaan modal kerja yang terlau tinggi sehingga akan mengurangi beban bunga bank serta beban yang ditimbulkan dari produk-produk yang merugi. Strategi fokus pada penataan portofolio ini juga harus kita lakukan pada kondisi saat ini, saat kapasitas produksi kita berkurang sebagai dampak dari renovasi gedung produksi utama. Saat ini kita harus melakukan toll manufacturing, tetapi betapapun toll manufacturing itu tentu tidak akan sama tingkat kontrolnya bila kita memproduksi sendiri, berhubung perusahaan toll manufacturing itu memiliki rencana produksi dan target marketing sendiri sehingga mungkin produk kita tidak diprioritaskan. Bila kita sudah melakukan penataan portofolio produk maka kalaupun kita melakukan toll manufacturing kita dapat memilah-milah produk-produk apa saja yang layak kita lakukan toll, tentunya dengan berbasis pada produk mana yang menguntungkan dan mana yang tidak. | FEBRUARI - MARET 2 0 0 9
5
Topik Utama
perubahan
Ditambahkan Eko Dodi bahwa kita tahu bahwa salah satu penyebab profit kita turun adalah karena HPP beberapa produk itu lebih tinggi dari harga jualnya. Untuk mengatasi masalah tersebut kita harus melakukan kerjasama dengan produsen-produsen lain yang bisa menyuplai produk yang apabila kita produksi sendiri mengalami kerugian. Kerjasamanya itu tentu kita lakukan dengan berbasiskan strategi penataan portofolio produk tersebut. Eko Dodi menambahkan apabila kita ingin meningkatkan kinerja perusahaan, ada dua hal harus dilakukan dari sisi marketing. Pertama kita harus meningkatkan penjualan rata-rata kita ke outlet, kemudian yang kedua kita harus membuka outlet baru. Untuk itu tentunya perlu dilakukan antara lain riset pasar sehingga kita menjadi antisipatif terhadap produkproduk yang dibutuhkan pasar, tidak sekedar menjadi follower pada produk-produk yang telah berkibar. Untuk mengukur keberhasilan dua hal ini harus dimasukkan dalam Key Performance Indicator (KPI). Oleh karena itu saat ini ia bersama-sama tim kerja telah menyusun KPI untuk semua Bidang kerja. Menurut Eko Dodi di Bidang Produksi (internal manufacturing) juga harus kita perbaiki untuk mendukung marketing dalam bentuk bagaimana kita menyediakan produk dengan kualitas yang bagus, dengan cepat dan tepat penyelesaian produk tersebut, serta harga jual produk yang lebih kompetitif. Langkah – langkah yang harus dilakukan untuk memperbaiki internal manufacturing antara lain menurunkan lead time produksi kita yang masih panjang, semakin panjang leadtime maka semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan. Karena itu menekan lead time produksi amat urgen untuk menurunkan HPP kita dan dengan begitu kita berpeluang untuk memperoleh margin (profit) yang lebih baik. Pada akhirnya Eko Dodi menegaskan pentingnya peran SDM (karyawan) dalam mendukung segenap perubahan yang dibuat manajemen. Betapapun bagusnya sistem, struktur, dan strategi perubahan bila tidak didukung oleh karyawan yang kompeten, mau dan mampu tentunya akan menjadi kemacetan. Fudoli (Manajer Pemasaran OTC): Perbesar Pasar Reguler Fudoli, Manajer Pemasaran OTC, menjelaskan bahwa dalam melakukan perubahan, yang pertama harus dilakukan adalah perubahan perilaku dengan mengembangkan sikap positif, artinya kita jangan alergi terhadap ide perubahan dari manapun. Kemudian yang kedua, perubahan budaya kerja kita ke arah yang lebih sesuai dengan tantangan, meliputi cara pandang kita terhadap mitra kerja internal (kolektivitas) maupun pihak eksternal (yaitu pasar dan pelanggan). Soal budaya kerja, ia berpendapat yang harus diperbaiki adalah perlunya peningkatan kesadaran bahwa semua Bidang kerja terkait satu sama lain. Untuk itu komunikasi antara masing-masing Bidang harus terjalin baik sehingga mudah menyelesaikan masalah yang ada. Terakhir, yang ke tiga, ujar Fudoli bahwa kita harus banyak belajar dengan pihak lain yang berhasil dalam melakukan perubahan, prinsipnya bila orang lain bisa (berhasil), mengapa kita tidak? Fudoli juga menegaskan bahwa yang paling terpenting dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik adalah komitmen dan konsisten dalam menjalankan perubahan tersebut. Fudoli berpendapat apabila kita ingin melakukan perubahan agar perusahaan kita ini dapat tumbuh, hal utama yang harus dilakukan adalah kita mengidentifikasi kekuatan-kekuatan yang kita miliki, selanjutnya fokus pada pengembangan kekuatan tersebut. Fudoli melihat bahwa saat ini perusahaan kita masih bergantung cukup besar terhadap tender proyek pemerintah (Askeskin, PKD, P2M Depkes, dll). 6
| F E B R U A RI - MARET 2009
Fudoli, Manajer OTC
Ketergantungan kita pada pasar tender yang amat besar sampai saat ini, berdampak pada relatif kecilnya profitabilitas perusahaan dengan mengandalkan pada kapasitas pabrik kita yang besar. Hal itu berhubung produk yang kita hasilkan untuk pasar tender itu umumnya obat generik yang harganya diatur oleh Pemerintah, sementara biaya operasional (modal kerja, gaji dll) cenderung terus meningkat. Oleh karena itulah kita harus terus kembangkan pasar regular agar kita bisa mendapat profit yang lebih besar. Pengembangan ke pasar regular harus menjadi target utama, karena kemampuan sebuah perusahaan diukur dengan keberhasilannya bersaing di pasar regular. Dalam mengembangkan pasar regular yang harus kita miliki adalah kompetensi, konsistensi dan kemampuan bertahan, karena pasar regular merupakan pasar terbuka di mana semua pihak bisa bermain di sana. Untuk merambah ke pasar regular Fudoli bersama tim Pemasaran sudah melaksanakan market plan dan product plan dengan melakukan rejuvenation (revitalisasi) dan relaunching (peluncuran ulang) produk. Revitalisasi ditujukan untuk membangkitkan produk-produk “tidur”, yang sebenarnya memiliki potensi pasar yang bagus, seperti Probagin dan Prorhoid. Sedangkan untuk meningkatkan exposure dilakukan dengan cara re-design (mendisain ulang) produk sehingga product appear display lebih menonjol. Mengenai kendala yang ada dan bagaimana cara mengatasinya dalam mengembangkan pasar, baik pasar tender maupun pasar regular, Fudoli punya resep. Untuk pasar tender yang komponennya obat generik di mana harganya diatur oleh pemerintah, maka agar diperoleh keuntungan yang lebih besar maka kita harus menciptakan “cost leadership” artinya biaya operasional pembuatan produk tersebut harus betul-betul efisien sehingga menekan HPP (Harga Pokok Produksi). Ia mengingatkan bahwa obat generik itu termasuk dalam kelompok komoditi, yang amat menentukan adalah HPP nya, siapa yang punya HPP lebih rendah maka dia yang akan punya profit lebih. Sedangkan untuk pasar reguler yang komponennya produk OTC dan Branded, di mana kita harus mengeluarkan biaya (investasi promosi) yang cukup besar untuk mempromosikan produk tersebut, serta dalam keterbatasan biaya, maka bisa disiasati dengan cara melakukan strategi umbrella product (extension product). Strategi extension product ini adalah memperluas segmen pasar, misalnya produk Biovision kita perluas segmen pasarnya ke anak-anak, pelajar dan orang tua, masing-masing segmen disasar dengan Biovison dengan disertai tambahan nama sesuai segmen masing-masing, dengan demikian fokus promosi dapat memperkuat brand awarness sekaligus menciptakan corporate awarness di pasar.
Dadang Mulyana (Manajer SPI): SPI Siap Mengawal Perubahan Mengenai perubahan yang terjadi, Dadang menjelaskan bahwa belakangan ini nilai kurs rupiah terhadap US Dollar melemah/turun, sehingga menyulitkan manajemen khususnya Bidang Keuangan terutama dalam hal membayar kewajiban kepada pihak ketiga (seperti ke pemasok). Meskipun demikian, pihak manajemen tetap berusaha untuk memprioritaskan memenuhi kewajibannya kepada karyawan. Perubahan kondisi di atas ditambah perubahan-perubahan lainnya tentu menuntut kita untuk melakukan perubahan sesuai dengan bidang tugasnya masingmasing agar perusahaan yang kita cintai tetap berdiri dan mampu menghasilkan laba yang diharapkan oleh stakeholder-nya. Dadang Mulyana, Manajer SPI
Dalam kaitan ikut mendorong perubahan, Dadang menjelaskan peran SPI mengikuti konsep PDCA (Plan, Do, Control, Action), dalam hal ini SPI berada di posisi control, SPI berfungsi mengontrol (mengevaluasi) apakah pelaksanaan operasional sudah sesuai dengan yang direncanakan dan dengan pedoman/prosedur yang berlaku. Secara umum SPI berperan untuk memberikan jaminan yang memadai dalam mencapai tujuan perusahaan, yakni efektifitas dan efisiensi operasi, keandalan laporan keuangan, serta ketaatan pada kebijakan, pedoman/prosedur, peraturan/ regulasi yang berlaku.
sangat tergantung kepada pembayaran dari IGM baik yang bersumber dari penjualan regular maupun tender dari Pemerintah. Proporsi penjualan tender lebih dari 60% dari total penjualan yang selama ini realisasi penjualan dan pembayaran tender tersebut baru terwujud pada semester dua. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan dana untuk pembiayaan kegiatan operasional perusahaan yang terjadi pada semester satu menjadi sangat tergantung kepada kredit modal kerja dari pihak Bank dengan batas maksimal plafon tertentu.
Dadang menambahkan, selain berfungsi mengontrol, peran SPI juga dapat berperan sebagai mediator apabila terjadi pertentangan kepentingan antar bidang dalam menerapkan suatu kebijakan atau prosedur dan sebagai konsultan untuk mengusulkan perubahan prosedur dan perencanaan apabila terjadi perbedaan yang signifikan antara prosedur dan rencana dengan pelaksanaan di lapangan. Apabila sebuah rencana atau prosedur kerja tidak bisa dilaksanakan karena kondisi yang tidak mendukung atau mengalami perubahan, maka seyogyanya rencana atau prosedur tersebut dimungkinkan untuk disesuaikan/dirubah dengan keadaan saat ini. Dalam kaitan ini, SPI siap membantu mengatasinya dengan memberikan solusi secara obyektif bila timbul permasalahan seperti itu, contohnya adalah dengan memberikan usulan perlu tidaknya merubah rencana atau prosedur tersebut.
Untuk mengatasi hal di atas, Dadang berpendapat bahwa kredit modal kerja tersebut agar diatur penggunaannya seefisien dan seefektif mungkin agar keuntungan yang diperoleh tidak sekedar untuk membayar bunga pinjaman modal kerja tersebut. Langkah berikutnya adalah memaksimalkan penjualan di sektor reguler agar dapat memenuhi kebutuhan dana di semester awal dan memfokuskan menjual produkproduk yang bermargin profitnya besar. Dadang menambahkan saat ini sudah dibuat MoU antara Indofarma dengan IGM yang intinya adalah IGM harus membantu Indofarma agar ketersediaan cashflow dananya lancar seperti pengaturan jangka waktu jatuh tempo pembayaran penjualan reguler dan pengaturan pembayaran back to back untuk penjualan tender, juga dalam MoU tersebut sudah diatur adanya denda bila IGM terlambat melakukan pembayaran kepada Indofarma.
Pada kesempatan ini Dadang menghimbau kepada manajer Bidang masing-masing, agar lebih aktif dalam menyikapi perubahan yang terjadi di lingkup tugasnya masing-masing dan segera menyesuaikan prosedur dan rencana yang mungkin sudah tidak aplikatif lagi dengan kondisi di lapangan saat ini dan masa yang akan datang. Menurutnya lingkungan selalu berubah, apabila kita tidak menyesuaikan dengan perubahan itu maka kita akan terlindas sendiri oleh perubahan itu, sehingga tidak berdaya untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
Dalam kaitan di atas, Dadang sepakat perlunya melakukan penataan kembali portofolio produk Indofarma, dengan berfokus memproduksi obatobat yang margin profitnya tinggi. Namun, di samping itu kita juga harus tetap melihat permintaan pasar, hal ini untuk menghindari kita membuat produk yang margin profitnya tinggi tetapi permintaan pasarnya sudah jenuh atau cenderung menurun dan tidak ada. Di sini peran komunikasi antar Bidang terkait menjadi sangat penting dalam penataan portofolio produk. Diperoleh informasi dari pihak manajemen bahwa Bidang Akuntansi dan Keuangan yang bertugas menetapkan Harga Pokok Produksi (HPP) akan melakukan perubahan metode dalam penghitungan HPP tersebut, sehingga diharapkan HPP produk kita dapat lebih kompetitif. Dalam kaitan ini SPI berperan untuk mengawasi pelaksanaan metode penghitungan HPP tersebut.
Dalam kaitan peran SPI Indofarma terhadap PT IGM, Dadang menjelaskan bahwa peran SPI pada IGM adalah sesuai dengan isi di dalam audit charter yang telah disepakati bahwa SPI Indofarma sebagai tenaga ahli komisaris IGM yang dapat melaksanakan audit terhadap IGM. Namun, dalam pelaksanaan audit IGM, SPI berkoordinasi dengan pihak internal auditor (SPI) IGM, agar tercipta panduan audit yang seragam dan tidak terkesan tumpang tindih dalam melakukan audit ke cabang-cabang IGM. Setelah itu kami melaporkan hasilnya kepada manajemen IGM dengan tembusannya kepada Direksi Indofarma selaku Komisaris IGM, agar manajemen IGM dapat segera menindaklanjuti bila ditemukan masalah. Mengenai perlunya kelancaran ketersediaan dana cashflow (aliran uang) Indofarma, Dadang menjelaskan, bahwa cashflow itu harus dilihat dari struktur fundamental keuangan kita yaitu unsur penerimaan dan unsur pengeluarannya. Dari unsur penerimaan dana, sebesar lebih dari 90%
Mengenai program kerja SPI 2009, Dadang menjelaskan bahwa SPI sudah menetapkan obyek audit untuk melakukan pemeriksaan terhadap beberapa cabang IGM dan bidang di Indofarma sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunannya. Namun, saat ini SPI sedang mendapat tugas khusus dari manajemen untuk melaksanakan inventarisasi Aktiva Tetap, karena permasalahan tersebut selalu menjadi perhatian pihak auditor eksternal (Kantor Akuntan Publik dan Badan Pengawas Keuangan). Dadang berharap nantinya untuk pengelolaan Aktiva tetap tersebut dapat difasilitasi dengan sistem komputerisasi (modul Azec), sehingga lebih mudah dilaksanakan oleh Bidang yang ditunjuk. (AK/IM) | FEBRUARI - MARET 2 0 0 9
7
Profil
Profil
PT IGM Jakarta Satu PT Indofarma Global Medika (IGM) adalah anak perusahan dari PT Indofarma Tbk yang bergerak di bidang trading dan distribusi. Dengan jalur distribusinya yang meluas di tanah air, maka PT IGM secara dinamis meningkatkan performanya dari tahun ke tahun. Jumlah cabang yang mencapai 30 kantor, dari Aceh hingga Papua, menjadi andalan dalam merambah pasar farmasi di tanah air dan memenangkan kompetisi. Dari mulai pendiriannya di tahun 1996, hingga sekarang, PT IGM menjadi andalan perusahaan induk dalam mendistribusikan produk-produk Indofarma. Salah satu kantor cabang PT IGM yang sempat kami wawancari lewat surat adalah Cabang Jakarta 1. Kantor yang berlokasi di komplek kantor pusat PT IGM di Jl. Tambak ini dinahkodai oleh Heri Purwanto sebagai Kepala Cabang. Berikut hasilnya. Bagaimana pencapaian sales PT IGM Jakarta 1 Tahun 2008? Pada tahun 2008 bila di bandingkan antara realisasi dengan target mencapai 93%, dimana realisasi sales sebesar Rp. 28.791.554,-. Bila dilihat dari pencapaian sales 2008 dibandingkan dengan sales 2007, IGM
8
| F E B R U A RI - MARET 2009
Jakarta 1 mengalami pertumbuhan positif sebesar 9%. Kontribusi sales terbesar disumbang dari penjualan produk INAF Rp. 25.776.274,- atau setara 89,53 % dari pencapaian 2008, sedangkan untuk non INAF Rp. 3.015.280,- atau setara 10,47 %. Berdasarkan kategori produk, kelompok produk yang masuk target hanya di 2A+Inamox sebesar 130 % dan kelompok produk OTC sebesar 118 %. Sedangkan kelompok produk yang mengalami pertumbuhan bila dibandingkan sales 2008 dengan 2007 adalah produk OGB Non 2 A sebasar 7 % dan OTC 78 %. Bagaimana kinerja PT IGM Jakarta 1? Pencapaian hasil kinerja IGM JKT 1 tahun 2008 secara umum relatif cukup baik, karena sales di tahun 2008 masih memberikan pertumbuhan yang positif dibandingkan dengan sales 2007, dan ini juga bisa dilihat dari tingkat produktifitas karyawan di masing-masing bagian terkait yang mengalami peningkatan. Beberapa indikator peningkatan itu antara lain di gudang tidak ada lagi barang ED yang tidak terkontrol dan tidak terjadi adanya barang selisih, tidak ada bad debt (piutang macet) semua tagihan ke relasi
atau pelanggan bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk urusan dengan pelanggan, pengantaran barang ke pelanggan pada hari yang sama. Dari aspek internal, produktifitas salesman meningkat, dari rata-rata Rp 75 juta, saat ini sudah mencapai di atas Rp 100 juta. Apa saja target PT IGM Jakarta 1 di tahun 2009? Guna mencapai target tahun ini, maka kami akan menjalankan beberapa langkah yang sudah ditetapkan kantor pusat. Beberapa langkah itu adalah membangun brand image IGM di mata pelanggan agar lebih dikenal. Menciptakan pola team work yang solid, meningkatkan penjualan, baik di segmen apotik, rumah sakit dan PBF. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi antara tim Jakarta 1 dengan tim principal, menjadikan IGM Jakarta 1 sebagai perusahaan distribusi yang tangguh dan berdaya saing. Yang lain adalah, meningkatkan service ke pelanggan, meningkatkan coverage outlet di segmen toko obat dan modern market. Dan tak ketinggalan, membina hubungan baik kepada relasi Pareto. Apa strategi PT IGM Jakarta 1 di Tahun 2009? Menurut kami, strategi yang perlu diterapkan adalah, setiap karyawan harus memiliki komitmen kerja yang tinggi, meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan pareto dan rumah sakit. Selain perlu juga untuk selalu meningkatkan coverage produk OGB, koordinasi antara cabang dengan kantor pusat, meningkatkan kualitas pelayanan dan pengantaran barang kepada pelanggan.
Bisa jelaskan konsep Anda dalam pengelolaan SDM agar selalu bekerja prima? Karena Sumber Daya Manusia adalah salah satu asset penting perusahaan, maka konsep kami dalam pengelolaannya adalah dengan mengembangkan beberapa aspek guna meningkatkan mutu SDM kami. Antara lain bahwa karyawan harus memiliki komitmen dan tanggungjawab, menjungjung good attitude, memberikan training sebagai pembekalan skill mereka, dan mengajarkan disiplin. Selain itu kami juga memperhatikan kompetensi dari masing-masing personil kami, serta reward dan punishment juga kami berlakukan disini. Konsep Anda tentang hubungan kerja yang sinergis antara IGM dan Indofarma? Menurut saya, karena kita adalah institusi bisnis yang professional, maka koordinasi dan pertukaran informasi sangatlah penting, harus intens. Selain itu guna mendukung proses bisnis di lapangan, mesti sepaham atas SOP yang telah disepakati bersama.
DAFTAR CABANG PT INDOFARMA GLOBAL MEDIKA 1.
Jakarta Satu, Kepala Cabang: Heri Purwanto
2.
Jakarta Dua, Kepala Cabang: Toni Kurniawan
3.
Bekasi, Kepala Cabang: Anung Satriyo Nugroho
4.
Tangerang, Kepala Cabang: Arpen Asnawi
5.
Bandung, Kepala Cabang: Ary Yudiarto
6.
Medan, Kepala Cabang: Dian Eka Putra
7.
Semarang, Kepala Cabang: Budi Santoso
8.
Surabaya, Kepala Cabang: Asep Budi Satria
9.
Denpasar, Kepala Cabang: Junkhairi
10. Malang, Kepala Cabang: Sigit Prasoja 11. Manado, Kepala Cabang: Ramon L. Pakaya 12. Padang, Kepala Cabang: Sutrisno 13. Palembang,
Apa saran-saran Anda untuk segenap insan IGM dan Indofarma? Karena kita adalah sebuah keluarga besar, maka Unity adalah benang merah atas semuanya. Masing-masing kita harus mendukung dan mengingatkan demi tercapainya tujuan bersama. Saya dan kita semua, mesti meningkatkan kreativitas, bahkan inovasi perlu dilakukan. Sama-sama berkomitmen untuk mencapai target, bekerja secara professional dan meningkatkan kompetensi kita masingmasing. Dan yang paling penting, dalam menghadapi pasar bebas, kita harus siap menghadapi tantangan dan perubahan yang jelas-jelas sudah ada di depan mata kita. (gunt)
Kepala Cabang: Wahyu Dewantara 14. Pekanbaru, Kepala Cabang: Basirudin 15. Makassar, Kepala Cabang: Octavianus M. Sappang 16. Yogyakarta, Kepala Cabang: Bobby Kuncoro 17. Lampung, Kepala Cabang: Shohib Tamim 18. Banjarmasin, Kepala Cabang: M. Wildan 19. Batam, Kepala Cabang: Anri Syarif Latief 20. Cirebon, Kepala Cabang: Sujud Ansori 21. Bogor, Kepala Cabang: Bambang Awang 22. Samarinda, Kepala Cabang: Adril Syafei 23. Banda Aceh, Kepala Cabang: Ismail 24. Pontianak,
Heri Purwanto Tempat, Tanggal Lahir SMA Kampus & Jurusan Bergabung di IGM Hobi Nama Istri Nama Anak Motto Hidup
: Jakarta, 27 Mei 1964 : SMA Negeri 43 Jakarta : Universitas Krisna Dwi Payana / Management : 2003 : Jalan-jalan, Sepakbola : Elly Yuliarsih : Yudha Prasetyo, Salsabilla Dhana Safira : Jika Anda takut gagal, Anda tidak akan pernah sukses
Kepala Cabang: Didik Murdiyanto 25. Purwokerto, Kepala Cabang: Purwanto 26. Papua, Kepala Cabang: Andi Abdi 27. Jambi, Kepala Cabang: Sukatwan 28. Solo, Kepala Cabang: Agung Wibowo 29. Mataram, Kepala Cabang: Andi Purnama 30. Kupang, Kepala Cabang: M. Syukri a.
Area Bangka Belitung: Yudhistira Aria
b.
Area Bengkulu: Mikri Hadiwijaya
| FEBRUARI - MARET 2 0 0 9
9
Profil
“Kita Butuh Super Team, Bukan Superman”
Rahmat Komarudin (Product Manager OTC)
Rubrik profile OASIS kali ini adalah Rahmat Komarudin, Product Manager Pemasaran OTC Indofarma. Sosok yang selalu selalu terlihat energik dan penuh humor ini sedang “naik daun” belakangan ini. Berikut cuplikan wawancara kami di ruang kerjanya di Cibitung pada awal Februari lalu. Rahmat Komarudin yang lahir di Sumedang ini telah berkeluarga dan telah dianugerahi dua orang anak. Putra pertamanya saat ini duduk di bangku SDIT Al Falah dan yang kedua seorang putri yang duduk di bangku TK Islam Al Rahman. Saat ini ia sekeluarga bermukim di Villa Dago BSD Tangerang. Penggemar musik pop dan bulutangkis ini sangat bangga dengan kota kelahirannya Sumedang, terlebih dengan falsafah kota Sumedang yang selalu menjadi inspirasi dalah hidupnya. “Sumedang tandang nyandang kahayang. Yang kalau diartikan Kalau kita punya kemauan maka kita harus berani untuk berbuat, harus berani melakukan action”, begitu menurutnya dengan penuh semangat. Dalam hal pendidikan, Rahmat (panggilan akrabnya), berkeyakinan tidak ada istilah berhenti untuk terus belajar. Pengagum film “Laskar Pelangi” ini setelah menyelesaikan SMAN 4 Bandung jurusan Biologi tahun 1987 melanjutkan pendidikannya di Akademi Militer (AKMIL), walaupun akhirnya harus kembali ke Bandung. Tahun 1988 ia lulus UMPTN di IKIP Bandung, Program Diploma III jurusan pendidikan Kimia. Kemudian melanjutkan kuliah untuk menyelesaikan S1 di STIE Gotong Royong Jakarta, saat ini ia sedang menyelesaikan S2 di salah satu Perguruan Tinggi di Jakarta. Dalam pengalaman kerjanya, menjadi tenaga pendidik (guru) pernah dijalaninya walaupun akhirnya dunia marketing menjadi pilihannya sampai saat ini. Sebelum bergabung dengan PT. Indofarma sebagai Supervisor OTC di cabang Makassar pada tahun 2000, Rahmat pernah bekerja di dua perusahaan farmasi asing, masing-masing sebagai MR Ethical dan OTC. Ketika ditanya mengapa memilih pindah ke Indofarma, “Memang sudah saatnya untuk membela merah putih”, begitu katanya. Ia juga merasa
10
| F E B R U A RI - MARET 2009
mendapatkan kepuasan batin bekerja di Indofarma padahal kalau dibanding dengan farmasi asing dalam hal materi yang didapatkan lebih kecil. Masalah materi menurutnya, kita tidak akan mendapatkan semua yang kita inginkan tetapi syukurilah apa yang telah kita dapatkan. Dalam hal bekerja, Rahmat selalu berusaha untuk tidak berfikir apa yang sudah didapatkan dari perusahaan, melainkan ia selalu berusaha untuk terus memberikan kontribusi positif buat Indofarma. Dia yakin kalau kita terus memberikan yang terbaik buat perusahaan maka kitapun akan mendapatkan yang terbaik dari perusahaan. Saat ditanyakan bagaimana dulu memulai bekerja di Indofarma, menurutnya pertama kali ia kaget dengan apa yang berjalan di Indofarma. Diceritakan olehnya, kalau membuat sebuah kegiatan, prosesnya cukup lama. Bahkan yang heboh lagi di cabang Makassar saat ia menerima gaji tidak ditransfer, melainkan diambil di kasir cabang. “Akhirnya, karyawan lain jadi tahu gaji kita”, begitu kenangnya sambil melepas tawa. Sepuluh bulan ia bertugas di cabang Makassar, selain memperluas pasar ke kabupaten-kabupaten di wilayah Sulawesi Selatan, ia mulai membuka area baru seperti Palu, Kendari, Manado dan Papua. Kemudian ia ditarik ke Kantor Pusat untuk mengelola Produk OTC (PM). Beberapa bidang pernah dikelolanya seiring perintah dari Direktur Pemasaran saat itu. Mulai PM OTC, PM Branded (saat ini dipegang Promosindo), Training Manager, Sales Manager Institusi, Sales Manager OTC, dan saat ini per tanggal 1 Febuari 2009 ia kembali mengelola PM OTC Herbal. Dalam mengemban amanah jabatan saat ini, ia terus berusaha agar produk-produk yang dikelolanya dapat memberikan kontribusi positif untuk perusahaan. Ia optimis bahwa produk-produk herbal Indofarma masih memiliki pangsa pasar yang cukup tinggi. Pertanyaannya adalah apakah perusahaan kita siap dalam hal ketersediaan produk tersebut, karena dari pengalamannya ia melihat salah satu kelemahan kita adalah masalah ketersediaan produk. Berbicara mengenai bidang pemasaran, Rahmat mengkhususkan berbicara tentang Field Force (MR) yang ada di cabang. Ia mengatakan bahwa teman-teman di cabang adalah ujung tombak perusahaan, dan layaknya sebuah ujung tombak dia harus tajam agar bisa menembus sasaran. Agar tombak ini tajam, maka dia harus dipelihara dan terus diasah. Untuk mengasah kemampuan mereka, aktivitas dari kantor pusat melalui PM, SM, dan MM terus melakukan training-training yang diperlukan oleh teman-teman di cabang. Baik itu product knowledge, selling skill, effective communication, negotiation skill, MIS dan beberapa materi lain. Bayangkan kalau tombak itu tidak dirawat dan tidak diasah, maka ia akan tumpul dan berkarat. “Kalau sudah seperti itu, ya tidak bisa menembus sasaran. Cocoknya dijual di tempat besi tua”, begitu ujarnya dengan nada jenaka. Ditanya mengenai kunci keberhasilan pemasaran, Rahmat mengatakan ada tiga hal yang berperan dalam keberhasilan pemasaran yaitu Produk, Promosi dan Distribusi. Ketiga hal ini saling berkait satu sama lain. Produk yang baik, promosi yang bagus, tidak akan optimal hasilnya bila tidak didukung oleh distribusi yang baik. Sebaliknya produk yang bagus, distribusi yang baik, juga tidak akan optimal kalau promosinya tidak jalan. Ada satu hal yang sangat penting dari ketiga hal tersebut agar bisa optimal, yakni Sumber Daya Manusia yang ada di dalamnya. Mana mungkin akan punya produk yang bagus kalau kita tidak memiliki SDM yang bagus di
bidang tersebut. Mustahil kita bisa berpromosi bagus kalau ternyata MR kita tidak faham dengan apa yang harus dia promosikan, mustahil produk kita akan tersebar di outlet kalau distribusinya tidak baik. Mengenai target pribadinya di Indofarma, Rahmat yang sudah mengunjungi hampir seluruh wilayah di Indonesia (kecuali NAD) mengatakan bahwa sebagai manusia terlebih sebagai laki-laki yang memiliki tanggung jawab tentunya ia menginginkan kariernya terus meningkat. Hal itu menjadi salah satu motivasinya untuk terus belajar dan bekerja lebih baik lagi agar keinginannya tercapai. Ia bercita-cita suatu saat nanti ia akan mengisi salah satu ruangan direksi ujarnya penuh bersemangat. Rahmat juga menjelaskan bahwa apa yang sudah dicapainya saat ini berkat dukungan dari teman-teman MR dan Supervisor yang ada di cabang, sinergi yang baik antara kantor pusat dan teman-teman di cabang harus terus dijaga dan ditingkatkan. Dalam hal motivasi, Rahmat yang sangat humoris ini mengakui bahwa memang dalam bekerja adakalanya semangat kita tinggi (terutama saat gajian) dan ada kalanya semangat kita turun (saat banyak tagihan), selorohnya. Hal yang bisa memacu motivasi diri menurutnya adalah diri kita masing-masing, tetapi boleh jadi yang mendorongnya adalah orang lain. Sumber motivasi itu berbeda menurut masing-masing, keluarga bisa jadi motivasi, insentif juga menjadi motivasi, pacar (bagi yang bujangan) mungkin bisa jadi motivasi, termasuk karir. “Kewajiban kita di kantor pusat adalah berusaha menyulut motivasi tersebut agar teman-teman di cabang tetap memiliki kinerja yang baik”, demikian katanya. Hal yang sering ia lakukan adalah dengan menceritakan sebuah kejadian yang luar biasa dari tokoh-tokoh yang sukses yang tak pernah kita sangka, tujuannya adalah mengembalikan keyakinan mereka bahwa sebenarnya kita bisa. Contohnya, ia pernah menyarankan kepada teman-teman cabang untuk menonton film Laskar Pelangi karena sarat dengan filosofi. Menyangkut masalah Manajemen di Indofarma, Rahmat mengatakan manajemen selalu mendukung program-program yang kita buat untuk perusahaan. Dia menyoroti masalah komunikasi dengan manajemen yang perlu lebih ditingkatkan, namun ia pun menyadari dengan kesibukan manajemen. Masih berkaitan dengan manajemen, Rahmat mengatakan agar produkproduk yang kosong dapat dipacu keberadaannya. “Kita akan loss opportunity kalau produknya kosong dan itu menjadi sangat menguntungkan buat competitor”, katanya dengan nada serius. Ia mencontohkan Prouric dan Bioprost yang sampai saat ini produknya masih kosong. Rahmat berpesan kepada seluruh insan Indofarma, “Niatkanlah setiap pekerjaan kita dalam rangkaian ibadah, dan Insya Allah kita tidak akan merasa berat dalam menghadapi pekerjaan yang berat sekalipun”. Ada kata bijak dari Rahmat hasil kiriman dari seorang rekan di cabang: “Tegakkan bahumu menghadapi dunia, jangan menjadi orang yang gampang menyerah. Bukanlah beban yang memberatimu, melainkan bagaimana caramu membawa beban itu”. (hon – EY) Rahmat juga mengajak kepada kita semua untuk menyatukan langkah, bertekad untuk berbuat yang terbaik bagi Indofarma, bahu membahu. Saat ini Indofarma tidak butuh “SUPERMAN” tapi Indofarma butuh “SUPER TEAM”. Indofarma ini milik kita bersama, mari kita jaga dan kita pelihara milik kita ini. (AK/SB)
| FEBRUARI - MARET 2 0 0 9
11
Wawasan
Oleh: SECOND APIDO (BIDANG PEMASARAN)
Kiat Berbicara di Depan Publik Pada Desember 2008 di Jakarta, saya berkesempatan mengikuti seminar public speaking yang gratis, dalam rangka peluncuran workshop public speaking di Prime Consulting. Seminar tersebut dibawakan oleh Tubagus Wahyudi, trainer dan motivator di bidang komunikasi dan fikir. Beliau telah mendalami seni berkomunikasi antar manusia sejak tahun 1991, dengan pengalaman memberikan pelatihan Public Speaking dan motivasi di depan lebih dari 15.000 orang. Pada sesi pertama Tubagus atau yang sering dipanggil Pak Bagus, memberikan pertanyaan kepada audiens apa saja masalah-masalah yang timbul saat anda berkomunikasi. Audiens pun banyak menjawab diantaranya tegang, grogi, gemetar, demam panggung, minder jika bicara dengan orang yang jabatannya lebih tinggi dari kita. Menurut Tubagus masalah-masalah tersebut timbul dikarenakan beberapa faktor. Grogi, gemetar bisa disebabkan karena kurangnya penguasaan materi, “Ketegangan seperti itu wajar saja, dan mesti dilepaskan, jangan ditahan. Orang yang tegang biasanya tubuhnya tidak terkontrol. Ada yang kakinya goyang-goyang -- seperti orang menjahit, kedua tangan ditaruh di depan perut, ditangkupkan, dan saling meremas” merasa apakah gaya berbicara di atas panggung sudah benar atau belum. Minder jika berbicara dengan orang yang jabatannya lebih tinggi dari kita hal tersebut dikarenakan di Indonesia kita tidak dibudayakan untuk berbicara. Sebagai contoh saat masih kecil atau saat sekolah dasar, jika ada tamu yang datang, anak-anak tidak diperbolehkan ikut duduk bareng dengan ayah dan tamu tersebut, menginjak SMP dan SMA juga demikan bahkan sewaktu kuliah, paling hanya diperkenalkan ini teman ayah, selanjutnya anak-anak dipersilahkan masuk ke kamar. Menurut Bagus, hasil sebuah penelitian membuktikan bahwa 65% bentuk komunikasi yang dilakukan sehari-hari adalah komunikasi non verbal, jika tidak percaya coba saja amati kehidupan kita dari pagi sampai malam. “Kita terbangun akibat suara azan atau jam waker. Padahal, kedua suara itu tidak mengatakan ‘bangun hei, bangun’. Tapi toh kita tetap terbangun,” kata Tubagus memberi contoh. “Ketika ingin sarapan, lewatlah seorang
12
| F E B R U A RI - MARET 2009
penjual makanan yang memukul-mukul piring dan kita langsung tahu makanan apa yang dijual,” sambungnya. Tubagus juga mencontohkan bagaimana saat seseorang ingin turun dari angkot, ia malah berseru “kiri”. Padahal , kiri bukan berarti berhenti. Rahasia utama public speaking adalah empati terhadap audiens, untuk memperoleh empati tersebut kita harus kuasai 3 V, diantaranya: 1. Visual , kadar kekuatannya 55%. Kenyataannya bahwa dalam berkomunikasi, orang cenderung memeperhatikan bahasa tubuh daripada kata-kata. Ia pun mempraktekkan contoh-contoh yang mengundang tawa. 2. Vokal, Kadar kekuatannya 38 % Ada beberapa orang yang postur tubuhnya besar tinggi, tetapi ketika bicara tidak terdengar atau kecil suaranya. Begitupun sebaliknya. Sebaiknya disesuaikan dengan kondisi. 3. Verbal, Kadar kekuatannya hanya 7% Rumus yang terakhir yaitu menyelaraskan tiga V tersebut dengan cara persiapan yang matang diantaranya: a.) Mengenal audiens; Hal ini penting sekali karna bisa menentukan gaya kita berbahasa dan teknik penyampaian . kita harus ingat tujuan dari public speaking adalah to inform (menyampaikan). Bagaimana mungkin kita bisa menyampaikan dengan baik jika belum kenal dengan siapa kita berbicara, ingat istilah tak kenal maka tak sayang. b.) Mengenal tempat; Alam kita ini penuh dengan energi, perpaduan energi tubuh kita dengan energi alam akan membuat perasaan lebih nyaman. Mengerti ruang gerak agar leluasa dalam berbicara, membayangkan waktu dan suasana saat berbicara, tahu gaya berbicara untuk mengetahui suasana subyek, mengenal rekan kerja, mengetahui fasilitas kerja ruang, general repetition visual merasakan kekurangan dan kelebihan. c.) Mengorganisir materi; Meliputi pembukaan, penguasaan materi yang matang, serta terakhir yang utama yaitu kepiawaian saat menutup (closing). d.) Mental dan fisik; Persiapkan mental dan fisik jaga stamina dengan olah raga yang teratur. e.) Teknik penyampaian; Bagaimana kita ingin sempurna berbicara untuk itu kita harus hidupkan body language, vokal prima, Ilustrasi/Analogi. Dengan menghidupkan ketiga hal tersebut maka kita akan mendapatkan komunikasi yang efektif Menurut Tubagus, kebiasaan buruk yang harus dihindari antara lain.. 1. Selalu melihat jam tangan pada saat presentasi. Memperhatikan waktu merupakan hal yang sangat penting pada
saat presentasi, ini menyebabkan banyak sekali presenter keseringan melihat jam tangan pada saat presentasi. Kebiasaan ini jika terlalu sering akan mengakibatkan audiens malah terfokus pada waktu bukan pada informasi yang disampaikan presenter. Ada baiknya anda menggunakan jam duduk yang anda letakkan ditempat yang mudah terlihat bagi anda tetapi cukup tersembunyi buat audiens, atau jika memungkinkan minta tolonglah pada audiens yang ada di dekat anda untuk memberitahukan waktu jika 10 menit lagi presentasi akan usai sehingga cukup waktu anda untuk closing. 2. Menggunakan filler words pada saat presentasi Seringkali pada saat presentasi kita menggunakan kata ehmm, enggh, atau kata yang diulang seperti kamu tahu, dan, tetapi yang diulang berkali-kali. Kadangkala kita melakukan itu tanpa menyadarinya. Ada baiknya kita menggunakan tape recorder untuk merekam presentasi kita untuk mengetahui apa yang menjadi filler words kita pada saat presentasi. 3. Jauhkan tangan anda dari pakaian anda Seringkali kita melihat banyak presentator memasukkan tangan kedalam saku, atau presentator wanita memegang blus mereka, hal ini mengganggu audiens. Di samping itu akan membuat gesture tubuh anda menjadi terlihat kaku dan anda tidak dapat memanfaatkan body language anda secara optimal. 4. Jauhkan pergerakan tubuh yang tidak perlu. Berdiri tegak secara nyaman kadangkala jauh lebih efektif dibandingkan bergerak ke kiri, kanan kedepan dan balik ke belakang seperti tarian samba. Kecuali pergerakan ini berlangsung secara natural sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. 5. Perhatikan ketika anda berjalan Usahakan untuk tidak membelakangi audiens, atau bagi anda yang menggunakan slide projector atau infocus pastikan anda tidak berjalan atau berdiri pas di depan lampu proyektor. Apakah public speaking adalah persoalan bakat? Tidak. Setiap orang punya bakat yang sama untuk berbicara, tinggal bagaimana orang tersebut mengembangkannya. Dapatkah orang yang pendiam/introvert menjadi pembicara yang ulung? Tentu saja bisa. Pendiam hanyalah soal pembawaan. Banyak pemimpin yang berpembawaan diam, namun saat berorasi berapi-api dan mampu mengobarkan semangat. Kunci dari public speaking adalah latihan. Saat ini, mulailah berlatih untuk berbicara di depan forum saat ada kesempatan. Dengan latihan dan memperbaiki diri terus menerus, maka kemampuan untuk dapat berbicara di depan umum akan semakin meningkat. Ingat! Jangan berputus asa atau gampang menyerah manakala Anda merasa bahwa pembicaraan Anda tidak/kurang bagus.
| FEBRUARI - MARET 2 0 0 9
13
Wawasan
Dwi Lestari (Divisi Trading PT IGM)
Relationship Marketing Customer Relationship Management
&
Mungkin kita sering mendengar istilah Relationship Marketing dan Customer Relationship Management. Dua istilah ini belakangan menjadi tema yang sering dibicarakan di kalangan teoritisi dan praktisi Pemasaran. Tulisan ini akan menjelaskannya dengan memulainya dari Relationship Marketing.
Relationship Marketing Relationship Marketing adalah suatu pengembangan dan pemeliharaan hubungan jangka panjang dengan pelanggan, supplier, distributor, retailer dan partner lain yang saling menguntungkan satu sama lain. Relationship Marketing tidak hanya berhubungn dengan pihak eksternal (luar) tapi berhubungan pula dengan pihak internal. Hubungan Relationship Marketing dengan Internal Marketing: a. Sangat berperan dalam Relationship Marketing b. Melibatkan segala tindakan manajerial Perusahaan c. Berperan dalam pengimplementasian strategi Marketing d. Pengetahuan karyawan dan keterlibatannya adalah tujuan penting internal marketing e. Informasi karyawan adalah hal yang penting dalam melihat permintaan dan masalah yang dihadapi pelanggan. f. Intranet perusahaan membantu arus komunikasi antar departemen/ divisi g. Kepuasan karyawan merupakan tujuan terpenting dalam internal marketing.
Relationship Marketing mempunyai tujuan tidak hanya menjual produk tapi juga menjaga hubungan baik dengan pelanggan untuk jangka panjang. Perusahaan harus memperhatikan 3 hal yang merupakan satu kesatuan Relationship Marketing, yaitu: 1. Fokus Harga Harga dan insentif memotivasi pelanggan untuk masuk dalam hubungan buyer – seller (pembeli-penjual) 2. Interaksi Sosial Penjual harus mempelajari hubungan sosial dengan pembeli, karena interaksi dan jasa kepada pelanggan adalah faktor kunci pada level ini 3. Interdependent Partner Relationship (Hubungan saling ketergantungan antar mitra bisnis). Hubungan mentransform perubahan struktur dan dapat meyakinkan buyer – seller ke dalam mitra bisnis dan mengembangkan saling ketergantungan buyer – seller yang tumbuh terus menerus.
Customer Relationship Management (CRM) Berikutnya selain Relationship Marketing, yang harus dikembangkan dalam perusahaan adalah Customer Relationship Management (CRM). Adapun keunggulan Relationship Marketing (RM) dibandingkan dengan CRM adalah kombinasi strategis dan teknologi yang memperkuat Transaction Based Marketing (TBM) dilihat dari karakteristik berikut ini: hubungan, berorientasi pada keseluruhan perusahaan/ organisasi sampai dengan konsentrasi terpusat pada kepuasan pelanggan. CRM mewakili pikiran tiap orang yang terlibat mulai dari Karakteristik TBM RM CEO sampai ke tingkat terendah, termasuk supplier dan Orientasi Waktu Jangka Pendek Jangka Panjang partner lain, serta sistem softwarenya mampu membuat Tujuan Perusahaan Menjual Maintenance Pelanggan sejumlah data pelanggan yang dikumpulkan perusahaan. Pelayanan Prioritas Pelanggan
Relatif Rendah
Kunci Utama
Kontak dengan Pelanggan
Rendah s/d Sedang
Sering
Tingkat Komitmen dengan Pelanggan
Rendah s/d Sedang
Tinggi
Interaksi Dasar Penjual-Pembeli
Penuh Konflik
Kerjasama
Sumber Kualitas
Mengutamakan Produk
Kepercayaan
14
| F E B R U A RI - MARET 2009
Keuntungan perusahaan mengaplikasikan sistem CRM adalah perusahaan mampu menyederhanakan proses kompleks pada saat menyimpan keinginan/kebutuhan pelanggan. Kesuksesan kualitas sistem CRM adalah:
a. CRM memberikan solusi Sangat penting perusahaan memutuskan tujuan dan keuntungan secara spesifik, sebelum mengimplementasi strategi CRM. b. Implementasi Top Down CEO dan Senior Level harus komit merubah perusahaan dan fokus pada pelanggan. c. Training ( sebagai investasi ) Training diperlukan juga untuk meningkatkan sejumlah keterampilan karyawan sehinga mampu menangani perangkat/ komputer baru. d. Komunikasi Efektif berdasarkan fungsi Harus ada kerjasama yang baik antar fungsi. e. Menyaring kebutuhan yang memakan biaya pada saat penciptaan software f. End User dan Hasil Software Masukan dari karyawan, supplier, distributor dan partner lain sangat penting dalam sistem. g. Mencari Pengembangan Dengan pengukuran hasil, perusahaan mampu mengembangkan hubungan berkelanjutan. Ada 4 ( empat ) elemen yang membangun hubungan jangka panjang antar perusahaan dengan pelanggan dan bisnis lain yaitu: 1. Database Tekhnologi Membantu perusahaan dalam mengidentifikasi kondisi terkini dan pelanggan potensial terkait dengan faktor demografi, pengadaan barang, dan karakteristik gaya hidup. 2. Database Marketing Perusahaan menganalisa informasi dan memodifikasi marketing mix ( price, product, place, promotion ) untuk menyampaikan pesan dan pembentukan program marketing sampai ke pelanggan. 3. Relationship Marketing Perusahaan dapat memonitor dan menghitung biaya dalam menarik pelanggan baru 4. Customer Relationship Management ( CRM ) Digunakan untuk mendekatkan kepada apa yang disukai pelanggan, bertujuan untuk membangun differensiasi perusahaan yang unik dengan kekuatan perusahaan dalam hal tekhnologi dan internet. Elemen Database Marketing adalah: - Perangkat IT digunakan untuk menganalisa data dan transaksi pelanggan - Merupakan perangkat tekhnologi efektif dalam membangun hubungan buyer – seller - Mengembangkan bentuk hubungan pelanggan - Mampu mengurutkan kuantitas need dari ribuan pelanggan - Mampu menempatkan jalur pola beli ribuan pelanggan Elemen Database Marketing berperan dalam: - Mengidentifikasi pelanggan mana saja yang paling menguntungkan - Menghitung “value time” pelanggan - Menciptakan suatu interaksi yang membangun hubungan dan menampilkan merek dagang - Mengembangkan pola pemeliharaan (maintenance) pelanggan - Mengurangi biaya marketing dan promosi - Meningkatkan volume penjualan dan target per pelanggan Nama dari aplikasi Database Marketing adalah: “Application Service Provider (ASP)”, fungsinya adalah membantu Marketer dalam mengelompokkan dan menganalisis pelanggan. Aplikasi ini sudah dipakai di beberapa perusahaan di Amerika.
Dalam Customer Relationship Management dikembangkan pula jenis hubungan bisnis (buyer-seller) berkaitan dengan tekhnologi yang disebut 1. Business to Business ( B to B ) yang memiliki ciri-ciri: - Trading Partner sudah saling mengetahui dan sudah kenal satu sama lain - Pertukaran data dilakukan secara berulang – ulang dan berkala - Salah satu pelaku tidak harus menunggu partner mereka yang lain untuk mengirimkan data - Model yang dilakukan adalah peer to peer: “processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis Keuntungan B2B adalah: - Harga rendah dalam pengadaan barang, proses pengiriman cepat, pengembangan kualitas, reliability, menciptakan produk baru dan financial benefit. - Teknologi ini dapat berupa email, internet atau jasa komunikasi lain. 2. Business to Consumer ( B to C ) yang memiliki ciri – ciri: - Terbuka untuk umum, informasi disebarkan untuk umum pula - Servis yang dilakukan juga bersifat umum, mekanismenya dapat digunakan oleh orang banyak - Servis yang diberikan adalah berdasarkan permintaan, ada inisiatif dari produsen dan respon dari konsumen. - Sering dilakukan sistem pendekatan klien – server , konsumen menggunakan sistem yang berbasis web, produsen berada pada pihak server. Customer Relationship Management ( CRM ) juga didukung oleh pondasi dasar hubungan Buyer – Seller modern, harus dilakukan perusahaan untuk memperkuat system CRM, yang dilakukan perusahaan: a. Making Promise ( Membuat Janji ) Membuat janji merupakan dasar Relationship Marketing, jaminan harapan pelanggan dan janji tersebut harus realistis ( nyata ) dan konsisten. Jika janji perusahaan tidak dapat diwujudkan kepada pelanggan akan menimbulkan kekecewaan terhadap mereka. b. Enabling Promise ( Janji yang memungkinkan ) Disamping perusahaan membuat janji, janji tersebut harus memungkinkan dapat diwujudkan/ terlaksana, berkaitan dengan internal perusahaan antara lain: merekrut karyawan berpotensi, adanya alat Bantu yang memadai, training, motivasi kepada karyawan. Contohnya Perusahaan Fedex, mempunyai tujuan internal perusahaannya yaitu “harus delivery ‘On Time’ ke pelanggan. c. Keep Promise ( Menepati Janji ) Janji positif membantu hubungan jangka panjang buyer – seller . Jika janji tersebut tidak ditepati, maka akan merusak hubungan buyer – seller dan timbul citra negatif perusahaan. Keberhasilan dari Customer Relationship Management dan Relationship Marketing tentunya tidak lepas dari Sumber Daya Manusia. SDM dituntut untuk dapat mengikuti perkembangan jaman dan Tekhnologi. Adanya simbiose Mutualisme (saling menguntungkan) antara karyawan dan perusahaan dapat menggerakkan motor perusahaan untuk maju. Mudahmudahan tulisan ini dapat menjadi masukan bagi kita untuk lebih maju ke depannya. “Yes, We Can Do It”. (Diadaptasi dari Buku “Contemporary Marketing, Bone & Kurt)
| FEBRUARI - MARET 2 0 0 9
15
Wawasan
PENGELOLAAN RISIKO PERUSAHAAN Secara teknis perusahaan handal adalah perusahaan yang mampu meniadakan atau meminimalkan pengaruh risiko terhadap kegiatan bisnis yaitu pengaruh internal dan pengaruh eksternal (risk management), melaksanakan GCG (Good Coorporate Governance) dengan komitmen yang kuat dan konsisten, serta menciptakan sistem lingkungan pengendalian intern (internal control) yang kuat. Pengelolaan Risiko ( Risk management) Pengaruh Internal: Pengaruh internal sebagai dampak yang timbul dari risiko di dalam perusahaan dan pada umumnya dapat dikendalikan pada level tertentu. Risiko finansial antara lain likuiditas di mana untuk pengadaan bahan dan produksi harus dilakukan lebih awal, sementara produk yang terjual sampai dengan pembayaran membutuhkan waktu sehingga perusahaan akan mengalami kekurangan likuiditas sementara. Untuk meminimalkan risiko tersebut antara lain perusahaan haruslah memperoleh fasilitas kontrak kredit modal kerja atau dana talangan dari perbankan dengan bunga relatif rendah dengan jaminan aset. Risiko operasional antara lain risiko pencemaran lingkungan karena dapat mendatangkan tuntutan hukum, untuk meminimalkannya antara lain harus ada sistem pengolahan limbah yang memenuhi peraturan perundangan. Selain itu HPP yang relatif tinggi tentu dapat mengurangi margin bahkan rugi. Untuk meminimalkannya antara lain harus ada subsitusi bahan yang relatif murah berkualitas atau perubahan proses pengolahan produk yang lebih singkat. Risiko teknologi antara lain mesin produksi yang sudah tua berakibat produk yang dihasilkan tidak sesuai spesifikasi dan outputnya rendah. Untuk meminimalkanya antara lain harus ada penggantian teknologi yang lebih baru dan lebih cepat dan atau perubahan proses pengolahan produk/ jasa yang lebih sederhana Pengaruh Eksternal: Pengaruh eksternal merupakan risiko dari lingkungan luar perusahaan dan tidak dapat dikendalikan oleh sistem dan prosedur perusahaan yang ada.
Bambang Widodo ( Bidang SPI )
Untuk meminimalkannya antara lain dengan mengatasi isu-isu lingkungan misalnya perusahaan mempromosikan produk ramah lingkungan, yang menjaga kelangsungan hidup, dan pelestarian sumber daya alam. Risiko hukum diartikan sebagai kegagalan perusahaan beroperasi sesuai hukum yang berlaku. Sumber resiko hukum meliputi tuntutan pelanggaran hak cipta, hilangnya peluang usaha yang disebabkan hilangnya waktu manajemen puncak akibat pertikaian hukum, hilangnya reputasi disebabkan perselisihan dengan pelanggan, mitra atau pemasok. Untuk meminimalkannya antara lain perusahaan perlu memiliki bagian legal untuk mengkaji ulang kontrak sebelum ditandatangani dan peraturan terkait produk berjalan sebelum melepasnya ke pasar. Risiko politik merupakan ketidakpastian yang berasal dari pelaksanaan kekuatan oleh pemerintah dan aksi dari kelompok non pemerintah misalnya perang, kudeta, birokrasi yang tidak kompeten, pajak, kebijakan tarif dan kuota dan demontrasi atas produk tertentu. Untuk meminimalkannya antara lain mengembangkan penyelidikan atas pasar yang akan dimasuki dan memperoleh dukungan pemerintah. Risiko pasar merupakan pengungkapan atas kerugian potensial yang timbul dari menurunnya penjualan atau marjin yang diakibatkan dari perubahan kondisi pasar. Sumber risiko pasar meliputi jumlah pesaing di pasar, tingkat kesulitan masuk pasar baru, jumlah barang subsitusi, pangsa pasar, tindakan pesaing dan siklus hidup produk. Untuk meminimalkannya antara lain perlu identifikasi resiko pasar, diukur, dimonitor, dikendalikan dan dilaporkan ke Direksi disertai analisis risiko dan peluang berkaitan dengan hambatan masuk pasar.
Risiko ekonomi berupa turunnya permintaan, fluktuasi penawaran, tingkat pengangguran dan kebijakan pemerintah, fluktuasi nilai tukar dan inflasi. Untuk meminimalkannya antara lain perusahaan harus tahu lebih banyak tentang rencana belanja pemerintah yang relevan dengan aktivitas bisnis, antisipasi terhadap dinamika Produk Domestik Bruto dalam jangka pendek yang berdampak pada lapangan kerja, harga dan standar hidup masyarakat, lalu dampak inflasi dan tingkat bunga terhadap permintaan serta meningkatkan riset pasar yang lebih teliti saat awal-awal masuk pasar domestik maupun global.
Risiko sosial merupakan risiko yang berasal dari perubahan dalam masyarakat yang dapat menciptakan perubahan permintaan dan membuka pasar baru. Resiko sosial meliputi rendahnya standar pendidikan pegawai baru khususnya kemampuan berbahasa, hambatan bahasa di perdagangan global, hilangnya pangsa pasar karena kurang memperhatikan pasar informal. Untuk meminimalkannya perlu ada identifikasi-identifikasi misalnya pada pendidikan pegawai baru dan meningkatkan kompetensinya, kelompok sosial ekonomi yang berkembang dan perubahan yang dilakukan terhadap pasar dan merespon publik atas kenaikan tingkat suku bunga dan penurunan penjualan, serta menumbuhkan kepedulian lingkungan.
Risiko lingkungan bagi kebanyakan perusahaan adalah risiko memburuknya kinerja utama perusahaan yang disebabkan isu-isu lingkungan, misalnya regulasi yang semakin ketat atas pemakaian energi, penurunan reputasi, merek dan pangsa pasar yang disebabkan adanya insiden lingkungan.
Maka menjadi kebutuhan perlu adanya suatu unit khusus yang fokus bertugas mengelola risiko-risiko tersebut agar dapat diminimalkan dengan antisipasi aktif dan efektif yang didukung kuat oleh komitmen dan konsistensi dari top manajemen.
16
| F E B R U A RI - MARET 2009
Kesehatan
OLEH: Ermi YUSNITA (PEMASARAN OTC)
JAM BIOLOGIS TUBUH Tahukah kita bahwa di dalam tubuh kita ini ada jam biologis yang berfungsi mengatur apa yang harus dilakukan tubuh secara alami? Jam biologis ini berfungsi mengatur kapan tubuh harus beristirahat, kapan tubuh memerlukan makanan atau kegiatan lainnya yang dilakukan tubuh selama 24 jam. Timer jam biologis ini dapat berjalan karena adanya Suprachiasmatic Nuclei (SCN). Dengan mengetahui siklus yang ada dalam tubuh kita, kita dapat mengetahui saat tubuh dalam keadaan optimal sehingga apa yang kita lakukan juga bermanfaat secara optimal untuk kesehatan tubuh. Mengapa Mengantuk Malam Hari? Pernahkah kira bertanya , mengapa saat malam kita mengantuk? Atau mengapa bila masyarakat pedesaan yang belum ada listrik cenderung tidur lebih cepat? Jawabannya adalah karena adanya hormon melatonin. SCN akan memerintahkan tubuh untuk mengeluarkan hormon melatonin ini saat hari sudah gelap. Selanjutnya, hormon melatonin akan memerintahkan tubuh untuk beristirahat. Namun dengan kehadiran lampu listrik yang membuat suasana malam hari menjadi terang menghambat dikeluarkannya hormon melatonin, sehingga saat ini jam tidur manusia menjadi lebih larut malam daripada sebelumnya. Tubuh kita mudah beradaptasi. Misalnya, untuk bekerja saat malam hari, SCN akan beradaptasi dalam mengeluarkan hormon melatonin sehingga mereka akan tetap terjaga walaupun hari sudah gelap. Bila malam semakin larut, kita akan lebih merasakan kantuk, ini disebabkan hormon melatonin yang dihasilkan semakin meningkat dan juga turunnya suhu tubuh dan tekanan darah dalam tubuh. Hormon Dalam Tubuh Saat Kita Tidur Agar dapat memperbaiki sel – sel yang rusak, tubuh membutuhkan tidur. Tidur sehat manusia adalah 7 sampai 9 jam setiap hari. Perbaikan sel ini dipicu oleh hormon yang bernama Human Growth Hormone (HG). Karena itu, dengan tidur yang cukup rata – rata 8 jam per hari, sama saja dengan membiarkan tubuh kita tumbuh kembali. Tentu ini akan membuat kita bangun dengan sehat pada pagi hari setelah tidur yang cukup. Makan makanan asin dapat membuat tubuh dehidrasi, sehingga dapat mengalami retensi air yang menyebabkan hipertensi ringan, akibatnya proses perbaikan sel terganggu dan tidur kita menjadi terganggu. Mengkonsumsi makanan manis dapat membuat kita sulit tidur karena otak akan memerintahkan untuk mengeluarkan hormon insulin. Akibatnya gula yang ada dalam pembuluh darah akan disimpan dalam sel otot, hati dan lemak. Karena kadar gula dalam tubuh rendah, otak akan memerintahkan untuk mengeluarkan hormon kortisol yang memecah lemak menjadi gula. Efek samping dari hormon kortisol adalah dapat memicu stres sehingga waktu tidur kita akan terganggu karena rasa stres yang ada. Mengapa Kita Mampu Menahan Kencing saat Tidur? Pernahkan kita bertanya mengapa meskipun tidur lebih dari 8 jam, kita tidak merasakan ingin buang air kecil pada saat tertidur? Saat kita tidur,
tubuh memproduksi hormon vasopressin yang menghambat pengeluaran urine sehingga kita bisa tidur tanpa terganggu harus ke kamar kecil. Jam Biologis Pagi Hari Saat pagi hari, minumlah segelas air hangat yang akan mendorong enzim-enzim yang ada dalam mulut ke dalam lambung untuk proses detoksifikasi. Tunggu 20 menit sebelun kita mengkonsumsi sarapan atau minuman lainnya, karena bila waktu kurang dari 20 menit, manfaat yang dihasilkan kurang optimal. Olahraga pada jam 5 pagi kurang bermanfaat karena suhu tubuh masih rendah dan otot belum panas. Berolahragalah jam 7 pagi. Pada jam ini tubuh menghasilkan hormon serotonin yang meningkatkan mood. Berjemur di bawah sinar matahari pagi dapat meningkatkan produksi hormon ini. Tubuh kita berada dalam kondisi optimal 3 jam setelah bangun tidur. Saat itu, darah sudah mengaliri tubuh dengan sempurna sehingga semua zat yang dibutuhkan tubuh dapat terpenuhi dengan baik. Jam Biologis Tubuh Lainnya Saat tepat perawatan kulit adalah jam 16.00 karena pada saat itu tubuh dalam suhu yang paling tinggi sehingga pori – pori terbuka dan nutrisi terserap sempurna. Jam 17.00 tubuh dalam kondisi puncak dalam menahan rasa sakit, sehingga tepat bila ingin ke dokter gigi atau di suntik. Jam 18.00 merupakan saat yang tepat untuk berolahraga, karena kekuatan dan fleksibilitas tubuh dalam kondisi puncak. Disebabakan kandungan glikogen pada saat itu di dalam tubuh cukup banyak. Glikogen merupakan simpanan karbohidrat dalam bentuk glukosa di dalam tubuh yang berfungsi sebagai salah satu sumber energi. Oleh karena itu, kenali jam biologis tubuh kita baik – baik agar tubuh kita tetap prima. | FEBRUARI - MARET 2 0 0 9
17
Congratulation
Yang Berulang Tahun di Bulan Februari - Maret 2009 Februari Edi Kurnaedi Nursiah S. Mursal Rahman Fauzi Bambang Dwi R. Sudirjo Waluyo Sari Grafiyanti Datung Iswanto Susilo Budi U. Djoko Singgih W. Mahardini Jakino Hilda Yani Bobby Fortuna D. Ludda Ari W. Adi Sanjaya P. Maelda Destiani Laila Wardani Irma Suryani Rina Dwi L. Indri Suryani Angga Suprayogi Dita Ferina G. Max Mangando Budi Setyawan Willya Rabbani A. Dwi Pramono Lestari Kurnia R. M. Thamrin bin Sjachlani Marsono bin Sara Nursilawati Ngadenan Nina Ratnaningsih Rosdiana Hutapea Rosita D. Sirait Sarmili Subkhi Suparmo Suryadi Suryanti Sulaiman Sukrisno Tulus Undang Sonata Yusuf Imron D. Yunus Zainal A. bin Sukanta Samsuri bin Dulbari Bangun H. Eko Ferry Jauhari Marzuki Edi Kusnanto Heru Sutata Janin Wahyudi bin Rakijo Abdul Aziz Silvy Febriza Tumadi Mardiana
18
Ign. S. Widhi Suseno Tintin Sartika Sarno Suryana Ferru Tri H. Y. Buhasan Elfiano Rizaldi Ery Rizki Sofyan Bahri M Fahmi Vera Roza Agus Slamet H Iskandarsyah Sujud Ansori, S. Ag Ari Yudiarto, S. PT. Susweriyanto Wahyu Nugraha Rusmila Sari Bangun Hastadi, A. Md. Agus Hamdany I Made Sukarma I Made Sunarta Zulheri Bambang Hariyanto Lukman Agus Slamet Hanura Onto Ribowo Rachman Hakim Febian Thomas Egam Ali Munawir Maysuri Elvira Susanti Yudistira Aria W. Jonaidi, S. Sos Ferdinan B Hendri Suharyanto, SH Kustadi Faturahmad Poni Muriawati Joko Kristiyanto, ST Anton Sudrajat Reza Alamsyah Dewi Safitri Sumedi Haryanto Usup Sutoyo,S.Sos. Agus Hamdany Anggi Mulyawan Susweriyanto Reza Alamsyah Sri Mulyani Lukman Maret: Rugun Hutapea Ahmad Luthfi Amonius Zebua Bashori Djasmin Edi Suwarno Hari Budi L. Sri Retnaningsih
| F E B R U A RI - MARET 2009
Jamal Rozaq Syafruddin Nur Tety Hariastuti Eny Iryanti M. Badawi Gindo Napitupulu Setiawan M. Agus Salim Eny Susanti Andi Ferdiansyah Sri Maryani Budi Susilo Yadin Heri Susanto Juwati Aryuni Vita S. Ambardi W. Lili Marliana Catur Priyandoko Fredrick M. Yanto Randy Nanan A. Ericho C. Arnes Yunita K. Marsono bin Meutadi Wangsa Astri Pratiwi Goeswin Agoes Marzaini Mohammad Herman Paidjan Purba Manurung Purwanto bin Atmotaruno Rakhmat Roslainy Sarto Samasudin Sutomo Sri Budi R. Sudarto Sugino Suhardi Suherman bin Sumodiharjo Sukinem Suparjo Suroto Suwardi III Suyadi Taufik Hidayat Tukiman bin Atma Pawira Tri Wiyoto Udin Fachrudin Zainal Arifin bin M. Sidik Yusup Edwin Syafridar Rochman Agus Suryadi Paidi Sutrisno bin Sarman Yaeni Darsun Muhammad Zaenudin Ahmad Safei Dindin Waluya
Edy Hasan Umar Eko Dodi Santosa Usaeri Murodi Suherman bin Sanin Umiyati Achmad Yusuf Dyah Nurbaitini Guntoro Suhermanto Budi Harri Prabowo Niken Liestorini, SE Adelina Soniartha Purwaning Rahayu Puri Tanjung Sugiharti T Syaiful A Azwar Antonius Hari Pribadi Syaiful Mahdi Evi Sundari NST Esti Purwanti Asri Hilda Tiara Doddi Martyoso Sapnis Maradian Rahmad Ismail Ismail Usman Cut Surianti Irwan Sahnan Ragil Manik Respa N. Yudi Hartanto Akhmad Fauzy S. Moch. Syarif Hidayat Sugeng Ariyanto Rahma Liza Hadi Samsudin Nurzaman Yupi Marniawati Deni Soleh Beben Subendi Muh Ridwan S Imam Mauludin Ni Wayan Sukariani Riezka Andini Blasius Dano Heru Jatmiko Irwansyah Siregar Zainal Abidin S N Martin Saut H.P
Untung Rasdiatno Mahfudz Max Elfis Benyamin D Maria Ulfa Supono M. Isnaeni Mardi Tang Ruly Kumala Ardi I Rai Gede Darmayasa, Amd Podho Widodo Nurhuda Arif Rauf Geralda Nangin Ferry NW Pardanus Wardana Damapoli Erwinsyah Riki Miliyar Tony Ismayanto Sumiharjo Waluyo Budi Kurniawan Yamani M Lutfi Hasyim Andri Prasetyo Hendra Deasy Marieta Heru Purwono Martiati Purwaningrum Arta Dinata, S. Pi Seno Haryadi Agus Chanafi Nugroho Budhi S Ir. Sigit Prasojo Gatot Sumartono, SE Mardianto Aviv Ramdani Anung Nirboyo, SH Irwan Sahnan Muh Ridwan S Seno Haryadi Ruly Kumala Ardi Yupi Marniawati Niken Liestorini, SE Mardi Tang Rahmad Ismail Usman Sugeng Ariyanto Hadi Samsudin Nurhuda Arif Rauf
Mereka yang Berulang Tahun di Bulan Februari - Maret 2009
Congratulations! Semoga Hidup Anda ke depan lebih bermakna lagi. Nama-nama yang diberi tanda berhak mendapatkan suvenir dari redaksi
Aspirasi tumadi (bidang office support) Tumadi lahir di Pacitan Jawa Timur 37 tahun silam. Dia mempunyai seorang istri dan dua orang putra. Anak pertama Tumadi sudah duduk di bangku SMP kelas I dan yang kedua bersekolah di SD kelas I, sedangkan istrinya sebagai ibu rumah tangga. Saat ini Tumadi beserta keluarga tinggal di Perumahan Villa Mutiara Tambun, Bekasi Sebelum bekerja di Indofarma, Tumadi pernah bekerja di proyek pembangunan di Kuningan, Jawa Barat hingga tahun 1990. Kemudian bergabung dengan Indofarma yang kala itu masih berstatus Perum di tahun 1992. Awal karirnya di Indofarma ia lakoni di Bidang Umum (yang kini disebut Bidang Office Suport). Ayah dua anak ini ditempatkan di pengelolaan taman sampai dengan tahun 1996. Setelah itu dia ditempatkan di unit kerja pantry sampai sekarang. Selama bekerja di Indofarma, Tumadi mengaku telah 2 kali mendapatkan pelatihan CPOB. Ia mengakui senang bekerja di Indofarma sebagai pelaksana urusan pantry. Mengenai hal yang berkaitan dengan pekerjaan, ia mengomentari tentang sistem penilaian karya yang masih diterapkan
di perusahaan. Menurutnya, karyawan akan mengalami kesulitan apabila menginginkan naik langkah namun harus mendapatkan nilai mutlak A. Tumadi mengaku pada awal bekerja di Indofarma telah mengalami kenaikan langkah setiap 2 tahun sekali. Namun beberapa tahun belakangan ini, dia belum beroleh kesempatan untuk naik langkah guna meningkatkan jenjang karirnya. Ketika ditanya mengenai peningkatan kualitas kerja, ia mengatakan, “Saya bersedia ditempatkan dimana saja, asalkan ada peningkatan karir dan pendapatan. Dan saya akan terus meningkatkan mutu pekerjaan saya sesuai dengan aturan perusahaan”. Tumadi mengutarakan harapannya, agar pimpinan bisa lebih dekat dengan anak buahnya dan lebih transparan dalam menyampaikan berbagai informasi seputar Perusahan. Tumadi berpendapat, pimpinan tanpa karyawan tentu bukanlah pimpinan namanya. Demikian juga sebaliknya, karyawan tanpa pimpinan, maka karyawan tidak bisa bekerja dengan terarah, baik dan benar. Ia berpesan kepada seluruh insan Indofarma, ”Biar bagaimanapun Indofarma adalah ladang kita yang harus kita jaga, kita tingkatkan mutunya. Oleh karena itu kita harus saling mendukung, saling menjaga agar ladang kita ini tetap subur dan terus kita tingkatkan kualitasnya”. (ak/sb).
joko suparno (bidang teknologi informasi) Joko Suparno, karyawan Bidang Teknologi Informasi yang terlihat kalem ini lahir di Sleman, Yogyakarta, 21 April 1968. Joko mempunyai istri yang bernama Tri Damaryanti, dan 2 orang putra, Ivan Rajwa Naufal dan usia 6,5 tahun dan Hanif Arifandi usia 3 tahun. Pria yang dulu hobinya bermain bola volly ini menyelesaikan studinya yang terakhir di Akademi Perindustrian (AKPRIND) untuk Pendidikan Aplikasi Komputer (PAK) selama 1 Tahun. Hijrah ke Jakarta tahun 1991, bergabung dengan perusahaan PT. Indoprima Sibenetika yang bergerak di bidang Konsultan Software. Di samping itu Joko juga mengajar di LPK Bina Sukses Computer (BSC) hampir selama 5 tahun dan pernah juga mengajar di LPK di Duren Sawit selama 3 bulan untuk pendidikan ekstra kurikuler di salah satu SLTA di Klender, Jakarta Timur. Barulah pada 1996 Joko bergabung dengan PT. Indofarma. Pertama kali bergabung dengan PT Indofarma, Joko ditempatkan di bidang Akuntansi, tepatnya di divisi EDP (Electronic Data Processing) yang tugasnya mengolah data untuk pembuatan sebuah laporan yang dibutuhkan perusahaan. Tahun 2000, dia dipindahtugaskan ke PT. Indofarma Global Medika (IGM) di divisi Teknologi Informasi (TI), kemudian akhirnya ditarik kembali ke Indofarma kantor pusat sebagai tenaga TI pada tahun 2002. Wajar memang, sulit dimungkiri pengalaman dan kehandalannya untuk urusan TI tidak perlu diragukan.
Ketika ditanya mengenai kenyamanan bekerja di Indofarma, ia berpendapat bahwa kenyaman bagi seorang karyawan bekerja pada suatu perusahaan tidak bisa diukur dari nilai gaji yang diterima saja. Katanya, ada faktor-faktor lain yang juga mendukung. Faktor-faktor lain itu seperti hubungan kita dengan teman-teman sejawat yang saling menghormati dan menghargai satu sama lain, adanya hak karyawan dan kewajiban yang dipenuhi oleh perusahaan (Askes, Jamsostek, Dana Pensiun). Di samping itu Indofarma adalah perusahaan BUMN yang saham terbesarnya milik negara, sehingga kelangsungan hidup perusahaan relatif aman. Joko juga berpendapat, dalam menciptakan suasana kerja yang nyaman, kita harus mencintai pekerjaan yang kita kerjakan dan melaksanakan pekerjaan kita tersebut dengan semaksimal mungkin agar kita mendapatkan hasil yang terbaik, karena bekerja juga merupakan bagian dari ibadah kita kepada Allah. Joko sudah 12 tahun bekerja di bidang TI. Harapannya, TI Indofarma menjadi TI yang mandiri sehingga semua masalah atau pekerjaan yang mendukung operasional perusahaan bisa ditangani sendiri dan tidak perlu bergantung dengan perusahaan konsultan. Itu harapannya untuk jangka pendek. Untuk jangka panjang, TI Indofarma diharapkan bisa menjadi profit center bagi perusahaan. Joko juga berharap kepada manajemen Indofarma untuk memberi perhatian lebih dengan memberikan reward kepada karyawan yang mempunyai keahlian / spesialisasi yang unik dalam suatu pekerjaan. Pesannya kepada seluruh insan Indofarma khususnya user (pengguna aplikasi), jadilah user yang arif dan bijaksana dalam pengoperasian. Artinya seluruh aplikasi yang ada di dalam komputer diperuntukkan untuk penyelesaian/menunjang pekerjaan sehari-hari, bukan untuk kegiatan yang lain. Kemudian bila ada masalah dengan aplikasi komputer maupun hardware silahkan hubungi atau konfirmasi kepada tim TI, dimohon jangan bertindak sendiri. (AK/SB) | FEBRUARI - MARET 2 0 0 9
19
News
Memahami Soal Perpajakan (NPWP & SPT Tahunan Orang Pribadi) Pada tanggal 27 dan 28 Januari 2009 pagi hari di Ruang Pelatihan PT. Indofarma, Cibitung diadakan penyuluhan (sosialisasi) mengenai Pajak khususnya tentang NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Acara tersebut bertujuan agar karyawan/ ti PT. Indofarma dapat memahami apa itu NPWP dan Bagaimana cara pengisian SPT Tahunan. Bertindak sebagai nara sumber adalah staf dari Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi yaitu Bapak Ryan, Deny dan Aqib dengan dipandu Sutoto, Asman Pajak Bidang Keuangan Indofarma. Sutoto
Acara ini dibuka oleh Direktur Keuangan & SDM, Bapak Deden ES, yang menegaskan bahwa membayar pajak adalah kewajiban warganegara. Bila dulu pajak penghasilan (PPh) sepenuhnya diurus oleh Perusahaan, maka ke depan ini akan melibatkan karyawan, aturan-aturan untuk itu sudah ada, tinggal difahami dan dilaksanakan. Kemudian untuk memahami lebih jauh soal pajak khususnya NPWP tersebut, Redaksi mengadakan wawancara dengan nara sumber internal yaitu Sutoto, Asman Pajak Bidang Keuangan. Sutoto yang sudah lebih dari sepuluh tahun mengurusi soal perpajakan memberikan uraiannya dengan jelas, berikut cuplikannya: Apa itu NPWP? Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang digunakan sebagai Tanda Pengenal Diri atau Identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan Hak dan Kewajibannya. Bagaimana Cara Memperoleh NPWP? Kita bisa datang Ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) terdekat, cukup dengan memberikan fotokopi KTP (sesuai PER-16/PJ./2007) kita sudah bisa memperoleh NPWP. Dengan memiliki NPWP kita telah memenuhi salah satu kewajiban sebagai warganegara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kenapa harus mempunyai NPWP? Kita harus mempunyai NPWP karena sesuai dengan landasan hukum, yaitu yang pertama, Ketentuan Pasal 2 ayat ( 1 ) Undang-undang Nomor
20
| F E B R U A RI - MARET 2009
6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undangundang Nomor 28 Tahun 2007,setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pada Kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak. Kemudian yang kedua Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-16/PJ./2007 tanggal 25 Januari 2007 tentang Pemberian NPWP Orang Pribadi yang Berstatus Sebagai Pengurus, Komisaris, Pemegang Saham/Pemilik dan Pegawai Melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah. Apa Manfaat NPWP? Mempermudah Direktorat Jenderal Pajak dalam memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak. Selain itu NPWP juga bermanfaat dalam hal pengembalian pajak (meliputi zakat dan kredit pajak fiskal luar negeri), dalam pembuatan paspor, pengajuan SIUP, Pembuatan R/K di Bank, untuk pengajuan Kredit Bank, serta pembayaran pajak menjadi lebih kecil. Sanksi / Kerugian Apabila tidak memiliki NPWP? Dalam UU Pajak Pasal 21 ayat 5 (a) Menyatakan bahwa besarnya tarif bagi yang tidak memiliki NPWP lebih besar 20% dibanding mereka yang memiliki NPWP. Sutoto menambahkan, bahwa sebagian besar karyawan/ti PT. Indofarma yang telah menyerahkan fotokopi KTP ke Bidang SDM, telah mendapatkan NPWP. Sutoto juga menyarankan kepada mereka yang belum memiliki NPWP agar segera menyerahkan fotokopi (terbaru) KTP ke Bidang SDM untuk proses pembuatan NPWP. Sutoto berpesan Apabila nanti karyawan dan karyawati telah menerima Formulir 1721-A1 dari Bidang SDM untuk Pajak Penghasilan Tahun 2008, maka karyawan yang telah memiliki NPWP wajib membuat dan melaporkan SPT Tahunan Orang pribadi, beliau menjelaskan untuk karyawan dan karyawati yang mempunyai penghasilan Bruto dibawah Rp. 60.000.000 membuat SPT Tahunan dengan formulir 1770.SS, penghasilan Bruto Rp. 60.000.000 ke-atas membuat SPT Tahunan dengan formulir 1770.S dan untuk yang mempunyai usaha membuat SPT Tahunan dengan formulir 1770. Untuk perhitungan pajak karyawan yang setiap bulannya ada didalam struk gaji, akan dijelaskan tersendiri oleh Bidang SDM pada sesi yang lain (AK)
Lintas Media
Bahan Obat Bersubsidi Bermerek Dibatasi [JAKARTA] Bahan baku untuk obat generik bersubsidi bermerek (OGSM) dibatasi, agar tidak terjadi kelangkaan obat generik bersubsidi (OGS) di apotek-apotek. Bila tidak dibatasi, dikhawatirkan industri farmasi cenderung memproduksi obat bermerek daripada obat generik. Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mengungkapkan hal tersebut seusai pelantikan eselon II di lingkungan Departemen Kesehatan, pekan lalu di Jakarta. Mereka yang dilantik adalah dr Guntur Budi Wanarto MS sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dr Iwan M Muljono MPH sebagai Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr Rita Kusriastuti MSc sebagai Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang dr T Marwan Nusri MPH sebagai Direktur Bina Pelayanan Medik Dasar, dan drg Endang Ekowati MM sebagai Direktur Keuangan RSU M Djamil Padang. Pembatasan bahan baku itu merupakan tindak lanjut subsidi bahan baku obat generik senilai Rp 280 miliar untuk tahun 2009. Alasan pemerintah
mensubsidi bahan baku itu adalah ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar yang sangat mempengaruhi harga bahan baku obat generik. Dikatakan, bila obat bermerek menggunakan bahan baku bersubsidi, maka pemerintah menetapkan harga, yakni maksimum tiga kali dari harga obat generik (OGS). Seperti diketahui, selama ini pemerintah melalui Departemen Kesehatan menentukan harga obat generik, sedangkan harga obat bermerek tidak sekalipun. Untuk pengadaan bahan baku obat bersubsidi, menurut Siti, akan ditunjuk badan hukum sesuai rekomendasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan harga transparan. Sedangkan, industri farmasi yang akan membeli bahan baku obat bersubsidi harus mendapat persetujuan menteri kesehatan berdasarkan rekomendasi BPOM. (gunt // suara pembaruan 19.01.09)
| FEBRUARI - MARET 2 0 0 9
21
Seputar Kita
Training & Meeting Nasional 2009 Marketing INAF
It’s Time to
Change! Semakin ketatnya persaingan bisnis farmasi di tanah air pada 2009, perilaku konsumen yang sulit diantisipasi, serta semakin menurunnya daya beli masyarakat, memerlukan antisipasi berupa konsolidasi yang terintegrasi. Antisipasi tersebut diasah oleh Direktorat Marketing PT Indofarma Tbk (INAF) melalui training dan meeting nasional 2009, yang berlangsung pada 12 – 16 Januari lalu di Depo Pendidikan Bela Negara TNI AD Tangkuban Perahu, Ciater, Jawa Barat. Dari kegiatan tersebut diharapkan seluruh tenaga lapangan dapat lebih mengasah kepekaan terhadap perkembangan bisnis obat, memperluas wawasan, dan proaktif terhadap situasi yang harus dihadapi. Aktivitas seperti itu penting diadakan untuk optimalisasi perubahan dan perbaikan (It’s time to change). Training dan meeting yang dibuka oleh Direktur Utama PT Indofarma P. Sudibyo, dihadiri juga oleh Direktur Keuangan Deden E. Soetrisna dan Direktur Pemasaran M. Munawaroh, dilaksanakan dengan beberapa kegiatan. Dua hari pertama dilaksanakan outbond yang diikuti seluruh peserta, baik dari tenaga lapangan sampai ke level Manajer Direktorat Pemasaran. Cakupan aktivitas outbond melliputi Motivation high spirit
22
| F E B R U A RI - MARET 2009
mentality, Solo camp, Caraka malam, Flying fox dan sederetan aktivitas fisik ciri khas outbond lainnya. Bertindak sebagai instruktur adalah tim outbond Dodik Bela Negara TNI AD, yang bermarkas di lokasi yang sama. Yusuf Arifandy selaku ketua panitia acara mengatakan, “tujuan dari aktivitas outbond ini adalah untuk mempersiapkan fisik dan mental para tenaga lapangan serta mengasah kepekaan terhadap segala perkembangan, dan bersikap untuk selalu proaktif”. Selanjutnya setelah dua hari para peserta digembleng dengan aktivitas outbond, pada 14 hingga 16 Januari mereka mendapatkan training yang disampaikan baik dari pihak internal maupun eksternal. Dari para Manajer dan Asman Direktorat Marketing, para peserta mendapatkan
Corporate Secretary, Isakayoga
Dirpro, Yuliarti R. Merati.
Dirpem M. Munawaroh & Dirut P. Sudibyo.
materi tentang Product Knowledge dan Selling Skill. “Hasilnya kita harapkan para tenaga Pemasaran mampu merencanakan program pemasaran, hal ini sangat penting”, ujar Yusuf Arifandi. Asman Customer Relationship Management (CRM) ini menambahkan bahwa dengan rencana pemasaran yang baik, akan menjadi sebuah peta yang dapat membantu tenaga lapangan dalam mengembangkan, mengimplementasikan, sekaligus mengendalikan strategi dengan efektif dan efisien. Selain itu, beberapa pihak luar juga diundang untuk memberikan presentasi yang berkaitan dengan pekerjaan di direktorat ini. Antara lain yang dihadirkan dari Viva News.Com, Detik.Com, dan tim dari Winusa. Materi yang mereka sampaikan agak mirip, yaitu memberikan pengenalan modal Website kepada tenaga pemasaran dan pembekalan akan pentingnya Teknologi Informasi dalam membangun “sense of urgency”. Materi training lainnya adalah melatih para tenaga pemasaran agar mempunyai ketrampilan berbicara di depan umum dengan pola materi “Grab Your Audience”. Salah satu peserta, Gunawan dari Cabang Denpasar, yang juga kontributor majalah OASIS mengatakan, “Kegiatan rutin setiap tahun ini penting buat kami, karena tantangan di lapangan semakin beragam dan kami mempunyai tanggung jawab untuk selalu mengejar target yang ditetapkan”. Ditambahkan lagi olehnya bahwa raker ini membangun kebersamaan & kedisplinan dalam suasana kesederhanaan yang pada akhirnya akan diaplikasikan di lingkungan kerja masing-masing.
Presentasi Dirpro & Corsec Tidak ketinggalan, turut diundang Direktur Produksi, Yuliarti R Merati, dan Corporate Secretary, Isakayoga untuk ikut menyampaikan presentasi kepada seluruh peserta. Maka pada 14 Januari, secara estafet Dirpro dan Corsec membekali peserta dengan pengetahuan dan wawasan tentang industri farmasi. Yuliarti menyampaikan slide-slide yang berisi tentang konsep membangun kualitas secara menyeluruh dalam mendukung kinerja pemasaran. Dipaparkan pula data produk-produk baru yang akan segera launching pada tahun ini. Yuliarti mengingatkan kepada tenaga pemasaran yang kontak langsung dengan pelanggan, bahwa pelanggan berhak untuk mendapatkan apa yang mereka cari dan inginkan, seperti harga yang terjangkau, ketersediaan produk, keterjangkuan untuk mendapatkannya, pelayanan, dan terutama kualitas produk INAF. Sedangkan Isakayoga dalam paparan singkatnya menyampaikan pemahaman dasar tentang perusahaan terbuka (Tbk) seperti Indofarma, serta peran Corporate Secretary di dalamnya. Kaitannya dengan Direktorat Pemasaran menurutnya adalah bahwa dengan menyandang status Tbk, maka kita – tanpa terkecuali – dituntut untuk lebih profesional dalam menjalankan roda bisnis. “Dengan merubah budaya menjadi lebih professional, akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan. Efek positifnya adalah meningkatkan performa perusahaan dan menumbuhkan image yang baik di mata masyarakat”, demikian dikatakan sebagai penutup presentasinya.(gunt) | FEBRUARI - MARET 2 0 0 9
23
Seputar Kita
Annual Meeting PT IGM Changing Crisis, Taking Opportunities, and be A Winner for New IGM adalah tema yang diambil dalam Annual Meeting (Rapat Tahunan) PT Indofarma Global Medika di tahun 2009 ini. Rapat nasional yang diawali pada 19 hingga 23 Januari 2009 ini melibatkan seluruh Kepala Cabang dan personil lainnya yang berjumlah kurang lebih 100 orang. Dan tentunya jajaran Direksi PT IGM hadir lengkap yakni Direktur Utama Ary Gunawan, Direktur Operasional Elfiano Rizaldi, dan Direktur Keuangan & SDM, Pratoto S. Raharjo. Agenda rutin per tahun ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja seluruh organ pelaksana perusahaan baik di pusat maupun di daerah serta menyeragamkan semangat atas komitmen yang akan dilaksanakan bersama-sama pada tahun ini. Outbond Pada 18 Januari 2009, sehari sebelum dilaksanakan rapat tahunan, diadakan aktivitas outbound di wilayah Bukit Sentul, Bogor, Jawa Barat. Berbagai aktivitas outdoor digelar sehari penuh dan diikuti oleh seluruh peserta rapat, termasuk jajaran Direksi PT IGM. Di akhir acara outbound itu diadakan pula acara perpisahan untuk Asman Logistik PT IGM Sjamsul Bachrie. Acara ini dimaksudkan sebagai wujud perhatian dan kasih sayang kepada karyawan yang telah menyumbangkan darma baktinya kepada perusahaan.
24
| F E B R U A RI - MARET 2009
Rapat Tahunan Setelah peserta digembleng dalam acara outbound, maka pada 19 Januari dimulailah acara rapat tahunan yang pada pembukaannya di Hotel Aston Atrium Senen, Jakarta diawali dengan pemberian materi Leadership Training yang langsung dibawakan oleh Dirut PT IGM, Ary Gunawan. Dalam training Leadership tersebut Ary Gunawan mengupas tuntas masalah Leadership di perusahaan. Termasuk juga masalah behaviour serta teknik berkomunkasi. Direksi PT IGM dalam rapat tersebut membawkan agendanya masingmasing, dimulai dari Dirut Ary Gunawan, memaparkan tentang Strategic Planning Perusahaan. Direktur Operasional Elfiano Rizaldi memberikan arahan di seputar operasional perusahaan, baik di dalam unit Trading maupun Distribusi. Sedangkan Dirkeu & SDM Pratoto S. Rahardjo, membawakan materi seputar Financial serta ke Sumber Daya Manusia. Acara Rapat Tahunan ditutup pada hari Jum’at, 23 Januari 2009. (Radix)
Aktivitas Annual Meeting IGM 2009
Direksi PT IGM, Pratoto S. Rahardjo, Ary Gunawan, & Elfiano Rizaldi.
| FEBRUARI - MARET 2 0 0 9
25
Seputar Kita
PERPANJANGAN PKB INDOFARMA Pada 29 Januari lalu, telah terbit memo internal nomor 020/SDM/M/1/2009, tertandatangan Direktur Keuangan & SDM dan Ketua Umum Serikat Pekerja Indofarma, perihal perpanjangan berlakunya Perjanjian Kerja Bersama (PKB) periode 2007 hingga 2009. Dalam isi memo itu disampaikan bahwa sehubungan telah berakhirnya masa berlaku PKB periode 2007 – 2009 pada 18 Januari 2009 dan belum dilakukan perpanjangan kembali, maka PKB periode 2007 – 2009 tersebut diperpanjang masa berlakunya sampai 18 Juli 2009 (diperpanjang 6 bulan).
Lebih lanjut tentang perjalanan PKB periode yang lalu, ia mengupayakan untuk periode pemberlakuan selanjutnya agar kedua belah pihak (Manajemen dan SP) menghindari pernyataan dalam PKB yang multi persepsi. “Hal ini penting, dan harus dijaga untuk setiap periode pemberlakuannnya”, katanya dengan nada serius.
Dalam sebuah kesempatan, redaksi Oasis mewawancarai Manajer SDM Baharuddin guna menambahkan informasi tentang PKB tersebut. Dia menjelaskan bahwa selama kurun waktu perpanjangan itu, ketentuan PKB masih mengacu pada PKB periode 2007 – 2009. “Dan selama masa 6 bulan tersebut, tim yang akan dibentuk Manajemen akan melakukan perundingan dengan tim Serikat Pekerja (SP) Indofarma untuk menggodok PKB yang akan diimplementasikan tahun 2009 sampai 2011”, ujar Baharuddin. Secara legalitas, perusahan memang diperbolehkan untuk memperpanjang masa berlaku PKB, sembari menunggu PKB yang baru. Hal itu dikuatkan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003, pasal 123. Mengenai perundingan PKB. Baharuddin menyampaikan bahwa isi perundingan yang akan disahkan dalam PKB nanti, minimal tidak kurang dari isi Undang-undang yang terkait.
Mengenai hubungan Manajemen dan SP, ia berpendapat bahwa sudah terjalin hubungan yang baik antara keduanya, dan perlu untuk dipertahankan. Tambahnya lagi, “Saling berkomunikasi dan pertukaran informasi adalah indikator terjadinya hubungan yang harmonis antara SP dan Manajemen”.
26
| F E B R U A RI - MARET 2009
Sementara dalam perbincangan lain, pengurus SP diwakili Sekretaris Umum Setiawan dan Ketua Bidang Hubungan Industrial Usman, mengatakan bahwa saat ini pengurus SP sedang menyusun draft PKB yang baru. Pengurus juga akan meminta masukan dari segenap anggota, agar PKB mendatang lebih baik lagi. Mereka optimis pada 6 bulan mendatang akan lahir PKB hasil perundingan dan kesepakatan dengan Manajemen. (gunt & irfan)
Seputar Kita
Peduli Korban Banjir Pertengahan Januari 2009, musibah banjir melanda beberapa wilayah di tanah air. Begitu pula di beberapa titik pemukiman di Bekasi, Cibitung, Cikarang, Karawang dan sekitarnya juga tergenang banjir. Sebagian insan Indofarma tak luput dari musibah tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh dari tim internal yang mensurvey lokasi, terdapat sebanyak 131 karyawan dan karyawati serta Tenaga Harian Lepas (THL) PT Indofarma yang kediamannya terkena banjir. Sebagai wujud rasa solidaritas dan rasa kekeluargaan sesama insan Indofarma, maka Serikat Pekerja Indofarma dan Manajemen PT Indofarma berkolaborasi dalam memberikan bantuan berupa paket sembako rekan-rekan kita tersebut. Pemberian paket sembako secara simbolis dilaksanakan pada 20 Januari 2009 dan diberikan langsung oleh Direktur Keuangan & SDM Deden Edi Soetrisna dan Ketua Umum Serikat Pekerja Indofarma Sutaryono. Pemberian paket sembako secara simbolis tersebut dilakukan di beberapa rumah karyawan yang terkena musibah banjir di sekitar Cibitung. Sedangkan bantuan untuk karyawan dan THL diberikan selanjutnya oleh tim internal dari Serikat Pekerja Indofarma.(AK)
Pharmacia Sudahi Kontroversi Puyer, Membuat Masyarakat Bingung Kelebihan dan kekurangan dalam pemberian obat bentuk sediaan puyer ternyata menjadi bahan komoditas kontroversi di antara klinisi, yang berakibat kebingungan dalam masyarakat penggunanya. Selain membuat bingung masyarakat, kontroversi ini juga rawan ditunggangi oleh beberapa pihak demi kepentingan kelompoknya. Dalam beberapa survey didapatkan penggunaan puyer jauh melampaui penggunaan sediaan sirup. Dalam pengobatan modern Barat, pada awalnya puyer merupakan salah satu bentuk sediaan yang luas digunakan di seluruh dunia, terutama untuk penggunaan obat racikan/ campuran. Puyer (powder) atau pulvis adalah salah satu bentuk sediaan obat yang biasanya didapat dengan menghaluskan atau menghancurkan sediaan obat tablet atau kaplet yang biasanya terdiri atas sedikitnya dua macam obat. Namun, dengan kemajuan teknologi sediaan obat yang diberikan berkembang dalam bentuk sediaan kapsul, sirup atau injeksi. Terdapat berbagai kekurangan dan kelebihan dari berbagai bentuk sediaan obat tersebut. Bentuk sediaan obat puyer lebih sering digunakan oleh dokter anak, karena selain lebih mudah memberikan takaran dosis, lebih praktis, lebih murah atau kadang tidak ada sediaan obat sirup pada jenis obat tertentu. Sedangkan sediaan kapsul atau sirup jadi lebih mahal, kadang tidak praktis karena kesulitan mengatur dosis tetapi rasanya lebih enak. Di samping itu masih banyak terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan masing-masing sediaan obat tersebut.
Dirkeu & SDM Deden E. Soetrisna memberikan sumbangan kepada keluarga karyawan yang terkena musibah kebanjiran.
Tampaknya kontroversi yang timbul dalam penggunaan puyer ternyata bila disimak dengan cermat tidak pada substansinya. Ternyata, kontroversi yang ditakutkan tersebut ternyata tidak hanya dialami oleh pengguna puyer tetapi juga pada pengguna obat sediaan lainnya. Opini yang ditakutkan tersebut bukan karena masalah puyernya sendiri tetapi kelemahan knowledge (pengetahuan) dokter atau skill (ketrampilan) apoteker dalam penyajiannya, bukan dari kelemahan sediaan puyer itu sendiri. Hasil rekomendasi dari institusi yang kredibel seperti WHO (World Health Organization), CDC (Centers for Disease Control), AAP American Academy of Pediatrics, IDI (Ikatan Dokter Indonesia) atau IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), sangat penting dalam mengklarifikasi masalah kontroversi tentang puyer tersebut ke masyarakat.
Ketua Serikat Pekerja Indofarma Sutaryono sedang menyampaikan paket bantuan musibah kebanjiran.
Dalam kontroversi tersebut sebaiknya pihak yang berwenang harus mengeluarkan rekomendasi resmi tentang masalah keamanan puyer sebagai salah satu bentuk sediaan obat. Bahwa puyer adalah bentuk sediaan obat yang tidak berbahaya dan aman, karena sampai saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan keburukannya. (gunt // www.wikimu.com) | FEBRUARI - MARET 2 0 0 9
27
Seputar Kita Pembentukan Tim Tanggap Darurat (T2D) PT Indofarma Tbk Pada tanggal 16 Februari 2009 di ruang pelatihan diadakan pelantikan Tim Tanggap Darurat (T2D) oleh Direktur Keuangan & SDM Deden Edi Soetrisna. Acara pelantikan tersebut dihadiri oleh kurang lebih 100 karyawan dari berbagai Bidang yang masing-masing perwakilannya ditunjuk sebagai anggota T2D. Tim yang diketuai oleh Office Support Manager Achmad Yusuf ini mempunyai tugas pokok, yaitu mempersiapkan, mengkoordinasi dan melaksanakan kegiatan tanggap darurat bahaya kebakaran di lingkungan PT. Indofarma Tbk. Tim yang telah dibentuk dan dikukuhkan tersebut terbagi atas 16 sektor dan masing-masing sektor terdiri dari 3 kelompok tim, yaitu Tim Pemadam, Tim Evakuasi dan Tim P3K (AK)
Humor KELUHAN PEGAWAI Seorang pegawai sering mengeluh karena setiap hari bekerja overload dan mesti pulang malam. Selain itu dia banyak sekali mengerjakan tugas-tugas yang sebenarnya tidak tertulis dalam job deskripsi yang dimilikinya. Yang paling tidak adil, performanya tersebut tidak pernah dibahas dalam penilaian kinerja yang dilakukan setiap tahun. Karena tidak tahan merasa diperlakukan secara tidak adil, dia akhirnya mengungkapkan keluh kesah nya tersebut kepada atasannya. Pegawai: “Boss, gimana nih, saya sudah 11 tahun kerja di sini. Di sini saya seperti mengerjakan pekerjaan tiga orang, tapi hanya digaji untuk satu orang.” Boss: “Begini, saya tidak bisa menaikkan gajimu, tetapi tenang saja. Jika kamu mau mengatakan kepada saya, siapa dua orang itu yang menyerahkan tugasnya padamu, saya akan segera memecat mereka!” Dasar bos tidak peka ..beginilah jadinya nasib jadi bawahan. (gunt // dbs) JANGAN IKUTI TIPS INI Banyak gaya dalam penulisan surat lamaran pekerjaan, namun kami sarankan agar Anda jangan mengikuti model seperti ini: 1. TERLALU BANYAK SINGKATAN Dgn Hrmt. ttrk dgn ikl lwg krj yg dmt pd srt kbr edisi sls , sy brmskd mengisi lwg yg bpk bthkn,dri thn 1999 - 2004, sy tlh bkj di aptk, di bag cln srv. dri thn 2004-2005, sy bkj di LC bank sbg kabag keu. dri thn 2005- smp skrg jd tkg pkr di mol. 2. TERLALU BANYAK LAMPIRAN Sebagai bahan pertimbangan bapak, bersama ini saya sertakan: a. foto copy KTP bapak saya, ibu saya, dan KTP saya sendiri b. pas foto saya waktu lahir dan waktu disunat c. surat kelakuan baik seluruh keluarga saya d. bon hutang selama 1 tahun
28
| F E B R U A RI - MARET 2009
e. proposal permintaan sumbangan pembangunan mesjid di RT saya f. surat akte kelahiran saya 3. BAHASANYA SOK GAUL Dgn hormat banget , boss!!!! Halo boss , capee deeehhh!!!! apa kabar nich…..? baik baik aja dong , iya kan iya dong , bener kan bener dong….? Saya mo ngelamar kerja nich..boleh dong…please. ..boleh ya…? 4. BAHASA SOK PREMAN. Gue pernah kerja di kantor bokap. Tapi lantaran gue sering bolos sama sering ngegodain skertaris kantor, gue dikeluarin, ampun daahhh!!!! Makanya sekarang gue ngelamar kerja di kantor lo. Ga usah khawatir soal jabatan deh….Gue sih yg penting dibayar gede ama lo. Ok deh!! Gue tunggu panggilan kerja dari lo di rumah gue. Kalo sampe satu hari belom juga ada panggilan, lo bakal tau sendiri akibatnya… .!!!!!!! 5. BAHASA SOK AKRAB. Dengan hormat , Hai apa kabar nih…? Baik baik aja kan…? Saya juga ketika menulis surat ini dalam keadaan sehat wal afiat, semoga kamu juga baik baik aja seperti saya disini. Ngomong ngomong gimana kabar anak anak, sehat kan ..? Istri pasti makin cantik aja…..salam aja ya buat mereka. Oya ..hampir lupa, saya bermaksud melamar pekerjaan pada perusahaan kamu bisa kan? 6. TERLALU BERTELE TELE. Dengan segala hormat, Setelah saya membaca iklan lowongan pekerjaan di surat kabar ternama di ibukota yang oplagnya 3 juta exemplar per harinya, saya sangat tertarik sekali dengan iklan yang anda muat di halaman 16 kolom 6 seperti pada lampiran surat lamaran saya ini. Oleh karena itu saya bermaksud untuk melamar pekerjaan tersebut dan juga sekalian harapan saya, dengan surat lamaran ini kita bisa mempererat tali silaturahmi antara kita berdua, bukankah dalam agama pun telah diterangkan betapa pentingnya arti sebuah silaturahmi?. (gunt // dbs)