i
ANALISIS TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP) DAN EFISIENSI PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (Periode 2010 – 2015)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
OLEH: SITI AISYAH NIM. 1112046100043
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2016 M
ii
ANALISIS TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP) DAN EFISIENSI PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (Periode 2010 – 2015)
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Sayarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
OLEH: SITI AISYAH NIM. 1112046100043
Di bawah bimbingan:
Dr. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Sc, Ph.D NIP. 196106241985121001
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2016 M
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “Analisis Total Factor Productivity (TFP) dan Efisiensi pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2010 – 2015)”, yang ditulis oleh Siti Aisyah, NIM. 1112046100043, telah diajukan dalam sidang skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jumat, 7 Oktober 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta,
Oktober 2016
Mengesahkan Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A. NIP. 19691216 199603 1 001
Panitia Sidang: Ketua
: A.M. Hasan Ali, M.A. NIP. 19751201 200501 1 005
(…….....…..….)
Sekretaris
: Dr. Abdurrauf, M.A. NIP. 19731215 200501 1 002
(………..…......)
Pembimbing : Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Sc, Ph. D (...……………..) NIP. 19610624 198512 1 001 Penguji I
: Edi Setiadi, S.E., M.M.
(…..…………..)
Penguji II
: Supriyono, M.M. NIP. 19720111 201411 1 001
(……………....)
iii
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 2016 M
SITI AISYAH
iv
ABSTRAK Siti Aisyah. NIM 1112046100043. Analisis Total Factor Productivity (TFP) dan Efisiensi pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2010 – 2015). Skripsi, Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1438/2016. Penelitian ini meneliti tentang produktivitas dan efisiensi pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi serta hubungan antara produktivitas dan efisiensi BUS di Indonesia. Objek penelitian ini menggunakan 11 (sebelas) Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, selama kuartal II tahun 2010 sampai kuartal III tahun 2015. Pengukuran produktivitas menggunakan metode Malmquist Productivity Index (MPI), sedangkan pengukuran efisiensi menggunakan metode Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA). Secara umum, score perubahan produktivitas (TFPCH) sebesar 0,995 yang berarti perbankan syariah di Indonesia belum mampu mengoptimalkan produktivitasnya. Secara individu, terdapat enam bank yang memiliki score produktivitas ≥ 1 yaitu, BCAS, BRIS, BSM, Muamalat, Panin Syariah dan Victoria Syariah, sedangkan lainnya memiliki score produktivitas ≤ 1. Kemudian, hasil pengukuran efisiensi secara umum menunjukkan score DEA sebesar 56,61% yang berarti rata-rata perbankan syariah di Indonesia belum dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Secara individu, efisiensi bank syariah menunjukkan trend yang fluktuatif dengan score tertinggi pada Maybank Syariah 88,09% dan terendah pada Bank Mega Syariah 36,70%. Hasil analisis Tobit secara umum menunjukkan bahwa variabel Total Aktiva, Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh positif dan signifikan. Sedangkan pada variabel Beban Operasional dan Net Operating Margin (NOM) terdapat pengaruh negatif dan signifikan. Sedangkan secara individu ditemukan bahwa variabel Total Aktiva (TA) pada Bank BJB Syariah dan Maybank Syariah menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan, Beban Operasional pada sebelas BUS terdapat pengaruh negatif, sedangkan variabel CAR berpengaruh positif terhadap efisiensi pada Bank BCA Syariah, Bank BJB Syariah, Bank Mega Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Muamalat dan Bank Victoria Syariah. Selanjutnya, ROE pada Bank BCA Syariah, Bank BJB Syariah, Bank Bukopin Syariah, serta Bank Muamalat mempunyai hubungan negatif terhadap efisiensi. Terakhir, NOM pada Bank BJB Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Muamalat, dan Bank Victoria Syariah mempunyai hubungan negatif terhadap efisiensi. Selanjutnya hasil perbandingan tingkat produktivitas dan efisiensi baik secara umum maupun individu, menunjukkan bahwa perubahan teknologi sejalan dengan perubahan produktivitas, namun berfluktuatif terhadap perubahan efisiensi. Kata Kunci: Produktivitas, Efisiensi, Malmquist Productivity Index (MPI), Data Envelopment Analysis (DEA), Model Tobit, Input, Output
v
KATA PENGANTAR Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Total Factor Productivity (TFP) dan Efisiensi pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2010 – 2015).” Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, beserta penerus ajaran agama-Nya yang telah mencapai kesempurnaan hingga akhir zaman. Skripsi merupakan buah perjuangan penulis guna memenuhi salah satu syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Selama proses penulisan skripsi ini penulis tidaklah terlepas dari segala bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. A.M. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat, dan Dr. Abdurrauf, M.A. selaku Sekretaris Program Studi Muamalat. 3. Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS, M.Sc, Ph. D selaku pembimbing skripsi maupun akademik yang selalu memberikan waktu luang, bimbingan, doa serta motivasi kepada penulis dan memberikan pelita ilmu kepada penulis selama
vi
vii
penyusunan ini maupun selama perkuliahan, semoga Allah membalas segala kebaikan bapak. Amiinn Allahumma Ammiinn… 4. Seluruh Staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta seluruh Staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
yang
telah
membantu
menyediakan
fasilitas
perpustakaan. 5. Segenap bapak dan ibu dosen yang telah memberikan bekal pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis. 6. Kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Ismail, Ibunda Nur Hayati yang tak pernah putus memberikan doa, kasih sayang yang tak bisa ternilai, motivasi agar aku berubah menjadi lebih baik serta dukungan lainnya baik moril maupun materil yang tidak ternilai. Semoga Bapak dan Ibu selalu dalam lindungan Allah SWT. Amiinn… 7. Masku tersayang, Mas Rudi Hariyanto, yang selalu buat usil, tapi juga selalu ada untuk bantuin aku. Dan Alm. Mas Ahmad Sofyan, yang tiba-tiba suka ada di alam mimpi. Terimakasih karena kalian menjadi motivasi terbaik untukku. 8. Tante Yuni dan emak GO yang selalu memberikan motivasi. Dan mba Hesti yang selalu ngasih solusi masalah kuliah maupun kerjaan. Thx so much … 9. Keluarga besar TPA Assalam yang sudah memberikan toleransi waktu. 10. Sahabat kecilku, Eva Oktadiani, yang kalau ketemu curhatnya dari A-Z uuppss.. selalu ada buat dengerin keluh kesah sekolah sampe kuliah, semoga jangan bosen yaa… hehehe
viii
11. Indy, Safit dan Nunu, walaupun ketemu cuma masa liburan tapi selalu ada buat jadi inspirasi ketawa hahaha.. 12. Susi Manulang dan Koko Calvin Chen yang menjadi teman perjuangan masuk PTN dan inspirasi kuliah, semoga sama-sama sukses dan tak putus hubungan sampai kapan pun. 13. Sahabat-sahabat terbaik penulis kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Perbankan Syariah angkatan 2012 dan special PS A yang namanya kebanyakan kalau disebutkan satu persatu. 14. Agasshi… (lala, nihus, epong, ayu, emul, deti, ifa, nada, friska, mentari, rahmi dan mbae) yang selalu ada ketawa bareng, nugas bareng, apaun deh asikkk bareng kalian. Ga akan tamat kalau menyangkut Korea bareng kalian. 15. Teman-teman KKN Replika 2015, khususnya Bu Ketu April dan Uci yang selalu ada buat ngerjain laporan sampai larut malem buat ngejar nilai daftar sidang dan lulus. Alhamdulillah yaahh ga sia-sia yang penting pengalamannya chhiinnn.. hahaha… 16. Teman-teman dan kakak-kakak Sanggar Enigami yang seru-seruan berkreasi bersama, penghilang penat skripsi hehehe… 17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu demi terselesaikannya skripsi ini, semoga Allah memberikan anugerah yang setimpal. Amiinn… Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menambah khasanal ilmu pengetahuan dan dapat menjadi amal ibadah bagi penulis. Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas cahaya ilmuNya yang selalu memberikan
ix
kelancaran dan kemudahan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah senantiasa meridhai setiap langkah kita. Amiinn..
Jakarta, Oktober 2016
Siti Aisyah
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. iii LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................ iv ABSTRAK .......................................................................................................... v KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi DAFTAR ISI ....................................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii DAFTAR GRAFIK............................................................................................ xv BAB I ................................................................................................................ 17 PENDAHULUAN ............................................................................................. 17 A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 17 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................................... 23 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 24 D. Sistematika Penulisan .............................................................................. 25 BAB II ............................................................................................................... 27 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 27 A. Bank Syariah ........................................................................................... 27 B. Produktivitas dan Efisiensi ...................................................................... 30 1. Konsep Produktivitas dan efisiensi ....................................................... 30 2. Pengukuran Produktivitas pada Lembaga Keuangan ............................. 38 3. Konsep Produktivitas dalam Islam ....................................................... 41 4. Pengukuran Efisiensi pada Lembaga Keuangan .................................... 44 5. Konsep Efisiensi dalam Islam .............................................................. 50 C. Kajian Terdahulu..................................................................................... 52 BAB III ............................................................................................................. 66 METODE PENELITIAN ................................................................................... 66 A. Jenis Penelitian........................................................................................ 66 1. Objek Penelitian ................................................................................... 66 2. Sumber Data ........................................................................................ 66
x
xi
C. Metode Pengumpulan Data...................................................................... 67 D. Definisi Operasional................................................................................ 67 E. Metode Analisis ...................................................................................... 71 G. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 80 BAB IV ............................................................................................................. 83 ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................................... 83 A. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian .................................................... 83 B. Hasil Perhitungan Tingkat Produktivitas Bank Umum Syariah Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015: Malmquist Index ......................... 88 1. Analisis Tingkat Produktivitas Perbankan Syariah di Indonesia Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015 .................................................. 88 2. Analisis Perubahan Efisiensi yang Mempengaruhi Tingkat Produktivitas Masing- Masing Bank Umum Syariah Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015 ..................................................................................... 93 3. Analisis Tingkat Produktivitas individual Bank kuartal Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015 ............................................................. 99 C. Hasil Perhitungan Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015: First Stage........................................... 103 1. Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015 ................................................ 103 2. Analisis Analisis Teknis Inefisiensi Bank Umum Syariah Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015 ................................................ 109 D. Hasil Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015: Second Stage .................................................................................................... 126 1. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi pada Bank Umum Syariah ................................................................................... 126 2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi pada Masing-Masing Bank Umum Syariah ................................................. 130 E. Hasil Analisis Perbandingan Efisiensi, Produktivitas serta Perubahan Teknologi (TECHCH) pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia .. 132 BAB V............................................................................................................. 136 PENUTUP ....................................................................................................... 136 A. Kesimpulan ........................................................................................... 136
xii
B. Saran ..................................................................................................... 140 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 142 LAMPIRAN .................................................................................................... 145
DAFTAR TABEL Tabel 1.1
Data Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ............................ 18
Tabel 1.2
Perkembangan DPK, Aset dan Pembiayaan Perbankan Syariah..19
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu …………………………...……60
Tabel 3.1
Kerangka Pemikiran …..……………………………...………….. 82
Tabel 4.1
Statistik Ringkasan Variabel Aktiva Tetap 11 BUS pada Kuartal II
Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 …………………….…………….…….83 Tabel 4.2
Statistik Ringkasan Variabel Total DPK 11 BUS pada Kuartal II
Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015……………………………………...84 Tabel 4.3
Statistik Ringkasan Variabel Beban Personalia 11 BUS pada Kuartal
II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 ............................................................. 85 Tabel 4.4
Statistik Ringkasan Variabel Total Pembiayaan 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 ................................................. 86 Tabel 4.5
Statistik Ringkasan Variabel Aktiva Produktif Lainnya 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 ................................................. 87 Tabel 4.6
Statistik Ringkasan Variabel Pendapatan Operasional 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 ................................................. 88 Tabel 4.7
Perubahan Teknologi (TECHCH) 11 BUS pada Kuartal II Tahun
2010 - Kuartal III Tahun 2015 ........................................................................... 94 Tabel 4.8
Perubahan Efisiensi (EFFCH) 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 -
Kuartal III Tahun 2015 ...................................................................................... 95 Tabel 4.9
Perubahan Efisiensi Teknis Murni (PECH) 11 BUS pada Kuartal II
Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 ................................................................. 96 Tabel 4.10
Perubahan Efisiensi Skala (SECH) 11 BUS pada Kuartal II Tahun
2010 - Kuartal III Tahun 2015 ........................................................................... 97 Tabel 4.11
Perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) 11 BUS pada
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 ................................................. 98 Tabel 4.12
Rata-rata Produktivitas 11 (Sebelas) Bank Umum Syariah Selama
Periode Penelitian (Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015) ................ 99 Tabel 4.13
Komposisi Perubahan Efisiensi yang Mempengaruhi Tingkat
Produktivitas BUS ............................................................................................. 99 xiii
xiv
Tabel 4.14
Sumber Inefisiensi BCA Syariah................................................. 110
Tabel 4.15
Sumber Inefisiensi BJB Syariah .................................................. 111
Tabel 4.16
Sumber Inefisiensi Bank Mega Syariah....................................... 113
Tabel 4.17
Sumber Inefisiensi BNI Syariah .................................................. 114
Tabel 4.18
Sumber Inefisiensi BRI Syariah .................................................. 116
Tabel 4.19
Sumber Inefisiensi BSM ............................................................. 117
Tabel 4.20
Sumber Inefisiensi Bukopin Syariah ........................................... 119
Tabel 4.21
Sumber Inefisiensi Maybank Syariah .......................................... 120
Tabel 4 22
Sumber Inefisiensi Bank Muamalat ............................................ 122
Tabel 4 23
Sumber Inefisiensi Bank Panin Syariah....................................... 123
Tabel 4 24
Sumber Inefisiensi Bank Victoria Syariah ................................... 125
Tabel 4 25
Hasil Analisis pada Bank Umum Syariah (BUS) dengan
Menggunakan Model Tobit .............................................................................. 127 Tabel 4.26
Hasil Analisis pada Masing-Masing Bank Umum Syariah dengan
Menggunakan Model Tobit ……………………………………………………..130
DAFTAR GRAFIK Grafik 2. 1 Kurva TP, MP dan AP ................................................................ 32 Grafik 2. 2 Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Output ....................... 34 Grafik 2. 3 Skala Hasil Menaik (increasing return to scale) ......................... 35 Grafik 2. 4 Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale)......................... 36 Grafik 2. 5 Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale).................... 37 Grafik 2. 6 Prinsip Efisiensi ......................................................................... 37 Grafik 4. 1 Rata-Rata Score Produktivitas Perbankan Syariah di Indonesia Kuartal II Tahun 2010 Kuartal III Tahun 2015 ………………………………….89 Grafik 4. 2 Perkembangan Jumlah ATM Perbankan Syariah ....................... 90 Grafik 4. 3 Grafik BOPO ............................................................................. 90 Grafik 4. 4 Pertumbuhan Jumlah Cabang Bank Syariah ............................... 91 Grafik 4. 5 Perkembangan DPK Syariah ...................................................... 92 Grafik 4. 6 Aset dan Aset ……………………………………………….... 91 Grafik 4. 7 Market Share ............................................................................. 92 Grafik 4. 8 FDR Perbankan Syariah ............................................................ 93 Grafik 4. 9 Jumlah ATM 11 BUS …………………………………………..99 Grafik 4. 10 Perkembangan ROA ................................................................ 100 Grafik 4. 11 Perkembangan NPF Bank Muamalat, Panin Syariah dan Victoria Syariah………………………………………………………………………………………………………………………101 Grafik 4. 12 Jumlah Cabang Bank Syariah ................................................. 102 Grafik 4. 13 Efisiensi Variabel Input-Output Perbankan Syariah di Indonesia Kuartal II 2010 – Kuartal III 2015.................................................................... 103 Grafik 4. 14 Grafik Rata-Rata Inefisiensi dan Frekuensi Inefisiensi setiap Variabel pada 11 BUS di Indonesia .................................................................. 104 Grafik 4. 15 Efisiensi 11 (Sebelas) Bank Umum Syariah Kuartal II 2010 – Kuartal III 2015 ............................................................................................... 106 Grafik 4. 16 Efisiensi 11 (sebelas) Bank Umum Syariah Kuartal II 2010 – Kuartal III 2015 ............................................................................................... 107 Grafik 4. 17 Rata-Rata Efisiensi 11 (Sebelas) Bank Umum Syariah Kuartal II 2010 – Kuartal III 2015.................................................................................... 109 Grafik 4. 18 Potential Improvement BCA Syariah....................................... 110 Grafik 4. 19 Potential Improvement BJB Syariah ........................................ 112 Grafik 4. 20 Potential Improvement Bank Mega Syariah............................. 113 Grafik 4. 21 Potential Improvement BNI Syariah ........................................ 115 Grafik 4. 22 Potential Improvement BRI Syariah ........................................ 116 Grafik 4. 23 Potential Improvement BSM ................................................... 118 Grafik 4. 24 Potential Improvement Bukopin Syariah ................................. 119 Grafik 4. 25 Potential Improvement Maybank Syariah ................................ 121
xv
xvi
Grafik 4. 26 Potential Improvement Bank Muamalat .................................. 122 Grafik 4. 27 Potential Improvement Bank Panin Syariah............................. 124 Grafik 4. 28 Potential Improvement Bank Victoria Syariah ......................... 126 Grafik 4. 29 Perbandingan Score Produktivitas, Efisiensi dan Perubahan Teknologi pada Perbankan Syariah di Indonesia pada Kuartal II Tahun 2010 sampai Kuartal III 2015 ................................................................................... 133
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Sistem perbankan sangat penting bagi perekonomian modern. Sebagai lembaga intermediasi bagi surplus unit dan deficit unit serta jasa keuangan lainnya. Baik bank yang berbasis bunga atau bank konvensional maupun bank dengan prinsip bagi hasil atau bank syariah, keduanya dituntut agar dapat mengelola dananya dengan baik, sehingga pengukuran kinerja perbankan perlu mendapatkan perhatian agar bank dapat beroperasi dengan lebih produktif dan seefisien mungkin. Ketua Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Agustianto Mingka menilai pada tahun 20161, tingkat kompetisi jasa keuangan akan semakin ketat, karena mulai berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sehingga akan berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan syariah karena masih terkendala beberapa masalah seperti keterbatasan modal, sumber dana, SDM, dan TI yang belum mumpuni.
1
Paulus Yoga, Tantangan Perbankan Syariah di 2016, http://infobanknews.com/tantangan-perbankan-syariah-di-2016/, diakses tanggal 15 Februari 2016.
17
18
Tabel 1. 1
Data Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
2014 2015 Indikator Jun Sep Des Mar Jun Sep 11 12 12 12 12 12 Jumlah Bank 2163 2150 2123 2043 Jumlah Kantor 2160 2186 2926 3143 3350 3354 3483 3525 ATM (Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Desember 2015) Semakin ketatnya persaingan dengan bertambahnya jumlah Bank Umum Syariah sejalan dengan ketentuan dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/50/DPbS tentang kemudahan dalam pembukaan kantor cabang bank syariah. Bertambahnya jumlah kantor cabang juga akan meningkatkan sumber daya manusia yang berarti akan meningkatkan beban personalia bagi bank. Perkembangan tersebut juga membuat persaingan dalam industri perbankan berkembang lebih cepat. Pada awalnya, teknologi mempunyai peran kontribusi yang sangat unggul. Bank yang memiliki teknologi layanan ATM lebih luas dapat menjaring nasabah lebih banyak. Namun, saat ini layanan ATM bukan menjadi keungulan lagi, dikarenakan sudah menjadi fasilitas keharusan yang menjadi standar pelayanan bank. Kini persaingan industri perbankan mengarah pada persaingan harga (margin), baik margin produk funding maupun financing. Penerapan margin pada produk funding dan financing harus sama-sama kompetitif.
Margin produk
funding yang kompetitif akan meningkatkan dana pihak ketiga (DPK). Penerapan margin yang kompetitif harus diterapkan karena persaingan DPK tidak hanya terjadi dengan lembaga perbankan konvensional melainkan institusi keuangan non-bank (IKNB) seperti takaful dan reksadana. Berdasarkan survei Karim
19
Consulting Indonesia,1 Adiwarman menjelaskan terkait persepsi masyarakat terhadap bank syariah menunjukkan bahwa 6,9% masyarakat masih banyak beranggapan bank syariah adalah bank orang Islam, bank umum untuk umrah atau haji, sementara 2,8% beranggapan bank syariah aman dan baik. Sedangkan 4,8% persepsi masyarakat terhadap keuntungan atau kelebihan bank syariah. Hal ini menunjukkan tingkat persaingan DPK perbankan syariah masih terbatas karena perbankan syariah masih identik dengan hal spiritual keagamaan, sedangkan perbankan syariah seperti halnya perbankan konvensional yang cakupan bisnisnya mencakup global. Sedangkan penerapan margin produk financing yang kompetitif akan menjadi daya tarik utama bagi nasabah yang ingin meminjam dana bank syariah.dengan bertambahnya jumlah pembiayaan, bank syariah menjadi lebih produktif. Tabel 1. 2
Perkembangan DPK, Aset dan Pembiayaan Perbankan Syariah
2014 2015 Indikator Jun Sep Des Mar Jun Sep 188190 195085 204961 198553 200217 204025 Total Aset 191594 197141 217858 212988 213477 219580 DPK Pembiayaan 193136 196563 200176 201620 207075 209476 (Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Desember 2015) Dengan meningkatnya total pembiayaan, bank syariah juga harus menjaga likuiditasnya guna tetap menjaga kesehatan bank. Sesuai peraturan BI besarnya Giro Wajib Minimum (GWM) adalah 8% yang digunakan untuk menjaga likuiditas bank. Selain itu, bank juga harus memenuhi besarnya rasio FDR sejalan
1
http://www.tribunnews.com/bisnis/2015/04/10/pengamat-bank-syariah-masih-banyakkelemahan, diakses pada tanggal 15 feb 2016.
20
dengan meningkatnya DPK bank. Beberapa hal tersebut dapat mengurangi keuntungan pihak bank. Sedangkan, pihak bank tidak dapat menaikkan margin produk financing atau menurunkan margin produk funding dikarenakan jika hal itu terjadi bukan tidak mungkin nasabah akan beralih pada bank lainnya yang memiliki margin yang lebih sesuai atau tidak ada nasabah yang tertarik untuk berinvestasi maupun mendapatkan pembiayaan di bank tersebut. Terkait permasalahan bank syariah, kondisi perekonomian Indonesia yang sempat mengalami perlambatan karena pengaruh perekonomian global juga turut mempengaruhi perbankan di Indonesia, inflasi, nilai tukar, ekspor impor merupakan beberapa masalah makroekonomi yang berimbas pada beberapa perusahaan di Indonesia. Industri perbankan, khususnya perbankan syariah harus lebih memperhatikan alokasi pembiayaan yang disalurkannya. Dampak dari ketidakpastian kondisi makroekonomi dapat membuat alur pembiayaan terganggu dan menyebabkan tingginya rasio NPF.
juga memiliki pengaruh terhadap
keberlangsungan pengelolaan asset bank syariah. Besarnya rasio NPF yang diperbolehkan Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%, jika melebihi itu maka akan mempengaruhi tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. Di tengah kendala permasalahan bank syariah dan persaingan global yang cukup ketat tersebut, bank syariah dituntut untuk menjaga tingkat produktivitas dan efisiensinya. Dengan tingkat efisiensi dan produktivitas yang baik, maka akan berdampak pada tingkat return nasabah yang lebih baik dan selanjutnya para investor akan tertarik untuk bermintra dengan bank syariah.
21
Dalam Suzuki (2011)2, untuk mengukur kinerja sektor perbankan terdapat dua jenis pengukuran yang banyak digunakan, yaitu dengan menggunakan rasio keuangan dan langkah-langkah efisiensi. Dalam Endri (2011), perbaikan efisiensi dapat dilakukan jika bank dapat beroperasi dengan biaya yang paling minimum. Upaya efisiensi tersebut juga akan berdampak pada peningkatan daya saing yang dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas, baik produktivitas faktor produksi (kapital dan tenaga kerja) maupun produktivitas teknologi (produktivitas teknik). Dalam Surjaningsih dan Permono (2014),3 kinerja ekonomi suatu perusahaan dapat tercermin dari tingkat efisiensi dan produktivitas, yaitu rasio antara output terhadap input. Semakin besar rasio output terhadap input, maka semakin tinggi kinerja perusahaan tersebut. Pengukuran kinerja tersebut sangatlah penting untuk mengetahui pada tingkat mana efisiensi dan produktivitas dari proses bisnis dijalankan, apakah terjadi peningkatan ataukah penurunan, dikarenakan produktivitas merupakan penggerak peningkatan kualitas kinerja perusahaan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja perbankan, efisiensi dan produktivitas, perlu dilakukan agar perbankan dapat menilai usahanya dalam menjalankan bisnis, sehingga diharapkan dapat memacu tingkat produktivitas dan efisiensi perbankan syariah di Indonesia dalam
2
Yasushi Suzuki and Suminto Sastrosuwito, Efficiency and Productivity Change of the Indonesian Commercial Banks, (2011 International Conference on Economics, Trade and Development, IPEDR vol.7 (2011) © (2011) IACSIT Press, Singapore), hlm. 10. 3 Ndari Surjaningsih dan Bayu Panji Permono, Dinamika Total Factor Productivity Industri Besar Dan Sedang Indonesia, (Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Januari 2014), hlm. 286.
22
menghadapi era persaingan global dimana pesaing usaha bukan hanya datang dari pesaing sejenis, melainkan perusahaan yang memiliki kemampuan memberikan jasa sejenis. Pengukuran produktivitas dapat mengacu pada total factor productivity (TFP) dari seluruh faktor yang digunakan, dan bukan produktivitas yang bersifat parsial, seperti labor productivity atau capital productivity. Pengukuran parsial dapat menimbulkan misleading ketika menilai kinerja suatu perusahaan atau industri. Pendekatan yang sering digunakan untuk perbandingan ini adalah Malmquist Productivity Index (MPI). MPI pertama kali diperkenalkan oleh menggunakan Caves, Christensen dan Diewert (1982); sebuah pendekatan fungsi jarak untuk menggambarkan teknologi dalam mendefinisikan indeks input, output, dan produktivitas. Untuk output yang diproduksi pada periode s dan t, maka terdapat teknologi yang menghasilkan output maksimum dengan menggunakan input xs dan xt.4 Sedangkan salah satu metode yang sering digunakan dalam menganalisis efisiensi bank adalah menggunakan metode non parametrik yang bernama Data Envelopment Analysis (DEA). DEA merupakan sebuah metode optimasi program matematika yang mengukur efisiensi teknik suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) dan membandingkan secara relatif terhadap UKE yang lain. Metode ini mempunyai keuntungan dibandingkan dengan metode parametrik. Keuntungan dalam menggunakan metode non parametrik adalah kita dapat mengidentifikasi
4
Ndari Surjaningsih dan Bayu Panji Permono, Dinamika Total Factor Productivity Industri Besar Dan Sedang Indonesia, hlm. 286.
23
unit yang digunakan sebagai referensi.5 Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan produktivitas dengan efisiensi pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Dengan mengetahui faktor produksi dan kemajuan teknologi dalam pertumbuhan output industri perbankan syariah di Indonesia, maka diharapkan akan meningkatkan efisiensi perbankan. Sehingga dapat meningkatkan market share, daya saing serta kinerja yang lebih baik. Dengan demikian, penulis ingin melakukan penelitian mengenai hal tersebut yang dituangkan penulis dalam penelitian yang berjudul “ANALISIS TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP) DAN EFISIENSI PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (Periode 2010-2015)”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Selanjutnya untuk mempermudah penelitian, maka peneliti melakukan pembatasan, yaitu: 1. Dalam hal analisis produktivitas, peneliti menggunakan Total Factor Productivity (TFP) dengan pendekatan Malmquist Productivity Index (MPI), penelitian ini diperlengkap dengan analisis efisiensi menggunakan Two Stage Data Envelopment Analysis (DEA) dengan pendekatan intermediasi. 2. Penelitian ini dilakukan pada 11 Bank Umum Syariah di Indonesia. 3. Penelitian ini menggunakan data Laporan Keuangan Bank Umum Syariah periode Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015. Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap penulisan penelitian dan lebih memfokuskan masalah-masalah yang akan diteliti agar lebih optimal, maka 5
Muhammad Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, (Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober 2013), hlm. 169.
24
penulis merasa perlu merumuskan dan membatasi objek-objek yang diteliti dalam penelitian ini. Adapun perumusan masalah sebagai berikut: 1. Berapakah tingkat produktivitas perbankan syariah di Indonesia baik secara umum maupun individual bank pada Periode 2010-2015 ? 2. Berapakah tingkat efisiensi perbankan syariah di Indonesia baik secara umum maupun individual bank pada Periode 2010-2015 ? 3. Komponen-komponen input dan output apa yang memiliki pengaruh terbesar terhadap tingkat efisiensi dan produktivitas ? 4. Apa hubungan dari tingkat produktivitas, perubahan teknologi dan efisiensi pada perbankan syariah di Indonesia baik secara umum maupun individu bank pada periode 2010-2015 ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Setelah memperhatikan judul serta latar belakang masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat efisiensi dan produktivitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia, serta hubungan di antara keduanya. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan mengenai perbankan syariah yang menarik untuk diteliti lebih lanjut 3. Bagi Perbankan Syariah, Bank Indonesia, dan Pemerintah
25
Memberikan informasi tentang kinerja (tingkat produktivitas dan efisiensi) bank syariah di Indonesia, serta membantu pemerintah dalam mengambil kebijakan 4. Bagi Masyarakat Diharapkan menghasilkan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menginvestasikan dana di bank syariah D. Sistematika Penulisan Secara garis besar terdapat 5 (lima) bab dengan sub bab. Agar dapat menggambarkan dengan jelas penelitian yang tertulis berikut sistematika penulisan secara lengkap: BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisi tinjauan pustaka tentang hal-hal yang dibahas meliputi teori mengenai produktivitas dan efisiensi serta pengukurannya, karakteristik bank syariah di Indonesia, konsep pengelolaan dana bank syariah dan kajian penelitian terdahulu. BAB III : METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, objek; sumber data; populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, definisi operasional, metode analisis yang digunakan serta kerangka pemikiran. BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
26
Berisi data penelitian mengenai perhitungan yang diperoleh dalam penelitian, sehingga hasil yang didapat dapat dilakukan pembahasan guna mendapatkan kesimpulan. BAB V : PENUTUP Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan
jawaban dari rumusan
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya dan saran sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bank Syariah Menurut Undang-undang No. 21 Tahun 2008 Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Secara umum, Bank Syariah dapat didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang memiliki fungsi perantara (intermediary) dalam penghimpunan dan penyaluran dana masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Dalam pembukaan standar akuntansi yang dikeluarkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution) terdapat beberapa fungsi dan peranan bank syariah di antaranya:1 1. Manajer invesstasi, bank syariah dapat mengelola investasi dana nasabah 2. Investor, bank syariah dapat menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dana nasabah yang dipercayakan kepadanya 3. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran, bank syariah dapat melakukan fungsi intermedisinya sebagaimana mestinya 4. Pelaksanaan kegiatan sosial, selain fungsi intermediasi, bank syariah juga wajib mengelola dana zakat serta dana-dana sosial lainnya 5. Bank syariah juga mempunyai tujuan di antaranya 6. Memberikan arahan kemada umat untuk bermuamalat secara islami, khususnya perbankan, agar terhindar dari praktik-praktik muamalat yang tidak sesuai 1
M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, Intermedia, 2011), hlm. 297-298.
27
(Solo: PT. Era Adicitra
28
dengan prinsip-prinsip syariah, seperti praktik riba dan sejenisnya, serta melakukan perdagangan dengan unsur gharar yang dapat menimbulkan akibat negatif bagi ekonomi rakyat. 7. Kegiatan investasi bank syariah memiliki tujuan untuk menciptakan keadilan pendapatan agar terhindar dari kesenjangan antara pemilik modal dan peminjam dana 8. Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan mengarahkannya pada kegiatan usaha yang produktif 9. Untuk menanggulangi masalah kemiskinan dengan melakukan pembinaanpembinaan kepada masyarakat 10. Untuk ketergantungan umat islam terhadap bank konvensional yang menggunakan sistem bunga Adapun beberapa karakteristik bank syriah yang mendasar menurut M. Syafi’I Antonio sebagai berikut:2 1. Akad dan aspek legalitas Akad adalah kesepakatan tertulis antara Bank Syariah atau UUS dan pihak lain yang memuat adanya hak dan kewajiban bagi masing-masing pihak sesuai dengan prinsip syariah. Setiap akad dalam perbankan syariah harus memenuhi ketentuan akad sebagai berikut:
Rukun, adanya penjual, pembeli, barang, harga dan akad (ijab qabul)
Syarat, barang dan jasa harus halal dan dalam kepemilikan penuh, harga barang dan jasa harus jelas, serta tempat jualbeli harus jelas
2
M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Ekonomi Islam, hlm. 308-310.
29
2. Lembaga penyelesai sengketa Lembaga khusus yang mengatur hukum materi dan atau berdasarkan prinsip syariah dikenal dengan nama Badan Arbitrase Syariah Nasional (Basyarnas) 3. Struktur organisasi Terdapatnya Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam struktur organisasi bank syariah yang bertugas untuk mengawasi operasional bank agar produk-produknya sesuai dengan prinsip syariah 4. Bisnis dan usaha yang dibiayai Bisnis dan usaha yang sesuai dengan prinsip syariah 5. Lingkungan kerja corporate culture Lingkungan kerja bank syariah juga memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan syariah Selain itu, kegiatan bank syariah sama halnya dengan bank konvensional, hanya saja kegiatan bank syariah dibatasi dengan prinsip-prinsip syariah, baik dari kegiatan funding, financing, service maupun dalam investasi dengan pasar modal. Berikut adalah pembagian produk dan jasa bank syariah:3 1. Produk penghimpunan dana (funding), penghimpunan dana di bank syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi‟ah, mudharabah serta satu akad pelengkap wakalah. 2. Produk penyaluran dana (financing), dalam menyalurkan dananya kepada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi dalam empat 3
Adi Warman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2013), hlm. 97-112.
30
katagori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: a. Pembiayaan dengan prinsip jual beli (Ba‟i), transaksi jual beli dapat dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barang, diantaranya: pembiayaan Murabahah, pembiayaan Salam dan Istishna‟. b. Prinsip sewa (Ijarah), terdapat prinsip ijarah yang objeknya berupa barang dan prinsip IMBT (Ijarah Muntahhiyah Bittamlik) sewa yang diikuti perpindahan kepemilikan. c. Prinsip bagi hasil (Syirkah), produk pembiayaan atas dasar prinsip bagi hasil adalah pembiayaan Musyarakah dan Mudharabah. d. Akad pelengkap, akad ini tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, melainkan mempermudah pelaksanaan pembiayaan seperti, Hiwalah (alih hutang piutang), Rahn (gadai), Qard (pinjaman uang), Wakalah (pemberian kuasa), dan Kafalah (garansi bank). 3. Produk jasa (service), bank syariah dapat melakukan pelayanan jasa kepada nasabah dengan imbalan berupa sewa atau keuntungan. Produk jasa yang dilakukan berupa sharf (jual beli valuta asing) dan ijarah (sewa) berupa penyewaan kotak simpanan (safe deposit box) dan jasa tata laksana adminitrasi dokumen (custodian). B. Produktivitas dan Efisiensi 1. Konsep Produktivitas dan efisiensi Menurut Rahardja dan Manurung (2008)4, dalam aktivitas produksinya produsen (perusahaan) mengubah berbagai faktor produksi menjadi barang dan 4
Pratama Rahardja dan Mandala Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi) Edisi Ketiga, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), Hlm. 97-119.
31
jasa. Hubungan matematis penggunaan faktor produksi yang menghasilkan output maksimum disebut fungsi produksi, seperti di bawah ini. Q = f(K, L) …………………………………………………………
(1.1)
Di mana: Q = tingkat output K = barang modal L = tenaga kerja Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi. Produksi Marginal (marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi. Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi. TP = f(K, L) …………………………………………………………. (1.2) Di mana: TP = produksi total K = barang modal L = tenaga kerja Secara matematis TP akan maksimum apabila turunan pertama dari fungsi nilainya sama dengan nol. Turunan pertama TP adalah MP (persamaan 1.3), maka TP maksimum pada saat MP sama dengan nol. MP = TP’ =
…………………………………………….………. (1.3)
Di mana: MP = produksi marginal Perusahaan dapat terus menambah tenaga kerja selama MP > 0. Jika MP sudah < 0, penambahan tenaga kerja justru mengurangi produksi total. Penurunan nilai MP merupakan indikasi telah terjadinya hukum Penambahan Hasil Yang
32
Semakin Menurun atau the Law of Diminishing Return (LDR). AP =
…………………….……………………………………….. (1.4)
Di mana AP = produksi rata-rata AP akan maksimum bila turunan pertama fungsi AP adalah 0 (AP’ = 0). Dengan penjelasan matematis, AP maksimum tercapai pada saat AP = MP, dan MP akan memotong AP pada saat nilai AP maksimum.
Grafik 2. 1 Kurva TP, MP dan AP Sumber: Rahardja dan Manurung (2008) Pada tahap I, penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata-rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini (slop kurva TP meningkat tajam). Pada tahap II, karena berlakunya LDR, baik produksi marginal maupun
33
produksi rata-rata mengalami penurunan. Namun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai nilai maksimum (slop kurva TP sejajar dengan sumbu horizontal). Pada tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi, karena penambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slop kurva TP negatif). Dengan demikian, perusahaan sebaiknya berproduksi di tahap II. Secara matematis perusahaan akan berhenti menambah tenaga kerja pada saat tambahan biaya (marginal cost) yang harus dibayar adalah sama dengan tambahan pendapatan (marginal revenue) yang diterima. Jika tambahan biaya masih lebih kecil dari tambahan pendapatan, perusahaan akan menambahkan tenaga kerja. Begitu sebaliknya. Tambahan biaya dalam hal ini adalah upah (wage) tenaga kerja. Tambahan pendapatan adalah produksi marginal dikalikan harga jual barang. Jika upah, dinotasikan sebagai W, sedangkan harga jual barang adalah P, maka alokasi tenaga kerja (faktor produksi) dianggap efisien bila: W = MP (P) …………………………………………………………. (1.5) Kemajuan teknologi dapat membuat produktivitas meningkat. Secara grafis dapat digambarkan dengan semakin luasnya bidang yang dibatasi kurva TP. Pada grafik 2.2, akibat kemajuan teknologi, luas kurva TP3 > TP2 > TP1. Artinya jumlah output yang dihasilkan per unit faktor produksi semakin besar. Dari grafik 2.2 tampak bahwa:
34
Grafik 2. 2
Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Output Sumber: Rahardja dan Manurung (2008)
Bila nilai AP meningkat karena mesinnya modern, belum berarti efisiensi meningkat. Studi empiris yang dilakukan dua puluh tahun terakhir ini menunjukkan bahwa ada yang lebih penting dari sekedar memodernisasi mesin. Yaitu modernisasi sumber daya manusia (SDM), terutama dengan mengubah cara berpikir dan sikap hidup. Dengan modernisasi SDM, kemajuan teknologi akan meresap ke dalam diri manusia (embodied technology) dan mendorong peningkatan efisiensi. Paul Krugman (dalam Rahardja dan Manurung, 2008) mengusulkan TFP (Total Factor Productivity) sebagai ukuran efisiensi. Pada prinsipnya metode ini memisahkan pengaruh barang modal, teknologi dan SDM terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari pemisahan tersebut akan terlihat apakah ada kemajuan efisiensi yang signifikan. Angka pertumbuhan TFP yang besar mengindikasikan perkembangan efisiensi yang semakin signifikan. Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Dengan kata lain, produktivitas dan biaya mempunyai hubungan yang terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya
35
produksi akan makin rendah. Begitu juga sebaliknya. Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas dibanding dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan biaya produksi, sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola pergerakan biaya rata-rata ini berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka panjang. Untuk perusahaan yang ber”skala hasil menaik” (increasing return to scale atau IRS), penambahan tingkat produksi justru menurunkan biaya produksi. Sebaliknya dengan perusahaan yang ber”skala hasil menurun” (decreasing return to scale atau DRS). Jika penambahan faktor produksi sebanyak satu unit menyebabkan output meningkat lebih dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menaik (increasing return to scale atau IRS).
Grafik 2. 3
Skala Hasil Menaik (increasing return to scale) Sumber: Rahardja dan Manurung (2008)
Grafik 2.3 menunjukkan bila penggunaan teknologi dan tenaga kerja dilipatgandakan (K1 ke K2), output meningkat lebih dari dua kali lipat. Pencapaian hasil ini dimungkinkan antara lain karena kemampuan manajemen dalam
36
menangani produksi skala bersar, ada sinerji antara mesin dan tenaga kerja (embodied technology). Jika pelipatgandaan faktor produksi menambah output sebanyak dua kali lipat juga, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale), seperti pada grafik 2.4.
Grafik 2. 4
Skala Hasil Konstan (Constant Return to Scale) Sumber: Rahardja dan Manurung (2008)
Jika penambahan satu unit faktor produksi menyebabkan output bertambah kurang dari satu unit, fungsi produksi memiliki karakter Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale) seprti pada grafik 2.5. penjelasannya adalah kebalikan dari Skala Hasil Menaik.
37
Grafik 2. 5
Skala Hasil Menurun (Decreasing Return to Scale) Sumber: Rahardja dan Manurung (2008)
Dalam mencapai keseimbangannya produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi,
yaitu
maksimalisasi
output
atau
minimalisasi
biaya.
Prinsip
maksimalisasi output menyatakan bahwa dengan anggaran yang sudah ditentukan, dicapai output maksimum (grafik 2.6.a). Prinsip minimalisasi biaya menyatakan target output yang sudah ditetapkan harus dicapai dengan biaya minimum (grafik 2.6.b).
Grafik 2. 6 Prinsip Efisiensi Sumber: Rahardja dan Manurung (2008)
38
2. Pengukuran Produktivitas pada Lembaga Keuangan Terdapat tiga alternatif untuk mengukur perubahan produktivitas yaitu,5 Fisher Index, Tornqvist Index dan Malmquist Index. Menurut Gua et al.6 Tornqvist Index sangat tepat untuk teknologi yang tranlog, artinya dapat menghitung nonparametrik, dalam arti tidak perlu memperkirakan parameter teknologi. Dalam bentuk aslinya, Tornqvist Index tidak memungkinkan untuk menggambungkan pertumbuhan produktivitas menjadi perubahan dalam kinerja dan perubahan teknologi, karena Tornqvist Index menganggap bahwa produksi selalu efisien. Malmquist Index memiliki tiga keunggulan utama jika dibandingkan dengan Fisher dan Tornqvist Index di antaranya, pertama tidak memerlukan maksimalisasi keuntungan atau asumsi minimalisasi biaya, kedua tidak memerlukan informasi tentang harga input dan output, ketiga jika peneliti memiliki data panel, maka dapat dilakukan perubahan produktivitas menjadi dua komponen, yaitu perubahan teknis efisiensi dan perubahan teknis.
Kerugian utamanya adalah keharusan untuk
menghitung fungsi jarak. Namun, teknik Data Envelopment Analysis (DEA) dapat digunakan untuk memecahkan masalah ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan non-parametrik yaitu, Data Envelopment Analysis (DEA) untuk memperkirakan berbagai komponen Malmquist Index seperti, perubahan efisiensi, perubahan teknis, perubahan efisiensi murni dan perubahan skala bank syariah di Indonesia. Metode ini dikembangkan oleh Charnes et al (1978) yang merupakan teknik pemrograman berbasis linear yang disebut 5
Yasushi SuzukI, Efficiency and Productivity Change of The Indonesian Commercial Banks, Ritsumeikan Asia Pacific University, 2011. hlm, 11. 6 Rolf Fare, Shawna Grosskopf, Mary Norris, and Zhongyang Zhang, Productivity Growth, Technical Progress, and Efficiency Change in Industrialized Countries, Vol. 84 No.1, 1994. hlm. 68.
39
sebagai analisis perbatasan dan juga merupakan teknik pengukuran kinerja yang dapat digunakan untuk menganalisis efisiensi relatif dari unit produktif yang memiliki beberapa input dan output. DEA adalah suatu metodologi untuk memeriksa efisiensi relatif dengan dipilihnya beberapa input dan output data yang disebut sebagai unit pengambilan keputusan (DMU). Dari data yang tersedia, DEA mengidentifikasi unit efisien relatif yang menentukan perbatasan efisiensi dan terletak pada kurva dan mengevaluasi efisien unit lain yang terletak di bawah kurva perbatasan. Malmquist Total Factor Productivity menghitung perubahan dalam produktivitas antara dua titik dengan memperkirakan jarak masing-masing titik yang berhubungan dengan teknologi yang sama. Malmquist Total Factor Productivity yang berorientasi output merubah produktivitas periode dasar (t) dan periode berikutnya (t + 1) yang didefinisikan sebagai: M (yt, xt, yt+1, xt+1) = [
]
⁄
(1)
Sebuah nilai (M) lebih besar daripada satu menyiratkan pertumbuhan positif pertumbuhan total faktor produktivitas (TFP) dari periode (t) untuk periode (t + 1), jika tidak, nilai "M" kurang dari satu menunjukkan penurunan TFP. Persamaan (1) merupakan rata-rata geometris dari dua indeks TFP dan indeks pertama dihitung sehubungan dengan periode teknologi "t", sedangkan indeks kedua dievaluasi sehubungan dengan periode "t + 1" teknologi. Salah satu keuntungan dari Malmquist Index adalah dapat memungkinkan membedakan antara perubahan teknologi dan perubahan efisiensi teknis. perubahan teknologi diwakili oleh pergeseran perbatasan produksi dan perubahan efisiensi
40
teknis diwakili oleh gerakan perusahaan terhadap kurva perbatasan. Ukuran skor efisiensi teknis harus antara 0 dan 1. Dengan demikian, nilai perubahan efisiensi teknis lebih besar dari satu mencerminkan pergerakan unit yang tidak efisien khususnya terhadap skala hasil konstan perbatasan, dan ditafsirkan sebagai peningkatan efisiensi. Sebaliknya, nilai indeks ini kurang dari satu dijelaskan sebagai penurunan efisiensi. Demikian pula, nilai perubahan teknis lebih besar dari satu berarti kemajuan teknologi atau perluasan perbatasan dan jika nilai kurang dari satu merupakan kemunduran teknologi atau kontraksi perbatasan. Menurut Fare et al. (1993) persamaannya dapat ditulis sebagai berikut: Perubahan indeks TFP =
Dengan demikian, perubahan indeks Total Factor Productivity (TFP) = {perubahan Efisiensi} X {Perubahan teknologi} dan dapat dibagi menjadi dua komponen seperti perubahan teknologi dan perubahan efisiensi teknis dan diilustrasikan sebagai: Indeks Perubahan Teknologi =
(3)
Dan Indeks Perubahan Efisiensi =
(4)
Perubahan efisiensi teknis dapat lebih dibagi menjadi dua, yaitu Perubahan Efisiensi Teknis Murni dimana efisiensi teknis catching-up terhadap various return to scale (VRS) perbatasan teknologi, dan Perubahan Efisiensi Skala yang cenderung bergerak di sepanjang batas atau unit teknis murni tidak efisien dalam mengubah posisi dengan menjauh dari teknologi yang diperkirakan. Dengan demikian,
41
Perubahan Efisiensi Teknis adalah hasil dari perubahan efisiensi teknis murni (PECH) dan perubahan efisiensi skala (SECH) dan dapat ditunjukkan sebagai berikut: Indeks PECH =
(5)
Dan Index SECH =
(6)
Sehingga, Perubahan Total factor Productivity (TFP) = Perubahan Teknologi * Perubahan Efisiensi Teknis Murni * Perubahan Efisiensi Skala. 3. Konsep Produktivitas dalam Islam Kegiatan produksi merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang sangat menunjang selain kegiatan konsumsi. Kegiatan ini ini merupakan satu mata rantai yang saling berkaitan dan tidak dapat saling melepaskan.
Jika dalam konsep
ekonomi Islam tujuan konsumen dalam mengkonsumsi barang dan jasa untuk mendapatkan maslahah, maka produsen dalam memproduksi barang dan jasa bertujuan yang dapat memberikan maslahah. Jadi, baik produsen dan konsumen memiliki tujuan yang sama yaitu mencapai maslahah yang optimum. Taqiyuddin an-Nabhani7 memberikan pemahaman tentang “produksi” dengan memakai kata “istishna‟” untuk mengartikan produksi dalam bahasa Arab. An Nabhani dalam bukunya an-Nidzam al-Iqtishadi fi al-Islam memahami produksi itu sebagai suatu yang mubah dan jelas berdasarkan as-Sunah. Sebab, Rasulullah SAW pernah membuat cincin. Diriwayatkan dari Anas yang mengatakan “Nabi 7
M. Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi: Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 151.
42
SAW telah membuat cincin.” (HR. Imam Bukhari). Di dalam QS. Al-Jumuah: 10 merupakan perintah untuk bekerja atau berproduksi.
َللا هو ْاذ ُكرُوا ه للا َل ه َض هوا ْب هت ُغ ْوا مهنَْ هفضْ ه َ ت الص َّٰلوَۃُ هفا ْن هتشه ر ُْوافهى ْاْلهرْ ه َهف ها هذاقُضه هي ه ن َهك هثيْرً ا لَّ هعلَّ ُك َْم ُت ْف هلح ُْو ه Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu dibumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung (QS. AlJumuah: 10). Adapun tujuan produksi dalam ekonomi Islam yaitu:8 a. Pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat Dalam konsep maslahah, salah satu formulanya adalah harus memenuhi unsur manfaat. Barang dan jasa yang dihasilkan harus memiliki manfaat riil bagi kehidupan bukan sekedar memberikan kepuasan maksimum saja. b. Menemukan kebutuhan masyarakat dan pemenuhannya Konsumen sering kali tidak mengetahui apa yang dibutuhkannya dimasa depan, sehingga produsen harus mampu menjadi sosok yang kreatif, proaktif, dan inovatif dalam menemukan barang dan jasa apa yang menjadi kebutuhan manusia dan memenuhi kebutuhan tersebut. c. Menyiapkan persediaan barang/jasa di masa depan Proodusen harus memiliki sikap proaktif berorientasi ke depan, dengan memproduksi barang-barang yang tidak bertentangan dengan syariat maupun barang
8
M. Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi: Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional,, hlm. 152.
43
yang memiliki manfaat riil kepada umat dan mengembankan produk tersebut untuk kemaslahatan umat di masa depan. Selain itu, produsen muslim juga harus melakukan riset dan penegmbangan untuk menjaga efisiensi dalam pengelolaan sumber daya ekonomi serta mencari teknologi yang ramah lingkungan. d. Pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah Tujuan lain produksi dalam Islam adalah mendapatkan berkah yang secara fisik belum tentu dirasakan oleh produsen itu sendiri, sebab produksi tidak akan selalu menghasilkan keuntungan materiil, namun harus mampu memberikan keuntungan bagi orang lain dan agama. Semua tujuan yang telah diuraikan di atas sesuai dengan QS. An-Nur: 37-38 yang menjelaskan faktor keberkahan dari kegiatan produksi-konsumsi.
َّ ام الص َّٰلوهَۃ هو هايْتآ هَء ََالز ٰكو هۃَ يَ َخافُوْ ن َللا هو ها هق ه َارۃَ َّو هْل هبيْعَ هعنَْ هذ ْك هر ه هر هجالَ َّْلَُت ْل ههي هْه َْم ت ههج ه َن هما هع همل ُ ْوا هو هي هزيْد ُه ْم َللا ُ اهحْ هس ه َ صا َُر له هيجْ هز هي ُه َُم هي ْومًا هت هت هقلَّبَُ هف ْي هَه ْالقُل ُ ْوبَُ هو ْاْله ْب ه ق همنَْ َّي هشآ َُء هب هغي هْر هح هسابَ َُ للاُ هيرْ ُز َ مِّنَْ هفضَْل َهه هو Orang yang tidak dilalaikan dengan perdangan dan jual beli dari mengingat Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. mereka takut kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari kiamat). (Mereka melakukan itu) agar Allah memberi balasan kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang mereka telah mereka kerjakan, dan agar Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas. (QS. An-Nur: 37-38).
44
Mengacu pada pemikiran Asy-Syaitibi,9 bahwa kebutuhan dasar manusia harus mencakup lima hal, yaitu terjaganya kehidupan beragama (ad-din), terpeliharanya jiwa (an-nafs), terjaminnya berkreasi dan berpikir (al-„aql), terpenuhinya kebutuhan materi (al-mal), dan keberlangsungan meneruskan keturunan (an-nasl). Maka orientasi untuk melakukan produksi adalah tindakan yang seharusnya dilakukan setiap pelaku ekonomi muslim dan mengarah pada kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang lima tersebut. Maka orientasi dalam proses produksi memiliki aspek yang universal dan berdimensi spiritual. 4. Pengukuran Efisiensi pada Lembaga Keuangan Menurut Yildirim (2015)10, analisis efisiensi adalah alat administrasi penting bagi bank yang digunakan untuk menentukan tingkat pemanfaatan input untuk menghasilkan output. Konsep efisiensi pertama kali diperkenalkan oleh Farrel (1957)11 yang merupakan lanjutan dari model yang diajukan Debreu (1951) dan Koopmans (1951). Menurut Farrel efisiensi perusahaan terdiri dari dua komponen, yaitu Efisiensi Teknis (technical efficiency) yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mencapai ouput semaksimal mungkin dari jumlah input. Sedangkan Efisiensi Alokatif (allocative efficiency) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan input dengan proporsi seoptimal mungkin pada tingkat harga input 9
M. Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi: Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional,, hlm. 155. 10 Ismail Yildirim, Financial Efficiency Analysis in Islamic Banks: Turkey and Malaysia Models, Journal of Economic Finance and Accounting Vol. 2 Issue. 3, 2015, hlm. 290. 11 Zaenal Abidin dan Endri, Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah: Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11 No. 1, 2009, hlm. 22.
45
tertentu. Menurut Abidin dan Endri (2009), konsep efisiensi dapat dilihat dari sisi input (input-oriented) maupun dari sisi ouput (output-oriented). Pendekatan inputoriented merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan input secara efisien dalam menghasilkan ouput yang lebih banyak atau seberapa banyak input yang akan dikurangi tanpa merubah jumlah output yang dihasilkan. Sedangkan pendekatan output-oriented merupakan perbandingan antara biaya di semua level output dengan biaya optimum atau seberapa banyak output yang dapat ditingkatkan secara proporsional tanpa merubah jumlah input. First Stage Menurut Abidin (2007)12, merujuk pada (Oral dan Yolalan, 1990; Berger dan Humphrey, 1992), penilaian efisiensi tidak dapat dilakukan secara parsial tetapi secara penuh dengan memperhitungkan seluruh output dan input. Atas dasar tersebut pengukuran efisiensi dan produktivitas dapat digunakan dengan analisis parametrik seperti Stochastic Frontier Analysis (SFA) dan analisis non-parametrik seperti Data Envelopment Analysis (DEA). Analisis SFA pertama kali diperkenalkan oleh Aigner et al. (1997), sedangkan analisis DEA pengembangan dari matematika linier programming yang diperkenalkan oleh Charnes et al. (1978). Terdapat perbedaan pada kedua analisis tersebut, pada pendekatan SFA memasukkan random eror pada frontier, sedangkan pada pendekatan DEA tidak memasukkan random eror. Sebagai konsekuensinya, pendekatan DEA tidak dapat memperhitungkan variabel makro. Adapun kelebihan DEA adalah dapat mengindentifikasi input atau output suatu bank 12
hlm. A114.
Zaenal Abidin, Kinerja Efisiensi pada Bank Umum, Proceeding PESAT Vol. 2, 2007,
46
yang digunakan sebagai referensi untuk membantu mencari penyebab dan jalan keluar dari sumber inefisiensi suatu bank. Formula DEA dimulai dari formula sederhana yang ada di linear programming yaitu sebagai berikut:
Maksimal
Subjek untuk
(1)
untuk j = 1 … n
VI ≥ 0 untuk i = 1 … m, dan ur ≥ 0 untuk r = 1 … s Dimana: hj = nilai efisiensi bank j r = output i = input ur = bobot output r yang dihasilkan oleh bank j yrj = jumlah output r yang dihasilkan oleh bank, dihitung dari r = 1 hingga s vi = bobot input i yang dihasilkan oleh bank j xij = jumlah input I yang dihasilkan oleh bank, dihitung dari i = 1 hingga m
Namun, Charnes, Cooper dan Rhodes (1978) merubah rumus di atas ke dalam masalah pemrograman linear berikut (Ataullah, Cockerill dan Le dalam Alkeil (2012))13:
13
Ahmad M. Abu Alkeil, dkk, Comparison of Efficiency And Productivity Change of Islamic and Conventional Banks: Evidence From Europe and Muslim-Majority Countries?, The Journal of Applied Business Research Vol. 28 No. 6, 2012, hlm. 1390.
47
(2)
(3)
Dimana ɛ adalah angka positif agar semua input dan output memiliki bobot yang positif. Ketika ho = 1 maka DMUo efisien, begitu pun sebaliknya. Namun, jika input yang digunakan tidak efektif, maka akan terjadi input slack (kelebihan input), begitu pun dengan output. Slack merupakan perbaikan yang perlu dilakukan untuk membuat sebuah unit yang tidak efisien menjadi efisien, sehingga semua input slack dan output slack harus sama dengan nol. Perbaikan ini dilakukan dalam bentuk peningkatan/penurunan input atau output. Dalam DEA Multi Stage terdapat dua pendekatan scale yaitu: a. Constant Return to Scale Model Constant Return to Scale (CCR) merupakan model dasar DEA yang membawa implikasi pada bentuk effisient set yang linier. Model Constant Return to Scale dikembangkan oleh Climes, Cooper dan Rhodes (model CCR), model ini mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan input dan output adalah sama. Artinya, jika ada tambahan input sebesar x kali, maka output akan meningkat sebesar x kali juga. Asumsi lain yang digunakan dalam model ini adalah bahwa setiap perusahaan atau unit pembuatan keputusan (UPK) beroperasi pada skala yang optimal. Adapun rumusan DEA CRS adalah sebagai berikut:
48
Min θλ θ, St –yi + Yλ≥0, Θxi - Xλ≥ 0 λ≥0 b. Variable Return to Scale Model ini dikembangkan oleh BBC (Banker, Charnes Cooper) pada tahun 1984 dan merupakan pengembangan dari model CCR. Model ini beranggapan bahwa perusahaan tidak atau belum beroperasi pada skala yang optimal, asumsi dari model ini adalah bahwa rasio antara penambahan input dan output tidak sama (Variable return to scale). Artinya, penambahan input sebesar x kali tidak akan menyebabkan output meningkat sebesaar x kali, bisa lebih kecil atau lebih besar dari x kali. Adapun rumusan DEA VRS adalah sebagai berikut: Max φλ φ, St –φyi + Yλ≥0, xi - Xλ≥ 0 N1’λ = 1 λ≥0 Menurut Hadad et.al. (2003)14, konsep-konsep yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan input-output dalam tingkah laku dari institusi financial adalah: a. Pendekatan Penghasilan/Produksi (The Production Approach), menganggap Lembaga Keuangan sebagai produsen dari akun deposit (deposit accounts) and 14
Mualiaman D. Hadad, dkk, Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia : Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA), 2003, hlm. 3.
49
kredit pinjaman (loans), kemudian output didefinisikan sebagai jumlah dari akun-akun tersebut atau dari transaksi-transaksi yang terkait. Sedangkan input dihitung sebagai jumlah dari tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset-aset tetap (fixed assets) and material lainnya. b. Pendekatan Intermediasi (The Intermediation Approach), merubah dan mentransfer aset-aset finansial dari unit-unit surplus menjadi unit-unit defisit. Dalam hal ini input-input institusional seperti biaya tenaga kerja dan modal dan pembayaran bunga pada deposit, dengan output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman (loans) dan investasi finansial (financial investments). c. Pendekatan Aset (The Asset Approach), memvisualisasikan fungsi primer sebuah institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman (loans); dekat sekali dengan pendekatan intermediasi, dimana output benar-benar didefinisikan dalam bentuk aset-aset. Second Stage Metode Tobit mengasumsikan bahwa variabel-variabel bebas tidak terbatas nilainya (non-censured); hanya variabel tidak bebas yang censured; semua variabel (baik bebas maupun tidak bebas) diukur dengan benar; tidak ada autocorrelation; tidak ada heteroscedascity; tidak ada multikolinearitas yang sempurna; dan model matematis yang digunakan menjadi tepat. Dalam penggunaan metode analisis regresi untuk penelitian bidang sosial dan ekonomi, banyak ditemui struktur data dimana variabel responnya mempunyai nilai nol untuk sebagian observasi, sedangkan untuk sebagian observasi lainnya mempunyai nilai tertentu yang bervariasi. Struktur data seperti ini dinamakan data tersensor (censored data). Model standar Tobit dapat
50
didefinisikan untuk observasi (bank) sebagai berikut:15
Dalam model Tobit terdapat tambahan informasi koefisiens skala (SCALE) yaitu faktor skala yang akan diestimasi σ. Faktor skala ini dapat digunakan untuk mengestimasi standar deviasi dari residual. Fungi Likelihood (L) dimaksimum (maximum likelihood) untuk mengestimasi parameter β dan σ yang didasarkan atas observasi (bank) yi dan xi:
5. Konsep Efisiensi dalam Islam Menurut Ali dan Ascarya (2010)16, dalam Islam tidak dikenal istilah efisiensi, namun tujuan efisiensi mencapai keuntungan optimal tertuang dalam perwujudan hasil usaha yang optimal (kerja keras) untuk menghasilkan sesuatu secara optimal dengan tetap menjaga keseimbangan dan etika syariah. Kemudian, 15
Endri, Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi Two-Stage DEA, STEI TAZKIA, 2011, hlm. 17. 16 M.Mahbubi Ali dan Ascarya, Analisis Efisiensi Baitul Maal Wat Tamwil dengan Pendekatan Two Stage DEA (Studi Kasus Kantor Cabang BMT MMU dan BMT UGT Sidogiri), Jurnal TAZKIA Vol 5 No. 2, 2010, hlm. 113.
51
keseimbangan
juga
berarti
mewujudkan
value
added,
produsen
harus
memperhatikan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Untuk itu Islam memberikan beberapa batasan, di antaranya: a. Memanfaatkan potensi sumber daya alam
… ض هواسْ هتعْ هم هر ُك َْم هف ْي هها َ ِّن ْاْلهرْ ه َ… ه هُواه ْن هشا ه ُك َْم م ه “… Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya … “(QS Huud:61). Islam mengajarkan umatnya untuk bekerja memakmurkan bumi dan memanfaatkan seluruh potensi sumber daya alam. b. Spesialisasi kerja Dalam Muqaddimah Ibnu Khaldun, menurutnya konsep spesialisasi kerja terjadi karena jumlah penduduk yang semakin besar, sehingga akan memperbesar surplus dan perdagangan internasional. Konsep spesialisasi kerja akan tergantung pada perbedaan keahlian dan keterampilan dibandingkan dengan sumber daya alam yang dimiliki. Dijelaskan dalam hadist Nabi SAW tentang konsep itqan dan ihsan. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mencintai jika seseorang melakukan pekerjaan (berproduksi) dengan cermat dan tekun (itqan)”. (HR. Thabrani). c. Larangan Riba Pengharaman riba (bunga) merupakan salah satu Islam mewujudkan efisiensi dengan cara minimalisis biaya produksi sehingga biaya produksi akan lebih rendah (efisien). Firman Allah SWT:
ٰ ْع هو هحرَّ هَم َللا ُ ْال هبي ه َ ل ََّ … هواه هح … الرِّبوا
52
“… Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba …” (QS. Baqarah:275). d. Larangan israf dan tabdzir dalam produksi Menurut Al-Mawardi dalam Kantakji, israf adalah kesalahan menggunakan takaran yang tepat, sedangkan tabzir adalah kebodohan dalam menggunakan alokasi yang tepat. Firman Allah SWT:
َّ ل هو ع م ُْخ هتله ًفا ا ُ ُكل ُ َه َالزرْ ه َهوه هُوالَّذهيَْ اه ْن هشا ه هج َّنتَ مَّعْ ر ُْو ٰشتَ َّو هغي هْر همعْ ر ُْو ٰشتَ َّوال َّن ْخ ه َّ هو َْر ُم هت هش هاب َه ُكل ُ ْوامهنَْ هث هم هرهَ ها هذآ اه ْث هم هر ََّان ُم هت هش هابهًا َّو هغي ه َن هوالرُّ م ه َالز ْي ُت ْو ه ْن َصادَهه هو هْل ُتسْ هرفُ ْواَ ها َّنهَ هْل ُيحهبَُ ْالمُسْ هر هفي ه اح َّقهَ هي ْو هَم هح ه هو ٰا ُت ْو ه “Dan Dialah yang menjadikan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya, tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-An’am: 141). C. Kajian Terdahulu Penelitian untuk mengukur tingkat produktivitas dan efisiensi pada perbankan telah banyak dilakukan, baik melalui metode parametrik maupun non parametrik. Firdaus dan Hosen (2013)17, meneliti tentang Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis. Penelitian ini membandingkan pengukuran tingkat efisiensi perbankan Indonesia 17
Muhammad Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, (Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober 2013).
53
dengan Metode Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA) dengan metode CAELS. Dalam penelitian ini, peneliti menghitung tingkat efisiensi perbankan di Indonesia dengan objek kajian meliputi sepuluh Bank Umum Syariah (BUS) selama kuartal II Tahun 2010 sampai kuartal IV Tahun 2012. Variabel input yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dana pihak ketiga atau DPK, total aset, dan biaya tenaga kerja. Sementara itu, variabel Output yang digunakan adalah pembiayaan dan pendapatan operasional. Variabel terikat skor hasil pengukuran DEA. Sementara variabel bebas yang digunakan adalah aset, jumlah cabang bank, ROA, ROE,CAR, dan NPF. Hasil dari penelitian tersebut diperoleh secara umum tingkat efisiensi 10 (sepuluh) Bank Umum Syariah memiliki trend yang fluktuatif selama waktu penelitian. Bank Muamalat Indonesia memiliki tingkat efisiensi ratarata yang paling tinggi dengan score 93,82 dan Bank Victoria Syariah dengan ratarata tingkat efisiensi paling rendah dengan score 72.12. Model Tobit disimpulkan bahwa variabel Cabang Bank, Non-Performing Financing (NPF), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat efisiensi bank. Sedangkan pada variabel Aset, Retun On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh positif dan signifikan. Perbandingan pengukuran efisiensi antara metode DEA dengan pengukuran kinerja dengan CAELS (menggunakan uji beda Wilcoxon Signed Rank Tests) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan diantara kedua metode tersebut. Afrisal meneliti tentang Analisis Determinan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia Berdasarkan DEA dengan objek kajian pada 33 Bank (BUS & UUS)
54
periode 2011-2013.18 Penelitian ini menggunakan metode Two Stage DEA yang dilanjutkan dengan Uji Multikolinearitas; Uji Likelihood Ratio/ F-Stat; Uji Goodness of Fit; Uji Z. variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel dependen efisiensi teknis DEA VRS; variabel independen SIZE, CAR, ROA, NPL penentuan variabel input dan output pada penelitian ini menggunakan pendekatan Value Added Approach, variabel inputnya Giro iB (Demand Deposits), Tabungan iB (Saving Deposits), Deposito iB (Time Deposits), Modal disetor (MDS) serta Dana Syirkah Temporer; variabel outputnya Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Istishna, dan Ijarah. Hasil dari penelitian ini diperoleh First Stage, periode 2011-2013 efisiensi mengalami fluktuatif yaitu dari 21 bank syariah di tahun 2011 menjadi 19 bank pada 2012 dan naik menjadi 23 bank di tahun 2013, efisiensi terendah 2011 BPD Sumatera Selatan 19,9%, 2012 BPD Daerah Istimewa Yogyakarta 14,99%, 2013 BPD Daerah Istimewa Yogyakarta 10,89%. BPD Sumatera Selatan 2011 perlu mengurangi giro iB dan tabungan iB, menambah mudharabah dan murabahah. 2012, BPD Daerah Istimewa Yogyakarta meningkatkan mudharabah, musyarakah, dan murabahah. bank BNI syariah mengurangi giro iB. 2013, BPD Daerah Istimewa Yogyakarta menambah mudharabah, musyarakah, dan murabahah. BPD Daerah Istimewa Yogyakarta mengurangi
giro
iB.
Second
Stage
Anaylysis-Tobit
Regressions,
Uji
Multikolenearitas, korelasi kuat antar variabel independen dengan angka korelasi melebihi 0,8. tidak terdapat masalah multikolinearitas karena tidak ada angka korelasi melebihi 0,8. Uji Likelihood Ratio F-stat 95%, probabilita LR statistik 18
Reza Afrisal, Analisis Determinan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia Berdasarkan Data Envelopment Analysis (DEA).
55
adalah 0,0004 berarti keempat variabel determinan secara serentak berpengaruh signifikan terhadap efisiensi teknis. Uji Goodness of Fit, Pseudo R2sebagai ganti R-Square 0,1460 atau 14,60%. Hal ini berarti 14,60% sisanya 85.40% dipengaruhi oleh variabel lain. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Z), (SIZE) nilai koefisien regresi positif 0,136. nilai probabilitas α: 5% (ρ < 0,05) yaitu sebesar 0,009.Variabel (CAR) koefisien regresi positif sebesar 1.16 dan tidak signifikan probabilitas α: 5% (ρ ˂ 0,05) yaitu sebesar 0,119.(ROA) koefisien regresi positif 15,645 dan signifikan α: 5% (ρ > 0,05) yaitu sebesar 0,002. (NPF) memiliki nilai koefisien regresi positif sebesar 4,88 dan tidak signifikan karena α: 5% (ρ < 0,05) yaitu sebesar 0,432. SIZE Berpengaruh Positif terhadap Efisiensi Teknis Bank Syariah, CAR Berpengaruh terhadap Efisiensi Teknis Bank Syariah, NPF tidak berpengaruh terhadap Efisiensi Teknis Bank Syariah, ROA Berpengaruh Positif terhadap Efisiensi Teknis Bank Syariah. Endri (2011)19, meneliti tentang Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah Di Indonesia: Aplikasi Two-Stage Data Envelopment Analysis dengan objek kajian pada 24 perbankan syariah di Indonesia selama periode 2008-2010. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Two-Stage DEA dengan pendekatan intermediasi. Variabel yang digunakan meliputi variabel output dari bank syariah terdiri dari Total Pembiayaan dan Total Pendapatan Operasional, sementara variabel input terdiri dari Total Simpanan, Biaya Tenaga kerja, dan Aktiva Tetap. Variabel dependen yang terdiri dari efisiensi teknis, sedangkan 19
Variabel independen, Total Aset (ASET), Bank Type (JENIS),
Endri, Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah Di Indonesia: Aplikasi Two-Stage Data Envelopment Analysis, (STEI TAZKIA, 2011).
56
Profitabilitas (ROA), Kecukupan Modal (CAR), Net Operating Income (NOI), dan Kualitas Pembiayaan (NPF). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ke-24 Bank Syariah selama periode 2008-2010 masih belum efisien. Jika dibandingkan kelompok bank syariah antara BUS dan UUS, menunjukkan bahwa tingkat efisiensi BUS yang memiliki aset lebih besar jauh lebih tinggi dari UUS yang memiliki aset lebih kecil. Metode Tobit menunjukkan bahwa faktor total aset, jenis bank BUS atau UUS, net operating income, kualitas pembiayaan memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan. Sementara koefisien rasio kecukupan modal memiliki pengaruh negatif tetapi juga tidak signifikan. Mu’izzuddin and Isnurhadi (2013)20 meneliti tentang Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia; Two-Stage Data Envelopment Analysis Approach dengan objek kajian pada Bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Mega Syariah Indonesia, Bank BNI Syariah, and Bank BRI Syariah periode 2007-2011. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Two-Stage Data Envelopment Analysis Approach. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel output berupa, Total Pembiayaan dan Total Pendapatan, sedangkan variabel input berupa, Total Simpanan, Biaya Tenaga Kerja, dan Total Aset. Variabel dependen terdiri dari overall technical efficiency sedangkan variabel independen meliputi Size, Jenis Bank, ROA, CAR, NIM, NPF dan COST. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil perhitungan metode DEA, efisiensi tertinggi dicapai pada tahun 2007, dan kemudian ada peningkatan efisiensi serta berdasarkan teknis, pada skala dan efisiensi keseluruhan 2010-2011 20
Mu’izzuddin and Isnurhadi, Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia; Two-Stage Data Envelopment Analysis Approach, (Faculty of Economics, Sriwijaya Universiti, 2013).
57
yaitu, 96,86% dalam efisiensi teknis pada tahun 2007, 96,69% pada tahun 2008, 94,43% pada tahun 2009, 93,32% pada tahun 2010 dan 93,72% pada tahun 2011. Selanjutnya, tahap kedua tes menggunakan metode regresi Tobit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran memiliki dampak negatif pada kinerja sementara biaya memiliki dampak positif. Selain itu, koefisien CAR dan ROA positif signifikan, sementara NIM dan NPF menunjukkan tanda-tanda positif tetapi tidak signifikan. Soetanto dan Ricky21 meneliti tentang Efisiensi Teknis Bank Umum Indonesia: Sebuh Penerapan Two-Stage DEA dengan objek penelitian pada 20 bank komersial domestik (4 BUMN bank and16 bank milik swasta) selama periode 2004-2009, sebanyak 120 observasi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program DEA Frontier. Menggunakan pendekatan intermediasi Sedangkan variabel input, kami menggunakan tiga input: simpanan nasabah, aset tetap, dan jumlah karyawan dan tiga output: pinjaman, aktiva produktif lainnya (terdiri dari surat berharga, deposito pada bank lain) dan pendapatan non-bunga. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa bank-bank komersial di Indonesia telah mengalami peningkatan dalam efisiensi teknis (technical efficiency), rata-rata sebesar 10.5%. Kemudian, hasil penelitian juga memberikan konfirmasi jika perbankan nasional mengalami ketidakefisienan secara skala (scale inefficiency) yang lebih besar dibandingkan dengan ketidakefisienan secara teknis murni (pure technical efficiency). Dilihat dari kepemilikannya, bank-bank pemerintah menunjukkan efisiensi yang sempurna selama periode penelitian dibandingkan 21
Tessa Vanina Soetanto and Ricky, Technical Efficiency of Indonesia Commercial Bank: An Application of Two-Stage DEA, (Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.13, No. 2, September 2011: 107-116).
58
dengan bank-bank swasta. Hasil terakhir yang didapat dari regresi Tobit menunjukkan bahwa skala aset dan risiko likuiditas dapat membantu peningkatan efisiensi bank, sedangkan kondisi yang sebaliknya terjadi untuk profitabilitas. Benli dan Degirmen (2013)22, meneliti tentang Penerapan Data Envelopment Analysis Berbasis Malmquist Total Factor Productivity Index: Bukti Empiris di Sektor Perbankan Turki. Objek penelitian ini terdiri dari 31 bank deposito, yang semuanya adalah anggota dari Turkish Banking Sector (TBS) dan Asosiasi Bank Turki (BAT). Penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi untuk mencerminkan proses produksi bank, serta input oriented. Variabel dalam penelitian ini memilih biaya deposito dan bunga sebagai input, dan kredit / pinjaman dan pendapatan bunga sebagai output. Hasil dari penelitian ini bahwa Turki dan Societe Generale menjadi bank dengan tingkat efisiensi teknis tertinggi. Ziraat, Akbank dan Deutsche Bank adalah bank dengan tingkat efisiensi teknis terendah. Selain itu, bank-bank dengan tingkat kemajuan teknologi yang tinggi adalah Vakıf, Adabank dan WestLB AG. Ziraat dan Societe Generale merupakan bank dengan kemajuan teknologi terendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bank dengan tingkat pertumbuhan total produktivitas faktor
tertinggi
adalah Vakıf, Adabank dan The Royal Bank. Bank ING mengalami peningkatkan efisiensi teknis di tingkat optimal, dan Deutsche Bank mengalami penurunan terbesar. Dalam hal perubahan teknologi, bank dengan kemajuan tertinggi adalah Adabank sementara Eurobank Tekfen adalah salah satu yang mengalami kemunduran 22
terbesar.
Sementara
Societe
Generale
mengalami
tingkat
Yasemin Keskin Benli and Suleyman Degirmen, The Aplication of Data Envelopment Analysis Based Malmquist Total Factor Productivity Index: Empirical Evidence in Turkish Banking Sector, (PANOECONOMICUS, January 2013).
59
pertumbuhan total faktor produktivitas tertinggi sementara Deutsche terendah. Turki (bank swasta) dan Societe Generale (bank asing) - bank yang tercatat mengalami kenaikan tertinggi dalam hal efisiensi teknis sementara Ziraat (public bank / negara), Akbank (bank swasta) dan Deutsche Bank (bank asing) mengalami penurunan terbesar. Pada saat yang sama Ziraat dan Societe Generale mengalami kemajuan teknologi terendah. berkat perubahan positif dalam teknologi, bank-bank asing lebih efektif daripada kelompok lain dalam hal efisiensi teknis dan total faktor produktivitas. Dalam
hal
kelompok, kelompok perbankan asing
mencerminkan respon lebih terhadap krisis karena bank-bank ini sudah sangat responsif terhadap fluktuasi kecil dalam variabel ekonomi makro seperti tingkat suku bunga, nilai tukar, tingkat inflasi, dll. Alasan penelitian ini membandingkan / bank domestik nasional (kombinasi bank swasta dan negara atau masyarakat) dengan bank-bank asing, karena memiliki rasio likuiditas yang lebih tinggi, risiko suku bunga yang lebih rendah, dan rasio kecukupan modal yang lebih tinggi. Selain itu, profil pelanggan mereka, manajemen keuangan, dan penggunaan teknologi yang lebih berbeda dibandingkan dengan kelompok bank swasta dan negara. Afiatun dan Wiryono (2010)23 meneliti tentang Efisiensi dan Produktivitas pada Bank Islam di Indonesia dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur tingkat efisiensi dan Malmquist Productivity Index (MPI) untuk produktivitasnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan VRS (versi berorientasi input DEA) dengan objek penelitian 10 Bank Konvensional; 23
Pipit Afiatun dan Sudarso Kaderi Wiryono, Efisiensi dan Produktivitas pada Bank Islam di Indonesia, Jurnal Manajemen Teknologi, ITB, 2010.
60
BCA, BII, BNI, BRI, BTN, CIMB, Danamon, mandiri, panin, permata, 3 Bank Syariah; Muamalat, BSM, Mega Syariah dalam periode 2004 – 2007. Variabel input terdiri dari total simpanan, sedangkan variabel output terdiri dari total kredit dan aktiva produktif lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efisiensi bank syariah pada periode 2004-2009 lebih rendah dari rata-rata dibandingkan dengan bank konvensional; kecuali selama periode Juli 2004 sampai Desember 2005. Ada tiga bank syariah dianalisis untuk penelitian ini khususnya, yaitu Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri dan Bank Mega Syariah, berturut-turut peringkat 3, 10, dan 13 dalam indeks produktivitas. Namun, hasil t-test menyimpulkan bahwa efisiensi dan produktivitas bank syariah dan bank konvensional, statistik, tidak berbeda secara signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa perbankan syariah pada umumnya memiliki kemampuan untuk bersaing dengan perbankan konvensional di Indonesia. Selanjutnya dapat dilihat Tabel 2.1 yang menggambarkan ringkasan penelitian terdahulu. Tabel 2. 1 Objek Penelitian Muhammad 10 BUS Faza selama Firdaus dan Kuartal II Muhamad Tahun 2010 Nadratuzza sampai man Hosen Kuartal IV (2013) Tahun 2012 Judul: Efisiensi BUS Menggunak an
No. Peneliti 1.
Ringkasan Penelitian Terdahulu Model Analisis Variabel input: DEA DPK, total Twoaset, dan biaya Stage tenaga kerja. Variabel Output: pembiayaan dan pendapatan operasional. Variabel terikat: skor Variabel
Hasil Adanya trend yang fluktuatif selama waktu penelitian. Model Tobit disimpulkan bahwa variabel Cabang Bank, Non Performing Financing (NPF), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat efisiensi bank.
61
Pendekatan Two-Stage DEA
2.
3.
Reza Afrisal Judul: Analisis Determinan Efisiensi Bank Syariah di Indonesia Berdasarkan DEA
hasil pengukuran DEA. Variabel: aset, jumlah cabang bank, ROA, ROE,CAR, dan NPF.
33 Bank (BUS & UUS) periode 2011-2013
Variabel dependen efisiensi teknis DEA VRS; Variabel independen SIZE, CAR, ROA, NPL inputnya Giro iB, Tabungan iB, Deposito iB, Modal disetor serta Dana Syirkah Temporer; variabel outputnya Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Istishna, dan Ijarah. Endri 24 Variabel (2011) perbankan output: Total Judul: syariah di Pembiayaan Evaluasi Indonesia dan Total Efisiensi yang Pendapatan Teknis meliputi Operasional Perbankan BUS dan Variabel input: Syariah Di UUS selama Total Indonesia: periode Simpanan,
Two Stage DEA
TwoStage DEA
Sedangkan pada variabel Aset dan Retun On Asset (ROA) Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh positif dan signifikan. perbandingan efisiensi antara metode DEA dengan CAELS (menggunakan uji beda Wilcoxon Signed Rank Tests) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan diantara kedua metode tersebut. First Stage, periode 2011-2013 efisiensi mengalami fluktuatif, efisiensi terendah 2011 BPD Sumatera Selatan 19,9%, 2012 BPD Daerah Istimewa Yogyakarta 14,99%, 2013 BPD Daerah Istimewa Yogyakarta 10,89%. Second Stage AnaylysisTobit Regressions, SIZE dan ROA memiliki pengaruh positif terhadap efisiensi teknis bank syariah, sedangkan CAR dan NPF tidak ditemukan pengaruh terhadap efisiensi teknis bank syariah. 24 Bank Syariah selama periode 2008-2010 masih belum efisien. Jika dibandingkan kelompok bank syariah antara BUS dan UUS, menunjukkan bahwa tingkat efisiensi BUS yang memiliki aset
62
Aplikasi Two-Stage Data Envelopmen t Analysis
2008-2010
4.
Mu’izzuddi n and Isnurhadi (2013) Judul: Efisiensi Perbankan Syariah Di Indonesia; Two-Stage Data Envelopmen t Analysis Approach
25 BUS di Indonesia periode 2007 – 2011 dengan 5 Bank Syariah.
5.
Tessa Vanina Soetanto and Ricky (2011)
20 bank domestik komersial (4 bank BUMN dan
Biaya Tenaga kerja, dan Aktiva Tetap. Variabel dependen: efisiensi teknis Var independen: Total Aset (ASET), Bank Type (JENIS), Profitabilitas (ROA), Kecukupan Modal (CAR), Net Operating Income (NOI), dan Kualitas Pembiayaan (NPF). Variabel output: Total Pembiayaan dan Total Pendapatan. Variabel input: Jumlah Tabungan, biaya tenaga kerja, dan Jumlah Aset. Variabel dependen: efisiensi teknis keseluruhan Independent variabel: Size, Bank Jenis, ROA, CAR, NIM, NPF dan Biaya. input: simpanan nasabah, aset tetap, dan jumlah
lebih besar jauh lebih tinggi dari UUS yang memiliki aset lebih kecil. Metode Tobit menunjukkan bahwa faktor total aset, jenis bank BUS atau UUS, net operating income, kualitas pembiayaan memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan. Sementara koefisien rasio kecukupan modal memiliki pengaruh negatif tetapi juga tidak signifikan.
TwoStage DEA
efisiensi tertinggi dicapai pada tahun 2007. Selanjutnya, hasil tobit menunjukkan bahwa ukuran memiliki dampak negatif pada kinerja sementara biaya memiliki dampak positif. Selain itu, koefisien CAR dan ROA positif signifikan, sementara NIM dan NPF menunjukkan tanda-tanda positif tetapi tidak signifikan.
TwoStage DEA
bank-bank komersial di Indonesia telah mengalami peningkatan efisiensi teknis, perbankan nasional
63
6.
7.
Judul: Efisiensi Teknis Bank Umum Indonesia: Aplikasi dari TwoStage DEA
16 bank swasta milik) selama periode 2004-2009, sebanyak 120 observasi.
karyawan dan tiga output: pinjaman, aktiva produktif lainnya (terdiri dari surat berharga, deposito pada bank lain, orang lain) dan pendapatan non-bunga
Yasemin Keskin Benli dan Suleyman Degirmen (2013) Judul: Penerapan Data Envelopmen t Analysis Berbasis Malmquist Total Factor Productivity Index: Bukti Empiris di Sektor Perbankan Turki Pipit Afiatun dan
31 bank deposito anggota dari Turkish Banking Sector (TBS) dan Asosiasi Bank Turki (BAT). Data untuk 31 bank antara tahun 2004 dan 2009 digunakan dalam analisis.
Variabel input: MPIbiaya deposito DEA dan bunga. Variabel outpit: kredit / pinjaman dan pendapatan bunga
mengalami ketidakefisienan secara skala yang lebih besar dibandingkan dengan ketidakefisienan secara teknis murni. Dilihat dari kepemilikannya, bank-bank pemerintah menunjukkan efisiensi yang sempurna selama periode penelitian dibandingkan dengan bank-bank swasta. Hasil terakhir yang didapat dari regresi Tobit menunjukkan bahwa skala aset dan resiko likuiditas dapat membantu peningkatan efisiensi bank, sedangkan kondisi yang sebaliknya terjadi untuk profitabilitas. Turki dan Societe Generale menjadi bank dengan tingkat efisiensi teknis tertinggi. Ziraat, Akbank dan Deutsche Bank adalah bank dengan tingkat efisiensi teknis terendah. Bank dengan tingkat pertumbuhan total produktivitas faktor tertinggi adalah Vakıf, Adabank dan The Royal Bank. Bank ING mengalami peningkatkan efisiensi teknis di tingkat optimal, dan Deutsche Bank mengalami penurunan terbesar.
10 Bank Input: total DEA dan efisiensi bank syariah Konvension simpanan MPI pada periode 2004-2009
64
Sudarso Kaderi Wiryono (2010) Judul: : Efisiensi dan Produktivita s pada Bank Islam di Indonesia
al; BCA, BII, BNI, BRI, BTN, CIMB, Danamon, mandiri, panin, permata, 3 Bank Syariah; Muamalat, BSM, Mega Syariah Periode 2004 – 2007
Output: total kredit, aktiva produktif lainnya
lebih rendah dibandingkan dengan bank konvensional; kecuali selama periode Juli 2004 sampai Desember 2005. Hasil ttest menyimpulkan bahwa efisiensi dan produktivitas bank syariah dan bank konvensional, statistik, tidak berbeda secara signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa perbankan syariah pada umumnya memiliki kemampuan untuk bersaing dengan perbankan konvensional di Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas dan mengacu pada hasil penelitian terdahulu, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Total Factor Productivity (TFP) dan Efisiensi DEA Two-Stage pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Perbedaannya dengan penelitian-penelitian tersebut, penelitian ini akan menganalisis tingkat produktivitas dan efisiensi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan Tobit dan menganalisis hubungan tingkat produktivitas dan efisiensi pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia. Pendekatan dalam menentukan input output pada penelitian ini menggunakan pendekatan intermediasi, dimana kemudian akan dianalisis komponen-komponen input dan output apa saja yang mempengaruhi tingkat efisiensi pada bank syariah, serta hubungannya antara tingkat produktivitas, efisiensi dan perubahan teknologi. Berdasarkan pemaparan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
65
ilmiah yang dituangkan dalam skripsi dengan judul “ANALISIS TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP) DAN EFISIENSI PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA (Periode 2011-2015)”.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan merujuk pada penelitian Afiatun dan Wiryono (2010)1 serta Firdaus dan Hosen (2013)2 yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan nonparametrik. Pendekatan nonparametrik memakai metode Data Envelopment Analysis (DEA) dan Malmquist Productivity Index (MPI) untuk mengukur tingkat efisiensi dan produktivitas unit pengambil keputusan (UPK). B. Data Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini mengambil objek pada 11 Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia selama kuartal II tahun 2010 sampai kuartal III tahun 2015. 2. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari laporan keuangan masing-masing Bank Umum Syariah (BUS), Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia (SPS BI) maupun data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupa neraca, laporan laba rugi, rasio keuangan dan laporan KAP. Periode data yang digunakan selama kuartal II tahun 2010 sampai kuartal III tahun 2015.
1
Pipit Afiatun dan Sudarso Kaderi Wiryono, Efisiensi dan Produktivitas pada Bank Islam di Indonesia, Jurnal Institut Teknologi Bandung Vol. 9 No. 3, 2010, hlm. 266. 2 Muhammad Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, (Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober 2013), hlm.. 172.
66
67
3. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini berupa Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia selama kuartal II tahun 2010 sampai kuartal III tahun 2015, sedangkan sampel yang diambil merupakan full sampling dengan 11 BUS di Indonesia melebihi syarat jumlah minimal sampel yaitu sebesar 30% dari total populasi. C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode studi pustaka, yaitu dengan mengkaji buku-buku literature, jurnal, makalah untuk memperoleh landasan teori komprehensif mengenai Bank Umum Syariah (BUS), teori efisiensi maupun konsep efisiensi dalam Islam, serta teori produktivitas maupun konsepnya dalam Islam. Selain itu, media cetak dan internet juga digunakan untuk memperoleh data dan informasi pelengkap mengenai pembahasan dalam penelitian. D. Definisi Operasional Menurut Hadad et.al. (2003)3, konsep-konsep yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan input-output dalam tingkah laku dari institusi financial adalah: 1. Pendekatan Penghasilan/Produksi (The Production Approach), menganggap Lembaga Keuangan sebagai produsen dari akun deposit (deposit accounts) and kredit pinjaman (loans), kemudian output didefinisikan sebagai jumlah dari akun-akun tersebut atau dari transaksi-transaksi yang terkait. Sedangkan input dihitung sebagai jumlah dari tenaga kerja, pengeluaran modal pada aset-aset 3
Mualiaman D. Hadad, dkk, Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia : Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA), 2003, hlm. 3.
68
tetap (fixed assets) and material lainnya. 2. Pendekatan Intermediasi (The Intermediation Approach), merubah dan mentransfer aset-aset finansial dari unit-unit surplus menjadi unit-unit defisit. Dalam hal ini input-input institusional seperti biaya tenaga kerja dan modal dan pembayaran bunga pada deposit, dengan output yang diukur dalam bentuk kredit pinjaman (loans) dan investasi finansial (financial investments). 3. Pendekatan Aset (The Asset Approach), memvisualisasikan fungsi primer sebuah institusi finansial sebagai pencipta kredit pinjaman (loans); dekat sekali dengan pendekatan intermediasi, dimana output benar-benar didefinisikan dalam bentuk aset-aset. Menurut Abidin dan Endri (2009)4, konsep efisiensi dapat dilihat dari sisi input (input-oriented) maupun dari sisi ouput (output-oriented). Pendekatan inputoriented merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan input secara efisien dalam menghasilkan ouput yang lebih banyak atau seberapa banyak input yang akan dikurangi tanpa merubah jumlah output yang dihasilkan. Sedangkan pendekatan output-oriented merupakan perbandingan antara biaya di semua level output dengan biaya optimum atau seberapa banyak output yang dapat ditingkatkan secara proporsional tanpa merubah jumlah input. Pada penelitian ini akan digunakan pendekatan intermediasi, sedangkan penentuan input-output menggunakan pendekatan output-oriented dengan merujuk
4
Zaenal Abidin dan Endri, Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah: Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA), Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 11 No. 1, 2009, hlm. 22.
69
pada penelitian Firdaus dan Hosen (2013)5. Penggunaan pendekatan intermediasi digunakan dikarenakan sesuai dengan fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi bagi surplus unit dan deficit unit. Sedangkan pendekatan outputoriented digunakan karena bank di asumsikan selalu menginginkan peningkatan ouput dengan input yang digunakan dalam kondisi tetap. Adapun input output yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Variabel input terdiri dari Dana Pihak Ketiga/DPK (X1), aktiva tetap/AKT (X2) dan beban personalia/BP (X3).
DPK adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam produk penghimpunan dana yang berupa tabungan, giro, maupun deposito.
Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan tidak dimaksudkan untuk dijual yang berupa ATK, mesin ATM, kendaraan operasional dsb.
Beban personalia adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia, atau balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Beban personalia dapat berupa gaji, provisi maupun fee yang diberikan perusahaan.
2. Variabel
output
terdiri
dari
total
pembiayaan/TP
(Y1),
pendapatan
operasional/PO (Y2) dan aktiva produktif lainnya/APL (Y3).
Pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, atau pendanaan yang dilakukan oleh lembaga
5
Muhammad Faza Firdaus dan Muhamad Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, (Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober 2013), hlm.. 172.
70
pembiayaan seperti bank syariah kepada nasabah.
Pendapatan operasional adalah arus masuk sumber daya ke dalam suatu perusahaan dalam suatu periode dari penjualan barang atau jasa, dimana sumber daya pada umumnya dalam bentuk kas, wesel tagih, atau piutang pendapatan selain dari penjualan aktiva tetap, penerbitan saham, atau peminjaman.
Aktiva produktif lainnya adalah aktiva yang dimiliki perusahaan yang berupa penempatan pada bank lain; tagihan spot dan forward, surat berharga yang dimiliki; tagihan akseptasi.
3. Variabel dependen merupakan score efisiensi DEA. 4. Variabel independen terdiri dari total asset/TA, beban operasional, Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Equity (ROE) dan Net Operating Margin (NOM).
Total asset adalah kekayaan sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan dan diharapkan akan memberikan manfaat di masa yang akan datang.
Beban Operasional adalah seluruh biaya dalam rupiah dan valuta asing yang dikeluarkan atas kegiatan usaha yang lazim dilakukan oleh bank pelapor.
Capital Adequancy Ratio (CAR) adalah rasio antara modal bank dengan aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Rasio ini menjadi pedoman bank dalam melakukan ekspansi di bidang pembiayaan.
Return on Equity (ROE) adalah rasio profitabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) bank. Sedangkan ROA perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank.
71
Net Operating Margin (NOM) adalah rasio untuk mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba melalui perbandingan pendapatan operasional dan beban operasional dengan rata-rata aktiva produktif.
E. Metode Analisis Penelitian ini menggunakan pendekatan Malmquist Productivity Index (MPI) dan Two Stage Data Envelopment Analysis (DEA). Tahap pertama metode analisis yang digunakan dalam menganalisis produktivitas ini merujuk pada penelitian Afiatun dan Wiryono (2010) dengan menggunakan pendekatan Malmquist Productivity Index (MPI), MPI pertama kali diperkenalkan oleh Caves, Christensen dan Diewert (1982); sebuah pendekatan fungsi jarak untuk menggambarkan teknologi dalam mendefinisikan indeks input, output, dan produktivitas. Pengolahan data menggunakan software DEAP 2.1. Malmquist Index memiliki tiga keunggulan utama jika dibandingkan dengan pendekatan lainnya di antaranya, pertama tidak memerlukan maksimalisasi keuntungan atau asumsi minimalisasi biaya, kedua tidak memerlukan informasi tentang harga input dan output, ketiga jika peneliti memiliki data panel, maka dapat dilakukan perubahan produktivitas menjadi dua komponen, yaitu perubahan teknis efisiensi dan perubahan teknis. Kerugian utamanya adalah keharusan untuk menghitung fungsi jarak. Namun, teknik Data Envelopment Analysis (DEA) dapat digunakan untuk memecahkan masalah ini. Tahap kedua mengukur nilai efisiensi dengan merujuk pada penelitian Firdaus dan Hosen (2013) dengan menggunakan pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis (DEA). Pada tahap pertama akan dianalisis dengan
72
menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) yang merupakan pengembangan dari matematika linier programming yang diperkenalkan oleh Charnes et al. (1978). Sedangkan pada second stage, digunakan model Tobit untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi dan diolah menggunakan Eviews 8. Terakhir melakukan analisis hubungan efisiensi dan produktivitas dengan grafik yang telah diolah. Malmquist Total Factor Productivity yang berorientasi output merubah produktivitas periode dasar (t) dan periode berikutnya (t + 1) yang didefinisikan sebagai: M (yt, xt, yt+1, xt+1) = [
]
⁄
(1)
Sebuah nilai (M) lebih besar daripada satu menyiratkan pertumbuhan positif pertumbuhan total faktor produktivitas (TFP) dari periode (t) untuk periode (t + 1), jika tidak, nilai "M" kurang dari satu menunjukkan penurunan TFP. Persamaan (1) merupakan rata-rata geometris dari dua indeks TFP dan indeks pertama dihitung sehubungan dengan periode teknologi "t", sedangkan indeks kedua dievaluasi sehubungan dengan periode "t + 1" teknologi. Menurut Fare et al. (1993) persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
Perubahan indeks TFP =
(2)
Dengan demikian, perubahan indeks Total Factor Productivity (TFP) = {perubahan Efisiensi} X {Perubahan teknologi} dan dapat dibagi menjadi dua komponen seperti perubahan teknologi dan perubahan efisiensi teknis dan diilustrasikan sebagai:
73
Indeks Perubahan Teknologi =
(3)
Dan Indeks Perubahan Efisiensi =
(4)
Perubahan efisiensi teknis dapat lebih dibagi menjadi dua, yaitu Perubahan Efisiensi Teknis Murni dimana efisiensi teknis catching-up terhadap various return to scale (VRS) perbatasan teknologi, dan Perubahan Efisiensi Skala yang cenderung bergerak di sepanjang batas atau unit teknis murni tidak efisien dalam mengubah posisi dengan menjauh dari teknologi yang diperkirakan. Dengan demikian, Perubahan Efisiensi Teknis adalah hasil dari perubahan efisiensi teknis murni (PECH) dan perubahan efisiensi skala (SECH) dan dapat ditunjukkan sebagai berikut: Indeks PECH =
(5)
Dan Index SECH =
(6)
Sehingga, Perubahan Total factor Productivity (TFP) = Perubahan Teknologi * Perubahan Efisiensi Teknis Murni * Perubahan Efisiensi Skala. Selanjutnya First Stage Menurut Abidin (2007)6, merujuk pada (Oral dan Yolalan, 1990; Berger dan Humphrey, 1992), penilaian efisiensi tidak dapat dilakukan secara parsial tetapi secara penuh dengan memperhitungkan seluruh output dan input. Analisis DEA pengembangan dari matematika linier programming yang diperkenalkan oleh 6
Zaenal Abidin, Kinerja EEfisiensi pada Bank Umum, Proceeding PESAT Vol. 2, 2007, hlm. A114.
74
Charnes et al. (1978). Pada pendekatan DEA tidak memasukkan random eror, sebagai konsekuensinya pendekatan DEA tidak dapat memperhitungkan variabel makro. Namun, DEA dapat mengindentifikasi input atau output suatu bank yang digunakan sebagai referensi untuk membantu mencari penyebab dan jalan keluar dari sumber inefisiensi suatu bank. Formula DEA dimulai dari formula sederhana yang ada di linear programming yaitu sebagai berikut:
Maksimal
Subjek untuk
(1)
untuk j = 1 … n
VI ≥ 0 untuk i = 1 … m, dan ur ≥ 0 untuk r = 1 … s Dimana: hj = nilai efisiensi bank j r = output i = input ur = bobot output r yang dihasilkan oleh bank j yrj = jumlah output r yang dihasilkan oleh bank, dihitung dari r = 1 hingga s vi = bobot input i yang dihasilkan oleh bank j xij = jumlah input I yang dihasilkan oleh bank, dihitung dari i = 1 hingga m Namun, Charnes, Cooper dan Rhodes (1978) merubah rumus di atas ke
75
dalam masalah pemrograman linear berikut (Ataullah, Cockerill dan Le dalam Alkeil (2012))7: (2)
(3)
Dimana ɛ adalah angka positif agar semua input dan output memiliki bobot yang positif. Ketika ho = 1 maka DMUo efisien, begitu pun sebaliknya. Namun, jika input yang digunakan tidak efektif, maka akan terjadi input slack (kelebihan input), begitu pun dengan output. Slack merupakan perbaikan yang perlu dilakukan untuk membuat sebuah unit yang tidak efisien menjadi efisien, sehingga semua input slack dan output slack harus sama dengan nol. Perbaikan ini dilakukan dalam bentuk peningkatan/penurunan input atau output. DEA menghasilkan efisiensi untuk setiap UKE, relatif terhadap UKE yang lain di dalam sampel. Angka efisiensi ini memungkinkan seorang analisis untuk mengenali UKE yang paling membutuhkan perhatian dan merencanakan tindakan perbaikan bagi UKE yang tidak/kurang efisien. Kedua, jika suatu UKE kurang efisien (efisiensi<100%) DEA menunjukkan sejumlah UKE yang memiliki efisiensi sempurna (efficiency reference set, efisiensi=100%) dan seperangkat angka pengganda (multipliers) yang dapat digunakan oleh manajer untuk menyusun
7
Ahmad M. Abu Alkeil, dkk, Comparison of Efficiency And Productivity Change of Islamic and Conventional Banks: Evidence From Europe and Muslim-Majority Countries?, The Journal of Applied Business Research Vol. 28 No. 6, 2012, hlm. 1390.
76
strategi perbaikan.8 Dalam DEA Multi Stage terdapat dua pendekatan scale yaitu: a. Constant Return to Scale Model Constant Return to Scale (CCR) merupakan model dasar DEA yang membawa implikasi pada bentuk effisient set yang linier. Model Constant Return to Scale dikembangkan oleh Climes, Cooper dan Rhodes (model CCR), model ini mengasumsikan bahwa rasio antara penambahan input dan output adalah sama. Artinya, jika ada tambahan input sebesar x kali, maka output akan meningkat sebesar x kali juga. Asumsi lain yang digunakan dalam model ini adalah bahwa setiap perusahaan atau unit pembuatan keputusan (UPK) beroperasi pada skala yang optimal. Adapun rumusan DEA CRS adalah sebagai berikut: Min θλ θ, St –yi + Yλ≥0, Θxi - Xλ≥ 0 λ≥0 b. Variable Return to Scale Model ini dikembangkan oleh BBC (Banker, Charnes Cooper) pada tahun 1984 dan merupakan pengembangan dari model CCR. Model ini beranggapan bahwa perusahaan tidak atau belum beroperasi pada skala yang optimal, asumsi dari model ini adalah bahwa rasio antara penambahan input dan output tidak sama (Variable return to scale). Artinya, penambahan input sebesar x kali tidak akan menyebabkan output meningkat sebesaar x kali, bisa lebih kecil atau lebih besar dari 8
Asep Saepullah. Efisiensi Perbankan Syariah: Komparasi, Evaluasi, Dan Solusi, Jakarta: UIN Syariaf Hidayatullah, hlm. 8.
77
x kali. Adapun rumusan DEA VRS adalah sebagai berikut: Max φλ φ, St –φyi + Yλ≥0, xi - Xλ≥ 0 N1’λ = 1 λ≥0 Second Stage Metode Tobit mengasumsikan bahwa variabel-variabel bebas tidak terbatas nilainya (non-censured); hanya variabel tidak bebas yang censured; semua variabel (baik bebas maupun tidak bebas) diukur dengan benar; tidak ada autocorrelation; tidak ada heteroscedascity; tidak ada multikolinearitas yang sempurna; dan model matematis yang digunakan menjadi tepat. Dalam penggunaan metode analisis regresi untuk penelitian bidang sosial dan ekonomi, banyak ditemui struktur data dimana variabel responnya mempunyai nilai nol untuk sebagian observasi, sedangkan untuk sebagian observasi lainnya mempunyai nilai tertentu yang bervariasi. Struktur data seperti ini dinamakan data tersensor (censored data). Model standar Tobit dapat didefinisikan untuk observasi (bank) i sebagai berikut:9
9
Endri, Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi Two-Stage DEA, STEI TAZKIA, 2011, hlm. 17.
78
Dalam model Tobit terdapat tambahan informasi koefisiens skala (SCALE) yaitu faktor skala yang akan diestimasi σ. Faktor skala ini dapat digunakan untuk mengestimasi standar deviasi dari residual. Fungi
Likelihood
(L)
dimaksimum
(maximum
likelihood)
untuk
mengestimasi parameter β dan σ yang didasarkan atas observasi (bank) yi dan xi:
Model Tobit digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2010 – 2015. Faktorfaktor yang diperkirakan mempengaruhi kinerja efisiensi BUS di Indonesia adalah: Total Aset (TA), Beban Operasional (BO), Kecukupan Modal (CAR), Return on Equity (ROE), dan Net Operating Margin (NOM). Berdasarkan hipotesis yang diajukan pada penelitian-penelitian sebelumnya, maka dirumuskan model yang digunakan pada penelitian ini, yaitu: EFTi = ᵝ1+ ᵝ2TA + ᵝ3BO + ᵝ4CAR + ᵝ5ROE + ᵝ6NOM + ᵋi Dimana: EFT = Skor Data Envelopment Analysis (DEA) TA = Total Aset BO = Beban Operasional CAR = Capital Adequancy Ratio
79
ROE = Return on Equity NOM = Net Operating Margin F. Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka, beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan sebelumnya, serta latar belakang yang mengatakan bahwa di tengah persaingan industri perbankan yang semakin ketat dibutuhkan kinerja perusahaan yang baik. Salah satu indikator kinerja perusahaan adalah tingkat produktivitas dan efisiensinya. Penelitian ini melalui beberapa tahap. Pertama, mengukur tingkat produktivitas BUS menggunakan metode Malmquist Productivity Index (MPI). Kedua, mengukur efisiensi BUS menggunakan metode DEA. Ketiga, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi menggunakan model Tobit. Adapun faktor-faktor tersebut didapat berdasarkan telaah pustaka dan studi terhadap penelitian-penelitian sebelumnya sehingga dapat diajukan hipotesis untuk dijadikan variabel independen dan variabel dependen dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi menggunakan model Tobit. Adapun hipotesis tersebut adalah: H1:
Total aset berpengaruh terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) periode 2010- 2015
H2:
Beban Operasional berpengaruh terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) periode 2010- 2015
H3:
CAR berpengaruh terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) periode 2010- 2015
80
H4:
ROE berpengaruh terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) periode 2010- 2015
H5:
NOM berpengaruh terhadap tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) periode 2010- 2015
G. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian ini akan dianalisis tingkat produktivitas dan efisiensi dari 11 Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia pada tahun 2010 – 2015 serta analisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan hubungan antara produktivitas dan efisiensi. Dimana dalam mengukur tingkat Total Factor Productivity (TFP) dengan menggunakan Malmquist Productivity Index (MPI) dan efisiensi dengan menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) pada First Stage dan
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
tingkat
efisiensi
menggunakan model Tobit pada Second Stage. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan melihat hubungan dari hasil produktivitas dan efisiensi, sehingga akan memberikan gambaran kinerja dan pengaruh terbesar bagi peningkatan kinerja bank. Dengan terlebih dahulu menentukan jenis input dan output. Pemilihan input dan output pada First Stage menggunakan pendekatan intermediasi dan berorientasi output seperti yang digunakan oleh Firdaus dan Hosen (2013). Adapun input yang digunakan meliputi, Dana Pihak Ketiga/DPK (X1), aktiva tetap/AKT (X2) dan beban personalia/BP (X3) dan output total pembiayaan/TP (Y1), pendapatan operasional/PO (Y2) dan aktiva produktif lainnya/APL (Y3). Sedangkan pada Second Stage, variabel dependen yang dianalisis menggunakan
81
model Tobit dalam menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas dan efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia adalah skor hasil pengukuran DEA. Sementara variabel independen yang digunakan adalah total aset, BOPO, CAR, ROE, dan NOM. Hasil dan kesimpulan pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai peta produktivitas dan efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia, menjadi bahan pertimbangan bagi Bank Indonesia dalam menentukan kebijakan dan menjadi referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran ditunjukkan pada gambar berikut:
82
Tabel 3. 1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Analisis Total Factor Productivity (TFP) dan Efisiensi pada Bank Umum Syariah di Indonesia (Periode 2010 - 2015) Total Factor Productivity (TFP)
Efisiensi
Objek penelitian pada 11 BUS di Indonesia pada kuartal II tahun 2010 – kuartal III tahun 2015 Laporan keuangan OJK 11 BUS di Indonesia Variabel: Input terdiri dari: DPK (I1), Aktiva tetap (I2), dan Beban personalia (I3) Output terdiri dari:Total pembiayaan (O1), Pendapatan operasional (O2) dan Aktiva produktif lainnya (O3)
Malmquist Productivity Index (MPI)
Data Envelopment Analisis (DEA) First Stage
Variabel: Variable Dependen merupakan skor dari hasil penghitungan DEA First Stage (Y1) Variable Independen terdiri dari Total Aset (X1), Beban Operasional (X2), CAR (X3), ROE (X4), dan NOM (X5)
Tobit Second Stage
Hasil skor MPI dianalisis hubungannya dengan skor DEA First Stage dan Tobit Second Stage
Kesimpulan
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Ringkasan statistik deskriptif variabel yang akan diujikan untuk mengukur tingkat produktivitas dan efisiensi BUS di Indonesia pada tabel 4.1 – 4.6 dimana aktiva tetap, total DPK serta beban personalia sebagai input dan total pembiayaan, aktiva produktif lainnya serta pendapatan operasional sebagai output untuk 11 BUS di Indonesia akan digambarkan sebagai berikut: Tabel 4. 1
Statistik Ringkasan Variabel Aktiva Tetap 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics (Aktiva Tetap) N MIN MAX Mean Std. Deviation CAS 22 5816 23889 12040.7727 6493.93304 JBS 22 171 164870 87302.5 76471.31948 MES 22 46988 288933 98363.1364 90573.77484 NIS 22 21223 105399 70227.8182 34267.03762 RIS 22 78158 163163 124347.227 21236.86325 BSM 22 258582 793307 571883.409 178392.5749 BUS 22 41430 85176 63328.4091 14535.89536 MAYS 22 1777 11300 6307.4545 2757.7603 MUA 22 179930 2290551 786507.5 744262.8581 PAS 22 24441 48903 27828.8636 5083.27283 VIS 22 9247 16762 13011 2258.92771 Valid N (listwise) 22 (Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia dalam Miliar Rupiah, Data Diolah) Menurut tabel 4.1, rata-rata aktiva tetap Bank Muamalat lebih besar dari bank lainnya, disusul Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank BJB Syariah.
83
84
Tabel 4. 2
Statistik Ringkasan Variabel Total DPK 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics (DPK) N MIN MAX Mean Std. Deviation CAS 22 490200 2713701 1343621.73 708389.3795 JBS 22 829498 5243446 3000265.95 1413438.287 MES 22 3766162 7730738 5516588.77 1417849.811 NIS 22 4253227 18930220 10121270 4646964.038 RIS 22 3674356 18863643 11624851.5 4510814.085 BSM 22 23091575 59820572 45868919.5 11796224.78 BUS 22 1311950 4337818 2803004 921620.232 MAYS 22 298270 1043046 622223.136 239827.6853 MUA 22 12354924 51205537 34956240.1 11654826.57 PAS 22 113722 5775013 2042877.82 1931819.798 VIS 22 10195 1144506 539224.682 373086.0864 Valid N (listwise) 22 (Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia dalam Miliar Rupiah, Data Diolah) Menurut tabel 4.2, rata-rata total DPK Bank Syariah Mandiri lebih besar dari bank lainnya, disusul Bank Muamalat, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah, dan Bank Mega Syariah.
85
Tabel 4. 3
Statistik Ringkasan Variabel Beban Personalia 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics (Beban Personalia) N MIN MAX Mean Std. Deviation CAS 22 6168 51596 24137.2 13209.71474 JBS 22 7786 124269 52867 31541.43847 MES 22 67177 362352 197691 93243.37361 NIS 22 4429 644458 219993 172359.5492 RIS 22 61620 447030 231747 121196.8973 BSM 22 204380 1359776 692621 374112.4815 BUS 22 9744 68565 34642.8 16913.71208 MAYS 22 4367 30601 15164.5 7452.76681 MUA 22 118926 860392 378574 215588.1587 PAS 22 3162 56691 19352.5 15893.66253 VIS 22 1523 31565 12325 9118.66825 Valid N (listwise) 22 (Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia dalam Miliar Rupiah, Data Diolah)
Menurut tabel 4.3, rata-rata beban personalia Bank Syariah Mandiri lebih besar dari bank lainnya, disusul Bank Muamalat, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah, dan Bank Mega Syariah.
86
Tabel 4. 4
Statistik Ringkasan Variabel Total Pembiayaan 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics (Total Pembiayaan) N MIN MAX Mean Std. Deviation CAS 22 320101 2636231 1166724.91 714895.0857 JBS 22 978463 5424805 2909798.59 1394783.038 MES 22 3018743 7319802 5025451.09 1540726.884 NIS 22 6196158 29564683 14314542 5946982.349 RIS 22 4941792 16456086 11220703.6 3786339.457 BSM 22 39437595 100294457 71572968.1 21224021.19 BUS 22 1401173 4712825 2711564.59 996795.9333 MAYS 22 607949 1643694 1152913.86 355435.3169 MUA 22 12735613 45437822 31198528.4 11306535.59 PAS 22 100953 5542623 2188176.55 1879183.619 VIS 22 28196 1084681 537073.273 396749.2447 Valid N (listwise) 22 (Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia dalam Miliar Rupiah, Data Diolah) Menurut tabel 4.4, rata-rata total pembiayaan Bank Syariah Mandiri lebih besar dari bank lainnya, disusul Bank Muamalat, Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah, dan Bank Mega Syariah.
87
Statistik Ringkasan Variabel Aktiva Produktif Lainnya 11 Tabel 4. 5 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 Descriptive Statistics (Aktiva Produktif Lainnya) N MIN MAX Mean Std. Deviation CAS 22 204589 744517 419696 115806.0577 JBS 22 211865 1426013 737118 376437.8136 MES 22 469599 1308167 853116 272946.6146 NIS 22 193644 2855260 1428381 930877.4239 RIS 22 285041 4218275 1618298 1030155.672 BSM 22 5066529 12859981 7458571 2297564.828 BUS 22 295013 1434229 563350 270632.3907 MAYS 22 179067 871445 675501 184982.9481 MUA 22 1212027 15939312 7137443 3621694.507 PAS 22 155820 1567013 665599 503198.2379 VIS 22 184577 438287 320118 73039.43979 Valid N (listwise) 22 (Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia dalam Miliar Rupiah, Data Diolah)
Menurut tabel 4.5, rata-rata aktiva produktif lainnya Bank Syariah Mandiri lebih besar dari bank lainnya, disusul Bank Muamalat, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah, dan Bank Mega Syariah.
88
Tabel 4. 6
tatistik Ringkasan Variabel Pendapatan Operasional 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
Descriptive Statistics (Pendapatan Operasional) N MIN MAX Mean Std. Deviation CAS 22 27198 387365 130300 90260.36221 JBS 22 22448 971702 287493 245460.1855 MES 22 235695 1673842 790707 404357.1967 NIS 22 42294 2176438 850142 575689.4121 RIS 22 236340 2140056 975193 561473.226 BSM 22 1059482 7936199 3741523 1995450.155 BUS 22 57405 502833 217448 121247.1525 MAYS 22 34514 384706 133433 80830.81116 MUA 22 581569 5528377 2439901 1457529.327 PAS 22 7548 636397 171206 183865.4815 VIS 22 6516 153013 60138.5 43390.26137 Valid N (listwise) 22 (Sumber: Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia dalam Miliar Rupiah, Data Diolah) Menurut tabel 4.6, rata-rata pendapatan operasional Bank Syariah Mandiri lebih besar dari bank lainnya, disusul Bank Muamalat, Bank BRI Syariah, Bank BNI Syariah, dan Bank Mega Syariah. B. Hasil Perhitungan Tingkat Produktivitas Bank Umum Syariah Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015: Malmquist Index 1. Analisis Tingkat Produktivitas Perbankan Syariah di Indonesia Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015 Melalui
Metode
Malmquist
Productivity
Index
(MPI)
dengan
menggunakan software DEAP 2.1 yang dikembangkan oleh Tim Coelli (1996) akan menghasilkan 5 (lima) hasil efisiensi berupa: a. EFFCH: Perubahan Efisiensi (relatif dengan perhitungan CRS). b. TECHC: Perubahan Teknologi.
89
c. PECH : Perubahan Efisiensi Teknis Murni (relatif dengan perhitungan VRS). d. SECH: Perubahan Efisiensi Skala (EFFCH/PECH). e. TFPCH: Perubahan (faktor) Produktivitas Total. Dapat dilihat tingkat produktivitas perbankan syariah selama kuartal II tahun 2010 hingga kuartal III tahun 2015. 1 0.998
0.999 0.997
0.999
0.997
0.996
0.995
0.994 0.992 EFFCH EFFCH
Grafik 4. 1
TECHCH TECHCH
PECH PECH
SECH SECH
TFPCH
TFPCH
Rata-Rata Score Produktivitas Perbankan Syariah di
Indonesia Kuartal II Tahun2010 – Kuartal III Tahun2015 Hasil pengukuran tingkat produktivitas perbankan syariah dapat dilihat dari perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) yang memiliki score sebesar 0,995. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbankan syariah di Indonesia selama periode penelitian belum dapat mengoptimalkan tingkat produktivitasnya. Perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) dipengaruhi oleh perubahan efisiensi teknis (EFFCH) dan perubahan teknologi (TECHCH). Menurut grafik 4.1 score perubahan teknologi (TECHCH) pada perbankan syariah di Indonesia hanya mencapai 0,997 selama periode penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi belum memberikan kontribusi optimal terhadap produktivitas perbankan syariah di Indonesia.
90
Perkembangan Jumlah ATM 3600 3550 3500 3450 3400 3350 3300 3250 3200 3150
ATM
Nov Des Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei 2014
2015
2016
(Sumber: OJK, Statistik Perbankan Syariah 2016) Grafik 4. 2
Perkembangan Jumlah ATM Perbankan Syariah
Meskipun teknologi perbankan di Indonesia terus mengalami perbaikan baik dari segi IT maupun jumlah ATM yang semakin bertambah, namun pertumbuhan teknologi tersebut tidak diimbangi dengan efisiensi biaya. Hal ini dapat dilihat bahwa rasio BOPO mengalami kenaikan pada semester II 2015, sehingga pertumbuhan teknologi yang terjadi belum menunjukkan kontribusi yang maksimal terhadap produktivitas perbankan syariah di Indonesia.
(Sumber: Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia 2016) Grafik 4. 3
Grafik BOPO
91
Sedangkan perubahan efisiensi teknis (EFFCH) yang juga memiliki score sebesar 0,997 belum dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya, meskipun efisiensi teknis murni (PECH) dan perubahan efisiensi skala (SECH) yang merupakan komponen perubahan efisiensi teknis (EFFCH) memiliki score yang sama besar yaitu 0,999. Peningkatan ekspansi usaha dalam bentuk perluasan jaringan kantor yang semakin bertambah serta perkembangan jumlah ATM yang mendukung memberikan kontribusi terhadap score efisiensi teknis murni (PECH). Pertumbuhan Jumlah Cabang Bank 455 450 445 440
Cabang Bank
435 430 Nov Des Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei 2014
2015
2016
(Sumber: OJK, Statistik Perbankan Syariah 2016) Grafik 4. 4
Pertumbuhan Jumlah Cabang Bank Syariah
Peningkatan ekspansi perbankan syariah tersebut dikarenakan adanya ketentuan yang lebih mudah dalam pembukaan kantor cabang bank syariah serta program awareness terhadap masyarakat umum yang cukup gencar selama periode 2015. Hal tersebut juga diikuti dengan penambahan modal bank yang akan mendorong peningkatan DPK serta pertumbuhan aset perbankan syariah
92
sehingga memberikan kontribusi terhadap score perubahan efisiensi skala (SECH).
(Sumber: Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia 2016) Grafik 4. 5
Perkembangan DPK Syariah
Dengan peningkatan aset ini maka market share perbankan syariah meningkat tipis dari 4,61% pada semester I menjadi 4,83% pada semester II 2015.
Grafik 4. 6 Aset dan Perkembangan Aset Perbankan Syariah
Grafik 4. 7
Market Share
Perbankan Syariah terhadap Perbankan Nasional
Meskipun score efisiensi teknis murni (PECH) dan perubahan efisiensi skala (SECH) sebagai komponen perubahan efisiensi teknis (EFFCH) cukup baik, namun perubahan efisiensi teknis (EFFCH) tidak menunjukkan hasil yang demikian. Hal ini salah satunya disebabkan oleh turunnya rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) dari 96,51% menjadi 88,03% pada semester II 2015 akibat
93
dari perbaikan kinerja terutama pada Non Performing Financing (NPF) serta peningkatan biaya operasional yang timbul karena ekspansi usaha dalam bentuk perluasan jaringan kantor.
Grafik 4. 8
FDR Perbankan Syariah
Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor utama perubahan tingkat Total Factor Productivity (TFPCH) pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia kuartal II 2010 sampai kuartal III 2015 ialah pada perubahan efisiensi murni (PECH) dan skala (SECH) yang artinya penambahan modal bank sangat mempengaruhi peningkatan pada perubahan efisiensi (EFFCH) dan teknologi (TECHCH) dan selanjutnya akan mempengaruhi perubahan Total Factor Productivity (TFPCH). 2. Analisis Perubahan Efisiensi yang Mempengaruhi Tingkat Produktivitas Masing- Masing Bank Umum Syariah Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015 Tingkat produktivitas BUS selama kuartal II tahun 2010 hingga kuartal III tahun 2015 dapat dilihat dari perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) yang dipengaruhi oleh perubahan efisiensi teknis (EFFCH) dan perubahan teknologi (TECHCH).
94
a. Perubahan Teknologi (TECHCH) pada masing-masing BUS di Indonesia Tabel 4. 7 2010 Q3 Q4 BCAS 0.869 1.126 BJBS 0.813 1.140 MES 0.888 1.048 BNIS 1.190 1.134 BRIS 1.315 0.908 BSM 1.776 0.754 BUS 1.318 0.964 MAYS 1.154 1.025 MUA 1.441 1.204 PAS 2.156 0.683 VIS 1.962 1.231 BANK
Q1 1.558 1.289 1.464 1.233 1.897 2.149 2.196 1.720 1.087 1.825 1.642
Perubahan Teknologi (TECHCH) 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 2011 Q2 Q3 0.625 1.398 1.105 1.331 1.130 1.089 0.742 0.904 0.613 1.129 0.683 0.902 0.662 0.870 0.603 1.567 0.693 2.264 0.782 2.153 0.903 2.099
Q4 1.713 0.869 0.593 0.729 0.708 0.655 0.569 0.425 0.255 0.307 0.280
Q1 0.695 1.175 1.595 2.403 2.130 1.663 2.116 1.238 1.914 2.978 2.727
2012 Q2 Q3 1.200 0.884 1.490 0.795 1.049 0.795 0.664 0.761 0.910 0.805 1.005 1.279 0.724 1.247 1.148 0.743 0.840 0.945 0.504 0.980 0.431 1.004
2013 Q4 Q1 Q2 Q3 0.619 1.603 1.295 0.946 0.595 1.394 1.134 0.878 0.637 1.227 1.092 0.857 0.761 1.107 1.400 0.821 0.692 1.331 1.313 0.866 0.465 1.519 1.396 0.941 0.483 1.535 1.203 1.103 0.706 1.146 1.532 0.809 0.666 1.193 1.308 0.927 0.664 1.432 0.905 0.893 0.627 1.380 0.810 0.872
Q4 0.375 0.434 0.441 0.318 0.296 0.292 0.292 0.394 0.290 0.361 0.552
Q1 1.043 1.006 0.631 0.807 0.930 0.884 0.743 0.675 1.261 1.353 1.623
2014 Q2 Q3 4.709 0.713 2.753 1.005 2.257 1.007 3.477 0.765 4.498 0.825 2.759 0.971 1.738 1.004 2.564 1.478 3.239 1.642 2.680 1.678 1.530 1.666
Q4 1.555 1.185 1.003 0.974 1.008 0.808 0.714 0.832 0.656 0.544 0.563
2015 Q1 Q2 0.297 2.690 0.363 3.002 0.420 3.250 0.391 3.557 0.409 3.399 0.529 2.229 0.671 1.602 0.676 1.103 0.864 1.157 1.359 0.807 1.386 0.919
Q3 0.364 0.298 0.305 0.452 0.525 0.717 1.146 1.127 1.267 0.848 1.315
MEAN 1.009 0.990 0.937 0.957 1.015 1.004 0.974 0.977 1.028 1.027 1.058
Berdasarkan Tabel 4.7 perubahan teknologi 11 BUS di Indonesia mengalami fluktuatif, namun dilihat dari rata-rata pencapaian 11 BUS terdapat lima bank yang memiliki score perubahan teknologi (TECHCH) yang belum optimal yaitu pada Bank BJB Syariah sebesar 0,990, Bank Mega Syariah sebesar 0,937, Bank BNI Syariah sebesar 0,957, Bank Bukopin Syariah sebesar 0,974, dan Maybank Syariah sebesar 0,977. Meskipun score tersebut mendekati score optimal = 1, namun lima bank tersebut harus mampu meningkatkan teknologinya baik dari segi IT, financial system, maupun memperbanyak jumlah ATM, sehingga dapat mengakses transaksi dengan mudah. Selanjutnya, komponen lain dari perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) dapat digambarkan dalam hal perubahan efisiensi (EFFCH) sebagai berikut:
95
b. Perubahan Efisiensi (EFFCH) pada masing-masing BUS di Indonesia Perubahan Efisiensi (EFFCH) 11 BUS pada Kuartal II Tahun
Tabel 4. 8
2010 - Kuartal III Tahun 2015 BANK BCAS BJBS MES BNIS BRIS BSM BUS MAYS MUA PAS VIS
2010 Q3 Q4 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.922 1.084 1.003 1.000 1.000 0.933 1.000 1.000
Q1 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.071 0.996
2011 Q2 Q3 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.997 0.999 1.001 1.000 0.982 1.000 1.000 1.000 1.000 0.938 1.066 0.990 1.010 0.996 1.039
Q4 1.000 1.000 1.000 0.965 0.802 0.914 0.996 1.000 1.000 1.000 1.000
Q1 1.000 1.000 1.000 1.040 1.246 1.114 1.004 1.000 1.000 1.000 1.000
2012 Q2 Q3 1.000 1.000 1.000 0.983 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.939 1.065 0.936 1.069 0.968 1.033
2013 Q4 Q1 Q2 Q3 0.974 1.027 0.996 1.004 1.006 1.011 1.000 1.000 1.000 0.946 1.057 1.000 1.000 0.896 1.116 1.000 1.000 1.000 0.991 1.009 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.854 1.171 1.000 1.000 1.000 0.950 1.053 1.000 1.000 0.914 1.055 1.000 1.000 0.911 1.077
Q4 0.733 0.831 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.915 1.022 1.018
Q1 1.364 1.203 1.000 1.000 1.000 1.000 0.971 1.000 1.093 1.016 1.000
2014 Q2 Q3 1.000 1.000 0.947 1.056 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.915 1.000 1.000 1.030 1.000 0.814 1.229 0.948 1.055 1.000 1.000 1.000 1.000
Q4 1.000 1.000 1.000 1.000 0.828 0.864 1.000 0.870 1.000 1.000 0.973
2015 Q1 Q2 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.320 1.000 0.932 1.212 0.858 1.165 1.150 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.028 1.000
Q3 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.025 1.000 1.000 0.953 0.606 0.927
MEAN 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.998 0.976 0.996
Berdasarkan Tabel 4.8 perubahan efisiensi 11 BUS di Indonesia mengalami fluktuatif, namun dilihat dari rata-rata pencapaian 11 BUS terdapat tiga bank yang memiliki score perubahan efisiensi (EFFCH) yang belum optimal atau belum mampunya perusahaan mengelola input-output secara efisien yaitu pada Bank Muamalat sebesar 0,998, Bank Panin Syariah 0,976 dan Bank Victoria Syariah sebesar 0,976. Meskipun score tersebut mendekati score optimal = 1, namun ketiga bank tersebut harus mampu meningkatkan kinerjanya baik dari peningkatan efisiensi teknis murni (PECH) maupun efisiensi skala (SECH).
96
c. Perubahan Efisiensi Teknis Murni (PECH) pada masing-masing BUS di Indonesia Perubahan Efisiensi Teknis Murni (PECH) 11 BUS pada
Tabel 4. 9
Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 BANK BCAS BJBS MES BNIS BRIS BSM BUS MAYS MUA PAS VIS
2010 2011 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.990 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.975 1.025 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Q4 1.000 1.000 1.000 0.968 0.804 0.907 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Q1 1.000 1.000 1.000 1.033 1.244 1.114 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
2012 2013 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.986 1.014 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.988 1.012 1.000 1.000 1.000 1.000 0.918 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
2014 Q1 Q2 Q3 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.915 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.983 1.017 1.089 0.967 1.034 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
2015 MEAN Q4 Q1 Q2 Q3 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.055 1.035 1.000 1.000 1.000 0.960 0.968 1.061 1.014 1.000 1.000 0.923 1.084 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.751 0.986 1.000 1.000 1.000 0.968 0.998
Berdasarkan Tabel 4.9 perubahan efisiensi teknis murni 11 BUS di Indonesia relatif lebih stabil, hanya terlihat beberapa kali mengalami penurunan. Namun dilihat dari rata-rata pencapaian 11 BUS terdapat dua bank yang memiliki score perubahan efisiensi teknis murni (PECH) yang belum optimal yaitu pada Bank Panin Syariah 0,986 dan Bank Victoria Syariah sebesar 0,998. Meskipun score tersebut mendekati score optimal = 1, namun kedua bank tersebut harus mampu meningkatkan layanannya baik berupa perluasan jaringan kantor, ATM dan sebagainya.
97
d. Perubahan Efisiensi Skala (SECH) pada masing-masing BUS di Indonesia Tabel 4. 10
Perubahan Efisiensi Skala (SECH) 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
2010 Q3 Q4 BCAS 1.000 1.000 BJBS 1.000 1.000 MES 1.000 1.000 BNIS 1.000 1.000 BRIS 1.000 1.000 BSM 1.000 1.000 BUS 1.000 1.000 MAYS 0.922 1.084 MUA 1.003 1.000 PAS 1.000 0.933 VIS 1.000 1.000 BANK
Q1 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.071 0.996
2011 Q2 Q3 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.997 0.999 1.001 1.000 0.992 1.000 1.000 1.000 1.000 0.962 1.039 0.990 1.010 0.966 1.039
Q4 1.000 1.000 1.000 0.997 0.998 1.008 0.996 1.000 1.000 1.000 1.000
Q1 1.000 1.000 1.000 1.007 1.002 1.001 1.004 1.000 1.000 1.000 1.000
2012 Q2 Q3 1.000 1.000 1.000 0.996 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.950 1.052 0.936 1.069 0.968 1.033
Q4 0.974 0.993 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Q1 1.027 1.011 0.946 0.896 1.000 1.000 1.000 0.854 1.000 1.000 1.000
2013 Q2 Q3 0.996 1.004 1.000 1.000 1.057 1.000 1.116 1.000 0.991 1.009 1.000 1.000 1.000 1.000 1.171 1.000 0.950 1.053 0.914 1.055 0.911 1.077
Q4 0.733 0.831 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.997 1.022 1.018
Q1 1.364 1.203 1.000 1.000 1.000 1.000 0.971 1.000 1.003 1.016 1.000
2014 Q2 Q3 1.000 1.000 0.947 1.056 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.030 1.000 0.828 1.208 0.981 1.020 1.000 1.000 1.000 1.000
Q4 1.000 1.000 1.000 1.000 0.785 0.900 1.000 0.870 1.000 1.000 0.973
2015 Q1 Q2 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.275 1.000 0.963 1.142 0.930 1.075 1.150 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.028 1.000
Q3 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.011 1.000 1.000 0.953 0.808 0.958
MEAN 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 0.998 0.990 0.998
Berdasarkan Tabel 4.10 perubahan efisiensi skala 11 BUS di Indonesia mengalami fluktuatif, hanya Bank Mega Syariah yang relatif lebih stabil. Namun dilihat dari rata-rata pencapaian 11 BUS terdapat tiga bank yang memiliki score perubahan efisiensi skala (SECH) yang belum optimal yaitu pada Bank Muamalat sebesar 0,998, Bank Panin Syariah 0,990 dan Bank Victoria Syariah sebesar 0,998. Meskipun score tersebut mendekati score optimal = 1, namun ketiga bank tersebut harus mampu meningkatkan kinerjanya dengan peningkatan modal yang diimbangi dengan peningkatan pembiayaan serta biaya operasional yang stabil.
98
e. Perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) pada masing-masing BUS di Indonesia Tabel 4. 11
Perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015
BANK BCAS BJBS MES BNIS BRIS BSM BUS MAYS MUA PAS VIS
2010 2011 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 0.869 1.126 1.558 0.625 1.398 0.813 1.140 1.289 1.105 1.331 0.888 1.048 1.464 1.130 1.089 1.190 1.134 1.233 0.742 0.901 1.315 0.908 1.897 0.613 1.131 1.776 0.754 2.149 0.683 0.886 1.318 0.964 2.196 0.662 0.870 1.064 1.112 1.720 0.603 1.567 1.445 1.204 1.087 0.650 2.413 2.156 0.638 1.956 0.774 2.176 1.962 1.231 1.635 0.872 2.182
Q4 1.713 0.869 0.593 0.704 0.568 0.599 0.567 0.425 0.255 0.307 0.280
Q1 0.695 1.175 1.595 2.499 2.654 1.853 2.126 1.238 1.914 2.978 2.727
2012 2013 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 1.200 0.884 0.603 1.645 1.291 0.949 0.275 1.490 0.781 0.598 1.409 1.134 0.878 0.361 1.049 0.795 0.637 1.161 1.154 0.857 0.441 0.664 0.761 0.761 0.992 1.563 0.821 0.318 0.910 0.805 0.692 1.331 1.301 0.874 0.296 1.005 1.279 0.465 1.519 1.396 0.941 0.292 0.724 1.247 0.483 1.535 1.203 1.103 0.292 1.148 0.743 0.706 0.979 1.794 0.809 0.394 0.788 1.006 0.666 1.193 1.243 0.976 0.265 0.472 1.047 0.664 1.432 0.827 0.942 0.369 0.417 1.036 0.627 1.380 0.738 0.939 0.562
2014 Q1 Q2 Q3 1.423 4.709 0.713 1.211 2.607 1.061 0.631 2.257 1.007 0.807 3.477 0.765 0.930 4.498 0.755 0.884 2.759 0.971 0.721 1.791 1.004 0.675 2.086 1.817 1.378 3.072 1.731 1.375 2.680 1.678 1.623 1.530 1.666
2015 MEAN Q4 Q1 Q2 Q3 1.555 0.297 2.690 0.364 1.009 1.185 0.363 3.002 0.298 0.990 1.003 0.420 3.250 0.305 0.937 0.974 0.391 3.557 0.452 0.957 0.835 0.540 3.399 0.525 1.015 0.698 0.493 2.702 0.735 1.004 0.714 0.576 1.867 1.146 0.974 0.723 0.778 1.103 1.127 0.977 0.656 0.864 1.157 1.207 1.026 0.544 1.359 0.807 0.514 1.003 0.548 1.425 0.919 1.220 1.054
Berdasarkan Tabel 4.11 perubahan Total Factor Productivity 11 BUS di Indonesia mengalami fluktuatif. Namun dilihat dari rata-rata pencapaian 11 BUS terdapat lima bank yang memiliki score perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) yang belum optimal yaitu pada Bank BJB Syariah sebesar 0,990, Bank Mega Syariah 0,937, Bank BNI Syariah sebesar 0,957, Bank Bukopin Syariah sebesar 0,974 dan Maybank Syariah sebesar 0,977. Meskipun score tersebut mendekati score optimal = 1, namun kelima bank tersebut harus mampu meningkatkan faktor perubahan teknologinya (TECHCH) yang disertai dengan kemampuan sumber daya manusia dalam beradaptasi dengan teknologi baru.
99
3. Analisis Tingkat Produktivitas individual Bank kuartal Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015 Tabel 4. 12
Rata-rata Produktivitas 11 (Sebelas) Bank Umum Syariah
Selama Periode Penelitian (Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015) BANK BCA Syariah BJB Syariah Bank Mega Syariah BNI Syariah BRI Syariah Bank Syariah Mandiri Bank Bukopin Syariah Maybank Syariah Bank Muamalat Bank Panin Syariah Bank Victoria Syariah
EFFCH 1 1 1 1 1 1 1 1 0.998 0.976 0.996
TECHCH 1.009 0.99 0.937 0.957 1.015 1.004 0.974 0.977 1.028 1.027 1.058
PECH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0.986 0.998
SECH 1 1 1 1 1 1 1 1 0.998 0.99 0.998
TFPCH 1.009 0.99 0.937 0.957 1.015 1.004 0.974 0.977 1.026 1.003 1.054
Melalui tabel 4.12 dapat digambarkan komposisi perubahan efisiensi yang mempengaruhi tingkat produktivitas sebagai berikut: Tabel 4. 13
Komposisi Perubahan Efisiensi yang Mempengaruhi Tingkat
produktif tidak produktif
TFPCH
Produktivitas BUS Bank BCA Syariah BRI Syariah BSM Muamalat Panin Syariah Victoria Syariah BJB Syariah Mega Syariah BNI Syariah Bukopin Syariah Maybank Syariah
TECHCH v v v v v v -
EFFCH v v v v v v v v
PECH v v v v v v v v v
SECH V V V V V V V V
100
Melalui tabel 4.13 di atas dapat dilihat komposisi perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) pada Bank BCA Syariah, BRI Syariah dan BSM yang memiliki komposisi TECHCH, EFFCH, PECH, dan SECH ≥ 1. Artinya, ketiga bank tersebut memiliki teknologi berupa IT, financial system, maupun jumlah ATM yang dapat mempermudah transaksi. Begitupun dengan rasio ROA yang mencerminkan kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva mengalami peningkatan, meskipun sempat turun pada tahun 2014.
(Sumber: Profil Data Bank Terkait) Grafik 4. 9
Jumlah ATM 11 BUS
Grafik 4. 10 Perkembangan ROA
di Indonesia Selanjutnya pada Bank Muamalat, Panin Syariah dan Victoria Syariah perubahan teknologi (TECHCH) cukup baik, namun pada perubahan efisiensi (EFFCH) justru mengalami penurunan. Menurut penelitian Surjaningsih dan Permono (2014)1 dan dalam penelitian serupa tentang produktivitas lainnya, salah satu penjelasan dari turunnya catching up effects yang menggambarkan perubahan efisiensi (EFFCH) di saat perubahan teknologi meningkat adalah terbatasnya
1
Surjaningsih dan Permono, Dinamika Total Factor Productivity Industri Besar Dan Sedang Indonesia, (Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Januari 2014), hlm. 299.
101
kemampuan sumber daya manusia dalam beradaptasi dengan teknologi baru. Menurutnya, hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya kompetensi tenaga kerja, baik disebabkan oleh tingkat pendidikan maupun keahlian yang kurang memadai. Namun dari sisi lain, penurunan dari perubahan efisiensi (EFFCH) dapat dilihat dari efisiensi teknis murni (PECH) dan skala (SECH) yang mempengaruhinya. Bank Muamalat memiliki aset yang cukup besar, namun banyak faktor yang menyebabkan belum optimalnya efisiensi skala pada perusahaan, salah satunya kemampuan manajemen. Pada Bank Muamalat masih diperlukan perbaikan dalam hal tingkat permodalan. Tingkat permodalan perlu diperkuat terkait dengan kualitas pembiayaan dan perhitungan kembali agunan yang layak diperhitungkan sebagai pengurang dalam menghitung tingkat PPAP. 2 Terlihat NPF Bank Muamalat mengalami peningkatan sejak Maret 2014, meskipun mulai turun pada kuartal II 2015.
Grafik 4. 11 Perkembangan NPF Bank Muamalat, Panin Syariah dan Victoria Syariah
2
Laporan GCG Bank Muamalat Tahun 2015, hlm. 19.
102
Sedangkan pada Bank Panin Syariah dan Victoria Syariah, kedua komposisi perubahan efisiensi (EFFCH) yaitu PECH dan SECH sama-sama mengalami penurunan. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan NPF masing-masing bank tersebut serta jumlah jaringan kedua bank ini yang masih rendah.
Grafik 4. 12 Jumlah Cabang Bank Syariah Selanjutnya pada Bank BJB Syariah, Mega Syariah, BNI Syariah, Bukopin Syariah, dan Maybank Syariah mengalami perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) yang rendah. Hal ini dikarenakan perubahan teknologi (TECHCH) berkontribusi kecil dalam peningkatan TFPCH. Oleh karena itu, kelima bank tersebut harus meningkatkan teknologinya baik dari IT, financial system, maupun memperbanyak jumlah ATM untuk mempermudah transaksi.
103
C. Hasil Perhitungan Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015: First Stage 1. Analisis Tingkat Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015 Pada pembahasan ini akan digambarkan rata-rata tingkat efisiensi serta variabel input-output perbankan syariah di Indonesia pada periode penelitian menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).
Grafik 4. 13 Efisiensi Variabel Input-Output Perbankan Syariah di Indonesia Kuartal II 2010 – Kuartal III 2015 Berdasarkan grafik 4.13 di atas, score efisiensi perbankan syariah di Indonesia sebesar 56,61. Artinya, rata-rata perbankan syariah di Indonesia selama periode penelitian belum mencapai tingkat efisiensinya atau belum dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya. Berdasarkan hasil tersebut variabel input, DPK dan Beban Operasional menjadi penyumbang terbesar terhadap besarnya efisiensi. Sedangkan variabel output diperlukan banyak perbaikan, terutama pada variabel aktiva produktif lainnya yang menjadi sumber
104
inefisiensi terbesar. Setelah ini akan digambarkan komposisi rata-rata inefisiensi dari pencapaian setiap variabel dan frekuensi masing-masing variabel selama periode penelitian.
Grafik 4. 14 Grafik Rata-Rata Inefisiensi dan Frekuensi Inefisiensi setiap Variabel pada 11 BUS di Indonesia Melalui grafik 4.14 dapat dilihat hasil perhitungan DEA menunjukkan bahwa sumber utama inefisiensi perbankan syariah di Indonesia dengan frekuensi sebesar 100% dan rata-rata sebesar 62,88% adalah jumlah aktiva produktif lainnya yang masih belum dioptimalkan. Di samping itu, bank syariah masih dapat melakukan perbaikan dengan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang mengalami rata-rata inefisiensi sebesar 49,66% serta total pembiayaan yang mengalami rata-rata inefisiensi sebesar 48,76%. Sementara dari sisi input, perbankan syariah masih bisa mengurangi aktiva tetapnya yang mengalami ratarata inefisiensi sebesar 47,44%, beban personalia 11,74% serta dana pihak ketiga sebesar 14,38% yang mengalami kelebihan.
105
DPK perbankan syariah yang berlebih dapat menggambarkan bahwa produk funding bank syariah semakin diminati masyarakat, namun sisi negatifnya jika kelebihan dana tersebut tidak segera diimbangi dengan produk financing, total pembiayaan serta total aktiva produktif lainnya yang belum optimal, maka hanya akan menjadi dana idle yang akan membebani bank-bank syariah. Sehingga produk
financing
harus
lebih
kompetitif dibandingkan dengan produk
konvensional, selain itu teknik pemasaran pun harus lebih inovatif agar dapat menyerap berbagai kalangan masyarakat. Di sisi lain, kebijakan Bank Indonesia terkait produk financing Bank Syariah dapat diminimumkan pembatasnya agar dapat lebih kompetitif dengan produk bank konvensional3. Beban personalia yang meningkat karena adanya ekspansi Bank Umum Syariah. Menurut data BI dari Kajian Stabilitas Keuangan No. 26, Maret 2016 tercatat terjadi penambahan modal bank yang mendorong peningkatan edukasi masyarakat, serta kemudahan membuka jaringan pada perbankan syariah yang tentunya akan meningkatnya aktiva tetap perbankan, seperti kendaraan operasional, mesin ATM dan sebagainya. Ekspansi perbankan syariah juga akan meningkatkan jumlah SDM yang tentunya akan menambah cost personalia. Oleh karena itu, pihak regulator dan management harus bersama-sama membuat kebijakan untuk mengefisiensikan SDM, sehingga target pendapatan operasional yang kurang dapat tercapai. Selama periode penelitian score efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) tertinggi ialah 69,53909 yaitu pada kuartal I tahun 2010, sedangkan yang terendah 3
Asep Saepullah, Efisiensi Perbankan Syariah: Komparasi, Evaluasi, Dan Solusi, Jakarta: UIN Syariaf Hidayatullah, hlm. 15.
106
48,01273 yaitu pada kuartal XI tahun 2012. Hasil pengukuran ini menunjukkan bahwa Bank Umum Syariah di Indonesia (BUS) masih dikatagorikan inefisien atau belum dapat mengoptimalkan sumber daya yang dimilikinya.
Grafik 4. 15 Efisiensi 11 (Sebelas) Bank Umum Syariah Kuartal II 2010 – Kuartal III 2015 Selanjutnya, pada pembahasan ini akan digambarkan tingkat efisiensi 11 (sebelas) Bank Umum Syariah maupun tingkat efisiensi rata-rata pada periode penelitian.
Grafik Score Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS)
Grafik 4. 16 Efisiensi 11 (sebelas) Bank Umum Syariah Kuartal II 2010 – Kuartal III 2015
107
108
Hasil pengukuran tingkat efisiensi Bank Umum Syariah kuartal II tahun 2010 sampai kuartal III tahun 2015 menunjukkan suatu trend yang fluktuatif, tidak ada Bank Umum Syariah (BUS) yang memiliki score efisiensi yang stabil dalam periode pengukuran. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa secara umum lama berdirinnya BUS tidak dapat menjamin tingkat efisiensinya. Hal tersebut dibuktikan oleh Maybank Syariah yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi, beberapa kali mencapai tingkat efisiensi dengan score 100 pada kuartal I, II, IV, VI, VIII, XVI, XX, dan XXII. Berdasarkan hasil pengukuran efisiensi tersebut dapat dilihat bahwa Bank Umum syariah yang memiliki score 100 dapat diartikan bahwa bank tersebut telah mampu mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya dan dikatagorikan bank yang efisien. Adapun bank yang dikatagorikan efisien dalam penelitian ini adalah Bank Jabar Syariah pada kuartal I dan II, BNI Syariah pada kuartal I dan V, Bank Syariah Mandiri pada kuartal XII, serta Bank Victoria Syariah pada kuartal XIX dan XXI. Sedangkan Bank Umum Syariah lainnya masih dikatagorikan bank yang inefisien, atau dapat diartikan belum dapat menggunakan sumber dayanya secara optimal. Setelah menampilkan grafik tingkat efisiensi Bank Umum Syariah selama kuartal II tahun 2010 sampai kuartal III tahun 2015, kita akan melihat pencapaian tingkat efisiensi rata-rata pada masing-masing Bank Umum Syariah (BUS) selama periode penelitian. Seperti yang telah dikatakan pada pembahasan sebelumnya, melalui grafik 4.17 dapat dilihat bahwa secara umum lama berdirinnya BUS tidak dapat menjamin tingkat efisiensinya. Hal tersebut dibuktikan oleh Maybank
109
Syariah yang memiliki tingkat efisiensi yang tinggi sebanyak delapan kali dengan score 100 selama periode penelitian. Begitupun dengan bank yang baru berdiri lainnya seperti Bank Jabar Syariah, BNI Syariah dan Bank Victoria yang memiliki tingkat efisiensi yang baik, serta Bank Syariah Mandiri yang merupakan satusatunya bank yang lebih dahulu berdiri namun tetap menunjukkan kinerja yang bagus dengan dibuktikan dengan tingkat efisiensinya.
Grafik 4. 17 Rata-Rata Efisiensi 11 (Sebelas) Bank Umum Syariah Kuartal II 2010 – Kuartal III 2015 Berdasarkan hasil di atas maka secara keseluruhan perkembangan tingkat efisiensi Bank Umum Syariah menunjukkan trend yang fluktuatif dikarenakan tingkat efisiensi BUS secara individu juga bersifat fluktuatif. 2. Analisis Analisis Teknis Inefisiensi Bank Umum Syariah Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015
110
a. Analisis pada Bank BCA Syariah Tabel 4. 14 BCA Syariah Score 2010 Q2 2010 Q3 2010 Q4 2011 Q1 2011 Q2 2011 Q3 2011 Q4 2012 Q1 2012 Q2 2012 Q3 2012 Q4 2013 Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2014 Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2015 Q1 2015 Q2 2015 Q3
Selama
periode
Sumber Inefisiensi BCA Syariah DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO 44.5 77.8 100 100 42.7 44.5 44.5 46.06 40.2 100 100 31.4 46.1 46.1 40.96 87.4 100 100 28.5 41 41 45.13 100 100 100 45.1 45.1 45.1 40.82 55.5 100 100 39.3 40.8 40.8 38.02 78 100 100 32.6 38 38 38.3 100 100 100 31.4 38.3 38.3 48.56 100 91.1 100 48.6 48.6 48.6 38.52 100 100 100 38.5 38.5 38.5 40.18 100 100 100 40.2 40.2 33.2 36.27 100 100 98 36.3 36.3 33.8 49.56 100 100 100 49.6 49.6 49.6 42.67 100 100 100 42.7 42.7 42.7 41.04 100 100 100 41 41 41 36.47 100 100 100 36.5 36.5 36.5 50.95 79.6 100 100 50.9 37.8 50.9 42.82 90.9 100 100 42.8 17.3 42.8 43.28 100 100 100 43.3 27.4 43.3 41.63 100 100 100 41.6 41.6 41.6 57.66 99 100 100 57.7 34.2 57.7 52.73 60.7 100 100 52.7 20.9 52.7 53.9 55.7 100 100 53.9 24.6 53.9
penelitian,
BCA
Syariah
selalu
efisien
dalam
penghimpunan DPK dan menekan beban personalia. Pendapatan operasional dan total pembiayaan cenderung mengalami perbaikan dan peningkatan efisiensi selama periode penelitian. Sebaliknya, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya mengalami peningkatan inefisiensi, terutama pada rentang waktu 2014 -2015.
Grafik 4. 18 Potential Improvement BCA Syariah
111
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama inefisiensi BCA Syariah adalah jumlah aktiva produktif lainnya yang masih belum optimal. Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan BCA Syariah untuk mengoptimalkan jumlah aktiva produktif lainnya sebesar 29%. Selain itu, total pembiayaan yang juga belum disalurkan secara optimal dapat dilakukan perbaikan dengan meningkatkannya sebesar 27%, meningkatkan pendapatan operasional sebesar 26%, melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 13%, serta menekan DPK dan beban personalia masing-masing sebesar 4% dan 1%. Kelebihan yang terjadi pada penghimpunan DPK, namun tidak disertai dengan optimalnya total pembiayaan yang disalurkan, menunjukkan bahwa BCA Syariah belum melakukan fungsi intermediasi dengan maksimal. b. Analisis pada Bank BJB Syariah Tabel 4. 15
Sumber Inefisiensi BJB Syariah
BJB Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO 2010 Q2 100 100 100 100 100 100 100 2010 Q3 100 100 100 100 100 100 100 2010 Q4 80.05 100 100 66 80.1 80.1 57.2 2011 Q1 80.6 100 100 100 80.6 46.3 38 2011 Q2 62.31 100 100 100 62.3 62.3 27.8 2011 Q3 51.27 100 100 100 51.3 51.3 33.6 2011 Q4 41.58 100 100 100 41.6 41.6 38.4 2012 Q1 56.59 100 100 100 56.6 56.6 45.9 2012 Q2 34.13 100 71.9 100 28.7 34.1 34.1 2012 Q3 45.12 100 100 100 45.1 45.1 39.2 2012 Q4 37.28 32.7 100 100 37.3 36.6 37.3 2013 Q1 47.93 23.4 100 100 47.9 47.9 47.9 2013 Q2 42.33 38.1 100 100 42.3 24.5 42.3 2013 Q3 41.45 39.9 100 100 41.4 17.1 41.4 2013 Q4 36.85 34.7 100 100 36.8 27.5 36.8 2014 Q1 50.44 22.3 100 100 50.4 43.3 50.4 2014 Q2 58.88 10.7 89.7 100 58.9 22.1 58.9 2014 Q3 62.67 17.9 100 100 62.7 11.3 62.7 2014 Q4 27.47 100 100 100 27.5 18 19.7 2015 Q1 50.55 30.2 100 100 50.5 29.4 50.5 2015 Q2 62.6 12.6 76.6 100 62.6 32.4 62.6 2015 Q3 61.49 13.7 94.4 100 61.5 35.6 61.5
112
Selama periode penelitian, BJB Syariah selalu efisien dalam menekan beban personalia. Penghimpunan DPK, pendapatan operasional dan total pembiayaan cenderung mengalami perbaikan dan peningkatan efisiensi selama periode penelitian. Sebaliknya, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya mengalami peningkatan inefisiensi.
Grafik 4. 19 Potential Improvement BJB Syariah Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama inefisiensi BJB Syariah adalah jumlah aktiva tetap yang berlebih. Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan BJB Syariah untuk mengoptimalkan jumlah aktiva produktif lainnya sebesar 21%. Selain itu, total pembiayaan yang juga belum
disalurkan
secara
optimal
dapat
dilakukan
perbaikan
dengan
meningkatkannya sebesar 17%, meningkatkan pendapatan operasional sebesar 19%, melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 26%, serta menekan DPK dan beban personalia masing-masing sebesar 6% dan 12%.
113
c. Analisis pada Bank Mega Syariah Tabel 4. 16
Sumber Inefisiensi Bank Mega Syariah
Mega Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO 2010 Q2 29.77 100 100 100 29.8 19.1 29.8 2010 Q3 29.29 100 100 100 26.5 21.1 29.3 2010 Q4 36.14 100 100 90.1 23.8 36.1 36.1 2011 Q1 32.48 100 100 100 32.5 21.1 32.5 2011 Q2 27.26 100 100 100 27.3 27.3 27.3 2011 Q3 27.79 100 100 100 26.9 27.8 27.8 2011 Q4 32.82 100 100 86.6 28.5 32.8 32.8 2012 Q1 38.44 100 100 100 38.4 32.8 38.4 2012 Q2 33.32 100 100 100 33.3 33.3 32.6 2012 Q3 33.59 100 100 100 33.6 33.6 26.5 2012 Q4 35.53 100 100 87 35.5 35.5 34.3 2013 Q1 52.86 100 100 100 52.9 16.4 52.9 2013 Q2 45.21 100 100 100 45.2 16.7 45.2 2013 Q3 41.7 100 100 100 41.7 23.7 32.4 2013 Q4 39.23 100 100 85 38 39.2 39.2 2014 Q1 49.37 100 100 100 49.4 28 49.4 2014 Q2 40.3 100 100 100 40.3 40.3 40.3 2014 Q3 36.75 100 100 100 36.8 36.8 29.1 2014 Q4 33.18 56.7 100 100 22.4 13.4 33.2 2015 Q1 37 38.2 100 100 37 8.1 37 2015 Q2 29.3 36.6 100 100 29.3 8.9 29.3 2015 Q3 46.01 34 100 100 25.8 12.5 46
Selama periode penelitian, Bank Mega Syariah selalu efisien dalam menghimpun DPK. Beban personalia dan pendapatan operasional cenderung mengalami perbaikan dan peningkatan efisiensi selama periode penelitian. Sebaliknya, aktiva tetap, total pembiayaan dan aktiva produktif lainnya mengalami peningkatan inefisiensi.
Grafik 4. 20 Potential Improvement Bank Mega Syariah
114
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama inefisiensi Bank Mega Syariah adalah aktiva produktif lainnya yang belum optimal. Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan Bank Mega Syariah untuk mengoptimalkan jumlah aktiva produktif lainnya sebesar 27%. Selain itu, total pembiayaan yang juga belum disalurkan secara optimal dapat dilakukan perbaikan dengan meningkatkannya sebesar 24%, meningkatkan pendapatan operasional sebesar 23%, melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 21%, serta menekan beban personalia sebesar 5%. Sedangkan penghimpunan DPK sudah sangat optimal dalam penghimpunannya. d. Analisis pada Bank BNI Syariah Tabel 4. 17
Sumber Inefisiensi BNI Syariah
BNI Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO 2010 Q2 100 100 100 100 100 100 100 2010 Q3 80.75 100 100 100 80.7 80.7 61.5 2010 Q4 70.3 100 100 100 70.3 70.3 70.3 2011 Q1 93.21 100 100 100 93.2 88.1 93.2 2011 Q2 100 100 100 100 100 100 100 2011 Q3 75.56 100 100 100 75.6 69.6 52.6 2011 Q4 64.14 100 100 100 64.1 64.1 46.9 2012 Q1 80.82 100 100 100 80.8 80.8 69.4 2012 Q2 67.44 100 100 100 67.4 60.3 67.4 2012 Q3 69.21 100 100 100 69.2 19 41.3 2012 Q4 58.96 100 100 100 59 39 31.2 2013 Q1 78 100 100 100 78 47.5 59 2013 Q2 70.79 100 100 100 70.8 44.6 47.4 2013 Q3 71.69 100 100 100 71.7 11.7 27.5 2013 Q4 72.44 100 100 100 72.4 6.1 24.6 2014 Q1 73.65 100 100 100 73.7 5.2 61.6 2014 Q2 43.64 100 100 100 43.6 9 43.6 2014 Q3 40.28 100 100 100 40.3 7.2 31 2014 Q4 75.54 100 100 97.6 75.5 28.4 24.1 2015 Q1 67.73 100 100 100 67.7 7 54.4 2015 Q2 43.65 100 100 100 43.6 2.8 43.6 2015 Q3 39.2 100 100 100 39.2 3.6 28.5
Selama periode penelitian, BNI Syariah selalu efisien dalam variabel inputnya, menghimpun DPK, aktiva tetap dan menekan beban personalia.
115
Sebaliknya dalam variabel output, pendapatan operasional, total pembiayaan dan aktiva produktif lainnya mengalami peningkatan inefisiensi.
Grafik 4. 21 Potential Improvement BNI Syariah Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama inefisiensi BNI Syariah adalah aktiva produktif lainnya yang belum optimal. Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan BNI Syariah untuk mengoptimalkan jumlah aktiva produktif lainnya sebesar 42%. Selain itu, total pembiayaan yang juga belum disalurkan secara optimal dapat dilakukan perbaikan dengan meningkatkannya sebesar 22%, meningkatkan pendapatan operasional sebesar 34%, menekan beban personalia sebesar 2%. Sedangkan aktiva tetap dan penghimpunan DPK sudah berkontribusi optimal dalam peningkatan efisiensi.
116
e. Analisis pada Bank BRI Syariah Tabel 4. 18
Sumber Inefisiensi BRI Syariah
BRI Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO 2010 Q2 74.17 100 100 100 74.2 7.8 54.1 2010 Q3 35.56 100 100 100 35.6 17.5 35.6 2010 Q4 33.02 100 100 100 33 21.3 33 2011 Q1 44.03 100 100 100 44 13.9 44 2011 Q2 35.16 100 100 100 35.2 18.5 35.2 2011 Q3 33.98 100 100 100 34 15.6 34 2011 Q4 33.8 100 100 100 33.8 20.9 33.8 2012 Q1 50.23 96.7 100 100 50.2 9.2 50.2 2012 Q2 43.66 100 100 100 43.7 17.6 43.7 2012 Q3 39.3 100 100 100 39.3 20.3 39.3 2012 Q4 38.45 100 100 100 38.4 30.1 38.4 2013 Q1 48.99 100 100 100 49 30.4 49 2013 Q2 44.82 100 100 100 44.8 28.4 44.8 2013 Q3 40.73 100 100 100 40.7 29 40.7 2013 Q4 38.84 100 100 100 38.8 34.7 38.8 2014 Q1 49.69 100 100 100 49.7 28.2 49.7 2014 Q2 42.8 100 100 100 42.8 6.3 42.8 2014 Q3 38.86 100 100 100 38.9 9.1 38.9 2014 Q4 39.81 100 100 100 39.8 39.8 39.8 2015 Q1 49.87 100 100 100 49.9 39.9 49.9 2015 Q2 42.84 100 100 100 42.8 18.3 42.8 2015 Q3 38.41 100 100 100 38.4 26.7 38.4
Selama periode penelitian, BRI Syariah selalu efisien dalam variabel inputnya, menghimpun DPK, aktiva tetap dan menekan beban personalia. Sedangkan pada aktiva produktif lainnya terlihat terus mengalami perbaikan efisiensi. Sebaliknya pendapatan operasional dan total pembiayaan mengalami peningkatan inefisiensi.
Grafik 4. 22 Potential Improvement BRI Syariah
117
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama inefisiensi BRI Syariah adalah aktiva produktif lainnya yang belum optimal. Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan BRI Syariah untuk mengoptimalkan jumlah aktiva produktif lainnya sebesar 40%. Selain itu, total pembiayaan yang juga belum disalurkan secara optimal dapat dilakukan perbaikan dengan meningkatkannya sebesar 29%, meningkatkan pendapatan operasional sebesar 30%, melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 2%. Sedangkan beban personalia dan penghimpunan DPK sudah berkontribusi optimal dalam peningkatan efisiensi. f. Analisis pada Bank Syariah Mandiri Tabel 4. 19
Sumber Inefisiensi BSM
BSM Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO 2010 Q2 85.96 100 100 100 86 37.7 86 2010 Q3 80.19 100 100 100 80.2 32.6 80.2 2010 Q4 65.34 100 100 100 65.3 36.6 65.3 2011 Q1 87.49 100 100 100 87.5 27 66.5 2011 Q2 81.84 100 100 100 81.8 27 77.2 2011 Q3 76.9 100 100 100 76.9 28.9 76.9 2011 Q4 66.71 100 100 100 66.7 31.4 66.7 2012 Q1 94.22 100 100 100 94.2 29.2 66.3 2012 Q2 87.6 100 100 100 87.6 23.1 84.8 2012 Q3 78.88 100 100 100 78.9 17.1 78.9 2012 Q4 72.92 100 100 100 72.9 16.5 72.9 2013 Q1 100 100 100 100 100 100 100 2013 Q2 85.75 100 100 100 85.8 16.2 74.5 2013 Q3 75.29 100 100 100 75.3 19.1 75.3 2013 Q4 69.55 100 100 100 69.6 21.7 69.6 2014 Q1 93.38 100 100 100 93.4 23.7 69.2 2014 Q2 41.21 98.9 100 100 41.2 15.4 41.2 2014 Q3 35.24 100 100 100 35.2 29.6 35.2 2014 Q4 64.24 100 100 100 64.2 37.6 64.2 2015 Q1 74.32 100 100 100 74.3 29.3 61.2 2015 Q2 40.62 100 100 100 40.6 18.1 40.6 2015 Q3 41.4 80 100 100 41.4 18.7 41.4
Selama periode penelitian, BSM selalu efisien dalam variabel inputnya, menghimpun DPK, aktiva tetap dan menekan beban personalia. Sebaliknya dalam
118
variabel outputnya, total pembiayaan, aktiva produktif lainnya dan pendapatan operasional mengalami peningkatan inefisiensi.
Grafik 4. 23 Potential Improvement BSM Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama inefisiensi BSM adalah aktiva produktif lainnya yang belum optimal. Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan BSM untuk mengoptimalkan jumlah aktiva produktif lainnya sebesar 51%. Selain itu, total pembiayaan yang juga belum disalurkan secara optimal dapat dilakukan perbaikan dengan meningkatkannya sebesar 19%, meningkatkan pendapatan operasional sebesar 23%, melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 7%. Sedangkan beban personalia dan penghimpunan DPK sudah berkontribusi optimal dalam peningkatan efisiensi.
119
g. Analisis pada Bank Bukopin Syariah Tabel 4. 20
Sumber Inefisiensi Bukopin Syariah
Bukopin Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO 2010 Q2 47.21 50.5 100 100 47.2 21.5 47.2 2010 Q3 42.2 56.9 100 100 42.2 24.4 42.1 2010 Q4 39.7 50.4 100 100 39.7 26 39.7 2011 Q1 53.3 32.4 100 100 53.3 27.2 53.3 2011 Q2 45.51 45.7 100 100 45.5 20.6 45.5 2011 Q3 39.25 34 100 100 39.3 34.7 39.3 2011 Q4 39.25 38.5 100 100 39.3 31 39.3 2012 Q1 52.18 33.3 100 100 52.2 21.7 52.2 2012 Q2 48.09 45.5 100 100 48.1 26.4 48.1 2012 Q3 46.94 54.2 100 100 46.9 25 46.9 2012 Q4 43.56 49.1 100 100 43.6 32.9 43.6 2013 Q1 53.74 38.2 100 100 53.7 33.4 53.7 2013 Q2 50.05 51.5 100 100 50 27.8 50 2013 Q3 47.46 49.9 100 100 47.5 24.3 47.5 2013 Q4 46.43 41.2 100 100 46.4 28.2 46.4 2014 Q1 66.42 37.5 100 100 66.4 23.3 66.4 2014 Q2 52.99 45.9 100 100 53 16.3 53 2014 Q3 49.99 47.5 100 100 50 16.2 50 2014 Q4 48.98 33.7 100 100 49 49 49 2015 Q1 69.91 46.1 100 100 69.9 20.1 69.9 2015 Q2 51.48 46.3 100 100 51.5 37.3 51.5 2015 Q3 52.13 45.4 100 100 52.1 52.1 52.1
Selama periode penelitian, Bukopin Syariah selalu efisien dalam menghimpun DPK dan menekan beban personalia. Sedangkan pada total pembiayaan, pendapatan operasional, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya cenderung terus mengalami perbaikan dan peningkatan efisiensi.
Grafik 4. 24 Potential Improvement Bukopin Syariah
120
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama inefisiensi Bukopin Syariah adalah aktiva produktif lainnya yang belum optimal. Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan Bukopin Syariah untuk mengoptimalkan jumlah aktiva produktif lainnya sebesar 31%. Selain itu, total pembiayaan yang juga belum disalurkan secara optimal dapat dilakukan perbaikan dengan meningkatkannya sebesar 22%, meningkatkan pendapatan operasional sebesar 22%, melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 24%. Sedangkan beban personalia dan penghimpunan DPK sudah berkontribusi optimal dalam peningkatan efisiensi. h. Analisis pada Maybank Syariah Tabel 4. 21
Sumber Inefisiensi Maybank Syariah
Maybank Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO 2010 Q2 100 100 100 100 100 100 100 2010 Q3 100 100 100 100 100 100 100 2010 Q4 85.8 100 100 89.3 59.2 85.8 85.8 2011 Q1 100 100 100 100 100 100 100 2011 Q2 80.74 80.5 100 100 67.8 80.7 80.7 2011 Q3 80.29 58.8 100 100 64.2 80.3 80.3 2011 Q4 69.47 98.5 100 100 69.3 69.5 69.5 2012 Q1 100 100 100 100 100 100 100 2012 Q2 97.07 100 100 100 97.1 97.1 97.1 2012 Q3 92.77 100 100 100 92.8 92.8 87.9 2012 Q4 69.48 100 100 100 69.5 69.5 51.7 2013 Q1 100 100 100 100 100 100 100 2013 Q2 76.33 100 100 100 76.3 76.3 76.3 2013 Q3 91.66 100 100 100 91.7 91.7 73.2 2013 Q4 66.15 100 100 100 66.1 66.1 66.1 2014 Q1 100 100 100 100 100 100 100 2014 Q2 78.31 100 100 100 78.3 78.3 78.3 2014 Q3 78.9 100 100 94.7 78.9 78.9 74.8 2014 Q4 74.69 100 100 100 74.7 74.7 71.9 2015 Q1 100 100 100 100 100 100 100 2015 Q2 96.38 100 100 100 96.4 96.4 96.4 2015 Q3 100 100 100 100 100 100 100
121
Selama periode penelitian, Maybank Syariah selalu efisien dalam menghimpun DPK dan menekan beban personalia. Sedangkan pada total pembiayaan, pendapatan operasional, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya cenderung terus mengalami perbaikan dan peningkatan efisiensi.
Grafik 4. 25 Potential Improvement Maybank Syariah Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama inefisiensi Maybank Syariah adalah total pembiayaan yang belum optimal. Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan Maybank Syariah untuk mengoptimalkan total pembiayaan sebesar 25%.
Selain itu, meningkatkan
pendapatan operasional sebesar 24%, aktiva produktif lainnya sebesar 20%, melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 22% dan menekan beban personalia sebesar 9%. Sedangkan penghimpunan DPK sudah berkontribusi optimal dalam peningkatan efisiensi.
122
i. Analisis pada Bank Muamalat Tabel 4. 22 Muamalat 2010 Q2 2010 Q3 2010 Q4 2011 Q1 2011 Q2 2011 Q3 2011 Q4 2012 Q1 2012 Q2 2012 Q3 2012 Q4 2013 Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2014 Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2015 Q1 2015 Q2 2015 Q3
Sumber Inefisiensi Bank Muamalat
Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO 55.15 66 100 100 55.2 14.2 55.2 51.84 65.4 100 100 51.8 31.6 51.8 48.69 47.2 100 100 48.7 48.7 48.7 40.09 56.1 100 100 40.1 15.9 40.1 43.4 43.7 100 100 43.4 19.8 43.4 48.06 78.6 100 100 48.1 22.9 48.1 44.21 70.5 100 100 44.2 44.2 44.2 51.28 60.7 100 100 51.3 38 51.3 48.32 81.6 100 100 48.3 27.2 48.3 44.97 84.8 100 100 45 25.5 45 43.71 75.3 100 100 43.7 43.6 43.7 52.93 74.1 100 100 52.9 37.3 52.9 48.56 100 100 100 48.6 22 48.6 45.11 98.3 100 100 45.1 22 45.1 45.46 49.5 100 100 45.5 36.3 45.5 61.32 39.7 100 100 61.3 40.4 61.3 53.45 36.8 100 100 53.5 34.2 53.5 54.23 28 96.5 100 54.2 44.7 54.2 44.5 19.7 100 100 44.5 44.5 44.5 52.35 17.7 100 100 52.4 38.7 52.4 49.18 22.7 100 100 49.2 21.9 49.2 47.58 18.6 100 100 47.6 27.2 47.6
Selama periode penelitian, Bank Muamalat selalu efisien dalam menghimpun DPK dan menekan beban personalia. Sebaliknya, pada total pembiayaan, pendapatan operasional, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya cenderung mengalami peningkatan inefisiensi.
Grafik 4. 26 Potential Improvement Bank Muamalat
123
Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama inefisiensi Bank Muamalat adalah aktiva produktif lainnya yang belum optimal. Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan Bank Muamalat untuk mengoptimalkan aktiva produktif lainnya sebesar 31%. Selain itu, meningkatkan pendapatan operasional sebesar 23%, total pembiayaan sebesar 23%, melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 21% dan DPK sebesar 2%. Sedangkan beban personalia sudah berkontribusi optimal dalam peningkatan efisiensi. j. Analisis pada Bank Panin Syariah Tabel 4. 23
Sumber Inefisiensi Bank Panin Syariah
Panin Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO 2010 Q2 53.28 13.3 100 100 29 53.3 27.6 2010 Q3 30.44 23.9 100 100 26.2 30.4 30.4 2010 Q4 29.51 15.4 100 100 29.5 29.5 29.5 2011 Q1 41.76 20.8 100 100 41.8 41.8 41.8 2011 Q2 47.66 30 100 100 47.7 47.7 47.7 2011 Q3 50.68 39.8 100 100 50.7 50.7 50.7 2011 Q4 47.45 48.7 100 100 47.5 47.5 47.5 2012 Q1 69.59 26.6 100 100 69.6 58 69.6 2012 Q2 60.82 38.5 100 100 60.8 45.6 60.8 2012 Q3 66.77 54.3 100 100 66.8 37.3 66.8 2012 Q4 58.46 59.3 100 100 58.5 58.5 58.5 2013 Q1 74.88 43.7 100 100 74.9 44.4 74.9 2013 Q2 63.99 83 100 100 64 27.4 64 2013 Q3 60.48 81.5 100 100 60.5 38.1 60.5 2013 Q4 56.15 92.5 100 100 56.2 56.2 56.2 2014 Q1 71.39 74.2 100 100 71.4 71.4 71.4 2014 Q2 77.15 100 100 100 77.2 66.9 77.2 2014 Q3 69.38 84.2 100 100 69.1 69.4 69.4 2014 Q4 67.11 88.2 100 100 55.9 67.1 67.1 2015 Q1 70.78 90.5 99.9 100 61.8 70.8 70.8 2015 Q2 79.1 71.3 75.1 100 79.1 46.5 79.1 2015 Q3 72.95 43.9 75.4 100 72.9 51.6 72.9
Selama periode penelitian, Bank Panin Syariah selalu efisien dalam menekan beban personalia. Sedangkan, pada total pembiayaan dan pendapatan operasional cenderung mengalami
perbaikan dan peningkatan efisiensi.
Sebaliknya pada aktiva tetap. Total DPK dan aktiva produktif lainnya meskipun
124
cenderung mengalami perbaikan, namun pada dua kuartal terakhir, kuartal II dan III 2015, mengalami peningkatan inefisiensi.
Grafik 4. 27 Potential Improvement Bank Panin Syariah Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama inefisiensi Bank Panin Syariah adalah aktiva produktif lainnya yang belum optimal. Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan Bank Panin Syariah untuk mengoptimalkan aktiva produktif lainnya sebesar 25%. Selain itu, meningkatkan pendapatan operasional sebesar 21%, total pembiayaan sebesar 22%, melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 24% dan DPK sebesar 8%. Sedangkan beban personalia sudah berkontribusi optimal dalam peningkatan efisiensi.
125
k. Analisis pada Bank Victoria Syariah Tabel 4. 24
Sumber Inefisiensi Bank Victoria Syariah
Victoria Syariah Score DEA I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO 2010 Q2 74.89 21.6 100 100 17.8 74.9 50.8 2010 Q3 63.1 36.4 100 100 8.7 63.1 58.5 2010 Q4 64.47 52.2 100 100 5.8 64.5 64.5 2011 Q1 79.97 21.2 100 100 18.8 80 72.9 2011 Q2 62.88 27.6 100 100 13.1 62.9 62.9 2011 Q3 56.32 23.4 100 100 19.7 56.3 56.3 2011 Q4 59.12 35.3 100 100 25 59.1 59.1 2012 Q1 42.08 54.2 100 100 42.1 42.1 42.1 2012 Q2 38.72 60.3 100 100 38.7 38.7 38.7 2012 Q3 36.78 41.7 100 100 34.6 36.8 36.8 2012 Q4 33.52 72.7 100 100 25.5 33.5 33.5 2013 Q1 42.56 69.1 100 100 42.6 42.6 42.6 2013 Q2 39.01 82.1 100 100 39 39 39 2013 Q3 35.55 88.6 100 100 35.6 35.6 35.6 2013 Q4 31.27 100 100 100 31.3 31.3 31.3 2014 Q1 47.96 70.6 100 100 48 39.7 48 2014 Q2 44.45 88.2 100 100 44.5 28 44.5 2014 Q3 40.93 85 100 100 40.9 23.7 40.9 2014 Q4 100 100 100 100 100 100 100 2015 Q1 56.5 70.4 100 100 56.5 41.3 56.5 2015 Q2 100 100 100 100 100 100 100 2015 Q3 48.26 78.9 100 100 48.3 40.8 48.3
Selama periode penelitian, Bank Victoria Syariah selalu efisien dalam menekan beban personalia dan menghimpun DPK. Sebaliknya pada aktiva tetap, total pembiayaan, aktiva produktif lainnya dan pendapatan operasional meskipun cenderung mengalami perbaikan, namun pada tiga kuartal terakhir, kuartal IV 2014, kuartal II dan III 2015, mengalami peningkatan inefisiensi.
126
Grafik 4. 28 Potential Improvement Bank Victoria Syariah Berdasarkan grafik di atas, bahwa potential improvement (variabel yang perlu mendapat perbaikan). Hasil tersebut menunjukkan bahwa sumber utama inefisiensi Bank Victoria Syariah adalah total pembiayaan yang belum optimal. Potensi perbaikan yang masih bisa dilakukan Bank Victoria Syariah untuk mengoptimalkan total pembiayaan sebesar 31%.
Selain itu, meningkatkan
pendapatan operasional sebesar 24%, aktiva produktif lainnya sebesar 25%, melakukan efisiensi aktiva tetap sebesar 20%. Sedangkan beban personalia dan total DPK sudah berkontribusi optimal dalam peningkatan efisiensi. D. Hasil Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Kuartal II Tahun 2010 – Kuartal III Tahun 2015: Second Stage 1. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi pada Bank Umum Syariah Pada tahap ini akan dianalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi menggunakan model Tobit pada Bank Umum Syariah (BUS) dengan memakai software Eviews 8. Berikut adalah hasil analisis menggunakan model Tobit.
127
Tabel 4. 25
Hasil Analisis pada Bank Umum Syariah (BUS) dengan Menggunakan Model Tobit
Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
rob.
C TA BO CAR ROE NOM
45.62422 2.54E-07 -7.18E-06 0.263965 0.344529 -0.344838
.628483 1.25E-07 2.98E-06 0.039725 0.086619 0.321333
7.35762 2.023797 -2.412059 6.644797 3.977521 -1.073148
0.0000 0.0430 0.0159 0.0000 0.0001 0.2832
(Sumber: Data Diolah) Berdasarkan hasil Tabel 4.25 dapat dilihat bahwa terdapat beberapa variabel yang memberikan pengaruh positif maupun variabel yang memberikan pengaruh negatif. Namun tidak semua variabel memberikan pengaruh yang signifikan atau tidak semua variabel memberikan pengaruh yang nyata. Berdasarkan hasil Tobit di atas, kita dapat melihat bahwa variabel Total Aktiva mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap efisiensi Bank Umum Syariah. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Endri (2011)1 yang menunjukkan bahwa bank dengan aset yang lebih besar dalam kegiatan operasinya akan menghasilkan kinerja efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan bank yang beraset kecil. Temuan tersebut juga sejalan dengan teori bahwa bank dengan aset yang lebih besar akan beroperasi pada skala ekonomis (economies of scale), artinya bank dapat meningkatkan output sebanyak mungkin dengan biaya yang lebih rendah (efisiensi biaya). Namun, nyatanya
1
Endri, Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi Two-Stage Data Envelopment Analysis, hlm. 24.
128
dalam Kajian Stabilitas Keuangan Bank Indonesia No. 26 2016 tercatat bahwa pada akhir semester II 2015 total aset perbankan syariah yaitu sebesar 296 triliun atau tumbug sebesar 9& dibandingkan dengan semester I 2015. sedangkan efisiensi perbankan syariah juga mengalami trend menurun, salah satunya disebabkan oleh peningkatan biaya operasional yang timbul karena ekspansi usaha. Pada variabel Beban Operasional terdapat pengaruh negatif dan signifikan atau dengan kata lain semakin tinggi biaya atau beban operasional suatu bank maka akan menyebabkan bank tersebut semakin inefisien dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Hal tersebut dikarenakan beban operasional yang semakin tinggi akan menurunkan margin yang didapatkan oleh bank. Hal ini sesuai dengan Data Kajian Stabilitas Keuangan No. 26 2016 bahwa efisiensi perbankan syariah menunjukkan trend yang menurun pada semester II 2015 dikarenakan rasio BOPO yang meningkat dari 96,98% pada semester I 2015 menjadi 97,01%. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mu’izzuddin dan Isnurhadi (2013)2 yang menunjukkan bahwa Beban Operasional mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat efisiensi. Pada variabel CAR terdapat pengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi bank atau dengan kata lain bank yang mempunyai nilai CAR yang tinggi mempunyai tingkat efisiensi yang lebih baik. Hasil tersebut sesuai dengan
2
Mu’izzuddin dan Isnurhadi, Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia: Two-Stage Data Envelopment Analysis Approach, hlm. 14.
129
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Endri (2011) 3 yang menyatakan bahwa CAR yang dimiliki oleh suatu bank dapat membentuk persepsi pasar terhadap
tingkat
keamanan
bank
yang
bersangkutan,
sehingga
akan
mempengaruhi penerimaan pasar terhadap bank tersebut. Rasio dari modal terhadap total aktiva ini juga dapat menggambarkan hubungan antara tingkat efisiensi dengan tingkat risiko yang akan diambil oleh bank. Namun, hal ini tidak sesuai dengan Data Kajian Stabilitas Keuangan No. 26 2016 yang menunjukkan bahwa rasio CAR perbankan syariah meningkat dari 14,02% menjadi 15,02%, sedangkan efisiensi perbankan syariah mengalami penurunan. Sedangkan pada variabel ROE mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap efisiensi bank. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Faza dan Hosen (2013)4 yang menunjukkan bahwa bank yang dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar dapat diindikasikan sebagai bank yang efisien. Dari Data Kajian Stabilitas Keuangan No. 26 2016 rasio ROE juga mengalami penurunan dari 5,97% menjadi 3,93% sejalan dengan penurunan efisiensi perbankan syariah. Selanjutnya pada variabel NOM mempunyai pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap efisiensi bank. Hal ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mu’izzuddin dan Isnurhadi (2013)5 yang didukung oleh Estrada el al. (2006) dan Gelos (2006) yang menemukan bahwa
3
Endri, Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi Two-Stage Data Envelopment Analysis, hlm. 25. 4 M. Faza Firdaus dan M. Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, hlm. 181. 5 Mu’izzuddin dan Isnurhadi, Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia: Two-Stage Data Envelopment Analysis Approach. hlm. 13.
130
bank yang lebih efisien cenderung memiliki NOM yang rendah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan tingkat BOPO perbankan syariah mengalami peningkatan, sehingga besarnya NOM akan tergerus dengan tingginya rasio BOPO. Dalam analisis di bawah ini, akan ditampilkan pula analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi pada masing-masing bank dengan menggunakan model Tobit. 2. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Efisiensi pada Masing-Masing Bank Umum Syariah Tabel 4. 26
Hasil Analisis pada Masing-Masing Bank Umum Syariah dengan Menggunakan Model Tobit
BCAS BJBS BMES Z-stat Z-stat Z-stat TA 6.87644 -0.27123 3.14997 BO -5.35793 -0.35247 -1.3318 CAR 2.48306 1.46857 0.32877 ROE -0.37837 -0.27785 0.17666 NOM 0.50573 -1.83719 -0.5202 (Sumber: Data Diolah) VAR
BNIS Z-stat 0.92607 -2.5032 1.22178 1.59716 2.57002
BRIS Z-stat 1.89999 -2.53874 1.98082 0.94297 0.17791
BSM Z-stat 1.30838 -2.73623 -0.21795 1.88755 1.84742
BUS Z-stat 5.67615 -7.0931 -1.25 -0.9113 -0.5279
MAYS Z-stat -1.4539 -1.9613 -0.6579 0.68911 1.01446
MUA Z-stat 0.72319 -2.0742 0.71918 -0.8653 -0.8622
PAS Z-stat 2.82085 -0.4768 -0.589 0.57023 0.90044
VIS Z-stat 2.30285 -0.8262 3.85315 2.12149 -0.5948
Berdasarkan tabel 4.26 di atas dapat dilihat bahwa variabel Total Aktiva (TA) pada Bank BJB Syariah dan Maybank Syariah menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan, hal tersebut berbeda dengan bank syariah lainnya. Variabel TA dapat berpengaruh negatif terhadap efisiensi bank syariah dikarenakan adanya dorongan untuk meningkatkan jumlah pembiayaan pada industri perbankan syariah di Indonesia. Peningkatan pembiayaan yang juga diikuti dengan meningkatnya NPF bank syariah, maka akan menjadi faktor inefisien bagi bank syariah di Indonesia. Hal tersebut terjadi pada Bank BJB
131
Syariah dan Maybank Syariah yang mengalami peningkatan NPF selama periode penelitian. Hal tersebut diperkuat dengan temuan dari penelitian Mu’izzuddin dan Isnurhadi yang menemukan bahwa total aset berpengaruh negatif terhadap efisiensi bank (2013)6. Pada variabel Beban Operasional pada sebelas Bank Umum Syariah terdapat pengaruh negatif atau dengan kata lain semakin tinggi biaya atau beban operasional suatu bank maka akan menyebabkan bank tersebut semakin inefisien dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Hal tersebut dikarenakan beban operasional yang semakin tinggi akan menurunkan margin yang didapatkan oleh bank. Sedangkan variabel CAR berpengaruh negatif terhadap efisiensi pada beberapa bank syariah di Indonesia seperti pada BSM, Bukopin Syariah, Maybank Syariah dan Panin Syariah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan semakin besar tingkat CAR suatu BUS maka akan akan membatasi BUS dalam menyalurkan pembiayaan. Hal tersebut sesuai dengan data masing-masing bank yang menunjukkan peningkatan pada CAR. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Firdaus dan Hosen (2013)7 Selanjutnya, variabel ROE pada Bank BCA Syariah, Bank BJB Syariah, Bank Bukopin Syariah, serta Bank Muamalat mempunyai hubungan negatif terhadap efisiensi bank. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya yang
6
Mu’izzuddin dan Isnurhadi, Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia: Two-Stage Data Envelopment Analysis Approach. hlm. 13. 7 M. Faza Firdaus dan M. Nadratuzzaman Hosen, Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis, hlm. 181.
132
dilakukan oleh Mu’izzuddin dan Isnurhadi (2013)8 yang menunjukkan bahwa market share sebuah bank yang relatif kecil akan menyulitkan bank tersebut dalam menghasilkan tingkat return yang lebih besar, akibatnya rasio ROE yang besar tanpa peningkatan market share. Hal ini terlihat pada jumlah cabang Bank BCA Syariah dan Bank Bukopin Syariah yang relatif rendah, pada Bank BJB Syariah tingkat NPF yang meningkat akan menyulitkan bank tersebut dalam menghasilkan tingkat return yang lebih besar, sedangkan pada Bank Muamalat perbaikan dalam hal tingkat permodalam terkait kualiats pembiayaan akan mengurangi tingkat return yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan laopran GCG Bank Muamalat tahun 2015. Terakhir, variabel NOM pada Bank BJB Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Muamalat, dan Bank Victoria Syariah mempunyai hubungan negatif terhadap efisiensi bank syariah. Hal ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mu’izzuddin dan Isnurhadi (2013)9 yang didukung oleh Estrada el al. (2006) dan Gelos (2006) yang menemukan bahwa bank yang lebih efisien cenderung memiliki NOM yang rendah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan tingkat rata-rata BOPO bank tersebut mengalami peningkatan melebihi nilai maksimal 90%, sehingga besarnya NOM akan tergerus dengan tingginya rasio BOPO. E. Hasil Analisis Perbandingan Efisiensi, Produktivitas serta Perubahan Teknologi (TECHCH) pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia
8
Mu’izzuddin dan Isnurhadi, Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia: Two-Stage Data Envelopment Analysis Approach, hlm. 14. 9 Mu’izzuddin dan Isnurhadi, Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia: Two-Stage Data Envelopment Analysis Approach. hlm. 13.
Grafik Perbandingan Score Efisiensi, Produktivitas dan Perubahan Teknologi pada Perbankan Syariah
Grafik 4. 29 Perbandingan Score Produktivitas, Efisiensi dan Perubahan Teknologi pada Perbankan Syariah di Indonesia pada Kuartal II Tahun 2010 sampai Kuartal III 2015
133
134
Berdasarkan grafik 4.29 terlihat bahwa secara umum perubahan teknologi perbankan syariah sejalan dengan perubahan produktivitas, namun berfluktuatif terhadap perubahan efisiensi. Hal ini juga terjadi pada hasil analisis masingmasing Bank Umum Syariah (BUS) yang menjadi objek penelitian. Hasil perbandingan tersebut menggambarkan bahwa perubahan produktivitas sangat dipengaruhi oleh perubahan teknologi. Sedangkan perubahan teknologi tidak akan berkembang jika permodalan perbankan syariah menurun. Sehingga menjadi sangat penting kebijakan dalam permodalan bank dapat lebih diperhatikan. Penambahan modal bank yang dilakukan dapat digunakan sebagai upaya peningkatan edukasi masyarakat seperti program awareness yang gencar dilakukan selama periode 2015. Program tersebut dapat meningkatkan DPK perbankan syariah. Selain itu, penambahan modal bank juga akan berdampak pada ekspansi perbankan syariah yang semakin meluas dan sejalan dengan ketentuan kemudahan dalam pembukaan kantor cabang bank syariah. Dengan bertambahnya kantor
cabang
maka
akan
meningkatkan
perubahan
teknologi
dengan
bertambahnya layanan ATM yang beroperasi lebih banyak, pengadaan kendaraan operasional dan lain sebagainya. Namun, perubahan teknologi tersebut tidak sejalan dengan efisiensi pada perbankan syariah secara umum maupun pada analisis masing-masing bank. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan kemampuan sumber daya manusia dalam beradaptasi dengan teknologi baru yang menyebabkan variabel output belum tercapai secara optimal. Bertambahnya kantor cabang bank juga akan meningkatkan jumlah SDM. Ketika jumlah SDM meningkat namun tidak
135
diikuti
kompetensi
tenaga
kerja
yang
memadai
akan
menimbukan
membengkaknya beban personalia serta cost of training bagi SDM. Selain itu, perkembangan DPK yang positif namun tidak diimbangi dengan perkembangan pembiayaan, juga akan menimbukan inefisiensi bagi bank syariah. Total pembiayaan serta total aktiva produktif lainnya yang belum optimal, hanya akan menjadi dana idle yang akan membebani bank-bank syariah. Sehingga produk financing harus lebih kompetitif dibandingkan dengan produk konvensional, selain itu teknik pemasaran pun harus lebih inovatif agar dapat menyerap berbagai kalangan masyarakat. Di sisi lain, kebijakan Bank Indonesia terkait produk financing Bank Syariah dapat diminimumkan pembatasnya agar dapat lebih kompetitif dengan produk bank konvensional1. Penyebab menurunnya rasio FDR lainnya yang menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam menyalurkan DPK perbankan syariah adalah pengetatan realisasi pembiayaan sebagai salah satu upaya perbaikan NPF yang masih relatif tinggi sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
1
Asep Saepullah. Efisiensi Perbankan Syariah: Komparasi, Evaluasi, Dan Solusi, Jakarta: UIN Syariaf Hidayatullah, hlm. 15.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat produktivitas Bank Umum Syariah dengan menggunakan metode Malmquist Productivity Index dan tingkat efisiensinya dengan menggunakan metode Two-Stage Data Envelopment Analysis baik secara umum perbankan syariah di Indonesia maupun pada masingmasing Bank Umum Syariah di Indonesia. Dalam penelitian ini juga akan dilakukan analisis perbandingan hasil tingkat produktivitas dan efisiensi yang akan menggambarkan hubungan di antara keduanya. Penelitian ini menggunakan 11 (sebelas) Bank Umum Syariah sebagai objek penelitian dengan waktu penelitian pada kuartal II tahun 2010 – kuartal III tahun 2015. Berikut adalah beberapa kesimpulan pada penelitian ini
Pengukuran tingkat produktivitas secara umum perbankan syariah di Indonesia didapat hasil Total Factor Productivity (TFPCH) yang memiliki score sebesar 0,995. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbankan syariah di Indonesia selama periode penelitian belum dapat mengoptimalkan tingkat produktivitasnya dikarenakan nilai perubahan efisiensi dan teknologi yang menjadi
kontributor
belum
dapat
optimal
dalam
meningkatkan
produktivitasnya. Peningkatan teknologi perbankan seperti jaringan ATM yang perlu diperluas dan sistem teknologi perbankan lainnya namun tetap diimbangi dengan SDM yang berkualitas, sehingga dapat mengurangi cost of training yang selanjutnya akan berimbas pada efisiensi biaya. Sedangkan
136
137
secara individu, Bank BCA Syariah, BRI Syariah dan BSM yang memiliki komposisi TECHCH, EFFCH, PECH, dan SECH ≥ 1. Artinya, ketiga bank tersebut menunjukkan tingkat produktivitas bank yang optimal. Selanjutnya pada Bank Muamalat, Panin Syariah dan Victoria Syariah perubahan teknologi (TECHCH) cukup baik, namun pada perubahan efisiensi (EFFCH) justru mengalami
penurunan.
Sehingga
diperlukan perbaikan dalam
kompetensi tenaga kerja dan pihak manajerial dalam mengelola aktivanya serta memperhatikan tingkat efisiensi teknis murni (PECH) dan skala (SECH) yang mempengaruhinya. Pada Bank Muamalat masih diperlukan perbaikan dalam hal tingkat permodalan terkait dengan kualitas pembiayaan dan perhitungan kembali agunan yang layak diperhitungkan terlihat NPF Bank Muamalat mengalami peningkatan sejak Maret 2014, meskipun mulai turun pada kuartal II 2015. Sedangkan pada Bank Panin Syariah dan Victoria Syariah, kedua komposisi perubahan efisiensi (EFFCH) yaitu PECH dan SECH sama-sama mengalami penurunan, NPF yang meningkat serta jumlah jaringan kedua bank ini yang relatif rendah. Selanjutnya pada Bank BJB Syariah, Mega Syariah, BNI Syariah, Bukopin Syariah, dan Maybank Syariah mengalami perubahan Total Factor Productivity (TFPCH) yang rendah. Hal ini dikarenakan perubahan teknologi (TECHCH) berkontribusi kecil dalam peningkatan TFPCH. Oleh karena itu, kelima bank tersebut harus meningkatkan teknologinya baik dari IT, financial system, maupun memperbanyak jumlah ATM untuk mempermudah transaksi.
138
Tingkat efisiensi perbankan syariah secara umum didapat score efisiensi sebesar 56,61%. Artinya, rata-rata perbankan syariah di Indonesia selama periode penelitian belum mencapai tingkat efisiensinya atau belum dapat memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya. Berdasarkan hasil tersebut variabel input, DPK dan Beban Operasional menjadi penyumbang terbesar terhadap besarnya efisiensi. Sedangkan variabel output diperlukan banyak perbaikan, terutama pada variabel aktiva produktif lainnya yang menjadi sumber inefisiensi terbesar. Sedangkan secara individu, Maybank Syariah memiliki tingkat efisiensi tertinggi sebesar 88,09%, sedangkan Bank Mega Syariah memiliki tingkat efisiensi terendah sebesar 36,70%. Pada Bank BCA Syariah, Bank Mega Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, BSM, Bukopin Syariah, Muamalat dan Panin Syariah penyebab utama inefisiensi terbesar adalah variabel aktiva produktif lainnya yang belum optimal dan masih diperlukan banyak perbaikan. Pada Maybank Syariah dan Victoria Syariah penyebab utama inefisiensi terbesar adalah variabel total pembiayaan yang belum optimal, sedangkan pada BJB Syariah penyebab timbulnya inefisiensi terbesar adalah variabel aktiva tetap yang harus dikurangi.
Pada analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi digunakan model Tobit. Hasilnya secara umum dapat disimpulkan bahwa variabel Total Aktiva, Capital Adequacy Ratio (CAR) dan Return On Equity (ROE) mempunyai pengaruh positif dan signifikan. Sedangkan pada variabel Beban Operasional dan Net Operating Margin (NOM) terdapat pengaruh negatif dan signifikan. Sedangkan secara individu dapat disimpulkan bahwa pada variabel
139
Total Aktiva (TA) pada Bank BJB Syariah dan Maybank Syariah menunjukkan hasil yang negatif dan tidak signifikan, pada variabel Beban Operasional pada sebelas Bank Umum Syariah terdapat pengaruh negatif, sedangkan variabel CAR berpengaruh positif terhadap efisiensi pada beberapa bank syariah di Indonesia seperti pada Bank BCA Syariah, Bank BJB Syariah, Bank Mega Syariah, BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Muamalat dan Bank Victoria Syariah. Selanjutnya, variabel ROE pada Bank BCA Syariah, Bank BJB Syariah, Bank Bukopin Syariah, serta Bank Muamalat mempunyai hubungan negatif terhadap efisiensi bank. Terakhir, variabel NOM pada Bank BJB Syariah, Bank Mega Syariah, Bank Bukopin Syariah, Bank Muamalat, dan Bank Victoria Syariah mempunyai hubungan negatif terhadap efisiensi bank syariah.
Pada analisis perbandingan hasil tingkat produktivitas dan efisiensi baik secara umum maupun individu bank ditemukan bahwa perubahan teknologi sejalan dengan perubahan produktivitas, namun berfluktuatif terhadap perubahan efisiensi. Permodalan bank menjadi fokus yang paling penting dalam perkembangan tingkat produktivitas maupun efisiensi Bank Syariah di Indonesia. Penambahan modal bank yang dilakukan dapat digunakan sebagai upaya peningkatan edukasi masyarakat guna meningkatkan DPK maupun memperkenalkan produk financing bank syariah dengan teknik pemasaran yang lebih inovatif, sehingga total pembiayaan bank syariah dapat terus meningkat. Selain itu, dengan melakukan ekspansi akan menambah jumlah kantor cabang yang diikuti dengan bertambahnya layanan ATM yang akan
140
meningkatkan perubahan teknologi. Namun, seiring dengan perkembangan tersebut bank syariah tetap harus memperhatikan efisiensi biaya, terutama pada beban personalia yang secara otomatis akan bertambah seiring bertambahnya jumlah kantor cabang. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat penulis berikan terhadap beberapa pihak terkait, diantaranya:
Bagi Manajemen Bank dan Bank Indonesia Hasil pengukuran produktivitas dan efisiensi pada penelitian ini,
diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi kepada manajemen masing-masing BUS mengenai kinerja yang telah dicapai khususnya selama periode penelitian. Hal yang perlu diperhatikan pada manajemen masing-masing BUS adalah pengelolaan aset secara optimal, sehingga ekspansi dapat terus dilakukan, namun tetap memperhatikan efisiensi biaya. Hasil dari pengukuran ini juga dapat memberikan masukan bagi pihak manajemen mengenai variabel yang masih diperlukan perbaikan. Selain itu, peneltian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi Bank Indonesia sebagai pembuat regulasi, khususnya mengenai Kebijakan Permodalan Bank agar bank syariah di Indonesia dapat menambah permodalannya guna mendorong pertumbuhan aset serta dapat meningkatkan market share perbankan syariah dalam jangka panjang, seperti yang telah diilustrasikan dalam penelitian ini.
Bagi Masyarakat/Nasabah Bank
141
Bagi masyarakat umum, baik nasabah maupun calon nasabah bank, disarankan dapat merujuk pada hasil pengukuran tingkat produktivitas dan efisiensi ini, baik nasabah investasi maupun nasabah pembiayaan. Sehingga dengan melihat hasil pengukuran ini dapat pula menjadi rujukan bank syariah yang memiliki tingkat efisiensi dan produktivitas yang baik yang tentunya akan bermanfaat bagi nasabah.
Bagi Penelitian Selanjutnya Adapun saran bagi penelitian selanjutnya adalah dapat menguji variabel-
variabel lain terkait produktivitas dan efisiensi. Hal tersebut dikarenakan masih banyak variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas dan efisiensi, terutama sejauh mana tingkat kemampuan SDM dalam mempengaruhi tingkat produktivitas
dan efisiensi
bank syariah serta
makroekonomi seperti inflasi dan lain sebagainya.
variabel-variabel terkait
DAFTAR PUSTAKA Ada, A. A., & DALKILIÇ, N. (2014). Efficiency Analysis in Islamic Banks: A Study for Malaysia and Turkey. Dumlupinar University, School of Applied Sciences BDDK Bankacılık ve Finansal Piyasalar Cilt: 8, Sayı: 1. (OJK), O. J. (n.d.). Statistik Perbankan Syariah 2015. (15 Februari 2016). Pengamat Bank Syariah Masih Banyak Kelemahan. http://www.tribunnews.com/bisnis/2015/04/10/pengamat-bank-syariahmasih-banyak-kelemahan. Abidin, Z. (2007). Kinerja Efisiensi pada Bank Umum. Proceeding PESAT Vol. 2. Abidin, Z. (2007). Kinerja Efisiensi pada Bank Umum. Proceeding PESAT Vol. 2. Abidin, Z., & Endri. (2009). Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah: Pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 11 No. 1. Afiatun, P., & Wiryono, S. K. (2010). Efisiensi dan Produktivitas pada Bank Islam di Indoneisa. Jurnal Manajemen Teknologi ITB. Afrisal, R. (n.d.). Analisis Determinan Efisiensi Perbankan Syariah di Indonesia Berdasarkan Data Envelopment Analysis (DEA). Al-Arif, M. N. (2011). Dasar-Dasar Ekonomi Islam. Solo: Pt. Era Adicitra Intermedia. Al-Arif, M. N., & Amalia, E. (2010). Teori Mikro Ekonomi: Suatu Perbandingan Ekonomi Islam dan Ekonomi Konvensional. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Ali, M. M., & Ascarya. (2010). Analisis Efisiensi Baitul Maal Wat Tamwil dengan Pendekatan Two-Stage DEA (Studi Kasus Kantor Cabang BMT MMU dan BMT UGT Sidogiri. Jurnal TAZKIA Vol. 5 No. 2. Alkeil, A. M., & dkk. (2012). Comparison of Efficiency and Productivity Change of Islamic and Conventional Banks: Evidence From Europe and MuslimMajority Countries? The Journal of Applied Business Research Vol. 28 No. 6. Bank Indonesia. (n.d.). Kajian Stabilitas Keuangan No. 26 Maret 2016. Bank Muamalat. (2015). Laporan GCG. Benli, Y. K., & Degirmen, S. (2013). The Aplication of Data Envelopment Analysis Based Malmquist Total Factor Productivity Index: Empirical Evidence in Turkish Banking Sector. PANOECONOMICUS.
142
143
D. Hadad, M., & dkk. (2003). Analisis Efisiensi Industri Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Nonparametrik Data Envelopment Analysis (DEA). Stabilitas Sistem Keuangan – Direktorat Penelitian dan Pengaturan. Departemen Pengembangan dan Manajemen Krisis. (2015). Laporan Tahunan Perbankan. Endri. (2011). Evaluasi Efisiensi Teknis Perbankan Syariah di Indonesia: Aplikasi Two-Stage DEA. STEI TAZKIA. Fare, R., Grosskopf, S., Norris, M., & Zhang, Z. (1994). Productivity Growth, Technical Progress, and Efficiency Change in Industrialized Countries. The American Economic Review, Vol. 84, No. 1. Firdaus, M. F., & Hosen, M. N. (2013). Efisiensi Bank Umum Syariah Menggunakan Pendekatan Two-Stage Data Envelopment Analysis. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Bank Indonesia. Indonesia, B. (n.d.). Kajian Stabilitas Keuangan No. 25, September 2015. Karim, A. W. (2013). Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Pt. Rajagrafindo Persada. M, B., Sillah, S., & Harrathi, N. (2015). Bank Efficiency Analysis: Islamic Bank Versus Conventional Banks in the Gulf Cooperation Council Countries 2006 - 2012. International Journal of Financial Research Vol. 6 No. 4. Majid, M. A., Saal, D. S., & Battisti, G. (2008). The Impact of Islamic Banking on the Cost Efficiency and Productivity Change of Malaysian Commercial Banks. Applied Economics. Mu'izzuddin, & Isnurhadi. (2013). Effisiensi Perbankan Syariah di Indonesia; Two-Stage Data Envelopment Analysis Approach. Faculty of Economics, Sriwijaya University. Othman, A., Kari, F., & Hamdan, R. (2013). A Comparative Analysis of the Cooperative, Islamic and Conventional Banks in Malaysia. American Journal of Economics. Primorac, M., & Z. T. (2005). Measuring the Efficiency and Productivity of the Croation Banks with Malmquist's Index of Change of Total Factor Productivity Financial Theory and Practice. Economics Faculty, Zagreb. Rahardja, P., & Manurung, M. (2008). Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi & Makroekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Rahim, A., Rahman, A., & Rosman, R. (2013). Efficiency of Islamic Banks: A Comparative Analysis of MENA and Asian Countries. Journal oof Economic Cooperation and Development, 34, 1.
144
Saepullah, A. (n.d.). Efisiensi Perbankan Syariah; Komparasi, Evaluasi dan Solusi. UIN Syarif Hidayatullah. Soetanto, T. V., & Ricky. (2011). Technical Efficiency of Indonesia Commercial Bank: An Application of Two-Stage DEA. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol. 13 No.2. Surjaningsing, N., & Permono, B. P. (2014). Dinamika Total Factor Productivity Industri Besar Dan Sedang Indonesia. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Bank Indonesia. Suzuki, Y., & Sastrosuwito, S. (2011). Efficiency and Productivity Change pf the Indonesian Commercial Banks. International Conference on Economics, Trade and Development, IPEDR vol. 7 IACSIT Press, Singapore. Tanjung, H., & Devi, A. (2013). Metode Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta: Gramata Publishing. Thayaparan, A., Pratheepan, T., & Vavunia. (2014). Evaluating Total Factor Productivity Growth of Commercial Banks in Sri Langka. Jurnal of Management Research Vol. 6 No. 3, University of Jaffna, Sri Langka. Yildrim, I. (2015). Financial Efficiency Analysis in Islamic Banks: Turkey and Malaysia Models. Journal of Economic Finance and Accounting Vol. 2 Issue. 3. Yoga, P. (15 Februari 2016). Tantangan Perbankan Syariah di 2016. http://infobanknews.com/tantangan-perbankan-syariah-di-2016/. Zainal, N. S. (n.d.). Comparative Efficiency Permormance of Local and Foreign Islamic Bank in Malaysia. Faculty of Business Management, University Teknologi MARA Shah Alam.
LAMPIRAN Lampiran A1: Statistik Ringkasan Variabel Aktiva Tetap 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CAS
22
5816.00
23889.00
12040.7727
6493.93304
JBS
22
171.00
164870.00
87302.5000
76471.31948
MES
22
46988.00
288933.00
98363.1364
90573.77484
NIS
22
21223.00
105399.00
70227.8182
34267.03762
RIS
22
78158.00
163163.00
124347.2273
21236.86325
BSM
22
258582.00
793307.00
571883.4091
178392.57492
BUS
22
41430.00
85176.00
63328.4091
14535.89536
MAYS
22
1777.00
11300.00
6307.4545
2757.76030
MUA
22
179930.00
2290551.00
786507.5000
744262.85805
PAS
22
24441.00
48903.00
27828.8636
5083.27283
VIS
22
9247.00
16762.00
13011.0000
2258.92771
Valid N (listwise)
22
Lampiran A2: Statistik Ringkasan Variabel Total DPK 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CAS
22
490200.00
2713701.00
1343621.7273
708389.37954
JBS
22
829498.00
5243446.00
3000265.9545
1413438.28721
MES
22
3766162.00
7730738.00
5516588.7727
1417849.81142
NIS
22
4253227.00
18930220.00
10121269.9545
4646964.03788
RIS
22
3674356.00
18863643.00
11624851.4545
4510814.08490
22
23091575.00
59820572.00
45868919.5455
BUS
22
1311950.00
4337818.00
2803004.0000
921620.23196
MAYS
22
298270.00
1043046.00
622223.1364
239827.68534
22
12354924.00
51205537.00
34956240.0909
PAS
22
113722.00
5775013.00
2042877.8182
1931819.79773
VIS
22
10195.00
1144506.00
539224.6818
373086.08637
Valid N (listwise)
22
BSM
MUA
145
11796224.7796 0
11654826.5656 1
146
Lampiran A3: Statistik Ringkasan Variabel Beban Personalia 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CAS
22
6168.00
51596.00
24137.1818
13209.71474
JBS
22
7786.00
124269.00
52867.0455
31541.43847
MES
22
67177.00
362352.00
197690.5000
93243.37361
NIS
22
4429.00
644458.00
219993.4545
172359.54919
RIS
22
61620.00
447030.00
231747.3182
121196.89728
BSM
22
204380.00
1359776.00
692621.3182
374112.48151
BUS
22
9744.00
68565.00
34642.8182
16913.71208
MAYS
22
4367.00
30601.00
15164.5000
7452.76681
MUA
22
118926.00
860392.00
378573.7273
215588.15871
PAS
22
3162.00
56691.00
19352.4545
15893.66253
VIS
22
1523.00
31565.00
12325.0455
9118.66825
Valid N (listwise)
22
Lampiran A4: Statistik Ringkasan Variabel Total Pembiayaan 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CAS
22
320101.00
2636231.00
1166724.9091
714895.08574
JBS
22
978463.00
5424805.00
2909798.5909
1394783.03755
MES
22
3018743.00
7319802.00
5025451.0909
1540726.88366
NIS
22
6196158.00
29564683.00
14314542.0000
5946982.34924
RIS
22
4941792.00
16456086.00
11220703.6364
3786339.45741
22
39437595.00
100294457.00
71572968.0909
BUS
22
1401173.00
4712825.00
2711564.5909
996795.93328
MAYS
22
607949.00
1643694.00
1152913.8636
355435.31694
22
12735613.00
45437822.00
31198528.3636
PAS
22
100953.00
5542623.00
2188176.5455
1879183.61851
VIS
22
28196.00
1084681.00
537073.2727
396749.24473
Valid N (listwise)
22
BSM
MUA
21224021.1891 7
11306535.5926 7
147
Lampiran A5: Statistik Ringkasan Variabel Aktiva Produktif Lainnya 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CAS
22
204589.00
744517.00
419695.6364
115806.05770
JBS
22
211865.00
1426013.00
737117.9545
376437.81361
MES
22
469599.00
1308167.00
853116.4091
272946.61457
NIS
22
193644.00
2855260.00
1428380.5909
930877.42390
RIS
22
285041.00
4218275.00
1618298.0000
1030155.67204
BSM
22
5066529.00
12859981.00
7458571.2727
2297564.82849
BUS
22
295013.00
1434229.00
563349.5000
270632.39071
MAYS
22
179067.00
871445.00
675500.8636
184982.94806
MUA
22
1212027.00
15939312.00
7137443.0000
3621694.50735
PAS
22
155820.00
1567013.00
665598.6364
503198.23792
VIS
22
184577.00
438287.00
320118.0000
73039.43979
Valid N (listwise)
22
Lampiran A6: Statistik Ringkasan Variabel Pendapatan Operasional 11 BUS pada Kuartal II Tahun 2010 - Kuartal III Tahun 2015 Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
CAS
22
27198.00
387365.00
130300.1364
90260.36221
JBS
22
22448.00
971702.00
287493.4091
245460.18550
MES
22
235695.00
1673842.00
790706.7727
404357.19670
NIS
22
42294.00
2176438.00
850142.1818
575689.41210
RIS
22
236340.00
2140056.00
975192.7273
561473.22603
BSM
22
1059482.00
7936199.00
3741522.6364
1995450.15513
BUS
22
57405.00
502833.00
217447.7273
121247.15252
MAYS
22
34514.00
384706.00
133433.3182
80830.81116
MUA
22
581569.00
5528377.00
2439901.4545
1457529.32721
PAS
22
7548.00
636397.00
171206.2273
183865.48153
VIS
22
6516.00
153013.00
60138.5000
43390.26137
Valid N (listwise)
22
Lampiran B1: MALMQUIST INDEX SUMMARY OF FIRM MEANS firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 1.009 1.000 1.000 1.009 2 1.000 0.990 1.000 1.000 0.990
148
3 1.000 0.937 1.000 1.000 0.937 4 1.000 0.957 1.000 1.000 0.957 5 1.000 1.015 1.000 1.000 1.015 6 1.000 1.004 1.000 1.000 1.004 7 1.000 0.974 1.000 1.000 0.974 8 1.000 0.977 1.000 1.000 0.977 9 0.998 1.028 1.000 0.998 1.026 10 0.976 1.027 0.986 0.990 1.003 11 0.996 1.058 0.998 0.998 1.054 mean 0.997 0.997 0.999 0.999 0.995 [Note that all Malmquist index averages are geometric means] Lampiran B2: MALMQUIST INDEX SUMMARY OF ANNUAL MEANS year effch techch pech sech tfpch 2 0.993 1.288 1.000 0.993 1.279 3 1.001 1.004 1.000 1.001 1.005 4 1.006 1.605 1.000 1.006 1.614 5 0.990 0.758 0.998 0.992 0.750 6 1.008 1.345 1.001 1.007 1.356 7 0.969 0.556 0.969 1.000 0.539 8 1.034 1.743 1.033 1.001 1.803 9 0.985 0.853 0.999 0.987 0.840 10 1.013 0.915 1.000 1.013 0.927 11 0.998 0.622 1.001 0.997 0.621 12 0.974 1.342 1.000 0.974 1.308 13 1.007 1.198 1.000 1.007 1.206 14 1.018 0.898 1.000 1.018 0.914 15 0.952 0.360 0.992 0.959 0.342 16 1.053 0.956 1.008 1.045 1.007 17 0.975 2.774 0.995 0.979 2.703 18 1.021 1.105 0.997 1.024 1.128 19 0.955 0.854 1.001 0.954 0.815 20 1.020 0.587 0.993 1.028 0.599 21 1.032 1.886 1.013 1.019 1.946 22 0.947 0.660 0.973 0.974 0.625 mean 0.997 0.997 0.999 0.999 0.995 lampiran B3: MALMQUIST INDEX SUMMARY year = 2 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 0.869 1.000 1.000 0.869 2 1.000 0.813 1.000 1.000 0.813 3 1.000 0.888 1.000 1.000 0.888
149
4 1.000 1.190 1.000 1.000 1.190 5 1.000 1.315 1.000 1.000 1.315 6 1.000 1.776 1.000 1.000 1.776 7 1.000 1.318 1.000 1.000 1.318 8 0.922 1.154 1.000 0.922 1.064 9 1.003 1.441 1.000 1.003 1.445 10 1.000 2.156 1.000 1.000 2.156 11 1.000 1.962 1.000 1.000 1.962 mean 0.993 1.288 1.000 0.993 1.279 year = 3 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 1.126 1.000 1.000 1.126 2 1.000 1.140 1.000 1.000 1.140 3 1.000 1.048 1.000 1.000 1.048 4 1.000 1.134 1.000 1.000 1.134 5 1.000 0.908 1.000 1.000 0.908 6 1.000 0.754 1.000 1.000 0.754 7 1.000 0.964 1.000 1.000 0.964 8 1.084 1.025 1.000 1.084 1.112 9 1.000 1.204 1.000 1.000 1.204 10 0.933 0.683 1.000 0.933 0.638 11 1.000 1.231 1.000 1.000 1.231 mean 1.001 1.004 1.000 1.001 1.005 year = 4 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 1.558 1.000 1.000 1.558 2 1.000 1.289 1.000 1.000 1.289 3 1.000 1.464 1.000 1.000 1.464 4 1.000 1.233 1.000 1.000 1.233 5 1.000 1.897 1.000 1.000 1.897 6 1.000 2.149 1.000 1.000 2.149 7 1.000 2.196 1.000 1.000 2.196 8 1.000 1.720 1.000 1.000 1.720 9 1.000 1.087 1.000 1.000 1.087 10 1.071 1.825 1.000 1.071 1.956 11 0.996 1.642 1.000 0.996 1.635 mean 1.006 1.605 1.000 1.006 1.614 year = 5 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 0.625 1.000 1.000 0.625 2 1.000 1.105 1.000 1.000 1.105 3 1.000 1.130 1.000 1.000 1.130 4 1.000 0.742 1.000 1.000 0.742
150
5 0.999 0.613 1.000 0.999 0.613 6 1.000 0.683 1.000 1.000 0.683 7 1.000 0.662 1.000 1.000 0.662 8 1.000 0.603 1.000 1.000 0.603 9 0.938 0.693 0.975 0.962 0.650 10 0.990 0.782 1.000 0.990 0.774 11 0.966 0.903 1.000 0.966 0.872 mean 0.990 0.758 0.998 0.992 0.750 year = 6 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 1.398 1.000 1.000 1.398 2 1.000 1.331 1.000 1.000 1.331 3 1.000 1.089 1.000 1.000 1.089 4 0.997 0.904 1.000 0.997 0.901 5 1.001 1.129 1.000 1.001 1.131 6 0.982 0.902 0.990 0.992 0.886 7 1.000 0.870 1.000 1.000 0.870 8 1.000 1.567 1.000 1.000 1.567 9 1.066 2.264 1.025 1.039 2.413 10 1.010 2.153 1.000 1.010 2.176 11 1.039 2.099 1.000 1.039 2.182 mean 1.008 1.345 1.001 1.007 1.356 year = 7 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 1.713 1.000 1.000 1.713 2 1.000 0.869 1.000 1.000 0.869 3 1.000 0.593 1.000 1.000 0.593 4 0.965 0.729 0.968 0.997 0.704 5 0.802 0.708 0.804 0.998 0.568 6 0.914 0.655 0.907 1.008 0.599 7 0.996 0.569 1.000 0.996 0.567 8 1.000 0.425 1.000 1.000 0.425 9 1.000 0.255 1.000 1.000 0.255 10 1.000 0.307 1.000 1.000 0.307 11 1.000 0.280 1.000 1.000 0.280 mean 0.969 0.556 0.969 1.000 0.539 year = 8 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 0.695 1.000 1.000 0.695 2 1.000 1.175 1.000 1.000 1.175 3 1.000 1.595 1.000 1.000 1.595 4 1.040 2.403 1.033 1.007 2.499 5 1.246 2.130 1.244 1.002 2.654
151
6 1.114 1.663 1.114 1.001 1.853 7 1.004 2.116 1.000 1.004 2.126 8 1.000 1.238 1.000 1.000 1.238 9 1.000 1.914 1.000 1.000 1.914 10 1.000 2.978 1.000 1.000 2.978 11 1.000 2.727 1.000 1.000 2.727 mean 1.034 1.743 1.033 1.001 1.803 year = 9 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 1.200 1.000 1.000 1.200 2 1.000 1.490 1.000 1.000 1.490 3 1.000 1.049 1.000 1.000 1.049 4 1.000 0.664 1.000 1.000 0.664 5 1.000 0.910 1.000 1.000 0.910 6 1.000 1.005 1.000 1.000 1.005 7 1.000 0.724 1.000 1.000 0.724 8 1.000 1.148 1.000 1.000 1.148 9 0.939 0.840 0.988 0.950 0.788 10 0.936 0.504 1.000 0.936 0.472 11 0.968 0.431 1.000 0.968 0.417 mean 0.985 0.853 0.999 0.987 0.840 year = 10 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 0.884 1.000 1.000 0.884 2 0.983 0.795 0.986 0.996 0.781 3 1.000 0.795 1.000 1.000 0.795 4 1.000 0.761 1.000 1.000 0.761 5 1.000 0.805 1.000 1.000 0.805 6 1.000 1.279 1.000 1.000 1.279 7 1.000 1.247 1.000 1.000 1.247 8 1.000 0.743 1.000 1.000 0.743 9 1.065 0.945 1.012 1.052 1.006 10 1.069 0.980 1.000 1.069 1.047 11 1.033 1.004 1.000 1.033 1.036 mean 1.013 0.915 1.000 1.013 0.927 year = 11 firm effch techch pech sech tfpch 1 0.974 0.619 1.000 0.974 0.603 2 1.006 0.595 1.014 0.993 0.598 3 1.000 0.637 1.000 1.000 0.637 4 1.000 0.761 1.000 1.000 0.761 5 1.000 0.692 1.000 1.000 0.692 6 1.000 0.465 1.000 1.000 0.465
152
7 1.000 0.483 1.000 1.000 0.483 8 1.000 0.706 1.000 1.000 0.706 9 1.000 0.666 1.000 1.000 0.666 10 1.000 0.664 1.000 1.000 0.664 11 1.000 0.627 1.000 1.000 0.627 mean 0.998 0.622 1.001 0.997 0.621 year = 12 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.027 1.603 1.000 1.027 1.645 2 1.011 1.394 1.000 1.011 1.409 3 0.946 1.227 1.000 0.946 1.161 4 0.896 1.107 1.000 0.896 0.992 5 1.000 1.331 1.000 1.000 1.331 6 1.000 1.519 1.000 1.000 1.519 7 1.000 1.535 1.000 1.000 1.535 8 0.854 1.146 1.000 0.854 0.979 9 1.000 1.193 1.000 1.000 1.193 10 1.000 1.432 1.000 1.000 1.432 11 1.000 1.380 1.000 1.000 1.380 mean 0.974 1.342 1.000 0.974 1.308 year = 13 firm effch techch pech sech tfpch 1 0.996 1.295 1.000 0.996 1.291 2 1.000 1.134 1.000 1.000 1.134 3 1.057 1.092 1.000 1.057 1.154 4 1.116 1.400 1.000 1.116 1.563 5 0.991 1.313 1.000 0.991 1.301 6 1.000 1.396 1.000 1.000 1.396 7 1.000 1.203 1.000 1.000 1.203 8 1.171 1.532 1.000 1.171 1.794 9 0.950 1.308 1.000 0.950 1.243 10 0.914 0.905 1.000 0.914 0.827 11 0.911 0.810 1.000 0.911 0.738 mean 1.007 1.198 1.000 1.007 1.206 year = 14 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.004 0.946 1.000 1.004 0.949 2 1.000 0.878 1.000 1.000 0.878 3 1.000 0.857 1.000 1.000 0.857 4 1.000 0.821 1.000 1.000 0.821 5 1.009 0.866 1.000 1.009 0.874 6 1.000 0.941 1.000 1.000 0.941 7 1.000 1.103 1.000 1.000 1.103
153
8 1.000 0.809 1.000 1.000 0.809 9 1.053 0.927 1.000 1.053 0.976 10 1.055 0.893 1.000 1.055 0.942 11 1.077 0.872 1.000 1.077 0.939 mean 1.018 0.898 1.000 1.018 0.914 year = 15 firm effch techch pech sech tfpch 1 0.733 0.375 1.000 0.733 0.275 2 0.831 0.434 1.000 0.831 0.361 3 1.000 0.441 1.000 1.000 0.441 4 1.000 0.318 1.000 1.000 0.318 5 1.000 0.296 1.000 1.000 0.296 6 1.000 0.292 1.000 1.000 0.292 7 1.000 0.292 1.000 1.000 0.292 8 1.000 0.394 1.000 1.000 0.394 9 0.915 0.290 0.918 0.997 0.265 10 1.022 0.361 1.000 1.022 0.369 11 1.018 0.552 1.000 1.018 0.562 mean 0.952 0.360 0.992 0.959 0.342 year = 16 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.364 1.043 1.000 1.364 1.423 2 1.203 1.006 1.000 1.203 1.211 3 1.000 0.631 1.000 1.000 0.631 4 1.000 0.807 1.000 1.000 0.807 5 1.000 0.930 1.000 1.000 0.930 6 1.000 0.884 1.000 1.000 0.884 7 0.971 0.743 1.000 0.971 0.721 8 1.000 0.675 1.000 1.000 0.675 9 1.093 1.261 1.089 1.003 1.378 10 1.016 1.353 1.000 1.016 1.375 11 1.000 1.623 1.000 1.000 1.623 mean 1.053 0.956 1.008 1.045 1.007 year = 17 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 4.709 1.000 1.000 4.709 2 0.947 2.753 1.000 0.947 2.607 3 1.000 2.257 1.000 1.000 2.257 4 1.000 3.477 1.000 1.000 3.477 5 1.000 4.498 1.000 1.000 4.498 6 1.000 2.759 1.000 1.000 2.759 7 1.030 1.738 1.000 1.030 1.791 8 0.814 2.564 0.983 0.828 2.086
154
9 0.948 3.239 0.967 0.981 3.072 10 1.000 2.680 1.000 1.000 2.680 11 1.000 1.530 1.000 1.000 1.530 mean 0.975 2.774 0.995 0.979 2.703 year = 18 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 0.713 1.000 1.000 0.713 2 1.056 1.005 1.000 1.056 1.061 3 1.000 1.007 1.000 1.000 1.007 4 1.000 0.765 1.000 1.000 0.765 5 0.915 0.825 0.915 1.000 0.755 6 1.000 0.971 1.000 1.000 0.971 7 1.000 1.004 1.000 1.000 1.004 8 1.229 1.478 1.017 1.208 1.817 9 1.055 1.642 1.034 1.020 1.731 10 1.000 1.678 1.000 1.000 1.678 11 1.000 1.666 1.000 1.000 1.666 mean 1.021 1.105 0.997 1.024 1.128 year = 19 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 1.555 1.000 1.000 1.555 2 1.000 1.185 1.000 1.000 1.185 3 1.000 1.003 1.000 1.000 1.003 4 1.000 0.974 1.000 1.000 0.974 5 0.828 1.008 1.055 0.785 0.835 6 0.864 0.808 0.960 0.900 0.698 7 1.000 0.714 1.000 1.000 0.714 8 0.870 0.832 1.000 0.870 0.723 9 1.000 0.656 1.000 1.000 0.656 10 1.000 0.544 1.000 1.000 0.544 11 0.973 0.563 1.000 0.973 0.548 mean 0.955 0.854 1.001 0.954 0.815 year = 20 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 0.297 1.000 1.000 0.297 2 1.000 0.363 1.000 1.000 0.363 3 1.000 0.420 1.000 1.000 0.420 4 1.000 0.391 1.000 1.000 0.391 5 1.320 0.409 1.035 1.275 0.540 6 0.932 0.529 0.968 0.963 0.493 7 0.858 0.671 0.923 0.930 0.576 8 1.150 0.676 1.000 1.150 0.778 9 1.000 0.864 1.000 1.000 0.864
155
10 1.000 1.359 1.000 1.000 1.359 11 1.028 1.386 1.000 1.028 1.425 mean 1.020 0.587 0.993 1.028 0.599 year = 21 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 2.690 1.000 1.000 2.690 2 1.000 3.002 1.000 1.000 3.002 3 1.000 3.250 1.000 1.000 3.250 4 1.000 3.557 1.000 1.000 3.557 5 1.000 3.399 1.000 1.000 3.399 6 1.212 2.229 1.061 1.142 2.702 7 1.165 1.602 1.084 1.075 1.867 8 1.000 1.103 1.000 1.000 1.103 9 1.000 1.157 1.000 1.000 1.157 10 1.000 0.807 1.000 1.000 0.807 11 1.000 0.919 1.000 1.000 0.919 mean 1.032 1.886 1.013 1.019 1.946 year = 22 firm effch techch pech sech tfpch 1 1.000 0.364 1.000 1.000 0.364 2 1.000 0.298 1.000 1.000 0.298 3 1.000 0.305 1.000 1.000 0.305 4 1.000 0.452 1.000 1.000 0.452 5 1.000 0.525 1.000 1.000 0.525 6 1.025 0.717 1.014 1.011 0.735 7 1.000 1.146 1.000 1.000 1.146 8 1.000 1.127 1.000 1.000 1.127 9 0.953 1.267 1.000 0.953 1.207 10 0.606 0.848 0.751 0.808 0.514 11 0.927 1.315 0.968 0.958 1.220 mean 0.947 0.660 0.973 0.974 0.625 Lampiran C1: Score DEA dan Achieved pada 11 BUS BCA Syariah
Score DEA
2010 Q2 2010 Q3 2010 Q4 2011 Q1 2011 Q2 2011 Q3 2011 Q4 2012 Q1 2012 Q2 2012 Q3
44.5 46.06 40.96 45.13 40.82 38.02 38.3 48.56 38.52 40.18
I-AKT 77.8 40.2 87.4 100 55.5 78 100 100 100 100
I-DPK 100 100 100 100 100 100 100 91.1 100 100
I-BP 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
O-TP 42.7 31.4 28.5 45.1 39.3 32.6 31.4 48.6 38.5 40.2
OAPL 44.5 46.1 41 45.1 40.8 38 38.3 48.6 38.5 40.2
O-PO 44.5 46.1 41 45.1 40.8 38 38.3 48.6 38.5 33.2
156
2012 Q4 2013 Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2014 Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2015 Q1 2015 Q2 2015 Q3
36.27 49.56 42.67 41.04 36.47 50.95 42.82 43.28 41.63 57.66 52.73 53.9
100 100 100 100 100 79.6 90.9 100 100 99 60.7 55.7
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
98 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
36.3 49.6 42.7 41 36.5 50.9 42.8 43.3 41.6 57.7 52.7 53.9
36.3 49.6 42.7 41 36.5 37.8 17.3 27.4 41.6 34.2 20.9 24.6
33.8 49.6 42.7 41 36.5 50.9 42.8 43.3 41.6 57.7 52.7 53.9
BJB Syariah 2010 Q2 2010 Q3 2010 Q4 2011 Q1 2011 Q2 2011 Q3 2011 Q4 2012 Q1 2012 Q2 2012 Q3 2012 Q4 2013 Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2014 Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2015 Q1 2015 Q2 2015 Q3
Score DEA 100 100 80.05 80.6 62.31 51.27 41.58 56.59 34.13 45.12 37.28 47.93 42.33 41.45 36.85 50.44 58.88 62.67 27.47 50.55 62.6 61.49
I-AKT 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 32.7 23.4 38.1 39.9 34.7 22.3 10.7 17.9 100 30.2 12.6 13.7
I-DPK 100 100 100 100 100 100 100 100 71.9 100 100 100 100 100 100 100 89.7 100 100 100 76.6 94.4
I-BP 100 100 66 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
O-TP 100 100 80.1 80.6 62.3 51.3 41.6 56.6 28.7 45.1 37.3 47.9 42.3 41.4 36.8 50.4 58.9 62.7 27.5 50.5 62.6 61.5
O-APL 100 100 80.1 46.3 62.3 51.3 41.6 56.6 34.1 45.1 36.6 47.9 24.5 17.1 27.5 43.3 22.1 11.3 18 29.4 32.4 35.6
O-PO 100 100 57.2 38 27.8 33.6 38.4 45.9 34.1 39.2 37.3 47.9 42.3 41.4 36.8 50.4 58.9 62.7 19.7 50.5 62.6 61.5
I-BP 100 100 90.1 100 100 100 86.6 100 100 100
O-TP 29.8 26.5 23.8 32.5 27.3 26.9 28.5 38.4 33.3 33.6
Mega Syariah 2010 Q2 2010 Q3 2010 Q4 2011 Q1 2011 Q2 2011 Q3 2011 Q4 2012 Q1 2012 Q2 2012 Q3
Score DEA 29.77 29.29 36.14 32.48 27.26 27.79 32.82 38.44 33.32 33.59
I-AKT 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
I-DPK 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
O-APL 19.1 21.1 36.1 21.1 27.3 27.8 32.8 32.8 33.3 33.6
O-PO 29.8 29.3 36.1 32.5 27.3 27.8 32.8 38.4 32.6 26.5
157
2012 Q4 2013 Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2014 Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2015 Q1 2015 Q2 2015 Q3
BNI Syariah 2010 Q2 2010 Q3 2010 Q4 2011 Q1 2011 Q2 2011 Q3 2011 Q4 2012 Q1 2012 Q2 2012 Q3 2012 Q4 2013 Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2014 Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2015 Q1 2015 Q2 2015 Q3 BRI Syariah 2010 Q2 2010 Q3 2010 Q4 2011 Q1 2011 Q2 2011 Q3 2011 Q4 2012 Q1 2012 Q2
35.53 52.86 45.21 41.7 39.23 49.37 40.3 36.75 33.18 37 29.3 46.01
Score DEA 100 80.75 70.3 93.21 100 75.56 64.14 80.82 67.44 69.21 58.96 78 70.79 71.69 72.44 73.65 43.64 40.28 75.54 67.73 43.65 39.2 Score DEA 74.17 35.56 33.02 44.03 35.16 33.98 33.8 50.23 43.66
100 100 100 100 100 100 100 100 56.7 38.2 36.6 34
I-AKT 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 I-AKT 100 100 100 100 100 100 100 96.7 100
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
I-DPK 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 I-DPK 100 100 100 100 100 100 100 100 100
87 100 100 100 85 100 100 100 100 100 100 100
I-BP 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 97.6 100 100 100 I-BP 100 100 100 100 100 100 100 100 100
35.5 52.9 45.2 41.7 38 49.4 40.3 36.8 22.4 37 29.3 25.8
O-TP 100 80.7 70.3 93.2 100 75.6 64.1 80.8 67.4 69.2 59 78 70.8 71.7 72.4 73.7 43.6 40.3 75.5 67.7 43.6 39.2 O-TP 74.2 35.6 33 44 35.2 34 33.8 50.2 43.7
35.5 16.4 16.7 23.7 39.2 28 40.3 36.8 13.4 8.1 8.9 12.5 OAPL 100 80.7 70.3 88.1 100 69.6 64.1 80.8 60.3 19 39 47.5 44.6 11.7 6.1 5.2 9 7.2 28.4 7 2.8 3.6
34.3 52.9 45.2 32.4 39.2 49.4 40.3 29.1 33.2 37 29.3 46
O-PO 100 61.5 70.3 93.2 100 52.6 46.9 69.4 67.4 41.3 31.2 59 47.4 27.5 24.6 61.6 43.6 31 24.1 54.4 43.6 28.5
O-APL 7.8 17.5 21.3 13.9 18.5 15.6 20.9 9.2 17.6
O-PO 54.1 35.6 33 44 35.2 34 33.8 50.2 43.7
158
2012 Q3 2012 Q4 2013 Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2014 Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2015 Q1 2015 Q2 2015 Q3 BSM 2010 Q2 2010 Q3 2010 Q4 2011 Q1 2011 Q2 2011 Q3 2011 Q4 2012 Q1 2012 Q2 2012 Q3 2012 Q4 2013 Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2014 Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2015 Q1 2015 Q2 2015 Q3
39.3 38.45 48.99 44.82 40.73 38.84 49.69 42.8 38.86 39.81 49.87 42.84 38.41 Score DEA 85.96 80.19 65.34 87.49 81.84 76.9 66.71 94.22 87.6 78.88 72.92 100 85.75 75.29 69.55 93.38 41.21 35.24 64.24 74.32 40.62 41.4
Bukopin Syariah 2010 Q2 2010 Q3 2010 Q4 2011 Q1 2011 Q2 2011 Q3 2011 Q4 2012 Q1 2012 Q2
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 I-AKT 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 98.9 100 100 100 100 80
Score DEA 47.21 42.2 39.7 53.3 45.51 39.25 39.25 52.18 48.09
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
39.3 38.4 49 44.8 40.7 38.8 49.7 42.8 38.9 39.8 49.9 42.8 38.4
20.3 30.1 30.4 28.4 29 34.7 28.2 6.3 9.1 39.8 39.9 18.3 26.7
39.3 38.4 49 44.8 40.7 38.8 49.7 42.8 38.9 39.8 49.9 42.8 38.4
I-DPK 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
I-BP 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
O-TP 86 80.2 65.3 87.5 81.8 76.9 66.7 94.2 87.6 78.9 72.9 100 85.8 75.3 69.6 93.4 41.2 35.2 64.2 74.3 40.6 41.4
O-APL 37.7 32.6 36.6 27 27 28.9 31.4 29.2 23.1 17.1 16.5 100 16.2 19.1 21.7 23.7 15.4 29.6 37.6 29.3 18.1 18.7
O-PO 86 80.2 65.3 66.5 77.2 76.9 66.7 66.3 84.8 78.9 72.9 100 74.5 75.3 69.6 69.2 41.2 35.2 64.2 61.2 40.6 41.4
I-AKT 50.5 56.9 50.4 32.4 45.7 34 38.5 33.3 45.5
I-DPK 100 100 100 100 100 100 100 100 100
I-BP 100 100 100 100 100 100 100 100 100
O-TP 47.2 42.2 39.7 53.3 45.5 39.3 39.3 52.2 48.1
O-APL 21.5 24.4 26 27.2 20.6 34.7 31 21.7 26.4
O-PO 47.2 42.1 39.7 53.3 45.5 39.3 39.3 52.2 48.1
159
2012 Q3 2012 Q4 2013 Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2014 Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2015 Q1 2015 Q2 2015 Q3
46.94 43.56 53.74 50.05 47.46 46.43 66.42 52.99 49.99 48.98 69.91 51.48 52.13
54.2 49.1 38.2 51.5 49.9 41.2 37.5 45.9 47.5 33.7 46.1 46.3 45.4
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Maybank Syariah 2010 Q2 2010 Q3 2010 Q4 2011 Q1 2011 Q2 2011 Q3 2011 Q4 2012 Q1 2012 Q2 2012 Q3 2012 Q4 2013 Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2014 Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2015 Q1 2015 Q2 2015 Q3
Score DEA 100 100 85.8 100 80.74 80.29 69.47 100 97.07 92.77 69.48 100 76.33 91.66 66.15 100 78.31 78.9 74.69 100 96.38 100
I-AKT 100 100 100 100 80.5 58.8 98.5 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
I-DPK 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Muamalat 2010 Q2 2010 Q3 2010 Q4 2011 Q1 2011 Q2 2011 Q3 2011 Q4 2012 Q1
Score DEA 55.15 51.84 48.69 40.09 43.4 48.06 44.21 51.28
I-AKT 66 65.4 47.2 56.1 43.7 78.6 70.5 60.7
I-DPK 100 100 100 100 100 100 100 100
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
I-BP 100 100 89.3 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 94.7 100 100 100 100 I-BP 100 100 100 100 100 100 100 100
46.9 43.6 53.7 50 47.5 46.4 66.4 53 50 49 69.9 51.5 52.1
25 32.9 33.4 27.8 24.3 28.2 23.3 16.3 16.2 49 20.1 37.3 52.1
46.9 43.6 53.7 50 47.5 46.4 66.4 53 50 49 69.9 51.5 52.1
O-TP 100 100 59.2 100 67.8 64.2 69.3 100 97.1 92.8 69.5 100 76.3 91.7 66.1 100 78.3 78.9 74.7 100 96.4 100
O-APL 100 100 85.8 100 80.7 80.3 69.5 100 97.1 92.8 69.5 100 76.3 91.7 66.1 100 78.3 78.9 74.7 100 96.4 100
O-PO 100 100 85.8 100 80.7 80.3 69.5 100 97.1 87.9 51.7 100 76.3 73.2 66.1 100 78.3 74.8 71.9 100 96.4 100
O-TP 55.2 51.8 48.7 40.1 43.4 48.1 44.2 51.3
O-APL 14.2 31.6 48.7 15.9 19.8 22.9 44.2 38
O-PO 55.2 51.8 48.7 40.1 43.4 48.1 44.2 51.3
160
2012 Q2 2012 Q3 2012 Q4 2013 Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2014 Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2015 Q1 2015 Q2 2015 Q3
Panin Syariah 2010 Q2 2010 Q3 2010 Q4 2011 Q1 2011 Q2 2011 Q3 2011 Q4 2012 Q1 2012 Q2 2012 Q3 2012 Q4 2013 Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2014 Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2015 Q1 2015 Q2 2015 Q3 Victoria Syariah 2010 Q2 2010 Q3 2010 Q4 2011 Q1 2011 Q2 2011 Q3 2011 Q4
48.32 44.97 43.71 52.93 48.56 45.11 45.46 61.32 53.45 54.23 44.5 52.35 49.18 47.58
81.6 84.8 75.3 74.1 100 98.3 49.5 39.7 36.8 28 19.7 17.7 22.7 18.6
Score DEA 53.28 30.44 29.51 41.76 47.66 50.68 47.45 69.59 60.82 66.77 58.46 74.88 63.99 60.48 56.15 71.39 77.15 69.38 67.11 70.78 79.1 72.95 Score DEA 74.89 63.1 64.47 79.97 62.88 56.32 59.12
I-AKT 13.3 23.9 15.4 20.8 30 39.8 48.7 26.6 38.5 54.3 59.3 43.7 83 81.5 92.5 74.2 100 84.2 88.2 90.5 71.3 43.9 I-AKT 21.6 36.4 52.2 21.2 27.6 23.4 35.3
100 100 100 100 100 100 100 100 100 96.5 100 100 100 100
I-DPK 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 99.9 75.1 75.4 I-DPK 100 100 100 100 100 100 100
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
I-BP 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 I-BP 100 100 100 100 100 100 100
48.3 45 43.7 52.9 48.6 45.1 45.5 61.3 53.5 54.2 44.5 52.4 49.2 47.6
27.2 25.5 43.6 37.3 22 22 36.3 40.4 34.2 44.7 44.5 38.7 21.9 27.2
48.3 45 43.7 52.9 48.6 45.1 45.5 61.3 53.5 54.2 44.5 52.4 49.2 47.6
O-TP 29 26.2 29.5 41.8 47.7 50.7 47.5 69.6 60.8 66.8 58.5 74.9 64 60.5 56.2 71.4 77.2 69.1 55.9 61.8 79.1 72.9
OAPL 53.3 30.4 29.5 41.8 47.7 50.7 47.5 58 45.6 37.3 58.5 44.4 27.4 38.1 56.2 71.4 66.9 69.4 67.1 70.8 46.5 51.6
O-PO 27.6 30.4 29.5 41.8 47.7 50.7 47.5 69.6 60.8 66.8 58.5 74.9 64 60.5 56.2 71.4 77.2 69.4 67.1 70.8 79.1 72.9
O-TP 17.8 8.7 5.8 18.8 13.1 19.7 25
O-APL 74.9 63.1 64.5 80 62.9 56.3 59.1
O-PO 50.8 58.5 64.5 72.9 62.9 56.3 59.1
161
2012 Q1 2012 Q2 2012 Q3 2012 Q4 2013 Q1 2013 Q2 2013 Q3 2013 Q4 2014 Q1 2014 Q2 2014 Q3 2014 Q4 2015 Q1 2015 Q2 2015 Q3
42.08 38.72 36.78 33.52 42.56 39.01 35.55 31.27 47.96 44.45 40.93 100 56.5 100 48.26
54.2 60.3 41.7 72.7 69.1 82.1 88.6 100 70.6 88.2 85 100 70.4 100 78.9
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
42.1 38.7 34.6 25.5 42.6 39 35.6 31.3 48 44.5 40.9 100 56.5 100 48.3
Lampiran C1: Hasil Tobit Industri Perbankan Syariah Dependent Variable: EFS Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing) Date: 06/03/16 Time: 19:53 Sample: 6/01/2010 9/01/2070 Included observations: 242 Left censoring (value) at zero Convergence achieved after 1 iteration Covariance matrix computed using second derivatives Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
C TA BO CAR ROE NOM
45.62422 2.54E-07 -7.18E-06 0.263965 0.344529 -0.344838
2.628483 1.25E-07 2.98E-06 0.039725 0.086619 0.321333
17.35762 2.023797 -2.412059 6.644797 3.977521 -1.073148
0.0000 0.0430 0.0159 0.0000 0.0001 0.2832
21.58644
0.0000
Error Distribution SCALE:C(7)
17.60619
0.815613
Mean dependent var S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Avg. log likelihood
56.69033 17.64222 73143.24 -1034.506 -4.274819
S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
19.76016 8.607489 8.708409 8.648143
Left censored obs Uncensored obs
0 242
Right censored obs Total obs
0 242
Lampiran C2: Hasil Tobit Bank BCA Syariah Dependent Variable: EFS Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing) Date: 06/03/16 Time: 19:59
42.1 38.7 36.8 33.5 42.6 39 35.6 31.3 39.7 28 23.7 100 41.3 100 40.8
42.1 38.7 36.8 33.5 42.6 39 35.6 31.3 48 44.5 40.9 100 56.5 100 48.3
162
Sample: 6/01/2010 9/01/2015 Included observations: 22 Left censoring (value) at zero Convergence achieved after 5 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
C TA BO CAR ROE NOM
27.22470 1.10E-05 -0.000181 0.129323 -0.381661 0.127540
5.509901 1.60E-06 3.38E-05 0.052082 1.008699 0.252192
4.941052 6.876442 -5.357929 2.483062 -0.378370 0.505728
0.0000 0.0000 0.0000 0.0130 0.7052 0.6130
6.633353
0.0000
Error Distribution SCALE:C(7)
2.959385
0.446137
Mean dependent var S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Avg. log likelihood
44.09227 3.583994 192.6752 -55.08624 -2.503920
S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
5.908632 5.644204 5.991354 5.725982
Left censored obs Uncensored obs
0 22
Right censored obs Total obs
0 22
Lampiran C3: Hasil Tobit Bank BJB Syariah Dependent Variable: EFS Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing) Date: 06/03/16 Time: 20:01 Sample: 6/01/2010 9/01/2015 Included observations: 22 Left censoring (value) at zero Convergence achieved after 1 iteration Covariance matrix computed using second derivatives Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
C TA BO CAR ROE NOM
53.70814 -1.62E-06 -1.78E-05 1.320032 -0.309373 -3.201591
49.35579 5.96E-06 5.06E-05 0.898858 1.113438 1.742656
1.088183 -0.271232 -0.352471 1.468566 -0.277854 -1.837191
0.2765 0.7862 0.7245 0.1420 0.7811 0.0662
5.055897
0.0000
Error Distribution SCALE:C(7)
14.81823
Mean dependent var S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood
55.98136 15.43586 3573.987 -87.66258
2.930881
S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
19.64521 8.605689 8.952839 8.687467
163
Avg. log likelihood
-3.984663
Left censored obs Uncensored obs
0 22
Right censored obs Total obs
0 22
Lampiran C4: Hasil Tobit Bank Mega Syariah Dependent Variable: EFS Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing) Date: 06/03/16 Time: 20:04 Sample: 6/01/2010 9/01/2015 Included observations: 22 Left censoring (value) at zero Convergence achieved after 1 iteration Covariance matrix computed using second derivatives Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
C TA BO CAR ROE NOM
19.09206 2.69E-06 -8.76E-06 0.370596 0.017858 -0.184339
21.46872 8.54E-07 6.58E-06 1.127234 0.101089 0.354389
0.889297 3.149965 -1.331797 0.328766 0.176658 -0.520160
0.3738 0.0016 0.1829 0.7423 0.8598 0.6030
5.083495
0.0000
Error Distribution SCALE:C(7)
5.622664
1.106063
Mean dependent var S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Avg. log likelihood
36.69727 5.824797 508.9238 -66.25531 -3.011605
S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
6.977783 6.659573 7.006723 6.741351
Left censored obs Uncensored obs
0 22
Right censored obs Total obs
0 22
Lampiran C5: Hasil Tobit BNI Syariah Dependent Variable: EFS Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing) Date: 06/03/16 Time: 20:07 Sample: 6/01/2010 9/01/2015 Included observations: 22 Left censoring (value) at zero Convergence achieved after 1 iteration Covariance matrix computed using second derivatives Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
C TA BO CAR ROE
25.00691 1.27E-06 -3.35E-05 1.244086 0.322801
35.38337 1.37E-06 1.34E-05 1.018258 0.202110
0.706742 0.926070 -2.503175 1.221778 1.597156
0.4797 0.3544 0.0123 0.2218 0.1102
164
NOM
2.439872
0.949359
2.570019
0.0102
5.094986
0.0000
Error Distribution SCALE:C(7)
10.27666
2.017014
Mean dependent var S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Avg. log likelihood
69.86364 10.62209 1692.433 -79.48658 -3.613026
S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
17.05596 7.862416 8.209566 7.944194
Left censored obs Uncensored obs
0 22
Right censored obs Total obs
0 22
Lampiran C6: Hasil Tobit BRI Syariah Dependent Variable: EFS Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing) Date: 06/03/16 Time: 20:09 Sample: 6/01/2010 9/01/2015 Included observations: 22 Left censoring (value) at zero Convergence achieved after 1 iteration Covariance matrix computed using second derivatives Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
C TA BO CAR ROE NOM
7.712556 1.33E-06 -1.95E-05 1.462371 0.364098 0.187008
22.29975 6.99E-07 7.68E-06 0.738266 0.386118 1.051166
0.345858 1.899989 -2.538741 1.980819 0.942973 0.177905
0.7294 0.0574 0.0111 0.0476 0.3457 0.8588
5.095683
0.0000
Error Distribution SCALE:C(7)
7.630594
1.497463
Mean dependent var S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Avg. log likelihood
42.59182 7.886003 932.8357 -72.93477 -3.315217
S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
8.838602 7.266798 7.613947 7.348576
Left censored obs Uncensored obs
0 22
Right censored obs Total obs
0 22
Lampiran C7: Hasil Tobit Bank Syariah Mandiri Dependent Variable: EFS Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing) Date: 06/03/16 Time: 20:13 Sample: 6/01/2010 9/01/2015 Included observations: 22 Left censoring (value) at zero
165
Convergence achieved after 1 iteration Covariance matrix computed using second derivatives Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
C TA BO CAR ROE NOM
40.58052 3.56E-07 -6.08E-06 -0.360055 0.309381 2.478879
20.17998 2.72E-07 2.22E-06 1.651998 0.163906 1.341805
2.010929 1.308383 -2.736228 -0.217951 1.887549 1.847421
0.0443 0.1907 0.0062 0.8275 0.0591 0.0647
5.098766
0.0000
Error Distribution SCALE:C(7)
8.343377
1.636352
Mean dependent var S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Avg. log likelihood
72.68409 8.617285 1113.864 -74.88974 -3.404079
S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
18.52029 7.444522 7.791672 7.526300
Left censored obs Uncensored obs
0 22
Right censored obs Total obs
0 22
Lampiran C8: Hasil Tobit Bank Bukopin Syariah Dependent Variable: EFS Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing) Date: 06/03/16 Time: 20:23 Sample: 6/01/2010 9/01/2015 Included observations: 22 Left censoring (value) at zero Convergence achieved after 6 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
C TA BO CAR ROE NOM
50.60185 5.39E-06 -0.000173 -0.410690 -0.357792 -0.450684
6.651176 9.49E-07 2.43E-05 0.328547 0.392635 0.853778
7.607954 5.676152 -7.093122 -1.250018 -0.911259 -0.527870
0.0000 0.0000 0.0000 0.2113 0.3622 0.5976
6.633204
0.0000
Error Distribution SCALE:C(7)
2.783122
0.419574
Mean dependent var S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Avg. log likelihood
49.39864 3.370528 170.4069 -53.73526 -2.442512
S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
7.572160 5.521387 5.868537 5.603165
Left censored obs
0
Right censored obs
0
166
Uncensored obs
22
Total obs
22
Lampiran C9: Hasil Tobit Maybank Syariah Dependent Variable: EFS Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing) Date: 06/03/16 Time: 20:25 Sample: 6/01/2010 9/01/2015 Included observations: 22 Left censoring (value) at zero Convergence achieved after 5 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
C TA BO CAR ROE NOM
133.5585 -2.15E-05 -7.97E-05 -0.141212 0.450499 1.181601
45.75207 1.48E-05 4.06E-05 0.214649 0.653739 1.164760
2.919180 -1.453919 -1.961332 -0.657872 0.689111 1.014459
0.0035 0.1460 0.0498 0.5106 0.4908 0.3104
6.633343
0.0000
Error Distribution SCALE:C(7)
9.452025
1.424926
Mean dependent var S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Avg. log likelihood
88.98864 11.44697 1965.498 -80.63369 -3.665168
S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
12.29500 7.966699 8.313849 8.048477
Left censored obs Uncensored obs
0 22
Right censored obs Total obs
0 22
Lampiran C10: Hasil Tobit Bank Muamalat Dependent Variable: EFS Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing) Date: 06/03/16 Time: 20:30 Sample: 6/01/2010 9/01/2015 Included observations: 22 Left censoring (value) at zero Convergence achieved after 1 iteration Covariance matrix computed using second derivatives Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
C TA BO CAR ROE NOM
49.92165 7.55E-08 -5.89E-06 0.430363 -0.096753 -0.696509
9.171482 1.04E-07 2.84E-06 0.598406 0.111812 0.807811
5.443139 0.723186 -2.074248 0.719182 -0.865319 -0.862218
0.0000 0.4696 0.0381 0.4720 0.3869 0.3886
Error Distribution
167
SCALE:C(7)
4.799870
0.941404
5.098629
0.0000
Mean dependent var S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Avg. log likelihood
48.83591 4.957665 368.6766 -62.72683 -2.851220
S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
4.906821 6.338803 6.685953 6.420581
Left censored obs Uncensored obs
0 22
Right censored obs Total obs
0 22
Lampiran C11: Hasil Tobit Bank Panin Syariah Dependent Variable: EFS Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing) Date: 06/03/16 Time: 20:34 Sample: 6/01/2010 9/01/2015 Included observations: 22 Left censoring (value) at zero Convergence achieved after 6 iterations Covariance matrix computed using second derivatives Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
C TA BO CAR ROE NOM
37.83638 5.49E-06 -2.63E-05 -0.055992 0.567470 1.348585
12.93059 1.95E-06 5.52E-05 0.095056 0.995164 1.497701
2.926113 2.820847 -0.476778 -0.589041 0.570228 0.900437
0.0034 0.0048 0.6335 0.5558 0.5685 0.3679
6.633383
0.0000
Error Distribution SCALE:C(7)
8.880080
1.338696
Mean dependent var S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Avg. log likelihood
59.99000 10.75431 1734.829 -79.26048 -3.602749
S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
14.11226 7.841862 8.189012 7.923640
Left censored obs Uncensored obs
0 22
Right censored obs Total obs
0 22
Lampiran C12: Hasil Tobit Bank Victoria Syariah Dependent Variable: EFS Method: ML - Censored Normal (TOBIT) (Quadratic hill climbing) Date: 06/03/16 Time: 20:36 Sample: 6/01/2010 9/01/2015 Included observations: 22 Left censoring (value) at zero Convergence achieved after 5 iterations Covariance matrix computed using second derivatives
168
Variable
Coefficient
Std. Error
z-Statistic
Prob.
C TA BO CAR ROE NOM
-3.462277 3.81E-05 -0.000227 0.379160 1.294260 -1.045666
20.04951 1.66E-05 0.000275 0.098403 0.610072 1.757876
-0.172686 2.302848 -0.826241 3.853150 2.121486 -0.594846
0.8629 0.0213 0.4087 0.0001 0.0339 0.5519
6.633276
0.0000
Error Distribution SCALE:C(7)
14.54198
2.192278
Mean dependent var S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood Avg. log likelihood
54.47000 17.61089 4652.150 -90.11153 -4.095978
S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter.
19.85988 8.828321 9.175470 8.910099
Left censored obs Uncensored obs
0 22
Right censored obs Total obs
0 22
Lampiran D1: Perbandingan Score Produktivitas, Efisiensi dan Perubahan Teknologi pada 11 BUS
169
170
171
172
173
Lampiran E: Data Variabel 11 BUS II-CAS-10 III-CAS-10 VI-CAS-10 I-CAS-11 II-CAS-11 III-CAS-11 VI-CAS-11 I-CAS-12 II-CAS-12 III-CAS-12 VI-CAS-12 I-CAS-13 II-CAS-13 III-CAS-13 VI-CAS-13 I-CAS-14 II-CAS-14 III-CAS-14 VI-CAS-14 I-CAS-15 II-CAS-15 III-CAS-15
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA BO CAR ROE NOM 8091 499401 6168 327418 412181 27198 811673 10710 83.87 1.85 8.97 8077 490200 12357 320101 443874 59061 806871 20648 91.23 1.88 9.35 8250 556776 20076 432774 396003 91664 874631 31973 76.39 1.25 9.48 8026 646179 7260 496221 420815 34183 967260 11312 64.29 1.88 11.81 8719 632931 14912 491541 433103 69985 984923 23285 61.72 2.43 11.4 8518 720357 23540 575583 414914 106482 1052049 36217 51.78 2.48 11.48 8439 864135 32755 681194 466661 144381 1217097 50192 45.94 2.29 11.27 5838 938446 8986 695646 516160 41010 1274127 14673 44.5 1.11 9.45 5985 925413 19270 716286 465752 85394 1248806 30204 41.33 2.65 9.91 5816 951829 28922 872459 331674 126835 1271361 45647 34.05 2.33 9.82 6767 1261824 39039 1003430 514968 171381 1602181 61544 31.47 2.82 0.89 6527 1200456 11031 1032076 426760 47191 1537404 16257 30.7 2.53 0.97 7371 1283684 21990 1089952 435784 95841 1616085 31727 27.93 3.74 1 7111 1418684 31541 1234515 394156 144453 1751966 46465 24.75 3.95 1.03 18569 1703049 40683 1421446 509763 200956 2041419 63713 22.35 4.29 1.04 18605 1680808 9995 1481442 415319 57959 2026365 15609 21.68 4.27 0.9 18253 1861348 23118 1513650 204589 134561 2224415 40445 21.83 3.49 0.7 18157 1886345 36175 1729445 315686 216533 2532146 65587 35.18 2.17 0.68 19995 2338709 51596 2107868 744517 280983 2994449 82067 29.57 2.9 0.78 20006 2379674 14477 2350205 506721 99537 3042395 24850 25.53 2.58 0.73 23888 2713701 30531 2458465 229734 243650 3390818 79473 23.56 4.69 0.84 23889 2605729 46596 2636231 234170 387365 3690180 133296 36.6 3.19 0.87
174
II-JBS-10 III-JBS-10 VI-JBS-10 I-JBS-11 II-JBS-11 III-JBS-11 VI-JBS-11 I-JBS-12 II-JBS-12 III-JBS-12 VI-JBS-12 I-JBS-13 II-JBS-13 III-JBS-13 VI-JBS-13 I-JBS-14 II-JBS-14 III-JBS-14 VI-JBS-14 I-JBS-15 II-JBS-15 III-JBS-15
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA BO CAR ROE NOM 171 829498 7786 1014335 394469 22448 1408687 17103 50.35 3.22 2.41 355 1063613 21077 1401926 226830 77053 1644620 39536 36.09 1.2 9.31 1745 1321758 34987 1602553 400078 129006 1930469 66193 31.43 1.62 8.29 2814 1149232 18075 1588160 211865 58464 1815879 30194 32.37 3.89 9.68 3646 1394144 32703 1557240 412045 116102 1998095 57838 33.22 2.94 8.42 5649 1702659 44022 1639937 628188 182607 2332027 85132 31.77 2.97 7.98 8927 2218533 64417 1764457 1063126 265039 2849451 120453 30.29 3.65 7.84 7584 1980995 21313 1799871 974367 78923 2680699 36681 29.67 2.4 9.2 10103 2253249 42843 978463 978463 163328 2921803 75542 23.99 0.43 7.34 16153 2365563 60033 2445549 936861 251192 3203838 110283 25.44 2.66 7.22 141149 3362073 74899 2955456 1116195 370922 4239449 144581 21.09 3.26 7.41 149829 3580309 23585 3065461 1234907 124125 4503970 43517 20.54 10.03 7.13 151494 3500331 52352 3384918 967009 247197 4552049 96325 18.94 4.89 6.3 156582 3572770 76727 3721087 679717 380037 4591914 147178 17.94 4.72 6.49 160886 3702683 108721 3589363 885371 528197 4695088 208313 17.99 4.65 6.65 164176 4178133 25162 3644709 1175553 145815 5099572 56106 16.95 13.84 5.63 164870 4032598 51830 3784810 291463 471078 5050108 137781 16.8 2 1.12 160792 4055172 80663 5114472 223499 753205 5168162 249305 15.51 3.75 2.68 153474 4622231 124269 4398633 1426013 184458 6090945 64347 15.78 3.73 8.34 158884 5243446 32442 4639515 1041294 184458 5995761 64347 13.85 0.48 6.25 151483 5154079 63899 4499849 450859 619499 6267060 186395 12.2 0.46 1.39 149889 4722782 101270 5424805 498423 971702 6105606 368943 22.44 6.15 3.31
II-MES-10 III-MES-10 VI-MES-10 I-MES-11 II-MES-11 III-MES-11 VI-MES-11 I-MES-12 II-MES-12 III-MES-12 VI-MES-12 I-MES-13 II-MES-13 III-MES-13 VI-MES-13 I-MES-14 II-MES-14 III-MES-14 VI-MES-14 I-MES-15 II-MES-15 III-MES-15
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA BO CAR 63193 3816896 131770 3329892 540593 475604 4474923 255902 12.11 67569 3766162 211951 3339324 538461 726828 4455914 407844 12.36 68718 4040981 293340 3147974 1017379 971497 4637730 566115 13.14 67163 3821143 67177 3018743 880694 235695 4295103 131967 15.07 65525 3848390 140502 3125070 979770 467375 4487694 256387 14.75 63080 4180325 220650 3465207 925211 707686 4787659 399626 13.77 61938 4928442 310735 4080207 1032313 982607 5565724 571657 12.03 60015 5124808 78371 4345007 1070139 296363 5874897 145554 12.9 57049 5019289 162916 4561423 929672 608878 5987762 296130 13.08 54282 6531083 244594 5590910 1121849 937309 7305239 444662 11.16 51403 7090422 324834 6204298 1308167 1302340 8164921 626939 13.51 49499 7251018 74824 7114080 553692 384436 8356960 167174 13.49 49363 7046031 163514 7319802 496343 794822 8610773 346653 13.01 48643 7107187 254894 7250607 580467 1227678 8653141 530513 12.7 51082 7730738 362352 7134203 1142262 1673842 9121575 740155 12.99 49219 7073389 83363 6732840 926888 377884 8475470 186378 15.28 47307 6898350 167805 6466853 1187708 733397 8451443 474784 15.93 46988 6755362 256976 6067309 1165607 1053456 8097090 718689 16.34 288933 5821319 343992 5396454 847840 1380366 7042489 731609 18.82 286973 5075152 80591 4780179 575276 274202 6136584 214165 15.62 285795 4429784 155491 4166660 478631 526261 5382671 405422 16.54 280252 4008682 218549 3922882 469599 1257023 5050808 752332 17.81
ROE 61.27 37.28 26.81 16.43 18.56 16.74 16.89 47.56 56.14 58.76 57.98 52.06 35.62 29.47 26.23 11.99 9.98 2.21 2.5 9.96 5.77 2.59
NOM 15.13 15.45 15.49 16.13 16.14 15.76 15.33 14.37 14.7 14.65 13.94 11.66 11.5 11.21 10.66 8.39 0.63 0.27 8.33 1.45 1.39 1.05
175
II-NIS-10 III-NIS-10 VI-NIS-10 I-NIS-11 II-NIS-11 III-NIS-11 VI-NIS-11 I-NIS-12 II-NIS-12 III-NIS-12 VI-NIS-12 I-NIS-13 II-NIS-13 III-NIS-13 VI-NIS-13 I-NIS-14 II-NIS-14 III-NIS-14 VI-NIS-14 I-NIS-15 II-NIS-15 III-NIS-15
I-AKT 22620 21223 23647 24153 23859 33967 47720 48956 49747 52657 97474 96453 94355 101717 102349 98952 99899 96361 100498 103997 99009 105399
I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO 4253227 4429 6196158 1881753 42294 4902567 38107 6434907 2363867 223241 5131610 77280 7034666 2304841 447913 5041153 29046 7616859 1941297 225773 5319279 81229 11140987 1963357 436744 5965281 132654 10104942 1569155 713868 6756261 183764 10247184 2377161 1009550 6921122 60586 10438059 2855260 257455 7247944 132449 11140987 1963357 565328 7721027 190724 12518204 599478 849420 8980035 317073 14394402 1799158 1259539 10683235 95371 16101217 2846491 377954 10386112 220666 18139755 2424877 710232 10960565 340320 20199904 606489 1132896 11422190 461512 21716247 279577 1612222 12613835 115932 17743189 336011 454463 13509005 258527 13315668 561861 941145 14932565 397504 14043140 412605 1478383 16246405 644458 29564683 1377996 2176438 17422874 201839 23204822 532415 629957 17321427 337158 16696968 193644 1251739 18930220 519228 16926976 233723 1906574
TA BO CAR 5306564 7188 28.8 6088008 72847 29.1 6394924 169559 27.68 6327668 64478 25.91 6621017 163568 22.24 7358898 278318 20.86 8466887 393655 20.67 9223555 116141 19.07 8864762 256879 17.56 9374602 400633 22.08 10645313 673953 19.07 12528777 184528 18.68 13001272 406644 18.9 14057760 632120 16.63 14708504 884109 16.23 15611446 262865 15.67 17350767 539263 14.53 18483498 837334 19.35 19492112 1127685 18.42 20505103 359580 15.4 20854054 710885 15.11 22754200 1110751 15.38
II-RIS-10 III-RIS-10 VI-RIS-10 I-RIS-11 II-RIS-11 III-RIS-11 VI-RIS-11 I-RIS-12 II-RIS-12 III-RIS-12 VI-RIS-12 I-RIS-13 II-RIS-13 III-RIS-13 VI-RIS-13 I-RIS-14 II-RIS-14 III-RIS-14 VI-RIS-14 I-RIS-15 II-RIS-15 III-RIS-15
I-AKT 78158 86307 92313 98985 109749 116164 125327 129234 121581 125335 123065 123823 132345 126752 163163 149238 150969 146724 132674 142518 127261 133954
I-DPK I-BP 3674356 78678 4861164 136042 5762952 189999 5960427 61620 6577958 143301 8370114 238325 9906412 302475 8899482 76054 9410923 168146 10153407 254463 11948889 323383 13064181 100616 13832170 208351 13924879 328920 14349712 400267 13990979 135081 15116605 252989 15494505 384143 16711516 447030 17562001 121797 17310457 310295 18863643 436466
TA BO CAR ROE NOM 4847159 165407 25.95 5.49 8.87 6073535 286213 22.07 1.8 8.23 6856386 455838 20.62 1.28 7.5 7236713 136383 21.72 1.23 8.2 7706185 289164 19.99 1.52 7.78 9531794 461616 18.33 3.18 7.59 11200823 657098 14.74 1.19 6.99 10522693 157421 14.34 1.41 7.7 11481043 338523 13.59 9.98 7.68 12199092 518866 12.92 11.4 8.36 14088914 742068 11.35 10.41 7.15 15103717 190000 11.81 18.63 6.61 16416445 416476 15 14.81 6.57 16772958 664487 14.66 13.16 7.48 17400914 926210 14.49 10.2 6.27 17579299 266656 14.15 4.07 6.09 18316859 543930 13.99 0.29 0.55 18554452 840708 13.86 0.36 0.45 20343249 1069775 12.89 0.44 6.04 20568270 294075 13.21 6.07 7 21627334 703850 11.03 7.16 1.67 22814816 1045858 13.82 6.72 1.51
O-TP O-APL O-PO 7824735 285041 307061 4941792 700178 498096 5496610 893753 734300 5726933 928969 236340 6062377 977199 490779 7919874 881016 777453 9121716 1261984 1141770 9022432 808271 355580 9640823 1117529 713740 10133548 1278459 1086594 11360472 1904130 1507472 11955520 2305687 415065 13269805 2185763 867116 13687683 2036889 1356967 14152759 2826681 1875620 13902238 2450619 521062 14291859 536291 1038479 14706354 720071 1591373 15675458 4218275 2140056 15449129 3698201 628809 16057277 1453465 1269242 16456086 2134085 1901266
ROE NOM 63.72 6.11 1.91 4.47 3.65 5.07 16.2 7.87 10.49 7.96 11.65 7.89 6.63 8.07 4.23 7.92 4.2 9.97 8.64 9.97 10.18 11.03 13.98 10.28 10.87 9.07 11.54 9.22 11.73 9.51 10.51 0.71 10.05 0.39 9.99 0.3 13.98 9.04 9.29 0.52 10.1 0.61 10.48 0.43
176
II-SM-10 III-SM-10 VI-SM-10 I-SM-11 II-SM-11 III-SM-11 VI-SM-11 I-SM-12 II-SM-12 III-SM-12 VI-SM-12 I-SM-13 II-SM-13 III-SM-13 VI-SM-13 I-SM-14 II-SM-14 III-SM-14 VI-SM-14 I-SM-15 II-SM-15 III-SM-15
II-BUS-10 III-BUS-10 VI-BUS-10 I-BUS-11 II-BUS-11 III-BUS-11 VI-BUS-11 I-BUS-12 II-BUS-12 III-BUS-12 VI-BUS-12 I-BUS-13 II-BUS-13 III-BUS-13 VI-BUS-13 I-BUS-14 II-BUS-14 III-BUS-14 VI-BUS-14 I-BUS-15 II-BUS-15 III-BUS-15
I-AKT 258582 280272 365261 390800 382128 381307 511063 449309 485194 640257 743598 731400 732470 738857 787871 779423 793307 774422 623573 676080 546191 510070
I-DPK 23091575 24564246 28680965 31877266 33549058 37823467 42133653 42371223 42727170 43918084 46687969 47619185 50529792 53649161 55767955 54510183 54652683 57071718 59820572 59198066 59164461 59707778
I-BP 211495 335379 622679 204380 422335 667043 964882 271925 489702 706720 973160 270407 589551 928550 1192403 343346 820690 1241071 1359776 379704 966425 1276046
O-TP 39437595 42565700 47573841 53119209 59622637 68292245 72909291 74281383 79280107 83087602 88861253 91981023 96177294 98726397 100294457 99071016 49476124 49189024 97196386 82813730 50243857 50405127
O-APL O-PO 5581432 1511713 5066529 2379624 6896142 3446382 7172701 1059482 5802508 2194157 6281680 3434402 8363600 5056218 8036959 1403164 6335874 2853012 5616522 4343940 6045580 6055278 5815861 1562465 6230998 3289678 7350505 4981557 8631842 6776206 8543637 1694558 8325858 4043119 11488614 4940114 12758399 6851461 12859981 1809274 5682838 4691495 5200508 7936199
TA 26384992 28053984 32481873 36269321 38251696 43511837 48671950 49616835 49703905 51203659 54229396 55479062 58483564 61810295 63965361 63009396 62786572 65368281 66942422 67151521 66953689 67120476
BO CAR 463517 12.43 751649 11.47 1273111 10.6 383051 11.88 814776 11.26 1310581 11.1 1956976 14.7 543550 13.91 1082546 13.66 1719036 13.15 2388613 13.82 614746 15.23 1307702 14.16 2051648 14.33 2756642 14.1 709283 14.83 2568754 14.86 2661131 15.53 2945548 14.76 740366 12.63 3234590 11.97 5838331 11.84
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA 41430 1311950 19602 1401173 307496 104962 1944686 42694 1514139 30515 1537433 390509 158656 2160598 43994 1621914 41843 1583750 359934 223156 2193952 45539 1570284 9744 1473660 295013 57405 2089776 46164 1735571 21007 1602140 304370 115283 2231126 58072 1975349 31782 1580347 475848 171050 2413317 57646 2291738 44229 1895480 471000 245306 2730027 58551 2240430 11951 1999382 315642 68511 2685143 59208 2476161 24523 2284553 506568 141040 3160719 59067 2609448 37552 2561578 554830 222046 3488783 58393 2850784 51390 2596518 649457 311220 3616108 57577 3079920 13206 2676481 567097 84148 3647737 57323 3204602 28167 2917441 596955 176747 3911263 67001 3352211 45142 3136073 573313 285406 4124584 85176 3272262 62577 3261373 673356 401503 4343069 83918 3428774 16916 3916109 545760 113378 4526076 80619 3372243 36300 3474907 427193 234882 4645407 79435 3449246 54442 3570653 424638 362942 4790155 80808 3994957 68565 3676259 1013356 502833 5161300 78732 3915239 19024 4712825 542251 131544 5102475 76820 4061048 39506 3813185 964874 266473 5215803 75058 4337818 54159 3983101 1434229 405359 5313580
BO 35409 56681 77953 19635 40782 61650 86442 22696 47300 73093 101814 26136 54950 87959 123490 34088 71086 107054 138296 36353 74564 116956
ROE NOM 60.04 6.23 64.83 6.39 63.58 6.57 74.43 5.96 68.22 5.89 67.03 6.9 64.84 7.48 66.56 6.88 68.52 6.8 68.43 7 68.09 7.25 70.11 7.09 50.3 7.31 43.49 7.23 44.58 7.25 53.86 6.39 6.26 0.7 7.63 0.84 4.82 6.19 25.61 6.31 5.48 0.59 4.1 0.45
CAR 12.24 11.32 11.51 12.12 17.46 17.72 15.29 14.58 13.25 12.28 12.78 12.63 11.84 11.18 11.1 11.24 10.74 16.15 15.85 14.5 14.1 16.26
ROE 7.69 8.02 9.65 7.99 5.94 4.59 6.19 4.47 4.56 5.8 7.32 11.4 11.4 8.83 7.63 2.58 3.33 2.55 2.44 2.75 3.84 5.11
NOM 3.38 3.56 3.95 3.53 3.82 3.76 3.43 2.64 3.55 3.82 3.94 4.08 4.01 4.07 3.86 0.15 0.37 0.34 2.76 0.15 0.61 0.81
177
II-MAYS-10 III-MAYS-10 VI-MAYS-10 I-MAYS-11 II-MAYS-11 III-MAYS-11 VI-MAYS-11 I-MAYS-12 II-MAYS-12 III-MAYS-12 VI-MAYS-12 I-MAYS-13 II-MAYS-13 III-MAYS-13 VI-MAYS-13 I-MAYS-14 II-MAYS-14 III-MAYS-14 VI-MAYS-14 I-MAYS-15 II-MAYS-15 III-MAYS-15
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA 1966 298270 7313 622671 694795 64942 1339328 1777 313780 12454 631705 668440 102351 1267013 5953 355374 17554 607949 786022 110045 1410475 5811 431262 4367 629713 871445 34514 1530708 5567 503132 10015 639230 857772 75278 1521440 10900 396108 14423 736096 752324 108419 1506441 11300 349848 18786 1006019 673721 117474 1692959 10505 497246 5794 1192306 718755 44343 1941038 9531 445451 12089 1271191 687503 103267 1976612 8834 400024 17811 1298265 586548 160385 1985073 8545 710726 23895 1327381 666840 135607 2062552 7955 824210 6562 1193417 797762 89297 2059711 7029 856891 12702 1212061 832269 106665 2093094 6439 526245 19407 1300309 767826 161025 2100390 6138 976618 26430 1415879 832505 207478 2299971 5568 735405 6655 1278702 737206 67138 2065320 4950 741765 15805 1262447 372740 136123 2075674 4341 728302 23232 1266793 776413 203448 2098026 4743 1043046 30601 1603950 808709 275672 2449723 4181 1033011 7091 1643694 495790 70748 2132349 3667 800438 16132 1600728 296567 176608 1738553 3064 721757 24501 1623599 179067 384706 1688962
BO 19738 34852 35990 8091 26591 47084 43710 11095 34779 53164 48273 18951 35921 54642 75262 17700 99162 124606 81507 18234 323555 512398
CAR 115.7 99.69 124.4 121.9 113.8 100.5 73.44 66.58 65.93 60.13 63.89 70.07 68.97 63.74 59.41 64.82 61.51 63.24 52.13 51.37 44.5 43.05
ROE 7.75 5.01 5.46 1.93 3.45 3.8 4.92 5.35 8.62 7.38 4.93 11.8 3.68 5.68 5.05 12.4 3.66 8.08 6.83 7.7 35.2 22.6
NOM 5.87 6.45 6.43 5.79 4.55 5.08 5.92 6.1 6.24 6.28 5.78 6.63 5.71 5.84 5.61 7.8 2.36 1.84 6.65 6.31 23.4 25.6
II-MUA-10 III-MUA-10 VI-MUA-10 I-MUA-11 II-MUA-11 III-MUA-11 VI-MUA-11 I-MUA-12 II-MUA-12 III-MUA-12 VI-MUA-12 I-MUA-13 II-MUA-13 III-MUA-13 VI-MUA-13 I-MUA-14 II-MUA-14 III-MUA-14 VI-MUA-14 I-MUA-15 II-MUA-15 III-MUA-15
I-AKT 179930 182750 208554 338802 356920 261652 317399 338802 356920 395511 422600 433367 454697 489032 868254 948553 862819 859762 2290551 2254477 2233691 2248122
BO 376585 579402 788510 227146 460800 699315 1003051 276095 581476 904353 1248270 377884 786688 1225714 1655769 448247 1189569 1854824 1855158 492886 1127282 1940654
CAR 10.03 14.53 13.26 12.29 11.57 12.36 11.97 12.06 14.54 13.22 11.57 12.02 12.41 19.54 14.05 17.61 16.31 13.51 14.15 14.57 14.91 13.71
ROE 19.6 23.5 17.8 21.9 21.8 20 20.8 25.7 27.7 28.6 29.2 41.8 42.3 41.7 11.4 21.8 16 1.56 2.13 9.78 7.94 5.66
NOM 6.32 1.58 5.24 4.88 5.22 6.09 5.01 4.4 4.11 4.51 4.64 4.61 4.6 4.57 4.64 4.28 1.1 1.52 3.36 4.4 0.54 0.42
I-DPK 12354924 13856508 18574217 27511865 28229124 22493490 29235460 27511865 28229124 30793835 39422307 40056618 41002489 43531102 45022178 39527327 48823261 50268112 51205537 47237649 41770048 42380242
I-BP 124519 186466 253263 118926 193673 290103 410355 128001 266005 413224 546875 181275 386517 592711 754059 215893 430506 593941 860392 241343 476489 664086
O-TP 12735613 13745857 15888668 17732029 19771203 20764680 22401604 23138530 25678110 27814835 32751948 35196351 38148982 39670741 41684482 42359364 44489650 45437822 43027664 41869598 41283879 40776014
O-APL 1212027 2691802 3695539 2338307 2420813 3342765 8514301 5961679 5688590 5988680 9904891 9069721 7108528 7413224 10844713 11228165 8194541 8154796 15939312 11576652 7798236 7936464
O-PO 873800 1341214 1887521 581569 1228784 1892942 2674527 772978 1554773 2403629 3382835 1055064 2180887 3453502 4775524 1360912 3278721 4946516 5528377 1398931 2776407 4328419
TA 15411234 17725347 21442596 30836353 32689318 25596580 32479506 30836353 32689318 35700818 44854413 46471264 47958958 50754347 53723979 54790981 58488595 59331645 62402282 56062164 55859682 56502413
178
II-PAS-10 III-PAS-10 VI-PAS-10 I-PAS-11 II-PAS-11 III-PAS-11 VI-PAS-11 I-PAS-12 II-PAS-12 III-PAS-12 VI-PAS-12 I-PAS-13 II-PAS-13 III-PAS-13 VI-PAS-13 I-PAS-14 II-PAS-14 III-PAS-14 VI-PAS-14 I-PAS-15 II-PAS-15 III-PAS-15
I-AKT I-DPK I-BP O-TP 28482 113722 3602 100953 26989 187274 6142 154286 26424 309763 8390 214530 25872 370192 3162 289486 25346 399094 6712 388288 24731 251042 10785 513345 24446 419772 14956 683103 26731 506215 4241 709549 26098 722565 8657 923002 25501 898382 13485 1344517 24761 1223290 19907 1515448 24945 1557923 6879 1882494 24611 1764391 16238 2179424 24441 2296565 25612 2579144 28527 2870310 35375 2590450 28488 2674295 12142 3019477 28145 2967373 25540 4188760 29357 3834621 38938 4297198 29861 5076082 54735 4779712 29910 5171092 17340 4830442 29666 5554336 36225 5413653 48903 5775013 56691 5542623
O-APL O-PO TA BO CAR ROE NOM 163487 7548 263637 9908 105.5 7.32 6.89 155820 14169 342945 16122 76.13 5.42 6.66 207251 22629 458713 22015 54.81 4.71 5.32 194695 11474 518768 6233 44.66 4.68 4.96 378928 27432 862510 13465 100.6 2.91 5.11 274501 49609 820471 21339 8.14 1.16 6.44 297296 74894 1016878 30638 61.98 2.8 7 291157 27087 1033030 8716 59.72 3.73 8.11 319288 59010 1272154 17723 45.65 5.35 8.21 353646 104108 1726374 27619 34.8 6.05 7.33 595040 152106 2140482 40382 32.2 8.2 6.67 373471 62663 2283898 11894 27.09 9.97 6.49 398675 116923 2607153 33200 23.11 8.92 6.15 547282 208707 3208744 55019 19.75 8.94 4.97 1426592 283759 4052701 83441 20.83 4.44 4.26 1247416 101867 4302538 26412 31.15 5.27 4.1 1350304 239511 4692020 94440 25.52 4.8 1.38 1504824 402234 5260655 149029 26.16 6.68 0.9 1391472 559789 6206505 128060 25.69 7.66 5.88 1567013 170936 6442137 39518 24.71 7.59 3.59 770226 433685 6711016 185011 21.17 5.44 1.24 834786 636397 7065431 267833 21.44 5.16 0.78
II-VIS-10 III-VIS-10 VI-VIS-10 I-VIS-11 II-VIS-11 III-VIS-11 VI-VIS-11 I-VIS-12 II-VIS-12 III-VIS-12 VI-VIS-12 I-VIS-13 II-VIS-13 III-VIS-13 VI-VIS-13 I-VIS-14 II-VIS-14 III-VIS-14 VI-VIS-14 I-VIS-15 II-VIS-15 III-VIS-15
I-AKT I-DPK I-BP O-TP O-APL O-PO TA BO CAR ROE NOM 9247 114255 1653 36274 184577 6516 243314 4329 172.2 1.4 8.47 10318 146776 3402 30987 225164 15217 281366 6041 189.1 2.95 8.3 10087 166581 4988 28196 283768 24462 336676 14090 195.1 2.41 6.82 9926 167816 1523 46164 246681 8795 312397 3075 163.8 4.61 6.05 10419 238233 3152 49452 301464 17541 375621 5562 141.2 3.56 1.42 10282 264673 5220 96488 299019 28857 415496 8739 91.28 3.84 6.41 12317 465036 9402 211043 408803 68870 642026 16633 45.2 18.7 2.12 13111 504241 4953 357429 327320 19453 708281 6682 34.21 5.08 1.48 14266 476865 9783 413034 303916 39811 746745 13545 30.35 5.49 4.83 14141 444466 15783 420066 309660 62099 757197 22356 30.77 8.14 4.64 13568 646324 24086 474182 438287 83490 939472 34308 28.08 8.93 2.36 13855 632049 6004 513579 326137 25119 871798 8703 26.58 7.69 4.86 14152 583712 12992 568880 340977 53956 937427 18802 26.91 8.95 5.73 14244 802605 20258 645261 417433 85624 1096411 30117 25.14 12.3 6.49 14171 1083799 30703 856968 436202 112048 1323398 46314 18.4 3.7 2.96 16704 1144506 7846 997215 340304 40445 1368531 12693 16.53 4.82 2.71 16762 930307 15348 950618 281252 80375 1341518 29644 16.84 0.27 3.47 16013 974569 22646 956522 208997 122763 1374611 60507 20.19 18.1 0.59 12708 15256 31565 1072960 332844 153013 1439983 52631 15.27 17.6 3.34 15595 1058521 7002 1084681 330581 41580 1422640 12762 17.97 16.9 3.07 12395 10195 13339 995838 436751 99257 1458145 33512 20.39 11.5 1.48 11961 992158 19503 1009775 262459 133756 1337174 53206 19.87 0.43 0.49