1
ANALISIS TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP) TANAMAN PERKEBUNAN DI INDONESIA PERIODE 1990-2010
AYU FRIANKA
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
2
3
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan di Indonesia Periode 1990-2010 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2014 Ayu Frianka NIM H14100052
4
ABSTRAK AYU FRIANKA. Analisis Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan di Indonesia Periode 1990-2010. Dibimbing oleh SRI HARTOYO. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalis Total Factor Productivity (TFP) tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010 dengan menggunakan Indeks Tornqvist-Theil. Selain itu untuk melihat pengaruh input produksi terhadap output produksi tanaman perkebunan di Indonesia, metode yang digunakan adalah OLS (Ordinary Least Square) dengan model fungsi Cobb-Douglass. Hasil penelitian menunjukan bahwa Indeks TFP pada tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010 bernilai positif. Hal ini menandakan bahwa penggunaan input dan output dapat dihasilkan secara maksimal. Hasil estimasi dari fungsi CobbDouglass untuk melihat pengaruh input terhadap output produksi menunjukan bahwa seluruh penggunaan input seperti kapital, tenaga kerja, dan luas panen berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap output produksi.
Kata Kunci: Indeks Tornqvist-Theil, Tanaman perkebunan Indonesia, Total Factor Productivity.
ABSTRACT AYU FRIANKA. Analysis of Total Factor Productivity (TFP) in Indonesian Plantation Period 1990-2010. Supervised by SRI HARTOYO. The purpose of this study was to analyze the Total Factor Productivity (TFP) of Indonesian plantations during the period 1999-2010 using the TornqvistTheil index. In addition to seeing the influence specific inputs have on output production of plantation crops in Indonesia, the methos used is the OLS (Ordinary Least Square) model with Cobb-Douglass function. The results showed that the TFP index in crop plantations in Indonesia during the period studied is positive. This indicates that the use of inputs and outputs can be generated to the fullest. The estimated results of the Cobb Douglass function to see the effect of input to output production showed that the combined use of inputs such as capital, labor, and harvested area have a positive and significant effect on output production. Keywords: Indonesian Plantation Crops, Tornqvist-Theil Index, Total Factor Productivity.
5
ANALISIS TOTAL FACTOR PRODUCTIVITY (TFP) TANAMAN PERKEBUNAN DI INDONESIA PERIODE 1990-2010
AYU FRIANKA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
6
8
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan di Indonesia Periode 1990-2010”.Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan di Indonesia dan pengaruh input terhadap output produksi. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada orang tua dan keluarga penulis, yaitu Ayah Firvastra dan Ibu Iriani Dirdjosudjoko serta adik dari penulis, Ayu Adinda Nursaphala atas segala doa dan dukungan yang selalu diberikan. Selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Sri Hartoyo selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, saran, waktu, dan motivasi dengan sabar sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. 2. Ibu Lukytawati Anggraeni, Ph.D selaku dosen penguji utama yang telah memberikan banyak saran yang membangun demi kebaikan karya ini. 3. Bapak Deni Lubis, S.Ag.MA selaku komisi pendidikan yang etlah memberikan saran dan masukan terkait tata cara penulisan yang baik. 4. Para dosen, staf, dan seluruh civitas akademika Departemen Ilmu Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan untuk penulis. 5. Sahabat-sahabat terdekat, Afanina Meithasari, Angga Febriawan, Erlangga Ryansha, Rengganis Risky Arinda, Penny Septina, Habibah dan Nindya Ulfilianjani yang telah memotivasi dan mendukung kelancaran skripsi ini. 6. Sahabat- sahabat terbaik, Muhammad Syarif H, Humairah N Hidayanti, Luthfi Fajriani dan Gita Rinjani atas segala bentuk dukungan dan semangat yang telah diberikan. 7. Teman-teman satu bimbingan, Fauziah Adzimatinur, Fauzi Ahmad, Mega Thania, dan Titis Wahyu yang telah banyak memberikan bantuan, kritik, saran, dan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Keluarga Ilmu Ekonomi 47, dan DPM FEM 2011 atas segala pelajaran, pengalaman, motivasi, dan dorongan selama ini. 9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat Bogor, Agustus 2014 Ayu Frianka
9
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Model Shenggen Fan dan Xiaobo Zhang Fungsi Produksi Hipotesis METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Metode Analisis Model Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Tanaman Perkebunan Indonesia Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan Pengaruh Input Terhadap Output Produksi SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
x x x 1 1 2 3 3 4 4 4 6 7 7 7 8 8 9 9 14 15 17 17 18 18 20 32
10
DAFTAR TABEL Volume Ekspor dan Nilai Ekspor Tanaman Perkebunan 2008-2010 Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kelapa Sawit Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kopi Perkembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kakao Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan Indonesia periode 1990-2010 (1990=100)
2 10 11 13 14
Pengaruh Input Produksi terhadap Output Produksi
16
DAFTAR GAMBAR Agregasi Bias Output Agregasi Bias Input
4 5
DAFTAR LAMPIRAN Uji Heterokedasitas Uji Autokolerasi Uji Multikolinearitas Uji Normalitas Analisis Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan di Indonesia Periode 1990-2010 Pengaruh Input terhadap Output Produksi Tanaman Perkebunan Output Produksi (Q) Input Kapital (K) Tenaga Kerja (L) Luas Panen (P)
20 20 20 20 21 21 22 24 29 31
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang penting dalam perekonomian nasional, hal tersebut dikarenakan sektor pertanian merupakan komoditi lokal yang faktor produksinya tidak tergantung impor. Di indonesia sektor pertanian mempunyai arti luas sehingga dibagi menjadi beberapa subsektor, salah satunya adalah subsektor perkebunan. Subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang mengalami pertumbuhan paling konsisten, baik ditinjau dari arealnya maupun produksinya. Pada tahun 2008 sampai 2010, secara keseluruhan luas areal tanam perkebunan di Indonesia meningkat dengan laju pertumbuhan 3,1 persen per tahun dengan total areal tanam pada tahun 2010 mencapai 19,66 juta ha. Selain pertumbuhan areal tanam, produksi perkebunan juga meningkat dengan konsisten pada tahun 2008 hingga 2010 dengan laju 3,9 persen. Total produksi perkebunan mencapai 34,41 juta ton pada tahun 2010 (Ditjenbun 2010). Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu perkebunan yang memiliki nilai produksi yang cenderung meningkat serta luas areal panen untuk komoditas ini mengalami peningkatan setiap tahunnya sejak tahun 2007 hingga 2010 dengan laju pertumbuhan sebesar 8,75 persen pertahun. Perkebunan merupakan salah satu subsektor yang memiliki peran penting dalam penyumbang devisa untuk negara melalui orientasi pasar ekspor dan mempunyai kontribusi yang siginifikan terhadap perekonomian Indonesia. Subsektor perkebunan mempunyai kontribusi yang penting dalam penciptaan nilai tambah yang tercermin dari kontribusinya terhadap PDB. Dari segi nilai absolut berdasarkan harga yang berlaku, PDB terus meningkat dari tahun 2008 hingga tahun 2010 sebesar 349 miliar rupiah menjadi 482 miliar rupiah, atau dengan laju pertumbuhan sebesar 17,45 persen per tahun. Dengan peningkatan tersebut, kontribusi PDB subsektor perkebunan terhadap PDB sektor pertanian sebesar 13 persen sedangkan terhadap PDB nasional sebesar 2,11 persen (Deptan 2011). Selain itu subsektor perkebunan mampu menyerap tenaga kerja sehingga angka pengangguran bisa berkurang. Sejak tahun 2008 hingga 2010, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh subsektor ini meningkat dari 17,5 juta jiwa hingga pada tahun 2010 mencapai 19,8 juta jiwa. Hal tersebut didukung oleh peningkatan luas areal tanam perkebunan yang mencapai 11 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah lapangan kerja tersebut belum termasuk ke dalam industri hilir perkebunan (Ditjenbun 2011). Subsektor perkebunan menyediakan lapangan pekerjaan di pedesaan dan di daerah terpencil sehingga mempunyai nilai tambah tersendiri dalam penyediaan lapangan kerja. Peran tersebut bermakna strategis karena penyediaan lapangan kerja oleh subsektor ini berlokasi di pedesaan sehingga dapat mengurangi arus urbanisasi. Komoditas yang dihasilkan dari subsektor perkebunan memiliki nilai ekspor yang tinggi serta mengalami laju pertumbuhan yang pesat, diantaranya adalah kelapa sawit, kopi dan kakao.
2
Tabel 1 Volum Ekspor dan Nilai Ekspor Tanaman Perkebunan 2008-2010 Tahun 2008 2009 2010
Volume Ekspor (ton) Kopi Kakao Kelapa Sawit 18 141 004 468 750 515 576 21 669 489 507 968 559 799 20 394 174 433 595 552 892
Nilai Ekspor (U$ 000) Kelapa Sawit Kopi Kakao 14 110 229 11 728 840 15 413 639
991 458 829 261 814 311
1 269 022 1 459 297 1 643 773
Sumber : Departemen Pertanian 2010 Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa kelapa sawit memiliki volume ekspor yang selalu meningkat dari tahun 2008-2010. Kelapa sawit juga merupakan komoditas unggulan yang menjadikan Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia dengan total produksi sebesar 22 juta ton pada tahun 2010. Selain kelapa sawit, komoditi lainnya yang merupakan andalan ekspor dari subsektor perkebunan adalah kopi dan kakao. Kopi merupakan salah satu komoditi yang memiliki nilai ekspor yang cukup tinggi yaitu sebesar 814 juta USD pada tahun 2010 yang menjadikan indonesia sebagai produsen kopi terbesar setelah Brazil dan Kolombia. Produksi kopi di Indonesia sejak sepuluh tahun terakhir juga terjadi peningkatan hingga pada tahun 2010 mencapai 684 ribu ton dengan volume ekspor mencapai 433 ribu ton. Walaupun nilai ekspor kopi semakin menurun pada tiga tahun terakhir. Sedangkan untuk komoditas kakao menempati peringkat ketiga sebagai produsen kakao terbesar di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana dengan produksi mencapai 844 ribu ton dengan jumlah dan nilai ekspor sebesar 552 ribu ton dan 1,64 milyar USD pada tahun 2010 (Deptan 2011). Potensi pasar ekspor yang cukup baik mendorong komoditas perkebunan di Indonesia untuk selalu meningkatkan produksinya. Peningkatan produksi akan lebih baik jika disertai dengan peningkatan produktivitas faktor produksinya. Produktivitas ini akan berdampak pada daya saing produk dari komoditas perkebunan baik di pasar domestik maupun internasional. Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan studi mengenai produktivitas tanaman perkebunan di Indonesia agar perkembangan produksi tanaman perkebunan dapat terus ditingkatkan dengan penggunaan faktor-faktor produksi yang optimal.
Rumusan Masalah Perkebunan merupakan subsektor yang berperan penting dalam perekonomian Indonesia melalui kontribusi dalam pendapatan nasional, penyediaan lapangan kerja, penerimaan ekspor dan pajak. Permintaan dunia akan komoditas perkebunan meningkat setiap tahunnya, maka secara tidak langsung perlu adanya peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan dunia tersebut. Peningkatan produksi tanaman perkebunan ditentukan oleh penggunaan sumber daya produksi seperti penggunaan input kapital berupa pupuk, bibit, dan pestisida, tenaga kerja, serta luas panen. Peran input tersebut sangat besar terhadap besarnya output produksi tanaman perkebunan. Penggunaan faktor produksi yang efisien akan mencapai produksi tanaman perkebunan yang optimal. Secara umum tanaman perkebunan mengalami peningkatan produksi serta produktivitas setiap tahunnya tetapi peningkatan produktivitas pada tanaman
3
perkebunan ini masih rendah jika dibandingkan dengan beberapa negara lain (Deptan 2010). Rendahnya produktivitas tanaman perkebunan ini diakibatkan karena perhitungan produktivitas hanya berdasarkan luas areal panen dan produksi, tidak memasukan faktor produksi lainnya seperti input kapital dan tenaga kerja. Selain itu rendahnya produktivitas tanaman perkebunan Indonesia menggambarkan bahwa penggunaan faktor produksi belum maksimal sehingga produksi yang dihasilkan belum dapat memenuhi permintaan dunia yang cenderung meningkat. Oleh karena itu penelitian ini akan membahas lebih dalam mengenai produktivitas perkebunan dengan menggunakan input produksi seperti input kapital, tenaga kerja, dan luas panen agar hasil yang didapatkan mengenai pertumbuhan TFP lebih akurat. Selain itu untuk meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan ini diperlukan dukungan pemerintah dalam pengembangan luas areal panen, tenaga kerja serta input kapital (pupuk, bibit, pestisida) sebagai penunjang hasil produksi perkebunan. Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah dari penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana perkembangan luas lahan, produksi, dan produktivitas tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010? 2. Bagaimana pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP) tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010? 3. Bagaimana pengaruh input terhadap output produksi tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010? Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis perkembangan luas panen, produksi dan produktivitas tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010. 2. Menganalisis pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP) tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010. 3. Mengetahui pengaruh input terhadap output produksi tanaman perkebunan periode 1990-2010 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam menyusun kebijakan dan pengambilan keputusan dalam merencanakan strategi pembangunan khususnya pada subsektor perkebunan. Selain itu bagi perkembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumber pengetahuan dalam mengembangkan penelitian lebih lanjut. Bagi penulis sendiri, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam menganalisis suatu permasalahan serta menerapkan ilmu-ilmu yang telah dipelajari selama di bangku perkuliahan.
4
Ruang Lingkup Penelitian ini menggunakan data sekunder dari berbagai macam sumber dan terbatas hanya pada lingkup tanaman perkebunan (Kopi, Kakao, dan Kelapa Sawit) di Indonesia periode 1990-2010. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis Total Factor Producitivity (TFP) dan faktor-faktor yang memengaruhi output produksi tanaman perkebunan di Indonesia periode 19902010. Data yang digunakan berupa input kapital yang berupa pupuk, bibit, dan pestisida, tenaga kerja, luas panen dan output produksi tanaman perkebunan periode 1990-2010. TINJAUAN PUSTAKA
Model Shenggen Fan dan Xiaobo Zhang
Penelitian oleh Fan dan Zhang (2002), menyatakan bahwa pertumbuhan output pertanian di China sudah mengalami pertumbuhan secara cepat pada beberapa dekade terakhir. Pertumbuhan pertanian di China dengan gross Value of Agriculture Output (GVAO) biasanya mengukur dalam harga konstan (atau harga perbandingan sebagai penggambaran oleh sistem statistik China) untuk mewakili total output dalam tahun tertentu, tetapi harga konstan tidak tepat bila digunakan dalam pengagrergatan total output karena perhitungan tingkat pertumbuhan dari harga konstan ini hasilnya tidak seimbang sehingga dapat menimbulkan bias pada estimasi agregat output dan input, khususnya saat harga relatif mengalami perubahan. Menurut Shaggen Fan dan Xiaobo Zhang (2002) TFP dapat digambarkan dengan kurva agregasi bias pada output dan kurva agregasi bias pada input. Y2
P1
Tb
Ta
b’
P2 b
a’
a P2 Q0
P1
Y1
Sumber : Shenggen dan Xiaobo Zhang (2002) Gambar 1 Agregasi Bias Dalam Output
5
Gambar 1 menjelaskan bahwa potensial bias output terjadi dimana titik Q0 menggambarkan kurva produksi dengan indikasi kombinasi produk pada Y1 dan menggunakan kuantitas yang sama pada input di Y2. Keuntungan maksimal produsen diperoleh dari kombinasi perbedaan dasar pada Y1 dan Y2 dengan menggunakan harga relatif pada dua produk. Produsen dapat menggunakan pada titik a yang menunjukan titik kurva produksi ketika menggunakan harga relatif di P1 dan b terjadi ketika menggunakan harga di P2. Jika total agregat output menggunakan agregasi linier dengan dua produk yang menggunakan harga di P 1, maka agregat output ada di a (sama untuk output di b’) akan menjadi lebih baik jika di titik b. Jika harga di P2 maka agregat output terjadi di b ( sama untuk output di a’) akan menjadi lebih baik jika di titik a. Ukuran perbedaan output dapat diperoleh dengan menggunakan ukuran perbedaan harga. X2
Ed
I0 Ec W2
d
w1 d’
C C’
W2
W1
X1
Sumber : Shenggen dan Xiaobo Zhang (2002) Gambar 2 Agregasi Bias Pada Input
Gambar 2 Menjelaskan bahwa potensial bias input terjadi dari agregasi input dimana titik I0 menggambarkan isokuan. Produksi output menggunakan perbedaan kombinasi input X1 dan X2. Produsen dapat meminimalkan biaya atau harga dengan dasar kombinasi input pada relatif harga input di W 1 dan W2. Jika di W1 maka didapat kombinasi input secara optimal di poin c. Tetapi jika di W2 maka akan terjadi di poin d. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya efek subtitusi pada isokuan yang sama. Contoh jika harga relatif di W1, agregat input di d maka agregat output di d’. Dan jika harga relatif di W2, agregat input di c maka agregat output di c’. Hasil indeks produktivitas menggunakan estimasi bias pada agregat output dan input. Beberapa pendekatan telah dibangun untuk meminimalisasi potensial bias yang dikarenakan oleh perubahan harga relatif. Metode yang biasanya digunakan untuk menghitung Total Factor Productivity (TFP) adalah Indeks Tornqvist-Theil
6
(TT). Adapun persamaan TFP indeks dengan menggunakan Indeks TornqvistTheil (TT) dapat dituliskan berikut : TFP = TTO – TTI
(1) ( (
)
( )
) (
)
(2)
Dimana : S = jumlah output yang dibagi dari total nilai produksi (nilai fisik) Y = kuantitas output W =jumlah input yang di bagi dari total biaya input (nilai fisik) X = kuantitas input t =periode waktu i,j = komoditas Penggunaan metode Tornqivist-Theil ini telah banyak digunakan dalam beberapa penelitian sebelumnya. Maulana (2010) mengukur TFP dengan metode indeks Tornqvist-Theil pada pertumbuhan produksi padi sawah di Indoensia memnunjukan penurunan yang cukup tajam. Hal tersebut disebabkan oleh stagnansi atau menurunya luas panen dan produktivitas. Selain itu penelitian Kusumastuti (2007) mengenai TFP tanaman pangan di Indonesia tahun 19852004 menunjukan bahwa penggunaan input kapital dan luas panen berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi tanaman pangan Indonesia. Fungsi Produksi Produksi merupakan semua kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia. Faktor-faktor produksi adalah sumber-sumber ekonomi yang harus diolah oleh perusahaan untuk dijadikan barang dan jasa untuk kepuasan konsumen sekaligus memberikankeuntungan bagi perusahaan (Sumarni 1998). Fungsi produksi merupakan hubungan baik antara input yang digunakan dalam proses produksi dengan kuantitas output yang dihasilkan. Secara jenis input, produksi dapat dibedakan menjadi modal (K) dan tenaga kerja (L). Hubungan tersebut secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut (Nicholson 2003).
(3) Dimana : Y = Output A = Koefisien L = Tenaga Kerja K = Kapital Pembentukan fungsi produksi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu fungsi produksi jangka pendek dan fungsi produksi jangka panjang. Fungsi produksi jangaka pendek memiliki dua jenis input tetap dan input variabel. Dalam jangka
7
pendek hanya input variabel yang ndapat diubah-ubah, dengan inpu ttetap pada suatu nilai tertentu yang tetap. Sedangkan pada fungsi produksi jangka panjang, semua input dapat berubah sehingga dapat dikatakan tidak ada input yang tetap. Dalam menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu tidak ada pengamatan yang bernilai nol. Alasannya, logaritma dari nol adalah suatu bilangan yang besarnya tidak diketahui (infinite). Jika menggunakan lebih dari satu model, maka perbedaan model tersebut terletak pada intercept, bukan pada kemiringan garis (slope) model tersebut. Selain itu fungsi produksi memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah fungsi produksi Cobb-Douglas relatif lebih mudah digunakan daripada fungsi lain karena fungsi ini mudah ditransfer ke bentuk linier, masalah heterokedasitas dapat dikurangi, dan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, koefisien pangkat dari fungsi Cobb-Douglass sekaligus menunjukan besarnya elastisitas produksi dari masing-masing faktor produksi yang digunakan terhadap output, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat produksi yang optimum dari pemakaian faktor-faktor produksi (Soekartawi 2002). Selain itu dari beberapa kelebihan diatas, fungsi Cobb-Douglas juga memiliki keurangan diantaranya adalah elastisitas produksinya dianggap konstan, nilai dugaan elastisitas produksi yang dihasilkan berbias jika faktor produksi yang digunakan tidak tetap, dan tidak dapat digunakan untuk menduga tingkat produksi pada taraf penggunaan faktor produksi sama dengan nol. Fungsi Cobb-Douglas telah banyak digunakan pada beberapa penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan sektor pertanian di Indonesia. Penelitian Sunairo (2008) mengenai faktor-faktor yang memengaruhi produksi kopi di Kabupaten Dairi menemukan bahwa pada taraf nyata 5% produksi kopi kabupaten Dairi dipengaruhi oleh luas lahan, pengalaman bertani, waktu kerja, dan pestisida sedangkan pupuk berpengaruh signifikan terhadap output produksi pada taraf nyata 10 %. Output sektor pertanian Indonesia tahun 1980-2011 pada penelitian Kumoro (2013) dipengaruhi oleh TFP. Kontribusi TFP pertanian terhadap pertambahan output di sektor pertanian membrikan kontribusi paling besar untuk pertumbuhan output pertanian. Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Indeks TFP tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010 bernilai positif. 2. Faktor-faktor produksi yaitu tenaga kerja, luas panen, dan input kapital berpengaruh positif terhadap output produksi tanaman perkebunan. METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam bentuk time series (deret waktu) selama 21 tahun yaitu sejak 1990-2010. Data-data yang dikumpulkan untuk menghitung TFP diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Pertanian. Jenis data yang diperoleh yaitu data tanaman perkebunan
8
meliputi perkembangan luas panen, tenaga kerja, produktivitas, produksi, dan penggunaan input kapital produksi berupa pupuk, bibit dan pestisida.
Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan kondisi tanaman perkebunan di Indonesia serta menjelaskan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Sedangkan metode kuantitatif digunakan untuk menganalisis TFP. Metode analisis kuantitatif yang digunakan untuk menghitung pertumbuhan TFP tanaman perkebunan adalah metode Growth Accounting dengan model Indeks Tornqvist-Theil serta untuk analisis pengaruh input terhadap output produksi adalah metode Ordinary Least Square (OLS). Pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan E-views 6 .
Model Penelitian Perhitungan Total Factor Productivity (TFP) pada penelitian ini menggunakan indeks Tornqvist-Theil. TFP dihitung dari hasil agregat output produksi dikurangi agregat input produksi. Input produksi yang digunakan untuk perhitungan adalah luas panen, tenaga kerja dan input kapital. Adapun persamaan pada agregat output dengan menggunakan indeks Tornqvist-Theil (TT) dapat digambarkan sebagai berikut :
(
⁄
)
(4)
Dimana : ln Qlt = log indeks agregat output S = kuantitas output yang dibagi dari total nilai produksi (nilai fisik) Y = kuantitias output t =periode waktu Indeks TFP dapat dituliskan menjadi persamaan sebagai berikut : ( (
Dimana : ln TFPt W X
)
( )
) (
)
= log indeks TFP = jumlah input yang dibagi dari total biaya input (nilai fisik) = kuantitas input
(5)
9
Model kedua yang digunakan untuk mengetahui pengaruh tingkat input produksi terhadap output produksi menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas yang menggunakan dua variabel atau lebih. Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara input yang digunakan dalam proses produksi dengan kuantitas output yang dihasilkan. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : (6) Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan maka persamaan tersebut diubah menjadi bentuk linear berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut. Logaritma dari persamaan diatas adalah: (7) Dimana: Q Input Kapital (K) Luas Areal Panen (P) Tenaga Kerja (L) e
= indeks agregat output yang dibagi dari total nilai produksi (nilai fisik) = kuantitas input dari indeks agregat input produksi yang berupa bibit, pupuk, dan pestisida = indeks agregat input luas areal panen = indeks agregat input tenaga kerja = error distribunce
Pada persamaan (7) terlihat bahwa walaupun dilogaritmakan namun nilai dan tidak berubah. Hal ini disebabkan karena dan pada fungsi produksi Cobb-Douglass menunjukan elastisitas K, P dan L terhadap Q. Diketahui bahwa output produksi yang dihasilkan secara fisik sangat dipengaruhi oleh jumlah input yang digunakan. Dalam hal ini. Output (Q) sebagai variabel dependen merespon setiap perubahan input sebagai variabel independen yang berupa input kapital (K), luas panen (P) dan tenaga kerja (L).
HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Tanaman Perkebunan Indonesia periode 1990-2010 Tanaman perkebunan di Indonesia merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar dari sektor pertanian. Hal ini dikarenakan tanaman perkebunan Indonesia dikhususkan pada orientasi pasar ekspor. Komoditas tanaman perkebunan memiliki nilai ekspor yang tinggi. Selain itu perkembangan produksi, luas panen dan produktivitas tanaman perkebunan Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Beberapa komoditas unggulan tanaman perkebunan di Indonesia adalah kelapa sawit, kopi dan kakao. Kelapa Sawit Kelapa Sawit merupakan tanaman perkebunan yang memiliki nilai ekspor terbesar pada sektor perkebunan. Pada tahun 2010 ekspor kelapa sawit mencapai
10
14 miliar USD dan menjadikan Indonesia sebagai produsen minyak sawit mentah terbesar di dunia (Deptan 2011). Tabel 2 Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Kelapa Sawit Indonesia 1990-2010 Luas Panen Ha 1990 773 800 1991 779 033 1992 819 800 1993 903 202 1994 865 290 1995 992 044 1996 1 146 389 1997 1 296 800 1998 1 878 100 1999 1 993 278 2000 4 158 079 2001 4 713 435 2002 5 067 058 2003 5 283 557 2004 5 284 723 2005 5 453 817 2006 6 594 914 2007 6 766 836 2008 7 363 847 2009 8 248 328 2010 8 958 673 Pertumbuhan rata-rata (%) 1990-2000 21.47 2001-2010 7.43 1990-2010 14.45 Tahun
Produksi Ton 2 412 612 2 657 600 3 266 250 3 421 449 4 008 062 4 479 670 4 959 759 5 380 447 5 640 154 5 989 183 7 000 507 8 396 472 9 622 344 10 440 834 10 830 389 11 861 615 17 350 848 17 664 725 17 539 788 19 324 293 21 958 120
Produktivitas Ton/Ha 3.56 3.80 3.82 3.72 3.83 3.62 1.58 1.66 3.32 2.69 2.78 2.84 2.91 3.05 2.83 2.93 3.50 2.99 3.42 3.49 3.60
11.38 12.74 12.06
3.51 3.00 3.25
Sumber : Departemen Pertanian 2011 (diolah)
Tabel 2 Menggambarkan perkembangan pertumbuhan rata-rata luas panen, produksi dan produktivitas kelapa sawit tahun 1990-2010. Rata-rata pertumbuhan luas panen kelapa sawit tahun 1990-2010 mencapai 14,45 persen. Rata-rata pertumbuhan produksi kelapa sawit tahun 1990-2010 mencapai 12,74 persen, dan rata-rata pertumbuhan produktivitas kelapa sawit tahun 1990-2010 mencapai 3,20 persen. Menurut Afiffudin (2007) perkembangan kelapa sawit dimulai sejak 1979, saat itu perkebunan rakyat (PR) dan perkebunan besar swasta (PBS) mendominasi seluruh perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Luas lahan kelapa sawit di Sumatera Utara sendiri mengalami perkembangan rata-rata 4.36 persen per tahun. Pertumbuhan rata-rata luas areal panen yang terus meningkat secara tidak langsung disebabkan oleh harga CPO yang relatif stabil di pasar internasional dan memberikan keuntungan bagi petani, keuntungan ini dimanfaatkan petani untuk meningkatkan produksi dan memperluas areal panen. Pengaruh luas lahan, tenaga kerja dan pupuk juga dinilai berpengaruh terhadap peningkatan produksi kelapa sawit di daerah Sumatera Utara (Maria 2010). Tetapi peningkatan produksi kelapa sawit ternyata tidak sejalan dengan produktivitas kelapa sawit yang masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu penggunaan bibit palsu/tidak
11
bersertifikat dan perkebunan rakyat sudah memasuki umur peremajaan (Ditjenbun 2013). Oleh karena itu diperlukan beberapa upaya untuk memperbaiki sistem pengelolaan kelapa sawit. Salah satu upaya yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas kelapa sawit adalah penyediaan bibit unggul untuk menggantikan bibit palsu yang marak digunakan oleh petani, pemberdayaan petani, pengembangan industri hilir berbasis kelapa sawit dan adanya perbaikan infrastruktur. Kopi Kopi merupakan salah satu tanaman perkebunan yang memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia yaitu sebagai penyumbang devisa dan kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja yang tinggi. Indonesia merupakan negara terbesar ketiga penghasil kopi setelah Brazil dan Vietnam (Departemen Pertanian 2013). Tabel 3
Perkembangan Luas Areal Panen, Produksi, dan Produktivitas Kopi Indonesia Periode 1990-2010 Luas Panen Ha 1990 1 069 848 1991 1 119 854 1992 1 133 898 1993 1 147 567 1994 1 140 385 1995 1 167 511 1996 1 159 079 1997 1 170 028 1998 1 153 369 1999 1 127 277 2000 1 260 687 2001 1 313 383 2002 1 372 184 2003 1 291 910 2004 1 303 943 2005 1 255 272 2006 1 263 203 2007 1 279 220 2008 1 295 110 2009 1 266 235 2010 1 268 476 Pertumbuhan rata-rata (%) 1990-2000 1.72 2001-2010 0.10 1990-2010 0.91 Tahun
Produksi Ton 412 767 428 305 436 930 438 868 450 191 457 801 459 206 428 418 514 451 531 687 554 574 569 234 682 019 671 255 647 385 640 365 682 158 676 476 698 016 682 591 684 076 3.18 2.31 2.74
Produktivitas Ton/Ha 0.55 0.54 0.55 0.54 0.56 0.55 0.48 0.44 0.59 0.64 0.63 0.61 0.70 0.71 0.67 0.68 0.70 0.67 0.73 0.73 0.78 1.83 2.39 2.11
Sumber : Departemen Pertanian 2011 (diolah)
Tabel 3 Menggambarkan pertumbuhan rata-rata luas areal panen, produksi dan produktivitas kopi Indonesia periode 1990-2010. Pertumbuhan rata-rata produksi periode 1990-2010 mencapai 2,74 persen dan pertumbuhan rata-rata produktivitas periode 1990-2010 mencapai 2,11 persen. Luas panen kopi cukup
12
berfluktuasi, hingga tahun 2010 hanya mencapai 1,2 juta hektar. Dari luas panen tersebut, 96 persen merupakan lahan perkebunan rakyat dan sisanya 4 persen milik perkebunan swasta dan pemerintah (PTP Nusantara). Kemampuan produksi kopi juga cenderung menurun. Dalam beberapa tahun terakhir harga kopi cenderung berada pada tingkat rendah, karena terjadi kelebihan pasokan di pasar kopi dunia. Hal inilah yang menyebabkan produksi kopi menurun, karena daya saing petani Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara lain sehingga untuk meningkatkan kualitas dan harga kopi Indonesia masih sangat lemah ( Kustiari 2007). Faktor lainnya yang menyebabkan produksi kopi menurun beberapa tahun ini adalah kondisi cuaca yang tidak menentu yang mengakibatkan bunga kopi yang seharusnya tumbuh, banyak yang tidak menjadi buah (Ditjenbun). Di sisi lain petani kopi belum mampu untuk merehabilitasi maupun meremajakan perkebunan kopinya yang kebanyakan telah berumur lebih dari 10 tahun. Oleh karena itu perlu dukungan pemerintah melalui program revitalisasi. Program revitalisasi ini diharapkan mampu meningkatkan produksi kopi serta membangun perkebunan kopi yang produktif, berdaya saing dan berkelanjutan. Produktivitas kopi Indonesia dinilai masih sangat rendah apabila dibandingkan oleh beberapa negara lain seperti Vietnam dan Brazil. Salah satu penyebab rendahnya produktivitas kopi Indonesia adalah belum digunakannya bahan tanam unggul yang sesuai dengan agroekosistem tempat tumbuh kopi, lemahnya kelembagaan petani, tanaman kopi sudah memasuki waktu peremajaan, value added yang diterima petani rendah serta penerapan teknologi budidaya belum sesuai standar GAP (Rubiyo 2011). Untuk itu diperlukan upaya guna meningkatkan produktivitas dan mutu kopi dengan cara intensifkasi dan ekstensifikasi. Program ekstensifikasi dapat dilakukan dengan cara pembukaan lahan baru di beberapa wilayah yang sesuai seperti Aceh, Tana Toraja, dan Flores. Sedangkan untuk program intensifikasi dapat dilakukan dengan cara pemberian pupuk yang ramah lingkungan dengan harga terjangkau bagi para petani dan penggantian tanaman tua dengan tanaman bibit unggul.
Kakao Kakao merupakan salah satu dari lima komoditas unggulan perkebunan yang memberikan sumbangan devisa negara yang sangat besar. Kakao indonesia memiliki kualitas tersendiri yaitu memiliki titik leleh bubuk coklatnya yang tinggi mencapai 33 derajat celsius sehingga baik untuk proses blending. Posisi komoditas kakao sebagai komoditas strategis penghasil devisa terbesar ketiga di sektor perkebunan nasional, setelah kelapa sawit dan karet, namun merupakan yang terbesar bila dilihat dari sisi perkebunan rakyat. Indonesia sebagai produsen kakao terbesar ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana dengan jumlah ekspor mencapai 552 ribu ton dengan nilai ekspor 1,64 miliar USD pada tahun 2010 (Ditjenbun 2011).
13
Tabel 4 Perekembangan Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kakao Indonesia Periode 1990-2010 Luas Panen Ha 1990 357 490 1991 444 062 1992 496 006 1993 535 285 1994 597 011 1995 602 119 1996 655 331 1997 529 057 1998 572 553 1999 667 715 2000 749 917 2001 765 401 2002 776 900 2003 964 223 2004 1 090 960 2005 1 167 046 2006 1 320 820 2007 1 379 279 2008 1 425 216 2009 1 587 136 2010 1 650 621 Pertumbuhan rata-rata (%) 1990-2000 8.29 2001-2010 8.40 1990-2010 8.35 Tahun
Produksi Ton 142 347 174 899 207 147 258 059 269 981 304 866 373 999 330 219 448 927 367 475 421 142 536 804 571 155 698 816 691 704 748 828 769 386 740 006 803 594 809 583 837 918
Produktivitas Ton/Ha 0.90 0.87 0.85 0.86 0.83 0.89 0.82 0.76 1.19 0.90 0.89 0.96 0.92 1.10 0.90 0.92 0.84 0.80 0.89 0.82 0.83
12.68 7.52 10.10
0.18 -0.48 0.69
Sumber : Departemen Pertanian 2011 (diolah)
Tabel 4 Menggambarkan pertumbuhan rata-rata luas lahan panen, produksi dan produktivitas kakao indonesia periode 1990-2010. Pertumbuhan rata-rata luas lahan panen periode 1990-2010 sebesar 8,35 persen. Pertumbuhan rata-rata produksi periode 1990-2010 sebesar 10,10 persen dan pertumbuhan ratarata produktivitas periode 1990-2010 sebesar 0,69 persen. Peningkatan produksi kakao disebabkan oleh meningkatnya jumlah tanaman produktif serta adanya perluasan areal perkebunan kakao yang didominasi oleh perkebunan rakyat. Perkebunan rakyat untuk tanaman kakao mencapai 91 persen dan sisanya merupakan milik swasta dan pemerintah. Potensi untuk meningkatkan luas areal perkebunan kakao masih sangat besar karena sumberdaya lahan masih cukup luas. Produksi kakao yang meningkat ternyata tidak berbanding lurus dengan produktivitasnya. Produktivitas kakao tahun 1990-2010 memiliki laju pertumbuhan yang cukup rendah yaitu sebesar 0,69 persen. Rendahnya produktivitas kakao Indonesia sebagian besar disebabkan oleh serangan hama BPK dan penyakit yang menyerang hampir seluruh perkebunan rakyat. Selain itu faktor lainya yang menyebabkan rendahnya produktivitas kakao adalah terbatasnya tenaga penyuluh dan pembina petani, mutu produk kakao yang masih rendah akibat penggunaan bibit asal serta dan terbatasnya dana penyebarluasan teknologi maju (Suhendi 2007). Oleh karena pemerintah perlu menggalakan Gerakan Nasional Kakao untuk meningkatkan produksi serta mutu kakao. Selain
14
itu dalam Gernas ini terdapat program peremajaan dan pemeliharaan tanaman kakao. Analisis Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan Indonesia Periode 1990-2010 Indeks Total Factor Producitvity (TFP) dapat dihitung menggunakan Index Tornqvist-Theil (TT). Index TTO adalah index agregat output sedangkan index TTI adalah index agregat input. Data TTO menggunakan data pertumbuhan output produksi (Q) dan data TTI menggunakan data penjumlahan input produksi (K) yang berupa pupuk, bibit dan pestisida, luas areal panen (P) dan tenaga kerja (L). Maka nilai TFP didapat dari TTO dikurangi TTI. Secara matematis TFP dapat dituliskan sebagai berikut : TFP = TTO – TTI = Q – (K + P + L) (8) Tabel 5 Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan di Indonesia Periode 1990-2010 (1990=100) Tahun
TTO Q K 1990 100 100 1991 109.41 128.09 1992 115.96 133.74 1993 122.08 123.32 1994 124.33 130.28 1995 130.27 157.96 1996 91.87 89.00 1997 90.25 88.23 1998 185.95 191.08 1999 169.59 187.21 2000 282.63 231.07 2001 315.23 238.86 2002 348.92 234.71 2003 385.49 263.21 2004 359.44 250.67 2005 380.01 290.29 2006 509.97 316.07 2007 456.22 305.98 2008 559.77 334.43 2009 626.73 359.72 2010 657.31 381.34 Pertumbuhan rata-rata (%) 1990-2000 2001-2010 1990-2010
TTI P 100 103.84 106.33 108.46 110.96 113.43 115.18 116.47 119.87 129.07 132.38 136.86 139.99 141.65 141.94 143.09 150.47 151.59 154.80 159.60 163.07
TFP L 100 92.03 91.29 92.93 97.53 111.72 99.81 120.59 139.33 160.31 183.95 206.24 246.16 275.49 322.31 414.92 468.92 534.29 578.24 582.43 593.38
100 100.53 102.26 116.61 126.45 116.55 118.42 115.78 120.31 108.84 137.28 176.30 229.07 294.31 339.66 329.13 379.75 368.08 397.13 456.15 525.01 3.67 14.92 9.79
Sumber : Lampiran 9
Tabel 5 menyajikan indeks TFP tanaman perkebunan periode 1990-2010. Dari tabel tersebut terlihat bahwa indeks TFP bernilai positif. Hal ini menandakan bahwa TFP yang dipengaruhi oleh input dan output dapat dihasilkan secara maksimal. Kontribusi TFP terhadap tanaman perkebunan Indonesia pada tahun 1990-2010 bernilai positif dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 9,79 persen.
15
Pertumbuhan rata-rata TFP sektor pertanian di Indonesia sebesar 0,98 pada periode 1991-2010 (Fuglie 2010). Nilai pertumbuhan TFP sektor pertanian lebih kecil dari nilai pertumbuhan TFP subsektor perkebunan, hal ini menunjukan bahwa potensi yang dimiliki subsektor perkebunan lebih besar dari sektor pertanian pada periode tersebut, juga dapat diartikan bahwa tanaman perkebunan memiliki kontribusi yang cukup besar bagi sektor pertanian. Pada tahun 1999 indeks TFP mengalami penurunan sebesar 108,84 dari tahun sebelumnya yaitu 120,31 atau pertumbuhan TFP menurun sebesar -0,09 persen. Hal ini merupakan dampak dari krisis ekonomi di Indonesia tahun 1998 yang menyebabkan harga-harga dari faktor produksi seperti pupuk, bibit, dan pestisida meningkat sehingga menurunkan jumlah produksi serta produktivitas tanaman perkebunan Indonesia. Sedangkan pada tahun 2001-2010 pertumbuhan TFP meningkat begitu tajam dari periode sebelumnya yaitu sebesar 14,92 persen. Sejumlah faktor seperti peningkatan teknologi dan perluasaan areal perkebunan dinilai sangat berpengaruh terhadap peningkatan pertumbuhan TFP.
Pengaruh Input Terhadap Output Produksi Tanaman Perkebunan Model fungsi Cobb-Douglas pada persamaan (6) digunakan untuk melihat pengaruh input produksi terhadap output produksi tanaman perkebunan. Input produksi yang digunakan adalah input kapital (K), tenaga kerja (L) dan luas panen (P). Sebelum dilakukan estimasi, pada persamaan (6) harus dilakukan transformasi fungsi produksi Cobb-Douglas terlebih dahulu menjadi bentuk logaritma linear seperti pada persamaan (7) untuk memperoleh nilai koefisien masing-masing variabel. Suatu model ekonometrika dikatakan baik apabila memenuhi kriteria uji ekonometrika, uji statistika, dan uji ekonomi serta bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Pengujian heterokedasitas bertujuan untuk melihat apakah variabel bebas memiliki ragam yang sama. Uji heterokedasitas dilakukan dengan menggunakan White Heteroscedasticity Test. Pada lampiran 1 diperoleh nilai probability Obs*Rsquared sebesar 0.4139 lebih besar dari taraf nyata 10 persen, sehingga model ini dapat dikatakan terbebas dari masalah heterokedasitas. Masalah autokolerasi dapat dideteksi dengan uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM. Pada lampiran 2 terlihat bahwa nilai probability Obs*R-squared sebesar 0.9090 lebih besar dari taraf nyata 10 persen. Jadi dapat disimpulkan bahwa model ini terbebas dari masalah autokolerasi. Gejala multikolinearitas merupakan salah satu pelanggaran asumsi OLS. Gejala multikolinearitas dapat dilihat melalui Correlation Matrix. Pada lampiran 3 terlihat bahwa terdapat gejala multikolinearitas antara peubah bebas yaitu lebih besar dari |0.8|. namun, gejala ini dapat diatasi dengan uji Klein, yaitu jika nilai korelasi terbesar antar variabel bebas lebih kecil dari nilai R-squared persamaan tersebut, maka multikolinearitas dapat diabaikan. Nilai R-squared yang diperoleh sebesar 0.983920 lebih besar dari nilai korelasi terbesar antar variabel bebas yaitu 0.979176, dapat disimpulkan bahwa gejala multikolinearitas pada persamaan ini dapat diabaikan. Berdasarkan hasil pengujian dari Jarque-Berra Test pada lampiran 4 terlihat bahwa nilai probability adalah 0.354157. Nilai ini lebih besar dari taraf
16
nyata yaitu 10 persen. Jadi dapat disimpulkan bahwa data dari input produksi menyebar normal. Setelah melakukan pengujian ekonometrika maka pada tabel 5 Dapat dilihat output hasil estimasi pengaruh input terhadap output produksi. Tabel 6 Hasil Estimasi Pengaruh Input Terhadap Output Produksi Variable Dependent: Q Variable Koefisien t-statistics Probabilitas C -1153.664 -1.801825 0.0446 Input Kapital (K) 0.851917 6.707276 0.0000 Luas Panen (P) 0.838027 1.472704 0.0796 Tenaga Kerja (L) 0.249557 2.055871 0.0277 R-squared 0.983920 F-statistic 346.7427 Adjusted R-squared 0.981083 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber : Lampiran 6 Keterangan: signifikan pada taraf nyata 10%
Berdasarkan tabel 6 diperoleh nilai R-squared sebesar 0.983920. Hal ini menunjukan bahwa 98.39 persen keragaman tingkat produksi tanaman perkebunan dapat dijelaskan oleh hubungan linear dengan variabel-variabel input produksi yaitu input kapital, tenaga kerja, dan luas panen. Sedangkan sisanya 1.61 persen dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara serentak berpengaruh pada variabel dependennya. Nilai F-statistic 346.74 dengan probabilitas F sebesar 0.000000. ini menunjukan hasil yang baik karena dari taraf nyata signifikansi 1 persen, nilai probabilitas F-hitung lebih kecil dari taraf nyata yang digunakan. Hal ini menunjukan keabsahan model yang dibentuk dapat diterima. Pengujian ini merupakan pengujian satu arah dengan hipotesis semua variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependennya, maka setiap masing-masing nilai probabilitas variabel dibagi dua. Variabel Kapital, L.Panen, dan Tenaga kerja memiliki nilai probabilitas yaitu 0.0000; 0.0277 dan 0.0796 yang nilai nya lebih kecil dari taraf nyata 10 persen maka dapat disimpulkan bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan dan positif terhadap output produksi. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dilihat bahwa model pengaruh input terhadap output tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010 tersebut bebas dari masalah multikolinearitas, autokolerasi, heterokedasitas, dan uji kenormalan sehingga menghasilkan koefisien dugaan terbaik (BLUE). Model persamaan ini berkaitan dengan analisis TFP tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010 karena perhitungan indeks TFP hanya menggunakan agregat output dan agregat input sebagai variabel penentu nilai indeks TFP. Setelah melakukan uji ekonometrika diatas maka pengujian selanjutnya adalah pengujian hasil secara ekonomi, hal ini dilakukan untuk melihat kecocokan tanda dan nilai koefisien penduga dengan teori atau nalar. Berdasarkan hasil estimasi, variabel input kapital (K) yang berupa pupuk,bibit dan pestisida berpengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 10 persen terhadap output tanaman perkebunan dengan koefisien sebesar 0.851917. Artinya bahwa peningkatan sebesar 1 persen input produksi (K) yang berupa pupuk, bibit, dan
17
pestisida akan meningkatkan output produksi (Q) tanaman perkebunan sebesar 0.851917 persen, asumsi cateris paribus. Nilai estimasi input kapital yang lebih besar dibandingkan nilai estimasi faktor-faktor produksi laiinya mengindikasikan bahwa produksi tanaman perkebunan lebih peka terhadap perubahan input kapital daripada faktor produksi selain input kapital. Hal ini diduga karena input kapital berupa pupuk, pestisida dan bibit yang digunakan akan berpengaruh terhadap hasil dan mutu produksi tanaman perkebunan. Selain itu berdasarkan hasil estimasi, variabel luas panen (P) berpengaruh positif dan siginifikan pada taraf nyata 10 persen terhadap output produksi tanaman perkebunan (Q) dengan koefisien sebesar 0.838027. Artinya bahwa peningkatan sebesar 1 persen luas panen (P) akan meningkatkan sebesar 0.838027 persen output porduksi (Q) tanaman perkebunan, asumsi cateris paribus. Luas panen memberikan pengaruh positif dan nyata terhadap produksi tanaman perkebunan hal ini dikarenakan jika luas panen ditingkatkan maka secara tidak langsung akan meningkatkan hasil produksi tanaman perkebunan. Variabel tenaga kerja (L) berdasarkan hasil estimasi berpengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 10 persen terhadap output prouduksi (Q) tanaman perkebunan dengan koefisien sebesar 0.249557. Artinya bahwa peningkatan sebesar 1 persen tenaga kerja (L) akan meningkatkan sebesar 0.249557 persen output produksi (Q) tanaman perkebunan, asumsi cateris paribus. Penggunaan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi tanaman perkebunan sangat penting. Hal ini dikarenakan perkebunan Indonesia sangat luas yang artinya membutuhkan tenaga kerja yang lebih besar dari sektor lainnya. Sehingga peningkatan tenaga kerja akan berpengaruh terhadap produksi tanaman perkebunan.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pertumbuhan rata-rata perkembangan luas areal, produksi, dan produktivitas tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010 cenderung meningkat walaupun berfluktuasi. Peningkatan rata-rata pertumbuhan luas panen, produksi, dan produktivitas tertinggi dialami oleh tanaman kelapa sawit. Hal ini dikarenakan perluasan untuk wilayah areal panen setiap tahun mengalami peningkatan yang signifikan sehingga produksi kelapa sawit yang dihasilkan juga mengalami peningkatan. Sedangkan untuk tanaman kopi dan kakao mengalami peningkatan meskipun sangat kecil. Total Factor Productivity (TFP) pada tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010 bernilai positif. Hal ini menandakan bahwa TFP yang dipengaruhi oleh input dan output dapat dihasilkan secara maksimal. Pertumbuhan rata-rata TFP pada tahun 1990-2010 sebesar 9,79 persen. Pertumbuhan TFP terendah terjadi pada tahun 1999 yaitu sebesar -0,09 persen, hal ini diduga merupakan dampak dari krisis moneter yang menyebabkan sarana produksi seperti pupuk, bibit dan pestisida mengalami kenaikan harga sehingga produktivitas tanaman perkebunan menurun. Pada tahun 2001-2010 pertumbuhan rata-rata TFP meningkat drastis sebesar 14,92 persen. Beberapa faktor terkait
18
yang mempengaruhi peningkatan pertumbuhan TFP adalah perluasan areal tanam perkebunan, peningkatan mutu input kapital yang digunakan, dan peningkatan teknologi setelah krisis moneter pada tahun 1998 untuk meningkatkan produksi serta produktivitas tanaman perkebunan di Indonesia. Hasil estimasi pengaruh input terhadap output produksi tanaman perkebunan menunjukan bahwa penggunaan input produksi berupa input kapital (K) yang meliputi pupuk, bibit, dan pestisida, tenaga kerja (L), dan luas panen (P) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap output produksi. Selain itu hal ini juga menunjukan bahwa penggunaan faktor produksi sudah optimal karena berada di daerah rasional yaitu daerah dimana kenaikan faktor produksi secra terus menerus akan meningkatkan output dalam jumlah yang semakin menurun, cateris paribus. Penjumlahan nilai koefisien variabel bebas dari faktor produksi secara terus dapat menentukan skala hasil usaha yaitu sebesar 1,93. Nilai tersebut menunjukan bahwa skala hasil usaha tanaman perkebunan di Indonesia berada pada kondisi increasing return to scale yang artinya proporsi penambahan masukan produksi akan menghasilakan tambahan produksi yang proporsinya lebih besar sehingga akan memberikan keuntungan maksimum yaitu pada saat pertambahan output sama dengan pertambahan biaya produksinya. Saran Dari hasil penelitian pada tanaman perkebunan di Indonesia perlu adanya peningkatan faktor produksi khususnya input kapital yang digunakan dalam menghasilkan produksi tanaman perkebunan karena koefisien yang dihasilkan input kapital lebih besar yang menunjukan penggunaan input kapital sangat berpengaruh terhadap produksi perkebunan. Selain itu agar kedepannya diharapkan peningkatan produksi juga akan meningkatkan produktivitasnya. Pertumbuhan rata-rata TFP tanaman perkebunan di Indonesia periode 1990-2010 yaitu sebesar 9,79 persen. Hal ini menunjukan bahwa masih terdapat ruang bagi tanaman perkebunan Indonesia untuk menghasilkan produksi yang lebih besar. Untuk terus meningkatkan produktivitas serta produksi tanaman perkebunan pemerintah perlu mendukung program pembangunan pertanian seperti revitalisasi, peningkatan mutu sarana dan prasarana, penggunaan alat teknologi yang tepat serta meningkatkan kualitas tenaga kerja pada subsektor perkebunan. Saran untuk penelitian lebih lanjut adalah menggunakan metode parametrik dalam perhitungan TFP tanaman perkebunan dengan menyertakan variabel independent selain tenaga kerja, luas panen dan input kapital seperti bahan baku, teknologi, modal dan energi. Selain itu disarankan untuk menambahkan komoditas perkebunan lainnya, seperti Tebu, Kelapa dan Teh dll.
DAFTAR PUSTAKA Afifuddin S. 2007. Analisis Struktur Pasar CPO: Pengaruhnya terhadap Pengembangan Ekonomi Wilayah Sumatera Utara. Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah Vol.2, 3 April 2007. Medan (ID) :USU [BPS] Badan Pusat Statistika. 2002. Rata-Rata Upah Pekerja Perkebunan 19902000. Jakarta (ID): BPS.
19
Departemen Pertanian. 2011. Tenaga Kerja Pertanian Menurut Status Pekerjaan Utama Subsektor Pertanian 1990-2010. Jakarta (ID): Deptan. Direktorat Jendral Perkebunan. 2010. Perkembangan Luas Areal Tanam, RataRata Hasil Produksi Tanaman Perkebunan. Jakarta (ID): Direktorat Jendral Perkebunan. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik Perkebunan Kakao 1990-2010. Jakarta (ID) : Direktorat Jendral Perkebunan.. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik Perkebunan Kelapa Sawit 19902010. Jakarta (ID) : Direktorat Jendral Perkebunan. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2011. Statistik Perkebunan Kopi 1990-2010. Jakarta (ID): Direktorat Jendral Perkebunan. Fan S, Zhang Xiaobo.2002. Production And Porductivity Growth in Chinese Agriculture: New National and regional Measures (Journal of Economic Development and Cultural Change: 821-822) Firdaus M. 2011. Aplikasi Ekonometrika untuk Data Panel dan Time Series. Bogor (ID): IPB Press. Fuglie K. 2010. Indonesia: From Food Security to Market-Led Agricultural Growth. The Shifting Patterns of Agricultural Production and Productivity Worldwide.The Midwest Agribusiness Trade research and Information Center. Iowa (US) :Iowa State University. Hadl P, Susilowati S, Rachmat M, Swastika D, Kustiari R, Nuryanti S. 2011. Outlook Pertanian 2010-2025. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta (ID) : Kementerian Pertanian. Kannan E. 2001. Total Factor Productivity and Its Determinants in Karnataka Agriculture. Working Paper 265. The Institute for Social and Economics Change. Kiani Adiqa. 2008. An Analysis Of Productivity Growth and Ate of Return to Research in Agriculture Sector of North West Frotniesr Provience. Sarhad J.Agric.Vol 24,No.3, 2008. Kusumastuti D. 2007. Analisis Total Faktor Produktivitas Tanaman Perkebunan di Indonesia Periode 1985-2004. [Skripsi]. Bogor(ID): IPB Maulana M. 2002. Peranan Luas Lahan, Intensitas Pertanaman Dan Produktivitas Sebagai Sumber Pertumbuhan Pada Sawah di Indonesia 1980-2001. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Maria NS. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Produksi Kelapa Sawit Pada PT.Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Medan. [Skripsi]. Medan(ID): USU Nicholson W. 1994. Teori Ekonomi Mikro, Prinsip Dasar dan Pengembangannya. Jakarta (ID): PT Raja Grafindo Persada. Olavaria J, E Boris. 2000. Total Factor Productivity Growth In the Chilean Crop Sector: 1961-1996. Latin American Studies Consortium Of New England. Occasional Paper No.18. Rubiyo. 2011. Perakitan Teknologi Untuk Peningkatan Produksi Dan Mutu Hasil Perkebunan Kopi Rakyat. Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar. Saraswati MK. 2013. Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pertumbuhan Total Factor Productivity (TFP) Sektor Pertanian di Indonesia. [Skripsi]. Bogor (ID):IPB.
20
Soekartawi. 2002. Bahasan Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Analisis Fungsi Cobb-Douglas. Jakarta(ID): Rajawali Press. Suhendi D. 2007. Rehabilitasi Tanaman Kakao: Tinjauan Potensi, Permasalahan Rehabilitasi Tanaman Kakao di Desa Tonggolobibi. Penelitian Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Sunairo J P. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Kopi di Kabupaten Dairi. [Tesis]. Medan (ID): USU Triani SP. 2013. Analisis Total Factor Productivity Sektor Industri Pengolahan Beberapa Wilayah di Indonesia.[Skripsi]. Bogor (ID):IPB
Lampiran 1 Uji Heterokedasitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS
0.963466 9.256941 6.803285
Prob. F(9,11) Prob. Chi-Square(9) Prob. Chi-Square(9)
0.5142 0.4139 0.6576
Lampiran 2 Uji Autokolerasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared
Q P K L
0.068814 0.190928
Prob. F(2,15) Prob. Chi-Square(2)
Lampiran 3 Uji Multikolinearitas Q P 1.000000 0.961067 0.961067 1.000000 0.979419 0.925777 0.962500 0.965345
0.9338 0.9090
K 0.979419 0.925777 1.00000 0.924035
L 0.962500 0.965345 0.924035 1.00000
Lampiran 4 Uji Normalitas 8
Series: Residuals Sample 1990 2010 Observations 21
7 6 5 4 3 2 1 0 -2000
-1000
0
1000
Mean Median Maximum Minimum Std. Dev. Skewness Kurtosis
4.23e-14 118.9195 1314.974 -2223.013 883.1674 -0.760523 3.242962
Jarque-Bera Probability
2.076033 0.354157
21
Lampiran 5 Analisis Total Factor Productivity (TFP) Tanaman Perkebunan di Indonesia Periode 1990-2010 Tahun
TTO Q K 1990 100 100 1991 109,41 128,09 1992 115,96 133,74 1993 122,08 123,32 1994 124,33 130,28 1995 130,27 157,96 1996 91,87 89,00 1997 90,25 88,23 1998 185,95 191,08 1999 169,59 187,21 2000 282,63 231,07 2001 315,23 238,86 2002 348,92 234,71 2003 385,49 263,21 2004 359,44 250,67 2005 380,01 290,29 2006 509,97 316,07 2007 456,22 305,98 2008 559,77 334,43 2009 626,73 359,72 2010 657,31 381,34 Pertumbuhan rata-rata (%) 1990-2000 2001-2010 1990-2010
TTI P 100 103,84 106,33 108,46 110,96 113,43 115,18 116,47 119,87 129,07 132,38 136,86 139,99 141,65 141,94 143,09 150,47 151,59 154,80 159,60 163,07
TFP L 100 92,03 91,29 92,93 97,53 111,72 99,81 120,59 139,33 160,31 183,95 206,24 246,16 275,49 322,31 414,92 468,92 534,29 578,24 582,43 593,38
100 100,53 102,26 116,61 126,45 116,55 118,42 115,78 120,31 108,84 137,28 176,30 229,07 294,31 339,66 329,13 379,75 368,08 397,13 456,15 525,01 3,67 14,92 9,79
Lampiran 6 Hasil Estimasi Pengaruh Input Produksi terhadap Output Produksi Variable Dependent: Q Variable C Input Kapital (K) Luas Panen (P) Tenaga Kerja (L) R-squared Adjusted R-squared
Koefisien -1153.664 0.851917 0.838027 0.249557 0.983920 0.981083
t-statistics -1.801825 6.707276 1.472704 2.055871 F-statistic Prob(F-statistic)
Probabilitas 0.0446 0.0000 0.0796 0.0277 346.7427 0.000000
22
1
Lampiran 7 Output Produksi (Q) PRODUKSI 1
2
No Tahun
Kopi 3
4
P.vitas L.Kopi
Kakao
5
6
7
Produksi
Harga
N. Kopi
8
9
P.vitas Luas Kakao
Sawit
10
11
12
Produksi
Harga
Nilai Kakao
13
14
P.vitas Luas Sawit
15
16
17
18
Produksi
Harga
Nilai Sawit
Total N
1
1990
552
1069848 590556096
1350
797250729600
896
357490
320311040
2678
857792965120
3558
773800
2753180400
510
1404122004000
3059165698720
2
1991
541
1119854 605841014
1436
869987696104
865
444062
384113630
2437
936084916310
3800
779033
2960325400
655
1939013137000
3745085749414
3
1992
551
1133898 624777798
1409
880311917382
853
496006
423093118
1373
580906851014
3818
819800
3129996400
728
2278637379200
3739856147596
4
1993
541
1147567 620833747
1972
1224284149084
858
535285
459274530
1265
580982280450
3716
903202
3356298632
694
2329271250608
4134537680142
5
1994
564
1140385 643177140
4295
2762445816300
832
597011
496713152
2591
1286983776832
3833
865290
3316656570
988
3276856691160
7326286284292
6
1995
547
1167511 638628517
4835
3087768879695
889
602119
535283791
2021
1081808541611
3616
992044
3587231104
1275
4573719657600
8743297078906
7
1996
482
1159079 558676078
4960
2771033346880
817
655331
535405427
2281
1221259778987
1583
1146389
1814733787
1148
2083314387476
6075607513343
8
1997
444
1170028 519492432
4998
2596423175136
755
529057
399438035
2932
1171152318620
1658
1296800
2150094400
1424
3061734425600
6829309919356
9
1998
589
1153369 679334341 16362 11115268487442 1190
572553
681338070
8903
6065952837210
3318
1878100
6231535800
3943
24570945659400
41752166984052
10 1999
637
1127277 718075449 10013 7190089470837
896
667715
598272640
6673
3992273326720
2693
1993278
5367897654
2978
15985599213612
27167962011169
11 2000
625
1260687 787929375 13245 10436124571875
891
749917
668176047
7411
4951852684317
2780
4158079
11559459620
2412
27881416603440
43269393859632
12 2001
610
1313383 801163630 12470 9990510466100
956
765401
731723356
7208
5274261950048
2840
4713435
13386155400
2048
27414846259200
42679618675348
13 2002
702
1372184 963273168 11630 11202866943840
924
776900
717855600
8949
6424089764400
2909
5067058
14740071722
2840
41861803690480
59488760398720
14 2003
709
1291910 915964190 14323 13119355093370 1101
964223
1061609523
9749 10349631239727 3045
5283557
16088431065
3299
53075734083435
76544720416532
15 2004
665
1303943 867122095 16626 14416771951470
898
1090960
979682080
9579
2833
5284723
14971620259
3672
54975789591048
78776936186838
16 2005
683
1255272 857350776 10847 9299683867272
921
1167046
1074849366
9421 10126155877086 2925
5453817
15952414725
3421
54573210774225
73999050518583
17 2006
695
1263203 877926085 10850 9525498022250
842
1320820
1112130440
10103 11235853835320 3498
6594914
23069009172
4171
96220837256412
116982189113982
18 2007
673
1279220 860915060 12342 10625413670520
796
1379279
1097906084
13475 14794284481900 2994
6766836
20259906984
7297 147836541262248
173256239414668
19 2008
729
1295110 944135190 14775 13949597432250
889
1425216
1267017024
16357 20724597461568 3424
7363847
25213812128
7924 199794247302272
234468442196090
20 2009
734
1266235 929416490 15351 14267472537990
822
1587136
1304625792
18557 24209940822144 3487
8248328
28761919736
6812 195926197241632
234403610601766
21 2010
779
1268476 988142804 16264 16071154564256
825
1650621
1361762325
20499 27914765900175 3596
8385394
30153876824
7803 235290700857672
279276621322103
Keterangan : 1= Nomor
8= Produktivitas Kakao
15=Produksi Sawit=13*14
2= Tahun
9= Luas Kakao
16= Harga Sawit
3= Produktivitas Kopi
10= Produksi Kakao=8*9
17= Nilai Sawit (NS)=15*16
4= Luas Kopi
11= Harga Kakao
18= Total N= 7+12+17
5= Produksi Kopi= 3*4
12= Nilai Kakao (NA)=10*11
19= S Kopi (NK/Total N)= 7/18
6= Harga Kopi
13=Produktivitas Sawit
20= S Kakao (NA/Total N)= 12/18
7= Nilai Kopi (NK)= 5*6
14=Luas Sawit
21= S Sawit (NS/Total S)= 17/18
9384374644320
2
PRODUKSI Nilai Share
Hasil Share
Nilai LN
Persamaan
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
S Kopi
S Kakao
S Sawit
HS Kopi
HS Kakao
HS Sawit
LN Kopi
LN Kakao
LN Sawit
LN
Persamaan 1
Persamaan 2
0,260610509
0,280400949
0,458988542
0
1
0,232301142
0,249950196
0,517748662
0,246455825
0,265175572
0,488368602
0,02555297
0,181645897
0,072542442
0,089893184
0,089893184
1,094057415
0,235386572
0,155328662
0,609284766
0,233843857
0,202639429
0,563516714
0,030778465
0,096653872
0,05573266
0,058189526
0,14808271
1,159608803
0,296111499
0,140519285
0,563369216
0,265749035
0,147923974
0,586326991
-0,006332735
0,082055844
0,069806915
0,051384786
0,199467496
1,220752529
0,377059496
0,175666597
0,447273907
0,336585498
0,158092941
0,505321561
0,035356848
0,078364565
-0,011881551
0,018285483
0,217752979
1,243279913
0,353158408
0,123730045
0,523111547
0,365108952
0,149698321
0,485192727
-0,007097241
0,074784356
0,078423406
0,046654293
0,264407272
1,302658624
0,456091566
0,201010315
0,342898119
0,404624987
0,16237018
0,433004833
-0,133753096
0,000227211
-0,681441842
-0,349150563
-0,084743292
0,918748104
0,380188219
0,171489116
0,448322665
0,418139893
0,186249715
0,395610392
-0,072717596
-0,292965621
0,169572965
-0,017886064
-0,102629356
0,902461404
0,266220158
0,145284743
0,588495099
0,323204188
0,158386929
0,518408882
0,268261166
0,533999968
1,064111071
0,722926379
0,620297023
1,859480268
0,264653251
0,14694784
0,588398909
0,265436704
0,146116291
0,588447004
0,055461237
-0,130012045
-0,149186486
-0,09206377
0,528233253
1,695933374
0,241189525
0,114442386
0,644368088
0,252921388
0,130695113
0,616383499
0,092833815
0,110505112
0,767067783
0,510730059
1,038963312
2,826285518
0,234081531
0,123578001
0,642340469
0,237635528
0,119010194
0,643354278
0,016656748
0,090850831
0,146716877
0,109161341
1,148124653
3,152275751
0,188319052
0,107988294
0,703692654
0,211200291
0,115783148
0,673016561
0,184271827
-0,019134079
0,096348759
0,10154717
1,249671823
3,489197694
0,171394644
0,135210256
0,6933951
0,179856848
0,121599275
0,698543877
-0,050359765
0,391273019
0,087530694
0,099664997
1,34933682
3,85486821
0,183007523
0,119125916
0,697866562
0,177201083
0,127168086
0,695630831
-0,054797478
-0,080313343
-0,07194402
-0,069969945
1,279366875
3,594363322
0,125673016
0,1368417
0,737485284
0,154340269
0,127983808
0,717675923
-0,01133265
0,092707695
0,063453785
0,055655253
1,335022128
3,800080033
0,081426909
0,09604756
0,822525531
0,103549962
0,11644463
0,780005408
0,023715263
0,034096964
0,368879911
0,294154448
1,629176576
5,099673797
0,06132774
0,08538962
0,853282639
0,071377324
0,09071859
0,837904085
-0,019566558
-0,012872685
-0,129846215
-0,111363074
1,517813502
4,562238956
0,059494563
0,088389709
0,852115728
0,060411152
0,086889665
0,852699184
0,092273519
0,143260532
0,218748037
0,204548482
1,722361984
5,59773462
0,060867119
0,10328314
0,835849741
0,060180841
0,095836424
0,843982735
-0,015712407
0,029250913
0,131660336
0,112976768
1,835338751
6,267256828
0,05754565
0,099953823
0,842500528
0,059206384
0,101618481
0,839175134
0,061270267
0,042863438
0,047261219
0,047643748
1,882982499
6,573079862
Keterangan : 22= HSK ( Skopi 1+Skopi 2):2 = (19;1+19;2):2
27= LN Sawit = LN (Produksi Sawit 2 : Produksi Sawit 1) = LN (15;2 :15;1)
23= HSA (Skakao 1 + Skakao 2):2 = (20;1 + 20;2):2
28 = Nilai LN = (22*25)+(23*26)+(24*27)
24= HSS (Ssawit 1 + Ssawit 2):2 = ( 21;1 + 21;2):2
29 = Persamaan 1 = ( 29;1 + 28;2)
25= LN Kopi = LN ( Produksi Kopi 2: Produksi Kopi 1) =LN (5;2 : 5;1)
30 = Persamaan 2 = EXP ( Persamaan 1)
26 = LN Kakao = LN (Produksi Kakao 2 : Produksi Kakao 1) =LN ( 10;2 :10;1)
23
Lampiran 8 Data Input Produksi (K) Input Produksi 1
Kopi
2
Kakao
Total Kuantitas
Total Nilai
Total Kuantitas
Total Nilai
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Pupuk
Bibit
Pestisida
Pupuk
Bibit
Pestisida
Pupuk
Bibit
Pestisida
Pupuk
Bibit
Pestisida
No
Tahun
1
1990
146569176
11814376
3434212
25172322848
9724918320
1486018872
2555338004
433672104
55053463
225950876803
12067247483
4929429610
2
1991
159019268
25914014
2076269
46160381880
14264700252
1935107712
2797017654
356540462
62738773
250222838942
18064993700
6333656306
3
1992
168950802
23293206
2887100
33625438114
11671212114
2289340062
2929778003
283522226
76372934
240037143643
21996732765
7355272974
4
1993
158364234
24378350
3993533
60102674058
12947998461
3026134179
3450916322
419466853
77287033
283642168653
39490309440
8202172055
5
1994
153075055
26300020
2359771
63416809850
13437156455
3434839620
3808456103
334625064
82632536
368522950085
39719877252
9499639032
6
1995
172791692
27883149
3249740
69120153733
15049216790
4030247972
3952735482
307080690
62193282
377733333464
31780106460
10177015338
7
1996
130702771
16431187
2475405
54212442988
11930400147
4519249021
3733519692
453878745
67240505
466818484544
55201390513
10710074533
8
1997
140184314
18861624
2592731
67863964056
12553182204
4904757376
2843736002
329237933
64460197
343950536842
63369402560
11085578131
9
1998
173005352
24821819
3601942
52721650359
13735471421
6036733346
4319630002
487727562
63402755
390687265082
63465015872
14149396940
10
1999
183600653
24236573
3873110
47759344659
11057460093
4202488656
3784203303
347274706
61923019
490670367753
55525254489
21852371895
11
2000
206752664
27598472
4476539
64639204551
12976251291
5526851808
5496228029
564948540
78742215
532658545931
66903078690
25698762478
12
2001
251961723
28116363
5585621
78591525337
18772183219
6281910889
5559378351
572818671
83893216
622217434933
73388019824
27636756136
13
2002
316015643
32819776
5452204
72594499328
20555316320
8249570208
4649626852
591599002
85029910
654173107008
75199261824
29819494600
14
2003
356084250
35806510
4276252
57850437890
17783141150
11729541577
5203221367
673167256
94249432
755438786323
77394279232
35949126109
15
2004
377317627
24756295
3550230
68312269827
23024404089
11780931462
5511807503
652768003
97400252
720704782402
78310021472
42308519760
16
2005
225906782
23316320
3853738
61180702008
25182514840
11657888055
6907233354
770318649
104037979
761770107323
79988357452
45493787172
17
2006
239797342
27318586
3957013
63526963922
26703333269
12674803042
7568513240
836473840
106168229
822754440940
83398128440
54453446140
18
2007
228980382
24428520
4142539
78855632980
26979087060
11640761298
7658436884
982370035
108061908
935554388091
85737002934
65299205697
19
2008
303119805
33067480
5734537
82428187330
27202946130
12730053507
7919640674
1002993454
113320913
956314784320
90403947544
69975255168
20
2009
382857361
42636450
6900938
83668104240
28011867225
13704406530
8344055248
1126390293
114710623
1033846397824
111737400234
79823417984
21
2010
417578872
48598748
7357136
92642418784
29636890304
13733940213
9555670986
1142283743
117476892
1066053613389
115834230796
89783878674
Keterangan : 1 = Nomor
6 = Nilai Pupuk Kopi/Ha
11 = Q Pestisida Kakao/Ha
2 = Tahun
7 = Nilai Bibit Kopi/Ha
12 = Nilai Pupuk Kakao/Ha
3 = Q Pupuk Kopi/ha
8 = NIlai Pestisida Kopi/Ha
13 = Nilai Bibit Kakao/Ha
4 = Q Bibit Kopi/Ha
9 = Q Pupuk Kakao/Ha
14 = Nilai Pestisida kakao
5 = Q Pestisida Kopi/ha
10 = Q Bibit Kakao/Ha
24
3
4
Input Produksi Sawit Total Kuantitas
Total Nilai
15
16
17
18
19
20
21
Pupuk
Bibit
Pestisida
Pupuk
Bibit
Pestisida
Jumlah Nilai
2433848033
324996035
21308217
390769829394
42046174002
13373585400
725520402732
3679717733
266145132
25902921
431652732941
57352409463
14029605297
840016426493
3803529724
318098062
31893224
567982034720
43295462600
15130228800
943382865792
2999278807
335793234
42385734
649329981824
47408966006
21440209076
1125590613752
3219283420
312645061
43907571
658337025420
48019232480
14954807070
1219342337264
4355972946
445624082
65177292
566482955722
52021110889
21213868896
1147608009264
1479595801
499297932
49726873
755755973129
57460270308
35571304281
1452179589464
1711403230
512920034
53384243
707289451200
65107689040
46201093600
1322325655009
5432486984
529588081
60029054
775102775400
30562321300
77005856200
1423466485920
5684862703
559529602
63494492
897175059760
58388265276
66900389514
1653531002095
6447733644
603539674
75925803
1043406918336
69847591037
201226075126
2022883279248
6743845602
647647302
73521603
1116144193345
51159528706
246720041640
2240911594029
7320041401
705364406
63880722
903444387692
74386897779
240077208040
2078499742799
8327307946
638535313
73023657
1273222149165
73925871184
288677703809
2591971036439
7236556963
765055240
74672299
1297612672944
71588340594
254142329070
2567784271620
8339587624
846297477
87120979
1312547833379
85149612862
291642864075
2674613667166
9530343640
756086144
84276142
974515932934
61722327733
411146723502
2510896099922
8531026968
873750444
86179656
1365580769686
63996553823
436088746020
3069732147589
9647752701
892659234
92975724
1398565477171
53735888035
503613496330
3194970035535
9932022592
932571964
114215429
1469599080104
60384365853
481652865232
3362427905226
10143805878
952393406
116704974
1571150358736
73451852284
530242004196
3582529187376
Keterangan : 15 = Q Pupuk Sawit/Ha
19 = Nilai Bibit Sawit/Ha
16 = Q Bibit Sawit/Ha
20 = Nilai Pestisida Sawit/Ha
17 = Q Pestisida Sawit/Ha
21 = Jumlah Nilai = Nilai Kopi + Nilai Kakao + Nilai Sawit
18 = Nilai Pupuk Sawit/ha
25
Input Produksi Nilai Share Kopi
Kakao
Sawit
22
23
24
25
26
27
28
29
30
S Pupuk
S Bibit
S Pestisida
S Pupuk
S Bibit
S Pestisida
S Pupuk
S Bibit
S Pestisida
0,034695541
0,013404059
0,002048211
0,311432836
0,016632541
0,006794336
0,538606258
0,057953124
0,018433093
0,054951761
0,016981454
0,002303655
0,297878507
0,021505524
0,00753992
0,513862252
0,068275343
0,016701584
0,035643469
0,01237166
0,002426735
0,254442976
0,023316867
0,0077967
0,602069483
0,04589384
0,01603827
0,053396566
0,011503293
0,002688486
0,251994078
0,035084078
0,007286994
0,57687935
0,042119191
0,019047964
0,052009028
0,011020003
0,002816961
0,302230915
0,032574836
0,007790789
0,539911562
0,039381256
0,01226465
0,060229759
0,013113552
0,003511868
0,329148394
0,027692475
0,008868024
0,493620601
0,045330035
0,018485292
0,037331776
0,008215513
0,003112046
0,321460574
0,038012785
0,007375172
0,520428726
0,039568295
0,024495114
0,051321672
0,009493261
0,00370919
0,260110311
0,04792269
0,008383395
0,534882953
0,049237258
0,03493927
0,037037507
0,009649311
0,004240868
0,274461864
0,044584833
0,009940098
0,544517755
0,021470348
0,054097414
0,028883247
0,00668718
0,002541524
0,296740954
0,033579809
0,01321558
0,542581336
0,035311261
0,040459108
0,031953996
0,006414731
0,002732165
0,2633165
0,033073129
0,012704026
0,51580184
0,03452873
0,099474882
0,03507123
0,00837703
0,002803284
0,277662643
0,032749181
0,012332819
0,49807596
0,022829784
0,11009807
0,034926393
0,009889497
0,003969002
0,314733312
0,036179587
0,014346643
0,434661775
0,035788745
0,115505046
0,022319091
0,006860856
0,004525337
0,291453406
0,029859238
0,013869417
0,491217738
0,028521102
0,111373815
0,026603586
0,008966643
0,004587976
0,280671858
0,030497119
0,016476664
0,505343337
0,027879422
0,098973396
0,022874594
0,009415384
0,004358718
0,284815006
0,029906509
0,01700948
0,490742962
0,031836229
0,109041118
0,025300515
0,010634981
0,00504792
0,327673631
0,033214488
0,021686858
0,388114798
0,024581793
0,163745017
0,025688115
0,008788743
0,00379211
0,304767433
0,027929799
0,021271956
0,444853396
0,020847602
0,142060846
0,025799362
0,008514304
0,003984405
0,299318859
0,028295711
0,021901694
0,437739779
0,016818902
0,157626986
0,024883241
0,008330845
0,004075747
0,307470205
0,033231166
0,023739815
0,43706486
0,017958561
0,143245559
0,025859501
0,008272617
0,003833588
0,297570113
0,032333088
0,02506159
0,438558983
0,020502792
0,148007728
Keterangan : 22 = S Pupuk Kopi = Nilai Pupuk Kopi : Jumlah Nilai = 6/21
26 = S Bibit Kakao = Nilai Bibit Kakao : Jumlah Nilai = 13/21
23 = S Bibit Kopi = Nilai Bibit Kopi : Jumlah Nilai = 7/21
27 = S Pestisida Kakao = Nilai Pestisida Kakao : Jumlah Nilai = 14/21
24 = S Pestisida Kopi = Nilai Pestisida Kopi : Jumlah Nilai = 8/21
28 = S Pupuk Sawit = Nilai Pupuk Sawit : Jumlah Nilai = 18/21
25 = S Pupuk kakao = Nilai Pupuk Kakao : Jumlah Nilai = 12/21
29 = S Bibit Sawit = Nilai Bibit Sawit : Jumlah Nilai = 19/21 30 = S Pestisida Sawit = Nilai Pestisida Sawit : Jumlah Nilai = 20/21
26
5
6
Input Produksi Hasil Share Kopi
Kakao
Sawit
31
32
33
34
35
36
37
38
39
HS Pupuk
HS Bibit
HS Pestisida
HS Pupuk
HS Bibit
HS Pestisida
HS Pupuk
HS Bibit
HS Pestisida
0,044823651
0,015192756
0,002175933
0,304655672
0,019069032
0,007167128
0,526234255
0,063114233
0,017567339
0,045297615
0,014676557
0,002365195
0,276160741
0,022411196
0,00766831
0,557965868
0,057084592
0,016369927
0,044520018
0,011937476
0,00255761
0,253218527
0,029200473
0,007541847
0,589474417
0,044006516
0,017543117
0,052702797
0,011261648
0,002752723
0,277112496
0,033829457
0,007538892
0,558395456
0,040750223
0,015656307
0,056119393
0,012066777
0,003164414
0,315689655
0,030133656
0,008329407
0,516766082
0,042355645
0,015374971
0,048780767
0,010664532
0,003311957
0,325304484
0,03285263
0,008121598
0,507024664
0,042449165
0,021490203
0,044326724
0,008854387
0,003410618
0,290785442
0,042967738
0,007879284
0,527655839
0,044402776
0,029717192
0,04417959
0,009571286
0,003975029
0,267286087
0,046253762
0,009161747
0,539700354
0,035353803
0,044518342
0,032960377
0,008168246
0,003391196
0,285601409
0,039082321
0,011577839
0,543549545
0,028390805
0,047278261
0,030418622
0,006550956
0,002636845
0,280028727
0,033326469
0,012959803
0,529191588
0,034919996
0,069966995
0,033512613
0,00739588
0,002767725
0,270489572
0,032911155
0,012518422
0,5069389
0,028679257
0,104786476
0,034998811
0,009133263
0,003386143
0,296197977
0,034464384
0,013339731
0,466368868
0,029309265
0,112801558
0,028622742
0,008375177
0,004247169
0,303093359
0,033019412
0,01410803
0,462939756
0,032154924
0,113439431
0,024461339
0,00791375
0,004556656
0,286062632
0,030178178
0,015173041
0,498280538
0,028200262
0,105173606
0,02473909
0,009191013
0,004473347
0,282743432
0,030201814
0,016743072
0,49804315
0,029857825
0,104007257
0,024087554
0,010025183
0,004703319
0,306244318
0,031560498
0,019348169
0,43942888
0,028209011
0,136393067
0,025494315
0,009711862
0,004420015
0,316220532
0,030572144
0,021479407
0,416484097
0,022714697
0,152902931
0,025743738
0,008651524
0,003888257
0,302043146
0,028112755
0,021586825
0,441296587
0,018833252
0,149843916
0,025341301
0,008422575
0,004030076
0,303394532
0,030763438
0,022820755
0,437402319
0,017388731
0,150436272
0,025371371
0,008301731
0,003954668
0,302520159
0,032782127
0,024400703
0,437811922
0,019230677
0,145626643
Keterangan : 31 = HS Pupuk Kopi = ( S Pupuk Kopi 1 + S Pupuk Kopi 2) :2 = ( 22;1 + 22;2)/2
35 = HS Bibit Kakao = ( S Bibit Kakao 1 + S Bibit Kakao 2):2 = (26;1 +26;2)/2
32 = HS Bibit Kopi = ( S Bibit Kopi 1 + S Bibit Kopi 2 ):2 = (23;1 + 23;2)/2
36 = HS Pestisida Kakao = ( S Pestisida Kakao 1 + S Pestisida Kakao 2):2 = (27;1 +27;2)/2
33 = HS Pestisida Kopi = (S Pestisida kopi 1 + S Pestisida kopi 2 ):2 = ( 24;1 + 24;2)/2
37 = HS Pupuk Sawit = ( S Pupuk Sawit 1 + S Pupuk Sawit 2):2 = ( 28;1 + 28;2)/2
34 = HS Pupuk Kakao = ( S Pupuk Kakao 1 + S Pupuk Kakao 2):2 = ( 25;1 + 25;2)/2
38 = HS Bibit Sawit = (S Bibit Sawit 1 + S Bibit Sawit 2):2 = (29;1 + 29;2)/2 39 = HS Pestisida Sawit = (S Pestisida Sawit 1 + S Pestisida Sawit 2):2 = (30;1 + 30;2)/2
27
Input Produksi Nilai LN Kopi
Persamaan
Kakao
Sawit
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
LN Pupuk
LN Bibit
LN Pestisida
LN Pupuk
LN Bibit
LN Pestisida
LN Pupuk
LN Bibit
LN Pestisida
LN
Persamaan 1
Persamaan 2
0
1
0,081527869
0,785466808
-0,503214963
0,09036922
-0,195840997
0,130674878
0,413362489
-0,199771213
0,195262969
0,247573727
0,247573727
1,280913796
0,060582183
-0,106622173
0,329680005
0,046372927
-0,229157213
0,196648721
0,033093464
0,178317937
0,208037831
0,043187592
0,290761318
1,337445322
-0,064709902
0,045533713
0,324423765
0,163713143
0,391693989
0,011897826
-0,237557648
0,054135889
0,28441827
-0,081187238
0,20957408
1,233152724
-0,033969302
0,075874256
-0,526111722
0,098584088
-0,225973814
0,066877309
0,070786932
-0,071427039
0,035274922
0,054963153
0,264537233
1,30282793
0,12115842
0,058452828
0,320010413
0,037183982
-0,085900146
-0,284156514
0,3023892
0,354407174
0,395024361
0,192649692
0,457186925
1,579624128
-0,279160955
-0,528841353
-0,272170974
-0,05705646
0,390719534
0,078028831
-1,079779051
0,113727245
-0,270565635
-0,573711283
-0,116524358
0,890008418
0,070032264
0,137948206
0,046307741
-0,272232725
-0,321049391
-0,042227886
0,145544693
0,026916978
0,070970136
-0,00870339
-0,125227748
0,882295938
0,210364445
0,274593683
0,328761384
0,41805107
0,392976285
-0,016540618
1,155083401
0,031979545
0,117313051
0,772745292
0,647517544
1,910791481
0,059440504
-0,023860291
0,072584657
-0,132334374
-0,339640849
-0,02361533
0,045409939
0,054996936
0,056124484
-0,02043439
0,627083154
1,872141858
0,118760184
0,129897636
0,144792401
0,373226667
0,486618521
0,240287431
0,12592172
0,075715344
0,178803425
0,210481846
0,837565
2,310733484
0,197753964
0,018591311
0,221345414
0,011424251
0,013834564
0,063365336
0,04490163
0,070534483
-0,032177306
0,033129574
0,870694573
2,388569314
0,226514532
0,154679541
-0,024175686
-0,178699325
0,032259833
0,013458325
0,081985658
0,085368296
-0,140561656
-0,01749836
0,853196213
2,347136825
0,119375645
0,08709846
-0,242943006
0,112490958
0,129164778
0,102941723
0,128924244
-0,099537577
0,133765831
0,11458487
0,967781083
2,632097569
0,057919985
-0,36904992
-0,186064535
0,057614682
-0,030772034
0,032883998
-0,140394693
0,18077106
0,022325736
-0,04880996
0,918971123
2,506709968
-0,5129649
-0,059926256
0,082031196
0,225676565
0,165582472
0,065927217
0,141868234
0,100922885
0,154188523
0,146745733
1,065716856
2,902919214
0,059671713
0,158413732
0,026445861
0,091427472
0,082390988
0,020268887
0,133467006
-0,112715609
-0,033198904
0,085083027
1,150799883
3,160720105
-0,046157827
-0,111815974
0,045819437
0,011811254
0,160772808
0,017679383
-0,110771027
0,144639485
0,022335329
-0,032464099
1,118335784
3,059757865
0,280491792
0,30279902
0,32519813
0,033537935
0,020776206
0,047519447
0,123015258
0,021410109
0,075904286
0,088908039
1,207243823
3,34425458
0,233534371
0,254159199
0,185150329
0,052203504
0,116029106
0,012188904
0,029039135
0,043741411
0,205747966
0,072905131
1,280148954
3,597175498
0,086810947
0,130888248
0,064013382
0,13558546
0,014011453
0,023829015
0,021099119
0,021031869
0,021562767
0,058382384
1,338531338
3,813438738
Keterangan : 42 = LN Pestisida Kopi = LN ( Q Pestisida Kopi 2 : Q Pestisida Kopi 1)= LN ( 5;2 :5;1)
46 = LN Pupuk Sawit = LN ( Q Pupuk Sawit 2 : Q Pupuk Sawit 1) =LN (15;2 : 15;1)
50 = Persamaan 1 = ( 50;1 + 49;2)
43 = LN Pupuk Kakao = LN (Q Pupuk Kakao 2 : Q Pupuk Kakao 1) = LN ( 9;2 : 9;1)
47 = LN Bibit Sawit = LN ( Q Bibit Sawit 2 : Q Bibit Sawit 1) = LN (16;2 : 16;1)
51 = Persamaan 2 = EXP (Persamaan 1)
44 = LN Bibit Kakao = LN ( Q Bibit Kakao 2 : Q Bibit Kakao 1 ) = LN ( 10;2 : 10;1)
48 = LN Pestisida Sawit = LN ( Q Pestisida Sawit 2 : Q Pestisida Sawit 1)= LN (17;2 : 17;1)
45 = LN Pestisida Kakao = LN ( Q Pestisida Kakao 2 : Q Pestisida 1)= LN ( 11;2 : 11;1)
49 =Nilai LN = ( 31*40) + (32*41)+(33*42)+(34*43)+(35*44)+(36*45)+(37*46)+(38*47)+(39*48)
28
7
8
Lampiran 9 Data Tenaga Kerja (L) TENAGA KERJA 1
2
Kopi
No Tahun
Kakao
Sawit
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
TK
Upah
Nilai Upah
TK
Upah
Nilai Upah
TK
Upah
Nilai Upah
Total Nilai
1
1990
289514
77769
22515214266
335133
77769
26062958277
541669
77769
42125056461
90703229004
2
1991
220824
81326
17958732624
324908
81326
26423468008
527749
81326
42919715174
87301915806
3
1992
195136
88361
17242412096
282818
88361
24990081298
586867
88361
51856154987
94088648381
4
1993
201883
90162
18202175046
348745
90162
31443546690
533296
90162
48083033952
97728755688
5
1994
230627
94893
21884887911
256776
94893
24366244968
651037
94893
61778854041
108029986920
6
1995
265090
112508
29824745720
352696
112508
39681121568
686246
112508
77208164968
146714032256
7
1996
248875
165732
41246551500
283812
165732
47036730384
632378
165732
104805270696
193088552580
8
1997
322893
182175
58823032275
236803
182175
43139586525
849019
182175
154670036325
256632655125
9
1998
383364
170284
65280755376
346723
170284
59041379332
897195
170284
152777953380
277100088088
10
1999
552478
237327
131117946306
393982
237327
93502566114
925540
237327
219655631580
444276144000
11
2000
737190
330572
243694372680
415578
330572
137378450616
995189
330572
328981618108
710054441404
12
2001
840776
490479
412382971704
489029
490479
239858454891
1078358
490479
528911953482
1181153380077
13
2002
1083284
427055
462621848620
524233
427055
223876323815
1266764
427055
540977900020
1227476072455
14
2003
1222340
553631
676725316540
673501
553631
372871032131
1320889
553631
731285097959
1780881446630
15
2004
1303598
603540
786773536920
938374
603540
566346243960
1521180
603540
918092977200
2271212758080
16
2005
1455609
638983
930109405647
1024839
638983
654854698737
2363454
638983
1510206927282
3095171031666
17
2006
1688626
689918
1165013472668
1136985
689918
784426417230
2648728
689918
1827405124304
3776845014202
18
2007
1932738
721246
1393979551548
1213049
721246
874906739054
3091709
721246
2229882749414
4498769040016
19
2008
2026972
730927
1481568563044
1474570
730927
1077803026390
3248909
730927
2374715308643
4934086898077
20
2009
1971578
812191
1601297907398
1551615
812191
1260208126369
3276198
812191
2660899348868
5522405382634
21
2010
1940684
971362
1885106691608
1611139
971363
1565000006888
3375398
971363
3278735039775
6728841738271
Keterangan : 6 = TK Kakao
11 = Nilai Upah Sawit = 9*10
2 = Tahun
7 = Upah Kakao
12 = Total Nilai = 5+8+11
3 = TK Kopi
8 = Nilai Upah Kakao = 6*7
4 = Upah Kopi
9 = TK Sawit
5 = Nilai Upah = 3*4
10 = Upah Sawit
29
1 = Nomer
TENAGA KERJA Nilai Share
Hasil Nilai Share
Nilai LN
Persamaan
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
S Kopi
S Kakao
S Sawit
HS Kopi
HS Kakao
HS Sawit
LN Kopi
LN Kakao
LN Sawit
LN
Persamaan 1
Persamaan 2
0,248229468
0,287343224
0,464427308
0
1
0,205708345
0,302667676
0,491623978
0,226968906
0,29500545
0,478025643
-0,270837651
-0,030985403
-0,026034322
-0,083057662
-0,083057662
0,92029808
0,183257092
0,265601449
0,551141459
0,194482719
0,284134562
0,521382719
-0,123669253
-0,138738484
0,106177426
-0,008112856
-0,091170517
0,912862039
0,186251988
0,321743037
0,492004975
0,18475454
0,293672243
0,521573217
0,03399157
0,209537415
-0,095721601
0,017889596
-0,073280921
0,929339722
0,202581603
0,225550754
0,571867643
0,194416796
0,273646895
0,531936309
0,133113365
-0,306136887
0,199489859
0,048221965
-0,025058957
0,975252413
0,203284889
0,270465755
0,526249356
0,202933246
0,248008255
0,5490585
0,139267704
0,317402387
0,052669688
0,135899199
0,110840242
1,117216409
0,213614691
0,243601859
0,54278345
0,20844979
0,257033807
0,534516403
-0,063118629
-0,217294449
-0,081748847
-0,112705184
-0,001864942
0,998136796
0,229211019
0,168098586
0,602690395
0,221412855
0,205850223
0,572736922
0,260370237
-0,181083475
0,294594249
0,189098247
0,187233305
1,205908597
0,235585473
0,213068786
0,551345741
0,232398246
0,190583686
0,577018068
0,17166393
0,381297618
0,055191664
0,14441009
0,331643395
1,393255917
0,295127137
0,21046047
0,494412393
0,265356305
0,211764628
0,522879067
0,365428684
0,127779033
0,031104121
0,140291579
0,471934973
1,603093136
0,343205195
0,19347594
0,463318865
0,319166166
0,201968205
0,478865629
0,288432047
0,053365099
0,072555318
0,137580052
0,609515025
1,839539052
0,349135835
0,203071387
0,447792778
0,346170515
0,198273663
0,455555822
0,131479614
0,16275147
0,080262124
0,114347574
0,723862599
2,062384007
0,37688869
0,182387526
0,440723784
0,363012262
0,192729456
0,444258281
0,253427172
0,06951445
0,161026103
0,176931833
0,900794432
2,461557875
0,379994591
0,209374427
0,410630982
0,37844164
0,195880976
0,425677383
0,120769886
0,250553239
0,041839378
0,112593044
1,013387476
2,754917442
0,3464112
0,249358516
0,404230284
0,363202895
0,229366472
0,407430633
0,064361079
0,33165911
0,141181355
0,156969219
1,170356694
3,22314211
0,300503396
0,211573025
0,487923579
0,323457298
0,230465771
0,446076931
0,110296236
0,088142216
0,440637759
0,252548225
1,42290492
4,149155916
0,308462081
0,207693568
0,483844351
0,304482738
0,209633297
0,485883965
0,148490811
0,103844495
0,113955416
0,122351262
1,545256182
4,689172754
0,309857994
0,194476918
0,495665087
0,309160038
0,201085243
0,489754719
0,13502247
0,064757003
0,154644488
0,130503097
1,675759279
5,342850324
0,300272086
0,21844022
0,481287695
0,30506504
0,206458569
0,488476391
0,047605403
0,195229397
0,049595235
0,079055628
1,754814907
5,782377364
0,289963847
0,228199134
0,481837019
0,295117966
0,223319677
0,481562357
-0,027708817
0,050929902
0,008364356
0,007224239
1,762039146
5,824301893
0,280153222
0,232580891
0,487265887
0,285058534
0,230390013
0,484551453
-0,015793749
0,037645058
0,02982964
0,018624898
1,780664043
5,933795407
Keterangan : 13 = S Kopi = Nilai Upah Kopi : Nilai total = 5/12
17 = HS Kakao = ( S Kakao 1 + S Kakao 2):2 = ( 14;1 + 14;2)/2
21 = LN Sawit = LN ( TK Sawit 2 : TK Sawit 1) = LN ( 9;2 : 9;1)
14 = S Kakao = Nilai Upah Kakao : Nilai Total = 8/12
18 = HS Sawit = ( S Sawit 1 + S Sawit 2):2 = ( 15;1 + 15;2)/2
22 = Nilai LN = ( 16*19)+(17*20)+(18*21)
15 = S Sawit = Nilai Upah Sawit : Nilai total = 11/12
19 = LN Kopi= LN ( TK Kopi 2 : TK Kopi 1) = LN (3;2 : 3;1)
23 = Persamaan 1 = (23;1 + 22;2)
16 = HS Kopi = ( S Kopi 1 + S Kopi 2):2= (13;1 + 13;2)/2
20 = LN Kakao = LN ( TK Kakao 2 : TK Kakao 1 ) = LN (6;2 :6;1)
24 = Persamaan 2 = EXP (Persamaan 1)
30
9
10
Lampiran 10 Data Luas Panen (L) LUAS PANEN 1
2
Luas
Nilai Share
Hasil Share
Nilai LN
Persamaan
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kopi
Kakao
Sawit
total luas
Nilai
Kopi
Kakao
Sawit
Kopi
Kakao
Sawit
Kopi
Kakao
Sawit
LN
18
19
No
Tahun
1
1990
1069848
357490
1126677
2554015
0,3183 0,133323474 0,044550075 0,140405451
2
1991
1119854
444062
1310996
2874912
0,3183
0,12397806
0,049161717 0,145139224 0,128650767 0,046855896 0,142772338 0,045681737 0,216856803 0,151514561 0,037670098 0,037670098
3
1992
1133898
496006
1467470
3097374
0,3183
0,11651674
0,050968431 0,150793829
0,1202474
0,050065074 0,147966526 0,012462935 0,110623831 0,112752676 0,023720648 0,061390746 1,063314319
4
1993
1147567
535285
1613187
3296039
0,3183 0,110813761 0,051689308 0,155775931
0,11366525
0,05132887
5
1994
1140385
597011
1804149
3541545
0,3183 0,102486513 0,053653438 0,162139049 0,106650137 0,052671373
6
1995
1167511
602119
2024986
3794616
0,3183 0,097926703 0,050503617
0,16984868
0,100206608 0,052078527 0,165993865 0,023508208 0,008519562 0,115473774 0,021967302
7
1996
1077467
655331
2249514
3982312
0,3183 0,086114578 0,052376131
0,17978829
0,092020641 0,051439874 0,174818485 -0,080261216 0,084685351 0,105151406 0,015352925 0,141359134 1,151838238
8
1997
1079148
529057
2516079
4124284
0,3183 0,083279945 0,040828355 0,194170699 0,084697262 0,046602243 0,186979495 0,001558925 -0,214044275 0,111987545 0,011096468 0,152455602 1,164690751
9
1998
1153343
572553
2788783
4514679
0,3183 0,081309182 0,040364242 0,196605576 0,082294564 0,040596299 0,195388138 0,066492841 0,079009131 0,102903563 0,028785613 0,181241215
1,19870429
10
1999
1127277
667715
3901802
5696794
0,3183 0,062980792 0,037305134 0,217993074 0,072144987 0,038834688 0,207299325 -0,022859692 0,153756128 0,335833198 0,073939854
1,290695305
11
2000
1260687
749917
4158079
6168683
0,3183 0,065046331 0,038692673 0,214539996 0,064013561 0,037998903 0,216266535
12
2001
1313383
821449
4713435
6848267
0,3183 0,061040586 0,038177537 0,219060877 0,063043458 0,038435105 0,216800437 0,040949441
0,09110732
13
2002
1372184
914051
5067058
7353293
0,3183 0,059393438 0,039563667 0,219321895 0,060217012 0,038870602 0,219191386
0,106816515 0,072343431 0,022646427 0,336419203 1,399925755
14
2003
1381730
964223
5283557
7629510
0,3183 0,057641401 0,040224331 0,220413269 0,058517419 0,039893999 0,219867582 0,006932706 0,053436227 0,041839172 0,011736546 0,348155749 1,416452844
15
2004
1303943
1090960
5284723
7679626
0,3183 0,054041391 0,045214397 0,219023212 0,055841396 0,042719364
16
2005
1255272
1167046
5453817
7876135
0,3183
17
2006
1308372
1320820
6594914
9224106
0,3183 0,045145549 0,045575069 0,227558382 0,047935895 0,046368024 0,223975081 0,041431334 0,123776986 0,189983015 0,050276804 0,408561798 1,504652234
18
2007
1295912
1379279
6766836
9442027
0,3183 0,043683584 0,046493782 0,228101635 0,044414566 0,046034425 0,227830008 -0,009568922 0,043308143 0,025734876 0,007431843 0,415993641 1,515876229
19
2008
1295111
1425216
7363847
10084174
0,3183 0,040876589 0,044982992 0,232419419 0,042280086 0,045738387 0,230260527 -0,000618289 0,032762482 0,084548865 0,020940628 0,436934268 1,547954324
20
2009
1266235
1587136
8248328
11101699
0,3183 0,036302192
21
2010
1268476
1650621
8958673
11877770
0,3183 0,033990326 0,044230356 0,240058318 0,035146259 0,044866293 0,238266448 0,001768249 0,039220447
0,05072624
Persamaan 1 Persamaan 2 0
0,15328488
1 1,03838861
0,011982795 0,076211292 0,094671896 0,019785637 0,081176383 1,084562178
0,15895749 -0,006278124 0,109136223 0,111877287 0,022862525 0,104038908 1,109643628
0,11185182 0,04379738
0,12600621
0,25518107
1,134289212
0,116101098 0,063614691 0,025329477 0,280510546 1,323805504
0,21971824 -0,057943586 0,123490726
0,125363753
0,00022066
0,03326223
0,313772776 1,368578728
0,002088278 0,350244027 1,419413882
0,047160979 0,220391781 0,052383816 0,046187688 0,219707496 -0,038040469 0,067417727 0,031495525 0,008040967 0,358284994 1,430873353
0,04550223
0,236474578
0,03858939
0,045242611 0,234446998 -0,022548475 0,107607753 0,113428027 0,030591184 0,467525453 1,596039827 0,0826116
0,021505396 0,489030849 1,630735025
Keterangan: 1= Nomor
6= Total Luas
11= HS Kopi = (8;2 + 8;1)/2
16 = LN Sawit = LN(Luas Sawit 2: Luas Sawit 1)
2= Tahun
7= Nilai Dugaan
12= HS Kakao = (9;2 + 9;1)/2
17 = Nilai LN = (11*14)+(12*15)+(13*16)
3= Luas Kopi
8= S Kopi = (3;1 : 6;1)*7;1
13= HS Sawit = (10;2 +10;1)/2
18= Persamaan 1 = (18;1 + 17;2)
4 = Luas Kakao
9= S Kakao = (4;1 : 6;1)*7;1
14= LN Kopi = LN(Luas Kopi 2: Luas Kopi 1)
19 = Persamaan 2 = EXP( Persamaan 1)
5= Luas Sawit
10= S Sawit = (5;1 : 6;1)*7;1
15= LN Kakao = LN(Luas Kakao 2: Luas Kakao 1)
31
32
RIWAYAT HIDUP Ayu Frianka lahir di Jakarta tanggal 23 Januari 1992 dari ayah Firvastra dan ibu Iriani Dirdjosudjoko. Penulis adalah putri pertama dari dua bersaudara. Tahun 2004 penulis dari SD Bani Saleh 5 dan pada tahun 2007 penulis lulus dari SMPN 1 Bekasi. Tahun 2010 penulis lulus dari SMA KORPRI Bekasi dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen sebagai ketua komisi biro pada tahun 2012/2013. Selain itu penulis juga aktif dalam kegiatan di luar kampus yaitu menjadi salah satu peserta pertukaran pelajar ke Vietnam dalam program Summer Camp, Hanoi yang dilaksanakan oleh AIESEC LC HANOI pada tahun 2012.