Analisis Perencanaan Dan...(Jhon Fernos) Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014
ANALISIS PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN KREDIT STUDI KASUS PADA PT. BANK PREKREDITAN RAKYAT (BPR) PESISIR Jhon Fernos AKBP – STIE”KBP” (
[email protected]) ABSTRACT The purpose of the study was to determine the planning and implementation of credit control at PT. BPR Echo Coastal planning and control as well as whether the credit that has been carried out by PT. Echo Coastal BPR can reduce the occurrence of bad debts. In order for research purposes is reached then conducted primary data collection and secondary data derived from PT. BPR Echo Coastal. From the research conducted on the credit planning exercise known PT . BPR conducted by Echo Coastal planning horizon consisting of short-term planning with a maturity of 1 year and long-term planning with a maturity of 2 years by taking into account the economic conditions that will be encountered . Implementation of credit control at PT . BPR Echo Coastal done by Desk on monitoring credit monitoring is administratively through administrative instruments and on- site monitoring is to monitor the loans directly to the debtor in order to know the condition of the debtor's business and assurance . Planning and control of credit at PT . BPR Echo Coastal collectibility can lower bad debts each year from 0.54 % in 2006 to 0.31 % in 2010 . This is because the company has always optimize the credit plan in accordance with plan provisions that have been established , and controls are always maximized for menggurangi kreditpun and possibly avoid bad credit . Key Word: planning and control of credit PENDAHULUAN Bank merupakan lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial intermediaries), sebagai sarana pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran perekonomian, dalam fungsinya mentransfer dana-dana (loanable fund) dari penabung atau unit surplus (lenders) kepada peminjam (borrower) atau unit defisit. Lembaga perbankan ini pula yang menjadi pusat dan urat nadi mekanisme peredaran uang yang akan
Bank mempunyai peran vital bagi suatu negara dalam usaha memajukan perekonomian. Bisnis bank merupakan bisnis yang penuh resiko (Bank is a Risk Business), demikian ungkapan yang banyak dipergunakan oleh orang untuk menggambarkan karakteristik bisnis bank. Hal ini disebabkan dalam kegiatannya, bank menghimpun dan menyalurkan dana dari dan ke masyarakat (Yusuf, 2008:13). menggerakkan roda pembangunan. Jika dilihat dari sisi pemerintah, maka lembaga perbankan merupakan sarana
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 untuk melaksanakan kebijakan ekonomi dan keuangan yang ditujukan pada usaha tercapainya stabilitas ekonomi nasional yang baik. Dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat perlu dilaksanakan program-program yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Salah satu program tersebut adalah pemberian kredit kepada masyarakat sehingga dapat memperkuat permodalan, yang nantinya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat pada umumnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yang dirubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (selanjutnya disebut UU Perbankan) dalam Pasal 3 dinyatakan bahwa fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dari ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi utama bank adalah pemindahan dana masyarakat dari unit surplus kepada unit defisit atau pemindahan uang dari penabung kepada peminjam(Usman. 2001:61). Lembaga perbankan harus dapat menyalurkan dana-dana tersebut ke bidang-bidang yang produktif untuk pencapaian sarana pembangunan, halAgar kredit yang diberikan oleh bank dapat mencapai hasil dan sasaran yang diinginkan, perlu diadakan pengelolaan yang baik terhadap piutang atau kreditnya. Dari semua fungsi manajemen dalam perbankan, fungsi yang dilakukan sepenuhnya adalah pengendalian (pengawasan). Alasannya adalah peranan yang dijalankan oleh bank umum dalam masyarakat kita. Bank lebih dari industri lain, sangat tergantung pada kepercayaan masyarakat luas. Bank menyimpan uang yang banyak dan diatur dengan
ini sesuai dengan ketentuan Pasal 4 UU Perbankan yang menyatakan bahwa tujuan bank adalah menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Dengan demikian, fungsi perbankan tidak hanya sebagai wadah penghimpun dan penyalur dana masyarakat, tetapi fungsinya akan diarahkan kepada peningkatan taraf hidup rakyat banyak, agar masyarakat menjadi lebih baik dan sejahtera daripada sebelumnya (Usman. 2001:62). Dan salah satu upaya untuk mencapai tujuan diatas adalah dengan pemberian kredit. Dalam hal ini diperlukan suatu manajemen kredit yang merupakan pengelolaan kredit yang baik mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengendalian dan pengawasan kredit yang macet (Kasmir,2002:71). Manajemen perkreditan bank adalah suatu hal yang penting untuk mengoptimalkan kinerja bank untuk memaksimalkan profit atas sector perkreditannya. cermat oleh instansi pengawasan bank yang memiliki berbagai peraturan dan ketentuan. Standar dan ketetapan yang tinggi diharapkan dari bank umum. Pengawasan adalah pengukuran unjuk kerja bawahan untuk memastikan apakah mereka dapat memenuhi tujuan perusahaan atau tidak dan mematuhi kebijaksanaan dan peraturan yang telah ditetapkan. Proses pengawasan menyangkut penetapan standar, mengukur unjuk kerja dengan standar ini, dan memperbaiki penyimpangan dari rencana dan program yang telah
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 ditetapkan. Sedangkan pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan dapat terselenggara (Hasibuan,2005:105). Pengendalian kredit adalah usaha-usaha untuk menjaga kredit yang diberikan tetap lancar, produktif dan tidak macet. Lancar dan produktif artinya kredit itu dapat ditarik kembali bersama bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui kedua belah pihak. Hal ini penting karena jika kredit macet berarti kerugian bagi bank yang bersangkutan. Oleh karena itu, penyaluran kredit harus didasarkan pada prinsip kehati-hatian dan dengan sistem pengendalian yang benar. Banyak bank mempergunakan teknik untuk melakukan pengendalian (pengawasan) guna menghindari resiko dalam pemberian kredit dan salah satu bank yang selalu melakukan pengendalian atas kredit yang diberikannya kepada masayarakat adalah PT. BPR Gema Pesisir . PT. BPR Gema Pesisir merupakan lembaga perbankan yang berkedudukan di Pesisir Air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Nasabah debitur dari PT. BPR Gema Pesisir mayoritas adalah masyarakat menengah kebawah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan sosio-kultur masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan adalah petani, nelayan dan pengusaha kecil atau home industri. Selain itu pendapatan masyarakat di sana masih cukup rendah. Sehingga banyak membutuhkan bantuan dana melalui kredit untuk mengembangkan usahanya.
KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Tinjauan Umum Tentang Bank Pengertian Bank. Secara etimologi Bank berasal dari Bahasa Italia banco yang artinya bangku (tempat duduk). Bangku inilah yang dipergunakan oleh bankir untuk melayani kegiataan operasionalnya kepada para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan populer menjadi bank. Di dalam wikipedia,Bank adalah sebuah tempat di mana uang disimpan dan dipinjamkan. Menurut Pasal 1 ayat 2 UndangUndang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, menyebutkan bahwa: “Bank adalah Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk lain-lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Namun di dalam UndangUndang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia yang diatur di dalam pasal 5 angka pengertian bank adalah Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat, sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang tentang perbankan yang berlaku. Sehingga dapat kita lihat pengertian bank menurut Undang-Undang No. 23 tentang 1999 tentang Bank Indonesia lebih menitik beratkan kepada jenisjenis bank yakni Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Menurut Suyatno (1997), bank adalah badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan alat- alat pembayaran sendiri atau dengan uang yang diperoleh dari orang lain maupun dengan jalan memperdarkan alat-alat penukaran baru berupa giral”.
Analisis Perencanaan Dan...(Jhon Fernos) Tinjauan Umum tentang Kredit Perbankan Pengertian Kredit dan Perjanjian Kredit Kredit berasal dari kata “ credere” artinya kepercayaan (trust atau faith) yang berasal dari bahasa Yunani. Di dalam pemberian kredit terdapat dua pihak yang berkepentingan langsung yaitu pihak yang kelebihan dana disebut pemberi kredit dan yang membutuhkan dana disebut penerima kredit, dimana satu sama lain saling mempercayai. Jadi jelaslah bahwa kredit bila tidak diiringi dengan kepercayaan maka tidak mungkin akan terjadi. Menurut Sinungan (1994), kredit adalah suatu pemberian prestasi meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Berdasarkan pasal tersebut terdapat beberapa unsur pemberian kredit : 1. Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu 2. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain 3. Terdapat kewajiban pihak meminjam untuk melunasi utangnya dalam waktu tertentu 4. Pelunasan utang disertai dengan bunga Unsur-unsur Kredit Perkreditan adalah suatu penyediaan uang atau yang dipersamakan dengannya, yang didasari atas perjanjian pinjam meminjam antara pihak kreditur (bank, perusahaan atau perorangan) dengan pihak debitur (peminjam), yang mewajibkan pihak debitur untuk
oleh suatu pihak kepada pihak lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan suatu kontrak prestasi berupa bunga. Menurut Suyatno (1997 ), kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang. UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 (UU Perbankan) mendefinisikan kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjammelunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu, dimana sebagai imbalan jasanya, kepada pihak kreditur (pemberi pinjaman) diberikan hak untuk mendapatkan bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan selama masa kredit tersebut berlangsung (Fuady, 2002). Dari uraian diatas, dapat disimpulkan elemen-elemen yuridis dari suatu kredit adalah : 1. Adanya kesepakatan antara debitur dengan kreditur, yang disebut dengan perjanjian kredit 2. Adanya para pihak, yaitu kreditur dan debitur 3. Adanya kesanggupan atau janji untuk membayar hutang 4. Adanya pinjaman berupa pemberian sejumlah uang 5. Adanya perbedaan antara pemberian kredit dengan pembayaran kredit Perjanjian pinjam meminjam (uang) itu harus dibuat atas dasar kepercayaan bahwa peminjam dalam waktu yang telah ditentukan akan melunasi atau mengembalikan
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 pinjaman uang atau tagihan tersebut kepada bank disertai pembayaran sejumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan sebagai imbalan jasanya. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan unsurunsur yang terdapat dalam kredit, yaitu : 1. Kepercayaan, yaitu adanya keyakinan dari pihak bank atas prestasi yang diberikannya kepada nasabah peminjam dana yang akan dilunasinya sesuai dengan yang diperjanjikan pada waktu tertentu. 2. Waktu, adanya jangka waktu tertentu antara pemberian kredit dan pelunasannya. Jangka waktu tersebut sebelumnya terlebih dahulu disetujui atau disepakati bersama antara pihak bank dan nasabah peminjam dana. 3. Prestasi, yaitu adanya objek tertentu berupa prestasi dan kontraprestasi pada saat tercapainya persetujuan atau kesepakatan perjanjian pemberian kredit antara bank dan nasabah peminjam dana berupa uang dan bunga atau imbalan. 4. Resiko, yaitu adanya resiko yang mungkin akan terjadi selama jangka waktu antara pemberian dan pelunasan kredit tersebut, sehingga untuk mengamankan pemberian kredit dan menutup kemungkinan terjadinya wanprestasi dari nasabah peminjam dana, maka diadakanlah pengikatan jaminan dan agunan. Perencanaan Kredit Unsur-unsur Perencanaan Kredit Faktor Penting dalam Perencanaan Perkreditan (Usman,2001), yaitu : 1. Kondisi ekonomi dan moneter secara makro 2. Kegiatan pasar modal dan lembaga keuangan lainnya yang juga memberikan fasilitas pembiayaan.
3. Kondisi bank yang dapat diketahui melalau analysis Performance Bank 4. Kemampuan nasabah dan manajemen bank 5. Komposisi dana dan kemampuan bank dalam menghimpun dana 6. Strategi pemasaran produk bank 7. Kondisi kesehatan dan bisnis bank secara mikro 8. Daya beli masyarakat terhadap hasil produksi nasabah 9. Kebijakan bank dan asumsi yang digunakan bank 10. Tingkat suku bunga dana dan kredit yang berlaku 11. Tingkat suku bunga dana dan kredit pesaing 12. Kebijakan pembangunan pemerintah. Adapun pendekatan dalam perencanaan kredit adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan berdasarkan pendekatan sumber dana 2. Perencanaan berdasarkan pendekatan pasar 3. Perencanaan kredit dengan pendekatan anggaran 4. Perencanaan kredit berdasarkan pendekatan peraturan moneter yang ada METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian pada PT. BPR Gema Pesisir yang berlamat di Pasar Air Haji Kanagarian air Haji Kecamatan Linggo Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk jenis deskriptif yang menyangkut kegiatan dalam mencari data maupun informasi atas suatu permasalahan yang akan diteliti. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk
Analisis Perencanaan Dan...(Jhon Fernos) mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya (Singarimbun, 1995). Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Pada hakikatnya, metode deskriptif mengumpulkan data secara univariat. Karakteristik data diperoleh dengan ukuran-ukuran kecenderungan pusat atau ukuran sebaran ( Rakhmat, 2000:242). Jenis Data Jenis data dalam penelitian yang akan dilakukan ini adalah : a. Data Primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu maupun perorangan yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. b. Data Sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau pihak-pihak lain. Merupakan data yang diperoleh dari obyek penelitian. Data tersebut diperoleh dari dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian. Sumber Data Dalam penelitian ini data-data yang diperlukan peneliti akan diperoleh dari: 1 Studi Kepustakaan (Library Research) Yaitu suatu teknik pengumpulan untuk mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian dan dijadikan landasan teori dengan cara membaca literatur serta buku-buku yang relevan dengan penyusunan skripsi yang akan dibuat untuk mendapatkan data-data sekunder.
2
Penelitian Lapangan (Field Research) Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan peninjauan langsung pada perusahaan untuk mendapatkan gambaran yang dibutuhkan.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Metode Interview Interview atau wawancara adalah pengumpulan data dimana peneliti mengajukan pertanyaanpertanyaan tentang segala sesuatu kepada informan untuk memperoleh informasi yang diharapkan. Teknik wawancara ini digunakan untuk melengkapi data tentang unsur-unsur yang terkait dalam perencanaan dan pengendalian kredit PT. BPR Gema Pesisir. 2. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu suatu usaha yang dilakukan dalam kajian untuk mengumpulkan data dengan cara menggunakan dokumen yang tersedia sebagai sumber informasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data-data tentang perencanaan dan pengendalian kredit PT. BPR Gema Pesisir. 3. Metode Observasi Observasi adalah pengamatan langsung suatu obyek yang akan diteliti dalam waktu singkat dan bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai obyek penelitian. Observasi dilakukan penulis dengan mengamati secara langsung kegiatan yang
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 berhubungan dengan perencanaan dan pengendalian kredit PT. BPR Gema Pesisir. Metode analisis data. Analisis data bertujuan untuk membuat proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun & Effendi, 1989: 263). Data yang diperoleh dari penelitian adalah data dari hasil observasi dan wawancara secara mendalam. Data dianalisis dengan analisis kualitatif. Alasan pemilihan metode kualitatif ini karena Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati dan diteliti. Penelitian yang Dari gambar diatas dapat dijelaskan proses pemberian kredit pada PT. BPR Gema Pesisir. Dalam pemberian kredit pihak debitur mengajukan perhomonan kredit kepada PT. BPR Gema Pesisir, dari permohonan yang diajukan oleh pihak debitur, PT. BPR Gema Pesisir melakukan identifikasi dan pengumpulan data-data dari pihak debitur setelah itu dilakukan analisa kredit dan rekomendasi dari pihak debitur. Dari identifikasi dan pengumpulan data serta analisa kredit dan rekomendasi dari pihak debitur baru PT. BPR Gema Pesisir memutuskan diterima atau tidaknya permohonan kredit yang diajukan oleh debitur. Jika pihak bank menerima permohonan dari debitur baru perjanjian kredit dilakukan antara debitur dengan pihak PT. BPR Gema Pesisir. Setelah perjanjian dilakukan maka tahapan berikutnya adalah realisasi perjanjian, dari realisasi ini data pemohon, serta syarat kelengkapan
dilakukan adalah untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasi kondisi yang terjadi saat penelitian dan berupaya pula menemukan data-data berupa fakta-fakta secara utuh dan semaksimal mungkin. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses Pemberian Kredit PT. BPR Gema Pesisir Proses pemberian kredit yang dilakukan oleh PT. BPR Gema Pesisir berpedoman dan mengikuti ketentuanketentuan yang ditetapkan oleh PT. BPR Gema Pesisir dan UU Perbankan, serta peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh BI dan instansiinstansi pemerintah lainnya. Mengacu pada hal tersebut, proses pemberian kredit PT. BPR Gema Pesisir dapat dilihat pada gambar berikut : lainnya diinput kedalam database PT. BPR Gema Pesisir dan membuat pelaporan transaksinya. Setelah pelaporan dilakukan dan pihak debitur menerima dana kredit yang disepakati dalam hal ini pihak bank tidak langsung lepas tangan. Pihak PT. BPR Gema Pesisir selama masa kreditnya memberikan pengawasan dan pembinaan kepada debitur supaya dana yang telah diberikan dapat benar-benar dimanfaatkan dengan sebaiknya, dan dalam masa pengawasan dan pembinaan ini penagihan dan restrukturisasi serta upaya lainnya dilakukan. Pelaksanaan Perencanaan Kredit PT. BPR Gema Pesisir Kredit yang diberikan oleh bank mengandung resiko, maka oleh karenanya diperlukan perencanaan yang matang atas kredit yang diberikan. Ini dilakukan agar dapat meminimalkan tingkat resiko yang
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 akan ditanggung oleh bank. Rencana adalah suatu pengaturan pelaksanaan di waktu yang akan datang. Jadi apabila rencana disusun secara jelas dan sistematik, maka dapat memudahkan pengawasan dan pengendalian suatu kegiatan. Perencanaan kredit pada PT. BPR Gema Pesisir adalah merupakan tugas dari administrasi kredit. Dalam melaksanakan tugas ini administrasi kredit menyusun perencanaan dari kredit yang akan disalurkan kepada debitur dengan menetapkan beberapa aturan-aturan pokok dan dengan berbagai pertimbangan dari factor eksteren dan interen perusahaan. Perencanaan disusun setelah laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 desember telah disusun. Sebagai salah satu bentuk dari perencanaan, hasil dari laporan keuangan tersebut tujuannya adalah untuk melihat posisi keuangan dari perusahaan guna menetapkan anggaran kredit yang akan direalisasikan pada tahun berikutnya. Berikut dapat dijelaskan bentuk perencanaan kredit dari PT. BPR Gema Pesisir, yaitu: a. Penilaian keadaan Penilaian keadaan ini terdiri atas penilaian keadaan intern perusahaan, meliputi kekuatan dan kelemahan intern baik itu dari sarana dan prasaran serta SDMnya. Dan penilaian kepada keadaan ekstern dari perusahaan, meliputi keadaan ekonomi pada umumnya, kondisi pasar, pesaing, kebijakan pemerintah, peluang perluasan pemberian kredit akibat dari meluasnya usaha, dan asumsi kemungkinan dugaan-dugaan keadaan yang mungkin terjadi di waktu yang akan datang. b. Menyusun Data Base
Guna dilakukannya penyusunan data base ini adalah untuk memberi gambaran mengenai data dasar meliputi data-data kredit, biayabiaya dan dana. c. Menetapkan Strategi Strategi merupakan suatu upaya bagaimana tujuan perencanaan dapat dicapai dengan mempergunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh suatu bank, dan diusahakan pula untuk mengatasi kesulitan-kesulitan serta tantangantantangan yang ada. Guna ditetapkan strategi untuk menyusun target, program, dan proyek untuk mewujudkan tercapai tujuan serta tugas pokok perencanaan. d. Pelaksanaan Perencanaan Pelaksanaan perencanaan dilakukan berdasarkan target atau program yang telah direncanakan yaitu berupa pengalokasian kredit ke sektor-sektor atau proyek yang perlu mendapatkan pembiayaan. Dan persiapan dari pelaksanaan perencanaan kredit di PT. BPR Gema Pesisir adalah : a. Pelaksanaan dilakukan oleh unit pemberian kredit, sedangkan pengerahan dana oleh unit pengerahan dana. b. Strategi perencanan sebagai dasar ketentuan-ketentuan kebijaksanaan perkreditan, seperti kebijaksanaan jenis kredit, bunga, prioritas nasabah yang akan memperoleh kredit, dan sebagainya. c. Penyusunan kembali organisasi perkreditan (data diperlukan) d. Penyusunan formulir permohonan e. Penentuan wewenang memutus persetujuan pemberian kredit f. Ketentuan jaminan
Analisis Perencanaan Dan...(Jhon Fernos) g. Ketentuan penarikan dan pelunasan h. Ketentuan penagihan i. Ketentuan penyelesaian kredit yang macet. Pelaksanaan perencanaan kredit pada PT. BPR Gema Pesisir ini mengacu kepada : a. Penilaian terhadap permohonan kredit harus didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang berdasarkan pada strategi perencanaan. b. Alokasi kredit harus berdasarkan pada batas-batas jumlah sesuai dengan program. c. Walaupun terdapat program alokasi yang telah ditetapkan, Pelaksanaan Pengendalian Kredit PT. BPR Gema Pesisir Guna dilakukannya pengendalian kredit adalah untuk menjaga kredit yang diberikan tetap lancar, produktif dan tidak macet. Hal ini penting karena jika kredit macet berarti kerugian bagi bank. Dilakukannya pengendalian kredit setelah kredit diberikan kepada debitur. Pelaksanaan pengendalian kredit pada PT. BPR Gema Pesisir yaitu melalui pengendalian Internal dan External. Pengendalian internal kredit dari PT. BPR Gema Pesisir yaitu : 1. Organisasi a. Bagian kredit terpisah dari bagian akuntansi b. Petugas analisis kredit yang menganalisa permohonan kredit tidak hanya satu orang. c. Transaksi keluar masuknya uang dilaksanakan oleh bagian kasir dan bagian pembukuan. Tidak ada suatu bagian yang menangani satu transaksi secara lengkap. 2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan
namun realisasi pemberian kredit harus mengingat pula kemungkinan pengerahan dana. Penyusunan rencana kredit yang dapat digambarkan pada PT. BPR Gema Pesisir adalah seberapa besar rencana anggaran kredit yang akan disalurkan selama periode tahun tertentu pada satu tahun buku. Dalam penyaluran kredit PT. BPR Gema Pesisir membagi kredit berdasarkan jenis penggunaan dan berdasarkan kepada sector ekonomi. Berikut dapat digambarkan perencanaan anggaran kredit dari PT. BPR Gema Pesisir dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010
a. Formulir permohonan kredit diotorisasi oleh kabag marketing setelah dianalisa oleh petugas analisis. b. Perjanjian kredit diotorisasi oleh Direksi dengan membubuhkan tanda tangan otorisasi dalam warkat kredit. c. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas didasarkan pada bukti pengeluaran kas yang dikeluarkan oleh kasir. 3. Praktik yang sehat a. Seluruh transaksi keuangan yang terjadi dicatat secara periodik setiap hari. b. Kasir dilengkapi dengan alat pendeteksi uang palsu dan brankas untuk mengamankan kas. c. Secara periodik bagian akuntansi mengadakan rekonsiliasi catatan pembayaran angsuran menurut buku bantu harian kredit dengan rekening kontrol pembayaran angsuran kredit dalam buku besar. d. Secara periodik dilakukan pengawasan dari atasan terhadap pekerjaan bawahannya.
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73
Sedangkan jenis pengendalian ekternal kredit PT. BPR Gema Pesisir yaitu terdiri dari : 1. Preventive Control of Credit, adalah pengendalian kredit yang dilakukan dengan tindakan pencegahan sebelum kredit tersebut macet yang terdiri dari : a. Pengendalian aktif Pengendalian kredit dilakukan terhadap debitur dengan cara petugas bank melakukan on the spot terhadap usaha debitur sehingga dengan demikian pihak bank dapat membandingkan antara
laporan yang diterima dengan keadaan yang ada dilapangan Realisasi Perencanaan dan Pengendalian Kredit PT. BPR Gema Pesisir dan Manfaatnya dalam Mengurangi Kredit Macet Perencanaan kredit pada PT. BPR Gema Pesisir dalam operasionalnya terealisasikan dengan sangat baik hal ini dapat dilihat pada tabel realisasi pemberian kredit menurut jenis penggunaan, realisasi pemberian kredit menurut sector ekonomi dan realisasi pemberian kredit menurut kolekbilitas berikut ini:
Tabel 5 Realisasi Pemberian Kredit Menurut Jenis Penggunaan Tahun 2006 (dalam Rp.) Anggaran Modal Kerja Investasi Konsumsi Total
4.301.488.000 554.703.000 4.878.444.000 9.734.635.000
Realisasi 3.524.303.000 294.877.000 5.629.320.000 9.448.500.000
Dalam % 81.93 53.16 115.4 97.06
Tidak terealisasikan 777.185.000 259.826.000 286.135.000
Dalam % 18.07 46.84 2.94
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir Dari tabel realisasi pemberian kredit menurut jenis penggunaan untuk tahun 2006 diketahui bahwa kredit yang disalurkan terealisasikan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari total anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit menurut jenis penggunaan untuk tahun 2006 adalah sebesar Rp. 9.734.635.000 yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 9.448.500.000, dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 286.135.000, dapat disimpulkan bahwa dari total anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit menurut jenis penggunaan untuk tahun 2006, 97.06 % dari total anggaran yang ditetapkan terealisasikan kemasyarakat dan 2.94 % dari anggaran yang ditetapkan tidak terealisasikan kemasyarakat.
Pada kredit untuk modal kerja pada tahun 2006, anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit adalah sebesar Rp. 4.301.488.000 yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 3.524.303.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 777.185.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk modal kerja pada tahun 2006, 81.93 % dari anggaran yang ditetapkan terealisasikan kemasyarakat dan 18.07 % dari anggaran yang ditetapkan tidak terealisasikan ke masyarakat. Anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit untuk tahun 2006 pada kredit untuk investasi adalah sebesar Rp. 554.703.000, yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp.
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 294.877.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 259.826.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk investasi tahun 2006, 53.16 % dari anggaran kredit yang ditetapkan terealisasikan kemasyarakat dan 46.84 % dari anggaran yang ditetapkan tidak terealisasikan ke masyarakat. Dan anggaran yang ditetap dalam perencanaan kredit untuk tahun 2006
pada kredit untuk konsumsi adalah sebesar Rp. 4.878.444.000, yang terealisasikan ke masyarakat ada;ah sebesasr Rp. 5.629.320.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk konsumsi pada tahun 2006, kredit yang terealisasikan melebihi anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk konsumsi tahun 2006 yaitu sebesar 115.4 %.
Tabel 6 Realisasi Pemberian Kredit Menurut Jenis Penggunaan Tahun 2007 (dalam Rp.) Modal Kerja Investasi Konsumsi
Anggaran
Realisasi
4.700.208.000 369.393.000 6.646.899.000 11.716.500.000
3.529.654.000 263.405.000 7.933.874.000 11.726.933.000
Dalam % 75.10 71.30 119.4 100.1
Tidak terealisasikan 1.170.554.000 105.988.000 -
Dalam % 24.90 28.70 -
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir Dari tabel realisasi pemberian kredit menurut jenis penggunaan untuk tahun 2007 diketahui bahwa kredit yang disalurkan terealisasikan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari total anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk tahun 2007 menurut jenis penggunaan yaitu sebesar Rp. 11.716.500.000 yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 11.726.933.000. Dapat disimpulkan bahwa dari total anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit menurut jenis penggunaan untuk tahun 2007, kredit yang terealisasikan ke masyarakat melebihi dari anggaran yang ditetapkan yaitu sebesar 100.1 %. Pada kredit untuk modal kerja pada tahun 2007, anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit adalah sebesar Rp. 4.700.208.000 dan kredit yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 3.529.654.000 dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp. 1.170.554.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk modal kerja pada tahun 2007, 75.10 % dari total anggaran yang ditetapkan terealisasikan kemasyarakat dan 24.90 % tidak terealisasikan ke masyarakat. Anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit untuk tahun 2007 pada kredit untuk investasi adalah sebesar Rp. 369.393.000, yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 263.405.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 105.988.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk investasi pada tahun 2007, 71.30 % dari anggaran kredit terealisasikan kemasyarakat dan 28.70 % tidak terealisasikan ke masyarakat. Dan anggaran yang ditetap dalam perencanaan kredit untuk tahun 2007
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 pada kredit untuk konsumsi adalah sebesar Rp. 6.646.899.000, yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 7.933.874.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit
untuk konsumsi pada tahun 2007, kredit yang terealisasikan melebihi anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk konsumsi tahun 2007 yaitu sebesar 119.4 %.
Tabel 7 Realisasi Pemberian Kredit Menurut Jenis Penggunaan Tahun 2008 (dalam Rp.) Modal Kerja Investasi Konsumsi Total
Anggaran
Realisasi
5.716.916.000 558.060.000 9.528.852.000 15.803.828.000
3.701.858.000 242.489.000 14.943.363.000 18.887.710.000
Dalam % 64.76 43.45 156.8 119.51
Tidak terealisasikan 2.015.058.000 315.571.000 -
Dalam % 35.24 56.55 -
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir Dari tabel realisasi pemberian kredit menurut jenis penggunaan untuk tahun 2008 diketahui bahwa kredit yang disalurkan terealisasikan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari total anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk tahun 2008 menurut jenis penggunaan yaitu sebesar Rp. 15.803.828.000 dan yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 18.887.710.000. Dapat disimpulkan bahwa dari total anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk tahun 2008 menurut jenis penggunaan, kredit yang terealisasi melebihi dari total anggaran yang ditetatapkan dalam perencanaan kredit yaitu sebesar 119.51 %. Pada kredit untuk modal kerja pada tahun 2008, anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit adalah sebesar Rp. 5.716.916.000 dan kredit yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 3.701.858.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 2.015.058.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk modal kerja tahun 2008, 64.76 %
anggaran yang ditetapkan terealisasikan kemasyarakat dan 35.24 % yang tidak terealisasikan ke masyarakat. Anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit untuk tahun 2008 pada kredit untuk investasi adalah sebesar Rp. 558.060.000, yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 242.489.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 315.571.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk investasi tahun 2008, 43.45 % dari anggaran kredit terealisasikan kemasyarakat dan 56.55 % tidak tersalurkan ke masyarakat. Dan anggaran yang ditetap dalam perencanaan kredit untuk tahun 2008 pada kredit untuk konsumsi adalah sebesar Rp. 9.528.852.000, yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 14.943.363.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk konsumsi pada tahun 2008, kredit yang terealisasikan melebihi dari anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk konsumsi tahun 2008 yaitu sebesar 119.4 %.
Analisis Perencanaan Dan...(Jhon Fernos)
Tabel. 8 Realisasi Pemberian Kredit Menurut Jenis Penggunaan Tahun 2009 (dalam Rp.) Modal Kerja Investasi Konsumsi
Anggaran
Realisasi
6.636.245.000 465.166.000 16.786.299.000 23.887.710.000
5.753.983.000 372.805.000 14.402.880.000 20.529.668.000
Dalam % 86.71 80.14 85.80 85.94
Tidak terealisasikan 882.262.000 92.361.000 2.383.419.000 3.358.042.000
Dalam % 13.29 19.86 14.20 14.06
Sumber : PT. BPR Gema Pesisi Dari tabel realisasi pemberian kredit menurut jenis penggunaan untuk tahun 2009 diketahui bahwa kredit yang disalurkan terealisasikan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari total anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk tahun 2009 menurut jenis penggunaan yaitu sebesar Rp. 23.887.710.000 yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 20.529.668.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 3.358.042.000. Dapat disimpulkan bahwa dari total anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk tahun 2009, kredit yang terealisasikan kemasyarakat adalah sebesar 85.94% dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar 14.06 % dari total anggaran yang ditetapkan. Pada kredit untuk modal kerja pada tahun 2009, anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit adalah sebesar Rp. 6.636.245.000 dan kredit yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 5.753.983.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 882.262.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan
pada perencanaan kredit untuk modal kerja tahun 2009, 86.71% dari anggaran terealisasikan kemasyarakat dan 13.29 % tidak terealisasikan ke masyarakat. Anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit untuk tahun 2009 pada kredit untuk investasi adalah sebesar Rp. 465.166.000, yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 372.805.000 dam yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 92.361.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk investasi tahun 2009, 80.14 % dari anggaran kredit terealisasikan kemasyarakat dan 19.86 % tidak terealisasikan ke masyarakat. Dan anggaran yang ditetap dalam perencanaan kredit untuk tahun 2009 pada kredit untuk konsumsi adalah sebesar Rp. 16.786.299.000, yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 14.402.880.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk konsumsi tahun 2009, kredit yang terealisasikan adalah sebesar Rp. 85.80 % dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 14.20 %.
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 Tabel 9 Realisasi Pemberian Kredit Menurut Jenis Penggunaan Tahun 2010 (dalam Rp.) Modal Kerja Investasi Konsumsi
Anggaran
Realisasi
8.560.776.000 634.405.000 16.634.486.000 25.829.667.000
8.363.835.000 343.200.000 15.936.162.000 24.645.197.000
Dalam % 97.70 54.10 95.80 95.41
Tidak terealisasikan 196.941.000 291.205.000 698.324.000 1184470
Dalam % 2.30 45.90 4.20 4.59
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir Dari tabel realisasi pemberian kredit menurut jenis penggunaan untuk tahun 2010 diketahui bahwa kredit yang disalurkan terealisasikan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari total anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk tahun 2010 menurut jenis penggunaan yaitu sebesar Rp. 25.839.667.000 dan yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 24.645.197.000. Dapat disimpulkan bahwa dari total anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit menurut jenis penggunaan untuk tahun 2010, kredit yang terealisasi ke masyarakat adalah sebesar 95.41 % dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 4.59 %. Pada kredit untuk modal kerja pada tahun 2010, anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit adalah sebesar Rp. 8.560.776.000 yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 8.363.835.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 196.941.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk modal kerja tahun 2010, 97.70 % dari anggaran terealisasikan kemasyarakat
dan 2.30 % yang tidak terealisasikan ke masyarakat. Anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit untuk tahun 2010 pada kredit untuk investasi adalah sebesar Rp. 634.405.000, yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 343.200.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 291.205.000, dapat simpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk investasi tahun 2010, 54.10 % dari anggaran kredit terealisasikan kemasyarakat dan 45.90 % tidak terealisasikan ke masyarakat. Dan anggaran yang ditetap dalam perencanaan kredit untuk tahun 2010 pada kredit untuk konsumsi adalah sebesar Rp. 16.634.486.000, yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 15.936.162.000, dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 6983657.000, dapat dikatakan bahwa dari anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk konsumsi tahun 2010, kredit yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar 95.80 % dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar 4.20 %.
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 Tabel 10 Realisasi Pemberian Kredit Menurut Sektor Ekonomi 2006 (dalam Rp.) Anggaran Pertanian Perindustrian Perdagangan Jasa Lain-lain
163.547.000 80.202.000 4.112.030.000 400.385.000 4.978.444.000 9.734.635.000
Realisasi 25.985.000 0 3.673.223.000 108.093.000 5.704.199.000 9.511.500.000
Dalam % 15.89 0 89.33 27.00 114.6 97.71
Tidak terealisasikan 137.562.000 80.202.000 438.807.000 292.292.000 223.135.000
Dalam % 84.11 100 10.67 73.00 2.29
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir Dari tabel realisasi pemberian kredit menurut sector ekonomi diketahui bahwa kredit yang disalurkan pada tahun 2006 terealisasikan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari total anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk tahun 2006 pada sector ekonomi yaitu sebesar Rp. 9.734.635.000 yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 9.511.500.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 223.135.000, dapat disimpulkan bahwa dari total anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit menurut sector ekonomi untuk tahun 2006 kredit yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar 97.71 % dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar 2.29 %. Pada sector pertanian,anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit adalah sebesar Rp. 163.547.000 yang terealisasikan kemasyarakat adalah sebesar Rp. 25.985.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 137.562.000, dapat disimpulkan bahwa kredit yang terealisasikan kemasyarakat dari anggaran yang ditetapkan untuk tahun 2006 pada sector pertanian adalah sebesasr 15.89 % dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar 84.11 %. Dari anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk tahun 2006 pada sector perindustrian tidak tersalurkan
sedikitpun kemasyarakat hal ini dikarenakan kondisi dari pasar dan ekonomi yang kurang stabil dan hal ini berdampak kepada perindustrian. Pada sector Perdagangan anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit untuk tahun 2006 adalah sebesar 4.112.030.000 yang terealisasikan kemasyarakat adalah sebesar Rp. 3.673.223.000 dan yang tidak tersalurkan adalah sebesar Rp. 438.807.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk sector perdagangan tahun 2006, 89.33 % dari anggaran kredit terealisasikan kemasyarakat dan 10.67 % yang tidak terealisasikan ke masyarakat. Pada sector jasa, anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit tahun 2006 adalah sebesar Rp. 400.385.000 yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 108.093.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 292.292.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit pada sector jasa tahun 2006, 27.00 % dari anggaran kredit terealisasikan kemasyarakat dan 73.00 % yang tidak terealisasikan ke masyarakat. Anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit pada sector lain-lain untuk tahun 2006 adalah sebesar Rp. 4.978.444.000 dan yang terealisasikan ke masyarakat melebihi
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 dari anggaran yang ditetapkan yaitu sebesar Rp. 5.704.199.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada
perencanaan kredit pada sector lain-lain untuk tahun 2006, realisasi kredit melebihi dari anggaran yang ditetapkan yaitu sebesar 114.6% .
Tabel.11 Realisasi Pemberian Kredit Menurut Sektor Ekonomi 2007 (dalam Rp.) Pertanian Perindustrian Perdagangan Jasa Lain-lain
Anggaran
Realisasi
225.985.000 0 4.374.223.000 369.393.000 6.646.899.000 11.716.500.000
22.813.000 0 3.618.809.000 281.809.000 7.803.852.000 11.726.934.000
Dalam % 10.09 0 82.73 76.29 117.4 100.1
Tidak terealisasikan 203.172.000 0 755.414.000 87.584.000 -
Dalam % 89.91 0 17.27 23.71 -
Sumber: PT. BPR Gema Pesisir Dari tabel realisasi pemberian kredit menurut sector ekonomi diketahui bahwa kredit yang disalurkan pada tahun 2007 terealisasikan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari total anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk tahun 2007 menurut sektor ekonomi yaitu sebesar Rp. 11.716.500.000 dan yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 11.726.934.000, dapat disimpulkan bahwa kredit yang terealisasikan melebihi dari anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit menurut sector ekonomi tahun 2007 yaitu sebesar 100.1 % dari total anggaran yang ditetapkan. Pada sector pertanian, anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit adalah sebesar Rp. 225.985.000 yang terealisasikan kemasyrakat adalah sebesar Rp. 22.813.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 203.172.000, dapat disimpulkan bahwa kredit yang terealisasikan kemasyarakat dari anggaran yang ditetapkan untuk tahun 2007 pada sector pertanian adalah sebesar 10.09 % dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar 89.91 %. Pada sector perindustrian perusahaan
tidak menetapkan anggaran perencanaan kreditnya untuk tahun 2007 hal ini dikarenakan kondisi perekonomian yang tidak stabil karena pasca gempa yang berdampak kepada sector perindustrian. Pada sector Perdagangan anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit untuk tahun 2007 adalah sebesar 4.374.223.000 dan yang terealisasikan kemasyarakat adalah sebesar Rp. 3.618.809.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 755.414.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk sector perdagangan tahun 2007, 82.73% dari anggaran kredit terealisasikan kemasyarakat dan 17.27% tidak terealisasikan ke masyarakat. Pada sector jasa, anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit untuk tahun 2007 adalah sebesar Rp. 369.393.000 yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 281.809.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 87.584.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit pada sector jasa tahun 2007, 76.29% dari anggaran
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 kredit terealisasikan kemasyarakat dan 23.71% tidak terealisasikan ke masyarakat. Anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit pada sector lain-lain tahun 2007 adalah sebesar Rp. 6.646.899.000 yang terealisasikan ke masyarakat melebihi dari anggaran
yang ditetapkan yaitu sebesar Rp. 7.803.852.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit pada sector lain-lain untuk tahun 2007, realisasi melebihi dari anggaran yang ditetapkan yaitu sebesar 100.1%.
Tabel 12 Realisasi Pemberian Kredit Menurut Sektor Ekonomi 2008 (dalam Rp.) Pertanian Perindustrian Perdagangan Jasa Lain-lain
Anggaran
Realisasi
142.813.000 72.000.000 5.502.103.000 558.060.000 9.528.852.000 15.803.828.000
83.878.000 15.512.000 3.600.032.000 271.878.000 14.916.410.000 18.887.710.000
Dalam % 58.73 21.54 65.43 48.72 156.5 119.51
Tidak terealisasikan 58.935.000 56.488.000 1.902.071.000 286.182.000 -
Dalam % 41.27 78.46 34.57 51.28 -
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir Dari tabel realisasi pemberian kredit menurut sector ekonomi diketahui bahwa kredit yang disalurkan pada tahun 2008 terealisasikan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari total anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk tahun 2008 menurut sector ekonomi yaitu sebesar Rp. 15.803.828.000 dan yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 18.887.710.000, dapat disimpulkan bahwa kredit yang terealisasikan melebihi dari anggaran yang ditetapkan pada perencanaan kredit menurut sector ekonomi untuk tahun 2008 yaitu sebesar 119.51 % dari total anggaran yang ditetapkan. Pada sector pertanian, anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit adalah sebesar Rp. 142.813.000 yang terealisasikan kemasyrakat adalah sebesar Rp. 83.878.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 58.935.000, dapat disimpulkan bahwa kredit yang terealisasikan kemasyarakat dari anggaran yang ditetapkan untuk tahun 2008 pada sector pertanian
adalah sebesar 58.73 % dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar 41.27 %. Pada sector perindustrian anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit adalah sebesar Rp. 72.000.000 yang terealisasikan kemasyarakat adalah sebesar Rp. 15.512.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 56.488.000, dapat disimpulkan bahwa kredit yang tersalurkan kemasyarakat dari anggaran yang ditetapkan untuk tahun 2008 pada sector perindustrian adalah sebesasr 21.54 % dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar 78.46 %. Pada sector Perdagangan anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit untuk tahun 2008 adalah sebesar 5.502.103.000 yang terealisasikan kemasyarakat adalah sebesar Rp. 3.600.032.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 1.902.071.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk sector perdagangan tahun 2008, 65.43 % dari anggaran kredit yang ditetapakan terealisasikan
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 kemasyarakat dan 34.57 % tidak terealisasikan ke masyarakat. Pada sector jasa, anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit untuk tahun 2008 adalah sebesar Rp. 558.060.000 dan yang terealisasikan ke masyarakat sebesar Rp. 271.878.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 286.182.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit pada sector jasa tahun 2008, 48.72 % dari anggaran kredit yang ditetapkan terealisasikan kemasyarakat dan 51.28 % tidak
terealisasikan ke masyarakat. Anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit pada sector lain-lain tahun 2008 adalah sebesar Rp. 9.528.852.000 dan yang terealisasikan ke masyarakat melebihi dari anggaran yang ditetapkan yaitu sebesar Rp. 14.916.410.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit pada sector lain-lain untuk tahun 2008, realisasi melebihi dari anggaran yang ditetapkan yaitu sebesar 156.5 %.
Tabel.13 Realisasi Pemberian Kredit Menurut Sektor Ekonomi 2009 (dalam Rp.) Pertanian Perindustrian Perdagangan Jasa Lain-lain
Anggaran
Realisasi
203.879.000 87.511.000 6.339.009.000 488.478.000 16.768.833.000 23.887.710.000
414.839.000 62.475.000 5.242.369.000 165.835.000 14.639.150.000 20.529.668.000
Dalam % 203.5 71.39 82.70 33.95 87.30 85.94
Tidak terealisasikan 25.036.000 1.096.640.000 322.643.000 2.129.683.000 3.358.042.000
Dalam % 28.61 17.30 66.05 12.70 14.06
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir Dari tabel realisasi pemberian kredit menurut sector ekonomi diketahui bahwa kredit yang disalurkan pada tahun 2009 terealisasikan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari total anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk tahun 2009 menurut sector ekonomi yaitu sebesar Rp. 23.887.710.000 yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 20.529.668.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 3.358.042.000, dapat disimpulkan bahwa dari total anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit menurut sector ekonomi untuk tahun 2009, kredit yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar 85.94 % dan kredit yang tidak terealisasikan adalah sebesar 14.06 %.
Pada sector pertanian, anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit adalah sebesar Rp. 203.879.000 yang terealisasikan kemasyarakat adalah sebesar Rp. 414.839.000, dapat disimpulkan bahwa kredit yang terealisasikan kemasyarakat dari anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan pada sector pertanian untuk tahun 2009, realisasinya melebihi dari anggaran yang ditetapkan yaitu sebesar 203.5 %. Pada sector perindustrian anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit adalah sebesar Rp. 87.511.000 yang terealisasikan kemasyarakat adalah sebesar Rp. 62.475.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 25.036.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran yang ditetapkan pasa
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 sector perindustrian untuk tahun 2009, realisasinya adalah sebesar 71.39 % dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar 17.30 %. Pada sector Perdagangan anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit untuk tahun 2009 adalah sebesar 6.339.009.000 yang terealisasikan kemasyarakat adalah sebaesar Rp. 5.242.369.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 1.096.640.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk sector perdagangan untuk tahun 2009, 82.70 % dari anggaran kredit yang ditetapkan terealisasikan kemasyarakat dan 17.30 % yang tidak terealisasikan ke masyarakat. Pada sector jasa, anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit untuk tahun 2008 adalah sebesar Rp. 488.478..000 yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 165.835.000 dan
yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 322.643.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit pada sector jasa untuk tahun 2009, 33.95 % dari anggaran kredit yang ditetapkan terealisasikan kemasyarakat dan 66.05 % tidak terealisasikan ke masyarakat. Anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit pada sector lain-lain untuk tahun 2008 adalah sebesar Rp. 16.768.000 yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 14.639.150.000 dan tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 2.129.683.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit pada sector lain-lain untuk tahun 2009, 87.30 % dari anggrana kredit yang ditetapkan terealisasi kan ke masyarakat dan 12.70 % tidak terealisasikan ke masyarakat.
Tabel 14 Realisasi Pemberian Kredit Menurut Sektor Ekonomi 2010 (dalam Rp.) Pertanian Perindustrian Perdagangan Jasa Lain-lain
Anggaran
Realisasi
539.839.000 134.474.000 7.857.163.000 427.435.000 16.870.756.000 25.829.667.000
859.236 58.970 7.567.118 316.690 15.843.183 24.645.197.000
Dalam % 159.2 43.85 96.30 74.09 93.91 95.41
Tidak terealisasikan 75.504.000 290.045.000 110.745.000 1.027.573.000 1.184.470.000
Dalam % 56.15 3.70 25.91 6.09 4.59
Sumber : PT. BPR Gema Pesisir Dari tabel realisasi pemberian kredit menurut sector ekonomi diketahui bahwa kredit yang disalurkan pada tahun 2010 terealisasikan dengan baik, hal ini dapat dilihat dari total anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit untuk tahun 2010 pada sector ekonomi yaitu sebesar Rp. 25.829.667.000 yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 24.645.197.000 dan yang tidak
terealisasikan adalah sebesar Rp. 1.184.470.000, dapat disimpulkan bahwa dari total anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit menurut sector ekonomi untuk tahun 2010, kredit yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar 95.41 %dan kredit yang tidak terealisasikan adalah sebesar 4.59 %. Pada sector pertanian, anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 kredit adalah sebesar Rp. 539.839.000 dan yang terealisasikan kemasyarakat adalah sebesar Rp. 859.236.000, dapat disimpulkan bahwa kredit yang tersalurkan kemasyarakat dari anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan pada sector pertanian untuk tahun 2010, realisasinya melebihi dari anggaran yang ditetapkan yaitu sebesar 159.2 %. Pada sector perindustrian anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit adalah sebesar Rp. 134.474.000 dan yang terealisasikan kemasyrakat adalah sebesar Rp. 58.970.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 75.504..000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran yang ditetapkan pasa sector perindustrian untuk tahun 2010, realisasinya adalah sebesar 43.58 % dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar 56.15 %. Pada sector Perdagangan anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit untuk tahun 2010 adalah sebesar 7.857.163.000 dan yang terealisasikan kemasyarakat adalah sebaesar Rp. 7.567.118.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 290.045.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit pada sector perdagangan untuk tahun 2010, 96.30 % dari anggaran kredit yang ditetapkan terealisasikan kemasyarakat dan 3.70 % yang tidak terealisasikan ke masyarakat. Pada sector jasa, anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp. 427.435..000 yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 316.690.000 dan yang tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 110.745.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit pada sector jasa untuk tahun 2010, 74.09 % dari anggaran kredit yang
ditetapkan terealisasikan kemasyarakat dan 25.91 % tidak terealisasikan ke masyarakat. Anggaran yang ditetapkan dalam perencanaan kredit pada sector lain-lain untuk tahun 2010 adalah sebesar Rp. 16.870.756.000 yang terealisasikan ke masyarakat adalah sebesar Rp. 15.843.183.000 dan tidak terealisasikan adalah sebesar Rp. 1.027.573.000, dapat disimpulkan bahwa dari anggaran kredit yang ditetapkan pada perencanaan kredit pada sector lain-lain untuk tahun 2010, 93.91 % dari anggaran kredit yang ditetapkan terealisasi kan ke masyarakat dan 6.09 % tidak terealisasikan ke masyarakat. Dari tabel realisasi pemberian kredit menurut jenis penggunaan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 diketahui bahwa kredit yang disalurkan mengalami perkembangan hampir disetiap tahunnya, kecuali pada kredit untuk penggunaan investasi, jumlah kredit yang disalurkan mengalami kemunduran. Dari hasil wawancara diketahui bahwa berdasarkan kepada perencanaan kredit yang dilakukan diprediksi keadaan investasi mengalami staknand karena kondisi dari pasar dan ekonomi yang kurang stabil, oleh karenanya perencanaan kredit untuk tahun kedepannya mengurangi anggaran kredit untuk investasi dan mengalihkannya ke kredit untuk konsumsi supaya dana yang ada tetap produktif. Dan pada perkembangan pemberian kredit pada sector ekonomi pada tahun 2006 dan 2007 sektor perindustrian tidak mengalami perkembangan. Hal ini dikarenakan pada tahun 2006 pihak bank menetapkan anggaran kredit untuk sector perindustrian sebesar Rp. 80.202.000 tetapi realisasinya dalam pemberian kredit tidak tersalurkan sama sekali, sehingga perencanaan
Analisis Perencanaan Dan...(Jhon Fernos) kredit untuk tahun kedepannya menetapkan anggaran untuk sector perindustrian ini di tiadakan dan dialihkan ke sector lain-lain, karena di perdiksi pada sector lain-lain pada perencanaan kredit akan mengalami peningkatan oleh karenanya anggaran kredit untuk tahun 2007 pada sector perindustrian dialihkan ke sector lainlain. Bisa dikatakan disini bahwa perencanaan kredit dari PT. BPR Gema Pesisir terealisasikan dengan baik karena perusahaan selalu mempertimbangkan dan menganalisa berbagai factor eksteren dan interen dalam penetapan perencanaan kreditnya. Dari segi pengendalian kredit, realiasi dari pengendalian kredit PT. BPR Gema Pesisir cukup efektif hal ini bisa dilihat dari tabel realisasi pemberian kredit berdasarkan kolektibilitas dimana pada tahun 2006 dari Rp. 9.511.500.000 kredit yang disalurkan Rp. 8.999.000 kredit dinyatakan lancar sisanya termasuk kepada kategori kurang lancar, diragukan dan macet. Pada tahun 2007 dari Rp. 11.726.934.000 kredit yang dilaskurkan RP. 11.061.937.000 termasuk kepada kategori lancar sisanya termasuk kepada kategori kurang lancar, diragukan dan macet. Pada tahun 2008 dari RP. 18.888.510.000 kredit yang disalurkan Rp. 17.887.942.000 termasuk kategori lancar dan sisanya termasuk kepada kategori kurang lancar, diragukan dan macet. Pada tahun 2009 dari Rp. 20.529.668.000 kredit yang disalurkan Rp. 19.457.075.000 termasuk kategori lancar dan sisanya termasuk kepada kategori kurang lancar, diragukan dan macet. Dan pada tahun 2010 dari RP. 24.645.197.000 kredit yang disalurkan Rp. 23.630.769.000 termasuk kategori lancar dan sisanya termasuk kepada
kategori kurang lancar, diragukan dan macet. Dapat disimpulkan bahwa pengendalian kredit dari PT. BPR Gema Pesisir terealisasi dengan baik karena jumlah kredit yang lancar lebih banyak dari pada kredit yang bermasalah. Dari hasil wawancara penulis dengan pihak bank diketahui bahwa adanya kredit yang bermasalah dikarenakan : 1. nasabah telat membayarkan kewajibannya karena sibuk, lupa, dan dana belum tersedia 2. usaha yang dijalankan dalam keadaan macet atau kurang lancar penjualannya sehingga terjadi penunggakan 3. nasabah mengalami kebangkrutan 4. dan lain sebagainya Dari perencanaan dan pengendalian kredit yang dilakukan oleh PT. BPR Gema Pesisir realisasinya dalam meminimalkan kredit macet bisa dilihat pada tabel perkembangan kredit berdasarkan kolektibilitas diatas. Pada tahun 2006 dari Rp. 9.511.500.000 kredit yang disalurkan ke masyarakat kredit yang dinyatakan macet Rp. 505.559.000, jika di persentasekan maka kredit macet adalah sebesar 5.32 %. Pada tahun 2007 dari Rp. 11.726.934.000 kredit yang disalurkan ke masyarakat kredit yang nyatakan macet Rp. 463.986.000 jika di persentasekan maka kredit macet adalah sebesar 3.95 %. Pada tahun 2008 dari Rp. 18.888.510.000 kredit yang disalurkan ke masyarakat kredit yang nyatakan macet Rp.724.993.000 jika di persentasekan maka kredit macet adalah sebesar 3.84 %. Pada tahun 2009 dari Rp. 20.529.668.000 kredit yang disalurkan ke masyarakat kredit yang nyatakan macet Rp. 829.723.000 jika di persentasekan maka kredit macet adalah sebesar 4.04 %. Dan pada tahun
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 2010 dari Rp. 24.645.197.000 kredit yang disalurkan ke masyarakat kredit yang nyatakan macet Rp. 693.190 jika di persentasekan maka kredit macet
adalah sebesar 2.81 %, untuk lengkapnya dapat dilihat pada table berikut :
Pembahasan Struktur organisasi pada PT. BPR Gema Pesisir sudah baik dimana PT. BPR Gema Pesisir menggunakan sistem garis lurus, yaitu adanya wewenang dimana atasan melakukan perintah dari atas ke bawahnya langsung yang diwujudkan dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah, serta diturunkan ke bawah melalui tingkatan organisasi demi tercapainya tujuan perusahaan. Setiap fungsi juga sudah terpisah dan melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawabnya masingmasing. Walaupun demikian antara fungsi-fungsi yang ada pada PT. BPR Gema Pesisir saling bekerjasama dengan baik demi tercapainya tujuan perusahaan. Perencanaan kredit pada PT. BPR Gema Pesisir adalah merupakan tugas dari administrasi kredit. Berdasarkan kepada Bentuk-bentuk perencanaan kredit pada PT. BPR Gema Pesisir ini bisa dikatakan bahwa perencanaan kredit untuk satu tahun buku ke depan sudah baik dan matang, dan jika dilihat kepada tujuan pokok dari perencanaan kredit pada PT. BPR Gema Pesisir bisa dikatakan bahwa perencanaan yang ditetapkan masuk akal dan akan memberikan hasil yang memuakan nantinya bagi kelangsungan usaha bank. Dan jika dilihat dari persiapan dari pelaksanaan perencanaan kredit di PT. BPR Gema Pesisir sudah sistematis dan tersusun dengan sangat terencana dipercaya mampu mengatasi masalah yang mungkin akan merugikan bank.
Pelaksanaan pengendalian kredit dari PT. BPR Gema Pesisir bisa dikatakan sudah sangat baik, karena bank tidak saja melakukan pengendalian dari internal perusahaannya saja tetapi juga pengendalian ekternal dari perusahaannya. Perusahaan selalu melakukan pemantaun dari usaha nabasabahnya sehingga terjadi komunikasi yang berkelanjutan antara kreditur dengan debitur. Bank melihat kemajuan-kemajuan yang dialami oleh debitur dalam melaksanakan kegiatankegiatannya setelah kredit diberikan, sehingga dalam pembayaran angsuran pinjaman dan bunga pinjaman tidak mengalami kendala yang berarti sesuai dengan jadwaldan jangka waktu yang telah disepekati dalam perjanjian kredit. Perencanaan dan pengendalian kredit pada PT. BPR Gema Pesisir dalam operasionalnya terealisasikan dengan sangat baik, dan mampu meminimalkan kredit. Hal ini dikarenakan perusahaan selalu mengoptimalkan perencanaan kredit sesuai dengan ketetapan perencanaan yang telah ditetapkan, dan pengendalian kreditpun selalu dimaksimalkan untuk menggurangi dan mungkin menghindari terjadinya kredit macet. SIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan sebelumnya, berikut ini dapat disimpulkan beberapa hal antara lain : 1. Perencanaan kredit yang dilakukan oleh PT. BPR Gema Pesisir terencana dengan sangat baik. Hal
Jurnal KBP Volume 2 - No. 1, Maret 2014: 38-73 ini bisa dilihat dari anggaran kredit yang ditetapkan dari tahun 2006 sampai dengan 2010 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Terealisasinya perencanaan pemberian kredit dengan sangat baik pada PT. BPR Gema Pesisir dikarenakan perencanaan pemberian kredit disusun berdasarkan kepada penilaian keadaan eksteren dan interen perusahaan, penyusunan data-data kredit, biaya-biaya dan dana, memperkirakan asumsi-asumsi yang mungkin terjadi, menetapkan strategi untuk menyusun target, program, dan proyek. 2. Pelaksanaan pengendalian kredit pada PT. BPR Gema Pesisir terlaksana dengan sangat baik, hal ini dapat dilihat dari target yang dicapainya dari tahun 2006 sampai dengan 2010 mengalami perkembangan setiap tahunnya dan bahkan ada pencapaian target dari kredit yang disalurkan melebihi 100%. Terlaksananya pengendalian kredit dengan sangat baik pada PT. BPR Gema Pesisir dikarenakan bentuk dari pengendalian yang ditetapkan. Bentuk pengendalian kredit dari PT. BPR Gema Pesisir yaitu pengendalian internal dan pengendalian ekternal. Pengendalian internal dari PT. BPR Gema Pesisir 3. Perencanaan dan pengendalian kredit pada PT. BPR Gema Pesisir dalam operasionalnya terealisasikan dengan sangat baik, dan mampu meminimalkan kredit macet. Hal ini dikarenakan perusahaan selalu mengoptimalkan perencanaan kredit sesuai dengan ketetapan perencanaan yang telah ditetapkan, dan pengendalian kreditpun selalu dimaksimalkan untuk menggurangi
dan mungkin menghindari terjadinya kredit macet. Meskipun pada kenyataannya dalam praktek di lapangan kredit macet tidak mampu dihilangkan karena keadaan pasar dan ekonomi yang selalu berfluktuasi dan memberikan pengaruh kepada usaha nasabah, tetapi meskipun demikian perencanaan kredit untuk mengurangi dan meminimalkan untuk terjadinya kredit macet dari debitur dimasa yang akan datang selalu dimatangkan oleh perusahaan, dan untuk mengatasi kredit macet ini perusahaanpun selalu melakukan pengendalian yang optimal. Saran 1. Perencanaan kredit dari PT. BPR Gema Pesisir ini penulis rasa sudah cukup bagus, tetapi alangkah baiknya lagi jika perusahaan lebih mengoptimalkan lagi perencanaan kreditnya untuk mengantisipasi kemungkinan resiko yang mungkin muncul dimasa yang akan datang 2. pengendalian kredit nasabah bank sebaiknya tidak perlu melakukan pengawasan kredit terhadapan catatan pembukuan nasabah,melainkan cukup meminta laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan public, karena akuntan public adalah professional dalam pemeriksaan laporan keuangan dan dapat dipercaya hasil kerjanya, serta hal ini akan menghemat waktu dan biaya bagi pihak bank. 3. Dan untuk mengurangi terjadinya kredit macet, bank sebaiknya memberikan pembinaan bagi usaha dari nasabah yang kelihatan akan mengalami kemacetan sebelum
Analisis Perencanaan Dan...(Jhon Fernos) usaha dari nasabah tersebut menjadi benar-benar macet. DAFTAR PUSTAKA Flippo, Edwin B. 2001. Manajemen Personalia. Jakarta : Erlangga. Handoko, T. Hani. 2003. Teori dan Perilaku Organisasi Perusahaan. Yogyakarta : BPFE. Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan. Yogyakarta : BPFE. Manungkalit, Esra. 2002. Perencanaan dan Pengawasan Pemberian Kredit Pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Medan. Medan : Universitas Sumatera Utara. Muljono, Teguh Pudjo. 2000. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersial. Yogyakarta : BPFE. Ratnasari, Arik. 2008. Analisis Sistem Pengendalian Kredit Pada PT F.I.F (Federal International
Finance). Bali : Jangkang Research Institute. Rivai, Veithzal dan Veithzal, Andria Permata. 2006. Credit Management Handbook. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Siagian, Sondang P. 2001. Perencanaan Staf Dalam Manajemen. Jakarta : PT. Gunung Agung. Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Manajemen Dana Bank. Jakarta : Bumi Aksara. Susilo, Y. Sri. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba Empat. Suyatno, Thomas. 2000. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. 2002. Jakarta : PT. Sinar Grafika. Yusuf, Jopie. 2008. Analisis Kredit untuk Account Officer. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.