ANALISIS PENGENDALIAN PRODUKSI CRUDE PALM OIL(CPO) PADA PKS. ADOLINA
SKIPSI
WULANDHARI (050803018)
DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
ANALISIS PENGENDALIAN PRODUKSI CRUDE PALM OIL(CPO) PADA PKS. ADOLINA
SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains
WULANDHARI 050803018
DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
ii
PERSETUJUAN
Judul
Kategori Nama Nomor Induk mahasiswa Program Studi Departemen Fakultas
: ANALISIS PENGENDALIAN PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) PADA PKS. ADOLINA. : SKRIPSI : WULANDHARI : 050803018 : SARJARA (S1) MATEMATIKA : MATEMATIKA : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Diluluskan di Medan, November 2009 Komisi Pembimbing Pembimbing 2
:
Drs. Henry Rani Sitepu, M.Si NIP: 195303031983031002
Pembimbing 1
Drs. Faigiziduhu Bu‟ulolo M.Si NIP: 195312181980031003
Diketahui/Disetujui oleh Departemen Matematika FMIPA USU Ketua,
Dr. Saib Suwilo, M.Sc NIP: 196401091988031004
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
iii
PERNYATAAN
ANALISIS PENGENDALIAN PRODUKSI CRUDE PALM OIL (CPO) PADA PKS. ADOLINA
SKRIPSI
Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, November 2009
WULANDHARI 050803018
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
iv
PENGHARGAAN
Alhamdulillahirabbil „alamin penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan. Selesainya penyusunan skripsi ini adalah berkat bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihakbaik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Faigiziduhu Bu‟ulolo, M.Si dan Drs. Henry Rani Sitepu, M.Si selaku pembimbing pada penyelesaian skripsi ini yang telah memberikan panduan untuk menyempurnakan kajian ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga di tujukan kepada Dr. Saib Suwilo, M.Sc selaku Ketua Departemen Matematika, dan Dr. Eddy Marlianto, M.Sc selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Serta ucapan terima kasih kepada Pimpinan, Staf dan Karyawan PKS.Adolina atas bantuan dan pengarahannya selama riset dan pengumpulan data yang penulis butuhkan. Dan rekanrekan kuliah terutama Febri D Ginting, Novita Handayani, Sri Keumala, dan Elida Fitri. Akhirnya, tidak terlupakan ucapan terima kasih kepada Ayahanda Riduan, Ibunda tercinta Indrawati, Om Danda Sasmita, dan semua ahli keluarga yang selama inii memberikan bantuan baik materi dan dukungan yang diperlukan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan karuniaNya serta meridhoi niat dan usaha yang kita lakukan. Amin.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
v
ABSTRAK
PKS. Adolina adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan Crude Palm Oil (CPO) dan Minyak Inti. Dalam hal ini penulis mengkhususkan penelitian pada produksi CPO. Penelitian ini merupakan penerapan metode pengendalian produksi dalam menentukan tingkat produksi optimal dari CPO dan biaya pengadaan produksi yang minimum. Perhitungan yang diperoleh dalam menggunakan teori ini menghasilkan tingkat optimal produksi CPO dalam setiap putaran waktu adalah 65.085.405,45 kg dengan interval waktu optimal yang dibutuhkan untuk memproduksi CPO adalah selama 22,84 bulan. Dan perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp 54.542.741,07 per bulan dengan menerapkan metode pengendalian persediaan dalam kegiatannya.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
vi
ABSTRAC
PKS. Adolina is a company which which active in making industry. in this case writer major this research
production of CPO and ketel oil. This research
represent applying of method operation of production in determining optimal production level of CPO and expense levying of production which is minimum. Calculation which is obtained in using this theory yield optimal level of production of CPO in every time rotation is 65.085.405,45 kg with optimal time interval which required to produce CPO is during 22,84 months. And company can cost effective equal to Rp 54.542.741,07 per month by applying inventory control method in its activity.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan
ii
Pernyataan
iii
Penghargaan
iv
Abstrak
v
Abstract
vi
Daftar Isi
vii
Daftar Tabel
ix
Daftar Gambar
x
Bab 1
Pendahuluan
1
1.1
Latar Belakang
1
1.2
Identifikasi Masalah
2
1.3
Pembatasan Masalah
2
1.4
Maksud dan Tujuan Penelitian
3
1.5
Kajian Pustaka
3
1.6
Metodologi Penilitian
5
Bab 2
Bab 3
Landasan Teori
6
2.1
Uji Kenormalan Lilliefors
6
2.2
Pengendalian Produksi
7
2.3
Klasifikasi Biaya Persediaan
9
2.4
Tujuan Pengendalian Persediaan
12
2.5
Model Pengendalian Persediaan
14
Pengumpulan Data
19
3.1
Sejarah Singkat PKS Adolina
19
3.1.1 Lokasi Perusahaan
19
3.1.2 Ruang Lingkup Usaha
20
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
viii
3.2
Bab 4
20
Pengolahan Data dan Pemecahan Masalah
24
4.1
Uji Kenormalan Data dengan Uji Lilliefors
24
4.2
Perhitungan Berdasarkan Kondisi Perusahaan
28
4.3
Perhitungan dengan Metode Pengendalian Persediaan
30
4.3.1 Tingkat optimal produksi ( Q ).
30
4.3.2 Interval waktu optimal untuk tiap putaran produksi
31
4.3.3 Biaya total persediaan minimum pada produksi CPO
32
Rangkuman Pembahasan
33
4.4
Bab 5
Pengumpulan Data
Kesimpulan dan Saran
36
5.1
Kesimpulan
36
5.2
Saran
36
Daftar Pustaka
Lampiran
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
37
ix
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Jumlah Produksi Minyak Sawit (CPO) tahun 2007-2008 Tabel 3.2 Jumlah Penyaluran CPO tahun 2007-2008 Tabel 3.3 Biaya Pengadaan Produksi CPO tahun 2007-2008 Tabel 3.4 Harga Pokok CPO tahun 2007-2008 Tabel 4.1 Uji Kenurmalan Data Penyaluran CPO Tahun 2007 Tabel 4.2 Uji Kenurmalan Data Penyaluran CPO Tahun 2008
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
21 21 22 23 25 27
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Masalah Persediaan
9
Gambar 2.2 Kurva Biaya Total Persediaan
11
Gambar 2.3 Grafik Model Persediaan
15
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengendalian produksi sering disebut sebagai sistem produksi yang merupakan suatu sistem untuk membuat produk (mengubah bahan baku menjadi barang) yang melibatkan fungsi manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan proses pembuatan tersebut.
Seiring dengan meningkatnya tingkat pendapatan masyarakat, para pengusaha akan terdorong untuk lebih giat berproduksi untuk memenuhi keinginan pasar yang terus meningkat. Sehingga kelangsungan kegiatan produksi bagi perusahaan dapat berjalan lancar apabila perusahaan tersebut dapat mempertahankan jumlah persediaan yang optimal yang dapat memenuhi kebutuhan bahan dalam jumlah dan waktu yang tepat dengan total biaya seminimal mungkin, dengan kata lain dapat memenuhi kebutuhan setiap saat pada kondisi yang ekonomis ditinjau dari ongkos-ongkos yang timbul akibat adanya persediaan.
Masalah penentuan besarnya persediaan merupakan masalah yang penting bagi perusahaan dalam pengendalian produksi, karena pengendalian produksi mempunyai efek terhadap keuntungan perusahaan. Adanya persediaan bahan baku yang terlalu besar dibandingkan kebutuhan perusahaan dalam memproduksi, maka akan menambah beban biaya penyimpanan dan pemeliharaan dalam gudang, serta adanya kemungkinan terjadinya penyusutan kualitas yang tidak bisa dipertahankan sehingga perusahaan akan mengalami kerugian. Dan sebaliknya, jika persediaan bahan yang terlalu kecil akan mengakibatkan kemacetan dalam produksi, dan permintaan konsumen tidak terpenuhi seutuhnya sehingga perusahaan akan mengalami kerugian.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
2
Dalam hal ini pengendalian produksi bertujuan untuk mencapai keseimbangan produksi dengan biaya yang minimum untuk mencapai keuntungan yang maksimum. Dan pengendalian produksi dimaksudkan untuk mendayagunakan sumber daya produksi yang terbatas secara efektif, terutama dalam usaha memenuhi permintaan konsumen dan menciptakan keuntungan bagi perusahaan.
1.2 Identifikasi Masalah
Sehubungan dengan kegiatan pengolahan kelapa sawit menjadi CPO pada PKS. Adolina, bahwa pada waktu-waktu tertentu (bukan pada waktu yang tetap) terjadi kelebihan dan di sisi lain terjadi kekurangan bahan baku dan hasil produksi sehingga produksi tidak stabil. Oleh karena itu, pengendalian produksinya memerlukan perencanaan yang seefisien mungkin.
Berdasarkan pengamatan penulis, maka masalah yang akan diuraikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Seberapa besar tingkat pengadaan produksi optimal CPO pada setiap putaran produksi. b. Berapa lama interval waktu optimal yang dibutuhkan dalam pengadaan produksi optimal. c. Menentukan total biaya persediaan minimum setiap putaran produksi.
1.3 Pembatasan Masalah
Supaya pembahasan masalah dalam tulisan ini tidak menyimpang, maka perlu dilakukan beberapa batasan masalah dan asumsi-asumsi sebagai berikut : a. Penulis hanya menguraikan tingkat persediaan optimal dari produksi CPO. b. Data yang diperoleh bersumber dari arsip-arsip perusahaan pada Laporan Manajemen Bulanan I (LMB I)
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
3
c. Proses pengolahan dan kebijakan perusahaan tidak berubah selama jangka waktu pemecahan masalah. d. Biaya yang timbul akibat kekurangan produksi dianggap tidak ada.
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengendalikan produksi demi mencapai keseimbangan produksi yang optimal dengan biaya yang minimum demi keseimbangan antara kerugian dan keuntungan yang diderita oleh perusahaan.
Dari informasi dan data yang telah dikumpulkan dari pihak perusahaan, maka akan dilakukan analiss dan pengolahan data dengan tujuan : a. Untuk menghitung tingkat pengadaan produksi optimal CPO pada setiap putaran produksi. b. Untuk menghitung berapa lama interval waktu optimal yang dibutuhkan dalam pengadaan produksi optimal. c. Untuk menentukan total biaya persediaan minimum setiap putaran produksi. d. Membandingkan perhitungan antara kondisi produksi perusahaan dengan perhitungan yang menggunakan metode pengendalian prersediaan..
1.5 Kajian Pustaka
Sebagai sumber penunjang teori dalam penulisan tugas akhir ini penulis menggunakan beberapa buku antara lain : 1. Aminudin, 2005. Prinsip-prinsip Operasi Riset. Menyatakan bahwa penendalian persediaan merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk memenuhi pernintaan dari waktu ke waktu.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
4
2. Teguh Baroto, 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Menyatakan bahwa sistem produksi merupakan suatu sistem untuk membuat produk (mengubah bahan baku menjadi barang) yang melibatkan fungsi manajemen (yang bersifat abstrak) untuk merencanakan dan mengendalikan proses pembuatan produk.
3. Zulian Yamit, 1999. Manajemen Persediaan. Menyatakan bahwa adanya faktor yang dijadikan sebagai fungsi perlunya pengendalian persediaan, yaitu faktor waktu, faktor ketidakpastian waktu datang, faktor ketidakpastian penggunaan dalam pabrik, dan faktor ekonomis.
4. Siswanto, 2007. Operations Research Jilid 2 Untuk menghitung tingkat persediaan optimal setiap putaran produksi, menggunakan rumus sebagai berikut : 2 DS
Q
h 1
d p
dengan : D : permintaan pada setiap periode S : biaya pengadaan produksi h : biaya simpan d : jumlah penyaluran produksi per satuan waktu p : kecepatan produksi per satuan waktu
5. Suryono Hassan, 2009. STATISTIKA (Pedoman, Teori, dan Aplikasi). Menerangkan dan menyajikan langkah-langkah Uji Normalitas dengan Lilliefors.
6. Handoko T. Hani, 1994. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Menyatakan bahwa biaya penyimpanan persediaan biasanya berkisar antara 12% sampai 40% dari biaya atau harga pokok.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
5
1.6 Metodologi Penelitian
Penelitian ini merupakan studi kasus pada PKS. Adolina. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan Data. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi merupakan pengumpulan data yang diperlukan dengan cara mempelajari dan mengutip arsip-arsip dan catatan-catatan yang ada di dalam laporan persediaan dalam perusahaan tersebut. Adapun data yang dibutuhkan adalah : a.
Jumlah produksi CPO bulan Januari 2007 s/d Desember 2008
b.
Jumlah penyaluran produksi CPO bulan Januari 2007 s/d Desember 2008.
c.
Biaya pengadaan produksi CPO bulan Januari 2007 s/d Desember 2008.
d.
Biaya penyimpanan CPO per kilogram.
2. Pengolahan data, berupa : a. Menguji kenormalan data, data yang telah dikumpulkan akan diuji apakah data berdistribusi normal dengan menggunakan uji kenormalan lilliefors. b. Menghitung tingkat optimal yaitu biaya optimal pada pengadaan persediaan hasil produksi (minyak CPO dan inti sawit) dan interval waktu pada setiap putaran produksi.
3. Dari pengolahan data, maka dapat ditentukan solusi yang optimal yang menjadi beberapa kesimpulan.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
6
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Uji Kenormalan Lilliefors
Perumusan ilmu statistika juga berguna dalam pengendalian persediaan dan biasanya digunakan untuk mengetahui pola distribusi apa yang dipakai. Pola distribusi itu dapat diketahui dengan melakukan uji kenormalan Lilliefors.
Andaikan sampel berukuran n dengan nilai data : x 1 , x 2 , x 3 , ..., x n . Berdasarkan sampel ini akan diuji dua hipotesa, sebagai berikut : H0 : Data yang diperoleh berdistribusi normal. H1 : Data yang diperoleh tidak berdistribusi normal. Prosedur yang harus dilakukan untuk pengujian hipotesa antara lain : a. Nilai data x 1 , x 2 , x 3 , ..., x n , dijadikan angka baku Z 1 , Z 2 , Z 3 , ..., Z n dengan menggunakan rumus : xi
Z
x S
dengan x
rata-rata sampel
S
simpangan baku
i 1, 2 , 3, . . . , n
Untuk menghitung rata-rata sampel pengamatan digunakan rumus : n
xi x
i
1
;
n
di mana n = banyak data
Dan untuk menghitung simpangan baku dari sampel digunakan rumus :
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
7
n
( xi i
S
2
1
n
b.
x) 1
Hitung peluang F ( Z i ) P ( Z
Zi)
dengan menggunakan daftar
distribusi normal standard.
c. Hitung proporsi Z 1 , Z 2 , Z 3 , ..., Z n sebagai S ( Z i ) , maka : S ( Z i )
Zi ,
jika proporsi ini dinyatakan
Z 1 , Z 2 , Z 3 , ... , Z n n
d. Hitung selisih antara F ( Z i ) dengan S ( Z i ) , yaitu : F (Z i )
S (Z i )
e. Hitung harga maksimum antara F ( Z i ) L max
F (Z i )
untuk i
S ( Z i ) , yaitu :
S (Z i )
1, 2 , 3, ..., n
f. Kriteria pengambilan keputusan adalah : Jika L
(n)
L
(n)
L dengan L nyata
(n)
; maka H 0 diterima ; maka H
0
ditolak
adalah nilai kritis uji kenormalan lilliefors dengan taraf
dan banyaknya sampel n .
2.2 Pengendalian Produksi.
Pengendalian produksi sering disebut sebagai sistem produksi yang merupakan suatu sistem untuk membuat produk (mengubah bahan baku menjadi barang)
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
8
yang melibatkan fungsi manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan proses pembuatan tersebut. Dan persediaan merupakan simpanan material yang berupa bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi.
Dari sudut pandang sebuah perusahaan maka persediaan adalah sebuah investasi modal yang dibutuhkan untuk menyimpan material pada kondisi tertentu.
Masalah umum dalam suatu model persediaan bersumber pada kejadian-kejadian yang dihadapi tiap saat dalam bidang usaha, baik di bidang dagang maupun di bidang industri. Kejadian ini dapat berupa tersedianya barang yang terlalu banyak atau barang yang terlalu sedikit dalam memenuhi permintaan pelanggan di masa yang akan datang.
Hal ini bisa mendatangkan resiko bagi perusahaan, apabila barang terlalu banyak dalam persediaan maka perusahaan akan menanggung biaya tambahan seperti biaya sewa gudang, penyusutan barang, investasi modal yang tertanam dalam persediaan, dan sebagainya. Namun apabila persediaan terlalu sedikit maka pelanggan akan merasa kecewa dan akhirnya akan merugikan perusahaan itu sendiri.
Salah satu persoalan manajemen yang potensial adalah persediaan. Manajemen yang tidak baik terhadap persediaan bisa berakibat serius terhadap organisasi. Tujuan yang hendak dicapai dalam penyelesaian masalah persediaan adalah meminimumkan biaya total persediaan.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
9
Masalah-masalah persediaan
Peminimuman Biaya Total Persediaan
Biaya Pesan
Biaya Pembelian
Biaya Simpan
Biaya Stock-out
Gambar 2.1 Skema Masalah Persediaan
Dalam sistem manufaktur, persediaan dapat dibagi dalam 3 bentuk yaitu : a. Persediaan bahan baku b. Persediaan barang setengah jadi c. Persediaan barang jadi
Permasalahan dalam sistem manufaktur ini umumnya permasalahan kualitas yang berhubungan dengan jumlah barang yang akan dibuat dan jumlah persediaannya, dan permasalahan kualitatif yang meliputi pengorganisasian, mekanisme, administrasi, dan sistem informasi persediaan.
2.3 Klasifikasi Biaya Persediaan.
Banyak masalah pengambilan keputusan dalam manajemen persediaan dapat diatasi
dengan
cara
menentukan
kriteria
ekonomi.
Untuk
itu
mempertimbangkan biaya menjadi persoalan utama. Dalam hal ini pemahaman tentang struktur biaya persediaan menjadi hal yang sangat penting.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
10
Biaya-biaya yang digunakan dalam analisis adalah : a. Biaya Pemesanan (Ordering Cost) Biaya pesan timbul pada saat terjadi proses pemesanan suatu barang, seperti biaya-biaya pembuatan surat, telepon, fax, dan biaya-biaya overhead lain yang secara proporsional timbul karena proses pembuatan sebuah pesanan barang. Karena setiap kali suatu barang dipesan, perusahaan menanggung biaya pemesanan.
Secara normal biaya per pesanan (di luar biaya bahan dan potongan kuantitas) tidak naik bila kuantitas pesanan bertambah besar. Tetapi bila semakin banyak komponen yang dipesan setiap kali pemasanan, jumlah pesanan per periode turun. Maka biaya pemesanan total akan turun. Ini berarti, biaya pemesanan total per periode adalah sama dengan jumlah pesanan yang dilakukan setiap periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pemesanan.
b. Biaya Simpan (Carrying Cost) Biaya simpan timbul pada saat terjadi proses penyimpanan suatu barang, seperti sewa gudang, premi asuransi, biaya keamanan, dan biaya-biaya overhead lain yang timbul karena proses penyimpanan suatu barang.
Biaya penyimpanan persediaan biasanya berkisar antara 12% sampai 40% dari biaya atau harga pokok. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantiatas bahan yang dipesan semakin banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi.
c. Biaya Kehabisan Persediaan (Shortage Cost) Biaya kehabisan persediaan timbul pada saat persediaan habis atau tidak tersedia. Yang termasuk dalam biaya ini adalah kerugian karena mesin berhenti, atau karyawan tidak bekerja, peluang yang hilang untuk memperoleh keuntungan. Dari semua biaya-biaya yang
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
11
berhubungan dengan tingkat persediaan, biaya kekurangan bahan adalah biaya yang paling sulit diperkirakan. Karena biaya ini timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan.
d. Biaya Pembelian (Purchase Cost) Biaya Pembelian timbul pada saat pembelian suatu barang. Secara sederhana biaya-biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah biayabiaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pembelian persediaan.
Namun demikian, biaya-biaya yang digunakan dalam analisis persediaan adalah biaya-biaya yang relevan. Artinya biaya-biaya tersebut muncul karena proses pengendalian persediaan sehingga relevan digunakan sebagai parameter dari model-model persediaan. Kesalahan dalam penggunaan atau proses penetapan kategori biaya-biaya tersebut sebagai parameter dari model dapat menyesatkan analisis dan selanjutnya akan mengakibatkan kesalahan dalanm proses pembuatan keputusan mamnajemen persediaan. Sebagai ilustrasi dapat diperlihatkan bagaiman hubungan antara tingkat persediaan dan jumlah biaya, sebagai berikut:
Gambar 2.2 Kurva Biaya Total Persediaan
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
12
2.4 Tujuan Pengendalian Persediaan.
Tujuan utama dari persediaan bahan baku adalah menghubungkan pemasok dengan pabrik. Demikian juga persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Ada tiga alasan mengapa persediaan diperlukan :
1.
Menghilangkan pengaruh ketidakpastian. Untuk menghadapi ketidakpastian maka pada sistem persediaan ditetapkan persediaan darurat yang dinamakan safety stock, yakni : a. Apabila permintaan telah diketahui maka persediaan barang dalam proses dan barang jadi akan disesuaikan dengan permintaan, dalam hal ini tidak perlu ada persediaan
dan
apabila ada gejolak permintaan akan diteruskan ke bagian produksi dan bagian produksi akan berusaha mengatasi gejolak permintaan tersebut.
b. Safety stock dapat mengatasi hal seperti ini tanpa ikut campur bagian produksi. Demikian juga dengan persediaan bahan baku yang akan menyerap seandainya ada gejolak dari pemasok.
Sedangkan persediaan barang setengah jadi digunakan untuk mengatasi gejolak pada proses produksi yang antara lain disebabkan karena kerusakan mesin produksi ataupun peralatannya, pekerja yang tidak patuh dan perubahan jadwal yang sangat cepat. Jika sumber dari ketidakpastian dapat dihilangkan maka jumlah persediaan maupun safety stock dapat dikurangi.
2.
Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan pembelian. Kadang-kadang lebih ekonomis memproduksi barang dalam proses atau barang jadi dalam jumlah besar atau atau paket yang kemudian disimpan sebagai persediaan. Selama persediaan masih ada maka
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
13
proses produksi dihentikan dan akan dimulai lagi bila diketahui persediaan hampir habis. Pertimbangan ini memberikan beberapa kemudahan sebagai berikut : Memberikan kemungkinan untuk menyebarkan dan meratakan beban biaya investasi pada sejumlah produk.
Memungkinkan penggunaan satu peralatan untuk menghasilkan bermacam-macam jenis produk.
Seperti
halnya
pada
waktu
membeli
bahan
baku,
dengan
pertimbangkan pada biaya pemesanan, biaya angkut dan pengurangan harga karena pembelian dalam jumlah yang banyak, maka lebih murah membeli dalam partai besar atau Lot. Pembelian bahan baku dalam partai besar atau lot akan lebih ekonomis Dan dilakukan pada periode tertentu yang dinamakan “cycle inventory” , Karena pembelian dalam jumlah banyak maka sebagian digunakan untuk produksi dan sebagian lagi disimpan sebagai persediaan di gudang.
3.
Untuk mengantisipasi perubahan pada demand dan supply. Persediaan dipersiapkan untuk menghadapi beberapa kondisi yang menunjukkan perubahan demand dan supply, yakni : Bila ada perkiraan perubahan harga dan persediaan bahan baku.
Sebagai persiapan menghadapi promosi pasar dimana sejumlah besar barang jadi disimpan menunggu penjualan tersebut.
Perusahaan yang melakukan produksi dengan jumlah output tetap akan mengalami kelebihan produk pada kondisi permintaan yang rendah atau pada kondisi low season (musim lesu). Kelebihan produk akan disimpan sebagai persediaan yang akan digunakan nanti apabila produksi output tidak dapat
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
14
memenuhi lonjakan permintaan yaitu pada “peak season” (musim ramai).
2.5 Model Pengendalian Persediaan
Persediaan maksimumum dalam model persediaan dalam penelitian ini merupakan persediaan bertahap, karena tingkat produksi p harus memenuhi tingkat permintaan d sehingga p d dan pertambahan persediaan langsung digunakan. Maka tingkat pertambahan persediaan adalah p d .
Jika kebutuhan untuk setiap siklus pesanan ulang adalah D dengan tingkat pemakaian persediaan sebesar d dan dimulai dari t 0 , maka kebutuhan itu harus terpenuhi sejak dari t 0 hingga t 2 secara bertahap dengan tingkat pertambahan sebesar
p
. Secara kumulatif, jumlah pertambahan bahan
bertahap persediaan itu menjadi sebesar Q yaitu sesuai dengan jumlah permintaan D . Oleh karena itu, akumulasi penambahan persediaan hanya akan terjadi sampai dengan t 1 sebesar Q max . Penambahan persediaan itu tidak akan terjadi lagi antara t 1 t 2 . Persediaan sebesar Q max itu kemudian akan tepat habis digunakan di t 2 dimana proses pertambahan persediaan periode selanjutnya.
Perumusan model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model persediaan dengan stock, dimana variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai berikut : p
= kecepatan produksi per satuan waktu
d
= jumlah penyaluran produksi per satuan waktu
p-d
= tingkat pertumbuhan persediaan
D
= permintaan pada setiap periode
Q
= jumlah pertambahan persediaan atau produksi untuk setiap kali pertambahan atau produksi
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
15
tp
= periode waktu penambahan atau produksi
Model persediaan yang tepat untuk keadaan perusahaan ini dapat diilustrasikan sebagai berikut :
Gambar 2.3 Grafik Model Persediaan
Berdasarkan Gambar 2.3, dapat diketahui bahwa pertambahan persediaan terjadi
selama
tp,
persediaan maksimum Q max
maka
Q max
tp (p
d)
.
Selanjutnya,
tersebut akan habis terpakai, sehingga
persediaan rata-ratanya menjadi Q max
tp (p
2
d)
. . . . . . (1)
2
Untuk memenuhi persediaan sebesar Q diperlukan waktu selama t p dengan tingkat pertambahan persediaan sebesar p maka : Q
tp p
atau t p
Q
. . . . . . (2)
p
Jika persamaan (2) disubstitusikan ke persamaan (1) persediaan rata-rata itu Q AVE
akan menjadi Q Q AVE
(p
p 2
d)
d
Q (1
atau Q AVE
)
p 2
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
16
Sehingga Q
Q AVE
d
1
2
. . . . . . (3)
p
Bila biaya simpan per unit setiap periode adalah h maka Biaya Simpan (BS) adalah : Q
BS
d
h 1
2
. . . . . . (4)
p
D
Biaya pesan (BP) adalah BP
. . . . . . (5)
S
Q
Dengan : D = permintaan setiap periode S = jumlah persediaan yang dipesan setiap kali pesan Maka Biaya Total Persediaan (BTP) adalah Biaya Total Persediaan = Biaya Pesan + Biaya Simpan
Dari persamaan (4) dan (5), maka : D
BTP
Q
S
Q
d
h 1
2
. . . . . . (6)
p
Agar diperoleh Biaya Total Persediaan minimum maka persamaan (6) harus diminimumkan untuk Q , syarat BTP
f (Q ) minimum adalah
sehingga dari persamaan (6), diperoleh : D
BTP
Q
S
Q
2
d ( BTP )
DS
h
2
2
d (Q )
karena
d ( BTP ) d (Q )
d
h 1
Q
p 1
d p
0 , maka : DS
h
2
2
Q
1
d
0
p
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
d ( BTP ) d (Q )
17
h
1
2
Q
d
DS
p
Q
2
2 DS
2
h 1
d p
Sehingga persediaan optimal untuk setiap produksi adalah 2S d
Q
. . . . . .(7)
d
h 1
p
Dan waktu optimal yang dibutuhkan untuk satu putaran produksi adalah: Q0
t0
. . . . . . (8)
d
Substitusikan persamaan (7) ke dalam persamaan (8) dan diperoleh waktu optimal yang dibutuhkan untuk satu putaran produksi adalah : 2 S
t0 h d
. . . . . . (9) d
1
p
Bila Q optimal pada persamaan (7) disubstitusikan ke persamaan (6), maka diperoleh model matematik untuk Biaya Total Persediaan minimum. BTP
d
Q
S
S
h 1
2
d p
2S d h 1
p
d
BTP
d
S
h 2
2S d
1
d p
d
h 1
p
BTP
2 Sd h 1
S d d
h 2
1
d p
p
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
18
BTP
2 Sd h 1
2S d d p
BTP
2 Sd
2 d S h 1
p
2 Sd h 1
d
d p
Jadi Biaya Total Persediaan minimum per satuan waktu adalah BTP
2 d S h 1
d p
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
. . . . . . (10)
BAB 3
PENGUMPULAN DATA
3.1 Sejarah Singkat PKS. Adolina.
Unit Usaha Adolina didirikan oleh pemerintahan Belanda sejak tahun 1962 dengan nama “NV Cultur Maatschappy (NV CMO)” yang bergerak dalam budi daya tembakau. Pada tahun 1938 budi daya tembakau dirubah menjadi Kelapa Sawit dan Karet dengan nama “NV Serdang Cultuur Maatschappy (NV SCM)”. Sejak tanggal 11 Maret 1996 sampai saat ini Adolina merupakan salah satu Unit Usaha dari PTP Nusantara IV (Persero) dan merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Luas areal Hak Guna Usaha Kebun Adolina seluas 8.965,69 ha, dibagi menjadi tiga bagian yaitu : Kelapa Sawit = 6060 ha, Kakao = 2.576 ha, dll = 329,69 ha (Emplasment, pondok, bibitan, pabrik, dll).
3.1.1 Lokasi Perusahaan.
Sesuai Surat Keputusan Direksi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Nomor : 04.13/Kpts/Org/93/XII/1998 tanggal 17 Desember 1998 memutuskan terhitung mulai tanggal 01 Januari 1999 melebur Kebun Bangun Purba dan merubah statusnya menjadi Afdeling Unit Kebun Adolina.
Unit Usaha Adolina merupakan pintu gerbang PT. Nusantara IV berada di Kabupaten Deli Serdang Bedagai tepatnya di pinggir jalan raya MedanPematang Siantar dengan jarak 38 Km dari Medan.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
20
3.1.2 Ruang Lingkup Usaha.
PKS (Pabrik Kelapa Sawit) Adolina perbaungan merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) kelapa sawit yang dihasilkan dari kebun-kebun rakyat dan kebun sendiri. Pabrik ini didirikan dengan kapasitas 30 ton TBS/jam yang berarti bila pabrik bekerja dengan kapasitas penuh (20 jam/hari) akan mengolah 600 ton TBS menjadi CPO (Crude Palm Oil) sebesar 24.05% (rendemen MS) dan inti sawit 5.5% (rendemen IS).
Tetapi pada kenyataannya PKS Adolina hanya mampu mengolah TBS di bawah 600 ton sehingga untuk remdemen MS dan remdemen IS tidak tercapai sesuai dengan rendemen pabrik. Hal ini lebih disebabkan oleh faktor ketersediaan TBS dan kondisi TBS yang akan diolah.
3.2 Pengumpulan Data.
Data yang diperlukan diperoleh berdasarkan pengamatan langsung di lingkungan PKS. Adolina, wawancara dan diskusi dengan pihak perusahaan serta mengutip data dan informasi dari arsip LMB II (Laporan Manajemen Bulanan II) yang sesuai dengan data yang di butuhkan dalam pemecahan masalah.
Data yang dikumpulkan sesuai dengan batasann persoalan yaitu berupa : 1.
Data jumlah produksi CPO selama periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2008.
2.
Data jumlah penyaluran produksi CPO selama periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2008.
3.
Data biaya pengadaan produksi (set-up costs) selama periode Januari 2007 sampai dengan Desember 2008.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
21
4.
Data biaya penyimpanan (carrying costs) selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2008. Biaya penyimpanan ini dihitung sebesar 15% dari harga pokok CPO per kilogram.
Adapun data yang diperoleh dari perusahaan dapat dilihat pada tabel 3.1, tabel 3.2, tabel 3.3, dan tabel 3.4, sebagai berikut :
Tabel 3.1 Jumlah Produksi Minyak Sawit (CPO) tahun 2007-2008. Tahun(kg) No
Bulan 2007
2008
1
Januari
1.753.177
2.218.256
2
Februari
2.001.295
2.222.758
3
Maret
2.315.258
2.080.752
4
April
2.515.894
2.627.914
5
Mei
2.756.753
2.962.426
6
Juni
2.892.582
3.081.413
7
Juli
3.648.882
3.761.891
8
Agustus
3.524.681
3.892.544
9
September
3.090.561
3.708.159
10
Oktober
3.199.386
3.369.942
11
November
3.007.189
2.838.407
12
Desember
2.785.445
2.575.482
JUMLAH
33.491.103
35.339.344
Sumber : Laporan Manajemen Bulanan II (LMB II )
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
22
Tabel 3.2 Jumlah Penyaluran CPO tahun 2007-2008. Tahun(kg) No
Bulan 2007
2008
1
Januari
1.891.700
2.581.794
2
Februari
2.095.260
2.190.812
3
Maret
2.262.430
1.880.643
4
April
2.536.220
2.683.275
5
Mei
2.685.830
3.127.027
6
Juni
2.900.440
2.823.261
7
Juli
3.311.125
3.099.254
8
Agustus
3.682.309
3.540.498
9
September
3.082.371
3.682.241
10
Oktober
3.055.482
4.491.273
11
November
3.303.186
2.796.742
12
Desember
2.493.140
2.187.209
JUMLAH
33.299.493
35.084.029
Sumber : Laporan Manajemen Bulanan II (LMB II )
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
23
Tabel 3.3 Biaya Pengadaan Produksi CPO tahun 2007-2008. Tahun(kg) No
Bulan 2007
2008
1
Januari
1.777.262.475
6.032.429.875
2
Februari
1.476.939.425
5.171.401.850
3
Maret
2.272.885.975
3.381.160.200
4
April
3.318.899.375
7.128.285.350
5
Mei
3.854.858.450
7.123.862.825
6
Juni
4.551.548.250
7.123.862.825
7
Juli
6.994.925.820
7.354.518.025
8
Agustus
5.513.678.100
6.034.319.725
9
September
4.646.106.975
5.647.972.975
10
Oktober
6.285.377.350
3.070.849.000
11
November
6.370.798.075
2.217.024.825
12
Desember
5.678.525.550
1.778.294.850
JUMLAH
52.739.375.825
62.194.802.950
Sumber : Laporan Manajemen Bulanan II (LMB II )
Tabel 3.4 Harga Pokok CPO tahun 2007-2008 Tahun
Biaya / kg
2007
Rp.5.000,00
2008
Rp.8.299,00
Jumlah
Rp.13.299,00
Sumber : detik.com
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
BAB 4
PENGOLAHAN DATA DAN PEMECAHAN MASALAH
4.1 Uji Kenormalan Data dengan Uji Lilliefors.
Analisis distribusi kemungkinan pada data penyaluran CPO pada tahun 2007 dan 2008. Langkah-langkah untuk menganalisis data penyaluran CPO pada tahun 2007 adalah sebagai berikut : a. Rata- rata penyaluran CPO: 12
xi x
i
1
= 2.774.957,75
n
b. Simpangan baku penyaluran CPO : 12
( xi i
S
x)
2
1
n
= 562.635,1599
1
c. Hitung Z i dengan rumus : Zi Zi
xi
x s
1 . 891 . 700
2 . 774 . 957 . 75
562 . 635 ,1599 1, 5698
Hasil selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 kolom 5
d. Hitung F ( Z i ) dengan rumus : F (Z i )
P (Z
F (Z1 )
P (Z
Zi) 1, 5698 )
0 , 0594
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
25
Hasil selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 kolom 6.
e. Hitung S ( Z i ) dengan rumus : S (Z i ) S (Z i )
banyaknya
z 1 , z 2 , . . ., z n
zi
n 0 , 0833
Hasil selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 kolom 7.
f. Hitung F ( Z i ) F (Z i )
S ( Z i ) dengan cara sebagai berikut :
S (Z i )
( 0 , 0594 )
( 0 , 0833 )
0 , 0239
Hasil selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 kolom 8.
Tabel 4.1 UJI KENORMALAN DATA UNTUK PENYALURAN CPO TAHUN 2007 N
xi
2
( xi x) 780.144.252.935,0625
zi
F (zi )
-1.56
0.0594
0.0833
F ( zi ) S ( zi ) 0.0239
S ( zi )
1
1.891.700
xi x -883.257,75
2
2.095.260
-679.697,75
46.198.9031.355,0625
-1.20
0.1151
0.1666
0.0515
3
2.262.430
-512.527,75
262.684.694.520,0625
-0.91
0.1814
0.2500
0.0686
4
2.536.220
-238.737,75
56.995.713.275,0625
-0.42
0.3372
0.4166
0.0794
5
2.685.830
-89.127,75
7.943.755.820,0625
-0.15
0.4404
0.5000
0.0594
6
2.900.440
125.482,25
15.745.795.065,0625
0.22
0.5871
0.5833
0.0038
7
3.311.125
536.167,25
28.747.531.997,5625
0.95
0.8289
0.9166
0.0877
8
3.682.309
907.351,25
823.286.290.876,5625
1.61
0.9463
1.0000
0.0535
9
3.082.371
307.413,25
94.502.906.275,5625
0.54
0.7054
0.7500
0.0446
10
3.055.482
280.524,25
78.693.854.838,0625
0.49
0.6879
0.6666
0.0213
11
3.303.186
528.228,25
279.025.084.098,0625
0.93
0.8238
0.8333
0.0095
12
2.493.140
-281.817,75
79.421.244.215,0625
-0.50
0.3085
0.3333
0.0248
33.299.493 x
3.482.141.555.271,25
2.774.957,75
g. Dari Tabel 4.1 kolom 8 dapat dilihat L hitung L TABEL
max L
F (Z i ) (n)
S (Z i )
0 , 0877
diperoleh dari Lampiran I dengan taraf nyata
0,05 dan n = 12.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
26
L
L ( 0 . 005
(n)
)( 12 )
Maka L Hitung
0 , 242
LTABEL , berarti data penyaluran CPO mulai
Januari sampai Desember 2007 telah mengikuti distribusi normal.
Langkah-langkah untuk menganalisis data penyaluran CPO pada tahun 2008 adalah sebagai berikut : a. Rata- rata penyaluran CPO: 12
xi x
i
1
= 2.923.669,083
n
b. Simpangan baku penyaluran CPO : 12
( xi i
S
x)
2
1
n
= 729.488,758
1
c. Hitung Z i dengan rumus : Zi Zi
xi
x s
2 . 581 . 794
2 , 923 , 669 , 083
729 . 488 , 758 0 , 46
Hasil selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 kolom 5
d. Hitung F ( Z i ) dengan rumus : F (Z i )
P (Z
F (Z1 )
P (Z
Zi) 0 , 46 )
0 , 3228
Hasil selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 kolom 6.
e. Hitung S ( Z i ) dengan rumus :
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
27
S (Z i ) S (Z i )
banyaknya
z 1 , z 2 , . . ., z n
zi
n 0 , 3333
Hasil selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 kolom 7.
f. Hitung F ( Z i ) F (Z i )
S ( Z i ) dengan cara sebagai berikut :
S (Z i )
( 0 ,3228 )
( 0 ,3333 )
0 , 0105
Hasil selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 kolom 8.
Tabel 4.2 UJI KENORMALAN DATA UNTUK PENYALURAN CPO TAHUN 2008 n
xi
xi
( xi
x
x)
2
zi
F (zi )
S ( zi )
F ( zi ) S ( zi )
1
2.581.794
-341.875,083
116.878.572.376,25
-0.46
0.3228
0.3333
0.0105
2
.2190.812
-732.857,083
537.079.504.103,2688
-1.01
0.1562
0.2500
0.0938
3
1.880.643
-1.043.026,083
1.087.903.409.818,3228
-1.42
0.0778
0.0833
0.0055
4
2.683.275
-240.394,083
57.789.315.141,4108
-0.32
0.3742
0.4166
0.0424
5
3.127.027
203.357,917
41.354.442.406,5788
0.27
0.6064
0.7500
0.1436
6
2.823.261
-100.408,083
10.081.783.131,7348
-0.13
0.5517
0.5833
0.0316
7
3.099.254
175.584,917
30.830.063.077,8968
0.24
0.5948
0.6666
0.0718
8
3.540.498
616.828,917
380.477.912.847,3928
0.84
0.7996
0.8333
0.0337
9
3.682.241
758.571,917
57.543.135.3261,0548
-0.03
0.8485
0.9166
0.0681
10
4.491.273
1.567.603,917
2.457.382.040.593,7428
2.14
0.9838
1.0000
0.0162
11
2.796.742
-126.927,083
16.110.484.398,8888
-0.17
0.4325
0.5000
0.0675
12
2.187.209
-736.460,083
542.373.453.852,3668
-1.01
0.1562
0.2500
0.0938
35.084.029 x
5.853.692.335.008,9088
2.923.669,083
g. Dari Tabel 4.2 kolom 8 dapat dilihat L hitung L TABEL
max L
F (Z i ) (n)
S (Z i )
0 ,1436
diperoleh dari Lampiran I dengan taraf nyata
0,05 dan n = 12. L
(n)
L ( 0 . 005
)( 12 )
0 , 242
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
28
Maka L Hitung
LTABEL , berarti data penyaluran CPO mulai
Januari sampai Desember 2008 telah mengikuti distribusi normal.
4.2 Perhitungan berdasarkan kondisi perusahaan.
Dari hasil pengujian kenormalan data dengan uji lilliefors, diperoleh bahwa data penyaluran produksi CPO berdistribusi normal. Maka model persediaan yang dipergunakan adalah model persediaan dengan stock. Berdasarkan hasil penelitian data perusahaan dapat diketahui bahwa :
Laju produksi CPO per bulan adalah : p
jumlah produksi tahun 2007
jumlah produksi tahun 2008 24
p
33 . 491 . 103
35 . 339 . 344 24
p
68 . 830 . 447 24
p
2 . 867 . 935 , 292 kg
Maka rata-rata jumlah produksi CPO per bulan adalah 2.867.935,292 kg.
Laju penyaluran produksi CPO per bulan adalah : d
penyaluran
produksi tahun 2007
penyaluran
produksi tahun 2008
24 d
33 . 299 . 493
35 . 084 . 029 24
d
68 . 383 . 522 24
d
2 . 849 . 313 , 417
Maka rata-rata jumlah penyaluran produksi CPO per bulan adalah 2.849.313,417 kg.
Lamanya mesin beroperasi selama satu periode adalah :
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
29
Jumlah penyaluran
t
produksi
Laju produksi
68 . 383 . 522
t
2 . 867 . 935 , 292
t
23 ,84 bulan
Biaya penyimpanan CPO per kilogram. Penghitungan biaya penyimpanan (h) adalah berdasarkan pada harga pokok CPO dunia pada tahun 2007 dan 2008, dimana biaya penyimpanan perkilogram CPO adalh sebesar 15 % dari harga pokoknya, yaitu sebesar : 5 . 000
h 15 %
8 . 299 2
15
h
6 . 649 , 5
100 h
992 ,175
Maka diperoleh biaya penyimpanan (h) CPO perkilogram adalah sebesar Rp992,175.
Dengan demikian, perhitungan untuk menentukan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk persediaan CPO adalah sebesar : BTP
D Q
BTP
S
Q 2
h 1
d p
( 2 . 849 . 313 , 417 )
( 4 . 788 . 924 . 115 , 625 )
( 2 . 867 . 935 , 292 )
( 2 . 867 . 935 , 292 ) 2
BTP
4 . 757 . 829 . 011 , 59
BTP
Rp 4 . 767 . 066 . 906 ,88
992 ,175
1
( 2 . 849 . 313 , 417 ) ( 2 . 867 . 935 , 292 )
9 . 237 . 895 , 292
Maka biaya untuk pengadaan persediaan produksi CPO dalam dua periode sekaligus adalah sebesar :
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
30
BTP
t
Rp 476 . 706 . 690 , 688
23 ,84
Rp 11 . 364 . 687 . 506 , 00192
Dan biaya pengadaan persediaan produksi CPO dalam satu periode adalah : Rp 11 . 364 . 687 . 506 , 00192
Rp 5 . 682 . 343 . 753 , 00096
2
4.3 Perhitungan dengan metode pengendalian persediaan.
Semua perhitungan pengendalian persediaan produksi dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh dari PKS. Adolina yang sebelumnya telah disajikan pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, Tabel 3.3, Tabel 3.4.
Adapun perhitungan yang dilakukan antara lain, yaitu : a. Perhitungan tingkat optimal produksi. b. Biaya total persediaan minimum pada produksi CPO. c. Interval waktu optimal untuk tiap putaran produksi. d. Total biaya pengadaan persediaan produksi.
4.3.1 Tingkat optimal produksi ( Q ).
Berdasarkan data yang telah disajikan sebelumnya, maka diperoleh nilai dari : a. Rata-rata jumlah produksi CPO per bulan . p = 2.867.935,292 kg. b. Rata-rata jumlah penyaluran produksi CPO per bulan. d = 2.849.313,417 kg. c. Rata-rata biaya pengadaan produksi CPO per bulan. S = Rp4.788.924.115,25 d. Biaya penyimpanan (h) CPO perkilogram h = Rp992,175
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
3 31
Selanjutnya lakukan perhitungan tingkat produksi optimal CPO ( Q ) setiap putaran produksi dengan menggunakan rumus : 2 S d
Q
h 1
d p
2 ( 4 . 788 . 924 . 115 , 25 ) ( 2 . 849 . 313 , 417 )
Q
( 992 ,175 )
1
2 . 849 . 313 , 417 2 . 867 . 935 , 292
27 . 290 . 291 . 469 . 153 . 358 , 6185
Q
6 , 4423
Q
65 . 085 . 405 , 45
Dari perhitungan di atas diperoleh tingkat produksi CPO optimal dalam setiap putaran produksi adalah sebanyak 65.085.405,45 kg.
4.3.2 Interval waktu optimal untuk tiap putaran produksi.
Penghitungan interval waktu optimal produksi CPO dengan menggunakan rumus : 2 S
t0 h d
1
d p 2 ( 4 . 788 . 924 . 115 , 625 )
t0
( 992 ,175 ) ( 2 . 849 . 313 , 417 )
1
2 . 849 . 313 , 417 2 . 867 . 935 , 292
t0 t0
521 , 777 22 ,84
Maka interval waktu optimal pada setiap putaran produksi adalah 22,84 bulan.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
32
4.3.3 Biaya total persediaan minimum pada produksi CPO.
Penghitungan Biaya Total Persediaan (BTP) minimum dalam pengadaan produksi CPO menggunakan rumus : BTP
2 d S h 1
d p
BTP
2 ( 2 . 849 . 313 , 417 ) ( 4 . 788 . 924 . 115 , 625 ) ( 992 ,175 )
1
2 . 849 . 313 , 417 2 . 867 . 935 , 292
BTP
BTP
175 . 812 . 808 . 990 . 456 . 636 , 2829
419 . 300 . 380 ,3
Karena BTP yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah sebesar Rp419.300.380,3 per bulan, sehingga biaya pengadaan persediaan produksi dalam setiap putaran produksi optimalnya adalah : BTP
t0
Rp 419 . 300 . 380 , 3
22 ,84
Rp 9 . 576 . 820 . 686 , 052
Berdasarkan hasil perhitungan maka diperoleh jumlah produksi dengan biaya minimum umtuk pengadaan persediaannya dalam satu putaran persediaan.
Selanjutnya akan dihitung jumlah putaran produksi CPO, interval waktu putaran produksi, dan lamanya mesin berproduksi tiap putaran produksi yang dihitung dalam dua periode periode penelitian yaitu selama 24 bulan. Adapun perhitungannya dilakukan sebagai berikut : a. Jumlah putaran produksi dalam dua periode berturut-turut adalah : T
24
t
22 ,84 1, 05
Dan jumlah putaran produksi CPO tiap periodenya adalah 0,52 bulan.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
33
b. Biaya minimum dalam pengadaan persediaan produksi CPO dalam dua periode sekaligus sebesar : T
BTP
Rp 9 . 576 . 820 . 686 , 052
1 . 05
t Rp 10 . 055 . 661 . 720 ,3546
Sehingga biaya pengadaan persediaan produksi CPO untuk setiap periodenya adalah : Rp 10 . 055 . 661 . 720 , 3546
Rp 5 . 027 . 830 . 860 ,1773
2
c. Waktu yang dibutuhkan dalam tiap putaran produksinya adalah : Q
65 . 085 . 405 , 45
p
2 . 867 . 935 , 292 22 , 69
Jadi lamanya waktu putaran produksinya adalah 22,69 bulan.
4.4 Rangkuman Pembahasan.
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada subbab sebelumnya, dan hasilnya dirangkum, sebagai berikut : a. Perhitungan yang dilakukan berdasarkan dengan kondisi perusahaan, diperoleh : 1. Laju produksi CPO setiap bulannya adalah 2.867.935,292 kg. 2. Biaya pengadaan produksi CPO adalah sebesar Rp 5.682.343.753,00096
b. Perhitungan yang dilakukan berdasarkan dengan metode pengendalian persediaan, diperoleh : 1. Tingkat optimal dari produksi CPO adalah sebesar 65.085.405,45 kg. 2. Interval waktu optimal produksi adalah 22,84 bulan setiap putaran produksinya dengan jumlah putaran produksi 11,42 bulan setiap periode.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
34
3.Biaya minimum dalam pengadaan persediaan produksi CPO setiap periodenya sebesar Rp 5 .027 .830 .860 ,1773
Perbandingan perhitungan antara metode pengendalian persediaan dengan cara yang berdasarkan kondisi perusahaan, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Perbandingan perhitungan dengan cara yang berdasarkan kondisi perusahaan dan dengan cara metode pengendalian persediaan Perhitungan yang
Perhitungan dengan
berdasarkan kondisi
metode pengendalian
perusahaan
persediaan
2.867.935,292
65.085.405,45
23,84
22,84
5.682.343.753,00096
5.027.830.860,1773
Tingkat produksi optimal CPO tiap putaran produksi (kg) Interval waktu produksi optimal tiap putaran produksi (bulan) Biaya total pengadaan produksi dalam satu periode (Rp)
Dari Tabel 4.3 di atas, dapat diperoleh selisih biaya pengadaan produksi CPO dalam satu periode adalah sebesar : Rp5.682.343.753,00096 - Rp5.027.830.860,1773 = Rp 654.512.892,82366;-
Maka dengan menerapkan metode pengendalian persediaan , perusahaan dapat memperkecil biaya pengadaan persediaan produksi tiap putaran produksinya sebesar : Rp 654 . 512 . 892 ,82366
Rp 54 . 542 . 741 , 07 per bulan
12
Dengan ketentuan bahwa interval waktu optimal setiap putaran produksi adalah 22,69 bulan dan tingkat optimal produksi CPO sebanyak
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
35
65.085.405,45 kg per putaran produksi, maka perusahaan seharusnya dapat menghemat biaya pengadaan produksi sebesar : Rp 54 . 542 . 741 , 07
22 , 69
Rp 1 . 237 . 574 . 794 ,8783
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.
Berdasarkan pembahsan dan perhitungan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain : a. Tingkat produksi CPO optimal dalam pengadaan persediaan sebesar 65.085.405,45 kg setiap putaran produksi.
b. Interval waktu optimal yang dibutuhkan untuk memproduksi CPO adalah 22,84 bulan.
c. Perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp 54.542.741,07 per bulan dengan menerapkan metode pengendalian persediaan dalam kegiatannya.
5.2 Saran.
Berdasarkan hasil pembahasan dan perhitungan yang dilakukan penulis dalam penelitian ini, penulis memberi saran kepada pihak perusahaan agar dapat menerapkan model pengendaliaan persediaan untuk memperoleh produksi optimal.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.
37
Daftar Pustaka
Aminudin. 2005. “Prinsip-prinsip Riset Operasi”. Erlangga : Jakarta. Baroto, Teguh. 2002. “Perencanaan dan Pengendalian Produksi”. Cetakan Pertama, Ghalia Indonesia : Jakarta. Handoko T. Hani, 1994. “Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi”. Prawirosentono Suyadi, 2000., “Manajemen Operasi Analisis dan Studi Kasus”. Bumi Aksara : Jakarta. Siswanto. 2007. “Operation Research”. Jilid II. Jakarta : Erlangga. Subagyo, Pangestu, Asri, Marwan, dan Handoko T. Hani, 2005. “Dasar-dasar Operation Research”. BPFE : Yogyakarta. Suryono Hassan. 2009. “STATISTIKA (Pedoman, Teori, dan Aplikasi)”. Yamit Zhulian, 1999., “Manajemen Persediaan”. Ekonisia Fakultas Ekonomi UII : Yogyakarta.
Wulandhari : Analisis Pengendalian Produksi Crude Palam Oil (CPO) Pada PKS. Adolina, 2010.