ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAPU DI KARAWANG
VERA SILVIA
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa semua pernyataan dalam Tugas Akhir yang berjudul:
Analisis Kelayakan Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha Sapu di Karawang
merupakan hasil gagasan dan hasil kajian saya sendiri di bawah bimbingan komisi pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Tugas Akhir ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Jakarta, November 2011
Vera Silvia NRP. P054094015
ABSTRACT Vera Silvia. Financing Feasibility Analysis and Strategy of Enterprise Development Broom at Karawang. Supervised by H. Musa Hubeis as chairman and Suryahadi as member. Having regard to the potential market broom, both in and outside the country, PT. XYZ has decided to capture the market opportunities with increase its production capacity by trying to enter the domestic market previously the entire results of export-oriented production. To take advantage of market opportunities and change the orientation of the product then the company needs the support fund from a financial institution bank that can help the achievement of corporate goals. The role of financial institutions, banking in this case is channeling financing in the form of investment. The purpose of the study is to (1) Knowing aspects management, technical and production, finance and marketing company in carrying out the feasibility of the arrangement of financing, (2) Analyzing the feasibility of granting financing of PT. XYZ according to the provisions of the bank, (3) Drawing up development strategies of broom business at Karawang. The methods used in this study : ( 1) Analysis of financial ratios used were : liquidity ratio, leverage, cash flow ratio and profitability ratio, (2) Feasibility analysis of invesment criteria that is used Net Present Value (NPV), Pay Back Period (PBP), Break Even Point (BEP), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Internal Rate of Return (IRR). The methods used for the marketing strategy is Segmentating, Targeting and Positioning (STP) method and management strategy by usind analysis of Internal Strategic Factor Analysis Sumarry (IFAS), External Strategic Factor Analysis Sumarry (EFAS), Strength, Weakness, opportunities and Threats (SWOT) and Matrix Quantitative Strategic Planning (QSPM). The next set of marketing strategy by using marketing mix. On the basis of feasibility analysis through aspect of management which is supported by the long experience of the board of directors and managers of company in the industrial broom. Technical aspect and the production is supported by a complete business facilities and own property, large of installed capacity and a good mastery of technical production. Aspect of marketing that is supported by the market remains and business prospects. The Financial aspect of supporting investment feasibility of a plan to build plant in Desa Purwasari, Karawang, with an Net Present Value (NPV) positive of Rp. 831,16 million and an Internal Rate of Return (IRR) of 18,63% (higher than the capital interest of 13,50%), and a Pay Back Period (PBP) for 6 year 1 month PBP (shorter than the 7-year credit term). PT. XYZ meet the requirements of 6 C’s analysis (Character, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economy and Constraint). Result of the identification of internal factors there are five strengths and five weaknesses but on external factors there are four opportunities and four threats. In this case is obtained Internal Factor Analysis Summary (IFAS) of 2,559 and External Factor Analysis Summary (EFAS) of 2,721, the position of business in the matrix of IE located in the fifth (growth). The most appropriate strategies development of broom business at Karawang are maintaining good relations with customers and improve product quality and service (score 6,03), improved sales and expanding market share (score 5,22), recruiting skilled employees and improve the marketing skills (score 5,21). These three strategies can be implemented simultaneously, due to mutual support to each other. Keywords: Financing, Broom, Feasibility Analysis, Strategies, Quality
RINGKASAN Vera Silvia. Analisis Kelayakan Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha Sapu di Karawang. Di bawah bimbingan H. Musa Hubeis sebagai Ketua dan Suryahadi sebagai anggota. Kabupaten Karawang dengan luas sebesar 1.753.27 Km2 terletak di bagian Utara Propinsi Jawa Barat. Secara administratif Kabupaten Karawang berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah Utara, Kabupaten Bogor dan Cianjur disebelah Selatan, Kabupaten Purwakarta disebelah tenggara, Kabupaten Bekasi di sebelah Barat dan Kabupaten Subang disebelah Timur. Sebagian besar lahannya (175.327 Ha) digunakan untuk pertanian dalam hal ini Kabupaten Karawang terkenal sebagai Lumbung Padi Nasional. Walaupun sebagaian besar lahan di wilayah Kabupaten Karawang digunakan untuk pertanian, namun tidak sedikit pula digunakan untuk industri, yaitu ditunjukkan dengan tumbuhnya beberapa kawasan industri di Kabupaten Karawang yang terdiri dari ± 455 perusahaan dari berbagai industri, baik produksi barang maupun jasa. Terdapat beberapa industri sapu berbasis ekspor di daerah Karawang, salah satunya adalah PT. XYZ yang telah mengalami perjuangan yang berat selama beberapa tahun terakhir pada saat perekonomian Indonesia memburuk. Salah satu sisi positif dari menurunnya nilai tukar rupiah, khususnya terhadap nilai dolar adalah perusahaan berorientasi ekspor semakin memiliki keunggulan kompetitif, dimana produk yang ditawarkan lebih murah dengan mutu standar internasional. Perusahaan ini menjadi semakin kompetitif, karena industri sapu hampir 95% komponennya berasal dari dalam negeri. Terdapat ± 30 perusahaan sejenis di daerah Karawang dengan skala usaha berbeda. Dengan memperhatikan potensi pasar, baik dalam maupun luar negeri akan sapu, PT. XYZ telah memutuskan untuk menangkap peluang pasar yang ada dengan meningkatkan kapasitas produksinya dengan mencoba merambah pasar domestik yang sebelumnya seluruh hasil produksi berorientasi ekspor. Untuk memanfaatkan peluang pasar dan perubahan orientasi produk tersebut, maka perusahaan membutuhkan dukungan dana dari lembaga keuangan bank yang dapat membantu pencapaian tujuan dari perusahaan. Peran lembaga keuangan, perbankan dalam hal ini adalah penyaluran pembiayaan dalam bentuk investasi. Tujuan kajian untuk (1) Mengetahui aspek-aspek manajemen, teknis dan produksi, keuangan dan pemasaran perusahaan dalam pelaksanaan penyusunan kelayakan pembiayaan, (2) Menganalisis kelayakan pemberian pembiayaan pada PT. XYZ menurut ketentuan Bank dan (3) Menyusun strategi pengembangan usaha sapu di Karawang. Dalam kajian ini dianalisis aspek kelayakan usaha industri sapu PT. XYZ berupa analisis rasio keuangan dan analisis kelayakan investasi. Analisis rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas (Current Ratio) dan leverage (Debt Equity Ratio), rasio arus kas (Earning Before Interest, Tax and Depreciation per total hutang) dan rasio profitabilitas (Earning After Tax per penjualan bersih). Analisis pembiayaan dalam pemberian kredit terhadap calon debitur menggunakan 6 C’s analysis yaitu Character, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economy and Constraint. Sedangkan, analisis kelayakan suatu kegiatan usaha menggunakan 5 (lima) kriteria investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Pay Back Period (PBP), Break Even Point (BEP), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Internal Rate of Return (IRR). Metode yang digunakan untuk penentuan strategi pemasaran adalah metode Segmentating, Targeting and Positioning (STP) dan penetapan strategi menggunakan analisis Internal Strategic Factor Analysis Sumarry (IFAS), External Strategic Factor Analysis Sumarry
(EFAS), Strength, Weakness, opportunities and Threats (SWOT) dan Matrix Quantitative Strategic Planning (QSPM). Selanjutnya disusun strategi pemasaran dengan menggunakan bauran pemasaran (marketing mix). Berdasarkan analisa kelayakan yang dilakukan melalui aspek manajemen yang didukung direksi dan manajer perusahaan memiliki pengalaman cukup lama di industri Sapu, aspek teknis dan produksi yang didukung fasilitas usaha lengkap dan milik sendiri, kapasitas terpasang cukup besar dan penguasaan teknis produksi yang baik, aspek pemasaran yang didukung pasar yang tetap dan prospek usaha terbuka, aspek keuangan mendukung kelayakan investasi dari rencana pembangunan pabrik di Desa Purwasari, Karawang dengan NPV positif Rp. 831,16 juta, IRR 18,63% lebih besar dari tingkat bunga modal 13,50%, PBP selama 6 tahun 1 bulan lebih cepat dibandingkan dengan jangka waktu kredit investasi selama 7 tahun dan PT. XYZ memenuhi syarat 6 C’s. Hasil identifikasi faktor internal terdapat lima (5) kekuatan dan lima (5) kelemahan, sementara pada faktor lingkungan eksternal terdapat empat (4) peluang dan empat (4) ancaman. Dalam hal ini didapatkan IFAS 2,559 dan EFAS 2,721, posisi usaha pada matriks IE terletak pada sel 5 (pertumbuhan). Strategi pertumbuhan pada sel 5 merupakan pertumbuhan usaha itu sendiri. Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset, profit atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara perluasan lahan usaha, mengembangkan produk melalui proses pengolahan, menambah mutu produk atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Hasil matriks IE selanjutnya digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Hasil analisis SWOT untuk usaha Sapu di Karawang : (a) Strategi S-O : Mempertahankan pasar yang ada dan memperluas pasar sasaran dan menghasilkan produk bermutu dengan teknologi handal; (b) Strategi W–O : Menarik tenaga kerja terampil dan meningkatkan efektifitas tenaga pemasaran, pengendalian biaya produksi dengan mempercepat proses produksi dengan perbaikan sistem produksi dan peningkatan teknologi dan menjalin kerjasama dengan lembaga perbankan; (c) Strategi S–T : Mempertahankan mutu produk yang baik dan harga bersaing guna mengantisipasi persaingan dan menghindari ketergantungan dengan satu pemasok; (d) Strategi W – T : Pemasaran ke luar dan dalam negeri, penetapan harga bersaing dan gudang tempat penyimpanan bahan baku memenuhi syarat. Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh pengusaha Sapu di Karawang, selanjutnya dilakukan pemilihan alternatif strategi yang paling menarik untuk diimplementasikan dengan QSPM. Berdasarkan analisis tersebut, strategi yang paling tepat untuk pengembangan usaha sapu di Karawang adalah mempertahankan mutu produk yang baik dan harga bersaing guna mengantisipasi persaingan (skor 5,28), mempertahankan pasar yang ada dan memperluas pasar sasaran (skor 5,15) dan menghasilkan produk bermutu dengan teknologi handal (skor 5,03). Ketiga strategi tersebut dapat dilaksanakan secara bersamaan karena saling mendukung satu dengan yang lainnya.
@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebut sumbernya Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan , penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah Pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SAPU DI KARAWANG
VERA SILVIA
Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Tugas Akhir
:
Analisis Kelayakan Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha Sapu di Karawang
Nama Mahasiswa Nomor Pokok Program Studi
: : :
Vera Silvia P054094015 Industri Kecil Menengah
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA Ketua
Dr.Ir. Suryahadi, DEA Anggota
Diketahui,
Ketua Program Studi Industri Kecil Menengah,
Dekan Sekolah Pascasarjana
Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA
Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr
Tanggal Ujian : 22 November 2011
Tanggal Lulus :
PRAKATA Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga Tugas Akhir ini berhasil diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Penulisan ini kiranya tidak dapat selesai tanpa bantuan dan dorongan dari beberapa pihak, oleh karena itu melalui prakata ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya kepada : 1.
Prof. Dr. Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan selama kegiatan kajian dan penulisan laporan akhir ini.
2.
Dr. Ir. Suryahadi, DEA selaku Anggota Komisi pembimbing yang juga telah memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan kajian dan penulisan laporan akhir ini.
3.
Dr. Ir. Anggraini Sukmawati, MM selaku Penguji Luar Komisi Pembimbing yang juga telah memberikan pengarahan dalam penyusunan dan penyelesaian laporan akhir ini.
4.
Seluruh staf pengajar dan staf administrasi pada Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
5.
Bapak Gideon Gunawan Soetanto dan segenap staf dari PT. XYZ yang telah membantu dalam memberikan data-data yang diperlukan dalam penulisan dan penyelesaian laporan akhir ini.
6.
Suami, anak-anak dan kedua orang tua tercinta atas segala pengorbanan, dorongan, semangat, cinta kasih dan doa serta kepada semua pihak yang telah membantu selesainya Tugas Akhir ini. Akhirnya penulis berharap agar Tesis ini berguna dan memberikan manfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan. Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu penulis menerima segala masukan berupa saran dan kritik untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa mendatang. Jakarta, November 2011
Penulis
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 02 Februari 1977, sebagai anak ke dua dari empat bersaudara dari Bapak T. Ginting dan Ibu R. Barus. Pendidikan Sarjana ditempuh di Program Studi Manajemen Keuangan, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2010 penulis diterima di Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Penulis bekerja pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sejak tahun 2003 dan saat ini menjadi Relationship Officer pada Sentra Kredit Kecil Bekasi. Penulis menikah pada tahun 2005 dengan Charles Augustinus Simamora, SE dan dikaruniai dua orang putri bernama Michelle Winona Joyceline Simamora (6 tahun) dan Jessica Sharon Nurihisa Simamora (4 tahun).
DAFTAR ISI Halaman ABSTRACT .................................................................................................
i
RINGKASAN .............................................................................................
ii
PRAKATA ...................................................................................................
iv
RIWAYAT HIDUP .....................................................................................
v
DAFTAR TABEL ........................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
viii
I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang …………………………………………...............
1
B. Perumusan Masalah ………………………………………...........
3
C. Tujuan ……………………………………………………............
3
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kelayakan Usaha …..………………………………......................
5
B. Strategi Pengembangan Usaha ………………………………........
12
C. Usaha Sapu …………………………………………………..........
21
III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Kajian……………………………………........
25
B. Pengumpulan Data………………………………………...............
25
C. Pengolahan dan Analisa Data...……………………………….......
25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Perusahaan…………………………....................
31
B. Analisa Kelayakan Pemberian Pembiayaan pada PT. XYZ ..........
31
1. Aspek Manajemen…………………………….........................
31
2. Aspek Teknis dan Produksi……………………………...........
34
3. Aspek Pemasaran……………………………...........................
40
4. Aspek Sosial……………………………...........................
41
5. Aspek Keuangan……………………………............................
42
6. 6 C’s analysis…………………………….................................
51
C. Strategi Pengembangan Usaha Sapu………………………….........
52
KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
61
A. Kesimpulan………………………….....................................................
61
B. Saran…………..………………………….............................................
62
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
63
LAMPIRAN……………………………………………………..................
65
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Kegiatan ekspor Kabupaten Karawang tahun 2006 – 2010 …….......
1
2. Penilaian bobot faktor strategik perusahaan dengan metode matriks banding berpasangan……………………………………………...…
17
…...............……………………………………….
19
4. QSPM ……………………………………………………………….
21
5. Peralatan dan mesin-mesin produksi PT. XYZ……………………...
37
6. Realisasi penjualan PT. XYZ………………………………………..
40
7. Rencana investasi perusahaan………………………………………..
43
8.
Laba/rugi perusahaan………………………………………...............
44
9. Neraca perusahaan………………………………………...................
45
10. Rasio keuangan perusahaan………………………………………....
45
11. Penarikan dana investasi………………………………………..........
46
12. Proyeksi laba–rugi………………………………………...................
47
13. Proyeksi neraca………………………………………........................
48
14. Proyeksi Rasio keuangan……………………………………….........
48
15. Perhitungan NPV……………………………………….....................
49
16. Perhitungan PBP………………………………………......................
49
17. Proyeksi perhitungan BEP usaha Sapu PT. XYZ……………………
50
18. Faktor strategik internal usaha Sapu di Karawang…………………
53
19. Faktor strategik eksternal usaha Sapu di Karawang…………………
55
20. Matriks SWOT usaha Sapu di Karawang ………...............................
58
21. Penentuan alternatif strategi terbaik usaha Sapu di Karawang ………
59
3.
Matriks SWOT
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman ………………………………………...…
2
2. Lingkungan eksternal dan internal perusahaan ………………….....
16
3. Matriks IE Model GE ………………………………………...…......
18
4. Jenis-jenis sapu ....................................................................................
21
5. Struktur organisasi perusahaan PT. XYZ………………………...…..
32
6. Cash life cycle.......................................................................................
32
7. Proses produksi Sapu PT. XYZ………………………...….................
35
8. Lokasi usaha PT. XYZ.........................................................................
36
9. Peralatan produksi Sapu PT. XYZ .......................................................
37
10. Bahan baku...........................................................................................
39
11. Bahan pembantu ..................................................................................
39
12. Lokasi pabrik baru PT. XYZ ...............................................................
43
13. Proyeksi penjualan dan laba bersih PT. XYZ ......................................
47
14. Hubungan antara biaya dengan penjualan dan BEP ............................
48
15. Matriks IE usaha Sapu di Karawang………………………...….........
56
1. Hasil produksi PT. XYZ
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Kuesioner kajian ………………………………………...…..............
66
2. Laporan keuangan dan laporan keuangan proyeksi …………............
73
3. Proyeksi arus kas…...............……………………………………...…
77
4. Asumsi pembuatan arus kas………………….....................................
84
5. Total skor pembobotan dan rating IFAS usaha Sapu di Karawang.....
85
6. Total skor pembobotan dan rating EFAS usaha Sapu di Karawang....
86
7. Nilai faktor internal dan eksternal usaha Sapu di Karawang...............
87
8. Alternatif strategi pengembangan usaha Sapu di Karawang...............
88
i
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi nasional selama tahun 2010 mencapai 6,1% dengan peran investasi dan ekspor yang meningkat. Ke depan, perekonomian Indonesia diperkirakan terus membaik dengan sumber pertumbuhan semakin berimbang. Di tahun 2011, pertumbuhan ekonomi diperkirakan 6,0% - 6,5% dan dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi di atas 7% dalam jangka menengah (Deperindag, 2010). Kabupaten Karawang dengan luas sebesar 1.753.27 Km2 terletak di bagian Utara Propinsi Jawa Barat. Secara administratif Kabupaten Karawang berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah Utara, Kabupaten Bogor dan Cianjur disebelah Selatan, Kabupaten Purwakarta disebelah tenggara, Kabupaten Bekasi di sebelah Barat dan Kabupaten Subang disebelah Timur. Sebagian besar lahannya (175.327 Ha) digunakan untuk pertanian, maka Kabupaten Karawang terkenal sebagai Lumbung Padi Nasional. Walaupun sebagaian besar lahan di wilayah Kabupaten Karawang digunakan untuk pertanian, namun tidak sedikit pula digunakan untuk industri. Hal ini dibuktikan dengan tumbuhnya beberapa kawasan industri di Kabupaten Karawang. Industri di Kabupaten Karawang, yaitu ± 455 perusahaan dari berbagai industri baik produksi barang maupun jasa (Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, 2010). Kegiatan ekspor Kabupaten Karawang selama kurun waktu lima tahun terakhir (2006- Juni 2010) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kegiatan ekspor Kabupaten Karawang tahun 2006 - 2010 Tahun 2006
2007 2008 2009 2010
Nilai Ekspor (USD) 639.555.713,09
883961.415,31 1.119.803.691,03 649.947.119,3 112.969.656,03
Negara Tujuan USA, Itali, Jepang, Belgia, India, Pakistan, Singapura, Denmark, Belanda, Inggris, Perancis, Australia, Korea, Afrika, China, dll. Sda Sda Sda Sda
Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat, 2010.
2
Terdapat beberapa industri Sapu berbasis ekspor di daerah Karawang. PT. XYZ perusahaan industri sapu berbasis ekspor yang telah mengalami perjuangan yang berat selama beberapa tahun terakhir pada saat perekonomian Indonesia memburuk. Salah satu sisi positif dari menurunnya nilai tukar rupiah, khususnya terhadap nilai dolar adalah perusahaan berorientasi ekspor semakin memiliki keunggulan kompetitif, dimana produk yang ditawarkan lebih murah dengan mutu standar internasional. Perusahaan ini menjadi semakin kompetitif, karena industri sapu hampir 95% komponennya berasal dari dalam negeri.
Gambar 1. Hasil produksi PT. XYZ
Dengan memperhatikan potensi pasar, baik dalam maupun luar negeri akan sapu, PT. XYZ telah memutuskan untuk menangkap peluang pasar yang ada dengan meningkatkan kapasitas produksinya dengan mencoba merambah pasar domestik yang sebelumnya seluruh hasil produksi berorientasi ekspor. Untuk memanfaatkan peluang pasar dan perubahan orientasi produk tersebut,
3
maka perusahaan membutuhkan dukungan dana dari lembaga keuangan bank yang dapat membantu pencapaian tujuan dari perusahaan. Peran lembaga keuangan, perbankan dalam hal ini adalah penyaluran pembiayaan dalam bentuk investasi maupun modal kerja. Untuk itu, perusahaan mengajukan permohonan kerjasama dengan Bank ABC dalam rangka investasi perusahaan untuk mengembangkan industri sapu yang didasari dengan pembuatan studi kelayakan atas investasi yang akan dilakukan tersebut. Maka dari itu dilakukan kajian berjudul Analisis Kelayakan Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha Sapu di Karawang.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan hal yang telah dijabarkan, maka permasalahan yang dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana aspek manajemen, aspek teknis dan produksi, aspek pemasaran, aspek sosial dan aspek keuangan yang dilakukan oleh PT. XYZ dalam penyusunan kelayakan pembiayaan ? 2. Bagaimana kelayakan pembiayaan yang disusun oleh PT. XYZ dapat diterima oleh Bank ? 3. Bagaimana bentuk strategi pengembangan usaha sapu di Karawang ?
C. Tujuan 1. Mengkaji aspek-aspek manajemen, aspek teknis dan produksi, aspek pemasaran, aspek sosial dan aspek keuangan perusahaan dalam pelaksanaan penyusunan kelayakan pembiayaan. 2. Menganalisis kelayakan pemberian pembiayaan pada PT. XYZ menurut ketentuan Bank. 3. Menyusun strategi pengembangan usaha Sapu di Karawang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kelayakan Usaha Prospek pengembangan bisnis dapat dilihat melalui analisa kelayakan usaha dari pendirian usaha tersebut dan hal ini diperlukan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi selanjutnya. Dalam bentuk yang lebih umum studi kelayakan usaha bertujuan untuk memberikan gambaran kepada pihak yang terkait dengan usaha tersebut, misalnya investor, kreditur dan pemerintah. Dengan adanya studi ini diharapkan akan diperoleh gambaran sampai seberapa jauh pendirian dan pengembangan usaha tersebut layak dilaksanakan ditinjau dari berbagai aspek antara lain organisasi, pemasaran, teknik/operasi dan keuangan (Zubir, 2006). Analisis proyek dilakukan untuk mengambil keputusan dalam menentukan pemilihan investasi yang tepat dari berbagai alternatif yang dapat dilaksanakan (Pramudya, 2006). Menurut Pramudya (2006), yang dimaksud suatu proyek adalah suatu rangkaian kegiatan yang menggunakan sejumlah sumber daya untuk memperoleh manfaat. Kegiatan ini membutuhkan biaya yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan dalam jangka waktu tertentu. Untuk mengurangi kegagalan pada pendirian suatu proyek bisnis, diperlukan suatu perencanaan secara sistematis dan terpadu melalui serangkaian kegiatan yang pada akhirnya akan mencerminkan suatu studi kelayakan. Pembahasan unsur-unsur pada rencana bisnis akan dicakup dalam pembahasan aspek-aspek dari studi kelayakan yang cocok, yang disesuaikan dengan karakteristik proyek bisnis yang direncanakan. Aspek-aspek tersebut adalah : 1.
Aspek Manajemen Operasional Analisis manajemen operasional perusahaan meliputi kebutuhan tenaga kerja, bentuk dan struktur organisasi perusahaan. Analisis kebutuhan tenaga kerja didasarkan pada kebutuhan pada proses produksi, manajemen dan proses administrasi. Struktur formal organisasi dapat membantu menjelaskan wewenang tugas dan tanggungjawab manajemen.
6
2.
Aspek Pemasaran Analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran pada suatu usaha, ditujukan untuk mendapatkan gambaran tentang (Husnan dan Suwarsono, 1991) : (a) Potensi pasar bagi produk yang tersedia untuk masa mendatang. Permintaan dan penawaran produk pada masa mendatang, dihitung menggunakan metode peramalan; (b) Pangsa pasar yang dapat diserap oleh usaha tersebut dari keseluruhan pasar potensial, serta perkembangan pangsa pasar tersebut dimasa mendatang; dan (c) Jenis strategi bauran pemasaran yang digunakan untuk mencapai pangsa pasar yang telah ditetapkan. Strategi pemasaran adalah logika pemasaran dari unit usaha dalam rangka untuk mencapai sasaran-sasaran pemasarannya. Strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan tentang biaya pemasaran perusahaan, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran (Kotler, 1997). Pada dasarnya, strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dengan peubahpeubah seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, unsur bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran. Bauran pemasaran terdiri dari empat unsur yang dikenal dengan 4 P (four P), yaitu Product (produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi) (Tjiptono, 1997). a.
Strategi Produk Strategi produk didefinisikan sebagai suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan berkaitan dengan produk yang dipasarkan (Tjiptono, 1997). Strategi produk yang tepat akan menempatkan perusahaan dalam suatu posisi persaingan lebih unggul dari para pesaingnya. Pengertian produk tidak dapat dilepaskan dengan kebutuhan, karena produk merupakan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Produk dapat mencakup sesuatu benda fisik, jasa, prestise, tempat, organisasi maupun ide. Lima (5) komponen yang terdapat pada produk formal adalah desain atau bentuk coraknya, daya tahan atau mutu, daya tarik atau keistimewaan, pengemasan atau bungkus dan nama merek atau brand name.
7
b. Strategi Harga Strategi Harga adalah satu-satunya strategi yang menghasilkan pendapatan penjualan bagi perusahaan (Tjiptono, 1997). Strategi ini meliputi memilih metode penetapan harga produk, memodifikasi harga yang sudah ada, serta memprakarsai dan menanggapi perubahan harga. Tujuan dari strategi harga adalah mempertahankan pangsa harga, mencapai
keuntungan
penjualan
yang
maksimum
tinggi.
Sebelum
dan
mencapai
penetapan
pertumbuhan
harga
dilakukan,
perusahaan harus menentukan apa yang ingin dicapai dari produk yang dipasarkannya, dengan mempertimbangkan faktor pelanggan, pesaing dan biaya produksi. c. Strategi Distribusi Distribusi merupakan kegiatan pemasaran yang harus dilakukan oleh pengusaha untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirim dan menyampaikan barang yang dipasarkan kepada konsumen (Tjiptono, 1997). Dalam pendistribusian ini dibutuhkan penyalur-penyalur, baik milik perusahaan itu sendiri maupun yang bukan milik perusahaan. Perusahaan yang bergerak di bidang distribusi ada beberapa macam, di antaranya agen, penyalur, distributor, pedagang besar, pengecer dan perwakilan dagang di luar negeri. Dalam hal ini, perusahaan harus mengerti berbagai jenis pengecer, pedagang grosir dan perusahaan distribusi fisik. d. Strategi Promosi Promosi
merupakan
suatu
kegiatan
menentukan
dalam
meningkatkan nilai penjualan dan pertumbuhan produk. Promosi menunjukkan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam mengkonsumsikan keistimewaan produk yang akan dipasarkan, membujuk dan mengingatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut (Kotler, 1997). Kegiatan promosi tidak boleh terhenti hanya pada memperkenalkan produk kepada konsumen saja, akan tetapi perlu dilanjutkan agar konsumen menjadi tertarik dan kemudian membeli produk tersebut.
8
Alat-alat yang dapat digunakan untuk mempromosikan suatu produk ada beberapa macam (Kotler, 1997), yaitu (a) Iklan (surat kabar, majalah, radio, televisi, dan lain-lain), (b) Promosi penjualan (memberikan contoh produk kepada calon konsumen atau demonstrasi di tempat yang ramai), (c) Publisitas, (d) Personal selling (door to door selling, mail order, telephone selling dan direct selling).
3. Aspek Sosial Aspek sosial, yaitu berkenaan dengan dampak sosial dari usaha Sapu milik PT. XYZ, seperti pengaruh terhadap lingkungan dan pemerataan pendapatan.
4. Aspek Keuangan Analisis keuangan mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang keuangan akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa mendatang (Sartono, 1997). Rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas, rasio arus kas dan rasio profitabilitas. Selain itu, analisis keuangan juga dapat dilakukan untuk melihat apakah usaha yang dijalankan tersebut layak atau tidak dengan kriteria-kriteria investasi, yaitu Net Present Value (NPV), Pay Back Period (PBP), Break Even Point (BEP), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) dan Internal Rate of Return (IRR). a. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan berjangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang dan persediaan (Sartono, 1997). b. Rasio Kas Rasio kas menunjukkan sejauhmana efisiensi perusahaan dalam menggunakan aset untuk memperoleh penjualan. Perputaran total aktiva, menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan
9
keseluruhan
aktiva
untuk
menciptakan
penjualan
dan
mendapatkan laba. Tingkat perputaran ini ditentukan oleh perputaran unsur aktiva itu sendiri (Sartono, 1997). c. Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas, dapat mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset maupun laba bagi modal sendiri. Semakin tinggi profitabilitas berarti semakin baik, akan tetapi profitabilitas (profit margin) sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan (Sartono, 1997). d. NPV NPV menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh selama umur investasi, merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu. Kriteria NPV (Gittenger, 1986) sebagai berikut : 1) NPV > 0, maka proyek menguntungkan dan layak dilaksanakan. 2) NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tetapi juga tidak rugi (manfaat diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan sehingga pelaksanaan proyek berdasarkan penilaian subyektif pengambilan keputusan) 3) NPV < 0, maka proyek rugi dan lebih baik untuk tidak dilaksanakan. e. PBP PBP merupakan waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi awal (Newman, 1990). PBP juga merupakan rasio keuntungan dan biaya dengan nilai sekarang. Jika nilai perbandingan keuntungan dengan biaya lebih besar atau sama dengan satu (1), proyek tersebut dapat dijalankan. f. BEP BEP merupakan suatu gambaran kondisi penjualan produk yang harus dicapai untuk melampaui titik impas. Proyek dikatakan impas jika jumlah hasil penjualan produknya pada suatu periode tertentu
10
sama dengan jumlah biaya yang ditanggung, sehingga proyek tersebut tidak menderita kerugian tetapi juga tidak memperoleh laba. Jika hasil penjualan produk tidak dapat melampaui titik ini, maka proyek yang bersangkutan tidak dapat memberikan laba (Sutojo, 1993). g. Net B/C Net B/C merupakan perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif. Angka ini menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Jika diperoleh nilai net B/C > 1, maka proyek layak dilaksanakan, tetapi jika nilai B/C < 1, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan (Gittenger, 1986). h. IRR Presentase keuntungan yang diperoleh atau investasi bersih dari suatu proyek, atau tingkat diskonto yang dapat membuat arus penerimaan bersih sekarang dari investasi (NPV) sama dengan nol disebut IRR. Jika nilai IRR lebih besar dari tingkat diskonto, maka proyek layak untuk dilaksanakan. Sedangkan jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat diskonto, maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan (Gray, 1992).
Dalam pemberian kredit, bank akan melakukan analisa terhadap calon debitur. Dalam analisa tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan formulasi 4 P’s, yaitu : a.
Personality Bank perlu mengetahui dengan sebaik-baiknya tentang diri pribadi calon debitur,
terutama
yang
menyangkut
pendidikan,
pergaulan
dan
kebiasaannya. Dengan diketahuinya kepribadian calon debitur itu layak untuk diberikan fasilitas kredit.
11
b.
Purpose Bank perlu menganalisa tentang keperluan kredit yang diajukan oleh calon debitur, agar dapat diketahui apakah keperluan kredit tersebut dapat dibiayai oleh bank yang bersangkutan sesuai dengan sektor pembiayaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
c.
Prospect Melalui perkembangan usaha calon debitur selama beberapa waktu yang lalu, bank akan dapat mengetahui perkiraan perkembangan usaha calon debitur di masa mendatang, apakah usahanya akan semakin meningkat atau malah sebaliknya, terutama setelah kredit diberikan.
d.
Payment Analisa yang penting khususnya terhadap permohonan kredit modal kerja adalah seberapa besar kemampuan calon debitur didalam membayar kembali kredit yang diberikan kepadanya. Kemampuan membayar ini dapat ketahui oleh bank dari analisa prospek, serta kemampuan di dalam perdagangan dan mengatasi persaingan. Selain formulasi 4 P’s tersebut, hal-hal lain yang perlu diperhatikan
dalam penyelesaian kredit nasabah, terlebih dahulu harus terpenuhinya 6 C’s analysis (Rivai dan Permata, 2006), yaitu : a.
Character Character adalah keadaan watak/sifat dari nasabah, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam lingkungan usaha. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauhmana itikad/kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay) sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.
b.
Capital Capital adalah jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon nasabah. Semakin besar modal sendiri dalam perusahaan, tentu semakin tinggi kesungguhan calon nasabah dalam menjalankan usahanya dan bank akan merasa lebih yakin dalam memberikan kredit. Kemampuan modal
12
sendiri akan merupakan benteng yang kuat, agar tidak mudah mendapat goncangan dari luar, misalkan jika terjadi kenaikan suku bunga, komposisi modal sendiri inipun perlu ditingkatkan. c. Capacity Capacity adalah kemampuan yang dimiliki calon debitur dalam menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Kegunaan dari penilaian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauhmana calon debitur mampu mengembalikan atau melunasi kewajibannya (ability to pay) secara tepat waktu dari usaha yang diperolehnya. d.
Collateral Collateral adalah barang-barang yang diserahkan nasabah sebagai agunan terhadap kredit yang diterimanya. Agunan tersebut harus dinilai oleh bank untuk mengetahui sejauhmana risiko kewajiban finansial nasabah kepada bank. Penilaian terhadap agunan ini meliputi jenis, lokasi, bukti pemilikan dan status hukumnya.
e.
Condition of Economy Condition of Economy adalah situasi dan kondisi politik, sosial ekonomi, budaya yang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat yang kemungkinannya mempengaruhi kelancaran perusahaan dan calon debitur.
f.
Constraint Constraint adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalkan pendirian suatu usaha pompa bensin yang disekitarnya banyak bengkel las atau pembakaran batu bara.
B. Strategi Pengembangan Usaha Menurut Chandra (2001) strategi korporat untuk pasar baru dapat terbagi atas beberapa alternatif, yaitu : 1.
Strategi pengembangan pasar (market development strategy), yaitu
strategi yang berusahan menawarkan produk saat ini kepada pasar baru.
13
Alternatif ini dipilih jika pasar saat ini sudah stagnan atau peningkatan pangsa pasar sudah sulit dilakukan, karena pangsa pasar yang sudah sangat tinggi atau karena pesaing sudah sangat kuat. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengidentifikasi pemakaian baru atau pemakai baru. 2.
Strategi ekspansi baru (market expansion strategy), yaitu berekspansi ke pasar geografis baru. Cara yang dilakukan adalah dengan membuka pasar di daerah baru.
3.
Strategi
diversifikasi
(diversification
strategy),
yaitu
strategi
mengembangkan produk baru untuk pasar baru. Situasi ini diterapkan jika sudah tidak ada lagi peluang pertumbuhan untuk produk saat ini atau pasar saat ini, lingkungan pasar yang dilayani sudah tidak stabil dan berdampak pada fluktuasi penjualan atau laba. Menurut Kotler (1997), langkah-langkah pokok dalam pemasaran target adalah segmentasi pasar (segmentation), penentuan pasar (targeting) dan penentuan posisi produk (positioning). Segmentasi pasar adalah tindakan membagi-bagi pasar ke dalam kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin menginginkan bauran produk/pemasaran yang berlainan. Dalam tahap penentuan pasar, penjual memilih segmen pasar yang terbaik. Untuk melakukannya perusahaan harus mengevaluasi potensi laba masingmasing segmen, daya tarik struktural segmen, serta tujuan dan sumber daya perusahaan. Pemilihan pasar ini akan menentukan pesaing perusahaan. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap posisi pesaing dan memutuskan posisi terbaik bagi perusahaan. Kegunaan dari analisis ini adalah untuk mengetahui keunggulan perusahaan pesaing. Strategi penentuan posisi produk perusahaan dapat dipergunakan dalam penentuan strategi pemasaran perusahaan selanjutnya. Menurut Porter (2007), dalam menghadapi persaingan terdapat tiga pendekatan strategis generik yang secara potensial akan berhasil mengungguli perusahaan lain dalam suatu industri, yaitu : 1.
Keunggulan biaya menyeluruh
14
Strategi ini bertujuan untuk mencapai keunggulan biaya menyeluruh dalam industri melalui seperangkat kebijakan fungsional yang ditujukan pada sasaran utama ini. Keunggulan biaya memerlukan konstruksi agresif dari fasilitas skala yang efisien, usaha yang terus menerus dalam mencapai penurunan biaya, karena pengalaman, pengendalian biaya dan overhead yang ketat, penghindaran pelanggan marginal serta meminimalkan biaya-biaya umum dan administrasi. Perhatian besar manajerial yang besar terhadap pengendalian biaya sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Memiliki posisi biaya yang rendah akan membuat perusahaan memperoleh hasil laba di atas rataan dalam industrinya, meskipun ada kekuatan persaingan yang besar. Posisi biaya memberikan kepada perusahaan tersebut ketahanan terhadap rivalitas dari para pesaing, karena biayanya yang lebih rendah memungkinkannya untuk dapat menghasilkan laba setelah para pesaingnya mengorbankan labanya demi persaingan. Posisi biaya rendah juga melindungi perusahaan dari pembeli yang kuat, karena pembeli hanya dapat menggunakan kekuatannya untuk menekan harga sampai tingkat harga dari para pesaing paling efisien berikutnya. 2.
Diferensiasi Strategi diferensiasi adalah strategi mendiferensiasikan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan, yaitu menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan oleh industri secara menyeluruh sebagai hal unik. Pendekatan untuk melakukan diferensiasi dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain rancangan atau merk, teknologi, karakter khusus, pelayanan pelanggan, jaringan penyalur, atau bidang-bidang lain. Diferensiasi memberikan penyekat pada persaingan akibat adanya loyalitas merk dari pelanggan dan mengakibatkan berkurangnya kepekaan terhadap harga. Diferensiasi juga meningkatkan margin laba yang mengjindarkan kebutuhan akan posisi biaya rendah. Diferensiasi menghasilkan margin yang lebih tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kekuatan pemasok dan pembeli.
15
3.
Fokus Strategi ini memfokuskan diri pada kelompok pembeli, segmen lini produk, atau pasar wilayah geografis tertentu. Strategi fokus dikembangkan untuk melayani target tertentu secara baik, dan semua kebijakan fungsional dikembangkan atas pemikiran ini. Dengan penerapan strategi ini, perusahaan akan mampu melayani target strategisnya yang sempit secara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pesaingnya. Strategi ini mengkombinasikan antara posisi biaya rendah dan keunikan yang dirasakan oleh pelanggan. Menurut Zubir (2006), aspek pemasaran merupakan faktor strategik
atau kunci dari keberhasilan proyek. Hal-hal penting yang perlu dianalisis dalam aspek pemasaran adalah : 1.
Produk/jasa yang ditawarkan
2.
Permintaan pasar dan prospeknya
3.
Perkembangan penawaran dan prospeknya
4.
Market share dan market space
5.
Program
pemasaran
yang
meliputi
daerah
pemasaran
dan
pengembangannya, kebijakan harga jual dan sistem pembayaran, saluran distribusi dan promosi.
Inti dari perumusan strategi bersaing adalah menghubungkan perusahaan dengan lingkungannya (Porter, 2007). Walaupun lingkungan yang relevan sangat luas, mencakup kekuatan-kekuatan sosial dan juga kekuatankekuatan ekonomi, aspek kunci dari lingkungan perusahaan adalah industri di mana perusahaan tersebut bersaing (Porter, 2007). Untuk itu diperlukan analisis mengenai lingkungan bisnis agar dapat diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (Gambar 2) yang dihadapi oleh perusahaan, sehingga dapat ditentukan arah dan kebijakan yang sebaiknya dilakukan perusahaan dalam mengelola bisnisnya (Umar, 2005). Lingkungan bisnis terbagi atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal terbagi atas lingkungan jauh dan lingkungan
16
industri. Lingkungan jauh dipengaruhi oleh faktor politik, sosial, ekonomi dan teknologi. Sedangkan lingkungan industri dipengaruhi oleh aspek hambatan masuk, daya dalam industri. Struktur industri mempunyai pengaruh kuat dalam menentukanaturan main persaingan selain juga strategi-strategi yang secara potensial tersdia bagi perusahaan (Porter, 2007). Gambar 1 menunjukkan hubungan antara lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaan.
Lingkungan jauh
Lingkungan industri Lingkungan internal
Gambar 2. Lingkungan eksternal dan internal perusahaan (Rangkuti, 2006).
Penyusunan strategi perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor yang secara sistematis mempengaruhi perusahaan. Tujuan utama perencanaan astrategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal, sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan yang dihadapi (Rangkuti, 2006). Perencanaan strategik (Renstra) sangat penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang optimal dari sumber daya yang ada. Perumusan strategi perusahaan dapat dilakukan dengan analisis Strength, Weakness, opportunities and Threats (SWOT). Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematik untuk merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2006). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
17
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), dan secara bersamaam dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats). Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal
dan eksternal. Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan. Analisis faktor internal dan eksternal dilakukan dengan menggunakan matriks Internal Strategic Factor Analysis Summary (IFAS), External Strategic Factor Analysis Summary (EFAS) dan matriks profil kompetitif. Tahapan kerja pada matriks IFAS dan EFAS (Rangkuti, 2006) adalah : a. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan. b. Masing-masing faktor diberi bobot berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (Tabel 2). Penentuan bobot dilakukan dengan memberikan bobot numerik dan membandingkan antara satu peubah dengan peubah lainnya. Untuk menentukan bobot setiap peubah digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan adalah : 1
= jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal.
2
= jika indikator horisontal sama penting daripada indikator horisontal.
3
= jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal.
Tabel 2. Penilaian bobot faktor strategik perusahaan metode matriks banding berpasangan Faktor Strategik
A
B
C
......
Internal/eksternal A B C .... Total Sumber : Rangkuti, 2006.
Bobot
18
c. Masing-masing faktor kemudian diberi rating dengan skala 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan kondisi perusahaan bersangkutan. Peubah yang bersifat positif (peubah yang termasuk kategori kekuatan dan peluang) diberi nilai mulai dari 1 - 4 (sangat baik). Sedangkan peubah yang bersifat negatif, diberi nilai mulai dari 1 (jika nilai ancaman/kelemahannya sangat besar) sampai dengan 2 (jika nilai ancaman/kelemahannya sedikit) d. Masing-masing bobot dikalikan dengan rating, sehingga diperoleh nilai untuk masing-masing faktor. e. Nilai masing-masing faktor dijumlahkan untuk memperoleh nilai faktor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.
TOTAL SKOR FAKTOR STRATEGIS INTERNAL KUAT RATAAN LEMAH
3,0
2,0
TINGGI
1 2 PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN 3,0
Konsentrasi melalui
Konsentrasi melalui
integrasi vertikal
integrasi horizontal
1,0 3 PENCIUTAN Turnaround
MENENGAH
5 PERTUMBUHAN Konsentrasi melalui
4 STABILITAS
integrasi vertikal
6
STABILITAS
PENCIUTAN
Hati-hati
Tak ada perubahan
Captive Company
strategi, profit
atau divestment
2,0
7 8 9 PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN PENGURANGAN
RENDAH
TOTAL SKOR FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL
4,0
Diversifikasi
Diversifikasi
Konsentrik
konglomerasi
Bangkrut/likuidasi
1,0 Gambar 3. Matriks IE Model GE (Rangkuti, 2006) Nilai yang telah diperoleh dianalisis dengan matriks Internal-External (IE) model General Electric (GE-Model) yang ditunjukkan pada Gambar 3. Hasil pada matriks IE dapat digunakan untuk menentukan posisi perusahaan,
19
sehingga dapat diketahui arah strategi yang akan diterapkan. Total skor strategi internal menunjukkan kekuatan bisnis perusahaan sedangkan total skor strategi eksternal menunjukkan kemenarikan industri. Hasil analisis dengan menggunakan IFAS dan EFAS disusun untuk menggambarkan faktor strategik perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya (Rangkuti, 2006). Matriks SWOT dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategik (Tabel 3) dan selanjutnya dilakukan analisis bauran pemasaran terdiri dari kajian mengenai produk (product), tempat (place), harga (price) dan promosi (promotion).
Tabel 3. Matriks SWOT (Rangkuti, 2006) IFAS
Kekuatan (S)
Kelemahan (W)
Daftar 5-10 faktor-
Daftar 5-10 faktor-
faktor
faktor
Kekuatan internal
Kelemahan internal
Peluang (O)
Strategi S-O
Strategi W-O
Daftar 5 – 10 faktor
Strategi yang
Strategi yang
peluang eksternal
menggunakan
meminimalkan
kekuatan untuk
kelemahan untuk
memanfaatkan
memanfaatkan
peluang
peluang
Ancaman (T)
Strategi S- T
Strategi W – T
Daftar 5 – 10 faktor
Strategi yang
Strategi yang
ancaman eksternal
menggunakan
meminimalkan
kekuatan untuk
kelemahan dan
mengatasi ancaman
menghindari ancaman
EFAS
Sumber : Rangkuti, 2006.
20
Tahap terakhir dari perumusan adalah tahap keputusan, dimana alat analisis yang digunakan dalam tahap ini adalah Matrix Quantitative Strategic Planning (QSPM). Matriks ini menggunakan masukan dari tahap input dan tahap pemanduan untuk memutuskan strategi mana yang terbaik (David, 2004). QSPM merupakan alat yang memungkinkan untuk mengevaluasi strategi alternatif secara obyektif, berdasarkan faktor-faktor sukses internal dan eksternal yang telah dikenali sebelumnya. QSPM terdiri dari empat komponen, yaitu : (1) Bobot, yang diberikan sama dengan yang ada pada matriks IFAS dan matriks EFAS, (2) Nilai daya tarik, (3) Total nilai daya tarik, dan (4) Jumlah total nilai daya tarik. QSPM dapat dilihat pada Tabel 4. Menurut David (2004) ada enam (6) langkah yang diperlukan untuk mengembangkan QSPM adalah :
Langkah 1
: Mendaftarkan peluang atau ancaman eksternal dan kekuatan atau kelemahan internal perusahaan dalam kolom kiri QSPM.
Langkah 2
: Memberikan bobot untuk setiap faktor internal dan eksternal. Bobot sama dengan yang dipakai dalam matriks IFAS dan EFAS.
Langkah 3
: Memeriksa
tahap
mengidentifikasi
kedua strategi
(pemanduan) alternatif
matriks yang
dan dapat
dipertimbangkan perusahaan untuk diimplementasikan. Langkah 4
: Menetapkan Nilai Daya Tarik (AS) yang menunjukkan daya tarik relatif strategi dalam alternatif set tertentu. Nilai daya tarik tersebut adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = amat menarik.
Langkah 5
: Menghitung Total Nilai Daya Tarik dengan mengalikan bobot dengan nilai daya tarik.
Langkah 6
: Menghitung jumlah Total Nilai Daya Tarik. Jumlah ini mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan strategi tersebut semakin menarik dan sebaliknya.
21
Tabel 4. QSPM Alternatif Strategi Faktor-faktor Kunci
Bobot (a)
Strategi 1 AS1 (b)
TAS1 (a x b)
Strategi 2 AS2 (c)
TAS2 (a x c)
Peluang Ancaman Kekuatan Kelemahan Jumlah Total Nilai Daya Tarik Keterangan : As = Nilai Daya Tarik; TAS = Total Nilai Daya Tarik
C. Usaha Sapu Sapu adalah salah satu alat pembersih yang terdiri dari bagian serat atau serabut kaku dan biasanya terpasang atau terikat kepada suatu pegangan silindris. Bentuk sapu hampir selalu mengalami perubahan mulai dari bahan ranting-ranting pohon hingga seikatan serat-serat alami. Pada mulanya, sapu memiliki bentuk bulat, bentuk yang mudah dibuat tapi kurang efisien untuk melakukan pembersihan. Sapu dapat diikatkan ke sebuah pegangan, baik yang pendek untuk pembersih debu, maupun panjang untuk menyapu lantai atau perapian. Jenis-jenis sapu yang diproduksi PT. XYZ dapat dilihat pada Gambar 4.
22
Gambar 4. Jenis-jenis sapu (PT. XYZ, 2011) Lanjutan Gambar 4
23
24
Sapu terbagi menjadi beberapa varian, yaitu sapu lidi, sapu ijuk, dan sapu plastik. Tiap-tiap varian ini ditujukan untuk berbagai keperluan. Sapu ijuk misalnya, ada yang untuk di dalam rumah dan ada untuk di teras. Begitupula sapu lidi, ada untuk merapihkan tempat tidur dan menyapu sampah. Pemilihan sapu adalah penting, karena mutu sapu akan menentukan kebersihan kamar selain teknik penyapuan itu sendiri. Sapu ijuk memiliki sifat lentur dan terbuat dari bahan alami yang sangat tahan lama dan tidak akan lapuk, maka nyaman digunakan dan mampu membersihkan debu di lantai dengan baik. Keberadaan sapu ijuk makin terancam dengan maraknya sapu plastik di pasaran. Jika dicermati sapu plastik tidak dapat membersihkan sebersih sapu ijuk, karena sifat sapu plastik yang kaku. Selain itu menggunakan sapu plastik juga tidak senyaman sapu ijuk. Sapu ijuk mudah ditemukan di pasar tradisional, sedangkan di supermarket atau hypermarket lebih banyak sapu plastik. Harga sapu ijuk bervariasi. Lebih jauh, sapu ijuk dapat digunakan dalam jangka waktu relatif lama, selama digunakan secara wajar. Dengan bahan terbuat dari bahan alami, sapu ijuk merupakan pilihan utama untuk menyapu kamar atau ruangan. Selain nyaman untuk digunakan, sapu ijuk mampu membersihkan lebih bersih dibanding sapu-sapu sintetis seperti sapu plastik. Usaha kerajinan sapu di Karawang, khususnya sapu ijuk, masih tetap mampu bertahan, meski di tengah persaingan berbagai produk rumah tangga serba modern. Hal tersebut dikarenakan permintaan konsumen dari sejumlah daerah masih cukup tinggi, baik permintaan ekspor maupun domestik.
25
III.
METODE KAJIAN
A. Lokasi dan Waktu Kajian Lokasi kajian di industri sapu PT. XYZ yang berlokasi di Dusun III Rt.13/05 Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja
(purposive), dengan
pertimbangan ketersediaan data yang diperlukan dan kesediaan manajemen perusahaan
menjadikan
perusahaan
tersebut
menjadi
lokasi
kajian.
Pelaksanaan kajian dimulai dari bulan Mei sampai dengan November 2011.
B. Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif terhadap studi kelayakan pembiayaan pengembangan usaha industri sapu di PT. XYZ. Pengumpulan data dilakukan dengan cara : (1) Studi kepustakaan (eksplorasi); (2) Pengamatan langsung dengan cara mempelajari berbagai dokumen, proses produksi, keuangan dan pemasarannya; (3) Membuat daftar pertanyaan (kuesioner) dan wawancara dengan manajemen perusahaan yang terdiri dari pemilik perusahaan, bagian produksi, bagian keuangan dan bagian pemasaran PT. XYZ dan pemilik perusahaan sejenis di daerah Karawang. Bentuk kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1.
C. Pengolahan dan Analisa Data Analisis data yang digunakan dalam kajian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, meliputi tahap transfer data, editing data, pengolahan dan interpretasi data secara deskriptif. Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui aspek manajemen dan umum, aspek teknis dan produksi, aspek pemasaran dan sosial. Aspek manajemen meliputi sejarah perusahaan, organisasi dan manajemen. Aspek teknis dan produksi meliputi lokasi perusahaan, proses produksi, fasilitas usaha dan pemasok. Aspek pasar meliputi pemasaran, prospek usaha, persaingan dan strategi pemasaran. Aspek sosial berhubungan dengan dampak sosial dan lingkungan dari usaha Sapu.
26
Aspek analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui aspek kelayakan usaha industri Sapu PT. XYZ. Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis rasio keuangan dan analisis kelayakan investasi. Analisis rasio keuangan yang digunakan adalah rasio likuiditas (Current Ratio) dan leverage (Debt Equity Ratio), rasio arus kas (Earning Before Interest, Tax and Depreciation/ Total hutang) dan rasio profitabilitas (Earning After Tax /Penjualan bersih). Analisis kelayakan suatu kegiatan usaha digunakan lima (5) kriteria investasi, yaitu NPV, PBP, BEP, Net B/C dan IRR (Sartono, 1997). a. Rasio likuiditas (CR) dan leverage (DER) Aktiva lancar Current Ratio = Hutang lancar Total hutang Debt to Equity Ratio = Total modal sendiri b. Rasio kas EBITDA Casflow Ratio = Total hutang Keterangan : EBITDA
(Earning Before Interest, Tax and Depreciation) = EBIT
ditambah biaya penyusutan EBIT (Earning Before Interest and Tax) = Laba sebelum pajak dan biaya bunga
c. Rasio profitabilitas EAT Profitabilitas Ratio = Penjualan bersih Keterangan : EAT (Earning After Tax) = EBT dikurangi pajak pendapatan ditambah pendapatan atau biaya luar biasa kemudian dikurangi keuntungan atau kerugian selisih kurs.
27
EBT (Earning Before Tax) = Laba sebelum pajak pendapatan d. NPV Menurut Gittenger (1986), NPV menunjukkan keuntungan yang diperoleh selama umur investasi, merupakan jumlah nilai penerimaan arus tunai pada waktu sekarang dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama waktu tertentu. Rumusnya sebagai berikut : n
NPV t 0 n t o
n Bt Ct t (1 i) t o (1 i) t
Bt Ct (1 i)t
dimana ; Bt = benefit bruto pada tahun ke-t (Rp) Ct = benefit bruto pada tahun ke-t (Rp) n = umur ekonomis usaha (tahun) i = tingkat suku bunga (%) t = periode investasi (i = 1,2,3....n)
e. PBP PBP adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas (Umar, 1997). Rumus PBP adalah :
PBP
n
dimana ;
m Bn
1
Cn
1
n = periode investasi pada saat nilai kumulatif Bt-Ct negatif terakhir m = nilai kumulatif Bt-Ct negatif terakhir
B n 1 = nilai sekarang penerimaan bruto pada tahun f. BEP BEP adalah suatu cara untuk dapat menetapkan tingkat produksi di mana penjualan sama dengan biaya-biaya. Dengan kata lain, tingkat produksi dimana tidak ada kerugian dan keuntungan (Sutojo, 1993). Rumusnya sebagai berikut :
28
Biaya Tetap Biaya Variabel 1 Total Penerimaan
BEP
g. Net B/C Menurut Gittenger (1986), Net B/C merupakan perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif. Angka ini menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada setiap tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu satuan. Rumusnya sebagai berikut : n
Net B
C
t 0 n
t 0
Bt C t (1 i ) t C i Bi (1 i ) t
(untuk Bt-Ct > 0) (untuk Bt-Ct < 0)
dimana ; Bt = benefit bruto pada tahun ke-t (Rp) Ct = biaya bruto pada tahun ke-t (Rp) n = umur ekonomis usaha (tahun) i = tingkat suku bunga (%) t = periode investasi (i = 1,2,3....n) h. IRR Menurut Gray et al (1992), IRR menunjukkan persentase keuntungan yang diperoleh atau investasi bersih dari suatu proyek, atau tingkat diskonto yang dapat membuat arus penerimaan bersih sekarang dari investasi (NPV) sama dengan nol. Rumus Net B/C sebagai berikut :
i*
i
NPV1 (i2 NPV1 NPV 2
i1 )
dimana ; NPV1 = Nilai NPV yang positif (Rp) NPV2 = Nilai NPV yang negatif (Rp) i1 = discount rate nilai NPV yang positif (%) i2 = discount rate nilai NPV yang negatif (%) i* = IRR (%)
29
Analisis pembiayaan dalam pemberian kredit terhadap calon debitur digunakan 6 C’s analysis (Rivai dan Permata, 2006) yaitu Character, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economy and Constraint. Metode yang digunakan untuk penentuan strategi pemasaran adalah metode Segmenting, Targeting and Positioning (STP) dan penetapan strategi dengan menggunakan analisis IFAS, EFAS dan SWOT. Selanjutnya disusun strategi pemasaran dengan menggunakan bauran pemasaran (marketing mix). Analisis pertama yang dilakukan adalah analisis mengenai STP perusahaan saat ini. Hasil analisis
aspek pemasaran tersebut kemudian
dikombinasikan dengan hasil analisis keuangan sehingga dapat ditetapkan kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan menggunakan matriks IFAS. Peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dianalisis dengan menggunakan matriks EFAS. Kekuatan yang dimiliki perusahaan berkaitan dengan pangsa pasar, mutu produk, penguasaan teknis, kapasitas terpasang dan kelengkapan sarana. Kelemahan perusahaan berkaitan produktivitas tenaga kerja, penetapan harga dan tenaga pemasaran yang belum optimal, keterbatasan modal dan bahan baku mudah rusak. Peluang yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan ketersediaan pelanggan tetap, pemasok tetap, prospek pasar, dan peningkatan ekspor. Ancaman yang dihadapi perusahaan berkaitan dengan persaingan dari perusahaan sejenis, ketersediaan bahan baku, fluktuasi nilai tukar rupiah dan kebijakan negara tujuan ekspor. Untuk menentukan bobot dari IFAS, EFAS dan profil kompetitif perusahaan digunakan kuesioner yang diajukan kepada pakar, dalam hal ini kepada pemilik perusahaan PT. XYZ dan pemilik perusahan sejenis di Kabupaten Karawang. Dari hasil analisis diperoleh gambaran mengenai kondisi internal dan eksternal perusahaan. Skor IFAS dan EFAS dituangkan dalam Matriks IE Model GE untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat secara lebih detail. Selanjutnya matriks IFAS dan EFAS dikombinasikan dalam matriks SWOT yang menghasilkan kemungkinan alternatif strategi pemasaran perusahaan. Untuk mengevaluasi dan menganalisa secara objektif alternatif strategi yang dihasilkan dari
matriks
SWOT,
serta
menentukan
strategi
prioritas
diimplementasikan dilakukan dengan menggunakan QSPM.
yang
dapat
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Umum Perusahaan PT. XYZ berdiri pada tahun 1993 di Karawang, Jawa Barat. Pada awal berdirinya, PT. XYZ mengkhususkan diri untuk memproduksi berbagai jenis sapu untuk pasar ekspor tujuan Jepang. Hal ini dibuktikan dengan Azumma Industrial Co. Ltd., sebuah perusahaan Jepang yang terletak di daerah Hamamatsu, yang sejak tahun 1993 hingga sekarang tetap memesan produk PT. XYZ untuk dipasarkan di seluruh Jepang. Pada mulanya kapasitas hanya 8.500 buah Sapu per bulan. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya minat pasar ekspor terhadap produk PT. XYZ, maka PT. XYZ melayani permintaan ekspor dari negara-negara lain diluar Jepang seperti Korea, Taiwan, China dan India. Mulai tahun 2008 PT. XYZ juga melayani permintaan sapu untuk pasar domestik. Saat ini PT. XYZ telah menambah kapasitas produksi hingga mampu memproduksi 37.000 buah sapu per bulan dengan komposisi 80% produksi digunakan untuk memenuhi pasar ekspor dan 20% untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
B. Analisa Kelayakan Pemberian Pembiayaan pada PT. XYZ 1.
Aspek Manajemen Perusahaan dipimpin oleh Bapak Iwan yang merupakan pemilik sekaligus direktur dan menjalankan operasional perusahaan. Pengalaman usaha Bapak Iwan sejak tahun 1993 (18 tahun), dinilai cukup lama dan dapat membawa perusahaan untuk berkembang lebih baik. Meskipun perusahaan tergolong dalam perusahaan keluarga, namun usaha ini dikelola secara profesional. Manajemen PT. XYZ didukung oleh Direksi dan Manajer yang rataannya mempunyai pengalaman dalam bidangnya masing-masing selama minimal lebih dari 5 tahun. Dukungan SDM seperti tersebut di atas, ditambah dengan adanya program pelatihan reguler
dan
30
perencanaan yang cukup baik, serta direksi yang memiliki pengalaman cukup baik dalam mengelola industri Sapu, maka PT. XYZ diperkirakan dapat memenuhi target usahanya. Komisaris
Direktur
Manajer Operasional
Manajer Pemasaran
Manajer Keuangan
Produksi
Pemasaran
Keuangan
Logistik
Shipment
Akuntansi
Quality Control
R&D
Personalia Umum
Gambar 5. Struktur organisasi perusahaan PT. XYZ Jumlah tenaga kerja saat ini berjumlah 126 orang yang terdiri dari 4 orang staf, 2 orang tenaga pemasaran dan tenaga administrasi di kantor pusat dan 120 karyawan pabrik. Perusahaan telah memiliki struktur organisasi yang jelas, ketersediaan key manager dan kejelasan pembagian tugas dan wewenang. Struktur organisasi dapat dilihat pada Gambar 5. Kemampuan manajemen dalam mengelola resiko dapat dilihat melalui cash life cycle analysis yang digambarkan pada Gambar 6. PEMBELIAN PIUTANG
PRODUKSI
PENJUALAN
Gambar 6. Cash life cycle
31
Jenis risiko yang ada dari cash life cycle analysis adalah : a. Risiko pembelian 1) Ketersediaan bahan baku dapat diatasi karena bahan baku yang dipergunakan terdiri dari beberapa jenis, yaitu ijuk, rumput sorgum dan palmyra. 2) Ketergantugan terhadap pemasok dapat diatasi dengan menjalin kerjasama dengan lebih dari satu (1) pemasok. b. Risiko proses produksi 1) Risiko penyimpanan bahan baku yang disebabkan bahan baku mudah rusak, dapat diatasi dengan langsung mengirim barang yang sudah jadi ke tempat pelanggan. 2) Risiko proses produksi adalah pekerjaan yang tidak memenuhi standar yang menyebabkan klaim dari pelanggan yang diatasi dengan penerapan standar mutu yang ketat dan proses Quality Control (QC), mulai dari pembelian bahan hingga barang dikirim. 3) Terjadinya bencana kebakaran merupakan risiko besar bagi perusahaan, mengingat bahan-bahan produksi bersifat mudah terbakar. Kejadian bencana kebakaran akan berpengaruh besar terhadap tingkat produksi perusahaan. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan melakukan penutupan asuransi kebakaran terhadap bahan-bahan produksi. c. Risiko penjualan 1) Kegiatan produksi PT. XYZ selama ini berdasarkan pesanan langsung yang diterima dari pelanggan. Oleh karena itu, PT. XYZ memiliki ketergantugan yang tinggi terhadap perusahaanperusahaan yang selama ini telah menjadi pelanggan sehingga apabila
sewaktu-waktu
pelanggan
menghentikan
pesanan-
pesanannya, maka hal ini akan sangat mempengaruhi kegiatan usaha perusahaan. Untuk mengantisipasi hal ini, maka perusahaan terus mencari peluang pasar yang potensial. 2) Selama ini produk-produk perusahaan relatif menghadapi persaingan yang ketat karena banyak produsen di Indonesia yang
32
mampu memenuhi kualifikasi produk seperti yang diminta pasar, dimana perusahaan menjual hasil produksinya. Namun prospek bagi perusahaan diperkirakan masih relatif baik, karena telah dikuasainya jalur pemasaran yaitu telah dipunyai langganan (buyer) tetap. 3) PT. XYZ merupakan perusahaan yang penjualan produknya dominan ekspor, dengan demikian penerimaan penjualan ditentukan oleh mata uang asing, terutama dolar AS. Penguatan rupiah
akan
mengurangi
pendapatan
perusahaan
dalam
penjabaran rupiah, sehingga dapat mempegaruhi kinerja keuangan perusahaan. 4) Perubahan kebijakan negara tujuan ekspor perusahaan, seperti kebijakan fiskal dan kebijakan “International Labelling Scheme” dapat mempengaruhi perolehan pendapatan perusahaan. d. Risiko piutang Seluruh pembayaran dilakukan secara tunai, untuk menghindari terjadinya piutang macet. 2.
Aspek Teknis dan Produksi
2.1. Lokasi usaha Perusahaan berlokasi di Dusun III Rt.13/05 Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang dan seiring dengan volume usaha yang semakin berkembang maka PT. XYZ berencana membuka pabrik baru di Desa Purwasari, Kabupaten Karawang dengan lokasi lebih strategik, karena terletak di pinggir jalan raya, sehingga memudahkan dalam pengiriman dan bongkar muat barang. PT. XYZ berencana untuk membangun pabrik di Desa Kalibuaya sebagai area produksi untuk pemrosesan material dasar hingga tahap perakitan awal dan selanjutnya barang yang telah siap untuk perakitan lanjutan akan dikirim ke lokasi pabrik di Desa Purwasari. Pada area ini dilakukan tahap perakitan lanjut, pengemasan produk, penyimpanan dan distribusi. Dengan lokasi strategik, terletak di pinggir jalan utama dan dekat dengan pintu tol Karawang Timur dan Dawuan.
33
2.2. Proses Produksi Proses produksi Sapu pada dasarnya adalah menyatukan (assembly) dari semua bagian sapu, secara ringkas terdiri dari tiga (3) bagian, yaitu : a.
Material sapu biasanya dari bahan ijuk, rumput sorgum dan palmyra.
b.
Head Sapu yang terbuat dari bahan plastik atau kayu.
c.
Stick Sapu dari bahan kayu atau kayu yang dilapisi plastik.
Pengeringan dan pengikatan bahan baku
pasang head
pasang paku max
potong/gunting
pasang stick/gagang sapu
pasang label
packing Gambar 7. Proses produksi sapu PT. XYZ
34
2.3. Fasilitas usaha a.
Bangunan Pabrik Kegiatan produksi saat ini dilakukan di pabrik yang berlokasi di Desa Kalibuaya, Karawang. Bangunan pabrik berdiri di atas tanah seluas 15.680 m2, meliputi : 1) Pabrik dan kantor 2) Gudang 3) Mess
Gambar 8. Lokasi usaha PT. XYZ
35
b.
Peralatan Produksi
Gambar 9. Peralatan produksi sapu PT. XYZ Perusahaan memiliki mesin-mesin di bagian produksi. Mesin-mesin yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Peralatan dan mesin-mesin produksi PT. XYZ Jenis Mesin
Kuantitas (unit)
Mesin Jahit GoldenWheel Ex RRC
5
Mesin Max Manual Ex Lokal
1
Mesin Dowel Ex Taiwan
1
Mesin Sanding Dowel 1 Belt TW
2
Mesin Sanding Dowel 2 Belt TW
1
Mesin Dowel Automatic Ex Taiwan
1
Mesin Sanding Kepala Dwl 2 Belt Lokal
1
Mesin Spindel Dwl Tw
1
Air Compressor 1Hp Tw
1
Air Compressor 5Hp Puma
1
Mesin Pasang Ijuk Ex Japan
1
Mesin Bor Sikat Ijuk Lokal
1
Hand Pallet 3 ton
1
Genset Nippon Sharyo 45 Kva
1
Genset Mitsubishi 80 Kva
1
Bower 5 Hp (penghisap debu)
1
36
Lanjutan Tabel 5. Jenis Mesin
Kuantitas (Unit)
Mesin Extruder Plastik Japan
1
Alat Pemadam Appi Foam 20L
1
Mesin Sikat Ijuk
2
Mesin Press Sapu Lidi - Local
1
Mesin Press Sapu Ijuk - Taiwan
1
Mesin Jahit New Long
1
Mesin Jahit Otomatis
1
Mesin Roll Kawat
1
Cross Cut – Ching Feng
1
Double Planner – Wood Pecker
1
Multi Rip Saw – Kuang Yung
1
Single Rip Saw – Kuang Yung
1
Radial Arm Saw
4
Sharper Joint – Shun Kuang
2
Press Joint – Shun Kuang
1
Moulding 5 Spindle
1
Glue Spreader - Utp
1
Rob Mouler – Feng Yuan
1
Double Sanding – Feng Yuan
1
Table Saw - Indonesia
1
Grinding Cutter – Shan Jui
1
Grinding Planner – Chu Kuang
1
Air Compressor
1
Genset 125 Kva + 150 Kva
1
Dust Collector
1
Mesin Hanger
1
Rounding Machine - Taiwan
3
Forklift 1 ton - Japan
1
37
2.4. Pemasok (supplier) a. Bahan baku 1) Ijuk Bahan ijuk cukup banyak dan lancar yang dipasok dari daerah Penumbangan, Tasikmalaya, Subang, Cirebon. Bahan ijuk tersebut diperoleh dari para agen/pengumpul dan dibayar secara tunai. 2) Sorgum Bahan baku ini diperoleh dari daerah Mranggen dan Wonogiri, Jawa Tengah. 3) Palmyra Palmyra ini berasal dari India. Perusahaan memperolehnya dari importir.
Gambar 10. Bahan baku b. Bahan pembantu Bahan pembantu ini berupa kepala sapu plastik (head plastic), blow up, stick kayu, paku, carton box, dan lain-lain.
Gambar 11. Bahan pembantu
38
Pemasoknya antara lain : 1) PT. Pelita Plastik (Bandung) sebagai pemasok Head plastik (kepala sapu). 2) Harita Plastik (Surabaya) sebagai pemasok Head plastik. 3) Kurnia Abadi (Jakarta) sebagai pemasok Sticker dan cetakan. 4) Sarimas Sentosa (Karawang) sebagai pemasok Carton box. 5) Pengrajin H. Utu (Jakarta) sebagai pemasok Stick kayu. 6) Pengrajin Herman (Jakarta) sebagai pemasok Stick kayu.
3.
Aspek Pemasaran Usaha yang dikelola adalah produksi atau pembuatan sapu yang berbahan ijuk, sorgum dan palmyra dengan target pasar 80% untuk memenuhi pasar ekspor dan 20% memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pada mulanya seluruh hasil produksi ditujukan untuk ekspor ke Jepang, namun seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya minat pasar ekspor terhadap produk PT. XYZ, maka PT. XYZ melayani permintaan ekspor dari negara-negara lain diluar Jepang seperti Korea, Taiwan, China, dan India. Dan mulai tahun 2008 PT. XYZ juga melayani permintaan sapu untuk pasar domestik. Realisasi penjualan selama periode tiga (3) tahun terakhir, seperti terlihat pada Tabel 6. Tabel 6. Realisasi penjualan PT. XYZ Tahun
Penjualan (Rp. juta)
Rataan/bulan (Rp. juta)
2008
4.095,40
341,28
2009
3.895,40
324,62
2010
6.604,70
550,39
Prospek usaha industri Sapu saat ini dan untuk masa mendatang dinilai cukup baik, mengingat sifat barang merupakan barang yang penggunaannya cepat aus/habis sehingga dalam waktu yang tidak lama barang ini harus diganti dan sebagian besar rumah tangga memerlukannya, sehingga kebutuhannya relatif kontinu dan ada kecenderungan meningkat
39
seiring dengan bertambahnya jumlah rumah tangga. Terlebih lagi di negara Jepang untuk setiap rumah membutuhkan lebih dari lima (5) jenis Sapu yang disesuaikan dengan peruntukannya. Prospek ini juga didukung dengan telah dikuasainya jalur pemasaran yaitu telah dipunyainya langganan (buyer) tetap. Beberapa pelanggan tetap PT. XYZ adalah : a. Azumma Industrial Co. Ltd di Jepang b. Yaguchi Trading Co. Ltd di Jepang c. Hsien Lang International Corp. di Taiwan d. Birgma Asia Inc. di Swedia e. PT. 3M Indonesia di Indonesia f. Indomaret di Indonesia Persaingan dari perusahaan sejenis relatif kecil, karena PT. IKS merupakan satu-satunya pemasok untuk AI Co. Ltd., sebuah perusahaan Jepang yang terletak di daerah Hamamatsu, yang sejak tahun 1993 hingga sekarang tetap memesan produk PT. XYZ untuk dipasarkan di seluruh Jepang. Untuk menjaga pasar yang telah ada dan harapan untuk memperoleh pasar yang baru, PT. XYZ melakukan strategi pemasaran, yaitu : a.
Tetap menjalin hubungan baik yang telah dibina selama ini baik dengan buyer di luar negeri maupun lokal.
b.
Menjaga mutu produk yang dihasilkan dan ketepatan waktu pengiriman.
c.
Menetapkan harga jual yang cukup bersaing.
d.
Mencari pemasok dengan mutu barang yang baik, namun harga lebih bersaing.
e.
4.
Mencari peluang pasar baik dalam dan luar negeri.
Aspek Sosial Usaha industri Sapu pada suatu daerah harus memperhatikan dampak yang ditimbulkan dan pengaruhnya terhadap lingkungan dan masyarakat.
40
Dampak yang akan ditimbulkan akibat dari adanya industri sapu milik PT. XYZ. a. Lingkungan Karawang terkenal sebagai Lumbung Padi Nasional. Walaupun sebagaian besar lahan di wilayah Kabupaten Karawang digunakan untuk untuk industri.
pertanian, namun tidak sedikit pula digunakan Hal ini dibuktikan dengan tumbuhnya beberapa
kawasan industri di Kabupaten Karawang. Industri di Kabupaten Karawang, yaitu ± 455 perusahaan dari berbagai industri, baik produksi barang maupun jasa, salah satunya industri sapu dari beragam jenis bahan baku. Menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari polusi merupakan tanggungjawab semua pihak. Industri sapu PT. XYZ menghasilkan limbah ijuk, rumput sorgum, palmyra dan serbuk kayu. Limbah tersebut dapat diproses menjadi pupuk organik, sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. b. Masyarakat Industri sapu PT. XYZ dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. Ampas ijuk, rumput sorgum, palmyra dan serbuk kayu yang diolah menjadi pupuk organik. Hal tersebut memberikan dua keuntungan sekaligus kepada masyarakat sekitar lokasi usaha, pertama terciptanya lapangan kerja dan yang kedua dihasilkan benefit dari penjualan pupuk organik. Selain itu, keberadaan PT. XYZ cukup memiliki kontribusi dalam pembangunan Desa Kalibuaya yaitu pembangunan jalan desa dan tempat ibadah. 5.
Aspek Keuangan Dalam
rangka
pengembangan
usaha,
maka
perusahaan
berencana menambah bangunan pabrik (Gambar 12), untuk itu PT. XYZ mengajukan permohonan tambahan Kredit Investasi kepada Bank ABC. Biaya pembangunan pabrik Rp. 3.991.286.300,- (Tabel 7). Sumber pendanaan dari modal sendiri Rp. 801.286.300,- (20%) dan kredit bank Rp. 3.190.000.000,- (80%). Pengembalian kredit selama tujuh (7) tahun
41
(90 bulan), termasuk enam (6) bulan masa tenggang pembayaran angsuran pokok (grace period).
Tabel 7. Rencana investasi perusahaan No. Uraian 1. Penyediaan Lahan 2. Perencanaan dan Ijin 3. Pembangunan 3.1. Bangunan Pabrik dan Kantor 3.2. Bangunan Guest House 3.3. Rumah Jaga Total
Jumlah (Rp) 1,574,100,000.0 66,000,000.0 1,998,894,700.0 320,306,300.0 31,985,300.0 3,991,286,300.0
Gambar 12. Lokasi pabrik baru PT. XYZ Data keuangan PT. XYZ berdasarkan laporan keuangan home statement periode per 31-12-2008; 31-12-2009 dan 31-12-2010 seperti dimuat pada Tabel 8. Hasil pendapatan (penjualan) dari usaha pada tahun 2009 mengalami penurunan 4,9%, antara lain karena dampak dari kondisi perekonomian global yang kurang kondusif, sehingga mempengaruhi penjualan ekspor PT. XYZ. Penjualan tahun 2010 mengalami peningkatan cukup nyata hingga mencapai 69,6%. Peningkatan tersebut karena kondisi perekonomian mulai stabil dan permintaan ekspor sapu meningkat. Laba perusahaan
tahun 2009 dan 2010 lebih rendah
dibandingkan tahun 2008, disebabkan meningkatnya biaya penjualan,
42
umum, administrasi dan operasional masing-masing 1,4% dan 6,5% dari tahun 2008 dan biaya penyusutan, serta biaya bunga kredit.
Tabel 8. Laba/rugi perusahaan
Uraian
Desember
Desember
Desember
2008
2009
2010
LABA / RUGI
a. Pendapatan b. Pertumbuhan (%) c. Laba d. Profit Margin (%) (c / a)
4,095.4 5.1
3,895.4 (4.9)
6,604.7 69.6
409.7
283.2
336.8
10.0
7.3
5.1
Sumber : PT. XYZ, 2011
Pada Tabel 9, jumlah aktiva lancar menunjukkan tren yang meningkat sejalan dengan meningkatnya aktivitas usaha, aktiva lancar didominasi oleh persediaan (per 31-12-2010 Rp. 1.238,10 juta), yaitu persediaan bahan baku, bahan setengah jadi dan persediaan barang siap jual. Hal ini disebabkan kebijakan perusahaan untuk persediaan untuk menunjang kelancaran proses produksi maka strategi perputaran persediaan lebih lama terutama bahan baku ijuk dan kayu. Jumlah aktiva tetap pada tahun 2010 meningkat Rp. 886,1 juta berupa pembelian kendaraan operasional, mesin-mesin dan renovasi bangunan pabrik di Telagasari, sehingga saldo akhir aktiva tetap per 3112-2010 sebesar Rp. 1.786,70 juta. Hutang lancar mengalami kecenderungan yang meningkat pada tahun 2010, hal ini disebabkan meningkatnya hutang usaha. Modal perusahaan meningkat setiap tahun, karena seluruh keuntungan ditanamkan kembali ke dalam usaha untuk memperkuat struktur permodalan. Total aset perusahaan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, peningkatan tersebut karena dialokasikannya seluruh laba tahun berjalan ke dalam struktur modal perusahaan dan adanya peningkatan hutang dan harta tetap.
43
Tabel 9. Neraca perusahaan Uraian
Desember
Desember
Desember
2008
2009
2010
NERACA a. Aktiva Lancar
1,909.8
2,157.3
2,351.5
b. Aktiva Tetap
1,235.1
1,072.3
1,786.7
c. Total Harta (a + b)
3,144.9
3,229.6
4,138.2
d. Hutang Lancar
1,117.1
1,018.7
1,590.5
100.0
0.0
0.0
f. Total Hutang (d + e)
1,217.1
1,018.7
1,590.5
g. Total Modal
1,927.8
2,211.0
2,547.7
h. Total Hutang + Modal (f + g)
3,144.9
3,229.6
4,138.2
e. Hutang Jangka Panjang
Sumber : PT. XYZ, 2011
Pada Tabel 10 menunjukkan PT. XYZ per 31 Desember 2010 memiliki CR = 1,48 kali dan DER = 0,62 kali, dengan demikian telah memenuhi financial covenant yang ditentukan Bank dimana untuk CR minimal 1,0 kali dan DER maksimal 2,5 kali. Net Working Capital (NWC) per 31 Desember 2010 menunjukkan penurunan menjadi Rp. 761,03, karena meningkatnya hutang usaha menjadi Rp. 726,90 juta untuk pembelian bahan baku. Tabel 10. Rasio keuangan perusahaan
Perputaran piutang tahun 2010 selama satu (1) hari. Perputaran piutang cukup singkat, karena perusahaan telah menetapkan kebijakan pembayaran secara tunai untuk pembeli domestik dan untuk pembeli di luar negeri dengan sistem pembayaran menggunakan Letter of Credit (L/C), sehingga pembayaran lebih terjamin.
44
Pengendapan persediaan tahun 2010 selama 109 hari yang relatif lebih lama dari periode sebelumnya. Hal ini terjadi karena untuk mengantisipasi
permintaan
yang
semakin
meningkat.
Lamanya
pengendapan ini masih wajar, mengingat barang yang diproduksi merupakan barang tahan lama, namun penumpukan persediaan akan mengganggu perputaran modal kerja secara keseluruhan, karena menimbulkan dana tidak produktif. Investasi dilakukan pada awal tahun 2010. Penarikan dana investasi (Tabel 11) dilakukan secara bertahap, karena pembangunan pabrik dilakukan selama enam (6) bulan. Tabel 11. Penarikan dana investasi
Kredit investasi mulai ditarik sejak awal pembangunan proyek. Penarikan kredit tersebut sudah dikenakan biaya bunga yang disebut bunga selama periode konstruksi (interest during construction atau IDC). Asumsi yang mendasari penyusunan arus kas adalah sesuai dengan Lampiran 4 sedangkan proyeksi arus kas ditunjukkan dalam Lampiran 3. Arus kas merupakan catatan atas penerimaan dan pengeluaran kas dalam satu periode (12 bulan). Arus kas terdiri dari penerimaan kas (arus kas masuk) dan pengeluaran kas (arus kas keluar). Dari proyeksi arus kas yang dilakukan untuk tujuh (7) periode sesuai jangka waktu pengembalian kredit, diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan mampu mengembalikan kredit investasi yang diperoleh dari proceed yang diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa proyek bankable. Dengan asumsi peningkatan penjualan rata-rataan 15% per tahunnya, maka diproyeksikan perusahaan dapat mencapai laba bersih positif selama jangka waktu tujuh (7) tahun, sehingga menunjukkan
45
perusahaan menguntungkan (Tabel 12). Proyeksi neraca untuk tujuh (7) periode ke depan menunjukkan bahwa sampai dengan akhir tahun ke tujuh (7), fasilitas kredit investasi dapat diselesaikan (Tabel 13). Harta lancar cenderung meningkat dari Rp. 1.916,99 juta pada tahun ke satu (1) menjadi Rp. 6.689,27 juta pada tahun ke tujuh (7). Peningkatan harta lancar yang sangat nyata ini terutama bersumber dari peningkatan kas kumulatif yang semakin besar.
Tabel 12. Proyeksi laba – rugi (Rp. juta) Uraian a. b. c. e. f. g. h. i. j. k. l.
Penjualan bersih Harga pokok penjualan Biaya penjualan, umum dan administrasi Laba operasional (a + b + c) Biaya lainnya Biaya penyusutan Laba sebelum bunga dan pajak (e - f - g) Biaya bunga Laba sebelum pajak (h - i) Pajak pendapatan Laba bersih setelah pajak (j - k)
2011 7,710.40 4,722.62 1,580.63 1,407.15 45.00 230.48 1,131.67 437.20 694.46 208.34 486.12
2012 8,866.96 5,432.79 1,817.73 1,616.45 13.10 289.26 1,314.09 538.66 775.43 232.63 542.80
2013 10,197.00 6,255.86 2,090.39 1,850.76 13.10 289.26 1,548.40 422.36 1,126.04 337.81 788.23
2014 2015 11,726.55 13,485.54 7,211.83 8,313.83 2,403.94 2,764.54 2,110.78 2,407.17 13.10 289.26 289.26 1,808.42 2,117.91 302.86 228.83 1,505.56 1,889.08 451.67 566.73 1,053.89 1,322.36
2016 15,508.37 9,560.91 3,179.22 2,768.24 289.26 2,478.98 140.40 2,338.58 701.58 1,637.01
2017 17,834.62 11,012.88 3,656.10 3,165.65 289.26 2,876.39 37.69 2,838.70 851.61 1,987.09
Sumber : Data primer (data diolah kembali)
20.000,0 18.000,0 16.000,0
Juta Rupiah
14.000,0 12.000,0 10.000,0 8.000,0 6.000,0 4.000,0 2.000,0 Tahun
0,0 2011
2012
2013
penjualan
2014
2015
2016
2017
Laba bersih
Gambar 13. Proyeksi penjualan dan laba bersih PT. XYZ
Total aktiva dan pasiva meningkat dari Rp. 7.464,49 juta pada tahun 2011 menjadi Rp. 10.501,22 juta (Tabel 13).
46
Tabel 13. Proyeksi neraca (Rp. juta) Uraian Kas dan bank Persediaan Biaya dibayar dimuka Total Harta Lancar (a) Harta tetap bersih Total Harta Tetap (b) Total Harta (a + b) Kredit bank jangka pendek (Bank ABC) Hutang usaha Bagian lancar hutang jangka panjang (Bank ABC) Total Hutang Lancar (c ) Kredit bank jangka panjang (Bank ABC) Total Hutang Jangka Panjang (d) Total Hutang (c + d) Modal disetor Laba ditahan Laba periode berjalan Total Modal (e) Total Hutang dan Modal (d + e)
2011 573.98 1,034.59 308.42 1,916.99 5,547.51 5,547.51 7,464.49 1,258.04 62.60 300.00 1,620.64 2,810.00 2,810.00 4,430.64 300.00 2,247.73 486.12 3,033.85 7,464.49
2012 573.98 1,086.43 354.68 2,015.09 5,258.25 5,258.25 7,273.34 819.07 67.61 360.00 1,246.68 2,450.00 2,450.00 3,696.68 300.00 2,733.85 542.80 3,576.66 7,273.34
2013 573.98 1,067.61 407.88 2,049.47 4,968.99 4,968.99 7,018.46 125.82 77.75 480.00 683.58 1,970.00 1,970.00 2,653.58 300.00 3,276.66 788.23 4,364.88 7,018.46
2014 1,059.57 1,269.83 469.06 2,798.46 4,679.73 4,679.73 7,478.19 0.00 89.41 600.00 689.41 1,370.00 1,370.00 2,059.41 300.00 4,064.88 1,053.89 5,418.78 7,478.19
2015 2,103.71 1,180.36 539.42 3,823.49 4,390.47 4,390.47 8,213.96 0.00 102.83 720.00 822.83 650.00 650.00 1,472.83 300.00 5,118.78 1,322.36 6,741.13 8,213.96
2016 3,389.40 1,035.46 620.33 5,045.19 4,101.21 4,101.21 9,146.40 0.00 118.25 650.00 768.25 0.00 0.00 768.25 300.00 6,441.13 1,637.01 8,378.14 9,146.39
2017 5,110.19 865.70 713.38 6,689.27 3,811.95 3,811.95 10,501.22 0.00 135.99 0.00 135.99 0.00 0.00 135.99 300.00 8,078.14 1,987.09 10,365.23 10,501.22
Sumber : Data primer (data diolah kembali)
Perbandingan harta lancar dibandingkan denga hutang lancar (CR) selama periode proyeksi semakin membaik, yaitu 1,18 kali (2011) menjadi 49,19 kali pada periode 2017 (Tabel 14). Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan likuid. Perbandingan antara hutang dengan modal (DER)
selama
periode
proyeksi
semakin
membaik
dengan
kecenderungan nilai DER yang menurun dari 1,46 kali pada periode 2011 menjadi 0,01 kali pada periode 2017, maka perusahaan dinilai solvable. Proyeksi ratio arus kas yaitu Earning Before Interest, Tax and Depreciation (EBITDA) per total hutang menunjukkan kecenderungan semakin baik pada selama tujuh (7) periode. Ratio profitabilitas yaitu Earning After Tax (EAT) per penjualan kecenderungan meningkat, menunjukkan kemampuan perusahaa mendapatkan laba semakin baik dengan berkembangnya perusahaan.
Tabel 14. Proyeksi Rasio keuangan Uraian Current Ratio (X) Debt Equity Ratio (X) EBITDA/DEBT (%) Profit Margin (%)
2011 1.18 1.46 84.05 6.30
2012 1.62 1.03 128.61 6.12
2013 3.00 0.61 268.83 7.73
2014 4.06 0.38 304.27 8.99
2015 4.65 0.22 292.55 9.81
2016 6.57 0.09 360.33 10.56
2017 49.19 0.01 2,327.87 11.14
Hasil perhitungan NPV (Tabel 15) dengan perhitungan bunga modal (cost of capital) diasumsikan 13,50% (bunga kredit investasi)
47
memperoleh nilai NPV positif Rp. 831,16 juta, maka proyek layak dilaksanakan. Tabel 15. Perhitungan NPV Tahun
EAT *) Penyusutan (Rp. Juta) 1 2 486.12 117.56 542.80 117.56 788.23 117.56 1,053.89 117.56
1 2 3 4
Proceeds 3 = (1+2) 603.68 660.36 905.79 1,171.45
DF 13,50% 4 0.88106 0.77626 0.68393 0.60258
Nilai sekarang (Rp. juta) 5=3x4 531.88 512.61 619.50 705.90
5
1,322.36
117.56
1,439.92
0.53091
764.47
6
1,637.01
117.56
1,754.57
0.46776
820.72
7
1,987.09
117.56
2,104.65
0.41213
867.38
a. PV dari Proceeds b. PV dari Outlays (total investasi) c. Nilai NPV (a - b)
4,822.45 3,991.29 831.16
*) EAT (Earning After Tax)
IRR diperoleh 18,63%, yang berarti lebih besar daripada biaya modalnya (tingkat bunga modal 13,50%), maka proyek dinilai layak untuk dilaksanakan. Perhitungan Pay Back Period (PBP) berguna untuk menghitung jangka waktu pengembalian investasi dengan total nilai sekarang arus kas yang akan dihasilkan. Pada Tabel 16 terlihat bahwa akumulasi nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan hingga akhir tahun ke enam (6) masih negatif. Akumulasi PV arus kas mulai positif pada tahun ke tujuh (7).
Tabel 16. Perhitungan PBP (Rp. juta) Outlays PV Proceeds Akumulasi PV
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
531.88
512.61
619.50
705.90
764.47
820.72
867.38
-2,946.79
-2,327.30
-1,621.40
-856.93
-36.21
831.16
(3,991.29) -3,459.41
Dengan PV proceeds Rp. 867,38 juta pada akhir tahun ke tujuh (7), dan akumulasi PV negatif Rp. 36,21 juta pada tahun ke enam (6), maka untuk menutupi kekurangan arus kas bersih sampai dengan tahun ke enam (6) tersebut dibutuhkan waktu selama satu (1) bulan. Hasil ini
48
diperoleh dengan membagi akumulasi PV tahun ke enam (- Rp. 36,21 juta) dengan PV proceeds tahun ke tujuh (Rp. 867,38 juta), sehingga dapat disimpulkan bahwa PBP akan diperoleh pada 6 tahun 1 bulan. Nilai PBP yang diperoleh lebih cepat jika dibandingkan dengan jangka waktu kredit investasi (7 tahun), sehingga investasi dinilai layak dilaksanakan.
Tabel 17 menunjukkan perhitungan BEP pada perusahaan. Hubungan antara biaya dan penjualan dapat dilihat pada Gambar 14. Tabel 17. Proyeksi perhitungan BEP usaha sapu PT. XYZ
20.000.000.000,0 18.000.000.000,0 16.000.000.000,0 Juta Rupiah
14.000.000.000,0 12.000.000.000,0
Penjualan
10.000.000.000,0
BEP (Rp)
8.000.000.000,0
Total biaya
6.000.000.000,0
TVC
4.000.000.000,0
TFC
2.000.000.000,0 0,0
Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Gambar 14. Hubungan antara biaya dengan penjualan dan BEP Dari
data
tersebut
terlihat
bahwa
untuk
memperoleh
keuntungan, harga jual per unit minimal harus melebihi Rp. 13.634,(2011), Rp. 13.628,- (2012), Rp. 13.451,- (2013), Rp. 13.293,- (2014), Rp. 13.207,- (2015), Rp. 13.137,- (2016) dan Rp. 13.085,- (2017). Jumlah penjualan untuk mencapai BEP masing-masing berturut-turut sebesar 355.892 unit (2011), 408.799 unit (2012), 452.043 unit (2013),
49
502.738 unit (2014), 567.945 unit (2015), 643.810 unit (2016) dan 732.751 unit (2017). Net B/C ratio merupakan perbandingan jumlah nilai bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif. Berdasarkan analisis perhitungan Net B/C ratio diperoleh nilai Net B/C ratio 1,20. Nilai Net B/C ratio lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa investasi layak untuk dilaksanakan.
6.
6 C’s analysis Analisa yang dilakukan terhadap permohonan tambahan Kredit Investasi PT. XYZ berdasarkan penilaian terhadap 6C : a. Character Character key person perusahaan dinilai baik, cukup terbuka dalam memberikan informasi mengenai kondisi usaha dan kewajiban kepada Bank dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
b.
Capital Rencana
pembangunan
pabrik
dengan
biaya
pembangunan
Rp. 3.991.286.300,- (Tabel 5) dan sumber pendanaan dari modal sendiri Rp. 801.286.300,- (20%) dan kredit bank Rp. 3.190.000.000,(80%).
c.
Capacity Kemampuan (capacity)
key person dalam menjalankan usahanya
dinilai mampu yang didukung oleh pengalaman sejak tahun 1993 (± 18 tahun).
d.
Collateral Barang-barang yang diserahkan PT.XYZ sebagai agunan kredit dinilai cukup dan dapat menutup fasilitas kreditnya.
50
e.
Condition of Economy Prospek usaha industri sapu saat ini dan untuk masa mendatang dinilai cukup baik, mengingat sifat barang merupakan barang yang penggunaannya cepat aus/habis, sehingga dalam waktu yang tidak lama barang ini harus diganti. Prospek ini juga didukung dengan telah dikuasainya jalur pemasaran yaitu telah dipunyainya langganan/buyer tetap. Keberadaan PT. XYZ juga memperoleh manfaat bagi masyarakat sekitar lokasi usaha yaitu ikut menciptakan lapangan kerja dan menunjang pembangunan sosial di daerah setempat.
f.
Constraint Hambatan yang mungkin timbul adalah fluktuasi nilai tukar rupiah dan kebijakan negara tujuan ekspor, hal tersebut dapat diatasi dengan mempelajari regulasi negara tersebut. PT. XYZ saat ini tidak hanya tergantung pada pelanggan luar negeri, tetapi pemasaran produk telah merambah pasar domestik sejak tahun 2008.
C. Strategi Pengembangan Usaha Sapu Berdasarkan kuesioner dan wawancara yang dilakukan kepada pemilik perusahaan, bagian produksi, bagian keuangan dan bagian pemasaran PT. XYZ dan pemilik perusahaan sejenis di daerah Karawang, dapat diidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kegiatan perusahaan dan pengembangan usaha Sapu di Karawang. Hasil identifikasi faktor-faktor internal didapatkan total skor pembobotan seperti tercantum dalam Lampiran 5. Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor strategik internal, selanjutnya diberikan bobot serta rating untuk setiap faktor, maka dapat diperoleh total skor nilai seperti terlihat pada Tabel 18. Berdasarkan Tabel 18 diketahui bahwa mutu produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan diakui sebagai faktor paling penting dalam kegiatan produksi dengan bobot 0,101 dan rating 4, sehingga skor nilai yang diperoleh 0,402. Mutu produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan merupakan
51
kekuatan utama yang dimiliki. Faktor tersebut terkait dengan faktor sarana yang dimiliki lengkap dan milik sendiri (skor nilai 0,380). Kapasitas terpasang cukup besar dan penguasaan teknis dan teknologi yang cukup baik menjadi perhatian bagi kekuatan usaha dibanding pemasaran dan pangsa pasar perusahaan cukup besar. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan skor nilai 0,352 untuk kapasitas terpasang cukup besar dan penguasaan teknis dan teknologi yang cukup baik, sedangkan 0,285 untuk faktor pemasaran dan pangsa pasar perusahaan cukup besar.
Tabel 18. Faktor strategik internal usaha Sapu di Karawang No
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
Faktor Internal Kekuatan : Pemasaran dan pangsa pasar perusahaan cukup besar Mutu Produk yang dijual, baik dan selalu dipertahankan Penguasaan teknis dan teknologi cukup baik Kapasitas terpasang cukup besar Sarana yang dimiliki lengkap dan milik sendiri Kelemahan : Produktivitas tenaga kerja masih rendah Penetapan harga masih ditentukan rataan pasar Tenaga pemasaran belum optimal Keterbatasan modal jika akan melakukan pengembangan usaha Bahan baku mudah rusak karena penyimpanan Jumlah
Bobot (a)
Rating (b)
Nilai (a x b)
0,095
3
0,285
0,101
4
0,402
0,117
3
0,352
0,117 0,095
3 4
0,352 0,380
0,084
1
0,084
0,112
2
0,223
0,101 0,078
2 1
0,201 0,078
0,101
2
0,201
1,000
2,559
Tabel 18 juga menggambarkan peringkat nilai dari faktor kelemahan usaha sapu di Karawang. Kelemahan terbesar yang terdeteksi adalah faktor keterbatasan modal jika akan melakukan pengembangan usaha dengan skor nilai 0,078. Faktor keterbatasan modal jika akan melakukan pengembangan usaha merupakan faktor kelemahan yang sangat kuat bagi usaha, sehingga perlu diminimalkan. Faktor kelemahan kedua adalah produktivitas tenaga kerja masih rendah dengan skor nilai 0,084. Faktor kelemahan ketiga adalah tenaga pemasaran belum optimal dan bahan baku mudah rusak, karena penyimpanan dengan skor nilai 0,201, sedangkan faktor kelemahan keempat
52
adalah penetapan harga masih ditentukan rataan pasar dengan skor nilai 0,223. Dari hasil analisa perhitungan faktor-faktor internal didapatkan total nilai sebesar 2,559 (Lampiran 7). Nilai ini berada di atas nilai rataan 2,50 yang menunjukkan posisi internal perusahaan yang cukup kuat, dimana perusahaan memiliki kemampuan di atas rataan dalam memanfaatkan kekuatan dan mengantisipasi kelemahan internal (David, 2004). Hasil identifikasi faktor eksternal yag terdiri dari peluang dan ancaman
kemudian
dilakukan
pembobotan
serta
peringkat
(rating)
sebagaimana disajikan dalam Lampiran 6 dan hasil faktor strategik eksternal diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 19. Identifikasi terhadap faktorfaktor eksternal usaha berupa peluang dan ancaman berpengaruh terhadap pengembangan usaha Sapu di Karawang. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut terlihat bahwa konsumen yang potensial (skor 0,613) merupakan peluang utama dalam pengembangan usaha sapu di Karawang dan didukung juga dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang dan prospek pasar masih terbuka baik dalam maupun luar negeri, (skor 0,541). Skor 0,351 untuk peningkatan ekspor. Faktor-faktor tersebut merupakan peluang yang bagus bagi pengembangan usaha sapu di Karawang. Ancaman yang kuat bagi kelangsungan usaha Sapu di Karawang adalah ketersediaan bahan baku. Hal ini dibuktikan dengan perolehan skor 0,117. Faktor ancaman kedua yang membayangi usaha adalah adanya fluktuasi nilai tukar rupiah (skor 0,126). Faktor kebijakan negara tujuan ekspor ternyata lebih kuat dibanding faktor persaingan dari perusahaan sejenis dengan perolehan skor nilai 0,98 dan 0,234. Hasil analisis perhitungan faktor-faktor eksternal didapatkan total skor nilai sebesar 2,721 (Lampiran 7). Nilai ini berada di atas nilai rataan 2,5 yang menunjukkan posisi eksternal perusahaan yang cukup kuat, dimana perusahaan memiliki kemampuan di atas rataan dalam memanfaatkan peluang dan mengantisipasi ancaman eksternal (David, 2004).
53
Tabel 19. Faktor strategik eksternal usaha Sapu di Karawang No
1 2 3 4 1 2 3 4
Faktor Eksternal Peluang : Konsumen potensial Kemajuan teknologi semakin berkembang Prospek pasar masih terbuka Peningkatan ekspor Ancaman : Persaingan dari perusahaan sejenis Ketersediaan bahan baku Fluktuasi nilai tukar rupiah Kebijakan negara tujuan ekspor Jumlah
Bobot (a)
Rating (b)
Nilai (a x b)
0,153 0,135
4 4
0,613 0,541
0,135 0,117
4 3
0,541 0,351
0,117 0,117 0,126 0,099 1,000
2 1 1 2
0,234 0,117 0,126 0,198 2,721
Tujuan penggunaan matriks IE adalah untuk memperoleh strategi usaha yang lebih detail. Hasil evaluasi matriks internal selanjutnya digabungkan dengan hasil evaluasi matriks eksternal yang menghasilkan matriks IE. Dengan menggunakan matriks IE, maka posisi usaha dipetakan dalam diagram untuk mempermudah merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha bagi pengusaha Sapu di Karawang. Penentuan posisi strategi pada matriks IE didasarkan pada hasil total nilai IFAS yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai EFAS pada sumbu Y (David, 2004). Nilai IFAS yang diperoleh dari usaha Sapu di Karawang 2,559 dan nilai EFAS 2,721. Nilai tersebut dipetakan seperti dalam Gambar 15. Pemetaan posisi usaha sangat penting bagi pemilihan alternatif strategi dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi. Dengan total skor nilai pada matriks internal 2,559 maka usaha Sapu di Karawang memiliki faktor internal yang tergolong sedang atau rataan. Total skor nilai matriks eksternal 2,721 memperlihatkan respon yang diberikan oleh usaha Sapu kepada lingkungan eksternal tergolong tinggi. Perpaduan dari kedua nilai tersebut menunjukkan bahwa strategi utama bagi pengembangan usaha terletak pada sel 5. Sel 5 dikelompokkan dalam strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal, yaitu suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk serta jasa. Strategi pertumbuhan pada sel 5 merupakan pertumbuhan usaha itu sendiri. Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset,
54
profit atau kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara perluasan lahan usaha, mengembangkan produk melalui proses pengolahan, menambah mutu produk atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Berdasarkan hasil kajian, usaha yang memiliki kinerja yang baik cenderung konsentrasi agar dapat tumbuh, baik secara internal melalui sumber dayanya sendiri atau secara eksternal melalui sumber daya dari luar (Rangkuti, 2006). Hasil matriks IE selanjutnya digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT.
TOTAL SKOR FAKTOR STRATEGIS INTERNAL (IFAS) KUAT
TINGGI
3,0
2.559
LEMAH 2,0
1,0
1
2
3
PERTUMBUHAN
PERTUMBUHAN
PENCIUTAN
MENENGAH
3,0 5 2,721
4
PERTUMBUHAN
6
STABILITAS
STABILITAS
PENCIUTAN
7
8
9
PERTUMBUHAN
PERTUMBUHAN
PENGURANGAN
2,0 RENDAH
TOTAL SKOR FAKTOR STRATEGIS EKSTERNAL (EFAS)
4,0
RATAAN
1,0
Gambar 15. Matriks IE usaha Sapu di Karawang Penyusunan strategi pada matriks SWOT disesuaikan dengan hasil yang diperoleh dari matriks IE, yaitu strategi peningkatan mutu dan perluasan usaha. Hasil analisis SWOT untuk usaha Sapu di Karawang seperti terlihat pada Tabel 20. Berdasarkan Tabel 20, terdapat empat (4) jenis alternatif strategi, yaitu : a. Strategi S – O Strategi ini merupakan alternatif strategi yang dihasilkan dari upaya menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang, yaitu : 1) Mempertahankan pasar yang ada dan memperluas pasar sasaran
55
2) Menghasilkan produk bermutu dengan teknologi handal b. Strategi W – O Strategi ini merupakan alternatif strategi yang ditetapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada, yaitu : 1) Menarik tenaga kerja terampil dan meningkatkan efektifitas tenaga pemasaran 2) Pengendalian biaya produksi dengan mempercepat proses produksi dengan perbaikan sistem produksi dan peningkatan teknologi 3) Menjalin kerjasama dengan lembaga perbankan c. Strategi S – T Strategi ini merupakan strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman, yaitu : 1) Mempertahankan mutu produk yang baik dan harga bersaing guna mengantisipasi persaingan 2) Menghindari ketergantungan dengan satu pemasok
d. Strategi W - T Strategi ini merupakan strategi yang didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada, serta menghindari ancaman, yaitu : 1) Pemasaran ke luar dan dalam negeri 2) Penetapan harga bersaing 3) Gudang tempat penyimpanan bahan baku memenuhi syarat
56
Tabel 20. Matriks SWOT usaha Sapu di Karawang Kekuatan (S) FAKTOR INTERNAL
FAKTOR EKSTERNAL Peluang (O) 1. 2. 3. 4.
Konsumen potensial Kemajuan teknologi semakin berkembang Prospek pasar masih terbuka Peningkatan ekspor
Ancaman (T) 1. 2. 3. 4.
Persaingan dari perusahaan sejenis Ketersediaan bahan baku Fluktuasi nilai tukar rupiah Kebijakan negara tujuan ekspor
1. Pemasaran dan pangsa pasar perusahaan cukup besar 2. Mutu produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan 3. Penguasaan teknis cukup baik 4. Kapasitas terpasang cukup besar 5. Sarana yang dimiliki lengkap dan milik sendiri. Strategi S-O 1. Mempertahankan pasar yang ada dan memperluas pasar sasaran (S1, O1, O3, O4) 2. Menghasilkan produk berkualitas dengan teknologi handal (S2, S3, S4, S5, O2)
Strategi S- T 1. Mempertahankan mutu produk yang baik dan harga bersaing guna mengantisipasi persaingan (S2, S3, S5, T1) 2. Menghindari ketergantugan dengan satu pemasok (S2, S3, T2)
Kelemahan (W) 1. Produktivitas tenaga kerja masih rendah 2. Penetapan harga masih ditentukan rataan pasar 3. Tenaga pemasaran belum optimal 4. Keterbatasan modal, jika akan melakukan pengembangan usaha 5. Bahan baku mudah rusak akibat penyimpanan
Strategi W-O 1. Menarik tenaga kerja terampil dan meningkatkan efektifitas tenaga pemasaran (W1, W3, O3, O4) 2. Pengendalian biaya produksi dengan mempercepat proses dan perbaikan sistem produksi dan peningkatan teknologi (W2, W5, O1, O2, O3) 3. Menjalin kerjasama dengan lembaga perbankan (W4, O2, O3) Strategi W – T 1. Pemasaran ke luar dan dalam negeri (W2, W4, T1, T3, T4) 2. Penetapan harga bersaing (W2, T1, T3, T4) 3. Gudang tempat penyimpanan bahan baku memenuhi syarat (W5, T2)
Setelah diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh pengusaha Sapu di Karawang, selanjutnya dilakukan pemilihan alternatif strategi yang paling menarik untuk diimplementasikan dengan QSPM. Strategi yang dipilih untuk diimplementasikan adalah berdasarkan hasil
57
perhitungan analisis QSPM sebagaimana tercantum dalam Lampiran 8 dan penentuan alternatif strategi terbaik usaha sapu di Karawang dapat dilihat Tabel 21.
Tabel 21. Penentuan alternatif strategi terbaik usaha Sapu di Karawang Alternatif Strategi Strategi S - O Mempertahankan pasar yang memperluas pasar sasaran
Bobot
Peringkat
dan S1, O1, O3, O4
5,15
II
dengan S2, S3, S4, S5, O2
5,03
III
4,29
VIII
Pengendalian biaya produksi dengan W2, W5, O1, O2, O3 mempercepat proses dan perbaikan sistem produksi dan peningkatan teknologi
4,46
V
Menjalin kerjasama dengan lembaga perbankan
W4, O2, O3
4.79
IV
Strategi W - T Pemasaran ke luar dan dalam negeri Penetapan harga bersaing
W2, W4, T1, T3, T4 W2, T1, T3, T4
4,39 4,33
VI VII
3,80
X
5,28
I
3,94
IX
Menghasilkan produk teknologi handal
bermutu
Keterkaitan ada
Strategi W - O Menarik tenaga kerja terampil dan W1, W3, O3, O4 meningkatkan efektifitas tenaga pemasaran
Gudang tempat penyimpanan bahan baku W5, T2 memehuni syarat Strategi S - T Mempertahankan mutu produk yang baik dan S2, S3, S5, T1, T2, T3, T4 harga bersaing guna mengantisipasi persaingan. Menghindari ketergantungan dengan satu S2, S3, T2 pemasok
Berdasarkan analisis tersebut, strategi yang paling tepat untuk pengembangan usaha sapu di Karawang adalah mempertahankan mutu produk yang baik dan harga bersaing guna mengantisipasi persaingan (skor 5,28), mempertahankan pasar yang ada dan memperluas pasar sasaran (skor 5,15) dan menghasilkan produk bermutu dengan teknologi handal (skor 5,03). Ketiga strategi tersebut dapat dilaksanakan secara bersamaan karena saling mendukung satu dengan yang lainnya, dan dapat diartikan sebagai konsep strategi yang berorientasi pada produk dan pasar. Kebijakan bauran pemasaran yang dapat diterapkan oleh perusahaan atas dasar matriks SWOT adalah :
58
a. Produk (product) Produk yang dihasilkan tidak memerlukan diferensiasi produk, karena telah sesuai dengan standar mutu dan berdasarkan spesifikasi permintaan dari konsumen, baik konsumen luar negeri maupun dalam negeri. Namun untuk meningkatkan penjualan, mutu produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan dan tetap menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Untuk menjaga kontinuitas usaha, perusahaan harus tetap menjalin hubungan baik dengan pemasok dan tidak tergantung hanya pada satu atau beberapa pemasok. Untuk meningkatkan produksi dan pengendalian
biaya
produksi,
perusahaan
harus
meningkatkan
produktifitas dan teknologi yang digunakan, serta menggunakan tenaga terampil, sedangkan untuk mempertahankan pasar yang ada dan memperluas pasar sasaran, perusahaan mengefektifkan fungsi tenaga pemasaran. b. Harga (price) Untuk
tetap
dapat
menguasai
pasar,
perusahaan
harus
menetapkan harga yang bersaing dengan melakukan efisiensi terhadap biaya variabel maupun biaya tetap, sehingga biaya total dapat dikurangi dan akhirnya menurunkan harga jual. c. Tempat (place) Perusahaan harus menjalin hubungan yang baik dengan saluran distribusi, untuk itu diperlukan tenaga pemasaran yang kompeten. d. Promosi (promotion) Promosi yang dilakukan adalah dengan personal selling (door to door selling, mail order, telephone selling dan direct selling) kepada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan produk sapu baik dalam maupun luar negeri dan juga melalui pemasangan iklan baik di media cetak (brosur, koran dan majalah) dan pembuatan website.
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1.
Berdasarkan analisa kelayakan yang dilakukan, maka pemberian pembiayaan pada PT. XYZ masih layak untuk diberikan, dengan pertimbangan : a. Aspek Manajemen yang didukung direksi dan manajer perusahaan memiliki pengalaman cukup lama di industri Sapu. b. Aspek Teknis dan Produksi yang didukung fasilitas usaha lengkap dan milik sendiri, kapasitas terpasang cukup besar dan penguasaan teknis produksi yang baik. c. Aspek Pemasaran yang didukung pasar yang tetap dan prospek usaha terbuka. d. Aspek Sosial. PT. XYZ dapat memberikan keuntungan kepada masyarakat sekitar lokasi usaha dengan terciptanya lapangan kerja dan limbah yang dihasilkan dapat diolah menjadi pupuk organik. e. Aspek Keuangan mendukung kelayakan investasi dari rencana pembangunan pabrik di Desa Purwasari, Karawang dengan NPV positif Rp. 831,16 juta, IRR 18,63% lebih besar dari tingkat bunga modal 13,50%, PBP selama 6 tahun 1 bulan lebih cepat dibandingkan dengan jangka waktu kredit investasi selama 7 tahun. f. PT. XYZ memenuhi syarat 6 C’s (Character, Capital, Capacity, Collateral, Condition of Economy dan Constraint).
2.
Hasil identifikasi faktor internal terdapat lima (5) kekuatan dan lima (5) kelemahan, sementara pada faktor lingkungan eksternal terdapat empat (4) peluang dan empat (4) ancaman. Dalam hal ini didapatkan IFAS 2,559 dan EFAS 2,721, posisi usaha pada matriks IE terletak pada sel 5 (pertumbuhan).
3.
Strategi pengembangan usaha Sapu di Karawang yang paling tepat dilakukan adalah mempertahankan mutu produk yang baik dan harga bersaing guna mengantisipasi persaingan (skor 5,28), mempertahankan pasar yang ada dan memperluas pasar sasaran (skor 5,15), serta
60
menghasilkan produk bermutu dengan teknologi handal (skor 5,03). Ketiga strategi tersebut dapat dilaksanakan secara bersamaan karena saling mendukung satu dengan yang lainnya.
B. Saran 1.
Perusahaan perlu memperluas jaringan pemasaran, baik dalam maupun luar negeri untuk keberlangsungan usaha melalui personal selling dan pemasangan iklan di media cetak (brosur, koran dan majalah) dan website
2.
Ketergantungan terhadap pemasok dapat diatasi, apabila perusahaan menjalin kerjasama dengan lebih dari satu (1) pemasok.
3.
Perusahaan
harus
pengendalian
melakukan
biaya
produksi
perbaikan dengan
sistem
produksi
meningkatkan
untuk
preventive
maintenance dan improvement peralatan dan proses. 4.
Menarik tenaga kerja terampil dan tenaga pemasaran kompeten, berdasarkan proses seleksi dan pengembangan yang terus dilakukan melalui pelatihan-pelatihan.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat. 2010. Karawang Dalam Angka, Karawang. Chandra, G.2001. Strategi dan Program Pemasaran. Andi Ofset, Yogyakarta. David, F.R. 2004. Strategic Management. Prentice Hall International Inc. New Jersey. Deperindag. 2010, Pertumbuhan Ekonomi selama Tahun 2010-2011. Jakarta Gittinger, JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian (Terjemahan). Universitas Indonesia Press, Jakarta Gray, C. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek (Terjemahan), Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Husnan, S dan Suwarsono. 1984. Studi Kelayakan Proyek; Konsep, Teknik dan Penyusunan Laporan. BPFE, Jakarta. Kotler, P. 1997. Marketing Management : Analyzes, Planning, Implementation and Control. Prentice-Hall International, Inc., London. Newman, D.G. 1990.Analisis Teknik Ekonomi (Terjemahan). Binarupa Aksara, Jakarta. Pramudya, B. 2006. Modul Kuliah Ekonomi Teknik. Program Studi Industri Kecil Menengah, IPB, Bogor. Porter, M.E. 2007. Strategi Bersaing (Terjemahan). Karisma Publishing Group, Tangerang. PT. XYZ. 2010. Company Profile. PT. XYZ, Karawang. Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rivai, V dan A. Permata 2006, Credit Management Hand Book. Teori, Konsep, Prosedur Dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sartono, R.A. 1997. MANAJEMEN Keuangan dan Teori Aplikasi. Fakultas Ekonomi Universitas Gadjahmada. BPFE, Yogyakarta. Sutojo. 1993. Studi Kelayakan Proyek. PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Tjiptono, F.1997. Strategi Pemasaran. Andi Offser, Yogyakarta. Umar, H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Zubir, Z. 2006. Studi Kelayakan Usaha. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Lampiran 1. Kuesioner untuk perusahaan
ASPEK KELAYAKAN USAHA DAN STRATEGI PEMASARAN SAPU IJUK PADA PT. XYZ DI KARAWANG 1
Tujuan Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data maupun mengetahui gambaran umum kegiatan usaha Sapu ijuk.
2
Kegunaan Kuesioner Data yang diperoleh akan digunakan sebagai bahan dalam melakukan penilaian terhadap prospek pengembangan produksi Sapu ijuk.
Demikian hal ini kami sampaikan. Atas perhatian dan kesediaannya mengisi kuesioner ini, diucapkan terima kasih.
Bogor, Maret 2011
VERA SILVIA Mahasiswi Program Studi Industri Kecil dan Menengah Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
lanjutan Lampiran 1. I. KONDISI UMUM PERUSAHAAN Petunjuk pengisian : a. Isilah data-data yang sesuai pada tempat yang bertanda titik-titik. b. Berilah tanda silang (X) pada kotak isian di sisi jawaban yang dikehendaki. A. 1. 2. 3. 4. 5.
DATA RESPONDEN Nama responden Jabatan di perusahaan Jenis Kelamin Usia Pendidikan
: : : : :
……………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………….
B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
DATA MUM Nama Perusahaan Tahun Pendirian Alamat Perusahaan Modal Awal Perusahaan Nilai aset perusahaan Produk yang dihasilkan Jumlah Pegawai
: : : : : : :
……………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………….
C. 1.
LATAR BELAKANG Perusahaan dijalankan dengan latar belakang 1. Dimulai dari inisiatif pendiri perusahaan/Direktur (mandiri) 2. Untuk meneruskan usaha orang tua/keluarga 3. Atas gagasan dan kerjasama beberapa pihak 4. Lainnya, sebutkan……………………………….
2.
Pilihan untuk menjalankan usaha palet adalah Sudah mengetahui usaha ini dari orang tua/keluarga Hasil pertimbangan/penelitian sendiri, karena prospeknya baik Mengikuti lingkungan/masyarakat/teman di sekitar Lainnya, sebutkan……………………………………
3.
4.
Struktur modal usaha Modal sendiri
=
%
Kredit Modal Kerja dari Bank
=
%
Kredit Investasi dari Bank
=
%
Modal lainnya
=
%
Rencana untuk 10 tahun mendatang perusahaan akan diarahkan menjadi : Perusahaan besar (konglomerasi) Perusahaan menengah (middle) Perusahaan kecil (ritel) Tidak tahu/belum ada rencana
lanjutan Lampiran 1. D.
STRATEGI MENGHADAPI KENDALA Berikut ini beberapa pertanyaan usaha-usaha perusahaan untuk menghadapi dan menangani kendala/masalah di masa mendatang berkaitan dengan persaingan usaha, keterbatasan bahan baku dan keterbatasan modal dan tenaga kerja (jawaban dapat lebih dari satu) :
1.
Bagaimana prospek produksi sapu ijuk dari tahun ke tahun : Meningkat Menurun Tetap/sama saja Fluktuatif
2.
Faktor yang mempengaruhi prospek produksi tersebut pada no. 1 adalah (dapat lebih dari satu jawaban) Modal / kondisi keuangan perusahaan Kapasitas produksi Jumlah tenaga kerja perusahaan Unit sarana pengolahan (mesin) sangat terbatas Ketersediaan pasokan bahan baku Jumlah permintaan dari industri kecil, menengah dan besar Lainnya, sebutkan ……………………………………………………………………………….
3.
Kendala-kendala yang dihadapi berkaitan dengan produksi sapu ijuk adalah : Keterbatasan bahan baku Modal kerja (operasional) Faktor cuaca buruk Sumber daya manusia Lainnya, sebutkan………………………………………………………………………………..
4.
Kondisi penjualan palet saat ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya : Meningkat Menurun Tetap/sama saja Fluktuatif
5.
Faktor yang berpengaruh terhadap penjualan pada no. 4 adalah (dapat lebih dari satu jawaban) : Faktor Peluang Pasar Faktor Harga Pasar Faktor Mutu Produk
lanjutan Lampiran 1. Faktor modal / kondisi keuangan perusahaan Faktor sarana pengolahan (mesin) Faktor ketersediaan pasokan bahan baku Lainnya, sebutkan……………………………………………………………………………….. 6.
Selama masa ini apakah perusahaan mengalami masalah keuangan, baik untuk biaya produksi maupun biaya pemasaran ? Ya Tidak
7.
Jika mengalami masalah keuangan, apa penyebab utamanya? (dapat lebih dari satu jawaban) Kerugian perusahaan akibat rendahnya penjualan Suku bunga pinjaman yang tinggi mengganggu keuangan perusahaan Peningkatan harga bahan baku melebihi peningkatan harga penjualan, sehingga perusahaan merugi. Perusahaan mengalami penurunan kemampuan untuk membeli bahan baku Lainnya, sebutkan………………………………………………………………………………..
8.
Jika tidak mengalami masalah keuangan (sebaliknya mengalami keuntungan) langkah-langkah apakah yang dilakukan oleh perusahaan untuk rencana ke depan ? ……………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………………………………
9.
Apakah perusahaan, sejak pertama kali beroperasi sampai saat ini mengalami kemajuan ? Ya, mengalami kemajuan pesat Ya, mengalami kemajuan cukup berarti Ya, mengalami sedikit kemajuan Tidak, perusahaan tidak mengalami kemajuan Ya, fluktuatif
10. Apa hal yang mempengaruhi keberhasilan perusahaan ? (dapat lebih dari satu jawaban) Faktor peluang pasar Faktor harga pasar Faktor kebijakan pemerintah Faktor kesetiaan pelanggan Faktor mutu produk Faktor manajemen perusahaan Faktor finansial Faktor pengalaman Lainnya, sebutkan……………………………………………………………………………………
lanjutan Lampiran 1. 11. Faktor apakah yang paling menentukan di antara faktor-faktor di atas (no. 10) ? Alasan :………….………………………………………………………………………………...……… ……………………………………………………………………………………………………………… E.
ORIENTASI PERUSAHAAN Orientasi utama perusahaan pada proses dan kelancaran produksi dengan faktor kunci keberhasilan perusahaan dapat berupa efisiensi operasional, standarisasi produk dan distribusi secara massal. Orientasi utama perusahaan pada proses dan kelancaran penjualan dengan faktor kunci keberhasilan perusahaan berupa pendekatan penjualan, tampilan produk dan promosi secara masal. Orientasi utama perusahaan terfokus pada penentuan pasar yang dituju dengan faktor kunci keberhasilan perusahaan berupa efektifitas pemasaran, variasi produk dan promosi yang proporsional. Perusahaan sangat terpengaruh dan "dikendalikan" oleh pasar dengan faktor kunci keberhasilan perusahaan berupa pemilihan pangsa pasar, spesialisasi produk dan komunikasi pemasaran yang menyeluruh. Perusahaan sangat terpengaruh dan "dikendalikan" oleh konsumen dengan faktor kunci keberhasilan perusahaan berupa informasi pasar yang dapat diandalkan, kesesuaian produk dengan konsumen/pasar dan komunikasi pemasaran interaktif.
F.
STRATEGI PEMASARAN
1.
Apakah ada industri sejenis yang menghasilkan produk yang sama di Karawang ? Ya Tidak
2.
Apakah sudah ada hubungan kerjasama dengan pihak lain dalam pemasaran ? Ya Tidak
3.
Seberapa luas area geografis pasar ? Sekitar lokasi usaha Regional Nasional Ekspor
4.
Apakah potensi pasar yang tersedia saat ini membuka peluang bagi perusahaan untuk berkembang lebih baik ? Ya Tidak
5.
Bagaimanakah kekuatan konsumen dalam penetapan harga ? Sangat kuat Kuat Sedang Rendah Sangat Rendah
lanjutan Lampiran 1. 6.
Bagaimanakah pola/sifat permintaan target pasar ? Insidentil Musiman Kurang stabil Stabil Sangat Stabil
7.
Bagaimanakah syarat penjualan yang diterapkan kepada pembeli ? Tunai Kredit Kombinasi dari tunai/kredit
8.
Bagaimanakah diversifikasi segmen pasar perusahaan ? 1 segmen 2 segmen 3 segmen 4 segmen atau lebih
11. Bagaimanakah strategi yang diterapkan dalam memenangkan persaingan ? Jelaskan :………….………………………………………………………………………………...……… ………………………………………………………………………………………………………………
lanjutan Lampiran 1. II. METODE PEMILIHAN KEUNGGULAN BERSAING Petunjuk pengisian : Tentukan nilai dari masing-masing atribut yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan dibandingkan dengan pesaing terdekat (pesaing yang paling dominan). Penentuan bobot didasarkan pada penetapan nilai (nilai 1 = nilai rendah, 10 = nilai tinggi), dan bobot T-S-R (T = tinggi, S = sedang, R = rendah). 1.
Nama Pesaing
:
2.
Alamat Pesaing
:
Keunggulan Bersaing
Teknologi Biaya Mutu Pelayanan
Kedudukan Perusahaan
Kedudukan Pesaing
(1-10)
(1-10)
Pentingnya Memperbaiki Kedudukan (T-S-R)
Keterjangkauan dan Kecepatan (T-S-R)
Kemampuan Pesaing untuk Memperbaiki Kedudukan (T-S-R)
Lampiran 2. Laporan keuangan dan laporan keuangan proyeksi PT. XYZ
FORMULIR ANALISA KEUANGAN (FAK) PAK - 03/1 NAMA PERUSAHAAN : PT. XYZ ALAMAT : Dusun III Rt.13/05 Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang
Rp. Juta
I. IKHTISAR KEUANGAN TANGGAL / BULAN / TAHUN
31-Dec-08
31-Dec-09
31-Dec-10
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
31-Dec-11
30-Dec-12
31-Dec-13
31-Dec-14
31-Dec-15
31-Dec-16
31-Dec-17
LIQUIDITY 1
CURRENT RATIO (C.R)
(X)
1.71
2.12
1.48
1.18
1.62
3.00
4.06
4.65
6.57
49.19
2
QUICK RATIO (Q.R)
(X)
1.12
1.48
0.35
0.35
0.46
0.84
1.54
2.56
4.41
37.58
LEVERAGE 3
DER (TOTAL LIABILITY : MODAL)
(X)
0.63
0.46
0.62
1.46
1.03
0.61
0.38
0.22
0.09
0.01
4
LONGTERM LEVERAGE (LT.DEBT : MODAL)
(X)
0.05
-
-
0.93
0.68
0.45
0.25
0.10
-
-
COVERAGE 5
EBITDA : TOTAL DEBT
(%pa)
71.31
68.22
49.73
84.05
128.61
268.83
304.27
292.55
360.33
2,327.87
6
EBITDA : INTEREST
(%pa)
1,390.23
544.59
572.36
311.56
297.66
435.09
692.62
1,051.97
1,971.68
8,399.67
7
DSC (EAT + BUNGA ): (ANGSURAN + BUNGA)
8.2
3.2
3.4
1.3
1.2
1.3
1.5
1.6
2.2
53.7
(X)
PROFITABILITY 8
PM (EAT:PENJUALAN BERSIH)
(%)
10.00
7.27
5.10
6.30
6.12
7.73
8.99
9.81
10.56
11.14
9
ROE (EAT:MODAL)
(%)
21.25
12.81
13.22
16.02
15.18
18.06
19.45
19.62
19.54
19.17
(%)
5.10
(4.88)
69.55
16.74
15.00
15.00
15.00
15.00
15.00
15.00
GROWTH 10
TINGKAT PERTUMBUHAN PENJUALAN BERSIH EFFICIENCY
11
LAMA TERTAGIHNYA PIUTANG
(HARI)
45.00
63.00
0.11
-
-
-
-
-
-
-
12
LAMANYA PENGENDAPAN PERSEDIAAN
(HARI)
65.04
97.92
108.85
78.87
71.99
61.44
63.39
51.11
38.99
28.30
13
TANGIBLE NET WORTH
(RP.JUTA)
1,928
2,211
2,548
3,034
3,577
4,365
5,419
6,741
8,378
10,365
14
MODAL KERJA NETTO
(RP.JUTA)
793
1,139
761
296
768
1,366
2,109
3,001
4,277
6,553
CAPACITY
PERIODE
Home Statement
Home Statement
31-Dec-08 Rp. %
31-Dec-09 Rp. %
II. PERNYATAAN RUGI-LABA Home Statement Proyeksi 31-Dec-10 Rp. %
31-Dec-11 Rp. %
Proyeksi
Proyeksi
30-Dec-12 Rp. %
Proyeksi
31-Dec-13 Rp. %
Proyeksi
31-Dec-14 Rp. %
Proyeksi
31-Dec-15 Rp. %
Proyeksi
31-Dec-16 Rp. %
31-Dec-17 Rp. %
15
PENJUALAN BERSIH
4,095.40
100.0
3,895.40
100.0
6,604.70
100.0
7,710.40
100.0
8,866.96
100.0
10,197.00
100.0
11,726.55
100.0
13,485.54
100.0
15,508.37
100.0
17,834.62
100.0
16
HARGA POKOK PENJUALAN (HPP)
2,501.70
61.1
2,387.60
61.3
4,094.90
62.0
4,722.62
61.3
5,432.79
61.3
6,255.86
61.4
7,211.83
61.5
8,313.83
61.7
9,560.91
61.7
11,012.88
61.8
17
BIAYA PENJUALAN, UMUM, ADM, & OPERASIONAL
797.10
19.5
812.90
20.9
1,718.80
26.0
1,580.63
20.5
1,817.73
20.5
2,090.39
20.5
2,403.94
20.5
2,764.54
20.5
3,179.22
20.5
3,656.10
20.5
796.60
19.5
694.90
17.8
791.00
12.0
1,407.15
18.3
1,616.45
18.2
1,850.76
18.2
2,110.78
18.0
2,407.17
17.9
2,768.24
17.9
3,165.65
17.8
18
LABA OPERASIONAL
19
BIAYA SEWA/KONTRAK/NON OPERASIONAL
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
20
BIAYA LAINNYA
0.00
-
0.00
-
0.00
-
45.00
0.6
13.10
0.1
13.10
0.1
13.10
0.1
0.00
-
0.00
-
0.00
-
21 22
PENDAPATAN LAINNYA LABA SEBELUM BUNGA, PAJAK, DEPRESIASI &
0.00 796.60
19.5
0.00 694.90
17.8
0.00 791.00
12.0
0.00 1,362.15
17.7
0.00 1,603.35
18.1
0.00 1,837.66
18.0
0.00 2,097.68
17.9
0.00 2,407.17
17.9
0.00 2,768.24
17.9
0.00 3,165.65
17.8
23 24
BIAYA PENYUSUTAN/AMORTISAI LABA SEBELUM BUNGA DAN PAJAK (EBIT)
154.00 642.60
3.8 15.7
162.80 532.10
4.2 13.7
171.70 619.30
2.6 9.4
230.48 1,131.67
3.0 14.7
289.26 1,314.09
3.3 14.8
289.26 1,548.40
2.8 15.2
289.26 1,808.42
2.5 15.4
289.26 2,117.91
2.1 15.7
289.26 2,478.98
1.9 16.0
289.26 2,876.39
1.6 16.1
25 26
BIAYA BUNGA KREDIT LABA SEBELUM BUNGA (EBT)
57.30 585.30
1.4 14.3
127.60 404.50
3.3 10.4
138.20 481.10
2.1 7.3
437.20 694.46
5.7 9.0
538.66 775.43
6.1 8.7
422.36 1,126.04
4.1 11.0
302.86 1,505.56
2.6 12.8
228.83 1,889.08
1.7 14.0
140.40 2,338.58
0.9 15.1
37.69 2,838.70
0.2 15.9
27 28
PAJAK PENDAPATAN LABA BERSIH (EAT)
175.59 409.71
4.3 10.0
121.35 283.15
3.1 7.3
144.33 336.77
2.2 5.1
208.34 486.12
2.7 6.3
232.63 542.80
2.6 6.1
337.81 788.23
3.3 7.7
451.67 1,053.89
3.9 9.0
566.73 1,322.36
4.2 9.8
701.58 1,637.01
4.5 10.6
851.61 1,987.09
4.8 11.1
AMORTISASI (EBITDA)
Lanjutan Lampiran 2.
III. N E R A C A
TANGGAL / BULAN / TAHUN
31-Dec-08 Rp.
29
KAS DAN BANK
30
SURAT BERHARGA
31 32
31-Dec-09 %
Rp.
31-Dec-10 %
Rp.
%
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
31-Dec-11
30-Dec-12
31-Dec-13
31-Dec-14
31-Dec-15
31-Dec-16
31-Dec-17
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
Rp.
%
734.32
23
826.18
26
543.18
13
573.98
8
573.98
8
573.98
8
1,059.57
14
2,103.71
26
3,389.40
37
5,110.19
49
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
PIUTANG BERSIH
511.90
16
681.70
21
12.10
0
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
PERSEDIAAN
452.00
14
649.46
20
1,238.10
30
1,034.59
14
1,086.43
15
1,067.61
15
1,269.83
17
1,180.36
14
1,035.46
11
865.70
8
33
BIAYA DIBAYAR DIMUKA
211.61
7
0.00
-
558.13
13
308.42
4
354.68
5
407.88
6
469.06
6
539.42
7
620.33
7
713.38
7
34
PROYEK DALAM PENYELESAIAN
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
35
HARTA LANCAR LAIN-NON OPERASIONAL
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
- -
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
36
TOTAL HARTA LANCAR
1,909.83
61
2,157.34
67
2,351.51
57
1,916.99
26
2,015.09
28
2,049.47
29
2,798.46
37
3,823.49
47
5,045.19
55
6,689.27
64
37
HARTA TETAP BERSIH
1,235.10
39
1,072.30
33
1,786.70
43
5,547.51
74
5,258.25
72
4,968.99
71
4,679.73
63
4,390.47
53
4,101.21
45
3,811.95
36
38
HARTA IMMATERIIL
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
39
------------------------------------
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
40
TOTAL HARTA TETAP
1,235.10
39
1,072.30
33
1,786.70
43
5,547.51
74
5,258.25
72
4,968.99
71
4,679.73
63
4,390.47
53
4,101.21
45
3,811.95
36
41
3,144.93
100
3,229.64
100
4,138.21
100
7,464.49
100
7,273.34
100
7,018.46
100
7,478.19
100
8,213.96
100
9,146.40
100
10,501.22
100
42
KREDIT BANK JANGKA PENDEK (Bank ABC)
794.09
25
783.84
24
596.32
14
1,258.04
17
819.07
11
125.82
2
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
43
KREDIT BANK JANGKA PENDEK (Bank Lain)
261.33
8
203.54
6
267.26
6
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
44
HUTANG USAHA
61.70
2
31.30
1
726.90
18
62.60
1
67.61
1
77.75
1
89.41
1
102.83
1
118.25
1
135.99
1
45
PAJAK YANG MASIH HARUS DIBAYAR
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
46
KEWAJIBAN YANG DITANGGUHKAN
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
TOTAL HARTA
47
BAGIAN LANCAR HUTANG BANK ABC
0.00
-
0.00
-
0.00
-
300.00
4
360.00
5
480.00
7
600.00
8
720.00
9
650.00
7
0.00
48
BAGIAN LANCAR HUTANG BANK LAIN
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
49
TOTAL HUTANG LANCAR
1,117.12
36
1,018.68
32
1,590.48
38
1,620.64
22
1,246.68
17
683.58
10
689.41
9
822.83
10
768.25
8
135.99
1
50
KREDIT BANK JANGKA PANJANG (Bank ABC)
0.00
-
0.00
-
0.00
-
2,810.00
38
2,450.00
34
1,970.00
28
1,370.00
18
650.00
8
0.00
-
0.00
-
51
KREDIT BANK JANGKA PANJANG (Bank Lain)
100.00
3
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
52
HUTANG PEMEGANG SAHAM
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
53
TOTAL HUTANG JANGKA PANJANG
100.00
3
0.00
-
0.00
-
2,810.00
38
2,450.00
34
1,970.00
28
1,370.00
18
650.00
8
0.00
-
0.00
-
1,217.12
39
1,018.68
32
1,590.48
38
4,430.64
59
3,696.68
51
2,653.58
38
2,059.41
28
1,472.83
18
768.25
8
135.99
1
300.00
10
300.00
9
300.00
7
300.00
4
300.00
4
300.00
4
300.00
4
300.00
4
300.00
3
300.00
3
1,218.10
39
1,627.81
50
1,910.96
46
2,247.73
30
2,733.85
38
3,276.66
47
4,064.88
54
5,118.78
62
6,441.13
70
8,078.14
77
54
TOTAL HUTANG
55
MODAL/SAHAM YANG DISETOR
56
LABA YANG DITAHAN
57
(PRIVE / DIVIDEN)
58
LABA / ( RUGI ) TAHUN BERJALAN
59
TOTAL MODAL
60
TOTAL HUTANG DAN MODAL
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
0.00
-
409.71
13
283.15
9
336.77
8
486.12
7
542.80
7
788.23
11
1,053.89
14
1,322.36
16
1,637.01
18
1,987.09
19
1,927.81
61
2,210.96
68
2,547.73
62
3,033.85
41
3,576.66
49
4,364.88
62
5,418.78
72
6,741.13
82
8,378.14
92
10,365.23
99
3,144.93
100
3,229.64
100
4,138.21
100
7,464.49
100
7,273.34
100
7,018.46
100
7,478.19
100
8,213.96
100
9,146.39
100
10,501.22
100
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Lanjutan Lampiran 2.
IV. REKONSILIASI MODAL
TANGGAL / BULAN / TAHUN
31-Dec-08 Rp.
61
SALDO AWAL MODAL
31-Dec-09 Rp.
31-Dec-10 Rp.
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
31-Dec-11
30-Dec-12
31-Dec-13
31-Dec-14
31-Dec-15
31-Dec-16
31-Dec-17
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
1,518.10
1,927.81
2,210.96
2,547.73
3,033.85
3,576.66
4,364.88
5,418.78
5,418.78
Rp.
6,741.13
Rp.
DITAMBAH : 62
LABA BERSIH SETELAH PAJAK (EAT)
409.71
283.15
336.77
486.12
542.80
788.23
1,053.89
1,322.36
1,637.01
1,987.09
63
SETORAN MODAL
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0
XXXX
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
64
TOTAL TAMBAHAN
409.71
283.15
336.77
486.12
542.80
788.23
1,053.89
1,322.36
1,637.01
1,987.09
DIKURANGI : 65
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN/PENGAMBILAN PRIVE
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0
XXXXX
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
66
TOTAL PENGURANGAN
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
67
KENAIKAN ( PENURUNAN ) MODAL
409.71
283.15
336.77
486.12
542.80
788.23
1,053.89
1,322.36
1,637.01
1,987.09
68
SALDO AKHIR MODAL
1,927.81
2,210.96
2,547.73
3,033.85
3,576.66
4,364.88
5,418.78
6,741.13
8,378.14
10,365.23
1,927.81
2,210.96
2,547.73
3,033.85
3,576.66
4,364.88
5,418.78
6,741.13
7,055.78
8,728.22
V. REKONSILIASI HARTA TETAP
TANGGAL / BULAN / TAHUN
31-Dec-08 Rp.
31-Dec-09
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
30-Dec-12
31-Dec-13
31-Dec-14
31-Dec-15
31-Dec-16
31-Dec-17
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
1,072.30
1,786.70
5,547.51
5,258.25
4,968.99
4,679.73
4,390.47
4,101.21
3,811.95
154.00
162.80
171.70
230.48
289.26
289.26
289.26
289.26
289.26
289.26
1,389.10
1,235.10
1,072.30
1,786.70
5,547.51
5,258.25
4,968.99
4,679.73
4,390.47
4,101.21
PEMBELIAN HARTA TETAP
0.00
0.00
886.10
3,991.29
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
DITAMBAH :
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
73
PENJUALAN HARTA TETAP
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0
XXXX
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
74
PEMBELIAN HARTA TETAP BRUTO
0.00
0.00
886.10
3,991.29
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
SALDO AKHIR HARTA TETAP
Rp.
Proyeksi 31-Dec-11
1,235.10
69
Rp.
31-Dec-10
Rp.
Rp.
DITAMBAH : 70
PENYUSUTAN PERIODE LAPORAN DIKURANGI :
71
SALDO AWAL HARTA TETAP DIKURANGI :
72
Pembelian harta tetap tahun 2010 adalah pembelian 1 unit bangunan di Kawasan Industri
Lanjutan Lampiran 2. VI. PERNYATAAN PENGADAAN KAS TANGGAL / BULAN / TAHUN
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
Proyeksi
12/31/2009
12/31/2010
12/31/2011
12/30/2012
12/31/2013
12/31/2014
12/31/2015
12/31/2016
12/31/2017
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
75
LABA BERSIH SETELAH PAJAK
283.15
336.77
486.12
542.80
788.23
1,053.89
1,322.36
1,637.01
1,987.09
76
PENYUSUTAN
162.80
171.70
230.48
289.26
289.26
289.26
289.26
289.26
289.26
77
BIAYA NON KAS LAINNYA (AMORTISASI)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
78
PENGADAAN KAS OPERASIONAL BRUTO (jmlh. 74+75+76)
445.95
508.47
716.60
832.06
1,077.49
1,343.15
1,611.62
1,926.27
2,276.35
79
KENAIKAN (PENURUNAN) HUTANG USAHA
(30.40)
695.60
(664.30)
5.02
10.14
11.66
13.41
28.84
33.16
80
KENAIKAN (PENURUNAN) HUTANG PAJAK
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
81
KENAIKAN (PENURUNAN) KEWAJIBAN YANG DITANGGUHKAN
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
82
KENAIKAN (PENURUNAN) BAGIAN HUTANG LANCAR LEASING
0.00
0.00
300.00
60.00
120.00
120.00
120.00
50.00
(720.00)
83
KENAIKAN (PENURUNAN) BAGIAN LANCAR HUTANG JANGKA PANJANG
84
TOTAL SUMBER KAS OPERASIONAL (jml 78 s/d 81)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
(30.40)
695.60
(364.30)
65.02
130.14
131.66
133.41
78.84
(686.84) 0.00
85
KENAIKAN (PENURUNAN) SURAT BERHARGA
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
86
KENAIKAN (PENURUNAN) PIUTANG USAHA
169.80
(669.60)
(12.10)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
87
KENAIKAN (PENURUNAN) PERSEDIAAN
197.46
588.64
(203.51)
51.84
(18.82)
202.22
(89.47)
(234.37)
(314.66)
88
KENAIKAN (PENURUNAN) BIAYA DIBAYAR DIMUKA
(211.61)
558.13
(249.72)
46.26
53.20
61.18
70.36
151.27
173.96
89
KENAIKAN (PENURUNAN) PIUTANG LAIN-LAIN
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
90
TOTAL PENGGUNAAN KAS OPERASIONAL (jml 83 s/d 88)
155.65
477.17
(465.33)
98.10
34.38
263.40
(19.11)
(83.10)
(140.70)
91
TOTAL KAS OPERASIONAL [(77+82)-88]
259.90
726.90
817.63
798.97
1,173.25
1,211.42
1,764.14
2,088.20
1,730.21
92
KENAIKAN KREDIT BANK JANGKA PENDEK (BNI)
0.00
0.00
661.72
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
93
KENAIKAN KREDIT BANK JANGKA PENDEK (bank lain)
0.00
63.72
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
94
KENAIKAN KREDIT BANK JANGKA PANJANG (BNI)
0.00
0.00
2,810.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
95
KENAIKAN KREDIT BANK JANGKA PANJANG (bank lain)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
96
KENAIKAN HUTANG LEASING
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
97
PENURUNAN HARTA LANCAR LAIN-NON OPERASIONAL
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
98
PENJUALAN HARTA TETAP
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
99
PENCAIRAN HARTA IMMATERIAL
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
100
PENJUALAN SAHAM / SETORAN MODAL
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
101
TOTAL SUMBER KAS NON OPERASIONAL ( jml.90 s/d 98)
0.00
63.72
3,471.72
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
102
PENURUNAN KREDIT JANGKA PENDEK (BNI)
10.26
187.52
0.00
438.97
693.25
125.82
0.00
0.00
0.00
103
PENURUNAN KREDIT JANGKA PENDEK (bank lain)
57.79
0.00
267.26
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
104
PENURUNAN KREDIT JANGKA PANJANG (BNI)
0.00
0.00
0.00
360.00
480.00
600.00
720.00
1,370.00
650.00
105
PENURUNAN KREDIT JANGKA PANJANG (bank lain)
100.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
106
PENURUNAN HUTANG JANGKA PANJANG LAINNYA
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
107
KENAIKAN HARTA LANCAR LAIN-NON OPERASIONAL
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
108
PEMBELIAN HARTA TETAP
0.00
886.10
3,991.29
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
109
KENAIKAN HARTA IMMATERIAL
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
110
PEMBAGIAN KEUNTUNGAN / PRIVE / PEMBELIAN SAHAM
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
111
TOTAL PENGGUNAAN KAS NON OPERASIONAL (jml. 102 s/d 110)
168.05
1,073.62
4,258.55
798.97
1,173.25
725.82
720.00
1,370.00
650.00
112
TOTAL KAS NON OPERASIONAL NETTO (101-111)
(168.05)
(1,009.90)
(786.82)
(798.97)
(1,173.25)
(725.82)
(720.00)
(1,370.00)
(650.00)
113
KENAIKAN(PENURUNAN) KAS NETTO (91+111)
91.85
(283.00)
30.80
0.01
(0.00)
485.59
1,044.14
718.20
1,080.21
Lampiran 3. Laporan arus kas PT. XYZ NAMA PERUSAHAAN ALAMAT
:
Rp. Juta
:PT. XYZ Dusun III Rt.13/05 Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang
BULAN/TRIWULAN/TAHUN
Jan-11
Feb-11
Mar-11
Apr-11
May-11
Jun-11
Jul-11
Aug-11
Sep-11
Oct-11
Nov-11
Dec-11
TOTAL
1 2 3 4
KETERANGAN : PROYEKSI PENJUALAN PENJUALAN KREDIT 0% RENCANA PEMBELIAN PEMBELIAN KREDIT (15% : JW 1 BULAN)
621.90 379.36 56.90
621.90 379.36 56.90
621.90 379.36 56.90
621.90 379.36 56.90
621.90 379.36 56.90
621.90 379.36 56.90
621.90 379.36 56.90
621.90 379.36 56.90
683.50 416.94 62.54
683.50 416.94 62.54
684.10 417.30 62.60
684.10 417.30 62.60
5
SALDO AWAL KAS
543.18
543.18
543.18
543.18
543.18
543.18
543.18
561.58
573.98
573.98
573.98
573.98
6 7 8 9 10
KAS MASUK PENJUALAN TUNAI PIUTANG YANG TERTAGIH PENJUALAN HARTA TETAP TAMBAHAN MODAL …………………
621.90 12.10 -
621.90 -
621.90 801.29 -
621.90 -
621.90 -
621.90 -
621.90 -
621.90 -
683.50 -
683.50 -
684.10 -
684.10 -
7,710.40 12.10 801.29 -
11
TOTAL KAS MASUK
634.00
621.90
1,423.19
621.90
621.90
621.90
621.90
621.90
683.50
683.50
684.10
684.10
8,523.79
3,997.84 3,991.29 308.42 763.33 339.26 478.04 1,369.81
7,710.40 4,703.34 705.50
3,991.29 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
KAS KELUAR PEMBELIAN TUNAI PEMBELIAN AKTIVA TETAP BIAYA DIBAYAR DIMUKA BIAYA PENJUALAN BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI BIAYA GAJI PEMBAYARAN HUTANG DAGANG PELUNASAN BANK LAIN PEMBAYARAN BUNGA KMK PEMBAYARAN BUNGA KI PEMBAYARAN PROPISI
322.46 24.88 61.57 27.36 38.56 363.45 9.36 -
322.46 24.88 61.57 27.36 38.56 363.45 8.77 -
322.46 1,630.00 24.88 61.57 27.36 38.56 113.81 267.26 11.21 31.90
322.46 599.00 24.88 61.57 27.36 38.56 56.90 11.96 14.67 -
322.46 1,400.00 24.88 61.57 27.36 38.56 56.90 12.57 20.06 -
322.46 320.00 24.88 61.57 27.36 38.56 56.90 14.98 32.66 -
322.46 23.00 24.88 61.57 27.36 38.56 56.90 15.21 35.54 -
322.46 19.29 24.88 61.57 27.36 38.56 56.90 15.04 35.75 -
354.39 27.34 67.67 30.07 42.38 56.90 14.82 35.89 -
354.39 27.34 67.67 30.07 42.38 62.54 14.45 35.66 -
354.71 27.36 67.73 30.10 42.41 62.54 14.14 35.44 -
354.71 27.36 67.73 30.10 42.41 62.60 13.81 35.21 13.10
20
TOTAL KAS KELUAR
847.63
847.05
2,529.00
1,157.36
1,964.36
899.37
605.48
601.80
629.46
634.50
634.42
647.03
21 22 22 23 23 24 25 26 27 28 30
KELEBIHAN (KEKURANGAN) KAS PENARIKAN KREDIT MODAL KERJA (KMK) PENARIKAN KREDIT INVESTASI (KI) TOT. PENARIKAN KREDIT : PER PERIODE : KUMULATIF PEMBAYARAN ANGS. KMK BNI PEMBAYARAN ANGS. KMK BANK LAIN PEMBAYARAN ANGS. KI BNI PEMBAYARAN ANGS. KI BANK LAIN TOT. PEMBAYARAN KREDIT : PER PERIODE : KUMULATIF
(213.63) 213.63 213.63 213.63 -
(1,342.46) (277.47) 16.42 222.46 21.47 1,120.00 256.00 18.40 1,342.46 277.47 18.40 3,689.76 3,967.22 3,985.62 16.42 16.42 267.26 267.26 283.68
20.10 12.40 12.40 3,998.02 20.10 20.10 303.78
54.04 3,998.02 34.04 20.00 54.04 357.82
49.00 3,998.02 29.00 20.00 49.00 406.82
49.68 3,998.02 29.68
-
(225.15) 225.15 225.15 438.77 -
49.68 456.49
37.07 3,998.02 17.07 20.00 37.07 493.56
31
SALDO AKHIR KAS
543.18
543.18
543.18
543.18
543.18
543.18
561.58
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
32 33 34 35 37
OUTSTANDING KMK BANK ABC OUTSTANDING KMK BANK LAIN OUTSTANDING KI BANK ABC OUTSTANDING KI BANK LAIN TOTAL OUTSTANDING KMK & KI
809.95 267.26 1,077.21
1,035.09 267.26 1,302.35
1,104.16 1,304.00 2,408.16
1,160.42 1,783.20
1,382.88 2,903.20
1,404.34 3,159.20
1,387.92 3,177.60
1,367.82 3,190.00
1,333.78 3,170.00
1,304.79 3,150.00
1,275.11 3,130.00
1,258.04 3,110.00
1,258.04 3,110.00
2,943.62
4,286.08
4,563.54
4,565.52
4,557.82
4,503.78
4,454.79
4,405.11
4,368.04
4,368.04
596.32 267.26 -
(1,105.81) (535.46) 69.07 56.26 1,304.00 479.20 1,373.07 535.46 1,811.84 2,347.30 267.26 267.26 267.26 267.26
20.00
156.32 280.88 45.00 -
146.30 267.26 80.00 493.56
Lanjutan Lampiran 3. NAMA PERUSAHAAN ALAMAT
Rp. Juta : :
PT. XYZ Dusun III Rt.13/05 Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang
BULAN/TRIWULAN/TAHUN
Jan-12
Feb-12
Mar-12
Apr-12
May-12
Jun-12
Jul-12
Aug-12
Sep-12
Oct-12
Nov-12
Dec-12
TOTAL
1 2 3 4
KETERANGAN : PROYEKSI PENJUALAN PENJUALAN KREDIT 0% RENCANA PEMBELIAN PEMBELIAN KREDIT (15% : JW 1 BULAN)
738.91 450.74 67.61
738.91 450.74 67.61
738.91 450.74 67.61
738.91 450.74 67.61
738.91 450.74 67.61
738.91 450.74 67.61
738.91 450.74 67.61
738.91 450.74 67.61
738.91 450.74 67.61
738.91 450.74 67.61
738.91 450.74 67.61
738.91 450.74 67.61
5
SALDO AWAL KAS
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
6 7 8 9 10
KAS MASUK PENJUALAN TUNAI PIUTANG YANG TERTAGIH PENJUALAN HARTA TETAP TAMBAHAN MODAL …………………
738.91 -
738.91 -
738.91 -
738.91 -
738.91 -
738.91 -
738.91 -
738.91 -
738.91 -
738.91 -
738.91 -
738.91 -
8,866.96 -
11
TOTAL KAS MASUK
738.91
738.91
738.91
738.91
738.91
738.91
738.91
738.91
738.91
738.91
738.91
738.91
8,866.96
22
KAS KELUAR PEMBELIAN TUNAI PEMBELIAN AKTIVA TETAP BIAYA DIBAYAR DIMUKA BIAYA PENJUALAN BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI BIAYA GAJI PEMBAYARAN HUTANG DAGANG PELUNASAN BANK LAIN PEMBAYARAN BUNGA KMK PEMBAYARAN BUNGA KI PEMBAYARAN PROPISI
383.13 29.56 73.15 32.51 45.81 62.60 13.63 34.99 -
383.13 29.56 73.15 32.51 45.81 67.61 13.21 34.71 -
383.13 29.56 73.15 32.51 45.81 67.61 12.84 34.43 -
383.13 29.56 73.15 32.51 45.81 67.61 12.46 34.14 -
383.13 29.56 73.15 32.51 45.81 67.61 12.08 33.86 -
383.13 29.56 73.15 32.51 45.81 67.61 11.69 33.58 -
383.13 29.56 73.15 32.51 45.81 67.61 11.29 33.30 -
383.13 29.56 73.15 32.51 45.81 67.61 10.88 33.02 -
383.13 29.56 73.15 32.51 45.81 67.61 10.46 32.74 -
383.13 29.56 73.15 32.51 45.81 67.61 10.04 32.46 -
383.13 29.56 73.15 32.51 45.81 67.61 9.61 32.18 -
383.13 29.56 73.15 32.51 45.81 67.61 9.18 31.89 13.10
4,597.52 354.68 877.83 390.15 549.75 806.31 137.37 401.29 13.10 -
20
TOTAL KAS KELUAR
675.37
679.69
679.04
678.38
677.71
677.04
676.36
675.67
674.97
674.27
673.56
685.94
21 22 22 23 23 24 25 26 27 28 30
KELEBIHAN (KEKURANGAN) KAS PENARIKAN KREDIT MODAL KERJA (KMK) PENARIKAN KREDIT INVESTASI (KI) TOT. PENARIKAN KREDIT : PER PERIODE : KUMULATIF PEMBAYARAN ANGS. KMK BNI PEMBAYARAN ANGS. KMK BANK LAIN PEMBAYARAN ANGS. KI BNI PEMBAYARAN ANGS. KI BANK LAIN TOT. PEMBAYARAN KREDIT : PER PERIODE : KUMULATIF
63.54 38.54
59.22 34.22
59.88 34.88
60.54 35.54
61.20 36.20
61.88 36.88
62.56 37.56
63.24 38.24
63.94 38.94
64.64 39.64
65.35 40.35
52.97 27.97
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
25.00
63.54 63.54
59.22 122.77
59.88 182.64
60.54 243.18
61.20 304.38
61.88 366.26
62.56 428.81
63.24 492.06
63.94 556.00
64.64 620.64
65.35 686.00
52.97 738.97
31 32 33 34 35 37
SALDO AKHIR KAS
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
1,219.50
1,185.27
1,150.40
1,114.86
1,078.66
1,041.78
1,004.23
965.98
927.04
887.40
847.05
819.07
819.07
3,085.00
3,060.00
3,035.00
3,010.00
2,985.00
2,960.00
2,935.00
2,910.00
2,885.00
2,860.00
2,835.00
2,810.00
2,810.00
4,304.50
4,245.27
4,185.40
4,124.86
4,063.66
4,001.78
3,939.23
3,875.98
3,812.04
3,747.40
3,682.05
3,629.07
12 13 14 16
20
OUTSTANDING KMK BANK ABC OUTSTANDING KMK BANK LAIN OUTSTANDING KI BANK ABC OUTSTANDING KI BANK LAIN TOTAL OUTSTANDING KMK & KI
1,258.04 3,110.00 -
8,866.96 5,408.85 811.33
438.97 300.00 738.97
Lanjutan Lampiran 3. NAMA PERUSAHAAN ALAMAT
Rp. Juta
:
P: T. XYZ Dusun III Rt.13/05 Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang
BULAN/TRIWULAN/TAHUN
Jan-13
Feb-13
Mar-13
Apr-13
May-13
Jun-13
Jul-13
Aug-13
Sep-13
Oct-13
Nov-13
Dec-13
TOTAL
1 2 3 4
KETERANGAN : PROYEKSI PENJUALAN PENJUALAN KREDIT 0% RENCANA PEMBELIAN PEMBELIAN KREDIT (15% : JW 1 BULAN)
849.75 518.35 77.75
849.75 518.35 77.75
849.75 518.35 77.75
849.75 518.35 77.75
849.75 518.35 77.75
849.75 518.35 77.75
849.75 518.35 77.75
849.75 518.35 77.75
849.75 518.35 77.75
849.75 518.35 77.75
849.75 518.35 77.75
849.75 518.35 77.75
5
SALDO AWAL KAS
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
6 7 8 9 10
KAS MASUK PENJUALAN TUNAI PIUTANG YANG TERTAGIH PENJUALAN HARTA TETAP TAMBAHAN MODAL …………………
849.75 -
849.75 -
849.75 -
849.75 -
849.75 -
849.75 -
849.75 -
849.75 -
849.75 -
849.75 -
849.75 -
849.75 -
10,197.00 -
11
TOTAL KAS MASUK
849.75
849.75
849.75
849.75
849.75
849.75
849.75
849.75
849.75
849.75
849.75
849.75
10,197.00
440.60 33.99 84.13 37.39 52.68 67.61 8.87 31.61
440.60 33.99 84.13 37.39 52.68 77.75
440.60 33.99 84.13 37.39 52.68 77.75
440.60 33.99 84.13 37.39 52.68 77.75
440.60 33.99 84.13 37.39 52.68 77.75
440.60 33.99 84.13 37.39 52.68 77.75
440.60 33.99 84.13 37.39 52.68 77.75
440.60 33.99 84.13 37.39 52.68 77.75
440.60 33.99 84.13 37.39 52.68 77.75
440.60 33.99 84.13 37.39 52.68 77.75
440.60 33.99 84.13 37.39 52.68 77.75
440.60 33.99 84.13 37.39 52.68 77.75
8.19 31.28 -
7.61 30.94 -
7.02 30.60 -
6.42 30.26 -
5.80 29.93 -
5.18 29.59 -
4.55 29.25 -
3.90 28.91 -
3.25 28.58 -
2.58 28.24 -
1.91 27.90 13.10
5,287.15 407.88 1,009.50 448.67 632.21 922.88 65.28 357.08 13.10 -
756.88
766.00
765.08
764.15
763.21
762.26
761.30
760.33
759.35
758.36
757.36
769.44
92.87 62.87
83.75 53.75
84.67 54.67
85.60 55.60
86.54 56.54
87.49 57.49
88.45 58.45
89.42 59.42
90.40 60.40
91.39 61.39
92.39 62.39
80.31 50.31
30.00
30.00
30.00
30.00
30.00
30.00
30.00
30.00
30.00
30.00
30.00
30.00
92.87 92.87
83.75 176.62
84.67 261.28
85.60 346.88
86.54 433.41
87.49 520.90
88.45 609.35
89.42 698.76
90.40 789.16
91.39 880.55
92.39 972.94
80.31 1,053.25
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
573.98
756.20
702.46
647.79
592.19
535.66
478.17
419.73
360.31
299.91
238.52
176.13
125.82
125.82
2,780.00
2,750.00
2,720.00
2,690.00
2,660.00
2,630.00
2,600.00
2,570.00
2,540.00
2,510.00
2,480.00
2,450.00
2,450.00
3,536.20
3,452.46
3,367.79
3,282.19
3,195.66
3,108.17
3,019.73
2,930.31
2,839.91
2,748.52
2,656.13
2,575.82
2,575.82
KAS KELUAR PEMBELIAN TUNAI PEMBELIAN AKTIVA TETAP BIAYA DIBAYAR DIMUKA BIAYA PENJUALAN 15 BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI BIAYA GAJI PEMBAYARAN HUTANG DAGANG PELUNASAN BANK LAIN #REF! PEMBAYARAN BUNGA KMK PEMBAYARAN BUNGA KI #REF! PEMBAYARAN PROPISI 12 13 14
20
TOTAL KAS KELUAR
21 22 22 23 23 24
29 30
KELEBIHAN (KEKURANGAN) KAS PENARIKAN KREDIT MODAL KERJA (KMK) PENARIKAN KREDIT INVESTASI (KI) TOT. PENARIKAN KREDIT : PER PERIODE : KUMULATIF PEMBAYARAN ANGS. KMK BNI PEMBAYARAN ANGS. KMK BANK LAIN PEMBAYARAN ANGS. KI BNI PEMBAYARAN ANGS. KI BANK LAIN TOT. PEMBAYARAN KREDIT : PER PERIODE : KUMULATIF
31
SALDO AKHIR KAS
32
OUTSTANDING KMK BANK ABC OUTSTANDING KMK BANK LAIN OUTSTANDING KI BANK ABC OUTSTANDING KI BANK LAIN TOTAL OUTSTANDING KMK & KI
24
33 35
819.07 2,810.00 -
10,197.00 6,220.17 933.03
693.25 360.00 1,053.25
Lanjutan Lampiran 3. NAMA PERUSAHAAN ALAMAT
Rp. Juta : :
PT. XYZ Dusun III Rt.13/05 Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang
BULAN/TRIWULAN/TAHUN
Jan-14
Feb-14
Mar-14
Apr-14
May-14
Jun-14
Jul-14
Aug-14
Sep-14
Oct-14
Nov-14
Dec-14
TOTAL
1 2 3 4
KETERANGAN : PROYEKSI PENJUALAN PENJUALAN KREDIT 0% RENCANA PEMBELIAN PEMBELIAN KREDIT (15% : JW 1 BULAN)
977.21 596.10 89.41
977.21 596.10 89.41
977.21 596.10 89.41
977.21 596.10 89.41
977.21 596.10 89.41
977.21 596.10 89.41
977.21 596.10 89.41
977.21 596.10 89.41
977.21 596.10 89.41
977.21 596.10 89.41
977.21 596.10 89.41
977.21 596.10 89.41
5
SALDO AWAL KAS
573.98
573.98
606.72
606.72
606.72
606.72
683.11
759.94
837.22
914.96
914.96
993.59
6 7 8 9 10
KAS MASUK PENJUALAN TUNAI PIUTANG YANG TERTAGIH PENJUALAN HARTA TETAP TAMBAHAN MODAL …………………
977.21 -
977.21 -
977.21 -
977.21 -
977.21 -
977.21 -
977.21 -
977.21 -
977.21 -
977.21 -
977.21 -
977.21 -
11,726.55 -
11
TOTAL KAS MASUK
977.21
977.21
977.21
977.21
977.21
977.21
977.21
977.21
977.21
977.21
977.21
977.21
11,726.55
506.68 39.09 96.74 43.00 60.59 77.75
506.68 39.09 96.74 43.00 60.59 89.41
506.68 39.09 96.74 43.00 60.59 89.41
506.68 39.09 96.74 43.00 60.59 89.41
506.68 39.09 96.74 43.00 60.59 89.41
506.68 39.09 96.74 43.00 60.59 89.41
506.68 39.09 96.74 43.00 60.59 89.41
506.68 39.09 96.74 43.00 60.59 89.41
506.68 39.09 96.74 43.00 60.59 89.41
506.68 39.09 96.74 43.00 60.59 89.41
506.68 39.09 96.74 43.00 60.59 89.41
506.68 39.09 96.74 43.00 60.59 89.41
1.36 27.56
0.45 27.11 -
26.66 -
26.21 -
25.76 -
25.31 -
24.86 -
24.41 -
23.96 -
23.51 -
23.06 -
22.61 13.10
6,080.22 469.06 1,160.93 515.97 727.05 1,061.32 1.81 301.05 13.10 -
KAS KELUAR PEMBELIAN TUNAI PEMBELIAN AKTIVA TETAP BIAYA DIBAYAR DIMUKA BIAYA PENJUALAN 15 BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI BIAYA GAJI PEMBAYARAN HUTANG DAGANG PELUNASAN BANK LAIN #REF! PEMBAYARAN BUNGA KMK PEMBAYARAN BUNGA KI #REF! PEMBAYARAN PROPISI 12 13 14
20
TOTAL KAS KELUAR
852.78
863.08
862.18
861.73
861.28
860.83
860.38
859.93
859.48
859.03
858.58
871.23
21 22 22 23 23 24
124.43 84.43
114.13 41.39
115.03 75.03
115.48 75.48
115.93 75.93
116.38 -
116.83 -
117.28 -
117.73 -
118.18 -
118.63 -
105.98 -
40.00
40.00
40.00
40.00
40.00
40.00
40.00
40.00
40.00
40.00
40.00
40.00
29 30
KELEBIHAN (KEKURANGAN) KAS PENARIKAN KREDIT MODAL KERJA (KMK) PENARIKAN KREDIT INVESTASI (KI) TOT. PENARIKAN KREDIT : PER PERIODE : KUMULATIF PEMBAYARAN ANGS. KMK BNI PEMBAYARAN ANGS. KMK BANK LAIN PEMBAYARAN ANGS. KI BNI PEMBAYARAN ANGS. KI BANK LAIN TOT. PEMBAYARAN KREDIT : PER PERIODE : KUMULATIF
124.43 124.43
81.39 205.82
115.03 320.86
115.48 436.34
115.93 552.27
40.00 592.27
40.00 632.27
40.00 672.27
40.00 712.27
40.00 752.27
40.00 792.27
40.00 832.27
31
SALDO AKHIR KAS
573.98
606.72
606.72
606.72
606.72
683.11
759.94
837.22
914.96
993.14
993.59
1,059.57
32
OUTSTANDING KMK BANK ABC OUTSTANDING KMK BANK LAIN OUTSTANDING KI BANK ABC OUTSTANDING KI BANK LAIN TOTAL OUTSTANDING KMK & KI
41.39
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
24
33 35
125.82 2,450.00 -
-
11,726.55 7,153.20 1,072.98
480.00
-
2,410.00
2,370.00
2,330.00
2,290.00
2,250.00
2,210.00
2,170.00
2,130.00
2,090.00
2,050.00
2,010.00
1,970.00
1,970.00
2,451.39
2,370.00
2,330.00
2,290.00
2,250.00
2,210.00
2,170.00
2,130.00
2,090.00
2,050.00
2,010.00
1,970.00
1,970.00
Lanjutan Lampiran 3. NAMA PERUSAHAAN ALAMAT
Rp. Juta : :
PT. XYZ Dusun III Rt.13/05 Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang
BULAN/TRIWULAN/TAHUN
Jan-15
Feb-15
Mar-15
Apr-15
May-15
Jun-15
Jul-15
Aug-15
Sep-15
Oct-15
Nov-15
Dec-15
TOTAL
13,485.54 8,226.18 1,233.93
1 2 3 4
KETERANGAN : PROYEKSI PENJUALAN PENJUALAN KREDIT 0% RENCANA PEMBELIAN PEMBELIAN KREDIT (15% : JW 1 BULAN)
1,123.79 685.51 102.83
1,123.79 685.51 102.83
1,123.79 685.51 102.83
1,123.79 685.51 102.83
1,123.79 685.51 102.83
1,123.79 685.51 102.83
1,123.79 685.51 102.83
1,123.79 685.51 102.83
1,123.79 685.51 102.83
1,123.79 685.51 102.83
1,123.79 685.51 102.83
1,123.79 685.51 102.83
5
SALDO AWAL KAS
1,059.57
1,163.77
1,255.12
1,347.04
1,439.51
1,532.55
1,626.15
1,720.31
1,815.04
1,910.33
1,910.33
2,006.74
6 7 8 9 10
KAS MASUK PENJUALAN TUNAI PIUTANG YANG TERTAGIH PENJUALAN HARTA TETAP TAMBAHAN MODAL …………………
1,123.79 -
1,123.79 -
1,123.79 -
1,123.79 -
1,123.79 -
1,123.79 -
1,123.79 -
1,123.79 -
1,123.79 -
1,123.79 -
1,123.79 -
1,123.79 -
13,485.54 -
11
TOTAL KAS MASUK
1,123.79
1,123.79
1,123.79
1,123.79
1,123.79
1,123.79
1,123.79
1,123.79
1,123.79
1,123.79
1,123.79
1,123.79
13,485.54
582.69 44.95 111.26 49.45 69.68 89.41
582.69 44.95 111.26 49.45 69.68 102.83
582.69 44.95 111.26 49.45 69.68 102.83
582.69 44.95 111.26 49.45 69.68 102.83
582.69 44.95 111.26 49.45 69.68 102.83
582.69 44.95 111.26 49.45 69.68 102.83
582.69 44.95 111.26 49.45 69.68 102.83
582.69 44.95 111.26 49.45 69.68 102.83
582.69 44.95 111.26 49.45 69.68 102.83
582.69 44.95 111.26 49.45 69.68 102.83
582.69 44.95 111.26 49.45 69.68 102.83
582.69 44.95 111.26 49.45 69.68 102.83
22.16 -
21.60 -
21.04 -
20.48 -
19.91 -
19.35 -
18.79 -
18.23 -
17.66 -
17.10 -
16.54 -
15.98 -
6,992.25 539.42 1,335.07 593.36 836.10 1,220.51 228.83 -
KAS KELUAR PEMBELIAN TUNAI PEMBELIAN AKTIVA TETAP BIAYA DIBAYAR DIMUKA BIAYA PENJUALAN 15 BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI BIAYA GAJI PEMBAYARAN HUTANG DAGANG PELUNASAN BANK LAIN #REF! PEMBAYARAN BUNGA KMK PEMBAYARAN BUNGA KI #REF! PEMBAYARAN PROPISI 12 13 14
20
TOTAL KAS KELUAR
969.59
982.44
981.88
981.32
980.76
980.19
979.63
979.07
978.51
977.94
977.38
976.82
21 22 22 23 23 24
141.35 -
141.91 -
142.48 -
143.04 -
143.60 -
144.16 -
144.73 -
145.29 -
145.85 -
146.41 -
146.98 -
50.00
50.00
50.00
50.00
50.00
50.00
50.00
50.00
50.00
50.00
50.00
29 30
KELEBIHAN (KEKURANGAN) KAS 154.20 PENARIKAN KREDIT MODAL KERJA (KMK) PENARIKAN KREDIT INVESTASI (KI) TOT. PENARIKAN KREDIT : PER PERIODE : KUMULATIF PEMBAYARAN ANGS. KMK BNI PEMBAYARAN ANGS. KMK BANK LAIN PEMBAYARAN ANGS. KI BNI 50.00 PEMBAYARAN ANGS. KI BANK LAIN TOT. PEMBAYARAN KREDIT : PER PERIODE 50.00 : KUMULATIF 50.00
50.00 100.00
50.00 150.00
50.00 200.00
50.00 250.00
50.00 300.00
50.00 350.00
50.00 400.00
50.00 450.00
50.00 500.00
50.00 550.00
50.00 600.00
31
SALDO AKHIR KAS
1,255.12
1,347.04
1,439.51
1,532.55
1,626.15
1,720.31
1,815.04
1,910.33
2,006.18
2,006.74
2,103.71
32
OUTSTANDING KMK BANK ABC OUTSTANDING KMK BANK LAIN OUTSTANDING KI BANK ABC 1,970.00 OUTSTANDING KI BANK LAIN TOTAL OUTSTANDING KMK & KI
24
33 35
1,163.77 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
600.00 600.00
-
1,920.00
1,870.00
1,820.00
1,770.00
1,720.00
1,670.00
1,620.00
1,570.00
1,520.00
1,470.00
1,420.00
1,370.00
1,370.00
1,920.00
1,870.00
1,820.00
1,770.00
1,720.00
1,670.00
1,620.00
1,570.00
1,520.00
1,470.00
1,420.00
1,370.00
1,370.00
Lanjutan Lampiran 3. NAMA PERUSAHAAN ALAMAT
Rp. Juta : :
PT. XYZ Dusun III Rt.13/05 Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang
BULAN/TRIWULAN/TAHUN
Jan-16
Feb-16
Mar-16
Apr-16
May-16
May-16
Jul-16
Jul-16
Aug-16
Sep-16
Oct-16
Dec-16
TOTAL
15,508.37 9,460.10 1,419.02
1 2 3 4
KETERANGAN : PROYEKSI PENJUALAN PENJUALAN KREDIT 0% RENCANA PEMBELIAN PEMBELIAN KREDIT (15% : JW 1 BULAN)
1,292.36 788.34 118.25
1,292.36 788.34 118.25
1,292.36 788.34 118.25
1,292.36 788.34 118.25
1,292.36 788.34 118.25
1,292.36 788.34 118.25
1,292.36 788.34 118.25
1,292.36 788.34 118.25
1,292.36 788.34 118.25
1,292.36 788.34 118.25
1,292.36 788.34 118.25
1,292.36 788.34 118.25
5
SALDO AWAL KAS
2,103.71
2,231.12
2,343.77
2,457.10
2,571.11
2,685.79
2,801.14
2,917.18
3,033.88
3,151.26
3,151.26
3,269.99
6 7 8 9 10
KAS MASUK PENJUALAN TUNAI PIUTANG YANG TERTAGIH PENJUALAN HARTA TETAP TAMBAHAN MODAL …………………
1,292.36 -
1,292.36 -
1,292.36 -
1,292.36 -
1,292.36 -
1,292.36 -
1,292.36 -
1,292.36 -
1,292.36 -
1,292.36 -
1,292.36 -
1,292.36 -
15,508.37 -
11
TOTAL KAS MASUK
1,292.36
1,292.36
1,292.36
1,292.36
1,292.36
1,292.36
1,292.36
1,292.36
1,292.36
1,292.36
1,292.36
1,292.36
15,508.37
670.09 51.69 127.94 56.86 80.13 102.83
670.09 51.69 127.94 56.86 80.13 118.25
670.09 51.69 127.94 56.86 80.13 118.25
670.09 51.69 127.94 56.86 80.13 118.25
670.09 51.69 127.94 56.86 80.13 118.25
670.09 51.69 127.94 56.86 80.13 118.25
670.09 51.69 127.94 56.86 80.13 118.25
670.09 51.69 127.94 56.86 80.13 118.25
670.09 51.69 127.94 56.86 80.13 118.25
670.09 51.69 127.94 56.86 80.13 118.25
670.09 51.69 127.94 56.86 80.13 118.25
670.09 51.69 127.94 56.86 80.13 118.25
15.41 -
14.74 -
14.06 -
13.39 -
12.71 -
12.04 -
11.36 -
10.69 -
10.01 -
9.34 -
8.66 -
7.99 -
8,041.09 620.33 1,535.33 682.37 961.52 1,403.59 140.40 -
KAS KELUAR PEMBELIAN TUNAI PEMBELIAN AKTIVA TETAP BIAYA DIBAYAR DIMUKA BIAYA PENJUALAN 15 BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI BIAYA GAJI PEMBAYARAN HUTANG DAGANG PELUNASAN BANK LAIN #REF! PEMBAYARAN BUNGA KMK PEMBAYARAN BUNGA KI #REF! PEMBAYARAN PROPISI 12 13 14
20
TOTAL KAS KELUAR
1,104.96
1,119.71
1,119.03
1,118.36
1,117.68
1,117.01
1,116.33
1,115.66
1,114.98
1,114.31
1,113.63
1,112.96
21 22 22 23 23 24
172.66 -
173.33 -
174.01 -
174.68 -
175.36 -
176.03 -
176.71 -
177.38 -
178.06 -
178.73 -
179.41 -
60.00
60.00
60.00
60.00
60.00
60.00
60.00
60.00
60.00
60.00
60.00
29 30
KELEBIHAN (KEKURANGAN) KAS 187.40 PENARIKAN KREDIT MODAL KERJA (KMK) PENARIKAN KREDIT INVESTASI (KI) TOT. PENARIKAN KREDIT : PER PERIODE : KUMULATIF PEMBAYARAN ANGS. KMK BNI PEMBAYARAN ANGS. KMK BANK LAIN PEMBAYARAN ANGS. KI BNI 60.00 PEMBAYARAN ANGS. KI BANK LAIN TOT. PEMBAYARAN KREDIT : PER PERIODE 60.00 : KUMULATIF 60.00
60.00 120.00
60.00 180.00
60.00 240.00
60.00 300.00
60.00 360.00
60.00 420.00
60.00 480.00
60.00 540.00
60.00 600.00
60.00 660.00
60.00 720.00
31
SALDO AKHIR KAS
2,343.77
2,457.10
2,571.11
2,685.79
2,801.14
2,917.18
3,033.88
3,151.26
3,269.32
3,269.99
3,389.40
32
OUTSTANDING KMK BANK ABC OUTSTANDING KMK BANK LAIN OUTSTANDING KI BANK ABC OUTSTANDING KI BANK LAIN TOTAL OUTSTANDING KMK & KI
24
33 35
2,231.12 1,370.00 -
-
-
-
-
-
-
720.00 720.00
-
-
-
-
-
-
-
1,310.00
1,250.00
1,190.00
1,130.00
1,070.00
1,010.00
950.00
890.00
830.00
770.00
710.00
650.00
650.00
1,310.00
1,250.00
1,190.00
1,130.00
1,070.00
1,010.00
950.00
890.00
830.00
770.00
710.00
650.00
650.00
Lanjutan Lampiran 3.
Rp. Juta
NAMA PERUSAHAAN PT. XYZ : ALAMAT : Dusun III Rt.13/05 Desa Kalibuaya, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang BULAN/TRIWULAN/TAHUN
ASS Jan-17
Feb-17
Mar-17
Apr-17
May-17
Jun-17
Jul-17
Aug-17
Sep-17
Oct-17
Nov-17
Dec-17
TOTAL
17,834.62 10,879.12 1,631.87
1 2 3 4
KETERANGAN : PROYEKSI PENJUALAN 1,486.22 PENJUALAN KREDIT 0% RENCANA PEMBELIAN 906.59 PEMBELIAN KREDIT (15% : JW 1 BULAN) 135.99
1,486.22 906.59 135.99
1,486.22 906.59 135.99
1,486.22 906.59 135.99
1,486.22 906.59 135.99
1,486.22 906.59 135.99
1,486.22 906.59 135.99
1,486.22 906.59 135.99
1,486.22 906.59 135.99
1,486.22 906.59 135.99
1,486.22 906.59 135.99
1,486.22 906.59 135.99
5
SALDO AWAL KAS
3,389.40
3,545.32
3,684.30
3,824.06
3,964.62
4,105.95
4,248.08
4,391.00
4,534.70
4,679.19
4,679.19
4,894.69
6 7 8 9 10
KAS MASUK PENJUALAN TUNAI PIUTANG YANG TERTAGIH PENJUALAN HARTA TETAP TAMBAHAN MODAL …………………
1,486.22 -
1,486.22 -
1,486.22 -
1,486.22 -
1,486.22 -
1,486.22 -
1,486.22 -
1,486.22 -
1,486.22 -
1,486.22 -
1,486.22 -
1,486.22 -
17,834.62 -
11
TOTAL KAS MASUK
1,486.22
1,486.22
1,486.22
1,486.22
1,486.22
1,486.22
1,486.22
1,486.22
1,486.22
1,486.22
1,486.22
1,486.22
17,834.62
770.60 59.45 147.14 65.39 92.15 118.25
770.60 59.45 147.14 65.39 92.15 135.99
770.60 59.45 147.14 65.39 92.15 135.99
770.60 59.45 147.14 65.39 92.15 135.99
770.60 59.45 147.14 65.39 92.15 135.99
770.60 59.45 147.14 65.39 92.15 135.99
770.60 59.45 147.14 65.39 92.15 135.99
770.60 59.45 147.14 65.39 92.15 135.99
770.60 59.45 147.14 65.39 92.15 135.99
770.60 59.45 147.14 65.39 92.15 135.99
770.60 59.45 147.14 65.39 92.15 135.99
770.60 59.45 147.14 65.39 92.15 135.99
7.31 -
6.53 -
5.74 -
4.95 -
4.16 -
3.38 -
2.59 -
1.80 -
1.01 -
0.23 -
0.00 -
0.00 -
9,247.25 713.38 1,765.63 784.72 1,105.75 1,614.13 37.69 -
KAS KELUAR PEMBELIAN TUNAI PEMBELIAN AKTIVA TETAP BIAYA DIBAYAR DIMUKA BIAYA PENJUALAN 15 BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI BIAYA GAJI PEMBAYARAN HUTANG DAGANG PELUNASAN BANK LAIN #REF! PEMBAYARAN BUNGA KMK PEMBAYARAN BUNGA KI #REF! PEMBAYARAN PROPISI 12 13 14
20
TOTAL KAS KELUAR
1,260.29
1,277.24
1,276.45
1,275.67
1,274.88
1,274.09
1,273.30
1,272.52
1,271.73
1,270.94
1,270.72
1,270.72
21 22 22 23 23 24
208.98 -
209.76 -
210.55 -
211.34 -
212.13 -
212.91 -
213.70 -
214.49 -
215.28 -
215.50 -
215.50 -
70.00
70.00
70.00
70.00
70.00
70.00
70.00
70.00
20.00
-
-
29 30
KELEBIHAN (KEKURANGAN) KAS 225.93 PENARIKAN KREDIT MODAL KERJA (KMK) PENARIKAN KREDIT INVESTASI (KI) TOT. PENARIKAN KREDIT : PER PERIODE : KUMULATIF PEMBAYARAN ANGS. KMK BNI PEMBAYARAN ANGS. KMK BANK LAIN PEMBAYARAN ANGS. KI BNI 70.00 PEMBAYARAN ANGS. KI BANK LAIN TOT. PEMBAYARAN KREDIT : PER PERIODE 70.00 : KUMULATIF 70.00
70.00 140.00
70.00 210.00
70.00 280.00
70.00 350.00
70.00 420.00
70.00 490.00
70.00 560.00
70.00 630.00
20.00 650.00
650.00
650.00
31
SALDO AKHIR KAS
3,684.30
3,824.06
3,964.62
4,105.95
4,248.08
4,391.00
4,534.70
4,679.19
4,874.46
4,894.69
5,110.19
32
OUTSTANDING KMK BANK ABCOUTSTANDING KMK BANK LAIN OUTSTANDING KI BANK ABC 650.00 OUTSTANDING KI BANK LAIN TOTAL OUTSTANDING KMK & KI
24
33 35
3,545.32
-
-
-
650.00 650.00
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
580.00
510.00
440.00
370.00
300.00
230.00
160.00
90.00
20.00
0.00
0.00
0.00
0.00
580.00
510.00
440.00
370.00
300.00
230.00
160.00
90.00
20.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Lampiran 4. Asumsi Cash Flow an. PT. XYZ
Asumsi-asumsi proyeksi keuangan yag digunakan adalah : a.
Biaya Investasi : - Kredit Bank (79,92%)
Rp.
801,29 juta
- Modal Sendiri (20,08%) Rp. 3.190,00 juta Total Investasi b.
Rp. 3.991,29 juta
Suku bunga pinjaman kredit investasi 13,50% per tahun dengan commitment fee 1% dari maksimum kredit dan dibayarkan pada saat penandatanganan perjanjian kredit.
c.
Pajak Perseroan Besarnya pajak perseroan (Badan) diperhitungkan sebesar 30% dari keuntungan sebelum pajak per Earning Before Tax (EBT).
d.
Pajak Penghasilan Perusahaan Pajak penghasilan PT. XYZ dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku yaitu : - Penghasilan Rp. 0
e.
s/d Rp. 50.000.000
10%
- Penghasilan Rp. 50.000.000 s/d Rp. 100.000.000
15%
- Penghasilan
30%
> Rp. 100.000.000
Depresiasi dan amortisasi : No 1 2 3 4 5
Uraian Tanah Bangunan Mesin dan peralatan Perlengkapan kantor Kendaraan
Umur Ekonomis (tahun)
Penyusutan (%)
20 7 4 5
5% 15% 25% 20%
f.
Saldo awal kas Rp. 543,18 juta (Cf. Neraca Desember 2010).
g.
Penentuan harga jual disesuaikan dengan harga jual rataan yang diterapkan sesuai harga per Desember 2010 yaitu Rp. 15.000,- per unit sapu.
h.
Harga pokok penjualan diperoleh dengan menjumlahkan pembelian bahan baku dengan persediaan awal, kemudian dikurangi dengan persediaan akhir.
Lampiran 5. Total skor pembobotan dan rating IFAS usaha sapu di Karawang a. Total skor pembobotan IFAS Faktor Internal Pemasaran dan pangsa pasar perusahaan cukup besar
A
Mutu Produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan
B
1
Penguasaan teknis cukup baik
C
2
2
Kapasitas terpasang cukup besar
D
2
2
Sarana yang dimiliki lengkap dan milik sendiri
E
2
2
Produktivitas tenaga kerja masih rendah Penetapan harga masih ditentukan rataan pasar
F G
1 2
2 2
Tenaga pemasaran belum optimal
H
2
2
Keterbatasan modal jika akan melakukan pengembangan usaha
I
2
2
Bahan baku mudah rusak karena penyimpanan
J
2 16
Jumlah
A
B 2
C
D
E
F
G
H
I
J
Jumlah
Bobot
2
2
2
2
2
2
2
1
17
0,095
2
2
2
3
2
3
2
1
18
0,101
2
3 2
3 2 3
2 3 2 1
3 2 1 2
2 3 2 2
2 3 1 2
21 21 17 15
0,117 0,117 0,095 0,084
3
3 2
2 2 1
20 18 14 18 179
0,112 0,101 0,078 0,101 1,000
2 2 2
2 1
2
2
2 2 1 2
2 2 1 2
2 2 2 2
2 2 2 2
2 2 2
1 2
2
18
17
16
19
21
18
19
20
15
179 b. Rating IFAS Faktor Internal Kekuatan : Pemasaran dan pangsa pasar perusahaan cukup besar Mutu Produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan Penguasaan teknis cukup baik Kapasitas terpasang cukup besar Sarana yang dimiliki lengkap dan milik sendiri Kelemahan : Produktivitas tenaga kerja masih rendah Penetapan harga masih ditentukan rataan pasar Tenaga pemasaran belum optimal Keterbatasan modal jika akan melakukan pengembangan usaha Bahan baku mudah rusak karena penyimpanan
1
Nilai 2 3
4
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Rating
3 4 3 3 4 1 2 2 1 2
Lampiran 6. Total skor pembobotan dan rating EFAS usaha sapu di Karawang a. Total skor pembobotan EFAS Faktor Eksternal
A
B 3
Konsumen yang potensial
A
Kemajuan teknologi yang semakin berkembang
B
2
Prospek pasar masih terbuka
C
2
1
Peningkatan ekspor
D
1
1
Persaingan dari perusahaan sejenis
E
2
1
Ketersediaan bahan baku Fluktuasi nilai tukar rupiah
F G
2 2
2 2
Kebijakan negara tujuan ekspor
H
2 13
C
D
E
F
G
H
Jumlah
Bobot
3
2
2
3
2
2
17
0,153
3
2
3
2
1
2
15
0,135
2
3 3
2 2 2
3 2 2 2
2 2 2 2
15 13 13 13
0,135 0,117 0,117 0,117
2
14 11 111
0,126 0,099 1,000
2 2 1
2 2
2
1
2 2
2 2
2 2
2 1
1
11
15
14
17
14
13
14
111 b. Rating EFAS Faktor Eksternal Peluang : Konsumen yang potensial Kemajuan teknologi yang semakin berkembang Prospek pasar masih terbuka Peningkatan ekspor Ancaman : Persaingan dari perusahaan sejenis Ketersediaan bahan baku Fluktuasi nilai tukar rupiah Kebijakan negara tujuan ekspor
1
Nilai 2 3
4 √ √ √
√ √ √ √ √
Rating
4 4 4 3 2 1 1 2
Lampiran 7. Nilai faktor internal dan eksternal usaha sapu di Karawang Faktor Internal Kekuatan : Pemasaran dan pangsa pasar perusahaan cukup besar Mutu Produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan Penguasaan teknis cukup baik Kapasitas terpasang cukup besar Sarana yang dimiliki lengkap dan milik sendiri Kelemahan : Produktivitas tenaga kerja masih rendah Penetapan harga masih ditentukan rataan pasar Tenaga pemasaran belum optimal Keterbatasan modal jika akan melakukan pengembangan usaha Bahan baku mudah rusak karena penyimpanan
Faktor Eksternal Peluang : Konsumen potensial Kemajuan teknologi semakin berkembang Prospek pasar masih terbuka Peningkatan ekspor Ancaman : Persaingan dari perusahaan sejenis Ketersediaan bahan baku Fluktuasi nilai tukar rupiah Kebijakan negara tujuan ekspor
Bobot (a) Rating (b)
Nilai (a x b)
0,095 0,101 0,117 0,117
3 4 3 3
0,285 0,402 0,352 0,352
0,095
4
0,380
0,084 0,112 0,101 0,078
3 2 2
0,084 0,223 0,201
3 2
0,078 0,201 2,559
0,101 1,000
Bobot (a) Rating (b)
Nilai (a x b)
0,153 0,135 0,135 0,117
4 4 4 3
0,6013 0,541 0,541 0,351
0,117 0,117 0,126 0,099 1,000
2 1 1 2
0,234 0,117 0,126 0,198 2,721
Lampiran 8. Alternatif strategi pengembangan usaha sapu di Karawang
Faktor Penentu
Bobot
1
2
3
4
5
6
7
8
9
(a) S1
Kekuatan (S) Pemasaran dan pangsa pasar perusahaan cukup besar
0,095
4
0,380
3
0,285
2
0,190
3
0,285
2
0,190
4
0,380
3
0,285
3
0,285
3
0,285
4
3,80
S2
Mutu Produk yang dijual baik dan selalu dipertahankan
0,101
4
0,402
4
0,402
3
0,302
3
0,302
3
0,302
4
0,402
4
0,402
3
0,302
3
0,302
3
0,302
S3
Penguasaan teknis cukup baik
0,117
4
0,469
2
0,235
3
0,352
3
0,352
2
0,235
1
0,117
3
0,352
3
0,352
3
0,352
3
0,352
S4
Kapasitas terpasang cukup besar
0,117
4
0,469
2
0,235
3
0,352
3
0,352
2
0,235
2
0,235
3
0,352
2
0,235
3
0,352
3
0,352
S5
Sarana yang dimiliki lengkap dan milik sendiri
0,095
4
0,380
3
0,285
2
0,190
3
0,285
3
0,285
2
0,190
4
0,380
2
0,190
4
0,380
4
0,380
W1
Kelemahan (W) Produktivitas tenaga kerja masih rendah
0,084
2
0,168
2
0,168
2
0,168
1
0,084
2
0,168
1
0,084
1
0,084
2
0,168
2
0,168
1
0,084
W2
Penetapan harga masih ditentukan rataan pasar
0,112
2
0,223
1
0,112
2
0,223
2
0,223
2
0,223
2
0,223
2
0,223
1
0,112
1
0,112
1
0,112
W3
Tenaga pemasaran belum optimal
0,101
2
0,201
2
0,201
2
0,201
2
0,201
1
0,101
2
0,201
2
0,201
2
0,201
1
0,101
1
0,101
W4
Keterbatasan modal jika akan melakukan pengembangan usaha Bahan baku mudah rusak karena penyimpanan
0,078
2
0,156
2
0,156
1
0,078
1
0,078
1
0,078
1
0,078
1
0,078
2
0,156
2
0,156
1
0,078
0,101
2
0,201
1
0,101
1
0,101
2
0,201
1
0,101
1
0,101
2
0,201
1
0,101
2
0,201
1
0,101
0,153 0,135 0,135 0,117
4 2 3 2
0,613 0,270 0,405 0,234
4 3 4 2
0,613 0,405 0,541 0,234
3 2 3 2
0,459 0,270 0,405 0,234
3 1 3 2
0,459 0,135 0,405 0,234
2 2 2 2
0,306 0,270 0,270 0,234
3 2 3 2
0,459 0,270 0,405 0,234
4 4 4 3
0,613 0,541 0,541 0,351
2 3 2 2
0,306 0,405 0,270 0,234
3 3 2 3
0,459 0,405 0,270 0,351
3 3 2 2
0,459 0,405 0,270 0,234
0,117 0,117 0,126 0,099
2 1 1 1
0,234 0,117 0,126 0,099 5,149 II
2 2 2 1
0,234 0,234 0,252 0,099 4,791 IV
1 2 2 2
0,117 0,234 0,252 0,198 4,328 VII
2 2 1 2
0,234 0,234 0,126 0,198 4,390 VI
2 1 2 2
0,234 0,117 0,252 0,198 3,799 X
1 1 1 2
0,117 0,117 0,126 0,198 3,939 XI
2 1 1 2
0,234 0,117 0,126 0,198 5,279 I
2 2 3 3
0,234 0,234 0,378 0,297 4,461 V
3 2 2 3
0,351 0,234 0,252 0,297 5,029 III
2 1 1 2
0,234 0,117 0,126 0,198 4,285 VIII
W5 O1 O2 O3 O4 T1 T2 T3 T4
Peluang (O) Konsumen potensial Kemajuan teknologi semakin berkembang Prospek pasar masih terbuka Peningkatan ekspor Ancaman (T) Persaingan dari perusahaan sejenis Ketersediaan bahan baku Fluktuasi nilai tukar rupiah Kebijakan negara tujuan ekspor Jumlah Peringkat
TAS1 (a x b)
AS2 (c )
TAS2 (a x c)
AS3 (d)
TAS3 (a x d)
AS4 (e)
TAS4 (a x e)
AS5 (f)
TAS5 (a x f)
AS6 (g)
TAS6 (a x g)
AS7 (h)
TAS7 (a x h)
AS8 (i)
TAS8 (a x i)
AS9 (j)
10 TAS9 AS10 TAS10 (a x j) (k) (a x k)
AS1 (b)