ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PAVING BLOK DI PD TELAGA JAYA BLOK, TANGERANG
ROHAYATI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir berjudul Analisis Efektivitas Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha Paving Blok di PD Telaga Jaya Blok, Tangerang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tugas akhir ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Januari 2014
Rohayati NIM P054114035
RINGKASAN
ROHAYATI. Analisis Efektivitas Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha Paving Blok di PD Telaga Jaya Blok, Tangerang. Dibimbing oleh H. MUSA HUBEIS dan NORA H. PANDJAITAN. Situasi persaingan yang ketat pada industri paving blok, terutama di Kabupaten Tangerang, memaksa PD Telaga Jaya Blok untuk terus memperbaiki mutu produknya sesuai dengan standar mutu yang ditentukan. Kegiatan pengawasan mutu perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya ketidaksesuaian yang terjadi pada proses produksi. Jika dihubungkan dengan penjualan, efektivitas yang semakin meningkat akan memungkinkan perusahaan menghasilkan output tertentu dengan jumlah modal kerja yang relatif sedikit. Penggunaan modal kerja yang efektif akan memungkinkan perusahaan untuk menjalankan kegiatannya secara normal. Semakin tinggi efektivitas penggunaan modal kerja suatu perusahaan, maka akan semakin meningkat profitabilitasnya. Kajian ini bertujuan : (1) Menganalisis kesesuaian mutu paving blok yang dihasilkan PD Telaga Jaya Blok terhadap standar yang berlaku, (2) Menganalisis efektivitas biaya produksi paving blok dan (3) Menyusun strategi pengembangan usaha paving blok PD Telaga Jaya Blok. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung terhadap proses penyediaan bahan baku, proses produksi dan distribusi, serta wawancara dengan pemilik, manajer dan kepala bagian produksi PD Telaga Jaya Blok. Data yang diperoleh berupa data primer dan sekunder. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif kuantitatif dengan metode rasio profitabilitas, matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE), matriks InternalExternal (IE), matriks strengths, weaknesses, opportunities and threats (SWOT) dan matriks Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) untuk memilih alternatif strategi pengembangan usaha yang paling sesuai. Berdasarkan hasil uji di Laboratorium Jasa Marga Kabupaten Tangerang PD Telaga Jaya Blok telah memproduksi paving blok, kanstin dan uskup menurut standar mutu yang ditetapkan di Kabupaten Tangerang dan SNI 030691-1996. Paving blok yang diproduksi PD Telaga Jaya Blok termasuk dalam mutu beton kelas I atau K-350, dan berarti pemakaiannya sesuai untuk jalan. Dari telaah secara deskriptif dan analisis terhadap rasio profitabilitas diperoleh bahwa PD Telaga Jaya Blok memiliki rasio profitabilitas baik. Hal ini diperoleh dari kriteria perolehan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Kondisi PD Telaga Jaya Blok dalam pengembangan usahanya tidak terlepas dari pengaruh internal maupun eksternal perusahaan. Berdasarkan hasil analisis dengan matriks IFE diperoleh skor sebesar 2,489. Hal ini berarti bahwa PD Telaga Jaya Blok mampu menggunakan kekuatan internal untuk mengatasi kelemahannya. Dari analisis dengan metode EFE didapatkan nilai sebesar 2,447, yang berarti bahwa perusahaan memberikan respon yang sedang (rata-rata) terhadap lingkungan eksternal dalam memanfaatkan peluang yang ada dan menghindari ancaman yang ada terhadap perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis SWOT dan matriks QSPM, maka prioritas alternatif strategi dapat diurutkan, sebagai berikut : (1) mempertahankan harga jual produk dipasaran, (2) meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk paving blok, (3) mempertahankan dan memperluas jaringan pemasaran, (4) melakukan promosi dengan efektif dan efisien, (5) meningkatkan kinerja pegawai, (6) menjalin hubungan dengan pemasok melalui pola subkontrak, (7) mengembangkan jejaring dengan perusahaan sejenis, baik yang berskala sama atau lebih besar, (8) mempertahankan dan meningkatkan mutu produk, (9) melakukan efisiensi untuk menekan biaya produksi dan (10) melakukan alternatif produk. Implikasi manajerial yang dapat digunakan oleh manajemen dalam menetapkan strategi pengembangan paving blok adalah : (1) mempertahankan harga jual produk, (2) meningkatkan kinerja SDM, (3) melakuka kerjasama dengan pemasok dengan pola subkontrak, serta (4) mempertahankan dan meningkatkan mutu produk. Kata kunci :
strategi pengembangan bisnis, efektivitas pembiayaan, analisis profitabilitas, QSPM, SWOT
SUMMARY ROHAYATI. Analysis of Effective Budgeting and Paving Block Business Improvement Strategies in PD Telaga Jaya Blok, Tangerang. Supervised by H. MUSA HUBEIS and NORA H. PANDJAITAN.
The intense competition situation in paving block industry, especially in Tangerang district has forced PD Telaga Jaya Paving Block company to keep continue improving its product quality in accordance with quality standard. Quality control supervision activities need to be done in order to produce good products. The increasing effectiveness will enable the company to work with less working capital. The objectives of this study were (1) to analyze the quality of paving block in accordance with quality standard, (2) to analyze the effective cost of paving block production (3) to analyze business development strategies of PD Telaga Jaya Block. The data collecting was done by direct observation on supply process and production process, and interviewing the owner, the manager, and the head of production department of PD Telaga Jaya Block. The data were analyzed by descriptive method, profitability ratio method, Internal Factor Evaluation (IFE) and External Factor Evaluation (EFE) matrix, Internal External (IE) SWOT matrix and QSPM in order to get the most suitable alternative strategy for the business development. Test result at Jasa Marga Laboratory Tangerang District showed that the quality of paving block, kanstin, and bishop produced by PD Telaga Jaya Block conform to prevailing quality standard at Tangerang District and SNI (Indonesian National Standard) 03-0691-1996. Paving block produced by PD Telaga jaya Block was classified into first class concrete quality or K-350, suitable for street construction. Based on IFE and EFE matrix analysis, PD Telaga Jaya Block had IFE score for 2,489 and EFE score of 2,447, which meaned that the company was able to use its internal strength to overcome its weaknesses and to give moderate response to external environment in exploiting the existing opportunities and avoid any threats to the company. Based on SWOT and QSPM matrix analysis the priority of alternative strategies were : (1)to maintain the selling price, (2) to increase the customer’s satisfaction on PD Telaga Jaya Block products, (3) to maintain and expand the marketing network, (4) to do an effective and efficient promotion, (5) to improve the employees’ performance, (6) to develop a subcontract pattern with the supplier, (7) to create the networking with others paving block producers (same scale and bigger scale ), (8) to maintain and improve the product quality, (9) to increase the efficiency of production cost and (10)to diversify company products Business development strategies of paving block that could be used were : (1) to keep selling price, (2) to improve the employees’ performance, (3) to get an agreement of subcontract model with the supplier, and (4) to maintain and improve the product quality. Keyword : Bussiness development strategy, effective budgeting, analysis, QSPM, SWOT
profitability
© HAK CIPTA MILIK IPB, TAHUN 2014 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBIAYAAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PAVING BLOK DI PD TELAGA JAYA BLOK, TANGERANG
ROHAYATI
Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Industri Kecil Menengah
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tugas Akhir: Dr. Eko Ruddy Cahyadi, S.Hut, MM
Judul Tugas Akhir : Analisis Efektivitas Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha Paving Blok di PD. Telaga Jaya Blok, Tangerang Nama Mahasiswa : Rohayati Nomor Pokok
: P054114035
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof.Dr.Ir.H. Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing, DEA Ketua
Dr. Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA Anggota
Diketahui
Ketua Progran Studi Industri Kecil Menengah
Prof. Dr.Ir.H. Musa Hubeis,MS,Dipl.Ing,DEA
Tanggal Ujian : 24 Januari 2014
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr.Ir. Dahrul Syah, MSc. Agr.
Tanggal lulus :
PRAKATA Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga
tugas akhir ini berhasil diselesaikan. Laporan ini
merupakan salah satu tugas penyelesaian
pada Program Studi Industri Kecil
Menengah (PS MPI), Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Judul tugas akhir
ini adalah Analisis Efektivitas Pembiayaan dan
Strategi Pengembangan Usaha Paving Blok di PD Telaga Jaya Blok, Tangerang. Penyusunan dan penelitian dimulai dari bulan April sampai Oktober 2013. Penulisan ini kiranya tidak dapat selesai tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu disampaikan ucapan terima kasih setulusnya kepada : 1. Prof.Dr.Ir. H. Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan selama kegiatan kajian dan penulisan Tugas Akhir. 2. Dr.Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA selaku anggota Komisi Pembimbing yang juga telah memberikan dorongan, bimbingan dan pengarahan selama kegiatan kajian dan penulisan Tugas Akhir. 3. Dr. Eko Rudi Cahyadi, S.Hut, MM selaku penguji luar komisi. 4. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi pada Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 5. Bapak H. Madsari selaku pemilik PD Telaga Jaya Blok dan Ibu Eel selaku manajemen PD Telaga Jaya Blok yang telah membantu memberikan data-data yang diperlukan dalam penulisan dan penyelesaian Tugas Akhir. 6. Suami dan anak-anakku tercinta atas pengertian, dorongan semangat, cinta kasih dan doa serta kepada semua pihak yang telah membantu selesainya Tugas Akhir ini. Semoga laporan ini berguna dan bermanfaat. Bogor, Januari 2014
Penulis
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
xiii xiii xiii
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Permasalahan C. Tujuan D. Manfaat
1 2 2 3
2. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembiayaan B. Strategi Pengembangan Usaha C. Usaha Paving Blok
3 4 7
3. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Kajian B. Metode Kerja C. Aspek Kajian
9 9 14
4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Perusahaan B. Analisis Mutu Paving Blok C. Analisis Efektivitas Pembiayaan D. Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal E. Prioritas Strategi F. Implikasi Manajerial
16 17 20 23 32 33
5.
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran
35 35
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
36 37 76
xii
DAFTAR TABEL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Standar mutu paving blok Penilaian bobot faktor strategik perusahaan Matriks SWOT Matriks QSPM Analisis daya tekan paving blok PD Telaga Jaya Blok Rekapitulasi laporan rugi laba Rekapitulasi neraca PD Telaga Jaya Blok Rekapitulasi rasio profitabilitas PD Telaga Jaya Blok Titik impas (BEP) PD Telaga Jaya Blok, Tangerang tahun 2012 Faktor strategik internal PD Telaga Jaya Blok tahun 2013 Faktor strategik eksternal PD Telaga Jaya Blok tahun 2013 Perumusan strategik PD Telaga Jaya Blok dengan matriks SWOT Indikator, kebutuhan dan tindakan
7 11 13 14 20 20 21 22 29 25 26 30 34
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6
Diagram Alir Kegiatan Matriks IE Model GE Produk paving blok PD Telaga Jaya Blok Mesin press paving blok Mesin getar Matriks IE industri paving blok PD Telaga jaya Blok
9 12 17 18 25 27
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kusioner Pembobotan terhadap faktor internal Pembobotan terhadap faktor eksternal Nilai AS (Atractiveness Score) dari ketiga pakar Matriks QSPM PD Telaga Jaya Blok Neraca keuangan PD Telaga Jaya Blok tahun 2011 Laporan rugi laba PD Telaga Jaya Blok tahun 2011 Neraca keuangan PD Telaga Jaya Blok tahun 2012 Laporan rugi laba PD Telaga Jaya Blok tahun 2012
xiii
39 55 57 59 61 62 63 64 65
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 22 Juli 1969, sebagai anak pertama dari lima bersaudara dari pasangan Bapak H. Syahroni dan Ibu Hj. Maswani. Pendidikan Sarjana ditempuh di Fakultas Pertanian, Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Mercu Buana Jakarta, dan lulus pada tahun 1996. Tahun 2012 penulis diterima di Program Studi Industri Kecil Menengah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Penulis bekerja di Yayasan Islamic Village Tangerang sejak tahun 2004 dan saat ini menjabat sebagai Kepala SMA Citra Islami. Penulis menikah pada tahun 1996 dengan Munadi, SE dan dikaruniai dua putra bernama Achmad Faiq Hafiz (16 tahun) dan Muhammad Rafiq Hazel (14).
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya pembangunan industri memberikan sumbangan positif bagi peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dan bangsa Indonesia. Pembangunan industri bukan hanya untuk membangun pabrik atau peningkatan kapasitas industri, tetapi mampu mempercepat pertumbuhan lapangan kerja, meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta menumbuhkan inisiatif masyarakat dalam pembangunan industri (Hubeis, 2007). Salah satu dari kegiatan industri adalah usaha pembuatan paving blok yang merupakan produk bahan bangunan dari semen yang digunakan sebagai salah satu alternatif penutup atau pengerasan tanah. Paving blok disebut juga bata beton (concrete block) atau cone block. Paving blok adalah komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen, pasir, abu batu(agregrat halus) dan air dengan atau tanpa tambahan bahan lainnya. Berbagai bentuk dan ukuran paving blok yang terdapat di tempat-tempat penjualan, biasanya tergantung dari pabrik yang mencetaknya. Pembangunan yang terus tumbuh di beberapa daerah, terutama pembangunan jalan-jalan desa menyebabkan penggunaan paving blok meningkat, seperti untuk pembangunan jalan desa, halaman sekolah dan area umum lainnya. Program pembangunan di perkotaan yang mengacu pada sistem wilayah pembangunan metropolitan yang kompak, nyaman, efisien dalam pengelolaan, dan ramah lingkungan sangat membutuhkan ruang hijau. Untuk itu penggunaan paving blok merupakan salah satu alternatif sebagai pengganti aspal atau beton penuh, dengan tujuan agar air hujan masih dapat menyerap ke dalam tanah. Kemudahan dalam pemasangan dan perawatan yang murah menjadikan paving blok semakin banyak digunakan. Banyaknya kebutuhan pengguna paving blok untuk berbagai konstruksi tidak diimbangi dengan ketersediaan mutu paving yang memadai dari sisi kekuatan, umur pakai dan durability paving itu sendiri (Rommel, 2008). Konstruksi paving blok untuk permukaan jalan banyak yang mengalami retak-retak dan patah serta adanya gerusan air yang melewati permukaan menyebabkan konstruksi paving blok mengalami kerusakan. Untuk itu, diperlukan paving blok yang memenuhi standar yang ditetapkan oleh Dinas Pekerjaan Umum di Kabupaten Tangerang, yaitu K 250, K300 dan K 350. Situasi persaingan yang ketat pada industri paving blok, terutama di Kabupaten Tangerang, menyebabkan PD Telaga Jaya Blok terus berusaha memperbaiki mutu produknya dengan sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan. Kegiatan pengawasan mutu perlu dilakukan untuk mengetahui ketidaksesuaian yang terjadi, seperti banyaknya jumlah produk yang rusak, atau cacat dari setiap proses produksi yang dilakukan. Hal tersebut erat kaitannya dengan biaya pengawasan mutu yang efisien, karena rusaknya produk berarti memperbesar biaya yang ditanggung. Produk yang rusak tersebut tidak dapat dijual atau dijual dengan harga yang lebih murah karena mutunya yang rendah. Hal ini berdampak pada turunnya laba perusahaan.
2
Efektivitas penggunaan modal kerja secara langsung menunjukkan kemampuan modal kerja berputar dalam satu periode siklus kas perusahaan. Jika dihubungkan dengan penjualan, efektivitas yang semakin meningkat akan memungkinkan perusahaan menghasilkan output tertentu dengan jumlah modal kerja yang relatif sedikit. Penggunaan modal kerja yang efektif memungkinkan perusahaan untuk menjalankan kegiatannya secara normal. Semakin tinggi efektivitas penggunaan modal kerja suatu perusahaan, maka akan semakin meningkat profitabilitas perusahaan. B.
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan, maka perumusan permasalahannya adalah : 1. Apakah produk yang dihasilkan PD Telaga Jaya Blok telah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan ? 2. Bagaimana efektivitas biaya produksi paving blok di PD Telaga Jaya Blok ? 3. Bagaimana bentuk strategi pengembangan usaha paving blok yang sesuai bagi PD Telaga Jaya Blok ?
C.
Tujuan Tujuan kajian ini adalah: 1. Mengkaji kesesuaian mutu paving blok yang dihasilkan PD Telaga Jaya Blok terhadap standar yang berlaku. 2. Mengkaji efektivitas biaya produksi paving blok pada PD Telaga Jaya Blok. 3. Menyusun strategi pengembangan usaha paving blok PD Telaga Jaya Blok.
D.
Manfaat 1. Hasil kajian diharapkan dapat memberikan informasi bagi pemerintah daerah, terutama dalam pengawasan proyek-proyek yang menggunakan paving blok sehingga sesuai dengan standar mutu paving blok yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah. 2. Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak perbankan dalam penentuan kebijakan pemberian kredit modal bagi pengusaha paving blok. 3. Sebagai bahan acuan bagi pengusaha IKM yang berniat membuka usaha paving blok.
3
2. TINJAUAN PUSTAKA A.
Efektivitas Pembiayaan Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat (1986) dalam Danfar (2009) yang menjelaskan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya. Menurut Schemerhon (1986:35) dalam Danfar (2009) efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya dengan output realisasi atau sesungguhnya. Jika output anggaran lebih besar daripada output sesungguhnya maka dapat dikatakan kondisi tersebut efektif. Adapun pengertian efektivitas menurut Saksono (1984) adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target yang sudah ditentukan telah dicapai oleh manajemen (Danfar, 2009). Salah satu unsur terpenting dalam mengelola perusahaan adalah unsur biaya. Biaya adalah semua pengeluaran yang dapat diukur dengan uang, baik yang telah, sedang dan akan dikeluarkan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Menurut Samryn (2012) informasi biaya sangat penting dalam penetapan harga, efisiensi penggunaan sumber daya, dan bahkan evaluasi tentang lini produk yang paling menguntungkan. Jumlah biaya juga diperlukan untuk memantau dukungan berbagai fungsi dalam bisnis termasuk operasional, personalia, dan pemasaran. Pengertian pembiayaan menurut Muhammad (2002) adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun oleh orang lain. Standar dapat didefinisikan sebagai suatu patokan, atau norma yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja. Standar tersebut dapat berupa standar kuantitas atau standar biaya. Standar kuantitas menunjukkan jumlah suatu unsur biaya seperti jam tenaga kerja atau bahan baku yang akan digunakan dalam pembuatan satu unit produk, atau penyediaan jasa (Samryn, 2012). Menurut Samryn (2012), standar biaya menunjukkan jumlah biaya terhadap penggunaan waktu atau bahan yang akan terjadi. Standar-standar tersebut dapat digunakan oleh manajemen untuk mengendalikan biaya melalui proses eliminasi pemborosan dan inefisiensi. Dengan proses tersebut manajemen dapat menjaga agar biaya menjadi sekecil mungkin tanpa mengorbankan mutu bahkan sebaliknya pengendalian yang baik dapat meningkatkan mutu. Dalam menetapkan suatu standar faktor pertama yang perlu dipertimbangkan adalah kapasitas faktor-faktor yang digunakan dalam
4
proses produksi. Penyusunan standar dibedakan atas standar ideal dan standar praktis (Samryn, 2012). Standar ideal adalah standar yang mungkin terjadi dalam keadaan tidak ada kerusakan mesin, atau kendala lain dalam pekerjaan yang membutuhkan efisiensi tinggi sepanjang waktu. Dalam penggunaan standar ideal diasumsikan bahwa semua faktor produksi akan bekerja pada kapasitas penuh. Standar praktis adalah standar yang ditetapkan dengan asumsi bahwa mesin bekerja normal dengan interupsi, atau penghentian sementara dalam pelaksanaan pekerjaan. Standar ini dapat dicapai melalui usaha yang efisien dan rasional oleh pekerja dalam suatu penugasan yang ketat dan terukur. Dalam penggunaan standar praktis diasumsikan bahwa semua faktor produksi akan bekerja pada kapasitas normal. Faktor lain adalah kondisi ekonomi makro yang memengaruhi harga bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya-biaya lain, termasuk pengalaman masa lalu. Hasil proyeksi tersebut disusun dalam sebuah kartu biaya standar. Efektivitas pembiayaan dapat disimpulkan sebagai ukuran yang menyatakan seberapa efektif biaya yang dikeluarkan dalam suatu proses produksi sesuai dengan target yang telah ditentukan. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang efektivitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektivitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Return on Investment (ROI) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva. Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan dan juga menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva (Harahap dan Sofyan, 2008:63). Return on Equity (ROE) merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas yang dapat memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik usaha (Sawir, 2009:20) B.
Strategi Pengembangan Usaha Menurut Hubeis dan Najib (2008), pada tahap perumusan strategi, perusahaan dapat menggunakan proses manajemen strategik, yaitu: a. Melakukan analisis lingkungan internal Membangun strategi bersaing yang berhasil dan mengharuskan perusahaan memperbesar kekuatan untuk mengatasi kelemahannya. Kekuatan merupakan kondisi internal positif yang memberikan keuntungan relatif dari pesaing kepada perusahaan. Contoh, kekuatan yang harus dimiliki perusahaan adalah mutu bahan yang lebih tinggi, keuangan yang baik, citra yang kuat, hak paten, pemilikan eksklusif, jalur distribusi yang ekstensif, manajer yang cakap dan berbakat, dan sebagainya. Kelemahan adalah faktor-faktor internal negatif yang dapat
5
b.
c.
d.
e.
f.
menghambat atau menghalangi perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan. Melakukan analisis lingkungan eksternal Setelah perusahaan mengidentifikasi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang ada di perusahaan tersebut, lalu perusahaan harus beralih ke lingkungan eksternal. Tujuannya untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang mungkin membawa dampak nyata terhadap perusahaan, lingkungan kerja, dan lingkungan sosial. Interaksi antara kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman menjadi penyusun dalam penggunaan analisis strengths, weaknesses, opportunities dan threats (SWOT) sebagai bagian dari rencana strategik. Mengembangkan visi dan misi yang jelas Visi adalah mimpi, atau harapan yang ingin diwujudkan perusahaan di masa depan. Visi memberikan gambaran jelas mengenai kemana arah organisasi melangkah. Tanpa visi perusahaan tidak memiliki pegangan ataupun panduan mengenai jalan masa depan organisasi yang ingin diciptakan. Hal ini berdampak pada munculnya kegiatan organisasi yang tidak berfokus pada tujuan. Oleh karena itu, perusahaan perlu merumuskan visi yang mudah dipahami, dapat memberikan spirit dan berdimensi jangka panjang. Menyusun sasaran dan tujuan perusahaan Sasaran adalah atribut-atribut jangka panjang dan luas yang berusaha dicapai perusahaan dalam arti umum. Tujuan adalah targettarget kinerja (apa dan kapan diselesaikan, serta hal yang diukur) yang lebih spesifik yang menunjukkan hal-hal seperti tingkat keuntungan, produktivitas, pertumbuhan, dan aspek-aspek kunci lain dari perusahaan. Merumuskan pilihan-pilihan strategik dan memilih strategi yang tepat Strategik adalah cara penyusunan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pengelola perusahaan untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan. Sampai pada perumusan strategik ini, pengelola perusahaan harus memiliki gambaran jelas tentang tindakan terbaik (implementasi berupa strategi dan kebijakan) yang harus dilakukan dan keunggulan bersaing yang diharapkan . Pengelola perusahaan harus memahami kelemahan dan keterbatasan perusahaan dan pesaingnya. Langkah selanjutnya adalah menilai pilihan-pilihan strategi dan selanjutnya mempersiapkan program yang dirancang untuk mencapai misi, sasaran, dan tujuan perusahaan yang didukung oleh anggaran dan prosedur. Menentukan pengendalian Perencanaan yang baik membutuhkan proses pengendalian dalam pelaksanaannya. Pengendalian meliputi proses evaluasi dan pemberian umpan balik terhadap proses manajerial yang tengah berlangsung sehingga rencana dapat direalisasi dengan baik.
6
Menurut Porter (2007) dalam menghadapi persaingan terdapat 3 pendekatan strategik generik yang secara potensial akan berhasil untuk mengungguli perusahaan lain dalam suatu industri, yaitu: 1. Keunggulan biaya menyeluruh Strategik ini bertujuan untuk mencapai keunggulan biaya menyeluruh dalam industri melalui seperangkat kebijakan fungsional yang ditujukan pada sasaran utama ini. Keunggulan biaya memerlukan konstruksi agresif dari fasilitas skala dan efisien, usaha yang terus menerus dalam mencapai penurunan biaya, karena pengalaman, pengendalian biaya dan overhead yang ketat, penghindaran pelanggan marginal serta meminimalkan biaya-biaya umum dan administrasi. Perhatian besar manajerial yang besar terhadap pengendalian biaya sangat diperlukan untuk mencapai tujuan ini. Memiliki posisi biaya rendah membuat perusahaan memperoleh hasil laba di atas rataan dalam industrinya, meskipun ada kekuatan pesaing yang besar. Posisi biaya memberikan kepada perusahaan ketahanan terhadap rivalitas dari para pesaing, karena biayanya yang lebih rendah memungkinkan untuk dapat menghasilkan laba setelah para pesaingnya mengorbankan labanya demi persaingan. Posisi biaya rendah juga melindungi perusahaan dari pembeli yang kuat, karena pembeli hanya dapat menggunakan kekuatannya untuk menekan harga sampai tingkat harga dari para pesaing paling efisien berikutnya. 2. Diferensiasi Strategik diferensiasi adalah strategik mendiferensiasikan produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan, yaitu menciptakan sesuatu yang baru yang dirasakan oleh industri secara menyeluruh sebagai hal unik. Pendekatan untuk melakukan diferensiasi dapat bermacam-macam bentuknya, antara lain rancangan atau merk, teknologi, karakter khusus, pelanggan-pelanggan, jaringan penyalur, atau bidang-bidang lain. Diferensiasi memberikan penyekat pada persaingan akibat adanya loyalitas merk dari pelanggan dan mengakibatkan berkurangnya kepekaan terhadap harga. Diferensiasi juga meningkatkan margin laba yang menghindarkan kebutuhan akan posisi biaya rendah. Diferensiasi menghasilkan margin yang lebih tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kekuatan pemasok dan pembeli. 3. Fokus Strategik ini memfokuskan diri pada kelompok pembeli, segmen lini produk, atau pasar wilayah geografis tertentu. Strategik fokus dikembangkan untuk melayani target tertentu secara baik, dan semua kebijakan fungsional dikembangkan atas pemikiran ini. Dengan penerapan strategi ini, perusahaan akan mampu melayani target strategik yang sempit secara lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan pesaingnya. Strategik ini mengkombinasikan antara posisi biaya rendah dan keunikan yang dirasakan oleh pelanggan. Menurut Johan (2011) guna mencapai keberhasilan dalam suatu usaha, maka perlu menciptakan keuntungan kompetitif dibandingkan dengan produk atau jasa yang telah ada saat ini. Keunggulan kompetitif bisa didapatkan melalui :
7
1. Menghasilkan produk efisien Produk yang memiliki mutu sama tetapi diproduksi dengan biaya lebih murah, dapat dijual dengan harga lebih murah dan pasti akan menarik konsumen yang membelinya. 2. Menghasilkan produk bermutu tinggi Produk bermutu tinggi, diproduksi tanpa perlu tambahan biaya, ataupun dengan biaya yang sama, maka berarti dapat dijual dengan harga jual yang sama, tetapi dengan mutu yang lebih baik. 3. Menghasilkan produk inovatif dan kreatif Menghasilkan produk yang belum ada di pasaran, sehingga bisa memenuhi harapan konsumen yang selama ini belum terpenuhi. C.
Usaha Paving Blok Paving blok terbuat dari campuran semen, pasir, abu batu dan air yang dapat merekat dalam campuran beton. Paving blok mulai dikenal di Indonesia pada tahun 1976, sebagai bahan penutup dan pengerasan permukaan tanah. Penggunaannya sangat luas untuk berbagai keperluan, dari yang sederhana sampai memerlukan spesifikasi khusus. Paving blok mempunyai beberapa keunggulan, yaitu : 1. Pemasangan mudah 2. Pemeliharaan mudah. 3. Bila ada kerusakan, mudah diperbaiki tanpa membongkar area sekitar. 4. Tahan beban statis, dinamik dan kejut tinggi. 5. Cukup fleksibel untuk mengatasi perbedaan tinggi jalan/permukaan jalan. 6. Mempunyai durabilitas yang baik. 7. Serapan air yang baik akan menjamin ketersediaan air tanah.. Paving blok adalah komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen, pasir, abu batu dan air dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu dari beton tersebut (DPU, 1990. SNI T-04-1990). Ada berbagai macam bentuk dan ukuran paving yang tersedia di pasaran. Standar mutu paving blok yang berlaku dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Standar mutu paving blok Kuat Tekan kg/cm2 rataan minimum I 400 340 II 300 225 III 200 170 Sumber: DPU, 1990. Mutu
Kekuatan Aus mm/menit rataan maksimun 0,090 0,103 0,130 0,149 0,160 0,184
Penyerapan air (%) 3 5 7
Pemakaian paving blok sebagai material penutup permukaan halaman maupun jalan selama 20 tahun terakhir semakin meningkat. Teknik produksi massal semakin baik, sehingga paving blok semakin mudah didapatkan dan harganya semakin terjangkau oleh konsumen. Paving blok dapat digunakan di mana saja dengan persyaratan tanah dasarnya sudah dikuatkan dan bentuk permukaan tanahnya cukup rata. Ketika paving sudah selesai dipasangkan maka halaman dan jalan akan
8
terlihat lebih rapi dan mempunyai daya tahan yang cukup kuat. Paving blok dapat dibentuk untuk menghasilkan efek menarik, baik sebagai jalur, atau teras, atau dicampur dengan jenis paving lain untuk menciptakan sebuah fitur unik. Paving blok adalah alternatif untuk pengganti aspal yang lebih tradisional, atau jenis jalan yang menggunakan makadam. Saat ini paving blok bahkan digunakan di daerah-daerah yang menerima beban berat, seperti pelataran parkir, dermaga dan jalan umum. Menurut Rommel dan Ninik (2003) ada dua tipe dasar dari paving blok yaitu paving blok press dan paving blok cetak manual. Paving blok tersedia dalam berbagai ketebalan, bervariasi dari 4-10 cm. Saat ini sudah diproduksi juga dengan ketebalan 12 cm sehingga dapat menahan beban yang sangat berat. Biasanya jenis ini diproduksi hanya berdasarkan pesanan. Dari segi ketebalannya pemakaian paving blok dapat dibedakan atas : 1. Untuk penggunaan biasa, yaitu sebagai penutup halaman, tebal paving blok 4-6 cm. Paving blok dengan ketebalan 4 cm sudah jarang diproduksi, karena sangat mudah rusak. 2. Untuk penggunaan pada jalan yang dilalui beban berat- ringan, tebal paving blok 8 cm. 3. Untuk pelataran yang sering menerima beban berat, misalnya parkiran, pelabuhan dan bandara digunakan tebal 10 cm. Saat ini paving blok diproduksi dalam berbagai bentuk model. Umumnya paving blok persegi panjang yang diproduksi ukuran 10 x 20 cm dengan berbagai ketebalan. Untuk 1 m2 dibutuhkan 50 buah paving blok. Karena ukuran yang standar, paving blok dari produsen yang berbeda dapat dipertukarkan, tergantung pada toleransi dan posisi bentuk kesikuan dari permukaan. Paving blok persegi panjang cenderung memiliki permukaan yang seragam dan rapi. Bila terdapat permukaan yang cacat, karena pemasangan paving blok yang mudah, maka penggantian paving dapat dengan cepat dilaksanakan.
9
3. METODE KAJIAN
A. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian dilakukan di Perusahaan Dagang (PD) Telaga Jaya Blok yang berlokasi di Jln. Raya Kademangan, Desa Kademangan, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan, Banten. Pengumpulan data dan analisis dilakukan dari bulan April sampai Oktober 2013.
B. Metode Kerja 1.
Pengumpulan Data PD Telaga Jaya Blok
Produk paving blok
Analisis mutu (Uji kuat tekan)
Analisis efektivitas (ROI dan ROE)
Efektivitas Pembiayaan dan Strategi Pengembangan Usaha
Gambar 1. Diagram alir kegiatan
Analisis strategi (SWOT dan QSPM)
10
Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif Pengumpulan data dilakukan dengan cara, (1) studi kepustakaan (eksplorasi); (2) Pengamatan langsung dengan cara mempelajari berbagai dokumen, proses produksi, keuangan dan pemasaran; (3) Membuat daftar pertanyaan (kuesioner) dan wawancara dengan manajemen perusahaan yang terdiri dari pemilik perusahaan, manajer dan bagian produksi PD Telaga Jaya Blok (Lampiran 1). Diagram alir kegiatan dapat dilihat pada Gambar 1. 2. Pengolahan dan Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam kajian ini meliputi tahap tansfer data, editing data, pengolahan dan interpretasi data secara deskriptif. Analisis dilakukan terhadap aspek manajemen dan umum (sejarah perusahaan, organisasi, dan manajemen), aspek teknis dan produksi (lokasi perusahaan, proses produksi, analisis mutu produk, fasilitas usaha dan pemasok), aspek pemasaran (pemasaran, prospek usaha, persaingan dan strategi pemasaran) dan aspek sosial (dampak sosial dan lingkungan dari usaha paving blok). Untuk analisis mutu paving blok digunakan analisis uji kuat tekan paving blok yang dilakukan di laboratorium Bina Marga Kabupaten Tangerang. Untuk mengendalikan biaya-biaya operasi digunakan analisis Return On Investment (ROI), yang merupakan salah satu ukuran kemampuan sebuah perusahaan untuk memperoleh laba dari aktiva investasi yang dilakukannya (Samryn, 2012). ROI dihitung dengan persamaan : ROI
Laba usaha Penjualan x Penjualan Aktiva operasi rataan
Apabila investasi menggunakan dana yang berasal dari pemilik perusahaan saja, maka digunakan analisis Return On Common Stockholders’equity atau Return On Equity (ROE) (Prastowo, 2011). ROE dihitung dengan persamaan : Laba bersih setelah pajak ROE = Total ekuitas Metode yang digunakan untuk mendapatkan strategi pemasaran menurut Rangkuti (2008) adalah analisis SWOT. Matriks SWOT adalah metode untuk mencocokkan faktor-faktor penting yang akan membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi. Faktor-faktor tersebut adalah faktor SO (kekuatan-peluang atau strengths-opportunities) yaitu strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan berbagai peluang yang ada; faktor WO (kelemahan-peluang atau weaknessesopportunities) adalah strategi yang digunakan perusahaan seoptimal mungkin untuk meminimalisir kelemahan yang ada untuk memanfaatkan berbagai peluang; faktor ST (kekuatan-ancaman atau strengths-threats)
11
adalah strategi yang digunakan perusahaan dengan memanfaatkan atau mengoptimalkan kekuatan untuk mengurangi berbagai ancaman yang mungkin melingkupi perusahaan; dan faktor WT (kelemahan-ancaman atau weaknesses-threats) adalah strategi untuk mengurangi kelemahan guna meminimalisir ancaman yang ada. Analisis faktor internal dan eksternal dilakukan dengan menggunakan matriks internal strategic factor analysis summary (IFAS), external strategic factor analysis summary (EFAS) dan matriks profil kompetitif. Menurut Rangkuti (2008) tahapan kerja pada matriks IFAS dan EFAS adalah : 1. Menentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan, serta yang menjadi peluang dan ancaman perusahaan 2. Masing-masing faktor diberi bobot berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (Tabel 2). Penentuan bobot dilakukan dengan memberikan bobot numerik dan membandingkan antara satu peubah dengan peubah lainnya. Untuk menentukan bobot setiap peubah digunakan skala 1, 2 dan 3. Skala yang digunakan adalah : 1 = jika indikator horisontal kurang penting daripada indikator vertikal. 2 = jika indikator horisontal sama penting dengan indikator horiontal. 3 = jika indikator horisontal lebih penting daripada indikator vertikal. Tabel 2. Penilaian bobot faktor strategik perusahaan Faktor Strategik Internal/eksternal A
A
B
C
...........
Bobot
B C ...... Total Sumber : Rangkuti, 2008. 3. Masing-masing faktor kemudian diberi rating dengan skala 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan kondisi perusahaan bersangkutan. Peubah yang bersifat positif (peubah yang termasuk kategori kekuatan dan peluang) diberi nilai mulai dari 1 – 4 (sangat baik), sedangkan peubah yang bersifat negatif diberi nilai mulai dari 1 (jika nilai ancaman/kelemahannya sangat besar) sampai dengan 2 (jika nilai ancaman/kelemahannya sedikit).
12
4. Masing-masing bobot dikalikan dengan rating, sehingga diperoleh nilai untuk masing-masing faktor. 5. Nilai masing-masing faktor dijumlahkan untuk memperoleh nilai faktor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan Nilai yang telah diperoleh dianalisis dengan matriks internal-external (IE) model General Elektric (GE-Model) yang ditunjukkan pada Gambar 3. Hasil pada matriks IE dapat digunakan untuk menentukan posisi perusahaan sehingga dapat diketahui arah strategi yang akan diharapkan. Total skor strategi internal menunjukkan kekuatan bisnis perusahaan dan total strategi eksternal menunjukkan kemenarikan industri. TOTAL SKOR FAKTOR STRATEGIS INTERNAL KUAT 4,0
RATAAN 3,0
1
LEMAH 2,0
2
1,0 3
PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN PENCIUTAN Konsentrasi melalui Konsentrasi melalui Turn around integrasi vertikal integrasi horisontal 3,0 5 PERTUMBUHAN Konsentrasi melalui integrasi vertikal 4 STABILITAS Hati-hati 2,0 7 PERTUMBUHAN Diversifikasi Konsentrik
6 STABILITAS PENCIUTAN Tidak ada perubahan Captive Company strategi, profit atau divestment 8 PERTUMBUHAN Deversifikasi konglomerasi
9 PENGURANGAN Bangkrut/likuidasi
1,0 Gambar 2. Matriks IE model GE (Rangkuti, 2008) Hasil analisis dengan menggunakan IFAS dan EFAS disusun untuk menggambarkan faktor strategik perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya (Rangkuti, 2008). Matriks SWOT dapat menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategik (Tabel 3) dan selanjutnya dilakukan analisis bauran pemasaran terdiri dari kajian mengenai produk (product), tempat (place), harga (price) dan promosi (promotion).
13
Tahap terakhir dari perumusan adalah tahap keputusan, dimana alat analisis yang digunakan dalam tahap ini adalah QSPM. Matriks ini menggunakan masukan dari tahap input dan tahap pemanduan untuk memutuskan strategi mana yang terbaik (Rangkuti, 2008). QSPM merupakan alat yang memungkinkan untuk mengevaluasi strategi alternatif secara obyektif berdasarkan faktor-faktor sukses internal dan eksternal yang telah dikenali sebelumnya. Tabel 3. Matriks SWOT IFAS
EFAS
KEKUATAN (S)
KELEMAHAN (W)
Daftar 5 – 10 Daftar 5 – 10 faktor-faktor kekuatan faktor-faktor internal kelemahan internal
PELUANG (O)
STRATEGI S-O
STRATEGI W-O
Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
ANCAMAN (T)
STRATEGI S-T
STRATEGI W-T
Daftar 5 – 10 faktor-faktor ancaman eksternal
Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Daftar 5 – 10 faktor-faktor peluang eksternal
Sumber : Rangkuti, 2008. Dalam menyusun QSPM perlu dilakukan langkah-langkah berikut (Rangkuti, 2008) : 1. Membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan di kolom sebelah kiri. 2. Membuat bobot pada masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dengan ketentuan bahwa bobot ini sama dengan bobot pada matriks IFE dan EFE. 3. Menuliskan dan mengidentifikasikan strategi alternatif yang harus dipertimbangkan perusahaan, yang selanjutnya mencatat strategistrategi tersebut atas baris QSPM. 4. Menetapkan AS (attractiveness score), yaitu nilai yang menunjukkan kemenarikan relatif untuk masing-masing strategi yang terpilih. Batasan nilai AS adalah antara 1 sampai 4. Nilai 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = secara logis menarik, 4 = sangat menarik. 5. Menghitung TAS (total attractiveness score) dari hasil perkalian bobot yang terdapat pada matrik IFE dan EFE dengan AS yang diperoleh. TAS menunjukkan kemenarikan relatif dari masing-masing alternatif strategi.
14
6. Menjumlah semua TAS pada masing-masing kolom QSPM. Berdasarkan nilai TAS yang di dapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggilah yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir. Ilustrasi QSPM dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Matriks QSPM Faktor kunci
Bobot (a)
Alternatif strategi Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 AS TAS AS TAS AS TAS (b) (axb) (c) (axc) (d) (axd)
Peluang Ancaman Kekuatan Kelemaha n Total Keterangan : AS = Nilai daya taril; TAS = Total nilai daya tarik C.
Aspek Kajian 1. Analisis mutu Aspek yang digunakan dalam analisis mutu produk adalah standar bahan baku yang digunakan, standar proses produksi dan standar produk akhir dengan menguji mutu paving blok apakah sudah sesuai dengan standar yang telah ditentukan dari Dinas Binamarga Kabupaten Tangerang dengan melakukan uji daya tekan paving blok di Laboratorium Binamarga Kabupaten Tangerang. 2. Analisis Efektivitas Pembiayaan Aspek yang digunakan dalam analisis efektivitas pembiayaan adalah dengan menganalisis aspek modal kerja, yaitu biaya fabrikasi meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik meliputi biaya bahan baku tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung, depresiasi fasilitas pabrik (bangunan dan peralatan pabrik), penerangan pabrik dan biaya operasional lainnya.
15
3. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Aspek yang digunakan dalam analisis strategi pengembangan usaha adalah pengembangan visi dan misi serta tujuan perusahaan, memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) yaitu potensi pasar yang baik (pelanggan tetap), harga pokok relatif stabil, lokasi perusahaan strategik, modal sendiri serta meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) yaitu modal terbatas, persaingan dengan produk sama, kerusakan saat produksi dan kerusakan saat pengiriman.
16
4. HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Keadaan Umum Perusahaan PD Telaga Jaya Blok berdiri pada tahun 2002 merupakan perusahaan pribadi milik Bapak Haji Madsari yang berlokasi di Jalan Kademangan, Desa Kademangan RT 01/03, Tangerang Selatan, Banten. Perizinan dan kelengkapan legalitas usaha yang dimiliki antara lain adalah Surat Izin Usaha Perusahaan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Tanda Pendaftaran Industri Kecil (STPIK), dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Pada awal berdirinya, PD Telaga Jaya Blok mengkhususkan diri untuk memproduksi batako teras. Pada tahun 2005 PD Telaga Jaya Blok mulai memproduksi paving blok dikarenakan produk tersebut banyak diminati seiring dengan pembangunan wilayah di Kabupaten Tangerang. Saat itu belum pemekaran wilayah. Pemekaran wilayah terjadi pada tahun 2009 dimana Kabupaten Tangerang dipecah menjadi 2 yaitu Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Paving blok banyak sekali dicari para kontraktor untuk proyek-proyek pembangunan jalan desa dan halaman sekolah, sedangkan ketersediaan paving blok di Kabupaten Tangerang saat itu belum mencukupi kebutuhan. Paving blok dapat digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari keperluan sederhana sampai penggunaan yang memerlukan spesifikasi khusus. Paving blok dapat digunakan untuk pengerasan dan memperindah trotoar di kota-kota, pengerasan jalan di komplek perumahan atau kawasan pemukiman, memperindah taman, pekarangan dan halaman rumah, pengerasan areal parkir di perkantoran dan pabrik, taman dan halaman sekolah, serta di kawasan hotel dan restoran. Paving blok bahkan dapat digunakan pada areal khusus seperti pada pelabuhan peti kemas, bandar udara, terminal bis dan stasiun kereta. Di antara berbagai macam alternatif penutup permukaan tanah, paving blok lebih memiliki banyak variasi baik dari segi bentuk, ukuran, warna, corak dan tekstur permukaan, serta kekuatan. Penggunaan paving blok juga dapat divariasikan dengan jenis paving atau bahan bangunan penutup tanah lainnya. Pada awalnya kapasitas produksi per hari hanya 4.000 buah. Dengan bertambahnya permintaan terhadap produk paving blok di PD Telaga Jaya Blok maka kapasitas produksi per hari mencapai 200 m2. Jenis produk yang diproduksi PD. Telaga Jaya Blok adalah paving blok, kasteen dan uskup. Usaha paving blok di PD Telaga Jaya Blok hanya memproduksi paving blok, kanstin dan uskup sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan di Kabupaten Tangerang. Pengawasan mutu dilakukan dengan pengujian daya tekan paving yang dilakukan di Laboratorium Jasa Marga Kabupaten Tangerang.
17
No
Jenis Produk
Keterangan
1
Paving blok
Bentuk persegi panjang Ukuran dan ketebalan: 1. 10 cm x 20 cm x 6 cm 2. 10 cm x 20 cm x 8 cm 3. 10 cm x 20 cm x 10 cm
2
Kanstin
Bentuk persegi panjang Ukuran dan ketebalan: 20 cm x 40 cm x 10 cm Dipasang di bagian pinggir/tepi jalan agar pemasangan paving blok terlihat lebih rapi sebagai pengunci.
3
Uskup
Bentuk segi tiga sama sisi Ukuran 13 cm x 13 cm x 13 cm Dipasang di bagian pinggir/tepi jalan agar pemasangan paving blok terlihat lebih rapi dan sebagai pengunci.
Gambar 3. Produk paving blok PD Telaga Jaya Blok B.
Analisis Mutu Paving Blok 1. Aspek Teknis dan Produksi a. Lokasi Usaha Perusahaan berlokasi di Jalan Kademangan, Desa Kademangan RT 01/03, Tangerang Selatan, Banten. Seiring dengan permintaan yang semakin banyak maka PD. Telaga Jaya Blok mulai mengembangkan pabriknya dengan menambah luas areal pabrik, sarana transportasi dan mesin pencetak paving hidrolik. Sebelumnya produksi dilakukan hanya menggunakan mesin manual. b. Proses Produksi Material yang digunakan dalam pembuatan paving blok adalah semen portland, abu batu, air dan pasir. Abu batu diperoleh dari Desa Rumpin (Bogor), pasir bangka dari Bakauhuni (Lampung), sedangkan semen SNI tipe I diperoleh dari Bogor dan Tangerang. Proses produksi paving block adalah sebagai berikut: (1) Siapkan bahan adukan satu berupa campuran abu batu, semen dan air serta bahan adukan dua berupa campuran pasir bangka, semen dan air; (2)
18
Masukkan bahan adukan satu ke dalam mesin pengaduk hingga bahan adukan tercampur rata dan ditempat terpisah campurkan bahan adukan dua; (3) Masukkan bahan adukan satu ke dalam mesin pencetak dengan ketebalan tertentu sesuai dengan ukuran ketebalan (Gambar 3) kemudian taruh di atasnya bahan adukan 2 kurang lebih setebal 1 cm; (4) Bahan adukan kemudian ditekan dengan mesin hingga bahan adukan padat dan rata (5) Paving blok mentah.yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan cara menempatkan potongan papan di atas seluruh permukaan alat cetak; (6) Paving blok dijemur dan dikering anginkan (7) Setiap 3-4 hari sekali paving blok disiram dengan tujuan agar paving blok keras dengan sempurna dan tidak pecah, serta bermutu baik. c. Fasilitas Usaha a. Bangunan Pabrik Kegiatan produksi saat ini dilakukan di pabrik yang berlokasi di Kelurahan Kademangan RT 01/03 No. 1, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan. Bangunan pabrik terdiri dari bangunan produksi, kantor, gudang dan lahan untuk menjemur/mengeringkan paving blok. Luas bangunan di atas tanah 8.500 m2. b. Peralatan Produksi Perusahaan memiliki mesin-mesin di bagian produksi, yaitu : 1) Mesin Press Paving Blok Mesin press paving blok dilengkapi dengan 2 unit hidrolik dengan penggerak motor diesel 16 HP. Mesin press memiliki kapasitas kerja ± 4000 buah/hari dengan kuat tekan 20 T. Sekali cetak dapat dihasilkan 3 buah paving blok. Dimensi mesin secara keseluruhan adalah 200 x 120 x 160 cm (Gambar 4) .
Gambar 4. Mesin press paving blok 2) Mesin getar Alat ini digunakan untuk membuat paving blok secara manual yaitu dengan sistem getar. Mesin ini mempunyai dimensi
19
120 x 100 x 170 cm (Gambar 5), dengan penggerak motor diesel 8 pk dan kapasitas 120-200 paving blok/jam.
Gambar 5. Mesin getar 2. Aspek Mutu Berdasarkan SNI 03-0691-1996 klasifikasi paving blok (bata beton) dibedakan menurut kelas penggunaannya sebagai berikut: a. Bata beton mutu A/I (K 350 – K 400) : untuk jalan b. Bata beton mutu B/II (K 300 – K 350) : untuk pelataran parkir c. Bata beton mutu C/III (K 250 – K 300) : untuk pejalan kaki d. Bata beton mutu D/IV (K 250) : untuk taman dan penggunaan lain Paving blok yang diproduksi di PD Telaga Jaya Blok dari hasil uji tekan termasuk dalam mutu beton kelas A/I (K 350 – K 400). Paving jenis ini dapat digunakan berbagai macam keperluan seperti untuk jalan umum, tempat parkir, halaman sekolah, taman, dan sarana umum lainnya. Produk paving blok yang diproduksi dengan cara manual dan yang dengan mesin press relatif hampir sama, namun struktur permukaan paving yang diproduksi dengan mesin pres lebih rapat dibandingkan dengan yang dibuat secara manual. Uji daya tekan paving blok produksi PD. Telaga Jaya Blok dilakukan di Laboratorium Dinas Bina Marga Kabupaten Tangerang secara berkala. Sampel paving blok yang digunakan untuk pengujian tekan berjumlah 15 – 20 buah. Contoh hasil pengujian di Laboratorium Dinas Bina Marga disajikan pada Tabel 5.
20
Tabel 5. Analisis daya tekan paving blok PD Telaga Jaya Blok
1
Bata abu-abu 8 cm
Luas penampang (cm2) 196
2
Bata abu-abu 8 cm
196
3103
72000
367,35
3
Bata abu-abu 6 cm
196
2844
69500
354,59
4
Bata abu-abu 6 cm
196
2726
69000
352,04
No
Jenis Paving Blok
Berat (gr)
Beban (kg)
3058
70000
Tegangan (kg/cm2) 357,14
Sumber : Laboratorium Bina Marga Kabupaten Tangerang, Tahun 2013
C.
Analisis Efektivitas Pembiayaan Efektivitas pembiayaan diukur dari profitabilitas perusahaan. Jika perusahaan berhasil meningkatkan profitabilitasnya, dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya secara efektif dan efisien. Perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah menunjukkan bahwa perusahaan tersebut kurang mampu mengelola sumber daya yang dimilikinya dengan baik. Rasio profitabilitas yang sering digunakan di dalam penelitian yang berkaitan dengan modal kerja dan efektivitas modal kerja adalah return on investment (ROI). Analisis aspek keuangan ini diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha dari sisi keuangan, terutama kemampuan pengusaha mengembalikan kredit yang diperoleh dari bank. Analisis keuangan ini dapat dimanfaatkan pengusaha dalam perencanaan dan pengelolaan usaha industri paving blok. 1. Analisis Laba Rugi Berdasarkan UU 20/2008 kriteria pengelompokan UMKM adalah sebagai berikut : usaha mikro memiliki aset bersih paling tinggi Rp50 juta, usaha kecil memiliki aset berkisar Rp50 juta-Rp500 juta dan usaha menengah memiliki aset Rp500 juta-Rp10 miliar. Aset tersebut tidak termasuk tanah dan bangunan tempat berusaha. Penjualan tahunan bagi usaha mikro maksimal Rp300 juta, untuk usaha kecil Rp300 juta-Rp2,5 miliar dan untuk usaha menengah Rp2,5 miliar – Rp50 miliar. PD Telaga Jaya Blok berdasarkan UU UMKM termasuk dalam kategori usaha menengah. Tingkat pertumbuhan penjualan perusahaan pada periode 2011-2012 mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat pada rekapitulasi laporan rugi laba PD Telaga Jaya Blok pada Tabel 6. Tabel 6. Rekapitulasi laporan rugi laba Uraian Penjualan Laba kotor Laba setelah operasional Laba bersih (EAT)
2011 Rp. (x 1000) 2.550.000 843.600 274.350 273.370
%
2012 Rp. (x 1000)
%
33,08 10,76
3.021.000 994.308 269.970
32,91 8,94
10,72
257.970
8,54
21
Persentase laba kotor perusahaan menunjukan peningkatan sampai dengan tahun 2012. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan penekanan biaya HPP (harga pokok produksi) melalui penghematan biaya pembelian bahan baku. Perusahaan sebelumnya memperoleh bahan baku dari pemasok, tetapi sekarang perusahaan mengambil sendiri bahan baku ke lokasi penambangan terdekat. Dengan demikian biaya pengadaan bahan baku mengalami penurunan yang cukup signifikan. Persentase laba setelah operasional perusahaan meningkat. Hal ini disebabkan adanya peningkatan volume penjualan paving blok, uskup dan kansteen. 2. Analisis Neraca Portofolio asset perusahaan 2011-2012 untuk aktiva tetap lebih kecil dari aktiva lancar. Komposisi terbesar dari aktiva lancar pada periode terakhir tersebut adalah pos persediaan dan pos piutang dagang. Tingginya nilai persediaan menunjukkan investasi pada pos modal kerja non-likuid tinggi. Hal ini disebabkan adanya persediaan barang berupa paving, kasteen dan uskup yang perputarannya cukup lama. Pada dua periode terakhir, perusahaan melakukan investasi yang cukup besar dalam rangka meningkatkan omset penjualan. Secara keseluruhan komposisi neraca perusahaan periode terakhir dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Rekapitulasi neraca PD Telaga Jaya Blok 2011 Uraian Aktiva
Rp (x1000)
2012 %
Rp (x1000)
%
2.252.175
100
2.619.592,1
100
Aktiva lancar
1.202.175
53,4
1.404.592,1
53,62
Aktiva tetap
1.050.000
46,60
1.215.000
46,38
2.252.175
100
2.619.592,1
100
Hut. jk pendek
125.000
5,55
175.425
6,70
Hut. jk. panjang
0
Passiva
Modal Laba tahun berjalan Ekuitas
0
1.853.805
82,31
2.186.197,1
83,46
273.370
12,14
257.970
9,85
2.127.175
94,40
2.444.167,1
93,30
3. Analisis Rasio Profitabilitas Rasio profitabilitas yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis ROI dan ROE yang hasilnya mengacu dari neraca keuangan dan laporan rugi laba perusahaan PD Telaga Jaya Blok (Lampiran 69).
22
Tabel 8. Rekapitulasi rasio profitabilitas PD Telaga Jaya Blok Uraian
2011
Laba Bersih Setelah Pajak (Rp)
273.370.000 2.252.175.000 2.127.175.000 12,14 12,85
Total Aktiva (Rp) Equity (Rp) ROI (%) ROE (%)
2012 257.970.000 2.619.592.100 2.444.167.100 9,85 10,55
Hasil rekapitulasi rasio profitabilitas PD Telaga Jaya Blok berdasarkan ROI dan ROE dapat dilihat pada Tabel 8. Kemampuan perusahaan untuk mencetak laba terlihat dari tingkat pengembalian atas seluruh investasi yang dilakukan, yang pada Tabel 8 mencapai 12,85%, sedangkan tingkat pengembalian modal cenderung turun pada tahun 2012 yaitu sebesar 10,55%. Secara umum perusahaan memiliki rasio profitabilitas baik dengan kenaikan lebih dari 10%. 2. Analisis Titik Impas (BEP) Analisis titik impas dilakukan terhadap penerimaan yang diperoleh perusahaan. Penerimaan tersebut merupakan hasil penjualan dari paving blok, kansteen dan uskup. Analisis dilakukan berdasarkan sumber penerimaan masing-masing produk tersebut, secara terpisah. Penilaian dilakukan dengan analisis titik impas, yaitu saat perusahaan berada pada kondisi tidak untung dan juga tidak rugi atau nilai penerimaan sama dengan nilai pengeluaran. Perhitungan titik impas PD Telaga Jaya Blok Tangerang tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Titik impas (BEP) PD Telaga Jaya Blok Tangerang Produk Uraian
Total
Total Produksi (unit)
Paving (A) 38.000
Kansteen (B) 124.000
Uskup (C) 98.000
Harga jual (Rp/unit)
46.000
7.500
3.500
1.748.000
930.000
343.000
3.021.000
57,86
30,78
11,35
100
1.517.800
754.950
283.690
2.556.440
206.588
206.588
206.588
206.588
589.000
310.248
95.060
994.308
39.942
6.064
2.895
30.500
4.998
2.530
Penerimaan (RP x 1000) Penerimaan (%) Total Biaya Variabel (Rp x 1000) Total Biaya Tetap (Rp x 1000) Keuntungan (Rp x 1000) Biaya variabel rataan (Rp/unit) HPP (Rp/unit) BEP (Rp x 1000)
2.763.030
23
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa penerimaan PD Telaga Jaya Blok Tangerang dari hasil penjualan tahun 2012 sudah berada pada kondisi di atas titik impas. Hal ini berarti perusahaan mampu berproduksi di atas titik impas sehingga perusahaan tidak mengalami kerugian. Jika ditinjau secara keseluruhan, perusahaan selalu mendapat keuntungan dari ketiga jenis produk tersebut. Harga pokok produksi untuk produk paving blok pada tahun 2012 Rp30.500/m2, kansteen Rp4.998/buah, dan uskup Rp2.300/buah, sedangkan harga jual rataan untuk masing-masing produk adalah Rp46.000/m2, kansteen Rp7.500/buah, dan uskup Rp3.500/buah. Harga jual pesaing di pasar Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan berkisar antara Rp45.500 – Rp48.000 per m2 untuk paving, Rp.7.500 – Rp.8.000 per buah untuk kansteen dan Rp3.500 – Rp4.000 per buah untuk uskup. Dari Tabel 9 produksi kansteen lebih banyak karena beberapa pabrik sejenis tidak memproduksi kansteen dan juga keuntungan yang diperoleh dari penjualan kansteen cukup besar. D.
Identifikasi Faktor-Faktor Internal dan Eksternal 1. Matriks IFE Matriks IFE disusun berdasarkan identifikasi terhadap faktor-faktor internal perusahaan berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha paving blok. Melalui kuesioner yang telah diisi oleh pemilik, manajer dan kepala bagian produksi PD Telaga Jaya Blok yang dianggap pakar dan memiliki kapasitas sebagai pengambil keputusan dalam perusahaan, kemudian dilakukan pembobotan dengan menggunakan metode paried comparison (metode berpasangan), sehingga diperoleh bobot dari masing-masing peubah internal perusahaan. Demikian pula dengan pemberian peringkat (rating). Penentuan peringkat dilakukan oleh tiga pakar yang sama dan data yang diambil adalah data rataan dari ketiga pakar tersebut, sehingga didapatkan nilai terbobot dari faktor-faktor tersebut. Penilaian bobot terhadap faktor internal didasarkan pada hasil kuesioner pada bagian matriks berpasangan (Lampiran 2), sedangkan penilaian bobot terhadap faktor eksternal disajikan pada Lampiran 3. Penilaian rating disajikan pada Lampiran 4 dan skor adalah hasil perkalian bobot dengan rating. Dengan memasukkan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor strategis internal, selanjutnya diberikan bobot serta rating untuk setiap faktor, dan diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 10. Dari hasil analisis faktor internal yang disajikan pada Tabel 10, ditemukan enam kekuatan yang dimiliki PD Telaga Jaya Blok berdasarkan urutan skor terbesar, yaitu ; a. Lokasi strategik perusahaan diakui sebagai faktor paling dominan dalam kegiatan pemasaran dengan nilai bobot 0,113, karena lokasi perusahaan berada di jalur strategik yang berada di Provinsi Banten. b. Modal sendiri memberikan nilai 0,345, dan dengan modal sendiri tanpa adanya pinjaman maka laba perusahaan akan lebih besar. Bila dengan
24
c.
d. e.
modal pinjaman, maka laba yang diperoleh sebagian akan menanggung hutang yang dipinjam. Transportasi milik sendiri memberikan nilai 0,321. Alat transportasi merupakan sarana penting bagi suatu bisnis. Dengan mempunyai alat transportasi sendiri maka bisa memberikan pelayanan lebih maksimal kepada konsumen sekaligus juga dapat menekan biaya transportasi. Peralatan memberikan nilai 0,309. Lokasi dekat dengan pemasok memberikan nilai 0,305. Bahan baku utama pembuatan paving blok adalah semen dan pasir sungai. Semen yang digunakan adalah semen portland sebagaimana yang biasa digunakan untuk bangunan umum dan tidak memerlukan persyaratan khusus. Pasir yang digunakan merupakan pasir sungai yang masih kasar dan mengandung batuan-batuan kecil. Selain semen dan pasir juga digunakan abu batu untuk tambahan campuran bagian atas paving blok. Bahan baku pasir diperoleh dari penambang pasir di sungai atau dari pengumpul pasir. Menurut Dinas Pertambangan setempat, terdapat beberapa sungai sebagai sumber penambangan pasir yang potensinya masih sangat berlimpah. Dengan melakukan sendiri pengambilan bahan baku maka biaya produksi dapat ditekan.
Pada Tabel 10 juga disampaikan lima kelemahan yang dimiliki PD. Telaga Jaya Blok berdasarkan urutan skor terbesar yaitu: a. Keterbatasan modal memberikan nilai 0,186. Modal diperlukan jika akan mengembangkan usaha. Pengembangan usaha ini dipengaruhi banyak hal termasuk penambahan peralatan dan mesin, kemudian sumber daya, baik manusia maupun sumber daya lainnya. Untuk mengatasi hal tersebut perusahaan bekerjasama melalui kemitraan. b. Tidak ada quality control memberikan nilai 0,182. Quality control (QC) diperlukan dengan tujuan untuk menjaga mutu produk, sehingga dapat menjamin kepuasan konsumen juga dapat mengurangi faktor kerusakan paving blok. QC kurang terlaksana dikarenakan tidak adanya karyawan bagian tersebut. Hanya sekali kali pihak manajemen atau pemilik melihat hasil produksi. c. Manajer kurang terampil memberikan nilai 0,156. Manajer di perusahaan ini kurang menguasai sistem manajerial karena merupakan anak dari pemilik. d. Disiplin pegawai rendah memberikan nilai 0,145. Rataan pegawai bagian produksi adalah lulusan SD dan berasal dari luar Tangerang Selatan. Sistem kerjanya adalah borongan, sehingga dalam bekerja terbagi dalam kelompok-kelompok kerja. Hal inilah yang menyebabkan bila ada satu atau dua karyawan tidak kerja, maka pekerja yang lainnyapun menunggu sampai jumlah kelompoknya lengkap e. Keterampilan pegawai rendah memberikan nilai 0,125. Dalam memproduksi paving blok diperlukan keterampilan yang cukup. Tetapi dikarenakan sering bergantinya pegawai menyebabkan keterampilan rataan pegawai rendah.
25
Tabel 10. Faktor strategik internal PD Telaga Jaya Blok tahun 2013 Faktor Strategik Internal
Bobot (a)
Rating (b)
Skor (c=a*b)
Rangking (d)
0,113 0,103 0,094
3,67 3,00 3,67
0,415 0,309 0,345
1 5 2
0,083 0,107 0,500
3,67 3,00
0,305 0,321 1,695
4 3
0,093 0,087 0,117
2,00 1,67 1,33
0,186 0,145 0,156
5 2 3
0,094 0,109 0,500 1,000
1,33 1,67
0,125 0,182 0,794 2,489
1 4
A. Kekuatan Lokasi perusahaan strategik Peralatan Modal sendiri Lokasi dekat dengan pemasok Transportasi milik sendiri Jumlah A B. Kelemahan Keterbatasan modal Disiplin pegawai rendah Manajer kurang terampil Keterampilan pegawai rendah Tidak ada QC Jumlah B Total (A+B) 2.
Matriks EFE Matriks EFE disusun berdasarkan identifikasi terhadap faktorfaktor eksternal perusahaan berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha paving blok. Dengan memasukkan hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai faktor strategis, kemudian memberikan bobot dan rating diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 11. Hasil perhitungan faktor eksternal peluang ditemukan lima peluang yang dimiliki PD Telaga Jaya Blok berdasarkan urutan skor terbesar, yaitu; a. Adanya peningkatan permintaan produk paving blok memberikan nilai 0,476 merupakan kesempatan atau peluang yang dapat diraih oleh perusahaan. Hal ini didukung oleh kebijakan pemerintah tentang pembangunan jalan dan pemukiman. b. Adanya penawaran kerjasama memberikan nilai 0,360 merupakan kesempatan atau peluang bagi perusahaan untuk menambah kapasitas produksi dengan menambah modal produksi yaitu membeli peralatan baru atau bekerjasama dengan perusahaan lain untuk menutupi kekurangan produk yang dipesan oleh konsumen. c. Hubungan baik dengan pemasok memberikan nilai 0,311. Hubungan baik yang dilakukan oleh perusahaan dengan pemasok dicerminkan dari kontinuitas produksi. Bahan baku diperoleh dengan cara mengambil langsung dari lokasi penggalian. d. Adanya pelanggan tetap memberikan nilai 0,306. Pelanggan tetap kebanyakan para kontraktor yang ada di Kabupaten Tangerang< Tangerang Selatan, dan Kota Tangerang.
26
e. Lokasi bahan baku dekat memberikan nilai 0,300. Lokasi bahan baku yang dekat dapat menjadikan peluang bagi perusahaan dalam menekan biaya produksi, yaitu mendapatkan harga lebih murah. Tabel 11. Faktor strategik eksternal PD Telaga Jaya Blok tahun 2013 Faktor Strategik Eksternal A. Peluang Meningkatnya permintaan paving blok Hubungan baik dengan pemasok Adanya pelanggan tetap Adanya penawaran kerjasama Lokasi bahan baku dekat Jumlah A B. Ancaman Perkembangan model paving blok Fluktuatif harga bahan baku Pembajakan pegawai Jalan menuju lokasi pabrik sempit Adanya kenaikan BBM Jumlah B Total (A+B)
Bobot (a)
Rating (b)
Skor (c=a*b)
Rangking (d)
0,119
4,00
0.476
1
0,104
3,00
0.311
3
0,102 0,098 0,100 0,523
3,00 3,67 3,00
0.306 0.360 0.300 1,754
4 2 5
0,096
1,00
0,096
1
0,093 0,081 0,096
2,00 1,67 1,33
0,185 0,135 0,128
5 3 2
0,111 0,477 1,000
1,33
0,148 0,693 2,447
4
Hasil analisis faktor eksternal peluang pada Tabel 11, ditemukan empat ancaman yang dihadapi PD Telaga Jaya Blok memuat urutan skor terbesar berikut: a. Fluktuatif harga bahan baku memberikan nilai tertinggi yaitu 0,185. Harga bahan baku yang selalu fluktuatif dan terkadang tidak ada, dapat menyebabkan ongkos produksi menjadi tinggi. Yang paling sering terjadi adalah pada semen. b. Adanya kenaikan BBM memberikan nilai 0,148. Berdampak pada biaya produksi. c. Pembajakan pegawai memberikan nilai 0,135. Pembajakan pegawai dapat menyebabkan produksi terhenti atau bila mendapatkan pegawai baru maka perlu dilakukan pelatihan terlebih dahulu, sehingga menyebabkan produksi berkurang. d. Jalan menuju lokasi sempit memberikan nilai 0,128. Jalan menuju lokasi pabrik yang sempit kadang menjadi ancaman bagi kendaraan yang terkadang lajunya lambat, atau terperosok, sehingga menyebabkan pelayanan ke konsumen berkurang. e. Perkembangan model paving blok yang sangat cepat memperoleh nilai 0,096. Produk paving blok relatif mudah untuk ditiru, sehingga inisiatif untuk memunculkan model baru, meskipun dapat meningkat-
27
kan atau merebut peluang pasar, namun hanya bertahan dalam jangka waktu tidak lama. Hal ini dikarenakan bila salah satu pengusaha memunculkan model baru, maka dalam waktu singkat pengusaha lain dapat membuat dengan model yang sama dengan perubahan warna atau ukuran saja. Kenyataannya pengusaha paving blok di wilayah Tangerang lebih memilih untuk memproduksi model paving yang sudah trend dipasaran. Matriks IE Dari hasil evaluasi dan analisis yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan analisis internal eksternal yang menghasilkan matriks IE, sehingga dapat diketahui posisi perusahaan untuk mempermudah dalam pemilihan alternatif strategi. Pemetaan posisi perusahaan sangat penting bagi pemilihan alternatif strategi dalam menghadapi persaingan dan perubahan yang terjadi dalam industri paving blok. Dengan total nilai pada matriks internal 2,489, maka perusahaan memiliki faktor internal yang tergolong sedang atau rataan dalam melakukan industri paving blok. Total nilai matriks eksternal 2,447, memperlihatkan respon yang diberikan oleh PD Telaga Jaya Blok kepada lingkungan eksternal tergolong sedang. Posisi perusahaan pada Matrik IE dapat dilihat pada Gambar 6. Total Skor Evaluasi Faktor Internal Total Skor Evaluasi Faktor Eksternal
3.
4.0 Tinggi
Kuat
3.0 Rata-rata
2.0 Lemah
I Pertumbuhan
II Pertumbuhan
III Penciutan
IV Stabilitas
V Pertumbuhan/ Stabilitas
VI Penciutan
VII Pertumbuhan
VIII Pertumbuhan
IX Likuidasi
1.0
3.0 Menengah 2.0 Rendah 1.0
Gambar 6. Matriks IE industri paving blok PD Telaga Jaya Blok Pada hasil matriks IE tersebut nilai yang diperoleh berada pada kotak kuadran V, yaitu hold and maintain atau pertahankan dan pelihara (Rangkuti, 2008). Strategi yang disarankan untuk diterapkan pada kondisi tersebut adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dalam hal ini, PD. Telaga Jaya Blok menerapkan strategi pemasaran untuk melakukan penetrasi pasar yang bertujuan menembus wilayah pasar yang belum dikuasai. Penetrasi pasar dilakukan dengan cara membuka atau bekerjasama dengan toko bangunan atau outlet baru dan kontraktor.
28
4.
Secara nasional tidak tersedia data mengenai besarnya permintaan untuk produk paving blok. Dilihat dari penggunanya, paving banyak digunakan untuk keperluan penutupan tanah seperti trotoar jalan, halaman rumah, halaman kantor, swalayan dan supermarket, areal parkir, areal penumpukan peti kemas di pelabuhan, areal taman, garasi, jalan desa dan jalan-jalan di komplek perumahan. Saran strategi berikutnya, melakukan pengembangan produk. Mutu produk secara bertahap dikembangkan melalui pengawasan bahan baku, proses produksi dan pasca produksi. Jika modal dan jumlah produksi sudah bertambah dalam jumlah besar, diharapkan perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan teknologi yang lebih maju untuk meningkatkan kapasitas produksi dan meningkatkan mutu produk. Analisis Matriks SWOT Setelah mengetahui posisi perusahaan saat ini dan diperoleh inti strategi perusahaan, maka selanjutnya adalah menyusun faktor-faktor strategi bagi perusahaan dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks SWOT PD Telaga Jaya Blok Tahun 2013, dapat dilihat Pada Tabel 12. a. Strategi S-O Kolom strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada. Beberapa strategi yang dapat digunakan berkenaan dengan strategi ini adalah : 1) Mempertahankan dan memperluas jaringan pemasaran Pangsa pasar yang dilayani oleh perusahaan adalah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Memperluas pangsa pasar masih sangat mungkin dilakukan mengingat pasar yang berada di Jabodetabek mempunyai daya serap cukup besar untuk produk paving blok ini. Dengan adanya kontinuitas produksi yang teratur, maka perusahaan dapat melayani konsumen yang membutuhkan pasokan paving blok lebih besar. Bahkan perusahaan mampu untuk mengikat kontrak dengan perusahaan kontraktor. 2) Memelihara dan mempertahankan mutu produk. Mutu produk saat ini dianggap sudah cukup baik (sesuai ukuran, model dan bentuk), maka yang perlu ditingkatkan adalah sosialisasi kepada karyawan di tingkat bawah terutama terhadap karyawan yang berhubungan langsung dengan produksi. Menjaga mutu produk sangat penting bagi keberlangsungan produksi. Harapan akan kesadaran dari dalam diri masing-masing karyawan harus dapat diyakinkan oleh seorang manajer, agar proses ini berjalan dengan lancar. Dengan cara itu, diharapkan karyawan dapat menjaga mutu produk pada setiap tahapan proses produksi atas dasar kesadaran diri sendiri. 3) Mengembangkan jejaring dengan perusahaan sejenis, baik skala sama dan lebih besar. Hubungan kerjasama atau kemitraan dibangun atas dasar kebersamaan, kejujuran dan kesamaan produk. Strategi mengembangkan kerjasama dengan perusahaan sejenis, baik skala yang sama dan lebih besar merupakan strategi yang dikembangkan oleh perusahaan dalam menghadapi permintaan
29
pasar yang cukup besar. Jika PD Telaga Jaya Blok dalam memenuhi permintaan konsumen kekurangan produk, maka dengan adanya sistem ini masalah tersebut dapat diatasi, yaitu dengan cara mengambil produk yang sama dari perusahaan lainnya yang terjalin dalam kerjasama. Perusahaan yang lebih besar dapat dimanfaatkan untuk membangun pasar yang lebih luas dan mempertahankan produk yang dihasilkan oleh PD Telaga Jaya Blok b. Strategi W-O Strategi W-O adalah strategi perusahaan untuk mengatasi kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada. Beberapa strategi yang dapat dilakukan adalah : 1) Melakukan promosi efektif untuk meningkatkan pemasaran Strategi lainnya yang harus dijalankan oleh PD Telaga Jaya Blok adalah promosi. Perusahaan harus dapat menggunakan berbagai media promosi untuk mendukung pemasaran produknya. Media promosi yang digunakan perusahaan dapat berupa penyebaran brosur dan leaflet, penggunaan media radio dan spanduk untuk menjaring konsumen potensial, ataupun media lain yang dianggap efektif dan efisien. Langkah awal yang perlu dilakukan berkaitan dengan promosi adalah mengusahakan agar produk yang dihasilkan perusahaan dapat bersaing secara mutu dan pelayanan di pasaran. Hal tersebut salah satunya dilakukan pada segmen pasar tertentu dengan mengenalkan identitas produk yang membedakannya dengan produk yang sama dari perusahaan pesaing. Dengan beberapa keunggulan mutu produk yang diperkenalkan melalui media promosi, konsumen akan dengan mudah mengenali produk yang dimaksud di pasaran. 2) Meningkatkan kinerja pegawai Cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan kapasitas keterampilan karyawan melalui pelatihan dan pendampingan dalam proses produksi. Strategi yang perlu dilakukan adalah melakukan pelatihan, pembinaan dan bimbingan, agar kinerja karyawan dapat meningkat, terutama bagian produksi. Pelatihan yang dilakukan untuk bagian produksi contohnya adalah pelatihan penggunaan alat dan mesin, pelatihan penanganan gangguan pada mesin operasi. Pelatihan yang dilakukan untuk bagian manajemen adalah pelatihan pembukuan dan akuntansi, pelatihan untuk bagian pemasaran seperti pelatihan promosi yang efektif, pelatihan pembuatan proposal penawaran dan lain-lain. 3) Menjalin hubungan dengan pemasok melalui pola subkontrak Pemasok yang dimaksud termasuk di dalamnya adalah penyedia bahan baku, perusahaan semen dan pemasok BBM. Dengan terjalinnya hubungan kerjasama dengan pemasok diharapkan perusahaan dapat produksi secara berkesinambungan. Hubungan yang dijalin dapat berupa hubungan bersifat pola subkontak.
30
c. Strategi S-T Strategi S-T merupakan strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari ancaman-ancaman yang ada. Strategi alternatif yang dapat dilakukan perusahaan adalah : 1) Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk paving blok Loyalitas konsumen akan muncul dengan sendirinya, jika perusahaan benar-benar melakukan pelayanan yang baik, produk yang konsisten mutunya, dan kelebihan-kelebihan lain yang dianggap penting oleh konsumen. Meningkatkan kepercayaan konsumen merupakan hal penting yang dapat dilakukan untuk menjaga loyalitas konsumen dalam menggunakan produk. Dengan pelayanan yang baik, konsumen merasa puas dan melakukan pembelian ulang dan tidak akan berpindah pada produk yang sama dari perusahaan sejenis. Tabel 12. Perumusan strategik PD Telaga Jaya Blok dengan matriks SWOT STRENGTH – S S1. Lokasi perusahaan strategis S2. Lokasi usaha milik sendiri S3. Modal sendiri S4. Bahan baku diambil sendiri S5. Transportasi milik sendiri
WEAKNESSES – W W1. Keterbatasan modal W2. Disiplin pegawai rendah W3. Manajer kurang terampil W4. Keterampilan pegawai rendah W5. Tidak ada quality control
OPPORTUNITIES – O O1. Meningkatnya permintaan paving blok O2. Hubungan baik dengan pemasok O3. Adanya pelanggan tetap O4. Adanya penawaran kerjasama O5. Lokasi bahan baku dekat
STRATEGI S – O
STRATEGI W – O
1. Mempertahankan dan memperluas jaringan pemasaran (O1,O2,O3, S1,S3,S5) 2. Memelihara dan mempertahankan mutu produk (O2,O4,O5, S1,S2,S4) 3. Mengembangkan jejaring dengan perusahaan sejenis, baik skala yang sama dan lebih besar (O1,O2, O3,S1,S2,S4)
1. Melakukan promosi dengan efektif dan efisien (O2,O3,O5, W2,W3) 2. Meningkatkan kinerja pegawai (O1,O3,O4,W2,W4) 3. Menjalin hubungan dengan pemasok melalui pola subkontrak (O1,O2, O4, W1, W5)
THREATS – T T1. Perkembangan model paving blok T2. Fluktuatif harga bahan baku T3. Pembajakan pegawai T4. Jalan menuju lokasi pabrik sempit T5. Adanya kenaikan BBM
STRATEGI S – T 1. Meningkatkan Kepercayaan konsumen terhadap produk paving blok (T1,T3, T4,S2,S3,S5) 2. Melakukan efisiensi untuk menekan biaya produksi (T1,T2,T5, S4,S5)
STRATEGI W – T 1. Mempertahankan harga
INTERNAL
EKSTERNAL
jual produk di pasaran (T1.T2,T3,T4,W3,W5) 2. Melakukan alternatif produk(T1,T2,T5,W1, W5)
31
Jika konsumen merasa senang dengan pelayanan dan produk perusahaan ini, maka konsumen tersebut secara tidak langsung dapat berfungsi sebagai media promosi untuk memberitahukan kepada calon konsumen lainnya tentang mutu produk dan pelayanan yang diberikan. Mutu pelayanan juga dapat ditingkatkan dengan cara memenuhi keinginan pelanggan, terutama terhadap produk yang diminati. 2) Melakukan efisiensi untuk menekan biaya produksi Efisiensi operasional dilakukan dengan melakukan penghematan biaya operasional, seperti penggunaan bahan bakar untuk operasional paving blok. Selain itu, perusahaan juga harus meminimalkan penggunaan alat dan mesin yang tidak difungsikan. Tingginya harga jual produk erat kaitannya dengan biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, dimana semakin tinggi biaya produksi per satuan produk, maka harga jual akan semakin tinggi. Tingginya harga jual produk tersebut dapat disiasati dengan melakukan efisiensi selama proses produksi berjalan. Efisiensi dilakukan dengan cara mengoptimalkan kapasitas produksi yang ada dan efisiensi biaya-biaya yang dianggap tidak perlu, serta tidak terlalu mendesak untuk dikeluarkan. Efisiensi secara tidak langsung salah satunya dapat dilakukan dengan cara pengawasan mutu produk lebih ketat, sehingga presentase produk dengan kategori mutu yang baik dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya berpengaruh nyata terhadap penerimaan perusahaan. d. Strategi W-T Strategi W-T merupakan strategi perusahaan untuk meminimal-kan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan agar terhindar dari ancaman yang ada. Strategi yang dapat dilakukan adalah memper-tahankan harga jual produk dan pengembangan produk alternatif. 1) Mempertahankan harga jual produk di pasaran Strategi mempertahankan harga jual produk dapat dilakukan dengan melakukan proses produksi secara efisien. Dengan dilakukannya produksi efisien, maka diharapkan biaya produksi per satuan produk menjadi lebih rendah. Berdasarkan data di lapangan (pengamatan pihak perusahaan) kondisi sekarang ini permintaan terhadap produk paving blok untuk berbagai jenis cenderung meningkat. Namun demikian, di satu sisi saat seperti sekarang ini dianggap bukan waktu yang tepat untuk menaikkan harga jual produk. Hal ini mengingat banyaknya pesaing yang ada di sekitar perusahaan sendiri. Kesalahan dalam penentuan harga jual bisa menyebabkan kosumen pindah ke perusahaan sejenis lainnya. Rataan pengusaha paving blok mengakui bahwa beberapa bulan terakhir mengalami penurunan omset penjualan usaha sekitar 40%. Hal ini disebabkan adanya kenaikan bahan bakar minyak (BBM). Namun pengusaha paving blok menganggap usaha yang dijalankan masih memiliki prospek, dengan alasan bahwa dari pengalaman tahun sebelumnya produk paving yang dihasilkan dapat terjual habis, meskipun setiap bulannya mengalami fluktuasi. PD Telaga Jaya Blok menyatakan pesanan untuk paving masih tetap cerah. Masuknya aneka
32
produk keramik juga ikut meningkatkan peluang pasar paving blok, dikarenakan pemasangan keramik di bagian teras rumah secara artistik sepadan dengan penggunaan paving sebagai penutup halaman. 2) Mengembangkan produk alternatif Strategi mengembangkan produk alternatif perlu dilakukan untuk kesinambungan produksi. Dengan adanya produk alternatif perusahaan tidak terpaku pada produk yang sudah ada. Pengembangan produk yang dimaksud adalah perusahaan dapat melakukan divesifikasi dari produk yang ada, baik bentuk maupun jenis dan ketahanan produk. E.
Prioritas Strategi Berdasarkan hasil analisis SWOT, maka diperoleh sepuluh altenatif strategi yang dapat diterapkan oleh PD Telaga Jaya Blok. Pada tahap selanjutnya, untuk pengambilan keputusan dalam menentukan prioritas strategi yang paling tepat dilaksanakan lebih dulu, maka dilakukan analisa matriks QSPM. Pembobotan pada masing-masing faktor internal dan eksternal yang digunakan sama dengan bobot yang digunakan pada matriks IFE dan EFE. Penilaian AS didapat dari hasil kuesioner terhadap tiga responden yaitu pemilik, Manajer dan Kepala Bagian Produksi. Penilaian AS dari ketiga responden tersebut dapat dilihat pada Lampiran 2. Nilai yang diambil merupakan rataan dari penilaian ketiga pakar tersebut, yang selanjutnya menghasilkan nilai TAS. Berdasarkan hasil analisis QSPM, strategi terbaik yang harus dilakukan dengan nilai TAS tertinggi (5,640) adalah mempertahankan harga jual produk di pasaran dengan tujuan agar pelanggan khususnya pelanggan kontraktor dan Dinas Jasa Marga tetap membeli produk di PD. Telaga Jaya Blok. Perhitungan QSPM dapat dilihat pada Lampiran 5. Lebih jelasnya, strategi-strategi yang dianalisis dapat diperingkatkan dengan urutan prioritas berikut : 1. Program pemasaran a. Mempertahankan harga jual produk di pasaran, dengan nilai TAS 5,640. b. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk paving blok, dengan nilai TAS 5,536. c. Mempertahankan dan memperluas jaringan pemasaran, dengan nilai TAS 5,361. d. Melakukan promosi dengan efektif dan efisien, dengan nilai TAS 5,159. 2. Program pengembangan SDM Meningkatkan kinerja pegawai, dengan nilai TAS 5,505. 3. Program kemitraan a. Menjalin hubungan dengan pemasok melalui pola subkontrak, dengan nilai TAS 5,420. b. Mengembangkan jejaring dengan perusahaan sejenis, baik skala yang sama atau yang lebih besar, dengan nilai TAS 5,350.
33
4. Program produksi a. Memelihara dan mempertahankan mutu produk, dengan nilai TAS 5,385. b. Melakukan efisiensi untuk menekan biaya produksi, dengan nilai TAS 5,346. c. Melakukan alternatif produk, dengan nilai TAS 5,336. Peringkat-peringkat tersebut menunjukkan urutan prioritas strategi setelah dilakukan pembobotan. Strategi yang memiliki bobot yang paling besar adalah yang menjadi prioritas utama yang dapat dilaksanakan. Tetapi apabila strategi yang menjadi prioritas utama belum atau tidak dapat dilaksanakan, maka dapat menggunakan strategi lain yang nilainya lebih rendah dari strategi utama dan seterusnya. Prioritas strategi tersebut dibuat sebagai langkah awal untuk memulai pelaksanaan strategi oleh PD Telaga Jaya Blok. Strategi pertama bukan menjadi penentu sukses untuk strategi setelahnya, tetapi memiliki hubungan yang saling mendukung. Dengan kata lain, keterbatasan yang dimiliki PD Telaga Jaya Blok menyebabkan semua strategi tidak dapat diterapkan dalam waktu yang bersamaan. F.
Implikasi Manajerial Paving blok merupakan alternatif material penutup permukaan tanah untuk pengganti aspal yang lebih tradisional. Paving blok dapat dibentuk untuk menghasilkan efek menarik, fitur unik, rapi dan mempunyai daya tahan yang cukup kuat. Saat ini paving blok bahkan digunakan di daerahdaerah beban berat, seperti pelataran parkir, dermaga dan jalan umum. Paving blok memiliki keunggulan yang cukup banyak dibandingkan dengan material penutup permukaan bangunan yang lainnya. Oleh karena itu penelitian ini didasarkan pada prioritas strategi yang akan dikembangkan oleh PD Telaga Jaya Blok. Strategi dikelompokkan berdasarkan pada program pemasaran, program produksi, program SDM dan program kemitraan. Beberapa implikasi manajerial yang dapat digunakan oleh manajemen dalam menetapkan strategi pengembangan paving blok. Implikasi-implikasi manajerial tersebut dapat disajikan pada Tabel 13.
34
Tabel 13. Indikator, kebutuhan dan tindakan Indikator Prioritas Kebutuhan (Need) Mempertahankan Mempertahankan harga jual produk mutu Bahan baku kontinyu Produktivitas perusahaan Meningkatkan kinerja SDM
Pola sub kontrak
Memelihara dan mempertahankan mutu produk
Kedisiplinan pegawai Pelatihan dan bimbingan teknis dan manajemen Kesinambungan usaha Bahan baku kontinyu Mutu produk
Tindakan (Action) Kontrak dengan bagian produksi Kontrak kerja dengan pemasok Teknik penanganan produk akhir yang baik Komitmen pegawai Menerapkan manajemen efektif Kontrak kerja dengan semua pemasok bahan baku Kontrak kerja dengan pemasok Pelatihan pegawai
35
5. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. PD Telaga Jaya Blok hanya memproduksi paving blok, kanstin dan uskup sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan di Kabupaten Tangerang dan SNI 03-0691-1996, yaitu paving blok mutu kelas A/I (K 350 – K 400). 2. Secara umum, perusahaan memiliki rasio profitabilitas cukup sehat dan baik, yang ditunjukkan dari kriteria perolehan laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. 3. Hasil analisis SWOT dan QSPM, diperoleh prioritas alternatif yang mencakup program pemasaran, SDM, kemitraan dan produksi. B. SARAN 1. Untuk melakukan pengembangan usaha di masa mendatang diperlukan komitmen manajer untuk memperbaiki kondisi internal saat ini, terutama pembenahan alat produksi dan peningkatan kinerja karyawan melalui penerapan manajemen efektif, serta pemahaman terhadap teknik penanganan produk akhir yang baik. 2. Peningkatan kinerja karyawan dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dan bimbingan kepada karyawan baik pelatihan teknis maupun manajemen. 3. Perlunya pengadaan bahan baku paving blok yang efektif sebagai upaya kesinambungan usaha paving blok.
36
DAFTAR PUSTAKA Danfar, 2009. Education, Business, Communication, Information. Majalah Manajemen Pemasaran. Edisi Maret 2009. [DPU]. 1990. SK.SNI. T-04-1990-F. Tata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci untuk Permukaan Jalan. DPU. 1990 Harahap, Safri dan Sofyan. 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja. Grafindo Persada, Jakarta. Hubeis, M. 2007. Dasar-Dasar Manajemen Industri. Inti Prima, Bogor. Hubeis, M dan Najib M. 2008. Manajemen Strategik dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi. PT. Alex Media Komputindo Kompas Gramedia, Jakarta. Johan, 2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis.Graha Ilmu, Yogyakarta. Muhammad, 2002. Lembaga-Lembaga Keuangan Umat Kontemporer. UII Press, Yogyakarta. Hal. 206. Porter, M E. 2007. Strategi Bersaing : Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. [Terjemahan]. Erlangga, Jakarta. Prastowo. 2011. Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. UPP STIM YKPN, Yogyakarta. Rangkuti, F. 2008. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Rommel E. 2008. Teknologi Pembuatan Paving Blok dengan Material FCA (Fine Coarse Aggregate). Di dalam: Rommel. ISJD [Internet]. [diunduh 2 Mei 2012]. Tersedia pada jurnal pdii lipi go id/index php/search.html?act=tampil & id=91890&idc= Rommel E, dan Ninik . 2003. Teknologi Pembuatan dan Pola Pemasangan Paving untuk Mengoptimalkan Kualitas Paving Block. Prosiding Simposium Nasional II RAPI, UMS, Surakarta, ISSN 1412-9612 Saksono, P.B. 1984. Manajemen Pemasaran. Erlangga, Jakarta. Samryn, 2012. Akuntansi Manajemen: Informasi Biaya untuk Mengendalikan Aktivitas Operasi & Investasi. Kencana Prenada Media Grup, Jakarta. Sawir, Agnes. 2009. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sebayang S, Diana IW, Purba A. 2011. Perbandingan Mutu Paving Block Produksi Manual dengan Produksi Masinal. Ft.sipil.unila [Internet]. [diunduh 2 Agustus 2012] ; 15:. 77-217. Tersedia pada: http://ft-sipiljournal.unila.ac.id/ejournal/index.php/jrekayasa/article/download/77/ pdf. 5 Maret 2013.
37
LAMPIRAN
38
39
Lampiran 1. Kuesioner
I.
ASPEK
EFEKTIVITAS
PEMBIAYAAN
DAN
STRATEGI
PENGEMBANGAN USAHA PAVING BLOK PADA PD. TELAGA JAYA BLOK
1. Tujuan Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh data maupun mengetahui gambaran umum kegiatan usaha paving blok di PD Telaga Jaya Blok 2. Kegunaan Data yang diperoleh akan digunakan sebagai bahan dalam melakukan penilaian terhadap prospek pengembangan produksi paving blok di PD Telaga Jaya Blok bagi keperluan karya ilmiah.
Demikian disampaikan. Atas perhatian dan kesediaannya mengisi kuesioner ini diucapkan terima kasih.
Tangerang, Maret 2013
ROHAYATI Mahasiswi Program Studi Industri Kecil dan Menengah, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
40
Lanjutan Lampiran 1.
II. KONDISI UMUM PERUSAHAAN
Petunjuk pengisian: 1.
Isilah data-data yang sesuai pada tempat yang bertanda titik-titik.
2. Berilah tanda silang (x) pada kotak isian di sisi jawaban yang dikehendaki.
A. DATA RESPONDEN 1. Nama Responden
:...............................................................................
2. Jabatan di perusahaan :................................................................................ 3. Jenis kelamin
:................................................................................
4. Usia
: ...............................................................................
5. Pendidikan
:................................................................................
6. Alamat
: ...............................................................................
B. DATA UMUM 1. Nama perusahaan
:................................................................................
2. Tahun pendirian
:................................................................................
3. Alamat perusahaan
: ................................................................................
4. Modal awal perusahaan: .............................................................................. 5. Nilai aset perusahaan :................................................................................ 6. Produk yang dihasilkan: .............................................................................. 7. Jumlah pegawai
: ................................................................................
8. Jumlah produksi dan Jenis ........................................................................... 9. Target pasar
: ...............................................................................
10.Cara membayar
: ...............................................................................
41
Lanjutan Lampiran 1. C.
LATAR BELAKANG * 1. Perusahaan dijalankan dengan latar belakang a. Dimulai dari inisiatif pendiri perusahaan/Direktur (mandiri) b. Untuk meneruskan usaha orang tua/keluarga c. Atas gagasan dan kerjasama beberapa pihak d. Lainnya, sebutkan .................................................................................... 2. Pilihan untuk menjalani usaha adalah Sudah mengetahui usaha ini dari orang tua/keluarga Hasil pertimbangan/penelitian sendiri, karena prospeknya baik Mengikuti lingkungan/masyarakat/teman di sekitar Lainnya, sebutkan ................................................................... 3. Struktur modal usaha pilihan untuk menjalani usaha adalah Modal sendiri
:
%
Kredit Modal Kerja dari Bank
:
%
Kredit Investasi dari Bank
:
%
Modal Lainnya, sebutkan
:
%
4. Rencana untuk 10 tahun mendatang perusahaan akan diarahkan menjadi: Perusahaan besar (konglomerat) Perusahaan menengah (middle) Perusahaan Kecil (ritel) Tidak tahu/belum ada rencana, sebutkan
D.
STRATEGI MENGHADAPI KENDALA* 1. Bagaimana prospek produksi paving blok dari tahun ke tahun Berkurang Bertambah Stabil
*) beri cek lis pada kotak jawaban yang telah disediakan.
42
Lanjutan Lampiran 1. 1. Faktor yang memengaruhi prospek produksi tersebut pada no 1 adalah (dapat lebih dari satu jawaban) Modal/kondisi keuangan perusahaan Kapasitas produksi Jumlah tenaga kerja perusahaan Unit sarana pengolahan (mesin) sangat terbatas Ketersediaan pasokan bahan baku Jumlah permintaan dari industri kecil, menengah dan besar Lainnya, sebutkan ............................................................... 2. Kendala-kendala yang dihadapi berkaitan dengan produksi paving blok adalah Keterbatasan bahan baku Modal kerja (operasional) Sumber daya manusia Tidak tahu/belum ada rencana, sebutkan 3. Kondisi penjualan saat ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya Meningkat Menurun Tetap/sama saja Fluktuatif Lainnya, sebutkan 4. Faktor yang berpengaruh terhadap penjualan pada no 4 adalah (dapat lebih dari satu jawaban) Faktor peluang Faktor harga pasar Faktor mutu produk Faktor modal/kondisi keuangan perusahaan Faktor sarana produksi (mesin) Faktor kesediaan pasokan bahan baku Lainnya, sebutkan.......
43
Lanjutan Lampiran 1.
2. Selama ini apakah perusahaan mengalami masalah keuangan (baik untuk biaya produksi, maupun untuk biaya pemasaran) : Ya
Tidak
3. Jika mengalami masalah keuangan, penyebab utamanya adalah : (dapat lebih dari satu jawaban) Kerugian penjualan akibat rendahnya penjualan Suku bungan
pinjaman
yang tinggi
mengganggu keuangan
perusahaan Peningkatan harga bahan baku melebihi peningkatan harga penjualan, sehingga perusahaan merugi Perusahaan mengalami penurunan kemampuan untuk membeli bahan baku Lainnya, sebutkan ................................................ 4. Jika
tidak
mengalami
masalah
keuangan
(sebaliknya
mengalami
keuntungan) langkah-langkah yang dilakukan oleh perusahaan untuk rencana ke depan adalah : .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 5. Apakah perusahaan, sejak pertama kali beroperasi sampai saat ini mengalami kemajuan ? Mengalami kemajuan pesat Mengalami kemajuan yang cukup berarti Mengalami sedikit kemajuan Perusahaan tidak mengalami kemajuan Perkembangan perusahaan fluktuatif Lainnya, sebutkan
44
Lanjutan Lampiran 1. 6.
Faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan perusahaan (dapat lebih dari satu jawaban) adalah : Faktor peluang pasar Faktor harga pasar Faktor kebijakan pemerintah Faktor kesetiaan pelanggan Faktor mutu produk Faktor manajemen perusahaan Faktor finansial Faktor pengalaman Faktor lainnya, sebutkan ...................................................
7.
Di antara faktor-faktor di atas (no. 10) yang paling berpengaruh adalah: Alasannya.................................................................................................... ....................................................................................................................
E.
ORIENTASI PERUSAHAAN* Orientasi utama perusahaan pada proses dan kelancaran produksi dengan faktor kunci keberhasilan perusahaan yang berupa efisiensi operasional, standarisasi produk dan distribusi secara massal Orientasi utama perusahaan pada proses dan kelancaran penjualan dengan faktor kunci keberhasilan perusahaan berupa pendekatan penjualan, tampilan produk dan promosi secara massal. Orientasi utama perusahaan terfokus pada penentuan pasar yang dituju dengan faktor
kunci keberhasilan perusahaan berupa efektifitas
pemasaran, variasi produk dan promosi proporsional. Perusahaan sangat terpengaruh dan dikendalikan oleh pasar dengan faktor kunci keberhasilan perusahaan berupa pemilihan pangsa pasar, spesialisasi produk dan komunikasi pemasaran menyeluruh.
*) beri cek lis pada kotak jawaban yang telah disediakan
45
Lanjutan Lampiran 1.
Perusahaan sangat terpengaruh dan dikendalikan oleh konsumen dengan faktor kunci keberhasilan perusahaan berupa informasi pasar yang diandalkan, kesesuaian produk dengan konsumen/pasar dan komunikasi pemasaran interaktif.
F. STRATEGI PEMASARAN* 1. Terdapat industri sejenis dan menghasilkan produk yang sama di sekitar pabrik ? Ya
Tidak
2. Ada hubungan kerjasama dengan pihak lain dalam pemasaran ? Ya
Tidak
3. Kategori pasar yang telah dimasuki : Regional Nasional Ekspor Lainnya, sebutkan 4. Potensi pasar yang tersedia saat ini membuka peluang bagi perusahaan untuk berkembang kebih baik : Ya
Tidak
5. Kekuatan konsumen dalam penetapan harga : Sangat kuat Kuat Sedang Rendah Sangat rendah
*) beri cek lis pada kotak jawaban yang telah disediakan.
46
Lanjutan Lampiran 1.
6. Pola/sifat permintaan target pasar ? Insidentil Musiman Kurang stabil Stabil Sangat stabil 7. Syarat penjualan atau sistem pembayaran yang diterapkan kepada pembeli : Tunai Kredit Kombinasi dari tunai/kredit 8. Diversifikasi segmen pasar perusahaan ? 1 segmen 2 segmen 3 segmen 4 segmen 9. Strategi yang diterapkan dalam memenangkan persaingan adalah : ..................................................................................................................... ..................................................................................................................... G.
KERUSAKAN PRODUK* (analisis mutu) 1. Kerusakan produk saat proses produksi Banyak (20% – 30%) per meter persegi Sedang (10% - 20%) per meter persegi Sedikit (1 % - 10%) per meter persegi Tidak ada (0%) 2. Kerusakan produk setelah proses produksi Banyak (20% – 30%) per meter persegi Sedang (10% - 20%) per meter persegi Sedikit (1 % - 10%) per meter persegi Tidak ada (0%)
47
Lanjutan Lampiran 1.
3. Kerusakan dalam pengangkutan Banyak (20% – 30%) per meter persegi Sedang (10% - 20%) per meter persegi Sedikit (1 % - 10%) per meter persegi Tidak ada (0%) 4. Produk yang dikembalikan oleh konsumen/komplain konsumen Banyak (20% – 30%) per meter persegi Sedang (10% - 20%) per meter persegi Sedikit (1 % - 10%) per meter persegi Tidak ada (0%) 5. Penyebab kerusakan produk (Jawaban bisa lebih dari satu) Bahan baku kurang baik Proses pencampuran yang kurang tepat Proses pencetakan (Kurangnya kuat tekan) Human error Pendederan dan pengeringan Lainnya, sebutkan............................ *) beri cek lis pada kotak jawaban yang telah disediakan
H. No. 1 2
3
4
BIAYA PRODUKSI Pertanyaan Apakah perusahaan telah menetapkan anggaran biaya produksi Apakah anggaran biaya yang telah ditetapkan sudah dipisahkan menjadi: a) Anggaran biaya bahan baku b) Anggaran biaya tenaga kerja langsung c) Anggaran biaya overhead pabrik Untuk anggaran biaya bahan baku, apakah perusahaan telah menetapkan kuantitas dan harga bahan baku standar ? Untuk anggaran biaya tenaga kerja langsung, apakah perusahaan telah menetapkan jam kerja, dan tarif upah tenaga kerja ?
Ya
Tidak
48
Lanjutan Lampiran 1.
5
6 7 8 9 10 11 12
Untuk anggaran biaya overhead pabrik, apakah perusahaan telah memisahkan biaya overhead pabrik tetap dan variabel ? Apakah perusahaan telah mengalokasikan biaya overhead pabrik dengan memadai ? Apakah perusahaan menggunakan dasar distribusi dalam membebankan biaya overhead pabrik Apakah dasar penerapan yang dipilih berkaitan dengan fungsi overhead pabrik yang ditetapkan? Apakah perusahaan menggunakan metode alokasi yang tepat di dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik Apakah perusahaan telah menetapkan tarif overhead pabrik dengan tepat ? Apakah pengalokasian biaya overhead pabrik memengaruhi perhitungan harga pokok produk ? Apakah harga pokok per unit yang dihasilkan ditentukan dengan cara membagi total biaya produksi dengan jumlah unit yang bersangkutan
* Cek lis pilihan jawaban (ya/tidak) Isi dengan singkat dan jelas. 1. Kapan berdirinya PD. Telaga Jaya Blok dan siapa pendirinya ? ....................................................................................................................... 2. Berapa jumlah pegawai dan apa tugas-tugasnya serta tanggung jawabnya ? ....................................................................................................................... 3. Dimanakah mendapatkan bahan baku untuk proses produksi ? ......................................................................................................................... 4. Bagaimana sistem pembelian bahan baku tersebut ? ......................................................................................................................... 5. Bagaimana proses produksi paving blok dari penyiapan bahan sampai hasil jadi ? ........................................................................................................................ 6. Apa saja peralatan yang dipakai dalam proses pembuatan paving blok ? .......................................................................................................................... .......................................................................................................................... 7. Apakah selama ini ada kerjasama dengan mitra usaha ? Bila ada bagaimana cara kerjasama tersebut ? ........................................................................................................................ 8. Ada berapa macam paving blok yang di produksi ? ........................................................................................................................ 9. Jika lebih dari satu macam, apakah mesin yang digunakan sama ? ........................................................................................................................ 10. Bagaimana perkembangan harga paving blok? (5 tahun terakhir) ?
49
Lanjutan Lampiran 1.
11. Siapakah pesaing dari perusahaan ini ?
....................................................................................................................... 12. Bagaimana segmentasi pasar paving blok ? 13.
14.
15. 16. 17.
18.
19.
20.
....................................................................................................................... Apakah keunggulan paving blok produksi PD. Telaga Jaya Blok dibandingkan dengan pesaing ? ....................................................................................................................... Bagaimana distribusi pasar dari paving blok ? ....................................................................................................................... Dimanakah tempat penjualan paving blok ini ? ....................................................................................................................... Promosi apa saja yang sudah dilakukan ? ....................................................................................................................... Faktor-faktor apa saja yang dimiliki oleh perusahaan sebagai faktor kekuatan dan kelemahan ? ....................................................................................................................... Faktor-faktor apa saja yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan ? ....................................................................................................................... Usaha apa saja yang telah dilakukan oleh perusahaan agar paving blok yang diproduksi perusahaan itu dapat lebih dikenal ? ....................................................................................................................... Apakah ada diversifikasi usaha dari produk paving blok ? .......................................................................................................................
I. SWOT A. Pemberian nilai peringkat terhadap peluang Petunjuk pengisian Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kemampuan perusahaan dalam meraih peluang yang ada. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut : Nilai 4. Jika perusahaan mempunyai kemampuan yang sangat baik dalam meraih peluang. Nilai 5. Jika perusahaan mempunyai kemampuan yang baik dalam meraih Peluang
50
Lanjutan Lampiran 1.
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan peluang berikut : Nilai Peluang
3
4
Meningkatnya permintaan paving blok Hubungan baik dengan pemasok Adanya pelanggan tetap Adanya penawaran kerjasama Lokasi bahan baku dekat
B. Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Ancaman Petunjuk Pengisian : Pemberian nilai peringkat didasrkan pada besarnya ancaman dalam memengaruhi keberadaan perusahaan. Pemberian nilai peringkat di dasarkan pada keterangan berikut : Nilai 1. Jika faktor ancaman sangat kuat mempengaruhi perusahaan Nilai 2. Jika faktor ancaman kuat mempengaruhi perusahaan
Nilai Ancaman Perkembangan model paving blok Fluktuatif harga bahan baku Pembajakan pegawai Jalan menuju lokasi sempit Adanya kenaikan BBM
1
2
51
Lanjutan Lampiran 1.
C. Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kekuatan Petunjuk Pengisian : Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kekuatan perusahaan dibandingkan pesaing utama atau rataan industri. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut : Nilai 4. Jika faktor tersebut kekuatan utama bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing. Nilai 3. Jika faktor tersebut kekuatan kecil bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing. Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing utama atau rataan industri dalam hal faktorfaktor kekuatan yang dimiliki perusahaan tersebut. Nilai Kekuatan
3
4
Lokasi perusahaan strategik Lokasi usaha milik sendiri Modal sendiri Bahan baku diambil sendiri Transportasi milik sendiri
D. Pemberian Nilai Peringkat Terhadap Kelemahan Petunjuk Pengisian : Pemberian nilai peringkat didasarkan pada kelemahan perusahaan dibandingkan pesaing utama atau rataan industri. Pemberian nilai peringkat didasarkan pada keterangan berikut : Nilai 1. Jika faktor tersebut kelemahan utama bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing. Nilai 2. Jika faktor tersebut kelemahan kecil bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing.
52
Lanjutan lampiran 1.
Menurut Bapak/Ibu bagaimana kondisi perusahaan bila dibandingkan dengan perusahaan pesaing utama atau rataan industri dalam hal faktorfaktor kelemahan yang dimiliki perusahaan berikut : Nilai Kelemahan
1
2
Keterbatasan modal Disiplin pegawai rendah Manajer kurang terampil Keterampilan pegawai rendah Tidak ada quality control
E. Pembobotan Terhadap Peluangan adn Ancaman Petunjuk Pengisian Pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap PD Telaga Jaya Blok.
Contoh : “Hubungan baik dengan pemasok” (B pada baris/vertikal) lebih penting daripada “meningkatnya permintaan paving blok” (A pada kolom/horizontal), maka nilainya = 1
“hubungan baik dengan pemasok” (B pada baris/vertikal) sama penting daripada “meningkatnya permintaan paving blok” (A pada kolom/horizontal), maka nilainya = 2
“Hubungan baik dengan pemasok” (B pada baris/vertikal) tidak lebih penting daripada “meningkatkan permintaan paving blok” (A pada kolom/horizontal), maka nilainya = 3
53
Lanjutan Lampiran 1.
Catatan : Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 terhadap kolom dan harus konsisten. A
Faktor Penentu
B C D E F
G H I J
Meningkatnya permintaan paving blok (A) hubungan baik dengan pemasok
(B)
Adanya pelanggan tetap
(C)
Adanya penawaran kerjasama
(D)
Lokasi bahan baku dekat
(E)
Perkembangan model paving blok
(F)
Fluktuatif harga bahan baku
(G)
Pembajakan pegawai
(H)
Jalan menuju lokasi pabrik sempit
(I)
Adanya kenaikan BBM
(J)
F. Pembobotan Terhadap Kekuatan dan Kelemahan Petunjuk pengisian Pemberian nilai didasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap PD. Telaga Jaya Blok. Contoh : 1. “Lokasi usaha milik sendiri: (B pada baris/vertikal) lebih penting daripada “Lokasi perusahaan strategis” (A pada kolom/horizontal), maka nilainya = 1 2. “Lokasi usaha milik sendiri” (B pada baris/vertikal) sama penting daripada “Lokasi perusahaan strategis” (A pada kolom/horizontal), maka nilainya = 2
54
Lanjutan Lampiran 1. 3. “Lokasi usaha milik sendiri” (B pada baris/vertikal) tidak lebih penting daripada “Lokasi perusahaan strategis” (A pada kolom/horizontal), maka nilainya = 3 Catatan : Cara membaca perbandingan dimulai dari variabel pada baris 1 (huruf cetak miring) terhadap kolom 1 (huruf cetak tegak) dan harus konsisten. A
Faktor penentu Lokasi perusahaan strategis
(A)
Lokasi usaha milik sendiri
(B)
Modal sendiri
(C)
Bahan baku diambil sendiri
(D)
Transportasi milik sendiri
(E)
Keterbatasan modal
(F)
Disiplin pegawai rendah
(G)
Manajer kurang terampil
(H)
Keterampilan pegawai rendah
(I)
Tidak ada quality control
(J)
B
C D E F G H I
J
Lampiran 2. Pembobotan terhadap faktor internal A. Pakar 1 (Pemilik perusahaan) FAKTOR PENENTU Lokasi perusahaan strategik Peralatan Modal sendiri Lokasi dekat dengan pemasok Transportasi milik sendiri Keterbatasan modal Disiplin pegawai rendah Manajer kurang terampil Keterampilan pegawai rendah Tidak ada quality kontrol Total
A. Pakar 2 (Manajer) FAKTOR PENENTU Lokasi perusahaan strategik Peralatan Modal sendiri Lokasi dekat dengan pemasok Transportasi milik sendiri Keterbatasan modal Disiplin pegawai rendah Manajer kurang terampil Keterampilan pegawai rendah Tidak ada quality kontrol Total
A (A) (B) (C) (D) (E) (F) (G) (H) (I) (J)
2 2 2 1 1 1 2 2 2 15
A (A) (B) (C) (D) (E) (F) (G) (H) (I) (J)
2 2 2 3 1 1 2 2 2 17
B 2 2 2 2 2 1 2 2 2 17
B 2 2 2 2 2 1 3 2 2 18
C 2 2 2 1 1 2 2 2 2 16
C 2 2 2 2 3 2 2 2 3 20
D 2 2 2 3 2 2 3 2 3 21
D 2 2 2 3 2 2 3 2 3 21
E 3 2 3 1 2 2 3 1 2 19
E 1 2 2 1 1 2 3 1 2 15
F 3 2 3 2 2 2 2 2 2 20
F 3 2 1 2 3 3 2 1 2 19
G 3 3 2 2 2 2 3 2 2 21
G 3 3 2 2 2 1 3 2 2 20
H 2 2 2 1 1 2 1 2 2 15
H 2 1 2 1 1 2 1 3 2 15
I 2 2 2 2 3 2 2 2 2 19
I 2 2 2 2 3 3 2 1 2 19
J 2 2 2 1 2 2 2 2 2 17
J 2 2 1 1 2 2 2 2 2 16
Total 21 19 20 15 17 16 15 21 17 19 180
skor 0,117 0,106 0,111 0,083 0,094 0,089 0,083 0,117 0,094 0,106 1,000
Total 19 18 16 15 21 17 16 21 17 20 180
skor 0,106 0,100 0,089 0,083 0,117 0,094 0,089 0,117 0,094 0,111 1,000
Lanjutan Lampiran 2. A. Pakar 3 (Kepala produksi) FAKTOR PENENTU Lokasi perusahaan strategik Peralatan Modal sendiri Lokasi dekat dengan pemasok Transportasi milik sendiri Keterbatasan modal Disiplin pegawai rendah Manajer kurang terampil Keterampilan pegawai rendah Tidak ada quality kontrol Total
A (A) (B) (C) (D) (E) (F) (G) (H) (I) (J)
2 2 2 1 1 1 2 2 2 15
B 2 2 2 2 2 1 3 2 2 18
C 2 2 2 3 3 2 2 2 3 21
D 2 2 2 3 2 2 3 2 3 21
E 3 2 1 1 1 2 3 1 2 16
F 3 2 1 2 3 3 2 1 2 19
G 3 3 2 2 2 1 3 2 2 20
H 2 1 2 1 1 2 1 3 2 15
I 2 2 2 2 3 3 2 1 2 19
J 2 2 1 1 2 2 2 2 2 16
Total 21 18 15 15 20 17 16 21 17 20 180
skor 0,117 0,100 0,083 0,083 0,111 0,094 0,089 0,117 0,094 0,111 1,000
Lampiran 3. Pembobotan terhadap faktor eksternal A. Pakar 1 (Pemilik perusahaan) FAKTOR PENENTU Meningkatnya permintaan paving blok Hubungan baik dengan pemasok Adanya pelanggan tetap Adanya penawaran kerjasama Lokasi bahan baku dekat Perkembangan model paving blok Fluktuatif harga bahan baku Pembajakan pegawai Jalan menuju lokasi pabrik sempit Adanya kenaikan BBM Total A. Pakar 2 (Manajer) FAKTOR PENENTU Meningkatnya permintaan paving blok Hubungan baik dengan pemasok Adanya pelanggan tetap Adanya penawaran kerjasama Lokasi bahan baku dekat Perkembangan model paving blok Fluktuatif harga bahan baku Pembajakan pegawai Jalan menuju lokasi pabrik sempit Adanya kenaikan BBM Total
A (A) (B) (C) (D) (E) (F) (G) (H) (I) (J)
2 2 2 1 1 1 1 2 2 14
A (A) (B) (C) (D) (E) (F) (G) (H) (I) (J)
2 1 2 1 2 2 2 1 2 15
B 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17
B 2 2 2 1 2 2 2 2 2 17
C 2 2 2 2 1 2 1 2 3 17
C 3 2 2 2 2 2 1 2 3 19
D 2 3 2 1 2 1 2 2 3 18
D 2 2 2 2 2 2 2 2 3 19
E 3 2 2 3 2 1 1 2 2 18
E 3 3 2 2 2 2 2 2 2 20
F 3 2 3 2 2 2 1 2 2 19
F 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
G 3 2 2 3 3 2 1 2 2 20
G 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
H 3 2 3 2 3 3 3 2 2 23
H 2 2 3 2 2 2 2 1 2 18
I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
I 3 2 2 2 2 2 2 3 2 20
J 2 2 1 1 2 2 2 2 2 16
J 2 2 1 1 2 2 2 2 2 16
Total 22 19 19 18 18 17 16 13 18 20 180
skor 0,122 0,106 0,106 0,100 0,100 0,094 0,089 0,072 0,100 0,111 1,000
Total 21 19 17 17 16 18 18 18 16 20 180
skor 0,117 0,106 0,094 0,094 0,089 0,100 0,100 0,100 0,089 0,111 1,000
Lanjutan Lampiran 3. A. Pakar 3 (Kepala produksi) FAKTOR PENENTU Meningkatnya permintaan paving blok Hubungan baik dengan pemasok Adanya pelanggan tetap Adanya penawaran kerjasama Lokasi bahan baku dekat Perkembangan model paving blok Fluktuatif harga bahan baku Pembajakan pegawai Jalan menuju lokasi pabrik sempit Adanya kenaikan BBM Total
A (A) (B) (C) (D) (E) (F) (G) (H) (I) (J)
2 2 2 2 1 1 1 2 2 15
B 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
C 2 2 2 2 1 2 1 2 3 17
D 2 2 2 2 2 1 2 2 3 18
E 2 2 2 2 2 1 1 2 2 16
F 3 2 3 2 2 2 1 2 2 19
G 3 2 2 3 3 2 1 2 2 20
H 3 2 3 2 3 3 3 2 2 23
I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18
J 2 2 1 1 2 2 2 2 2 16
Total 21 18 19 18 20 17 16 13 18 20 180
skor 0,117 0,100 0,106 0,100 0,111 0,094 0,089 0,072 0,100 0,111 1,000
Lampiran 4. Nilai AS (Attractiveness Score) dari ketiga pakar Faktor kunci Kekuatan A Kekuatan B Kekuatan C Kekuatan D Kekuatan E Kelemahan F Kelemahan G Kelemahan H Kelemahan I Kelemahan J Peluang A Peluang B Peluang C Peluang D Peluang E Ancaman F Ancaman G Ancaman H Ancaman I Ancaman J
P1 3 3 4 4 4 2 2 1 2 2 4 4 3 4 4 2 1 1 2 2
Strategik 1 P2 P3 Rataan 3 3 3,00 3 4 3,33 4 4 4,00 4 4 4,00 4 4 4,00 1 1 1,67 2 2 2,00 2 1 1,33 2 2 2,00 2 1 1,67 4 4 4,00 3 3 3,33 3 3 3,00 4 4 4,00 4 4 4,00 2 1 1,67 2 2 1,67 1 2 1,33 1 2 1,67 2 1 1,67
P1 3 4 4 4 2 2 2 2 1 2 4 4 4 4 4 2 1 2 1 1
Keterangan : P1 = Pakar 1 (Pemilik perusahaan) P2 = Pakar 2 (Manajer) P3 = Pakar 3 (Kepala produksi)
Strategik 2 P2 P3 Rataan 3 3 3,00 4 4 4,00 4 4 4,00 4 4 4,00 4 3 3,00 2 2 2,00 2 2 2,00 2 1 1,67 1 2 1,33 2 1 1,67 4 4 4,00 3 3 3,33 4 4 4,00 4 4 4,00 4 4 4,00 2 2 2,00 1 2 1,33 1 2 1,67 2 2 1,67 1 1 1,00
P1 3 3 4 4 3 1 1 2 2 2 4 4 4 4 4 1 2 2 2 1
Strategik 3 P2 P3 Rataan 3 3 3,00 4 4 3,67 4 4 4,00 4 4 4,00 3 3 3,00 2 2 1,67 2 1 1,33 1 1 1,33 2 2 2,00 2 1 1,67 4 4 4,00 4 3 3,67 4 4 4,00 4 4 4,00 4 3 3,67 2 1 1,33 2 1 1,67 2 2 2,00 2 2 2,00 1 2 1,33
P1 3 3 4 4 4 1 1 2 2 2 1 4 3 4 4 1 2 2 2 1
Strategik 4 P2 P3 Rataan 3 3 3,00 4 4 3,67 4 4 4,00 4 4 4,00 4 4 4,00 2 2 1,67 2 1 1,33 2 2 2,00 2 1 1,67 2 2 2,00 2 1 1,33 4 3 3,67 4 3 3,33 4 4 4,00 4 4 4,00 2 1 1,33 1 1 1,33 2 2 2,00 2 2 2,00 1 2 1,33
P1 3 4 4 4 4 2 1 2 2 2 4 4 3 4 4 2 2 2 2 1
Strategik 5 P2 P3 Rataan 3 3 3,00 4 3 3,67 4 4 4,00 4 4 4,00 4 4 4,00 1 2 1,67 1 2 1,33 2 2 2,00 2 2 2,00 2 2 2,00 4 4 4,00 4 3 3,67 3 3 3,00 4 4 4,00 4 4 4,00 2 1 1,67 2 2 2,00 1 2 1,67 1 2 1,67 2 2 1,67
Lanjutan Lampiran 4. Faktor kunci Kekuatan A Kekuatan B Kekuatan C Kekuatan D Kekuatan E Kelemahan F Kelemahan G Kelemahan H Kelemahan I Kelemahan J Peluang A Peluang B Peluang C Peluang D Peluang E Ancaman F Ancaman G Ancaman H Ancaman I Ancaman J
P1 4 4 3 4 4 1 1 2 1 2 3 3 3 3 4 2 2 2 2 2
Strategik 6 P2 P3 Rataan 4 4 4,00 4 4 4,00 4 3 3,33 3 4 3,67 3 4 3,67 1 2 1,33 2 1 1,33 2 2 2,00 2 2 1,67 2 2 2,00 4 3 3,33 4 3 3,33 4 3 3,33 4 4 3,67 3 4 3,67 2 1 1,67 2 2 2,00 2 2 2,00 1 2 1,67 2 2 2,00
P1 3 4 4 4 4 2 1 1 2 2 4 4 4 4 4 2 1 2 2 2
Keterangan : P1 = Pakar 1 (Pemilik perusahaan) P2 = Pakar 2 (Manajer) P3 = Pakar 3 (Kepala produksi)
Strategik 7 P2 P3 Rataan 3 3 3,00 4 4 4,00 4 4 4,00 4 4 4,00 4 3 3,67 2 2 2,00 1 2 1,33 2 1 1,33 1 1 1,33 2 2 2,00 4 4 4,00 4 3 3,67 4 4 4,00 4 4 4,00 4 4 4,00 2 2 2,00 2 1 1,33 2 1 1,67 2 2 2,00 1 2 1,67
P1 4 3 3 3 3 2 2 2 1 2 3 3 3 4 3 1 2 1 2 2
Strategik 8 P2 P3 Rataan 4 3 3,67 4 4 3,67 4 4 3,67 4 4 3,67 4 4 3,67 2 2 2,00 2 1 1,67 2 2 2,00 2 1 1,33 2 1 1,67 3 4 3,33 4 4 3,67 3 4 3,33 4 3 3,67 4 3 3,33 2 2 1,67 2 1 1,67 2 2 1,67 1 2 1,67 2 2 2,00
P1 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 4 4 3 4 4 2 2 2 1 2
Strategik 9 P2 P3 Rataan 4 3 3,67 4 4 4,00 4 4 4,00 4 4 4,00 3 4 3,67 1 1 1,33 2 2 2,00 2 1 1,67 2 1 1,67 2 2 2,00 4 4 4,00 4 3 3,67 3 3 3,00 4 4 4,00 4 4 4,00 2 2 2,00 2 1 1,67 2 2 2,00 2 2 1,67 2 2 2,00
P1 4 3 4 3 4 2 1 2 2 1 3 4 3 4 3 1 2 2 2 2
Strategik 10 P2 P3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2
Rataan 3,33 3,67 3,67 3,67 4,00 2,00 1,67 2,00 1,67 1,67 3,33 3,67 3,00 3,67 3,33 1,33 2,00 1,67 2,00 1,67
Lampiran 5. Matriks QSPM PD Telaga Jaya Blok Faktor kunci
Bobot
Kekuatan A Kekuatan B Kekuatan C Kekuatan D Kekuatan E Kelemahan F Kelemahan G Kelemahan H Kelemahan I Kelemahan J Peluang A Peluang B Peluang C Peluang D Peluang E Ancaman F Ancaman G Ancaman H Ancaman I Ancaman J Total Prioritas
0,113 0,102 0,094 0,083 0,107 0,093 0,087 0,117 0,094 0,109 0,119 0,104 0,102 0,098 0,100 0,096 0,093 0,081 0,096 0,111
Strategik 1 AS TAS 3,00 0,399 3,33 0,340 4,00 0,378 4,00 0,333 4,00 0,430 1,67 0,154 2,00 0,174 1,33 0,156 2,00 0,189 1,67 0,182 4,00 0,474 3,33 0,346 3,00 0,306 4,00 0,393 4,00 0,400 1,67 0,160 1,67 0,154 1,33 0,109 1,67 0,160 1,67 0,185 5,361 6
Strategik 2 AS TAS 3,00 0,339 4,00 0,407 4,00 0,378 4,00 0,333 3,00 0,322 2,00 0,185 2,00 0,174 1,67 0,194 1,33 0,126 1,67 0,182 4,00 0,474 3,33 0,346 4,00 0,407 4,00 0,393 4,00 0,400 2,00 0,193 1,33 0,123 1,67 0,136 1,67 0,160 1,00 0,111 5,385 5
Strategik 3 AS TAS 3,00 0,339 3,67 0,373 4,00 0,378 4,00 0,333 3,00 0,322 1,67 0,154 1,33 0,116 1,33 0,156 2,00 0,189 1,67 0,182 4,00 0,474 3,67 0,380 4,00 0,407 4,00 0,393 3,67 0,367 1,33 0,128 1,67 0,154 2,00 0,163 2,00 0,193 1,33 0,148 5,350 7
Strategik 4 AS TAS 3,00 0,339 3,67 0,373 4,00 0,378 4,00 0.333 4,00 0,430 1,67 0,154 1,33 0,116 2,00 0,233 1,67 0,157 2,00 0,219 1,33 0,158 3,67 0,380 3,33 0,340 4,00 0,393 4,00 0,400 1,33 0,128 1,33 0,123 2,00 0,163 2,00 0,193 1,33 0,148 5,159 10
Alternatif Strategik Strategik 5 Strategik 6 AS TAS AS TAS 3,00 0,339 4,00 0,452 3,67 0,373 4,00 0,407 4,00 0,378 3,33 0,315 4,00 0,333 3,67 0,306 4,00 0,430 3,67 0,394 1,67 0,154 1,33 0,123 1,33 0,116 1,33 0,116 1,67 0,194 2,00 0,233 2,00 0,189 1,67 0,157 2,00 0,219 2,00 0,219 4,00 0,474 3,33 0,395 3,67 0,380 3,33 0,346 3,00 0,306 3,33 0,340 4,00 0,393 3,67 0,360 4,00 0,400 3,67 0,367 1,67 0,160 1,67 0,160 2,00 0,185 2,00 0,185 1,67 0,136 2,00 0,163 1,67 0,160 1,67 0,160 1,67 0,185 2,00 0,222 5,505 5,420 3 4
Strategik 7 AS TAS 3,00 0,339 4,00 0,407 4,00 0,378 4,00 0,333 3,67 0,394 2,00 0,185 1,33 0,116 1,33 1,156 1,33 0,126 2,00 0,219 4,00 0,474 3,67 0,380 4,00 0,407 4,00 0,393 4,00 0,400 2,00 0,193 1,33 0,123 1,67 0,136 2,00 0,193 1,67 0,185 5,536 2
Strategik 8 AS TAS 3,67 0,414 3,67 0,373 3,67 0,346 3,67 0,306 3,67 0,394 2,00 0,185 1,67 0,145 2,00 0,233 1,33 0,126 1,67 0,182 3,33 0,395 3,67 0,380 3,33 0,340 3,67 0,360 3,33 0,333 1,67 0,160 1,67 0,154 1,67 0,136 1,67 0,160 2,00 0,222 5,346 8
Strategik 9 AS TAS 3,67 0,414 4,00 0,407 4,00 0,378 4,00 0,333 3,67 0,394 1,33 0,123 2,00 0,174 1,67 0,194 1,67 0,157 2,00 0,219 4,00 0,474 3,67 0,380 3,00 0,306 4,00 0,393 4,00 0,400 2,00 0,193 1,67 0,154 2,00 0,163 1,67 0,160 2,00 0,222 5,640 1
Strategik 10 AS TAS 3,33 0,377 3,67 0,373 3,67 0,346 3,67 0,306 4,00 0,430 2,00 0,185 1,67 0,145 2,00 0,233 1,67 0,157 1,67 0,182 3,33 0,395 3,67 0,380 3,00 0,306 3,67 0,360 3,33 0,333 1,33 0,128 2,00 0,185 1,67 0,136 2,00 0,193 1,67 0,186 5,336 9
Lampiran 6. Neraca keuangan PD Telaga Jaya Blok tahun 2011 NERACA PER 31 DESEMBER 2011 Aktiva Keterangan (Rp) Aktiva Lancar Kas Bank Piutang Usaha/Dagang Persediaan Barang : Paving 2.000 m2 58.400.000 Uskup 7.250 pcs 16.675.000 Kansteen 5.200 pcs 22.100.000 Total persediaan barang Sewa dibayar dimuka Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Tanah Bangunan Mesin-mesin Kendaraan Peralatan Ak. Penyusutan Total Aktiva Tetap TOTAL AKTIVA
Pasiva Keterangan (Rp) Hutang Jangka Pendek Hutang Dagang Hutang lain-lain Total hutang lancar
30.000.000 925.000.000 150.000.000
Hutang Jangka Panjang Hutang Bank 97.175.000 1.202.175.000
125.000.000 125.000.000
-
Modal Awal Laba ditahan Laba tahun berjalan
650.000.000 1.203.805.000 273.370.000
TOTAL PASIVA
2.252.175.000
200.000.000 300.000.000 540.000.000 35.000.000 (25.000.000) 1.050.000.000 2.252.175.000
Tangerang, 31 Desember 2011
H. Madsari
Lampiran 7. Laporan rugi laba PD Telaga Jaya Blok tahun 2011 LAPORAN RUGI LABA PD TELAGA JAYA BLOK TAHUN 2011 (Rp) I.
Penjualan 1. Paving Blok HPP
35.000 m2 x 43.000 35.000 m2 x 29.200
= =
1.505.000.000 1.022.000.000
= =
702.000.000 459.000.000
483.000.000 2. Kansteen Hpp
108.000 pcs x 6.500 108.000 pcs x 4.250
243.000.000 3. Uskup
98.000 pcs x 3.500 98.000 pcs x 2.300
= =
343.000.000 225.400.000 117.600.000
Laba Kotor II. Biaya Operasional 1. Biaya transportasi 2. Biaya listrik 3. Biaya gaji 4. Biaya penyusutan Total Biaya Operasional Laba setelah Operasional III. Biaya di luar Operasional 1. Biaya bunga 2. Biaya lain-lain
Laba Bersih
843.600.000 735 rit
x 600.000
=
441.000.000 37.250.000 66.000.000 25.000.000 569.250.000 274.350.000
9.800.000
273.370.000
Lampiran 8. Neraca keuangan PD Telaga Jaya Blok tahun 2012 NERACA PER 31 DESEMBER 2012 Aktiva Keterangan (Rp) Aktiva Lancar Kas Bank Piutang Usaha/Dagang Persediaan Barang : - Paving 1.750 m2 53.375.000 - Uskup 5.450 pcs 13.788.500 - Kansteen 3.200 pcs 15.993.600 Total persediaan barang Sewa dibayar dimuka Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Tanah Bangunan Mesin-mesin Kendaraan Peralatan Ak. Penyusutan Total Aktiva Tetap TOTAL AKTIVA
Pasiva Keterangan (RP) Hutang Jangka Pendek Hutang Dagang Hutang lain-lain Total hutang lancar
21.435.000 1.075.000.000 225.000.000
Hutang Jangka Panjang Hutang Bank 83.157.100 1.404.592.100
175.425.000 175.425.000
-
Modal Awal Laba ditahan Laba tahun berjalan
650.000.000 1.536.197.100 257.970.000
TOTAL PASIVA
2.619.592.100
200.000.000 465.000.000 540.000.000 85.000.000 (75.000.000) 1.215.000.000 2.619.592.100
Tangerang, 31 Desember 2012
H. Madsari
Lampiran 9. Laporan rugi laba PD Telaga Jaya Blok tahun 2012 LAPORAN RUGI LABA PD TELAGA JAYA BLOK TAHUN 2012 I.
Penjualan 1. Paving Blok HPP
38.000 m2 x 46.000 38.000 m2 x 30.500
= =
1.748.000.000 1.159.000.000
124.000 pcs x 7.500 124.000 pcs x 4.998
= =
930.000.000 619.752.000
98.000 pcs x 3.500 98.000 pcs x 2.530
= =
343.000.000 247.940.000
589.000.000 2. Kansteen Hpp
310.248.000 3. Uskup
95.060.000 II.
Laba Kotor Biaya operasional 1. Biaya transportasi 2. Biaya listrik 3. Biaya gaji 4. Biaya penyusutan Total Biaya Operasional Laba setelah operasional
III. Biaya diluar Operasional 1. Biaya bunga 2. Biaya lain-lain
Laba Bersih
994.308.000 815 rit
x 650.000
=
529.750.000 42.588.000 102.000.000 50.000.000 724.338.000 269.970.000
12.000.000
257.970.000