ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL MAHLIGAI PERKAWINAN KARYA ANNI IWASAKI
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.i)
Oleh Julia Amrestiani 105051001859
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H./2009 M.
ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL MAHLIGAI PERKAWINAN KARYA ANNI IWASAKI
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.i)
Oleh Julia Amrestiani 105051001859
Pembimbing
Drs. Masran, MA NIP. 150 275 384
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H./2009 M.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL MAHLIGAI PERKAWINAN KARYA ANNI IWASAKI telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 15 Juni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana program Strata Sati (S1) pada jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 15 Juni 2009
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota
Sekretaris Merangkap Anggota
Drs. Wahidin Saputra, MA NIP. 150 276 299
Umi Musyarafah, MA NIP. 197108161997032002 Anggota
Penguji I
Penguji II
Dr. H. A. Wahib Mu’thi NIP. 194812121978031001
M. Hudri, M. Ag NIP. 150 289 437
Pembimbing
Drs. Masran, MA NIP. 150 275 384
ABSTRAK Julia Amrestiani Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel Mahligai Perkawinan Karya Anni Iwasaki Skripsi ini berjudul Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel Mahligai Perkawinan Karya Anni Iwasaki. Pemilihan judul ini dilatar belakangi oleh keberadaan novel yang menjadi alternatif untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Karena novel saat ini menjadi salah satu sarana untuk berdakwah. Dai banyak memilih novel untuk media dakwahnya karena lebih banyak dilirik dan lebih diminati saat ini. Bahkan tidak sedikit cerita dalam novel diubah ke dalam bentuk film. Hal ini memberikan kemudahan dan jalan bagi para dai untuk menyampaikan pesan dakwahnya kepada mad’u. Kemajuan dan kemunduran umat pun sangat berkaitan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukan da’i. Tujuan dakwah adalah untuk mengubah masyarakat (mad’u) kearah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, lahiriah maupun batiniah, dunia dan akhirat. Sebuah novel memiliki tujuan dan pesan moral yang terkandung dalam setiap bab ataupun paragraf. Karena novel memiliki bahasa yang menarik dan mudah dipahami oleh pembacanya. Sehingga pesan yang ingin disampaikan pun akan lebih mudah dipahami. Perkembangan dunia dakwah saat ini tidaklah terlepas semakin kompleksnya masyarakat sebagai objek dakwah. Dan penggunaan media cetak sebagai bagian dari dakwah dan salah satu contoh novel yang banyak digemari pada masanya yaitu novel yang berjudul Mahligai Perkawinan karya Anni Iwasaki. Melihat konteks diatas maka ada beberapa pertanyaan yaitu, pesan apa saja yang terkandung dalam novel Mahligai Perkawinan? Dan pesan apa yang paling dominan dalam novel Mahligai Perkawinan? Pesan dakwah mengandung pengertian segala pernyataan yang berupa seperangkat lambang yang bermakna yang bersumber dari Alquran dan Assunah yang berupa aqidah, syariah, dan akhlak yang disampaikan untuk mengajak manusia baik individu ataupun golongan melalui media lisan maupun tulisan agar mengikuti ajaran Islam dan mampu mensosialisasikannya dalam kehidupan dengan tujuan mendapat kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Begitupun Anni Iwasaki menyampaikan pesan dakwah dalam novel Mahligai Perkawinan yang mengandung pesan dakwah yaitu berupa aqidah, syariah dan akhlak. Dalam pesan dakwah yang tertuang dalam novel Mahligai Perkawinan ini pun meliputi pesan Aqidah 17.44%, pesan Syariah sebesar 60.47% dan pesan Akhlak 20.09%. Penulis dalam hal ini mencoba untuk menganalisis isi kutipan yang terdapat dalam paragraf-paragraf inti dari setiap bab yang terdapat dalam novel Mahligai Perkawinan dan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pesan dakwah yang paling dominan dalam novel ini adalah pesan Syariah, sebanyak 60.47% dari 74 item yang diteliti. Hal ini berdasarkan hasil kesepakatan 3 orang juri.
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan begitu banyak nikmat dan senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada setiap makhluk ciptaanNya sehingga berkat izin-Nya pula akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya minadzulumatiin ila nuur. Dan kesejahteraan semoga selalu menyertai keluarga beliau, sahabat-sahabatnya, dan kita sebagai umatnya yang mengharapkan syafa’at dari beliau. Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih jauh dari sempurna baik dalam hal bentuk maupun isinya. Namun berkat bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil, alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan. Dan sudah sepatutnya penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. H. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi beserta Pembantu Dekan (PUDEK) I Dr. Arief Subhan, MA, PUDEK II Drs. Mahmud Djalal, MA, dan PUDEK III Drs. Study Rizal LK, MA 2. Drs. Wahidin Saputra, MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, dan Umi Musyarofah, MA, selaku Sekretaris Jurusan KPI. Serta para dosen dan staf pengajar Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dalam mendidik penulis selama penulis melakukan studi.
3. Drs. Masran, MA, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan serta dorongan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang diinginkan. 4. Bagian administrasi dan tata usaha yang telah banyak membantu memberikan kelancaran kepada penulis dalam penyelesaian administrasi. Serta pimpinan dan segenap karyawan perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakaan FDK, yang telah memfasilitasi penulis untuk mempelajari dan mencari bahan untuk menyelesaikan skripsi ini. 5. Orang tua penulis Ayahanda tercinta Aminudin Suparmo dan Ibunda tercinta Rusmalani, serta kepada nenek tercinta Marhamah yang dengan penuh kesabaran membesarkan dan merawat penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang, serta memberikan motivasi dengan baik moril dan materil. Dan telah banyak memberikan do’a, ridho, dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga penulis tidak akan mengecewakan semua yang telah memberikan kasih sayangnya sampai saat ini. 6. Dan teruntuk Kakek tercinta Ki Agus Abdullah (Alm) yang penulis cintai. Walaupun kita sudah tidak bersama lagi namun “Abah” tetap dihati, penulis mempersembahkan gelar ini untuk “Abah”, semoga beliau senantiasa berada disisi Allah dengan tenang. 7. Kepada semua adik-adik penulis, Angga Resma Aminudin, Marina Istinawati dan Rahmat Amin Sugiarto semoga kita bisa memberikan yang terbaik untuk kedua orang tua kita, dan keluarga besar penulis Mamang, Om, dan Bici
terima kasih atas segala bantuan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan lancar. Penulis doakan semoga kelak Allah melimpahkan anak-anak yang berhasil dan dapat memberikan kebahagiaan dunia dan akhirat 8. Teman-teman KPI angkatan 2005, terutama KPI A, baik yang telah mendahului penulis mendapatkan gelar S1 Maya, Aida, Leli, Dwi serta temanteman yang masih berjuang meraih gelar S1 Rizka, Eva, Novi, Arsyil, QQ, Selvi, Lela dan yang tidak dapat penulis cantumkan namanya satu-persatu, penulis ucapkan “Sampai jumpa kembali dalam suasana yang baru di luar kampus”. Juga kepada semua pihak yang terlibat langsung maupun tidak, penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih atas segala bantuan dan doa yang telah diberikan. 9. Teruntuk Ibunda Anni Iwasaki sebagai pengarang novel Mahligai Perkawinan penulis ucapkan terima kasih karena dengan baik hati telah menerima, membantu, dan meluangkan waktunya untuk penulis melakukan wawancara dan memberikan data-data yang penulis butuhkan. 10. Kepada Ustz. Makmun Toha, Dra. Yayah Huriah, dan Ucu Abdul Syukur S.pd.I. Yang telah meluangkan waktunya untuk bersedia menjadi juri dalam penelitian ini. Semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca dan semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat ganda atas segala bantuan dan motivasi dari berbagai pihak dalam penulisan skripsi ini. Amin.
Terima Kasih Jakarta, Juli 2009
Penulis
DAFTAR ISI ABSTRAK………………………………………………………………. i KATA PENGANTAR…………………………………………………..
ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….
vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………
viii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………… 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………………… 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………….. 5 D. Metodologi Penelitian………………………………… 6 E. Kajian Pustaka………………………………………... 8 F. Sistematika Penulisan………………………………… 9
BAB II
PESAN DAKWAH DALAM NOVEL A. Pengertian Analisis Isi………………………………... 12 B. Pengertian Dakwah…………………………………… 13 C. Pesan Dakwah atau Materi Dakwah………………….. 15 D. Novel sebagai Media Dakwah………………………... 19
BAB III
PROFIL
ANNI
IWASAKI
DAN
NOVEL
MAHLIGAI
PERKAWINAN A. Biografi Anni Iwasaki………………………………... 23 B. Karya-karya Anni Iwasaki…..……………………….. 27 C. Novel Mahligai Perkawinan.......................................... 28
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Pengolahan Data............................................................ 35 B. Pesan Dakwah yang Paling Dominan………………… 38 C. Analisis Data………………………………………….. 39
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan…………………………………………… 52 B. Saran-saran…………………………………………… 53
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 55
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Nilai Kesepakatan Juri Mengenai Pesan Aqidah………………………… 36 2. Nilai Kesepakatan Juri Mengenai Pesan Syariah……………………….... 37 3. Nilai Kesepakatan Juri Mengenai Pesan Akhlak…………………………. 37 4. Prosentase Pesan………………………………………………………….. 38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sangat banyak hal yang dapat dipelajari dari karya sastra. Masalah yang diperbincangkannya dapat meluaskan pengalaman seseorang dari sudut sosial, budaya, politik, ekonomi, sejarah, agama, seni, bahkan filsafat. Tokoh-tokoh yang ditemui disana juga diperkenalkan kepada para pembaca pada keluasan kemungkinan pengenalan hidup manusia, apakah itu dilihat dari keragaman wataknya, kualitas perkembangannya, tenaga dan pekerjaannya, serta harapan dari impian-impiannya. Tidak ketinggalan pula cara pengungkapan karya sastra juga dapat membangun kehalusan budi dan mengembangkan perasaan para pembaca. Mendidik untuk bertoleransi dan berempati, dan karena pengalaman itu secara perlahan membentuk seseoarang menjadi manusia yang lebih manusiawi.1 Sastra
dapat
didefinisikan
bukan
berdasarkan
keaktifan
atau
keimajinatifannya, melainkan karena sastra juga menggunakan bahasa dan cara yang unik. Dalam teori semacam ini, sastra adalah jenis tulisan yang menurut kritikus Rusia, Roman Jakobson, ‘menyajikan tindak kekerasan teratur terhadap ujaran biasa’. Sastra mentransformasi dan mengintensifkan bahasa biasa, menyimpangkan bahasa secara sistematis dari ujaran sehari-hari.2
1 2
Pamusut Eneste, Buku Pintar Sastra Indonesia, (Jakarta: Kompas, 2001), edisi ke-3 Terry Eogleton, Teori Sastra Sebuah Pengantar Komprehensif, (Yogyakarta dan
Bandung: Jalasutra, 2006), cet. Ke-1, h. 1-2
Secara umum bentuk karya sastra terbagi tiga, yaitu prosa, puisi, dan drama. Masing-masing bentuk karya sastra tersebut memiliki ciri khas sebagai pembedanya. Salah satu bentuk karya sastra yang berbentuk prosa adalah novel. Novel merupakan cerita prosa tentang kehidupan manusia seperti halnya cerpen dan roman. Perbedaannya novel memiliki cerita lebih panjang daripada cerpen, tetapi isinya lebih terbatas daripada roman. Salah satu media yang digunakan para jurnalis muslim untuk menyampaikan pesan-pesan dakwahnya yaitu melalui novel. Karena novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang mulai banyak degemari oleh khalayak ramai. Untuk itu novel dipilih sebagai seuatu media penyampai dakwah oleh para jurnalis maupun para da’i. Selain itu sastra adalah salah satu karya seni, dan seni itu akan indah bila mengandung unsur estetika. Oleh sebab itu, sastra dipilih sebagai salah satu media penyampai informasi. Novel digunakan sebagai media dakwah oleh para da’i. Karena penyebaran agama Islam yang pertama kali dilakukan oleh Nabi Muhammad saw di Mekkah dengan maksud mengajak umat manusia seluruhnya untuk menganut agama Islam yang telah diperintah Allah SWT kepadanya. Menurut Prof. Thoha Yahya Omar MA. Menjelaskan dakwah dari sisi ilmu pengetahuan, bahwa definisi ilmu dakwah secara umum ialah suatu ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan tuntunan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu Ideologi pendapat-pekerjaan tertentu. Media adalah sarana seseorang untuk menuangkan ide-idenya dan menyampaikan pesan kepada khalayak. Di Indonesia saat ini media yang paling
banyak dinikmati dan mudah sekali dijangkau itu di antaranya adalah televisi dan novel. Jika seorang ingin membuat suatu karya maka yang paling mudah dijangkau yaitu melalui kedua media tersebut. Seiring dengan bertambah majunya teknologi informasi yang masuk ke Indonesia saat ini, media massa yang digunakan sebagai sarana penyampaian pesan yang ingin disampaikan kepada khalayak ramai melalui surat kabar, buku, radio, televisi, internet, dan film. Karena melalui sarana-sarana tersebut, maka pesan yang ingin disampaikan akan mudah dijangkau dalam waktu yang singkat dan bersamaan. Namun dalam hal ini, penulis hanya meneliti penyampaian pesan yang dilakukan melalui buku atau tulisan yang berupa cerita fiksi yaitu novel. Karena novel saat ini memiliki daya tarik tersendiri, yaitu karena novel banyak menggunakan bahasa sastra yang terangkai dengan indah, sehingga dapat membuat pembacanya ikut masuk ke dalam alur cerita dalam novel. Bahkan ada banyak film-film di Indonesia yang lahir dari sebuah karya novel terlebih dahulu. Para produser film lebih dahulu melirik buku novel yang kemudian apabila banyak khalayak membacanya dan menyukainya, maka novel tersebut pun tidak sungkan-sungkan dibuat menjadi sebuah tontonan yang bisa menyebar ke semua kalangan secara mudah. Jadi, membuat suatu karya tidak lah terlalu sulit bagi seseorang yang memiliki kemauan dan tekad, dalam hal ini seorang ibu rumah tangga dari perkawinan Indonesia-Jepang bernama Anni Iwasaki telah menciptakan Trilogi yaitu tiga novel yang ceritanya memiliki keterkaitan satu sama lain. Novel yang telah di bukukan antara lain yaitu Dinamika Kehidupan, Mahligai Perkawinan,
dan Senyum Untuk Anakku. Namun dalam penelitian ini, peneliti hanya memfokuskan penelitian pada satu novel saja yaitu novel yang berjudul Mahligai Perkawinan. Dalam novel ini diceritakan tentang ketangguhan seorang ibu dan juga isteri mempertahankan mahligai perkawinan yang telah dibina sejak lama. Novel ini banyak memberikan pelajaran kepada kaum wanita dan para pria, baik yang telah maupun akan menjalani mahligai perkawinan untuk tetap setia dan tegar dalam menghadapi segala ujian dan rintangan yang akan dihadapi. Untuk itu peneliti sangat tertarik untuk mencari dan meneliti isi dari novel karya Anni Iwasaki tersebut yang di dalamnya banyak mengandung unsur ilmu pengetahuan dan pelajaran baik secara Aqidah, Syariah, maupun Akhlak. Novel ini bisa menjadi inspirasi peneliti untuk dapat mengikuti dan mempelajari segala ilmu yang terkandung dalam novel Maligai Perkawinan ini. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peneliti memilih untuk mengambil judul penelitian yaitu “Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Mahligai Perkawianan Karya Anni Iwasaki” karena dalam novel ini banyak mengandung pesan dakwah yang bisa dijadikan sebagai pelajaran dan ilmu pengetahuan bagi peneliti dan bagi pembaca lainnya.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Merujuk pada latar belakang yang telah dijabarkan oleh penulis di atas, maka penulis memberikan batasan objek kajian dari penelitian ini yaitu : Penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
Pesan apakah yang paling dominan dalam novel Mahligai Perkawinan karya Anni Iwasaki? Dari pembatasan kasus penelitian di atas, selanjutnya penulis merumuskan masalah ke dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana isi pesan aqidah yang terdapat dalam novel Mahligai Perkawinan? 2. Bagaimana isi pesan syariah yang terdapat dalam novel Mahligai Perkawinan? 3. Bagaimana isi pesan akhlak yang terdapat dalam novel Mahligai Perkawinan?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan pembatasan kasus penelitian yang ditulis, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui pesan dakwah yang paling dominan dalam novel Mahligai Perkawinan karya Anni Iwasaki 2. Mengetahui isi pesan aqidah yang terdapat dalam novel Mahligai Perkawinan 3. Mengetahui isi pesan syariah yang terdapat dalam novel Mahligai Perkawinan 4. Mengetahui isi pesan akhlak yang terdapat dalam novel Mahligai Perkawinan Adapun manfaatnya dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Secara Akademis Dari sisi intelektualitas dan pengetahuan akademis, maka penelitian ini cukup bermanfaat dalam memperkaya bahan kajian pustaka bagi para akademisi studi komunikasi dan penyiaran tentang pengetahuan dalam pembuatan tulisan atau karangan yang baik dan layak untuk dinikmati dan dibaca oleh khalayak. 2. Secara Praktis
a. Sebagai wahana sumbang pemikiran, curah ide dan rujukan alternative bagi para akademisi. b. Memberikan ladang informasi yang baik kepada akademisi mengenai karya tulis novel.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitiam ini adalah analisis isi (content analysis), yaitu memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang disampaikan dalam bentuk lambang-lambang. Penelitian ini menggunakan pendekatan metodologi penelitian kuantitatif. 2. Unit Analisis Unit analsis dalam penelitian ini adalah paragraf-paragraf inti dari setiap bab dalam novel Mahligai Perkawinan karya Anni Iwasaki, dan yang menjadi unit pengamatannya adalah isi pesan dari novel tersebut dalam setiap bab yang terdapat dalam novel Mahligai Perkawinan karya Anni Iwasaki. 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk menambah informasi penulis, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut : a. Wawancara, yaitu mengadakan wawancara secara langsung dengan nara sumber yaitu Anni Iwasaki. Secara mendalam namun tetap bersifat fleksibel, dimana susunan pertanyaan dapat berubah sesuai kebutuhan dan kondisi responden yang dihadapi untuk mengetahu jejak karir serta mengetahui lebih mendalam mengenai novel yang akan diteliti
b. Dokumentasi, yaitu dengan cara mencari data berupa buku, catatan, arsip dan foto sesuai dengan apa yang bisa dijadikan informasi tambahan bagi penelitian ini.
4. Pengolahan Data dan Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan teknik analisis isi mengenai dialog yang terdapat dalam setiap bab dari novel Mahligai Perkawinan melalui penilaian juri. Data yang telah dinilai oleh juri tersebut akan diamati dan dianalisis, dihitung lalu diberikan nilai untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing dan termasuk mengetahui koefisien reliabilitas setiap juri, yaitu antara juri 1 dan 2, juri 1 dan 3, dan juri 2 dan 3. Koder terdiri dari Juri I Makmun Toha (Ustadz), Juri II Dra. Yayah Huriyah (Ustadzah), dan Juri III Ucu Abdul Syukur, S.pd.I (Guru) Untuk mempermudah juri dalam menganalisis dialog yang terdapat dalam setiap paragraf inti bab dalam novel Mahligai Perkawinan maka peneliti membuat tabel berdasarkan kategorisasi secara sistematik yang di dalamnya mengandung muatan nilai Aqidah, Syariah dan Akhlak. Adapun kategorisasinya yaitu:3 a. Aqidah, yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab suci al-Quran, iman kepada rosul Allah, iman kepada qada dan qadar, dan iman kepada hari akhir.
3
Dr. Moh Ali Azis, M.Ag, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 94-95
b. Syariah, yaitu berhubungan dengan amal lahir (nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan dan hukum Allah dalam mengatur pergaulan hidup antar sesama manusia. c. Akhlak, adalah sifat yang tertanam dalam diri manusia. Sifat tersebut dapat dinilai baik dan buruk dengan menggunakan hukum ilmu pengetahuan dan norma agama. Adapun rumus yang dipakai yaitu menggunakan rumus dari Holsty (1969:17150):4 Koefisien Reliabilitas Keterangan:
2M
2M N1 - N2
= nomor yang sama antar juri
N1, N2 = jumlah item yang dibuat oleh tim juri. Komposit Reliabilitas:
Keterangan:
___N (X antar juri)___ 1 + (N-1) (X antar juri)
N= jumlah juri X= Rata-rata koefisien realibitas juri.
E. Kajian Pustaka Judul penelitian yang diteliti ini sudah banyak sekali yang memiliki kesamaan dalam penelitian yaitu mengenai analisis isi pesan dakwah dalam sebuah novel, novel yang banyak diteliti itu biasanya adalah novel-novel yang memiliki banyak peminat dan terkenal atau yang di depan cover terdapat tulisan best seller.
4
Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet
ke-1, h. 76
Namun pada penelitian ini penulis menganalisis sebuah novel yang sudah lama terbit dan saat ini sudah tidak ada lagi novelnya dipasaran karena sudah lama diterbitkan. Namun yang menarik dari penelitian kali ini yaitu karena novel ini sudah tidak ada lagi dipasaran, sehingga generasi muda yang mengetahui novel ini pun sedikit sekali saat ini. Untuk itu peneliti bermaksud untuk mengetahui isi pesan dakwah yang terkandung dalam novel tersebut. Namun novel ini pada masanya memiliki banyak pembaca dan penggemar yang sangat luas. Dengan mengingat pada tahun 1986-an, majalah wanita Kartini adalah majalah bertaraf nasional. Novel ini bercerita tentang masalah kehidupan dalam berumah tangga. Novel ini banyak memberikan pelajaran kepada para pembacanya untuk bisa mempertahankan keutuhan rumah tangga sekuat mungkin. Saat ini jarang sekali novel yang lebih menitik-beratkan pada permasalahan dalam berumah tangga, cara memperlakukan suami serta mendidik anak yang baik dalam keluarga. Novel ini banyak memberikan ilmu bagi kaum hawa untuk menjalani kehidupan berumah tangga dengan baik tidak mengurangi harga diri wanita justru mengembangkan dan meningkatkan martabat dalam karirnya sebagai istri dan ibu. Dari penjelasan di atas, maka peneliti percaya bahwa novel yang akan diteliti ini lain dari novel-novel yang ada saat ini dan yang sudah diteliti oleh peneliti novel lainnya.
F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah tahap demi tahap pembatasan dan penulisan karya ilmiah ini, maka penulis menyusun ke dalam 5 (lima) bab, dimana setiap bab
terdiri dari beberapa sub bab. Bab-bab yang ada secara umum dan keseluruhannya saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yang diawali dari bab 1 yaitu pendahuluan sampai bab 5 yaitu penutup yang berupa kesimpulan dan saran-saran sebagai akhirnya.
Bab I : Pendahuluan Menerangkan secara singkat mengenai alasan pemilihan judul, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta kajian pustaka dan sistematika penulisan.
Bab II : Pesan Dakwah dalam Novel Bab ini menerangkan tentang pengertian dakwah, pesan dakwah atau materi dakwah, dan novel sebagai media dakwah.
Bab III : Profil Anni Iwasaki dan Novel Mahligai Perkawinan Pada bab ini berisikan tentang biografi Anni Iwasaki, karya-karya Anni Iwasaki, dan Novel Mahligai Perkawinan.
Bab IV : Temuan dan Analisa Data Dalam bab ini berisi mengenai analisis isi pesan dakwah yang terkandung dalam novel Mahligai Perkawinan karya Anni Iwasaki.
Bab V : Penutup Dalam bab akhir ini, penulis memberikan kesimpulan terhadap apa yang telah diteliti oleh penulis dalam karya ilmiah ini, serta memberikan saransaran dan juga beberapa lampiran yang didapat oleh penulis.
BAB II PESAN DAKWAH DALAM NOVEL A. Pengertian Analisis Isi Analisis isi (content analysis) adalah penelitian yang bersifat pembahasan secara mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Analisis isi dapat juga dikatakan sebagai suatu teknik penelitian terhadap isi atau makna pesan komunikasi berdasarkan data-data yang tersedia untuk dibuat kesimpulannya. Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematik dan relevan secara sosiologis, uraian dan analisisnya dapat menggunakan tata cara pengukuran kualitatif dan kuantitatif ataupun kedua-duanya.5 Analisis isi adalah sebuah metode yang relatif mudah dalam kajian-kajian yang sederhana, ia tidak lebih dari perhitungan dan fenomena. Namun karyakarya terbaik yang menggunakan data empiris analisis isi yang terpercaya dapat menghasilkan kontribusi-kontribusi yang penting dan bernilai bagi pemahaman kita terhadap teks-teks media. Analisis isi yang kuat menyediakan data terpercaya untuk mendukung analisis interpretatif. 6
5
Zulkarnaen Nasution
Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta: Pusat penelitian
Universitas Terbuka, 2001, cet. ke-2, h. 32 6
Jane Stokes, How To Do Media and Cultural Studies, Yogyakarta: PT Bentang Pustaka,
2006, cet. ke-1
Pelopor analisis isi adalah Harold D. Lasswell, yang mempelopori teknik Symbol Cording yaitu mencatat lambang atau pesan secara sistematis untuk kemudian diberi interpretasi. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi. Baik surat kabar, berita, radio, televisi, iklan, maupun semua bahanbahan dokumentasi yang lain. Hampir semua disiplin ilmu sosial dapat menggunkan analisis isi sebagai teknik metodologi penelitian. Analisis isi dapat digunakan bila memiliki syarat-syarat sebagai berikut: 1. Data
yang tersedia sebagian besar
terdiri dari bahan-bahan
yang
terdokumentasi (buku, surat kabar, rekaman, makalah) 2. Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori teori tertentu yang menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data berikut. 3. Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan-bahan atau datadata yang dikumpulkannya, karena sebagian dokumentasi tersebut bersifat sangat khas atau spesifik.
B. Pengertian Dakwah Pengertian dakwah menurut bahasa adalah: An-Nida artinya memanggil, da’a fulanun ilaa fulanah artinya si fulan mengundang si fulanah. Ad Du’a ila syai’i artinya, menyeru dan mendorong pada sesuatu. Ad Dakwah ila Qadhiyah, artinya menegaskan atau membelanya, baik yang hak maupun yang batil, positif dan negatif. 7
7
Asmuni, Syukir, Dasar-dasar Dakwah Islam, (Surabaya: Ikhlas, 1983). Cet. 1, h. 18
Sedangkan dakwah ditinjau dari segi terminologi mengandung pengertian yang beraneka ragam, para dai dan praktisi dakwah memberikan pengertian dan definisi terhadap istilah dakwah itu sendiri diantaranya : Pertama, menurut Nasarudin Latif dakwah adalah, setiap aktivitas dengan lisan maupun tulisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil maupun lainnya, untuk beriman dan mentaati Allah SWT, sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak islamiyah.8 Kedua, menurut Toha Yahya Umar, dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagian manusia di dunia dan di akhirat.9 Ketiga, menurut Syekh Ali Makhfuz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, “dakwah mendorong manusia agar berbuat baik, menyeru manusia berbuat kebajikan dan melarang berbuat kemunkaran agar mereka mendapatkan kebahagian dunia dan akhirat”.10 Dari beberapa pengertian tentang definisi dakwah di atas dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah kegiatan baik secara lisan maupun tulisan, menyeru kepada kebaikan dan melarang kemunkaran sesuai dengan petunjuk AlQuran dan Hadist, agar manusia mendapatkan kebahagian baik di dunia dan akhirat. Berdakwah melalui tulisan tentunya tidak asing bagi kita umat Islam, wahyu Allah SWT yang diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada Rasullullah 8
Nasarudin Latif, Teori dan Praktik Dakwah Islamiyah, (Jakarta: Firma Dara, 1998),
h.11 9
Toha Yahya Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta : PT. Wijaya, 1971), Cet. Ke-2, h.1 10
H. Hasanudin, Hukum Dakwah : Tinjuan Aspek Hukum Dalam Berdakwah di
Indonesia (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1996),cet. Ke-1, h.196
SAW membawa perubahan revolusioner bagi umat Islam, surat Al-Alaq yang pertama menegaskan bahwa pentingnya membaca dan menulis. Ayat tersebut mendobrak kejumudan masyarakat Arab saat itu yang mementingkan hafalan dan tutur kata. Rasulullah SAW sendiri tercatat dalam sejarah sering mengirimkan surat (korespondensi), sejarawan Muhammad bin Sa’ad dalam kitabnya, Al-Thabaqat Al-Kubra, menuliskan satu persatu surat nabi Muhammad Saw lengkap dengan sanadnya, surat-surat tersebut kurang lebih berjumlah 105 buah.11
C. Pesan Dakwah atau Materi Dakwah Menurut Onong Uchana Effendy, pesan adalah seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. Lambang yang dimaksudkan disini adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung menterjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi adalah jelas, karena hanya bahasa lah yang mampu menterjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.12 Pesan dalam ajaran Islam adalah perintah, nasehat, permintaan, amanah yang harus disampaikan kepada orang lain. Sedangkan pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari al-Quran dan al-Hadist baik secara tertulis maupun bentuk-bentuk pesan risalah.13 Moh. Natsir membagi materi dakwah dalam tiga bagian pokok:
11
Suf Kusman, Jurnalisme Universal, h. 160 12
Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja
Rosda karya, 1994), cet. ke 8, h.18 13
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta, Gaya Media Pratama : 1997), h. 43
a. Menyempurnakan hubungan manusia dengan Tuhan-Nya b. Menyempurnakan hubungan manusia dengan manusia c. Mengadakan keseimbangan antara keduanya Dari uraian diatas, bahwa pesan dakwah mengandung pengertian segala pernyataan yang berupa seperangkat lambang yang bermakna yang bersumber dari Alquran dan sunah yang berupa Aqidah, Syariah dan Akhlak
yang
disampaikan untuk mengajak manusia baik individu ataupun golongan melalui media lisan maupun tulisan agar mengikuti ajaran Islam dan mampu mensosialisasikannya dalam kehidupan dengan tujuan mendapat kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Jadi pesan dakwah adalah segala materi yang disampaikan da’i untuk mengajak mad’u kepada jalan Allah sesuai dengan garis-garis aqidah dan syariat serta akhlak islaminya baik berupa lisan maupun tulisan menuju kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Ajaran Islam yang dijadikan maddah dakwah itu pada garis besarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut:14 1. Aqidah adalah hal-hal yang meliputi: a. Iman kepada Allah Swt berarti manusia harus mengaktualisasikan sifatsifat terpuji tentunya sesuai dengan batasan-batasan kemampuan manusia. b. Iman kepada malaikat berarti manusia harus memiliki sifat-sifat disiplin dan taat kepada kewajibannya, karena sifat-sifat ini menjadi esensi sifat malaikat.
14
Dr. Moh Ali Azis, M.Ag, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 94-95
c. Iman kepada kitab Allah berarti manusia harus menjauhi perbuatan yang diharamkan dan sebaliknya selalu melaksanakan perbuatan yang dihalalkan oleh al-quran. d. Iman kepada Rasul Allah berarti harus menumbuhkembangkan pribadi untuk mencontoh sunnah Nabi, seperti sifat siddiq, amanah, fatonah, dan tabligh. e. Iman kepada hari akhir menumbuhkan dalam pribadi sifat menjauhi kemaksiatan. f. Iman kepada qada dan qadar menumbuhkan dalam pribadi sifat-sifat untuk menyeimbangkan aspek lahir dan batin dalam melakukan karya manusia di dunia dan untuk kepentingan akhirat.. Secara khusus pengertian aqidah adalah keyakinan bathiniah yang mencakup dalam rukun iman, namun permasalahannya tidak hanya yang wajib dipercaya saja tetapi mencakup juga persoalan masalah yang dilarang oleh tuntunan agama. Aqidah merupakan materi yang wajib disampaikan oleh para dai, dengan memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang keyakinan kaum muslim terhadap keberadaan Allah SWT dengan segala kemahakuasaan-Nya, maka akan menambah kecintaan para objek dakwah terhadap Tuhan-Nya, sehingga terlahir pribadi-pribadi muslim yang taat dan patuh akan perintah dan larangan Allah SWT. 2.
Syariah Secara etimologi kata syariah berasal dari bahasa Arab yang berarti jalan.
Secara terminologi pengertian dari syariah itu sendiri ketentuan atau norma ilahi
yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (ibadah) dan hubungan manusia dengan sesamanya (muamalah).15 Seperti dijelaskan di atas bahwa pembahasan syariah a. Konsep ibadah pokok terdapat dalam rukun islam terdiri dari empat macam (shalat, puasa, zakat dan pergi haji jika mampu). b. Muamalah yaitu hubungan manusia dengan manusia, bahwasannya Islam mengatur hubungan sosial kemanusian dalam kehidupan sehari-hari, agar tercipta harmonisasi dan kerukunan dalam bermasyarakat, secara terperinci baik hubungan syariah tentang ibadah dan muamalah terdapat dalam buku Fiqih yang bersumber dari Al-Quran, Hadist serta Ijtihad para ulama. Pesan muamalah dalam hal ini yaitu segala bentuk hubungan manusia berdasarkan syariat agama Islam. Misalnya saja mengenai hubungan jual-beli, hukum, pernikahan, dan lain sebagainya. 3. Akhlak Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahas Arab, jamak dari kata khuliqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Secara terminologi Abudin Nata mendefinisikan akhlak adalah perbutan yang telah tertanam kuat dalam jiwa sesorang sehingga menjadi sebuah kepribadiannya.16 Akhlak terbagi ke dalam tiga kategori yaitu: a. Akhlak kepada Allah yaitu perilaku manusia kepada pencipta-Nya.
15
E. Hasan Saleh, Studi Islam di Perguruan Tinggi Pembinanan IMTAQ dan
Pengembangan Wawasan, (Jakarta: ISTN, 2000), h. 55 16
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta, Raja Grafindo Persada,2003), Cet. Ke IV h.4
b. Akhlak kepada Manusia yaitu perilaku atau perbuatan manusia kepada sesama, dan perbuatan itulah yang menentukan baik atau buruknya akhlak seseorang. Contohnya yaitu memberi salam, berkata sopan, menghormati orang yang lebih tua, mengucapkan terima kasih kepada orang lain, dsb. c. Akhlak terhadap lingkungan (akhlak terhadap hewan, dan tumbuhan) yaitu perilaku manusia dalam merawat dan menjaga lingkungan sekitar. Akhlak merupakan materi dakwah yang juga sangat penting untuk disampaikan, Rasulullah SAW sendiri misi utama diturunkannya kemuka bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia. Karena akhlak merupakan prilaku dan perbuatan manusia yang menentukan apakah orang tersebut baik atau buruknya dimata Allah dan lingkungan sosialnya.
D. Novel sebagai Media Dakwah
Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Prinsip-prinsip Dasar Sastra menuliskan kata novel berasal dari kata Novellus yang diturunkan pula dari kata novies yang berarti baru. Dikatakan baru karena kalau dibandingkan dengan jenisjenis sastra lainnya seperti puisi, drama dan lain-lain, maka novel ini muncul kemudian. Secara istilah novel banyak diartikan oleh para ahli. Menurut Abdullah Ambary, “Novel ialah cerita yang menceritakan suatu kejadian luar biasa dari kehidupan pelakunya yang menyebabkan perubahan sikap hidup atau menentukan nasibnya.17
17
Abdullah Ambary, Inti Sari Sastra Indonesia, (Bandung: Djantika, 1983), h.61
Menurut Suprapto “Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sikap pelaku”.18 Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa novel merupakan sebuah kisah yang menceritakan tentang kehidupan baik secara fiksi yang mengandung keterkaitan cerita satu dengan lainnya. Agar pesan dapat diterima dengan baik diperlukan sebuah media, begitu juga dengan kegiatan berdakwah, media merupakan instrumen atau alat untuk menyampaikan pesan agar mudah dimengerti dan dipahami oleh si penerima, Pengertian media itu sendiri secara etimologi diambil dari bahasa latin yaitu “Median’’ yang berarti alat perantara dalam buku Asmuni Syukir mendefinisikan media sebagi sesuatu yang dapat dijadikan alat perantara untuk mencapai tujuan tertentu, dapat beruapa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu dan sebagainya.19 Kebutuhan media untuk menyampaikan pesan dakwah sangat urgen sekali seperti yang diungkapkan oleh M. Bahri Ghazali “Kepentingan dakwah terhadap media atau alat sangat urgen sekali, sehingga dapat dikatakan dengan menggunakan media, dakwah akan mudah dicerna dan diterima oleh komunikan (mad’unya).20
18
Suprapto, Kumpulan Istilah dan Apresiasi Sastra Bahasa Indonesia, (Surabaya:
Indah,1993), h.53 19 20
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, h. 104 M Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikasi Dakwah, (Jakarta : Media Dakwah, 1984 Cet ke-2 h.225
Dengan menggunakan media (alat) penyampai maka dakwah akan merangsang indera-indera manusia sehingga membuat perhatian yang besar terhadap materi dakwah yang disampaikan, semakin tepat dan efektif media dakwah yang digunakan maka semakin baik pula pemahaman ajaran islam pada masyarakat sebagai objek dakwah. Media komunikasi pada saat ini mengalami kemajuan dan perkembangan yang sedemikian pesat, pesan yang disampaikan dapat dinikmati oleh komunikan dengan cepat dan luas, kecanggihan teknologi komunikasi dan informasi ikut mempengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk di dalamnya kegiatan dakwah sebagai salah satu penyampaian informasi dan sarana transfer ilmu pengetahuan. Ada beberapa jenis media komunikasi yang dapat digunakan dalam kegiatan dakwah a. Media Visual, media komunikasi visual merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan dengan memanfaatkan indra penglihatan dalam menangkap data, media visual meliputi: gambar, foto, komputer dan Overhead Proyektor (OHP) b. Media Auditif, merupakan alat komunikasi yang berbentuk hasil tekhnologi canggih dalam bentuk hardware, media auditif ditangkap melalui indra pendengaran, alat-alat ini meliputi: telepon, radio, tape recorder c. Media Audio Visual, merupakan perangkat komunikasi yang dapat ditangkap melalui indra pendengaran dan penglihatan, termasuk kedalam media ini adalah : televisi, film, internet.
Novel dalam hal ini termasuk ke dalam media visual. Novel saat ini menjadi sebuah sarana atau media penyampaian pesan dakwah menggunakan indera penglihatan. Selain karena semakin banyaknya karya sastra yang mudah diterima oleh khalayak, dan semakin banyaknya karya sastra novel difilmkan dan sebaliknya yaitu film yang diubah menjadi sebuah karya sastra novel. Hal ini dilakukan agar khalayak dapat dengan mudah mengetahui dan lebih mengenal cerita dalam film yang ditayangkan. Saat ini sudah banyak sekali karya-karya sastra sejenis novel dilirik oleh produser dan sutradara film, misalnya saja novel Ayat-ayat Cinta karya Habiburrahman el-Shirazi, Perempuan Berkalung Sorban karya Abidah elKhalieqy, Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, dan yang terbaru yaitu Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman el-Shirazi. Oleh sebab itu, Anni Iwasaki lebih memilih karya sastra untuk menyampaikan pesan dakwahnya sesuai dengan pengalaman hidupnya menjadi seorang ibu rumah tangga dalam pernikahan internasional Indonesia-Jepang. .
BAB III PROFIL ANNI IWASAKI DAN NOVEL MAHLIGAI PERKAWINAN A. Biografi Anni Iwasaki Anni Iwasaki terlahir dengan nama Chaeriyani, pada tanggal 25 April 1953 di desa Tanjung Tani, Prambon, Kediri, Jawa Timur. Dalam usia 21 tahun, tepatnya 7 Desember 1974 ia disunting oleh pria Jepang, Yusuhiro Iwasaki yang usianya lebih tua 11 tahun di atas beliau, di Jakarta.21 Anni lulusan dari SD Sawahan II & SD Simpang II, SMP 3 Surabaya, SMA Trimurti Surabaya (Selesai tahun 1972), Lembaga Pendidikan Jurnalistik Interstudi Jakarta, 1985 (6Bulan), Pendidikan Bahasa Jepang Kokusai Kaiwa Gakuin-Tokyo, 1992 (2tahun), April 1997 menjadi Mahasiswa pendengar di Fak. Hubungan International ekonomi dan Fakultas Sastra Jepang Universitas Tama, Tokyo (Satu Tahun Kuliah), dan pada 25 September 2004, dianugerahi gelar Doctor Honoris Causa Oleh Saint John Institute Of Management Science, Houston, Texas, USA.
Sejak kecil kehidupan beragama secara ritual, formalitas dan berbuat baik(gaya hidup) tidak lebih kurang dari kehidupan orang-orang biasa di Indonesia. Waktu kecil AI suka mengaji hafalan. Sejak menikah dan tinggal di Tokyo AI mulai banyak berpikir menyatukan teori-teori dan perbuatan saya bahkan mengoreksinya apabila AI merasakan adanya ketidak nyamanan ketika menjalani hidup sehari-hari terutama hubungan AI dengan diri sendiri, hubungan dengan suami dan anak-anaknya. 21
Anni Iwasaki Foundation, Dawai Jiwa Anni Iwasaki (Perjalanan Spiritual Anni Iwasaki), (Jakarta, AIF, 2002), h.1
Masa remaja Anni Iwasaki (AI) tidak berbeda dengan impian gadis-gadis remaja dan masyarakat umum saat ini. Selepas sekolah menengah umum, AI pergi meninggalkan kota kelahirannya Surabaya, kota tempat AI dibesarkan, menuju kota kembang Bandung. Lalu hengkang lagi ke ibu kota Jakarta. Pernikahannya dengan pria bermarga Iwasaki yang juga merupakan seorang mualaf ini, rupanya bukan hanya mengakhiri masa remaja Anni yang gumebyar dengan cita-cita emansipatie yang kini membahana dengan istilah, kesetaraan gender. “Menjadi wanita karir, wanita modern”. Melainkan babak baru Anni Iwasaki menapaki jenjang karir rumah tangga global dan professional. Impiannya menjadi tokoh emansipatoris wanita pekerja kadang masih meletup. Namun tak pernah dihiraukan. Bukan karena dikekang suami atau ketidakberdayaan dirinya. Melainkan kesadaran kritis akan tanggung jawab kodratinya sebagai seorang wanita. Bisa saja Anni menitipkan anaknya di tempat penitipan anak atau kembali ke Jakarta. Atau melahirkan satu anak saja. Namun hal itu tidak AI lakukan. Anni rupanya terpukau pada dunia baru yang tidak dicita-citakan sebelumnya. Bahkan tidak pernah berfikir tentang cara mendidik bayi dan menjadi seorang ibu adalah karir yang sesungguhnya.22
Ketika kecil AI lebih menekankan kepada perilaku baik. Sebelum AI menikah pelajaran agama (ritual, formalitas dan gaya hidup) masuk atau dimasukkan dalam benak AI, AI percaya bahwa aturan-aturan itu akan membawa hidupnya kepada kehidupan yang lebih baik. Cara-cara itu berpengaruh dalam pembangunan karakternya dan kini bisa dirasakan manfaatnya. Ketika anak-anak
22
Ibid, h.3
lahir karakter AI pun berkembang ingin menjadi lebih baik dan memiliki anakanak yang bisa menjadi lebih baik ketimbang dirinya.
Islam sebagai minoritas di Jepang anak-anak AI yaitu Rio, Yud dan Rido tidak merasa terbebani mengatakan bahwa mereka beragama Islam dan AI melihat mereka memproses ke Islamannya. Dasar-dasar hidup sebagian besar sudah AI bekalkan kepada mereka. Mereka mengetahui tempat bertanya adalah kepada kedua orang tua mereka atau langsung membuka sendiri terjemahan Al-Quran dan Hadist dalam bahasa Jepang yang mereka miliki. Andai ada yang bertanya mengenai Islam AI menyarankan kepada anak-anaknya untuk menjawab agar membaca sendiri Al Quran, Hadist dan literature tentang Islam.
Hidup dilingkungan keluarga-keluarga Jepang di Tokyo dan keluargakeluarga dari barat tanpa pembantu rumah tangga justru yang mengajarkan AI memiliki manajemen diri, disiplin dan berhubungan intensif dengan suami dan anak-anak sekaligus keIslaman AI berkembang sangat baik. Usia 40an AI mulai menggunakan kerudung. Sekarangpun AI yakini kehidupannya menjadi sangat baik karena adanya dasar-dasar Islam dalam hidup AI.
Pengalaman dan pengamatannya selama beberapa tahun menetap di Jakarta semua itu menjadi bahan pemikiran Anni. Akhir pada kesimpulan, dari dalam pembangunan keluarga muda-keluarga muda serta pemenuhan prasarana dan sarana oleh pemerintahan Jepang. Inilah kunci sukses pembangunan manusia Jepang seutuhnya. Yang belum diketahui oleh Pemerintah Indonesia. Dalam perjalanan karirnya AI menyempatkan untuk membagikan ilmunya dalam beberapa kegiata seperti, Seminar Majalah Amanah Jakarta, Ceramah di
Yayasan Muthahari/Fathimiyah Bandung, General Studi Kewanitaan Masjid Salman ITB Bandung, Ceramah di IKIP Muhammadiyah Jakarta. Deras mengalir karya-karya tulis yang dikerjakan di saat luang mengerjakan tugas sehari-hari sebagai isteri dan juga ibu. Hanya dalam waktu lima tahun puluhan artikel dan tiga novel keluarga berturut-turut diterbitkan. Fiksi pertama, novelet “Dialog Panjang” oleh redaktur pelaksana majalah Kartini (Alm) Roejito SK diminta untuk disambung. Jadilah “ Dialog Panjang II, III dan IV”, tanpa “Dialog Panjang I.” “Luar biasa ini adalah novelet bersambung pertama di dunia” komentar Ris Prasetyo,novelis kondang karyanya sudah banyak difilmkan dan disenetronkan yang banyak memberikan bimbingan dan semangat kepada Anni untuk bernovelria. Fiksinya yang pertama itu kemudian dibukukan oleh Penerbit Alam Budaya Jkt-1987-. Dan dicetak ulang oleh Gramedia Pustaka Utama Jkt dengan judul “Mahligai Perkawinan”-1991-, judul novel tersebut pemberian dari wartawan dan sastrawan (Alm) Virga Bellan.23 Kepada orang tua segenerasinya yang kini memimpin pemerintahan Republik Indonesia. Anni Iwasaki merasa tiba waktunya untuk terjun langsung membicarakan hak-hak hidup para buah hatinya sebangsa dan setanah air yang menyatu dalam darah dagingnya. Bersama Rani Badri Kalianda Mohammad, adik kelas ketika kursus Jurnalistik di Jakarta. Sosok pertama yang menemani AI membangun semangat tatkala khalayak belum mengenal ibu rumah tangga global dan professional Anni Iwasaki. Pada tanggal 25 Juni 2002, keduanya menanda tangani pendirian yayasan: “Anni Iwasaki Foundation” (AIF) di Jakarta.24 23 24
Ibid, h.5 Ibid, h.10
Seiring dengan perjalanan hidupnya di kancah politik,saat ini, Anni tetap setia memberikan ilmu melalui tulisan-tulisannya yang berisikan kritik yang membangun, serta banyak pengetahuan yang Anni sampaikan dalam setiap tulisannya. Dalam setiap tulisannya Anni selalu menyelipkan berbagai pengetahuan dan pelajaran dalam hidup melalaui indahnya kata-kata yang merangkai dalam tulisan-tulisannya. B. Karya-Karya Anni Iwasaki Aktivitas barunya resmi menyebut dirinya sebagai seorang novelis. Dari buah pikirannya lahir beberapa karya fiksi yang diterbitkan bersambungan di majalah Pertiwi antara lain, serial “Dinamika Kehidupan”, “Sidoarjo-JakartaTokyo”, “Fenomena dan Akhir Sebuah Fenomena” dan “Senyum Untuk Anakku.” Kemudian dua fiksi dibukukan oleh Gramedia Pustaka Utama Jakarta dengan judul “Dinamika Kehidupan” tahun 1990 dan “Senyum Untuk Anakku” tahun 1993. Isi tulisan-tulisan Anni semakin padat. Profilnya pun menempati ruang lebar di berbagai media cetak maupun wawancara panjang di radio-radio.ratusan surat-surat dan telepon simpati pembaca yang merasa terwakili oleh visi tulisan Anni terus mengalir. Namun tidak satu pun menemukan pejabat pemerintah RI menyapa Anni.25 Imbas dari profil dirinya yang ditulis oleh J. Osdar di harian Kompas akhir tahun 1993; Anni Iwasaki: “Jepang Maju Karena Tidak Banyak Wanita Karir”, adalah babak baru Anni didaulat menjadi pembicara utama dalam seminar serentak di Jakarta, Bandung dan Surabaya. 25
Ibid, h.6
Sebelum berangkat ke Jakarta pertengahan tahun 1994, materi wawancara yang disodorkan oleh majalah Amanah ke Tokyo, menggugah perasaan Anni yang terdalam, “tampaknya Tuhan mencintai Anni sekeluarga”. Komentar materi itu tentang novel “Senyum Untuk Anakku” yang diangkat dari kisah kesembuhan sikecil Rido yang menderita tumor di otaknya. Detik itulah ibunda tiga orang putera ini meletakkan kerudung dikepala dan merapatkan seluruh penutup ditubuhnya.26 C. Novel Mahligai Perkawinan
Novel Mahligai Perkawinan itu pertama kali dibuat dalam bentuk novelette berjudul dialog panjang. Karya fiksi yang pertama ini dimuat di majalah Kartini pada tahun 1985. Saat itu sedang booming majalah wanita, figur-figur wanita muda-pria muda sebagai bintang bertaburan.
Perselingkuhan, kawin-cerai-kawin cerai sedang marak terjadi pada keluarga muda dengan anak-anak kecil layaknya mode bahkan bisa menjadi kebanggaan jika berganti pasangan. Cerita fiksi dan novel tentang kehidupan keluarga yang memprihatinkan itu justru sangat popular. Hal tersebut sangat membuat pengarang prihatin.27
Anni yang juga seorang wanita muda yang baru menjejaki mahligai perkwinan merasa perlu melakukan suatu pergerakan. Melalui tulisan inilah Anni dapat memberikan pencerahan dan pelajaran kepada kaum muda yang baru menikmati dan merasakan mahligai rumah tangga. Karena kesulitan dan tekanan-
26 27
Ibid, h.7 Wawancara Penulis dengan Pengarang Novel Mahligai Perkawinan (Jakarta, 2009)
tekanan yang terjadi dalam keluarga muda yang baru menikah itu sangat rentan akan godaan perselingkuhan dan perceraian.
Untuk itu Anni Iwasaki memulai debutnya sebagai seorang penulis. Novel Mahligai Perkawinan ini Anni tujukan untuk orang-orang yang ingin hidup berbahagia dalam kehidupan berumah tangga.
Deskripsi umum mengenai novel Mahligai Perkawinan dapat dituliskan secara siangkat sebagai berikut:
Anak, suami, dapur. Demikian kesan pertama yang didapat bila kita berbicara tentang peran ibu rumah tangga. Seorang ibu rumah tangga, hanya bertanggungjawab untuk melahirkan dan membesarkan anak-anaknya, melayani suami, serta menjaga keharmonisan rumah tangga. Akan tetapi, benarkah peran tersebut hanya berhenti sampai di sana? Apakah seorang ibu rumah tangga hanya melulu berurusan dengan permasalahan domestik dan terlepas dari hal besar lainnya seperti: pembangunan negara? Jawabannya, tidak.
Apalagi, dengan krisis Indonesia yang berkepanjangan saat ini, di mana pemerintah seperti kehilangan akal untuk menanganinya; maka timbul pertanyaan mendasar dari Ibu Anni Iwasaki, penulis produktif yang tinggal di Tokyo ini, Naluri keibuannya, serta kepiawaiannya dalam menulis telah mengantarkannya pada jawaban mendasar, bahwa persoalan utama yang membuat negara kita susah untuk bangkit justru dimulai dari keluarga Indonesia yang banyak tidak beres.
Adalah tidak tepat bila kita berpikir bahwa seorang ibu rumah tangga tidak memiliki peran dalam memajukan perekonomian, meningkatkan perindustrian,
memperbaiki kehidupan sosial, dan hal-hal lainnya dalam pembangunan sebuah negara. Karena apabila diteliti lebih lanjut peran yang dijalankan seorang ibu rumah tangga sehari-hari, akan tampak kaitan yang sangat nyata antara pembangunan keluarga dengan pembangunan negara, dengan ibu rumah tangga sebagai pemegang fungsi yang sangat signifikan.Novel terbitan PT Gramedia Pustaka Utama ini pada mulanya bukanlah sebuah novel melainkan novelette berjudul Dialog Panjang yang diterbitkan oleh majalah Kartini pada tahun 1985 secara bersambung. Lalu dibuatlah novel Mahligai Perkawinan ini yang diterbitkan pada tahun 1991 di Jakarta. Novel ini berisi 252 halaman dan terbagi dalam 8 bab. Pada masa itu sedang marak sekali majalah wanita. Saat itu marak sekali aroma perselingkuhan dan kawin cerai di kalangan muda dan anak-anak. Bahkan kawin cerai dan perselingkuhan menjadi suatu kebanggaan dan trend pada masa orde baru tersebut. Mahligai Perkawinan bukanlah novel islami seperti kebanyakan novel saat ini. Meskipun demikian kehadiran novel ini banyak memberikan inspirasi dan pendidikan kepada orang-orang yang ingin hidup bahagia dalam berkeluarga. Tokoh utama dalam cerita novel Mahligai Perkawinan ini adalah Isti. Isti adalah seorang ibu dari tiga orang putera dan seorang istri dari seorang pria bernama
Gatot.
Mas
gatot
adalah
seorang
pengusaha
yang
berhasil.
Pernikahannya pun sudah berjalan sepuluh tahun. Anak pertamanya Dipo sudah berumur Sembilan tahun, bimo anak kedua berumur tujuh tahun, sedangkan si bungsu Aji baru berumur lima tahun. Suaminya sendiri lebih tua sepuluh tahun di atasnya. Mas Gatot telah berhasil membangun sikap Isti menjadi seorang wanita
yang dewasa yang memiliki kepribadian mantap. Yang tahu persis di mana posisi Isti dan apa yang harus Isti lakukan. Suaminya gagah perkasa, dan memiliki pekerjaan yang menyita tenaga dan waktunya. Dalam usianya yang masih muda, ia telah meraih kedudukan yang jauh meninggalkan rekan sebayanya. Suaranya mantap penuh wibawa dan disegani dalam pergaulan. Namun Isti mengalami tantangan yang sangat besar dalam hidupnya. Tarikan benang-benang halus Isman seorang Polisi sangat kuat, menawarkan kebahagiaan sekejap dalam hidupnya. Pertemuan dengan Isman dimulai sejak ia datang bersama temannya Ratna yang membantu menyelesaikan urusan Isti. Pada saat itu Isti kehilangan mobil, dan oleh beberapa orang mereka dianjurkan untuk bertemu dengan Isman. Ternyata pertemuan ini menimbulkan benih-benih cinta yang tidak diharapkan oleh Isti. Pada suatu hari Ratna menelepon Isman dari rumah Isti, karena Isman tidak berada di tempat Ratna pun meninggalkan nomor telepon rumah Isti. Tak diduga, ternyata Isman balik menelpon ketika Ratna sudah meninggalkan rumah Isti, dan kejadian itu ternyata terus berlangsung. Isman sering sekali menelpon Isti. Sambutan yang baik pun diberikan oleh Isti. Isti seperti menemukan seorang yang baru dan sangat memperhatikan dirinya. Hal ini dikarenakan Mas Gatot suaminya sering pergi ke luar kota dalam waktu yang sangat lama. Rasa kesepian inilah yang kemudian membawa mereka berdua saling merajut kasih tanpa mereka sadari benih-benih asmara pun timbul seiring dengan seringnya keduanya berkomunikasi.
Ketiga putera Isti sangat pintar dan penurut. Mereka dapat menyelesaikan pekerjaan mereka sendiri dan selalu menyayangi satu sama lain. Mereka mampu mencuci sepatu mereka sendiri, bahkan mereka bersedia membereskan mainan mereka yang berserakan di lantai. Karena selain menjaga ketiga anaknya di rumah Isti juga sering membuat tulisan-tulisan. Pada puncaknya adalah ketika seorang teman Isti bernama Lestari ditemukan tewas bunuh diri di sebuah hotel di Jakarta. Pada malam sebelum Lestari ditemukan tewas Isti pergi menemuinya di kamar hotel tersebut. Isti sangat terkejut dan takut karena syal yang dibawanya itu tertinggal dalam kamar hotel itu. Isti pun kalut, entah pada siapa ia akan mengadu. Lalu ia putuskan untuk menemui Isman yang ternyata memang bertugas untuk menangani kasus tersebut. Ketika Isman berkata bahwa kasus itu murni bunuh diri barulah Isti mulai merasa lega. Namun tidak sampai disitu, tampak Isti tetap belum merasa tenang jika belum bercerita pada suaminya Mas Gatot. Dalam keadaan tegang Isti pun menelepon dan bercerita tentang kematian Lestari. Mendengar suara istrinya dalam keadaan cemas luar biasa Mas Gatot memutuskan segera kembali ke Jakarta. Pada saat itulah Isti menceritakan semua kejadian yang dia alami, terutama tentang ketakutannya tersangkut pada kasus kematian Lestari tanpa disadari Isti kebablasan bercerita sehingga terungkap tentang perasaan hatinya kepada Isman . Bukan mas Gatot namanya jika ia marah akan semua pengakuan isterinya itu. Mas Gatot justru merasa bersalah karena isterinya melewati masa sulit seperti ini seorang diri tanpa didampingi oleh dirinya. Sejak saat itu Isti sangat lega sekali
karena perhatian suaminya kini. Mas Gatot jadi lebih sering menelpon Isti ketika bekerja di luar kota. Isman pun telah menemukan pendamping hidupnya yang ia idamkan. Perjalanan hidup seperti ini bukan hanya bisa menghilangkan rasa kejenuhan tetapi juga bisa menjadi pelajaran bagi yang membaca novel Mahligai Perkawinan seperti ini. Novel ini banyak memberikan pelajaran kepada para wanita baik yang sudah menikah dan yang akan menikah. Disini terdapat cara untuk memperahankan keutuhan rumah tangga, juga cara untuk mendidik anakanak yang baik agar menjadi anak-anak yang baik pula. Kelebihan dari novel ini bukan hanya itu saja. Novel ini menceritakan betapa seorang wanita itu harus memiliki kekuatan mental dan fisik dalam menghadapi segala ujian dalam rumah tangga. Karena keputusan dan perbuatan yang akan diambil oleh seorang istri sangat berpengaruh kepada kelangsungan hidup rumah tangga tersebut. Betapa Isti sangat tegar dalam menjalani semua ujian dan tantangan yang ia hadapi dalam keluarganya. Meskipun ujian tersebut tidak datang dari rumah melainkan ujian itu datang dari luar, tapi Isti tetap tegar dan berhasil mempertahankan keutuhan dan cintanya kepada keluarga yang telah ia bina. Selain itu tulisan yang ditulis dalam novel ini pun sangat menarik. Novel ini mendidik tetapi tidak bersifat menggurui seseorang. Siapapun yang membaca novel dapat merasa terlibat dan pasti akan tertarik untuk membacanya lagi.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA A. Pengolahan Data Pada pembahasan bab ini, penulis akan menguraikan data untuk memperoleh validitas dan reliabilitas tentang isi pesan dalam novel Mahligai Perkawinan. Data yang diolah berupa kalimat atau paragraf yang mendukung pesan dakwah. Pengolahan data pada novel Mahligai Perkawinan sesuai dengan kategori yang telah ditentukan, yaitu kategori Aqidah, Syariah, dan Akhlak. Kemudian akan ditampilkan dalam data dan jumlah frekuensi. Untuk memperoleh reliabilitas dan validitas kategori isi pesan dalam novel Mahligai Perkawinan, penulis mengadakan pengujian kategori pada 3 orang juri atau koder yang dipilih dari orang yang dipandang kredibel. Koder terdiri dari Juri I Makmun Toha (Ustadz), Juri II Dra. Yayah Huriyah (Ustadzah), dan Juri III Ucu Abdul Syukur, S.pd.I (Guru). Hasil dari kesepakatan tim juri tersebut dijadikan sebagai koefisien reliabilitas. Berikut ini adalah tabel rincian kesepakatan antar juri. Untuk mencari keofisien reliabilitas kategori antar juri, penulis menguraikan rumus dari Holsty (1969:17-150).28 Koefisien reliabilitas =
__2M __ N1 + N2
2M
= Nomor keputusan yang sama antar juri
N1 + N2
= Jumlah item yang dibuat oleh tim juri
28
Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006),
cet ke-1, h. 76
M
= Kesepakatan antar juri
N
= Jumlah yang diteliti
Sedangkan untuk menghitung prosentase dari penelitian ini, menggunakan rumus sebagai berikut: P = _F_ x 100% N P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah Populasi
1. Nilai Kesepakatan Juri Mengenai Pesan Aqidah Tabel 1 Antar Juri
Item
Kesepakatan
Ketidaksepakatan
Nilai
1 dan 2 1 dan 3 2 dan 3
74 74 74
8 2 2
66 72 72
0.11 0.03 0.03 0.17
Total
Komposit Reliabilitas = __N ( X Antar Juri )__ 1+(n-1) (X Antar Juri) Nilai Rata-rata = 0.17 : 3 = 0.06 Komposit Reliabilitas = _3 x 0.06_ = 0.17 = 0.15 1+ 2 (0.06) 1.12
Dengan demikian, pesan aqidah yang terkandung dalam novel Mahligai Perkawinan berjumlah 0.15 berdasarkan kesepakatan juri.
2. Nilai Kesepakatan Juri Mengenai Pesan Syariah
Tabel 2 Antar Juri
Item
1 dan 2 1 dan 3 2 dan 3
74 74 74
Kesepakatan
Ketidaksepakatan
Nilai
56 51 56
0.24 0.31 0.24 0.79
18 23 18 Total
Komposit Reliabilitas = __N ( X Antar Juri )__ 1+(n-1) (X Antar Juri) Nilai Rata-rata = 0.79 : 3 = 0.26 Komposit Reliabilitas = _3 x 0.26_ = 0.79 = 0.52 1+2 (0.26)
1.52
Dengan demikian, pesan syariah yang terkandung dalam novel Mahligao Perkawinan berjumlah 0.52 berdasarkan kesepakatan juri.
3. Nilai Kesepakatan Juri Mengenai Pesan Akhlak
Tabel 3 Antar Juri
Item
1 dan 2 1 dan 3 2 dan 3
74 74 74
Kesepakatan
Ketidaksepakatan
Nilai
58 68 63
0.22 0.08 0.15 0.45
16 6 11 Total
Komposit Reliabilitas = __N ( X Antar Juri )__ 1+(n-1) (X Antar Juri) Nilai Rata-rata = 0.45 : 3 = 0.15 Komposit Reliabilitas = _3 x 0.15_ = 0.45 = 0.19 1+2 (0.15) 2.30
Dengan demikian, pesan akhlak yang terkandung dalam novel Mahligai Perkawinan berjumlah 0.19 berdasarkan kesepakatan juri.
B. Pesan Dakwah yang Dominan Hasil perhitungan kesepakatan ketiga orang juri pada tiap-tiap bab dalam novel Mahligai Perkawinan yang dianalisis ini memiliki nilai pesan dakwah yang berbeda antara satu bab dengan bab yang lain. Secara keseluruhan, pesan dakwah yang terdapat dalam novel Mahligai Perkawinan karya Anni Iwasaki ini dengan total jumlah komposit reliabilitas adalah nilai aqidah 0.15, nilai syariah berjumlah 0.52, dan nilai akhlak berjumlah 0.19. Tabel 4 Prosentase Pesan N = 0.86 No 1 2 3 4
Kategorisasi Aqidah Syariah Akhlak Total
Koefisien Reliabilitas 0.15 0.52 0.19 0.86
P = _F_ x 100% N 1. Aqidah P = 0.15 x 100% = 17.44% 0.86 2. Syariah P = 0.52 x 100% = 60.47% 0.86
Prosentase (%) 17.44 60.47 22.09 100
3. Akhlak P = 0.19 x 100% = 22.09% 0.86
Dengan demikian, pesan dakwah yang paling dominan yang terdapat pada novel Mahligai Perkawinan karya Anni Iwasaki adalah pesan syariah dengan hasil prosentase 60.47%, berdasarkan hasil perhitungan kesepakatan dari ketiga orang juri. C. Analisis Data Setelah peneliti melakukan penghitungan reliabilitas dan frekuensi prosentase kepada 3 juri terhadap kategori-kategori yang telah peneliti buat. Selanjutnya akan ditampilkan data mengenai paragraf atau kalimat yang mengandung pesan dakwah dalam novel Mahligai Perkawinan. 1. Berikut ini adalah adalah rincian pesan yang mengandung kategori pesan
Aqidah menurut kesepakatan 3 juri.
Pesan Aqidah yang terkandung dalam bab 1 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a. “Isti,”
bisiknya-lembut dan hangat, “bila sesudah kematian ada
kehidupan, aku akan tetap mencarimu,” lanjutnya. b. “Maukah engkau menjadi istriku di sana nanti?” pintanya penuh harap.
Dari kutipan dialog di atas, pengarang ingin menyampaikan kesetiaan dan rasa cinta seorang suami kepada isterinya. Karena perasaan cinta itu adalah fitrah dari Allah SWT.
Pesan Aqidah yang terkandung dalam bab 3 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a. “Kamu bolah kerja di sini, asal antara pukul sepuluh sampai pukul empat
sore, dua tiga kali seminggu, kamu mau belajar sesuatu dan harus berhasil!” b. Saat meninabobokan anak-anak inilah, kuajari mereka menghafalkan doa
sholat sedikit demi sedikit. Dipo sudah hafal semua sebelum kelas satu SD, begitu pula Bimo. Aji baru hafal separo. Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa memberikan pelajaran dan contoh kepada anak bukan saja dari orang tua melainkan dari orangorang yang berada disekitar mereka.
Pesan Aqidah yang terkandung dalam bab 4 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: Pandanganku dan anak-anak mengantarnya sampai hilang di kelokan jalan. Dalam hati aku berkata, “Semoga berhasil kawan” Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa doa seorang mukmin adalah senjata yang paling ampuh.
Pesan Aqidah yang terkandung dalam bab 5 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a.
Aku disiplin dalam menyusui anak-anakku. Sejak kulahirkan, mereka sudah kuajar menyusu tiga jam sekali.
b.
Aku teringat lagi kata-kata Mbak Ratih, kalau dia tidak menjadi SH, masih banyak yang bisa menggantikannya, tapi menjadi ibu bagi anakanakny siapa yang sanggup…?
Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa kedisiplinan dapat dipelajari mulai dari bayi dan menjadi seorang ibu adalah suatu pekerjaan yang paling mulia. Karena keberhasilan seorang anak tergantung cara ibu merawat dan mendidiknya sejak kecil.
Pesan Aqidah yang terkandung dalam bab 7 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: Setiap kali aku mengenang Isman, perasaan berdosa atau entah apa namanya, menggugat kuat dalam kalbuku. Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa dalam sebuah hubungan perkawinan tidak boleh ada kebohongan sekecil apapun, karena hal itu bisa menjadi sebuah masalah yang besar nantinya.
2. Berikut ini adalah adalah rincian pesan yang mengandung kategori pesan
Syariah menurut kesepakatan 3 juri.
Pesan Syariah yang terkandung dalam bab 1 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: Sehari-hari waktuku hanya kuhabiskan untuk mengurus anak-anak dan suamiku, sambil menulis artikel ringan untuk majalah dan Koran Koran mingguan. Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa menjadi seorang ibu rumah tangga tidak hanya mengurus dan merawat keluarga saja. Melainkan juga dapat melakukan hal-hal yang positif dan menghasilkan selama mengisi waktu luang yang ada.
Pesan Syariah yang terkandung dalam bab 2 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a. “Kan lebih malu kalau mereka tahu. Lho, teleponnya kok nggak ada
ditempatnya seperti biasa. Lalu mereka berpikir, Nyonya sedang telepon siapa, ya,di dalam sana?” b. “Bangun, ya! Jangan kembali ke tempat tidur. Ibu kesiangan. Ayo, cepat
mandi, gosok gigi. Ibu mau ke dapur!” c. “Anakku sebentar lagi pulang dari sekolah. Bukankah kita adalah wanita-
wanita yang tahu mengurus anak-anak, Mer?!” kataku, minta diri. d. “Jangan dihabiskan! Ibu belum ambilkan buat Mas Dipo.” Aku
memperingatkan e. Kami makan bersama. Mereka menceritakan pengalaman masing-masing
di sekolah tadi. Setelah makan meja kubereskan. Dari kutipan di atas,
pengarang ingin menyampaikan bahwa seorang
wanita yang sudah memiliki keluarga sebaiknya lebih mengutamakan keluarga daripada perasaan kepada orang lain. Karena hal itu akan menimbulkan masalah dalam kelangsungan hidup keluarga.
Pesan Syariah yang terkandung dalam bab 3 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a. Setelah selesai masak dan membersihkan panic-panci bekas pakai, aku
melangkah ke kamar mandi. b. Sesudah makan siang, kuberitahu Aji dan Bimo, bahwa Tini telah lulus sekolah jahit. jahit. Mereka juga terlihat gembira dan memberi selamat. Begitu pula Dipo.
c. Sorenya aku, Dipo, Bimo, dan Aji berbelnja makanan dan kue. Besok hari minggu, kami ingin santai di rumah. AnakAnak -anak membeli mainan dan buku. d. Kebiasaan seperti ini sudah kumulai sejak sejak Dipo berusia empat tahun. Pada mulanya ia juga melakukan banyak kesalahan dalam membeli barangbarang-barang. Dan ucapanku itu selalu kuulang setiap kali kuberikan latihan yang sama.
Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa ibu harus bisa mendidik anak-anaknya untuk saling menghormati dan menyayangi satu dengan yang lain, sikap menghormati juga harus diajarkan kepada orang yang lebih tua.
Pesan Syariah yang terkandung dalam bab 4 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a. Isman tetap terlihat terlihat perkasa, sekalipun aku tahu, kesepian menekan jiwanya dan mengimpit hidupnya. b. “Belum lagi menikah, mendidik, dan memelihara anak. Memelihara cinta suami agar tetap melekat. Memang berat! Tapi itu adalah konsekuensi seorang wanita yang memilih menikah menikah dan mempunyai anak…” c. “Hari ini setelah bertemu dengan kamu, terbuka lagi mataku. Kekukuhanmu, membuatku makin menghormatimu. Aku yakin, akan mendapatkan pasangan hidup seperti yang kuinginkan!” d. Pelayan datang, kuletakkan sendiri piringpiring-piring ke atas atas baki. e. Pelayan datang membawakan kopi dan irisan semangka, sekali ini Isman yang memindahkannya sendiri dari baki ke atas meja. f. “Mas Gatot dapat menyelesaikan studinya dengan baik. Aku merasa sendiri, tanggung jawabku sebagai nyonya semakin berat.
Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa memelihara dan memupuk cinta kepada pasangan hidup itu sulit, sehingga jika sudah mendapatkan itu kita harus bisa menjaganya agar rasa cinta yang telah terjalin tetap bertahan. Sehingga segala kesulitan akan dapat diatasi bersama-sama.
Pesan Syariah yang terkandung dalam bab 5 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a. Mungkin karena aku rajin memvariasikan makanan, menyuapi kembali setelah memberi kesempatan padanya untuk mencoba makan sendiri, anakanak-anakku anakku tak pernah menolak apa pun yang kuberikan, setelah kucicipi. b. Aku bergegas ke dapur, memasak air untuk merebus SuperSuper-mie, kusiapkan potongan sayur, kubis, wortel, buncis, telur, dan irisan tipis daging. c. “Semua sayur bisa bikin badan kuat, nanti kamu nggak bisa gede kayak Bapak lho, nggak bisa nyetir mobil,” sahut Bimo serius. d. Seorang Pembina yang kurang menguasai bidangnya, sikapnya dalam penyajian latihan akan jauh dari bijaksana. KataKata-katanya tidak akan didengarkan… Apakah wanita desa yang mengasuh menga suh anak mampu memikirkan ini semua? e. Setelah membereskan mainan, ketiga anakku mandi, sementara aku menyiapkan makan malam.
Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa menjadi seorang ibu harus memiliki pendidikan yang bagus agar dapat menyeimbangi pengetahuan anak-anaknya. Seorang ibu harus sigap dan kreatif juga mampu
memberikan pengertian yang baik kepada anak-anaknya. Sehingga anak-anak dapat tumbuh dengan subur dan pintar.
Pesan Syariah yang terkandung dalam bab 6 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a. Untung di Jepang semua orang sudah tahu, tak ada waktu untuk bergaya ketika masih memiliki anak kecil. b. Kadang timbul juga keinginanku menitipkan Dipo pada seorang babysitter yang dapat kupesan lewat telepon… tapi niat itu selalu urung. c. “Lalu, akhirnya aku mau juga hamil. Oh…Isti, kelahiran Yuriko ternyata tak menghasilkan kebhagiaan yang kami harapkan,” tangisnya berurai lagi.
Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa seorang ibu harus bisa menerima dan menjalani kewajibannya sebagai seorang ibu dengan ikhlas tanpa memikirkan imbalan atau apapun.
Pesan Syariah yang terkandung dalam bab 7 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a. Setiap kali aku mengenang Isman, perasaan berdosa atau entah apa namanya, menggugat kuat dalam kalbuku. kalbuku. b. BerkaliBerkali-kali dikecupnya air mataku yang mengalir deras, dieratkannya pelakunya, bagaikan ingin menyedot keriasuan yang membenahi jiwaku. Ia membimbingku masuk kamar tidur kami. c. Dengan hatihati-hati, kuceritakan dari awal riwayat perkenalanku dengan dengan Isman, yang pernah membuatku linglung untuk sementara.
d. “Isti, kaulewati saatsaat-saat yang berat sendirian. Aku tetap mencintaimu, kita pergi melayat Lestari, yuk!” ucapnya pelan. e. Kami susun dan kami rekatkan kembali serpihan cintaku yang tercabiktercabikcabik, cabik, dengan madu asmara kami, di sini, di rumah kami, bukan di tempat lain.
Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa kesetiaan seseorang dapat teruji kapanpun. Namun jika pasangan suami-isteri dapat saling percaya dan memberikan pengertian yang baik kepada pasangannya, maka rintangan apapun dapat mereka lewati bersama-sama.
Pesan Syariah yang terkandung dalam bab 8 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a. Aku dan suamiku berada dalam satu selimut, berbagai kehangatan dalam keremangan kamar yang sejuk. sejuk. b. “Pesta yang kita tuju adalah perayaan perkawinan. Bapak akan berjalan di depan, lalu Dipo, Bimo, Aji, baru Ibu. c. Latihan seperti ini sudah kumulai sejak mereka belum masuk taman kanakkanak-kanak. d. “Oom Isman sama Tante kan sedang berbahagia malam ini, ini, mungkin juga ingin mengajak temanteman-temannya merasakan kebahagiaan itu!” jawabku. e. Dia menunduk, menerima selamat dari anakanak -anakku dengan penuh perhatian.
Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa dimanapun dan kapanpun orang tua dapat memberikan pelajaran dan contoh bersikap yang baik kepada anak-anaknya. Hal ini dilakukan untuk melatih sikap mengharagai dan menghormati orang lain.
Pesan Akhlak yang terkandung dalam bab 1 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a. Aku adalah istri pengusaha berhasil. Rumah tanggaku sudah berjalan sepuluh tahun dengan dikaruniai tiga anak lelaki yang sehat. b. Suamiku sepuluh tahun lebih tua dariku. Ia telah berhasil membangun sikapku jadi seorang wanita dewasa yang berkepribadian mantap, yang tahu persis dimana posisiku dan apa yang harus aku lakukan. c. Dalam umurnya yang masih muda, ia telah meraih kedudukan jauh meninggalkan rekan sebayanya. Suaranya mantap penuh wibawa dan disegani dalam pergaulan. d. Kami hidup dalam kelebihan morel maupun materiel, namun gaya hidup kami seharisehari-hari sangat sederhana. e. Dulu kami memiliki video, tetapi dengan bermacam pertimbangan pertimbangan demi kebaikan anakanak-anak, barang jual kembali. f. “Kan kita akan pergi bersamabersama-sama, nggak usah dicari, aku tetap dekatmu, Yang!” ucapku meyakinkan. g. Siraman kasihku padanya kutunjukkan dengan antara lain merawat dan meladeni sendiri keperluannya. keperluannya. h. Sementara suamiku memelukku dari belakang, mengecup ringan pipiku lantas keluar dari mobilnya. Dari kaca ia memandangku, aku melambai.
Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa dengan kesabaran dan kesetiaan terhadap pasangan hidup kita, maka perasaan cinta dan kasih sayang itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu. Dengan melayani semua keperluan suami maka rasa kasih sayang akan menjadi semakin kuat.
Pesan Akhlak yang terkandung dalam bab 2 novel Mahligai Perkawinan, yaitu:
“Aduh, ibu sampai kaget! Habis Tape-nya terlalu keras, ya? Sampai nggak tahu kalau kamu datang!” ujarku sambil mencium pipinya. Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa mengakui kesalahan harus dilakukan oleh siapapun dengan siapapun.
Pesan Akhlak yang terkandung dalam bab 3 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a. Kelompok demi kelompok, aku masukkan secara bergantian. Aku tak suka bajubaju-baju kotor keluargaku, lebihlebih-lebih baju dalam, dipegang oleh orang lain! Terlalu pribadi. b. “Kursus apa saja yang kamu suka? Sebab kalau kamu tinggal di sini, kamu juga termasuk orang yang harus memberikan contoh yang baik pada anakanak-anakku!”
Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa mengurus segala keperluan dan rumah tangga harus dilakukan sendiri oleh seorang isteri, itu semua dapat lebih membangun ikatan antara isteri dengan suami dan ibu dengan anak. Serta memberikan contoh yang baik dapat diberikan oleh siapapun yang berada di rumah.
Pesan Akhlak yang terkandung dalam bab 4 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a. Mobil diparkir di halaman luas dan rimbun. Rumput di tepi jalan terawat rapi. Bersih sekali. Banyak orang asing dan anakanak -anak bermain. Kelihatan sangat bahagia. b. “Istirahat sebentar, ya, mau telepon ke rumah,” aku berdiri. berdiri.
Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa lingkungan yang bersih dan terawat merupakan cerminan orang yang beriman. Karena dengan
menjaga kebersihan lingkungan akan membuat orang nyaman berada di lingkungan itu.
Pesan Akhlak yang terkandung dalam bab 5 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: Selama menyusui, selalu kupakai lipatan kain untuk menutup buah dada bagian atas. Lebih-lebih bila meneteki di depan umum. Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa menjaga dan menutupi aurat seorang wanita itu penting.
Pesan Akhlak yang terkandung dalam bab 6 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a. “Pegawai di sini sudah kaya, rokok masih panjang begitu sudah dibuang,” gumamku. b. Kulewati pintu keluar, setelah mengucapkan terima kasih pada para para penjaga di situ. Aku melangkah turun.
Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa seorang mukmin itu harus bersikap hemat dan menghormati orang lain.
Pesan Akhlak yang terkandung dalam bab 7 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a. Setelah anakanak -anak berangkat ke sekolah, aku membereskan baju anakanakanak di lemari yang hampir setiap hari susunannya berantakan. b. Aku kembali lagi pada anakanak-anakku, yang menjemurkan sepatuku. Kuucapkan terima kasih pada mereka. c. Diciumnya pipiku, seakan ingin menyatakan terima kasih atas pengertianku.
Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa ibu harus membereskan dan merawat seisi rumah dengan tangan sendiri dan disertai hati yang ikhlas tanpa beban. Dan memberikan contoh dengan mengajarkan anak untuk bisa menghargai hasil kerja orang lain harus dimulai sejak kecil.
Pesan Akhlak yang terkandung dalam bab 8 novel Mahligai Perkawinan, yaitu: a. Kupandangi lagi wajahku di cermin. Mas gatot membantu merapikan dandananku. b. Ketika Isman menoleh, menoleh, pandangannya berhenti pada raut wajahku. Kukembangkan senyum tanpa arti apaapa-apa. c. Iriyanti tersenyum manis, sambil mengulurkan tangannya.
Dari kutipan di atas, pengarang ingin menyampaikan bahwa memberikan penghormatan kepada orang lain bisa dilakukan dengan memberikan penampilan yang terbaik yang kita miliki. Dari hasil penjurian ketiga orang juri di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pesan yang paling dominan adalah mengenai pesan syariah. Namun menurut penulis, pesan yang paling banyak terkandung dalam novel Mahligai Perkawinan adalah pesan akhlak. Pesan akhlak yang terkandung yaitu mengenai pesan moral hubungan antara sesama manusia yaitu suami dan isteri, ibu dengan anak, ayah dengan anak, dan juga hubungan sesama manusia.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah menjelaskan dan menganalisis pembahasan-pembahasan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Pesan-pesan yang terdapat dalam novel Mahligai Perkawinan adalah pesanpesan aqidah, pesan syariah dan pesan akhlak. Tergambar betapa kuatnya tokoh utama dalam novel ini menjalankan ibadahnya meski ia punya kesibukan yang padat. Juga pesan muamalah, pengarang mencontohkan dalam novelnya tentang menjalin hubungan dengan sesama manusia. Sedangkan pesan dakwah yang berkaitan dengan pesan akhlak yaitu tokoh utama dalam novel ini memberikan contoh-contoh kepada tokoh lainnya dalam hal ini adalah anak-anak tokoh utama tentang ibadah kepada Allah, dan memiliki rasa saling menyayangi satu dengan yang lain. 2. Adapun kategori pesan Aqidah yang paling dominan yaitu pesan Aqidah mengenai Iman kepada Allah. Dan kategori pesan Syariah yang paling dominan yaitu mengenai pesan muamalah yang berkaitan dengan perkawinan dan kewajiban seorang ibu sekaligus seorang isteri. Sedangkan kategori pesan akhlak yaitu mengenai pesan akhlak kepada sesama manusia yaitu sikap menghormati orang yang lebih tua juga mengenai sopan-santun. 3. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dihitung secara reliabilitas dan validitas peneliti telah menemukan kecenderungan pesan-pesan dakwah dalam novel Mahligai Perkawinan karya Anni Iwasaki. Berdasarkan pengolahan data secara analisis, maka dapat disimpulkan bahwa kecenderungan isi pesan
dalam novel Mahligai Perkawinan ini adalah pesan aqidah dengan prosentase 17.44%, diikuti pesan syariah dengan prosentase 60.47%, kemudian pesan akhlak dengan prosentase 20.09%. 4. Penyampaian pesan dakwah melalui novel Mahligai Perkawinan sudah baik. Gaya bahasa yang digunakan pengarang sederhana dan mudah dipahami. Tetapi, meskipun cara penyampaiannya sederhana namun pesan yang ingin disampaikan bisa tertangkap oleh pembaca novel ini. Ini dikarenakan Anni Iwasaki adalah seorang sastrawati yang telah berpengalaman dalam dunia sastra, dan sudah mahir dalam menguntaikan kata-kata dalam sebuah tulisan. Dan Anni Iwasaki juga sangat memperhatikan pesan yang ia sampaikan dalam cerita novel yang ia tulis dalam novelnya.
B. Saran-saran Setelah penulis menyelesaikan penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran-saran, antara lain: 1. Kepada praktisi atau ilmuwan dakwah yang bergerak dalam bidang dakwah agar lebih memperhatikan dunia sastra atau media cetak sebagai sarana dakwah. Karena pada saat ini sarana media cetak sangat efektif dan juga efisien dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah. 2. Dosen-dosen dan mahasiswa Fakultas Dakwah lebih memperdalam diskusi tentang media novel yang bisa dijadikan media dakwah. 3. Pengarang dan penulis pada umumnya sebaiknya menulis karya-karya yang mempunyai pesan-pesan moral dan humanis untuk mencerahkan kehidupan umat manusia.
4. Pengarang novel Mahligai Perkawinan semoga tidak berhenti berjuang membuat karya-karya yang mempunyai pesan-pesan dakwah yang lebih baik. 5. Masyarakat dan pembaca agar lebih selektif dalam memilih bacaan. Pilihlah bacaan yang bisa memberikan pencerahan. Hindari bacaan-bacaan yang bisa merusak akhlak dan moral. 6. Penerbit novel-novel Islami agar lebih konsisten dan memiliki komitmen dalam menertbitkan novel-novel baik fiksi maupun nonfiksi yang banyak menyampaikan ajaran Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
al-Munawir, Ahmad Warson, al-Munawir, Jakarta: Pustaka Progresif, 1997
Ambary, Abdullah, Inti Sari Sastra Indonesia, Bandung: Djantika, 1983
Arifin, M, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, cet. 1
Azis, Moh Ali, Ilmu Dakwah, Jakarta: Prenada Media, 2004
Effendy, Onong Uchana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosda karya, 1994, cet. ke 8
Eneste, Pamusut, Buku Pintar Sastra Indonesia, Jakarta: Kompas, 2001, edisi ke-3
Eogleton, Terry, Teori Sastra Sebuah Pengantar Komprehensif, Yogyakarta dan Bandung: Jalasutra, 2006, cet. ke-1
Ghazali, M. Bahri, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah, Jakarta : Media Dakwah, 1984, cet ke-2
Hasanudin, Hukum Dakwah : Tinjuan Aspek Hukum Dalam Berdakwah di Indonesia, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya,1996, cet. ke-1
Iwasaki, Anni, Mahligai Perkawinan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1991
Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, cet. ke-1
Kusman, Suf, Jurnalisme Universal
Latif, Nasarudin, Teori dan Praktik Dakwah Islamiyah, Jakarta: Firma Dara, 1998
Muhtarom, Zaini, Dasar-dasar Manajemen Dakwah Islam, Yogyakarta: Al-Amin Press, 1996, cet. ke 1
Nasution, Zulkarnaen, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta: Pusat penelitian Universitas Terbuka, 2001, cet. ke-2
Nata, Abudin, Akhlak Tasawuf, Jakarta, Raja Grafindo Persada,2003, cet. ke-iv
Nazir, Muhammad, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998
Omar, Toha Yahya, Ilmu Dakwah, Jakarta : PT. Wijaya, 1971, cet. ke-2
Saleh, E. Hasan, Studi Islam di Perguruan Tinggi Pembinanan IMTAQ dan Pengembangan Wawasan, Jakarta: ISTN, 2000
Stokes, Jane, How To Do Media and Cultural Studies, Yogyakarta: PT Bentang Pustaka, 2006, cet. ke-1
Suprapto, Kumpulan Istilah dan Apresiasi Sastra Bahasa Indonesia, Surabaya: Indah,1993
Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Dakwah Islam, Surabaya: Ikhlas, 1983, cet. 1
Tasmara, Toto, Komunikasi Dakwah, Jakarta, Gaya Media Pratama : 1997
Artikel Anni Iwasaki Foundation, Dawai Jiwa Anni Iwasaki, Jakarta: 2002
Internet www. Google.com, kata kunci “Anni Iwasaki” www. pusjuki.org