ANALISIS ISI PESAN AKHLAK DALAM NOVEL KHADIJAH “KETIKA RAHASIA MIM TERSINGKAP” KARYA SIBEL ERASLAN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Kom.I)
Oleh Alfia Nurlayla 1110051000057
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H./2014M.
ABSTRAK
Alfia Nurlayla Analisis Isi Pesan Akhlak dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan. Akhlak merupakan perbuatan nyata dari refleksi sikap yang terlahir dari Iman dan Islam sebagai bentuk penghambaan manusia kepada Allah SWT. Akhlak dijadikan sebagai arahan manusia untuk melakukan suatu perbuatan yang baik atau yang buruk didalam kehidupan. Novel adalah salah satu media yang banyak diminati oleh berbagai kalangan. Dengan membaca novel kita bisa mengambil nilai-nilai pada isi pesan yang terkandung didalamnya. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menganalisis novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan sebagai salah satu novel Islami yang didalamnya mengandung pesan akhlak. Rumusan masalah penelitian ini adalah Bagaimana isi pesan akhlak yang terkandung dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode sebelum Islam? Dan Pesan akhlak apa yang paling dominan dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”? Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis) melalui pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis data menggunakan format deskriptif. Menurut Bereslon analisis isi merupakan suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak. Dalam menganalisis data peneliti membuat kategorisasi pesan akhlak yang terdapat pada paragraf dalam novel, kemudian membuat lembar koding yang akan dinilai oleh tiga juri yang sudah ditetapkan. Selanjutnya, hasil perolehan nilai kesepakatan tim juri dijadikan sebagai hasil presentase dan kemudian dicari pesan akhlak apa yang paling dominan dalam novel tersebut. Dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” memiliki tematema yang berjumlah 40 tema, namun peneliti membuat batasan masalah hanya pada 3 tema pesan akhlak pada episode sebelum Islam. Kategorisasi yang dianalisis dari pesan akhlak meliputi akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama manusia dan akhlak terhadap lingkungan. Setelah dilakukan penghitungan data maka dapat diketahui bahwa pesan akhlak episode sebelum Islam yang paling dominan dalam novel ini adalah pesan akhlak terhadap sesama manusia sebanyak 84%, diikuti pesan akhlak terhadap Allah sebanyak 14%, kemudian pesan akhlak terhadap lingkungan yang menjadi urutan terendah sebanyak 2%. Termasuk didalamnya akhlak baik dengan hasil presentase tertinggi sebanyak 94% dan akhlak buruk menduduki posisi terendah hanya 6%. Kata kunci: Analisis Isi, Pesan Akhlak, Novel, Kategorisasi, Dominan.
i
KATA PENGANTAR Alhamdulillah wasyukurillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Serta shalawat salam teruntuk kepada nabi besar Muhammad Saw serta pengikutnya sampai akhir zaman. Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan moril maupun spiritual dari berbagai pihak. Untuk semua itu tidak ada balasan yang sanggup peneliti berikan kecuali ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak. Dr. H. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak. Rachmat Baihaky, MA, sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Serta Ibu Fita Fathurrokhmah, M.Si, sebagai Sekertaris jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. Jumroni, M.Si, selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi. Terima kasih telah memberikan bimbingan dan arahannya selama proses menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan di setiap aktivitas. 4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidyatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan.
ii
5. Bapak dan ibu tercinta (Purwanto dan Sri Wahyuti) serta Annisa Purwaning Sayekti (kakak) yang telah memberikan semangat dan doa yang tiada hentinya kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. 6. Teman-teman mahasiswa KPI angkatan 2010, kelas KPI B, khususnya temanteman seperjuangan Ais Muflihah, Andari Novianti, Miftakhul Aida, Safitri, Diana Nopiana dan Ishmatun Nisa. Kebersamaan kalian tidak akan aku lupa, semoga kesuksesan dan kebahagiaan selalu menyertai kita. 7. Pihak penerbit buku Islami Kaysamedia, yang dengan keramahannya membantu memberikan informasi-informasi penting terkait novel Khadijah sehingga penelitian skripsi ini bisa diselesaikan. 8. Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 9. Seluruh kerabat, dan pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Semoga semua pihak yang telah membantu mendapat balasan dan menjadi ladang amal disisi Allah SWT. Demikianlah yang dapat peneliti sampaikan, semoga karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya. Jakarta, 22 Agustus 2014
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI ABSTRAK ..........................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................
iv
DAFTAR TABEL ..............................................................................
vi
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .....................................................
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ...........................................
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................
6
D. Metodelogi Penelitian .........................................................
7
E. Teknik Pengolahan Data .....................................................
9
F. Teknik Analisis Data ..........................................................
11
G. Tinjauan Pustaka ................................................................
13
H. Sistematika Penulisan .........................................................
15
BAB II. LANDASAN TEORI A. Pengertian Analisis Isi.......................................................
17
B. Akhlak ..............................................................................
21
1.
Pengertian Akhlak.......................................................
21
2.
Tujuan dan Posisi Displin Ilmu Akhlak .......................
26
3.
Ruang Lingkup Akhlak ...............................................
26
iv
4.
Nilai-nilai Kriteria Muslim ..........................................
28
C. Novel ...............................................................................
31
1.
Pengertian Novel ........................................................
31
2.
Sejarah Novel Indonesia .............................................
33
3.
Jenis-jenis Novel.........................................................
34
4.
Unsur-unsur Novel......................................................
35
D. Kerangka Berpikir Penelitian ............................................
37
BAB III. GAMBARAN UMUM A. Sinopsis Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” ..................................................................................... …….38 B. Sekilas Biografi Sibel Eraslan .......................................
43
BAB IV.TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Pesan Akhlak dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan
45
B. Kategorisasi Pesan yang Paling Dominan dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim tersingkap” .................
63
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................
67
B. Saran .............................................................................
68
DAFTARPUSTAKA ..........................................................................
70
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kategorisasi Pesan ..................................................................
10
Tabel 2 Operasionalisasi Konsep..........................................................
11
Tabel 3 Daftar Tema-tema Cerita didalam novel Khadijah “Ketika RahasiaMim Tersingkap” .......................................................
45
Tabel 4 Kategori Pesan Akhlak yang diteliti dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” .....................................................
47
Tabel 5 Tema-tema Cerita yang diteliti dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” .........................................
47
Tabel 6 Pesan Akhlak dalam Tema Satu “Nama adalah Takdir” .........
50
Tabel 7 Pesan Akhlak dalam Tema Dua “Jalan Kepedihan”................
54
Tabel 8 Pesan Akhlak Dalam Tema Empat “ Pasar” ...........................
59
Tabel 9 Pesan Akhlak dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” ............................................................................
66
Tabel 10 Macam-macam Pesan Akhlak dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”........................................
vi
66
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama memberikan petunjuk kepada manusia tentang peraturan untuk tata hidup dan kehidupan yang diakui kebenarannya oleh sang Maha Pecipta.1 Allah Swt berfirman dalam Q.S At-Tin (95): 4, 5, dan 6, Allah berfirman:
Artinya:“Sungguh, kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendahrendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya”. Ayat tersebut menyatakan bahwa untuk mencapai kebahagian dan mencapai martabat kemanusiaan yang tinggi didalam hidup maka seharusnya manusia sesuai dengan fitrahnya sebagai khilafah harus beriman dan mengerjakan amal-amal kebajikan. Akhlak merupakan perbuatan nyata dari refleksi sikap yang terlahir dari Iman dan Islam sebagai bentuk penghambaan manusia kepada Allah SWT. Akhlak yang serasi akan menciptakan keadaan harmonis dalam
1
Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer; Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), Cet. 1, h. 6.
1
2
hubungan dengan lingkungan sosialnya, khususnya hubungan dengan sesama manusia itu sendiri.2 Diwujudkannya dengan selalu menyerukan al-khayr, amar maruf dan nahy munkar. Dalam pandangan ahli bidang akhlak terdahulu dan terkemuka yaitu, Al-Ghazali dan Ibnu Maskawaih menjelaskan bahwa akhlak adalah sifat atau perbuatan yang bersumber pada kualitas jiwa. Jika jiwa itu bersih, maka akhlak pun akan baik. Tapi, jika jiwa itu kotor, maka akhlak pun akan jadi buruk. Sebab jiwa yang kotor tidak akan memancarkan akhlak yang baik karena kualitas akhlak sangat ditentukan oleh kondisi jiwa.3 Hal ini, sudah Allah SWT tuliskan didalam Al-Quran yang berbunyi:
Artinya:“Barangsiapa yang melakukan sesuatu kebaikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.” (Q.S al-Baqarah: 158). Jika ingin akhlak yang baik, maka seharusnya manusia memiliki kualitas jiwa yang baik, dengan cara meniatkan hati untuk melahirkan kebaikan didalam dirinya. Dengan hati yang bersih akan menciptakan akhlak mulia dalam berhubungan baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama makhluk baik itu manusia, binatang ataupun tumbuh-tumbuhan untuk mencapai kebahagian hidup didunia dan diakhirat. Akhlak termasuk kedalam tiga pilar kajian ajaran Islam yakni, aqidah, syariah dan akhlak. Dan ternyata akhlak itu sudah ada sejak manusia 2
Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer; Sebuah Studi Komunikasi, h. 10. Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global; Upaya Membangun Karakter Muslim, (Jakarta: Trans Pustaka, 2012), Cet. 1. h. 34. 3
3
dilahirkan. Mulai dari manusia pertama yaitu nabi Adam as. Akhlak sebelum Islam adalah akhlak yang dimiliki oleh orang-orang pada masa jahiliyah. Zaman kebodohan sebelum datangnya Islam membuat akhlak pada masa itu sangat memprihatinkan. Mereka hidup tanpa mengenal Allah dan mereka hanya mempercayai dan menyembah berhala, menyembah matahari, bulan, dan binatang. Dalam zaman ini mereka mempunyai sifat baik seperti memiliki perasaan ingin kasih sayang, berani, rajin, keras dan tegas, akan tetapi semua itu dikalahkan oleh sifat buruk yang mereka miliki karena keberadaan mereka diliputi dengan kedzaliman. Beda dengan Akhlak sesudah Islam. Islam yang datang dibawa oleh nabi Muhammad Saw mengajak manusia kepada kepercayaan bahwa Allah SWT adalah sumber segala sesuatu di seluruh alam semesta, dengan kekuasaanNya isi seluruh alam semesta ini dapat berjalan secara beraturan. Tidak diragukan lagi bahwa nabi Muhammad Saw adalah guru besar dalam bidang akhlak. Bahkan keutusannya ke muka bumi ini adalah untuk menyempurnakan akhlak. Akhlak terpuji tercermin pada pribadi nabi Muhammad Saw yang harus diteladani oleh umat muslim. Dalam Islam akhlak dijadikan sebagai pedoman, arahan, atau petunjuk untuk mendorong manusia melakukan suatu perbuatan yang baik atau yang buruk didalam kehidupan. Jika mengerjakan perbuatan yang baik secara terus menerus, maka akhlak itu akan menjadi kebiasaan yang akan membentuk individu dengan akhlak yang baik dalam semua aspek kehidupan. Sebaliknya
4
jika kebiasaan mengerjakan perbuatan yang buruk secara terus menerus tanpa sadar akan membentuk individu dengan akhlak yang buruk. Novel best seller dunia yang merupakan salah satu dari serial 4 wanita penghuni surga karya Sibel Eraslan yang berjudul Khadijah: Ketika Rahasia Mim Tersingka terjual lebih dari 50.000 eksemplar di Negaranya Turki dalam waktu setahun. Kemudian novel ini diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, termasuk ke dalam bahasa Indonesia oleh Ahmad Saefudin, Hyunisa Rahmanadia, dan Erwin Putra. Di Indonesia, novel ini sangat di minati oleh para pembaca terbukti sudah melakukan 2 kali cetakan, cetakan pertama pada bulan Februari 2013 dengan total penjualan sampai bulan Desember 2013 sebesar 4.442 eksemplar, dan cetakan kedua pada bulan Februari 2014 yang sampai bulan April sudah terjual 1827 eksemplar.4 Novel ini memberitahukan kepada para pembaca, mengenai kisah kehidupan tentang salah satu istri Rasulullah saw, yakni ibunda mulia Khadijah binti Khuwaylid yang dengan kisah-kisah perjalanan kehidupan beliau didalam novel ini mampu memberikan gambaran untuk kita mengenal sosok beliau khususnya untuk mengetahui akhlak yang beliau miliki. Untuk itu peneliti sangat tertarik untuk mencari dan mengetahui isi pesan akhlak yang terkandung didalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingka.” Sehingga dapat di simpulkan bahwa peneliti mengangkat judul skripsi yaitu, Analisis Isi Pesan Akhlak dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan.
4
Dokumen pribadi
[email protected], .pada tanggal 8 Mei 2014.
5
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Merujuk pada latar belakang di atas, pada novel khadijah “ketika Rahasia Mim Tersingkap” yang didalamnya memiliki tema-tema cerita yang berjumlah 40 tema, kemudian peneliti membagi menjadi 2 episode yakni, pertama, episode akhlak sebelum Islam, yakni akhlak dalam kehidupan khadijah sebelum bertemu Rasulullah Saw. Kedua, episode akhlak sesudah Islam, yakni akhlak dalam kehidupan khadijah setelah bertemu Rasulullah Saw. Dengan demikian peneliti memfokuskan batasan masalah penelitian yang dianalisis ini hanya pada pesan akhlak episode sebelum Islam yang ditemukan hanya ada tiga tema dari 40 tema-tema cerita yang ada di dalam novel, yakni, (1) Nama Adalah Takdir, (2) Jalan Kepedihan, dan (4) Pasar. 2. Perumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian skripsi ini adalah: a.
Bagaimana isi pesan akhlak terhadap Allah yang terkandung dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode sebelum Islam?
b.
Bagaimana isi pesan akhlak terhadap sesama manusia yang terkandung dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode sebelum Islam?
6
c.
Bagaimana isi pesan akhlak terhadap lingkungan yang terkandung dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode sebelum Islam?
d.
Pesan akhlak apa yang paling dominan dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a) Untuk mengetahui pesan akhlak terhadap Allah yang terkandung dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode sebelum Islam. b) Untuk mengetahui pesan akhlak terhadap sesama manusia yang terkandung dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode sebelum Islam. c) Untuk mengetahui pesan akhlak terhadap lingkungan yang terkandung dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” episode sebelum Islam. d) Untuk mengetahui pesan akhlak yang paling mendominasi yang terkandung dalam novel tersebut. 2. Manfaat Penelitian a.
Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah kajian ilmiah bagi mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam dalam menyampaikan
7
tentang kajian akhlak yang akan dapat memberikan kontribusi yang positif pada khazanah keilmuan dalam bidang dakwah melalui karya sastra yang berupa novel. b.
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan menambah wawasan mendalam bagi mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, khususnya para wanita tentang bagaimana kita seharusnya meneladani tingkah laku dan sifat mulia ibunda Khadijah sebagai panutan yang mampu untuk kita amalkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
D. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma positivism. Paradigma ini berpandangan bahwa hubungan antara peneliti dengan realitas yang diteliti dibuat jaraknya sejauh mungkin dan berada diluar diri peneliti.5 Penelitian dilakukan dengan data apaadanya tanpa ada campur tangan dari peneliti. Alat ukur dalam penelitian ini melalui pengukuran objektif yang harus dijaga keobjektifannya agar tidak ada penilaian yang subjektif dalam penelitian ini.
5
Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian: Suatu Tinjauan Praktis dan Teoritis (Yogyakarta: ArRuzz Media, 2011), h. 51.
8
2. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang menggambarkan suatu masalah dengan hasil yang dapat digeneralisasikan dan sifat riset olahan data berupa angka-angka yang bertujuan untuk menguji teori. 3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis), yaitu metode yang lebih memfokuskan pada isi atau teks pada pesan komunikasi yang tampak. Menurut Bereslon dan Kerlinger analisis isi adalah suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis isi komunikasi secara sistematik, objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak.6 Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti akan menganalisis pada paragraf-paragraf yang tersurat dari ketiga tema yang menjadi fokus penelitian yang ada didalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”. 4. Unit Analisis Unit analisis dalam penelitian ini adalah paragraf-paragraf dari tiga tema dalam novel, dan yang menjadi unit pengamatannya adalah isi pesan akhlak episode sebelum Islam yang berupa narasi dan dialog pada novel tersebut.
6
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), Cet.2, h.228.
9
5. Teknik Pengumpulan Data a.
Observasi, peneliti membaca dan mengamati pesan akhlak pada ketiga tema di setiap paragraf yang terkandung di dalam novel. Setelah itu peneliti melakukan data koding dengan mencatat isi paragraf berdasarkan kategori pesan akhlak sebagai Coding sheet, yaitu tabel yang berisi kategori-kategori pesan yang menjadi objek penelitian.7
b.
Studi dokumentasi, dengan mengumpulkan data-data berupa bukubuku yang menunjang penulisan skripsi ini, seperti buku penelitian, buku seputar akhlak, buku seputar novel, dan literatur-literatur yang ada relevansinya dengan materi penelitian, sehingga bisa dijadikan informasi tambahan bagi penelitian ini.
6. Teknik Penulisan Penelitian Untuk keperluan skripsi, peneliti mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN Syahid Jakarta (Jakarta: CeQDA, 2007)
E. Teknik Pengolahan Data a. Kategorisasi Pesan Penyusunan kategori pesan akhlak yang diteliti meliputi tiga kategori yaitu akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama manusia, dan akhlak terhadap lingkungan. Data tersebut dibuat dalam bentuk 7
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 102
10
codingsheet untuk memperoleh validitas dan reliabilitas kategori-kategori isi pesan yang di mintakan pengujian kategori kepada tiga orang juri atau koder. Tabel 1 Kategorisasi Pesan
Konsep
Definisi Konseptual
Akhlak
Sifat yang tertanam pada jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan baik (perbuatan yang akan menyelamatkan manusia) atau perbuatan buruk (perbuatan yang akan menghancurkan manusia) tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.
Definisi Operasional
. Bentuk-bentuk akhlak: Akhlak terhadap Allah, sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan manusia sebagai penghambaan makhluk Allah. Akhlak terhadap sesama manusia, sikap atau perbuatan yang dilakukan manusia untuk menempatkan dirinya dan menempatkan diri orang lain pada posisi yang tepat. Akhlak terhadap lingkungan, sikap atau perbuatan yang dilakukan manusia dalam berinteraksi dengan sesuatu yang ada disekitarnya.
b. Operasionalisasi Konsep Selanjutnya masing-masing konsep di operasionalkan sebagai berikut untuk memudahkan pengukurannya:
11
Tabel 2 Operasionalisasi Konsep No 1
Dimensi Akhlak terhadap Allah
2
Akhlak terhadap sesama manusia
3
Akhlak terhadap lingkungan
Indikator Tauhid Tawakal Ridha Allah Berdoa Beribadah Sabar Ikhlas Displin Pemaaf Berbagi Cerdas Peduli Sosial Tanggung Jawab Persaudaraan Peduli Lingkungan Menjaga kebersihan Menciptakan Kententraman Menyayangi binatang Melestarikan tanaman
F. TeknikAnalisis Data Data akan di analisis menggunakan metode kuantitatif dengan format deskriptif. Format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan dan meringkaskan berbagai situasi, berbagai kondisi atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi, kemudian mengangkat ke permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi atau variabel tersebut.8 Dalam penelitian ini Kegiatan deskriptif dilakukan dengan menjelaskan dan menganalisis isi terhadap pesan akhlak yang bertujuan untuk pengamatan yang cermat mengenai isi pesan 8
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta ilmu-ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2008), h.36.
12
akhlak episode sebelum Islam didalam novel dan untuk memperoleh validitas dan reliabilitas dari kategori-kategori isi teks yang berbentuk paragrafparagraf di mintakan pengujian nilai kepada tiga juri atau koder. Juri I Mita Anggraini (Mahasiswa), Juri II Ulva Lathifah (Guru ngaji), Juri III Sofia Nabila (Ustadzah muda). Hasil kesepakatan nilai (koefisien reliabilitas) dari tim juri pada 50 item secara keseluruhan dari ketiga tema yang dianalisis, dengan rumus dari Holisty9, yaitu: Koefisien Reliabilitas =
Antar Juri Ke 1 & 2 Ke 1 & 3 Ke 2 & 3
2M N1 + N2
Item 50 50 50
Kesepakatan 44 43 47
Ketidaksepakatan 6 7 3
Nilai 0,88 0,86 0,94
Dari tabel tersebut menjelasan bahwa koefisien reliabilitas antar juri 1 & 2 adalah 0,88 (nilai kesepakatan antar juri tinggi), antar juri 1 & 3 adalah 0,86 (nilai kesepakatan antar juri cukup tinggi), dan antar juri 2 & 3 adalah 0,94 (nilai kesepakatan antar juri sangat tinggi). Setelah itu diperoleh rata-rata perbandingan nilai dari keputusan antar juri (komposit reliabilitas) dari hasil penghitungan dengan menggunakan rumus: Komposit Reliabilitas =
9
N ( X antar Juri) 1 + (N-1) (X antar Juri)
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Komunikasi pemasaran, hal. 235.
13
Antar Juri Ke 1 dan 2 Ke 1 dan 3 Ke 2 dan 3 Total
Nilai 0,88 0,86 0,94 2,68
Nilai rata-rata (X) = 2,68 : 3 = 0,89 Komposit reliabilitas =
3 x 0,89 1 + 2 x 0,89
= 2,67 = 0,96 2,78
Dari hasil perolehan yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk ketiga tema ini yaitu sebesar 0,96 berarti terjadi tingkat kesepakatan yang sangat tinggi diantara para juri.
G. Tinjauan Pustaka Dalam menyusun skripsi ini, telah dilakukan tinjauan pustaka oleh peneliti di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi serta di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ternyata peneliti menemui ada beberapa mahasiswa/i yang sudah membuat penelitian dengan tema analisis isi akan tetapi dengan judul yang berbeda. Peneliti menjadikan skripsi berikut sebagai referensi yaitu: 1.
Analisis isi pesan dakwah dalam novel “Penakluk Badai” karya Aguk
Irawan
MN
yang
di
tulis
oleh
Fadli
Rosyad
(109051000137), 2013. Di ketahui bahwa pesan yang paling dominan yaitu pesan syariah sebanyak 50%, diikuti pesan akhlak 34,25%, dan pesan Aqidah 15,75%.
14
2.
Analisis isi pesan dakwah pada novel “99 Cahaya di Langit Eropa” karya Hanum Salsabiela Rais yang ditulis oleh Renita Azhari (108051000151), 2013. Di ketahui pesan dakwah yang paling dominan yaitu pesan Akhlak sebanyak 85%, diikuti pesan Aqidah 7,5%, dan pesan Syariah 7,5%.
3.
Analisis pesan dakwah dalam novel “Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!”Karya Muhidin M. Dahlan yang ditulis oleh Sisilia Yulianty Hariputri, 2010. Di ketahui pesan dakwah yang paling dominan yaitu pesan Akhlak sebanyak 0,44%, diikuti pesan Syariah 0,40%, dan pesan Aqidah 0,09%.
4.
Analisis isi pesan dakwah dalam novel “Perempuan Berkalung Sorban” karya Abidah El-Khalueqy yang ditulis oleh Siti Rizkia Kamilah, 2010. Diketahui pesan dakwah yang paling dominan yaitu pesan Syariah 39,26%, diikuti pesan Akhlak 37,04%, dan pesan Aqidah 23,70%.
Dari sekian banyak skripsi yang membahas tentang analisis isi, belum terdapat skripsi yang membahas tentang analisis isi terhadap pesan akhlak dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan. Oleh karena itu peneliti mengajukan judul tersebut.
15
H. Sistematika Penulisan Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis sehingga antara bab satu dengan bab lainnya saling berhubungan, maka penulisan skripsi ini disusun kedalam lima bagian: BAB I
Pendahuluan Dalam bab ini, berisiskan pemaparan peneliti tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II
Landasan teori Dalam bab ini, berisikan tentang keseluruhan konsep penelitian, diantaranya, pengertian analisis isi dan sejarah. Pengertian akhlak, ruang lingkup akhlak dan nilai-nilai kriteria muslim. Pengertian novel, sejarah novel, jenis novel dan unsur-unsur novel. Serta kerangka berpikir penelitian.
BAB III
Gambaran umum Dalam bab ini, berisikan pemaparan tentang gambaran umum dari novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”, dan biografi sekilas tentang penulis Sibel Eraslan beserta karya-karyanya.
BAB IV
Temuan dan Analisis Data Dalam bab ini, berisikan pemaparan analisis isi pesan akhlak episode sebelum Islam dalam novel Khajidah:
16
Ketika Rahasia Mim Tersingkap yang terdiri dari tiga tema yakni, Nama Adalah Takdir, Jalan Kepedihan, dan Pasar yang disesuaikan dengan kategori-kategori pesan akhlak yang terdiri dari akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama manusia dan akhlak terhadap lingkungan. Serta kategorisasi pesan akhlak yang paling mendominasi didalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan. BAB V
Penutup Dalam bab ini, berisikan tentang kesimpulan dan saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Analisis Isi Analisis isi (content analysis) adalah salah satu metode utama dalam bidang ilmu komunikasi untuk mempelajari isi media.1 Metode ini tidak menggunakan manusia sebagai objek penelitian, melainkan menggunakan simbol atau teks yang ada dalam media tertentu untuk mengungkap berbagai informasi dibalik data yang di sajikan di media tersebut kemudian simbolsimbol atau teks tersebut diolah dan dianalisis.2 Secara umum analisis isi dapat didefinisikan sebagai suatu teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik inferensi yang valid dari isi.3 Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi pesan komunikasi yang tampak, dan dilakukan secara objektif. Menurut Bereslon (1952) Analisis isi adalah suatu metode untuk mempelajari dan menganalisis komunikasi secara sistematika objektif, dan kuantitatif terhadap pesan yang tampak (manifest).4 Sedangkan Neuman menyebutkan pengertian analisis isi bukan hanya tulisan atau gambar saja, 1
Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-ilmu sosial lainnya (Jakarta: Kencana, 2011), h. 11. 2 Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2010), h. 110. 3 .Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-ilmu sosial lainnya, h. 15. 4 Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran (Jakarta: Kencana, 2007), h. 228.
17
18
melainkan juga ide, tema, pesan, arti maupun simbol-simbol yang terdapat dalam teks, baik dalam bentuk tulisan (buku, novel, majalah, koran, puisi dan lainnya), gambar (film, foto, lukisan).5 Sementara Hostli (1969) mendefinisikan analisis isi sebagai teknik penelitian untuk membuat inferensi yang dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik pesan. Sedangkan menurut Riffe, lacy dan Fico (1998) adalah pengujian yang sistematis dan dapat direplikasi (ditiru) dari simbol-simbol komunikasi, di mana simbol ini diberikan nilai numerik berdasarkan pengukuran yang valid, dan analisis menggunakan metode statistik untuk menggambarkan isi komunikasi, menarik kesimpulan, dan memberikan konteks baik produksi ataupun konsumsi.6 Meskipun beberapa ahli menyajikan definisi analisis isi yang beragam, tetapi tetap ada persamaan di antaranya dari berbagai definisi tersebut, maka muncullah prinsip analisis isi: a) Prinsip sistematik Ada perlakuan yang sama pada semua isi yang dianalisis. Periset tidak dibenarkan menganalisis hanya pada isi yang sesuai dengan perhatian dan minatnya, tetapi harus pada keseluruhan isi yang telah ditetapkan untuk diriset.
5 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), h. 165. 6 Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-ilmu sosial lainnya (Jakarta: Kencana, 2011), h. 15.
19
b) Prinsip Objektif Hasil analisis tergantung pada produser riset bukan pada orangnya. Kategori yang sama bila digunakan untuk isi yang sama dengan produser yang sama, maka hasilnya harus sama, walaupun risetnya beda. c) Prinsip kuantitatif Mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode deduktif. d) Prinsip isi yang nyata Yang diriset dan dianalisis adalah isi yang tersurat (tampak) bukan makna yang dirasakan periset. Perkara hasil akhir dari analisis nanti menunjukkan adanya sesuatu yang tersembunyi, hal itu sah-sah saja. Namun semuanya bermula dari analisis terhadap isi yang tampak.7 Dengan demikian, peneliti menarik kesimpulan bahwa mengunakan metode analisis isi berupaya untuk mempelajari secara sistematis isi pesan dari media (surat kabar, majalah, radio, film, televisi, iklan, novel, dan buku), yang mana melalui analisis isi bertujuan untuk membantu peneliti mengetahui dan mendeskripsikan gambaran isi, karakteristik isi, dan perkembangan isi pesan yang disampaikan dari proses komunikasi. Sejarah analisis isi di perkenalkan oleh Neuendrof (2002: 31) yang menyatakan bahwa analisis isi telah dipakai sejak 4000 tahun lalu pada masa Romawi kuno. Konsepsi Aristoteles mengenai retorika adalah salah satu 7
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, h. 229.
20
pemanfaatan analisis isi di mana pesan dibentuk dan disesuaikan dengan kondisi khalayak. Sementara Krippendorff (2004: 4) melihat penggunaan analisis isi pertama kali dapat dilacak hingga abad XVIII di Swedia. Krippendroff menguraikan sebuah peristiwa menyangkut sebuah buku populer yang berisi 90 himne berjudul Nyanyian Zion (Song of Zion). Buku ini lolos dari sensor negara tetapi menimbulkan kontroversi di kalangan gereja ortodoks di Swedia. Kalangan gereja kemudian mengumpulkan sejumlah sarjana untuk membuat penelitian mengenai nyanyian (himne) ini. Sebagian para sarjana menghitung simbol-simbol agama yang ada dalam nyanyian. Sementara sarjana yang lain menghitung simbol-simbol yang sama yang terdapat dalam buku nyanyian resmi, dan membandingkannya dengan yang terdapat dalam buku Nyanyian Zion. Ternyata dari hasil penelitian ini tidak ada perbedaan simbol di antara keduanya. Peristiwa ini merupakan salah satu peristiwa awal bagaimana analisis isi dipakai untuk menyelidiki isi dengan jalan menguraikan isi, melakukan kategorisasi, dan menghitung karateristik dari isi ini.8 Perkembangan penting dari metode analisis isi ini diperkenalkan oleh Harold Laswell pada tahun 1927 sebagai sebuah metode sistematik untuk mempelajari media massa. Metode ini mulai populer sebagai metodologi riset selama tahun 1920 dan 1930-an untuk menyelidiki isi komunikasi dalam film-film yang mengalami perkembangan sangat cepat saat itu. Inilah saat di mana analisis isi telah menarik minat para ilmuwan sosial dan menaikkan 8
Eriyanto, Analisis Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-ilmu sosial lainnya, h. 5.
21
status pengakuan analisis isi sebagai suatu metode ilmiah. Pada fase berikutnya perkembangan metode analisis isi sangat dipengaruhi oleh pendekatan kuantitatif yang di tawarkan Bernad Berelson, yakni tuntutan objektivitas dan sistematika merupakan prinsip yang lazim dipakai di dalam analisis isi. Objektivitas menuntut agar kategori-kategori pada analisis ini didefinisikan secara jelas dan operasional sehingga peneliti lain dapat mengikutinya dengan tingkat realibilitas yang tinggi.9
B. Akhlak 1.
Pengertian Akhlak Manusia merupakan obyek yang menarik dalam hal menyangkut pencapaian kesempurnaan diri, kepuasan batin, dan kebahagian dalam hidup. Abu al-‘Ala al-Ma’arri dan Thaha Husayn adalah dua sastrawan dan pemikir yang tunanetra, tetapi kekurangannya tersebut tidak menyebabkan keduanya tidak sempurna dalam kemanusiaan. Dengan demikian dapat dimengerti bahwa kesempurnaan manusia yang sebenarnya ialah yang terletak pada kepribadiannya, bukan pada fisiknya. 10 Ungkapan Muthahhari (seorang tokoh filsafat) menarik untuk dikutip: “Betapa mudahnya menjadi sarjana dan betapa sukarnya menjadi manusia, sebab menjadi manusia memerlukan kualitas-kualitas kepribadian yang tidak sedikit, karena kualitas-kualitas itulah yang akan memancarkan nilai manusia. Ketinggian nilai itu akan menjadikan seseorang sebagai manusia yang sempurna.” 9
Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi (Jakarta: UIN JakartaPress, 2006),
h. 70. 10
Yunasrril Ali, Manusia Citra Illahi, (Jakarta: Paramadina, 1997), h. 5.
22
Manusia memiliki potensi kesempurnaan untuk bisa meraih keridhaan Allah SWT, tetapi ketika seseorang terjatuh dan mencoba menduakan Allah SWT, maka kesempurnaan itu akan berkurang. Untuk itu, jalan pencapaian kesempurnaan itu ialah kembali kepada Allah SWT dengan iman dan akhlakul karimah, berikut bunyi haditsnya: Artinya: “Orang Mukmin yang sempurna keimanannya adalah orang yang paling baik akhlaknya” (Hadist Riwayat Tirmidzi). Dari segi kebahasaan, kata akhlak berasal dari bahasa arab dalam bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti (as-sajiyyah) perangai, (aththabi’ah) watak, (al-’adah) kebiasaan dan (ad-din) keteraturan. Jadi secara kebahasaan, istilah akhlak mengacu kepada sifat-sifat manusia secara universal, perangai, watak, kebiasaan, keteraturan, baik sifat terpuji ataupun sifat yang tercela. Menurut Ibnu Mazhur, akhlak pada hakikatnya adalah dimensi esoteris manusia yang berkenaan dengan jiwa, sifat dan karakteristiknya secara khusus yang baik (hasanah) maupun yang buruk (qabihah), pahala dan hukuman lebih banyak tergantung kepada dimensi esoteris manusia dibandingkan dengan ketergantungan kepada bentuk lahiriahnya.11 Dari segi istilah, pengertian akhlak merujuk pada berbagai para ahli di bidang akhlak. Ibnu Maskawaih yang dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu yang secara singkat mendefinisikan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam pada jiwa seseorang yang
11
Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya membangun karakter muslim (Jakarta: Trans Pustaka, 2012), h. 224.
23
mendorongnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan terlebih dahulu.12 Sementara Imam Al-Ghazali yang dikenal dengan sebutan Hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawannya dalam membela Islam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.13 Sejalan dengan pendapat tersebut diatas, dalam Mu’jam al-Wasith, Ibrahim Anis mendefinisikan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Selanjutnya di dalam kitab Dairatul Ma’arif yang secara singkat mengartikan, bahwa akhlak adalah sifat-sifat manusia yang terdidik.14 Keseluruhan pengertian akhlak di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa akhlak merupakan perbuatan yang telah tertanam di dalam jiwa seseorang sehingga menjadi kebiasaan didalam kepribadiannya serta dilakukan dengan mudah tanpa
harus mempertimbangkan atau
memikirkannya terlebih dahulu, karena akhlak itu sendiri pun timbul dari dalam diri secara murni atas kemauan sendiri, tanpa paksaan dan tekanan dari luar orang yang mengerjakannya. Dan perbuatan itu dilakukan
12 Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya membangun karakter muslim, h. 227. 13 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h. 3. 14 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 4.
24
dengan bersungguh-sungguh karna akhlak itu adalah perbuatan yang nyata dalam kehidupan sosial seseorang yang mengerjakannya. Allah menyatakan mengenai kedudukan akhlak yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Allah mengutus nabi Muhammad Saw sebagai suri teladan bagi umat-Nya dan menentukan agama Islam sebagai agama untuk manusia, oleh karena itu Allah memerintahkan kepada manusia untuk menghiasi agama Islam dengan akhlak mulia, sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Quran pada surah yang berbunyi:
Artinya: “Barang siapa mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (Q. S al-Nahl:97). Akhlak mulia merupakan suatu bentuk amal-amal saleh manusia. Akhlak pada diri manusia akan terwujud ketika iman yang dimiliki oleh orang itu benar dan Islam dilaksanakan dengan sempurna sesuai dalam ajaran agama Islam. Dari iman akan terealisasi nyata dalam pelaksanaan syariat Islam yang dilakukan secara terus-menerus dalam keadaan khusyu sehingga akan mewujudkan suatu perbuatan akhlak yang mulia.15 Dengan demikian, pengertian akhlak mengacu kepada sifat manusia secara umum tanpa mengenal perbedaan antara laki dan
15
Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta: UIN Press, 2009), h. 2.
25
perempuan dan juga tanpa mengenal sifat yang baik maupun sifat yang buruk. Itulah sebabnya, akhlak terbagi menjadi dua yakni, akhlak yang baik (al-akhlaq al-hasanah) atau akhlak terpuji (al-akhlaq al-mahmudah) dan akhlak yang buruk (al-akhlaq al-qabihah) atau akhlak tercela (alakhlaq madzmumah). Menurut Al-Ghazali, sifat terpuji manusia adalah sifat yang akan menyelamatkan (al-munjiyat), sedangkan sifat manusia yang tercela adalah sifat yang akan menghancurkan (al-muhlikat).16 Pada dasarnya manusia memiliki kedua potensi baik dan buruk, sebagaimana yang termaktub dalam al-Qur’an:
Artinya:” Maka kami telah memberikan petunjuk (kepada) nya (manusia) dua jalan mendaki (baik dan buruk)” (Q.S. al-Balad: 10). Didalam tafsir al-Maragi, Allah menamankan kedua jalan (baik dan buruk) ini dengan sebutan al-Najdain, sebab tampak jelas sekali bagaimana dua jalur jalan yang tinggi ini dapat dilihat oleh setiap manusia. Kedua jalan itu memiliki liku-liku sendiri yang sangat berat ditempuh, dan tidak akan mampu berlaku sabar dalam menempuhnya, kecuali yang berusaha sekuat tenaga dan bersungguh-sungguh untuk memilih kedua jalan mana yang akan membawanya kedalam kesuksesan didunia dan di akhirat.17
16 Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya Membangun Karakter Muslim, h. 225. 17 Heny Narendrany Hidayati, Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa, (Jakarta: UIN Press, 2009), h. 8.
26
2. Tujuan dan Posisi Disiplin Ilmu Akhlak Ibnu Maskawaih menyebutkan tujuan akhlak ini adalah agar manusia menjalankan perilaku yang baik dan santun tanpa unsur ketertekanan maupun keberatan. Hal ini terjadi ketika moralitas yang baik ini telah menjadi makalah (talenta) yang menancap kokoh dalam diri hingga menjadi karakter dirinya.18 Merujuk pada posisi ilmu akhlak diantara displin ilmu-ilmu lainnya, Ibnu Maskawaih menyebutkan bahwa ilmu ini merupakan disiplin ilmu yang paling afdhal mengingat substansi manusia memiliki perilaku istimewa yang tak dimiliki oleh entitas-entitas lain di alam semesta hingga manusia merupakan entitas alam semesta yang paling unggul. Dan mengingat ilmu ini bertumpu pada visi pelurusan perilaku perbuatan manusia hingga seluruh perilaku perbuatannya menjadi sempurna sesuai dengan keluhuran substansi dirinya yang jauh dari derajat keternistaan yang layak mendapat murka Allah dan siksa yang pedih. Maka ia pun menjadi displin ilmu yang paling mulia dan luhur.19
3.
Ruang Lingkup Akhlak Ruang lingkup akhlak Islam berkaitan dengan pola hubungan. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan manusia dalam konteks akhlak pada proses penyesuaian dirinya dengan berbagai aspek yaitu dimulai dari akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap manusia, dan akhlak 18
Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam dan Akhlak, (Jakarta: Amzah, 2011), h. 224. Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam dan Akhlak, h. 224.
19
27
terhadap lingkungan seperti binatang, tumbuh-tumbuhan dan bendabenda tak bernyawa.20 Diuraikan sebagai berikut: a. Akhlak terhadap Allah Akhlak kepada Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai Khalik. 21 Sebagai makhluk yang dianugerahi akal sehat, manusia sudah seharusnya wajib menunjukkan akhlak kepada Allah dan menempatkan dirinya pada posisi yang tepat, yakni sebagai penghamba dan menempatkan Allah SWT sebagai satusatunya zat yang kita sembah. Bentuk-bentuk perbuatan yang termasuk dalam berakhlakul karimah kepada Allah, diantaranya bertauhid hanya kepada Allah, beribadah hanya kepada Allah, berdoa hanya kepada Allah dan mencari keridhaan hanya pada Allah disetiap langkah kehidupan. b. Akhlak terhadap sesama manusia Akhlakul karimah terhadap sesama manusia berkaitan dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal-hal yang negatif seperti membunuh menyakiti badan, melainkan juga sampai kepada menyakiti hati.22 Pada dasarnya bertolak dari perintah Allah SWT yang menyatakan bahwa setiap orang hendaknya didudukkan secara
20
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 149. Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 149. 22 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 151.
21
28
wajar sehingga akan terwujud kondisi keharmonisan dan kerukunan diantaranya. Adapun bentuk-bentuk akhlak terhadap sesama manusia adalah ikhlas, berbagi, displin, cerdas, pemaaf, tanggung jawab, sabar, persaudaraan dan peduli sosial. c. Akhlak terhadap Lingkungan Pada dasarnya akhlak yang diajarkan al-Quran terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan yang dimaksud dalam arti pengayoman, pelestarian, pemeliharaan serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.23 Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam seperti binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda yang tak bernyawa. Adapun bentuk-bentuk akhlak terhadap lingkungan adalah peduli lingkungan dengan cara memelihara tumbuh-tumbuhan, menyayangi
hewan,
menjaga
kebersihan
dan
menciptakan
ketentraman di sekitar lingkungannya. 4.
Nilai-nilai Karakter Muslim Dari uraian bentuk-bentuk akhlak di atas dapat dirumuskan beberapa karakter seorang muslim, diantaranya tauhid, ibadah, ikhlas, ridha allah, tawakal, rendah hati, jujur, tanggung jawab, sabar,
23
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 152.
29
persaudaraan, peduli sosial, dan peduli lingkungan sekitar.24 Berikut penjelasan singkat dari karakter-karakter muslim tersebut: a)
Tauhid, yaitu meyakini Allah satu-satunya Tuhan yang
berhak
diibadahi dan meyakini Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang memelihara
alam
semesta
termasuk
manusia,
hewan
dan
tetumbuhan. b) Doa, yaitu suatu bentuk sikap berhubungan hamba dengan Tuhannya. Dalam berdoa orang dapat dengan bebas mengemukakan masalah yang dihadapi, sehingga masalah itu dapat disalurkan dan diadukan kepada Allah. c)
Ridha Allah, yaitu sikap bahwa dalam hidup ini tidak ada yang dicari dan diharapkan selain keridhaan Allah dunia dan akhirat.
d) Tawakal, yaitu mewakilkan dan menyerahkan semua persoalam hidup ini kepada Allah setelah berikhtiar dan berusaha seoptimal mungkin. e)
Sabar, yaitu memiliki daya tahan, ulet, dan tangguh dalam menghadapi segala rintangan dan kesulitan hidup.
f)
Ikhlas, yaitu sikap bahwa hidup ini karunia Allah yang harus diterima dan dijalani dengan prinsip dari Allah, oleh Allah, dan untuk Allah.
g) Berbagi, yaitu sikap kedermawanan terhadap kaum dhu’afa dengan memberikan perhatian, pendampingan, penguatan, dan bantuan. 24
Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya Membangun Karakter Muslim, h. 242.
30
h) Cerdas, yaitu sikap mengoptimalkan kemampuan intelek, emosi, dan ruhani secara seimbang dalam menjalani kehidupan ini agar meraih prestasi gemilang lahir batin. i)
Displin, yaitu sikap dan tekad untuk hidup teratur dan mengikuti keteraturan dengan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
j)
Pemaaf, yaitu kesadaran bahwa manusia itu adalah satu nuktah kecil di balik kebesaran Allah, yang memiliki kelebihan dan kekurangan sehingga dalam hidup pasti ada saja kesalahan yang dibuatnya. Untuk itu perlu saling menasehati, saling memafkan, saling memberi dan menerima saran dari pihak lain.
k) Persaudaraan, yaitu sikap membangun dan menguatkan solidaritas atas dasar kesamaan iman, tanah air, dan kemanusiaan. l)
Tanggung Jawab, yaitu menjalankan tugas pokok dan fungsi hidup dengan
baik,
benar,
dan
sungguh-sungguh
serta
bersedia
menanggung segala akibat dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi tersebut. m) Peduli Sosial, yaitu sikap ketertarikan untuk membantu orang lain atau tindakan selalu memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan. n) Peduli Lingkungan, yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam sekitar, dan berupaya
31
memperbaiki kerusakan serta menciptakan kelestraian alam yang sudah terjadi.25 Dengan demikian, penanaman nilai-nilai karakter muslim sangatlah penting dalam mewujudkan akhlak yang mulia. Bersumber dari ajaran alQur’an dan sunnah nabi mendorong manusia untuk melakukan perbuatan yang baik dalam mewujudkan nilai-nilai itu didalam kehidupan. Akhlak merupakan bagian dari ajaran Islam, karna mengarahkan manusia pada pencapaian
hakikat
kemanusiaan
yang
tinggi
dalam
rangka
mengaktualisasikan dirinya sebagai bentuk penghambaan kepada Allah SWT yang sejati.
C. Novel 1. Pengertian Novel Istilah novel dalam bahasa Indonesia berasal dari istilah novel dalam bahasa Inggris. Sebelumnya istilah novel dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Itali, yaitu novella, yang dalam bahasa Jerman novelle. Novella diartikan sebuah barang baru yang kecil, kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa. Dewasa ini, istilah novella atau novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah novelette dalam bahasa Inggris yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukup, tidak terlalu panjang, namun tidak terlalu pendek. 26
25
Asep Usman Ismail, Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya Membangun Karakter Muslim, h. 242-244. 26 Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012), h. 62.
32
Ada banyak para pakar sastra Indonesia memberikan istilah novel diantaranya yakni H.B. Jassin berpengertian bahwa novel adalah cerita mengenai salah satu episode dalam kehidupan manusia, suatu kejadian yang luar biasa dalam kehidupan itu, sebuah krisis yang memungkinkan terjadinya perubahan nasib pada manusia. Lain halnya dengan penuturan Panuti Sudjiman yang berpengertian bahwa novel adalah prosa rekaan yang panjang yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar secara tersusun. 27 Adapun dalam kamus istilah sastra, menurut Abdul Rozak Zaidan, Anita K. Rustapa dan Hani’ah menyatakan bahwa novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur, latar rekaan yang menggelarkan kehidupan manusia atas dasar sudut pandang pengarang dan mengandung nilai hidup, diolah dengan teknik kisahan dan ragaan yang menjadi dasar konvensi penulisan.28 Dapat ditarik kesimpulan bahwa novel adalah sebuah karya sastra yang berbentuk prosa, ditulis secara naratif yang biasanya menceritakan tentang realita kehidupan dengan penggunaan kata yang indah dan gaya bahasanya yang menarik untuk mengarahkan pembaca kepada gambarangambaran cerita yang terkandung di dalam novel.
27
Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, h. 63. Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, h. 63.
28
33
2. Sejarah Novel Indonesia Novel merupakan sastra yang cukup tua disamping puisi dalam perjalanan sejarah kesusastraan Indonesia kalau dibandingkan dengan bentuk-bentuk karya sastra lainnya seperti cerpen, esai, kritik dan drama. Novel Indonesia di dalam kesusatraan Indonesia modern muncul pada tahun 1920-anketika terbit novel Merari Siregar “Azab dan Sengsara”. Novel Indonesia pada awalnya muncul pada angkatan Balai Pustaka, seperti novelnya antara lain Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Pertemuan Jodoh, Surapati, Apa Dayaku Karena Aku Perempuan. Tema-tema novel itu mencakup masalah politik, perkawinan, konflik sosial, konflik psikologis sesuai dengan zaman yang dialami oleh novelis. 29 Novel Indonesia berkembang lagi pada angkatan tahun 1945. Tokoh yang menonjol pada angkatan ini adalah Pramoedya Ananta Toer, Achdiat Kartamihardja, Utuy Tatang Sontani dan Muchtar Lubis. Angkatan ini menunjukkan sikap, visi dan orientasi budaya yang universal. Dengan realisme sosialisnya dengan semangat Indonesia yang menunjukkan keanekaragaman masyarakat Indonesia. Umumnya novelis zaman ini menggarap novel mereka dari kenyataan fisik saat itu. Perkembangan novel pada angkatan 1966 boleh dikatakan hanyalah penerus angkatan 1945. Ciri yang menonjol adalah kembalinya novelis-novelis itu pada tema romantik dan mite serta legenda. Beberapa tokoh pendukung angkatan 1966 adalah Toha Muchtar dengan novelnya Bulang dan Daerah Tak
29
Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, h. 65.
34
Bertuan, Trisnoyono dengan novelnya Pagar Kawat Berduri dan Petualang, Ramadhan KH dengan novelnya Royan Revolusi, Ali Audah dengan novelnya Jalan Terbuka, Nasyah Djamin dengan novelnya Gairah untuk Hidup dan untuk Mati, N.H. Dini dengan novelnya Pada Sebuah Kapal.30
3. Jenis-Jenis Novel Novel digolongkan kedalam beberapa jenis novel diantaranya yaitu: a. Novel populer, adalah jenis sastra populer yang menyuguhkan problematika kehidupan yang berkisar pada cinta, asmara yang bertujuan untuk menghibur. b. Novel Picisan, adalah jenis karya sastra yang menyuguhkan cerita tentang percintaan yang terkadang tidak menjurus pornografi, jenis karya sastra ini bernilai rendah, ceritanya cenderung cabul, alurnya datar. c. Novel absurd, adalah jenis karya sastra yang ceritanya menyimpang dari logika, irasional, realitas bercampur angan-angan atau mimpi. Tokoh-tokoh ceritanya “anti tokok” seperti orang mati bisa hidup kembali, mayat bisa bicara, dsb. Secara nalar logika hal tersebut tidak akan terjadi. Inilah jenis novel yang dalam cerita pengarang membungkus dengan hal yang diluar nalar manusia.31
30
Antilan Purba, Sastra Indonesia Kontemporer, h. 66. Anne Ahira, Berkenalan Dengan Jenis-jenis Novel, 2012, diakses melalui http://anneAhira.com, pada tanggal 9 Agustus 2014, pukul 19:20. 31
35
Ada pun jenis novel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis novel populer karena novel ini mengandung problematika kehidupan yang berfungsi untuk menghibur masyarakat.
4. Unsur-unsur Novel Sebuah novel merupakan sebuah totalitas yang harus mempunyai unsur-unsur yang saling berkaitan satu dengan yang lain secara erat. Unsur-unsur pembangun sebuah novel meliputi, unsur-unsur penting dan unsur-unsur tidak penting. Unsur-unsur penting menyangkut tema, alur, tokoh, latar, tempat, latar waktu, dan peristiwa-peristiwa, unsur-unsur penting ini yang akan membangun cerita. Sedangkan unsur-unsur tidak penting yang diperlukan hanya sebagai unsur pendukung seperti ilustrasi, deskripsi atau sekedar untuk memperpanjang (misalnya, cerita detektif), agar cerita itu enak dibaca.32 Adapun penjelasanya sebagai berikut: a.
Tema adalah dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah novel. Gagasan umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang yang digunakan untuk mengembangkan cerita. Tema dalam sebuah cerita dapat dipahami sebagai sebuah makna yang mengikat keseluruhan unsur cerita.
b. Alur merupakan rangkaian peristiwa dalam sebuah cerita, atau lebih jelasnya, alur merupakan peristiwa-peristiwa yang disusun satu 32
Melani Budianta, dkk., Membaca Sastra: Pengantar Memahami Sastra Perguruan Tinggi, (Magelang: Indonesia Tera, 2003), h. 85.
untuk
36
persatu dan saling berkaitan menurut hukum sebab akibat dari awal sampai akhir cerita. c.
Penokohan adalah mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagimana penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyaran pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.
d. Latar adalah lingkungan yang melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung. Latar atau sering disebut juga sebagai landas tumpu menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa di mana peristiwaperistiwa itu diceritakan. e.
Sudut pandang, point of view merupakan salah satu unsur fiksi yang oleh Stanton digolongkan sebagai sarana cerita. Walau demikian, hal itu tidak berarti bahwa perannya dalam fiksi tidak penting. Sudut pandang haruslah diperhitungkan kehadirannya, bentuknya, sebab pemilihan sudut pandang akan berpengaruh terhadap penyajian cerita. Reaksi afektif pembaca terhadap sebuah karya fiksi pun dalam banyak hal akan dipengaruhi oleh bentuk sudut pandang. 33
33
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2010), h. 23.
37
D. Kerangka Berpikir Penelitian
Novel Khadijah: “Ketika RahasiaMim Tersingkap”
1. Akhlak Baik
AKHLAK
2. Akhlak Buruk
Bentuk-Bentuk Akhlak: 1. Akhlak terhadap Allah 2. Akhlak terhadap sesama manusia 3. Akhlak terhadap lingkungan
ANALISIS ISI
Frekuensi
Presentase
BAB III GAMBARAN UMUM
A. Sinopsis Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” Dalam novel ini mengisahkan perjalanan hidup seorang perempuan dari garis keturunan cucu nabiyullah Ibrahim dengan ibunda Hajar yang disebut dengan generasi keturunan Jurhum, yaitu Qusay bin Kilab yang bernama Khadijah binti Khuwaylid yang lahir pada dinasti Quraisy, anak pertama dari keluarga yang terkenal jiwa ksatria di kota Mekah. Lewat sang ayah Khuwaylid bin Asad turun kepandaian berkuda, berhitung, dan aritmatika. Lebih dari itu, ia juga dengan mahir mewarisi kemampuan bertahan dalam terik dan badai padang pasir, keahlian untuk tetap bertahan dan tidak mudah menyerah terhadap aturan rimba padang pasir sehingga membuatnya dapat sampai tujuan. Ketika khadijah berusia lima belas tahun, dirinya menyaksikan ayahnya tewas berperang dalam melawan serangan pasukan gajah untuk membela keadilan dan memperjuangkan hak orang-orang yang teraniaya, semenjak peristiwa itu Khadijah merasa sangat sedih jika teringat serangan pasukan gajah yang sangat kejam dan penuh kebengisan hingga menewaskan ayahnya, ia selalu teringat amanah ayahnya bahwa“keberanian bukan berarti tidak takut, keberanian adalah sabar menanti pada tempat yang semestinya meski dalam keadaan takut sekalipun”. Aturan padang pasir yang tidak akan pernah memberi hak hidup kepada orang yang tidak sabar, sabar adalah sumber air kehidupan bagi penduduk padang pasir. Dengan nyawa yang telah 38
39
bersemayam di hati padang sahara, ia akan memulai awal langkah perjalanannya untuk menjadi ratu padang pasir, begitulah apa yang ditakdirkan dengan namanya. Tabiat padang pasir telah menjadikan Khadijah keras dan tahan pukul, seolah-olah dirinya berotot kawat dan bertulang besi karena kerasnya pekerjaan dan kehidupan yang dihadapinya, yang tidak keras maka tidak akan mungkin kuat untuk bertahan hidup ditengah-tengah padang pasir yang luas dengan gunung-gunung yang mengitari ibarat benteng alami yang akan menjaga padang sahara. Dalam keadaan seperti itu, khadijah masih memiliki jiwa kelembutan yang ia warisi dari sang ibu Fatimah binti Zaidah, dirinya yang memiliki pelukan tangan hangat yang penuh kasih sayang untuk menjaga dan melindungi keempat saudara perempuannya, anak-anaknya dan menyayangi kaum wanita bani Kinanah yang ditinggal mati suaminya berjihad membantu ayahandanya Khuwalid bin Asad melawan serangan pasukan gajah. Pernikahan pertamanya terjadi saat dirinya masih berusia dua puluh tahun. Ia menikah dengan Abu Hala bin Zurara seorang saudagar bangsawan Mekah yang terkenal berakhlak mulia. Pernikahan ini menciptakan keadaan harmonis dan bahagia dalam rumah tangga, dan lahir dua anak yang bernama Hala dan Hindun. Tetapi takdir berkata lain, kebahagian itu berubah menjadi kesedihan hati Khadijah karena sang suami menderita sakit sekembalinya dari syam, hingga akhirnya sang suami pergi meninggalkannya ke alam baka.
40
Meski teramat sedih, Khadijah tetap harus berjalan walaupun jalan itu ia tempuh dengan penuh kepedihan dan rintangan. Terlebih dalam pemahaman anak-anaknya yang masih kecil dan sangat butuh figur seorang ayah yang kuat sebagaimana kebutuhan akan seorang ibu. Khadijah akan memulai kehidupan baru untuk berupaya keluar dari medan api ini. Ia akan memerhatikan anak-anak dan urusan bisnisnya dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Urusan bisnis yang ia jalani merupakan sebuat wasiat dari sang suami bahwa masalah perdagangan harus diteruskan olehnya sendiri tidak boleh ditugaskan pada orang lain, hal itu memang tidak mudah bagi seorang janda. Seringkali para pedagang atau karyawan yang dimintai untuk mengurusi harta dagangannya justru membuatnya merugi. Kepercayaan dan keamanan perdagangan di kota Mekah telah menurun. Kondisi seperti inilah yang membuat hatinya menjadi khawatir dan ingin mencari teman hidup yang dapat dipercaya, terutama dalam urusan perdagangan. Setelah bermusyawarah dengan keluarga dan kerabatnya, kemudian ia memutuskan untuk kembali membina rumah tangga dengan seorang bangsawan terkenal bernama Atik bin Aziz. Meski pada dua tahun awal terbina keluarga yang berbahagia dan dikarunia seorang putri. Atik adalah tipe laki-laki Mekah yang memiliki sifat keras, kekerasannya itu tidak hanya ditunjukkan kepada para budak dan para pekerja, melainkan juga kepada anggota keluarga. Dalam keadaan seperti itu, harapan awal Khadijah untuk mendapatkan seorang pendamping hidup agar dapat memikul amanah ketiga
41
anaknya justru mulai berubah menjadi kekhawatiran, setidaknya untuk melindungi anak-anaknya dari amukan sang ayah tirinya. Pada suatu hari, “cukup!” kata Khadijah tanpa sedikit marah, tanpa berteriak dan tanpa menimbulkan keretakan “aku pergi sekarang” hanya sebatas itu saja. Kepergiannya meninggalkan rumah Atik adalah cara bicara dan cerainya Khadijah untuk tetap bisa bertahan hidup dan menata kembali seluruh kehidupannya dengan penuh kesabaran. Jalan kehidupan bagi Khadijah adalah jalan yang penuh dengan kepedihan dan rintangan yang harus ditempuhnya. Ia percaya bahwa kata sandi dari teka-teki perjalanan hidupnya itu tergenggam erat di tangannya. Khadijah sangat sedikit tidur, ia teringat akan nasihat ayahnya yang telah membuatnya enggan terhadap kantuk. Terutama pada saat-saat kesendiriannya. Sebagaimana ia paham benar bahwa rajin adalah sifat mulia kaum ibu, sementara kantuk akan mengurangi usianya karena kemulian wanita akan terlihat pada bangun awalnya. Demikian petuah ratu padang pasir itu. Ia adalah ratunya padang pasir, yang telah mengubah padang pasir menjadi lautan cinta dengan irama yang indah. “Rumah Khadijah seperti surga”, ucap para budak dan pelayan, semua berlomba untuk bisa bekerja dirumahnya. Meskipun berjumlah banyak atau sedikit, khadijah tak pernah berlaku buruk terhadap wanita hamil, para budak dan para pelayannya. Dia menghormati hak seseorang, bahkan ia kerap memerdekakan para budak dan menikahkan mereka.
42
Ia adalah wanita yang diciptaan Allah SWT menjadi wanita pertama yang akan memeluk utusan terakhir, manusia yang paling kamil. Dengan pelukan tangan hangatnya dan hati yang penuh dengan kasih sayang itu yang akan menjadikannya dermaga tempat berteduh dan berlabuh bagi Rasulullah yang paling aman. Hati Khadijah adalah rumah Rasulullah, pakaian baginya. Khadijah adalah tempat bagi sang utusan Allah, dan Allah telah menjadikannya sebagai kekasih bagi kekasih-Nya. Khadijah merupakan seorang istri dan juga ibu, segala kebaikan yang ada di lingkungannya ia lahirkan. Puncaknya cinta di dunia bagi sang kekasih dan surga yang dijadikan Allah di dunia bagi kekasih-Nya. Dalam hati Khadijah yang hangat akan diterangkan semangat kekasih Allah yang membara. Ia seorang wanita yang sabar, pekerja keras, penuh cinta dan giat berusaha. Kisahnya kisah, badan bagi badan, kulit bagi kulit, ruh bagi ruh dan hati bagi jiwa. Suatu hari, Rasulullah Saw mengamati kembali gamis istrinya yang warnanya telah pudar. Gamis yang mengingatkannya pada sebuah selendang atau muka bumi yang seolah-olah membungkus semua umat muslim. Khadijah merupakan pakaian para dermawan. Saat tak seorang pun mempercayai Rasullah, ia percaya. Saat tak satu pun manusia mendukungnya, ia mendermakan seluruh harta yang dimiliki. Saat semua orang menutup pintunya, wanita suci itu menjadi rumah bagi Rasulullah Saw, juga bagi seluruh kaum muslimin.
43
B. Sekilas Biografi Sibel Eraslan Sibel Eraslan lahir dikota Uskudur, Istanbul pada tahun 1967. Setelah lulus dari SMA pada tahun 1985 dengan hobi menulisnya Sibel aktif menulis di berbagai berita dan bergabung dalam komunitas dunia wartawan. Setelah lulus dari Fakultas Hukum Universitas Istanbul ia berpartisipasi aktif dalam organisasi non-pemerintah yang berkerja untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia. Khususnya dalam hak kaum perempuan, seperti halnya pada hak-hak dalam bidang pendidikan, bidang sosial, bidang ekonomi, bidang budaya dan bidang pemberian jaminan kerja. Sibel merasakan dirinya semakin gencar mengoyangkan penanya dalam menulis, dengan keinginan yang kuat ia pun ikut berpartisipasi dalam menulis artikel di beberapa majalah seperti Singanture majalah, Teklif, Imza, Mostar, Heje dan Dergah.1 Dimajalah Dergah tulisan-tulisan artikel yang ia buat selalu mendapat tanggapan yang positif dan banyak digemari oleh para pembacanya. Hingga akhiranya, pada 18 Februari 2011 sampai sekarang Sibel tercatat sebagai kolumnis di Koran Star karna tulisan didalam artikelartikel yang dibuatnya sangat berharga.2 Selain itu, keterampilan menulisnya pun semakin ia kembangkan dengan tak hanya menulis artikel, atau berita saja tetapi ia mencoba untuk menulis karya fiksi yang berupa novel. Sibel Eraslan telah menulis tujuh novel, novel pertama berjudul “Fil Yazilari/Gajah bisa menulis” (Birun Yayinlari, Istanbul 2002), novel
1
Dokumen Pribadi
[email protected], diambil pada tanggal 8Mei 2014,
jam 16:16. 2
jam 16:16.
Dokumen Pribadi
[email protected], diambil pada tanggal 8Mei 2014,
44
kedua“Balik ve Tango/Ikan dan Tango” (Dergah Yayinlari, Istanbul 2006), novel ketiga “Can Parcasi Hz.Fatima/Fatimahaz-Zahra: Keriduan Dari Karbala” (Selis Kitplar, Istanbul 2006), novel keempat “Cennet Kadinlarinin Sultani Siret-I Meryem/Siti Maryam: Bunda Suci Sang Nabi” (Istanbul 2008), novel kelima “Col/Deniz: Hz. Hatice/Khadijah: ketika Rahasia Mim Tersingkap” (Timas Yayinlari, Istanbul 2009), novel keenam “Kadin Sultanlar/Wanita dari Seorang Sultan” (Istanbul 2011), novel ketujuh “Ni’in Melikesi Hazreti Asiye/Asiyah:Ratu Sungai Nil” (Timas Yayinlari, Istanbul 2011), novel kedelapan “Kadin Oradaydi incide “Zuleyha”/Wanita yang ada disana itu adalah Zulaikha” (Istanbul 2012). Novel-novel yang ia tulis dengan riset yang mendalam, mendapatkan sambutan positif di negaranya dan dari negara-negara lain termasuk Indonesia, karena itu tidak heran jika karyanya masuk kategori best seller dunia.3 Beberapa novel yang ditulis Sibel Eraslan dan pernah diterbitkan antara lain, yaitu: 1.
Fil Yazilari (Birun Yayinlari, Istanbul 2002)
2.
Balik ve Tango (Dergah Yayinlari, Istanbul 2006)
3.
Can Parcasi Hz. Fatima (Selis Kitplar, Istanbul 2006)
4.
Cennet Kadinlarinin Sultani “Siret-I Meryem” (Istanbul 2008)
5.
Col/Deniz: Hz. Hatice (Timas Yayinlari, Istanbul 2009)
6.
Kadin Sultanlar (Istanbul 2011)
7.
Ni’in Melikesi Hazreti Asiye (Timas Yayinlari, Istanbul 2011)
8.
Kadin Oradaydi incide “Zuleyha” (Istanbul 2012) 3
jam 16:16.
Dokumen Pribadi
[email protected], diambil pada tanggal 8Mei 2014,
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Pesan Akhlak dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan. Pada pembahasan bab ini, peneliti akan menguraikan hasil analisis isi pesan akhlak yang terkandung didalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan. Data yang dianalisis berupa narasi dan dialog dalam bentuk paragraf-paragraf yang mendukung pada pesan akhlak. Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim tersingkap” ini memiliki tema-tema yang berjumlah empat puluh tema yang masing-masing disetiap tema tersebut menceritakan kisah perjalanan hidup ibunda mulia Khadijah binti Khuwaylid. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini: Tabel 3 Daftar Tema-tema Cerita Dalam Novel Khadijah “Ketika rahasia Mim tersingkap” Urutan Tema Urutan Tema Tema Tema 1 Nama Adalah takdir 16 Sebuah Jejak Kaki 2 Jalan kepedihan 17 Hikayat Sebuah Kendi 3 Tabir Mimpi 18 Al-Amin 4 Pasar 19 Ayah dari Anak-anak Wanita 5 Musim Semi 20 Melihat yang Tidak Terlihat 6 Pertemuan 21 Kesedihan 7 Merindukan Mimpi 22 Kisah Sebuah Kekerabatan 8 Rahasia Mim 23 Yang Datang dan Tak Pergi 9 Penantian 24 Mendaki Gunung Hira 10 Pernikahan 25 Kelahiran Fatimah 11 Khadijah adalah Rumah Kita 26 Dan Wahyu pun Turun 12 Penghuni Rumah 27 Detik Kehidupan 13 Jubah Sang Kekasih 28 Hikayat Seekor Rusa 14 Barakah 29 Kisah Padang Pasir 15 Kabar Gembira 30 Wahyu yang Tertunda 45
46
Urutan Tema 31 32 33 34 35
Tema Wudhu Pertama Shalat Pertama Seperti Lautan Yang terdekat Yang Terjatuh Kisah Empat Puluh Darwis
Urutan Tema 36 37 38 39 40
Tema Matahari dan Bulan jadi Saksi Kapal Pertama dari Mekkah Kisah Sang Kunang-kunang Menggantikan Tujuh Puisi Lautan Mekkah
Berdasarkan keempat puluh tema di atas, sesuai dengan batasan masalah yang telah peneliti tentukan serta terkait dengan tujuan penelitian yaitu ingin mengetahui pesan akhlak episode sebelum Islam didalam novel ini, karena peneliti ingin mengetahui akhlak sebelum Islam Khadijah yang hidup pada masa jahiliyah yakni sebelum Islam yang keadaan akhlaknya masih sangat memprihatinkan, mereka hidup tanpa mengenal Allah. Beda ketika Islam datang yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw, seketika itu kebiasaan buruk mereka lambat laun menghilang dengan ajaran Islam yang membawa akhlak mulia pada kehidupan mereka. Akhlak pada diri seseorang akan terwujud ketika iman yang dimilikinya itu benar dan Islam dilaksanakan dengan sempurna sehingga akan tereralisasi akhlak yang mulia. Al-Ghazali salah satu pakar akhlak terdahulu membagi akhlak itu menjadi dua macam yakni, akhlak baik dan akhlak buruk. Kemudian dari macam-macam akhlak tersebut dihubungkan dengan bentuk objeknya yakni, akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama manusia dan akhlak terhadap lingkungan. Konsep pesan akhlak inilah yang akan dianalisis dalam setiap paragraf dari ketiga tema yang disesuaikan dengan kategori-kategori yang dibuat oleh peneliti untuk menganalisis perolehan validitas dan reliabilitas tentang isi
47
pesan akhlak dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap”. Untuk lebih jelasnya bisa lihat tabel di bawah ini: Tabel 4 Kategori Pesan Akhlak yang diteliti Dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” Akhlak Baik Akhlak Buruk Akhlak terhadap Allah Akhlak terhadapa Allah Akhlak terhadap sesama manusia Akhlak terhadap sesama manusia Akhlak terhadap lingkungan Akhlak terhadap lingkungan
Dengan pemaparan diatas, maka untuk mengetahui isi pesan akhlak episode sebelum Islam peneliti hanya mengambil 3 tema yang mengarah pada pesan akhlak didalam novel ini untuk dianalisis. Ketiga tema tersebut adalah tema pertama “Nama adalah Takdir” yang didalamnya terdapat paragrafparagraf berjumlah 57 paragraf, dan ditemukan 10 paragraf yang mengandung pesan akhlak. Tema kedua “Jalan Kepedihan” terdapat paragraf-paragraf yang berjumlah 74 paragraf dan ditemukan 20 paragraf yang didalamnya mengandung pesan akhlak. Selanjutnya, tema keempat “Pasar” yang memiliki paragraf-paragraf berjumlah 111 paragraf, kemudian ditemukan paragraf yang mengandung pesan akhlak berjumlah 20 paragraf. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel 5 Tema Cerita yang diteliti Dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” Urutan Tema 1 2 4
Tema Cerita
Total Paragraf
Nama adalah Takdir Jalan Kepedihan Pasar
57 74 111
Paragraf yang mengandung Pesan Akhlak 10 20 20
48
Berdasarkan data-data diatas untuk memperoleh nilai kesepakatan antar tim juri tentang isi pesan akhlak pada paragraf yang ada dalam tiga tema tersebut, maka peneliti melakukan pengujian yang melibatkan tiga tim juri sebagai koder untuk memberikan penilaian secara objektif, karena kalau hanya satu juri saja maka perolehan hasil pada penilaiannya akan sangat tidak objektif. Berikut ini adalah hasil perolehan nilai kesepakatan antar ketiga tim juri pada paragraf-paragraf yang ada di ketiga tema dalam novel Khadijah “Ketika rahasia Mim Tersingkap”: 1.
Pesan Akhlak sebelum Islam pada tema pertama “Nama adalah Takdir”. Tema ini mengisahkan tentang masa-masa kecil Khadijah. Sejak kecil sang ayah selalu mengajarkannya kemampuan untuk bertahan dalam terik dan badai padang pasir, karena kondisi padang pasir kala itu menjadi medan kekalahan bagi siapa saja yang tidak sabar dalam mengarunginya. Siapa saja yang tidak ramah tindak-tanduknya maka padang sahara tak akan membiarkan seorang pun hidup di atasnya. Padang pasir tidak akan pernah memberi hak hidup kepada orang yang tidak sabar. Demikaianlah, sabar adalah sumber air kehidupan bagi penduduk padang pasir. Ketika Khadijah berusia 15 tahun sang ayah pergi untuk selamanya dalam peristiwa serangan melawan pasukan gajah. Semenjak itu, Khadijah tumbuh menjadi gadis yang mandiri, dengan jiwa keras berhati baja tetapi ia memiliki hati yang lembut yang diwarisi dari
49
sang ibu. Dengan kelembutan hati dan jiwa ksatria yang ada didalam dirinya, Khadijah memulai kehidupannya sebagai ratu padang pasir berbekal dua warisan yang paling berharga dari mendiang ayahnya yakni sabar dan berpuisi yang tidak akan mungkin membuatnya untuk mudah menyerah terhadap aturan rimba padang pasir. Pada tema “Nama adalah Takdir” ini didalamnya terdapat paragraf-paragraf yang berjumlah 57 paragraf dan peneliti menemukan 10 paragraf yang mengandung pesan akhlak sesuai dengan kategorisasi, untuk lebih jelasnya rincian paragraf-paragraf yang mengandung pesan akhlak bisa dilihat dalam tabel 1.1 di lampiran. Dari 10 paragraf tersebut ditemukan perolehan nilai kesepakatan antar tim juri sangat tinggi sebesar 0,98, perolehan data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2 dilampiran. Dari nilai kesepakatan tim juri tersebut diperoleh pesan akhlak pada tema “Nama adalah Takdir” ini paling banyak adalah pesan akhlak terhadap sesama manusia dengan presentase sebanyak 80%, sedangkan presentase pesan akhlak terhadap Allah yang hanya 10%, diikuti pesan akhlak terhadap lingkungan dengan presentase hanya 10%. Untuk lebih jelasnya disajikan pada tabel di bawah ini:
50
Tabel 6 Pesan Akhlak Dalam Tema Satu “Nama adalah Takdir” No 1 2 3
Kategori Pesan Akhlak Akhlak terhadap Allah Akhlak terhadap sesama manusia Akhlak terhadap lingkungan Jumlah
Frekuensi 1 8 1 10
Presentase 10 80 10 100
Berdasarkan perolehan data tersebut berikut ini adalah uraian dari kutipan paragraf-paragraf yang mengandung pesan akhlak di dalam tema satu “Nama adalah Takdir”. Paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap sesama manusia dalam hal kepedulian sosial, berikut kutipannya: Mereka berasal dari keluarga Hasyim yang bersambung dengan garis keturunan Qusay bin Kilab, Luay bin Galib. Sebuah keluarga yang sangat terkenal dimekah dengan jiwa kesatria dan dermawan. Saat mekah dalam kondisi terpuruk, Qusay dan anak keturunannya mengirimkan berpuluh-puluh kuda ke al-Quds untuk membeli gandum yang akan dibagi-bagikan kepada masyarakat, hasilnya masyarakat pun terhindar dari bencana kelaparan. Sejak saat itu, nama keluarga ini selalu dikenang dan dipanjatkan dalam setiap doa. P.2. Hikmah yang dapat kita ambil yaitu, ketika ada saudara kita yang sedang terkena musibah dan kita mampu untuk membantunya, maka kita wajib membantunya karna bantuan kita bisa meringankan beban mereka. Allah SWT menjanjikan kepada umatnya bagi siapa yang membantu meringankan kesusahan-kesusahan saudaranya di dunia maka Allah akan meringankan pula kesusahan-kesusahannya baik di dunia atau pun di akhirat.
51
Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap sesama manusia dalam hal memaafkan, berikut kutipannya: Tanpa disadari, tangannya terluka saat mengumpulkan serpihanserpihan botol kaca yang berserakan di lantai. “Tuan putri, mohon maaf sekali, beribu-ribu maaf kalo saya sudah membuat kaget.Sunguh, saya tidak bermaksud menganggu. Saya hanya ingin meyampaikan kalau cucu paman Anda, Hamla dan temantemannya sudah datang dari Yaman. Mereka saya persilahkan beristirahat di taman rumah tamu bagian dalam.” “Siapa?Hamla datang?Kesatria Hamla datang1?” “Ya Tuan putri.Malah mereka saling berkata kalau sudah waktunya membawa anda ke rumah peristirahatan yang ada di Yaman.” “Saya juga sebenarnya sedang memandangi Yaman dari jendela. Kebetulan sekali tolong mereka dijamu dulu. Aku akan siap-siap sebelum ke sana.” P.48. Sifat pemaaf yang dimilik Khadijah mencerminkan akhlak terhadap sesama manusia yang tidak luput dari amarah. Memaafkan kesalahan orang lain dapat membuat kita tetap merasakan kehidupan yang damai dan tidak akan pernah memiliki musuh didalam hidup kita. Allah SWT berfirman dalam surah yang berbunyi:
Artinya: “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan orang lain). Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.” (Q.S. Ali-Imran: 134). Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap lingkungan dalam hal pelestarian lingkungan, berikut kutipannya: Dengan membawa nama yang telah bersemayam di hati padang sahara, Khadijah akan memulai awal langkah perjalananya untuk menjadi ratu padang pasir. Begitulah apa yang ditakdirkan dengan namanya. P.14.
52
Alam dengan segala isinya telah Allah tundukkan kepada manusia, sehingga kita dengan mudah dapat memanfaatkannya. Sebaiknya manusia itu tidak mencari keuntungan dalam pemanfaatan alam yang dapat merusak alam itu sendiri, melainkan kita harus bersahabat dengan alam agar terciptanya keselarasan alam. Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap Allah dalam hal berdoa, berikut kutipannya: Hati Khadijah juga terasa pedih mendapati semua kejadian ini. Kembali ini berdoa dengan Zat yang menguasai kakbah. P.42. Paragraf tersebut menjelaskan tentang keadaan Khadijah yang sedang lemah tak berdaya, kemudian dia berdoa kepada yang lebih kuat. Berdoa merupakan pola hubungan dengan Allah, karena dengan berdoa kita selalu mengingat dan menyertakan Allah dalam aktivitas kita sehingga berdoa merupakan suatu bentuk penghambaan kepadaNya. Allah SWT berfirman:
Artinya: “Dan Tuhanmu berfirman; Berdoalah kepadaKu, niscaya akan aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembahKu akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina-dina.” (Q.S. Al-Mu’min: 60).
53
2.
Pesan Akhlak sebelum Islam pada tema dua “Jalan Kepedihan” Tema ini mengisahkan tentang perjalanan asmara Khadijah. Pernikahan pertamanya yang terjadi saat dirinya masih berusia muda. Ia menikah dengan Abu Hala bin Zurara. Pernikahan itu menciptakan rumah tangga yang bahagia. Tak berapa lama kebahagian itu berubah menjadi kesedihan karna sang suami meninggal dunia. Pada usianya yang baru menginjak dua puluhan tahun ia tidak hanya menjadi figur seorang ibu tetapi menjadi figur seorang ayah juga untuk kedua anaknya. Hingga pada suatu malam ada yang menggerakkan hatinya untuk mencari pendamping hidup lagi, setelah bermusyawarah dengan keluarga dan kerabatnya. Ia memutuskan untuk menikah dengan seorang bangsawan terkenal yang bernama Atik bin Aziz.Atik adalah tipe lakilaki pemarah, keras, suka mabuk-mabukan. Setiap Atik meluapkan amarahnya, Khadijah selalu menyembunyikan anak-anaknya dalam pelukan kasih sayangnya. Sampai batas kesabarannya habis, akhirnya Khadijah memutuskan untuk mengakhiri hubungan rumah tangga dengan Atik, bersama dengan kedua putra dan bayi perempuannya ia meninggalkan rumah Atik begitu saja. Kesendirian pun ia rasakan kembali. Pada tema “Jalan Kepedihan” ini memiliki paragraf-paragraf yang berjumlah 74 paragraf dan peneliti menemukan 20 paragraf yang mengandung pesan akhlak sesuai dengan kategorisasi, untuk lebih jelasnya rincian paragraf-paragraf yang mengandung pesan akhlak bisa
54
dilihat dalam tabel 2.1 di lampiran. Dari 20 paragraf tersebut ditemukan perolehan nilai kesepakatan antar tim juri sebesar 0,94 perolehan data tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2 dilampiran. Dari nilai kesepakatan tim juri tersebut diperoleh pesan akhlak pada tema “Jalan Kepedihan” ini yang paling banyak adalah pesan akhlak terhadap sesama manusia dengan presentase sebanyak 100%, sedangkan presentase pesan akhlak terhadap Allah 0%, diikuti pesan akhlak terhadap lingkungan dengan presentase 0%. Untuk lebih jelasnya disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 7 Pesan Akhlak Dalam Tema Dua “Jalan Kepedihan” No 1 2 3
Kategori Pesan Akhlak Akhlak terhadap Allah Akhlak terhadap sesama manusia Akhlak terhadap lingkungan Jumlah
Frekuensi Presentase 0 0 20 100 0 0 20 100
Berdasarkan perolehan data tersebut berikut ini adalah uraian dari kutipan paragraf-paragraf yang mengandung pesan akhlak di dalam tema dua “Jalan Kepedihan”. Paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap sesama manusia dalam hal tanggung jawab, berikut kutipannya: Meski teramat pedih, Khadijah tetap selalu mensyukuri pernikahannya, seandainya saja kedua anaknya tidak ada, mungkin dirinya tidak akan kuat lagi menahan pedihnya ujian akibat kepergian ayahanda yang kemudian diikuti suami tercinta. Bahkan, kemungkinan, kematian juga akan menjemputnya. Dengan wasiat sang suami yang masih berada dalam ranjang sakaratul maut, khadijah akan memulai kehidupan baru
55
untuk berupaya keluar dari medan api ini. Ia akan memerhatikan anakanak dan pekerjaannya dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Inilah tekad yang akan mengantarkannya menjadi ibunda kota Mekah. Saudagar wanita yang kuat dan kaya-raya dalam waktu singkat. P.6. Sikap tanggung jawab Khadijah, mencerminkan bahwa kita sebagai seorang muslim itu adalah pemimpin, baik pemimpin keluarga, pemimpin organisasi, pemimpin kelas bahkan sampai memimpin diri sendiri, karena seorang muslim itu pasti memiliki tanggung jawab pada posisinya masing-masing, dan akan dimintai pertanggung jawaban di hadapan Allah atas apa yang kita pimpin kelak di akhirat. Di dalam kitab al-‘Itqu, hadits yang diriwayatkan oleh shahih Bukhori, No 2368: Abdullah bin Umar r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Masing-masing kalian adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap apa yang di pimpin. Seorang amir yang memerintah rakyat juga pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang suami pemimpin keluargannya dan akan ditanya tentang keluarga yang dipimpinnya. Seorang istri memelihara rumah suami dan anak-anaknya dan akan ditanya tentang kepemimpinannya. seorang hamba memelihara harta majikannya dan akan ditanya tentang pemeliharaannya. Ketahuilah bahwa kalian semua adalah pemimpin dan akandimintaipertanggungjawabantentangkepemimpinannya.”(Diriwayat kan al-Bukhori). Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap sesama manusia dalam hal sabar, berikut kutipannya: Bersama dengan dua putra dan bayinya, serta ditemani Maisaroh sang pelayan, ia pergi meninggalkan rumah Atik tanpa menimbulkan keretakan, meski setitik jarum. Kepergiannya adalah cara bicara Khadijah. Bagi Atik, cara seperti itu telah membuatnya sesak nafas. Dadanya bagai tertindih gunung besar. P.35. Dalam paragraf tersebut, mencerminkan sikap sabar Khadijah dalam menghadapi tantangan dan rintangan didalam hidupnya. Sabar bersumber dari keimanan kita, jika iman kita kuat maka kita akan
56
sanggup mengahadapi segala tantangan hidup. Meskipun terasa sedih dengan sabar tidak akan membuat kita berputus asa karena kita yakin Allah akan selalu bersama orang-orang yang bersabar ketika sedang tertimpa musibah. Selanjutnya, paragraf ini mengandung akhlak terhadap sesama manusia dalam hal disiplin, berikut kutipannya: Khadijah binti Khuwaylid sedikit tidur. Nasihat ayahandanya telah membuatnya enggan terhadap kantuk, terutama pada saat-saat ini. Sebagaimana ia paham benar bahwa rajin adalah sifat mulia kaum ibu, sementara kantuk akan mengurangi usianya. Kemulian wanita terlihat pada bangun awalnya. Demikian petuah ratu padang pasir. P. 43. Hikmah dari paragraf tersebut mencerminkan sikap displin. Menumbuhkan pribadi disiplin merupakan salah satu kunci untuk meraih kesuksesan. Jika kita mengamalkan dengan baik sikap disiplin didalam hidup kita maka hidup kita akan menjadi teratur dan menumbuhkan sikap keistiqomahan, karena displin merupakan sikap untuk menjalani keteraturan hidup dengan membiasakan perilaku yang tertib secara konsisten. Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap sesama manusia dalam hal persaudaraan, berikut kutipannya: Hati Khadijah merasa sangat senang berbalut kesedihan dalam seketika. Dengan segera ia bersiap-siap untuk menemui para tamu. Saat turun ke pelataran taman, ia dapati satu rombongan kaum hawa yang datang dari keluarga kinanah sedang menunggunya. Khadijah lalu menyalami dan memeluki mereka satu per satu. Saat mendapati seorang bernama Asma di antara mereka, sahabat dekat yang beberapa waktu lalu telah kehilangan ibundanya, dari hati Khadijah terluap rasa berkabung. Air mata pun mengalir. Ia tak kuasa menahan tangis. P.65.
57
Dalam paragraf tersebut, Khadijah berhasil membangun ikatan persaudaraan diantara para kaum hawa bani kinanah. Didalam Islam Allah memerintahkan orang-orang mukmin satu sama lain untuk menciptakan kasih sayang dan hubungan persaudaraan yang baik diantara mereka. Bila terjadi pertikaian yang mengakibatkan perpecahan, hendaklah berdamai serta berusaha menghilangkan perpecahan tersebut. Allah berfirman dalam surah yang berbunyi:
Artinya:“Sesungguhnya, orang-orang mukmin adalah bersaudara. Karena itu. Damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.” (Q.S. Al-Hujurat: 10). Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap sesama manusia dalam hal berbagi, berikut kutipannya: Terhadap kebaikan mereka, Khadijah tidak lupa menghormatinya dengan memberikan bermacam–macam hadiah tanpa mengurangi besarnya kenangan.Persahabatan bukanlah suatu hal yang bisa dibeli maupun digantikan, meski dengan bekerja.Dalam pandangannya, para wanita sahabat sehatinya itu adalah warisan orang tua yang layak untuk dihormati dan dimuliakan. P.74. Dalam paragraf tersebut mencerminkan akhlak terhadap sesama manusia dalam hal berbagi. Berbagi merupakan sikap kedermawanan kita terhadap sesama. Dengan mendayagunakan harta benda yang telah Allah SWT berikan untuk kita, yang didalam rezeki itu ada sebagian dari hak mereka (kaum dhuafa) maka wajib bagi kita untuk membaginya kepada orang yang membutuhkan. Jika itu di manfaatkan oleh orang tersebut maka akan mengalir terus pahalanya kepada kita.
58
3.
Pesan Akhlak sebelum Islam pada tema empat “Pasar” Tema ini mengisahkan tentang kegalauan khadijah atas mimpi yang ia alami selama tiga hari berturut-turut. Mimpi yang membuat keadaan Khadijah semakin bersedih. Didalam mimpi itu ia bertemu dengan sosok seperti aladin, badannya besar dan menjulang, awalnya ia takut. Namun, setelah beberapa lama sosok itu semakin mendekatinya dan seolah mampu menghembuskan udara kasih sayang ke dalam jiwanya. Mimpi yang ia jumpai menjelang pagi ini telah membuat gundah gulana hatinya. Jika dilihat dari luar, kehidupannya memang tampak sangat sempurna. Meski demikian ia tidak kunjung juga memecahkan kekosongan hati yang menurutnya sulit untuk digambarkan. Akhirnya ia memutuskan untuk memecahkan mimpi ini dengan bantuan pamannya waraqah. Dalam perjalanan menuju rumah pamannya, ketika melewati pasar ukaz ia bertemu dengan seorang nenek tua yang membuatnya terkaget-kaget karna nenek tua itu mengetahui mimpi yang ia alami, semakin cepat ia melangkahkan kakinya ke rumah sang paman. Setelah selesai bercerita dengan waraqah, sang paman pun berkata padanya bahwa mimpi yang dialaminya adalah sebuah hakikat. Waraqah juga menyampaikan kepadanya kalau kehidupan dunia ini tidak lain merupakan tabir mimpi. Pada tema empat “Pasar” ini terdapat paragraf-paragraf yang berjumlah 111 paragraf dan peneliti menemukan 20 paragraf yang mengandung pesan akhlak sesuai dengan kategorisasi, untuk lebih
59
jelasnya rincian paragraf-paragraf yang mengandung pesan akhlak bisa dilihat dalam tabel 3.1 di lampiran. Dari 20 paragraf tersebut ditemukan perolehan nilai kesepakatan antar tim juri sangat tinggi sebesar 0,98 perolehan data tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2 dilampiran. Dari nilai kesepakatan tim juri tersebut diperolehan pesan akhlak pada tema “Pasar” ini lebih banyak pada pesan akhlak terhadap sesama manusia dengan presentase sebanyak 70%, sedangkan presentase pesan akhlak terhadap Allah yang hanya 30%, diikuti pesan akhlak terhadap lingkungan dengan presentase 0%. Untuk lebih jelasnya disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 8 Pesan Akhlak Dalam Tema Empat “Pasar” No 1 2 3
Kategori Pesan Akhlak Akhlak terhadap Allah Akhlak terhadap sesama manusia Akhlak terhadap lingkungan Jumlah
Frekuensi Presentase 6 30 14 70 0 0 20 100
Berdasarkan perolehan data tersebut berikut ini adalah uraian dari kutipan paragraf-paragraf yang mengandung pesan akhlak di dalam tema empat “Pasar”. Paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap Allah dalam hal bertauhid, berikut kutipannya: Setiap kali hati putri Khuwaylid merasa terhimpit, ia akan segera berlari ke Kakbah untuk menumpahkan segala isi perasaan kepada Rabbnya. Dan kali ini, ia juga ingin segera sampai di Kakbah untuk
60
mengutarakan isi hatinya. Ingin sekali dirinya dapat segera melintasi pasar ukaz yang membatasi rumahnya dan Baitullah. P.12. Dalam paragraf tersebut mencerminkan akhlak terhadap Allah. Bertauhid merupakan suatu bentuk keyakinan kita kepada Allah sebagai Tuhan yang wajib diibadahi dan yang kehadiranNya selalu dapat kita rasakan di setiap saat. Jika kita mengamalkan sikap ketauhidan didalam diri kita tanpa keragu-raguan kita pasti akan selalu berada dalam gengamanNya dengan penuh keberkahan yang Allah SWT berikan. Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap sesama manusia dalam hal kepedulian sosial, berikut kutipannya: Dujayah di lepas dari ikatannya. Ia kemudian ditunjukkan tuannya yang baru. Anak wanita yang malang itupun langsung berlari mendekati Khadijah. Ia bersimpuh seraya mengungkapkan ucapan berisi ribuan terima kasih. Khadijah begitu memahami perasaanya. Ia melepaskan syal yang digunakan untuk menutupi wajahnya dan diberikan kepada Dujayah. Kemudian, segera ia bawa Dujayah keluar dari pasar itu. Betapa riang gembiranya hati Dujayah. Ia seperti sedang berlari sekencang-kencangnya meninggalkan bekas majikannya yang bengis itu. P.26. Dalam paragraf tersebut, mencerminkan sikap kepedulian sosial kepada sesama manusia. Jika kita sebagai umat muslim membantu meringankan kesusahan saudara sesama muslim berarti kita telah menolong hamba Allah. Allah SWT memberikan jaminan kepada orang yang meringankan kesusahan seorang mukmin dari berbagai kesusahan dunia akan mendapat pertolongan Allah. Allah akan melepaskan orang tersebut dari kesusahan-kesusahannya pada hari kiamat. Hadits yang diriwayatkan oleh shahih Muslim, no 4867 terkait dengan kepedulian sosial:
61
Abu Hurairah r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Siapa melepaskan seorang muslim dari satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan di dunia, niscaya Allah melepaskannya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Siapa yang memberi kelonggaran kepada seseorang yang susah, niscaya Allah akan memberikan kelonggaran baginya di dunia dan akhirat; siapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah menutup aibnya di dunia dan di akhirat. Allah selamanya menolong hambaNya selama hambaNya menolong saudaranya.” (Diriwayatkan Muslim). Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap sesama manusia dalam hal berbagi, berikut kutipannya: Pintu gerbang al-Hayat adalah pintu setengah lingkaran yang terbuat dari batu granit. Kedua tiangnya terbuat dari mamer utuh besar. Batu granit terukir begitu indah dan sempurna bak mahkota. Tepat dibawah pintu gerbang itulah tampak peminta-minta yang sedang mengadu nasib. Saking padatnya jalan itu oleh mereka, susah sekali Khadijah melewatinya, meski kepada setiap satu dari mereka ia berikan uang tembaga yang dapat digunakan untuk membeli setidaknya sepuluh buah kurma. P.28. Hikmah yang bisa kita petik dari paragraf tersebut adalah sikap berbagi. Menafkahkan sebagian harta yang kita miliki kepada kaum yang lebih lemah dari kita. Terhadap sesama sebaiknya kita saling memberi, saling membantu karna perbuatan itu amat sangat disukai Allah SWT. Didalam al-Quran Allah SWT berfirman:
Artinya: “Orang-orang yang beriman kepada yang ghaib, tetap mengerjakan shalat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang kami berikan kepada mereka.” (Q.S. Al- Baqarah: 3). Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap Allah dalam hal mencari keridhaan Allah SWT, berikut kutipannya: Pintu inilah harapan bagi setiap insan. Ya, bagi setiap kehidupan diawal maupun akhirnya. Merintih dan menangis hati Khadijah. Bergetar hatinya dalam mulut yang terbata-bata berucap doa.
62
“Ya Tuhanku…hamba datang kepada-Mu,” ucapnya “DipintuMu aku mengetuk, Ya Tuhanku. Aku berharap engkau berkenan melenyapkan perasaan hatiku yang selalu merasa kesepian.” P.41. Dalam paragraf tersebut, mencerminkan akhlak terhadap Allah dalam kehidupan yang dijadikan sebagai harapan untuk mendapatkan keridhaan Allah SWT. Dengan kesadaran hendaknya kita sebagai manusia menjadikan semua aktivitas, gerak, dan jalan hidup berorientasi hanya kepada Allah. Jika kita selalu mengharapkan keridhaan Allah dalam setiap langkah dalam kehidupan, maka kita akan merasakan kehidupan yang bermakna didalamnya. Selanjutnya, paragraf ini mengandung pesan akhlak terhadap sesama manusia dalam hal kepedulian sosial, berikut kutipannya: Khadijah dan Berenis masih duduk bersimpuh berdekatan satu sama lain. Mereka terpana dengan semua yang diceritakan dan didengarkan. Terlebih hati Khadijah yang seolah telah mendapati teman untuk berbagi perasaan. Ia belai sekali lagi rambut Berenis yang dipotong pendek itu. Lembut terasa. Terbayang dalam pandangannya bahwa kehidupan kadang penuh dengan terpaan angin kencang yang menyambar. Untunglah Berenis dapat berlabuh dengan selamat dalam hantaman badai itu. “Benar juga apa yang telah dikatakan paman Waraqah. Embusan angin kencang telah memangkas rambut Berenis.” Hikmah yang diambil dari paragraf diatas, bahwasanya sikap kepedulian sosial mampu mempererat hubungan sesama manusia. Dengan menumbuhkan sikap kepedulian sosial kita bisa meringankan beban berat yang dialami oleh saudara muslim kita. Lewat kepedulian sosial ini kita saling membantu, bergotong royong, saling mendukung satu sama lain.
63
B. Kategorisasi pesan yang Paling Dominan dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” Berdasarkan perolehan data-data di atas, maka dapat diketahui bahwa pesan-pesan yang paling dominan dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Min Tersingkap” yaitu, pertama pada tema Nama adalah Takdir dengan presentase yang sangat tinggi sebesar 80% diperoleh pada pesan akhlak terhadap sesama manusia yang paling banyak dengan indikator yang paling dominan ada pada kepedulian sosial. Dalam tema ini indikator pesan akhlak terhadap sesama manusia yang paling banyak frekuensinya adalah dalam hal kepedulian sosial sebanyak 3 paragraf, dalam hal tanggung jawab hanya ada 1 paragraf, dalam hal cerdas hanya ada 1 paragraf, dalam hal pemaaf hanya ada 1 paragraf, dalam hal disiplin hanya ada 1 paragraf, dan dalam hal bermanfaat hanya ada 1 paragraf. Berikut ini adalah salah satu kutipan paragraf yang terkait dengan kepedulian sosial pada tema satu Nama adalah takdir: Kerumunan para musafir yang ia perhatikan dari jendela rumah peristirahatan itu makin membuat hatinya seperti tumpah oleh keinginan kuat untuk ikut pergi bersama mereka. Musim panas telah datang. P.45. Kedua, pada tema Jalan Kepedihan diperoleh hasil presentase yang sangat tinggi pada kategori pesan akhlak terhadap sesama manusia sebanyak 100%, dengan indikator yang paling dominan adalah sabar. Dalam tema ini indikator pesan akhlak terhadap sesama manusia yang paling banyak frekuensinya adalah dalam hal sabar sebanyak 7 paragraf, selanjutnya dalam hal tanggung jawab ada 5 paragraf, dalam hal persaudaraan ada 4 paragraf,
64
dalam hal berbagi ada 3 paragraf, dalam hal disiplin hanya ada 1 paragraf. Berikut ini salah satu kutipan paragraf mengenai sabar yang ada pada tema dua Jalan Kepedihan: Mengapa wanita sombong dan tidak tahu diri ini sering iba saat memandangi wajahnya, seolah dirinya setangguh gunung sehingga selalu membuatnya seperti terhimpit. Apa saja yang telah dilakukannya tetap tidak pernah dapat menindas wanita mulia itu. Tak pernah ia dapat menemukan cara untuk mengekangnya. Seandainya sekali saja ia mengikuti sikapnya untuk menjawab kata-katanya, mungkin hal itu akan membuat dirinya puas. Namun, Khadijah tetap berdiam diri?Diam seribu kata, tanpa pernah sekali pun berucap sambil menutup keras pintu seraya menyendiri di kamar?Meski banyak teman wanita dan para pelayan memadati rumahnya, bahkan dalam beberapa malam, meski dirinya tidak pulang ke rumah, khadijah tetap berdiam diri dan bergeming. Tidak pernah sekalipun dirinya ikut menghadiri jamuan pesta minuman keras di taman halaman depan rumahnya. Seperti apa pun sikap sang suami yang melampaui batas dalam pemuasan kesenangan dan kenyamanan, Khadijah tetap bersikap dewasa. Ia tetap diam dan diam. “Bukan banyak bicara, melainkan diamlah yang ditakuti dari seorang wanita!” Ketiga, pada tema Pasar diperoleh hasil presentase pada kategori pesan akhlak yang paling banyak adalah akhlak terhadap sesama manusia dengan presentase 70%, dengan indikator yang paling dominan adalah kepedulian sosial. Dalam tema ini indikator pesan akhlak terhadap sesama manusia yang paling banyak frekuensinya adalah dalam hal kepedulian sosial sebanyak 6 paragraf, dalam hal berbagi ada 4 paragraf, dalam hal cerdas ada 4 paragraf. Berikut ini salah satu kutipan paragraf tentang kepedulian sosial yang ada pada tema empat Pasar: Mendengar penuturan itu, Khadijah langsung mendekat kepada nenek itu seraya menuntunnya untuk berdiri.Nenek itu pun dengan tergopoh-gopoh berusaha mengeluarkan tongkatnya.Khadijah juga tidak lupa menyalami tangan kanannya seraya memberikan beberapa keping uang emas kepadanya. P.32.
65
Kemudian berdasarkan hasil pengolahan data dari keseluruhan tema yang diteliti, maka dapat diketahui pesan akhlak sebelum Islam yang dominan dalam novel ini adalah pesan akhlak terhadap sesama manusia dengan perolehan data sebanyak 84% yang menjadi urutan pertama, kemudian yang menjadi urutan kedua ada pesan akhlak terhadap Allah dengan perolehan data sebanyak 14%, disusul pesan akhlak terhadap lingkungan dengan perolehan data hanya 2% yang menjadi urutan terendah. Dapat diketahui dari hasil penelitian diatas pesan akhlak yang paling mendominasi pada ketiga tema dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” adalah pesan akhlak terhadap sesama manusia dengan hasil presentase sebesar 84% dengan indikator dari kategori pesan akhlak yang paling banyak adalah mengenai akhlak dalam hal kepedulian Sosial. Sikap kepedulian sosial harus dimiliki oleh setiap mukmin. Orang mukmin itu harus saling tolong menolong, bantu-membantu, bahu-membahu untuk kemaslahatan umum ataupun khusus seperti kaum dhuafa. Di dalam Islam kepedulian sosial merupakan kekuatan umat Islam. Apabila umat Islam itu saling hidup sendiri, saling acuh tak acuh sama lain, dan saling meremehkan arti ikatan ukhuwah Islamiyah yang masing-masing pribadinya hanya menurutkan hawa nafsunya saja, maka disitulah letak kehancurannya, terlihat jelas bahwa ukhuwah Islamiyah akan menjadi lemah dan akhirnya rugilah mereka di dunia dan di akhirat. Berikut ini tabel hasil perolehan data presentase pesan yang paling dominan pada ketiga tema dalam novel ini:
66
Tabel 9 Pesan Akhlak Dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” Kategorisasi
Frekuensi
Akhlak terhadap Allah Akhlak terhadap sesama manusia Akhlak terhadap lingkungan Total
7 42 1 50
Presentase 14 84 2 100
Dalam kajian Akhlak identik dengan macam-macam akhlak yang terdiri dari akhlak baik dan akhlak buruk. Setalah peneliti melakukan penghitungan data secara keseluruhan ditemukan perolehan hasil presentase akhlak baik sebanyak 94% dan akhlak buruk sebanyak 6%. Terbukti setelah melakukan penghitungan pada data-data, peneliti menarik kesimpulan bahwa novel Khadijah: Ketika Rahasia Mim Tersingkap karya Sibel Eraslan ini lebih banyak mengandung pesan akhlak baik sebesar 94%. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini: Tabel 10 Pesan Akhlak Dalam Novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” Macam-macam Akhlak Akhlak Baik Akhlak Buruk Total
Frekuensi 47 3 50
Presentase 94 6 100
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah
mendeskripsikan
dan
menganalisa
data
yang
telah
dikemukakan pada bab sebelumnya, maka peneliti mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Dalam novel Khadijah “Ketika Rahasia Mim Tersingkap” karya Sibel Eraslan ini pesan akhlak episode sebelum Islam mengandung nilai-nilai pesan akhlak terhadap Allah, akhlak terhadap sesama manusia dan akhlak terhadap lingkungan. Isi pesan yang dianalisis dalam novel tersebut berbentuk paragraf yang dibatasi hanya pada tiga tema yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu tema satu Nama adalah Takdir, tema dua Jalan kepedihan, dan tema empat Pasar. Adapun kategori pesan yang disebutkan di atas, memiliki indikator masing-masing di antaranya sebagai berikut: a.
Akhlak terhadap Allah meliputi: bertauhid hanya kepada Allah SWT, bertawakal kepada Allah, berdoa kepada Allah, beribadah hanya kepada Allah dan berusaha mencari keridhaan Allah SWT.
b.
Akhlak terhadap sesama manusia meliputi: sabar, berbagi, cerdas, ikhlas, pemaaf, disiplin, tanggung jawab, persaudaraan dan peduli sosial.
67
68
c.
Akhlak terhadap lingkungan meliputi: peduli lingkungan, menjaga kebersihan, menciptakan ketentraman, menyayangi binatang dan melestarikan tanaman.
2. Berdasarkan hasil penghitungan data dari keseluruhan tema yang dianalsis, maka dapat diketahui pesan akhlak episode sebelum Islam yang paling dominan dalam novel ini adalah pesan akhlak terhadap sesama manusia dengan perolehan data tertinggi sebanyak 84% dengan indikator kategori nya mengenai kepedulian sosial. Diikuti oleh pesan akhlak terhadap Allah dengan perolehan data sebanyak 14%. Selanjutnya pesan akhlak terhadap lingkungan dengan perolehan data terendah sebanyak 2%. Sedangkan dilihat dari macam akhlak yang terdiri dari akhlak baik dan akhlak buruk. Pesan akhlak sebelum Islam dalam novel ini lebih dominan pada pesan akhlak baik dengan presentase tertinggi sebanyak 94%. Dan pesan akhlak buruk menduduki posisi terendah dengan presentase sebanyak 3%.
B. Saran 1.
Bagi pembaca novel, hikmah yang dapat diambil dari nilai-nilai pesan akhlak yang terkandung di dalam novel ini banyak sekali, khususnya akhlak terhadap sesama manusia untuk memberikan kontribusinya kepada seluruh lapisan masyarakat dalam hal kepedulian sosial yang saat ini tingkat kepedulian sosial antar sesama masih dirasa kurang baik. Oleh karena itu novel ini sangat bermafaat untuk dibaca karena didalamnya terdapat pesan-pesan akhlak dan yang paling dominan pesan akhlak
69
sesama manusia dalam hal kepedulian sosial yang sangat tinggi yang dilahirkan oleh ibunda Khadijah sehingga dapat kita teladani serta mengamalkan nilai-nilai akhlakul karimah ibunda mulia Khadijah di dalam kehidupan sehari-hari. 2.
Bagi Mahasiswa, kajian tentang pesan akhlak dalam novel ini belum dikatakan sempurna, karena keterbatasan pengetahuan serta ketajaman analisis yang peneliti miliki. Untuk itu, harapan peniliti akan ada banyak peneliti baru yang berkenan untuk meneliti lebih luas dan komprehensif pada novel ataupun karya sastra lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Yunasril. Manusia Citra Illahi. Jakarta: Paramadina, 1997. Cet. Ke-1. Ali, Yunasril. Pilar-Pilar Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia, 2005. Cet. Ke-4. Arifin, Anwar. Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. Ed. 1. Cet. Ke-1.
Budianta, Melani. dkk. Membaca Sastra: Pengantar Memahami Sastra untuk Perguruan Tinggi. Magelang: Indonesia Tera, 2003.
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik serta Ilmu-ilmu Lainnya. Jakarta: Kencana, 2008. Ed. 1. Cet. Ke-3.
Eriyanto. Analisi Isi: Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2011. Ed. 1. Cet. ke-1.
Hajaj, Muhammad Fauqi. Tasawuf Islam dan Akhlak. Jakarta: Amzah, 2011. Cet. ke-1.
Hidayati, Heny Narendrany. Pengukuran Akhlakul Karimah Mahasiswa. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2009.
Ismail, Asep Usman. Tasawuf Menjawab Tantangan Global: Upaya Membangun Karakter Muslim. Jakarta: TransPustaka, 2012.
Jumroni. Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis, Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi pemasaran. Jakarta: Kencana, 2007. Ed. 1. Cet. Ke-2.
70
71
Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekkunder. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011. Ed. Revisi. Cet. Ke-2.
Nata, Abuddin. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Rajawali Press, 2010. Ed. 1. Cet. Ke-9.
Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2010.
Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Prastowo, Andi. Memahami Metode-Metode Penelitian: Suatu Tinjauan Praktis dan Teoritis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. Cet. Ke-1.
Purba, Antilan. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012. Ed. 1. Cet. Ke-2.
Sumber Lain: Email
[email protected] Twitter @kaysamedia http://anneAhira.com.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel yang berisi rincian kategorisasi pesan akhlak:
1. Nama Adalah Takdir Tabel 1.1 Rincian Pesan Akhlak Dalam Tema Satu “Nama Adalah Takdir” Item 1
Paragraf 2
2
5
3
13
4
14
5
42
6
45
7
48
Kutipan/uraian Mereka berasal dari keluarga Hasyim yang bersambung dengan garis keturunan Qusay bin Kilab, Luay bin Galib. Sebuah keluarga yang sangat terkenal di Mekah dengan jiwa kesatria dan dermawan. Saat mekah dalam kondisi terpuruk, Qusay dan anak keturunannya mengirimkan berpuluh-puluh kuda ke al-Quds untuk membeli gandum yang akan dibagibagikan kepada masyarakat, hasilnya masyarakat pun terhindar dari bencana kelaparan. Sejak saat itu, nama keluarga ini selalu dikenang dan dipanjatkan dalam setiap doa. Seorang yang bangun di awal waktu, sosok yang cekatan. Demikianlah Khadijah. Dari sang bunda, ia mewarisi jiwa kelembutan, terutama suka berderma kepada tamu. Lewat sang ayah, turun kepandaian berkuda, berhitung, dan aritmatika. Lebih dari itu, ia juga dengan mahir mewarisi kemampuan bertahan dalam terik dan badai padang pasir, keahlian untuk tetap bertahan sehingga dapat sampai tujuan. Ia adalah kesabaran Khadijah. “Duhai buah hati anak wanitaku yang terlahir lebih awal. Bangunlah diawal waktu dan segeralah bergegas menempuh perjalanan.” “Baiklah ayanhanda.” Dengan membawa nama yang telah bersemayam di hati padang sahara, Khadijah akan memulai awal langkah perjalananya untuk menjadi ratu padang pasir. Begitulah apa yang ditakdirkan dengan namanya. Hati Khadijah juga terasa pedih mendapati semua kejadian ini. Kembali ini berdoa dengan Zat yang menguasai Kabbah. Kerumunan para musafir yang ia perhatikan dari jendela rumah peristirahatan itu makin membuat hatinya seperti tumpah oleh keinginan kuat untuk ikut pergi bersama mereka. Musim panas telah dating. Tanpa disadari, tangannya terluka saat mengumpulkan serpihan-serpihan botol kaca yang berserakan di lantai.
8
51
9
53
10
54
Jumlah frekuensi
“Tuan putri, mohon maaf sekali, beribu-ribu maaf kalo saya sudah membuat kaget. Sunguh, saya tidak bermaksud menganggu. Saya hanya ingin meyampaikan kalau cucu paman Anda, Hamla dan teman-temannya sudah datang dari Yaman. Mereka saya persilahkan beristirahat di taman rumah tamu bagian dalam.” “Siapa? Hamla datang? Kesatria Hamla datang1?” “Ya Tuan putri. Malah mereka saling berkata kalau sudah waktunya membawa anda ke rumah peristirahatan yang ada di Yaman.” “Saya juga sebenarnya sedang memandangi Yaman dari jendela. Kebetulan sekali. Tolong mereka dijamu dulu. Aku akan siap-siap sebelum ke sana.” Ketika Abdul Muthalib mengatakan kalau sang anak yang dimaksudkan tersebut bisa jadi cucunya sendiri, sang raja menjadi semakin kaget, seraya meminta agar berita tersebut dirahasiakan untuk sementara waktu demi keselamatan anak itu. Saat kembali ke Mekah, rombongan tersebut dibekali berbagai macam hadiah. Sejak saat itulah rumah peristirahatan, yang pada waktu itu masih ditempati Hamla, kemudian dihibahkan kepada keluarga Khuwaylid. “Sang kesatria Hamla, selamat datang! Semoga kehormatan selalu menyertaimu di rumah bibimu.” Khadijah binti Khuwaylid adalah bibinya. Sungguh, dirinya adalah ibunda para wanita, tuan putri bangsa Quraisy yang terkenal sebagai wanita yang bersih dan mulia. Sayang, meski beribu sanjungan telah diucapkan Hamla dan juga keinginan kuat untuk pergi, Khadijah berkeputusan tidak akan pergi ke Yaman, sebelum rombongan pedagangnya yang dikirim ke Syam kembali ke Mekah, dirinya tidak akan mungkin pergi kemana-mana. Khadijah memang harus mengatur sendiri bisnisnya. Urusan bisnis ini di mana-mana selalu sama, penuh dengan perusuh. Hal itu memang menjadi tidak mudah bagi seorang janda. Seringkali para pedagang atau karyawan yang diminta mengurusi harta dagangannya justru membuatnya merugi. Selain itu, para perantara juga bisa bersekongkol dengan para pedagang untuk menipu. Penjualan yang mendatangkan keuntungan besar malah dilaporkan merugi. Hal inilah yang kadang-kadang membuat hati Khadijah galau. 10
Tabel 1.2 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Antar Juri
Item
Kesepakatan
Ketidaksepakatan
Nilai
Ke 1 & 2
10
9
1
0,90
Ke 1 & 3
10
9
1
0,90
Ke 2 & 3
10
10
0
1,00
Nilai Rata-rata (X) = 2,8 : 3 = 0,94 Komposit Reliabilitas = 3 x 0,94 1+2 (0,94)
= 2, 82 = 0,98 2,88
Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk tema satu “Nama adalah Takdir” yaitu sebesar 0,98 itu berarti terjadi tingkat kesepakatan yang sangat tinggi diantara para juri.
2. “Jalan Kepedihan” Tabel 2.1 Rincian Kategori Pesan Akhlak Dalam Tema Dua “Jalan Kepedihan” Item 1
Paragraf 4
2
5
Kutipan/Uraian Pernikahan pertamanya terjadi saat dirinya masih berusia muda. Ia menikah dengan Abu Hala bin Zurara, seorang saudagar bangsawan Mekah yang terkenal berakhlak mulia. Pernikahan ini menciptakan rumah tangga yang bahagia. Lahir pula dua anak bernama Hala dan Hindun. Khadijah yang telah mendapati kemulian jiwa sebagai seorang ibu tidak pernah mengizinkan anaknya dititipkan kepada pembantu yang menjadi adat di masa itu. Ia mengasuh dan mendidik sendiri kedua putranya. Hatinya selalu berdesir saat memikirkan anak-anaknya, apalagi saat suaminya menderita sakit sekembalinya dari Syam. Sang ibunda pun semakin pedih memikirkan nasib
3
6
4
8
5
9
6
14
kedua anaknya. Kepada siapakah mereka akan di amanahkan apabila terjadi sesuatu? Dan terjadilah apa yang dikhawatirkannya. Takdir telah menitahkannya terjadi. Saudagar bangsawan dan ternama itu pergi ke alam baka dengan meninggalkan seorang istri dan dua anak. Sang suami berwasiat agar anaknya jangan di asuh orang lain. Selain itu, masalah perdagangan harus diteruskan oleh Khadijah sendiri. Meski teramat pedih, Khadijah tetap selalu mensyukuri pernikahannya, seandainya saja kedua anaknya tidak ada, mungkin dirinya tidak akan kuat lagi menahan pedihnya ujian akibat kepergian ayahanda yang kemudian diikuti suami tercinta. Bahkan, kemungkinan, kematian juga akan menjemputnya. Dengan wasiat sang suami yang masih berada dalam ranjang sakaratul maut, khadijah akan memulai kehidupan baru untuk berupaya keluar dari medan api ini. Ia akan memerhatikan anak-anak dan pekerjaannya dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Inilah tekad yang akan mengantarkannya menjadi ibunda kota Mekah. Saudagar wanita yang kuat dan kaya-raya dalam waktu singkat. Benarlah apa yang dikhawatirkannya itu. Pada suatu malam, saat sang anak yang bernama Hindun sakit panas berkepanjangan, Khadijah begitu khawatir. Sekujur tubuhnya basah kuyup oleh cucuran keringat. Segala upaya telah dilakukannya, namun panas sang anak belum juga kunjung menurun. Semua usaha yang telah dilakukan kedua pelayannya tidak membuahkan hasil. “Ah…,”rintih Khadijah dalam pedih. “Seandainya saja ayahnya masih hidup, mungkin anak ini tidak sakit begini.” Segera ia perintahkan kemenakannya yang dipercaya untuk pergi mencari tabib. Namun, pada malam itu sang tabib sedang berada di Darrun-Nadwa. Ia sedang memimpin rapat di sana dan tidak mungkin bisa meninggalkan kota. Sungguh keadaan yang tidak terduga. Akhirnya, bersama dengan Maisaroh, ia nekat membawa anaknya ke permukiman para tabib. Perjuangan ini tentu saja penuh kepedihan dan kekhawatiran. Bagaimana tidak, bagi seorang wanita, perjalanan tengah malam di Mekah tentu sangat membahayakan keselamatan. Peristiwa ini akan memberikan pelajaran tentang betapa susah dan berbahaya berjalan di tengah-tengah malam bagi seorang ibu yang hanya ditemani pelayan wanitanya sambil mendekap erat anaknya yang sedang sekarat. Dalam keadaan seperti inilah seorang laki-laki berbadan besar, pemarah, dan sempoyongan karena mabuk telah mencaci maki Maisaroh seraya mencegatnya. Ia memegang tanganya sembari menyeret tubuhnya. Tubuh kecil dan kurus itu pun
7
29
8
32
9
33
10
34
jatuh bangun di atas jalanan. Karena tak kuat, ia terpaksa mengeluarkan perhiasaan emas yang dimilikinya seraya berteriak, “Silahkan ambil!” Setiap kali Atik kembali ke rumah, ia sembunyikan anakanaknya ke kamar belakang. Keadaan seperti ini semakin menjadi-jadi, bahkan hingga pada akhir-akhir ini, seakan mengambil napas pun sudah dipermasalahkan seolah dirinya sudah menjadi beban bagi suaminya. Bukan hanya anaknya yang laki-laki saja yang sering menjadi sasaran, bayi wanitanya pun terkena dampaknya. Jika sampai ada anaknya yang menangis, dipastikan suasana rumah seperti kiamat. Seisi rumah pun pecah dan berantakan. Mengapa wanita sombong dan tidak tahu diri ini sering iba saat memandangi wajahnya, seolah dirinya setangguh gunung sehingga selalu membuatnya seperti terhimpit. Apa saja yang telah dilakukannya tetap tidak pernah dapat menindas wanita mulia itu. Tak pernah ia dapat menemukan cara untuk mengekangnya. Seandainya sekali saja ia mengikuti sikapnya untuk menjawab kata-katanya, mungkin hal itu akan membuat dirinya puas. Namun, Khadijah tetap berdiam diri? Diam seribu kata, tanpa pernah sekali pun berucap sambil menutup keras pintu seraya menyendiri di kamar? Meski banyak teman wanita dan para pelayan memadati rumahnya, bahkan dalam beberapa malam, meski dirinya tidak pulang ke rumah, khadijah tetap berdiam diri dan bergeming. Tidak pernah sekalipun dirinya ikut menghadiri jamuan pesta minuman keras di taman halaman depan rumahnya. Seperti apa pun sikap sang suami yang melampaui batas dalam pemuasan kesenangan dan kenyamanna, Khadijah tetap bersikap dewasa. Ia tetap diam dan diam. “Bukan banyak bicara, melainkan diamlah yang ditakuti dari seorang wanita!” Dalam diam seorang wanita terdapat langkah aktif bagaikan detak butir jam pasir. Namun, setiap kali jam pasir yang ada di tangan dirusak olehnya, Khadijah justru malah menatanya kembali seluruh kehidupan di masa lalunya dengan penuh kesabaran. Setiap butir pasir laksana guru yang bijaksana terhadap setiap menit yang pedih, seraya menuturkan kalimat untuk tetap setiap. Dalam diam seorang wanita, ia bicara dengan jam pasir yang ada di dalamnya. Dengannya, ia mengajarkan kehidupan kaum wanita di masa-masa sebelumnya. Diam, bagi seorang wanita, bukanlah tanpa arti. Sebaliknya, ia merupakan aksi ketidaktaatan seorang umat karena sebentar lagi akan unjuk bicara dan memulai sebuah perubahan. “Cukup!” kata Khadijah pada suatu pagi tanpa sedikit marah,
11
35
12
27
13
43
14
65
15
66
16
68
tanpa berteriak. “Aku pergi sekarang…” hanya sebatas itu saja. Bersama dengan dua putra dan bayinya, serta ditemani Maisaroh sang pelayan, ia pergi meninggalkan rumah Atik tanpa menimbulkan keretakan, meski setitik jarum. Kepergiannya adalah cara bicara Khadijah. Bagi Atik, cara seperti itu telah membuatnya sesak nafas. Dadanya bagai tertindih gunung besar. Tentu saja anak-anak adalah bagian dari belahan jiwanya yang teguh. Seluruh cerita yang akan diterangkan dalam perjalanan waktu menunjukkan bahwa putra-putranya tetap mewarisi jiwa ibundanya. Setelah saat ini, kehidupan adalah tiga tambah satu bagi Khadijah. Dia bagaikan planet tempat anak-anaknya terikat dengannya dan terus berputar laksana bintangnya. Tanpa mereka, kehidupannya ibarat bintang jatuh. Tidak, ia tidak akan terjatuh. Setidaknya, ia akan tetap bertahan hidup demi anak-anaknya seraya terus bercahaya. Khadijah binti Khuwaylid sedikit tidur. Nasihat ayahandanya telah membuatnya enggan terhadap kantuk, terutama pada saat-saat ini. Sebagaimana ia paham benar bahwa rajin adalah sifat mulia kaum ibu, sementara kantuk akan mengurangi usianya. Kemulian wanita terlihat pada bangun awalnya. Demikian petuah ratu padang pasir. Hati Khadijah merasa sangat senang berbalut kesedihan dalam seketika. Dengan segera ia bersiap-siap untuk menemui para tamu. Saat turun ke pelataran taman, ia dapati satu rombongan kaum hawa yang datang dari keluarga kinanah sedang menunggunya. Khadijah lalu menyalami dan memeluki mereka satu per satu. Saat mendapati seorang bernama Asma di antara mereka, sahabat dekat yang beberapa waktu lalu telah kehilangan ibundanya, dari hati Khadijah terluap rasa berkabung. Air mata pun mengalir. Ia tak kuasa menahan tangis. Bagi wanita, setua dan sekuat apa pun, kehilangan seorang ibu adalah sebuah hal yang teramat menyedihkan. Lima tahun yang lalu, khadijah berturut-turut kehilangan ayahanda dan ibundanya. Hal itulah yang membuat dirinya memeluk Asma erat-erat, seolah anak kecil yang masih berusia belia. Saat membelai rambut asma yang terurai dengan kelembutan tangan seorang ibu, khadijah menuturkan syair yang sering didengarnya di masa kecil. Demikianlah, para tamu itu kebanyakan adalah mereka yang kehilangan suami karena ikut berperang membela keluarga Khuwaylid. Masing-masing dari mereka juga mengenang putra-putra Khuwaylid yang wafat dalam peperangan saat
17
70
18
71
19
72
20
74
memandangi wajah Ibunda Khadijah. Demikian pula saat Khadijah memandangi wajah mereka, teringat olehnya tempat paman mereka, putra-putra mereka, seperti Thuwaylib, Naufal, Habib, dan saudara laki-lakinya Hizam. “Ah, perang!” Sungguh, para wanitalah yang paling dibuat sedih olehnya. Khadijah melewati hari-hari penuh penderitaan itu hingga ke hari ini. Saat ibunya menemui kesedihan yang datang silih berganti dan membuatnya tidak kuat menahan kepedihan itu, rumah Khuwaylid telah mengantarkan Khadijah menjadi ibu dan juga ayah bagi anak-anaknya. Kini, para tamu yang juga membawa keluarga ini menjadi sangat bersuka cita sehingga kesenangan mereka itu menjadikan suasana ikut gembira pula. Bahkan, dalam waktu bersamaan, semua orang yang telah wafat pun seolah memenuhi seisi rumah dalam suasana riang dan penuh kegembiraan. Dalam keadaan itulah, sekali lagi, Khadijah memeluk asma. “Seolah ayah, ibu, dan saudaraku yang Ksatria, Hizam datang mengunjungi rumah ini,” katanya. Di wajahnya lalu terpancar keriangan lewat bibir yang tersenyum, hingga membuat dirinya bingung karena tidak tahu suguhan apa yang akan diberikan kepada para tamunya. Terhadap kebaikan mereka, Khadijah tidak lupa menghormatinya dengan memberikan bermacam–macam hadiah tanpa mengurangi besarnya kenangan. Persahabatan bukanlah suatu hal yang bisa dibeli maupun digantikan, meski dengan bekerja. Dalam pandangannya, para wanita sahabat sehatinya itu adalah warisan orang tua yang layak untuk dihormati dan dimuliakan.
Jumlah frekuensi
20 Tabel 2.2 Keofisien Reliabilitas Kesepakatan
Antar Juri
Item
Kesepakatan
Ketidaksepakatan
Nilai
Ke 1 & 2
20
16
4
0,80
Ke 1 & 3
20
16
4
0,80
Ke 2 & 3
20
18
2
0,90
Nilai Rata-rata (X) = 2,5 : 3 = 0,84 Komposit Reliabilitas = 3 x 0,84 1+2 (0,84)
= 2,52 = 0,94 2,68
Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk tema dua “Jalan Kepedihan” yaitu sebesar 0,94 itu berarti terjadi tingkat kesepakatan yang tinggi diantara para juri.
3. “Pasar” Tabel 3.1 Rincian Kategori Pesan Akhlak Dalam Tema Empat “Pasar” No 1
Paragraf 3
2
12
3
15
Kutipan/uraian Tanpa bicara, tanpa bertitah maupun memberi perintah. Bahkan tanpa menoleh kepada para pelayannya, Khadijah dengan cepat melintasi taman bagian dalam dan kemudian pergi. Semua orang kaget dengan keadaan di pagi itu, termasuk kedua pelayannya yang membukakan pintu gerbang kayu yang sudah berusia ratusan tahun lebih, namun belum pernah mendapati kegusaran seperti di pagi menjelang siang itu. Belum juga para pembantunya tahu hal yang telah membuat sang Tuan Putri terburu-buru, Maisaroh dengan segera berlari di depan mereka untuk megejarnya. Beberapa saat kemudian, Maisaro kembali dengan wajah memberikan isayarat kalau sang Tuan Putri sedang tidak butuh untuk dibantu maupun ditemani. Melihat keadaannya yang seperti itu, semua pelayan tahu kalau Khadijah binti Khuwaylid sedang mendapat berita yang sangat penting, atau mungkin sedang dalam keadaan yang sangat mendesak, sangat genting! Setiap kali hati putri Khuwaylid merasa terhimpit, ia akan segera berlari ke Kakbah untuk menumpahkan segala isi perasaan kepada Rabbnya. Dan kali ini, ia juga ingin segera sampai di Kakbah untuk mengutarakan isi hatinya. Ingin sekali dirinya dapat segera melintasi pasar ukaz yang membatasi rumahnya dan Baitullah. Segera Khadijah masuk ke dalam pasar melalui pintu yang biasanya dilalui para wisatawan. Ia segera tersenyum kepada
4
17
5
19
seorang turis tua yang sedang mengamati-amati selembar peta tua yang terbuat dari sutra, yang ia yakini sebagai petunjuk harta karun. Orang tua itu membaca puisi dengan suara seperti orang menangis. Lewat suaranya yang keras, ia menuturkan kalau dirinya adalah seorang pemilik pemandian umum yang kaya raya. Namun, karena ia tidak memedulikan seorang pengemis yang menghampiri tempat usahanya, dirinya terkutuk menjadi miskin seperti pengemis itu. Berangsur-angsur seluruh hartanya terjual habis untuk membiayai keinginannya menemukan harta karun. Sayang, semuanya hanya dusta belaka. Kini, ia pun hanya memiliki selembar peta tua yang ada di tangannya. Seandainya saja tidak ada orang yang mau membeli peta tua itu, sebentar lagi ia tidak akan mampu membeli makanan sehingga tak lama lagi dirinya akan mati kelaparan. Mendapati keadaan seperti itu, Khadijah merasa iba. Segera ia mengambil beberapa keping uang emas dari sakunya untuk diberikan kepadanya seraya terus melanjutkan langkahnya. Saat memberikan beberapa keping uang itulah dalam hati Khadijah terlintas untuk berlindung dari kejinya kecanduan atas sesuatu. Semoga Allah menghindarkan hambaNya dari kepedihan menjdai budak Karena tergila-gila atau kecanduan pada sesuatu. Pasar ini terlihat sepi di bandingkan pasar tertutup lainnya. Namun, pasar ini berada dalam monopoli para saudagar bangsawan Mekkah. Setiap hari, mereka melakukan transaksi penjulan surat-surat berharga. Biro-biro pasar bebas maupun kantor-kantor tempat para delegasi perdagangan juga ada di sana. Khadijah melewati pasar itu dengan sangat hati-hati. Berjalan cepat dan menutupi wajahnya dengan syal, sesegera mungkin dirinya berharap bisa meninggalkan tempat itu tanpa ada seorangpun yang tahu. Setelah beberapa langkah dari tempat tersebut, ia baru sadar tidak ada pengawal di sisinya seperti biasa. Ia memang tidak ingin mendengar lagi pembicaraan baru tentang dirinya dari mulut para saudagar bangsawan Mekah. Memang kebanyakan dari mereka menginginkan putri Khuwaylid ini sebagai istrinya. Untungnya, tak satu orangpun tahu kalau seorang wanita yang berjalan cepat melewati tempat bisnis mereka dengan muka tertutup adalah Khadijah. Di penghujung kios minuman, putri Khuwaylid menjumpai pemandangan yang sangat membuatnya sedih. Matanya tertuju ke arah pasar budak. Para majikan dengan keji meludahi, mencaci, bahkan mencambuki budak-budak dagangannya. Di sana terdapat budak-budak dagangan dari semua usia. Mereka dijajar untuk dipertontonkan kepada para calon pembeli. Tidak jarang mereka di paksa menampilkan berbagai kemampuannya
6
25
7
26
8
28
9
32
10
34
dengan cara dicambuk berkali-kali. Di saat-saat itulah biasanya dipertontonkan budak wanita yang masi berusia sepuluh tahunan. Mereka berpakaian terbuka, membagikan minuman keras kepada calon pembeli, dan tidak jarang memberikan pertunjukan untuk memerdaya nafsu syahwat mereka… meminum anggur sambil membaca puisi. “seret budak wanita itu! Biar dia tahu pedihnya cambukan cemeti!” seru pedagang budak dengan lantang sambil tertawa terbahak-bahak. Dujayah yang tidak tau-menahu mengenai apa yang telah terjadi hanya bisa menangis, meratapi nasib kakaknya yang meninggal di tiang gantungan. Mendapati keadaan seperti itu, hati Khadijah meronta. Segera ia keluarkan satu kantong uang perak untuk menebus gadis itu. Dujayah di lepas dari ikatannya. Ia kemudian ditunjukkan tuannya yang baru. Anak wanita yang malang itupun langsung berlari mendekati Khadijah. Ia bersimpuh seraya mengungkapkan ucapan berisi ribuan terima kasih. Khadijah begitu memahami perasaanya. Ia melepaskan syal yang digunakan untuk menutupi wajahnya dan diberikan kepada Dujayah. Kemudian, segera ia bawa Dujayah keluar dari pasar itu. Betapa riang gembiranya hati Dujayah. Ia seperti sedang berlari sekencang-kencangnya meninggalkan bekas majikannya yang bengis itu. Pintu gerbang al-Hayat adalah pintu setengah lingkaran yang terbuat dari batu granit. Kedua tiangnya terbuat dari mamer utuh besar. Batu granit terukir begitu indah dan sempurna bak mahkota. Tepat dibawah pintu gerbang itulah tampak pemintaminta yang sedang mengadu nasib. Saking padatnya jalan itu oleh mereka, susah sekali Khadijah melewatinya, meski kepada setiap satu dari mereka ia berikan uang tembaga yang dapat digunakan untuk membeli setidaknya sepuluh buah kurma. Mendengar penuturan itu, Khadijah langsung mendekat kepada nenek itu seraya menuntunnya untuk berdiri. Nenek itu pun dengan tergopoh-gopoh berusaha mengeluarkan tongkatnya. Khadijah juga tidak lupa menyalami tangan kanannya seraya memberikan beberapa keping uang emas kepadanya. Dengan pemahaman dan perenungan seperti inilah Khadijah memasuki Kakbah seraya berucap salam kepada Nabi dan juga manusia pertama. Tiada henti-hentinya Khadijah memanjatkan doa di sana. Berucap dzikir dengan luapan permohonan belas kasih kepada tuan-Nya. Pedih hatinya meratapi jiwanya yang penuh rumpang, penuh penyesalan, dan beberapa akan sebuah pertobatan. Sungguh, hatinya seakan telah gersang seperti sungai yang mengering di sungai kemarau. Madd dan Jazir,
11
35
12
36
13
41
14
43
15
51
16
54
Datang dan Pergi, Membubung tinggi dan kemudian turun kembali. Demikian ia tumpahkan isi hatinya dalam bahasa yang mampu diungkapkan maupun dalam kata-kata yang tidak mungkin terucap oleh mulutnya. Bagaikan lentera yang menyala remang, pasang surut oleh tipuan angin, perlahan-lahan ia mulai masuk ke Tanah Haram untuk kemudian menuju Kakbah. Entah mengapa, untuk kali ini, setiap satu langkah memasuki Tanah Haram, hatinya terasa berdebar-debar seolah-olah baru kali itu memasukinya. Jiwanya tersentak oleh perasaan akan perjumpaan dengan sang Kekasih. Meski demikian, Khadijah merasakan senang di dalam hatinya karena memiliki tempat untuk mengadu. “Ya rabb… Sungguh betapa mulia dan dermawannya diriMu, “ucapnya. Pintu inilah harapan bagi setiap insan. Ya, bagi setiap kehidupan di awal maupun akhirnya. Merintih dan menangis hati Khadijah. Bergetar hatinya dalam mulut yang terbata-bata berucap doa. “Ya Tuhanku…hamba datang kepada-Mu,” ucapnya “Di pintuMu, aku mengetuk, Ya Tuhanku. Aku berharap engkau berkenan melenyapkan perasaan hatiku yang selalu merasa kesepian.” Sesaat Khadijah memerhatikan orang-orang yang ada di kanankirinya. Tertegun dirinya melihat kerumunan orang yang juga memanjatkan doa seperti yang ia mohonkan. Di situ memang menajdi tempat paling berkah untuk memanjatkan doa. Bagaikan lingkaran-lingkaran rumah lebah yang di tengahtengahnya terdapat madu bening bercahaya, kembali tertegun hati Khadijah merenung hakikat ini. Meneteslah air matanya dalam luapan hati yang penuh cinta memandangi Kakbah. “Semua orang datang ke sini dengan cermin hati mereka sendiri,” katanya. Demikian halnya dengan Khadijah. Ia selalu berupaya untuk dapat membahagiakan hati sang paman. Setiap kali mengunjunginya, ia tidak lupa membawakan berbagai macam hadiah yang sangat berharga. Kegelapan yang menyelimuti pandangan tiba-tiba berubah menjadi terang dalam seketika dengan keremangan cahaya lentera. Dirinya ternyata telah berada di pelantaran rumah pamanya. “Ya, aku telah menemukannya. Dujayah…!” katanya dengan suara keras. “Aku akan memberi hadiah seorang budak wanita yang pada pagi hari ini kuselamatkan. Jika ia berkehendak, biarlah ia
17
56
18
61
19
62
20
69
bebaskan atau biarlah ia menjadi pembantunya. Khadijah pun kemudian bersimpuh, mencium tangannya, ia pun menyempatkan diri untuk menyisir rambut pamannya yang semuanya telah memutih bagaikan kapas. “Bagaimana keadaan paman? Baik-baik sajakah selama aku tidak ada? Bagaimana Paman bisa langsung mengenali suaraku?” Mereka saling bercerita satu sama lain di atas. Saling duduk bersimpuh berdekatan. Di kedua mata berenis tampak linangan air mata. Usianya masih sangat muda, namun perjalanan hidupnya yang begitu penuh dengan derita telah menyentuh hati Khadijah. Air matanya terus mengalir membasahi wajahnya. Berenis mengusap dengan kedua tangannya yang bengkak karena kerap bekerja keras di bawah terik mentari. Khadijah pun memerhatikannya dengan penuh iba dan rasa kasih sayang. Ia lepaskan serban pengikat kepala berwarna biru khas yang dipakai para kesatria padang pasir. Sungguh benar, rambutnya terpotong pendek bagaikan seorang anak laki-laki yatim. Saat baju rompi yang terbuat dari kulit domba yang terlihat terlalu tebal untuk cuaca di Mekah dilepaskan, tampak tubuh berenis yang kurus dengan punggung cekung. Dalam seketika, Khadijah teringat dengan anak wanitanya, Hindun. Tidak mungkin jiwa seorang ibu tega meninggalkan anak kandungnya dalam perjalanan mengarungi padang pasir berhari-hari. Kedua tangan berenis masih dipenuhi air yang sejuk. Khadijah mencoba menghapus dengan kelembutan tangannya. Pandangannya tertuju ke wajah Bernis dengan seksama.ia paham wanita semuda itu pasti merindukan kasih sayang sang ibu. Sayangnya, hal ini tak mungkin didapatkannya karena sang bunda berada di tempat yang sangat jauh. Khadijah memahami benar apa yang dirasakan Berenis. Wajahnya yang pucat semakin menggambarkan isi hatinya. Ada kelelahan yang dirasakan dan kerinduan yang didambakan. Khadijah mengerti dan memahami hal itu sehingga ia pun mengulurkan kasih sayangnya kepada wanita itu. Khadijah dan Berenis masih duduk bersimpuh berdekatan satu sama lain. Mereka terpana dengan semua yang diceritakan dan didengarkan. Terlebih hati Khadijah yang seolah telah mendapati teman untuk berbagi perasaan. Ia belai sekali lagi rambut Berenis yang dipotong pendek itu. Lembut terasa. Terbayang dalam pandangannya bahwa kehidupan kadang penuh dengan terpaan angin kencang yang menyambar. Untunglah Berenis dapat berlabuh dengan selamat dalam hantaman badai itu. “Benar juga apa yang telah dikatakan paman Waraqah.
Embusan angin kencang telah memangkas rambut Berenis.” Jumlah frekuensi
20 Tabel 3.2 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan
Antar Juri
Item
Kesepakatan
Ketidaksepakatan
Nilai
Ke 1 & 2
20
19
1
0,95
Ke 1 & 3
20
18
2
0,90
Ke 2 & 3
20
19
1
0,95
Nilai Rata-rata (X) = 2,8 : 3 = 0,94 Komposit Reliabilitas = 3 x 0,94 1+2 (0,94)
= 2,82 = 0,98 2,88
Dari hasil yang ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri untuk tema empat “Pasar” yaitu sebesar 0,98 itu berarti terjadi tingkat kesepakatan yang sangat tinggi diantara para juri.
Lampiran 2 Tabel yang menunjukkan tingkat kesepakatan antar juri
Tabel 4 Tingkat kesepakatan antar juri
F 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
JURI I Akhlak Baik Akhlak Buruk 1 2 3 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
JURI II Akhlak Baik Akhlak Buruk 1 2 3 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
JURI III Akhlak Baik Akhlak Buruk 1 2 3 1 2 3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
√
√
√
√ √
√ √ √
√
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√
√ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √