ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL UMMI KARYA ASMA NADIA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam (S. Kom.I)
Oleh: IIS RACHMANIA NIM. 108051000008
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M
ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM NOVEL UMMI KARYA ASMA NADIA
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk memenuhi persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam (S. Kom.I)
Oleh: IIS RACHMANIA NIM. 108051000008
Pembimbing:
Dr. Fatmawati, M.A NIP. 19760917 200112 2 002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya telah cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari karya ini merupakan hasil plagiat atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Oktober 2013
Iis Rachmania
ABSTRAK Nama Judul Skripsi
: Iis Rachmania : Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel Ummi Karya Asma Nadia
Novel adalah salah satu bentuk karya sastra. Sastra adalah salah satu karya seni, karya seni itu mengandung unsur estetika. Karena karya sastra yang berbentuk novel tidak terlepas dari latar belakang pengarangnya, apalagi pengarang tersebut seorang muslim, besar kemungkinan kelahiran karya tersebut dilatar belakangi oleh motivasinya untuk menyampaikan pesan moral yang terkandung dalam ajaran agamanya, yaitu peristiwa yang berlangsung atau dialaminya. Seperti pada novel Ummi yang menceritakan seorang ibu yang sering dipanggil dengan sebutan Ummi, mempunyai tujuh orang anak. Kehidupan Ummi penuh dengan ujian, masalah dan musibah, tapi beliau begitu kuat, tegar dan yakin bahwa Allah akan selalu bersama dengannya. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti melakukan analisis isi pesan dakwah pada novel Ummi. Dengan merumuskan satu pertanyaan, yaitu : apa isi pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam novel Ummi karya Asma Nadia ? Penelitian ini menggunakan analisis isi (content analysis) yang seringkali digunakan untuk mengkaji pesan-pesan dakwah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mencari makna kata maupun kalimat, serta makna tertentu yang tergantung dalam sebuah karya sastra. Metode analisis isi digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen, dalam penelitian ini dokumen yang dimaksud adalah novel Ummi. Terdapat isi pesan akidah, yang meliputi tawakal, taqwa, istiqomah. Isi pesan akhlak, meliputi sabar, ikhlas, syukur nikmat, rendah hati, akhlak tercela. Isi pesan syariah, meliputi shalat, muamalah, zikir dan doa. Pesan yang paling menonjol dalam novel ini adalah pesan akhlak, yang di gambarka nmelalui tokoh Zainal yang selalu sabar dan selalu mensyukuri nikmat. Zainal merupakan salah satu anak lelaki Ummi dan Abah yang selalu sabar dalam mencari pekerjaan, dia tak pernah putus asa dan selalu berhusnudzon terhadap Allah. Zainal juga selalu mensyukuri nikmat yang dia punya, seperti bersyukur karena telah mempunyai seorang istri seperti Rini dan bersyukur telah mempunyai orang tua seperti Abah dan Ummi, yang selalu menuntunnya kejalan Allah. Kata Kunci : Novel, Dakwah, Ummi, Akhlak.
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, Dzat Yang Maha Berkehendak dan Maha Kuasa atas segala hal, yang telah memberikan nikmat dan rahmat-Nya serta taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan merampungkan penulisan skripsi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam semoga tercurahkan keharibaan baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW, yang merupakan penyelamatan dan tauladan bagi seluruh khalifah di muka bumi ini. Salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana adalah membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menjumpai berbagai hambatan dan kesulitan, baik dalam masalah pengaturan waktu, mencari bahan-bahan pustaka, dan lain sebagainya. Namun berkat kesungguhan serta motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel Ummi Karya Asma Nadia”. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Dr. Arif Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. Suparto, M. Ed. MA, selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M. Si. Selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Serta Drs. Wahidin Saputra, M. A, Selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
ii
2. Drs. Jumroni, M. Si, Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Umi Musyarofah, M. A. Selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). 3. Dr. Fatmawati, M.A, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan inspirasinya yang sangat berharga. 4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat. 5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang telah melayani penulis dalam mempergunakan buku-buku dan literatur yang penulis butuhkan selama penyusunan skripsi ini. 6. Orang tua tercinta, Bapak Machmud H. S dan (almh) Zakiyaturifah. Adikku tersayang Ibnu Aqil Oktiyadi. Atas segala kasih sayang, perhatian, dorongan, yang tak pernah lelah dan bosan dalam membiayai kuliah serta do’a yang selalu engkau panjatkan untuk buah hatimu ini. 7. Seluruh teman-teman KPI A dan KPI D 2008, yang selalu menemani dan berdiskusi dalam belajar dan menemani di kala suka dan duka. 8. Sahabat-sahabat Dewi Angela, Nuris Annisa, Dini Indriani, Leni Cahyani, Renita Azhari, Vivi Fydiani Pratiwi, Ika Kurnia Utami, Gana Buana, Rani Novianty, Anissa Turrohmah, Herdina, Aimmatunisa, Siti Innaya, Nur Azhima, dan Nuris Zuliastanti, Mutiara Ayu Destilia. 9. Sahabat-sahabat Pejantan Muhammad Dhiyaa, Azrul Azwar, Bobby Dwi
iii
Sanjaya, Ibnu Tsani, Chairul Umam, Nurul Fachri, Rifki Ncek, Iqbal Maulana, Akmal Fauzi, Dang Krisandy, Zico Khadafi, Rangga Petruk. Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis serahkan, semoga mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca. Mesti diakui skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan. Oleh karena itu, sangat diharapkan saran dan kritik juga ralat dari para pembaca untuk mencapai kesempurnaan dalam penulisan. Sekian dan terima kasih. Jakarta, 21 Oktober 2013
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
Abstrak ............................................................................................................
i
Kata Pengantar ................................................................................................
ii
Daftar Isi...........................................................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................
6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
7
D. Manfaat Penelitian .....................................................................
8
E. Metodologi Penelitian ................................................................
8
F. Tinjauan Pustaka ........................................................................
11
G. Sistematika Penulisan .................................................................
13
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Analisis Isi ................................................................
15
B. Pesan Dakwah ...........................................................................
16
1. Pengertian Pesan ...................................................................
16
2. Pengertian Dakwah .............................................................
17
3. Dakwah Bil Qalam ...............................................................
18
4. Unsur-unsur Dakwah ............................................................
19
C. Novel ...........................................................................................
23
1. Pengertian Novel .............................................................
23
2. Jenis Novel .....................................................................
24
v
BAB III
3. Unsur Intrinsik Novel .....................................................
25
D. Novel Sebagai Media Dakwah ..............................................
28
BIOGRAFI ASMA NADIA DAN SINOPSIS NOVEL UMMI
BAB IV
A. Biografi Asma Nadia ..............................................................
30
B. Karya-karya Asma Nadia .......................................................
34
C. Sinopsis Novel Ummi ..........................................................
39
ANALISIS ISI PESAN DAKWAH NOVEL UMMI KARYA ASMA NADIA
BAB V
A. Pesan Akidah ..........................................................................
48
B. Pesan Akhlak ..........................................................................
54
C. Pesan Syariah ..........................................................................
67
PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................
76
B. Saran ......................................................................................
76
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini zaman telah mengalami banyak perkembangan, media dan sarana untuk berdakwah juga mengalami kemajuan yang prospektif dan beragam. Dengan adanya media komunikasi yang sangat beragam, tentunya kita harus lebih pintar dalam memanfaatkan media komunikasi tersebut, apalagi untuk berdakwah. Saat ini berdakwah tidak harus mendoktrin maupun menggurui. Di awal kemunculannya islam disebarkan dengan cara bil lisan, walaupun banyak hambatannya tapi pada saat itu cara penyampaian dari mulut ke mulut ini sangat efektif. Karena pada saat itu telah menjadi kewajiban bagi umat islam untuk menyampaikan ajaran islam kepada seluruh umat manusia. Namun saat ini berdakwah tidak harus berpidato dan berkhutbah begitu saja di atas mimbar, karena sekarang sudah banyak cara yang bisa dijadikan alternatif, tergantung objek dakwahnya. Dengan beragam kemunculan teknologi yang semakin canggih, maka memudahkan kita juga untuk mencetak ratusan ribu eksemplar buku dalam waktu singkat. Tak mengherankan bila sekarang ini kita dapati berbagai buku terbit silih berganti dengan penampilan yang semakin menarik. Animo masyarakat pun terhadap buku nampak juga mengalami peningkatan. Ini terlihat dari banyaknya buku-buku bestseller yang laris manis diserbu
1
2
masyarakat. Bagi seorang da’i yang memiliki komitmen dengan dakwah. Menulis buku-buku bernuansa dakwah adalah pilihan yang sudah selayaknya untuk dilakukan. Agar buku benar-benar menjelma fungsinya sebagai pencerdas dan pencerah umat, bukan sebaliknya.1 Saat ini kita akui masyarakat sangat merindukan nilai-nilai spiritualitas, hal ini dibuktikan dengan fenomena novel-novel islam dan filmfilm islami yang saat ini digemari oleh masyarakat, buku-buku tentang islam dan ajarannya banyak diminati. Da’i saat ini dituntut untuk dapat berperan dalam berbagai hal, terutama dalam bidang tulis menulis karena dakwah bil qalam dirasakan sangat efektif di tengah kondisi masyarakat terutama masyarakat metropolis yang tidak banyak memiliki waktu luang untuk menghadiri langsung kajian-kajian tentang keagamaan. Penggunaan novel, sebagai salah satu genre karya sastra yang secara fisik berbentuk buku, sering kali hanya dilihat fungsi utamanya sebagai media untuk memberikan hiburan. Novel tidak dibatasi oleh batasan faktual yang sering kali membatasi fungsi hiburannya. Dalam sebuah karya fiksi berbentuk novel, cerpen, ataupun puisi, realitas bisa dipermainkan sesuka hati oleh penulisnya. Kadang realitas hanya dijadikan sebagai latar, dan selebihnya, isi novel itu dibentuk oleh imajinasi yang kadang melebihi akal sehat. Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dimanfaatkan oleh para tokoh agama maupun lainnya sebagai sarana dakwah untuk mengajak manusia ke jalan Allah SWT.Seperti dalam suratAn-Nahl 125. 1
Badiatul Muchlisin Asti, Berdakwah dengan Menulis Buku, ( Bandung:Media Qalbu, 2004) h. 28.
3
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.” Novel adalah salah satu bentuk karya sastra. Sastra adalah salah satu karya seni, karya seni itu mengandung unsur estetika. Karena karya sastra yang berbentuk novel tidak terlepas dari latar belakang pengarangnya, apalagi pengarang tersebut seorang muslim, besar kemungkinan kelahiran karya tersebut dilatar belakangi oleh motivasinya untuk menyampaikan pesan moral yang terkandung dalam ajaran agamanya, yaitu peristiwa yang berlangsung atau dialaminya.2 Itulah hubungan novel dengan dakwah sebagai media komunikasi dimana di dalamnya terdapat proses komunikasi yang mengandung pesanpesan dan moral. Biasanya pesan moral itu mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan tentang nilai-nilai kebenaran.3 Belakangan banyak penulis muda muslim melakukan dakwah dengan pena melalui buku. Dengan payung Forum Lingkar Pena (FLP) Helvi Tiana Rosa sebagai pimpinannya dan aktivitas-aktivitas lainnya telah menelorkan
2
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 1995), h. 322. 3 Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 322.
4
banyak buku-buku fiksi seperti novel dan kumpulan cerpen, serta buku-buku Islami yang isinya kental dengan nuansa dakwah.4 Salah satu muslimah dan aktifis dakwah yang memilih berdakwah melalui tulisan dan memilih al qalam sebagai media dakwah yaitu Asma Nadia. Sekalipun tidak mempunyai gelar kesarjanaan, karena ketika kecil sakit-sakitan (jantung, paru-paru, gegar otak, tumor) ia telah berbicara di hadapan lebih dari ratusan ribu audiencetermasuk di berbagai universitas. Asma Nadia adalah salah satu penulis best seller wanita paling produktif di Indonesia dalam menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui berbagai tulisan, artikel dan karya tulis tentang dakwah, selain itu beliau juga aktif menulis buku-buku yang memiliki substansi nilai-nilai keislaman dengan gaya tulisan yang dapat dicerna dan mudah dipahami oleh pembacanya. Asma Nadia juga merupakan tokoh perubahan Republika 2010, wanita inspiratif Tupperware SheCAN! Award 2010, penulis fiksi Terfavorit #API Goodreads Indonesia 2011. Seperti pada novel Ummi yang ditulis oleh Asma Nadia. Cerita dalam novel Ummi ini banyak dialami juga oleh sebagian orang, setiap orang pasti pernah merasakan kesusahan dalam hidup dan juga tertimpa musibah. Namun jangan berkecil hati karena Allah tahu persis mana yang terbaik buat hambanya. Pada novel Ummi yang menceritakan tentang kisah seorang perempuan paruh baya yang sering dipanggil dengan sebutan Ummi. Ummi 4
Badiatul Muchlisin Asti, Berdakwah dengan Menulis Buku, ( Bandung:Media Qalbu, 2004) h. 42.
5
Aminah sudah melalui perjalanan panjang penuh luka untuk sampai pada titik sekarang, menjadi seorang ustadzah yang ceramah-ceramahnya, baik di masjid, radio, atau tv selalu ditunggu banyak orang. Menuntun tujuh anak, dua dari pernikahannya terdahulu, agar tetap berada dijalan surga, bukanlah hal mudah. Kenyataannya anak bukan sekedar anugerah tapi juga pintu-pintu ujian-Nya. Keteguhan hati perempuan paruh baya itu mencapai ujian puncaknya, ketika satu dari lelaki yang memiliki tempat paling istimewa di hatinya tiba-tiba justru menjadi sandungan terbesar Ummi. Begitulah kehidupan Ummi Aminah sarat dengan ujian, masalah dan musibah, tapi beliau begitu kuat, tegar dan yakin bahwa Allah selalu bersama dengan dia. Novel ini mengangkat nilai-nilai moral dalam kehidupan sosial. Pemecahan konflik dalam cerita ini mengangkat jiwa berserah diri kepada Allah SWT. Sebagai pencipta yang mengetahui apa-apa yang tidak di ketahui manusia. Novel ini menjelaskan bentuk ketakwaan yang dimiliki setiap manusia dengan cara yang berbeda-beda. Buku Ummi ini sangat layak dan baik untuk dibaca, agar kita semua bisa mengambil hikmah dan pelajaran. Semoga para pembaca khususnya yang merasa selama ini hidupnya selalu ditimpa musibah, tidak berkecil hati. Karena Allah tahu persis mana yang terbaik buat hamba-Nya. Novel Ummi karya Asma Nadia ini juga meraih penjualan yang fantastis. Novel yang diterbitkan oleh penerbit Harian Republika ini ludes terjual sebanyak 3000 eksemplar dalam tempo satu minggu. Menurut Direktur Operasional Harian Republika, Tommy Tamtomo, mengatakan alasan
6
penerbit Harian Republika menerbitkan naskah Ummi karena memiliki cerita yang unik. Konflik dalam novel Ummi ini berbeda dari trend novel Islami yang saat ini marak.keunikan juga ada pada proses pembuatan novel. Jika kebanyakan karya novel diadaptasi dalam film, novel Ummi justru sebaliknya. Novel ini ditulis dari naskah film Ummi Aminah.5 Novel ini juga telah dicetak berulang-ulang karena novel ini sangat banyak peminatnya. Cetakan pertama pada bulan Desember 2011, cetakan kedua pada bulan Januari 2012, cetakan ketiga pada bulan Maret 2012, cetakan keempat pada bulan Mei 2012. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk menganalisis isi pesan dakwah yang terdapat dalam novel Ummi, maka peneliti mengambil judul“Analisis Isi Pesan Dakwah Dalam Novel Ummi Karya Asma Nadia”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar tidak terlalu meluas pembahasannya, maka dalam hal ini dibuat pembatasan masalah. Dalam novel “Ummi” ini terdapat tiga novel dan sepuluh cerita pendek. Novel pertama merupakan adaptasi dari film Aditya Gumay berjudul “Ummi Aminah”. Novel kedua berjudul “Cinta Dalam 99 Nama-Mu”, lebih singkat dari novel pertama. Kisah berfokus pada dua tokoh central. Dua wanita yang nasibnya sangat berbeda, namun mereka sama-sama sedang dalam perjalanan menuju Tuhan. “Lebaran di
5
http://m.republika.co.id/berita/senggang/seni-budaya/12/01/11. Diakses pada 02 September 2013.
7
Rumah Abah” yang merupakan novel terakhir bercerita tentang keadaan seorang Ayah sepeninggal istrinya. Bagaimana kematian sang istri membuatnya trauma dan membuat hubungan dengan anak-anaknya merenggang. Hingga suatu permasalahan yang membuat Abah berhasil menghilangkan traumanya. Selain tiga novel itu, masih ada sepuluh cerita pendek lagi bertema serupa yang ditulis Asma Nadia dalam rentang tahun 1995-2011. Penelitian ini dibatasi hanya pada konteks pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam novel yang pertama berjudul “Ummi” karya Asma Nadia. Peneliti fokus pada pesan dakwah yang terdapat pada novel Ummi. 2. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Apa isi pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam novel “Ummi” karya Asma Nadia?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai novel dan menemukan teori-teori tentang tulisan sastra dalam novel islami. 2. Tujuan Khusus Untuk mendeskripsikan isi pesan-pesan bernilai dakwah yang terdapat dalam novel Ummi karya Asma Nadia.
8
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis Penelitian ini dapat menjadi sebuah kajian yang menarik dalam menempatkan novel sebagai salah satu media dakwah dan menambah khazanah juga referensi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang komunikasi dan penyiaran islam. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan menambah wawasan islam bagi mahasiswa, dan elemen masyarakat luas serta para praktisi dakwah bahwa setiap muslim dapat berperan aktif dalam mengembangkan tugas dakwah melalui tulisan yang salah satunya dengan hasil karya sastra seperti novel.
E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan analisis isi (content analysis) yang seringkali digunakan untuk mengkaji pesan-pesan dakwah. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mencari makna kata maupun kalimat, serta makna tertentu yang tergantung dalam sebuah karya sastra. Metode analisis isi digunakan untuk menelaah isi dari suatu dokumen, dalam penelitian ini dokumen yang dimaksud adalah novel Ummi. Menurut Burhan Bungin, pendekatan kualitatif memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan sebuah
9
makna dari gejala-gejala sosial di dalam masyarakat. Objek analisis dalam pendekatan kualitatif adalah makna dari gejala-gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai kategorisasi tertentu.6 R.Holsty memberikan definisi bahwa kajian isi adalah tekhnik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan secara objektif dan sistematis.7 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dan objek penelitian adalah tempat memperoleh data. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah novel Ummi karya Asma Nadia. Dan sebagai objek penelitiannya adalah pesan-pesan dakwah yang terdapat dalam novel, baik secara tersirat (kontekstual), maupun tersurat (tekstual). 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah teknik catat, karena datanya berupa teks. Sedangkan langkah-langkah pengumpulan data yakni membaca novel Ummi secara berulang-ulang kemudian mencatat kalimat-kalimat yang menyatakan isi pesan yang mengandung nilai dakwah. Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini, adalah : 6
Burhan Bungin, Sosisologi Komunikasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008), h. 302 Soejono & Abdurrahman, Metode Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), cet. Ke
7
1.h,13
10
a. Studi dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data-data berupa buku-buku penelitian, buku dakwah, buku komunikasi, dan buku-buku novel, serta data tentang novel yang didapat dari internet.8 b. Metode wawancara, proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil tatap muka antara penanya dengan narasumber dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).9 Yaitu berupa susunan pertanyaan-pertanyaan mengenai penulis dan novel Ummi. Teknik yang digunakan adalah wawancara terpimpin, yaitu mengajukan beberapa pertanyaan kepada pengarang novel “UMMI”, yang telah dipersiapkan kemudian dijawab langsung oleh terwawancara dengan bebas dan terbuka. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara terpimpin kepada Asma Nadia. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang Asma nadia dan juga data-data yang berkaitan dengan novel Ummi. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara kepada Asma Nadia (penulis novel Ummi) melalui wawancara langsung pada tanggal 6 Maret 2013 di Depok (kantor Asma Nadia) 4. Teknik Analisis Data Pada
tahapan
data
peneliti
menampilkan
pesan
dakwah
berdasarkan kategorisasi secara sistematik yang terdiri dari aqidah, akhlak 8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Praktek, (Jakarta, Bina Usaha : 1998) cet-11.
H.149. 9
M. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia; 1985), h.63.
11
dan syari’ah. Kemudian dibuat konstruksi kategori, merupakan semacam alat yang digunakan untuk mengupas permasalahan dalam penelitian. Kategori yang dibuat berfungsi memilah isi pesan yang tersurat menjadi gambaran
(berupa data)
yang dapat
dianalisa untuk
menjawab
permasalahan yang diajukan. Yang terbagi dalam tiga kategori yakni akidah, akhlak dan syari’ah. Sub kategori akidah meliputi : tawakal, takwa dan istiqamah. Untuk akhlak meliputi : Sabar, ikhlas, tanggung jawab, pemaaf, syukur, nikmat, rendah hati dan akhlak tercela. Sedangkan pada syari’ah meliputi: shalat, muamalah, zikir dan do’a. Untuk mengetahui sebenarnya pesan apa yang ingin disampaikan oleh pengarang novel tersebut. Kemudian menggabungkan
analisa
dengan
hasil
wawancara
lalu
mendeskripsikannya.
F. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini, penulis juga mengadakan tinjauan pustaka. Dengan mengadakan tinjauan di Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi maupun Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis melakukan tinjauan pustaka ini guna memastikan apakah ada judul atau tema yang sama dengan penelitian ini. Berdasarkan hasil penelusuran penulis, terdapat skripsi yang meneliti tentang: 1. Analisis isi pesan dakwah dalam novel surat kecil untuk tuhan karya Agnes Davonar. Skripsi ini ditulis oleh Khairunnisa, 2011 yang dalam skripsi ini menggunakan pendekatan yang samadenganpenelitiansayayaitu
12
kualitatif. Pesan yang lebih menonjol dalam skripsi ini adalah pesan akhlak, yang di gambarkan melalui tokoh Keke dan Ayahnya yang selalu sabar, ikhlas dalam menjalani hidup walaupun dalam keadaan sakit. Isi pesan yang disampaikan dari novel ini bahwa hidup adalah perjuangan. Kita jangan menyerah dengan keadaan walau sesulit apapun kita harus terus berjuang. Skripsi ini menggunakan analisis kualitatif 2. Analisis isi pesan dakwah dalam novel playboy sufi karya Wibi Aswara Regawa. Skripsi ini ditulis oleh Layli Listyaningsih, 2009 yang menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam skripsi ini membahas tentang judul novel yang kontradiktif yakni ada dua unsur yang digabungkan antara Playboy dan Sufi. Biasanya sifat Playboy dapat menyakiti hati wanita tapi dalam novel tersebut menyatakan bahwa “satu-satunya Playboy di dunia yang enggak menyakiti hati wanita.” 3. Analisis isi pesan dakwah novel “gadis pantai” karya Pramoedya Anantatoer. Skripsi ini ditulis oleh Toni Sultoni, 2007 yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam skripsi ini pesan yang paling dominan yaitu pesan akidah. Novel ini sangat berani dalam mengungkapkan dan mengkritik model keberagaman yang tidak semestinya tetapi dilakukan oleh para pemeluknya. 4. Analisis isi pesan dakwah novel ranah 3 warna karya Ahmad Fuadi. Skripsi ini ditulis oleh Siti Fatimah Tuzzahroh, 2012 yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam novel ranah 3 warna mengandung nilai pesan dakwah diantaranya pesan akhlak, aqidah dan syariah. Isi pesan yang diteliti dalam bentuk paragraph. Dari kategori pesan yang telah disebutkan terdapat sub kategori diantaranya yaitu pesan yang terdiri dari
13
akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah. Pesan dakwah syariah meliputi ibadah dan muamalah. Dari keempat skripsi di atas, ada perbedaan dengan skripsi yang akan ditulis oleh penulis. Karena dalam penelitian ini saya meneliti tentang novel Ummi karya Asma Nadia dan ada perbedaan makna yang ingin diungkapkan dalam masalah penelitian karena aspek yang ingin dikaji adalah tentang novel Ummi yang membawa perenungan bagi setiap anak. Bahwa setiap keputusan mereka bisa menjadi kunci kebahagiaan atau penjara kesedihan bagi orang tua. Menjadi cermin bagi setiap orang tua, untuk tak pernah lelah berusaha dan berdoa agar anak-anak dan keluarga kelak berada di satu rumah surga. G. Sistematika Penulisan Agar penelitian ini lebih sistematis sehingga tampak adanya gambaran yang terarah, logis dan saling berhubungan antara satu bab dengan bab berikutnya, maka penelitian ini disusun ke dalam lima bagian sebagai berikut : BAB I :
PENDAHULUAN Berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI Berisikan pengertian analisis isi,pesan dakwah, pengertian novel, novel sebagai media dakwah. BAB III : DESKRIPSI NOVEL UMMI DAN PENULISNYA Berisikan tentang biografi Asma Nadia, karya-karya Asma Nadia, sinopsis novel Ummi.
14
BAB IV : NOVEL UMMI ANALISIS ISI PESAN DAKWAH Analisis isi pesan dakwah dalam novel Ummi dan isi pesan dakwah yang ingin disampaikan oleh Asma Nadia dalam novel Ummi. BAB V : PENUTUP Pada bab ini dimuat kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap perumusan permasalahan yang diajukan pada bab satu, dan terdapat kesimpulan serta saran-saran.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Analisis Isi Analisis isi merupakan teknik penelitian untuk memperoleh gambaran isi pesan komunikasi massa yang dilakukan secara objektif, sistematik, dan relevan secara sosiologis. Uraian dalam analisisnya boleh saja menggunakan tata cara pengukuran kuantitatif atau kualitatif, atau bahkan keduanya sekaligus.1 Teknik penelitian yang digunakan dalam analisis isi yaitu untuk mendapatkan gambaran isi pesan komunikasi yang diuraikan menggunakan tata cara pengukuran kualitatif atau kuantitatif, dan bisa juga menggunakan keduanya. Analisis isi menurut R. Holsty, adalah suatu metode analisisi isi pesan suatu cara yang sistematis yang menjadi petunjuk untuk mengamati dan menganalisa pesan tertentu yang dapat disampaikan oleh komunikator. Sedangkan yang kualitatif di mana pendekatan ini menggunakan seperangkat tema sebagai pedoman dalam membahas seluruh isi pesan dan mencoba menerangkan bagaimana tema tersebut dikembangkan oleh suatu sumber media dan cenderung untuk meneliti masalah yang tidak mencakup jumlah atau kuantitas.2
1
Drs. Zulkarimein Nasution, M.Sc, Sosiologi Komunikasi Massa (Jakarta : Pusat Penelitian Universitas Terbuka, 2002), cet ke.3, h. 32. 2 R. Holsty et.al, Content Analisis dalam Handbook of Social Psycology Edited By Darder Kindzay &Billiot Aronson, (Cambridge Massactusset Addision Wesley, 1969), h. 589-600.
15
16
Analisis isi banyak dipakai dalam lapangan ilmu komunikasi. Bahkan, analisis isi merupakan salah satu metode utama dalam disiplin ilmu komunikasi. Analisis isi terutama dipakai untuk menganalisis isi media cetak maupun elektronik. Analisis isi adalah metode ilmiah untuk mempelajari dan menarik kesimpulan atas suatu fenomena dengan memanfaatkan dokumen (teks).3 Analisis isi merupakan teknik penelitian yang ditujukan untuk membuat kesimpulan dengan cara mengidentifikasi karakteristik tertentu pada pesan-pesan secara sistematis dan objektif.4 Analisis isi (content) merupakan teknik penelitian untuk memperoleh keterangan dari isi komunikasi yang dalam bentuk lambang. Analisis isi dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi, seperti: surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita rakyat, lukisan, novel, dll.5
B. Pesan Dakwah 1. Pengertian Pesan Pesan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti suruhan, perintah, nasihat, harus disampaikan kepada orang lain.6 Dalam bahasa Inggris kata pesan adalah massage yang memiliki arti pesan, warta, dan perintah suci. Ini diartikan bahwa pesan adalah perintah suci, di mana terkandung nilai-nilai kebaikan. 3
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainny (Jakarta, Kencana 2011), cetke.1, h. 10. 4 Stefan Titscherdkk, Metode Analisis Teks dan Wacana (Yogyakarta, PustakaPelajar 2009), cetke.1, h. 97. 5 Jalaluddin Rachmat, Metode Penelitian Komunikas (Bandung: Remadja Karya, 1989), h.122. 6 Wjs. Purwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), edisi Ke-3, h.883.
17
2. Pengertian Dakwah Dakwah (da’a – yad’u – da’watan) artinya seruan, ajakan, atau panggilan, yakni menyampaikan seruan Islam, mengajak dan memanggil umat manusia agar menerima dan mempercayai keyakinan dan pandangan hidup Islam. Dakwah dapat pula diartikan sebagai upaya terus-menerus untuk melakukan perubahan pada diri manusia menyangkut pikiran (fikrah), perasaan (syu’ur), dan tingkah laku (suluk), sehingga terbentuk sebuah masyarakat Islami (al-mujtama’ al-Islami).7 Dakwah berkaitan dengan bagaimana membangun dan membentuk masyarakat yang baik, berpijak pada nilai-nilai kebenaran dan hak-hak asasi manusia. Secara terminologis dakwah islam telah banyak didefinisikan oleh para ahli. Sayyid Qutb memberi batasan dengan “mengajak” atau “menyeru” kepada orang lain masuk ke dalam sabil Allah SWT, bukan untuk mengikuti da’i atau sekelompok orang. Ahmad Ghusuli menjelaskan bahwa dakwah merupakan pekerjaan atau ucapan untuk mempengaruhi manusia supaya mengikuti Islam.8 Pada hakikatnya dakwah merupakan ajakan ke jalan Allah SWT untuk menyeru semua orang agar berbuat kebajikan, mengajak mereka berbuat kebaikan menurut petunjuk dan menjauhi perbuatan mungkar, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dakwah dapat dilakukan dalam bentuk tulisan, lisan, tingkah laku dan sebagainya, agar pesan dakwah tersebut dapat sampai kepada mereka tanpa unsur paksaan.
7
Asep Syamsul M. Romli. SIP, Jurnalistik Dakwah Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam (PT. Remaja Rosdakarya : Bandung 2003) cet. 1, h. 6. 8 Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 2010) cet. 1, h. 14.
18
3. Dakwah Bil Qalam Al-Qalam secara etimologis, berasal dari bahasa Arab berakar kata dengan huruf qaf, lam dan mim yang berarti “memperbaiki sesuatu sehingga menjadi nyata dan seimbang.”9 Istilah Dakwah bil qalam mungkin masih terasa asing di telinga banyak orang, tidak seperti istilah dakwah bil lisan (ceramah, tablig, khotbah) dan Dakwah bil hal (pemberdayaan masyarakat secara nyata, keteladanan perilaku). Penggunaan nama Qalam merujuk kepada firman Allah SWT.
“Nun, perhatikanlah Al-Qalam dan apa yang dituliskannya” (Q.S.AlQalam: 1). Maka, jadilah Dakwah bil qalamsebagai konsep “dakwah melalui pena”, yaitu dengan membuat tulisan di media massa.10 Kini seorang mubalig, aktivis dakwah, atau umat islam pada umumnya dapat melakukan dakwah melalui tulisan-tulisan di media massa. Dakwah bilqalam, yaitu dakwah melalui tulisan yang dilakukan dengan keahlian menulis di surat kabar, majalah, buku, maupun internet. Jangkauan yang dapat dicapai oleh dakwah bi al-qalam ini lebih luas daripada melalui media lisan, demikian pula metode yang digunakan tidak membutuhkan waktu secara khusus untuk kegiatannya. Kapan saja dan di mana saja mad’u atau objek dakwah dapat menikmati sajian dakwah bi al9
Suf Kasman, Jurnalisme Universal Menelusuri prinsip-Prinsip Da’wah Bi Al-Qalam dalam Al-Qur’an (Jakarta : Teraju 2004), h. 117. 10 Asep Syamsul M. Romli. SIP, Jurnalistik Dakwah Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam (PT. Remaja Rosdakarya : Bandung 2003) cet. 1, h. 21.
19
qalam ini.11 Sebenarnya dakwah bil qalam ini sangat memerlukan keahlian khusus dalam menulis yang kemudian disebarkan melalui media massa, khususnya media cetak. Media massa merupakan alat yang efektif untuk membentuk opini publik/umum, bahkan mempengaruhi orang secara kuat. Selain itu dakwah melalui tulisan juga dapat menjangkau masyarakat luas. Tidak seperti berdakwah secara lisan yang hanya berada di satu lingkungan dan kurang menjangkau semua kalangan. 4. Pesan Dakwah Pesan dalam ajaran Islam adalah perintah, nasehat, permintaan, amanah, yang harus disampaikan kepada orang lain. sedangkan pesan dakwah adalah semua pernyataan yang bersumber dari Al-Qur’an dan AlHadits baik secara tertulis maupun bentuk-bentuk pesan risalah.12 Pesan dakwah itu dapat dibedakan dalam dua kerangka besar yaitu : a) Pesan dakwah yang memuat hubungan manusia dengan khalik (habluminallah) yang akan berorientasi kepada kesalehan individu. b) Pesan dakwah yang memuat hubungan manusia dengan manusia (habluminannas) yang akan menciptakan kesalehan sosial. Maddah dakwah adalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’I kepada mad’u. Dalam hal ini sudah jelas bahwa yang menjadi maddah dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri. Oleh karena itu, membahas yang menjadi dakwah adalah ajaran Islam itu sendiri, sebab semua ajaran Islam yang sangat luas itu bisa dijadikan maddah dakwah Islam. Akan tetapi, ajaran Islam yang dijadikan maddah dakwah itu pada 11
Drs. Samsul Munir Amin, M.A, Ilmu Dakwah (Jakarta : Amzah 2009) Ed. 1, cet. 1,
h.11. 12
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaya Media Pratama: 1997), h. 43.
20
garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu, akidah, syari’ah, akhlak.13 1.
Aqidah, secara etimologi diambil dari kata “aqad” yakni ikatan yang kuat. Dapat berarti juga teguh, permanent, saling mengikat, dan rapat. Dalam ensiklopedi Islam, aqidah dalam I’tiqad bersifat yang mencakup masalah-masalah yang berhubungan dengan rukun iman.14 Pengertian aqidah secara terminologi yaitu, wajib dibenarkan hati dan jiwa menjadi tentram karenanya sehingga menjadi suatu keyakinan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya berkaitan dengan
keyakinan, bukan perbuatan
seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya para Rasul.15 Aqidah dalam Islam adalah bersifat ‘Itiqad bathiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan iman.16 a) Iman kepada Allah b) Iman kepada Malaikat-Nya c) Iman kepada Kitab-kitab-Nya d) Iman kepada Rasul-rasul-Nya e) Iman kepada hari akhir f) Iman kepada qadha dan qadhar
13
Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam (Jakarta: Rajawali, 1996), h. 71. Toha Yahya Umar, Ilmu Dakwah (Jakarta: PT Wijaya, 1971) h. 1. 15 AA. Hamid al-Atsari, Intisari Aqidah Ahlu Sunnah Wal Jama’ah (Jakarta: Niaga Swadaya, 2004), h. 34. 16 Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 60. 14
21
2.
Akhlak, kata akhlak secara etimologi berasal dari bahasa Arab, dalam bentuk jamak dari khula, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Secara linguistik kata akhlak merupakan isi dari jaid. Maka akhlak berarti segala sikap dan tingkah laku manusia yang datang dari pencipta (Allah Swt). Ada pula yang mengatakan akhlak yaitu perkataan jama’ dari bahasa Arab yang berarti Khulk, sedangkan didalam kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat. Sedangkan di dalam Da’iratul Ma’arif dikatakan akhlak ialah sifat manusia yang terdidik.17 Sedangkan menurut Al-Ghazali akhlak diartikan sebagai suatu sifat yang tetap pada seseorang yang mendorong untuk melakukan perbuatan yang mudah tanpa membutuhkan sebuah pemikiran. Secara garis besar akhlak terbagi menjadi : a) Akhlak Mahmudah b) Akhlak Mazmummah Syari’ah, secara etimologis berarti jalan. Syariah adalah segala yang
3.
diturunkan oleh Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW. Berbentuk wahyu di dalam Al-Qur’an dan sunnah. Sedangkan secara terminology syariah ialah ketentuan (norma) Illahi yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan (ibadah) dan hubungan manusia dengan sesamanya (muamalah).18 Syariah yang mencakup pengertian dalam hokum-hukum yang berdalil pasti dan tegas yang tertera dalam Al-Quran dan hadits shahih atau ditetapkan dengan ijma’. 17 18
Asmarana AS, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1992), h. 1. M. Abdul Mujieb, Kamus Istilah Fiqh (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994), h. 343.
22
a)
Ibadah (dalam arti sempit) seperti, thaharah, shalat, zakat, shaum (puasa), haji bila mampu.
b)
Muamalah (dalam arti luas) meliputi: Al-qununul khas (hukum perdata), Muamalah (hukum Naga), Munakahat (hukum ukah), Waratsha (hukum waris), Al-qununul’ am (hukum publik, hinayah (hukum pidana), khilafah (hukum Negara), Jihad (hukum perang dan damai)
Materi dakwah yang harus disampaikan Da’I meliputi tauhid atau aqidah sebagai landasan utama ilmu dan amal perilaku, ajaran ini bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits, budaya yang sudah tersusun sebagai system budaya yang bersumber dari Al-quran dan Hadits serta alam raya akhlak yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits serta ilmu tentang prilaku (behavior knowledge) yang bersumber dari Al-Quran dan Hadits dan alam raya. Behaviour Knowledge ini mencakup ilmu-ilmu praktis sebagai operasionalisasi value dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang abstrak.19 Tabel 1 Kategori Pesan Dakwah No
KATEGORI
1.
Aqidah secara etimologi diambil dari kata “aqad” yakni ikatan yang kuat. Dapat berarti juga teguh, permanent, saling mengikat, dan rapat.
19
1, h. 39.
SUB KATEGORI
Iman kepada Allah Iman kepada Malaikat Iman kepada Kitab-kitab-Nya Iman kepada Rasul-rasul-Nya Iman kepada hari akhir Iman kepada qhada dan qhadar
Bachtiar Wardi, Metode Penelitian Ilmu Dakwah (Logos wacana Ilmu, 1997), cet. Ke-
23
2
Akhlak secara etimologi berasal dari bahasa Arab, dalam bentuk jamak dari khula, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Syariah secara etimologi berarti jalan. Syariah adalah segala yang diturunkan oleh Allah SWT, kepada Nabi Muhammad SAW.
Akhlak mahmudah Akhlak mazmummah
Ibadah (thaharah, shalat, zakat, puasa, haji bila mampu. Muamalah (Al-qununul khas (hukum perdata), Muamalah (hukum Naga), Munakahat (hukum ukah), Waratsha (hukum waris), Al-qununul’ am (hukum public, hinayah (hukum pidana), khilafah (hukum Negara), Jihad (hukum perang dan damai) Sumber : Komunikasi Dakwah, Wahyu Ilahi, M.A.20 3
C. Novel 1. Pengertian Novel Dalam bahasa Jerman istilah novel yaitu novelle, dan secara harafiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil dan kemudian diartikan sebagai cerita yang pendek dalam bentuk prosa.21 Dikatakan baru karena kalau dibanding dengan jenis-jenis sastra lainnya seperti puisi, drama dan lain-lain, maka jenis novel ini kemudian muncul. Novel merupakan sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu panjang. Novel merupakan satu jenis prosa fiksi. Prosa fiksi adalah karya sastra yang khasnya mempunyai elemen-elemen seperti : alur/plot, tokoh, latar/setting, sudut pandang/Point of View, dan gaya bahasanya. Dalam sebuah novel juga cenderung menitik beratkan munculnya kompleksitas. 20
Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet ke-1,
h. 101. 21
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi (Yogyakarta: gajah Mada University Press. 2000), h.9.
24
2. Jenis Novel Adapun jenis-jenis novel amatlah beragam, ada beberapa ahli yang memilki pendapat yang berbeda, seperti Mochtar Lubis, bahwa jenis-jenis novel itu terdiri dari: a. Novel Avontur, yaitu dipusatkan pada seorang lakon utama. Pengalaman lakon dimulai pada pengalaman pertama, dan diteruskan pada pengalaman-pengalaman selanjutnya hingga akhir cerita. Jenis novel ini mempunyai cerita yang kronologis dari awal sampai akhir. b. Novel Psikologis, yaitu novel yang berisi kepuasan tentang bakat, watak, karakter para pelakunya beserta kemungkinan perkembangan jiwa. c. Novel Detektif, yaitu novel yang melukiskan cara penyelesaian suatu peristiwa atau kejadian, untuk membongkar suatu kejadian. d. Novel Sosial, yaitu pelaku pria dan wanita tenggelam dalam masyarakat, kelas atau golongan. Dalam reaksi setiap golongan terhadap masalah-masalah yang timbul dan pelaku hanya dipergunakan sebagai pendukung jalan cerita. e. Novel Politik, yaitu uraian mengenai novel politik dapat pula dipakai dari lukisan bentuk sosial. f. Novel Kolektif, yaitu novel yang melukiskan tentang semua aspekaspek kehidupan yang ada, atau semua jenis novel di atas dikumpulkan menjadi satu cerita. Dan dalam novel ini, tidak hanya dimainkan oleh satu pemeran saja tetapi pemeran pendukung. Sesuai dengan alur cerita pada setiap bab, yang kesemua cerita merupakan gambaran fenomena
25
kehidupan nyata yang sering kita alami dan rasakan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Unsur Intrinsik Novel Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun cerita. Kepaduan antarberbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Atau sebaliknya, jika dilihat dari sudut kita pembaca, unsurunsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita membaca sebuah novel. Unsur yang dimaksud, untuk menyebut sebagian saja, misalnya, peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, latar, sudut pandang penceritaan, bahasa atau gaya bahasa, dan lain-lain.22 Unsur-unsur
pembangun
sebuah
novel,
seperti,
plot,tema,
penokohan, dan latar. Secara umum dapat dikatakan bersifat lebih rinci dan kompleks. Seperti pada penjelasan di bawah ini : a. Plot atau alur Plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tak sedikit orang yang menganggapnya sebagai yang terpenting di antara berbagai unsur fiksi lain.23 Umumnya, novel memiliki lebih dari satu plot, yang terdiri dari satu plot utama yang berisi konflik utama menjadi inti persoalan yang diceritakan sepanjang karya itu dan sub plot berupa munculnya konflik tambahan yang bersifat menopang konflik utama untuk sampai ke klimaks. b. Tokoh dan penokohan Jumlah tokoh cerita yang terlibat dalam novel terbatas, apalagi yang berstatus tokoh utama. Tokoh-tokoh cerita novel biasanya 22
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 23. Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 110.
23
26
ditampilkan secara lebih lengkap, termasuk bagaimana hubungan antar tokoh itu, baik hal itu dilukiskan secara langsung atau tak langsung. Pada hakikatnya istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak atau perwatakan atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Jika “tokoh” berarti menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. Maka, watak perwatakan dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh. Dan penokohan serta karakterisasi merujuk pada penempatan tokohtokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita. Atau seperti yang dikatakan Jones, sebagaimana
di kutip olehBurhan
Nurgiantoro, penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.24 Seseorang yang membaca sebuah novel biasanya tertarik akan persepsi, penafisran dan pemahaman tokoh-tokoh yang dihadirkan pengarang. Sedangkan tokoh sendiri dapat dibedakan menjadi lima, di antaranya adalah tokoh utama, protagonist, antagonis, tritagonis, dan tokoh pembantu. 1) Tokoh Utama adalah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam sebuah novel. Ia merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian,
termasuk,
konflik
sehingga
tokoh
tersebut
mempengaruhi perkembangan plot. 2) Tokoh ProtagonisAlten Berhand dan Lewis, sebagaimana yang dikutip oleh Burhan Nurgiantoro, mengartikan tokoh protagonist 24
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiks, h. 176
27
sebagai tokoh yang kita kagumi, tokoh yang merupakan pengejawantahan norma-norma, nilai-nilai ideal bagi kita 25 3) Tokoh antagonis adalah tokoh atau pelaku yang menantang tokoh protagonist sehingga terjadi konflik dalam cerita. 26 4) Tokoh tritagonis adalah tokoh yang menjadi penengah antara pelaku protagonist dan antagonis. 5) Tokoh pembantu dan tambahan adalah pelaku bertugas membantu pelaku utama dalam rangkaian mata rantai cerita pelaku pembantu, mungkin berperan sebagai pahlawan, mungkin juga sebagai penenang atau sebagai penengah jika terjadi konflik. Pembedaan antara tokoh utama dan tambahan dengan tokoh protagonist dan antagonis sering digabungkan, sehingga menjadi tokoh utama protagonist dan seterusnya. c. Setting atau latar Novel dapat melukiskan keadaan latar secara rinci, sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas, konkret, danpasti. Walau demikian, cerita yang baik hanya akan melukiskan detil-detil tertentu yang dipandang perlu. Latar akan terjatuh pada pelukisan yang berkepanjangan sehingga justru terasa membosankan dan mengurangi kadar ketegangan cerita. Latar memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca. Menciptkan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada 25
Burhan Nurgiantoro,Teori Pengkajian Fiksi, h. 178. Burhan Nurgiantoro,Teori Pengkajian Fiksi,h. 180.
26
28
dan terjadi. Dengan demikian, pembaca dapat merasakan dan menilai kebenaran, ketepatan, dan aktualisasi latar yang diceritakan sehingga merasa lebih akrab.27 d. Point of view atau sudut pandang Sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Segala sesuatu yang dikemukakan dalam karya fiksi, memang milik pengarang, pandangan hidup dan tafsirannya terhadap kehidupan. Namun, kesemuanya itu dalam karya fiksi disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kacamata tokoh cerita.28
D. Novel Sebagai Media Dakwah Setiap kali menerima wahyu, Rasulullah memerintahkan kepada para sahabat yang mampu membaca dan menulis, untuk menuliskan wahyu di kertas (qirthas). Perintah ini dimaksudkan untuk melestarikan dan mempermudah hafalan Al-qur’an, juga sebagai counter culture dari tradisi masyarakat Arab.29 Hal ini telah membuktikan bahwa sejak zaman rasulullah telah menggunakan tulisan untuk berdakwah. Berdakwah melalui tulisan dikemas secara populer dan dikirimkan lalu dimuat di media massa seperti di koran, majalah, tabloid maupun buletin dan lain-lain.30 Hal ini membuktikan bahwa setiap pesan yang disampaikan kepada khalayak tidak hanya pesan biasa, akan tetapi pesan dakwah juga bisa dikemas secara modern dan populer. 27
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 217. Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi h.248. 29 Badiatul Muchlisin Asti, Berdakwah dengan Menulis Buku, (Bandung : Media Qalbu, 2004), cet. 1, h. 34. 30 Aep Kusnawan, Berdakwah Lewat Tulisan, (Bandung : Mujahid, 2004), cet. 2, h. 24. 28
29
Berdakwah di era informasi seperti sekarang ini tidaklah cukup disampaikan melalui lisan saja, tetapi juga membutuhkan bantuan dari alat-alat komunikasi massa yang jangkauannya tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Alat komunikasi yang dapat kita gunakan yaitu pers (percetakan), radio, televisi dan lain-lain. Dengan begitu kita bisa berdakwah tanpa memikirkan masalah jarak. Agar pesan dapat diterima dengan baik, diperlukan sebuah media, begitu juga dengan kegiatan berdakwah, media merupakan instrumen atau alat untuk menyampaikan pesan agar mudah dimengerti dan dipahami oleh si penerima. Berdakwah yang dilakukan melalui sebuah tulisan seperti novel, cerpen, buku dapat dilakukan dengan menyisipkan nilai-nilai dakwah di dalamnya. Berdakwah lewat tulisan diharapkan bisa menjangkau semua lapisan masyarakat, yang memiliki latar belakang ekonomi dan pendidikan yang berbeda-beda. Pengarang-pengarang muslim dan muslimah produktif pun mulai bermunculan dengan inovasi dan gaya penulisan yang beragam. Seperti Asma Nadia yang selalu saja menghadirkan novel remaja islami yang selalu menekankan bahwa, dengan dandanan yang islami tidak akan mengurangi efektivitas dalam bergaul. Tidak ketinggalan cara gaul yang sehat anak muda muslim ala Asma Nadia.
BAB III BIOGRAFI ASMA NADIA DAN SINOPSIS NOVEL UMMI
A. Biografi Asma Nadia Asma Nadia memiliki nama asli Asmarani Rosalba, lahir di Jakarta 26 Maret 1972. Ia merupakan anak dari pasangan Amin Usman atau lebih dikenal dengan nama Amin Ivo’s, seorang pencipta lagu asal Aceh dan juga menulis lirik lagu “Jangan Ada Dusta di Antara Kita”, sebuah lagu yang sangat populer yang dinyanyikan oleh Dewi Yull dan memiliki seorang istri bernama Maria Eri Susianti, perempuan keturunan Cina yang lahir di Medan. Asma Nadia mempunyai kakak bernama Helvy Tiana Rosa dan seorang adik lelaki bernama Aeron Tomino. Asma dan keluarganya pernah hidup dengan sangat sederhana di tepi rel kereta api Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Setiap malam Asma juga melihat ibunya menulis diary. Sang ibu memotivasinya, dengan menulis catatan harian sebagai latihan menyampaikan pendapat, perasaan dan menulis itu sendiri. Saat masih kecil ia hidup dengan segala keterbatasannya, namun sekarang menjelma menjadi penulis hebat dan menginspirasi banyak orang dengan menuliskan pengalaman yang ia rasakan. Cerpen yang ia muat di salah satu majalahpun menjadi awal kepenulisannya untuk dikenal oleh orang banyak. Asma Nadia mulai menulis sejak ia duduk di sekolah SMP. Saat itu ia mulai mengikuti lomba menulis dan lomba mading, sampai akhirnya ia pernah memenangkan lomba mading di sekolah. Setelah lulus dari SMA 1 Budi Utomo, Jakarta, ia meneruskan sekolahnya ke perguruan tinggi dan di awal
30
31
kuliahnya ia mengikuti lomba menulis di media-media dan beberapa kali menang. Ia pernah menang juga di majalah Annida. Pada tahun 1999, buku pertama Asma Nadia terbit dan mendapatkan sambutan yang luar biasa, “Alhamdulillah, buku pertama saya mendapatkan sambutan yang luar biasa, karena saya telah diberi kemudahan oleh Allah dan itu artinya saya harus tetap menulis”. Selain aktif mengirimkan tulisan ke majalah-majalah Islam, ia juga aktif menulis lagu yang sebagian bisa ditemukan di album Bestari I (1996), Bestari II (1997), dan Bestari III (2003), Snada The Presentation, Air Mata Bosnia (Snada), Cinta Ilahi (Snada)1 Asma Nadia telah menikah dengan Isa Alamsyah dan dianugerahi dua anak Evamaria Putri Salsabila dan Adam Putra Firdaus. Keluarga Asma Nadia dikenal sebagai keluarga penulis. Sang suami, Isa sempat bekerja di koran Yumiuri Shimbun, TV NHK Jepang, Radio Belanda, juga Majalah Investor Jerman Globus Vision dan telah menulis buku motivasi berjudul “No Excuse!”. Sementara Evamaria Putri salsabila atau yang akrab dikenal dengan Caca, telah menulis sejak usianya 7 tahun dan saat ini sudah menghasilkan 5 buku. Adam si bungsu tidak mau ketinggalan, cerita yang dibuatnya saat umur 5 tahun telah dimuat dalam buku Tangan-tangan Kecil Melukis Langit. Setelah Asma diterima kuliah di IPB melalui jalur PMDK, ia hanya bisa melanjutkan kuliah selama beberapa semester dan tidak bisa menyelesaikan kuliahnya karena ketika kecil sakit-sakitan (jantung, paru-paru, gegar otak, tumor). Asma memang tidak memiliki gelar kesarjanaan, tetapi ia
1
Hasil wawancara dengan Asma Nadia pada tanggal 6 Maret 2013, jam 15.30 WIB.
32
telah berbicara dihadapan banyak audience termasuk di berbagai universitas ternama di Indonesia, seperti Universitas Indonesia, ITB, UNPAD, UGM, IPB, Unsyiah, Universitas Brawijaya, dan perguruan tinggi ternama lainnya. Asma Nadia merupakan salah satu penulis best seller wanita di Indonesia. Dalam waktu 10 tahun ia telah menulis lebih dari 40 buku dan menyusun puluhan antologi. Beberapa penghargaan nasional dan regional di bidang kepenulisan yang pernah diraihnya. Pengarang terbaik Nasional penerima Adikarya Ikapi Award tahun 2000, 2001 dan 2005, peraih penghargaan dari majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) tahun 2005, Anugrah IBF Award sebagai novelis islami terbaik (2008), peserta terbaik lokakarya perempuan penulis naskah drama yang diadakan FIB UI dan dewan Kesenian Jakarta. Tahun 2006, ia menjadi satu dari dua sastrawan muda Indonesia yang diundang untuk tinggal oleh pemerintah Korea Selatan selama 6 bulan. Undangan yang sama diperolehnya dari Le Chateau de Lavigny (2009) di Switzerland. Melalui mailing list pembacaasmanadia, ia berusaha memberdayakan pembacanya yang sebagian besar perempuan (sesama istri dan ibu rumah tangga) serta generasi muda untuk terlibat dalam kampanye “Perempuan Indonesia Menulis!”, hasil dari gerakan itu adalah lahirnya puluhan antologi yang ditulisnya dengan pembaca dan diterbitkan berbagai penerbit.Dari mailing list pembacaasmanadia dibantu moderator milis lain, berupaya menyemangati kaum perempuan untuk membaca, sehingga lahir Klub Buku AsmaNadia (KBA) di berbagai kota di tanah air, sebagai kegiatan alternatif
33
yang berisi, di mana setiap bulan anggota berkumpul dan berdiskusi tentang buku yang telah mereka baca. Sejak tahun 2009 awal, Nadia merintis penerbitan sendiri, yaitu AsmaNadia Publishing House.Saat ini Asma Nadia dikenal sebagai Ketua Forum Lingkar Pena. Suatu perkumpulan yang ikut dibidaninya untuk membantu penulis-penulis muda. Ia juga menjadi Ketua Yayasan Lingkar Pena dan manajer Lingkar Pena Publishing House. Karena karya-karyanya ia pernah mendapat berbagai penghargaan. Selain menulis Asma sering diminta untuk memberi materi dalam berbagai loka karya yang berkaitan dengan penulisan
serta
keperempuanan.Sasarannya
adalah
berbagai
majalah
keislaman. Pada Agustus – September 2009, Asma Nadia mendapat undangan Writers In Residence dari Le Chateu de Lavigny dalam perjalanannya keliling Eropa. Asma Nadia juga sempat diundang untuk memberikan workshop dan dialog kepenulisan di PTRI Jenewa, Masjid Al Falah Berlin (bekerja sama dengan FLP dan KBRI), KBRI Roma, Manchester (dalam acara KIBAR Gathering), dan Newcastle. Asma Nadia juga pernah menjadi pembicara pada forum Seoul Young Writers Festival dan The 2nd Asia Literature Forum di Gwangju, Public Reading di Jenewa, serta memberikan workshop kepenulisan di berbagai pelosok tanah air, juga kepada pelajar Indonesia di Mesir, Switzerland, Inggris, Jerman, Roma dan Vatican, serta buruh migran di Hongkong dan Malaysia. Terakhir melalui Yayasan AsmaNadia, Asma merintis Rumah Baca AsmaNadia, 40 rumah baca sederhana untuk membaca dan beraktivitas bagi
34
anak-anak dan remaja kurang mampu. Saat ini RBA ada di berbagai pelosok tanah air, diantaranya : Gresik, Bogor, Balikpapan, Pekanbaru, Jogja, Papua, Tenggarong dll.Yayasan Rumah Baca AsmaNadia juga menyelenggarakan workshop-workshop pilihan dengan berbagai tema, mulai dari seputar menulis (untuk anak kecil, remaja dan dewasa), kepribadian muslimah, mendidik anak, dll. Dari dunia penerbitan, dunia film juga mulai dirambahnya. Sebelumnya buku-buku Asma berjudul “Emak Ingin Naik Haji”, “Rumah Tanpa Jendela”, dan “17 Catatan Hati Ummi” telah mengecap sukses yang diangkat ke layar kaca. Salah satu novel karya Asma Nadia berjudul Ummi, yang ceritanya berkaitan erat dengan kehidupan sosial yang ada di sekeliling kita. Terlebih lagi saat ini banyak anak yang kurang menghormati orang tua, apalagi seorang ibu. Dalam novel ini lebih menceritakan kisah seorang ibu yang mempunyai konflik sama dengan yang kita rasakan sehari-hari.2 B. Karya-karya Asma Nadia Bila ada penulis yang tetap eksis selama belasan tahun dan tetap idealis untuk bertahan di tema-tema religi, Asma Nadia lah orangnya. Hampir semua bukunya selalu sukses di pasaran. Adapun Karya-karya yang telah dibuatnya, banyak diantaranya di terbitkan oleh Penerbit Mizan, yaitu : 1. Derai Sunyi, sebuah novel yang mendapatkan penghargaan Majelis Sastra Asia Tenggara (MASTERA), 2002. 2
Hasil wawancara dengan Asma Nadia pada tanggal 6 Maret 2013, jam 15.30 WIB.
35
2. Preh (A Waiting), naskah drama dua bahasa, diterbitkan oleh Dewan Kesenian 3. Cinta Tak Pernah Menari, kumpulan cerpen, meraih Pena Award 4. Rembulan di Mata Ibu (2002), novel, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasional 5. Dialog Dua layar, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI, 2002 6. 101 Dating, meraih penghargaan Adikarya IKAPI, 2005 7. Jangan Jadi Muslimah Nyebelin!, nonfiksi, best seller 8. Emak Ingin Naik Haji: Cinta Hingga Ke Tanah Suci (AsmaNadia Publishing House) 9. Jilbab Traveler (AsmaNadia Publishing House) 10. Muhasabah Cinta Seorang Istri 11. Catatan Hati Bunda 12. Catatan Hati Seorang Istri, buku nonfiksi terlaris tahun 2007 dari majalah tempo dan buku nonfiksi terlaris berdasarkan survey dari 27 toko buku gramedia di tanah air dari Harian Berita Kompas. 13. Istana Kedua 14. Sakinah Bersamamu 15. Rembulan di Mata Ibu. (2000) 16. Pesantren Impian 17. Kerlip Bintang Diandra 18. Aku Ingin Menjadi Istrimu 19. La Tahzan For Broken Hearted Muslimah
36
20. Cinta di Ujung Sajadah 21. Kisah Kasih dari Negeri Pengantin 22. Serenade BiruDinda. (2000) 23. Hari-HariCinta Tiara. (2000) 24. Titian Pelangi. (2000) 25. Jai dan Jamilah1 : J-Two On Mission. (2003) 26. Jai dan Jamilah2 ;Jilbaber In Trouble. (2005) Karya-KaryaAsmaNadia : 1. Aisyah Putri1 :OperasiMilenia, Bandung : Syaamil, 2000. 2. Pesantren Impian, Bandung :Syaamil, 2000. 3. Ola Si Koala 1 :Gara-Gara Hal Sepele, Bandung : Syaamil, 2000. 4. Ola Si Koala 2 :Lomba Mengaji, Bandung : Syaamil, 2000. 5. Kerlip Bintang Diandra, Bandung : Syaamil, 2000. 6. Aisyah Putri2 : Chat Online, Bandung : Syaamil, 2001. 7. Kepak Sayap Patah, Jakarta : FBA Press, 2001. 8. Pelangi Nurani, Bandung :Syaamil, 2002. 9. Aisyah Putri 3 :Mr. Penyair, Bandung : Syaamil, 2002. 10. Meminang Bidadari, Jakarta : FBA Press, 2002. 11. Doa Kecil Dalam Hati Gue, Bandung :Syaamil, 2003. 12. Aisyah Putri 4 :Teror Jelangkung Keren, Bandung : Syaamil, 2003. 13. Cinta Tak Pernah Menari, Jakarta : Gramedia PustakaUtama, 2003. 14. 101 Dating ; Jo dan Kas, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2004. 15. Aku Ingin Menjadi Istrimu, Jakarta : Lingkar Pena Publishing House,
37
2004. 16. Ada Rindu di Mata Peri, Jakarta :Lingkar Pena Publishing House, 2004. 17. Cinta Laki-Laki Biasa, Bandung :Syaamil, 2005. 18. Jangan Jadi Muslimah Nyebelin, Jakarta : Lingkar Pena Publishing House, 2005. 19. Rumah Cinta Penuh Warna, Jakarta :Qanita, 2005. 20. Aisyah Putri, My Pinky Moments, Jakarta : Lingkar Pena Publishing House, 2006. 21. Catatan Hati Seorang Istri, Jakarta :Lingkar Pena Publishing House, 2006. 22. Preh, Three Best Selection Playwrights, Jakarta : The Jakarta Art Council, 2006. 23. Istana Kedua, Jakarta :Gramedia PustakaUtama, 2007. 24. Aisyah Putri :Hidayah Buat Sang Bodyguard, Jakarta : Lingkar Pena Publishing House, 2007. 25. Catatan Hati Bunda, Jakarta :Lingkar Pena Publishing House, 2008. 26. Cinta di Ujung Sajadah, Jakarta :Lingkar Pena Publishig House, 2008. 27. Aisyah Putri, Jadian Boleh, Dong, Jakarta :Asma Nadia Publishing House, 2009. 28. Emak Ingin Naik Haji, Jakarta :Asma Nadia Publishing House, 2009. 29. Jilbab Traveler, Jakarta :Asma Nadia Publishing House, 2009. 30. Sakinah Bersamamu, Jakarta : Asma Nadia Publishing House, 2010. 31. Dendam Positif !, Jakarta : Asma Nadia Publishing House, 2011. 32. Rumah Tanpa Jendela, Jakarta : Penerbit Kompas Gramedia, 2011.
38
33. 30 Scripts Pintu Surga, Jakarta : Trans Tv, 2011. 34. New Catatan Hati SeorangIstri, Jakarta :Asma Nadia Publishing House, 2011. 35. My Tweet-O-Graphy, Jakarta :Asma Nadia Publishing House, 2011.
Summary Of Translations Of Work Into Other Language : 1. Abang Apa Salahku, Malaysia : PTS Millennia SDN. BHD, 2009. 2. Di Dunia Ada Surga, Malaysia : PTS Millennia SDN. BHD, 2009. 3. Anggun, Malaysia : PTS Millenia SDN. BHD, 2010. 4. Cinta di HujungSajadah, Malaysia : PTS millennia SDN. BHD, 2011. 5. Ammanige Haj Bayake, India : NAVAKARNATAKA PUBLICATIONS PVT. LTD. Karya-karya berikut ditulis bersama penulis lain: 1. Ketika Penulis Jatuh Cinta, Penerbit Lingkar Pena, 2005 2. Kisah Kasih dari Negeri Pengantin, Penerbit Lingkar Pena, 2005 3. Jilbab Pertamaku, Penerbit Lingkar Pena, 2005 4. Miss Right Where R U? Suka Duka dan Tips Jadi Jomblo Beriman, Penerbit Lingkar Pena, 2005 5. Jatuh bangun Cintaku, Penerbit Lingkar Pena, 2005 6. Gara-Gara Jilbabku ?, Penerbit Lingkar Pena, 2006 7. Galz Please Don’t Cry, Penerbit Lingkar Pena, 2006 8. The Real Dezperate Housewives, Penerbit Lingkar Pena, 2006 9. Ketika Aa Menikah Lagi, Penerbit Lingkar Pena, 2007 10. Karenamu Aku Cemburu, Penerbit Lingkar Pena, 2007
39
11. Catatan Hati di Setiap Sujudku, Penerbit Lingkar Pena, 2007 12. Badman: Bidin 13. Suparman Pulang kampung 14. Pura-Pura Ninja 15. Catatan Hati di Setiap Sujudku (kumpulan tulisan dari mailing list) 16. Meminang Bidadari
C. Sinopsis Novel Ummi Novel Ummi ini banyak memberikan pelajaran bagi kita, terutama bagi orang yang pernah atau masih berselisih dengan orang tua, untuk orang yang terlibat cinta segitiga dengan pihak yang sudah berkeluarga, untuk yang ingin lebih baik dalam birrul walidain, kepada orang tua, untuk yang pernah mengalami ujian hidup, untuk orang yang ingin mengeja cinta dan memaknainya lebih baik, untuk orang yang sedang berada di persimpangan jalan, terbentur pasangan saat ingin membahagiakan orang tua, untuk orang yang terlibat cinta segitiga dengan pihak yang sudah berkeluarga, untuk kita yang peduli dengan seseorang yang kita kenal, yang ingin kita tuntun menjadi lelaki atau perempuan sejati dalam menjaga fitrahnya.3 Tokoh utama dari novel Ummi adalah seorang ibu bernama Ummi Aminah yang telah ditinggal oleh suaminya. Ummi Aminah adalah seorang da’iyah yang sudah melalui perjalanan panjang penuh luka untuk sampai pada titik sekarang. Menjadi seorang ustadzah yang ceramah-ceramahnya, baik di masjid, radio, atau tv selalu ditunggu banyak orang.
3
http://www.asmanadia.net/2012/07/catatan-tentang-ummi-novel-dan-filmnya.html. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2013.
40
Menuntun tujuh anak, dua dari pernikahannya terdahulu, agar tetap berada di jalan surga, bukanlah hal mudah. kenyataannya anak bukanlah sekedar anugerah, tetapi juga pintu-pintu ujianNya. Tidak mudah pula bagi Ummi untuk melewati perceraian yang meninggalkan luka dalam jika Abah tidak datang menyejukkan hatinya. Abah adalah suami kedua Ummi, lelaki saleh yang sabar ini selalu mendampinginya dalam menjaga anak-anak dan menjadi sosok penting di balik layar atas kesuksesan Ummi. Mulai
dari
pernikahan
Umar,
putra
tertua
yang
terancam
perceraian.Saat pertama ia mengenal seorang gadis periang, ramah dan sepertinya ringan tangan. Risma muda yang tak pernah memberi aturan macam-macam. Justru sikap penurutnya, selain kebagusan wajahnya, yang membuat Umar tertarik. Umar anak tertua di keluarga Ummi. Umar merupakantulang punggungkeluarga, istrinya harus bisa memahami itu. Meski Abah dan Ummi tak pernah meminta, Umar merasa berkewajiban secara rutin mengirimkan uang setiap bulan untuk biaya sekolah dan les adik-adiknya. Dulu dikiranya Risma akan berada di sisinya, mendukung penuh keputusan-keputusan suaminya selama itu bukan hal-hal yang buruk. Tetapi memang tidak mudah menduga kedalaman hati seseorang. Perangai asli istrinya baru ketahuan setelah pernikahan mereka menginjak tiga bulan. Risma bersikap seakan-akan detektif yang melakukan investigasi. Perempuan itu mulai mendata semua harta benda mereka, juga setiap sen yang dikeluarkan suaminya. Jika ditegur, perempuan berambut ikal itu akan memunggunginya berhari-hari di tempat tidur. Awalnya Umar mengalah. Bukan mengubah
41
prinsipnya dalam mendukung Ummi, Abah dan adik-adik, tetapi berusaha mencari jalan terbaik untuk meminimalisasi keributan. Istrinya, perempuan yang diharapkan memahami hati Umar lebih dari yang lain, berani menghina orang tua dan adik-adik yang dia sayangi. Tak ada artinya keberlimpahan materi jika tidak bisa membahagiakan dan memudahkan hidup orang tua dan keluarga yang dicintai. Cerai, perkara halal namun paling dibenci Allah. Risma telah mengangkat kaki dan membawa koper besar berisi pakaian. Meninggalkan suami dan juga Rangga, anak satu-satunya mereka. Seingatnya selama ini Umar sudah berusaha memberikan kebahagiaan dan kehidupan mewah kepada istrinya. Dia tidak ingin berpisah. Tetapi tanpa ragu dia akan menjawab tidak, untuk hidup bersama perempuan yang menghalangi baktinya kepada Abah dan Ummi. Setelah berhari-hari Risma meninggalkan rumah, suami dan anaknya. Akhirnya atas saran Ummi, Umar menjemput istrinya yang berada di rumah orang tuanya. Zarika, anak gadis Ummi yang paling cantik, memiliki karir bagus namun belum menikah, dan digosipkan banyak sosial media telah merebut suami orang. Kabar yang membangkitkan luka lama yang coba dilupakan Ummi. Ia adalah wanita yang modis, tetapi ia selalu tertutup masalah cinta karena selalu berhubungan dengan orang yang salah. Setelah beranjak dewasa, Zarika justru tak pernah sanggup berbagi urusan cintanya dengan keluarga. Ada banyak alasan untuk menyembunyikan kisah asmaranya. Tidak tega membebani pikiran Ummi, itu yang pertama. Sementara menceritakan kepada
42
saudara-saudaranya sama saja dengan memberi bocoran kepada Ummi, cepat atau lambat. Kenyataan bahwa dia entah bagaimana selalu berhubungan dengan orang yang salah. Laki-laki yang tepat secara kriteria dunia tetapi sulit diterima keluarganya. Ada Rio yang tampan dan atletis. Tetapi profesinya menimbulkan keengganan di batin Zarika karena Rio berprofesi sebagai penari. tetapi mereka hanya berpacaran delapan bulan. Setelah Rio, ada beberapa nama lain. Tapi tak layak dicatat, sampai dia bertemu Herman, fotografer yang dikenalnya secara tak sengaja. Namun kehadiran lelaki itu dalam hidupnya, tidak meringankan bibir Zarika untuk menjawab pertanyaan Ummi, kapan dia menikah. Ia tak sanggup menyampaikan kekurangan paling fatal lelaki itu. Herman perokok berat. Sementara tak ada satu pun anggota keluarga Zarika yang perokok. Sampai akhirnya Herman lebih memilih rokok daripada Zarika. Zarika menyibukkan hatinya yang patah, kalah oleh rokok, dengan menenggelamkan diri dalam pekerjaan. Hingga akhirnya dia duduk di kursi direksi dan bertemu dengan Mas Wisnu, sosok sempurna yang cerdas dan tidak merokok. Tampan, cerdas, dan bukan perokok. Relijius pula. Mas Wisnu sangat taat beribadah. Masalahnya tempat ibadah lelaki itu dan Zarika berbeda. Karena ternyata Mas Wisnu itu beragama kristen katolik. Sampai Zarika bercerita ke Ummi dan Ummi menyitir ayat Al-Qur’an sambil memeluk erat Zarika. Ali imran 102
43
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya takwa kepada-Nya. Dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam”. Ummi tidak bisa membiarkan anak Ummi seumur hidup menanggung dosa zina atau berpindah agama. Ummi berpesan ada dua hal yang bisa menghancurkan hati Ummi, yang pertama berpindah agama dan yang kedua jika anak-anak Ummi mengganggu rumah tangga orang lain. Demi Allah, Ummi tidak ridha anak-anak Ummi terlibat perselingkuhan. Sebab selingkuh membuka pintu zina, dan itu dosa besar. Lalu Zidan, putra yang diharapkan menjadi cahaya mata, sebagaimana doa-doa yang selalu diucapkan Ummi, ternyata merasa dirinya berbeda. Zidan yang feminin menjadi bulan-bulanan media infotainment. Zidan, cowok kurus yang rambutnya dicat pirang itu dengan cekatan mendandani rambut Mas Joko. Zidan hapal betul kebiasaan Zubaidah menyenangkan laki-laki yang sedang didekatinya. Mulai dari mentraktir, membawanya ke salon gratisan karena milik adiknya sendiri atau apa pun agar cowok yang disukai membalas perasaannya. Zidan, anak laki-laki Ummi yang berbeda dengan Zainal dan Umar. Bagi Zidan berat sekali melawan kecendrungan diri. Selama ini Zidan bisa menampik godaan rokok, minuman keras bahkan narkoba. Tetapi, tak sanggup menjadi sosok yang bukan dirinya. Hanya orang munafik yang melakukan itu, tampil tak sesuai aslinya. Dia juga tidak bisa mencegah timbulnya perdebatan di infotainment tentang teka-teki orientasi seksual anaknya Ummi Aminah. Namun, karena kecerobohan Zidan yang sedang melamun dan memikirkan nasibnya yang berbeda dengan
44
saudara laki-lakinya itu, akhirnya rambut Mas Joko jadi salah high light. Sementara Mas Joko terlihat sangat terpukul hingga tak bisa bicara. Parahnya lagi, ketika keluar salon mereka tak menemukan motor Mas Joko terparkir. Kemurkaan Mas Joko berikutnya sungguh menyesakkan gadis itu. Sampai akhirnya Mas Joko meminta Zubaidah untuk menggantikan motor itu, karena Zubaidah yang telah mengajak Mas Joko ke salon. Di antara anak-anak Abah, Bang Umar yang paling berhasil bisnisnya. Karenanya lelaki itu selalu menjadi yang pertama dicari setiap mereka perlu bantuan. Apalagi meski bertambah kaya, abang tertua mereka tak pernah susah merogoh dompet untuk orang tua dan adik-adiknya. Persoalannya, hanya Aisyah saudara satu ayah dengan Bang Umar. Itu sebabnya selalu wajah Aisyah yang disodorkan jika keluarga mereka memerlukan pinjaman. Saat itu Ummi minta tolong kepada Aisyah untuk bantu Abah pinjam uang ke Umar, karena Abah ingin membeli tanah. Kalau sampai lelaki yang sehari-hari mengenakan baju koko itu mencari pinjaman ke sana kemari untuk membeli tanah, berarti harga tanahnya benar-benar murah. Dan selama ini Abah belum pernah salah perhitungan. Abah memang ayah tiri Umar, tetapi Umar tahu Abah memiliki otak dagang yang nyaris tak pernah salah dalam melihat peluang. Zainal adalah anak Ummi yang bisa dibilang sangat gigih dalam mencari pekerjaan. Tetapi ia tidak membiarkan dirinya berada dalam area keraguan. Ketika lulus SMA dan tidak diterima di perguruan tinggi negeri, pemuda itu tidak berlama-lama sedih. Dia hanya harus mencari dengan jeli
45
peluang yang Allah berikan. Akhirnya setelah lama menanti, Zainal mulai menciptakan pekerjaan untuk dirinya sendiri, berwiraswasta. Ketika bisnis kecil-kecilan
sebagai
calo
percetakan
tidak
berjalan
baik,
Zainal
mengembangkan husnuzhon berikutnya kepada Allah. mungkin Allah sedang menguji kegigihannya melamar pekerjaan. Mulai dari guru taman kanakkanak, sales, kasir, pedagang kaki lima, penjaga toko, petugas car call di mall, dan supir taksi. Lika liku mencari pekerjaan berakhir setelah dia menjadi supir pribadi Ummi. Namun, itu saja masih kurang membantu menambahkan biaya kelahiran Rini yang sedang hamil. Sampai akhirnya Zainal menemukan pekerjaan freelance yaitu berjualan sepatu yang diambilnya dari seorang teman yang sekarang jadi distributor sepatu dan sandal murah. Pasarnya adalah ibu-ibu dan muslimah jamaah pengajian Ummi. Sebuah pekerjaan yang tanpa resiko. Seharusnya. Karena, pada suatu hari Zainal dijebak oleh pengedar narkoba. Barang haram tersebut di simpan rapi dalam sepatu oleh pengedarnya, sehingga Zainal tidak menyadari. Saat pengedar yang lain mengambil barang titipan itu, ternyata polisi mengetahui aksinya. Zainal pun ikut tertangkap oleh pengedar itu. Melihat hal itu hati Ummi tidak karuan. Namun, Allah memang tidak pernah tidur. Kenyataan itu pun akhirnya terungkap, Zainal pun bebas dari penjara. Karena memang Zainal tidak bersalah dan ia hanya dijebak. Alhamdulillah keadilan tidak buta. Orang yang bertanggung jawab akan keberadaan narkoba di tiga kardus sepatu itu sudah ditangkap. Allah Mahabesar. Kabar itu tentu saja disambut reaksi berbagai media. Pertanyaan yang diajukan mereka kemudian adalah: kapan Ummi Aminah ceramah lagi ?
46
Selama ibu mereka vakum, menanggapi curhatnya, Ziah telah membantunya memilih baju-baju dan jilbab yang serasi hingga Zubaidah kakaknya yang bertubuh besar itu lebih pede. Sekarang Zubaidahlah yang menggantikan Ziah dalam menemani Ummi ceramah. Hampir setiap hari Zubaidah mendorong ibunya untuk segera tampil. Gadis itu sudah tidak sabar berperan di samping Ummi. Saat ini benak Ummi Aminah hanya dipenuhi keinginan memesrai orang-orang rumah. Menemani dan mengiringi mereka mendekat keridha Allah. Cinta di usia senja, rezeki Allah yang lain, yang harus disyukurinya. Cinta yang menguatkan keduanya saat berbenturan dengan ujian hidup. Seperti pinjaman dari Umar yang ternyata tak jadi berbentuk tanah. Tak apa. Ujian ini masih ringan. Dia tak perlu melaluinya selama Sembilan ratus lima puluh tahun. Tidak satu pun dari ujian yang Allah hamparkan pada keluarga mereka, layak dibandingkan ujian-ujian di masa lalu. Para Nabi dan rasul Allah telah mencontohkan hidup dalam ujian yang luar biasa, tanpa berkurang cinta dan kepercayaan mereka kepada Allah. Ummi Aminah belajar tak lagi kaget atau panik dalam menyikapi ujian yang Allah berikan. Ujian itu ada karena dia dan Abah sanggup mengatasinya. Ujian diberikan sebagai tes tambahan karena iman mereka akan naik kelas, Insya Allah. Sebab, Allah yang Maha Rahman dan Rahim tak hanya menyiapkan ujian, tetapi juga jalan keluar.
BAB IV ANALISIS ISI PESAN DALAM NOVEL UMMI KARYA ASMA NADIA
Novel merupakan karya sastra yang mengandung unsur estetika, yang terkadang dimanfaatkan oleh para tokoh agama maupun lainnya sebagai sarana dakwah untuk mengajak manusia ke jalan Allah. Novel juga tidak terlepas dari latar belakang pengarangnya, apalagi pengarang tersebut seorang muslim, besar kemungkinan adanya novel dijadikan sarana untuk menyampaikan pesan dakwah yang terkandung dalam ajaran agama. Baik itu cerita yang sebenarnya dialami sendiri atau cerita dari pengalaman orang lain. Seperti yang telah penulis paparkan pada bab sebelumnya mengenai kategori-kategori dakwah yang menurut Quraish Shihab materi dakwah adalah AlIslam yang bersumber dari Al Qur‟an dan Hadist. Sebagai sumber utama yang meliputi Aqidah, Akhlak dan Syariah. Dasar pembagian tersebut merujuk pada tujuan pokok diturunkannya Al-Quran yaitu sebagai petunjuk aqidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia serta norma petunjuk mengenai akhlak murni dengan jalan menerangkan norma-norma keagamaan dan susila.1 Melihat dari kategori yang telah penulis paparkan M. Quraish Shihab memaparkan ke dalam tiga kategori yaitu, Aqidah, Akhlak dan Syariah. Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan dalam kategori : Berikut ini merupakan analisis isi pesan dakwah dalam novel Ummi :
1
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran ; Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat. (Bandung : Mizan,1996), cet ke-13
47
48
A. Pesan Aqidah 1. Tawakal Tawakal ialah menyerahkan dan mempercayakan diri bulat-bulat kepada Allah. Bertawakal dan berusaha, berserah diri dalam melakukan tugas, mempercayakan diri sewaktu menunaikan amanat perjuangan. Menyerahkan
diri
bulat-bulat
dalam
memegang
keyakinan
dan
memperjuangkan keyakinan itu.2 Di dalam novel Ummi terkandung pesan dari kalimat sebagai berikut : Biarlah…jodoh akan datang ketika tak dinanti. Allah punya kalkulasi sendiri tentang jodoh, rizki, dan kematian. Zarika tak boleh kehilangan kepercayaan akan hitung-hitunganNya. Hanya Allah yang kalkulasinya selalu tepat. (Ummi. h. 33) Dalam kalimat di atas, Zarika berusaha untuk menenangkan hati dan pikirannya. Karena belakangan ini ia dekat dengan pria yang dirasanya kurang cocok. Ada Rio yang tampan dan atletis, tetapi profesinya sebagai penari menimbulkan keengganan di hati Zarika. Setelah Rio ada Herman seorang fotografi yang mengisi hari-harinya selama satu tahun, tapi lagilagi Zarika merasa kurang cocok dengan Herman yang juga seorang perokok berat. Saat ini Zarika hanya bisa pasrah dan menyerahkan masalah jodoh, rizki dan kematian hanya kepada Allah. Zarika percaya bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik buat hambaNya yang ikhlas. Soal penghasilan…. . zainal percaya, Allah Maha adil. Tidak mungkin Dia menzalimi hamba-hambaNya yang mendekat. (Ummi. h. 42)
2
K. H. M. Isa Anshary, Mujahid Da’wah, (Diponegoro, Bandung, 1991), cet. 4, h. 266.
49
Dalam kalimat di atas, Zainal selalu percaya kepada Allah akan rezeki yang datang. Karena perjalanan Zainal dalam menafkahi keluarga kecilnya tidak mudah meski ia seorang anak ustadzah terkenal. Sudah banyak lika-liku Zainal dalam mencari pekerjaan, sampai akhirnya iamenjadi supir pribadi Ummi. Asal kita mau terus berusaha, berdoa dan selalu berada di jalan Allah pasti Allah akan memberikan kemudahan. Tapi semoga doa dan shalat-shalatnya bisa menjaga mereka. Tak hanya sekarang, juga setelah dia dan Abah pergi menghadap-Nya nanti. (Ummi. h. 172) Dalam kalimat di atas, itulah harapan dari seorang Ummi. Ia merasa sebagai orang tua ia tidak selalu tahu persoalan anak-anak dan tak selalu bisa membantu menyelesaikan masalahnya. Semoga dengan doa dan shalat-shalat yang Ummi tujukan untuk ketujuh anaknya itu bisa menjadi pelindung disaat Ummi dan Abah masih ada maupun pergi menghadapNya. Karena itu Ummi hanya bisa pasrah dan menyerahkan urusan kepada Allah untuk selalu menjaga anak-anak tetap berada dalam lindungan Allah SWT. 2. Taqwa Taqwa artinya bersikap hati-hati terhadap perintah dan larangan Allah. maksudnya ialah agar kita senantiasa memelihara semua yang diperintah oleh Allah kepada kita dan menjauhi semua yang dilarangnya.3 Di dalam novel Ummi terdapat pesan taqwa sebagai berikut : Apalagi setelah mengalami masa datang bulan dan kewajiban berjilbab sebagai konsekuensi menginjak usia baligh, harus ia jalani. (Ummi. h. 8)
3
Drs. Ahmad Kosasih, M. A, 33 Butir Pesan Religious Buat Kehidupan, (Salemba Diniyah, Jakarta 2002), ed. 1, h. 55.
50
Dalam kalimat di atas, Zubaidah yang sudah memasuki masa balighdiharuskan untuk mengikuti peraturan Allah, disaat kita telah baligh maka kita diwajibkan menggunakan jilbab. Karena itu merupakan kewajiban yang Allah suratkan dalam Al Quran. Dengan usia yang tak muda lagi, Umar ingin menghadap Allah sebagai suami yang berhasil menuntun istri menyempurnakan ketaatannya sebagai muslimah. Dalil jilbab itu jelas, sebab tercantum di dalam Al-Quran, dan kitab suci itu bukan diperuntukkan hanya bagi bangsa Arab, tetapi seluruh umat manusia. (Ummi. h. 166) Dalam kalimat di atas, Umar sebagai seorang suami hanya ingin bertanggung jawab kepada Allah. Ia menginginkan keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah. Ia juga ingin Risma sebagai istrinya untuk menggunakan jilbab dan menutupi auratnya. Karena Umar tahu, hal itu merupakan salah satu perintah Allah yang harus dijalani sebagai umat manusia, apalagi kita sebagai seorang muslim. Dia harus meniru kegigihan Nabi Nuh AS dalam membangun istana kebaikan. Tidak ada keputusasaan dari sosok yang merupakan satu dari dua hamba yang diabadikan Al-Quran karena sikap bersyukurnya. (Ummi. h. 169) Dalam kalimat di atas, dengan banyaknya cobaan yang Ummi hadapi di keluarganya, ia harus mengingat perjuangan Nabi Nuh. Ummi Aminah sebagai seorang Ibu dan juga sebagai seorang ustadzah, harus bisa menjadi panutan bagi anak-anaknya dan juga panutan sebagai seorang ustadzah. Ummi Aminah sangat tekun dalam melaksanakan ajaran-ajaran Allah dan juga berusaha meniru kebaikan para Nabi. Yang penting saleh, sehingga dapat menjaga perasaan istri juga menuntunnya dan anak-anak yang kemudian lahir, mendekat ke ridha Allah. (Ummi. h. 171)
51
Dalam kalimat di
atas, Ummi Aminah
berharap Zarika
mendapatkan jodoh yang saleh, agar hidup kedepannya lebih baik lagi dan tetap berada di jalan Allah. karena Ummi dan Abah sadar, bukan dunia yang dibangun sepasang insan yang memutuskan menikah. Tapi akhiratlah yang akan menjadi tujuan akhirnya. 3. Istiqomah Istiqomah ialah teguh pendirian dan kuat keyakinan. Loncatan ke atas atau ke bawah yang ditemuinya dalam hidup, tidak merubah sikap dan pandangan.4 Orang yang istiqomah, selalu berjalan dalam jalur kebenaran yang lurus, menurut garis yang telas ditentukan Allah dan Rasul. Di dalam novel Ummi terdapat pesan yang mengandung istiqomah sebagai berikut : Dunia tidak adil. Allah tidak adil, kadang pikiran menyesatkan itu muncul. Meski ujung-ujungnya ditutup dengan permohonan ampun karena telah meragukan keadilanNya. (Ummi. h. 9) Dalam kalimat di atas, Zubaidah terkadang merasa Allah tidak adil terhadapnya. Karena kalau melihat kakak-kakaknya yang cantik-cantik, Zubaidahlah yang paling berbeda. Tapi setelah pikiran yang menyesatkan itu
muncul,
dia
mengingatkannya
langsung kembali untuk
memohon
sadar ampun
karena
Ummi
kepada
selalu
Allah
atas
perbuatannya. Meski tidak cantik, tapi dia normal secara fisik. “Jangan menikah kecuali Wisnu bersedia masuk Islam. Abah kira keluarganya jika taat akan berpikiran yang sama juga. Jangan menikah jika harus berpindah agama. Tetapi secara pribadi, Abah dan Ummi mohon Rika tidak pernah meninggalkan Islam, agar bisa menjadi tiket ke surga buat Abah dan Ummi. ” (Ummi. h. 36) 4
K. H. M. Isa Anshary, Mujahid Da’wah, (cv. Diponegoro, Bandung), cet. 4, h. 260.
52
Dalam kalimat di atas, Abah yang mulai buka suara memohon kepada Zarika untuk tidak menikah dengan pria yang beda agama. Kecuali mas Wisnu mau berpindah agama menjadi Islam. Abah dan Ummi minta Zarika untuk tidak meninggalkan Islam, karena setiap anak bisa menjadi tiket ke surga, atau neraka bagi orang tuanya… semua tergantung pada keputusan seorang anak. Seperti dalam kalimat lain dalam Novel Ummi terdapat kalimat sebagai berikut : Semakin deras titik air mata jatuh di wajahnya yang putih bersih, saat Ummi menyitir ayat Al Quran sambil memeluknya erat. “Walatamutunna illa wa antum muslimun… Rika, Ummi tidak bisa membiarkan anak Ummi seumur hidup menanggung dosa zina atau berpindah agama. ” (Ummi. h. 37) Dalam kalimat di atas, Ummi mencoba meneguhkan hati Zarika dengan menyitir ayat Al Quran yang artinya “Dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan Islam. ” Sebagai seorang Ibu, Ummi tidak bisa membiarkan anaknya sendiri menanggung dosa zina karena menikah dengan pria yang beda agama. Mendengar Ummi membaca ayat Al Quran itu hati Zarika semakin yakin, bahwa Ummi dan Abah benar, bahwa Zarika harus tetap berada di jalan Allah dan mentaati semua perintah Allah, juga menjauhi larangannya. Dan Zarika memilih cinta. Bukan cinta yang ditawarkan Mas Wisnu kepadanya, tetapi cinta lebih besar yang dimiliki pemilik langit dan bumi. Cinta pemilik segala kehidupan. Cinta yang sama yang akan membawanya kepada ridha orang tua. (Ummi. h. 37) Dalam kalimat di atas, setelah Zarika memantapkan hati, ia yakin akan keputusannya adalah yang terbaik. Sudah jelas bahwa Zarika lebih
53
memilih meninggalkan mas Wisnu yang memang beragama Katolik dan karena Zarika memiliki cinta yang begitu besar kepada sang pencipta yaitu Allah SWT. Zarika yakin bahwa keputusan ini akan membawanya kepada ridha orang tua juga. Ummi telah melahirkan dia, mempertaruhkan nyawa. Dan setiap ibu berhak mendapatkan bakti anaknya, apalagi jika tidak bertentangan dengan aturan Allah (Ummi. h. 37) Dalam kalimat di atas menyatakan bahwa Zarika tidak mau menyakiti hati Ummi atau pun durhaka kepada kedua orang tuanya. Sebagai seorang anak, sudah berkewajiban untuk berbakti kepada kedua orang tua dan tetap berada di jalan lurus yang tidak bertentangan dengan aturan Allah. Apalagi kepada Ummi yang telah melahirkannya dengan mempertaruhkan nyawanya. “Nabi Nuh saja yang seorang Nabi tetap harus berjuang mendakwahi anaknya, Zi…. ”. kalimat Ummi yang memompakan semangat dakwah yang sama di hati Ziah. (Ummi. h. 62) Dalam kalimat di atas, Ummi memberitahukan kepada Ziah, bahwa Ummi harus tetap berjuang dalam mendakwahi ajaran Nabi. Ummi tak hanya mendakwahi jamaah pengajian masjid, tetapi Ummi juga mendakwahi ketujuh anaknya. Apalagi kepada Zubaidah dan Zidan, yang sering memberi pe-er tambahan. Dalam mendakwahi anak-anaknya, Ummi berpegang teguh kepada Nabi Nuh yang tak pernah lelah dalam mendakwahi istri dan anaknya. Dia dan suaminya menyadari betul. Bukan dunia yang dibangun sepasang insan yang memutuskan menikah. Pada detik ijab Kabul diucapkan, sesungguhnya keduanya sedang meletakkan batu pertama bangunan rumah akhirat yang semoga bisa ditempati bersama kelak. (Ummi. h. 171)
54
Dalam kalimat di atas, Ummi dan Abah menasehati Zarika. Bahwa Ummi dan Abah tidak memandang besarnya gaji, posisi di pekerjaan, pendidikan, ataupun keturunan keluarga terpandang, tetapi Ummi dan Abah hanya menginginkan jodoh bagi Zarika yang saleh. Jodoh yang tidak hanya membawa Zarika pada kebahagiaan dunia saja, tetapi juga kebahagiaan akhirat. Saat ini benak Ummi Aminah hanya dipenuhi keinginan memesrai orangorang rumah. Menemani dan mengiringi mereka mendekat ke ridha Allah. (Ummi. h. 173) Dalam kalimat di atas, Ummi menegaskan bahwa tujuannya tidak pernah melenceng. Ummi hanya ingin menemani dan mengiringi semua anak-anaknya dan keluarganya selalu dekat dengan Allah SWT, agar senantiasa mendapat ridha-Nya. B. Pesan Akhlak 1. Sabar Sabar ialah tahan dan tabah dalam perjuangan. Dalam kehidupan dan kegiatan kita kerap bertemu dengan kegagalan dan kejatuhan. Jatuh dan bangun kembali, rebah dan tegak hati. Berpantang menyerah ditelan oleh kenyataan, maju dengan tenaga baru dan semangat baru.5 Di dalam novel Ummi terdapat pesan yang mengandung sabar sebagai berikut : Allah… betapa ingin Zarika menangis. Menumpahkan semua keluh kesah seperti yang dulu biasa dilakukannya sambil bersandar di bahu Ummi. Rindu dengan kalimat-kalimat mujarab Ummi yang menggantikan setiap keresahan dengan kedamaian. (Ummi. h. 28) 5
K. H. M. Isa Anshary, Mujahid Da’wah, h. 267.
55
Dalam kalimat di atas, Zarika merasa sedih karena masalah yang tengah di hadapinya tak bisa ia ceritakan kepada Ummi. Karena Zarika sadar bahwa ia selalu berhubungan dengan laki-laki yang salah. Zarika ingin sekali menceritakan semua masalahnya kepada Ummi, tapi Zarika tidak mau membebani pikiran Ummi. Dia lebih suka menyelesaikan masalah cintanya sendiri. Ketika lulus SMA dan tidak diterima di perguruan tinggi negeri, pemuda itu tidak berlama-lama sedih. Sebaliknya ia merasa Allah mungkin sedang menyediakan kesempatan lain untuknya. Dia hanya harus mencari dengan jeli peluang yang Allah berikan. (Ummi. h. 41) Dalam kalimat di atas, Zainal selalu sabar dalam menghadapi cobaan hidup. Perjuangannya yang berusaha untuk masuk ke perguruan tinggi negeri tapi tidak diterima,dia tidak berlama-lama sedih dan juga tak pernah berputus asa. Karena Zainal yakin, dengan bersabar Allah pasti memberikan yang terbaik untuknya. Yang penting, ia harus tetap berusaha dalam mencari peluang. Ketika bisnis kecil-kecilan sebagai calo percetakan tidak berjalan baik, Zainal mengembangkan husnuzhon berikutnya kepada Allah. Mungkin Allah sedang menguji kegigihannya melamar pekerjaan. Maka dimulailah petualangan pemuda itu ke berbagai dunia profesi. (Ummi. h. 42) Dalam kalimat di atas, Zainal benar-benar sangat berusaha dalam mencari peluang, khususnya mencari pekerjaan. Mulai dari bisnis kecilkecilannya hingga ia melamar pekerjaan ke berbagai dunia profesi. Meskipun Zainal menjalani perjalanan yang kurang mulus tapi Zainal terus berprasangka baik kepada Allah. Dia hanya perlu berusaha dan berdoa. Satu dua dari liputan itu pernah juga menyinggung soal Zidan yang kemayu dan digosipkan „maho‟, istilah anak sekarang. Tapi Ummi bisa menjawab dengan bijak dan tanpa kehilangan ketenangan. Tidak seperti Abah. (Ummi. h. 54)
56
Dalam kalimat di atas menjelaskan bahwa Ummi memang mempunyai kesabaran yang lebih. Karena walaupun
Zidan memang
berbeda dan diberitakan „maho‟ tapi Ummi selalu bersabar mendengar pemberitaan seperti itu. Ummi juga tidak pernah berhenti untuk terus menerus mengingatkan Zidan agar tetap menjalankan kodratnya sebagai laki-laki, bukan yang lain. Agar Zidan terus berada di jalan Allah. Ceramah-ceramah Ummi cukup membantu gadis itu bersikap hati-hati dalam mengatur emosi dan menghindari sikap impulsif. Apalagi langsung berlari ke Ummi mengabarkan gosip tak sedap ini. (Ummi. h. 65) Dalam kalimat di atas menjelaskan bahwa Ziah mempunyai sifat penyabar dan tenang dalam menghadapi masalah. Ziah memang lebih sering menemani Ummi ceramah, maka dari itu Ziah sangat bisa mengendalikan emosinya dan juga berhati-hati jika ingin bertindak. Sekalipun
masalah
itu
besar
tapi
Ziah
berusaha
untuk
tidak
memberitahukan gosip yang kurang enak didengar itu kepada Ummi. Karena Ziah tidak mau menambah beban pikiran Ummi. “Ummi sudah bilang sama Abah, nanti Ummi kumpulkan pelan-pelan. Kalau memang masih rejeki kita, Insya Allah tanahnya akan menjadi milik. Ya kan bah ?” (Ummi. h. 70) Dalam kalimat di atas Ummi berusaha meminjam uang ke Umar tapi Ummi juga tidak memaksaka Umar. Ummi dan Abah sudah berusaha dan hasilnya nanti mereka serahkan kepada Allah. Mereka yakin kalau rezeki kita tidak akan tertukar, semua atas kehendak Allah. Bukan kemauan Zidan untuk berbeda. Bukan keinginannya pula untuk masuk dan digolongkan ke dalam orang-orang dengan kecendrungan menyimpang. “Itu ujian kamu, Zidan. Satu hal yang harus kamu yakin: Allah tidak memberi ujian melebihi kapasitas seseorang”. Suara Zainal terngiang, menasehatinya seperti biasa. (Ummi. h. 144)
57
Dalam kalimat di atas, Zainal sebagai abang mencoba terus mengingatkan Zidan yang memang berbeda dengan lelaki biasanya. Keadaan Zidan sekarang bukanlah kemauannya, dia juga ingin menjadi lelaki sejati yang bisa membahagiakan dan mengangkat derajat Ummi dan Abah di hadapan Allah. Setiap orang memang memiliki ujian hidup, tapi Allah tidak akan memberi ujian diluar batas kemampuan orang itu dan ini adalah ujian untuk Zidan Selain jilbab, masih banyak perintah-perintah Allah, yang Umar harap bisa dia sempurnakan bersama istri. Lelaki itu masih ingin terus berusaha. Tak menyerah, apalagi bercerai dari Risma. (Ummi. h. 167) Dalam kalimat di atas Umar ingin sebagai seorang suami yang bertanggung jawab bisa mengajak keluarganya memenuhi perintah Allah. Dengan sekuat hati, ia terus menerus berusaha untuk bersabar dalam menghadapi cobaan yang tengah dihadapi bersama Risma. 2. Ikhlas Ikhlas adalah jiwa dari segala amal, meluruskan niat dan sengaja hati. Tuhan menilai niat dan sengaja hati, bukan menilai besar atau kecilnya jasa, banyak atau sedikitnya amal.6 Di dalam novel Ummi terdapat pesan ikhlas sebagai berikut : “Aisyah, Ummi minta tolong …. Kamu bantu Abah, ya?” Ia tak pernah bisa menolak permintaan dari perempuan separo baya dengan raut wajah yang selalu menyiratkan ketulusan. Dia tidak mungkin menolak permintaan perempuan yang pantas dimuliakan karena di kakinya surga Aisyah berada. (Ummi. h. 17) Dalam kalimat di atas, Ummi meminta tolong ke Aisyah untuk datang kerumah Umar menyampaikan pesan Abah. Aisyah memang tidak 6
K. H. M. Isa Anshary, Mujahid Da’wah, h. 269.
58
pernah bisa menolak permintaan tolong dari Ummi, apapun permintaannya sebisa mungkin akan Aisyah penuhi. Karena surga ada di telapak kaki Ibu. Aisyah juga ingin menjadi seorang anak yang selalu berbakti kepada kedua orang tuanya Lika-liku mencari pekerjaan berakhir setelah dia menjadi supir pribadi Ummi. Mungkin tidak seberapa… tapi rasanya ikhlas betul bisa berada di sisi perempuan yang mengantarkannya ke dunia ini. Menemani Ummi menebar kebaikan. (Ummi. h. 42) Dalam kalimat di atas, Zainal sangat ikhlas mendapat pekerjaan dari seorang Ibu sendiri. Walau hanya sebagai supir pribadi Ummi, tapi Zainal malah senang bisa mengantar dan menemani Ummi kemanapun Ummi berceramah, menebar kebaikan. Setidaknya selain Zainal bisa terus mendampingin Ummi, dia juga mendapatkan pahala karena menemani Ummi berdakwah. Buat Zainal yang terpenting, dia bisa mencari rezeki dengan cara yang halal, hasil jerih payahnya sendiri. Ummi Aminah belajar tak lagi kaget atau panik menyikapi ujian yang Allah berikan. Ujian itu ada karena dia dan Abah sanggup mengatasinya. Ujian diberikan sebagai tes tambahan karena iman mereka akan naik kelas, insya-Allah. (Ummi. h. 174) Dalam kalimat di atas, Ummi sangat belajar dari pengalaman. Setelah beberapa masalah menghampiri keluarganya, tampaknya Ummi sudah belajar untuk tidak menjadikan masalah itu besar. Sebab, Ummi dan Abah percaya bahwa Allah akan menolong siapapun hambaNya yang berusaha dan berdoa. Mereka juga yakin, kalau kita lulus dari ujian Allah, maka keimanan kita juga akan bertambah. Insya Allah.
59
3. Syukur Nikmat Syukur nikmat merupakan ungkapan rasa terima kasih kita kepada Allah yang telah memberikan kita anugerah dan memberikan banyak kenikmatan. Seperti pada kalimat di bawah ini : Lihat mereka yang berjuang tertatih-tatih menggerakan satu kaki, sebab telah kehilangan sebelah kaki yang lain. Bersyukur. Meski tidak cantik, dia normal secara fisik. (Ummi. h. 10) Dalam kalimat di atas, Zubaidah merasa bahwa dirinya berbeda dari saudaranya yang lain, karena dia punya badan yang agak bulat dan tidak tinggi. Sedangkan saudaranya yang lain cantik-cantik, tinggi dan langsing. Ia merasa itik buruk dalam keluarganya. Tapi Zubaidah juga selalu diingatkan untuk selalu bersyukur bahwa diluar sana masih banyak orang yang kekurangan, dan dia bersyukur karena dia masih normal secara fisik. Dia tidak pernah meminta Allah mempertemukannya dengan laki-laki ini. Perasaan yang sekarang menguasai hatinya, murni karunia. Dan sebagai hamba yang baik, bukankah dia wajib mensyukuri anugerah rasa yang dilimpahkan Sang Pencipta? (Ummi. h. 27) Dalam kalimat di atas, Zarika tidak pernah tau bahwa dirinya akan bertemu dengan laki-laki yang dekat dengannya. Dia hanya merasa bersyukur karena telah dilimpahkan rasa cinta yang besar dan ia menikmati itu. Walaupun rasa cinta yang Zarika punya selalu diberikan kepada orang yang salah. Zarika hanya menikmati rasa yang hadir dan mensyukuri karunia dari Allah. Karir gadis berjilbab yang penampilannya modern itu melesat pesat. Bertahap, tidak instan, tapi tahu-tahu dia sudah duduk di kursi direksi. (Ummi. h. 33)
60
Dalam kalimat di atas, meski Zarika telah mengalami masa-masa yang sulit karena selalu bertemu dengan pria yang salah. Tapi dibalik kesusahan itu pasti selalu ada kemudahan. Zarika tidak lagi terlalu memikirkan masalah jodoh, karena dia telah menyerahkan urusan yang satu itu kepada Allah. Sekarang Zarika hanya fokus dengan karirnya yang telah ia rintis telah lama, Alhamdulillah usahanya itu tidak sia-sia. Kini Zarika bisa di bilang menjadi wanita karir yang sukses. Dengan dukungan Ummi, Abah, dan Mak Inah, juga Zarika yang sangat perhatian kepada Rizki, hidup cukup tenang meski mereka masih menumpang di rumah Ummi. (Ummi. h. 43) Dalam kalimat di atas, Zainal memang masih hidup menumpang di rumah Ummi karena ia belum mempunyai uang yang cukup untuk membeli rumah sendiri atau meski hanya menyewa rumah kontrakan. Pekerjaan Zainal sekarang adalah menjadi supir pribadi Ummi. Setiap Zainal mengantarkan Ummi ceramah, Rizki selalu ikut menemani. Zainal bersyukur karena Ummi, Abah, Mak Inah juga Zarika tidak keberatan dan tidak merasa direpotkan oleh Rizki, malah mereka sangat perhatian. Zainal bersyukur karena mempunyai keluarga yang sangat perhatian. Enam tahun pernikahan, seorang putra… dan seorang lagi menjelang lahir. Untunglah dia tak salah memilih istri. Mungkin ridha Ummi dan Abah juga saat lelaki itu menyodorkan nama untuk mereka pinang. (Ummi. h. 45) Dalam kalimat di atas, Zainal sangat bersyukur karena Ummi dan Abah telah memilih Rini sebagai istrinya. Karena Rini adalah istri yang penurut dan solehah. Meski mereka hidup berkecukupan dan Zainal hanya
61
menjadi supir pribadi Ummi, tapi Rini tak pernah mengeluh. Kini kebahagiaan mereka bertambah lagi karena Rini akan melahirkan anak yang kedua. Alhamdulillah, meski hanya mengiringi… Ziah berharap setiap langkahnya bisa ikut menambah catatan kebaikan di sisi Allah. (Ummi. h. 64) Dalam kalimat di atas, Ziah bersyukur meski hanya menemani Ummi ceramah di berbagai tempat, tapi setidaknya ia tak pernah kehilangan moment bersama seorang Ibu. Dia juga berharap apa yang dia lakukan bisa menambah catatan kebaikan di sisi Allah. Meski Ziah hanya mengiringi Ummi ceramah ke berbagai tempat. Dia memang tak berada di sisi Rini, tapi Allah telah menjaga dan mempermudah. Anaknya telah lahir. Allahu akbar!. (Ummi. h. 158) Dalam kalimat di atas, Rini telah melahirkan anak keduanya. Tapi kelahirannya kali ini tanpa ditemani Zainal, karena Zainal telah dijebak oleh pengedar narkoba. Sehingga ia masuk penjara. Meski Zainal tidak bisa menamaninya, tetapi keluarga Zainal tidak pernah meninggalkan Rini. Rini bersyukur, telah dimudahkan dalam melahirkan. Kata Umar kebebasan Zainal tinggal menunggu hari. Alhamdulillah keadilan tak buta. Orang yang bertanggung jawab akan keberadaan narkoba di tiga kardus sepatu itu sudah ditangkap. Allah Mahabesar. (Ummi. h. 172) Dalam kalimat di atas, Umar memberitahukan kepada keluarganya bahwa Zainal akan dibebaskan beberapa hari lagi. Karena pemilik narkoba yang sebenarnya telah ditemukan dan telah ditangkap. Mereka semua bersyukur bahwa keadilan memang tak buta, Zainal memang bukan pengedar ataupun pengguna narkoba.
62
4. Rendah Hati Rendah hati adalah suatu sikap yang jauh dari kesan angkuh atau arogans, baik kepada lawan maupun kawan sendiri. Saling menghargai dan menghormati antar sesama, tutur katanya halus sopan dan menyejukkan.7 Seperti di dalam kalimat di bawah ini : “Dengar Risma… kalau bukan karena Abah, Abang mungkin tidak bisa melanjutkan sekolah dan menjadi seperti sekarang ini. Abang memang bukan anak kandung Abah. Bahkan, jika tiap sen harta yang Abang punya, Abang berikan ke Abah atau Ummi. . Abang belum bisa membalas kebaikan mereka. Faham itu ?” (Ummi. h. 22) Dalam kalimat di atas, meski Zainal telah memiliki harta yang banyak dan punya kehidupan yang lebih dari cukup. Tapi ia tak pernah melupakan jasa Abah yang telah merawatnya dan menyayanginya sejak Umar kecil. Umar memang bukan anak kandung Abah, karena Bapak Umar telah meninggalkannya sejak kecil dan tidak pernah bertanggung jawab. Umar merasa, dengan apa yang dia berikan rasanya belum cukup untuk membalas budi atas kebaikan Abah. Abah memang tidak pernah membedakan antara anak tiri dan anak kandung, semua diberikan kasih sayang yang sama. “Mudah-mudahan proses lahirnya normal ya, Bang. Jadi cukup di bidan, ngga perlu ke rumah sakit. ” (Ummi. h. 45) Dalam kalimat di atas, Rini memang seorang istri yang penurut, solehah dan juga pengertian. Dia memahami suaminya yang hanya bekerja sebagai supir pribadi Ummi yang penghasilannya hanya cukup untuk hidup sehari-hari, tanpa ada pemasukan dari yang lain. Rini berharap, ia 7
Drs. Ahmad Kosasih, M. A, 33 butir pesan religious buat kehidupan, (salemba diniyah,Jakarta 2002), ed. 1,h. 184.
63
bisa melahirkan secara normal, sehingga biaya yang dikeluarkan tidak besar dan juga tidak membebani suaminya. Suaminya memang bukan orang berada, meski Umminya daiyah terkenal. Orang luar mungkin sulit membayangkan kesederhanaan keluarga mereka, tetapi Zainal sudah sejak awal bersikap terbuka tentang ini. (Ummi. h. 45) Dalam kalimat di atas, meski Zainal anak seorang daiyah terkenal, tapi ia tidak manja kepada Ummi. Zainal selalu mencari rezeki sendiri dan berusaha untuk hidup mandiri, mencari penghasilan dari hasil jerih payahnya sendiri. Mungkin orang lain tidak akan menyangka bahwa keluarga kecil Zainal hidup sederhana. Zainal bukan orang yang suka memamerkan bahwa Ibunya adalah seorang daiyah terkenal, namun ia tetap menjadi orang yang rendah hati. Dalam kalimat lain : Dan Rini menerima. Bukan kemapanan harta yang dicari muslimah itu dari calon suaminya. Tapi tekad dan tanggung jawab, serta kesungguhan membimbing keluarga kecil mereka. (Ummi. h. 46) Dalam kalimat di atas, memang sejak awal Rini sudah menerima keadaan Zainal yang sederhana. Meski Zainal anak seorang daiyah terkenal, tapi Rini tidak pernah memandang itu. Buat Rini yang terpenting adalah sifat Zainal yang bisa bertanggung jawab dan bersungguh-sungguh dalam membimbing keluarga kecilnya. Setiap orang memang memiliki kekurangan… seperti juga dia, batin Zidan di sela kelincahan tangannya menarikan gunting. (Ummi. h. 53) Dalam kalimat di atas, Zainal sadar bahwa di dunia ini memang tidak ada manusia yang sempurna. Termasuk dirinya yang berbeda dari seorang laki-laki biasanya. Zidan satu-satunya anak lelaki Ummi yang senang menggunakan kaus-kaus berwarna cerah, rambut yang dicat pirang,
64
celana jeans yang lebih aksi dan intonasi suara serta gaya berjalan yang berbeda. Seperti dalam kalimat lain : “Zidan juga pengin jadi cowok macho, perkasa… kayak Zainal atau Bang Umar. Tapi kan Ummi tahu sendiri. Sampai kapan pun Zidan kagak bakalan bisa membuat Abah bangga. ” (Ummi. h. 53) Dalam kalimat di atas, Zidan sedang mengungkapkan keluhannya itu kepada Ummi. Zidan juga ingin menjadi cowo macho dan perkasa, seperti abang-abangnya yang lain. Karena seperti Ummi tahu, kalau Abah memang tidak suka dengan gaya dan penampilan Zidan yang berbeda itu. Zidan juga tidak ingin berbeda dari laki-laki yang lain, tapi dia jg tidak bisa melawan kecendrungan dirinya sendiri. Dia tidak bisa menjadi seseorang yang bukan dirinya. Meski Abah dan Ummi tak pernah meminta, Umar merasa berkewajiban secara rutin mengirimkan uang setiap bulan untuk biaya sekolah dan les adik-adiknya. (Ummi. h. 71) Dalam kalimat di atas, Umar memang bukan anak kandung Abah. Tetapi jasa Abah dan rasa kasih sayang Abah yang diberikan kepada Umar membuat Umar merasa punya hutang budi kepada Abah. Karena Umar anak tertua, ia merasa berkewajiban untuk bertanggung jawab kepada Abah dan Ummi, dia membantu meringankan beban Abah dan Ummi untuk memberikan uang setiap bulannya kepada adik-adiknya untuk biaya sekolah dan les. Ditambah penghasilan Umar yang memang mencukupi. 5. Akhlak Tercela Akhlak tercela merupakan perbuatan yang sangat tidak disukai oleh Allah. karena perbuatan itu dapat merugikan orang lain dan juga
65
merugikan diri sendiri. Perbuatan menyakiti fisik maupun batin, akan dibenci oleh orang lain, apalagi terhadap Allah SWT. Seperti dalam kalimat di bawah ini : Dulu sepertinya mustahil. Siapa yang akan tertarik dengan gadis tambun seperti dia? Hampir seluruh teman-teman suka meledek kondisinya yang berbeda. “Idah, kenapa sih kamu lain sendiri?” (Ummi. h. 7) Dalam kalimat di atas, Idah memang selalu menjadi bahan ledekan teman-temannya. Walaupun Idah tahu mereka hanya bercanda, tapi hal itu memang kenyataan. Idah merasa dirinya tak sempurna karena di keluarga Ummi hanya dia yang berbeda dari saudara perempuannya yang lain. Dia mempunyai badan yang gemuk dan kurang tinggi, maka dari itu Idah selalu diledek oleh teman-temannya. “Tumben kemari…. Pasti lagi ada keperluan nih sama Bang Umar” Begitu biasanya Risma menyambut kedatangan mereka. Kata „keperluan‟ tak pernah luput diberinya tekanan khusus. (Ummi. h. 19) Dalam kalimat di atas, Risma memang tak pernah ramah apabila ada saudara-saudara Umar yang datang kerumahnya. Di antara anak-anak Abah, bang Umar yang paling berhasil bisnisnya. Karenanya lelaki itu selalu menjadi yang pertama dicari setiap mereka perlu bantuan. Tetapi setiap mereka meminta bantuan kepada bang Umar, mereka harus memikirkan Risma, istri Umar. Risma memang tak pernah suka apabila mereka datang kerumahnya dan meminta bantuan kepada Umar. “Lagian kenapa sih Abah getol banget bisnis?Usia seperti Abah itu harusnya memperbanyak ibadah, shalat dhuha, tahajud. Bukan bisnisnya yang dibanyakin. Siap-siap kata orang tua … umur kan kita ngga tahu”. (Ummi. h. 19) Dalam kalimat di atas, Risma mengatakan hal itu kepada Aisyah dan suaminya Hasan. Risma memang tidak pernah suka setiap ada
66
keluarga Umar yang datang kerumahnya untuk meminta bantuan Umar. Padahal Umar tidak pernah keberatan untuk dimintai tolong, selagi Umar mampu. Kata-kata Risma di atas tidak seharusnya dikatakan, karena bagaimanapun juga Abah adalah mertuanya. Cukupkah cinta begitu besar yang dimiliki pemuda itu mengalahkan nafsu merokok yang jelas-jelas mudharatnya? Untuk perkara rokok Herman sama sekali tidak sensitif. (Ummi. h. 32) Dalam kalimat di atas, Herman lebih sayang terhadap sesuatu yang jelas-jelas mudharatnya, yaitu merokok. Herman ternyata lebih memilih rokok daripada Zarika. Sampai akhirnya mereka berpisah hanya karena rokok. Zarika hanya menginginkan keluarga kecil yang sehat, tapi hal itu nampaknya masih mimpi bagi Zarika. “Kalau cinta harusnya setiap lihat Zidan, Abah senang dong , ne‟. . eh maaf, Mi. ini malah nggak sabar ngumpet ke kamar begitu papasan!” (Ummi. h. 54) Dalam kalimat di atas, Zidan memberitahu Ummi bahwa dirinya merasa Abah tidak menyukai sifat Zidan yang cenderung feminim. Padahal Zidan juga tidak ingin menjadi seperti itu. Namun Abah memang berbeda dengan Ummi yang selalu menghadapi Zidan dengan sabar. Sulit dimengerti, sebenarnya, kebahagiaan macam apa yang dirasakan orang-orang dari bergosip. Menggali aib orang lain dan mengumbarnya hingga dua ratus empat puluh juta rakyat Indonesia bisa menikmati. Dosa… (Ummi. h. 56) Dalam kalimat di atas, Zidan memang tidak bisa mencegah penyebaran gosip yang telah ada. Ia telah menjadi bahan pembicaraan orang-orang di luar sana, ia juga tidak mengerti sebenarnya apa yang mereka dapat dari bergosip dan mengumbar aib orang lain. Padahal jelasjelas bahwa Allah tidak suka perbuatan itu.
67
Sejak Aisyah datang tempo hari, istrinya benar-benar berubah. Tak lagi melayani Umar maupun Rangga, satu-satunya anak mereka. (Ummi. h. 69) Dalam kalimat di atas, perbuatan Risma itu memang sudah keterlaluan.
Padahal
Aisyah
datang
kerumahnya
hanya
untuk
menyampaikan pesan dari Abah, bahwa Abah ingin meminjam uang ke Umar dan Abah pun tidak memaksa apabila Umar keberatan atau sedang ada keperluan. Semenjak kejadian itu Risma marah Karena menurut Risma, suaminya itu terlalu gampang mengeluarkan uang untuk keluarganya, walaupun dengan jumlah yang tak sedikit. Tak seharusnya Risma bersikap seperti itu karena ia mempunyai tanggung jawab sebagai seorang istri dan juga seorang Ibu. C. Pesan Syari’ah 1. Shalat Shalat merupakan hubungan dengan Allah SWT. Hubungan antara tiupan ruh Allah dengan sumber aslinya untuk memperoleh kehidupan dan barokah dariNya. Dan shalat adalah cara mendekatkan diri kepada Allah dan bermesra denganNya. Rasulullah SAW bersabda, “dijadikan ketentraman hatiku dalam shalat”. 8 Seperti pada kalimat berikut : Ayah tirinya itu saleh. Shalat di masjidnya tak pernah tinggal. Uang yang diperoleh dari usaha kos-kosan dan kontrakan yang dirintisnya, digunakan selain untuk keluarga juga bersedekah ke sekitar mereka yang memerlukan uluran tangan. (Ummi. h. 20) Dalam kalimat di atas, Abah memang merupakan sosok seorang suami dan ayah yang betanggung jawab. Abah tak hanya bertanggung 8
Syaikh Mushthafa Masyhur, Fiqh Dakwah, (Al-I‟tishom anggota IKAPI, Jakarta Timur), cet ke-6, h. 59.
68
jawab terhadap keluarganya saja, tetapi terhadap Allah juga. Karena itu Abah tidak pernah absen untuk solat di masjid. Abah memang termasuk orang yang soleh. Sepekan melakukan tahajud dan menenggelamkan diri dalam lautan hurufhuruf hijaiyah, Zarika akhirnya tahu keputusan apa yang disampaikannya kepada Wisnu. (Ummi. h. 37) Dalam kalimat di atas, Zarika memang sedang bingung dengan keputusan apa yang akan diambilnya. Apakah ia memilih Wisnu ataukah ia memilih meninggalkan Wisnu. Dalam kebimbangannya itu Zarika melakukan shalat tahajud, untuk meminta petunjuk dan meneguhkan hatinya dalam mengambil suatu keputusan. Tinggal bersama Ummi dan Abah juga menjadi semacam tarbiyah bagi dia dan istri untuk menyamakan langkah ibadah, mengisi malam-malam dalam sujud dan tilawah. Meneruskan cita-cita…satu keluarga, tak hanya di dunia, tetapi semoga hingga ke surga. (Ummi. h. 43) Dalam kalimat di atas, Zainal merasa dirinya beruntung karena masih tinggal bersama Ummi dan Abah. Ia bisa menambah pelajaran dalam beribadah bersama Ummi dan Abah yang selalu mengisi malam dengan solat dan berzikir. Karena ia sadar bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja, tetapi juga kita harus menyiapkan bekal untuk di kehidupan yang kekal nanti, yaitu akhirat. “Ambil wudhu… shalat dan lapor sama Allah, Mi. ” (Ummi. h. 85) Dalam kalimat di atas, Abah menyuruh Ummi mengambil wudhu lalu solat. Karena hati Ummi memang sedang tak tenang memikirkan Zarika yang ternyata mempunyai hubungan terlarang dengan seorang pria yang sudah mempunyai istri. Ummi tidak menyukai apa yang sudah
69
dilakukan Zarika. Karena sebelumnya Ummi pernah berada di posisi istri yang suaminya direbut oleh orang lain. Mendengar hal ini, hati Ummi jadi sakit. Untung ada Abah yang selalu mengingatkan Ummi, untuk tetap ingat kepada Allah dan sebisa mungkin untuk mengendalikan emosinya. Abah bangkit dari kursi seraya meluruskan peci haji di kepalanya. “Abah mau shalat dulu. ” Seperti diingatkan akan momen ajaib lain untuk mengajukan permohonan kepada-Nya, Ummi ikut bangkit. Menjajari langkah Abah menuju musala. (Ummi. h. 157) Dalam kalimat di atas, Abah memulai untuk shalat. Karena keadaan di rumah sakit sedang tegang, menunggu kelahiran anak dari Rini yang saat itu tidak ditemani oleh Zainal. Karena Zainal sedang berada di penjara. Lalu tanpa ragu Ummi mengikuti langkah Abah menuju musala. Disaat seperti ini, hanya Allah yang mereka ingat untuk mengadu dan memohon pertolongan-Nya. Abah dan Ummi tampak lebih tenang setelah melakukan shalat tahajud. Jari keduanya terus bergerak dalam zikir. (Ummi. h. 157) Dalam kalimat di atas, Abah dan Ummi yang sedang menunggu kelahiran anak kedua Rini, tampak berada di musala untuk terus melakukan shalat dan berzikir kepada Allah. Dengan melakukan shalat dan berzikir, hati Abah dan Ummi menjadi lebih tenang. Ummi Aminah masih menekuri sajadah. Lepas shalat malam, didirikannya shalat masing-masing satu rakaat bagi anak-anaknya. ” (Ummi. h. 171) Dalam kalimat di atas, itulah hal yang sering dilakukan oleh Ummi sebagai seorang Ibu. Setelah Ummi melakukan solat malam, ia melanjutkan solat masing-masing satu rakaat untuk anak-anaknya. Agar senantiasa diberi perlindungan oleh Allah.
70
Malam-malam lebih banyak dihiasi Ummi dengan ibadah dan ibadah, tak sendiri, Abah menemani. Mereka bergantian membaca ayat suci Al Quran, sambil sesekali berpandangan. (Ummi. h. 173) Dalam kalimat di atas, Abah dan Ummi lebih banyak mengisi malam-malamnya dengan shalat, zikir, berdoa dan membaca Al Quran. Setelah sekian banyak masalah datang bertubi-tubi di keluarga mereka, kini Abah dan Ummi lebih kompak lagi dalam menyamakan langkah mereka menuju ridha Allah. 2. Muamalah Yakni ketetapan ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan sesamanya dan dengan lingkungannya (alam sekitar). Seperti di dalam kalimat : Abah membuat keluarga mereka utuh dan sakinah. Kepandaian Abah mencari uang juga yang membuat ringan langkah dakwah Ummi. Walau kiprah Ummi sudah merambah televisi, kalangan mana saja masih bisa meminta Ummi Aminah untuk ceramah. Dan Abah mendukung seratus persen kegiatan istrinya. (Ummi. h. 20-21) Dalam kalimat di atas, Abah memang sosok seorang suami sekaligus ayah yang bertanggungjawab. Abah sangat pintar dalam mencari uang sehingga hal itu tidak memberatkan Ummi untuk berceramah di mana saja. Ummi berdakwah tidak pernah memilih tempat dan kalangan, yang terpenting Ummi bisa membagikan ilmunya kepada orang lain. Selain itu Abah juga sangat mendukung kegiatan Ummi yang untuk berceramah di mana saja. Risma memang sering mengeluh tentang sikap Bang Umar yang tidak adil. Padahal sepengetahuan Aisyah, Bang Umar sering membantu keluarga Risma, memberikan modal untuk membuka apotek bagi saudara-saudara istrinya, juga bisnis tambal ban, dan restoran. Meski bisnis-bisnis itu dengan cepat gulung tikar karena tidak dikelola dengan baik, dan uang modal Bang Umar menguap tanpa bekas. (Ummi. h. 23)
71
Dalam kalimat di atas, Umar adalah anak pertama Ummi yang bisa dibilang paling sukses. Umar bisa dengan mudah mengeluarkan hartanya, kalau itu memang bisa berguna bagi orang lain. Terlihat dengan sudah banyaknya modal yang ia berikan kepada keluarga Risma untuk membuka usaha baru, sampai akhirnya usaha itu gulung tikar. Umar memang tidak pernah pelit untuk mengeluarkan uang, kalau memang itu bermanfaat. “Asal kamu tahu Risma, Abang tak akan sanggup menelan nasi sesuap pun, kalau Abang tahu Abah, Ummi, atau adik-adik Abang kesusahan di rumah mereka. Dengar itu!” (Ummi. h. 23) Dalam kalimat di atas, Umar sedang memarahi Risma karena Risma merasa cemburu kepada keluarga Umar yang selalu diberikan uang lebih kepada Umar. Padahal Umar sudah berlaku adil kepada keluarga Umar dan Keluarga Risma, Umar juga tak pernah susah untuk mengeluarkan uang selagi itu bermanfaat. Apalagi Umar adalah anak tertua Ummi, dia merasa ikut bertanggungjawab kepada Abah, Ummi dan adik-adiknya. Dan janji adalah komitmen yang sampai saat ini dipegang lelaki tua dengan setia. Lebih-lebih bila menyangkut hutang, bukan piutang. Sebab tak ada muamalah dunia sekecil apapun, yang tak tercatat di buku besarNya. (Ummi. h. 24) Dalam kalimat di atas, Abah memang orang yang sangat menepati janji. Abah faham betul jika janji itu menyangkut dengan hutang. Saat itu Abah memang sedang butuh uang, karena ada tanah yg sedang dijual murah sampai akhirnya Abah meminjam uang kepada Umar untuk membayar setengahnya tanah tersebut. Tapi Risma tidak suka dengan sikap Umar yang dengan gampang mengeluarkan uang untuk Abah. Lagi pula Abah hanya meminjam, bukan meminta.
72
Sebagai suami, dia ingin menjadi sosok yang memberikan ketenangan dan dapat diandalkan istri, bisa memberikan yang terbaik bagi keluarga yang telah Allah amanahkan. (Ummi. h. 43) Dalam kalimat di atas, Zainal berharapia bisa menemani istrinya disaat melahirkan nanti karena perut Rini sudah semakin membuncit. Zainal juga ingin Rini bisa melahirkan di Rumah Sakit, agar lebih nyaman. Namun kondisi ekonomi Zainal yang kurang memungkinkan. Zainal hanya ingin menjadi suami yang terbaik bagi keluarga yang telah diamanahkan Allah. Dalam kalimat lain Dia bahagia menikah dengan seorang pekerja keras. Sosok sederhana yang tak mendadak minta dihormati ketika di rumah. Lelaki yang senantiasa mengenakan kopiah itu selalu mendahulukan istri dan anaknya. (Ummi. h. 46) Dalam kalimat di atas, Zainal memang orang yang mempunyai semangat untuk kerja keras dan ia juga tidak pernah minta dihormati ketika berada di rumah. Setiap Zainal mendapatkan sesuatu, ia selalu ingat dan memberikannya kepada istri dan anaknya di rumah. ia juga selalu mendahulukan istri dan anaknya. Zidan hapal betul kebiasaan Zubaidah menyenangkan laki-laki yang sedang didekatinya. Kakaknya itu memang paling royal kalu urusan cowok. Mulai dari mentraktir, membawanya ke salon –gratisan karena milik adiknya sendiri- atau apa pun agar cowo yang disukai membalas perasaannya. (Ummi. h. 52) Dalam kalimat di atas, Zubaidah memang seorang perempuan yang baik hati. Apapun akan dilakukannya selama orang yang ia sayang merasa senang. Saat Zubaidah sedang dekat dengan seorang lelaki, ia sangat berusaha untuk memanjakannya. Entah itu mentraktir makan, membawa
73
ke salon Zidan atau apapun agar lelaki yang sedang ia dekati itu bisa membalas perasaannya. Lelaki soleh yang telah menyelamatkan hidup Ummi, dan dia serta Aisyah. Apa pernah lelaki itu mengatakan tak punya uang setiap dia dan Aisyah meminta bayaran sekolah? Seingatnya Abah bahkan tak pernah sekalipun menolak keinginan mereka jajan. (Ummi. h. 69) Dalam kalimat di atas, Umar sedang mengingat kebaikan-kebaikan Abah yang selalu menjadi seorang Ayah yang baik. Menggantikan Bapaknya yang selalu tergoda dengan seorang wanita, sehingga menelantarkan keluarga mereka. Untunglah ada Abah yang bisa menggantikan sosok seorang Ayah dan Suami. Masalah uang juga selalu diusahakan oleh Abah, agar mereka tidak merasa kekurangan. Kebersamaan mereka adalah sumber ketenangan yang menguatkan satu sama lain dalam melalui hari-hari yang kadang terasa begitu berat. Dulu persoalannya hanya ekonomi. Bahu membahu berjuang agar ketujuh anak mereka bisa sekolah. Seiring popularitas Ummi, ada ujian lain. (Ummi. h. 86) Dalam kalimat di atas, terlihat kebersamaan Ummi dan Abah yang membuat keluarga mereka utuh. Mulai dari Abah dan Ummi mencari uang untuk ketujuh anak mereka agar bisa terus sekolah. Sampai akhirnya sekarang setelah anak-anak mereka menjadi dewasa, masalahnya pun berbeda. Apalagi sekarang Ummi sudah menjadi seorang daiyah terkenal. Sehingga tidak sedikit yang ingin mengetahui bagaimana kehidupan keluarganya. Sekecil apapun masalah yang ada, sudah pasti menjadi sorotan media. Tapi karena Abah dan Ummi selalu kompak, maka masalah apapun akan dihadapi bersama.
74
Hanya kebaikan yang ingin dia lakukan di usia tua seperti sekarang. Hanya matahari yang ingin dia sebarkan. Bukan yang lain. Hidup untuk membagikan cahaya. Telah lama ia curahkan hati, waktu dan pikiran, serta energy untuk senantiasa berada dalam barisan dakwah yang dipimpin oleh Nabi Muhammad Saw. . laki-laki mulia yang sampai detik ini masih dia rindukan untuk bertemu dalam mimpi. (Ummi. h. 92) Dalam kalimat di atas, hanya kebaikanlah yang ingin Ummi sebarkan, apalagi dikala umur Ummi yang sudah tidak muda lagi. Ummi hanya mencari kebaikan untuk bekalnya di akhirat nanti. Ummi hanya ingin terus menebarkan dakwah, seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Zainal yang baru mendapatkan rezeki lebih dari dagangan sepatunya, berinisiatif mentraktir kakak dan adiknya makan sate. (Ummi. h. 113) Dalam kalimat di atas, selama ini Zainal sangat bekerja keras dalam mencari uang. Maka disaat ia mempunyai uang lebih, dia pun langsung mentraktir saudara-saudaranya. Zainal mendapatkan uang lebih dari hasil jerih payahnya menjual sepatu dan sandal murah. Penghasilan, selama lelaki yang menikahi anak gadisnya punya karakter gigih dan pejuang, tidak masalah jika sementara dia dan Abah harus membantu meringankan mereka. Lagi pula, ke mana memangnya harta akan dibawa, jika tidak digunakan untuk kebutuhan orang-orang yang mereka cinta? (Ummi. h. 171) Dalam kalimat di atas, Ummi hanya mengaharapkan siapapun lelaki yang menikahi Zarika mempunyai karakter gigih dan pejuang. Masalah uang, Ummi dan Abah masih bisa membantu untuk meringankannya. Ummi dan Abah juga selama ini mencari uang untuk anak-anaknya. Jadi mereka tidak keberatan kalau harus membantu keuangan rumah tangga anaknya.
75
3. Do’a Doa merupakan suatu permohonan dan permintaan kepada sang pencipta, Allah SWT. Semoga dengan berdoa segala keinginan kita dikabulkan Allah. Seperti dalam kalimat di bawah : Zarika sendiri sejak remaja, rutin melantunkan doa berkenaan dengan jodoh dan keturunan, seperti diajarkan Ummi. Robbana Hablana Min Azwajina Wa Dzuriyatina Qurrota A’yun Waj’alna Lil Muttaqiina Imaama. Semoga Allah memberinya pendamping, dan keturunan yang saleh dan menjadi cahaya mata serta pemimpin orang-orang yang bertakwa. . (Ummi. h. 30) Dalam kalimat di atas, Ummi memang selalu mengajarkan anakanaknya untuk meminta dan berdoa kepada Allah. zarika memang agak sulit dalam menemukan jodohnya, ia selalu bertemu dengan orang yang salah dan tidak cocok dengannya. Sehingga amalan doa Ummi sangat berguna untuk Zarika, agar bisa mendapatkan jodoh yang baik. Luka, sumber kelemahan hati yang berusaha disembuhkannya dengan zikir dan rangkaian ibadah. Sambil dalam hati berdoa. . agar tak satu pun dari keturunannya menorehkan derita yang sama kepada perempuan lain. (Ummi. h. 94) Dalam kalimat di atas, Ummi berharap Zarika tidak menyakiti hati perempuan lain. karena saat itu Zarika sedang dekat dengan seorang pria yang sudah mempunyai istri. Ummi yang mengetahui hal itu, menjadi sangat marah dan sedih. Karena dahulu, Ummi pernah berada di posisi sorang istri yang suaminya di rebut oleh perempuan lain. Sehingga Ummi akhirnya diceraikan oleh suaminya. Selama ini Ummi berdoa agar luka dihatinya segera terobati dengan berzikir dan memperbanyak ibadah, Ummi berdoa juga agar anak-anak Ummi kelak tidak menyakiti hati orang lain.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah melakukan analisis dan pembahasan pada bab-bab terdahulu, di bawah ini terdapat beberapa kesimpulan yang diperoleh peneliti dari keseluruhan isi cerita: Terdapat isi pesan akidah, yang meliputi tawakal, taqwa, istiqomah. Isi pesan akhlak, meliputi sabar, ikhlas, syukur nikmat, rendah hati, akhlak tercela. Isi pesan syariah, meliputi shalat, muamalah, zikir dan doa. Pesan yang paling menonjol dalam novel ini adalah pesan akhlak, yang di gambarkan melalui tokoh Zainal yang selalu sabar dan selalu mensyukuri nikmat. Zainal merupakan salah satu anak lelaki Ummi dan Abah yang selalu sabar dalam mencari pekerjaan, dia tak pernah putus asa dan selalu berhusnudzon terhadap Allah. Zainal juga selalu mensyukuri nikmat yang dia punya, seperti bersyukur karena telah mempunyai seorang istri seperti Rini dan bersyukur telah mempunyai orang tua seperti Abah dan Ummi, yang selalu menuntunnya kejalan Allah.
B. Saran-saran Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan dalam rangka pengembangan pesan-pesan islami lewat sebuah novel, khususnya novel Ummi, antara lain : 1. Para pelaku dakwah, hendaknya lebih menyadari bahwa novel juga merupakan salah satu alat yang efektif dalam menyampaikan pesan
76
77
dakwah. Oleh karena itu, para penulis novel harus lebih mempelajari tentang cara penulisan novel yang lebih baik dan tidak berlebihan dalam menceritakan sebuah cerita. 2. Para da’I dan masyarakat seharusnya lebih bisa memanfaatkan teknologi yang sudah lebih maju pada saat ini. Berdakwah dengan memanfaatkan salah satu media cetak merupakan hal yang sangat efektif, karena dengan menyampaikan dakwah melalui media tulisan, pesan yang ingin disampaikan bisa bertahan lama dan bisa di cetak secara berulang, sehingga generasi berikutnya masih bisa menikmati pesan dakwah di media cetak tersebut. 3. Hal-hal baik yang ada di dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam mengembangkan karya sastra, khususnya novel yang sarat dengan nilai religi.
DAFTAR PUSTAKA Anshary Isa, M, Mujahid Da’wah, Diponegoro, Bandung, 1991. Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Praktek, Jakarta, Bina Usaha : 1998. Asti, Badiatul Muchlisin, Berdakwah dengan Menulis Buku, Bandung:Media Qalbu, 2004. Bisri, Cik Hasan, Pilar-pilar Penelitian Hukum Islam dan Pranata Sosial, Jakarta : PT.Raja Grafindo, 2004. Bungin Burhan, Sosisologi Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2008. Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi Untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta, Kencana 2011. Holsty R et.al, Content Analisis dalam Handbook of Social Psycology Edited By Darder Kindzay &Billiot Aronson, Cambridge Massactusset Addision Wesley, 1969. Ilahi Wahyu, Komunikasi Dakwah Bandung : PT. Remaja Rosdakarya 2010. Kasman Suf, Jurnalisme Universal Menelusuri prinsip-Prinsip Da’wah Bi AlQalam dalam Al-Qur’an, Jakarta : Teraju 2004. Kosasih, Ahmad, 33 Butir Pesan Religious Buat Kehidupan, Salemba Diniyah, Jakarta 2002. Kusnawan Aep, Berdakwah Lewat Tulisan, Bandung : Mujahid, 2004. Masyhur Syaikh Mushthafa, Fiqh Dakwah, Al-I’tishom anggota IKAPI, Jakarta Timur. M. Romli, Asep Syamsul, Jurnalistik Dakwah Visi dan Misi Dakwah Bil Qalam, PT. Remaja Rosdakarya : Bandung 2003. Munir Amin, Samsul, Ilmu Dakwah, Jakarta : Amzah 2009. Munir M,. dan Ilahi Wahyu, Manajemen Dakwah, Jakarta : kencana 2009. Nasution, Zulkarimein, Sosiologi Komunikasi Massa, Jakarta : Pusat Penelitian Universitas Terbuka, 2002. Nata Abuddin, Akhlak Tasawuf, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003. Nazir M, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia; 1985.
78
79
Nurgiantoro Burhan, Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 1995. Purwadarminta WJS, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2005. Rachmat Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remadja Karya, 1989. Razak, Nasaruddin, Dienul Islam, Bandung : PT alma’arif 1993. Shihab, M. Quraisy, Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan, 1996. Soejono & Abdurrahman, Metode Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999. Syaikh Abdullah bin Abdul Aziz al-Jibrin, Cara Mudah Memahami Aqidah Sesuai al-Quran, as-Sunnah dan pemahaman Salafush Shalih, Jakarta: Pustaka at-Tazkia, 2006. Syukir Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya : al-ikhlas, 1983. Titscher Stefan dkk, MetodeAnalisisTeksdanWacana, Yogyakarta, PustakaPelajar 2009. Internet dan Sumber Lainnya : Wawancara pribadi dengan Asma Nadia sebagai penulis novel Ummi, pada tanggal 6 Maret 2013, jam 15.30 WIB. http://www.asmanadia.net/2012/07/catatan-tentang-ummi-novel-danfilmnya.html. Diakses pada tanggal 27 Agustus 2013.
HASIL WAWANCARA Nara Sumber
: Asma Nadia
Tempat
: Toko Asma Nadia, Mall Depok Ruko A No.14 Margonda Depok
Tanggal
: 6 Maret 2013
1. Sejak kapan Mba Asma mulai menulis? Jawab : Mba Asma mulai menulis dari kelas 2 SMP, lalu mulai disebarkan ke media, sering ikut lomba mading atau lomba menulis di sekolah dan sempat beberapa kali menang. Terus coba lagi, kirimin ke media setelah kuliah tingkah pertama. pernah menang beberapa lomba menulis nasional di majalah Annida. Dari situ awalnya masih menulis karena hobi. Tapi kemudian mulai tahun 1999 buku pertama terbit, dan setelah terbit sambutannya subhanallah luar biasa. Jadi Mba Asma merasa bahwa Allah memberikan banyak kemudahan untuk jadi penulis dan sebagai penulis Mba harus terus menulis. 2. Apa yang melatarbelakangi Mba Asma untuk menulis novel Ummi ? apa memang benar-benar terinspirasi dari sebuah film Ummi Aminah karya Aditya Gumay atau memang terinspirasi dari pengalaman pribadi? Jawab : Kalau novel Ummi itu sebetulnya terinspirasi dari hasil diskusi bersama ya, bareng Mas Aditya Gumay juga sebelum filmnya tayang. Sebetulnya ada kesulitan sebelum menulis, jadi kita pengen menghadirkan satu novel dengan tema keluarga, tokohnya itu seorang Ibu bernama Ummi Aminah. Ia seorang daiyah yang mempunyai anak cukup banyak dan kita pengen menghadirkan
kompleksitas
permasalahan-permasalahan
keluarga.
Makanya kemudian kenapa di Emak Ingin Naik Haji anaknya dua, tapi di Ummi Aminah kok anaknya tujuh,, karena kita juga ingin menghadirkan
81
persoalannya yang berbeda. Ummi Aminah justru pengen menghadirkan kompleksitas persoalan-persoalan keluarga di tanah air dan kalau dilihat juga ceritanya sesuai dengan realita. 3. Kenapa Mba memberi judul novel Ummi yang hampir sama dengan judul filmnya yaitu Ummi Aminah ? Jawab : karena Mas Adit minta bantuan untuk membantu mengangkat filmnya. Jadi kalau bisa sebelum filmnya, novelnya sudah beredar lebih dulu, namun akhirnya hampir berbarengan. Tapi tujuannya untuk membantu promosi awalnya untuk film Ummi Aminah. Tapi, waktu itu saya berfikir, bukunya saya gak kasih judul Ummi Aminah yah,, saya kan Ummi yah,, bukan Ummi Aminah,, karena sampai sekarang saya merasa Mas Adit seharusnya kasih judul Ummi, bukan Ummi Aminah gitu. Karena kalau Ummi Aminah itu secara ini siapa gitu kan,, kecuali misalnya kita kasih judul tuh Mamah Dedeh, nama tokoh atau apa gitu, seperti Habibi dan Ainun. Ummi Aminah ini tokoh fiktif gitu, nah bebannya besar untuk mengangkat tokoh fiktif itu menjadi judul. Sementara kalau dikasih judul Ummi kan dia lebih mewakili banyak kaum Ibu-Ibu gitu kan, menurut saya lebih akrab gitu, kalo dipanggil Ummi. Makanya novel itu buat saya, saya kasih judul Ummi, kemudian covernya juga tidak memakai cover film karena saya pengen bukunya tetap berjalan sekalipun film Ummi Aminah sudah tidak tayang. 4. Apa tujuan tertentu Mba Asma dalam menulis novel Ummi ini? dan pesan apa yang ingin disampaikan dalam menerbitkan novel ini khususnya pesan dakwahnya? Jawab : Sebagai penulis, saya ingin menulis buku yang bisa membuat seorang anak lebih dekat dengan Ibunya, karena kalau kita lihat pergaulan anakanak zaman sekarang yang tidak suka diatur dan kurang mendengar katakata orang tuanya, lebih mudah untuk membuat jarak antara anak dan orang tua. Kadang-kadang dengan karakter si Ibu yang bawel kan gitu dan
dianggap terlalu mencampuri urusan anak, terlalu banyak ngomong atau terlalu banyak ngatur gitu, nah itu saya pengen anak-anak muda sekarang maksudnya bisa memahami bahwa bagaimanapun ekspresi orang tua kita itu adalah bentuk perhatian mereka terhadap anak-anaknya. Maksudnya kita kan kadang-kadang punya masalah sendiri antara suami dan istri, ya sementara kita harus tetap memperhatikan anak dan kita juga punya tanggung jawab terhadap anak-anak kita. Saya juga pengen buku itu bisa mengalirkan semangat kesabaran kepada para bunda atau siapa saja yang sedang diuji oleh Allah, karena kan gak ada orang yang di dunia ini yang enggak mendapat ujian. 5. Berapa lama mba asma menyelesaikan pembuatan novel Ummi ini ? Jawab : Itu kan isinya ada tiga novel dan sepuluh cerita pendek. Kalau cerita pendeknya memang sudah pernah diterbitkan di berbagai buku kompilasi, saya gabungkan. Sedangkan kalau novel Ummi sendiri sekitar tiga bulanan. 6. Apa yang membuat Mba Asma termotivasi untuk berdakwah melalui tulisan ? Jawab : Karena menurut saya lebih mudah lewat tulisan ketimbang lisan. Apalagi sekarangkan media punya peran penting untuk didengar oleh anak-anak khususnya remaja. Jadi, biasanya lebih susah kalau orang tua memberitahu, tapi kalau ada buku, majalah, bahkan iklan atau apapun itu lebih mudah memberitahu untuk menjadi alat penyampai pesan. Kemudian dengan buku kita bisa berada di banyak tempat, menjangkau puluhan ribu orang dalam satu waktu. Kemudian mungkin kalau lewat lisan kita mungkin terbatas. Dan dasarnya kalau kita berdakwah dengan potensi atau sesuatu yang kita sukai itu mudah-mudahan menjadi baik, maka energinya tidak terlalu sulit, karena kita melakukan sesuatu yang kita sukai. Dan satu lagi, buku itu abadi, dengan buku saya berharap apapun misalnya, mudahmudah kalau ada kebaikan saya diberi umur panjang, saya akan terus
menulis. Tapi sekalipun saya sudah tidak ada, saya berharap bahwa buku saya akan terus berjalan sampai nanti. 7. Apa kelebihan dan kekurangan novel Ummi ? Jawab : Saya sendiri merasa sebetulnya setiap buku, saya hanya menyerahkan kepada penerbit ketika saat itu saya merasa puas. Kalau novel Ummi saya berharap punya banyak waktu, karena kita ngejar waktu, bukunya harus terbit sebelum filmnya tayang. Jadi, tidak terlalu punya banyak waktu karena kalau ada lebih waktu, mungkin saya lebih bisa memperbaiki dan membuat novel itu lebih bagus lagi. Tapi sekarang sih, kalau masukan dari temen-temen pembaca Alhamdulillah respon mereka baik. Tapi saya tetap merasa waktu itu saya menyerahkannya tidak dalam kondisi puas seperti biasanya. Jadi saya merasa bahwa novel ini masih bisa diperbaiki dan saya berharap masih punya waktu. 8. Dari sekian banyak novel yang Mba Asma diterbitkan, mana diantaranya yang paling menonjol pesan dakwahnya ? Jawab : Gak tau yah. Karena harapannya gini, kalau kita sudah menjadi pola pikir maka kita tidak perlu menyengajakan novel dakwah, oh ini novel dakwah nih, atau oh ini bukan novel dakwah atau novel dakwah ini kadarnya segini. Kalau kita enggak, menurut saya setiap buku harus bermanfaat, setiap buku punya nilai, setiap buku harus bisa mendorong orang untuk kebaikan. Jadi, saya gak pernah menilai, karena mungkin pembaca yang yang menilai. Karena setiap buku berbeda-beda, kayak buku Catatan di Setiap Doa ku, itu agar membuat orang lebih banyak berdoa, lebih banyak percaya kepada Allah. Kemudian kalau novel Catatan Hati Seorang Istri, saya ingin menguatkan para Istri, jangan jadi muslimah nyebelin itu menjadi media introspeksi. Jadi saya kira, sulit untuk menjawab novel mana yang lebih menonjol nilai dakwahnya. Kalau memang dari awal niat kita menulis sebuah buku yang tidak hanya bagus tapi juga Insyaallah kita
menggerakan banyak pembaca kepada kebaikan. Karena saya berharap, setiap buku mempunyai nilai dakwah. 9. Menurut Mba Asma, Novel ini bisa dijadikan Media Dakwah atau tidak? Jawab : Buat saya, saya gak mau nulis, kecuali tulisan itu punya nilai kebaikan dan punya nilai dakwah. Kecuali ada nilai dakwahnya dan bisa menggerakkan orang. Tapi seberapa kekuatan menggerakkannya saya gak tau karena tergantung dengan pembacanya. Saya sih berfikir, kalau buku itu akan siasia kalau didalamnya tidak ada nilai kebaikan, tidak ada nilai dakwahnya.jadi kalau harapan sih ya, saya berharap sebagaimana novel yang baik, minimal bisa menggerakkan orang kepada kebaikan. 10. Menurut Mba Asma Novel saat ini sudah bisa dibilang maju atau masih diam ditempat ? Jawab : Bukan Cuma bahagia tapi kalau kita menyalurkan tulisan dengan tidak terlalu menggurui atau membuat novel dengan terlalu banyak mengutip ayat, itu mungkin jatuhnya jadi seperti tabloid jum’at. Jadi ya setiap orang mungkin berbeda. Tetap perlu kreatifitas dan keterampilan dalam menulis. Tetap perlu jam terbang. Kemudian menulis novel itu tidak hanya ditulis dengan keterampilan tapi juga novel itu bisa diasjikan dengan menarik. Karena bagaimana pun novel itu kan yang pertama kali menggerakkan pembaca untuk kebaikan.
FOTO WAWANCARA