ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM BUKU LAA TAHZAN FOR HIJABERS KARYA ASMA NADIA, HELVY TIANA ROSA, DKK Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh AIS MUFLIHAH 1110051000039
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H./2014 M.
LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa : 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang saya ajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya cantumkan dalam skripsi ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat dari karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 17 Agustus 2014
Ais Muflihah
ABSTRAK Ais Muflihah Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers Karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk
Islam memerintahkan umatnya untuk menyebarkan ilmu pengetahuan melalui lisan ataupun tulisan. Banyak da’i yang memanfaatkan teknologi sebagai sarana dakwah mereka, salah satu media yang digunakan para da’i adalah media cetak seperti buku. Da’i yang memilih buku sebagai media dakwahnya dianggap menarik dan banyak yang menyukai, selain itu juga lebih efektif dan dapat menghemat waktu. Pesan yang disampaikan menggunakan media cetak seperti buku dapat dibaca dengan berulang-ulang sehingga mad’u lebih mudah untuk memahaminya. Dari konteks diatas yang jadi pertanyaan penelitian adalah : Bagaimana isi pesan dakwah yang terkandung dalam buku Laa Tahzan For Hijabers? dan pesan dakwah apa yang cenderung mendominasi isi pesan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers? Dalam penelitian ini menggunakan metodologi analisis isi (Content Analysis) dengan pendekatan kuntitatif, dan membuat kategorisasi isi pesan dakwah menjadi 3 kategori Aqidah, Syariah dan Akhlak yang diambil dari beberapa paragraf dan dialog dalam buku Laa Tahzan For Hijabers dengan teknik random sampling, kemudian diuji menggunakan 3 orang juri yang berkompeten. Penulis menganalisis isi pesan pada setiap paragraf yang mengandung isi pesan dakwah dari kategori aqidah, unsur iman kepada Allah yang paling besar sebanyak 88,90% dilanjutkan dengan unsur iman kepada Kitab-Kitab, iman kepada Rosul dan iman kepada Hari Kiamat. Sedangkan dari kategori akhlak, unsur akhlak kepada Allah yang paling mendominasi yaitu sebesar 53,85% dilanjutkan dengan unsur akhlak kepada Manusia. Dan yang terakhir dari kategori syari’ah, unsur Ibadah yang mendominasi sebanyak 71,43% dilanjutkan dari unsur muamalah. Setelah melakukan pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pesan dakwah yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers adalah pesan aqidah dengan hasil prosentase sebesar 45,92%, dilanjutkan dengan pesan akhlak dengan prosentase sebesar 39,79%, dan pesan terendah yaitu pesan syari’ah dengan prosentase sebesar 14,29%. Kata Kunci : Aqidah, Akhlak, Da’i, Laa Tahzan For Hijabers, Syari’ah
i
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim Segala puji dan syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan banyak kenikmatan dan senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada makhluk-Nya dan berkat izinNya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa tercurahkan kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya dari peradaban jahiliyyah menuju peradaban cahaya yang terang benderang. Dan kesejahteraan selalu menyertai keluarganya, sahabat-sahabatnya dan kita sebagai umatnya berharap mendapat syafa’at dari beliau. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta dukungan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang diharapkan. Oleh karena itu perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada: 1. Bapak DR. H. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Imu Komunikasi beserta (PUDEK I) Bapak Dr. Suparto, S.Ag M.Ed, (PUDEK II) Bapak Drs. Jumroni, M.Si (PUDEK III) Bapak Drs. Sunandar MA.
ii
2. Bapak Rachmat Baihaky MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Serta Ibu Fita Fathurokhmah SS, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Drs.Masran, MA, Selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan pengarahan serta dorongan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang diinginkan. 4. Segenap bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan pengalaman yang sangat berharga bagi penulis. 5. Bagian administrasi dan tata usaha yang telah banyak membantu memberikan
kelancaran
kepada
penulis
dalam
menyelesaikan
administrasi. Serta pemimpin dan segenap karyawan perpustakaan umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memfasilitasi penulis untuk mempelajari dan mencari bahan untuk melengkapi skripsi ini. 6. Kedua orang tua, Bapak M.Soleh S.Pdi MM dan Ibu Tuti Luthfiah S.Pdi, yang tak kenal lelah berjuang demi kebutuhan sang anak untuk kuliah, mendo’akan disetiap sujud mereka dan memberikan yang terbaik kepada penulis. Mereka yang selalu memberikan semangat kepada penulis setiap saat. 7. Kepada ketiga adik-adik Ahmad Farhan, Farida Aryani dan Ahmad Wildan atas bantuan semangat dan do’anya.
iii
8. Kepada Asma Nadia selaku penulis buku Laa Tahzan For Hijabers yang telah meluangkan waktunya untuk penulis guna keperluan wawancara dalam skripsi ini. Sedikit pesan dari saya tetap semangat mba Asma Nadia dalam dunia tulis menulisnya semoga mba menjadi penulis yang sukses tidak hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri. 9. Kepada tiga juri : Ida Hudaifah S.Pdi (Juri 1), Ibu Haslawati S.Pdi (Juri 2), dan Nurhidayanti S.E (juri 3) yang telah bersedia memberikan waktunya untuk menjadi juri dalam penelitian ini. Semoga atas segala bantuannya mendapatkan balasan dari Allah SWT. 10. Sahabat-sahabatku, Alfia Nurlayla, Andari Novianti, Diana Nopiana, Ishmatunnisa, Miftakhul Aida, Safitri, Syarifah Alawiyah, Nurwinda Sari, Milla diah dan Siti Khadijah yang telah memberikan saran dan semangat yang tiada henti. 11. Segenap kawan-kawan seperjuangan KPI B angkatan 2010, terima kasih atas do’a dan dukungan dari kalian, semoga kita dapat meraih kesuksesan bersama. 12. Untuk semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, mohon maaf dan terima kasih atas kebaikan hatinya membantu penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah membalas semuanya. Amin
iv
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca. Amin Terima Kasih Jakarta, 17 Agutus 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN SKRIPSI ABSTRAK ..........................................................................................
i
KATA PENGANTAR .......................................................................
ii
DAFTAR ISI ......................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ..............................................................................
viii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah ......................................................
1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ...........................................
4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...........................................
5
D. Metodologi Penelitian.........................................................
7
E. Teknik Analisis Data ..........................................................
11
F. Tinjauan Pustaka ................................................................
12
G. Sistematika Penulisan .........................................................
14
BAB II. KAJIAN TEORITIS A. Pengertian Analisis Isi.......................................................
16
B. Konsep Dakwah ................................................................
17
1.
Pengertian Dakwah .....................................................
17
2.
Metode Dakwah ..........................................................
21
3.
Media Dakwah ............................................................
25
4.
Materi Dakwah ...........................................................
26
C. Buku Sebagai Media Dakwah ...........................................
32
vi
BAB III. GAMBARAN UMUM A. Konsep Terwujudnya Buku Laa Tahzan For Hijabers ..
35
B. Sinopsis Buku Laa Tahzan For Hijabers ......................
37
C. Sekilas Tentang Asma Nadia dkk...................................
46
BAB IV. TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Pesan Dakwah dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers....
59
B. Pesan yang Paling Dominan dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers ........................................................................
79
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................
81
B. Saran .............................................................................
82
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................
83
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kategorisasi Pesan Dakwah .....................................................
9
Tabel 2 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan ..........................................
11
Tabel 3 Sub Kategori Pesan Dakwah....................................................
59
Tabel 4 Tema Cerita dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers..................
60
Tabel 5 Rincian Hasil Kategorisasi Pesan Aqidah ................................
61
Tabel 6 Rincian Hasil Kategorisasi Pesan Syari’ah ..............................
71
Tabel 7 Rincian Hasil Kategorisasi Pesan Akhlak ................................
74
Tabel 8 Pesan Dakwah Paling Dominan ...............................................
79
viii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perintah Allah untuk menyeru kepada sekalian manusia merupakan perintah untuk berinteraksi melalui informasi dan komunikasi. Al-Qur’an adalah sumber dari informasi mengenai keagamaan Islam dari Tuhan kepada umat manusia sebagai pemeluk Islam. Demikian pula sabda Rosullullah SAW yang dimana beliau memerintahkan untuk menyebarkan atau menyampaikan sesuatu yang berasal dari Rosul walaupun hanya satu ayat kepada manusia.1
ﺔﹰﻭﺍﹶﻴ ﻟﹶﻨّﻲ ﻭ ﺍﻋﺒﻠﱢ ﹸﻐﻭ “Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat” (HR.AL-Bukhari).
Urgensi dakwah sangat diperlukan ketika manusia modern semakin lupa dengan tujuan hidupnya. Mereka menjadikan dunia sebagai orientasi dan tujuan sesuatu yang sangat terbatas dan jauh dari yang dipesankan agama.2 Menurut M.Natsir dakwah merupakan usaha untuk menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia tentang pandangan Islam dan tujuan hidup manusia di dunia ini, yang meliputi amar bi al-ma’ruf an-nahyuan-munkar dengan berbagai macam cara dan media yang diperbolehkan
dan
membimbing
pengalamannya
dalam
kehidupan
bermasyarakat dan perikehidupan bernegara yang berakhlak. Oleh karena itu, 1
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah (Jakarta: Amzah,2009), h. vii-viii M.Munir, Metode Dakwah (Jakarta:Kencana, 2006), cet. Ke 2, h.30
2
1
dakwah islam merupakan faktor dalam mewujudkan masyarakat yang berkualitas seperti dalam firman Allah dalam surat An-Nahl (125) :
Artinya :“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS.An-Nahl (6) :125).3 Banyak hal yang dapat dilakukan para da’i untuk melakukan dakwahnya, termasuk melalui media cetak. Perkembangan dakwah melalui media cetak sangat berkembang pesat pada saat ini karena terdapat berbagai informasi yang bermanfaat dan dapat diperoleh dengan mudah, juga dapat dinikmati dengan waktu yang lama. Di zaman informasi yang semakin canggih dan beragam seperti sekarang ini penggunaan media komunikasi modern adalah sebuah kebutuhan yang
harus
dimanfaatkan
keberadaannya
untuk
kepentingan
dalam
menyampaikan ajaran Islam atau dakwah Islam. Salah satunya dakwah melalui tulisan yang sering disebut dengan dakwah bil qalam yaitu dakwah melalui tulisan yang dilakukan dengan keahlian di berbagai media, baik media cetak seperti buku dan media elektronik internet atau blog. Dakwah bil qalam
3
Departemen agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung : PT.Madina Raihan Makmur, 2009) h.281
2
jangkauannya lebih luas kapan saja dan dimana saja mad’u dapat menikmati sajian dakwah.4 Buku yang mengandung pesan dakwah yaitu yang mengandung pesanpesan yang terdapat nilai-nilai aqidah, syari’ah dan akhlak yang dapat diterapkan dalam aspek kehidupan sosial. Islam selalu berpedoman kepada kehidupan yang islami, Oleh karena itu jika dalam suatu kumpulan kisah terdapat pesan dakwah, hal tersebut dapat mudah diterima dan dijadikan contoh oleh pembacanya. Seperti yang terdapat dalam buku yang berjudul Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvi Tiana Rosa dkk ini dipilih karena di dalam buku ini merupakan buku non fiksi yang berisikan kisah-kisah nyata dari pengalaman hidup seseorang yang dapat dijadikan pelajaran terutama bagi wanita-wanita muslimah. Buku ini mengandung pesan-pesan yang akan menambah pelajaran dan pengetahuan terutama bagi wanita muslimah yang memiliki niatan untuk memakai jilbab ataupun wanita yang sudah berhijab. Buku ini menyajikan kisah-kisah dari beberapa penulis yang menceritakan tentang kesabaran dan kegigihan seorang wanita muslimah yang ingin
sungguh-sungguh
menutup
aurat
dengan
berhijab
tetapi
dari
keinginannya tersebut ia mendapat tantangan dan gempuran dari orang-orang terdekatnya. Baik itu tantangan dari instansi sekolah, tetangga bahkan keluarga. Laa Tahzan, Jangan bersedih. Kalimat itu adalah jalan atau sikap yang harus kita ambil untuk melalui ujian tersebut. Asma Nadia sebagai salah satu penulis dalam buku ini ingin menyampaikan bahwa hidup adalah perjuangan,
4
Samsul Munir Amin, Metode Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.11
3
pengorbanan, kesabaran dan keikhlasan. Jadi cobaan apapun yang terjadi dalam hidup ini dapat dijadikan pelajaran hidup yang berharga dan suatu saat nanti dari cobaan tersebut dapat berubah menjadi kebahagian yang hakiki. Menurut Asma Nadia “Jilbab bukan hanya komitmen menjaga fisik dari yang tak berhak memandang, tetapi juga menjaga hati, pikiran dan akhlak sebagai muslimah”. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk memahami isi dari pesan dakwah yang terdapat dalam buku karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk. Penulis mengambil judul skripsi “ANALISIS ISI PESAN DAKWAH DALAM BUKU LAA TAHZAN FOR HIJABERS KARYA ASMA NADIA, HELVY TIANA ROSA, DKK” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Untuk membatasi agar tidak meluasnya pembahasan, maka dalam hal ini dibuat pembatasan masalah. Penelitian hanya dibatasi pada konteks pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam buku Laa Tahzan For Hijabers.
2. Perumusan Masalah Dengan demikian untuk lebih memperjelas penelitian ini maka penulis merumuskan beberapa permasalahan, yaitu : a. Bagaimana isi pesan Aqidah yang terdapat dalam buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk ?
4
b. Bagaimana isi pesan Syari’ah yang terdapat dalam buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk ? c. Bagaimana isi pesan Akhlak yang terdapat dalam buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk ? d. Pesan dakwah apa yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas adapun tujuan penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui isi pesan Aqidah dalam buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.
2.
Untuk mengetahui isi pesan Syari’ah dalam buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.
3.
Untuk mengetahui isi pesan Akhlak dalam buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.
4.
Untuk mengetahui pesan dakwah yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk.
2. Manfaat Penelitian
5
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara akademis dan praktis yaitu : A. Segi Akademis Penelitian ini dapat dijadikan sebuah kajian yang menarik dalam menyampaikan pesan dan memberikan hal yang positif terhadap perkembangan pengetahuan di bidang dakwah melalui media buku khususnya tentang penelitian analisis isi sebagai media peyampaian pesan. B. Segi Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi mahasiswa dan masyarakat untuk lebih menyukai buku sebagai media komunikasi dan juga memberikan wawasan kepada generasi muda untuk lebih memahami ajaran Islam melalui media buku yang telah dikemas semenarik mungkin sehingga dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.
D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode analisis isi (Content Analysis), yaitu teknik penelitian ilmiah yang tujuannya untuk mengetahui gambaran karakteristik isi. Dan pengertian isi disini mengidentifikasi objek secara tampak atau nyata
6
dan dilakukan secara objektif, valid dan reliable. Jadi menganalisis sesuai apa yang tersurat, bukan apa yang dirasakan oleh peneliti. 5 Menurut Krippendorff, analisis isi adalah suatu teknik penelitian yang dibuat untuk menarik kesimpulan yang dapat direplikasi (ditiru) dan sahih datanya dengan memerhatikan konteksnya. 6 Metode analisis isi digunakan dengan membaca untuk menalaah isi dari suatu buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk, yang diterbitkan oleh Asma Nadia Publishing House, Maret 2013. Dan unit pengamatannya adalah per-paragraf yang mengandung pesan dakwah dalam buku tersebut.
2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dari penelitian ini adalah buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk. Sedangkan objek penelitiannya adalah isi pesan dakwah yang ada di dalam pembahasan buku Laa Tahzan For Hijabers.
3. Teknik Sampling Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik Random Sampling. Dalam buku ini terdapat populasi yang ada yaitu 267 halaman yang saya ambil secara Random dengan mengambil halaman
5
Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk PenelItian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya (Jakarta: Kencana, 2011. h.15 6 Ibid., h.15
7
genap saja, yang berarti 50% dari jumlah populasi yang menjadi 133 halaman dari narasi setiap paragraf.
4. Teknik Pengumpulan Data Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara sebagai berikut : a. Coding Sheet, yaitu tabel yang berisikan kategori pesan yang dijadikan objek penelitian. Coding Sheet dibuat berdasarkan kategorisasi yang telah ditetapkan. b. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data berupa catatan, bukubuku penelitian, buku dakwah, buku komunikasi yang berkaitan dengan penelitian tersebut. c. Wawancara, mengadakan wawancara secara langsung dengan narasumber yaitu Asma Nadia, yang dilakukan secara mendalam dan terbuka tetapi bersifat fleksibel, susunan pertanyaan dapat berubah sesuai dengan kondisi responden untuk mengetahui lebih dalam buku yang akan diteliti dan untuk mengetahui perjalanan karir responden. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan Asma Nadia dikediamannya Jl.Kemang Swatama, Studio Alam Depok pada hari rabu tanggal 09-07-2014 yang sebelumnya membuat janji ke manajemen Asma Nadia melalui Email di
[email protected].
8
5. Teknik Pengolahan Data dan Definisi Operasional a. Kategorisasi Pesan Untuk memudahkan memahami kandungan isi pesan dakwah pada buku Laa Tahzan For Hijabers, maka peneliti membuat kategori pesan dakwah dalam bentuk kategorisasi sebagai berikut : Tabel 1 Kategorisasi Pesan No.
Kategori
1.
Aqidah
2.
Syari’ah
3.
Akhlak Berdasarkan kategorisasi tersebut penulis membuat definisi
operasional sebagai berikut : 1) Aqidah Yang dimaksud yaitu kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah SWT serta beriman kepada Allah, iman kepada malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada Rasul Allah, iman kepada hari hari kiamat dan iman kepada qada dan qadar. 2) Syariah Yang dimaksud dengan syariah yaitu tulisan-tulisan yang memuat tentang berbagai aturan dan ketentuan yang berasal
9
dari Allah SWT dan Rosulullah SAW dalam hal ibadah dan mua’amalah. Ibadah meliputi sholat, puasa, zakat, dan haji. Sedangkan muamalah berkaitan dengan pergaulan hidup antara sesama manusia seperti perkawinan, kewarisan, pidana, peradilan dan ekonomi, sosial, budaya. 3) Akhlak Yang dimaksud dengan akhlak yaitu tulisan-tulisan yang membahas tentang etika, moral, budi pekerti manusia dengan alam sekitarnya dan manusia dengan Allah SWT.
b. Penjurian atau Koder Untuk memperoleh reliabilitas dan validitas kategori isi pesan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers, penulis mengadakan pengujian kategori pada tiga orang juri atau koder yang dipilih dari orang-orang yang dianggap kredibel.Juri I Ida Hudaifah S.Pdi (Guru), Juri II Haslawati S.Pdi (Guru), Juri III Nurhidayanti S.E (Consultan Finance).
10
E. Teknik Analisis Data Hasil kesepakatan tim juri dijadikan sebagai koefisien reliabilitas. Untuk mencapai koefisiensi reabilitas kategori antar juri digunakan rumus Holsty.7 Koefisien Reliabilitas :
2M N1 + N2
Tabel 2 Koefisien Reliabilitas Kesepakatan Antar
Item
Kesepakatan ketidaksepakatan Nilai
Juri 1 dan 2
102
83
19
0,81
1 dan 3
102
81
21
0,79
2 dan 3
102
84
18
0,82
Dari tabel diatas menunjukan kesepakatan antar juri 1 & 2 sebesar 0,81 (nilai kesepakatan antar juri tinggi), Kesepakatan antar juri 1 & 3 sebesar 0,79 (nilai kesepakatan antar juri cukup tinggi), Kesepakatan antar juri 2 & 3 sebesar 0,82 (nilai kesepakatan yang sangat tinggi). Setelah itu diperoleh data-data nilai keputusan antar juri (komposit reliabilitas), dengan menggunakan rumus :
7
Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet-
1 h.76
11
Komposit Reliabilitas :
N (x antar juri) 1 + (N-1) (x antar juri)
Antar Juri
Nilai
1 dan 2
0,81
1 dan 3
0,79
2 dan 3
0,82
Total
2,42
Nilai rata-rata (X)
= 2,42 : 3 = 0,81
Komposit reliabilitas =
3 x 0,81 1 + 2 x 0,81
= 2,43 = 0,93 2,62
Dari hasil perolehan diatas ditemukan bahwa rata-rata tingkat kesepakatan antar juri sebesar 0,93 berarti terjadi kesepakatan yang sangat tinggi antar juri. E. Tinjauan Pustaka Dalam menentukan judul skripsi ini penulis telah mengadakan tinjauan ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan di perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurut pengamatan penulis, terdapat banyak kumpulan skripsi yang membahas tentang analisis isi tetapi sampai saat ini tidak menemukan adanya judul yang serupa dengan judul yang di ajukan oleh penulis. Oleh karena itu dapat disimpulkan penulis ialah orang pertama yang
12
mengangkat buku Laa Tahzan For Hijabers sebagai objek penelitian. Maka, Penulis menjadikan skripsi berikut sebagai referensi : “Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel ”Cinta di Ujung Sajadah” Karya Asma Nadia, di tulis oleh Lintang Marisa 2010. Secara garis besar pembahasan skripsi ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan 3 koder/juri. Diketahui pesan dakwah yang paling dominan dalam novel Cinta di Ujung Sajadah yaitu pesan Akhlak dengan hasil presentase 54,3 %, pesan Aqidah dengan presentase 28,6 %, dan Syari’ah dengan presentase terendah 17,1 %. “Analisis Isi Pesan Dakwah pada Novel “99 Cahaya di Langit Eropa” Karya Hanum Salsabiela Rais, ditulisoleh Renita Azhari 2013. Dalam pembahasan skripsi ini membahas pesan dakwah yang terkandung dalam novel dan berapa banyak pesan dakwah yang paling dominan yang terkandung dalam novel ini. Pesan Akhlak dengan presentase terbanyak 85%, pesan Aqidah dengan presentase 75%, Pesan Syari’ah dengan presentase 75%. Jadi presentase Aqidah dengan Syari’ah seimbang. “Analisis Isi Pesan Dakwah dalam Novel “Ranah 3 Warna” Karya Ahmad Fuadi, ditulis oleh Siti Fatimah 2012. Dalam pembahasan ini peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan pesan dakwah yang paling dominan dan menggunakan 3 juri. Pesan Akhlak dengan presentase terbanyak 86,5%, pesan Aqidah 7,57 % dan pesan Syari’ah 5,95%. Meskipun dipenelitian terdahulu sudah banyak yang menjadikan karya Asma Nadia sebagai objek penelitian yang salah satunya seperti
13
Lintang Marisa, Analisis Isi Pesan Dakwah dalam buku Cinta di Ujung Sajadah (Skripsi UIN Jakarta:2010). Dalam penelitiannya tersebut, dia memilih novel sebagai objek penelitiannya yang merupakan karya atau tulisan dari Asma Nadia sendiri, dalam penelitian ini pesan yang paling dominan adalah pesan Akhlak yang dimana melalui novel ini menceritakan bahwa penyampaian pesan dakwah yang berkaitan dengan cara berbakti kepada kedua orang tua, bagaimana penghormatan anak terhadap ibu walaupun beliau telah tiada. Sedangkan objek penelitian tulisan Asma Nadia yang saya gunakan adalah berupa buku yang didalamnya terdapat kisah-kisah atau cerita nyata dari beberapa penulis yang tidak hanya tulisan Asma Nadia saja seperti penelitian sebelumnya tetapi dalam buku ini juga terdapat tulisan dari beberapa rekannya yang menceritakan perjuangan wanita muslimah yang ingin memakai jilbab dan menceritakan pengorbanan ketika berjilbab. menurut saya itu yang membedakan objek penelitian saya dengan penelitian yang lainnya.
F. Sistematika Penulisan Agar penulisan skripsi ini lebih sistematis dan saling berhubungan antara satu bab dengan bab berikutnya, maka penulisan skripsi ini dibagi menjadi 5 bab :
14
BAB I
Pendahuluan Dalam bab ini penulis memaparkan tentang latar belakang masalah, Pembatasan dan perumusan masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, Metodologi penelitian, Kajian pustaka dan Sistematika penulisan.
BAB II
Landasan teori berisi : Pengertian analisis isi, Konsep dakwah, Pengertian dakwah, Metode dakwah, Media dakwah, Materi Dakwah, Buku sebagai media dakwah.
BAB III
Konsep dasarterwujudnya buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk. Sinopsis buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk. Sekilas tentang Asma Nadia Dkk dan karya Asma Nadia.
BAB IV
Analisis isi pesan dakwah dalam buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk. pesan dakwah yang paling dominan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers.
BAB V
Penutup, berisi kesimpulan dan saran-saran
15
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Analisis Isi Secara umum analisis isi merupakan suatu teknik analisis penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik isi dan menarik kesimpulan dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasikan secara
sistematis isi
komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel dan dapat direplikasi. 1 Menurut Weber analisis isi adalah sebuah metode penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat kesimpulan yang valid dari teks.2 Menurut Holsti analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat kesimpulan yang dilakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik pesan.3 Menurut Budd analisis isi adalah suatu teknik sistematis untuk menganalisis isi pesan dan mengolah pesan atau suatu alat
1 Eriyanto, Analisis Isi, Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h.15 2 Ibid., h.15 3 Ibid., h.15
16
untuk mengobservasi dan menganalisis isi perilaku komunikasi yang terbuka dari komunikator yang dipilih. 4 Prinsip kuantitatif berdasarkan definisi diatas ialah mencatat nilai-nilai bilangan atau frekuensi untuk melukiskan berbagai jenis isi yang didefinisikan. Diartikan juga sebagai prinsip digunakannya metode deduktif.5 Pelopor analisis isi Harold D. Laswell, yang mempelopori teknik Symbol Cooding, yaitu mencatat pesan secara sistematis untuk kemudian diberi interpretasi. Analisis isi banyak dipakai dalam bidang ilmu komunikasi dan merupakan metode utama yang dipakai dalam ilmu komunikasi baik media cetak maupun media elektronik. Melalui analisis isi peneliti dapat mempelajari gambaran isi, karakteristik pesan dari suatu isi. Analisis isi digunakan hampir semua disiplin ilmu sosial sebagai metodologi penelitian komunikasi.6
B. Konsep Dakwah 1. Pengertian Dakwah a. Dakwah secara etimologi
4
Rahmat Kriyanto, Riset Komunikasi, Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran,( Jakarta: Kencana, 2007) h.228 5 Ibid., h.289 6 Eriyanto, Analisis Isi, Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h.10
17
Pengertian dakwah secara etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu da’a-yad’u-da’watan, artinya
mengajak,
menyeru
memanggil.
Dakwah
dalam
pengertian tersebut, dapat dijumpai dalam ayat-ayat Al-Qur’an antara lain :7 Firman Allah Ta’ala :
Yusuf berkata : “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku.” (QS. Yusuf (12) : 33) Islam adalah agama dakwah,8 artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Implikasi dari pernyataan Islam sebagai agama dakwah menuntut umatnya agar selalu menyampaikan dakwah, karena kegiatan isi merupakan aktivitas yang tak akan pernah usai selama kehidupan dunia masih berlangsung.9 Maju mundurnya umat Islam sangat berkaiatan erat dengan kegiatan dakwah yang dilakukannya.10 Al-Qur’an merupakan
7
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), h.1 M.Masyhur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Jakarta: Al-Amin Press, 1997) h.8 9 M.Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006) cet.2, h.5 10 Didin Hafiduddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998) cet.3, h.76 8
18
sumber utama dalam melakukan dakwah yang mengandung pesan nilai-nilai kebenaran yang dapat dijadikan pedoman. Oleh karena itu nilai kebenaran Islam harus tersebar luas dan penyampaian kebenaran tersebut merupakan tanggungjawab umat Islam secara keseluruhan. Sesuai dengan misinya “Rahmatan Lil Alamin”, Islam harus tampil dengan wajah yang menarik supaya umat Islam mempunyai pandangan bahwa kehadiran Islam bukan sebagai ancaman bagi hidup mereka melainkan pembawa kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan mereka sekaligus sebagai pengantar menuju kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat.11 b. Dakwah secara terminologis Dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, Syeikh Ali Makhfudz
memberikan
definisi
dakwah
secara
terminologis adalah mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan melarangnya dari perbuatan munkar agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan di akhirat.12 Dakwah juga dapat diartikan sebagai suatu suatu kegiatan untuk memotivasi orang dengan basirah, maksudnya mendorong orang dengan pengetahuan
11
M.Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006) cet.2, h.5 Hasanuddin, Manajemen Dakwah, (Ciputat : UIN Jakarta Press, 2005)
12
cet.1, h.40
19
yang mendalam dengan tujuan agar motivasi ini tepat sasaran.
maknanya
yang
berarti
dakwah
yang
disebarluaskan dengan cara damai bukan dengan kekerasan,
serta
mengutamakan
(kesadaran
intelektual),
dan
aspek
afektif
kognitif (kesadaran
emosional). Dakwah demikian ini, disebut sebagai dakwah persuasif (membujuk). 13 Menurut Prof. H.M. Arifin, M.Ed, dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan,tulisan,tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur pemaksaan. 14 Amrullah Ahmad mengatakan pada hakikatnya dakwah Islam merupakan aktualisasi imani yang dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan manusia beriman
dalam
bidang
kemasyarakatan
yang
13 A.Ilyas Ismail, Prio Hotman, Filsafat Dakwah Islam Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam (Jakarta : Kencana, 2011) h.29-30 14 Arifin H.M, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) cet.5, h.6
20
dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa,
berpikir,bersikap,bertindak
manusia
pada
tataran kenyataan individual dan sosio-kultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertantu.15 Dakwah adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar dalam rangka menyampaikan pesan-pesan agama Islam kepada orang lain agar mereka menerima ajaran Islam tersebut dan menjalankannya dengan baik dalam kehidupan individual maupun bermasyarakat untuk
mencapai
kebahagiaan
manusia,
dengan
menggunakan media dan cara-cara tertentu.16 Dakwah dapat diartikan dalam 2 pandangan, menurut Prof.Toha Yahya Umar, M.A : 1. Pengertian dakwah secara umum : Ilmu yang berisikan ilmu pengetahuan cara-cara dan tuntunan kepada jalan yang benar. 2. Pengertian secara agama : Mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah
15 Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta: PLP2M, 1985) h.3 16 Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008) Cet-1, h.7-8
21
Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.17 Dari pengertian
diatas,
terdapat banyak
pendapat yang berbeda dalam menyatakan definisi dakwah. Jika ditarik dalam pandangan yang sama dakwah merupakan suatu proses mengajak umat manusia agar mengikuti ajaran-ajaran Islam sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadits sehingga dapat diterapkan
di
kehidupan
sehari-hari.
Dakwah
merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan muslim karena dakwah adalah salah satu cara untuk memberikan dorongan kepada orang lain untuk
bisa
menerima
ajaran
Islam
sesuai
kesadarannya sendiri dengan pesan-pesan agama yang disampaikan. 2. Metode Dakwah Seorang
da’i
sebagai
subjek
dakwah
memerlukan pengetahuan dan kecakapan dalam bidang metode. Dengan mengetahui metode dakwah, maka
penyampaian
pesan-pesan
dakwah
yang
disampaikan seorang da’i dapat mengena pada
17
H. Hasanudin, Retorika Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986)
cet.2, h.8
22
sasaran dan dakwah dapat diterima oleh mad’u sebagai objek dakwah. Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta” (melalui) dan “hodos” (jalan,cara).18 Dengan demikian dapat diartikan bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu metode juga berasal dari bahasa Jerman methodica, artinya ajaran tentang metode. Dalam bahasa Yunani metode berasal dari kata methodos artinya jalan, yang dalam bahasa Arab thariq.19 Dalam metode dakwah para pakar mengambil rujukan utama kepada firman Allah Ta’ala ( QS. AnNahl : 125) :
18
M.Arifin, Ilmu Pengetahuan Islam. (Jakarta: BumI Aksara, 1991), cet 1,
h.61 19
Hasanuddin, Hukum Dakwah. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet
1, h.35
23
Artinya : ”Serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalan-Nya dan Dialah yang mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.20 Di dalam ayat tersebut terdapat makna
da’i harus
memerhatikan mad’u, sehingga mereka merasa tidak dipaksa. Pada prinsipnya dakwah itu harus memanusiakan manusia, sesuai dengan fitrahnya yang suci. Hal tersebut wajib menjadi pedoman dalam merumuskan pesan dan menetapkan metode dakwah. Pada prinsipnya metodologis dakwah itu ada empat cakupan : 21 1) Al-Hikmah Hikmah ditafsirkan sebagai integrasi antar ucapan dan perbuatan, ilmu yang bermanfaat dan amal saleh, takut kepada agama dan bersikap hati-hati dalam agama. Singkatnya, dari tinjauan terminologis hikmah merujuk kepada
ketepatan
berkata
dan
bertindak
dan
memperlakukan sesuatu secara bijaksana. 2) Mau’izhah Hasanah Metode dakwah melalui mau’izah hasanah dilakukan dengan perintah dan larangan disertai dengan unsur motivasi dan ancaman yang diutarakan melalui perkataan 20 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011) Cet.1, h.247 21 A.Ilyas Ismail, Prio Hotman, Filsafat Dakwah :Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam (Jakarta : Kencana, 2011), Cet ke-1, h.201-209
24
yang dapat melembutkan hati, menggugah jiwa dan mencairkan
segala
bentuk
kebekuan
hati
serta
menguatkan keimanan. Metode ini terdiri dari bentuk pengajaran dan pembinaan. 3) Al-Jidal bi al-lati hiya ahsan (Debat yang terpuji) Metode dakwah ini dilakukan dengan dialog yang berbasis budi pekerti yang luhur, tutur kata yang lembut serta mengarah kepada kebenaran dengan maksud menolak argumen batil yang dipakai lawan dialog. 4) Tindakan yang setimpal (Iqabah bi al-Mitsl) Dalam pemetaan metode dakwah, tindakan balasan setimpal berada dalam lingkup dakwah bi al hikmahyang diidtilahkan dengan hikmat al-quwwah atau Jihad qitaly (jihad perang), maksud dari metode dakwah ini adalah untuk menolak fitnah terhadap dakwah Islam. Secara teori dakwah dapat dilakukan dengan 3 hal : 1.
Dakwah Bil Lisan merupakan dakwah yang lebih bersifat informatif, nilai persuasinya pun tidak ketinggalan karena tetap mengarahkan kepada loyalitas mengikuti ajaran agama, karena pada dasarnya dakwah bil lisan 25
memberikan informasi mengenai ajaran agama Islam dengan tujuan agar sasaran dakwahnya mampu memahami secara luas mengenai ajaran agama dan berangsur-angsur terjadi perubahan sikap menjadi lebih baik sehingga dapat
menyampaikannya
kepada
orang
banyak. Taktik dakwah bil lisan dikenal dengan sebutan ceramah agama, khutbah, pidato, pengajian. 2.
Dakwah Bil Hal merupakan dakwah yang bersifat persuasif karena dakwah bil hal ini pada hakekatnya adalah pemanfaatan situasi dan kondisi masyarakat sebagai kegiatan dakwah agar tumbuh rasa kepatuhannya terhadap ajaran tuhan dan agamanya. Strategi dakwah bil hal ini diterapkan sebagai langkah
mengubah
keadaan
masyarakat
menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dakwah bil hal biasanya dilakukan di lembaga pendidikan dan lembaga sosial. 22
22
Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Cet. 1, h.21-22
26
3.
Dakwah Bil Qalam merupakan
metode
dakwah melalui tulisan yang mempunyai kelebihan dapat dibaca dengan berulang-ulang dan dapat dinikmati oleh ribuan pembaca disetiap penjuru, juga lebih efektif dapat menghemat
waktu.
Seperti
:
koran,
buku/novel, majalah.
3. Media Dakwah Perkembangan teknologi saat ini menuntut para pendakwah tidak ketinggalan untuk memanfaatkan teknologi tersebut sebagai saranadakwahnya. Para pendakwah dapat dengan mudah menyampaikkan pesan dakwahnya kepada mad’u dengan cepat dan efektif sehingga pesan dapat sampai kepada mad’u dimana pun berada. Ada beberapa jenis media komunikasi yang digunakan dalam kegiatan berdakwah, antara lain :
1. Media Visual Media komunikasi visual merupakan alat komunikasi yang dapat digunakan dengan memanfaatkan
27
indra
penglihatan
dalam
menangkap informasinya. Seperti : Buku, surat kabar, buletin/majalah, slide. 2. Media Auditif Media auditif dalam pemahaman komunikatif merupakan media yang dapat ditangkap melalui indra pendengaran. Perangkat auditif ini pada umumnya alat-alat yang dapat dioperasionalkan sebagai sarana penunjang kegiatan dakwah. Seperti : Radio, tape recorder, telepon atau Handphone. 3. Media Audio Visual Media audio
visual merupakan perangkat
komunikasi yang dapat ditangkap melalui indra pendengaran maupun penglihatan. Media audio visual ini lebih dapat dimanfaatkan semua kalangan masyarakat. Seperti :Movie Film, televisi, dan Video.23 4. Materi Dakwah Materi dakwah (Maddah ad-da’wah) dalam istilah komunikasi disebut dengan istilah message
23
Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Cet. 1, h.34-44
28
(pesan).24 Jadi, materi dakwah merupakan pesan–pesan dakwah Islam yang harus disampaikan subjek kepada objek dakwah yaitu keseluruhan ajaran Islam yang ada didalam Kitabullah maupun Sunnah Rasul-nya.25 Pesan-pesan dakwah yang disampaikan kepada objek dakwah adalah pesan-pesan yang berisi ajaran Islam. Sumber materi dakwah pada dasarnya bersumber pada dua pokok ajaran Islam yakni Al-Qur’an dan Hadits.26 Akan tetapi secara konseptual pada dasarnya materi dakwah tergantung pada tujuan dakwah yang hendak dicapai. Materi
dakwah
yang
harus
disampaikan
tercantum dalam penggalan (QS.Al-Ashr : 3)27
Artinya “Saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran” (QS.AlAshr:103) Dalam arti lebih luas, kebenaran dan kesabaran mengandung makna nilai-nilai akhlak. Jadi,dakwah seharusnya mendorong
menyampaikan, mad’u
sebagai
24
mengundang, objek
dakwah
dan untuk
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah,2009),h.88 Hafi Anshari, Pemahaman dan Pengalaman Dakwah, (Surabaya: AlIkhlas, 1993) h.140 26 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.88-89 27 Ibid., h.89 25
29
memahami nilai-nilai yang memberikan makna pada kehidupan baik kehidupan akhirat maupun dunia. Dari sistem nilai ini dapat diturunkan aspek syariah dan fiqih yang
merupakan
rambu-rambu
untuk
kehidupan
akhirat.28 Menurut Endang Saifuddin Anshari (1996 :71) pokok-pokok ajaran Islam diklasifikasikan menjadi tiga pokok, yaitu:29 1. Masalah Keimanan (Aqidah) Aqidah adalah pokok kepercayaan agama Islam. Akidah Islam disebut Tauhid dan merupakan inti kepercayaan. Tauhid adalah suatu kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Islam, Aqidah merupakan I’tiqad bathiniyyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman.30 a. Iman kepada Allah SWT b. Iman kepada Malaikat Allah SWT c. Iman kepada Kitab Allah SWT d. Iman kepada Rosul Allah SWT e. Iman kepada Hari akhir 28
Ibid., h.89 Moch. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Kencana, 2009) h.332 30 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.90
29
30
f. Iman kepada Qadha dan Qadar Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukan oleh Rasullullah SAW.31
ﻭﻟِﻪ ﺭﺴ ﻭ ﻪ ﻭ ﹸﻜﺘﹸﺒﹺ ﻪﻤﻼﹶ ِﺌﻜﹶﺘ ﺍﷲِ ﻭ ﺒﺎﻥﻥ ﹸﺘ ْﺅﻤ َ ﺃﺎﻥﻴﻤ ﹾﺍﻟِﺎ ﻭﺸﹶ ﹺﺭّﻩ ﻴ ﹺﺭﻩ ﺭﹺ ﺨﹶﺍﻟﻘﹶﺩﺭﹺ ﻭﻭﻡﹺ ﺍﹾﻵﺨ ﺍﹾﻟﻴﻭ Artinya :“Iman ialah engkau percaya kepada Allah, malaikat-malaikatnya kitab-kitabnya, rasulrasulnya, hari akhir dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk” Dalam bidang aqidah ini bukan saja pembahasannya tertuju pada masalah yang wajib diimani, akan tetapi materi dakwah juga meliputi masalah yang dilarang sebagai lawannya, seperti syirik dan ingkar adanya Tuhan. 2. Masalah Keislaman (Syariah) Syariah adalah seluruh hukum dan perundangundangan yang terdapat dalam Islam, baik yang berhubungan antara manusia dengan Tuhan yang disebut ibadah, maupun antar manusia dengan sesama manusia muamalah.32 1.
Ibadah artinya menyembah, tunduk dan patuh. Ibadah meliputi thaharah, sholat, zakat, puasa, pergi haji jika mampu.
31
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.89-90 Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h. 90
32
31
2.
Muamalah : Al-Qununul Khas (hukum perdata), muamalah (hukum niaga), munakahat (hukum nikah), waratsah (hukum waris), Al-Qunnul’am (hukum publik),
hinayah
(hukum
pidana),
khilafah (hukum negara), jihad (hukum perang dan damai). Dalam islam syariah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka mematuhi semua peraturan Allah. Dalam hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi SAW ”Islam bahwasanya engkau menyembah Allah SWT, dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, mengerjakan shalat, membayar zakat yang wajib, berpuasa pada bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji di Mekkah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim) Hadis tersebut menjelaskan hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Artinya masalah yang berhubungan dengan syariah bukan saja sebatas ibadah kepada Allah tetapi juga masalah yang berkenaan dengan 3. Masalah Budi Pekerti (akhlak) Akhlak berasal dari kata khalaqa yakhluqu artinya menciptakan. Maka akhlak adalah segala sikap dan tingkah laku seseorang yang datang dari Allah SWT. Akhlak dalam aktivitas dakwah atau materi dakwah merupakan pelengkap keimanan dan keislaman seseorang 32
karena Islam menjunjung tinggi nilai-nilai moralitas dalam kehidupan manusia. Dengan akhlak yang baik dan keyakinan agama yang kuat maka Islam membentuk moral yang baik. Secara garis besar akhlak terbagi menjadi 3:33 1. Akhlak kepada Allah SWT 2. Akhlak kepada sesama manusia 3. Akhlak kepada lingkungan (hewan,tumbuhan) Ajaran akhlak dalam
Islam
termasuk
kedalam materi dakwah yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat penerima dakwah. Islam menjunjung tinggi nilai moralitas dalam manusia. Dengan akhlak yang baik maka Islam dapat membendung moral menjadi lebih baik. Pada dasarnya materi dakwah dapat disesuaikan ketika da’i menyampaikan materi dakwahnya kepada mad’u. Pokok-pokok materi dakwah yang disampaikan juga harus melihat situasi dan kondisi mad’u sebagai penerima dakwah agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh mad’u dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
penyusunan materi dakwah perlu
juga
diperhatikan tentang penggunaan bahasa, karena bahasa 33
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.91-92
33
dakwah harus dibedakan. Bahasa dakwah harus lebih persuasif .34 Selain itu isi pesan dakwah hendaknya direncanakan dan disusun terlebih dahulu dan harus dipahami oleh para da’i. Para pengkaji ilmu komunikasi sepakat bahwa isi pesan (materi) yang tersusun baik dan sistematis memiliki pengaruh yang lebih efektif daripada pesan yang tidak tersusun dengan baik atau tidak sistematis.35 C. Buku Sebagai Media Dakwah Menyampaikan informasi di zaman modern saat ini tidak
cukup
jika
hanya
menggunakan
lisan
kepada
masyarakat luas karena informasi yang disampaikan hanya dapat menjangkau jarak yang terbatas. Oleh karena itu, penggerak dakwah harus mampu mengembangkan hal-hal yang baru agar pesan yang disampaikan dapat sampai kepada khalayak luas dalam jangkauan yang jauh sekalipun. Lajunya perkembangan teknologi komunikasi yang merupakan suatu sarana untuk menghubungkan masyarakat dengan masyarakat lain di bumi yang luas ini tumbuh sangat pesat.
kecanggihan
teknologi
komunikasi
dapat
34 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer : Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) Cet.1, h.252 35 Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer : Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011) Cet.1, h.248
34
mempengaruhi seluruh kegiatan manusia, termasuk di dalamnya kegiatan dakwah sebagai pola penyampaian informasi dan pengetahuan. 36 Sebagai suatu kegiatan keagamaan, dakwah dituntut agar dapat dikemas dengan terapan media komunikasi sesuai dengan mad’u yang dihadapi. selain itu dakwah menggunakan media komunikasi juga lebih efektif dan dapat menghemat waktu. Salah satu cara yang dapat dilakukan da’i dalam menyampaikan
pesannya
yaitu
melalui media
cetak.
Penerapan berdakwah melalui media cetak berarti berdakwah melalui tulisan dari pena pendakwah untuk menyampaikan pesan dakwahnya melalui tulisan yang dapat dihayati isinya dan dibaca berulang oleh pembaca. Menulis merupakan tradisi intelektual muslim. Tradisi ini merupakan dorongan islam dari penguasaan ilmu yang terdapat dalam diri seseorang sehingga dari penguasaan ilmu tersebut dapat disampaikan melalui media tulisan dan dapat dijadikan sebuah buku yang didalamnya terdapat pesan-pesan yang terkandung dan dapat dijadikan contoh dalam kehidupan. Buku adalah salah satu media tulisan yang digunakan para
pendakwah
untuk
36
menyampaikan
pesan-pesan
Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Cet. 1, h.33
35
dakwahnya. Allah SWT berfirman dalam surat Luqman ayat 27 :
Artinya :“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering) nya, niscaya tidak akan habishabisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” 37 Manfaat buku bagi masyarakat tidak hanya sebatas media pendidikan dan pengajaran, melainkan buku dapat dimaknai sebagai media dakwah.38 Para ulama salaf telah mempergunakan buku sebagai media dakwah yang efektif. Bahkan buku-buku dapat bertahan lama, dan menjangkau masyarakat secara luas, menembus ruang dan waktu. Pemanfaatan buku sebagai media dakwah dapat dilakukan sebagai bentuk sarana yang dapat memberikan pemahaman dan mampu memberikan perubahan bagi pembacanya ke arah yang lebih baik. Semua buku dapat dijadikan sarana dakwah. Dakwah melalui buku berarti buku tersebut harus berdimensi pengetahuan
keagamaan yang
37 Departemen Agama R.I., Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Bandung:PT Madina Raihan Makmur) h.656 38 Bahri Ghazali, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997) Cet. 1, h.42
36
mengantarkan kepada pembacanya pada nilai-nilai yang ma’ruf dan hasanah. 39 Para da’i atau ulama penulis cukup banyak yang telah mengabdikan namanya dengan menulis dan mengarang buku/kitab sebagai kegiatan dakwahnya. Bahkan sampai sekarang kitab karya ulama terdahulu masih tetap dikaji, seperti Imam Al-Ghazali menulis Ihya’ Ulumuddin, Imam Nawawi menulis Riyadh Ash-Shalihin.40
39
Ibid., h.42
40
Samsul Amir Munir, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009) h.123
37
BAB III GAMBARAN UMUM SEKILAS TENTANG BUKU LAA TAHZAN FOR HIJABERS
A. Konsep Dasar Terwujudnya Buku Laa Tahzan For Hijabers Karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk Asma Nadia adalah salah seorang penulis wanita yang cukup dikenal masyarakat, ia telah banyak menciptakan karya tulis baik novel, cerpen dan buku. Salah satunya adalah buku Laa Tahzan For Hijabers buku tersebut berisi cerita dan kisah nyata dari para penulisnya. Cerita didalamnya sangat berkaitan erat dengan keadaan sosial yang terdapat disekeliling kita terutama bagi wanita yang sedang ingin berhijab maupun yang sudah berhijab. Lantas apa kaitan Laa Tahzan dengan Hijab ? “Laa Tahzan” diawal Asma Nadia berhijab dulu sempat tidak diajak bicara selama enam bulan oleh ibunya ia tidak ingin putri remajanya menutup diri dengan hijab (ibunda Asma Nadia seorang mualaf, butuh waktu untuk memahami bahwa jilbab wajib bagi muslimah). Pada usia 15 tahun tidak lama berhijab setelah lulus SMP, Asma Nadia mendapat tantangan keras dari SMA Favorit pilihannya waktu itu. Beberapa kali dipanggil kepala sekolah disuruh membuka jilbab dan dilarang mengikuti pelajaran olahraga kerena tidak sesuai dengan ketentuan dari pihak sekolah. Subhanallah pada saat itu jumlah muslimah yang berhijab hanya Asma Nadia dan sahabatnya kemudian lambat laun bertambah. Puncaknya dua puluhan muslimah mendapat vonis dikeluarkan dari sekolah. Asma Nadia tahu 35
kalau ibundanya tidak setuju jika anaknya berhijab tetapi Asma Nadia terinspirasi dari sikap Ali bin Abi Thalib yang masuk Islam pada usianya sembilan tahun bahkan tidak perlu meminta izin orang tuanya, selain itu Asma Nadia tidak ingin menunda berhijab sebab bisa saja dipanggil Allah sebelum berhijab, karena ia sadar bahwa berhijab termasuk dalam ibadah kepada Allah. Dan pada saat-saat genting Asma Nadia menemukan sebuah ayat Al-Qur’an yang dapat menyejukan hatinya yaitu : 1
Artinya: “Janganlah kamu merasa rendah dan bersedih karena kamu adalah orang-orang yang paling derajatnya jika kamu beriman.” (Ali Imran: 139) Jangan bersedih jika harus melalui ujian dahsyat untuk keputusan menutup aurat demi meraih cintanya, jangan lemah, selama ini Allah telah banyak memberikan kebaikan, saatnya membalas kebaikan–Nya dengan menunjukan ketaataan. 2 Laa Tahzan, jangan bersedih. Kalimat itulah adalah jalan yang diambil untuk melalui ujian tersebut.3 Dengan harapan tersebut, sejumlah muslimah membagi pengalaman kisahnya dibuku ini “Laa Tahzan For Hijabers”. Menurut Asma Nadia buku ini
1 Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk, Laa Tahzan For Hijabers, (Depok : AsmaNadia Publishing House, 2013), Cet-1, h.vii-ix 2 Ibid., h.vii-ix 3 Ibid., h.vii-ix
36
dapat dijadikan pesan yang dapat dijadikan perantara komunikasi sehingga pembaca tidak merasa digurui.4 B. Sinopsis Buku Laa Tahzan For Hijabers Pada judul ke-1 dalam buku ini di buka dengan karya Mecca Medina yang membagi pengalaman jilbab pertamanya“Jatuh Bangun Jilbabku”yang dengan alasan mencari kerja di bank yang harus memakai rok pendek. Namun Mecca merasa hidup di kedua sisi, bisa di bilang abu-abu, dan merasa munafik. Pada akhirnya ada isu selentingan apabila tidak berjilbab di daerah tersebut maka perempuan-perempuan yang belum menutupi kepala akan beresiko digunting rambutnya oleh kelompok di daerah tersebut. Situasi ini tidak disiasiakan dan akhirnya Mecca berjilbab dengan persetujuan atasannya dan Alhamdulillah semua pegawai perempuan berjilbab semua. Pada judul ke-2 pengalaman dari Novia Syahidah “Sedap Dipandang, Jangan Coba Dipegang!” berawal ketika ada teman yang meninggal karena kecelakaan sejak itu terlintas dalam benak bahwa meninggal tidak mengenal usia, Novia mulai memikirkan keinginannya untuk berjilbab karena Novia tidak ingin mati sebelum menutup aurat. Setelah memakai jilbab sedikit demi sedikit ketika liburan sekolah banyak yang tidak setuju dengan keputusannya memakai jilbab dan paling banyak komentar datang dari laki-laki, hampir setiap hari Novia harus berhadapan dengan komentar-komentar yang bernada miring mungkin karena para lelaki tersebut enggan menggoda karena perubahan penampilannya. Lambat laun Novia mulai menyadari betapa 4
Wawancara Pribadi dengan Asma Nadia, Pada Rabu 09-07-2014, Jam 17.00 WIB
37
nyamannya jauh dari pusat perhatian para lelaki yang hanya ingin melihat penampilan wanita yang sexy. Judul ke-3 ditulis oleh Nadhira Khalid ”Boleh Pinjam Jempolnya?” Nadhira Khalid pada saat itu tinggal di Bali yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, Nadhira tinggal di Karanglangko permukiman muslim, penduduknya keturunan suku sasak Lombok dan masih keturunan Arab namun di keluarganya tersebut tumbuh pemahaman bahwa berjilbab itu hanya untuk perempuan yang sudah menikah. Meskipun dikampung myoritas Islam, tapi tetap saja Nadhira menjadi siswa minoritas. Buku mengenai tentang jilbab mulai dibacanya dan sejak itulah ia mulai mengerti tentang jilbab. Dan awal Nadhira berjilbab pada saat SMA banyak yang heran melihat dirinya berjilbab dan seiring berjalannya waktu sampai hari terakhir sekolah, siswa kelas tiga dinyatakan lulus dan diminta membubuhkan cap jempol untuk ijazah, entah mengapa Nadhira merasa wali kelasnya tidak menyukainya suka mengkritik jilbab yang dikenakannya dan pada saat Nadhira dipanggil perasaan muncul perasaan takut dan ternyata wali kelasnya hanya ingin meminjam jempolnya dan meminta izin menyentuh ibu jarinya untuk ditempelkan diatas tinta. Selanjutnya judul ke-4 tulisan dari Femmy Syahrani “Moments in Jilbab” Femmy tumbuh dilingkungan yang tak berjilbab, meskipun begitu pendangannya tentang jilbab perlu dipakai oleh karena itu Femmy satu-satunya didalam keluarga yang memakai jilbab. Banyak orang yang menganggapnya bukan muslimah karena tampangnya karena Femmy merupakan keturunan Tionghoa dan Pakistan. Awal keinginan berjilbab ketika Femmy mengikuti
38
pertukaran pelajar ke Amerika, tinggal setahun di negeri orang membuat Femmy ingin menegaskan identitasnya sebagai muslimah dan Femmy pun mengirim surat ke tanah air untu meminta izin kepada ibu dan keluarganya. Ibunya menyarankan untuk berjibab menunggu sampai mendapatkan pekerjaan karena menurut ibunya mencari pekerjaan dengan memakai jilbab sangat sulit. Dan akhirnya Femmy pun mendapat pekerjaan dan mulai mengenakan jilbab dibantu dengan sobatnya. Judul ke-5 merupakan tulisan Evatya Luna yang merupakan pengalaman dari saudaranya Nurhayati Zubaidi yang berjudul “Kesadarannya Baru, Jilbabnya Lusuh” Nur merupakan anak seorang guru ngaji dikampung dan marupakan keluarga yang sederhana. Nur masuk SMA favorit karena kecerdasannya ia mendapat beasiswa di sekolah tersebut. saat sang kakak memutuskan untuk berjilbab, Nur pun merasa iri dan kewajiban untuk menutup aurat pun mulai disadarinya. Ketika Nur mulai bersekolah di SMA ia pun ingin tetap memakai jilbab seperti sewaktu Nur di Tsanawiyah, karena tidak memiliki biaya ia pun memakai seragam lamanya, Gadis kecil dengan atasan lusuh yang sudah kekecilan, rok menggantung dibawah lutut. Pada judul ke-6 merupakan pengalaman cerita Inet “Jilbab and My Nightmare” sejak SD,SMP,SMA Inet sudah mengenakan jilbab, suatu ia sedang dikamar kosan temannya ia membuka jilbabnya yang Inet mengira tidak ada orang, tiba-tiba ada seorang laki-laki masuk kamar itu dan menutup pintunya. Takut ada kejadian yang tidak diinginkan Inet meminta tolong dan
39
teman-temannya pun menghampirinya. Sejak saat itu Inet tidak ingin membuka jilbabnya dimanapun dia berada. Pada judul ke-7 pengalaman Gardina Wiryo “Jilbab dan Dilema” latar belakang keluarga Gardina merupakan keluarga yang berbeda agama, hanya sedikit perempuan yang memakai jilbab dikeluarganya. Saat duduk di SMU diam-diam muncul keinginan untuk berjilbab dan kesadaran untuk menutup aurat, akan tetapi keinginannya pun tertunda karena tidak memiliki biaya untuk membuat seragam baru yang panjang. Setelah lulus SMU, Gardina pun masuk universitas melalui jalur PMDK, ia memantapkan hati untuk berjilbab dengan segala keterbatasan dana, Gardina pun memodifikasi baju yang dimilikinya menjadi pakaian yang menutup auratnya. Judul ke-8 tulisan Novia Syahidah yang menceritakan pengalaman Syarifatus Salma yang berjudul “Perjalanan Panjang Sebuah Hijab” Salma bekerja sebagai juru masak di pondok pesantren yang seharusnya ia masih duduk dibangku SMP, namun karena keterbatasan biaya akhirnya ia pun harus bekerja. Suatu saat ia diberikan kesempatan ikut belajar di kelas pondok pesantren tempat ia bekerja namun dengan syarat harus mendapat izin dari tokoh masyarakat di kampungnya ia pun pergi kerumah salah satu ustadz dan sesampainya disana Salma di caci maki karena penampilannya yang berjilbab panjang dan memakai gamis karena dianggap mengikuti ajaran sesat. Sampai akhirnya Salma dijemput paksa oleh keluarga dan dikirim ke surabaya untuk bekerja disana, hanya tiga bulan disana Salma pun kembali kerumah. Ketika itu Salma bertemu dengan seorang Ibu berjilbab dan Salma pun diajak bekerja
40
dirumah teman dari Ibu itu. Delapan bulan bekerja Salma kembali ke pesantren dan mulai belajar dikelas seperti santri lainnya dengan biayanya sendiri. Pada judul ke-9 diceritakan pengalaman dari Sinta Yudisia “Me, Top Girls, and The Gank” pada waktu SMA Sinta memiliki gank sekumpulan cewek dan cowok yang heboh suka happy happy di luar rumah seperti nonton di bioskop dan jalan-jalan, selain mereka, Sinta juga memiliki dua sohib lainnya dikelas yang ramah,cantik dan sopan. Apalagi dua top girls ini memakai jilbab yang terlihat tambah cantik dan sejuk. Penampilan kedua temannya itu pun membuat Sinta mencari info tentang jilbab. Ketika dikamar, Sinta sering bercermin sambil mencoba memakai jilbab yang dirasanya sangat sulit untuk memakainya dengan rapi. Lambat laun Sinta pun berjilbab dan mencoba meninggalkan hobinya untuk nonton di bioskop dan naik gunung. Judul ke-10 pengalaman berjilbab dari Mimin Ha Way “Perjuangan Menuju Jalan Nyaman” saat bergabung anggota Rohis SMU mimin belum mengenakan jilbab teman-teman sering menyarankan untuk memakai jilbab namun mimin selalu menjawab “ntar pas kuliah”. Sampai pada akhirnya masamasa kuliah mimin meminta izin kepada ibunya untuk memakai jilbab dan ibu mendukung. Awal yang mudah dan indah namun menjaga komitmen sangan sulit, dan pertentangan batin pun dapat terjadi. Judul ke-11 merupakan pengalaman Demitri Rahmayanti “Ketika Hidayah itu datang” saat itu demitri belum mempunyai keinginan untuk berjilbab, ketika masuk SMA ia tertarik dengan kegiatan tafakur alam yang diadakan Rohis. Keinginan berjilbab pun muncul akan tetapi orang tua demitri
41
tidak setuju dengan keputusannya memakai jilbab tapi ia tetap berjilbab meskipun banyak protes dari keluarga dan membuat keimanannya naik turun tetapi ia tetap berusaha mempertahankan jilbab yang dikenakannya hingga kedua orang tunya merestui. Judul ke-12 Mariska Christianti yang menulis tulisannya dengan judul ”Jilbab Dulu dan Sekarang” Mariska yang beragama non muslim saat itu sedang menjaga tas teman kampusnya di mushola lalu ia disapa oleh wanita berjilbab hingga terjadi percakapan yang panjang sampai akhirnya Mariska menceritakan ketertarikannya terhadap Islam, dan wanita itu pun memberikan Mariska sebuah buku tauhid. Pada saat dirumah Mariska melaksanakan kebaktian dan menanyakan beberapa pertanyaan kepada ibu Pendeta. Beberapa bulan mempelajari Islam, Mariska pun resmi hijrah menjadi muslim dan memakai jilbab, dari mulai jilbab ukuran pendek sampai ukuran panjang menutupi dada. Judul ke-13 pengalaman berjilbab dari Nurhasanah Fajri dengan judul “Panggil Saya Nurhasanah” awal berjilbab saat masih SMA, proses Nurhasanah berjilbab tidaklah istimewa namun setelah berjilbab itulah yang membuat Nurhasanah tidak akan lupa. Banyak teguran dan cacian setelah Nurhasanah berjilbab. Sampai ia merasa malu dengan nama Nurhasanah yang disandangnya, ketika itu ia mendapatkan teguran lewat mimpi dan sejak itulah ia merasa yakin kembali dan kembali berkata panggil saya Nurhasanah. Judul ke-14 Marya Miranti Yustiahati berbagi pengalamannya dengan judul ”Titian Hidayah Lewat Jilbab” suatu hari teman Marya menanyakan apa
42
ada keinginan untuk berjilbab. Dan sebenarnya sejak SD Marya sudah mempunyai keinginan untuk bejilbab tetapi karena berbagai masalah ia pun lupa dengan keinginanya dan titian jalan hidayah pun terbuka melalui senior dikampus yang membantu memperbaiki ibadah Marya. Judul ke-15 pengalaman dari Alia Yumadiawati “Jilbab Susan dan Persahabatan yang Indah” Awal bertemu Susan ketika SMU saat itu Alia dan Susan sering menghabiskan waktu bersama, Susan ingin sekali mengenakan jilbab tapi dihadapkan pilihan yang sulit yang diberikan oleh bapaknya, perjuangan Susan pun tetap berjalan untuk dapat mengenakan jilbab, meski Alia dan Susan terpisah jarak dan kota mereka pun tetap menjalin komunikasi dan saling menguatkan satu sama lain. Judul ke-16 pengalaman Hikaru yang menulis judul “Ukhti Kecil” zaman Hikaru masih kecil ia belum kenal kaum jilbabers dan ketika itu ia mengikuti jejak kakanya untuk berjilbab. Dan pada saat berada ditoko buku ada seorang ikhwan dan memanggilku dengan sebutan ukhti kecil. Judul ke-17 tulisan dari Muthi’ Masfu’ah ”Ketika Harus Memilih” awal Muthi berjilbab ia banyak mendapatkan protes dari teman akrabnya belum lagi ia memiliki hobi seperti anak laki-laki yang bisa dibilang ia tomboy. Banyak hal yang membuat sesak dadanya setelah Muthi memakai jilbab dengan keyakinannya ia tetap memakai jilbab dan menemukan jati diri Muthi yang sebenarnya. Judul ke-18 pengalaman dari Indah S.Pratidina dengan judul ”Buka..Ngak..Buka..Ngak” saat itu Indah mengikuti program pertukaran pelajar
43
ke Jepang, diantara temannya hanya Indah yang mengenakan jilbab pada saat itu ia sempat goyah akan jilbab yang dikenakannya, banyak yang memandang aneh jika berjilbab di Jepang banyak pula pertanyaan yang dilontarkan kepada Indah tentang jibabnya dan pada akhirnya ia tidak kuat menyimpan sendirian emosinya ia membuat catatan sebagai bait do’a untuk menguatkannya. Judul ke-19 dari Nurhayati Pujiastuti “Jilbab Pertama Jauh Lebih Pahit” awal Nurhayati berjilabab ketika usia 17 tahun kemudian beberapa tahun setelah itu ia melepas jilbabnya. Menurutnya banyak rintangan yang harus dilalui untuk gadis remaja yang berjilbab tinggal di kota besar. Ada yang bilang jilbab dianggap simbol kuper dan lain sebagainya selalu ada aral yang melintang ketika Nurhayati ingin memakai jilbabnya lagi. Namun, ia tidak peduli dengan omongan orang karena ujian merupakan bentuk cinta dari Allah. Pada judul ke-20 Diyan Sudiharjo ingin membagi kisahnya dengan tulisan yang berjudul “All is Well” pada waktu SMA diyan sudah familiar dengan kerudung, salah satu dorongan memakai kerudung ketika merasa utang janji kepada kakanya yang kedua tiba disekolah adalah hari pertamanya memakai seragam OSIS plus jilbab reaksi teman-teman pun biasa saja. Judul ke-21 tulisan dari Helvy Tiana Rosa “Pakai Jilbab? berani dong!!” pertama kali Helvy mengaji pada usia 18 tahun dan dari menghadiri pengajian tesebut merupakan awal ia memakai jilbab akan tetapi disekolah ia mendapatkan larangan untuk mengenakan jilbab namun ia tetap memberanikan diri untuk berhijab, ibu pun merasa tidak suka jika ia memakai jilbab sampai akhirnya ia menjelaskan kepada sang ibu untuk tetap memakai jilbab.
44
Judul ke-22 tulisan yang berjudul “Mahrom” dari Asma Nadia. Urusan mahrom sangat penting bagi muslimah berjilbab. Supaya tidak salah membuka jilbab dihadapan lelaki karena alasan masih saudara. Banyak hukum terhadap muslimah yang berkaitan dengan mahrom, semoga ikhtiar jilbab semakin tegas. Judul ke-23 tulisan Asma Nadia yang berjudul “Sehelai Kain Tanda Cinta” hal pertama yang menyentakkan hati Asma Nadia untuk berjilbab adalah kenyataan bahwa begitu ringan perintah tersebut karena hijab tidak seberat logam tetapi masih ada muslimah yang ragu untuk mengenakannya. Bersyukur jika jilbab telah mengetuk hati pintu kita, rangkul hidayah Allah sebelum Allah menariknya dan tak ada jaminan kenikmatan yang serupa.
C. Asma Nadia Dkk dan Karya Asma Nadia Asma Nadia lahir di Jakarta 26 Maret 1972, gadis cantik tersebut mempunyai nama Asmarani Rosalba yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan Asma Nadia. Saat ini Asma Nadia telah memiliki keluarga kecil ia memiliki dua orang anak yang bernama Putri Salsa dan Adam Putra Firdaus, ia dan keluarga kecilnya tinggal di Jalan Kemang Swatama residence, Blok B No.3 Studio Alam Depok. Asma Nadia saat ini dikenal sebagai salah satu penulis perempuan Indonesia, Selain aktif menulis, sejak tahun 2009 Asma Nadia juga merintis penerbitan sendiri yang dikenal dengan Asma Nadia Publishing House.
45
Selain itu Asma Nadia juga aktif memberikan workshop dan dialog kepenulisan berbagai ceramah keislaman ke berbagai pelosok tanah air, hingga beberapa kota di Jepang (Tokyo, ,Kyoto, Nagoya, Fukuoka) dan beberapa kota di benua Eropa (Roma, Jenewa, Berlin, Manchester, New Castle, Wina, Paris Stockholm dll ). 5 Dari perjalanannya suksesnya tersebut Asma Nadia yang dijumpai di kediamannya pada tanggal 09-Juli-2014 lalu menceritakan awal kisah perjalanannya sehingga ia bisa menjadi penulis yang sukses dan dikenal oleh masyarakat. Awal Asma Nadia menulis ketika ia masih duduk di bangku SMP, saat itu menulis adalah salah satu hobinya dan mengarang adalah salah satu pelajaran yang di gemarinya. Awal mula ia menulis tidak lepas dari dukungan ibundanya dan kakak perempuannya, pada saat itu di waktu Asma Nadia kecil ia sering sakit-sakitan seperti jantung, paru-paru, geger otak sampai 5 tumor bersarang di sekitar leher ia pernah mengalaminya dan setelah dilakukan operasi masih ada 3 tumor yang ada. Selama di rumah sakit ibunda Asma Nadia atau yang ia panggil dengan sebutan mami selalu memberikan buku bacaan kepada Asma Nadia sampai sang ibu merelakan makan siangnya untuk membelikan buku kepada sang anak karena pada saat itu kondisi keluarganya sangat sederhana dan tinggal di pinggiran rel kereta api, lambat laun Asma Nadia mulai menulis dengan meminjam mesin ketik yang dipinjam dari guru ngajinya dan mulai mengirim tulisannya ke berbagai media, ditolak dan dicaci
5
Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk, Laa Tahzan For Hijabers, (Depok : AsmaNadia Publishing House, 2013), Cet-1,h. 256
46
tulisan yang ia buat pernah ia terima dan pada saat itu sang kakak lah yang membangun motivasi nya lagi untuk berani menulis hingga bisa menjadi penulis seperti sekarang ini.6 Asma Nadia sekolah di SD Kartini 2 Jakarta dan melanjutkan pendidikannya di SMP 78. Asma nadia tergolong anak yang cerdas dan berbakat menulis sejak kecil ia mulai mulai mengembangkan tulisannya sejak usia 14 tahun pada saat duduk di kelas 2 SMP. Dan setelah lulus di SMA 1 Budi Utomo Jakarta ia mencoba mempublikasikan tulisannya ke media, di usianya ke 26 tahun Asma Nadia mencoba mempublikasikan bukunya dan buku pertamanya itu berjudul “Kisah Biasa dari Orang-Orang Biasa” tapi menurut Asma Nadia buku tersebut mengecewakan karena covernya tidak sesuai dengan yang diinginkan dan akhirnya pada tahun 2000 awal februari buku Asma Nadia diterbitkan oleh Syaamil seri Aisyah Putri.7 Anak dari pasangan H.Amin Ivo’s dan ibu Hj.Maria Amin ini selain memiliki hobi menulis dan menjadi Public Speakeria juga suka travelling, hingga pada saat itu ia membuat novel yang berjudul Jilbab Traveller. Sudah lebih sari 48 negara dan 155 kota besar ia kunjungi.8 Menurut Asma Nadia menulis merupakan salah satu alat komunikasi yang dapat memberikan manfaat bagi pembaca apa yang sebelumnya pembaca tidak mengetahui menjadi tahu sehingga menjadi suatu hal yang baru bagi pembaca. Menulis 6
Wawancara Pribadi dengan Asma Nadia, Pada Rabu 09-07-2014, Jam 17.00 WIB Wawancara Pribadi dengan Asma Nadia, Pada Rabu 09-07-2014, Jam 17.00 WIB 8 Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk, Laa Tahzan For Hijabers, (Depok : AsmaNadia Publishing House, 2013), Cet-1,h. 256 7
47
juga dapat menghasilkan karya yang dapat dijadikan kenangan dan manfaat ketika penulis telah tiada buku yang diterbitkan tetap hidup dan tetap memberikan manfaat bagi pembaca. 9 Disaat perbincangan dengan Asma Nadia, ia menceritakan kesibukan yang dijalaninya saat ini selain mengelola toko diskon Asma Nadia di D’Mall Depok ia juga sedang mempersiapkan kontrak yang ditawarkan oleh Rafi Film yaitu novel yang berjudul Assalamualaikum Beijing dan Jilbab Traveller 10. Sebelumnya Asma Nadia juga telah memiliki karya yang telah di filmkan, diantaranya Emak Ingin Naik Haji (Film yang meraih lima penghargaan di festival film Bandung, sebagai film terpuji), Rumah Tanpa Jendela dan 17 Catatan Hati Ummi (dengan judul Film Ummi Aminah), dan sinetron Catatan Hati Seorang Istri (RCTI). Selain itu Asma Nadia juga menulis skenario : Pintu Surga (Seri Ramadhan di Trans TV) dan Anak Matahari ( SCTV).11 Asma Nadia merupakan salah satu penulis perempuan Indonesia yang sangat produktif. Ia sudah menghasilkan 48 buku, juga menyusun puluhan buku lain bersama para pembacanya yang tergabung dalam komunitas bisa menulis dan alumni Asma Nadia writing workshop dan teman-teman penulis lainnya. Di dalam buku Laa Tahzan For Hijabers ini Asma Nadia mengumpulkan berbagai cerita pengalaman teman-temannya ketika awal berhijab yang tujuannya agar pembaca dapat memiliki kekuatan lebih ketika 9
Ibid.,h.256 Wawancara Pribadi dengan Asma Nadia, Pada Rabu 09-07-2014, Jam 17.00 WIB 11 Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk, Laa Tahzan For Hijabers, (Depok : AsmaNadia Publishing House, 2013), Cet-1,h. 255 10
48
ingin berhijab tapi mendapat rintangan dari luar. Yang dimana tahap penulisan buku ini memerlukan proses setelah Asma Nadia membaca cerita yang dikirimkan lalu Asma Nadia memberikan kesempatan kepada penulis untuk merevisi kembali tulisannya yang menurut Asma Nadia masih ada kesalahankesalahan karena ia ingin mengajak teman-teman menulis sebagai media pembelajaran untuk mereka sehingga mereka mendapakan edukasinya. 12
Karya-Karya Asma Nadia : Assalamualaikum Beijing Salon Kepribadian Derai Sunyi, novel, mendapat penghargaan Majelis Sastra Asia Tenggara (MASTERA) Preh (A Waiting), naskah drama dua bahasa, diterbitkan oleh Dewan Kesenian Jakarta Cinta Tak Pernah Menar, kumpulan cerpen, meraih Pena Award Rembulan di Mata Ibu (2001), novel, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI sebagai buku remaja terbaik nasional Dialog Dua Layar, memenangkan penghargaan Adikarya IKAPI, 2002 101 Dating meraih penghargaan Adikarya IKAPI, 2005 Jangan Jadi Muslimah Nyebelin!, nonfiksi, best seller. Emak Ingin Naik Haji: Cinta Hingga Ke Tanah Suci (AsmaNadia Publishing House) Jilbab Traveler (AsmaNadia Publishing House) 12
Wawancara Pribadi dengan Asma Nadia, Pada Rabu 09-07-2014, Jam.17.00 WIB
49
Muhasabah Cinta Seorang Istri Catatan hati bunda Catatan Hati Seorang Istri (CHSI), nonfiksi, Dijadikan sinetron dengan judul yang sama di RCTI
Karya-karya berikut ditulis bersama penulis lain: The Jilbab Traveler Jangan Bercerai Bunda Catatan Hati Ibunda Laa Tahzan for Hijabers Ketika Penulis Jatuh Cinta, Penerbit Lingkar Pena, 2005 Kisah Kasih dari Negeri Pengantin, Penerbit Lingkar Pena, 2005 Jilbab Pertamaku, Penerbit Lingkar Pena, 2005 Miss Right Where R U? Suka Duka dan Tips Jadi Jomblo Beriman, Penerbit Lingkar Pena, 2005 Jatuh Bangun Cintaku, Penerbit Lingkar Pena, 2005 Gara-gara Jilbabku, Penerbit Lingkar Pena, 2006 Galz Please Don’t Cry, Penerbit Lingkar Pena, 2006 The Real Dezperate Housewives, Penerbit Lingkar Pena, 2006 Ketika Aa Menikah Lagi, Penerbit Lingkar Pena, 2007 Karenamu Aku Cemburu, Penerbit Lingkar Pena, 2007 Catatan Hati di Setiap Sujudku, Penerbit Lingkar Pena, 2007. Badman: Bidin
50
Suparman Pulang Kampung Pura-Pura Ninja Catatan Hati di Setiap Sujudku (kumpulan tulisan dari mailing list).
Karya-karya penulis lain yang diterbitkan AsmaNadia Publishing House: Mengejar-ngejar Mimpi Dikejar-kejar Mimpi Gara-gara Indonesia
Berikut ini merupakan penulis yang ikut memberikan kisah pengalaman pribadinya ketika memakai jilbab di buku Laa Tahzan For Hijabers :13 Alia Yumadiawati Alia sudah mulai menulis ketika dibangku SMP. Saat SMU, cerpennya yang berjudul Asa yang Tersisa meraih juara ketiga pada acara Milad Jamaah Shalahuddin yogyakarta. Alumni Komunikasi Jurnalistik PPKP UNY ini ternyata sudah menghasilkan beberapa karya, diantaranya: Optimis Aja, Fren ! (Smart Media, 2004), Asiknya Mencintai Cinta (Media Insani, 2004), It’s My Smart Diary (Baraka, 2005) bersama Musaffa Haidir, Menembus Batas Diri (Fastabiq Media, 2005), Kala Bahagia Membahana (Baraka,2006), Diari Taubat (Lingkar Pena Publishing House, 2008). Bahkan pernah 13
Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk, Laa Tahzan For Hijabers, (Depok : AsmaNadia Publishing House, 2013), Cet-1,h. 256-267
51
membuat naskah teater, dan dipentaskan. Serta membuat naskah radio Jang Emki. Demitri Rahmayanti Ibu ini merupakan staf di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Selain menjadi PNS, Demitri juga mengelola bisnis online. Judul tulisan Ketika Hidayah Itu Datang yang tergabung dalam buku ini merupakan karya beliau yang dipublikasikan. Diyan Sudiharjo All is Well merupakan tulisan pertama yang ditulis oleh Diyan alumni Universitas Padjadjaran dan dipublikasikan. Pesan dari Diyan semoga kisah perjalanan berhijabnya dalam buku ini dapat menginspirasi muslimah dimanapun. Evatya Luna Evatya merupakan salah satu peserta Asma Nadia Writing Workshop di surabaya. Beberapa cerpennya pernah dimuat di majalah Muslimah dan Anngun. Hapuslah Air Matamu, sebuah buku antologi Charity For Indonesia yang dimana Evatya tergabung didalamnya. Femmy Syahrani Sejak kecil Femmy sudah tertarik pada dunia buku, bahkan citacitanya menjadi ahli bahasa. Sejak usia kanak-kanak Femmy sudah akrab dengan penulis luar negeri, Enid Blyton. Femmy sudah menghasilkan novel Panah Patah Sangkuriang (Gramedia, 2003) dan Galau Putri Calon Arang (Gramedia, 2005). Sebelum menjadi seorang penulis, Femmy sudah
52
lebih dulu terkenal didunia penerjemahan. To Kill A Mockingbird, Karya Herper Lee, serta Percy Jackson and The Olympians yang sudah diangkat kelayar lebar, merupakan fiksi yang sudah diterjemahkan. Gardina Wiryo Gardina merupakan sarjana lulusan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Jakarta ini semakin bersemangat menulis sejak bertemu penulis Asma Nadia. Beberapa karya Gardina yang sudah dipublikasikan dalam buku antologi : Lovely Lebaran, Dear Mama #7, Dear Papa #3, Scary Moment #1, serta Sembuh dan Sukses Dengan Terapi Menulis. Juga tulisan Jilbab & Dilema. Aktivitas yang dijalani Gardina sekarang adalah salah satu pengajar Bahasa Inggris untuk program Access dari Kedutaan Amerika. Helvy Tiana Rosa Helvy merupakan salah satu pendiri Forum Lingkar Pena, salah satu komunitas menulis terbesar di Indonesia. ia juga merupakan dosen Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Jakarta. Ketika Mas Gagah Pergi merupakan salah satu karya Helvi yang fenomenal, sejak pertama kali diterbitkan majalah Annida, 1993 dan diterbitkan kembali oleh Asma Nadia Publishing House dengan judul Ketika Mas Gagah Pergi dan Kembali. Buku Tanah Perempuan (2007), Lelaki Kabut dan Boneka/Dolls and The Man of Mist (Syaamil, 2002), Hari-hari Cinta Tiara (Mizan,2000), Hingga Batu Bicara (Syaamil,1999), Mc Alliester
53
(Moeslim Press,1996). Cerpennya juga tergabung dalam buku antologi : Kitab Cerpen Horison Sastra Indonesia (Yayasan Indonesia,2002), Dunia Perempuan (Bentang,2002), Matahari Tak Pernah Sendiri (LPPH,2005), Dokumen Jibril (Republika,2005). Pada tahun 2009 Helvy menjadi salah satu dari lima belas orang Indonesia yang masuk dalam buku 500 The Most Influential Muslims in The World (500 tokoh paling berpengaruh di Dunia) hasil riset Royal Islamic Studies Centre, Jordan bekerjasama dengan Georgetown University. Penghargaan lainnya : She CAN! Award dari Tupperware (2009), Kartini Award dari majalah Kartini (2009), Tokoh Perbukuan IBF Award (2006). Hikaru Hikaru adalah nama pena dari Nurbaiti, penulis yang juga sebagai Financial advisor. Karya Hikaru antara lain : Musim Semi di Wyoming (Syaamil,2003), Berkaitan dengan dunia penulisan, Hikaru juga aktif di Forum Lingkar Pena pusat, divisi Humas. Dan aktif di FITRAH (Forum Antisipasi Pemurtadan dan Pemurnian Akidah). Inet Inet adalah nama pena dari Nenden Nurjanah. Karya Inet novel Memang Gila, Tapi Ini Cinta (Lingkar Pena, 2005) merupakan karya perdananya, disusul terlibat pengerjaan buku kumpulan cerpen Kutukan Jomblo, (lIngkar Pena,2007). Dan tulisan Inet dalam buku ini Jilbab and My Nightmare.
54
Indah S.Pratidina Dina penggilannya alumni Universitas Indonesia ini pernah bekerja sebagai editor fiksi di PT.Gramedia Pustaka Utama. Karya fenomenal Tetsuko Kuroyanagi, Totto-Chan: Gadis Kecil di Jendela, merupakan buku yang pernah diedit Dina. Termasuk buku Asma Nadia Cinta Tak Pernah Menari juga pernah menjadi editan Dina. Buka... Ngak... Buka... Ngak... merupakan tulisannya dibuku Laa Tahzan For Hijabers. Mariska Christianti Jilbab, Dulu & Sekarang merupakan tulisan Mariska yang pertama kali dipublikasikan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers. Bersama penulis-penulis yang sudah tidak asing lagi di tanah air: Novia Syahidah, Sinta Yudisia, dan Helvy Tiana Rosa. Marya Miranti Yustiahati Miranti merupakan salah satu peserta Asma Nadia Workshop menulis dibandung 2010. Alumni Universitas Padjadjaran ini pernah menjalani Administrative Secretary dalam proyek The Eleventh AsiaPacific Conference on Emergency and Disaster Medicine. Dalam buku Laa Tahzan For Hijabers ini Miranti menulis tulisan yang berjudul Titian Hidayah Lewat Jilbab. Mecca Madina Ketika masih kecil Mecca mempunyai cita-cita menjadi penulis, dan cita-citanya pun kesampaian dalam buku ini Mecca Madina menulis judul Jatuh Bangun Jilbabku.
55
Mimin Ha Way Mimin Ha Way merupakan nama pena dari Mimin Hari Wahyuni. Sebelum terlibat dalam proyek pembuatan buku ini. Mimin sudah beberapa kali ikut menulis antologi, seperti : Antologi Puisi Komunitas Pena Santri Kepingan Kehidupan (2012), Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Triwulan (Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, 2010) dll. Muthi’ Masfu’ah Alumni Universitas Mulawarman ini pernah menjadi juara dua tingkat nasional penulisan buku Pengintegrasian Imtaq ke dalam Mata Pelajaran (2004). Dalam buku ini ia menulis judul Ketika Harus Memilih. Nadhira Khalid Karya Nadhira yang berjudul Dalam 2 x 24 Jam terpilih sebgai juara ketiga sayembara menulis cerber dan cerpen yang diadakan majalah Femina. Menyisir Rindu (Cakrawala,2004) merupakan karya Nadhira bersama beberapa penulis ternama yaitu Asma Nadia dan Pipiet Senja. Dalam buku Laa Tahzan For Hijabers karya tulisan Nadhira berjudul Boleh Pinjam Jempolnya. Novia Syahidah Novia mengawali menulisnya pada tahun 2002 ketika ia menulis cerita bersambung di Majalah Annida yang kemudian diterbitkan dalam bentuk novel. Karya Novia lainnya yang sudah dipublikasikan seperti Titip Rindu Buat Ibu (DAR Mizan, 2003), Kumpulan cerpen Gadis Lembah
56
Tsang po (Syaamil, 2003) dll. Dalam buku Laa Tahzan For Hijabers Novia menulis tulisan yang berjudul Sedap Dipandang, Jangan Coba dipegang ! Nurhasanah Fajri Sosok muslimah yang menulis Panggil Saya Nurhasanah merupakan judul cerita yang ditulis oleh Nurhasanah Fajri, tujuannya sebagai sarana berbagi pengalaman berjilbabnnya kepada sesama muslimah. Nurhayati Pujiastuti Nurhayati sudah aktif menulis sejak SD. Karyanya yang pertama kali dibuat berupa puisi di majalah anak-anak Tomtam (1982) dengan judul Lentera Tua. Setelah itu karya-karyanya berupa puisi,cerpen,artikel, cerita bersambung banyak dimuat di berbagai media. Karyanya yang sudah dibukukan seperti Selamat Pagi Nona Peramal (Lingkar Pena Publishing House) dll. Jilbab Pertama Jauh Lebih Pahit merupakan tulisan Nurhayati dalam buku ini. Sinta Yudisia Merupakan pengurus Forum Lingkar Pena Pusat dan Wilayah. Karya novel yang sudah diterbitkan antara lain: Trilogi The Road to The Empire dan Existere. Sementara novel terbarunya adalah Rinai yang merupakan oleh-oleh lawatannya ke Gaza Palestina. Dalam buku ini Sinta menulis tulisan yang berjudul Me,Top Girls,and The Gank.
57
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
A. Pesan-Pesan Dakwah dalam Buku Laa Tahzan For Hijabers Pada bab ini penulis akan menguraikan data untuk memperoleh validitas dan reliabilitas tentang isi pesan dakwah dalam buku Laa Tahzan For HijabersKarya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk. Data yang diolah dalam buku Laa Tahzan For Hijabers sesuai dengan kategori yang telah ditentukan, yaitu : Tabel 3 Sub Kategori Pesan Dakwah No.
Kategori
1.
Aqidah
2.
Syari’ah
3.
Akhlak
Sub Kategori a. b. c. d. e. f. a. b. a. b. c.
Iman Kepada Allah Iman Kepada Malaikat Iman Kepada Kitab-Kitab Iman Kepada Rasul Iman Kepada Hari Kiamat Iman Kepada Qadha dan Qadar Ibadah Muamalah Akhlak Kepada Allah Akhlak Kepada Manusia Akhlak Kepada Lingkungan
Dalam buku Laa Tahzan For Hijabers terdapat dua puluh tiga tema yang merupakan isi dari tema tersebut menceritakan kisah pengalaman nyata dari beberapa penulis. Untuk lebih jelasnya mengenai tema-tema yang terdapat dalam buku Laa Tahzan For Hijabers,berikut tabel dibawah ini :
59
Tabel 4 Daftar Tema-tema Cerita Dalam buku Laa Tahzan For Hijabers Urutan Tema Tema 1 Jatuh Bangun Jilbabku. 2 Sedap Dipandang, Jangan Coba Dipegang. 3 Boleh Pinjam Jempolnya? 4 5
Urutan Tema Tema 13 Panggil Saya Nurhasanah! 14 Titian Hidayah Lewat Jilbab. 15 Jilbab Susan & Persahabatan yang Indah. 16 Ukhti Kecil. 17 Ketika Harus Memilih.
Moments in Jilbab. Kesadarannya Baru, Jilbabnya Lusuh. Jilbab and My Nightmare. Jilbab & Dilema.
6 7 9
18 19
Perjalanan Panjang Sebuah Jilbab. Me, Top Girls, and The Gank. Perjuangan Menuju Jalan Nyaman. Ketika Hidayah Itu Datang.
10 11 12
20
Buka..Ngak..Buka..Ngak. Jilbab Pertama Jauh Lebih Pahit. All is Well.
21
Pakai Jilbab? Berani,Dong!
22
Mahrom.
23
Sehelai Kain Tanda Cinta.
Dari semua tema diatas, diteliti pesan-pesan dakwah yang terkandung dalam setiap tema. Pengolahan data berupa narasi dalam setiap paragraf yang diambil pada paragraf dihalaman genap saja yang didalamnya mengandung pesan dakwah. Sedangkan untuk memperoleh reliabilitas dan validitas dalam kategori isi pesan dakwah dalam buku Laa Tahzan For Hijaberspenulis mengadakan pengujian kategori antar juri yang berjumlah 3 juri atau koder yang dianggap kredibel. Hasil kesepakatan tim juri tersebut dijadikan sebagai koefisien reliabilitas antar juri. 60
Setelah dilakukan perhitungan reliabilitas terhadap tiga juri atas kategorikategori yang telah dibuat, selanjutnya paragraf-paragraf yang mengandung pesan dakwah dihitung untuk mengetahui jumlah frekuensi sehingga dapat ditarik kesimpulan kecendrungan isi pesan dakwah dalam buku Laa Tahzan For Hijabers. Berikut ini presentase dari rincian hasil penelitian : Tabel 5 Nilai Hasil Penelitian Kategori Pesan Aqidah “Laa Tahzan For Hijabers” No.
Kategori Pesan
F
%
1.
Iman kepada Allah
40
88,90
2.
Iman kepada Kitab-Kitab
2
4,44
3.
Iman kepada Rasul
2
4,44
4.
Iman kepada Hari Akhir
1
2,22
45
100
Jumlah
Dari hasil perhitungan kategori diatas menunjukan pesan Aqidah dalam buku Laa Tahzan For Hijaberspesan yang mengandung unsur Iman kepada Allah lebih besar sebanyak 88,90%, dilanjutkan dengan pesan yang mengandung unsur Iman kepada Kitab-Kitab dan Rasul sebanyak 4,44% dan pesan yang mengandung unsur Syari’ah mendapatkan hasil terendah yaitu 2,22%. Dari hasil tersebut dapat dikatakan Iman kepada Allah lebih dominan. Dapat diartikan bahwa penulis ingin menyampaikan bahwa keyakinan kepada Allah sangat diperlukan untuk dapat memberikan ketenangan hati bagi muslimah ketika ingin
61
mengenakan jilbab dan dengan istiqomah yang kuat maka apapun halangannya dapat dilewati karena yakin bahwa Allah selalu menolong umatnya. Setelah melakukan pengolahan data untuk memperoleh kategorisasi isi pesan, maka dapat ditemukan pesan-pesan dalam uraian berikut : a) Pesan dakwah yang mengandung Aqidah Pesan dakwah yang mengandung unsur Iman kepada Allah, Iman kepada Malaikat, Iman kepada Kitab-Kitab, Iman kepada Rasul,Iman kepada Hari Kiamat,Iman kepada Qadha dan Qadar. I.
Pesan yang mengandung Iman kepada Allah Kadang berjilbab, kadang ngak membuat hatiku resah. H.10,P.57 Disana saya mencoba merenungkan sebersit pikiran untuk berjilbab. H.14, P.4
Kalimat tersebut menjelaskan keadaan tokoh yang sedang resah ketika harus bekerja ditempat yang tidak diperkenankan memakai jilbab, namun dengan kekuatan hatinya ia mencoba bertanya kepada sang bos untuk meminta izin memakai jilbab yang pada akhirnya disetujuinya. Pesan yang dapat diambil bahwa jilbab tidak menghalangi siapapun dan pekerjaan apapun dan jangan takut untuk memperjuangkan jilbab dimanapun berada. Na’udzubillahi min dzalik. H. 20, P.28
Dari kalimat tersebut penulis ingin menyampaikan bahwa berucaplah dengan kalimat yang baik jika terjadi sesuatu yang
62
tidak diinginkan, karena Allah selalu melindungi umatnya dimana pun berada. Saya semakin banyak mengenal Islam lewat teman-teman. Dengan semakin meningkatnya pemahaman tentang Islam. Maka saya pun berusaha menyempurnakan penampilan lebih baik lagi. H.38, P.22 Pesan yang ingin disampaikan bahwa dengan mempelajari pemahaman tentang Islam lebih dalam akan menimbulkan keyakinan yang lebih dari diri seseorang dan akan lebih mematuhi aturan dalam Islam yang dalam kisah ini Nadhira merubah penampilan dengan berhijab. Semoga Allah terus menjaga hidayah yang telah di limpahkan-Nya kedalam hati saya. H.24, P.47 Keinginan berjilbab dengan bersisian dengan ketakutan. Saya tahu jawabannya belum siap ! susah membuang ketakutan akan semua resiko yang ditanggung. H.32, P.28 Penulis ingin menyampaikan bahwa jika kita memiliki niat yang baik segeralah untuk dilaksanakan. Karena setiap niat yang baik Allah akan meridhoi segala apa yang kita lakukan. Sesungguhnya hidup didunia ini hanya sekali jika kita menunda suatu kebaikan maka penyesalan yang akan didapat nantinya. Saya terus menguatkan hati dengan mengatakan. “This only the first day! Jalan terus, jangan menyerah. Hari-hari akan terus berlalu dan orang-orang akan terbiasa, hingga lama kelamaan mereka tak akan lagi merasa aneh dengan berjilbab” . H.32, P.39 Aku tumbuh di lingkungan tanpa jilbab. Meski begitu, justru pandanganku tentang jilbab,, perlu dipakai !!. H.42, P.4
63
Ada juga yang bilang, kita harus menutup aurat dalam kehidupan sehari-hari. Tapi kenapa pada kenyataanya tidak seperti itu, sangat berbeda?kalau aurat memang harus ditutup,kenapa hanya sholat saja, sedangkan ketika diluar sholat, dalam kehidupan sehari-hari malah membukanya?sepertinya nggak pas.satu hal yang sama, tapi pelaksanaannya bertentangan. H.42, P.6 Dari kalimat diatas pesan yang dapat diambil kesabaran dan istiqomah, bahwa dengan komentar orang lain mengenai jilbab yang dikenakan itu berarti menguatkan iman kita terhadap keputusan yang telah kita ambil, dengan banyaknya komentar dari masyarakat maka iman kita pun akan menambah dan lambat laun komentar itu menjadikan pelajaran buat mereka dan diri sendiri. “Kok, nggak ikut berenang?” tanyaku ingin tau. “Nggak. Kami
meyakini bahwa manusia seharusnya memakai pakaian yang sopan, yang tertutup. Jadi saya nggak berenang. H.44, P.12 Kalimat diatas merupakan percakapan antara Femmy dan kawannya saat pergi piknik. Percakapan diatas menunjukan pesan bahwa jangan mudah terhasut dengan keasikan dunia saja tanpa memikirkan mudharatnya karena Femmy dan kawannya hanya ingin menutupi tubuhnya karena perintah agama. “Ya Allah, apa untuk menjalankan kewajiban dari Mu, akau harus tertakdir kaya? Atau harus berayah? Tangis Nur makin menjadi. H.60, P.38 Nur kembali melangkah, tetap semangatnya tak luluh. H.60, P.40
berjilbab.
Meski
lusuh,
Pesan yang dapat dambil dari pengalaman kalimat ini adalah, ketika Nur tidak kuat menjalani cobaannya ketika ingin
64
berjilbab tetapi dengan resiko dikeluarkan dari sekolah. Ia menumpahkan kesedihannya, kemarahannya dan rasa takutnya dengan berdo’a kepada Allah SWT. Hal tersebut mencerminkan bahwa sebagai muslim kita harus mendekatkan diri kepada Allah SWT yang telah memberikan kehidupan bagi kita. Akhir 2001, setelah Ramadhan 1422 H, saya mulai jilbab ke mana pun pergi. H.70, P.47 Sejak memakai jilbab, saya merasa tenang dan tak pernah merasa takut ada yang mengganggu. Saya yakin, ke mana pun pergi Allah SWT akan bersama saya. Subhanallah. H.70, P.49 Semester pertama kuliah, saya memantapkan hati untuk berjilbab. H.74, P.16 Sepertinya memang benar, jika kita mendekat selangkah kepada Allah, dia akan mendekat beribu-ribu langkah kepada kita.H.76, P.26 Sejak berjilbab, saya merasa lebih sejuk saat berada ditempat yang terik. H.76, P.28 Aku jadi merasa dekat dan membutuhkan Allah. H.51, P.128 Kalimat diatas merupakan kisah keyakinan untuk berjilbab kemana pun pergi, dan penulis memberikan pengalaman yang dirasakan setelah memakai jilbab, seperti halnya ia percaya bahwa Allah akan memberikan perlindungan kepada umatnya yang mau berbadah dan terasa Allah selalu dekat dengan kita. Keinginan berjilbab pun semakin kuat. Untuk lebih memantapkan hati dan niat aku sering bertanya kepada teman dan kakak kelas yang sudah lebih dulu pakai. H.120, P.13
65
Pesan yang dapat diambil pada kalimat diatas yaitu dengan niat yang mantap segala sesuatu yang ingin dikerjakan akan semakin mudah dan kebaikan pun akan selalu menghampirinya. Aku merasa kekuatan Allah di antara kelemahan ku. Aku merasa yakin kalau Allah akan mengabulkan permohonanku. Suatu saat. H.128. P.52 Allah maha penolong dan tidak akan pernah mengecewakan hambaNya yang berharap dan meminta pertolongan.H.132, P.24 Pesan dari kalimat diatas yaitu percaya do’a kita suatu saat akan diijabah oleh Allah meskipun kita tidak tahu kapan waktunya oleh karena itu kita sebagai makhluk Allah teruslah berdo’a dan jangan pernah bosan, sesungguhnya Allah akan mengabulkan do’a setiap hambanya jika hambanya bersungguh-sungguh. Aku tetap berusaha meyakinkan kalau tidak akan mengalami kesulitan dengan berjilbab.H.130, p.61 Bismillah, saya yakin Allah akan menolong. Tanggal 16 Juni 2002 menjadi momen tak terlupakan hari pertama saya mengenakan jilbab di kampus.H.132, P.13 Kalimat diatas menceritakan awal ketika ingin memakai jilbab, pesan yang dapat diambil behwa dengan menanamkan kepercayaan bahwa Allah akan selalu menjaga kita ia memutuskan untuk berjlbab dan setiap usaha yang dilakukan pasti akan membuahkan hasil yang dharapkan. Allah maha penolong dan tidak akan pernah mengecewakan hamba-Nya yang berharap dan meminta pertolongan. H.132, P.24
66
Saya harus bangkit, harus berubah, harus kembali ke jalan-Nya! Tekad itu terpancang dari lubuk hati yang paling dalam. H.146, P. 37 Saya tak boleh putus asa dan menyia-nyiakan teguran Allah lewat mimpi itu. Allah menegur pasti karena sayang dan mau memberi kesempatan untuk bertaubat. H.148, P.46 Kisah diatas menceritakan pengalaman Nurhasanah ketika berhijab, saat itu Nurhasanah bergaul tidak hanya dengan temanteman pengajian tetapi juga dengan teman cowok dikampusnya dan mulai kehilangan rasa malu untuk duduk berdekatan dengan mereka. Berbagai teguran pun datang menghampirnya. Pesan yang dapat diambil bahwa jangan mudah berputus asa akan teguran masyarakat, karena setiap teguran merupakan cerminan diri untuk merubah menjadi lebih baik lagi dan yakin bahwa Allah akan selalu menolong umatnya. Saya mengazamkan bahwa selamanya tak akan menggadaikan akidah untuk apapun, termasuk setia berjilbab sampai akhir hayat. H.156, P.74 Sejak berjilbab, saya termotivasi untuk belajar Islam lebih baik lagi.H.156, P.18 Tapi susan tak gentar. Kali ini ia ingin istiqomah dengan jilbabnya.H.168, P.38 Aku merasa Allah sangat sayang, sampai sekarang aku masih istiqomah dengan jilbab. H.186, P.2 Meski demikian, hingga detik ini ia tetap istiqomah dengan jilbabnya yang kini fleksibel,modis, dan tetap syar’i. H.188, 15 Dari kalimat diatas menceritakan kisah pertama berjilbab tetapi mendapat tantangan dari luar dan dari dalam keluarga, 67
sekolah dan tempat pekerjaan tetapi meskipun begitu ia tetap dengan istiqomah manjalankan perintah agama sebagai muslimah yang taat pada aturan Allah SWT. Pesan yang terdapat dalam kalimat ini adalah pesan kesabaran dan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Motivasi akan mengubah tantangan menjadi peluang besar. Motivasi akan membuat ketidakberdayaan menjadi sumber kekuatan. Apalagi motivasi itu terlahir dari stamina iman atau kekuatan ruhiyah yang menyadarkan bahwa kita hidup untuk memberi kontribusi perbaikan pada masyarakat dan agama. Motivasi dapat mengubah pribadi mandek menjadi dinamis,kreatif, dan penuh inovatif. Begitu menurutku. H.196, P.50 Kebanggaan sejati adalah senantiasa berbuat yang terbaik, meskipun tidak ada yang melihat dan memerhatikan, sebab yakin Allah maha tahu, pun dengan akhlak jilbab kita.H.198, P.56 Kutipan kalimat tersebut merupakan tulisan dari Muthi yang menguatkan dirinya untuk berjilbab dan mengubah diri menjadi lebih baik dan keyakinan yang mantap untuk menjalankan perintah-Nya.Penulis ingin menyampaikan pesan bahwa dengan adanya dorongan yang kuat dari dalam hati maka keyakinan pun mulai tumbuh didalam hati kita untuk mematuhi perintah agama dan berbuat yang baik sesama makhluk hidup. Rasanya capek banget pakai jilbab, sementara disekeliling nggak ada yang memakainya. Puncaknya timbul keraguan dalam benak, “Buka aja ya.. buka nggak ya...” H.202, P.17 Keputusan tegas muncul aku nggak akan melepas jilbab. Apapun yang terjadi. H.208, P.23
68
Keteguhan hati sangat dibutuhkan dalam menghadapi kondisi yang membuat kita tidak nyaman. H.210, P.25 Aku masih meyakini itu sampai, khususnya terkait jilbab. H.210, P.26 Kalimat diatas merupakan kisah pengalaman berjilbab Indah S. Pratidina.ia menceritakan ketika ia galau untuk tetap melepas jilbab atau tetap mengenakannya ketika pertukaran pelajar ke Jepang. Dari kalimat diatas dapat ditarik pesan kesabaran meskipun cuaca panas dan hanya minoritas yang memakai jilbab tetapi dengan keyakinan sepenuh hati bahwa jilbab merupakan suatu keharusan bagi muslimah dan percaya bahwa dimanapun berada jilbab akan selalu melindungi kita maka keraguan pun akan hilang. II.
Pesan yang Mengandung Iman kepada Kitab-Kitab Apa yang ku lakukan ini, berjilbab, sesuai dengan ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits.H.122, P.22 Jilbab yang Allah perintahkan dalam QS.An-Nur dan Al-Azhab hanya sehelai kain ringan, terbilang tipis namun tidak tembus pandang, menutup kepala dan dijulurkan hingga dada. H.252, P.2 Dalam kalimat ini merupakan pengalaman dari Demitri yang meyakini jilbab sesuai dengan ayat Al-Qur’an.Kalimat ini menyiratkan pesan bahwa segala sesuatunya telah Allah jelaskan dalam Al-Qur’an termasuk perintah untuk berhijab. Maka memahami dan meyakini isi dalam Al-Qur’an merupakan Iman kepada Kitab-Kitab.
69
III.
Pesan yang Mengandung Iman kepada Rasul
Masih banyak muslimah yang merasa begitu berat untuk mengikuti sikap para sahabat dan sahabiyah Rasulullah SAW: Sami’na wa atho’na.H.252, P.3 Rahmatan lil’alamin. H.252, P.4 Disini
penulis
ingin
menyampaikan
bahwa
jilbab
merupakan ajaran Rasulullah SAW yang seharusnya diikuti oleh muslimah tanpa harus menunda-nunda karena jilbab merupakan kewajiban yang diperintahkan Allah dan Rasulnya.
IV.
Pesan yang Mengandung Iman kepada Hari Akhir Jilbab yang sekarang dipakai adalah jilbab pemahaman bahwa kita akan pulang ke pangkuanNya. Dan kali ini saya tidak lagi merasa terguncang. H.220, P.56 Kalimat diatas merupakan kisah dari Nurhayati yang memahami jilbab tidak baik untuk menundanya. Pada kalimat tersebut Nurhayati meyakini adanya hari akhir yang ditentukan oleh Allah dimana tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali Allah, oleh karena itu jilbab merupakan penyempurnaan keyakinan terhadap perintah Allah dan sesegera mungkin untuk dilaksanakan sebelum kembali kepada-Nya.
70
Tabel 6 Nilai Hasil Penelitian Kategori Pesan Syari’ah “Laa Tahzan For Hijabers” No.
Kategori Pesan
F
%
1.
Ibadah
10
71,43
2.
Muamalah
4
28,57
14
100
Jumlah
Dari hasil perhitungan kategori diatas menunjukan pesan Syari’ah dalam buku Laa Tahzan For Hijabers pesan yang mengandung unsur Ibadah lebih besar sebanyak 71,43 %, dilanjutkan dengan pesan yang mengandung unsur Muamalah
sebanyak 28,57 %. Hasil diatas
menyiratkan pesan bahwa keyakinan memakai jilbab dapat tercapai tidak hanya didasari oleh iman yang kuat dalam hati juga dengan banyak mendekatkan diri kepada Allah dalam bentuk Ibadah sholat dan memperbanyak do’a kepada Allah. 1 b) Pesan Dakwah yang Mengandung Pesan Syari’ah Pesan yang mengandung unsur Ibadah dan Muamalah
I.Pesan yang Mengandung Pesan Ibadah Sembari terus berharap dan berdo’a bahwa suatu hari kelak aku akan mengenakannya. H.2, P.7 Setiap hari aku harus bangun pukul tiga pagi. Usai sholat malam, aku langsung memulai aktivitas di dapur, di bantu santri yang piket. H.84, P.3
1
Wawancara dengan Asma Nadia, Pada Rabu, 09-07-2014, Jam 17.00 WIB
71
Karena kainginan berjilbab sangat kuat, saya sampai nazar kalau lulus UMPTN saya akan pakai jilbab. H.110, P.4 Kuperbanyak ibadah sunah, seperti puasa senin kamis, sholat sunah rawatib, Qiyamullail, sholat dhuha, tilawah. H.124, P. 32 Sujud panjang dalam setiap sholat, do’a-do’a. Serta ikhtiar untuk terus memberikan penjelasan kepada mereka tentang kewajiban berjilbab tetap tak putus ku lakukan. H.128, P.50 Aku bangun disepertiga malam terakhir dan berdo’a memohon kepada Allah agar aku lulus UMPTN. H.128, P.56
Dalam kalimat diatas temasuk dalam unsur ibadah kepada Allah dapat dilihat dari segala bentuk perbuatannya seperti berdo’a dan selalu mengedepankan ibadah dalam setiap persoalan yang dihadapinya. Hal tersebut mengandung pesan ibadah kepada Allah SWT. Tugas kita adalah berikhtiar secara maksimal lalu bertawakal. H.158, P.65 Dalam kalimat tersebut dapat dikatakan sebagai pesan ibadah dilihat dari kalimat ikhtiar dan tawakal yang merupakan ibadah hati menyerahkan segalanya kepada Allah.
“Bila kita mulai menemukan jati diri, maka kejarlah ia dengan sungguhsungguh dan perbanyaklah do’a karena do’a akan memperjelas arah langkah kita”. H. 190, P.27 Penulis berusaha menyampaikan pesan dalam kalimat ini, ketika sedang kehilangan arah hidup berdo’alah karena hanya kepada Allah yang dapat menolong kita dan mengarahkan jalan kita kearah yang lebih baik. Terdapat pesan ibadah dilihat dari kalimat perbanyaklah berdo’a.
72
Tidak semua muslimah mengerti bahwa mengenakan jilbab itu merupakan bentuk totalitas ibadah padaNya. Bahwa jilbab itu adalah kontrak dengan Allah. H.222, P.67 Penulis ingin menyampaikan bahwa jilbab merupakan salah satu bentuk ibadah fisik kita terhadap Allah SWT.
II. Pesan yang Mengandung Pesan Muamalah Sejak berjilbab saya merasa tentram dan jauh dari rasa takut. Sebab paling tidak salah satu kewajiban muslimah telah saya tunaikan. Semoga saja saya mampu untuk perlahan-lahan menunaikan kewajiban lainnya. Insya Allah. H.40, P.60 Ada juga yang bilang, kita harus menutup aurat dalam kehidupan seharihari. Tapi kenapa pada kenyataanya tidak seperti itu, sangat berbeda?kalau aurat memang harus ditutup,kenapa hanya sholat saja, sedangkan ketika diluar sholat, dalam kehidupan sehari-hari malah membukanya?sepertinya nggak pas.satu hal yang sama, tapi pelaksanaannya bertentangan. H.42, P.6 Kenapa mesti setengah-setengah? Pikir saya. Kenapa tidak boleh berjilbab dan tidak boleh juga berpakaian mini?kenapa diwajibkan mengaji tapi juga dilarang main ini itu. Berpikir begitu, saya nekad langsung mengenakan jilbab, meski orang tua masih menentang. H.214, P.18 Kalimat tersebut terdapat pesan muamalah kerena dijelaskan mengenai hukum memakai jilbab itu wajib dan harus dilaksanakan oleh setiap muslimah.
73
Tabel 7 Nilai Hasil Penelitian Kategori Pesan Akhlak “Laa Tahzan For Hijabers” No.
Kategori Pesan
F
%
1.
Akhlak kepada Allah
21
53,85
2.
Akhlak kepada Manusia
18
46,15
39
100
Jumlah
Dari hasil perhitungan kategori diatas menunjukan pesan Akhlak dalam buku Laa Tahzan For Hijabers pesan yang mengandung unsur Akhlak kepada Allah lebih besar sebanyak 53,85%, dilanjutkan dengan pesan yang mengandung unsur Akhlak
kepada Manusia sebanyak
46,15%. Dilihat dari hasil perhitungan diatas pesan akhlak kepada Allah lebih mendominasi karena dalam kisah ini terdapat banyak ucapan syukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepada umatnya dalam hal ini ketika seseorang telah berhasil melewati cobaan yang Allah berikan ketika ingin berjilbab atau pun setelah berjilbab. c)
Pesan Dakwah yang mengandung Akhlak Pesan dakwah yang mengandung unsur Akhlak kepada Allah, Akhlak kepada Manusia dan Akhlak kepada Lingkungan.
I. Pesan yang Mengandung Akhlak Kepada Allah Astaghfirullah... H. 14, P.3
74
Kalimat tersebut merupakan ungkapan mohon ampunan kepada Allah yang merupakan adab bagi umat muslim. Saya lebih memusatkan perhatian pada perbaikan ibadah dan akhlak yang selama ini masih perlu dibatasi. H.20,P.30 Kalimat tersebut merupakan ungkapan dari Novia Syahidah yang ingin memperbaiki akhlaknya menjadi lebih baik, dan berusaha mengubah pribadi yang lebih baik dari segi kelakuan dan ibadahnya merupakan akhlak kepada Allah.
Alhamdulillah, saya mendapatkan tambahan kekuatan dari seorang sahabat yang kemudian menyusul memakai jilbab. H.20, P.31 Alhamdulillah, ketakutan saya tak pernah terjadi, terutama tentang resiko dikeluarkan. H.38, P.50 Alhamdulillah, saya selalu mensyukuri apa yang saya punya. H.64, P.15 Alhamdulillah, dibalik semua cobaan, ujian dan godaan yang diberikan terkandung banyak hikmah, meski tak sempat saya sadari. H.70, P.47 Alhamdulillah, Allah maha pemberi rezeki. H.76, P.27 Kalimat tersebut merupakan ungkapan rasa syukur, hal tersebut menyiratkan bahwa ungkapan rasa syukur merupakan hal yang penting dan merupakan akhlak yang terpuji dan wujud rasa cinta dan terima kasih terhadap Allah SWT, kalimat tersebut temasuk akhlak kepada Allah SWT.
Melalui jilbab yang kita kenakan, justru memacu untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. H.80,P.47 Kalimat tersebut merupakan bentuk semangat yang diberikan penulis untuk menjadikan manusia yang berakhlak mulia dengan berjilbab. Karena dengan mengenakan jilbab merupakan awal mula memperbaiki diri dari segi penampilan dan dapat diikuti dari segi perbuatan. 75
Subhanallah, isinya jilbab putih. H,126, P.44 Kalimat tersebut merupakan kutipan kisah dari demitri, yang merupakan bentuk ucapan kekaguman yang beradab dan merupakan akhlak yang mulia terhadap Allah SWT.
Menjadi Assabiqunal Awwalun, satu-satunya mempunyai tantangan sendiri.H.180, P.38
jilbabers
di
kelas
Kalimat diatas merupakan kutipan dari tulisan Hikaru, bahwa orang pertama dan satu-satunya yang memakai jilbab menurutnya seseorang yang memakai jilbab tidak boleh melakukan kesalahan dan menjaga perilakunya. Maka dalam kalimat tersebut terdapat pesan Akhlak kepada Allah. Dan sebagai bentuk syukur, rangkul hidayah yang telah diberikanNya dengan segera sebelum Allah menariknya dan tak ada jaminan kenikmatan iman serupa akan dihadirkan-Nya kembali. H.252, P.6 Penulis ingin menyampaikan pesan bahwa segeralah untuk berjilbab sebagai ungkapan terima kasih telah diberikan kenikmatan oleh Allah baik nikmat hidup dan kesehatan sebelum Allah mengambilnya. Maka dalam kalimat ini mengandung unsur akhlak kepada Allah.
II.Pesan yang mengandung Akhlak kepada Manusia Rani rajin berda’wah tentang berjilbab bagi muslimah pada temantemannya. Pelan pelan aku mulai terpengaruh da’wah Rani, begitu juga Della. Kami sama-sama ingin mengikuti jejak Rani untuk berjilbab.H.2, P.5
76
Kalimat diatas merupakan pengalaman Mecca Madina berhijab, dari pengalamannya tersebut dapat dikatakan bahwa memberikan pengaruh yang baik kepada orang lain termasuk kedalam akhlak kepada manusia.
“Buat apa sih jilbaban segala? Asal kamu rajin ibadah, sholat,ibadah,berbuat baik,itu sudah cukup”alasan mama. “nanti kan kalo dibuka lagi malu!!” imbuhnya. H.2,P.6 “Kenapa kalian belum juga memakai jilbab?” tanya bu leli ramah. “mama tidak mengizinkan, bu” jawabku dengan kepala tertunduk. “Loh knapa? Pake jilbab ko nggak boleh?” aku diam saja.H.4, P.14 “Setuju! Bagus!” saudara kembarku semangat sekali mendukung niatan jilbabku. Alhamdulillah. H.44, P.21 Kalimat diatas terdapat pesan akhlak kepada manusia karena didalam percakapan tersebut dijelaskan adanya kepedulian seorang guru dengan murid ketika ia belum mengenakan jilbab sementara temantemannya sudah memakai jilbab, dan kepedulian antara saudara sekandung. “Silahkan masuk” pak Gede yang lebih dulu menguasai keadaan mempersilahkan Nur.H.58, P.23 Kalimat diatas merupakan percakapan antara ustadz dan santri ketika berkunjung kerumahnya. Dalam kalimat tersebut termasuk pesan akhlak kepada sesama manusia dengan cara ia mempersilahkan masuk kepada santrinya. Jilbab(baju gamis)pertama saya adalah hadiah dari mama. H.70, P.48
77
Kalimat diatas merupakan akhlak kepada sesama manusia yang dimana sang mama memberikan hadiah kepada anaknya dan perbuatan tersebut membuat orang lain senang. Jilbab saya merasa nyaman dan aman, tidak ada lagi yang menggangu di jalan atau di tempat umum. H.76, P.29 Penulis berusaha memberikan pesan manfaat jika memakai jilbab maka tidak ada lagi yang mengganggu dijalan, dan pesan tersebut masuk kedalam pesan akhlak kepada manusia. Jujur, dari lubuk hati yang paling dalam saya juga ingin memenuhi tuntutan itu karena punya maksud baik untuk hijabers. H.114, P.26 Setelah menceritakan awal ketertarikan pada Islam dan menanyakan banyak hal, beliau memberikan sebuah buku berjudul Tauhid. H.132, P.7 Dalam kalimat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pesan yang terkandung dalam kalimat diatas adalah pesan kepada manusia karena ingin saling membantu kepada sesamanya. Namun, saya menghadapi ibu dengan mengedepankan Akhlak karimah. H.242, P.26 Penulis ingin menyampaikan bahwa dengan mengedapankan akhlak yang mulia maka urusan akan mudah terselesaikan dan dalam kalimat tersebut mengandung unsur akhlak kepada manusia dilihat dari cara Helvy menghadapi seorang ibu yang tidak menyetujui ia memakai jilbab.
78
B. Pesan Dakwah yang Dominan Hasil perhitungan kesepakatan ketiga orang juri dalam buku Laa Tahzan For Hijabers yang dianalisis ini memiliki nilai pesan dakwah yang berbeda-beda. Berikut ini tabel pesan paling dominan dalam buku Laa Tahzan For Hijabers : Tabel 8 Pesan Dakwah Paling Dominan No.
Kategorisasi
Frekuensi
Prosentase
1.
Aqidah
45
45,92 %
2.
Syariah
14
14,29 %
3.
Akhlak
39
39,79 %
Jumlah
98
100
Dari hasil perhitungan diatas menunjukan pesan Aqidah dalam buku “Laa Tahzan For Hijabers” sebanyak 45,92%, dilanjutkan dengan pesan yang mengandung pesan Akhlak sebanyak 39,79% dan pesan yang mengandung pesan Syari’ah mendapatkan hasil terendah yaitu 14,29 %. Dengan demikian, pesan dakwah yang paling dominan yang terdapat dalam buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa dkk, adalah pesan Aqidah sebanyak 45,92%. Didalam buku ini penulis ingin memberikan pengalaman dan juga pesan bahwa dengan tetap konsisten diikuti 79
dengan keyakinan yang kuat maka sesuatu apapun yang terasa sulit akan mudah dilalui dengan keyakinan bahwa Allah akan menolong dan yakin bahwa cobaaan yang diberikan Allah semata-mata untuk menaikan derajat umatnya menjadi lebih tinggi.
80
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah menjelaskan dan menganalisa data yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1.
Pada buku Laa Tahzan For Hijabers dalam kategori Aqidah, pesan yang paling dominan yaitu Iman kepada Allah sebesar 88,90%, Iman kepada Kitab-Kitab sebesar 4,44%, Iman kepada Rasul sebesar 4,44%, Iman kepada Hari Akhir sebesar 2,22 %.
2.
Pada buku Laa Tahzan For Hijabers dalam kategori Syariah, pesan yang paling dominan yaitu Ibadah sebesar 71,43 % dilanjutkan dengan muamalah sebesar 28,57 %.
3.
Pada buku Laa Tahzan For Hijabers dalam kategori Akhlak, pesan yang paling dominan yaitu Akhlak kepada Allah sebesar 53,85%, dan dilanjutkan dengan Akhlak kepada manusia sebesar 46,15%.
4.
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan yang telah dihitung
reliabilitas
dan
validitas
peneliti
menemukan
kecendrungan pesan dakwah dalam buku Laa Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa, dkk . berdasarkan pengolahan analisis data, maka ditemukan kecendrungan pesan dakwah yang paling dominan adalah pesan Aqidah dengan prosentase 45,92% dan dilanjutkan 81
dengan pesan Akhlak sebanyak 39,79% dan pesan Syari’ah dengan prosentase terendah sebanyak 14.29%. B. Saran-Saran Setelah penulis menyelesaikan penelitian ini penulis memberikan beberapa saran : 1.
Bagi mahasiswa Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, tingkatkan minat baca kalian, dan manfaatkan waktu kalian untuk menulis karena pada saat ini banyak media cetak yang dimanfaatkan pada kaum muda untuk memberikan dakwahnya selain lebih efektif dakwah melalui media cetak juga banyak digemari.
2.
Untuk mba Asma Nadia, semangat terus untuk melanjutkan karir mba kedepannya semoga makin sukses dan semoga buku tulisan mba akan lebih banyak penggemarnya.
3.
Bagi para pembaca, hendaklah membaca bacaan yang mengandung unsur ilmu pengetahuan tidak hanya mengedapankan hiburan semata tetapi juga yang berisikan manfaat sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
82
DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Amrullah, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: PLP2M, 1985. Amin, M.Masyhur, Dakwah Islam dan Pesan Moral. Jakarta: Al-Amin Press, 1997. Amin, Samsul Munir, Rekonstruksi Pemikiran dakwah Islam, Jakarta: Amzah, 2008. Amin, Samsul Munir, Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah,2009. Anshari, Hafi. Pemahaman dan Pengalaman Dakwah. Surabaya: Al-Ikhlas, 1993. Arifin, Anwar, Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu, 2011. Arifin H.M, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bumi Aksara, 2005. Arifin, M, Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 1991. Azis, Moch. Ali, Ilmu Dakwah. Jakarta : Kencana, 2009. Eriyanto, Analisis Isi Pengantar Metodologi untuk Penelitian Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2011. Ghazali, M. Bahri, Dakwah Komunikatif : Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Da’wah. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1997. Hafiduddin, Didin, Dakwah Aktual. Jakarta: Gema Insani Press, 1998. Hasanuddin, Manajemen Dakwah. Ciputat : UIN Jakarta Press, 2005. Hasanuddin, Hukum Dakwah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996. Ismail, A.Ilyas, Prio Hotman, Filsafat Dakwah Islam Rekayasa Membangun Agama dan Peradaban Islam. Jakarta : Kencana, 2011.
83
Jumroni, Metode-metode Penelitian Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Munir, M, Metode Dakwah. Jakarta:Kencana, 2006. Nadia, Asma, Helvy Tiana Rosa, dkk, Laa Tahzan For Hijabers. Depok : PT.Lingkar Pena, 2013. Natsir, M, Fungsi Dakwah Perjuangan. dalam Abdul Munir Mulkhan, Ideologisasi Gerakan Dakwah, Yogyakarta: Sipres, 1996. Kriyanto, Rahmat, Riset Komunikasi, Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana, 2007.
84
Lampiran 2 Tabel yang menunjukan tingkat kesepakatan antar juri Tabel 9 Tingkat Kesepakatan Antar Juri Kategorisasi Aqidah
Item Juri 1
Juri 2
Syari’ah Juri 3
Juri 1
Juri 2
Akhlak Juri 3
Juri 1
Juri 2
Juri 3
1.
2.
4.
5.
3.
6.
7. 8.
9.
10.
11.
12.
13.
14. 15.
16.
17. 18.
20.
22. 23.
19.
21.
Kategorisasi Aqidah
Item Juri 1
Juri 2
Syari’ah Juri 3
Juri 1
Juri 2
Akhlak
Juri 3
24. 25.
Juri 1
Juri 2
26.
Juri 3
33.
34.
27. 28. 29.
30.
31. 32.
35.
36.
37.
38.
39. 40.
41.
42.
43.
45. 46.
47.
48. 49.
50.
51.
44.
52.
Kategorisasi Aqidah
Item Juri 1
Juri 2
Syari’ah Juri 3
Juri 1
Juri 2
Akhlak
Juri 3
Juri 1
Juri 2
Juri 3
53.
54.
55.
56.
57.
63.
64.
58. 59.
60.
61. 62.
65.
66.
67.
68.
69.
70. 71.
72.
73. 74.
77.
78.
80.
81.
76.
75.
79.
Kategorisasi Item
Aqidah Juri 1
Juri 2
Syari’ah
Juri 3
82.
83.
84.
85.
86.
87.
88.
Juri 1
Juri 2
Akhlak Juri 3
Juri 1
90.
91.
92. 93.
Juri 3
89.
Juri 2
94.
95.
96.
97.
101.
102.
98.
99.
100.
Lampiran 1 Tabel yang mengandung kategorisasi pesan dakwah : Tabel 10 Kategorisasi Pesan Aqidah No. 1.
Bab/ Paragraf / Halaman I/57/10
2.
II/4/14
3.
II/28/20
4.
II/38/22
5.
II/47/24
6.
III/28/32
7.
III/39/32
8.
IV/5/42
Kutipan
Keterangan
Kadang berjilbab kadang ngak membuat hatiku resah. Disana saya mencoba merenungkan sebersit pikiran untuk memakai jilbab. Saat itu kita bangga menjadi pusat perhatian kagum banyak orang. Na’udzubillahi min dzalik. Saya semakin banyak mengenal Islam lewat teman-teman. Dengan semakin meningkatnya pemahaman tentang Islam, maka saya pun berusaha menyempurnakan penampilan dengan hijab lebih rapi Semoga Allah terus menjaga hidayah yang telah dilimpahkanNya kedalam hati saya. Keinginan berjilbab berjalan bersisian dengan ketakutan. Saya tahu jawabannya: belum siap! Susah memang membuang ketakutan akan semua resiko yang harus ditanggung. Saya terus menguatkan hati dengan mengatakan. “This only the first day! Jalan terus, jangan menyerah. Hari-hari akan terus berlalu dan orang-orang akan terbiasa, hingga lama kelamaan mereka tak akan lagi merasa aneh dengan berjilbab”
Iman kepada Allah
Aku tumbuh di lingkungan tanpa jilbab. Meski begitu, justru pandanganku tentang jilbab, perlu dipakai !!
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
No. 9.
Bab/Paragraf/ Halaman IV/12/44
10.
V/32/44
11.
V/38/60
12.
V/40/60
13.
VI/47/70
14.
VI/49/70
15.
VII/16/74
16.
VII/26/76
17.
VII/28/76
18.
X/32/116
19.
XI/13/120
20.
XI/22/120
Kutipan
Keterangan
Kok, nggak ikut berenang?” tanyaku ingin tau. “Nggak. Kami meyakini bahwa manusia seharusnya memakai pakaian yang sopan, yang tertutup. Jadi saya nggak berenang” Meskipun dirumah aku harus tetap menutup aurat kalau ada mereka. “Ya Allah, apa untuk menjalankan kewajiban dari Mu, akau harus tertakdir kaya? Atau harus berayah? Tangis Nur makin menjadi.
Iman kepada Allah
Nur kembali melangkah, tetap berjilbab. Meski lusuh, semangatnya tak luluh. Akhir 2001, setelah Ramadhan 1422 H, saya mulai jilbab ke mana pun pergi. Sejak memakai jilbab, saya merasa tenang dan tak pernah merasa takut ada yang mengganggu. Saya yakin, ke mana pun pergi Allah SWT akan bersama saya. Subhanallah. Semester pertama kuliah, saya memantapkan hati untuk berjilbab Sepertinya memang benar, jika kita mendekat selangkah kepada Allah, dia akan mendekat beriburibu langkah kepada kita. Sejak berjilbab, saya merasa lebih sejuk saat berada ditempat yang terik. Insya Allah, demi sebuah tempat di jalan yang Nyaman, saya harus ikhlas berjuang melewati kerikil kerikil kecil. Keinginan berjilbab pun semakin kuat. Untuk lebih memantapkan hati dan niat aku sering bertanya kepada teman dan kakak kelas yang sudah lebih dulu pakai. Apa yang ku lakukan ini, berjilbab, sesuai dengan ajaran yang terdapat dalam Al-Qur’an
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Kitabkitab
No.
Bab/Paragraf/ Halaman
Kutipan
Keterangan
21.
XI/51/128
Iman kepada Allah
22.
XI/52/128
23.
XI/61/130
24.
XII/12/132
25.
XII/13/132
26.
XII/24/132
27.
XIII/37/146
28.
XIII/46/148
29.
XIV/17/156
30.
XIV/18/156
31.
XV/38/168
Aku jadi merasa dekat dan membutuhkan Allah. Aku merasa kekuatan Allah di antara kelemahan ku. Aku merasa yakin kalau Allah akan mengabulkan permohonanku. Suatu saat. Aku tetap berusaha meyakinkan kalau tidak akan mengalami kesulitan dengan berjilbab. Lima bulan mempelajari Islam, menjelang ulang tahun ke-19, saya mantap hijrah menjadi muslim. Setelah masuk Islam, muncul keinginan untuk mengerjakan hal yang diwajibkan yaitu berhijab. Bismillah, saya yakin Allah akan menolong. Tanggal 16 Juni 2002 menjadi momen tak terlupakan hari pertama saya mengenakan jilbab di kampus. Allah maha penolong dan tidak akan pernah mengecewakan hambaNya yang berharap dan meminta pertolongan. Saya harus bangkit, harus berubah, harus kembali ke jalanNya! Tekad itu terpancang dari lubuk hati yang paling dalam. Saya tak boleh putus asa dan menyia-nyiakan teguran Allah lewat mimpi itu. Allah menegur pasti karena sayang dan mau memberi kesempatan untuk bertaubat. Saya mengazamkan bahwa selamanya tak akan menggadaikan akidah untuk apapun, termasuk setia berjilbab sampai akhir hayat. Sejak berjilbab, saya termotivasi untuk belajar Islam lebih baik lagi. Tapi susan tak gentar. Kali ini ia ingin istiqomah dengan jilbabnya.
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
No.
Bab/Paragraf/ Halaman
32.
XVII/2/186
33.
XVII/15/188
34.
XVII/35/192
35.
XVII/50/196
36.
XVII/56/198
37.
XVIII/17/202
38.
XVIII/23/208
Kutipan
Keterangan
Aku merasa Allah sangat sayang, sampai sekarang aku masih istiqomah dengan jilbab. Meski demikian, hingga detik ini ia tetap istiqomah dengan jilbabnya yang kini fleksibel, modis, dan tetap syar’i.
Iman kepada Allah
Subhanallah, pertolongan Allah senantiasa datang. Kami tidak mendapat kendala dari orang tua, karena aku dan kakak bertekad akan menunjukan perubahan yang berarti. Motivasi akan mengubah tantangan menjadi peluang besar. Motivasi akan membuat ketidakberdayaan menjadi sumber kekuatan. Apalagi motivasi itu terlahir dari stamina iman atau kekuatan ruhiyah yang menyadarkan bahwa kita hidup untuk memberi kontribusi perbaikan pada masyarakat dan agama. Motivasi dapat mengubah pribadi mandek menjadi dinamis,kreatif, dan penuh inovatif. Begitu menurutku. Kebanggaan sejati adalah senantiasa berbuat yang terbaik, meskipun tidak ada yang melihat dan memerhatikan, sebab yakin Allah maha tahu, pun dengan akhlak jilbab kita. Rasanya capek banget pakai jilbab, sementara disekeliling nggak ada yang memakainya. Puncaknya timbul keraguan dalam benak, “Buka aja ya.. buka nggak ya...” Keputusan tegas muncul aku nggak akan melepas jilbab. Apapun yang terjadi.
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
Iman kepada Allah
No. 39.
Bab/Paragraf/ Halaman XVIII/25/210
40.
XVIII/26/210
41.
XIX/56/220
42.
XX/45/234
43.
XXIII/3/252
44.
XXIII/3/252
45.
XXIII/4/252
Kutipan
Keterangan
Keteguhan hati sangat dibutuhkan dalam menghadapi kondisi yang membuat kita tidak nyaman. Aku masih meyakini itu sampai, khususnya terkait jilbab Jilbab yang sekarang dipakai adalah jilbab pemahaman bahwa kita akan pulang ke pangkuanNya. Dan kali ini saya tidak lagi merasa terguncang. Alhamdulillah, kejadian itu langsung menepis godaan untuk melepas kerudung. Semoga Allah menjaga dan menguatkan hati untuk selalu istiqomah Jilbab yang Allah perintahkan dalam QS.An-Nur dan Al-Azhab hanya sehelai kain ringan, terbilang tipis namun tidak tembus pandang, menutup kepala dan dijulurkan hingga dada. Masih banyak muslimah yang merasa begitu berat untuk mengikuti sikap para sahabat dan sahabiyah Rasulullah SAW: Sami’na wa atho’na.
Iman kepada Allah
Rahmatan lil’alamin
Iman kepada Allah Iman kepada Hari Kiamat
Iman kepada Allah
Iman kepada Kitabkitab
Iman kepada Rasul
Iman kepada Rasul
Tabel 11 Kategorisasi Pesan Syari’ah No. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Bab/Paragraf/ Kutipan Halaman I/7/2 Sembari terus berharap dan berdo’a bahwa suatu hari kelak aku akan mengenakannya. III/60/40 Sejak berjilbab saya merasa tentram dan jauh dari rasa takut. Sebab paling tidak salah satu kewajiban muslimah telah saya tunaikan. Semoga saja saya mampu untuk perlahan-lahan menunaikan kewajiban lainnya. Insya Allah. IV/6/42 Ada juga yang bilang, kita harus menutup aurat dalam kehidupan sehari-hari. Tapi kenapa pada kenyataanya tidak seperti itu, sangat berbeda? kalau aurat memang harus ditutup,kenapa hanya sholat saja, sedangkan ketika diluar sholat, dalam kehidupan sehari-hari malah membukanya?sepertinya nggak pas.satu hal yang sama, tapi pelaksanaannya bertentangan. VI/40/68 Astaghfirullah.. saya terus beristighfar, berdo’a dalam hati meminta pertolongan pada Allah SWT. VIII/3/84 Setiap hari aku harus bangun pukul tiga pagi. Usai sholat malam, aku langsung memulai aktivitas di dapur, di bantu santri yang piket. X/4/110 Karena kainginan berjilbab sangat kuat, saya sampai nazar kalau lulus UMPTN saya akan pakai jilbab. X/5/110 Saya sampai mengeluarkan ayat tentang menutup aurat: An-Nur ayat 31 dan Al-Ahzab ayat 59. Alhamdulillah, ibu mendukung.
Keterangan Ibadah
Muamalah
Muamalah
Ibadah
Ibadah
Ibadah
Muamalah
No. 8.
9.
10.
11. 12.
13.
14
Bab/Paragraf/ Kutipan Halaman XI/32/124 Kuperbanyak ibadah sunah, seperti puasa senin kamis, sholat sunah rawatib,Qiyamullail,sholat dhuha, tilawah. XI/50/128 Sujud panjang dalam setiap sholat, do’a, Serta ikhtiar untuk terus memberikan penjelasan kepada mereka tentang kewajiban berjilbab tetap tak putus ku lakukan. XI/56/128 Aku bangun disepertiga malam terakhir dan berdo’a memohon kepada Allah agar aku lulus UMPTN. XIV/65/158 Tugas kita adalah berikhtiar secara maksimal lalu bertawakal. XVII/27/190 “Bila kita mulai menemukan jati diri, maka kejarlah ia dengan sungguh-sungguh dan perbanyaklah do’a karena do’a akan memperjelas arah langkah kita” XIX/18/214 Kenapa mesti setengahsetengah? Pikir saya. Kenapa tidak boleh berjilbab dan tidak boleh juga berpakaian mini?kenapa diwajibkan mengaji tapi juga dilarang main ini itu. Berpikir begitu, saya nekad langsung mengenakan jilbab, meski orang tua masih menentang. XIX/67/222 Tidak semua muslimah mengerti bahwa mengenakan jilbab itu merupakan bentuk totalitas ibadah padaNya. Bahwa jilbab itu adalah kontrak dengan Allah.
Keterangan Ibadah
Ibadah
Ibadah
Ibadah Ibadah
Muamalah
Ibadah
Tabel 12 Kategorisasi Pesan Akhlak No. 1.
2.
3.
4.
Bab/Paragraf/ Kutipan Halaman I/5/2 Rani rajin berda’wah tentang berjilbab bagi muslimah pada teman-temannya. Pelan pelan aku mulai terpengaruh da’wah Rani, begitu juga Della. Kami sama-sama ingin mengikuti jejak Rani untuk berjilbab. I/6/2 “Buat apa sih jilbaban segala? Asal kamu rajin ibadah, sholat, ibadah, berbuat baik, itu sudah cukup”alasan mama. “nanti kan kalo dibuka lagi malu!!” imbuhnya. I/14/4 “Kenapa kalian belum juga memakai jilbab?” tanya bu leli ramah. “mama tidak mengizinkan, bu” jawabku dengan kepala tertunduk. “Loh knapa? Pake jilbab ko nggak boleh?” aku diam saja. I/22/4 “Sekarang hanya saya yang belum berjilbab, ma. Saya malu,” keluhku pada mama.
Keterangan Akhlak kepada manusia
Akhlak kepada Manusia
Akhlak kepada Manusia
Akhlak kepada Manusia
5.
II/3/14
Astaghfirullah...
Akhlak kepada Allah
6.
II/14/16
7.
II/30/20
Kenapa harus pusing dengan Akhlak kepada komentar orang lain, jika bapak Manusia berkata “baguslah, dia sudah tahu memilih jalan yang tebaik buat dirinya. Kita sebagai orang tua tak perlu repot-repot mengajarinya. Saya lebih memusatkan Akhlak kepada Allah perhatian pada perbaikan ibadah dan akhlak yang selama ini masih perlu dibenahi.
No. 8.
9.
Bab/Paragraf/ Kutipan Halaman II/31/20 Alhamdulillah, bersyukur saya telah mendapatkan tambahan kekuatan dari seorang sahabat yang kemudian menyusul memakai jilbab. II/46/24 Alhamdulillah
Keterangan Akhlak kepada Allah
Akhlak kepada Allah
10.
III/29/32
Syukurlah, ada Zakiyah, kakak Akhlak kepada perempuan saya. Sejak awal Manusia kami rajin diskusi soal jilbab. Akhirnya dia berani memakai. Alhamdulillah, ketakutan saya Akhlak kepada Allah tak pernah terjadi, terutama tentang resiko dikeluarkan. “Setuju! Bagus!” saudara Akhlak kepada kembarku semangat sekali Manusia mendukung niatan jilbabku. Alhamdulillah. “Silahkan msuk” pak Gede yang Akhlak kepada lebih dulu menguasai keadaan Manusia mempersilahkan Nur.
11.
III/50/38
12.
IV/21/44
13.
V/23/58
14.
VI/15/64
Alhamdulillah, saya selalu Akhlak kepada Allah mensyukuri apa yang saya punya.
15.
VI/47/70
16.
VI/48/70
Alhamdulillah, dibalik semua Akhlak kepada Allah cobaan, ujian dan godaan yang diberikan terkandung banyak hikmah, meski tak sempat saya sadari. Jilbab (baju gamis) pertama saya Akhlak kepada adalah hadiah dari mama. Manusia
17.
VII/27/76
Alhamdulillah, pemberi rezeki.
18.
VII/29/76
Jilbab saya merasa nyaman dan aman, tidak ada lagi yang menggangu di jalan atau di tempat umum.
19.
VIII/11/84
20.
VIII/34/90
Na’udzhubillahi min dzalik! Akhlak kepada Aku mulai dikucilkan dan selalui Manusia di curigai. Alhamdulillah, aku masih punya Akhlak kepada Allah iman yang cukup kuat.
Allah
maha Akhlak kepada Allah Allah kepada Manusia
No.
Bab/Paragraf/ Halaman
Kutipan
Keterangan
21.
X/26/114
22.
XI/40/126
23.
XI/42/126
Salah seorang teman sempat komentar,”Kok jilbab sudah bolong masih dipakai?”
Akhlak kepada Manusia
24.
XI/43/126
Temanku itu memberi sebuah bungkusan.” Ini adalah sekedar pemberian dari kami. Buka dirumah ya”
Akhlak kepada Manusia
25.
XI/44/126
Subhanallah, isinya jilbab putih.
Akhlak kepada Allah
26.
XI/44/126
Alhamdulillah pertolongan Allah Akhlak kepada Allah datang dari arah yang tidak disangka-sangka.
27.
XI/64/130
Segala puji bagi-Mu ya Allah, Akhlak kepada Allah atas segala karunia-Mu kepada kami.
28.
XII/7/132
39.
XIV/10/154
Setelah menceritakan awal ketertarikan pada Islam dan menanyakan banyak hal, beliau memberikan sebuah buku berjudul Tauhid. Titian menuju hidayah itu terbuka melalui seorang senior di kampus. Secara sukarela dan sabar dia membantu memperbaiki bacaan Al-Qur’an saya yang masih amburadul.
30.
XV/37/180
Alhamdulillah janji kubuktikan, kira-kira setengah tahun kemudian, resmi memakai jilbab masuk SMA 3 Negri depok.
31.
XVI/38/180
Menjadi Assabiqunal Awwalun, Akhlak kepada Allah satu-satunya jilbabers di kelas mempunyai tantangan sendiri.
Jujur, dari lubuk hati paling Akhlak kepada dalam saya juga ingin memenuhi Manusia tuntutan itu karena punya maksud baik untuk hijabers. “Alhamdulillah, ya Allah” aku Akhlak kepada Allah mengucap syukur tak terkira.
Akhlak kepada Manusia
Akhlak kepada Manusia
itu Akhlak kepada Allah satu aku saat
No.
Bab/Paragraf/ Halaman
Kutipan
Keterangan
32.
XIX/44/218
33.
XIX/70/222
34.
XXI/15/240
35.
XXI/16/240
36.
XXI/26/242
Namun, saya menghadapi ibu dengan mengedepankan Akhlak karimah.
37.
XXI/27/242
Alhamdulillah saya bersyukur Akhlak kepada Allah hingga saat ini saya masih istiqomah.
38.
XXIII/5/252
Bersyukur, sungguh jika jilbab Akhlak kepada Allah mengetuk hati kita.
39.
XXIII/6/252
Dan sebagai bentuk syukur, Akhlak kepada Allah rangkul hidayah yang telah diberikanNya dengan segera sebelum Allah menariknya dan tak ada jaminan kenikmatan iman serupa akan dihadirkanNya kembali.
“Kenapa berjilbab?” pertanyaan Akhlak kepada Allah itu muncul lagi. Kali ini dari suami. “karena Allah sudah memberi banyak sekali nikmat dan saya mau kalau sampai tidak berterima kasih dengan menuruti perintah-Nya” Sambil tak habis-habisnya Akhlak kepada Allah bersyukur, sebab Allah maha baik masih berkenan memberi kesempatan kedua dengan hidayah jilbab. “Nggak apa vy, jelek dimata Akhlak kepada manusia, cantik dimata Allah. Manusia Saya mencoba menghias diri Akhlak kepada Allah dengan akhlak karimah. Akhlak kepada Manusia
DAFTAR HASIL WAWANCARA
Nama Interviewee
: Asma Nadia
Jabatan
: Penulis
Waktu
: Rabu, 09-07-2014, Jam. 17.00 WIB
Tempat
: Jl. Kemang Swatama Blok B No.3 Studio Alam, Depok (Kediaman Asma Nadia)
1.
Apa yang melatarbelakangi mba Asma Nadia untuk menulis buku Laa Tahzan For Hijabers, apakah cerita yang ada di buku tersebut merupakan kisah nyata dari setiap penulisnya ? Jawab : Iya, saya dulu sejak menulis novel catatan hati seorang istri kan mengajak pembaca untuk menulis, jadi sejak mengajak pembaca menjadi penulis kita bikin beberapa buku antologi ada seri-seri catatan hati terus ada seri laa tahzan termasuk laa lahzan for hijabers. Yang melatarbelakangi adalah saya tuh pengen, saya sendiri termasuk orang yang pake jilbab itu ada tantangan dari orang tua, karena mami itu mualaf cina kristen jadi baru masuk islam jadi ga ngerti gitu. kita perlu proses untuk kita meyakinkan mami, enam bulan saya ga ngomong sama mami, yaa jadi saya pikir pasti banyak kan ade-ade yang suka curhat misalnya dia mau pake jilbab tapi terbentur gitu orang tua ga ngizinin dan lain-lain dan akhirnya saya fikir kayanya bagus deh kalo kita bikin satu buku gitu, saya ajak temen-temen saya di alumni workshop Asma Nadia, jadi Asma Nadia writing workshop kita punya alumni terus ada temen-temen komunitas bisa menulis di facebook untuk ikutan menulis ada juga temen-temen penulis,
yaa disini mereka
pengalaman mereka ketika awal memakai jilbab.
menulis membagi
2.
Di dalam buku ini terdapat cerita dari beberapa penulis, apa motivasi atau alasan mba memasukan cerita dari beberapa penulis tersebut di dalam buku ini? Jawab :
Tujuannya
supaya
menguatkan
temen-temen
yang
mempunyai halangan yang sama ketika mereka memakai jilbab. Karena pengalaman
orang-orang itu kan berbeda-beda ketika
memakai jilbab, jadi saya harap dari pengalaman cerita dari beberapa penulis disini dapat dijadikan kekuatan bagi mereka yang ingin berjilbab tapi sulit karena tantangan disekitarnya dan lain sebagainya.
3.
Bagaimana tahap-tahap penulisannya dari mulai menulis hingga tahap editing dari cerita beberapa penulis? dan berapa lama waktunya sehingga buku ini bisa terbit? Jawab : Ini kan sebetulnya naskahnya dulu pernah terbit, sebagian naskahnya pernah terbit di buku jilbab pertamaku atau gara-gara jilbabku yang diterbitkan penerbit lain pada tahun.. saya lupa tahun berapa kalau tidak salah tahun 2004 atau berapa gitu, terus ini dikombinasi naskah-naskah lama itu kemudian diterbitkan lagi. Kalau penyusunannya sebenarnya yang lama itu kalau ga salah sekitar setaun. Jadi dari kisah-kisah temen-temen penulis disetorkan ke saya, prosesnya saya baca lalu saya seleksi karena tidak semua yang dibaca masuk gitu kan,, nah dari yang di seleksi ada yang misalnya perlu ada yang mereka revisi, jadi saya ngajak tementemen menulis itu kan sebagai pembelajaran biar mereka belajar menulis kalo semua saya yang kerjain kan mereka ga dapet edukasinya. Jadi mereka merevisi saya kasih tahu apa yang perlu diperbaiki terus mereka kirimkan lagi sampai naskah selesai baru kemudian disusun baru kemudian diedit dan baru kemudian di layout dan seterusnya.
4.
Di website home Asma Nadia saya melihat ada 3 cover buku laa tahzan for hijabers yang berbeda dan di website tersebut ditulis agar pengunjung website tersebut memberikan pilihan cover buku mana yang bagus dan salah satu cover tersebut ada bacaaan best seller, apa perbedaan cover buku tersebut dengan buku ini ? Jawab : Hmm, jadi itu contoh sih yaa biasanya kita selalu lempar ke pembaca untuk melihat pembaca sebenarnya suka cover yang mana untuk sebagai masukan kita, tapi juga sebagai media sosialisasi bahwa buku ini akan terbit buku dengan judul kaya gini tema kaya gini akan terbit jadi mereka aware duluan gitu sebelum bukunya terbit, jadi untuk sosialisasi bukunya. Kalo soal ada cover tulisan best seller sebenarnya itu mungkin cuma cover contoh, nah kalo ini cetakan pertama yang mba punya kita ga nulis best seller tapi yang sekarang baru terbit udah ada tulisan best sellernya. Jadi setelah cetak ulang ada tanda best sellernya.
5.
Pesan dakwah apa yang mba ingin sampaikan dalam menerbitkan buku ini? Jawab : yang pertama sih ini dakwah tentang jilbab yang jelas sudah pasti. Kalau jilbab itu kan bagian dari syari’at, cuma syari’at itu kan hanya bisa terpenuhi kalo misalnya seseorang aqidahnya mantap. Seseorang sampai dia bisa pakai jilbab itu hanya mungkin kalau dia merasa cinta sama Allah, jadi dari aqidah ada secara syari’at dari aqidah dituntun ke syari’at sosialisasi jilbab, jadi dakwah tentang jilbabnya ada, tapi dari jilbab ini juga ada pesan-pesan tentang istiqomah,
tentang
berjuang
di
jalan
Allah,
buat
saya
mempertahankan kita memakai jilbab ketika ada banyak pihak yang melarang dan menghalangi itu bagian dari perjuangan juga. saya juga ingin mengajukan beberapa pertanyaan di luar dari buku ini .. 1.
Apa kesibukan mba Asma Nadia saat ini selain menulis ? Jawab : bikin penerbitan sendiri tahun 2009 yaitu Asma Nadia Publishing House, mengelola toko diskon Asma Nadia di D’Mall
Depok, ruko No.14 A yang tidak hanya menjual buku saja tetapi juga ada ransel ada toko busana juga, kesibukannya juga tetap menulis karena ada novel yang sudah tanda tangan kontrak dengan Rafi Film Insya Allah novel Assalamualaikum Beijing mudahmudahan tahun ini rencananya desember rilis kalau ga ada halangan, terus yang kedua ada jilbab traveller tapi jilbab traveller versi novel yang sedang disusun jadi saya tanda tangan kontrak berdasarkan sinopsis yang saya buat dan pihak PH nya suka dan saya tanda tangan kontrak dan saya sekarang menyelesaikan novel itu.
2.
Bisa di ceritakan mba bagaimana perjalanan mba sehingga bisa menjadi penulis yang Insya Allah sukses dan telah dikenal di masyarakat saat ini ? Hambatan apa yang terjadi di awal mba menulis ? Awalnya kan hobi dari SMP, jadi sejak sekolah saya suka pelajaran mengarang, kemudian yaa hobi gitu, cuma yaa dari kilas baliknya lagi waktu kecil dari suka membaca saya suka membaca karena selama saya dirumah sakit saya dulu penyakitan jantung, paru-paru, geger otak, saya punya tumor 5 di sekitar leher terus di operasi tinggal 3. Nah jadi dulu mami suka kalo nemenin kerumah sakit selalu membelikan buku, merelakan makan siangnya, beliau ga makan siang supaya saya bisa baca, kita dulu sangat sederhana, miskin tinggal di samping rel kereta api daerah gunung sari jadi ga punya fasilitas, saya ngetik cerpen pertama saya itu ketika usia 14 tahunan saya pinjam mesin ketik guru ngaji saya waktu itu, terus saya ngetik dan saya coba kirim ke media dan kayanya ga dimuat terus saya kasih unjuk cerpen itu ke pembimbing teater dan dicela di bilang cerpennya klise, picisan, ga bagus, terus ga niat lagi untuk nulis tapi kakak saya Helvy Tiana Rosa selalu nyemangatin ayo nulis ayo nulis kamu bisa gitu kan karena saya ga terlalu percaya diri, saya ga merasa berbakat menulis seperti itu dan perlu waktu untuk memisahkan rasa ga percaya diri itu dengan perasaan
keharusan saya harus menulis, karena nulis itu bisa memberikan kebaikan yang banyak, kita bisa berdakwah, dapat dijadikan perantara komunikasi jadi tidak merasa digurui, jika kita ikhlas mudah-mudahan jadi amal soleh dan kalau sampai kita meninggal pun yaa masi dibaca orang, masi dicetak, yaa mudah-mudahan klo kita ikhlas pahalanya masih mengalir jadi akhirnya saya tetap menulis saya kirim ke media-media sekolah ikut lomba-lomba apa segala macem ada menangnya ada kalahnya juga gitu kan, buku pertama saya kan baru terbit pada tahun 1999 akhir ketika saya usia 26 tahun judul bukunya kisah luar biasa dari orang-orang biasa tapi bukunya mengecewakan jadi covernya ga bagus covernya tuh tipis bukunya tuh kaya pake kertas koran yang jelek gitu kaya buku-buku mujarobat yang suka di bagikan di kereta yang orang ga pengen megang, akhirnya dari situ tahun berikutnya jadi tahun 2000 awal sekitar bulan february buku saya diterbitkan oleh Syaamil seri aisyah putri.
3.
Saya boleh tidak mba mengetahui sedikit biografi dari mba Asma Nadia ? Hmm, boleh boleh .. saya lahir di Jakarta 26 Maret 1972, seperti yang sudah dibilang sebelumnya saya lahir dari keluarga sederhana, mami saya seorang mualaf yang bernama Hj.Maria Amin dan papi saya bernama H.Amin Ivo’s. Saya bersekolah di SD Kartini 2 Jakarta lalu dilanjutkan ke SMP 78 dan SMA 1 Budi Utomo Jakarta. Saat ini saya telah menikah dengan Isa Alamsyah nama suami saya, dan telah dikarunia dua orang anak sudah sepasang ada perempuan ada laki-laki, kalau yang perempuan bernama Putri Salsa dan yang laki-laki bernama Adam Putra Firdaus.