BAB IV ANALISIS PESAN DAKWAH NOVEL KUBAH KARYA AHMAD TOHARI.
4.1
Analisis Heuristik dan Hermeneutik Pesan Dakwah dalam Novel Kubah karya Ahmad Tohari Untuk dapat memberikan makna secara semiotic langkah pertama adalah melakukan pembacaan heuristik kemudian yang kedua adalah dengan pembacaan hermeneutic (retroaktif ) Pembacaan heuristik dilakukan berdasarkan struktur bahasanya atau secara semiotic adalah semiotic tingkat pertama. Sedangkan heuristik ini adalah sistem semiotic tingkat kedua atau pembacaan ulang berdasarkan konvensi sastranya. Pembacaan hermeneutic adalah pembacaan ulang setelah pembacaan heuristik. Dalam pembacaan hermeneutic ini penulis akan melakukan pembacaan ulang terhadap teks, kemudian pembacaan teks, dan kontekstualitas teks yang sedang penulis teliti. Dalam proses analisis pesan dakwah di Novel Kubah ini penulis mengelompokkan menjadi tiga kategori yaitu pesan aqidah, syari'ah dan akhlaq 4.1.1 Aqidah Secara etimologi, aqidah adalah ikatan atau sangkutan, sedangkan secara teknik berarti iman atau keyakinan. Atas dasar pengertian
tersebut
Muhammad
Daud
Ali
dalam
bukunya
64
"Pendidikan Agama Islam" menghubungkan aqidah Islam dengan rukun Iman, Aqidah berawal dari keyakinan kepada zat mutlak yang Maha Esa yang disebut Allah. Allah Maha Esa dalam hati, sifat, perbuatan, dan wujud-Nya (Ali, 2000 : 197). Aqidah merupakan landasan pokok dari setiap amaliyah seorang muslim dan sangat menentukan sekali terhadap nilai amaliyah tersebut, dalam Islam adalah bersifat i’tiqad bathiniyah yang mencakup masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukkan oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya :
ﺍﻻ ﳝﺎﻥ ﺍﻥ ﺗﺆﻣﻦ ﺑﺎﷲ ﻭﻣﻼ ﺋﻜﺘﻪ ﻭﻛﺘﺒﻪ ﻭﺭﺳﻠﻪ ﻭﺍﻟﻴﻮﻡ ﺍﻻﺧﺮ ﻭﺗﺆ ﻣﻦ (ﺑﺎﻟﻘﺪﺭ ﺧﲑﻩ ﻭﺷﺮﻩ )ﺭﻭﺍﻩ ﻣﺴﻠﻢ Artinya : “Iman ialah engkau percaya kepada Allah, Malaikatmalaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, Hari akhir, dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk”. (HR Imam Muslim). Dari hadis inilah lahir arkanul iman (rukun iman) yang enam, yakni beriman kepada Allah SWT, beriman kepada malaikat-malaikat Allah, beriman kepada kitab-kitab Allah, beriman kepada Rasul-rasul Allah, beriman kepada hari kiamat, dan beriman kepada takdir. Dari keenam rukun iman di atas tidak semua ada dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari. Hanya pesan tentang iman kepada Allah (tauhid) dan iman kepada kitab Allah saja yang disebut dalam novel ini.
65
4.1.1.1 Beriman kepada Allah 1. Keyakinan Keyakinan
dalam tradisi
sastra
sudah
dapat
dikatakan sebagai lapis metafisika yang menjadi puncak norma dalam sebuah karya sastra. Lapis-lapis norma dalam karya sastra mirip dengan konsep keutuhan jiwa yang menyatakan bahwa karya sastra tidak bernilai tinggi bila tidak meliputi keutuhan jiwa. Dalam kaitannya dengan karya sastra, keutuhan jiwa ini diterangkan. Sebagai lima tingkatan jiwa manusia, yaitu niveau anorganis, niveau vegetatif, niveau animal, niveau human, dan niveau religius. Pada tingkatan niveau anorganis, karya sastra merupakan bentuk formal seperti pola bunyi, kalimat, gaya bahasa, dan lain-lain. Pada tingkatan niveau vegetatif, karya itu menghadirkan suasana kejiwaan, seperti romantis, mengerikan, marah, dan sebagainya. Pada tingkatan niveau animal, karya sastra menghadirkan hasrat-hasrat kebinatangan, seperti makan, minum, membunuh, dan lain-lain. Pada tingkatan niveau human, karya sastra menghasilkan renungan-renungan batin, rasa belas kasihan, rasa simpati, dan pengalamanpengalaman lain yang hanya bisa dirasakan oleh manusia. Pada tingkatan niveau religius, karya sastra menghadirkan
66
renungan-renungan mengenai Tuhan, pengalaman mistik, dan renungan-renungan lain yang sampai pada hakikat. Dari sini menjadi jelas bahwa Tuhan, merupakan puncak kegiatan bersastra yang dilakukan oleh para sastrawan (Pradopo, 2002 : 32). Sebagaimana dalam teks disebutkan "Yah dengarlah apa yang kumaksud dengan syarat itu. Untuk mendasari upaya penyembuhan jiwamu kau harus memulai dari kepercayaan, Ya kepercayaan" (hlm 25) Pembacaan Heuristik "Yah dengarlah (Karman) apa yang kumaksud (kepercayaan kepada Tuhan) dengan syarat itu (keyakinan). Untuk mendasari upaya penyembuhan jiwamu (penyakit jiwa) kau harus memulai dari kepercayaan (iman), Ya kepercayaan" (hlm 25) Pembacaan Hermeneutic Keyakinan atau yakin merupakan kunci segalanya dalam ajaran Islam. Dalam ajaran Islam disebutkan bahwa keyakinan merupakan puncak dari segala keimanan atau Iman. Oleh karena itu keyakinan merupakan kunci dari segala aktifitas yang kaitannya hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah). Sebagaimana dalam surat al-Baqarah ayat 112 ditegaskan :
ﻪ َﻭﻟﹶﺎ ﺑﻨ َﺪ َﺭﻋ ﻩﺟﺮ ﹶﺃﻦ ﹶﻓﹶﻠﻪ ﺴ ِﺤ ﻣ َﻮﻪ َﻭﻫ ﻟﻠﱠ ﺟ َﻬﻪ ﺳﹶﻠ َﻢ َﻭ ﻦ ﹶﺃ َﺑﻠﹶﻰ َﻣ (112 : ﻮ ﹶﻥ )ﺍﻟﺒﻘﺮﺍﺓﺤ َﺰﻧ ﻢ َﻳ ﻫ ﻢ َﻭﻟﹶﺎ ﻴ ﹺﻬﻑ َﻋﹶﻠ ﻮ َﺧ
67
"(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati" (al-Baqarah 112). Iman mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia, iman merupakan manifestasi dari kepercayaan seseorang terhadap Tuhannya. Seseorang yang hidup di muka bumi tanpa didasari iman maka seolah olah dalam hidupnya tanpa ada pegangan yang layak untuk diikuti atau di anut sebagaimana dalam teks tersebut disebutkan " untuk mendasari upaya penyembuhan jiwamu" Dalam teks tersebut dapat diinterpretasikan dalam beberapa aspek salah satunya adalah aspek aqidah. Dalam teks tersebut menggambarkan tentang arti penting dari keyakinan atau iman. Iman merupakan kunci utama dalam upaya penyembuhan penyakit yang diderita oleh Karman yang pertama adalah kepercayaan atau keyakinan bahwa segala sesuatu baik penyakit, derita, dan cobaan adalah datangnya dari Allah dan semua itu akan kembali kepada Allah. Sebagaimana dalam teks disebutkan : "Ia ingin mengaku dengan tulus meskipun ia lama menjadi anggota partai komunis bahwa kehadiran Tuhan tetap teras pada dirinya" (hlm. 26)
68
Pembacaan Heuristik "Ia (Karman) ingin mengaku dengan tulus meskipun ia (Karman) lama menjadi anggota partai komunis (PKI) bahwa kehadiran Tuhan (Pencipta) tetap teras pada dirinya (Karman)". Pembacaan Hermeneutic Pembacaan teks ini merupakan kelanjutan dari pemaknaan tentang keyakinan pada paragraf sebelumnya. Keyakinan yang dimaksud adalah keyakinan tentang sifat wujud yang dimiliki oleh Allah atau dalam bahasa novel Kubah digunakan dengan istilah Tuhan. Setting yang nampak dalam dialog tersebut adalah latar belakang Karman yang sebelumnya tidak percaya akan adanya Tuhan atau Allah. Karman mencoba menghilangkan kepercayaan itu di organisasi atau partai yang notabenenya adalah partai komunis. Berangkat dari partai inilah Karman kehilangan "pegangan" yaitu tentang keimanan kepada Allah yang sebenarnya hal tersebut bertolak belakang dengan hati nurani Karman. Dalam surat al-Baqarah ayat 108 sikap Karman tersebut termasuk orang yang sesat.
ﻦ ﺒﻞﹸ َﻭ َﻣﻦ ﹶﻗ ﻣ ﻮﺳَﻰﺌ ﹶﻞ ﻣﻢ ﹶﻛﻤَﺎ ﺳ ﻮﹶﻟ ﹸﻜﺴﹶﺄﻟﹸﻮﺍ َﺭﺳ ﻭ ﹶﻥ ﹶﺃ ﹾﻥ َﺗﺮﹺﻳﺪﻡ ﺗ ﹶﺃ (108 : ﺴﺒﹺﻴ ﹺﻞ )ﺍﻟﺒﻘﺮﺍﺓ ﺿﻞﱠ َﺳﻮَﺍ َﺀ ﺍﻟ َ ﺪ ﻥ ﹶﻓ ﹶﻘ ﺪ ﹺﻝ ﺍﹾﻟ ﹸﻜ ﹾﻔ َﺮ ﺑﹺﺎﹾﻟﹺﺈﳝَﺎ َﻳَﺘَﺒ
69
"Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu? Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus".(Q.S Al-Baqarah : 108) 2. Pasrah/ Tawakkal "Mantep ing panarima" atau dalam Islam disebut dengan pasrah atau tawakkal, artinya mantapkan hatimu dalam pasrah dari padanya. Ini merupakan kelanjutan dari penjelasan sebelumnya yaitu kepercayaan atau keimanan tentang adanya Allah dan semuanya akan kembali kepada Allah. Segala sesuatu harus pasrah kepada ketentuan Allah dengan sepenuh hati. Sebagaimana dalam teks disebutkan : Namun apabila kamu percaya dan berserah diri kepada Tuhan, maka jalan keluar selalu tersedia" (hlm 27) Pembacaan Heuristik Namun apabila kamu (Karman) percaya dan berserah diri (pasrah) kepada Tuhan (Allah), maka jalan keluar selalu tersedia" Pembacaan Hermeneutic Dari penjelasan tersebut ada beberapa hal yang harus direnungkan diantaranya adalah pertama manusia dalam menjalani hidup di dunia akan selalu dihadapkan pada problematika yang rumit dan akan muncul setiap saat. Manusia tidak ada kekuasaan untuk menghindar dari
70
persoalan, karena hal tersebut merupakan ujian atau cobaan yang diberikan oleh Allah. Dalam surat al-Isra' ayat 60 disebutkan :
ﻲﺅﻳَﺎ ﺍﱠﻟﺘ ﺮ ﺱ َﻭﻣَﺎ َﺟ َﻌ ﹾﻠﻨَﺎ ﺍﻟ ﺎ ﹺﻁ ﺑﹺﺎﻟﻨ ﻚ ﹶﺃﺣَﺎ ﹶ َ ﺑﻚ ﹺﺇﻥﱠ َﺭ َ َﻭﹺﺇ ﹾﺫ ﹸﻗ ﹾﻠﻨَﺎ ﹶﻟ ﻢ ﻓﹸﻬﺨﻮ َ ﻥ َﻭﻧ ﺮﺀَﺍ ﻲ ﺍﹾﻟ ﹸﻘﻮَﻧ ﹶﺔ ﻓﺠ َﺮ ﹶﺓ ﺍﹾﻟ َﻤ ﹾﻠﻌ َﺸ ﺱ ﻭَﺍﻟ ﺎ ﹺﻠﻨﺘَﻨ ﹰﺔ ﻟﻓ ﻳﻨَﺎ َﻙ ﹺﺇﻟﱠﺎﹶﺃ َﺭ ﺍﺎ ﹶﻛﹺﺒﲑﻐﻴَﺎﻧ ﻢ ﹺﺇﻟﱠﺎ ﹸﻃ ﻫ ﺪ ﹶﻓﻤَﺎ َﻳﺰﹺﻳ "Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka" ((QS. Isra' : 60) Semua orang tidak akan menginginkan masalah yang akan menimpa dirinya. Siapapun orangnya tidak ada yang ingin mendapatkan masalah. Hal seperti ini tentu saja tidak ada kekuasaan dan kehendak bagi siapapun makhluk Allah kecuali Allah yang maha Esa dan Kuasa. Oleh karena itu segala persoalan yang ada kuncinya adalah sikap pribadi. Kedua : perbuatan yang dilakukan oleh mahluk yang didasari oleh kemauan dan keinginan pelaku. Dari kedua konsep tersebut tidak kemudian yang terjadi terhadap manusia sudah digariskan oleh Allah, atau manusia berkehendak karena sudah ditaqdirkan oleh Allah, termasuk
71
kematian. Namun kedua hal tersebut harus diimbangi dengan aqidah dan iman yang kuat. Yang kemudian pada teks selanjutnya disebutkan tentang kematian yang nanti akan dialami oleh setiap manusia. Dulu aku tiada kini aku meng ada Kelak akan lagi tiada Kembali ke rahmat ilahi (hlm. 152) Pembacaan Heuristik Dulu aku (manusia) tiada kini aku (manusia) meng ada Kelak akan lagi tiada (mati) Kembali ke rahmat ilahi (Allah) Pembacaan Hermeneutic Dalam teks tersebut mengandung pengertian bahwa manusia disuruh kembali kepada jalan Allah secara benar. Allah menghendaki untuk taat dan patuh pada jalan-Nya. Allah memberikan hak sepenuhnya kepada manusia untuk menentukan pilihan hidupnya, Allah sudah memberikan jalan dan cara untuk meraih kemenangan di dunia maupun di akhirat, atau dengan kata lain free of choice and free of will, karena setelah kehidupan dunia manusia akan melanjutkan proses atau tahapan setelah kehidupan yaitu kematian.
72
Kutipan tersebut merupakan sebuah sya'ir yang dinyanyikan oleh anak-anak ketika menunggu datangnya waktu shalat.ini adalah sebuah gambaran yang jelas tentang cerita Karman yang dulu pun melakukan hal yang sama, yaitu melantunkan pujian-pujian kepada Allah, meskipun pada akhirnya Karman harus pergi meninggalkan anak dan istri karena terlibat dalam Partai Komunis. Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi hanya satu tujuan yaitu beribadah kepada-Nya dengan segala konsekuensinya yang kemudian pada akhirnya manusia akan kembali kepada-Nya (mati). Dalam surat adz-Dzaariyaat ayat 60 disebutkan :
ﻥ ﻭﺒﺪﻌ ﻟَﻴ ﺲ ﹺﺇﻟﱠﺎ َ ﻧﻦ ﻭَﺍﹾﻟﹺﺈ ﺠ ﺍﹾﻟ ﹺَﻭﻣَﺎ َﺧﹶﻠ ﹾﻘﺖ "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku"(Q.S Adz-Dzaariyaat : 60). 4.1.1.2 Beriman kepada Kitab-kitab Allah Percaya kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah merupakan salah satu rukun iman yang wajib diimani oleh setiap muslim. Tujuan Allah menurunkan kitab-kitab yaitu agar dijadikan pedoman hidup manusia untuk mencapai keselamatan di dunia dan di akhirat. Dalam teks disebutkan : "Mahu malah aku diajak singgah ke rumahnya. Beliau juga memuji bacaan Quranku. Dan Ibu tahu tentang kain kerudung yang berwarna biru, bukan ? (hlm. 45)
73
Pembacaan Heuristik "Mahu, malah aku (Tini) diajak singgah ke rumahnya. Beliau juga memuji bacaan Quranku. (Tini) Dan Ibu tahu tentang kain kerudung yang berwarna biru, bukan ? (hlm. 45) Pembacaan Heurmeneutik Dalam teks tersebut merupakan sebuah ilustrasi pentingnya
pemahaman
ajaran
agama
bagi
seseorang.
Al-Qur'an sebagai kitab suci umat Islam, mengandung ajaran yang berkaitan dengan aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, kitab suci tersebut mutlak untuk dimiliki, dipahami dan diamalkan oleh umat Islam secara umum. Disamping itu, kitab suci al-Qur'an merupakan penawar dari segala penyakit, terutama jiwa. Al-Qur'an merupakan media komunikasi manusia dengan Tuhannya (Allah). Oleh karena itu peranan al-Qur'an dalam kejiwaan seseorang berpengaruh terhadap sikap dan tingkah laku. Sebagaimana
ditegaskan
dalam
surat
al-Fushilat
ayat 44 :
ﻲ ﻤ ﺠ َ ﻋ َﺀﹶﺃﻪﺖ ﺀَﺍﻳَﺎﺗ ﺼﹶﻠ ﻮﻟﹶﺎ ﹸﻓ ﻴﺎ ﹶﻟﻘﹶﺎﻟﹸﻮﺍ ﹶﻟﻤ ﺠ َ ﻋ ﺎ ﹶﺃﺮﺀَﺍﻧ ﻩ ﹸﻗ ﻮ َﺟ َﻌ ﹾﻠﻨَﺎ َﻭﹶﻟ ﻲﻮ ﹶﻥ ﻓﻣﻨ ﺆ ﻳ ﻳ َﻦ ﻟﹶﺎﺷﻔﹶﺎ ٌﺀ ﻭَﺍﱠﻟﺬ ﻯ َﻭﻫﺪ ﻮﺍﻳ َﻦ ﺀَﺍ َﻣﻨﻟﱠﻠﺬ َﻮ ﹸﻗ ﹾﻞ ﻫَﻭ َﻋ َﺮﹺﺑﻲ ﺪ ﻴﻥ َﺑﻌ ﻦ َﻣﻜﹶﺎ ﻣ ﻭ ﹶﻥ ﻳﻨَﺎ َﺩ ﻚ َ ﺌﻰ ﺃﹸﻭﹶﻟﻢ َﻋﻤ ﻴ ﹺﻬ َﻮ َﻋﹶﻠﺮ َﻭﻫ ﻢ َﻭ ﹾﻗ ﺀَﺍﺫﹶﺍﹺﻧ ﹺﻬ Artinya : "Dan jikalau Kami jadikan al-Qur'an itu suatu bacaan dalam selain bahasa Arab tentulah mereka mengatakan: "Mengapa tidak dijelaskan ayatayatnya?". Apakah (patut al-Qur'an) dalam bahasa asing, sedang (rasul adalah orang) Arab? Katakanlah: "al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi
74
orang-orang yang beriman. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang al-Qur'an itu suatu kegelapan bagi mereka. Mereka itu adalah (seperti) orangorang yang dipanggil dari tempat yang jauh" (Q.S. al-Fushilat : 44). Muatan dakwah yang ditonjolkan dalam dialog tersebut adalah pentingnya al-Qur'an sebagai pedoman umat Islam, minimal mampu membaca teks al-Qur'an secara benar.
4.1.2 Syari'ah Makna asal syari’ah jalan ke sumber (mata) air. Perkataan syari’ah dalam bahasa Arab berasal dari kata syari’ yang secara harfiah berarti jalan yang harus oleh setiap muslim. Menurut ajaran Islam syari’ah ditetapkan Allah menjadi patokan hidup setiap muslim (The Way of Life) (Ali, 2000 : 235). Dari pengertian diatas terdapat 2 hal yang disatukan yaitu (a) peraturan yang bersumber pada wahyu menunjuk pada syari’ah dan (b) kesimpulan-kesimpulan (manusia) yang berasal dari wahyu itu menunjuk pada fiqih. Syari'ah dalam Islam berhubungan erat dengan amal lahir (nyata) yang berfungsi sebagai peraturan guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhannya dan mengatur pergaulan hidup antar sesama manusia. (Asmuni Syukir, 1983: 61) Hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi saw “Islam adalah bahwasannya engkau menyembah kepada Allah SWT dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan
75
sesuatupun, mengerjakan sembahyang, membayar zakat yang wajib, berpuasa pada bulan Ramadlan, dan menunaikan ibadah haji di Mekah” (HR. Bukhori Muslim) Syari'ah dibagi menjadi dua bidang, yaitu ibadah dan muamalah.
Ibadah adalah cara manusia berhubungan dengan Tuhan, sedangkan muamalah adalah ketetapan Allah yang langsung berhubungan dengan kehidupan sosial manusia. Seperti hukum warisan, berumah tangga, jual beli, kepemimpinan dan amal-amal lainnya. Dilihat dari segi bentuk dan sifatnya, ibadah dapat dibagi ke dalam lima kategori yaitu (1) ibadah dalam bentuk perkataan atau lisan, seperti berdzikir, berdoa dan membaca al-Qur’an (2) ibadah dalam bentuk perbuatan yang tidak ditentukan bentuknya, seperti membantu atau menolong orang lain, mengurus jenazah (3) ibadah dalam bentuk pekerjaan yang telah ditentukan wujudnya seperti shalat, puasa, zakat dan haji (4) ibadah yang cara dan pelaksanaannya berbentuk menahan diri seperti puasa dan iktikaf (5) ibadah yang sifatnya menggugurkan hak, misalnya memaafkan orang lain dan membebaskan orang yang berhutang dari kewajiban membayar (Daud Ali, 1998 : 245-246). 4.2.1 Shalat Pesan mengenai ibadah shalat baik itu berupa shalat wajib maupun shalat sunnah sangat menonjol dalam novel ini. Bahkan sebagian pesan yang termasuk kategori syari’ah mengenai shalat.
76
Pesan tentang shalat ini letaknya tersebar dan mereka diselipkan oleh pengarang dari awal sampai akhir novel ini. Pada bagian awal novel dapat kita lihat dalam halaman 39 sebagai berikut. "Tini sudah selesai mandi kain batik dipinjungkan kemudian ia mengambil air sembahyang" (hlm 39) Pembacaan Heuristik "Tini (anak Karman) sudah selesai mandi kain batik dipinjungkan kemudian ia (Tini) mengambil air sembahyang (shalat)" Pembacaan Heurmeunetik Shalat merupakan salah satu rukun Islam yang lima. Shalat mempunyai
posisi
penting
dalam
hal
ubudiyah.
Shalat
merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam tanpa terkecuali, karena shalat merupakan tiang agama. Dari teks tersebut menggambarkan tentang pentingnya shalat bagi setiap umat Islam, tanpa memandang status dan latar belakang seseorang. Shalat merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan. Sebagaimana dalam al-Qur'an surat al-Baqarah ayat 110 dijelaskan sebagai berikut;
ﻨ َﺪﻋ ﻩ ﻭﺠﺪ ﻴ ﹴﺮ َﺗ ﹺﻦ َﺧ ﻣ ﻢ ﺴﻜﹸ ِ ﻧﻔﹸﻟﹶﺄ ﻮﺍﻣﺗ ﹶﻘﺪ ﺰﻛﹶﺎ ﹶﺓ َﻭﻣَﺎ ﻮﺍ ﺍﻟﻼ ﹶﺓ ﻭَﺁﺗﻮﺍ ﺍﻟﺼﻴﻤَﻭﹶﺃﻗ (110:ﲑ( )ﺍﻟﺒﻘﺮﺓ ﺼ ﻌ َﻤﻠﹸﻮ ﹶﻥ َﺑ ﻪ ﹺﺇﻥﱠ ﺍﻟﻠﱠ َﻪ ﹺﺑﻤَﺎ َﺗ ﺍﻟﻠﱠ
77
Artinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.” (QS. al-Baqarah: 110)
4.2.2 Dzikir Dalam teks disebutkan : "Di kamar persalatan Marni berusaha mencari kesadaran tertinggi agar bisa berdekat dekat dengan Tuhan" (hlm. 50) Pembacaan Heuristik "Di kamar persalatan Marni (istri karman ) berusaha mencari kesadaran tertinggi (khusu') agar bisa berdekat dekat dengan Tuhan (Dzikir )" Pembacaan Heurmenetik Dzikir merupakan bagian dari aktualisasi keimanan seseorang yang diwujudkan dalam bentuk ubudiyah
praktis.
Dalam masalah ini dijelaskan dzikir sangat mempengaruhi keimanan dan sikap seseorang setiap hari dalam diri manusia secara universal hingga ke dalam organ-organ manusia secara psikis. Seperti yang dilakukan oleh Marni, bahwa kesadaran tertinggi dapat diartikan sebagai kekhusu'an dalam beribadah baik dalam shalat maupun dzikir, yang pad intinya kekhusukan itu merupakan wujud dari kedekatan manusia dengan Allah.
78
Dalam surat al-Ahzab ayat 35 disebutkan :
ﺕ ﲔ ﻭَﺍﹾﻟﻘﹶﺎﹺﻧﺘَﺎ َ ﺘﺕ ﻭَﺍﹾﻟﻘﹶﺎﹺﻧ ﻣﻨَﺎ ﺆ ﻤ ﲔ ﻭَﺍﹾﻟ َ ﻣﹺﻨ ﺆ ﺕ ﻭَﺍﹾﻟﻤ ﻠﻤَﺎﺴ ﻤ ﲔ ﻭَﺍﹾﻟ َ ﻤ ﻠﺴ ﹺﺇﻥﱠ ﺍﹾﻟﻤ ﲔ َ ﻌ ﺷ ﺕ ﻭَﺍﹾﻟﺨَﺎ ﺎﹺﺑﺮَﺍﺎﹺﺑﺮﹺﻳ َﻦ ﻭَﺍﻟﺼﺕ ﻭَﺍﻟﺼ ﺩﻗﹶﺎ ﺎﲔ ﻭَﺍﻟﺼ َ ﻗﺩ ﺎﻭَﺍﻟﺼ ﺕ ﺋﻤَﺎﺎﲔ ﻭَﺍﻟﺼ َ ﻤ ﺋﺎﺕ ﻭَﺍﻟﺼ ﺪﻗﹶﺎ ﺼ َ َﺘﲔ ﻭَﺍﹾﻟﻤ َ ﻗﺪ ﺼ َ َﺘﺕ ﻭَﺍﹾﻟﻤ ﺷﻌَﺎ ﻭَﺍﹾﻟﺨَﺎ ﺕ ﻛﺮَﺍ ﺍ ﻭَﺍﻟﺬﱠﺍﺜﲑﻛﺮﹺﻳ َﻦ ﺍﻟﻠﱠ َﻪ ﹶﻛ ﺕ ﻭَﺍﻟﺬﱠﺍ ﻓﻈﹶﺎﻢ ﻭَﺍﹾﻟﺤَﺎ ﻬ ﻭ َﺟﲔ ﹸﻓﺮ َ ﻈ ﻓﻭَﺍﹾﻟﺤَﺎ ﺎﻴﻤﺍ َﻋﻈﺟﺮ ﻔ َﺮ ﹰﺓ َﻭﹶﺃ ﻐ ﻢ َﻣ ﻬ ﻪ ﹶﻟ ﺪ ﺍﻟﱠﻠ ﹶﺃ َﻋ Artinya : "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mu'min, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta`atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu`, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar". (Q.S. al-Ahzab : 35) Dari ayat di atas, memberikan paradigma baru bagi kaum muslimin dan umat manusia pada umumnya untuk selalu ingat kepada Allah SWT sebagai dzat yang wajib sembah.
4.1.3 Akhlaq Perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaq yang secara etimologi antara lain berarti budi pengerti, perangai, tingkah laku/tabiat (Djatmika, 1987 : 25). Sedangkan menurut istilah, akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia, ruang lingkupnya meliputi semua aktifitas manusia dalam segala bidang hidup dan kehidupan. Adapun
79
syarat akhlak yaitu dilakukan berulang-ulang dan timbul dengan sendirinya (Ali, 2000 : 248). Menurut penulis, dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari pada dasarnya dapat dipahami sebagai suatu keadaan jiwa (mental) yang merupakan induk bagi lahirnya segenap perbuatan manusia. akhlak adalah suatu ilmu yang objeknya adalah hukum-hukum tentang nilai yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan yang diberi sifat (predikat) baik atau buruk. Sebagai keadaan jiwa (mental), akhlak dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan jiwa (mental) yang mendalam, yang darinya lahir perbuatan-perbuatan baik atau buruk, tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan. Dalam novel ini terdapat begitu banyak nilai-nilai akhlak yang coba ditampilkan oleh pengarang. Nilai-nilai antara lain : 4.1.3.1 Mengucapkan Salam Dalam teks disebutkan : "Di pintu Marni mengucapkan salam" (hlm. 174) Pembacaan Heuristik "Di pintu Marni (mantan istri Karman) mengucapkan salam" Pembacaan Heurmenetik Mengucapkan salam merupakan sesuatu yang mulia, salam dapat diartikan sebagai mendo'akan orang lain yang kita kunjungi, dan bahkan salam diharapkan dibudayakan dalam kehidupan setiap hari.
80
Salam mempunyai arti penting dalam pergaulan baik terhadap teman, keluarga maupun ssosial. Sperti halnya yang dilakukan oleh Marni. Dalam surat an-Nur ditegaskan :
ﻮﺍﺴَﺘ ﹾﺄﹺﻧﺴ ﻰ َﺗﻢ َﺣﺘ ﺗ ﹸﻜﻮﺑﻴ ﻴ َﺮﺎ ﹶﻏﻮﺗﺑﻴ ﻠﹸﻮﺍﺪﺧ ﻮﺍ ﻟﹶﺎ َﺗﻳ َﻦ ﺀَﺍ َﻣﻨﻳﻬَﺎ ﺍﱠﻟﺬﻳَﺎﹶﺃ ﻭ ﹶﻥﻢ َﺗ ﹶﺬ ﱠﻛﺮ ﻢ ﹶﻟ َﻌﻠﱠﻜﹸ ﺮ ﹶﻟ ﹸﻜ ﻴﻢ َﺧ ﻟﻜﹸﻠﻬَﺎ ﹶﺫﻫ ﻮﺍ َﻋﻠﹶﻰ ﹶﺃﺴﻠﱢﻤ َ َﻭﺗ Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat" (Q.S an-Nur : 27) Marni berusaha mencari mantan suaminya yaitu Karman yang dulu terlibat dalam gerakan partai politik yang beraliran komunis, partai politik yang tidak mengakui adanya Tuhan. Yang kemudian Karman dipenjara dan diasingkan. Dalam teks tersebut paling tidak memberikan gambaran tentang pentingnya salam sebagai sebuah budaya yang islami, yang patut dan ditiru oleh setiap orang sebagaimana dipraktekkan oleh Rasulullah SAW ketika bertemu sahabat sahabatnya. 4.1.3.2 Patuh Pada Orang Tua Cerminan akhlak terhadap orang tua tergambar secara denotative
dalam
dialog
Tini
sebagaimana dalam teks disebutkan :
dengan
Ibunya
Marni,
81
"dan Bu seandainya ibu tahu keinginan ku bersama Rudio keinginan sejati dari anak-anak terhadap kedua orang tuanya" (hlm. 43) Pembacaan Heuristik "dan Bu (Marni) seandainya ibu tahu keinginan ku bersama Rudio keinginan sejati dari anak-anak terhadap kedua orang tuanya (berbakti)" Pembacaan Heurmeneuitk Dari potongan teks tersebut mengilustrasikan tentang keinginan seorang anak untuk membahagiakan orang tua, birrul walidain berbakti kepada orang tua. Dalam ajaran islam dikenal dengan birru walidain. Birru atau al birru artinya kebajikan. Al walidain artinya dua orang tua atau ibu bapak. Jadi, birrul walidain adalah berbuat kebajikan kepada kedua orang tua. Islam mengajarkan agar seorang anak berbakti kepada ibu bapaknya, seperti termaktub dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 14 :
ﻲﻪ ﻓ ﻓﺼَﺎﹸﻟﻫ ﹴﻦ َﻭ ﺎ َﻋﻠﹶﻰ َﻭﻫﻨ ﻪ َﻭ ﹸﺃﻣﺘﻪﻪ َﺣ َﻤﹶﻠ ﻳﻟ َﺪﻧﺴَﺎ ﹶﻥ ﹺﺑﻮَﺍﻴﻨَﺎ ﺍﹾﻟﹺﺈﺻ َﻭ َﻭ (14 : )ﻟﻘﻤﺎﻥﺼﲑ ﻲ ﺍﹾﻟ َﻤ ﻚ ﹺﺇﹶﻟ َ ﻳﻟ َﺪﻟﻮَﺍﻲ َﻭﺮ ﻟ ﺷ ﹸﻜ ﻥ ﺍ ﻴ ﹺﻦ ﹶﺃﻋَﺎ َﻣ Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada ibu bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan makin lemah; dan menyapihnya dalam dua tahun; hendaklah engkau bersyukur kepada-Ku dan kepada ibu bapakmu. Hanya kepada-Kulah tempat kembalimu”. (QS Luqman: 14).
82
Banyak
cara
bagi
seorang
anak
untuk
dapat
mewujudkan birrul walidain tersebut, antara lain sebagai berikut: a. Mengikuti keinginan dan saran orang tua dalam berbagai aspek kehidupan, baik masalah pendidikan, pekerjaan, jodoh maupun masalah lainnya asalkan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. b. Menghormati dan memuliakan kedua orang tua dengan penuh rasa terima kasih dan kasih sayang atas jasa-jasanya yang tak mungkin bisa dinilai dengan apa pun. c. Membantu ibu bapak secara fisik dan materiil. d. Mendo’akan ibu bapak semoga diberi oleh Allah SWT kemampuan, rahmat dan lain-lain
4.1.3.3 Sabar Dalam teks disebutkan : "Otak Hasyim telah mengirim perintah ke otot tangan, tetapi batal saat terakhir saat ketika Hasyim teringat: berwasiatlah dalam kebenaran dan kesabaran" (hlm. 100) Pembacaan Heuristik "Otak (pikiran) Hasyim telah mengirim perintah ke otot tangan (marah), tetapi batal saat terakhir saat ketika Hasyim teringat: berwasiatlah dalam kebenaran dan kesabaran" Pembacaan Heurmeneutik Pengendalian diri atau pengaturan diri yaitu menangani emosi kita sedemikian sehingga berdampak positif terhadap
83
pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu sasaran, mampu pulih kembali dari tekanan emosi. Emosi adalah satu kekuatan kalau kita mau mengendalikannya. Emosi bisa merusak
kalau
menguasai
diri
kita.
Kemampuan
mengendalikan emosi adalah kekuatan yang siap digali untuk mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik. Adapun kualitas yang lebih baik selalu dimulai dari diri kita sendiri bukan dari orang lain. Dengan kata lain upaya evolusi diri akan lebih efektif dalam memanfaatkan potensi emosional kita Sebagaimana yang dilakukan oleh Hasyim, ia berusaha sekuat tenaga agar emosi yang menguasai pikirannya dapat terkendali, sehingga tidak berakibat fatal baik terhadap dirinya maupun orang lain. Kemarahan Hasyim disebabkan oleh sikap Karman sebagai keponakan yang telah mengingkari adanya Allah dalam hatinya. Kemarahan Hasyim ditunjukkan dalam teks " laknat" ini adalah salah satu ekspresi sikap Hasyim yang tergambar dalam cerita. Hasyim berusaha menahan segala hawa nafsunya, yaitu amarah atau emosi. Emosi dalam bahasa sehari hari adalah marah, amarah yang tidak terkendali akan mengakibatkan penyesalan di kemudian hari. Oleh karena itu penekanan sifat sabar harus ditanamkan ke dalam jiwa, agar emosi yang ada dalam jiwa kita dapat tersalurkan secara positif.
84
4.2
Konteks Kubah Karya Ahmad Tohari Pengarang Ahmad Tohari, pantas disebut sebagai salah seorang pengarang Indonesia yang produktif dan berhasil mempertahankan stamina kepengarangannya selama lebih dari dua puluh tahun sejak kemunculannya pada tahun 1979 dengan cerpen-cerpen dan berbagai artikel populer di koran dan majalah umum. Keterkenalan Ahmad Tohari terbukti dari bayaknya telah orang terhadap karya-karyanya, baik berupa artikel, kritik, esai, skripsi, maupun tesis kesarjanaan sastra di dalam dan di luar negeri. Penerjemahan dan penerbitannya di luar negeri merupakan isyarat bahwa karya-karyanya memiliki nilai lebih yang pantas dikaji, baik secara populer maupun akademis. Novel Kubah memiliki nilai lebih karena berhasil mengungkapkan sebuah fenomena sosial yang khas dalam konteks sistem politik di Indonesia pada akhir dekade 1960-an. Dalam novel ini Ahmad Tohari dan visi kepengarangan yang jelas dan kukuh, yaitu ikut mencerahkan dan mengingatkan masyarakat agar tidak mudah terjebak dan hanyut ke dalam arus kesewenang-wenangan pada saat berkuasa, baik di tingkat rendah maupun di tingkat atas. Kesewenang-wenangan apapun pasti menimbulkan korban yang tidak lain adalah saudara-saudara sebangsa dan yang seharusnya hidup bersama dalam kebahagiaan lahir batin. Secara garis besar, Novel Kubah menggambarkan tokoh yang tidak berdaya melawan arus kehidupan politik di sekitarnya sehingga terpaksa
85
menjadi korban sistem politik, khususnya kasus tragedy nasional September 1965. Bentuk warna kehidupan sosial yang terkandung dalam novel ini yang memperlihatkan konsistensi kepengarangan Ahmad Tohari untuk bersimpati terhadap kehidupan orang-orang kecil yang bodoh, miskin, tersisih, dan bernasib malang. Dalam pandangan batin pengarang, orang-orang yang bernasib malang itu justru merupakan alamat yang tepat untuk membaca hakikat makna kehidupan yang merupakan kehendak Tuhan untuk seluruh umat manusia sepanjang zaman. Karya Ahmad Tohari ini tidak hanya mengandung warna sosial yang relevan dengan massanya, tetapi juga mengandung religiositas yang pantas direnungkan maknanya. Aspek religiositas itu dapat dipahami dalam hubungannya dengan latar pendidikan dan pengalamannya yang selama ini memang senantiasa berdekatan dengan kehidupan desa dan pesantren. Alam pedesaan dan kehidupan wong cilik boleh dikatakan sebagai ciri utama dalam novel Kubah. Alam pedesaan itu tampak pada deskripsi latar alam
dan
latar
sosial
yang
terbilang
rinci
dan
kadang-kadang
berkepanjangan. Kecenderungan deskripsi itu tidak mustahil mengganggu kenikmatan pembaca yang telah memiliki pengalaman dan penghayatan pedesaan, tetapi mungkin juga relevan sebagai penyegar kenangan atau nostalgia, atau justru lebih relevan sebagai sumber pengetahuan pembaca sastra Indonesia yang kebanyakan berada di kota-kota.
86
4.3
Kontekstualisasi Kubah Karya Ahmad Tohari Bila kita menelaah novel Kubah, akan terlihat bahwa novel ini mengisahkan penderitaan lahir batin tokoh Karman karena kesadarannya sendiri untuk berpihak kepada PKI. Pada akhir cerita digambarkan harapan yang menyenangkan bagi Karman, ia merasa senang karena diterima kembali oleh lingkungan (masyarakat Pegaten) yang dahulu dibencinya, bahkan dipercaya untuk membuat Kubah yang megah di masjid desanya. Sambutan masyarakat Pegaten harus dipahami sebagai simpati dan pemaafan terhadap seorang kerabat yang sudah menderita karena kesalahannya, bukan sambutan terhadap ideologinya. Hal ini sebaiknya dipahami sebagai pencerahan bagi siapapun yang pernah menyanjung Komunis, atau mungkin justru baru mengenalnya, atau merasa sebagai anak cucu orang-orang PKI. Yang dimaksud dengan pencerahan disini adalah kesadaran banyak pihak terhadap realitas yang menggambarkan sebuah ideologi yang melawan kodrat kehidupan sosial atau tidak sejalan dengan realitas sosial, yang terbukti dengan sulitnya mendapat hak hidup secara wajar. Apabila pencerahan itu dapat disepakati, novel Kubah telah mengajarkan untuk bersikap kritis terhadap kemungkinan munculnya kembali benih-benih Komunisme di bumi Indonesia, bahkan juga bersikap kritis terhadap ideologi apapun yang bertentangan dengan kodrat kehidupan masyarakat yang religius. Pelajaran lain dari novel ini adalah pemahaman
87
dan pemaafan masyarakat terhadap pribadi yang telah menyadari kesalahan atau ketersesatannya untuk mendapatkan kembali harkat kemanusiaannya. Tentu saja persoalan itu tidaklah sederhana, karena bukan hanya masyarakat yang berperan aktif, namun pribadi yang bersangkutan juga harus dapat membuktikan kesadarannya sebagaimana yang dikehendaki masyarakat. Hal itu dipesankan dalam novel Kubah yang diakhiri dengan episode sangat pendek tentang keberhasilan tokoh Karman membuat sebuah kubah yang megah untuk masjid di desanya. Karman memberanikan diri meminta bagian untuk ikut serta membangun masjid yang sudah rapuh dengan menyanggupi membuat kubah yang baru. Tokoh Karman dalam novel Kubah harus dilihat sebagai tokoh rekaan, tetapi sangat mungkin diambil Ahmad Tohari berdasarkan realitas sosial di sekitarnya. Sementara itu, dapat dibayangkan betapa banyak pribadi seperti tokoh Karman yang telah dibebaskan dari pulau Buru. Mereka sekarang berada hampir di seluruh kota dan desa di Indonesia. Kalau novel Kubah dapat dipakai sebagai salah satu model pemahaman masyarakat terhadap keberadaan para bekas tahanan politik, dapat diharapkan terwujudnya sebuah potret indah kemanusiaan di bumi Indonesia. 4.4
Analisis Gaya Bahasa dan Format Penyampaian Pesan Dakwah Gaya bahasa yang digunakan Ahmad Tohari dalam novel Kubah ini, gaya bahasa personifikasi mendominasi dalam teknik penceritaannya yang telah dipilih sebagai cara yang tepat untuk mendekati dan menegur alam. Dengan kata lain, gaya bahasa personifikasi itu merupakan salah satu
88
caranya bertasbih kepada Tuhan. Dari gaya bahasa personifikasi ini dapat dikatakan bahwa Ahmad Tohari dengan media sastra merupakan pilihan lain untuk berdakwah atau mencerahkan batin manusia agar senantiasa mau membaca ayat-ayat Tuhan. Dengan sastra tersebut diharapkan dapat mengembangkan masyarakat yang beradab, yaitu masyarakat yang tidak suka berbohong, tidak suka menipu, atau yang tidak suka menakut-nakuti mereka yang lemah. Dengan kata lain, karya sastra berperan sebagai pencerah kondisi agama yang sedang krisis, sastra dibuat untuk melakukan berbagai pengingatan, juga sebagai cara lain untuk berdialog dengan Tuhan. Mengenai format dari penyampaian pesan dakwah dalam novel Kubah karya Ahmad Tohari memang ada berbagai bentuk. Ada pesan yang menggunakan format deskriptif, misalkan saja pesan dakwah kategori Aqidah. Pesan jenis ini menjelaskan dan memberikan gambaran tentang apa dan bagaimana sebenarnya Allah. Contoh format jenis ini terdapat dalam dialog berikut: "Yah dengarlah apa yang kumaksud dengan syarat itu. Untuk mendasari upaya penyembuhan jiwamu kau harus memulai dari kepercayaan, Ya kepercayaan" (hlm. 25) Dialog di atas memberikan gambaran kepada pembaca mengenai bagaimana keyakinan merupakan kunci dari segala aktifitas yang berkaitan dengan hablumminallah (hubungan manusia dengan Allah). Format preskiptif adalah format yang paling dominan dalam penyampaian pesan dakwah novel ini. Sebagaimana sudah dituliskan pada bab III dalam sub-bab amanat bahwa tema dari novel Kubah ini adalah
89
mengajarkan untuk bersikap kritis terhadap kemungkinan munculnya kembali benih-benih Komunisme di bumi Indonesia, bahkan juga bersikap kritis terhadap ideologi apapun yang bertentangan dengan kodrat kehidupan masyarakat yang religius. Dari tema tersebut maka format preskiptif yang merupakan format yang sifatnya menjawab pertanyaan “apa yang harus dilakukan” akan sangat tepat digunakan sebagai format dari penyampaian pesan dakwah dalam novel ini. Format ini terlihat dalam dialog yang mengandung pesan kategori akidah sebagai berikut : "Ia ingin mengaku dengan tulus meskipun ia lama menjadi anggota Partai Komunis bahwa kehadiran Tuhan tetap terasa pada dirinya" (hlm. 26) Dari dialog tersebut terlihat latar belakang Karman yang sebelumnya tidak percaya akan adanya Tuhan. Karman mencoba menghilangkan kepercayaan itu di organisasi atau partai yang notabenenya adalah Partai Komunis. Berangkat dari partai inilah Karman kehilangan "pegangan" yaitu tentang keimanan kepada Allah yang sebenarnya hal tersebut bertolak belakang dengan hati nurani Karman. Bila ditinjau dari bentuk komunikasi novel Kubah termasuk dalam bentuk komunikasi massa dimana pesan komunikasi yang ditampilkan Ahmad Tohari menggunakan buku (novel) (Amir, 1999 : 25). Pesan komunikasi mempunyai tujuan tertentu. ia menentukan teknik yang harus diambil, apakah itu teknik informasi, teknik persuasif atau teknik instruksi. Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan (the content of the
90
massage) dan lambang (symbol). Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi lambang yang dipergunakan bisa bermacam-macam, lambang yang bisa dipergunakan untuk menyampaikan isi komunikasi ialah bahasa, gambar, warna, kial (gesture) dan sebagainya. Lambang yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi ialah bahasa karena hanya bahasa yang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaan, fakta dan opini, hal yang konkret dan yang abstrak, pengalaman yang sudah lalu dan kegiatan yang akan datang, dan sebagainya. Dalam berkomunikasi bahasa memegang peranan penting. Banyak kesalahan informasi dan kesalahan interpretasi disebabkan oleh bahasa. Bahasa sendiri terdiri dari kata atau kalimat yang mengandung pengertian denotative dan pengertian konotatif. Pengertian denotative disini ialah perkataan yang maknanya sebagaimana dirumuskan dalam kamus yang diterima secara umum oleh kebanyakan orang. Sedangkan konotatif mengandung pengertian maknanya dipengaruhi emosi atau evaluasi disebabkan oleh latar belakang dan pengalaman seseorang. Dalam melancarkan komunikasi, kita harus berupaya menghindarkan pengucapan kata-kata yang mengandung pengertian konotatif (Effendy, 1998 : 34). Jika melihat tulisan-tulisan Ahmad Tohari dalam novel Kubah dapat diketahui bahwa ia menggunakan bahasa yang denotatif. Dari sini dapat disimpulkan dari segi efektifitas berkomunikasi bahwa tulisan dalam novel ini efektif, hal ini terlihat dari semua pesan dalam novel Kubah menggunakan bahasa yang tegas dan lugas, sehingga dapat dipahami secara jelas oleh para komunikannya (para pembacanya) karena segmen pasar dari novel ini adalah kalangan umum.