ANALISIS CAMPUR KODE DALAM NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syaratsyarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh RINI MARYANI NIM 106013000315
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Rini Maryani
NIM
: 106013000315
Jurusan/Semester
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/IX
Angkatan
: 2006
Alamat
: Jalan Perjuangan Rt 02/07 No. 8 Kelurahan Harapan Baru Kec. Bekasi Utara 17123
Menyatakan dengan sesungguhnya Bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Campur Kode dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy” adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan: Nama : Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M. Pd. NIP
: 19640212 199703 2 001
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan siap menerima segala konsekuensi apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakarta, 11 Februari 2011 Yang menyatakan,
Rini Maryani
ABSTRAK Rini Maryani, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi, Analisis Campur Kode dalam Novel Ketika Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El Shirazy. Bahasa berperan penting dalam kehidupan manusia dan satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat. Saat berinteraksi antarmanusia akan didapati manusia yang mampu menguasai lebih dari satu bahasa dikenal dengan sebutan bilingual dan multilingual yang memungkinkan akan terjadinya campur kode, campur kode adalah masuknya serpihan-serpihan bahasa ke bahasa lain. Campur kode bukan hanya terjadi pada percakapan lisan tetapi juga dapat terjadi dalam percakapan tulisan, misalnya novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui wujud campur kode dan fungsi campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan bentuk kualitatif, yaitu mendeskripsikan wujud dan fungsi terjadinya campur kode yang terdapat dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Berdasarkan analisis data dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy didapati campur kode bahasa daerah (Jawa), dan bahasa Asing (Arab dan Inggris) berjumlah 219 data. Campur kode dominan adalah campur kode bahasa Arab, yaitu terdapat 107 data hal ini karena pengarang novel mampu berbahasa Arab dan novel ini adalah novel Islami yang sering menggunakan serpihan-serpihan bahasa keislaman sedangkan campur kode bahasa Inggris dan Jawa masing-masing 71 dan 41 data. Campur kode terbanyak yaitu berwujud kata, terdapat 114 data. Campur kode berwujud frasa terdapat 52 data. Campur kode berwujud klausa terdapat 16 data. Campur kode berwujud kata ulang terdapat 5 data. Campur kode berwujud baster 24 data. Campur kode berwujud ungkapan atau idiom terdapat 8 data. Campur kode dalam penulisan novel dapat dibagi menurut penggunaannya berupa campur kode deskripsi dan campur kode pada dialog, dalam deskripsi cerita yang bertujuan menggambarkan latar, peristiwa, dan tokoh sedangkan dialog yang bertujuan untuk menyajikan percakapan tokoh/antartokoh. Fungsi yang melatarbelakangi terjadinya campur kode dalam novel dwilogi Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy adalah (1) karena menghormati lawan tutur, (2) karena kebutuhan kosakata, (3) karena ingin mencari jalan termudah menyampaikan maksud, (4) karena membicarakan topik tertentu, (5) menunjukkan identitas, (6) menunjukkan keterpelajaran, (7) mempertegas sesuatu, (8) memperhalus tuturan, (9) menunjukkan keakraban, dan (10) sebagai pengisi dan penyambung kalimat. Fungsi campur kode dominan adalah kebutuhan kosakata yaitu 36 data, terdapat pada campur kode wujud kata.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur atas limpahan rahmat, nikmat, dan hidayah Allah SWT dengan kemudahan-Nya penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya keluar dari zaman jahiliyah ke zaman cahaya islami yang terang benderang. Penyusunan skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik karena adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak kepada penulis. Oleh karena itu, sebagai ungkapan rasa hormat yang tulus, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
2.
Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah, Z.A, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus sebagai Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3.
Bapak Drs. E. Kusnadi Dosen Penasehat Akademik yang selalu memberikan nasehat-nasehat yang berguna untuk penulis.
4.
Bapak Hilmi Akmal, M.Hum. yang telah bersedia meluangkan waktunya saat penulis bertanya mengenai campur kode dalam sosiolinguistik.
5.
Ibu Rosyida Erowati, M.Hum. dan para dosen lainnya yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan yang berguna kepada penulis.
6.
Pimpinan dan karyawan perpustakaan FITK, perpustakaan UIN Jakarta, yang telah memberi kemudahan bagi penulis dalam memperoleh informasi.
7.
Kedua orang tua (Ayahanda Edi Suparno dan Ibunda Rosih), atas segala bentuk cintanya kepada ananda yang selalu memberikan doa, motivasi, bantuan moril maupun materil, semoga Allah selalu melimpahkan rahmatNya kepada keluarga kita.
ii
8.
Kakak-kakakku, Agus Susanto, S.Pd.I dan Rina Maryana serta segenap keluarga besar yang selalu memberikan dukungan dan bantuan moril maupun materil yang tak terhingga kepada penulis.
9.
Teman-teman seperjuangan, Rara, Vevi, Qori, Yanti, Ais, Yeti, Puji, Yudi, Hastri, Iyom, dan Diah. Kenangan bersama kalian tidak akan aku lupa, semoga kesuksesan dan kebahagiaan selalu menyertai kita, amiiin.
10. Teman-teman angkatan 2006 dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya untuk penulis. Penulis berdoa dan berharap semoga semua pihak yang telah membantu dengan kebaikan dan ketulusan mendapat balasan dan menjadi ladang amal di sisi Allah SWT. Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi siapa saja yang membacanya.
Jakarta, 10 Februari 2011
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ...................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .........................................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalalah .......................
4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
5
D. Manfaat Penelitian .....................................................................
5
E. Metodologi penelitian ................................................................
5
F. Tinjauan Pustaka ........................................................................
8
G. Sistematika Penulisan .................................................................
9
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pengertian Bahasa ......................................................................
11
B. Fungsi Bahasa ............................................................................
12
C. Pengertian Sosiolinguistik .........................................................
14
D. Masyarakat Bahasa ....................................................................
16
E. Campur Kode .............................................................................
18
F. Pengertian Novel ........................................................................
22
G. Deskripsi dan Dialog .................................................................
25
H. Jenis-Jenis Novel .......................................................................
29
iv
BAB III BIOGRAFI PENULIS DAN SINOPSIS NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH A. Biografi Habiburrahman El Shirazy ..........................................
32
B. Sinopsis Novel ...........................................................................
35
BAB IV ANALISIS DATA A. Wujud Campur Kode Berbentuk Kata .......................................
38
B. Wujud Campur Kode Berbentuk Frasa ......................................
72
C. Wujud Campur Kode Berbentuk Klausa ...................................
89
D. Wujud Campur Kode Berbentuk Kata Ulang ............................
95
E. Wujud Campur Kode Berbentuk Baster ....................................
97
F. Wujud Campur Kode Berbentuk Ungkapan ..............................
105
BAB V PENUTUP A. Simpulan ....................................................................................
109
B. Saran ..........................................................................................
110
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
112
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
114
v
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1
Wujud Campur Kode Berbentuk Kata ................................................
38
2
Wujud Campur Kode Berbentuk Frasa ...............................................
72
3
Wujud Campur Kode Berbentuk Klausa .............................................
89
4
Wujud Campur Kode Berbentuk Kata Ulang .....................................
95
5
Wujud Campur Kode Berbentuk Baster ..............................................
97
6
Wujud Campur Kode Berbentuk Ungkapan .......................................
105
vi
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Sampul novel Ketika Cinta Bertasbih 1
2.
Sampul novel Ketika Cinta Bertasbih 2
3.
Lembar Uji Referensi
vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah lepas dengan bahasa, ketika kita mendengarkan lagu yang merdu, menonton film yang bagus, membaca cerita yang menarik dan bercakap-cakap dengan keluarga dan teman, saat itulah kita menikmati bahasa. Tidak terbayangkan bagaimana jadinya manusia dan kehidupannya seandainya bahasa tidak dikaruniakan oleh Allah Swt kepada manusia. Oleh sebab itu, bahasa memainkan peranan penting dalam kehidupan. Namun, banyak orang tidak memperhatikan bahasa, barangkali karena akrabnya manusia dengan bahasa. Bloomfield dalam bukunya language menyatakan bahwa manusia jarang sekali memperhatikan bahasa dan lebih menganggapnya sebagai hal yang biasa tidak ubahnya seperti kita bernafas atau berjalan. Padahal pengaruh bahasa sangat luar biasa dan termasuk yang membedakan manusia dengan binatang.1 Binatang berkomunikasi serta bertindak satu sama lain dengan beberapa bunyi suara saja, sebagaimana anjing hanya membuat dua atau tiga macam suara, misalnya menggonggong, menggeram, memeking sehingga dapat menyebabkan anjing lain melakukan perbuatan hanya dengan beberapa tanda yang berbeda-beda itu, burung-burung dapat mengucapkan kicauan peringatan bila menghadapi bahaya dan beberapa hewan lain seperti kera dapat mengeluarkan teriakan yang berbeda-beda bila ingin mengekspresikan tanda bahaya, kesenangan atau ketakutan. Akan tetapi, alat komunikasi yang beraneka ragam itu tidak bersifat artikulatoris dan simbolis sehingga berbeda dari bahasa manusia. Manusia telah diberikan Allah Swt alat-alat ujar (organ of speech) sehingga manusia dapat berkomunikasi dengan mengeluarkan bunyi-bunyi ujaran berbeda dan mempunyai
1
Leonardo Bloomfield, Language, (Jakarta: PT GramediaPustaka Utama, 1995), h. 1.
1
2
susunan dan arti yang sempurna. Singkatnya, bahasa manusia memiliki bunyibunyi yang berbeda dan berbeda pula artinya. Manusia dijuluki dengan bermacam-macam istilah seperti homo sapiens yang berarti ‗makhluk berpikir‘. Menurut Ernest Cassier dalam Robert Sibarani mengatakan manusia sebagai animal symbolicium yang secara umum mempunyai cakupan yang lebih luas daripada homo sapiens yaitu makhluk berpikir, sebab dalam kegiatan berpikirnya manusia harus menggunakan bahasa, tanpa kemampuan berbahasa, kegiatan berpikir secara sistematis dan teratur tidak dapat dilakukan.2 Manusia juga dijuluki homo sosio
yang berarti makhluk
bermasyarakat, masyarakat itu sendiri terdiri dari individu-individu yang secara keseluruhan saling berinteraksi, mempengaruhi dan saling bergantung. Dalam bermasyarakat inilah manusia tidak terlepas dengan kegiatan komunikasi dengan manusia lainnya, hal ini menunjukkan bahwa fungsi sosial bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Saat berinteraksi antarmanusia dengan manusia lainnya, pada keadaan tertentu akan didapati manusia yang mampu berbicara lebih dari satu bahasa, disebut dengan istilah bilingual atau bahkan ada manusia yang multilingual. Di Indonesia pada umumnya adalah masyarakat bilingual, yaitu menggunakan bahasa Indonesia dan menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pertama, banyak juga yang multilingual atau masyarakat aneka bahasa (multilingual society),
yaitu
masyarakat
yang
menggunakan
beberapa
bahasa,
baik
menggunakan bahasa Indonesia, bahasa daerah dan juga bahasa asing lainnya, masyarakat demikian terjadi karena beberapa etnik ikut membentuk masyarakat, sehingga dari segi etnik bisa dikatakan sebagai masyarakat majemuk (plural society), masyarakat demikian sekarang merajarela di dunia menjadi universal. Faktor masyarakat bilingual atau bahkan multilingual bisa disebabkan oleh beberapa sebab. Misalnya perkawinan, anak-anak yang berasal dari perkawinan campur –beda bangsa dan bahasa— sangat mungkin mampu memahami dan menggunakan beberapa bahasa yang berbeda. Faktor migrasi, yaitu perpindahan penduduk yang menyebabkan keanekabahasaan, kelompok kecil yang bermigrasi 2
Robert Sibarani, Hakikat Bahasa, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1992), h. 87.
3
ke daerah atau negara lain tentu saja menyebabkan bahasa ibu mereka tidak berfungsi di daerah baru. Selain itu, faktor pendidikan. Sekolah biasanya mengajarkan bahasa asing kepada anak-anak yang menyebabkan si anak menjadi bilingual atau bahkan multilingual, misalnya pada zaman Belanda di Indonesia anak-anak tidak diizinkan memakai bahasa daerah bahkan pengantarnya harus bahasa Belanda. Begitu pula dengan zaman sekarang, anak-anak yang belajar di pesantren diwajibkan berbahasa pengantar bahasa Inggris bahkan bahasa Arab sehingga sangat mungkin si anak menguasai beberapa bahasa asing. Bahkan orang yang belajar di luar negeri harus mampu menyesuaikan diri dengan bahasa tertentu tempat ia menuntut ilmu, orang demikian menjadi bilingual atau multilingual. Pada masyarakat terbuka, artinya para anggota masyarakat dapat menerima kedatangan anggota dari masyarakat lain, baik dari satu atau lebih masyarakat, hidup bersama-sama dan berpengaruh terhadap masyarakat bahasa lain, maka akan terjadi apa yang disebut kontak bahasa. Hal yang paling menonjol yang bisa terjadi dari adanya kontak bahasa adalah terdapatnya bilingualisme dan multilingualsime dengan berbagai macam peristiwa bahasa misalnya alih kode dan campur kode. Peristiwa campur kode atau bahkan alih kode yang biasa terjadi dalam komunikasi percakapan lisan, juga dapat terjadi pada percakapan atau dialog (bahasa lisan yang dituliskan) antartokoh dalam novel atau karya sastra lainnya. Seorang penulis novel yang sering melakukan campur kode dalam mengisi dialog-dialog tokohnya adalah Habiburrahman El Shirazy. Pada novelnya yang berjudul Ketika Cinta Bertasbih selain sering terjadi peristiwa campur kode dialog para tokohnya sering pula terjadi campur kode bentuk deskripsi, yaitu penulis sendiri melakukan peristiwa campur kode dalam menggambarkan cerita kepada pembaca, sehingga kemultilingualannya mempengaruhi karya sastranya. Peristiwa campur kode bukan hanya pada karya Habiburrahman El Shirazy, menurut sepengetahuan peneliti, para penulis novel yang juga pernah melakukan peristiwa campur kode dalam karyanya, baik itu campur kode bahasa daerah ataupun bahasa asing di antaranya, Umar Kayam dalam karyanya “Para Priyayi‖, Mas Marco Kartodikromo dalam karyanya ―Student Hidjo‖, Helvy
4
Tiana Rosa ―Ketika Mas Gagah Berubah”, Andrea Hirata ―Edensor‖, dan Fira Basuki dalam karyanya “Pintu”. Pemilihan novel Ketika Cinta Bertasbih sebagai objek penelitian berdasarkan beberapa alasan. Pertama, Novel Ketika Cinta Bertasbih dikarang oleh salah satu sastrawan terkenal sekaligus sebagai dai yang telah menghasilkan novel-novel yang digemari pembaca, novel Ketika Cinta Bertasbih juga sarat dengan perjuangan hidup, cinta, dan nilai-nilai moral dan agama yang berguna bagi pembaca terutama generasi muda. Kedua, penulis adalah seorang multilingual menguasai bahasa Jawa sebagai bahasa pertama, bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua, bahkan menguasai bahasa Arab sebagai bahasa ketiga. Kemampuan penulis menguasai bahasa Arab dilatarbelakangi oleh faktor pendidikan penulis yang meraih gelar S1 di Kairo—Mesir, faktor pendidikan penulislah yang mempengaruhi kemampuan berbahasa penulis terhadap hasil karyanya, terutama dalam menuliskan dialog tokoh-tokohnya. Ketiga, Novel Ketika Cinta Bertasbih berdasarkan temuan peneliti, penulis sering memunculkan beberapa peristiwa kebahasaan, yaitu bahasa daerah (Jawa), bahasa asing (Arab dan Inggris) yang berupa campur kode baik berbentuk dialog antartokoh maupun bentuk deskripsi. Novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy merupakan novel dwilogi pembangun jiwa yang sangat menarik, peneliti tertarik untuk menganalisis peristiwa campur kode pada novel tersebut, yaitu campur kode dalam deskripsi cerita dan campur kode dialog tokoh yang meliputi penyisipan unsur yang berwujud kata, frasa, klausa, baster, kata ulang, dan ungkapan atau idiom, baik campur kode bahasa asing (Arab dan Inggris) maupun campur kode bahasa daerah (Jawa).
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Peneliti membatasi penelitian ini pada masalah wujud campur kode dan fungsi terjadinya campur kode dengan perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana wujud campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy?
5
2. Bagaimanakah fungsi campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy?
C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui wujud campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. 2. Untuk mengetahui fungsi terjadinya campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.
D. Manfaat Penelitian Kegiatan penelitian ini dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoretis maupun praktis.
Manfaat Teoretis Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah keilmuan Bahasa Indonesia.
Manfaat Praktis 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Mata Kuliah kajian sosiolinguistik. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi keilmuan Bahasa Indonesia di Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Penelitian ini diharapkan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian selanjutnya.
E. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan
6
keadaan.3 Penelitian ini berjudul ―Analisis Campur kode pada novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy‖, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang (sementara) berlangsung.4 Tujuan metode deskriptif untuk menggambarkan suatu keadaan sebagaimana adanya, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar bukan angka-angka. Penggunaan metode deskriptif dimaksudkan penulis untuk memberikan gambaran tentang campur kode dan fungsi campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Bentuk yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif, menurut Bogdan dan Taylor metode kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilakunya dapat diamati.5 Pada penelitian ini digunakan bentuk kualitatif karena penelitian ini menganalisis dan menggambarkan tentang campur kode dan fungsi campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy.
2. Teknik Penelitian Teknik penelitian yang digunakan peneliti adalah analisis dokumen, yaitu novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy, dan studi kepustakaan. Studi pustaka ialah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian.6 Selain itu, peneliti mempelajari, mendalami, menganalisis dokumen, mengklasifikasikan data dari dokumen, menulis data hasil temuan serta peneliti juga membaca buku-buku kebahasaan yang berkaitan dengan sosiolinguistik dengan bahasan campur kode, mencari sumber referensi di internet, dan membaca sejumlah literatur lainnya yang relevan.
3
Syamsuddin AR., M.S Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 14. 4 Consuelo dkk, penerjemah: Alimuddin Tuwu, Pengantar metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1993), h. 71. 5 6
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2004), h. 4. Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, (Jakarta: Yayasan Obor, 2004), h. 3.
7
3. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Ketika Cinta Bertasbih Karya Habiburrahman El Shirazy yang banyak terdapat campur kode bahasa asing (Arab dan Inggris) dan campur kode bahasa daerah (Jawa) dalam teks dialognya. Identitas novel tersebut adalah: Judul Novel
: Ketika Cinta Bertasbih
Pengarang
: Habiburrahman El Shirazy
Penerbit
: Penerbit Republika
Kota
: Jakarta
Cetakan
: Ketika Cinta Bertasbih 1, Cet. ke-2 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2, Cet. Ke-6 (2008)
Tebal
: Ketika Cinta Bertasbih 1, tebal 477 halaman : Ketika Cinta Bertasbih 2, tebal 406 halaman
4. Prosedur Penelitian a. Membaca novel b. Mencermati novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy yang di dalamnya terdapat campur kode c. Menandai bahasa yang termasuk campur kode d. Menganalisis fungsi campur kode dalam novel dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy e. Mengklasifikasikan data campur kode baik berupa kata, frasa, klausa, kata ulang, baster, dan ungkapan. f. Menulis data hasil klasifikasi g. Memberikan simpulan tentang campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy
8
5. Instrumen Penelitian Instrumen adalah alat/fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar memudahkan pengumpulan data dan hasilnya baik. Instrumen yang digunakan peneliti adalah dengan kartu data.
Contoh kartu data:
Nomor data
Dialog para tokoh/deskripsi
Analisis data
penulis novel
Sumber: Penulis novel, judul novel, halaman novel
F. Tinjauan Pustaka Penelitian tentang sosiolinguistik bahasan campur kode sebagai bahan panduan, peneliti mengacu pada penelitian terdahulu di antaranya skripsi Etik Yuliati mahasiswa Universitas Sebelas Maret Fakultas Sastra dan Seni Rupa, C0106024, berjudul ―Alih Kode dan Campur Kode dalam Cerbung Dolanan Geni Karya Suwandi Endraswara (Analisis Sosiolinguistik)‖, hal ini berbeda, jika yang dilakukan saudari Etik Yuliati, tentang alih kode dan campur kode dalam cerbung (cerita bersambung) dengan campur kode bahasa daerah (Jawa) saja yang diteliti, sedangkan peneliti melakukan penelitian tentang campur kode dalam novel dengan bahasan bukan hanya campur kode bahasa daerah (Jawa) tetapi juga bahasan campur kode bahasa asing (Arab dan Inggris) dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Skripsi Ratna Maulidini mahasiswa Universitas Diponegoro Fakultas Sastra, A2A002035, yang berjudul ―Campur Kode sebagai Strategi Komunikasi
9
Custemer Service (Studi Kasus Nokia Care Center Bimasakti Semarang)‖, penelitian yang dilakukan saudari Maulidini berupa studi kasus, yaitu campur kode bentuk dialog lisan berupa bahasan campur kode yang berkaitan dengan istilah pada telepon seluler yang dilakukan oleh para customer service kepada para calon pelanggan Nokia. Berbeda dengan peneliti lakukan, yaitu peneliti melakukan penelitian analisis isi, yaitu campur kode bentuk bahasa dialog lisan yang dituliskan pada novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy bahasan campur kode bahasa bahasa daerah (Jawa) dan bahasa asing (Arab dan Inggris). Berbeda lagi yang dilakukan oleh saudara Ari Listioningsih, A.310 040 012 mahasiswa Univeritas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, judul skripsi ―Interferensi dan Integerasi dalam Kolom-Kolom Edan Prie G.S Hidup Bukan Urusan Perut (Sutau Tinjauan Sosiolinguistik)‖. Penelitian yang dilakukan saudara Ari juga membahas kajian sosiolinguistik tetapi dengan bahasan yang berbeda dengan penulis. Bahasan yang dilakukannya adalah tentang interferensi dan integrasi yang berkaitan dengan masalah kekeliruan dalam bahasa. sedangkan penulis melakukan penelitian sosiolinguistik juga tetapi dengan bahasan campur kode dalam Novel ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy, yang pada dasarnya campur kode itu sendiri tidak menyebabkan kekeliruan bahasa.
G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penyusunan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika penulisan yang terdiri dari beberapa bab, yaitu: Bab 1 pendahuluan, berisi: Latar belakang, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan penelitian yang terdiri atas: manfaat teoretis dan manfaat praktis. Metodologi penelitian, meliputi metode penelitian, teknik penelitian, sumber data, prosedur penelitian, instrumen penelitian, selanjutnya adalah sistematika penulisan.
10
Bab II kajian teoretis, berisi: Pengertian bahasa, fungsi bahasa, pengertian sosiolinguistik, masyarakat bahasa, campur kode, pengertian novel, dan jenis-jenis novel. Bab III biografi penulis novel Ketika Cinta Bertasbih dan sinopsis novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Bab IV analisis data, dan pembahasan mengenai campur kode dan fungsi campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Bab V penutup, berisi simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
BAB II KAJIAN TEORETIS
A. Pengertian Bahasa Bahasa adalah satu-satunya milik manusia yang tidak pernah lepas dari segala kegiatan gerak manusia sepanjang keberadaan manusia itu, sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi dengan manusia lainnya, tanpa bahasa hidup kita akan terasa sunyi sepi tanpa makna. Bagi linguistik–ilmu yang khusus mempelajari bahasa— yang dimaksudkan dengan bahasa adalah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerjasama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Menurut Finocchiarno bahasa adalah satu simbol vokal yang arbitrer, memungkinkan semua orang dalam satu kebudayaan tertentu atau orang lain yang telah mempelajari sistem kebudayaan tersebut untuk berkomunikasi atau berinteraksi. Pei dan Gaynor mendefinisikan bahasa sebagai suatu sistem komunikasi dengan bunyi, yaitu lewat alat ujaran dan pendengaran, antara orangorang dari kelompok atau masyarakat tertentu dengan mempergunakan simbolsimbol vokal yang arbitrer dan konvensional.1 Pakar linguistik struktural dengan tokoh Bloomfield berpendapat bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi yang bersifat sewenang-wenang (arbitrer) yang dipakai oleh anggota-anggota masyarakat untuk saling berhubungan dan berinteraksi. 2 Abdul Chaer mengatakan tentang hakikat bahasa, bahwa hakikat bahasa itu ada 12 butir, yaitu bahasa adalah sistem, bahasa adalah lambang, bahasa adalah bunyi, bahasa bersifat arbitrer, bahasa itu bermakna, bahasa bersifat konvensional, bahasa bersifat unik, bahasa bersifat universal,
1
Liliana Muliastuti dan Krisanjaya, Linguistik Umum, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), h. 1.5—1.6. 2 Sumarsono dan Paina Partana, Sosiolinguistik, (Yogyakarta: Sabda bekerjasama dengan Pustaka Pelajar), Cet. Ke-2, h. 18.
11
12
bahasa bersifat produktif, bahasa bersifat dinamis, bahasa bervariasi, dan bahasa manusiawi. Bahasa merupakan suatu sistem mempunyai aturan-aturan yang saling bergantung dan mengandung struktur unsur-unsur yang bisa dianalisis secara terpisah-pisah. Orang berbahasa mengeluarkan bunyi-bunyi yang berurutan membentuk suatu struktur tertentu. Bunyi-bunyi itu merupakan lambang, yaitu melambangkan makna yang bersembunyi di balik bunyi itu. Pengertian sederetan bunyi itu melambangkan suatu makna bergantung pada kesepakatan atau konvensi anggota masyarakat pemakainya. Hubungan antara bunyi dan makna itu tidak ada aturannya, jadi sewenang-wenang. Tetapi, karena bahasa itu mempunyai sistem, tiap anggota masyarakat terikat pada aturan sistem itu, yang sama-sama dipenuhi. Kridalaksana dan Djoko Kencono dalam Chaer menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. 3 Pendapat di atas hampir semua menyatakan bahwa bahasa adalah alat komunikasi dan berinteraksi, yang bersifat arbitrer, konvensional, dan merupakan lambang bunyi. hal inilah yang merupakan ciri-ciri dari bahasa. Mempelajari bahasa dan mengkaji bahasa merupakan hal penting dilakukan oleh manusia karena secara langsung akan melestarikan dan menginventarisasikan bahasa tersebut. Dengan mempelajari dan melakukan pengkajian terhadap bahasa, akan menghindari manusia dari kepunahan bahasa4.
B. Fungsi Bahasa Bahasa mempunyai fungsi penting bagi manusia, terutama fungsi komunikatif yaitu alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Fungsi-fungsi bahasa itu, antara lain dapat dilihat dari sudut penutur, pendengar, kode, topik, dan amanat pembicaraan.
3
Liliana Muliastuti dan Krisanjaya, Op. Cit., h. 1.6. Aslinda dan Leni Syafyahya, Pengantar Sosiolinguistik, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h. 2—3. 4
13
Dilihat dari segi penutur, maka bahasa itu berfungsi sebagai personal atau pribadi, menurut Halliday dan Finnocchiaro, Jakobson menyebutkannya sebagai fungsi emotif. Maksudnya penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini pihak si pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedih, marah, atau gembira. Dilihat dari segi pendengar atau lawan bicara, maka bahasa itu berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar, menurut Finnocchiaro, sedangkan
Halliday
menyebutkan
sebagai
fungsi
instrumental.
Fungsi
instrumental melayani pengelolaan lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi.5 Jakobson menyebutkan fungsi retorikal. Di sini bahasa tidak hanya membuat si pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan yang sesuai dengan yang dimau pembicara. Hal ini dapat dilakukan si penutur dengan menggunakan kalimat-kalimat yang menyatakan perintah, himbauan, permintaan, maupun rayuan. Dilihat dari segi kontak antara penutur dan pendengar maka bahasa disini berfungsi fatik, Jakobson dan Finnocchiarno menyebutnya interpersonal; Halliday menyebutnya interactional, yaitu fungsinya menjalin hubungan, memelihara, memperlihatkan perasaan bersahabat atau solidaritas sosial. Ungkapan-ungkapan yang digunakannya biasanya sudah berpola tetap, seperti pada waktu berjumpa, pamit, atau menanyakan keadaan keluarga. Ungkapan-ungkapan fatik ini biasanya juga disertai dengan unsur paralinguistik, seperti senyum, gelengan kepala, gerakgerik tangan, air muka, dan kedipan mata. Ungkapan-ungkapan tersebut yang disertai unsur paralinguistik tidak mempunyai arti, dalam arti memberikan informasi, tetapi membangun kontak sosial antara para partisipan dalam pertuturan itu. Dilihat dari segi topik ujaran, maka bahasa itu berfungsi referensial menurut Finnocchiaro, Halliday menyebutnya sebgai refresentational; jakobson menyebutkan fungsi kognitif, ada juga yang menyebutkan fungsi denotatif atau 5
Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Pragmatik, (Bandung: Angkasa, 2009), h. 5.
14
fungsi informatif. Di sini bahasa itu berfungsi sebagai alat untuk membicarakan objek atau peristiwa yang ada di sekeliling penutur atau yang ada dalam budaya pada umumnya. Fungsi referensial inilah yang melahirkan paham tradisional bahwa bahasa itu adalah untuk menyatakan pikiran, untuk menyatakan bagaimana pendapat si penutur tentang dunia di sekelilingnya. Misalnya ungkapan ―Ibu dosen itu cantik sekali‖ atau ―Gedung perpustakaan itu baru dibangun. Adalah contoh penggunaan bahasa yang berfungsi referensial. Dilihat dari segi kode yang digunakan, maka bahasa itu berfungsi metalingual, metalinguistik, menurut Jakobson dan Finnocchiaro. Yakni bahasa itu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri. Fungsi di sini bahasa itu digunakan untuk membicarakan atau menjelaskan bahasa. Hal ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran bahasa, dimana kaidah-kaidah atau aturan-aturan bahasa dijelaskan dengan bahasa. Dilihat dari segi amanat (message) yang akan disampaikan maka bahasa itu berfungsi imajinatif, menurut Halliday dan Finnocchiaro. Jakobson menyebutkan sebagai fungsi poetic speech. Sesungguhnya bahasa itu dapat digunakan untuk menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan baik yang sebenarnya, maupun yang hanya imajinasi (khayalan, rekaan) saja. Fungsi imajinatif ini biasanya berupa karya seni, (puisi, cerita, dongeng, lelucon) yang digunakan untuk kesenangan penutur maupun para pendengarnya. 6
C. Pengertian Sosiolinguistik Sosiolinguistik merupakan ilmu antardisiplin antara sosiologi dan linguistik. Sosiologi adalah kajian objektif dan ilmiah mengenai manusia di dalam masyarakat, mengenai lembaga-lembaga, dan proses sosial yang ada di dalam masyarakat. Sosiologi berusaha mengetahui bagaimana masyarakat itu terjadi, berlangsung, dan tetap ada. Sedangkan linguistik adalah bidang ilmu yang mempelajari bahasa, atau bidang ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek
6
Abdul Chaer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 14—17.
15
kajiannya. Dengan demikian, secara mudah dapat dikatakan bahwa sosiolinguistik adalah bidang ilmu antardisiplin yang mempelajari bahasa di dalam masyarakat. Appel dalam Suwito menyatakan sosiolinguistik memandang bahasa sebagai sistem sosial dan komunikasi serta merupakan bagian dari masyarakat dan kebudayaan tertentu sedangkan yang dimaksud dengan pemakaian bahasa adalah bentuk interaksi sosial yang terjadi dalam situasi kongkret. Dengan demikian, dalam sosiolinguistik, bahasa tidak dilihat internal, tetapi dilihat sebagai sarana interaksi/komunikasi di dalam masyarakat. 7 J.A Fishman menyatakan sosiolinguistik adalah kajian tentang ciri khas bahasa variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa dan pemakai bahasa karena ketiga unsur ini selalu berinteraksi, berubah, dan saling mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur. Halliday menyebutkan sosiolinguistik sebagai linguistik institutional berkaitan dengan pertautan bahasa dengan orang-orang yang memakai bahasa itu (deals with relation between a language and the people who use it). Pride dan Holmes merumuskan sosiolinguistik secara sederhana: ―…the study of language as part of culture and society”, yaitu kajian bahasa sebagai bahan dari kebudayaan dan masyarakat. Di sini ada penegasan, bahasa merupakan bagian dari kebudayaan (language in culture), bahasa bukan merupakan suatu yang berdiri sendiri (language and culture).8 Trudgill
merumuskan
mirip
dengan
Pride
dan
Holmes:
―sociolinguictic…is that part of linguistics which isconcerd with language as asocial and cultural phenomenon (sosiolinguistik adalah bagian dari linguistik yang berkaitan dengan bahasa sebagai gejala sosial dan kebudayaan). Bahasa bukan hanya dianggap sebagai gejala sosial melainkan juga gejala kebudayaan. Impilkasinya adalah bahasa yang dikaitkan dengan kebudayaan masih menjadi cakupan sosiolinguistik; dan ini dapat dimengerti karena setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaan tertentu.
7 8
Aslinda dan Leni Syafyahya, Op. Cit., h. 6. Sumarsono dan Paina Partana, Op. Cit., h. 2.
16
Di Indonesia Nababan menyatakan, sosiolinguistik adalah kajian atau pembahasan bahasa sehubungan dengan penutur bahasa itu sebagai anggota masyarakat‖. Patut diingat seorang penutur bahasa adalah anggota masyarakattutur. Sebagai anggota masyarakat dia terikat oleh nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat, termasuk nilai-nilai ketika dia menggunakan bahasa. Kridalaksana
juga
berpendapat
sama
dengan
Fishman
bahwa
sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan berbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa. R. Kunjana Rahardi dalam bukunya menyatakan bahwa sosiolinguistik mengkaji bahasa dengan memperhitungkan hubungan antara bahasa dan masyarakat,
khusunya
masyarakat
penutur
bahasa
itu.
Sosiolinguistik
mempertimbangkan keterkaitan ada dua hal, yaitu linguistik untuk segi kebahasaan dan sosiologi untuk segi kemasyarakatan.9 Maka dapat disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan ilmu sosiologi, dengan objek penelitian hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial dalam suatu masyarakat tutur.
D. Masyarakat Bahasa Ciri bahasa yang telah disebutkan bahwa bahasa itu manusiawi, dengan kata lain semua manusia di dunia sama-sama berbudaya dengan fasilitas bahasa. Kajian bahasa yang menitikberatkan pada hubungan antara bahasa dan masyarakat adalah pemakainya disebut sosiolinguistik. Fishman dalam Alwasilah berpendapat bahwa masyarakat bahasa (masyarakat ujar) adalah suatu masyarakat yang semua anggotanya memiliki bersama paling tidak satu ragam ujaran dan norma-norma untuk pemakaiannya yang cocok. Suatu masyarakat ujar bisa jadi sempit satu jaringan interaksi tertutup, keseluruhan anggotanya menganggap satu sama lainnya berada dalam 9
R. Kunjana Rahardi, Kajian Sosiolinguistik Ihwal Kode dan Alih Kode, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 16.
17
satu kapasitas.10 Bloomfield mengartikan masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang menggunakan sistem isyarat yang sama. Pengertian Bloomfield di atas dianggap terlalu sempit oleh para ahli sosiolinguistik sebab terutama dalam masyarakat modern, banyak orang menguasai lebih dari satu ragam bahasa; dan di dalam masyarakat itu sendiri terdapat lebih dari satu bahasa. Pada intinya masyarakat bahasa itu terbentuk karena adanya saling pengertian (mutual intelligibility), terutama karena adanya kebersamaan dalam kode-kode linguistik. Jadi, masyarakat bahasa bukanlah sekelompok orang yang hanya menggunakan bahasa yang sama, melainkan sekelompok orang yang mempunyai norma yang sama dalam menggunakan bentuk-bentuk bahasanya. Masyarakat bahasa dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian. Pengelompokkan ini berdasarkan verbal repertoire –semua bahasa beserta ragamragamnya yang dikuasi penuturnya— yang dimiliki oleh masyarakat bahasa itu sendiri. Semakin mampu penutur berkomunikasi dengan berbagai ragam bahasa kepada pihak lain, semakin luaslah verbal repertoire yang dimiliki oleh penutur tersebut. Dengan kata lain, semakin luas verbal repertoire penutur dan masyarakat maka semakin komunikatiflah masyarakat bahasa itu. Berdasarkan verbal repertoire yang dimiliki oleh masyarakat bahasa, masyarakat bahasa itu dikelompokkan atas: 1. masyarakat monolingual; 2. masyarakat bilingual; dan 3. masyarakat multilingual. Masyarakat monolingual artinya suatu masyarakat bahasa yang hanya dapat berkomunikasi dengan satu bahasa. Masyarakat monolingual ini sudah mulai jarang ditemukan pada zaman sekarang. Masyarakat monolingual biasanya terdapat di daerah yang terisolasi. Masyarakat bilingual lebih maju jika dibandingkan dengan masyarakat monolingual. Hal ini karena masyarakat bilingual telah dapat berkomunikasi dengan dua bahasa. Artinya, masyarakat bilingual lebih komunikatif dibandingkan dengan masyarakat monolingual, 10
A. Chaedar Alwasilah, Sosiologi Bahasa, (Bandung: Angkasa, 1990), h. 42—43.
18
terlebih masyarakat multilingual, kelompok masyarakat bahasa multilingual memiliki kemampuan menggunakan lebih dari dua bahasa. Dilihat dari sempit luasnya verbal repertoirnya, dapat dibedakan adanya dua macam masyarakat tutur, yaitu (1) masyarakat tutur yang repertoire pemakainya lebih luas, dan menunjukkan verbal repertoire setiap penutur lebih luas pula; dan (2) masyarakat tutur yang sebagian anggotanya mempunyai pengalaman sehari-hari dan aspirasi hidup yang sama, dan menunjukkan pemilihan wilayah linguistik yang lebih sempit, termasuk juga perbedaan variasinya. Kedua jenis masyarakat bahasa (masyarakat tutur) ini terdapat baik dalam masyarakat yang termasuk kecil dan tradisonal maupun masyarakat besar dan modern. Hanya, seperti yang dikatakan Fishman dan juga Gumprez, masyarakat modern mempunyai kecenderungan memiliki masyarakat tutur yang terbuka dan cenderung menggunakan berbagai variasi dalam bahasa yang sama. Sedangkan, masyarakat tradisional bersifat lebih tertutup dan cenderung menggunakan variasi bahasa dan beberapa bahasa yang berlainan.
E. Campur Kode Sebelum membahas campur kode, ada baiknya kita mengetahui pengertian kode. Kode biasanya berbentuk variasi bahasa yang secara nyata dipakai berkomunikasi anggota suatu masyarakat bahasa. Kode bahasa ialah sistem bahasa dalam suatu masyarakat. Campur kode merupakan terjemahan dan padanan istilah code mixing dalam bahasa Inggris. Nababan menjelaskan campur kode adalah suatu keadaan berbahasa lain yaitu bilamana orang mencampur dua (atau lebih bahasa) atau ragam dalam suatu tindak berbahasa (speech act atau discourse) tanpa ada sesuatu dalam situasi berbahasa itu menuntut percampuran bahasa itu.11 Campur kode terjadi apabila seorang penutur bahasa, misalnya bahasa Indonesia memasukkan unsur-unsur bahasa daerahnya ke dalam pembicaraan bahasa Indonesia. Dengan kata lain, seseorang yang berbicara dengan kode utama bahasa Indonesia yang memiliki fungsi keotonomiannya, sedangkan kode bahasa daerah yang terlibat 11
P.W.J Nababan, Sosiolinguistik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 32.
19
dalam kode utama merupakan serpihan-serpihan saja tanpa fungsi atau keotonomian sebagai sebuah kode. Seseorang penutur misalnya, yang dalam berbahasa Indonesia banyak menyelipkan serpihan-serpihan bahasa daerahnya, bisa dikatakan telah melakukan campur kode. Akibatnya, akan muncul satu ragam bahasa Indonesia yang kejawa-jawaan (kalau bahasa daerahnya adalah bahasa Jawa). Abdul Syukur Ibrahim dan H. Suparno menjelaskan perbedaan Alih kode dan campur kode. Bahwa, pada alih kode penutur menggunakan dua varian baik dalam bahasa yang sama maupun bahasa yang berbeda. Pada campur kode, yang terjadi bukan peralihan kode, tetapi bercampurya unsur suatu kode ke kode yang sedang digunakan oleh penutur. Hal itu juga berarti bahwa campur kode dapat terjadi dalam dimensi intrabahasa dan dapat pula terjadi dalam dimensi antarbahasa.12 Thalender mencoba menjelaskan perbedaan alih kode dan campur kode, menurutnya, bila di dalam suatu peristiwa tutur terjadi peralihan dari satu klausa suatu bahasa ke klausa bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode. Tetapi apabila di dalam suatu peristiwa tutur, klausa-klausa maupun frasa-frasa yang digunakan terdiri dari klausa dan frasa campuran (hybrid clauses, hybrid phrases), dan masing-masing klausa atau frasa itu tidak lagi mendukung fungsi sendiri-sendiri, maka peristiwa yang terjadi adalah campur kode, bukan alih kode. Fasold menjelaskan perbedaan alih kode dan campur kode. Kalau seseorang menggunakan satu kata atau frasa dari satu bahasa, dia telah melakukan campur kode. Tetapi apabila satu klausa jelas-jelas memiliki struktur gramatikal satu bahasa, dan klausa berikutnya disusun menurut stuktur gramatika bahasa lain, maka peristiwa yang terjadi adalah alih kode.13
12
Abdul Syukur Ibrahim dan Suparno, Sosiolinguistik, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), Cet. Ke-6, h. 4.16. 13 Abdul Chaer dan Leonie Aguistina, Op. Cit., h. 115.
20
Beberapa wujud campur kode adalah dapat berupa penyisipan kata, frasa, klausa, penyisipan ungkapan atau idom, dan penyisipan baster (gabungan pembentukan asli dan asing).14 1. Kata Kata dalam tataran morfologi adalah satuan gramatikal yang bebas dan terkecil. Dalam tataran sintaksis kata dibagi dua yaitu kata penuh dan kata tugas. Kata penuh (fullword) adalah kata yang termasuk kategori nomina, verba, ajektiva, adverbial, dan numeralia, sebagai kata penuh memiliki makna leksikal masing-masing dan mengalami proses morfologi. Sebaliknya, kata tugas adalah kata yang berkategori preposisi dan konjungsi, tidak mengalami proses morfologi dan merupakan kelas tertutup, dalam pertuturan tidak dapat berdiri sendiri.15 2. Frasa Frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih dan tidak memiliki unsur predikat. Pembentukan frasa itu harus berupa morfem bebas, bukan berupa morfem terikat. Contoh belum makan dan tanah tinggi adalah frasa, sedangkan tata boga dan interlokal bukan frasa, karena boga dan inter adalah morfem terikat. 3. Klausa Klausa adalah satuan sintaksis berbentuk rangkaian kata-kata yang berkontruksi predikatif, di dalam klausa ada kata atau frasa yang berfungsi sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan. Selain fungsi predikat yang harus ada dalam kontruksi klausa ini, fungsi subjek boleh dikatakan bersifat wajib, sedangkan yang lainnya bersifat tidak wajib.16 4. Idiom Idiom adalah bahasa yang telah teradatkan, artinya, bahasa yang sudah biasa dipakai seperti itu dalam suatu bahasa oleh para pemakainya. Idiom ini sudah tidak dapat lagi menanyakan mengapa begitu kata itu dipakai, mengapa 14
http://anaksastra.blogspot.com/2009/02/alih-kode-dan-campur-kode.html, diakses tanggal 13 Oktober 2010. 15 Abdul Chaer, Linguistik Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-2, h. 219. 16 Abdul Chaer, ibid., h.231.
21
begitu susunannya atau mengapa begitu artinya. Hubungan makna idiom itu bukanlah makna sebenarnya kata itu, idiom tidak dapat diartikan secara harfiah ke dalam bahasa lain.17 Idiom dewasa ini dalam bahasa Indonesia disebut dengan istilah ungkapan. Unsur suatu idiom membentuk kesatuan yang padu. Idiom harus muncul seperti itu, tidak boleh dikurang-kurangi karena seperti dikatakan tadi sudah merupakan bahasa teradatkan. 5. Baster (Pembentukan Asli dan Asing) Baster merupakan hasil perpaduan dua unsur bahasa yang berbeda, membentuk satu makna. Istilah bentuk baster mengacu pada bentuk campuran antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang digunakan dalam kalimat bahasa Indonesia yang merupakan bahasa inti.18 misalnya handphon-nya, dairy-nya, memurajaah, di-ghosob dan lain-lain. 6. Perulangan Kata Proses pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afiks maupun tidak. Misalnya, sepeda-sepeda diulang seluruhnya tanpa variasi fonem dan tanpa kombinasi afiks. memukul-mukul diulang sebagaian; gerak-gerik diulang seluruhnya dengan variasi fonem buah-buahan diulang seluruhnya dengan kombinasi afiks. Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pada fenomena campur kode adalah seorang penutur pada dasarnya menggunakan sebuah varian suatu bahasa. Pada penggunaan itu, dia menggunakan serpihan-serpihan kode dari bahasa yang lain. Serpihan-serpihan unsur bahasa tersebut dapat berupa kata sampai klausa, dapat juga berupa kata ulang, idiom maupun baster. Menurut Suwito dalam Dwi Sutana, ciri-ciri campur kode ditandai dengan adanya hubungan timbal balik antara peran dan fungsi kebahasaan berarti apa yang hendak dicapai penutur dengan tuturannya. Berdasarkan pendapat Suwito
17
J.S Badudu, Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III, (Jakarta: PT Gramedia, 1993), Cet. Ke-2, h. 47—48. 18 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13466/1/08E01506.pdf, Mayerni Sitepu, Skripsi: Campur Kode dalam Majalah Aneka Yes, (Medan, Universitas Sumatra Selatan, 2007), h. 34. Diakses tanggal 13 Februari 2010.
22
tersebut, Dwi Sutana membagi beberapa fungsi campur kode yaitu (1) untuk penghormatan, (2) untuk menegaskan suatu maksud tertentu, (3) untuk menunjukkan identitas diri, dan (4) karena pengaruh materi pembicaraan.19 Ciri-ciri yang menonjol dalam campur kode adalah kesantaian atau situasi informal. Dalam situasi berbahasa formal jarang terjadi campur kode, kalau terdapat campur kode dalam keadaan itu karena tidak ada kata atau ungkapan yang tepat untuk menggantikan bahasa yang sedang dipakai sehingga perlu memakai kata atau ungkapan dari bahasa daerah atau bahasa asing.20 Dalam bahasa tulisan, hal
ini
kita nyatakan dengan mencetak miring atau
mengarisbawahi kata/ungkapan bahasa asing yang bersangkutan. Kadang-kadang terdapat
juga
campur
kode
ini
bila
pembicara
ingin
memamerkan
―keterpelajarannya‖ atau kedudukannya. Campur kode merupakan fenomena yang terjadi karena masuknya serpihan unsur suatu bahasa ke dalam bahasa yang lain. Hal ini tidak berarti bahwa tidak ada sebab terjadinya campur kode. Ada kemungkinan campur kode terjadi karena faktor individu, seperti ingin menunjukkan status, peran, dan kepakaran. Ada juga kemungkinan sebab kurangnya unsur bahasa yang digunakan.
F. Pengertian Novel Fiksi merupakan sebuah cerita, terkandung di dalamnya tujuan memberikan hiburan kepada pembaca, di samping adanya tujuan estetis, membaca sebuah fiksi berarti menikmati cerita, menghibur diri untuk memperoleh kepuasan batin. Novel dan cerita pendek dalam kesastraan Inggris dan Amerika disebut karya fiksi. Novel sebutan dalam bahasa Inggris –dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia— berasal dari bahasa Italia novella (yang dalam bahasa Jerman novelle), secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil, dan kemudian kemudian diartikan sebagai ‗cerita pendek dalam bentuk prosa‘. 19
Etik Yuliati, Skripsi: Alih Kode dan Campur Kode dalam Cerbung Dolanan Geni Karya Suwardi Endraswara, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010), h. 31. 20 Aslinda dan Leni Syafyahya, Op. Cit., h. 87.
23
Dewasa ini istilah novella dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novelet (Inggris: novelette), yang berarti sebuah karya prosa fiksi yang panjangnya cukup, tidak terlalu panjang, namun tidak juga terlalu pendek.21 Dalam arti luas novel adalah cerita berbentuk prosa dalam ukuran yang luas, ukuran yang luas di sini dapat berarti cerita dengan plot (alur) yang kompleks, suasana cerita yang beragam, dan setting cerita yang beragam pula. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel adalah karangan prosa yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak sifat setiap pelaku.22 Istilah novel dikenal di Indonesia setelah kemerdekaan, yakni setelah sastrawan Indonesia banyak beralih kepada bacaan-bacaan yang berbahasa Inggris. Novel dan cerpen merupakan bentuk kesusastraan yang secara perbandingan adalah baru. Ia baru dikenal masyarakat kita kira-kira sejak setengah abad yang lalu. Di negera Barat juga masih baru jika dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang lain, seperti puisi yang sudah dikenal sejak dua ribu tahun lalu, sedang fiksi ini di sana baru dikenal sejak dua ratus tahun yang lalu. Namun, masa hidupnya yang muda itu, ia telah mengalami perkembangan pesat.23 Novel Indonesia secara resmi muncul setelah terbitnya buku Si Jamin dan Si Johan, tahun 1919, oleh Marari Siregar, yang merupakan novel saduran dari novel Belanda, kemudian pada tahun berikutnya terbit novel Azab dan Sengsara oleh pengarang yang sama; sejak itu mulailah berkembang sastra fiksi yang dinamai novel dalam khazanah sastra Indonesia. Edgar Allan Poe sastrawan kenamaan dari Amerika membedakan antara cerpen dan novel, ia mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam suatu hal yang kiranya tak mungkin dilakukan untuk sebuah novel. Dari segi panjang cerita, novel jauh lebih panjang dari pada cerpen. Oleh karena itu, novel
21
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005), h. 9—10. 22 Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Edisi ke-3, h. 788. 23 M. Atar Semi, Anatomi Sastra, (Padang: Angkasa Raya, 1988), h. 33.
24
dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu yang lebih banyak, lebih rinci dan lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. Dalam cerpen krisis jiwa tidak usah mengakibatkan perubahan jalan nasib, panjang novel boleh dikatakan lebih panjang dari cerita pendek, yang menegaskan ialah apa ada pergolakan jiwa dalamnya yang mengalih nasib manusia.24 Di antara para ahli teori sastra kita memang ada yang membedakan antara novel dan roman, dengan mengatakan bahwa novel mengungkapkan suatu konsentrasi pada suatu saat yang tegang dan pemusatan kehidupan yang tegas; sedangkan roman dikaitkan sebagai menggambarkan kronik kehidupan yang lebih luas yang biasanya melukiskan peristiwa dari masa kanak-kanak sampai dewasa, sampai meninggal dunia. H.B Jassin membedakan pengertian roman dan novel, roman melingkupi seluruh kehidupan pelaku-pelaku dilukiskan dari kecilnya hingga matinya, dari ayunan hingga liang lahat. Novel menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dari tokoh cerita, dimana kejadian-kejadian itu menimbulkan pergolakan batin yang mengubah perjalanan nasib tokohnya.25 Dengan demikian roman adalah cerita fiksi yang melukiskan kronik kehidupan tokoh-tokoh yang rinci dan mendalam, sedangkan novel adalah cerita yang melukiskan suatu peristiwa yang luar biasa dari kehidupan tokoh cerita dan peristiwa tersebut menimbulkan krisis/pergolakan batin yang mengubah nasibnya. Pada pengertian di atas dapat dibedakan bahwa novel adalah karya fiksi yang lebih kompleks daripada cerpen yang hanya mempunyai karakter, plot, dan setting yang terbatas dan dapat dibaca sekali duduk dalam waktu kurang dari satu jam, dan novel menimbulkan perubahan nasib tokohnya. Sedangkan roman adalah cerita fiksi yang menceritakan tokoh-tokohnya lebih lengkap, menggambarkan kronik kehidupan luas, biasanya diceritakan tokoh-tokohnya dari kecil hingga meninggal.
24
78—79.
25
H.B. Jassin, Tifa Penyair dan Daerahnya, (Jakarta: Gunung Agung, 1985), Cet ke-7, h.
Widjojo dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, (Bandung: UPI Press, 2006), h. 41.
25
G. Deskripsi dan Dialog a. Deskripsi Pada karya sastra bentuk fiksi umumnya dikembangkan dengan bentuk deskripsi dan dialog, kedua bentuk tersebut saling melengkapi silih berganti sehingga cerita yang ditampilkan bervariatif dan tidak menoton. Ismail Marahimin dalam bukunya Menulis Secara Populer menjelaskan bahwa deskripsi ialah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‗melihat‘ apa yang dilihatnya, dapat ‗mendengar‘ apa yang didengarnya, ‗mencium bau‘ yang diciumnya, ‗mencicipi‘ apa yang dimakannya, ‗merasakan‘ apa yang dirasakannya, serta sampai kepada ‗kesimpulan‘ yang sama dengannya. Dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil observasi melalui pancaindera yang disampaikan dengan katakata.26 Deskripsi dapat merupakan tulang punggung penulisan yang hidup dan menawan jika penulisnya mempunyai pengamatan yang tajam dengan semua alat inderanya kemudian penulis menuliskan dengan kata-kata yahng tepat atau dengan perbandingan yang tepat. Oleh sebab itu dalam menuliskan deskripsi perlu mengamati dengan tajam dengan cara memanfaatkan semua pancaindera yang dimiliki. Ada berbagai cara menuliskan deskripsi dan perbedaan-perbedaan ini timbul karena pada dasarnya tidak ada dua orang manusia yang mempunyai pengamatan sama, dan lagi pula tujuan pengamatan itu pun berbeda-beda pula. Secara garis besar macam-macam bentuk deskripsi dibedakan dua macam saja, yaitu deskripsi ekspositoris dan deskripsi impresionistis. 1. Deskripsi Ekspositoris Deskripsi ekspositoris adalah yang sangat logis, yang isinya biasanya merupakan daftar rincian, semuanya atau yang menurut penulisnya hal yang 26
h. 45.
Ismail Marahimin, Menulis Secara Populer, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2001), Cet. Ke-3,
26
penting-penting saja, yang disusun menurut sistem dan urutan-urutan logis objek yang diamati itu. Setiap benda, setiap tempat, setiap suasana tentu mempunyai urutan-urutan sendiri. Misalnya jika kita mendeskripsikan rangakain kereta api, maka urutan logisnya pastilah dari depan, lokomotifnya, ke belakang, gerbong-gerbong yang mengekori lokomotif tadi. Jika kita mengembangkan pengamatan atau observasi kita menurut ruang, artinya dari satu ruang atau ke ruang atau sisi lainnya, maka deskripsi ini dikatan sebgai deskripsi dengan pengembangan ruang atau spasi. Jika kita mendeskripsikan suatu proses, cara menanak nasi misalnya, maka dengan sendirinya harus mengikuti tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan, kita mengembangkan deskripsi bentuk lain yang kita namakan pengembangan waktu. 2. Deskripsi Impresionistis Deskripsi impresonistis bisa juga disebut deskripsi stimulatif, adalah untuk menggambarkan impresi penulisnya, atau untuk menstimulir pembacanya. Berbeda dengan deskripsi ekspositori yang biasanya hanya terikat pada objek dan proses yang dideskripsikannya. Deskripsi impresionistis ini lebih menekankan impresi atau kesan penulisnya ketika melakukan observasi. Deskripsi ekspositoris memakai urutan logika atau urutan-urutan peristiwa objek yang dideskripsikan itu, maka dalam deskripsi impresionistis urutan-urutan yang dipakai adalah menurut kuat lemahnya kesan penulis terhadap bagian-bagian objek itu. Seseorang yang mendeskripsikan kamar asrama tempat temannya tinggal dan bermaksud menonjolkan kejorokan yang dilihatnya di sana mulai dengan bau yang diciumnya lalu ke penglihatan yaitu apa yang dilihatnya di sana kemudian beralih ke pencahayaan di dalam kamar. Urutan-urutan deskripsi impresionistis bisa saja mulai dari yang kurang jorok berangsur-angsur ke yang paling jorok, dan diakhiri dengan bau.27 Jakob Sumardjo dalam bukunya Catatan Kecil Menulis Cerpen menjelaskan dua teknik sebuah karya fiksi (jenis karya fiksi menurut bahasan beliau adalah cerpen) diceritakan kepada pembaca, yaitu menggunakan teknik naratif dan teknik dramatik. Teknik naratif berpusat pada si pencerita semua 27
Ismail Marahimin, Ibid., h. 46—47.
27
peristiwa dikisahkan melalui mata si pencerita dengan teknik ini penulis ibarat bercerita kepada pendengar, mula-mula begini, lalu begini dan akhirnya begini. Mungkin pendengar cerita terpesona karena cara bercerita penulis memang menarik. Teknik kedua adalah teknik dramatik, penulis cerita ibaratnya ingin menceritakan sebuah peristiwa kepada pendengar-pendengarnya, tetapi bukan melalui mulut si pencerita, peristiwa itu penulis cerita lukiskan dengan peragaan drama, yaitu menghadirkan peristiwa dalam teknik tersebut.28 Penulis cerita menciptakan kembali peristiwa di depan pendengar, efek yang tajam yang dapat diberikan oleh pengarang adalah apabila teknik dramatik lebih diutamakan daripada teknik naratif, dalam teknik naratif penulis cerita bercerita berdasarkan persepsinya sendiri, teknik ini tak jarang dijumpai komentar cerita: ―dengan perasaan sedih ia duduk lemas di kursi‖, atau ia tertawa karena bahagia‖, pernyatan-pernyataan ―ia bahagia‖, ―Didit amat sedih‖ jelas kurang memberikan kesan kepada pembaca, pembaca lebih banyak diminta untuk ―mendengarkan‖ daripada menyaksikan‖. Sedangkan teknik dramatik tugas pengarang adalah menyajikan
gambaran-gambaran
konkret
tanpa komentar
langsung dari
pengarang. Konkritisasi adegan dilakukan dengan melukiskan adegan-adegan yang sebanyak mungkin terserap oleh indera pembaca. Teknik dramatik, pembaca tidak hanya diajak melihat apa yang terjadi, tetapi dimana peristiwa itu terjadi lengkap dengan letak, keadaan cahaya, bau-bauan yang ada di tempat kejadian. Pada prinsipnya teknik dramatik adalah melukiskan peristiwa seperti apa adanya, pembaca diminta menyaksikan sendiri, seperti kita menghadapi peristiwa dalam panggung teater, seperti kita diajak menonton film, pembaca bisa melihat, mendengar, membau, meraba apa yang terjadi, pembaca tidak dibiarkan hanya mendengarkan apa yang kita ceritakan. Keunikan penggambaran watak, tempat kejadian cerita, suasana yang dilakukan dengan teknik dramatik lebih mencekam ingatan pembacanya. Tugas sastrawan bukan ―bercerita‖ belaka, melainkan
28
Jakob Sumardjo, Catatan Kecil tentang Menulis Cerpen, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2007), Cet. ke-4, h.150.
28
mengidupkan ceritanya seperti aktor bermain di panggung, bagaimana membuat pembaca melihat, mendengar, merasakan, membaui, itulah yang penting. b. Dialog Dialog adalah percakapan di antara tokoh-tokoh dalam narasi, ada narasi atau cerita yang penuh dengan dialog, jalan cerita, karakteristik tokoh, konflik dan sebagainya, kita ketahui melaui dialog-dialog. Dalam pengungkapan bahasa percakapan, seolah-olah pengarang membiarkan pembaca untuk melihat dan mendengar sendiri kata-kata seorang tokoh, percakapan antartokoh, bagaimana wujud kata-katanya dan apa isi percakapan atau dialognya.29 Gaya dialog dapat memberikan kesan realistis, sungguh-sungguh dan memberikan penekanan terhadap cerita atau kejadian yang dituturkan dengan gaya narasi. Ada ungkapan-ungkapan perasaan yang tajam rasanya dan lebih dalam maknanya jika diucapkan dengan
dialog, dibandingkan jika hanya
diceritakan narator saja. Dialog juga dapat mengemban tugas memberikan warna lokal, penulis yang baik dalam membuat dialog adalah hendaknya dijaga konsistensi masing-masing tokoh. Seseorang biasanya menggunakan bahasa yang sama untuk suasana yang sama, yang khas pada orang itu. Ini harus dipelihara, harus memperhatikan laras bahasa yang dibergunakan di dalam dialog. Pakailah bahasa lisan yang lazim untuk tempat dan waktu berlakunya cerita menurut laras yang sesuai. Penuturan bentuk dialog tidak mungkin hadir tanpa disertai dengan narasi atau deskripsi. Sebaliknya, bentuk narasi atau deskripsi dapat hadir tanpa dialog, walau mungkin terasa dipaksakan, misalnya sebuah cerita yang relatif pendek. Percakapan yang terjadi baru akan efektif jika telah jelas konteks berlangsungnya sebuah penuturan, misalnya yang menyangkut masalah: di mana, kapan, antarsiapa, masalah apa, dalam situasi apa, situasi bagaimana dan sebagainya. Sebuah percakapan yang hadir dalam kalimat pertama sebuah novel, bahkan di awal bab-bab sebuah novel, tidak akan begitu saja dapat dipahami pembaca sebelum mereka mengetahui konteks situasinya, dan hal itu baru diceritakan pada kalimat-kalimat berikutnya yang biasanya berbentuk narasi. 29
Ismail Marahimin, Op.Cit., h. 104.
29
Dengan
mengetahui
konteks
situasi
pembicaraan,
pembaca
pun
dapat
mempertimbangkan apakah sebuah percakapan itu efektif, hidup, segar, wajar, atau bahkan sebaliknya. Dengan demikian bentuk deskripsi atau narasi dan dialog saling mendukung dan menghidupkan karya fiksi bentuk novel maupun cerpen.
H. Jenis-Jenis Novel Novel dilihat dari segi mutu dibedakan atas novel populer dan novel literer atau novel serius. Murphy menggolongkan novel atas novel horor, novel absurd, novel picisan. Berikut ini penjelasan novel-novel tersebut: 1. Novel populer Novel populer merupakan jenis sastra populer yang menyuguhkan problema kehidupan yang berkisah pada cinta asmara yang bertujuan menghibur. Novel jenis ini populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya pembaca dikalangan remaja. Ia menampilkan masalah-masalah yang aktual dan selalu menzaman, namun hanya sampai pada tingkat permukaan. Novel populer tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara lebih intens, tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. Sebab, jika demikian halnya, novel populer akan menjadi berat, dan berubah menjadi novel serius dan boleh jadi akan ditinggalkan pembacanya. Biasanya novel populer bersifat sementara, cepat ketinggalan zaman, dan tidak memaksa orang lain untuk membacanya lagi, biasanya cepat dilupakan orang, apalagi muncul novel-novel baru yang lebih populer pada masa sesudahnya. Novel populer lebih mudah dibaca dan lebih mudah dinikmati karena ia memang semata-mata menyampaikan cerita. Masalah yang diceritakan pun ringan-ringan, tetapi aktual dan menarik. Kisah percintaan antara pria tampan dengan wanita cantik secara umum cukup menarik, mampu membuai pembaca remaja yang memang sedang mengalami masa peka. Novel populer lebih mengejar selera pembaca, komersil, ia tidak akan menceritakan sesuatu yang bersifat serius hal itu akan berkurang jumlah penggemarnya. Oleh karena itu, agar cerita mudah dipahami, plot segaja dibuat lancar dan sederhana. Perwatakan tokoh tidak berkembang. Sebagaimana dikatakan oleh sapardi Djoko Damono, tokoh-
30
tokoh adalah tokoh yang tidak berkembang kejiwaannya dari awal hingga akhir cerita. Berbagai unsur cerita seperti plot, tema, karakter, latar, dan lain-lain biasanya
bersifat
stereotip,
tidak
mengutamakan
adanya
unsur-unsur
pembaharuan. Hal demikian, memang mempermudah pembaca semata-mata mencari hiburan belaka.30 Contoh novel jenis ini adalah Karmila, Badai Pasti Berlalu (Marga T), Cintaku di Kampus Biru, Kugapai Cintamu (Ashadi Siregar), dan novel-novel karya Mira W. 2. Novel Serius/Literer Novel literer adalah novel bermutu sastra, novel literer menyajikan persoalan-persoalan kehidupan manusia secara serius. Di samping memberikan hiburan, novel serius juga terimplisit tujuan memberikan pengalaman berharga kepada pembaca, atau paling tidak mengajak meresapi dan merenungkan secara lebih sungguh-sungguh tentang permasalahan yang dikemukakan. Masalah percintaan banyak juga diangkat ke dalam novel serius. Namun, ia bukan satusatunya masalah yang penting dan menarik untuk diungkap. Masalah kehidupan amat kompleks, bukan sekedar cinta asmara, melainkan juga hubungan sosial, ketuhanan, maut, takut, cemas, dan bahkan masalah cinta itu pun dapat ditujukan terhadap berbagai hal, misalnya cinta kepada orang tua, saudara, tanah air dan lain-lain. Masalah percintaan (asmara) dalam karya fiksi memang tampak penting, terutama untuk memperlancar cerita. Namun, barangkali, masalah pokok yang ingin diugkap pengarang justru di luar percintaan itu sendiri. Novel serius biasanya berusaha mengungkapkan sesuatu yang baru dengan cara pengucapan yang baru pula. Singkatnya: unsur kebaruan diutamakan. Dalam novel serius tidak akan terjadi sesuatu yang bersifat stereotip, atau paling tidak pengarang menghindarinya. Novel serius mengambil realitas kehidupan ini sebagai model, kemudian menciptakan sebuah ―dunia-baru‖ lewat penampilan cerita dan tokoh-tokoh dalam situasi yang khusus. Contoh novel serius adalah Belenngu (Armijn Pane), Hariamau-Harimau (Muchtar Lubis), Pada Sebuah Kapal (N.H Dini).
30
Burhan Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 18—20.
31
3. Novel Picisan Novel picisan isinya cenderung mengeksploitasi selera dengan suguhan cerita yang mengisahkan cinta asmara yang menjurus ke pornografi. Novel ini mempunyai ciri-ciri bertemakan cinta asmara yang berselera rendah, ceritanya cenderung cabul, alurnya datar (arogresif), jalan ceritanya ringan dan mudah diikuti pembaca, menggunakan bahasa yang aktual, bertujuan komersil. Novelnovel karya Abdullah Harahap dan Motinggo Busye digolongkan ke dalam novel picisan. 4. Novel Absurd Novel absurd merupakan sejenis fiksi yang ceritanya menyimpang dari logika biasa, irrasional, realitas bercampur angan-angan dan mimpi, dan surrealism. Tokoh-tokoh ceritanya ―anti tokoh‖ seperti orang mati bisa hidup kembali, mayat dapat berbicara dan lain-lain. Contoh novel Sobar (karya Putu Wijaya) yang mengisahkan dua orang sahabat yang berkelahi. Salah seorang membunuh temannya, tetapi yang terkapar mayatnya sendiri. 5. Novel Horor Novel horor (Gothic Fiction) merupakan cerita yang melukiskan kejadiankejadian yang bersifat horor, seperti drakula penghisap darah, hantu-hantu gentayangan, kuburan keramat, dan berbagai keajaiban supranatural yang berbaur dengan kekerasan, kekejaman, kekacauan, dan kematian.31
31
Widjojo dan Endang Hidayat, Op. Cit., h. 44.
BAB III BIOGRAFI PENULIS DAN SINOPSIS NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH A. Biografi Habiburrahman El Shirazy Habiburrahman El Shirazy adalah anak pasangan K.H. Soerozi Noor dan Hj. Siti Khadijah, lahir di Semarang tanggal 30 September 1976, beliau memiliki panggilan akrab kang Abik, Kang Abik adalah anak sulung dari enam bersaudara yang juga tulang punggung keluarga yaitu sejak kecil beliau telah belajar hidup sederhana. Kang Abik memulai pendidikan menengahnya di MTs Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota Budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadist Universitas Al-Azhar, Kairo dan selesai pada tahun 1999. Pada tahun 2001 lulus Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies di Kairo yang didirikan oleh Imam Al-Baiquri. Kang Abik tidak hanya piawai merangkai kata dalam bentuk tulisan, ia pun jago berdakwah lewat lisannya. Maka undangan untuk mengisi pengajian pun makin sering datang kepadanya. Ada yang mengundangnya semata-mata untuk mengisi pengajian, ada juga panitia yang sengaja menyelipkan jadwal ceramah di tengah-tengah acara bedah buku dan talkshow. Prestasi yang pernah diaraih kang Abik di antaranya, semasa di SLTA pernah menulis teatrikal puisi berjudul “Dzikir Dajjal” sekaligus menyutradarai pementasannya bersama Teater Mbambung di Gedung Seni Wayang Orang Sriwedari Surakarta (1994). Pernah meraih Juara II lomba menulis artikel seMAN I Surakarta (1994). Pernah menjadi pemenang I dalam lomba baca puisi religius tingkat SLTA se-Jateng (diadakan oleh panitia Book Fair’94 dan ICMI
32
33
Orwil Jateng di Semarang, 1994). Pemenang I lomba pidato tingkat remaja se-eks Keresidenan Surakarta (diadakan oleh Jamaah Masjid Nurul Huda, UNS Surakarta, 1994). Ia juga pemenang pertama lomba pidato bahasa Arab se-Jateng dan DIY yang diadakan oleh UMS Surakarta (1994). Meraih Juara I lomba baca puisi Arab tingkat Nasional yang diadakan oleh IMABA UGM Jogjakarta (1994). Pernah mengudara di radio JPI Surakarta selama satu tahun (1994-1995) mengisi acara Syharil Quran setiap Jumat pagi. Pernah menjadi pemenang terbaik ke-5 dalam lomba KIR tingkat SLTA se-Jateng yang diadakan oleh Kanwil P dan K Jateng (1995) dengan judul tulisan “Analisis Dampak Film Laga Terhadap Kepribadian Remaja”. Beberapa penghargaan bergengsi lain berhasil diraihnya antara lain, Pena Award 2005, The Most Favorite Book and Writer 2005 dan IBF Award 2006. Selama di Kairo, ia telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarainya, di antaranya: Wa Islama (1999), Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan atas karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul ‘Alim Wa Thaghiyyah, 2000), Darah Syuhada (2000). Tulisannya berjudul, Membaca Insanniyah al Islam dimuat dalam buku Wacana Islam Universal (diterbitkan oleh Kelompok Kajian MISYKATI Kairo, 1998). Berkesempatan menjadi Ketua TIM Kodifikasi dan Editor Antologi Puisi Negeri Seribu Menara “Nafas Peradaban” (diterbitkan oleh ICMI Orsat Kairo, 2000). Beberapa karya terjemahan yang telah ia hasilkan seperti Ar-Rasul (GIP, 2001), Biografi Umar bin Abdul Aziz (GIP, 2002), Menyucikan Jiwa (GIP, 2005), Rihlah ilallah (Era Intermedia, 2004), dan lain-lain. Cerpen-cerpennya dimuat dalam antologi Ketika Duka Tersenyum (FBA, 2001), Merah di Jenin (FBA, 2002), Ketika Cinta Menemukanmu (GIP, 2004), dan lain-lain. Beberapa tulisannya pernah menghiasi Republika, Annida, Jurnal Sastra dan Budaya Kinanah, Jurnal Justisia, dan lain-lain.1
1
Habiburrahman El Shirazy, Ketika Cinta Bertasih 1, (Jakarta: Republika, 2007), Cet. Ke-8, h. 475—476.
34
beberapa karya populer yang telah terbit antara lain: 1.
Ketika Cinta Berbuah Surga (MQS Publishing, 2005)
2.
Pudarnya Pesona Cleopatra (Republika, 2005)
3.
Ayat-Ayat Cinta (Republika-Basmala, 2004)
4.
Di atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004)
5.
Ketika Cinta Bertasbih 1 (Republika-Basmala, 2007)
6.
Ketika Cinta Bertasbih 2 (Republika-Basmala, 2007)
7.
Dalam Mihrab Cinta (Republika-Basmala, 2007)
8.
Kini sedang merampungkan Langit Makkah Berwarna Merah, Bidadari Bermata Bening, dan Bulan Madu di Yerussalem. Menurut Prof. Laode M. Kamaluddin, Ph.D dalam prolognya pada novel
Ketika Cinta Bertasbih, pada karya-karya kang Abik yang telah diterbitkan hampir menampilkan tokoh-tokoh yang berperilaku suci dalam keseharian bahkan seperti malaikat, pada zaman sekarang ini hal tersebut dianggap aneh, langka, atau bahkan disebut sok suci. Hal inilah yang menjadi kelebihan kang Abik yang berbeda dengan karya-karya sastra sekuler yang dominan menyajikan nalar liberal. Sehingga karya-karya kang Abik mengajarkan dan mengajak kebaikan kepada pembaca khusunya bagi para pemuda sebagai penerus bangsa. Perbedaan novel Ketika Cinta Bertasbih dengan novel-novel lain karya kang Abik adalah novel ini menampilkan tokoh utama, yaitu Azzam sebagai penuntut ilmu (santri salaf) di bumi para nabi (Kairo—Mesir) yang metropolis yang sadar dan memiliki jiwa pembisnis (enterpreneurship) yang jarang ditemukan pada novel-novel lain, bisa dikatakan novel ini berbasis enterpreneurship. Berbeda dengan novel sebelumnya, yaitu Ayat-Ayat Cinta yang menggambarkan tokoh Fahri seorang santri salaf yang haus ilmu. Tokoh Azzam adalah tokoh yang apa adanya menjalani dan menerima takdir yang diberikan Allah untuknya, dalam kondisi sesulit apapun dia tidak mau menyalahkan siapa-siapa, tetap semangat dan tegar, sehingga mengajarkan dan menyadarkan pembaca bahwa segala sesuatu dapat kita lalui, sulit sekalipun asal kita tetap berusaha dan tidak mudah menyerah.
35
B. Sinopsis Novel Ketika Cinta Bertasbih Abdullah Khairul Azzam – 28 tahun- pemuda tampan dan cerdas dari sebuah desa di Jawa Tengah. Dari kecil, Azzam sudah terlihat sebagai anak yang sangat baik budi pekertinya. Atas usahanya yang gigih dia berhasil memperoleh beasiswa untuk belajar di Al Azhar Mesir selepas menamatkan Aliyah di desanya. Baru setahun di Kairo dan menjadi mahasiswa berprestasi peraih predikat Jayyid Jiddan (Lulus dengan Sempurna), ayahnya meninggal dunia. Sebagai anak tertua Azzam mau tidak mau harus bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya, dikarenakan adiknya masih kecil-kecil. Sementara itu, dia sendiri harus menyelesaikan studinya di Negara orang. Akhirnya dia mulai membagi waktu untuk belajar dan mencari nafkah. Ia mulai membuat tempe dan bakso yang ia pasarkan di lingkungan KBRI di Kairo. Berkat keahlian dan keuletannya dalam memasak, Azzam menjadi populer dan dekat dengan kalangan staf KBRI di Kairo. Tetapi hal itu berimbas pada kuliah Azzam, sudah 9 tahun berlalu, ia belum juga menyelesaikan kuliahnya. Seringnya Azzam mendapatkan tugas membuat masakan di KBRI Kairo mempertemukan ia dengan Putri Duta Besar, Eliana Pramesthi Alam. Eliana adalah lulusan EHESS Prancis yang melanjutkan S-2 nya di American University in Cairo. Selain cerdas, Eliana juga terkenal di kalangan mahasiswa karena kecantikannya. Segudang prestasi dan juga kecantikan Eliana membuat Azzam menaruh hati pada Eliana. Tetapi Azzam urung menjalin hubungan lebih dekat dengan Eliana, karena selain sifat dan kehidupannya yang sedikit bertolak belakang dengan Azzam, juga karena nasihat dari Pak Ali, supir KBRI yang sangat dekat dengan keluarga Eliana. Apa yang dikatakan Pak Ali cukup terngiang-ngiang di benaknya, bahwa ada seorang gadis yang lebih cocok untuk Azzam. Azzam disarankan untuk segera melamar seorang mahasiswa cantik yang tak kalah cerdasnya dengan Eliana. Dia bernama Anna Althafunnisa, S-1 dari Kuliyyatul Banaat di Alexandria dan sedang mengambil S-2 di Kuliyyatul Banaat Al Azhar–Kairo. Menurut Pak Ali, kelebihan Anna dari Eliana adalah bahwa Anna memakai jilbab dan sholehah, bapaknya seorang kyai pesantren bernama Kyai Luthfi Hakim.
36
Ada keinginan Khairul Azzam untuk melamar Anna walaupun ia belum pernah bertemu atau melihat Anna. Karena tidak punya biaya untuk pulang ke Indonesia, Pak Ali menyarankan supaya melamar lewat pamannya yang ada di Kairo, yaitu Ustadz Mujab, Azzam sudah sangat mengenal ustadz itu. Dengan niat penuh dia pun datang ke Ustadz Mujab untuk mengkhitbah Anna Althafunnisa. Tapi ternyata lamaran itu ditolak atas dasar status. Karena S-1 Azzam yang tidak juga selesai, dan lebih dikenal seorang penjual tempe dan bakso. Selain itu, Anna telah dikhitbah lebih dulu oleh Furqon, sahabat Azzam yang juga mahasiswa dari keluarga kaya yang juga cerdas dan dalam waktu dekat akan menyelesaikan S-2 nya. Azzam bisa menerima alasan itu, meskipun hatinya cukup perih, tetapi kemudian Furqon mendapat musibah yang sangat menghancurkan
harapan-harapan
hidupnya.
Hal
tersebut
membuatnya
menghadapi dilema antara ia harus tetap menikahi Anna yang telah dikhitbahnya, tetapi itu juga sekaligus akan dapat menghancurkan hidup Anna. Sementara itu Ayyatul Husna, adik Azzam yang sering mengirim berita dari kampung, membawa kabar yang cukup meringankan hati Azzam. Agar Azzam tidak perlu lagi mengirim uang ke kampung dan lebih berkonsentrasi menyelesaikan kuliahnya. Karena selain Husna telah lulus kuliah di UNS, ia juga sudah bekerja sebagai Psikolog. Keahlian Husna dalam menulis sudah membuahkan hasil. Penghasilan Husna cukup dapat membiayai kebutuhan adiknya yang mengambil program D-3, serta adik bungsunya yang bernama Sarah yang masih mondok di Pesantren. Azzam yang sudah sangat rindu dengan keluarganya memutuskan untuk serius dalam belajar, hingga akhirnya berhasil lulus. Azzam pun menepati janjinya ke keluarganya untuk kembali ke kampung dan segera mencari jodoh di sana, memenuhi amanat ibunya. Walaupun sebenarnya masih terbersit sedikit harapan untuk tetap mendapatkan hati Anna. Novel kedua diawali dengan lulusnya Azzam dari Universitas Al-Azhar dan pulang ke Indonesia. Akan tetapi, nasib baik belum mendatanginya. Azzam belum mendapatkan pekerjaan. Akhirnya Azzam memilih membangun usaha dengan berwiraswasta dengan berjualan bakso yang diberi nama "Bakso Cinta". Karena mempunyai pengalaman usaha di Mesir sewaktu kuliah, dia menekuni pekerjaan
37
itu. Seiring waktu berjalan, ada hal yang membuat Azzam sering bingung dengan pertanyaan ibunya. Tentang kapan Azzam akan menikah. Saat ini hatinya sedang berpihak wanita yang bernama Anna Althafunnisa. Akan tetapi wanita tersebut telah dilamar oleh sahabatnya sendiri yakni Furqon. Azzam diperkenalkan oleh sorang gadis yang bernama Vivi dan sempat melakukan pertunangan, sebelum acara pernikahan mereka berlangsung, Azzam beserta ibunya mendapatkan musibah kecelakaan yang mengakibatkan Azzam harus kehilangan Ibu tercintanya selama-lamanya. Azzam sendiri luka parah sehingga acara pernikahannya dengan Vivi ditunda sampai Azzam sembuh, tidak lama kemudian Azzam mendapatkan surat dari Vivi bahwa Vivi telah menikah dengan pria pilihan orangtuanya. Cerita berlanjut kepada Furqon, sampai akhirnya Furqon mengakui bahwa dirinya terkena suatu penyakit, Furqon dan Anna sepakat untuk bercerai. Beberapa hari kemudian Azzam menemui dan meminta kyai yang tidak lain adalah ayah Anna sendiri untuk mencarikan jodoh untuknya. Kyai tersebut sempat menolak karena beliau tidak sanggup sebab anak gadisnya sendiri sudah gagal dalam berumah tangga, tetapi kyai tersebut akhirnya menceritakan tentang seorang wanita yang tidak lain anaknya sendiri, yaitu Anna Althafunnisa. Akhirnya Anna pun dilamar dan dinikahi Azzam pada hari itu juga. Kisah ini berakhir menjadi cerita yang bahagia, mereka berdua pun menjadi pasangan yang amat serasi.
BAB IV ANALISIS DATA Pada bab IV ini membahas mengenai wujud campur kode dan fungsi campur kode novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Menurut penggunaannya campur kode pada novel ini dibedakan atas campur kode deskripsi dan campur kode bentuk dialog. Campur kode deskripsi adalah campur kode yang dilakukan penulis novel dalam menyampaikan cerita, bertujuan menggambarkan latar, peristiwa maupun keadaan tokoh kepada pembaca, sedangkan campur kode bentuk dialog, yaitu campur kode yang menyajikan percakapan atau dialog tokoh/antartokoh, bertujuan untuk membuat cerita menjadi lebih hidup dan mempertajam warna lokal tokoh-tokoh saat percakapan antartokoh berlangsung. Campur kode deskripsi dan campur kode bentuk dialog terjadi, baik pada novel pertama dari episode 1—30 maupun pada novel kedua dari episode 1—29. Unsur-unsur kebahasaan yang terdapat pada novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy terdiri dari kata, frasa, klausa, baster, kata ulang, dan idiom atau ungkapan. Berikut campur kode novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy. Tabel 1 A. Wujud Campur Kode berbentuk Kata No. 1
Teks
Analisis
―Aku salut lho ada mahasiswa
Peristiwa
di
samping
adalah
mandiri seperti Mas insinyur‖. peristiwa campur kode kata bentuk dialog Puji Eliana.
yang
dilakukan
oleh
tokoh
Eliana,
(HBE, KCB1: 38)
masuknya unsur bahasa Jawa ‗mas‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia, fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Eliana) menghormati lawan tuturnya (Azzam).
38
39
2
―Mbak Eliana sudah Shalat?‖
Peristiwa
di
samping
adalah
tanya Azzam pelan.
peristiwa campur kode kata bentuk dialog
(HBE, KCB1: 46)
yang dilakukan oleh tokoh Azzam, masuknya unsur bahasa Jawa ‗mbak‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Azzam) menghormati lawan tuturnya (Eliana).
3
―Mas Please,
insinyur, ya?‖
tolong Kata
ya?
Peristiwa
di
samping
adalah
Eliana peristiwa campur kode kata bentuk dialog
dengan nada memelas.
yang
dilakukan
oleh
tokoh
Eliana,
(HBE, KCB1: 49)
masuknya unsur bahasa Inggris ‗please‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia yang berarti ‗mohon‘. Fungsi campur kode tersebut penutur (Eliana) mempertegas sesuatu (permintaan) agar lawan tutur (Azzam) mau menolongnya.
4
―Sungguh, aku merasa sangat
Peristiwa
di
samping
adalah
terhormat menerima surprise peristiwa campur kode kata bentuk dialog ini‖ sahut Pak Juneidi.
yang dilakukan oleh tokoh Pak Juneidi,
(HBE, KCB1: 60)
masuknya unsur bahasa Inggris ‗surprise‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia, yang berarti ‗kejutan‘. Fungsi campur kode tersebut penutur (Pak Juneidi) mencari jalan termudah menyampaikan maksud.
5
―Ayo kita pulu‟an pakai tangan
Peristiwa
di
samping
adalah
saja rasanya lebih nikmat‖ kata peristiwa campur kode kata bentuk dialog Pak Alam.
yang dilakukan oleh tokoh Pak Alam,
(HBE, KCB1: 60)
masuknya unsur bahasa Jawa ‗Pulu‘an‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia, yang
40
bermakana ‗makan menggunakan tangan tanpa sendok‘. Fungsi campur kode tersebut penutur (Pak Alam) mencari jalan termudah menyampaikan maksud kepada mitra tuturnya (Pak Juneidi). 6
Azzam: ―apa? Ciuman spesial? Eliana: ―yes”. Azzam:
di
samping
adalah
peristiwa campur kode kata bentuk dialog
Ciuman Mbak
Peristiwa
spesialnya yang dilakukan tokoh Eliana, masuknya Eliana
ciuman
itu unsur bahasa Inggris ‗yes‘ yang berarti yang ‗ya‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
bagaimna?
Fungsi campur kode tersebut adalah
(HBE, KCB1: 67)
penutur
(Eliana)
menunjukkan
keterpelajaran di depan lawan tuturnya (Azzam). 7
Eliana:
Peristiwa
di
samping
adalah
―Benar, sungguh! Tapi Mas peristiwa campur kode kata bentuk dialog Khaerul keburu pulang sih, jadi yang
dilakukan
oleh
tokoh
Eliana,
sorry dech, ya‖.
masuknya unsur bahasa Inggris ‗sorry‘ ke
(HBE, KCB1: 67)
dalam tuturan bahasa Indonesia yang berarti ‗maaf‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah
penutur
(Eliana)
menunjukkan keakraban dalam situasi santai kepada lawan tutur (azzam). 8
Telpon
berdering
sampai
Peristiwa
di
samping
adalah
akhirnya mati sendiri. Ia tak peristiwa campur kode kata bentuk perlu mengangkatnya, toh jika deskripsi, masuknya unsur bahasa Jawa umur masih panjang besok bisa ‗toh‘ ke dalam teks bahasa Indonesia. bertemu.
Fungsi campur kode tersebut pengisi dan
(HBE, KCB1: 68)
penyambung dalam kalimat.
41
9
Geram Eliana: ―Dasar pemuda
Peristiwa
di
samping
adalah
kampungan kolot! Konservatif! peristiwa campur kode kata bentuk dialog Pemuda bahlul bin tolol! Awas yang
dilakukan
oleh
tokoh
Eliana,
nanti ya!‖
masuknya unsur bahasa Arab ‗bahlul‘ ke
(HBE, KCB1: 69)
dalam tuturan bahasa Indonesia, yang berarti ‗bodoh‘. Fungsi campur kode tersebut mempertegas sesuatu (amarah) penutur
(Eliana)
atas
sikap
Azzam
samping
adalah
kepadanya. 10
Azzam shalat Tahiyatul Masjid.
Peristiwa
di
Lalu shalat Qobliyah subuh.
peristiwa campur kode kata bentuk
(HBE, KCB1: 75)
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab ‗qobliyah
ke
dalam
teks
bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut kebutuhan kosakata
yaitu
pengarang
menyebutkan nama shalat sunah yang biasa diketahui dan dilakukan umat Islam sebelum melaksanakan shalat wajib. 11
hati dan pikirannya terbetot
Peristiwa
di
samping
termasuk
dalam tadabbur yang dalam.
campur kode kata bentuk deskripsi,
(HBE, KCB1: 75)
masuknya unsur bahasa Arab ke dalam teks bahasa Indonesia, yang berarti ‗renungan‘. Fungsi campur kode tersebut adalah
menunjukkan
keterpelajaran
pengarang yang mampu berbahasa Arab, sehingga
menimbulkan
efek
yang
mendalam untuk pembaca 12
Azzam: ―Saya kan cuma bilang
Peristiwa
di
samping
termasuk
katanya tho Pak. Katanya kan campur kode kata bentuk dialog yang bisa benar, bisa tidak‖ (HBE, dilakukan oleh tokoh Azzam, masuknya
42
KCB1: 78)
unsur bahasa Jawa ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah menunjukkan identitas bahwa si penutur (Azzam) ber-BI1 yaitu asli berasal dari Jawa.
13
Pak Ali: ―Bahkan ia sudah
Peristiwa
di
samping
termasuk
cerita di website pribadinya‖
campur kode kata bentuk dialog yang
(HBE, KCB1: 81)
dilakukan oleh tokoh Pak Ali, masuknya unsur bahasa Inggris ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah
kebutuhan
kosakata
karena bahasa tersebut sudah biasa digunakan dan tidak ada padanan kata yang sesuai dalam bahasa Indonesia. 14
Pak Ahmad: ―Menggantikan pekerjaan janda
Almarhum
itu.
Yaitu
Peristiwa
di
samping
termasuk
suami campur kode kata bentuk dialog yang
cleaning dilakukan
oleh
tokoh
Pak
Ahmad,
service merangkap sopir KBRI. masuknya unsur bahasa Arab ‗almarhum‘ Bagaimana Li, kamu mau?‖ ke dalam tuturan bahasa Indonesia, yang berarti ‗yang dirahmati Allah‘. Fungsi
(HBE, KCB1: 87)
campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, ‗almarhum‘ biasanya untuk menyebutkan orang Islam yang telah meninggal. 15
Pak Ali: …dan Anna lebih memilih
menutup
kegiatan-kegiatan
diri
Peristiwa di samping adalah campur
dari kode kata, bentuk dialog yang dilakukan
bersifat oleh tokoh Pak Ali, masuknya unsur
glamour‖
bahasa Inggris ‗glamour‘ yang
(HBE, KCB1: 91)
‗daya tarik‘ ke dalam tuturan bahasa
berarti
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
43
adalah
memudahkan
menyampaikan
maksud kepada lawan tutur 16
Pak Ali: ―kenapa kamu jadi
Peristiwa di samping adalah campur
inferior begitu…‖
kode kata, bentuk dialog yang dilakukan
(HBE, KCB1: 91)
oleh tokoh Pak Ali, masuknya unsur bahasa Inggris ‗inferior‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia,
yang
berarti
‗rendahan‘. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Pak Ali) memudahkan menyampaikan maksud kepada lawan tutur (Azzam). 17
Furqan
mengajak
menemaninya
makan
Azzam
Peristiwa
di
samping
adalah
roti peristiwa campur kode bentuk kata
Kibdah.
bentuk
deskripsi,
ditandai
dengan
(HBE, KCB1: 106)
masuknya unsur bahasa Arab ‗Kibdah‘ ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, pengarang menyebutkan nama makanan khas Mesir (roti yang berbentuk panjang diisi hati sapi) yang tidak ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia.
18
Furqan: ―Aku akan cerita, tapi janji
jangan
Peristiwa
di
samping
adalah
kaubocorkan peristiwa campur kode kata bentuk dialog
siapa-siapa. Masyi?”
yang dilakukan oleh tokoh Furqan,
(HBE, KCB1: 107)
masuknya unsur bahasa Arab ‗masyi‘ yang maknanya ‗setuju‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah
penutur
(Furqan)
menunjukkan keterpelajaran bahwa ia sudah lama belajar di mesir mampu
44
berbahasa arab. 19
Furqan:
―Eliana
aku
lihat
Peristiwa
di
samping
adalah
sudah berusaha fair dan jujur‖. peristiwa campur kode kata bentuk dialog (HBE, KCB1: 107)
yang dilakukan tokoh Furqan, masuknya unsur bahasa Inggris ‗fair‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia, yang berarti ‗terang-terangan. Fungsi campur kode tersebut penutur (Furqan) mencari jalan termudah menyampaikan maksud tanpa mengurangi maksud isi pembicaraan kepada lawan tutur (Azzam).
20
Azzam:
―Ya
sudah.
Kalau
Peristiwa di samping adalah campur
begitu istikharah saja‖. (HBE, kode kata bentuk dialog yang dilakukan KCB1: 109)
tokoh Azzam, masuknya unsur bahasa Arab ‗istikharah‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, kata tersebut sudah umum digunakan umat islam sehingga orang lebih mengerti maksud dan maknanya dengan sendirinya.
21
Azzam: ―…dalam buku-buku
Peristiwa di samping adalah campur
fikih pelajaran pertama pasti kode kata bentuk dialog yang dilakukan tentang
thaharah.
Tentang tokoh Azzam, masuknya unsur bahasa
bersuci‖.
Arab ‗thaharah‘ ke dalam tuturan bahasa
(HBE, KCB1: 113)
Indonesia, yang berarti ‗bersuci‘. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, kata tersebut sudah umum digunakan umat islam sehingga orang lebih mengerti maksud dan maknanya dengan sendirinya.
45
22
Ustad Mujab:
Peristiwa
di
samping
adalah
―…ia menyelesaikan S1-nya di peristiwa campur kode kata bentuk dialog Alexandria
dengan
predikat yang dilakukan oleh tokoh Ustad Mujab,
mumtaz‖
ditandai dengan masuknya unsur bahasa
(HBE, KCB1: 120)
Arab ‗mumtaz‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia yang bermakna ‗istimewa‘. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata,
penutur
(ustad
Mujab) mengucapkan istilah kata yang biasa digunakan
untuk menyebutkan
prestasi akademik yang sangat bagus. 23
…ia
mengajarinya
membaca
Al-Quran
belajar
Peristiwa
di
samping
adalah
dengan peristiwa campur kode kata bentuk
Qiraati.
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 122)
‗Qiraati‘ ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata,
pengarang
menyebutkan kata yang biasa digunakan dalam metode membaca Al-Quran. 24
Belasan
orang
tejaga
Peristiwa
di
samping
adalah
menikmati musim semi dengan peristiwa campur kode kata bentuk minum kopi, menghisap shisha, deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab main kartu dan berbincang ‗shisha‘ ke dalam teks bahasa Indonesia. tentang apa saja.
Fungsi campur kode tersebut adalah
(HBE, KCB1: 124)
kebutuhan
kosakata,
pengarang
menyebutkan benda hisap yang biasa diguanakan di Mesir yang tidak ada padanan kata dalam bahasa Indonesia.
46
25
…ia niatkan itu semua sebgai
Peristiwa
di
samping
adalah
ibadah dan rahmah yang tiada peristiwa campur kode kata bentuk duanya.
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 125)
‗rahmah‘ yang bermakna ‗kasih sayang‘ ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur
kode
tersebut
adalah
menunjukkan keterpelajaran pengarang yang mampu berbahasa Arab sehingga menimbulkan efek tertentu pada kalimat tersebut. 26
Hafez:
Peristiwa
di
samping
adalah
―Kang Azzam…Kang Azzam!‖
peristiwa campur kode kata bentuk dialog
(HBE, KCB1: 127)
yang
dilakukan
oleh
tokoh
Hafez,
masuknya unsur bahasa jawa ‗kang‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Hafez) menghormati orang yang lebih tua darinya yaitu si lawan tutur (Azzam). 27
Azzam: ―Aku tahu pasti berat
Peristiwa
di
samping
adalah
menanggung perasaan itu Fez, peristiwa campur kode kata bentuk dialog tapi afwan, aku belum tidur, yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya aku harus istirahat.
unsur bahasa Arab ‗afwan‘ ke dalam
(HBE, KCB1: 127)
tuturan bahasa Indonesia yang berarti ‗maaf‘. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Azzam) memperhalus pernyataan kepada lawan tutur (Hafez) yang juga mengerti bahasa Arab tersebut.
28
…Flat itu tergolong mewah.
Peristiwa
di
samping
adalah
Semua lantainya full karpet...
peristiwa campur kode kata bentuk
(HBE, KCB1: 131)
deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
47
‗full‘ ke dalam teks bahasa Indonesia yang berarti ‗penuh‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah
menyampaikan
keefesienan
maksud
tanpa
mengurangi maksud dari isi pengarangan. 29
Usai
shalat
mengingat
mereka
Allah
Swt
zikir,
Peristiwa
di
samping
adalah
lalu peristiwa campur kode kata bentuk
membaca Al-Ma‟tsurat.
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 134)
‗Al-Ma‘tsurat‘ ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, Al-Ma‘tsurat adalah sebuah buku zikir pagi dan petang yang biasa dibaca oleh umat Islam.
30
…musim
semi
yang
sejuk,
Peristiwa
di
samping
adalah
matahari yang ramah, serta peristiwa campur kode kata bentuk senyum Profesor Amani saat deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab memberinya ucapan selamat ‗barakah‘
ke
dalam
teks
bahasa
dan doa barakah.
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
(HBE, KCB1: 143)
adalah
pengarang
memudahkan
menyampaikan maksud untuk pembaca, jika
menggunakan
padanan
bahasa
Indonesia maka hasilnya kurang pas. 31
…akibatnya,
jari
si
kecil
Peristiwa
di
samping
adalah
kepiris, darah mengalir dari peristiwa campur kode kata bentuk jarinya…
deskripsi, masuknya unsur bahasa jawa
(HBE, KCB1: 146)
‗kepiris‘ ke dalam teks bahasa Indonesia yang bermakna ‗teriris‘. Fungsi campur kode tersebut menunjukkan identitas pengarang bahwa pengarang memang berasal dari daerah jawa berbahasa ibu
48
yaitu bahasa jawa. 32
begitu menyeberang Tayaran
Peristiwa
di
samping
adalah
Steet, handphone-nya berbunyi peristiwa campur kode kata bentuk ada
SMS
masuk.
Ia deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
menghentikan langkahnya dan ‗handphone‘
ke
dalam
teks
bahasa
melihat layar handphone…
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
(HBE, KCB1: 150)
adalah kebutuhan kosakata, pengarang menyebutkan benda umum yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga orang-orang mengerti maksud dan maknanya dengan sendirinya.
33
…ia langsung istighfar dan
Peristiwa
di
samping
adalah
ber-ta‘awudz…
peristiwa campur kode kata bentuk
(HBE, KCB1: 152)
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab ‗istighfar‘
ke
dalam
teks
bahasa
Indonesia yang berarti ‗mohon ampun‘. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata,
pengarang
menyebutkan istilah umum yang biasa digunakan umat Islam. 34
Dina kembali melihat layar komputer jarinya
sementara menari
di
Peristiwa
di
samping
adalah
jari- peristiwa campur kode kata bentuk samping deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
keyboard dengan indahnya.
ke dalam teks bahasa Indonesia yang
(HBE, KCB1: 154)
bermakna ‗papan ketik‘ Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata karena kata tersebut sudah umum dan biasa digunakan.
35
Sampai di pintu kamar 819,
Peristiwa di samping adalah campur
dengan mengucap basmalah kode kata bentuk deskripsi, masuknya
49
furqan membuka pintu dengan unsur bahasa Arab ‗basmalah‘ ke dalam keycard-nya.
teks bahasa Indonesia. Fungsi campur
(HBE, KCB1: 155)
kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, pengarang menggunakan istilah umum yang biasa di gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
36
…data-data penting yang ia telah
simpan
rapi
Peristiwa
di
samping
adalah
dalam peristiwa campur kode kata bentuk
laptop…
deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
(HBE, KCB1: 157)
‗laptop‘ ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata karena kata tersebut sudah umum digunakan dan tidak ada padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia.
37
…bahasa ‗Amiyah Mesir jika
Peristiwa
di
samping
adalah
diucapkan oleh gadis Mesir peristiwa campur kode kata bentuk memiliki sihir tersendiri.
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 159)
‗Amiyah‘ yang artinya bahasa informal ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata
pengarang
menyebut
nama
bahasa Mesir yang biasa digunakan orang-orang mesir dan tidak ada padanan kata dalam bahasa Indonesia. 38
…pasar tradisional Al Azhar,
Peristiwa
di
samping
adalah
serta Mustasyfa Husein berada peristiwa campur kode kata bentuk di sebelah selatan jalan.
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 161)
‗mustasyfa‘
ke
dalam
teks
bahasa
Indonesia yang bermakna ‗rumah sakit‘.
50
Fungsi campur kode tersebut adalah pengarang
menunjukkan
keterpelajarannya yaitu mampu berbahasa Arab. 39
seorang
duf‟ah
berseragam
Peristiwa
di
samping
adalah
putih tersenyum padanya.
peristiwa campur kode kata bentuk
(HBE, KCB1: 164)
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab ‗duf‘ah‘ ke dalam teks bahasa Indonesia yang bermakna ‗tentara wajib militer‘. Fungsi campur kode tersebut adalah pengarang mempermudah menyampaikan maksud,
jika
menggunakan
bahasa
Indonesia hasilnya kurang pas. 40
ia
berjalan
penjualan
menuju muqarrar,
tempat
Peristiwa
di
samping
adalah
atau peristiwa campur kode kata bentuk
diktat kuliah.
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 164)
‗muqarrar‘
ke
dalam
teks
bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhn
penyebutan
kosakata
tersebut
karena
sudah
biasa
digunakan oleh mahasiswa di Mesir. 41
ia tahu Ammu Shabir, penjaga
Peristiwa
di
samping
adalah
buku muqarrar sedang serius…
peristiwa campur kode kata bentuk
(HBE, KCB1: 166)
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab ‗ammu‘ ke dalam teks bahasa Indonesia yang bermakna ‗paman‘ Fungsi campur kode
tersebut
adalah
pengarang
menerangkan bahwa si penutur (Azzam) menghormati lawan tuturnya (Shabir) seorang penjaga buku muqarrar yang
51
lebih tua usianya dengan si penutur (Azzam). 42
Azzam: ―Hei, kamu tho Mif, piye kabarmu? Mifta:
Peristiwa
di
samping
adalah
peristiwa campur kode kata bentuk dialog
―Alhamdulillah, baik- yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya unsur bahasa Jawa ‗piye‘ ke dalam
baik saja Kang. (HBE, KCB1: 172)
tuturan bahasa Indonesia yang bermakana ‗bagaimana‘.
Fungsi
campur
kode
tersebut adalah menunjukkan identitas bahwa penutur (Azzam) dan lawan tutur (Mifta) adalah sama-sama orang yang berasal dari suku Jawa. 43
Azzam:‖…mau minta tahdid. Aku
janjian
dengannya
Peristiwa
di
samping
adalah
di peristiwa campur kode kata bentuk dialog
mushala‖
yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
(HBE, KCB1: 172)
unsur bahasa Arab ‗tahdid‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata yaitu istilah yang biasa digunakan oleh mahasiswa Mesir tentang pelajaran dan sulit mencari padanan kata dalam bahasa Indonesia.
44
ia
akrab
dengannya
sejak
Peristiwa
di
samping
adalah
berkenalan dengannya di acara peristiwa campur kode kata bentuk itikaf sepuluh hari terakhir deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab bulan Ramadhan.
‗itikaf‘ ke dalam teks bahasa Indonesia
(HBE, KCB1: 176)
yang bermakna ‗berdiam diri di masjid‘. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata karena kata tersebut sudah umum dan biasa digunakan dan
52
diketahui oleh umat Islam. 45
Azzam: ―Ada sedikit waktu
Peristiwa
di
samping
adalah
untuk bincang-bincang, Akhi peristiwa campur kode kata bentuk dialog khaled?‖
yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
Khaled: ―Tentu saja dengan unsur bahasa Arab ‗akhi‘ yang bermakna senang hati. Seluruh waktuku ‗saudaraku (laki-laki)‘ ke dalam tuturan untukmu, Akhi”
bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
(HBE, KCB1: 178)
tersebut adalah penutur, baik Azzam maupun Khaled saling menghormati satu sama lain.
46
…inilah dimliki
uniquiness hasil
yang
Peristiwa
di
samping
adalah
produksinya. masing-masing peristiwa campur kode
Keunikan inilah yang menjadi kata bentuk deskripsi, masuknya unsur 47
positioning bisnisnya.
bahasa
Inggris
(HBE, KCB1: 185)
‗positioning‘
‗uniquiness‘
dan
ke dalam teks bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah pengarang mencari jalan termudah menyanpaikan maksud kepada pembaca. 48
Anna : ―Syukran ya‖
Peristiwa
di
samping
adalah
Azzam: ―Afwan, oya sampaikan peristiwa campur kode kata bentuk dialog salam
buat
Hosan
Ahmad yang
dilakukan
oleh
tokoh
Anna,
penjaga Daarut Tauzi.
masuknya unsur bahasa Arab ‗syukran‘
(HBE, KCB1: 188)
ke dalam tuturan bahasa Indonesia yang bermakna ‗terima kasih‘. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Anna) menunjukkan identitas bahwa ia dan lawan tutur (Azzam) adalah mahasiswa mesir yang mampu berbahasa Arab.
49
Ibrahim masih muda...ayahnya tidak bisa lagi bekerja karena
Peristiwa
di
samping
adalah
peristiwa campur kode kata bentuk
53
terkena stroke.
deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
(HBE, KCB1: 190)
‗Stroke‘ ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata karena kata tersebut sudah umum digunakan orang untuk menyebutkan nama penyakit.
50
Azzam: ―Mm, maaf ukhti. Ada
Peristiwa
di
samping
adalah
apa ya? Ada yang bisa saya peristiwa campur kode kata bentuk dialog bantu?‖
yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
Anna : ―Kami kena musibah. unsur bahasa Arab ‗ukhti‘ ke dalam Dompet
ukhti
Erna
ini tuturan bahasa Indonesia yang bermakna
dicopet…
‗saudaraku (perempuan)‘. Fungsi campur
(HBE, KCB1: 196)
kode tersebut adalah penutur (Azzam) menghormati lawan tutur (Anna) dengan menyebutkan
sapaan
yang
sopan
menggunakan bahasa Arab yang berarti ‗saudaraku‘. 51
…hanya ada Nanang yang sedang
duduk
di
Peristiwa
di
samping
adalah
depan peristiwa campur kode kata bentuk
komputer milik Fadhil. Kedua deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris telingannya
ditutup
dengan ‗earphone‘
ke
dalam
teks
bahasa
earphone.
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
(HBE, KCB1: 206)
adalah pengarang mencari jalan termudah menyampaikan
istilah
benda
untuk
pembaca.
menggunakan
bahasa
Jika
Indonesia hasilnya kurang pas. 52
Nanang : ―Okay bos! (HBE, KCB1: 206)
Peristiwa
di
samping
adalah
peristiwa campur kode kata bentuk dialog yang dilakukan tokoh Nanang, masuknya unsur bahasa Inggris ‗okay‘ yang berarti
54
‗baik‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Nanang) menunjukkan rasa keakraban dengan lawan tutur (Azzam). 53
Zahraza: ―Sst..by the way dia tak?‖
handsome
Peristiwa
di
samping
adalah
Erna peristiwa campur kode kata bentuk dialog
melototkan matanya. Namun yang dilakukan tokoh Zahraza, masuknya zahraza tak takut.
unsur bahasa Inggris ‗handsome‘ ke
(HBE, KCB1: 207)
dalam tuturan bahasa Indonesia yang berarti ‗tampan‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah
penutur
(zahraza)
menunjukkan keterpelajarannya di depan lawan tutur (Erna). 54
Ketka dengan
ia
berjalan
temannya
berdua
Peristiwa
di
samping
adalah
melewati peristiwa campur kode kata bentuk
shahra yang sepi, tiba-tiba ada deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab orang-orang
Mesir
hendak ‗shahra‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
berbuat jahat padanya.
Fungsi campur kode tersebut adalah
(HBE, KCB1: 208)
kebutuhan
kosakata,
pengarang
menyebutkan sebuah padang pasir yang biasa
disebut
orang-orang
mesir
samping
adalah
demikian. 55
Azzam:
―jangan
iseng
lah
Peristiwa
di
Nang. Kalo bikin cerpen mbok peristiwa campur kode kata bentuk dialog ya yang serius.
yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
(HBE, KCB1: 209)
unsur bahasa jawa ‗mbok‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
tersebut
identitas
bahwa
adalah Azzam
menunjukkan dan
lawan
tuturnya (Nanang) adalah orang Jawa.
55
56
…khutbah beberapa
Jumat, menit
ceramah
dari
Peristiwa
di
samping
adalah
imam peristiwa campur kode kata bentuk
masjid setelah shalat, halaqah deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab membaca
setelah ‗halaqah‘
Al-Quran
ke
dalam
teks
bahasa
shalat subuh adalah tempat Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
57
utamanya menimba ilmu
adalah
(HBE, KCB1: 211)
menyampaikan maksud kepada pembaca.
Sudah
seperempat
jam
ia
pengarang
Peristiwa
di
memudahkan
samping
adalah
rebahan sambil memejamkan peristiwa campur kode kata bentuk mata. Otot-otot tubuhnya lebih deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris terasa fresh dan segar…
‗fresh‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
(HBE, KCB1: 214)
Fungsi campur kode tersebut adalah pengarang mempertegas maksud bahwa tokoh azzam benar-benar dalam keadaan segar.
58
…ia mandi dengan shower.
Peristiwa
di
samping
adalah
Sentuhan air yang menerpa peristiwa campur kode kata bentuk tubuhnya itu ia rasakan begitu deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris nikmat.
‗shower‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
(HBE, KCB1: 214)
Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata,
pengarang
menyebutkan sebuah alat untuk mandi yang
biasa
dan
umum
digunakan
manusia. Orang-orang lebih mengerti maksud
dan
maknanya
dengan
sendirinya. 59
…Mahasiwa
Jepang
itu
Peristiwa
di
samping
adalah
mengaguk, ia pun mengangguk. peristiwa campur kode kata bentuk Ia sampai di masjid tepat saat deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab sebelum
iqamat ‗iqamat‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
56
dikumandangkan.
Fungsi campur kode tersebut adalah
(HBE, KCB1: 215)
kebutuhan kosakata, unsur kata tersebut merupakan hal umum yang biasa dikenal umat Islam, sehingga orang-orang lebih mengerti maksud dan maknanya dengan sendirinya.
60
…Azzam beranjak ke kulkas untuk
mengeluarkan
Peristiwa
di
samping
adalah
daging peristiwa campur kode kata bentuk
sapi yang baru tadi sore ia deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris masukkan ke dalam freezer.
‗freezer‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
(HBE, KCB1: 223)
Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata,
pengarang
menyebutkan hal yang sudah umum dan biasa dikenal oleh manusia. 61
―sampeyan sih Kang diminta menhentikan
Peristiwa
di
samping
adalah
mandinya peristiwa campur kode kata bentuk dialog
sebentar tidak mau…‖ kata yang dilakukan tokoh Nanang, masuknya Nanang.
unsur bahasa Jawa ‗sampeyan‘ ke dalam
(HBE, KCB1: 227)
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Nanang) memperhalus tuturan kepada lawan tutur (Azzam).
62
Eliana: ―ya sudah kalau gitu
Peristiwa
di
samping
adalah
saya ikut Mas Insinyur, jadi peristiwa campur kode kata bentuk dialog berapa?‖
yang dilakukan tokoh Eliana, masuknya
Azzam: ―Dua kali lipat bakso, unsur bahasa Inggris ‗deal‘ ke dalam gmana? Deal”
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
(HBE, KCB1: 229)
kode tersebut adalah penutur (Azzam) mempertegas maksud tuturan kepada lawan tutur (Eliana).
57
63
Anna: ―untuk apa itu La?‖
Peristiwa
di
samping
adalah
Laila: ―Untuk meng-open tiket peristiwa campur kode kata bentuk dialog Kuala
Lumpur—Jakarta. yang dilakukan tokoh Laila, masuknya
Karena mau tinggal beberapa unsur bahasa Inggris ‗open‘ ke dalam hari di KL, maka harus open. tuturan bahasa Indonesia yang berarti Itu harganya lebih mahal lima ‗buka‘. Fungsi campur kode tersebut
64
puluh dollar. Gimana mbak?‖
adalah
(HBE, KCB1: 232)
menyampaikan maksud penutur (Laila).
Zahraza: ―Di sini disebutkan
mencari
Peristiwa
jalan
di
termudah
samping
adalah
ada mahasiswa Indonesia yang peristiwa campur kode kata bentuk dialog tinggal di Ighatsah Islamiyyah yang dilakukan tokoh Zahraza, masuknya Hay
El
seseorang
Thamrin yang
dirampok unsur bahasa Arab ‗mabahits‘ ke dalam mengaku tuturan bahasa Indonesia yang berarti
sebagai anggota mabahits....‖
‗badan intilijen‘. Fungsi campur kode
(HBE, KCB1: 234)
tersebut adalah mencari jalan termudah menyampaikan maksud.
65
Ibu Furqan: ―Sudahlah kami di Indonesia
Peristiwa
di
samping
adalah
mendoakanmu, peristiwa campur kode kata bentuk dialog
semoga kau lulus siding dengn yang
dilakukan
hasil terbaik. Direkam saja masuknya
tokoh
unsur
Ibu
bahasa
Furqan, Inggris
pakai handycam biar nanti ibu ‗handycam‘ ke dalam tuturan bahasa dan ayah bisa lihat‖
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
(HBE, KCB1: 236)
adalah
kebutuhan
kosakata,
penutur
menyebutkan nama alat perekam gambar yang biasa dan umum digunakan oleh orang. 66
Nasir mempersilakan masuk.
Peristiwa
di
samping
adalah
Pemuda itu membawa roti dan peristiwa campur kode kata bentuk kabab
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 248)
‗kabab‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
58
Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata,
pengarang
menyebutkan makanan yang biasa dan umum di konsumsi orang-orang mesir. 67
Anna: ―Kita Tahajjud bareng
Peristiwa
di
samping
adalah
yuk. Kita gentian jadi imam peristiwa campur kode kata bentuk dialog biar sekalian muraja‟ah
yang dilakukan tokoh Anna, masuknya
Wan Aina: ―Boleh kak, tapi aku unsur bahasa Arab ‗muraja‘ah‘ ke dalam selesaikan stu halaman ini dulu tuturan bahasa Indonesia yang berarti ya...‖
‗mengulang hafalan‘. Fungsi campur
(HBE, KCB1: 255)
kode
tersebut
adalah
memudahkan
menyampaikan maksud penutur (Anna) kepada lawan tutur (wan Aina). 68
Azzam: ― …dia selalu naik
Peristiwa
di
samping
adalah
tingkat dengan predikat jayyid peristiwa campur kode kata bentuk dialog tiap tahun…
yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
Cut Mala: ―Amin‖
unsur bahasa Arab ‗jayyid‘ yang berarti
(HBE, KCB1: 305)
‗baik‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata,
unsur
merupakan
hal
digunakan
mahasiswa
umum
yang Mesir
tersebut biasa dalam
menyatakan prestasi akademik sehingga orang-orang lebih mengerti maksud dan maknanya dengan sendirinya. 69
Cut Mala: ―…namun kakak
Peristiwa
di
samping
adalah
bisa melihat sendiri, dalm hal peristiwa campur kode kata bentuk dialog meresapi kehidupan real dia yang
dilakukan
tokoh
Cut
Mala,
sangat bisa dibanggakan.‖
masuknya unsur bahasa Inggris ‗real‘ ke
(HBE, KCB1: 314)
dalam tuturan bahasa Indonesia yang
59
berarti ‗nyata‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah
menunjukkan
kterpelajaran penutur (Cut Mala ) yang mengerti bahasa Inggris. 70
Ya,
seorang
Muslim
sejati.
Peristiwa
di
samping
adalah
Yaitu Muslim yang gentle, yang peristiwa campur kode kata bentuk berani melepaskan Muslimah deskripsi, masuknya
unsur bahasa
yang dicintainya…
Inggris ‗gentle‘
(HBE, KCB1: 317)
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
ke dalam teks bahasa
adalah pengarang mencari jalan termudah menyampaikan maksud untuk pembaca. 71
Husna dengan jilbab putihnya.
Peristiwa
di
samping
adalah
Lia tersenyum dengan tangan peristiwa campur kode kata bentuk mengacungkan bravo ke udara.
deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
(HBE, KCB1: 325)
‗bravo‘ ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah pengarang
mencari
menyampaikan
jalan
termudah
maksud
memberi
gambaran kepada pembaca. 72
Anna: ―Kaidah itu artinya itsar, mengutamakan
orang
Peristiwa
di
samping
adalah
lain, peristiwa campur kode kata bentuk dialog
dalam hal mendekatkan diri yang dilakukan tokoh Anna, masuknya kepada Allah…
unsur bahasa Arab ‗itsar‘ ke dalam
(HBE,KCB1: 341)
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah membicarakan topik tertentu mengenai kaidah agama.
73
―uedan, moderatornya siapa iu Cak?
Cuantik,
pinter
Peristiwa
di
samping
adalah
dan peristiwa campur kode kata bentuk dialog
bahasa Inggirsnya fasih buetul! yang dilakukan mahasiswa Surabaya, Anake sopo yo kae?‖ seorang masuknya unsur bahasa Jawa ‗uedan‘ ke
60
mahasiswa
dari
Surabaya dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi
berkomentar pada temannya.
campur
kode
tersebut
adalah
(HBE, KCB1: 345)
mempertegas sesuatu bahwa mahasiswa Surabaya itu benar-benar kagum.
74
Furqan kecewa ketika ia tahu
Peristiwa
di
samping
adalah
Anna tidak menghadiri sidang peristiwa campur kode kata bentuk munaqasah tesisnya.
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 347)
‗munaqasah‘ ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah
pengarang
mempermudah
menyampaikan maksud kepada pembaca. 75
…Sementara
Furqan
naik
Peristiwa
di
samping
adalah
tingkat denagn predikat hanya peristiwa campur kode kata bentuk maqbul.
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 352)
‗maqbul‘ ke dalam teks bahasa Indonesia yang berarti ‗cukup‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah
kebutuhan
kosakata,
unsur tersebut adalah kata yang biasa dan umum digunakan untuk menyebutkan prestasi akademik. 76
Ia
sudah
terlanjur
terkenal
Peristiwa
di
samping
adalah
sebagai businessman di Kairo, peristiwa campur kode kata bentuk tidak dikenal sebagai aktivis deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris kelompok studi…
‗businessman‘ ke dalam teks bahasa
(HBE, KCB1: 353)
Indonesia
yang
berarti
‗pembisnis‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah mempermudah menyampaikan maksud, jika
menggunakan
bahasa
Indonesia
hasilnya kurang pas. 77
Abduh: ―…aku ingat kalau aku
Peristiwa
di
samping
adalah
61
punya janji chatting dengan peristiwa campur kode kata bentuk dialog adikku yang kuliah di UNDIP yang dilakukan tokoh Abduh, masuknya Semarang.
unsur bahasa Inggris ‗chatting‘ ke dalam
(HBE, KCB1: 387)
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, unsur tersebut merupakan hal umum yang biasa digunakan sehingga orang-orang mengerti maksud dan maknanya dengan sendirinya.
78
…ia telah membayar lunas. Itu ia
lakukan
mendapatkan Agustus
agar seat.
adalah
Peristiwa
di
samping
adalah
ia peristiwa campur kode kata bentuk Bulan deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris bulan ‗seat‘ ke dalam teks bahasa Indonesia
mahasiswa banyak pulang.
yang bermakna ‗tempat duduk‘. Fungsi
(HBE, KCB1: 406)
campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, unsur tersebut merupakan hal umum yang biasa digunakan sehingga orang-orang
mengerti
maksud
dan
maknanya dengan sendirinya. 79
Adil Ramadhan menjelaskan
Peristiwa
di
samping
adalah
bahwa khasyyah adalah rasa peristiwa campur kode kata bentuk takut kepda Allah yang disertai deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab mengagungkan Allah.
‗khasyyah‘
(HBE, KCB1: 415)
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
ke
dalam
teks
bahasa
adalah pengarang menggambarkan Adil Ramadhan sedang membicarakan topik tertentu berkaitan dengan khassyyah. 80
…Rio
dan
teman-temannya
Peristiwa
di
samping
adalah
sedang ikut mukhayyam yang peristiwa campur kode kata bentuk diadakan oleh Universitas Al deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
62
Azhar di Alexandria.
‗mukhayyam‘ ke dalam teks bahasa
(HBE, KCB1: 415)
Indonesia yang berarti ‗perkemahan‘. Fungsi campur kode tersebut adalah pengarang menunjukkan keterpelajaran yaitu mampu berbahasa Arab.
81
…Sementara dirinya berusaha menenteramkan
Peristiwa
di
samping
adalah
jiwanya peristiwa campur kode kata bentuk
dengan membaca secara hidup deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab para tabi‟in yang mulia.
‗tabi‘in‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
(HBE, KCB1: 428)
Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata,
merupakan
hal
unsur
umum
yang
tersebut biasa
digunakan sehingga orang-orang untuk menyebutkan orang-orang saleh yang pernah bertemu para sahabat Rasulullah. 82
Aku lihat sih untuk sampeyan,
Peristiwa
di
samping
adalah
biar kehidupan rumah tangga peristiwa campur kode kata bentuk balance ada sosok yang lebih deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris tepat‖ jawab Nasir membuat ‗balance‘ ke dalam teks bahasa Indonesia yang mendengar penasaran.
yang berarti ‗seimbang‘. Fungsi campur
(HBE, KCB1: 460)
kode tersebut adalah penutur (Nasir) mempermudah menyampaikan maksud dalam komunikasi kepada lawan tutur (teman-temannya yang berada di mobil).
83
―Nduk sebentar
aku
ingin
denganmu,
bicara
Peristiwa
di
samping
adalah
bisa?‖ peristiwa campur kode kata bentuk dialog
kata Abahnya dengan nada yang dilakukan tokoh Abah, masuknya serius.
unsur bahasa Jawa ‗nduk‘ ke dalam
(HBE, KCB2: 14)
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Abah)
63
memperhalus tuturan kepada anaknya (Anna). 84
Nafisah: ―Saya takut ghibah Peristiwa di samping adalah peristiwa Neng”.
campur kode kata bentuk
masuknya
(HBE, KCB2: 18)
unsur bahasa Arab‗ghibah‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia yang bermakna ‗membicarakan keburukan orang lain‘. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur
(Nafisah)
mempermudah
menyampaikan maksud kepada lawan tutur. 85
Itu suara Sri, khadimah yang
Peristiwa
di
samping
adalah
sangat disayang Umminya.
peristiwa campur kode kata, masuknya
(HBE, KCB2: 23)
unsur bahasa Arab ‗khadimah‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
tersebut
memperhalus
adalah
pengarang
tuturan
dalam
menggambarkan tokoh Sri, yaitu seorang santri yang mengabdikan dirinya sebagai pembantu di keluarga Pak Kiai. 86
Anna: ―terus apa yang bisa aku Peristiwa di samping adalah peristiwa bantu? Aku tak punya link campur kode kata, masuknya unsur orang yang berkecimpung di bahasa Inggris ‗link‘ ke dalam tuturan bidang sastra‖ Nafisah:
bahasa Indonesia yang bermakna ‗relasi‘.
…dengan
sangat Fungsi campur kode tersebut adalah
memohon Neng Anna bersedia penutur menjadi
(Anna)
mempermudah
pembicara menyampaikan maksud kepada lawan
pembanding.
tutur (Nafisah).
(HBE, KCB2: 24) 87
Azzam: ―Anak perempuan kok
Peristiwa
di
samping
adalah
64
kebluk!” kau ini sudah akil peristiwa campur kode kata, masuknya baligh Na!...‖
unsur bahasa Jawa ‗kebluk‘ ke dalam
(HBE, KCB2: 39)
tuturan bahasa Indonesia yang bermakna ‗tidur dari waktu pagi hingga siang‘. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur
(Azzam)
mempermudah
menyampaikan maksud kepada lawan tutur. 88
Hampir
bersamaan
mereka
berdua membaca istirja. 89
Peristiwa
di
samping
adalah
masing-masing peristiwa campur kode
“kita takziah ke sana sekarang kata bentuk deskripsi, dan yang kedua mbak‖
bentuk dialog, masuknya unsur bahasa
(HBE, KCB2: 44)
Arab istirja‘ dan ‗takziah‘ ke dalam teks dan tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, unsur tersebut merupakan hal umum yang biasa digunakan orang-orang ketika
ada
orang
yang
meninggal
sehingga orang-orang sudah mengerti maknanya dengan sendirinya. 90
Husna
diam
mendengarkan.
Peristiwa
di
samping
adalah
Kematian selalu menjadi ibrah peristiwa campur kode kata bentuk baginya.
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB2: 45)
‗ibrah‘ ke dalam teks bahasa Indonesia yang berarti ‗contoh‘. Fungsi campur kode
tersebut
adalah
mempermudah
menyampaikan maksud kepada pembaca. 91
Husna: ―Baiklah, kalau ayah
Peristiwa
di
samping
adalah
tidak mau membelikan maka peristiwa campur kode kata bentuk dialog Husna akan minggat.
yang dilakukan tokoh Husna, masuknya
65
unsur bahasa Jawa ‗minggat‘ ke dalam
(HBE, KCB2: 46)
tuturan bahasa Indonesia yang bermakna ‗pergi tanpa pamit‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah
penutur
(Husna)
mempermudah menyampaikan maksud. 92
Husna: ―Ayah saya hanyalah
Peristiwa
di
samping
adalah
seorang guru MI swasta yang peristiwa campur kode kata bentuk dialog nyambi jualan soto di pasar yang dilakukan tokoh Husna, masuknya Kartasura‖
unsur bahasa Jawa ‗nyambi‘ ke dalam
(HBE, KCB2: 65)
tuturan bahasa Indonesia yang berarti ‗sambil‘ Fungsi campur kode tersebut adalah menunjukkan identitas bahwa penutur (Husna) adalah penutur Jawa.
93
Anna: ―Saya awam sastra tapi
Peristiwa
di
samping
adalah
cerita Mbak Husna tadi tentang peristiwa campur kode kata bentuk dialog bagaimana ia berjuang untuk yang dilakukan tokoh Anna, masuknya survive
dengan
menulis unsur bahasa Inggris ‗survive‘ ke dalam
bagisaya adalah juga sebuah tuturan bahasa Indonesi yang berarti karya sastra.
‗mempertahankan hidup‘. Fungsi campur
(HBE, KCB2: 67)
kode
tersebut
keterpelajaran
adalah penutur
menunjukkan (Anna)
yang
mengerti bahasa Inggris. . 94
―mumet aku kalau disuruh nulis
Peristiwa
di
samping
adalah
Na. mending nanam padi di peristiwa campur kode kata bentuk dialog sawah!‖ Tukas Siti.
yang dilakukan tokoh Siti, masuknya
(HBE, KCB2: 74)
unsur bahasa Jawa ‗mumet‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia yang
berarti
‗pusing‘. Fungsi campur kode tersebut adalah
penutur
(Siti)
menunjukkan
identitas bahwa dirinya adalah penutur
66
Jawa. 95
Zumrah:
―…da
kelurga
sedang
ekonomi
Peristiwa
di
samping
adalah
susah- peristiwa campur kode kata bentuk dialog
susahnya. Aku manut sama yang
dilakukan
tokoh
Zumrah,
orang tua.
masuknya unsur bahasa Jawa‗manut‘ ke
(HBE, KCB2: 77)
dalam tuturan bahasa Indonesia yang berarti ‗nurut‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah
penutur
(Zumrah)
menunjukkan identitas bahwa ia penutur Jawa. 96
Tayangan kedua adalah acara
Peristiwa
di
samping
adalah
di Graha Bhakti Budaya TIM peristiwa campur kode kata bentuk yang di siarkan secara live se- deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris Indonesia.
‗live‘ ke dalam teks bahasa Indonesia
(HBE, KCB2: 133)
yang berarti ‗langsung‘. Fungsi campur kode tersebut adalah menyampaikan
mempermudah
maksud
pengarang
kepada pembaca. 97
―Berita wawancara itu lagi
Peristiwa
di
samping
adalah
ya?‖ tanya Bu Nafis pada peristiwa campur kode kata bentuk putrinya
sambil
membawa deskripsi,
masuknya
unsur
bahasa
sepiring mendoan.
Jawa‗mendoan‘ ke dalam teks bahasa
(HBE, KCB2: 136)
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, kata tersebut merupakan nama makanan bahan dasar tempe goreng yang umum dan biasa dikonsumsi masyarakat Jawa.
98
―Mbak Eliana, ini cethol asli
Peristiwa
di
samping
adalah
waduk Cengklik. Sangat gurih peristiwa campur kode kata bentuk dialog rasanya. Sangat pas untuk lauk yang dilakukan tokoh Lia, masuknya
67
pecel…‖
Ujar
Lia
sambil unsur bahasa Jawa ‗cethol‘ ke dalam
menuang teh ke cangkir
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
(HBE, KCB2: 154)
kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, penutur
(Lia)
menyebutkan
nama
makanan dari bahan ikan kecil-kecil yang umum dan biasa dikonsumsi masyarakat Jawa. 99
Azzam:
―orang
menurut
Ibnu
seperti Athaillah
ini
Peristiwa
di
samping
adalah
As peristiwa campur kode kata bentuk dialog
Sakandari bukanlah orang yang yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya tawadhu,
bahkan
sejatinya unsur bahasa Arab ‗tawadhu‘ ke dalam
orang yang sombong
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
(HBE, KCB2: 186)
kode tersebut adalah penutur (Azzam) mebicarakan
topik
tertentu
tenatng
di
samping
adalah
tawadhu. 100 Tepat jam delapan aqad nikah
Peristiwa
dilangsungkan.
Furqan peristiwa campur kode kata bentuk
menjawab
dengan deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
qabiltu
lancar tanpa keraguan.
‗qabiltu‘ ke dalam teks bahasa Indonesia
(HBE, KCB2: 200)
yang bermakna ‗aku terima‘. Fungsi campur kode tersebut adalah pengarang menggambarkan bahwa tokoh Furqan menunjukkan
identitas
yakni
bisa
berbahasa Arab saat ijab kabul dalam akad nikahnya. 101 ―itu tukang becak nyawanya rangkap
kali.
Peristiwa
di
samping
adalah
Nylonong peristiwa campur kode kata bentuk dialog
sembarangan. Dasar!‖ umpat yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya Azzam spontan.
unsur bahasa Jawa‗nylonong‘ ke dalam
(HBE, KCB2: 211)
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
68
kode
tersebut
adalah
mempermudah
menyampaikan maksud penutur (Azzam) 102 Ibu Nafisah: ―…mereka baik. Peristiwa di samping adalah peristiwa Tapi ibu ingin yang lebih baik campur kode kata bentuk dialog yang lagi. Ibu sedikit punya ilmu dilakukan tokoh Ibu Nafisah, masuknya titen. Menurut yang Ibu amati unsur bahasa Jawa ‗titen‘ ke dalam kok kedua gadis itu kurang tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur cocok untukmu…‖
kode tersebut adalah penutur dan lawan
Azzam: ―Ibu itu pakai ilmu tutur sedang membicarakan topik tertentu titen segala…‖
mengenai masalah ilmu titen.
(HBE, KCB2: 248) 103 Lia: ―pantangan anak pertama
Peristiwa
di
samping
adalah
104 menukah dengan anak ketiga di peristiwa campur kode kata bentuk dialog Solo disebut lusan. Nomor telu yang dilakukan tokoh Lia, masuknya artinya tiga menikah dengan unsur bahasa Jawa ‗Lusan‘, ‗telu‘, ‗pisan‘ 105 pisan, artinya satu.
ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
(HBE, KCB2: 253)
Fungsi campur kode tersebut adalah penutur
(Lia)
membicaarkan
topik
tertentu 106 Azzam: ―pagi sekali antum
Peristiwa
di
samping
adalah
datang. Berangkat dari Pedan peristiwa campur kode kata bentuk dialog jam berapa?‖
yang dilakukan tokoh Azzam, masuknya
ILyas: ―selepas shalat subuh unsur bahasa Arab ‗antum‘ ke dalam langsung kemari‖
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
(HBE, KCB2: 277)
kode penutur (Azzam) menghormati lawan tuturnya (Ilyas) yang sedang berkunjung ke rumah Azzam.
107 Furqan: dengarkan arjuk!”
―Tolong, ceritaku
Dik,
Peristiwa
di
samping
adalah
dulu, peristiwa campur kode kata bentuk dialog yang dilakukan tokoh Furqan, masuknya
69
Anna: ―Baik Mas, akan aku unsur bahasa Arab ‗arjuk‘ ke dalam dengar.
Tapi
mendengar tuturan bahasa Indonesia yang bermakna
pengakuanmu itu hatiku sudah ‗aku berharap padamu‘. Fungsi campur sakit‖
kode tersebut adalah penutur (Furqan)
(HBE, KCB2: 310)
memperhalus tuturan kepada lawan tutur (Anna) agar Anna mau mendengarkan penjelasannya.
108 Furqan: ―kami sama sekali
Peristiwa
di
samping
adalah
tidak perlu ishlah. Malah akan peristiwa campur kode kata bentuk dialog semakin menyiksa dua keluarga yang dilakukan tokoh Furqan, masuknya saja…‖
unsur bahasa Arab ‗ishlah‘ ke dalam
(HBE, KCB2: 328)
tuturan bahasa Indonesia yang berarti ‗perdamaian‘. tersebut
Fungsi
adalah
campur
Penutur
kode
(Furqan)
mempermudah menyampaikan maksud. 109 …Mimpi yang shadiq, yang
Peristiwa
di
samping
adalah
benar, yang merupakan bagian peristiwa campur kode kata bentuk dari
kenabian.
karena
mereka
Itu
terjadi deskripsi,
masuknya
unsur
bahasa
benar-benar Arab‗shadiq‘ ke dalam teks bahasa
adalah pewaris nabi…
Indonesia ‗benar‘. Fungsi campur kode
(HBE, KCB2: 330)
tersebut adalah pengarang mempertegas maksud.
110 ―…apa ada dalam kitab kuning
Peristiwa
di
samping
adalah
yang memastikan bahwa kalau peristiwa campur kode kata bentuk dialog ada
orang
mandi
sebelum yang dilakukan tokoh Anna, masuknya
subuh pasti Jinabat, pasti baru unsur bahasa Arab ‗jinabat‘ ke dalam saja
melakukan
hal
itu?‖ tuturan bahasa Indonesia yang bermakna
Jawab Anna.
‗mandi hadas besar‘. Fungsi campur kode
(HBE, KCB2: 337)
tersebut
adalah
penutur
(Anna)
mempermudah menyampaikan maksud.
70
111 Pak Kiai: ―Apa pantas Bu, orang putrinya
yang saja
Peristiwa
di
samping
adalah
pernikahan peristiwa campur kode kata bentuk dialog gagal
kok yang
dilakukan
tokoh
Pak
Kiai,
memberi mauidhah pernikahan masuknya unsur bahasa Arab ‗mauidhah‘ orang orang lain. Itu namanya ke dalam tuturan bahasa Indonesia yang kabura maqtan ‗indallah!‖
berarti ‗teladan‘. Fungsi campur kode
(HBE, KCB2: 345)
tersebut
adalah
mempermudah
menyampaikan maksud Pak Kyai kepada lawan tutur (Bu Nafis) 112 Kiai Lutfi: ―Nanti Abah bisa
Peristiwa
di
samping
adalah
kirim surat taukil ke KBRI peristiwa campur kode kata bentuk dialog untuk menikahkan kamu‖
yang
(HBE, KCB2: 380)
masuknya unsur bahasa Arab ‗taukil‘ ke
dilalukan
tokoh
Kiai
Lutfi,
dalam tuturan bahasa Indonesia yang bermakna ‗surat kuasa‘. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Kiai Lutfi) mempermudah menyampaikan maksud. 113 Filosofi
menjalani
hidup Peristiwa di samping adalah peristiwa
mengalir bahgaikan air yang campur kode kata bentuk deskripsi, dimaknai dengan hidup santai masuknya
unsur
bahasa
Inggris
saja, atau hidup apa adanya ‗prototipe‘ ke dalam tuturan bahasa bisa dibilang prototipe, gaya Indonesia yang bermakna ‗apa adanya‘. hidup
sebagaian
besar Fungsi campur kode tersebut adalah
pendudujk negeri ini..‖
pengarang menunjukkan keterpelajaran
(HBE, KCB2: 396
kepada
pembaca
bahwa
pengarang
mampu berbahsa Inggris. 114 Anna melihat inbox emailnya.
Peristiwa
di
samping
adalah
Email terbaru dari Furqan.
peristiwa campur kode kata bentuk
(HBE, KCB2: 403)
deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris ‗inbox‘ ke dalam teks bahasa Indonesia.
71
Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata,
unsur
tersebut
merupakan hal yang umum dan biasa dikenal sudah
orang mengerti
sehingga
orang-orang
maknanya
dengan
sendirinya.
Berdasarkan tabel di atas campur kode bentuk dialog para tokoh terdapat 50 data, sedangkan bentuk deskripsi terdapat 64 data, campur kode deskripsi lebih dominan dibandingkan dengan campur kode dialog hal ini terjadi karena penulis novel terbawa arus kemultilingualannya sehingga mempengaruhi karya sastra yang dibuatnya. Jumlah keseluruhan wujud campur kode kata adalah 114 data, terdiri dari 24 campur kode berbahasa Jawa, yaitu ditunjukkan pada nomor 1, 2, 5, 8, 12, 26, 31, 42, 55, 61, 73, 83, 87, 91, 92, 94, 95, 97, 98, 101, 102, 103, 104, 105. Campur kode bahasa Arab terdapat 54 data, ditunjunkkan pada nomor 9, 10, 11, 14, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 29, 30, 33, 35, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 45, 48, 50, 54, 56, 59, 64, 67, 68, 72, 74, 75, 79, 80, 81, 84, 85, 88, 89, 90, 99, 100, 106, 107, 108, 109, 110, 111, 112. Sedangkan campur kode bahasa Inggris 36 data, yaitu pada nomor 3, 4, 6, 7, 13, 15, 16, 19, 28, 32, 34, 36, 46, 47, 49, 51, 52, 53, 57, 58, 60, 62, 63, 65, 69, 70, 71, 76, 77, 78, 82, 86, 93, 96, 113, 114. Fungsi campur kode wujud kata terdiri dari, (1) menghormati lawan tutur terdapat 7 data, terdapat pada nomor 1, 2, 26, 41, 45, 50, 106. (2) kebutuhan kosakata terdapat 36 data, ditunjukkan pada nomor 10, 13, 14, 17, 20, 21, 22, 23, 24, 29, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 40, 43, 44, 49, 54, 58, 59, 60, 65, 66, 68, 75, 77, 78, 81, 88, 89, 97, 98, 114. (3) yang berfungsi sebagai mempermudah menyampaikan maksud ada 35 data ditunjukkan pada nomor 4, 5, 15, 16, 19, 28, 30, 39, 46, 47, 51, 56, 63, 64, 67, 70, 71, 74, 76, 82, 84, 86, 87, 90, 91, 96, 101, 108, 110, 111, 112. (4) membicarakan topik tertentu terdapat 7 data, ditunjukkan pada nomor 72, 79, 99, 102, 103, 104, 105. (5) menunjukkan identitas terdiri dari 8 data, pada nomor 12, 31, 42, 55, 92, 94, 95, 100. (6) menunujukkan keterpelajaran terdapat 11 data ditunjukkan pada nomor 6, 11, 18, 25, 38, 48, 53, 69, 80, 93, 113. (7)
72
mempertegas sesuatu terdiri dari 6 data, pada nomor 3, 9, 57, 62, 73, 109. (8) fungsi memperhalus tuturan terdapat 5 data, 27, 61, 83, 85, 107. (9) berfungsi menunjukkan keakraban terdapat 2 data yaitu pada nomor 7 dan 52. (10) pengisi dan penyambung kalimat terdapat 1 data yaitu nomor 9.
Tabel 2 B. Wujud Campur Kode Berbentuk Frasa No. 1
Teks
Analisis
Astagfirullah! Ia beristigfar (HBE, KCB1: 38)
Peristiwa
di
samping
adalah
peristiwa campur kode frasa bentuk deskripsi,, masuknya unsur bahasa Arab ‗Astagfirullah‘ ke dalam teks bahasa Indonesia bermakna ‗mohom ampun‘. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata yaitu frasa yang biasa diucapkan umat islam untuk menyesali perbuatan.
2
Azzam bertasbih,
Peristiwa
di
samping
adalah
―Subhanallah, Maha Suci
peristiwa campur kode frasa bentuk
Allah yang telah menciptakan
dialog yang dilakukan oleh tokoh Azzam,
alam seindah ini‖
masuknya
(HBE, KCB1: 40)
‗Subhanallah‘ berarti ‗maha suci Allah‘
unsur
bahasa
Arab
dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata yaitu frasa ‗Subhanallah‘ biasa digunakan umat islam ketika melihat kebesaran ciptaan Allah. 3
―Baik
Pak,
mari
assalamu‟alaikum‖ Azzam.
Pak,
Peristiwa
di
samping
adalah
kata peristiwa campur kode frasa bentuk dialog yang dilakukan tokoh Azzam,
73
(HBE, KCB1: 66)
masuknya
unsur
bahasa
Arab
‗assalamu‘alaikum‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, yaitu ucapan salam yang biasa digunakan umat islam. 4
―Waalaikumussalam,
sampai
Peristiwa
di
samping
adalah
ketemu besok‖. Jawab Pak Ali.
peristiwa campur kode frasa bentuk
(HBE, KCB1: 66)
dialog yang dilakukan tokoh Pak Ali, masuknya
unsur
bahasa
Arab
‗Walaikumussalam‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, yaitu ucapan menjawab salam yang biasa digunakan umat Islam. 5
Eliana:
Peristiwa
di
samping
adalah
―French kiss, ciuman khas peristiwa campur kode frasa bentuk perancis.
dialog yang dilakukan tokoh Eliana,
(HBE, KCB1: 67)
masuknya unsur bahasa Inggris ‗French kiss‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia bermakna ‗ciuman khas Prancis‘ Fungsi campur kode tersebut penutur (Eliana) sedang
membicarakan
topik
tertentu
bersama lawan tuturnya (Azzam) tentang ‗French kiss‘. 6
Azzam
shalat
Tahiyatul
Peristiwa di samping adalah campur
Masjid. Lalu shalat Qobliyah kode frasa bentuk deskripsi, masuknya subuh.
unsur bahasa Arab ‗Tahiyatul Masjid‘ ke
(HBE, KCB1: 75)
dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut kebutuhan kosakata
74
yaitu
pengarang
menyebutkan
nama
shalat sunah yang biasa dilakukan umat Islam ketika memasuki masjid. 7
Pak Ali: ―Aku hanya bisa kerja
Peristiwa
di
samping
termasuk
part time di toko swalayan di campur kode frasa bentuk dialog yang London‖.
dilakukan tokoh Pak Ali, masuknya unsur
(HBE, KCB1: 84)
bahasa Inggris ‗part time‘ ke dalam tuturan
bahasa
Indonesia,
bermakna
‗separuh waktu‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah
mempermudah
menyampaikan maksud penutur (pak Ali) kepada lawan tutur (Azzam). 8
Pak Ahmad: ―Dia salehah insya
Peristiwa
di
samping
termasuk
Allah. Begini Li. Kalau kau campur kode frasa bentuk dialog yang mau ku harus ke Mesir. (HBE, dilakukan tokoh Pak Ahmad, masuknya unsur bahasa Arab ‗insya Allah‘ ke dalam
KCB1: 86)
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata yaitu ucapan yang biasa digunakan umat Islam untuk menyebutkan sesuatu yang belum pasti. 9
Pak
Ahmad:
pekerjaan janda
itu.
―Menggantikan
Almarhum Yaitu
Peristiwa
suami campur
frasa
di
samping
bentuk
termasuk
dialog
yang
cleaning dilakukan tokoh Pak Ahmad, masuknya
service merangkap sopir KBRI. unsur bahasa Inggris ‗cleaning service‘ Bagaimana Li, kamu mau?‖ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. (HBE, KCB1: 87)
Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, ‗cleaning service‘ biasa digunakan dalam kehidupan seharihari, jika menggunakan bahasa Indonesia
75
hasilnya tidak pas. 10
Pak Ali: ―Aku lalu menjawab,
Peristiwa di samping adalah campur
baiklah bismillah saya mau‖ kode frasa bentuk dialog yang dilakukan (HBE, KCB1: 87)
tokoh Pak Ali, masuknya unsur bahasa Arab ‗bismillah‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, ucapan yang biasa
digunakan
umat
Islam
untuk
memulai sesuatu. 11
Pak Ali: ― …Alhamdulillah
Peristiwa di samping adalah campur
kami sudah punya rumah di kode frasa bentuk dialog yang dilakukan Solo Baru‖.
tokoh Pak Ali, masuknya unsur bahasa
(HBE, KCB1: 87)
Arab ‗Alhamdulillah‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia yang bermakna ‗puji sukur kepada Allah‘. Fungsi campur kode tersebut
adalah
kebutuhan
kosakata,
ucapan yang biasa digunakan umat Islam jika mendapat karunia dari Allah. 12
Azzam: ―saya juga Pak Ali. Kalau
begitu
kita
Peristiwa
di
samping
adalah
cari peristiwa campur kode frasa bentuk
tha‟miyah bil baidh di luar dialog yang dilakukan Azzam, ditandai hotel yuk?‖
dengan masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 97)
‗tha‘miyah bil baidh‘ fungsi campur kode tersebut
adalah
kebutuhan
kosakata,
penutur (Azzam) menyebutkan makanan khas mesir yang biasa dikonsumsi oleh orang-orang
mesir
dan
tidak
ada
padanannya dalam bahasa Indonesia. 13
Azzam:
―Apa
kesukannya Pak?‖
makanan
Peristiwa
di
samping
adalah
peristiwa campur kode frasa bentuk
76
PaK Ali: ―Habasy takanat‖ Azzam:
―yang
benar
dialog yang dilakukan tokoh Pak Ali,
Pak? ditandai dengan masuknya unsur bahasa
Masak gadis selangsing dia Arab ‗habasy takanat.‘ fungsi campur suka habasyi takanat?”
kode tersebut adalah kebutuhan kosakata,
(HBE, KCB1: 100)
penutur (Pak Ali) menyebutkan makanan khas mesir yang juga biasa dikonsumsi oleh orang-orang mesir dan tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
14
Tiara: ―Yuk kita keluar. Kita ke
Peristiwa
di
samping
adalah
Hadiqah Dauliyah…‖
peristiwa campur kode frasa bentuk
(HBE, KCB1: 135)
dialog yang dilakukan tokoh Tiara, masuknya unsur bahasa Arab ‗Hadiqah Dauliyah‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan
kosakata,
penutur
(Tiara) menyebutkan sebuah taman kota Mesir yang bernama ‗Hadiqah Dauliyah‘. 15
Azzam: ―…percayalah, siapa jodohmu
sudah
ditulis
Peristiwa
di
samping
adalah
di peristiwa campur kode frasa bentuk
Lauhul Mahfudz…‖
dialog yang dilakukan tokoh Azzam.
(HBE, KCB1: 138)
masuknya unsur bahasa Arab ‗Lauhul Mahfudz‘
ke
dalam
tuturan
bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan
kosakata,
penutur
(Azzam) mngucapkan hal umum yang biasa digunakan umat Islam mengenai sesuatu yang berhubungan dengan takdir. 16
..mereka
sebut
Hadiqah
Peristiwa
di
samping
adalah
Dauliyah, artinya Internasional peristiwa campur kode frasa bentuk Garden, Taman Internasionl.
deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
77
(HBE, KCB1: 139)
‗Internasional Garden‘
ke dalam teks
bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah pengarang menjelaskan topik
tertentu
tentang
Taman
Internasional kepada pembaca. 17
..lulus S1 dua tahun yang lalu
Peristiwa
di
samping
adalah
dengan predikat mumtaz, atau peristiwa campur kode frasa bentuk summa cumlaude.
deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
(HBE, KCB1: 144)
‗summa cumlaude‘ ke dalam teks bahasa Indonesia
‗istimewa
sekali‘.
Fungsi
campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, pengarang menyebutkan istilah umum yang biasa digunakan dalam bidang akademik. 18
…hanya satu bulan saja sejak
Peristiwa
di
samping
adalah
proposal tesisnya itu ia ajukan peristiwa campur kode frasa bentuk ke Qism Diraasat „Ulya.
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 144)
‗Qism Diraasat ‗Ulya‘ ke dalam teks bahasa Indonesia bermakna ‗program pascasarjana‘. tersebut
Fungsi
adalah
campur
kebutuhan
kode
kosakata,
pengarang menyebutkan istilah umum yang biasa digunakan mahasiswa mesir menyebutkan
tempat
program
pascasarjana. 19
…saat itu ia hanya menjawab,
Peristiwa
di
samping
adalah
―Inggih, sekedap” dan ia masih peristiwa campur kode frasa bentuk konsentrasi membaca buku yang dialog tokoh Anna, masuknya unsur baru ia beli…
bahasa Jawa ‗inggih, sekedap‘ ke dalam
(HBE, KCB1: 146)
teks bahasa Indonesia bermakna ‗tunggu
78
sebentar‘. Fungsi campur kode tersebut adalah
pengarang
menggambarkan
penutur (Anna) memperhalus tuturannya kepada lawan tuturnya yaitu ibunya. 20
Miftah:
―kang,
ada
berita
Peristiwa
di
samping
adalah
menarik?‖
peristiwa campur kode frasa bentuk
Azzam : ―Apa itu?‖
dialog yang dilakukan tokoh miftah,
Miftah:
―Nanti
malam
ada masuknya unsur bahasa Arab ‗Darul
Syaikh Yusuf Al Qardhawi di Munasabat‘
ke
dalam
teks
bahasa
Darul Munasabat kalau mau Indonesia. Fungsi campur kode tersebut datang, Shalat Magrib di sana..
adalah
penutur
kebutuhan
kosakata,
(HBE, KCB1: 173)
karena Darul Munasabat sudah biasa dan umum di ketahui oleh mahasiswa Mesir, yang berarti gedung serba guna.
21
Anna: ―…kalau boleh tanya
Peristiwa
di
samping
adalah
toko buku Daarut Tauzi itu di peristiwa campur kode frasa bentuk mana ya? Azzam:
dialog yang dilakukan tokoh Anna, ―sebentar…Halte masuknya unsur bahasa Arab ‗Daarut
depan. Sebelah kiri jalan ada Tauzi‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. tulisaanya kok.
Fungsi campur kode tersebut adalah
(HBE, KCB1: 186)
kebutuhan kosakata karena frasa tersebut sudah umum digunakan oleh mahasiswa mesir untuk menyebutkan nama sebuah toko buku.
22
Zahraza: ―Erna, kenape muka
Peristiwa
di
samping
adalah
awak pucat macam tu? Fi eh?
peristiwa campur kode frasa bentuk
(HBE, KCB1: 186)
dialog yang dilakukan tokoh Zahraza, masuknya unsur bahasa Arab ‗fi eh‘ bermakna ‗ada apa‘ ke dalam tuturan
79
bahasa Malaysia. Fungsi campur kode tersebut adalah menunjukkan identitas yaitu zahraza dan Erna mahasiswa Kairo yang mengerti bahasa Arab. 23
Zahraza: ―Sst..by the way dia handsome
tak?‖
Peristiwa
di
samping
adalah
Erna peristiwa campur kode frasa bentuk
melototkan matanya. Namun dialog yang dilakukan tokoh Zahraza, zahraza tak takut.
masuknya unsur bahasa Inggris ‗by the
(HBE, KCB1: 207)
way‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur
(zahraza)
menunjukkan
keterpelajarannya di depan lawan tutur (Erna). 24
―Beres. Setelah shalat Isya
Peristiwa
di
samping
adalah
nanti aku beli firakh masywi. peristiwa campur kode frasa bentuk Yang dirumah tinggal menanak dialog
yang
dilakukan
tokoh
Ali,
nasi saja!‖ jawab Ali.
masuknya unsur bahasa Arab ‗firakh
(HBE, KCB1: 225)
masywi‘
ke
dalam
tuturan
bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, pengarang menyebutkan makanan khas mesir yang biasa dikenal dan dikonsumsi masyarakat Mesir. 25
Eliana: ―ini Mas, to the point
Peristiwa
di
samping
adalah
saja ya?‖
peristiwa campur kode frasa bentuk
(HBE, KCB1: 228)
dialog yang dilakukan tokoh Eliana, masuknya unsur bahasa Inggris ‗to the point‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia bermakna ‗langsung saja‘. Fungsi campur kode
tersebut
adalah
menunjukkan
80
keterpelajaran bahwa penutur (Eliana) mampu berbahasa Inggris. 26
…minuman yang ia pilih syail
Peristiwa
di
samping
adalah
bil halib hangat.
peristiwa campur kode frasa bentuk
(HBE, KCB1: 240)
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab ‗syail bil halib‘ ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, pengarang menyebutkan minuman yang biasa dan umum di konsumsi masyarakat Mesir.
27
Azzam
tersentak.
pengghuni
rumah
Seluruh itu
Peristiwa
di
samping
adalah
juga peristiwa campur kode frasa bentuk
terbangun kaget! Dan…
dialog tokoh Badan Intelijen Mesir,
iftahil baab!
masuknya unsur bahasa Arab ‗iftahil
Ada
suara
mengetuk
pintu baab‘ ke dalam teks bahasa Indonesia,
dengan keras.
‗buka pintu‘ berarti Fungsi campur kode
(HBE, KCB1: 256)
tersebut adalah pengarang menunjukkan identitas bahwa Badan Intelijen Mesir yang digambarkan, adalah kepolisian asli Mesir yang mampu berbahasa Arab.
28
Badan intelijen: ―…jika ada di
Peristiwa
di
samping
adalah
rumah ini, kalian smua akan peristiwa campur kode frasa bentuk kami bawa! Kami mabahits dari dialog yang dilakukan tokoh Badan amn daulah‖
Intelijen, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 257)
‗amn daulah‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia bermakna ‗keamanan negara‘. Fungsi campur kode tersebut adalah badan intelijen menunjukkan identitas bahwa ia berasal dari keamanan Negara Mesir.
81
29
Badan intelijen:‖ jadi, penjahat
Peristiwa
di
samping
adalah
itu menamakan dirinya miss peristiwa campur kode frasa bentuk italiana?‖
dialog yang dilakukan tokoh Badan
Furqan:‖ya‖
Intelijen, masuknya unsur bahasa Inggris
(HBE, KCB1: 299)
‗miss italiana‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia ‗nona Italia‘. Fungsi campur kode tersebut adalah Furqan dan badan itelijen
membicarakan
topik
tertentu
samping
adalah
tentang miss italiana. 30
…tahun pertama di Al Azhar
Peristiwa
di
gadis itu langsung lulus naik peristiwa campur kode frasa bentuk tingkat dua dengan predikat deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab jayyid jiddan.
‗jayyid jiddan‘ ke dalam teks bahasa
(HBE, KCB1: 305)
Indonesia bermakna ‗baik sekali‘. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, unsur tersebut merupakan hal umum yang biasa digunakan mahasiswa Mesir
dalam
menyatakan
prestasi
akademik sehingga orang-orang lebih mengerti maksud dan maknanya dengan sendirinya. 31
Wan Aina: ―Jangan Khawatir
Peristiwa
di
samping
adalah
Kak, dalam satu jam ke depan, peristiwa campur kode frasa bentuk saya akan kasih print out dialog yang dilakukan tokoh Wan Aina, makalah…‖
masuknya unsur bahasa Inggris ‗print
(HBE, KCB1: 340)
out‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata,
merupakan
hal
unsur
umum
yang
tersebut biasa
digunakan, sehingga orang-orang lebih
82
mengerti maksud dan maknanya dengan sendirinya. 32
―Yah sekali lagi ahlan wa
Peristiwa
di
samping
adalah
sahlan di Indonesia. Jika ada peristiwa campur kode frasa bentuk yang bisa saya bantu akan saya dialog yang dilakukan tokoh Furqan, bantu…‖ Jawab Furqan dengan masuknya unsur bahasa Arab ‗ahlan wa hati gembira.
sahlan‘
ke
dalam
tuturan
bahasa
(HBE, KCB1: 349)
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Furqan) menghormati lawan tutur (Sara, Putri Prof. Sa‘duddin).
33
Ia meyakini kekuatan optimisme
Peristiwa
di
samping
adalah
dan mind magic yang acapkali peristiwa campur kode frasa bentuk dilontarkan
oleh
motivator- deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
motivator kaliber dunia
‗mind magic‘ ke dalam teks bahasa
(HBE, KCB1: 369)
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah
pengarang
memudahkan
menyampaikan maksud kepada pembaca. Jika tidak menggunakan bahasa Inggris maka hasilnya kurang pas. 34
Eliana: ―…‗Dewi-dewi Cinta‘,
Peristiwa
di
samping
adalah
Tayang seminggu sekali tiap peristiwa campur kode frasa bentuk malam Minggu jam delapan dialog yang dilakukan tokoh Eliana, malam. Prime time lho, Mas..‖
masuknya unsur bahasa Inggris ‗prime
(HBE, KCB1: 405)
time‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah mencari jalan termudah menyampaikan maksud penutur (Eliana) kepada lawan tutur (Azzam).
35
Dalam hati Azzam berkata: ― Setelah
itu
Kakak
Peristiwa
di
samping
adalah
akan peristiwa campur kode frasa bentuk
83
menikahkan pemuda
kalian
yang
dengan dialog yang dilakukan tokoh Azzam,
saleh,
bi masuknya
unsur ke
bahasa
dalam
Arab
tuturan
‗bi
idznillah.
idznillah‘
bahasa
(HBE, KCB1: 410)
Indonesia bermakna ‗dengan izin Allah‘. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata,
merupakan
hal
unsur
umum
tersebut
yang
biasa
digunakan orang-orang muslim jika ingin melakukan sesuatu atau janji pada dirinya sendiri
sehingga
pembaca
mengerti
maksud
dan
maknanya
dengan
sendirinya. 36
Ujian
bagi
Fadhil
belum
Ia
masih
harus peristiwa campur kode frasa bentuk
selesai.
Peristiwa
di
samping
adalah
menghadapi satu ujian lagi. deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab Mendendangkan nasyid dalam ‗walimatul ursy‘ ke dalam teks bahasa pesta walimatul ursy.
Indonesia
bermakna
(HBE, KCB1: 444)
pernikahan‘.
Fungsi
tersebut
‗perayaan campur
adalah
menyampaikan
kode
mempermudah
maksud
pengarang
kepada pembaca. 37
―Mas Irul langsung saja masuk.
Peristiwa
di
samping
adalah
Eliana sudah di dalam. Sepuluh peristiwa campur kode frasa bentuk menit lagi chek in tutup!‖ kata dialog yang dilakukan tokoh Pak Ali, Pak
Ali
seketika
itu
juga masuknya unsur bahasa Inggris ‗chek in‘
mengingatkan Azzam.
ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
(HBE, KCB1: 464)
Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata,
merupakan
hal
unsur
umum
yang
tersebut biasa
digunakan orang-orang ketika di bandara
84
penerbangan
sehingga
orang-orang
mengerti maksud dan maknanya dengan sendirinya. 38
Setelah mengambil boarding
Peristiwa
di
samping
adalah
pass, Azzam berjalan menuju masing-masing peristiwa campur kode ruang tunggu pemberangkatan. frasa bentuk deskripsi, Masuknya unsur Tas ransel dan tas jinjingnya bahasa Inggris ‗boarding pass‘ dan free harus
melewati
detector duty ke dalam teks bahasa Indonesia.
terakhir untuk dilihat isinya. Fungsi kedua campur kode tersebut 39
Tak ada masalah, ia lalu adalah
kebutuhan
kosakata,
unsur
berjalan melewati free duty.
tersebut merupakan istilah umum yang
(HBE, KCB1: 465)
biasa
digunakan
ketika
di
bandara
sehingga orang-orang mengerti maksud dan maknanya dengan sendirinya. 40
Anna: ―wah baru empat bulan
Peristiwa
di
samping
adalah
sudah cetakan ke-5, berarti ini peristiwa campur kode frasa bentuk buku best seller ya Fis‖
dialog yang dilakukan tokoh Anna.
(HBE, KCB2: 25)
masuknya
unsur
bahasa
Inggris
‗bestseller‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan
kosakata,
unsur
tersebut merupakan hal umum yang biasa digunakan
orang-orang
untuk
menyebutkan sesuatu yang laris dibidang penerbitan buku sehingga orang-orang sudah
mengerti
maknanya
dengan
sendirinya. 41
Azzam: Tapi bahasamu adalah
Peristiwa
di
samping
adalah
bahasa jiwa para satrawan dan peristiwa campur kode frasa bentuk pujangga
orisinil
dari dialog yang dilakukan tokoh Azzam,
85
malakatun nafsi, bakat jiwa.
masuknya unsur bahasa Arab ‗malakatun
(HBE, KCB2: 65)
nafsi‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Azzam) di dalam suratnya mempertegas maksud bahwa adiknya (Husna) memiliki bakat jiwa yang bagus jika dikembangkan.
42
―sugeng rawuh Mbak‖. Sapa
Peristiwa
di
samping
adalah
ibu Rina dengan bahasa jawa peristiwa campur kode frasa bentuk halus
dialog yang dilakukan tokoh Ibu Rina,
(HBE, KCB2: 106)
masuknya unsur bahasa Jawa‗sugeng rawuh‘
ke
Indonesia
dalam berarti
tuturan ‗selamat
bahasa datang‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Ibu Rina) menunjukkan identitas bahwa ia juga berasal dari Jawa dan bisa berbahasa Jawa. 43
Husna: ―Allahu a‟lam Dik.
Peristiwa
di
samping
adalah
Jika jodoh tak ada yang bisa peristiwa campur kode frasa bentuk menolak. Jika tidak jodoh tak dialog yang dilakukan tokoh Husna, ada
yang
bisa masuknya unsur bahasa Arab ‗Allahu
mempertemukan.‖
a‘lam‘
(HBE, KCB2: 111)
Indonesia, bermakna ‗Allah Maha Tahu‘.
ke
dalam
tuturan
bahasa
Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata,
merupakan
hal
unsur
umum
yang
tersebut biasa
digunakan orang-orang ketika sesuatu yang tidak bisa diketahu pasti, sehingga orang-orang sudah mengerti maknanya dengan sendirinya.
86
44
―Tapi aku yakin besok pagi
Peristiwa
di
samping
adalah
wawancara tadi bakal jadi peristiwa campur kode frasa bentuk head line surat kabar dan akan dialog yang dilakukan tokoh Luna, jadi berita dan gosip…‖ ujar masuknya unsur bahasa Inggris ‗head Luna
line‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia,
(HBE, KCB2: 124)
bermakna ‗berita utama‘. Fungsi campur kode
tersebut
keterpelajaran
adalah penutur
menunjukkaan (Luna)
yaitu
seorang jurnalis. 45
Eliana:
―selanjutnya
untuk
Peristiwa
di
samping
adalah
membacakan lagi, sebuah puisi peristiwa campur kode frasa bentuk saya panggilkan seorang artis dialog yang dilakukan tokoh Eliana, paapan atas Indonesia. Seorang masuknya unsur bahasa Inggris ‗go artis berbakat yang sudah go internasional‘ ke dalam tuturan bahasa international.
46
Kita
panggil Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
Emra Giza Humaira.
adalah penutur (Eliana) mempermudah
(HBE, KCB2: 129)
menyampaikan maksud.
Tadi sore ia melihat di nasi rice
Peristiwa
di
samping
adalah
cooker masih penuh…
peristiwa campur kode frasa bentuk
(HBE, KCB2: 174)
deskkripsi,
masuknya
unsur
bahasa
Inggris ‗rice cooker‘ ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah
kebutuhan
kosakata,
pengarang menyebutkan alat memasak yang biasa diketahui oleh orang banyak. 47
Azzam: ―…di India ada nggak
Peristiwa
di
samping
adalah
ya kuliah S2 yang langsung peristiwa campur kode frasa bentuk menulis tesis begitu?
dialog yang dilakukan tokoh
Ilyas,
Ilyas: …Setahu saya pasti ada. masuknya unsur bahasa Inggris ‗by Tapi kalau S2 langsung by research‘
ke
dalam
tuturan
bahasa
87
research artinya langsung nulis Indonesia. Fungsi campur kode tersebut tesis, di Malaysia ada‖
adalah
(HBE, KCB2: 199)
menyampaikan maksud kepada lawan
penutur (Ilyas) mempermudah
tutur (Azzam). 48
Ibu Nafisah: ―dipaskan seratus
Peristiwa
di
samping
adalah
lima puluh saya ya mbak peristiwa campur kode frasa bentuk semuanya‖
dialog yang dilakukan tokoh penjual,
Penjual: ―aduh nyuwun sewu masuknya unsur bahasa Jawa ‗nyuwun sanget Bu, tidak bisa‖
sewu sanget‘ ke dalam tuturan bahasa
(HBE, KCB2: 210)
Indonesia,
bermakna
‗mohon
maaf
sekali‘. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Penjual) memperhalus tuturan kepada pembeli (Ibu Nafisah). 49
Husna:
―...Dan
kau
seperti
Peristiwa
di
samping
adalah
perampok yang masuk rumah peristiwa campur kode frasa bentuk tanpa kulo nuwun dulu!‖ Paman
Zumrah:
dialog yang dilakukan tokoh Husna,
―Baik, masuknya unsur bahasa Jawa ‗kulo
maafkan kelancanganku…‖
nuwun‘
(HBE, KCB2: 229)
Indonesia, bermakna ‗mohon izin‘ Fungsi
ke
dalam
tuturan
bahasa
campur kode tersebut adalah penutur (Husna) mempertegas maksud tuturan kepada lawan tutur (Paman Zumrah). 50
Azzam terus memutar otaknya
Peristiwa
di
samping
adalah
untuk mendapatkan cash flow peristiwa campur kode frasa bentuk dengan cepat.
deskripsi,
masuknya
unsur
bahasa
(HBE, KCB2: 240)
Inggris‗cash flow‘ ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah
pengarang
mempermudah
menyampaikan maksud menggambarkan tokoh azzam kepada pembaca.
88
51
…Furqan
menghadap
kiblat
Peristiwa
di
samping
adalah
lalu mengucapkan Takbiratul peristiwa campur kode frasa bentuk Ihram.
Setelah
Fatihah
ia deskripsi,
masuknya
unsur
bahasa
membaca surat Al Kafirun dan Arab‗Takbiratul Ihram‘ ke dalam teks Al Ikhlas…
bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
(HBE, KCB2: 308)
tersebut
adalah
kebutuhan
kosakata,
pengarang menyebutkan hal yang umum dan biasa dikenal umat Islam sehingga orang-orang sudah mengerti maknanya dengan sendirinya. 52
Begitu sertifikat jadi Azzam
Peristiwa
di
samping
adalah
langsung membuat semacam peristiwa campur kode frasa bentuk grand opening untuk warung deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris baksonya dengan mengundang ‗grand opening‘ ke dalam tuturan bahasa para aktifis kampus dan aktifis Indonesia. Fungsi campur kode tersebut dakwah
adalah
pengarang
mempermudah
(HBE, KCB2: 373)
menyampaikan maksud kepada pembaca.
Pada tabel di atas campur kode bentuk dialog terdapat 37 data, campur kode deskripsi 15 data. Campur kode dominan adalah campur kode bentuk dialog sehingga terlihat cerita menjadi lebih hidup yang ditimbulkan dari ketajaman warna lokal/dialek pada percakapan tokoh-tokohnya. Jumlah keseluruhan unsur campur kode berwujud frasa terdapat 52 data, terdiri dari campur kode bahasa Jawa berjumlah 4 data, ditunjukkan pada nomor 19, 42, 48, dan 49. Campur kode bahasa Arab terdapat 27 data, yaitu pada nomor 1, 2, 3, 4, 6, 8, 10. 11, 12, 13, 14, 15, 18, 20, 21, 22, 24, 26, 27, 28, 30, 32, 35, 36, 41, 43, 51. Campur kode bahasa Inggris terdapat 21 data, ditunjukkan pada nomor 5, 7, 9, 16, 17, 23, 25, 29, 31, 33, 34, 37, 38, 40, 43, 44, 45, 46, 47, 50, 52. Fungsi campur kode wujud frasa terdiri dari, (1) menghormati lawan tutur terdapat 1 data yaitu pada nomor 32. (2) kebutuhan kosakata terdapat 29 data,
89
ditunjukkan pada nomor 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 20, 21, 24, 26, 30, 31, 35, 37, 38, 39, 40, 43, 46, 51. (3) mempermudah menyampaikan maksud terdapat 8 data, ditunjukkan pada nomor 8, 33, 34, 36, 45, 47, 50, dan 52. (4) membicarakan suatu topik terdapat 3 data, ditunjukkan pada nomor, 5, 16, 29. (5) menunjukkan identitas terdapat 4, data yaitu pada nomor 22, 27, 28, dan 42. (6) menunjukkan keterpelajaran terdapat 3 data, yaitu pada nomor 23, 25, 44. (7) mempertegas sesuatu terdapat 2 data, yaitu pada nomor 41 dan 49. (8) memeperhalus tuturan terdapat 2 data pula, yaitu ditunjukkan pada nomor 19, dan 48. Sedangkan wujud campur kode frasa dengan fungsi menunjukkan keakraban dan sebagai pengisi dan penyambung kalimat tidak peneliti temukan.
Tabel 3 C. Wujud Campur Kode Berbentuk Klausa No. 1
Teks Keteraturan ini menunjukkan,
Analisis Peristiwa
di
samping
adalah
Tuhan yang menciptakan alam
peristiwa campur kode klausa bentuk
semesta ini adalah satu, yaitu
deskripsi, masuknya unsur bahasa arab
Allah Azza wa Jalla. Tuhan
‗Allah Azza wa Jalla‘ ke dalam teks
yang Maha Kuasa.
bahasa Indonesia, bermakna ‗Allah yang
(HBE, KCB1: 42)
tak terkalahkan dan yang mempunyai kebesaran‘. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, klausa yang biasa digunakan untuk menyebutkan nama Allah.
2
Eliana: ―wow..gila! it‟s great
Peristiwa
di
samping
adalah
dream, man! Tak kuduga mas peristiwa campur kode klausa bentuk Khaerul punya impian segede dialog yang dilakukan tokoh Eliana, itu.
masuknya unsur bahasa Inggris ‗it‘s great
(HBE, KCB1: 54)
dream, man!‘ ke dalam tuturan bahasa
90
Indonesia bermakna ‗mimpi yang hebat, kawan‘. Fungsi campur kode tersebut penutur
(Eliana)
menunjukkan
keterpelajarannya dengan menggunakan bahasa Inggris di depan lawan tuturnya (Azzam). 3
Pak Ali: ―Di akhir zaman itu
Peristiwa
di
samping
termasuk
tidak sedikit perempuan cantik campur kode klausa bentuk dialog yang mempesona, namun sebenarnya dilakukan tokoh Pak Ali, masuknya unsur adalah
pelacur. bahasa Arab ‗Na‘udzubillah‘ ke dalam
seorang
Na‟udzubillah‖
tuturan bahasa Indonesia yang bermakna
(HBE, KCB1: 82)
‗kami
meminta perlindungan Allah‘.
Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata yaitu ucapan yang biasa disebutkan umat islam agar hal tidak diinginkan tidak terjadi pada diri penutur. 4
Pak Ali: ―…sampai ia dijuluki
Peristiwa
di
samping
termasuk
Sri Devi from Bandung. Ia campur kode klausa bentuk dialog yang anak seorang diplomat. Ibunya dilakukan tokoh Pak Ali, masuknya unsur asli India. Pokoknya cantiknya bahasa Inggris ‗Sri Devi from Bandung‘ luar biasa‖. (HBE, KCB1: 84)
bermakna ‗Sri Devi dari Bandung‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia, fungsi campur
kode
tersebut
adalah
membicarakan suatu topik. 5
Gumam Azzam dalam hati: ―Ah semua
sudah
mengatur.
ada
Yaitu
Peristiwa
di
samping
adalah
yang peristiwa campur kode klausa bentuk Allah dialog yang dilakukan tokoh Azzam,
Subhanahu wa Ta‟ala.‖ (HBE, masuknya unsur bahasa Arab ‗Allah KCB1: 122)
Subhanahu wa Ta‘ala‘ ke dalam tuturan
91
bahasa Indonesia, yang bermakna Allah Maha Suci dan Maha Tinggi‘. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, penutur (Azzam) mngucapkan dalam
hati
hal
umum
yang
biasa
digunakan umat islam menyebutkan nama Allah. 6
Penumpang laki-laki setengah
Peristiwa
di
samping
adalah
baya berteriak keras, marah peristiwa campur kode klausa bentuk ―hasib ya hayawan”
dialog tokoh penumpang bus, masuknya
(HBE, KCB1: 182)
unsur bahasa Arab ‗hasib ya hayawan‘ ke dalam teks bahasa Indonesia, bermakna ‗jangan sembrono hei hewan‘. Fungsi campur kode tersebut adalah pengarang menerangkan bahwa si penutur (laki-laki setengah
baya)
mempertegas
ucapan
kepada sang sopir agar berhati-hati. 7
…ajaran itu senada dengan kata mutiara
bahasa
Arab
Peristiwa
di
samping
adalah
yang peristiwa campur kode klausa bentuk
sangat dahsyat: Man jadda deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab wajada …
‗Man jadda wajada‘ ke dalam teks
(HBE, KCB1: 185)
bahasa Indonesia, bermakna ‗siapa yang brsungguh-sungguh maka akan berhasil‘. Fungsi campur kode tersebut adalah pengarang mempertegas maksud untuk pembaca.
8
Anna : ―Dari siapa? Azzam :
‖katakan
Peristiwa
di
samping
adalah
saja dari peristiwa campur kode klausa bentuk
thalib dzu himmah, dia pasti dialog yang dilakukan tokoh Azzam, tahu‖
masuknya unsur bahasa Arab ‗thalib dzu
92
(HBE, KCB1: 188)
himmah‘
ke
dalam
tuturan
bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Azzam) menunjukkan identistas kepada lawan tutur (Anna) bahwa dirinya adalah seorang mahasiswa yang memiliki cita-cita. 9
Spontan ia berteriak: ―na‟am
Peristiwa
di
samping
adalah
ya alilal adab!”
peristiwa campur kode klausa bentuk
(HBE, KCB1: 256)
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab ‗na‘am ya alilal adab‖ ke dalam teks bahasa Indonesia, bermakna ‗ya hai orang kurang ajar‘.
Fungsi campur kode
tersebut
adalah
pengarang
menggambarkantokoh
Azzam
mempertegas suatu tuturan untuk kepada badan intilijen. 10
―uedan, moderatornya siapa iu Cak?
Cuantik,
pinter
Peristiwa
campur
kode
kedua
dan adalah peristiwa campur kode klausa
bahasa Inggirsnya fasih buetul! bentuk dialog yang dilakukan tokoh Anake sopo yo kae?” seorang Mahasiswa Surabaya,, masuknya unsur mahasiswa
dari
Surabaya bahasa Jawa ‗anake sopo yo kae?‘ ke
berkomentar pada temannya.
dalam tuturan bahasa Indonesi, bermakna
(HBE, KCB1: 345)
‗anaknya siapa ya dia itu‘. Fungsinya, menunjukkan identitas bahwa ia asli orang Jawa Surabaya.
11
―ya waffaqakumllah,” tukas
Peristiwa
di
samping
adalah
Furqan.
peristiwa campur kode klausa bentuk
(HBE, KCB1: 364)
dialog yang dilakukan tokoh Furqan, masuknya
unsur
bahasa
Arab
‗waffaqakumullah‘ bermakna ‗semoga
93
Allah memberimu taufik‘. ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, unsur tersebut merupakan hal umum yang biasa digunakan utuk mendoakan sesama muslim. 12
Fadhil: ―jazakallah Kang. Aku
Peristiwa
di
samping
adalah
sudah tahu apa yang harus peristiwa campur kode klausa bentuk kuputuskan!‖
dialog yang dilakukan tokoh Fadhil,
(HBE, KCB1: 438)
masuknya unsur bahasa Arab ‗jazakallah‘ ke dalam tuturan bahasa
Indonesia
bermakna ‗semoga Allah membalas‘ Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata,
merupakan
hal
unsur
umum
digunakanorang
tersebut
yang
muslim,
biasa setelah
seseorang diberi bantuan oleh orang lain. 13
Husna dan Lia: “Inna lillahi wa
inna
Hampir
ilaihi
Peristiwa
di
samping
adalah
raaji‟un”. campur kode klausa bentuk dialog yang
bersamaan
mereka dilakukan
tokoh
Husna
dan
Lia,
berdua membaca istirja.
masuknya unsur bahasa Arab‗Inna lillahi
(HBE, KCB2: 44)
wa inna ilaihi raaji‘un‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah
kebutuhan
kosakata,
unsur tersebut merupakan hal umum yang biasa digunakan orang-orang ketika ada orang yang meninggal sehingga orangorang sudah mengerti maknanya dengan sendirinya. 14
Dengan nada bercanda Eliana
Peristiwa
di
samping
adalah
94
menjawab ―iya!‖ Husna
peristiwa campur kode klausa bentuk
menimbal
―Hayoh dialog yang dilakukan tokoh Husna,
kapokmu kapan”
masuknya unsur bahasa Jawa ‗hayoh
(HBE, KCB2: 159)
kapokmu kapan‘ ke dalam teks bahasa Indonesia, bermakna ‗ayo jeramu kapan‘. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Husna) menunjukkan keakraban kepada lawan tutur kakaknya (azzam) serta kepada Eliana.
15
Husna: ―Iya benar Mbak Vivi, saya Ayatul Husna‖ Vivi:
―laa
Peristiwa
di
samping
adalah
peristiwa campur kode klausa bentuk
ilaaha
illallah, dialog
yang
dilakukan
tokoh
Vivi,
subhanallah! Mimpi apa saya masuknya unsur bahasa Arab‗laa ilaaha sampai ketemu orang yang saya illallah‘
ke
dalam
tuturan
bahasa
kagumi?‖
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
(HBE, KCB2: 290)
adalah
kebutuhan
kosakata,
unsur
tersebut merupakan hal yang biasa dan umum digunakan sehingga orang-orang sudah
mengerti
maknanya
dengan
sendirinya. 16
Azzam:
―Begitu
merasa
ada
Pak
yang
Kiai
Peristiwa
di
samping
adalah
pantas peristiwa campur kode klausa bentuk
memakainya silakan Pak Kiai dialog yang dilakukan tokoh Azzam, pakaikan di jarinya. Azzam masuknya unsur bahasa Arab sami‘na wa akan sami‟na wa atha‟na…‖
atha‘na‘
(HBE, KCB2: 384)
Indonesia, bermakna ‗kami dengar dan
ke
dalam
tuturan
bahasa
kami taati‘. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Azzam) mempermudah menyampaikan maksud.
95
Berdasarkan tabel di atas terdapat 14 data campur kode bentuk dialog yang dilakakukan para tokoh dan 2 data campur kode deskripsi yang dilakukan pengarang. Campur kode dominan adalah campur kode bentuk dialog sehingga terlihat cerita menjadi lebih hidup yang ditimbulkan dari ketajaman warna lokal/dialek pada percakapan tokoh-tokohnya. Jumlah keseluruhan wujud campur kode klausa terdapat 16 data. 2 data campur kode bahasa Jawa terdapat pada nomor 8 dan 10. Campur kode bahasa Arab terdapat 12 data, pada nomor 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 14, 15, 16 dan campur kode bahasa Inggris terdapat 2 data yaitu pada nomor 2 dan 4. Fungsi campur kode wujud klausa terdiri, (1) kebutuhan kosakata terdapat 7 data yaitu pada nomor 1, 2, 5, 11, 12, 13, 15. (2) mencari jalan termudah menyampaikan maksud dan Fungsi (4) membicarakan topik tertentu masingmasing terdapat 1 data, yaitu masing-masing pada nomor 16 dan 4. (5) menunjukkan identitas terdapat 2 data, yaitu pada nomor 8 dan 10. Fungsi menunjukkan keterpelajaran 1 data yaitu pada nomor 2, fungsi mempertegas sesuatu 3 data, yaitu pada nomor 6, 7, 9. Fungsi menunjukkan keakraban terdapat 1 data yaitu pada nomor 14. Fungsi menghormati lawan tutur, pengisi dan penyambung kalimat tidak peneliti temukan pada wujud campur kode klausa.
Tabel 4 D. Wujud Campur Kode Berbentuk Kata Ulang No. 1
Teks
Analisis
Pak Ali:
Peristiwa
di
samping
termasuk
―coba kaurenungkan, apakah campur kode kata ulang bentuk dialog ketika aku mewanti-wanti anak yang dilakukan tokoh Pak Ali, masuknya perempuan
ku
agar
tidak unsur bahasa Jawa ‗wanti-wanti‘ ke
mencontoh Nicole kidman….‖
dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi
(HBE, KCB1: 81)
campur
kode
memudahkan
tersebut
menyampaikan
adalah maksud
dalam komunikasi kepada lawan tutur
96
(Azzam). 2
Furqan: ―…kalau aku batalkan
Peristiwa
di
samping
adalah
lamaranku dan aku memilih peristiwa campur kode kata ulang bentuk Eliana
yang
sudah
jelas dialog yang dilakukan tokoh Furqan,
mengejarku aku takut dianggap masuknya unsur bahasa jawa ‗plin-plan‘ lelaki plin-plan‖.
ke dalam tuturan bahasa Indonesia.
(HBE, KCB1: 108)
Fungsi campur tersebut penutur (Furqan) mencari jalan termudah menyampaikan maksud
tanpa
mengurangi
maksud
sesungguhnya. 3
Di
milist-milist
kalangan
Peristiwa
di
samping
adalah
mahasiswa Indonesia di Cairo peristiwa campur kode kata ulang bentuk terkirim puluhan tahniah dan deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris ucapan selamat.
‗milist-milist‘ ke dalam teks bahasa
(HBE, KCB1: 349)
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan
kosakata,
unsur
tersebut adalah hal yang sudah umum dan biasa dikenal oleh masyarakat. 4
Ibu
Siti:
Oh
Nak
Husna.
Peristiwa
di
samping
adalah
Monggo-monggo masuk Na. peristiwa campur kode kata ulang bentuk Ada acara di pesanteren ya?
dialog yang dilakukan tokoh Ibu Siti,
Husna: iya Bu. Kok Ibu tahu?‖
masuknya unsur bahasa Jawa ‗monggo-
(HBE, KCB2: 58)
monggo‘
ke
dalam
tuturan
bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah menunjukkan identitas bahwa Si Ibu Siti adalah seorang penutur Jawa. 5
Azzam: ―jujur Pak Kiai, saya tidak siap‖
Peristiwa
di
samping
adalah
peristiwa campur kode kata ulang bentuk
Pak Kiai: ―Sudah, kamu jangan dialog yang dilakukan tokoh pak Kiai, mbulet-mbulet. Ayo ikut aku masuknya unsur bahasa Jawa ‗mbulet-
97
mengambil kitab. Aku jelaskan mbulet‘
ke
dalam
tuturan
bahasa
sampai di mana. Ayo Nak!‖
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
(HBE, KCB2: 182)
adalah penutur (Pak Kiai) mempermudah menyampaikan maksud kepada lawan tutur (Azzam).
Berdasarkan tabel di atas campur kode bentuk dialog terdapat 4 data, campur kode bentuk deskripsi 1 data. Campur kode dominan adalah campur kode bentuk dialog sehingga terlihat cerita menjadi lebih hidup yang ditimbulkan dari ketajaman warna lokal/dialek pada percakapan tokoh-tokohnya. Jumlah keseluruhan wujud campur kode kata ulang ada 5 data. 4 data campur kode wujud bahasa Jawa dan 1 data wujud campur kode bahasa Inggris, tidak ada wujud campur kode bentuk kata ulang bahasa Arab. Fungsi campur kode kata ulang, yaitu (1) kebutuhan kosakata 1 data, pada nomor 3. (2) memudahkan menyampaikan maksud 3 data, yaitu pada nomor 1, 2, 5. (3) menunjukkan identitas 1 data pada nomor 4. Fungsi mengormati lawan tutur, membicarakan topik tertentu, fungsi keterpelajaran, mempertegas sesuatu, memperhalus tuturan, menunjukkan keakraban dan pengisi dan penyambung kalimat tidak peneliti temukan pada wujud campur kode kata ulang.
Tabel 5 E. Wujud Campur Kode Berbentuk Baster No. 1
Teks
Analisis
Pak Ali: ―Mas Habasy takanatnya
biar
saya
memberikannya...‖ KCB1: 101)
saja
Peristiwa
di
samping
adalah
yang peristiwa campur kode bentuk baster (HBE, bentuk dialog yang dilakukan tokoh Pak Ali, ditandai dengan masuknya unsur bahasa Arab ‗habasy takanat.‘ Ditambah adanya unsur –nya fungsi campur kode
98
tersebut
adalah
kebutuhan
kosakata,
penutur (Pak Ali) menawarkan diri untuk membawa makanan khas mesir yang biasa dikonsumsi oleh orang-orang mesir dan tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia untuk Eliana. 2
Jawaban
Furqan
membuat
Peristiwa
di
samping
adalah
Azzam langsung mengalihkan peristiwa campur kode baster bentuk pandangannya
dari
kakek deskripsi,
ditandai dengan masuknya
berjubah abu-abu ke wajah unsur bahasa Arab ‗kibdah‘ ditambah Furqan
yang
masih
asyik adanya unsur‗–nya‘ dalam teks bahasa
dengan roti Kibdah-nya.
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
(HBE, KCB1: 106)
adalah kebutuhan kosakata, pengarang menyebutkan nama makanan khas Mesir (roti yang berbentuk panjang diisi hati sapi) yang tidak ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia.
3
begitu menyeberang Tayaran
Peristiwa
di
samping
adalah
Steet, handphone-nya berbunyi peristiwa campur kode baster bentuk ada
SMS
masuk.
Ia deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
menghentikan langkahnya dan ‗hand phone‘ di tambah dengan kata ganti melihat layar handphone…
milik (-nya) ke dalam teks bahasa
(HBE, KCB1: 150)
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan
kosakata,
karena
pengarang menyebutkan benda umum yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga
orang-orang
mengerti maksud dan maknanya dengan sendirinya. 4
…ia langsung istighfar dan ber-
Peristiwa
di
samping
adalah
99
ta‟awudz…
peristiwa campur kode baster bentuk
(HBE, KCB1: 152)
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab ‗ta‘awudz‘ diikuti dengan awalan bermenjadi ‗ber-ta‘awudz ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah
kebutuhan
kosakata,
pengarang menyebutkan istilah umum yang biasa digunakan umat Islam. 5
Furqan:―Breakfast-nya
sekali
saja ya‖
Peristiwa
di
samping
adalah
peristiwa campur kode baster bentuk
Dina: ―Baik tuan‖
dialog yang dilakukan tokoh Furqan,
(HBE, KCB1: 154)
masuknya
unsur
bahasa
Inggris
‗breakfast-nya‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Furqan) menunjukkan keterpelajarannya di depan resepsionis hotel (Dina). 6
Sampai di pintu kamar 819, dengan
mengucap
Peristiwa di samping adalah campur
basmalah kode baster bentuk deskripsi, masuknya
furqan membuka pintu dengan unsur bahasa Inggris ‗keycard-nya‘ ke keycard-nya.
dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi
(HBE, KCB1: 155)
campur kode tersebut adalah pengarang memudahkan untuk
menyampaikan
pembaca,
jika
maksud
menggunakan
padanan bahasa Indonesia maka hasilnya kurang pas. 7
…membaca dan menulis hal-
Peristiwa
di
samping
adalah
hal penting dengan laptop-nya peristiwa campur kode baster bentuk di samping gadis itu…
deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
(HBE, KCB1: 158)
ditambah kata ganti milik (-nya) ‗laptop-
100
nya‘ ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata karena sudah umum digunakan dan tidak ada padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia. 8
…biasanya
mahasiswa
Peristiwa
di
samping
adalah
berwajah putih bersih dari Desa peristiwa campur kode baster bentuk Sanhur yang terletak antara deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab Kota El Faiyum dan Danau ‗murajaah‘ dengan awalan me— Qarun
itu
ke
me-murajaa‟ah dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi
hafalan Qurannya di mushala. campur kode tersebut adalah mencari (HBE, KCB1: 176)
jalan termudah menyampaikan maksud pengarang untuk pembaca.
9
Anna: ―maaf Daarut Tauzi-nya
Peristiwa
di
samping
adalah
ke sana ya?‖
peristiwa campur kode baster bentuk
(HBE, KCB1: 187)
dialog yang dilakukan tokoh Anna, masuknya unsur bahasa Arab ‗Daarut Tauzi-nya‘
ke dalam tuturan bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, menyebutkan hal yang sudah umum digunakan oleh mahasiswa mesir yaitu menyebutkan nama sebuah toko buku. 10
…Nanang
kaget,
tersenyum.
Ia
lalu
Peristiwa
di
samping
adalah
melepas peristiwa campur kode baster bentuk
earphone-nya..
deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
(HBE, KCB1: 206)
‗earphone‘ dengan diikuti kata ganti milik (-nya) ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, pengarang
101
menyebutkan
suatu
mendengarkan
lagu,
benda
untuk
yang
biasa
digunakan dan diketahui oleh umum. 11
Anna: ―untuk apa itu La?‖
Peristiwa
di
samping
adalah
Laila: ―Untuk meng-open tiket peristiwa pertama, campur kode baster Kuala
Lumpur—Jakarta. bentuk dialog yang dilakukan tokoh laila,
Karena mau tinggal beberapa masuknya unsur bahasa Inggris ‗menghari di KL, maka harus open. open‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Itu harganya lebih mahal lima Fungsi campur kode tersebut adalah
12
puluh dollar. Gimana mbak?‖
mencari jalan termudah menyampaikan
(HBE, KCB1: 232)
maksud penutur (Laila).
…seharusnya ia bangun jam empat.
Bagaimana
kebablasan
bisa
sampai
Peristiwa
di
samping
adalah
ia peristiwa campur kode baster bentuk
pukul deskripsi, masuknya unsur bahasa Jawa
delapan...
‗bablas‘ dengan imbuhan ‗ke-an‘ ke
(HBE, KCB1: 270)
dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur
kode
memudahkan
tersebut
menyampaikan
adalah maksud
pengarang kepada pembaca. 13
Ia harus meng-qadha shalat
Peristiwa
di
samping
adalah
subuh. Pikiranya benar-benar peristiwa campur kode baster bentuk kacau.
deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab
(HBE, KCB1: 271)
‗meng-qadha‘ ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan
kosakata,
unsur
tersebut merupakan hal yang umum yang biasa digunakan umat Islam. 14
Ustadz Mujab: ―yang paling penting
kau
mengintrospeksi
Peristiwa
di
samping
adalah
harus peristiwa campur kode baster bentuk dan
me- dialog yang dilakukan tokoh Ustad
102
muhasabah-i dirimu sendiri…
Mujab, masuknya unsur bahasa Arab
Furqan: ―iya ustadz, saya telah ‗me-muhasabah-i‘
ke
dalam
tuturan
menyadarinya‖
bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
(HBE, KCB1: 289)
tersebut
adalah
memudahkan
atau
memperlancar maksud penutur (ustadz Mujab) kepada lawan tutur (Furqan). 15
Abduh:‖…temanku itu member
Peristiwa
di
samping
adalah
alamat website-nya. Aku buka, peristiwa campur kode baster bentuk dan ternyata itu foto-fotomu dialog yang dilakukan tokoh Abduh, dengan
seorang
perempuan masuknya unsur bahasa Inggris ‗website‘
bule…‖
dan kata ganti milik ‗nya‘
(HBE, KCB1: 387)
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
ke dalam
kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, unsur tersebut merupakan hal umum yang biasa digunakan sehingga orang-orang mengerti maksud dan maknanya dengan sendirinya. 16
Ayah Zulkifli: ―…saat saya ke
Peristiwa
di
samping
adalah
pesantren dulu sandal saya peristiwa campur kode baster bentuk hilang dighosob
oleh para dialog
yang dilakukan tokoh
Ayah
santri, saat itu Fadhil-lah yang Zulkifli, masuknya unsur bahasa Arab bingung ke sana kemari menari ‗ghosob‘ dengan awalan di- ke dalam sandal saya…‖
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
(HBE, KCB1: 442)
kode tersebut adalah penutur (Ayah Zulkifli)
mencari
menyampaikan
jalan maksud,
termudah jika
menggunakan bahasa Indonesia hasilnya akan kurang pas. 17
…ia harus menghubungi Nasir
Peristiwa
di
samping
adalah
meminta tiketnya di-conform peristiwa campur kode baster bentuk
103
untuk penerbangan dua hari deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris yang akan datang.
‗conform‘ dengan awalan di- ke dalam
(HBE, KCB1: 452)
teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode
tersebut
adalah
pengarang
mempermudah menyampaikan maksud kepada pembaca. 18
―ada‖
jawab
Anna
sambil
Peristiwa
di
samping
adalah
membuka diarynya.
peristiwa campur kode baster bentuk
(HBE, KCB2: 17)
deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris ‗diary‘ dan kata ganti kepunyaan milik – nya ke dalam teks bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah kebutuhan
kosakata,
merupakan
hal
unsur
umum
tersebut
yang
biasa
digunakan orang-orang sehingga orangorang sudah mengerti maknanya dengan sendirinya. 19
Ibu Rina: ―Tapi Ibu jamin dia
Peristiwa
bisa menjadi isteri yang baik. masing-masing
di
samping
termasuk
adalah peristiwa
Kelebihan Rina adalah sifat campur kode baster bentuk dialog yang 20
qana‟ahnya.
Sifat dilakukan tokoh Ibu Rina, pertama,
nrimonya…‖
masuknya
unsur
(HBE, KCB2: 114)
‗qana‘ah‘diikuti –nya dan unsur bahasa Jawa ‗nrimo‘
bahasa
Arab
diikuti –nya ke dalam
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Ibu Rina) mempermudah menyampaikan maksud kepada lawan tutur (Husna). 21
Bu
Nyai
contohnya
Nur:
―…contoh-
mulaidari
Peristiwa
di
samping
adalah
yang peristiwa campur kode baster bentuk
104
kecil-kecil, contoh tawadhu- dialog yang dilakukan tokoh Bu Nyai nya
Rasulullah,
ada
juga Nur,
masuknya
unsur
bahasa
Arab
contoh sahabat.
‗tawadhu-nya‘ ke dalam tuturan bahasa
(HBE, KCB2: 191)
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah
penutur
(Bu
Nyai
Nur
)
membicarakan topik tertentu 22
―Kami mohon Pak Kiai yang member
Peristiwa
di
samping
adalah
mauidhah peristiwa campur kode baster bentuk
hasanahnya‖ Terang Bu Nafis.
dialog yang dilakukan tokoh Bu Nafis,
(HBE, KCB2: 345)
masuknya unsur bahasa Jawa‗mauidhah hasanahnya‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Bu Nafis) mempermudah menyampaikan maksud kepada Pak Kiai.
23
Malam itu Azzam harus masuk ruang dirontgent
operasi ia
Peristiwa
di
samping
adalah
setelah peristiwa campur kode baster bentuk mengalamai deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris
patah betis kirinya, lengan ‗rontgent‘ dengan imbuhan –di ke dalam bahwah tangan kiri…
teks bahasa Indonesia. Fungsi campur
(HBE, KCB2: 363)
kode tersebut adalah kebutuhan kosakata, pengarang menyebutkan istilah yang umum dan biasa dikenal orang sehingga orang-orang sudah mengerti maknanya dengan sendirinya.
24
Anna melihat inbox emailnya.
Peristiwa
di
samping
adalah
Email terbaru dari Furqan.
peristiwa campur kode baster bentuk
(HBE, KCB2: 403)
deskripsi, masuknya unsur bahasa Inggris ‗emailnya‘
ke
dalam
teks
bahasa
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah
kebutuhan
kosakata,
unsur
105
tersebut merupakan hal yang umum dan biasa dikenal orang sehingga orang-orang sudah
mengerti
maknanya
dengan
sendirinya.
Berdasarkan tabel di atas campur kode bentuk dialog para tokoh terdapat 11 data, campur kode bentuk deskripsi 13 data. Campur kode deskripsi lebih dominan dibandingkan dengan campur kode dialog hal ini terjadi karena penulis novel terbawa arus kemultilingualannya sehingga mempengaruhi karya sastra yang dibuatnya. Jumlah keseluruhan wujud campur kode baster terdapat 24 data, 2 data campur kode baster bahasa Jawa, pada nomor 12 dan 20. Campur kode wujud baster dengan bahasa Arab terdapat 11 data, yaitu pada nomor 1, 2, 4, 8, 9, 13, 14, 16, 19, 21, 22. Campur kode wujud baster dengan bahasa Inggris 11 data pada nomor 3, 5, 6, 7, 10, 11, 15, 17, 18, 23, 24. Fungsi campur kode pada wujud baster ialah (1) kebutuhan kosakata sebanyak 12 data, pada nomor 1, 2, 3, 4, 7, 9, 10, 13,15, 18, 23, 24. (2) fungsi yang menunjukkan keterpelajaran terdapat 1 data pada nomor 5. (3) fungsi memudahkan menyampaikan maksud terdapat 10 data, yaitu pada nomor 6, 8, 11, 12, 14, 16, 17, 19, 20, 22. (4) membicarakan topik tertentu terdapat 1 data pada nomor 21. Peneliti tidak menemukan fungsi menghormati lawan tutur, menunjukkan identitas, mempertegas sesuatu, memperhalus tuturan, menunjukkan keakraban dan pengisi dan penyambung kalimat pada wujud campur kode baster.
Tabel 6 F. Wujud Campur Kode Berbentuk Idiom atau Ungkapan No.
Teks
1
Ibu Nyai Nur : ‖ …apa gunanya
Analisis Peristiwa
di
samping
adalah
jadi sarjana, lulusan Al Azhar peristiwa campur kode ungkapan bentuk kalau tidak tanggap sasmita, dialog yang dilakukan oleh tokoh Ibu kalau disuruh ibunya tidak Nyai Nur, masuknya unsur bahasa Jawa
106
segera beranjak!‖
‗tanggap sasmita‘ ke dalam tuturan
(HBE, KCB1: 146)
bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah penutur (Ibu Nyai Nur) mempermudah menyampaikan maksud, yang berarti paham dengan keadaan.
2
―Alfu mabruk, Akhi semoga ilmu
yang
kau
Peristiwa
di
samping
adalah
dapat peristiwa campur kode ungkapan bentuk
bermanfaat…‖ Ucap Azzam.
dialog yang dilakukan tokoh Azzam,
(HBE, KCB1: 350)
masuknya unsur bahasa Arab ‗Alfu mabruk, Akhi‘ ke dalam tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah
menunjukkan
keterpelajaran
bahwa penutur (Azzam) mampu ber bahasa Arab. 3
…tapi
ia
harus
berbalut
Peristiwa
di
samping
adalah
perangai mulia. Yaitu perangai peristiwa campur kode ungkapan bentuk yang ditunjukkan oleh Ummul deskripsi, masuknya unsur bahasa Arab Mukminiin, Sayyida Khadijah.
‗Ummul Mukminiiin‘ ke dalam teks
(HBE, KCB1: 404)
bahasa Indonesia. Fungsi campur kode tersebut
adalah
kebutuhan
kosakata,
pengarang menyebutkan nama julukan untuk istri Nabi Muhammad.yang berarti ‗ibunya para orang-orang mukmin‘ yang sudah dikenal umum oleh umat Islam 4
Nafisah: Neng Anna tidak usah
Peristiwa
di
samping
adalah
bicara tentang sastra dan tetek peristiwa campur kode ungkapan/idiom bengeknya...‖
bentuk dialog yang dilakukan tokoh
Anna: terus aku bicara tentang Nafisah, masuknya unsur bahasa Jawa apa?
‗tetek bengek‘ diikuti kata -nya ke dalam
(HBE, KCB2: 24)
tuturan bahasa Indonesia. Fungsi campur
107
kode tersebut adalah penutur (Nafisah) mempermudah menyampaikan maksud kepada lawan tutur (Anna). 5
Lia: ―…Ada ilmu titen yang oleh
orang
Jawa
Peristiwa
di
samping
adalah
disebut peristiwa campur kode ungkapan bentuk
pranata mongso. Pembagian dialog
yang
dilakukan
tokoh
Lia,
masa dalam satu tahun untuk masuknya unsur bahasa Jawa‗pranata bertani‖
mongso‘
(HBE, KCB2: 254)
Indonesia. Fungsi campur kode tersebut adalah
ke
dalam
penutur
tuturan
(Lia)
bahasa
sedang
membicarakan topik tertentu. 6
Lia:
―Dulu
ada
ungkapan
Peristiwa
di
samping
adalah
Desember itu maknanya deres- peristiwa campur kode ungkapan bentuk deres
sumber,
atau
besar- dialog
yang
dilakukan
tokoh
Lia,
besarnya sumber. Karena air masuknya unsur bahasa Jawa‗deres-deres ada dimana-mana‖
sumber‘
ke
dalam
tuturan
bahasa
(HBE, KCB2: 254)
Indonesia. Fungsi campur kode penutur sedang membicarakan topik tertentu.
7
Ilyas: ―Insya Allah berangkat
Peristiwa
di
samping
adalah
ke India nanti saja jika tesis peristiwa campur kode ungkapan bentuk sudah selesai‖
dialog yang dilakukan tokoh Azzam,
Azzam: ―O begitu. Terus ini masuknya unsur bahasa Jawa‗njanur kok njanur gunung ada apa gunung‘
ke
dalam
tuturan
bahasa
ya?‖
Indonesia. Fungsi campur kode penutur
(HBE, KCB2: 278)
(Azzam) mempermudah maksud dan jalannya komunikasi terhadap lawan tutur (Ilyas), dalam bahasa jawa arti njanur gunung adalah ‗tidak seperti biasa‘.
8
Pak
Kiai:
―…Itu
namanya
kabura maqtan „indallah!”
Peristiwa
di
samping
adalah
peristiwa campur kode ungkapan bentuk
108
(HBE, KCB2: 345)
dialog yang dilakukan tokoh Pak Kiai, masuknya unsur bahasa Arab ‗ kabura maqtan ‗indallah‖
ke dalam tuturan
bahasa Indonesia. Fungsi dari kedua campur
kode
tersebut
adalah
mempermudah menyampaikan maksud Pak Kiai ke kepada lawan tutur (Bu Nafis)
Dari tabel di atas terdapat 7 data campur kode bentuk dialog dan 1 data campur kode bentuk deskripsi. Campur kode dominan adalah campur kode bentuk dialog sehingga terlihat cerita menjadi lebih hidup yang ditimbulkan dari ketajaman warna lokal/dialek pada percakapan tokoh-tokohnya. Jumlah keseluruhan wujud campur kode ungkapan atau idiom adalah 8 data, 5 data campur kode bahasa Jawa yaitu pada nomor 4, 5, 6, 7 dan 3 data campur kode bahasa Arab ditunjukkan pada nomor 2, 3, 9. Wujud campur kode ungkapan bahasa Inggris tidak ditemukan. Fungsi campur kode ungkapan, yaitu (1) mempermudah menyampaikan maksud terdapat 4 data yaitu pada nomor 1, 4, 7, 8. (2) menunjukkan keterpelajaran 1 data, pada nomor 2. (3) kebutuhan kosakata 1 data, pada nomor 3.dan (4) membicarakan topik tertentu 2 data, yaitu pada nomor 5 dan 6. Tidak ditemukan oleh peneliti fungsi campur kode mengormati lawan tutur, menunjukkan identitas, mempertegas sesuatu, memperhalus tuturan, menunjukkan keakraban, dan pengisi dan penyambung kalimat.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan data tentang campur kode dalam novel dwilogi Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy berjumlah 219 data. Campur kode dominan adalah campur kode bahasa Arab, terdapat 107 data, hal ini karena pengarang novel mampu berbahasa arab dan novel ini adalah novel islami yang sering menggunakan serpihan-serpihan keislaman. Sedangkan campur kode bahasa Inggris dan Jawa masing-masing 71 dan 41 data. Campur kode terbanyak yaitu berwujud kata, terdapat 114 data, yaitu 24 data campur kode bahasa Jawa, 54 data campur kode bahasa Arab, 36 data bahasa Inggris. Campur kode berwujud frasa terdapat 52 data, terdapat 4 campur kode bahasa Jawa, 27 campur kode bahasa Arab, dan 21 campur kode bahasa Inggris. Campur kode berwujud klausa terdapat 16 data, 2 campur kode bahasa Jawa, 12 campur kode bahasa Arab, dan 2 campur kode bahasa Inggris. Berwujud kata ulang terdapat 5 data, 4 campur kode bahasa Arab, dan 1 campur kode bahasa Inggris. Campur kode berwujud baster 24 data, 2 campur kode bahasa Jawa, 11 campur kode bahasa Arab, dan 11 pula campur kode bahasa Inggris. Campur kode berwujud ungkapan atau idiom terdapat 8 data, 5 data campur kode bahasa Jawa, 3 data campur kode bahasa Arab. Campur kode dalam penulisan novel dapat dibagi menurut penggunaannya, yaitu bentuk deskripsi dan bentuk dialog. Dalam bentuk deskripsi cerita bertujuan menggambarkan latar, peristiwa, dan tokoh. Sedangkan, campur kode bentuk dialog bertujuan menyajikan percakapan tokoh/antartokoh. Pada wujud kata, campur kode deskripsi terdapat 64 data dan bentuk dialog sebanyak 50 data, wujud campur kode frasa campur kode deskripsi sebanyak 15 data dan campur kode dialog 37 data. Pada wujud klausa campur kode deskripsi terdapat 2 data sedangkan bentuk dialog terdapat 14 data, pada wujud campur kode kata ulang campur 109
110
kode deskripsi terdapat 1 data saja sedangkan bentuk dialog terdapat 4 data, campur kode wujud baster terdapat 13 data campur kode deskripsi dan 11 data campur kode bentuk dialog, wujud campur kode ungkapan bentuk deskripsi terdapat 1 data sedangkan bentuk dialog terdapat 7 data. 2.
Fungsi yang melatarbelakangi terjadinya campur kode dalam novel dwilogi Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy adalah (1) karena menghormati lawan tutur, (2) karena kebutuhan kosakata, (3) karena ingin mencari jalan termudah menyampaikan maksud, (4) karena membicarakan topik tertentu, (5) menunjukkan identitas, (6) menunjukkan keterpelajaran, (7) mempertegas sesuatu, (8) memperhalus tuturan, (9) menunjukkan keakraban, dan (10) sebagai pengisi dan penyambung kalimat. Fungsi campur kode dominan adalah kebutuhan kosakata yang terdapat pada campur kode wujud kata sebanyak 36 data karena campur kode (serpihan bahasa) tersebut biasa dikenal masyarakat umum khususnya untuk umat Islam.
B. Saran
1. Penelitian ini membahas bahasa campur kode dalam novel Ketika Cinta Bertasbih karya Habiburrahman El Shirazy, memang menarik campur kode yang terjadi dalam novel ini yaitu berupa penyisipan serpihan-serpihan, baik itu kata, frasa, klausa, kata ulang, baster, maupun idiom atau ungkapan yang berasal dari bahasa asing (bahasa Arab dan Inggris) maupun bahasa daerah (Jawa). Namun, campur kode bukanlah kebiasaan yang turut melestarikan bahasa Indonesia, dikhawatirkan akan menggeser fungsi bahasa Indonesia. Dalam kasus-kasus tertentu campur kode tidak dapat dihindari yaitu jika serpihan unsur asing atau daerah tidak dimiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia. 2. Penggunaan campur kode dalam penulisan novel dapat diterima dalam bentuk dialog, yang memang membutuhkan bahasa tulis-lisan yang hidup. Namun, dalam bentuk deskripsi seorang penulis perlu berhati-hati agar tidak sekedar mencampurkan begitu saja ragam lisan (campur kode) ke dalam ragam tulis
111
(sastra) dan lebih bersifat eksploratif dalam penggunaaan bahsa tulis lisan (dialog). Hendaknya kita semua juga perlu berhati-hati dalam menggunakan bahasa Indonesia, terutama saat situasi formal yang mengharuskan untuk berbahasa Indonesia yang baik dan benar, terutama bagi semua pihak yang bergelut di dunia pendidikan bahasa Indonesia. Diharapkan pada penelitian berikutnya agar melakukan penelitian yang lebih luas lagi tentang kajian campur kode.
DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, A. Chaedar. Sosiologi Bahasa, Bandung: Angkasa, 1990. Aslinda dan Leni Syafyahya. Pengantar Sosiolinguistik, Bandung: Reflika Aditama, 2007. Badudu, J.S Inilah Bahasa Indonesia yang Benar III, Jakarta: PT. Gramedia, Cet. Ke-2, 1993. Badudu, J.S. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar II, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, Cet. Ke-4, 1994. Bloomfield, Leonard. Language Bahasa, Jakarta: PT Gramedia, 1995. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. Sosiolinguistik Perkenalan Awal, Jakarta: Rineka Cipta, 2004. Chaer, Abdul. Linguistik Umum, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003. Consuelo dkk, penerjemah: Alimuddin Tuwu, Pengantar metode Penelitian, Jakarta: Universitas Indonesia, 1993. Depdiknas, Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Edisi ke-3, 2002. El Shirazy, Habiburrahman. Ketika Cinta Bertasbih 1, Jakarta: Republika, 2007. El Shirazy, Habiburrahman. Ketika Cinta Bertasbih 2, Jakarta: Republika, Cet. Ke-6, 2008. http://anaksastra.blogspot.com/2009/02/alih-kode-dan-campur-kode.html. Diakses tanggal 13 Oktober 2010. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/13466/1/08E01506.pdf, Mayerni Sitepu, Skripsi: Campur Kode dalam Majalah Aneka Yes, Medan Universitas Sumatra Selatan, 2007. Diakses tanggal 13 Februari 2010. Ibrahim, Abdul Syukur dan H. Suparno. Sosiolinguistik, Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. Ke-6, 2007. J. Meleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya, 2004. Jassin, H.B. Tifa Penyair dan Daerahnya, Jakarta: Gunung Agung, Cet. Ke-7, 1985. M. Echols, John dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT Gramedia, Cet-24, 2000. 112
113
Marahimin, Ismail. Menulis Secara Populer, Jakarta: Pustaka Jaya, Cet. Ke-3, 2001. Muliastuti, Liliana dan Krisanjaya, Linguistik Umum, Jakarta: Universitas Terbuka, Cet. Ke-3, 2007. Muslich, Masnur Tata Bentuk Bahasa Indonesia Kajian ke Arah Tatabahasa Deskriptif, Jakarta: Bumi Aksara, 2000. Nurgiantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Cet. Ke-5, 2005. Putrayasa, Ida Bagus. Analisis Kalimat (Fungsi, Kategori, dan Peran), Bandung: Refika Aditama, 2007. Rahardi, R. Kunjana. Kajian Sosiolinguistik Ihwal Kode dan Alih Kode, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. Semi, M. Atar. Anatomi Sastra, Padang: Angkasa Raya, 1988. Sibarani, Robert. Hakikat Bahasa, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1992. Sumardjo, Jakob. Catatan Kecil tentang Menulis Cerpen, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Ke-4, 2007. Sumarno dan Paina Partana. Sosiolinguistik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Ke-2, 2004. Syamsudin dan Vismaia S. Damayanti. Metode Penelitian Bahasa, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007. Tarigan, Henry Guntur. Pengajaran Pragmatik, Bandung: Angkasa, 2009. Widjojo dan Endang Hidayat. Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, Bandung: UPI Press, 2006. Yuliati, Etik. Skripsi: Alih Kode dan Campur Kode dalam Cerbung Dolanan Geni Karya Suwardi Endraswara, Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010. Zed, Mestika. Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta: Yayasan Obor, 2004.