ISSN 2337-6384
JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari
2013
ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL “CINTA SUCI ZAHRANA” KARYA HABIBURRAHMAN EL-SHIRAZY Vicky Choirul Abidin (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia)
Abstrak: Penelitian terhadap novel Cinta Suci Zahrana karya El-Shirazy memfokuskan dalam mencari nilai-nilai moral yang terdapat dalam kandungan bacaan novel Cinta Suci Zahrana yang mampu menjadikannya sebagai motivasi untuk menghadapi kehidupan sehari-hari. Yaitu kehidupan anak manusia yang tak lepas dari berbagai ujian dan godaan tetapi ia selalu sabar atas segala cobaan yang dialaminya. Bahkan selalu tegar, rajin bekerja dan rajin pula belajar untuk mencapai cita-cita yang didambakannya. Rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu peneliti mampu mendeskripsikan nilai moral (1) kesabaran, (2) tawakkal, (3) taat ibadah (4) penolong, (5) rajin bekerja dan belajar, (6) pengendalian diri, (7) penyesalan yang terdapat dalam novel Cinta Suci Zahrana karya El-Shirazy. Untuk memperoleh hasil yang diharapkan penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif karena datanya bersifat kualitatif , yaitu berupa kata-kata, bukan kalimat. teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kajian pustaka. Hal ini karena sumber data bersifat literal hermeneutikfenomenologis dan data bersifat ideografis yang merupakan hasil penghayatan dan pemahaman arti secara mendalam dan mencukupi. Kata Kunci: Analisis, Nilai Moral, Novel
PENDAHULUAN Nilai moral dalam karya sastra dapat dipandang sebagai amanat, pesan,atau message. Bahkan unsur amanat dalam karya sastra sebenarnya merupakan gagasan yang mendasari diciptakannya karya sastra. Ajaran moral dalam karya sastra seringkali tidak secara langsung disampaikan, tetapi melalui hal-hal yang sifatnya amoral dulu. Hal ini sesuai apa yang dikenal dengan adanya suatu tahapan katarsis pada pembaca karya sastra. Meskipun sebelum pada tahapan katartis, pembaca atau penonton dipersilahkan untuk menikmati dan menyaksikan peristiwaperistiwa yang sebetulnya tidak dibenarkan secara moral. Jadi untuk menuju tatanan kehidupan yang berupa nilai moral, seringkali
menonton harus melalui proses menyaksikan adegan yang tidak sejalan dengan kepentingan nilai-nilai moral. Inti dari nilai hidup dan kehidupan sebenarnya suatu upaya menata diri agar menjadi orang yang baik, yakni orang yang bersih hatinya. Memang sebenarnya manusia dilahirkan di muka bumi ini, dalam keadaaan suci. Oleh karena itu, setiap manusia dalam jiwanya selalu menghendaki atau memiliki kecendrungan menuju ke arah yang baik, atau sesuai dengan tatanan nilai-nilai kemanusiaan. Salah satu wujud tatanan nilai kemanusiaan, adalah nilai yang bertalian dengan masalah moral. Moral termasuk dalam dimensi aksiologis, yaitu system nilai hidup (life value 67
ISSN 2337-6384
system), yang berbicara tentang baik-buruk, benar-salah, adil-curang, jujur-dusta dan seterusnya. Pada dasarnya moral meliputi dua tahapan tindakan manusia; pertama nilai yang bersifat transenden yang masih bersifat abstrak, filosofis, metafisis yang masih berupa ide vital (vital ideas) dan aspek tersebut masih pada taraf kesadaran pikiran dan persaan manusia mengenai nilai hidup dan kehidupan yang disebut kesadaran etika, tahapan ini masih belum berwujud dalam sikap dan perilaku (Icksan, 2002:26). Selanjutnya, apabila seseorang telah bersikap atau berperilaku atas kesadaran dan didorong atau dimotifasi oleh kesadaran etika tersebut, maka dikatakan bahwa orang tersebut telah bersikap serta bertindak (bermoral). Dengan kata lain, orang yang bermoral adalah orang yang bersikap atau bertindak atas dorongan moralnya atau moral authority, dan itu harus terjadi melalui proses self determination, diputuskan sendiri secara bebas. Bukan karena terpaksa atau paksaan dari luar. Sejalan dengan uraian di atas, diketahui bahwa semakin banyak fenomenafenomena yang terjadi sekarang di tengah masyarakat yang terkadang tidak mengindahkan perilaku-perilaku yang menyimpang. Sebagai contoh masalah moral yang terdapat dalam novel “Cinta Suci Zahrana”, karya Habiburrahman El-Shirazy. Kisah di dalam novel ini merupakan potret kehidupan anak manusia yang tak lepas dari berbagai ujian dan godaan. Sebagai contoh tokoh Zahrana dalam novel Cinta Suci Zahrana. Dia selalu sabar atas segala cobaan yang dialaminya. Bahkan selalu tegar, rajin bekerja dan rajin pula belajar untuk mencapai cita-cita yang didambakannya. Tak ayal jika El-Shirazy dikenal sebagai novelis ternama di Indonesia maupun di luar negeri, baik di Asia maupun di Eropa. Memang banyak yang mengakui bahwa Dia sebagai sastrawan yang cukup produktif. Banyak karya-karyanya yang disukai kalangan remaja, karena novel-novelnya dapat menambah wawasan yang luas. Wawasan tentang kehidupan kalangan remaja
JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari
2013
yang sedang mengalami pertumbuhan kejiwaannya. Kelebihan novel Cinta Suci Zahrana adalah mengangkat hakikat hidup dan kehidupan yang sebenarnya. Tokoh Zahrana mencerminkan seorang muslimah yang baik budi, sederhana dan bersahaja, banyak nilai moral yang dapat diambil dari tokoh Zahrana dan juga berbagai peristiwa dalam novel ini. Kasih sayang terhadap orang tuanya maupun rekan-rekannya, ketekunan bekerja dan belajar, kejujuran, tanggung jawab yang dimiliki, serta nilai-nilai kehidupan lainnya. Sehubungan dengan hal di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul “Analisis Nilai Moral dalam Novel “Cinta Suci Zahrana” Karya Habiburrahman El-Shirazy.” Sehingga tujuan utama penelitian ini untuk mendeskripsikan Ekspresi Nilai Moral dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El-Shirazy dimana nilai moral itu penting untuk dipelajari dan diimplementasikan dalam kehidupan. METODE Tujuan utama penelitian ini untuk mendeskripsikan Ekspresi Nilai Moral dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El-Shirazy. Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, penelitian ini dilakukan dengan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Pemakaian rancangan ini dipandang sesuai dengan karaktristik penelitian ini, yaitu latar alamiah (natural setting) sebagai sumber data, data berupa data deskriptif dan bukan kuantitatif yang berarti tidak melakukan pengukuran berupa angka atau koefisien yang memerlukan analisis statistik, bersifat eksploratif, dan tidak dalam rangka menguji hipotesis yang sebelumnya telah disusun oleh peneliti secara pragmatis. Agar hasil penelitian baik dan dapat dipertanggungjawabkan diperlukan data yang benar-benar baik pula. Dalam penelitian yang menggunakan rancangan kualitatif dikenal konsep kesahihan (validitas) dan keterandalan (reliabilitas) untuk menentukan kualitas data. Kedua konsep tersebut identik dengan konsep keabsahan data dalam penelitian yang menggunakan rancangan kualitatif. Tentu saja 68
ISSN 2337-6384
pemakaian konsep itu disesuaikan dengan tuntutan pengetahuan, kriteria, dan paradigma penelitian kualitatif. Sesuai dengan rancangan penelitian ini, untuk menjaga keterandalan data dilakukan kegiatan pengecekan data, yaitu (1) peneliti membaca rujukan secara berulang-ulang untuk mendapatkan pemahaman yang maksimal, (2) peneliti berinteraksi secara aktif dengan sumber data, (3) data dikumpulkan dari hal yang diduga sebagai representasi budaya Jawa melalui penandaan, pengkodean, dan penulisan, (4) pengamatan dan pengecekan terus menerus, mendalam, dan berkesinambungan oleh peneliti selama proses penelitian, (5) peneliti berusaha menajamkan hasil aktivitas analisis dengan mendiskusikannya dengan para profesional atau pakar dan yang dianggap memahami arah dan karakteristik penelitian ini. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang akan disajikan pada bagian ini adalah data yang memuat aspek-aspek moral sebagai salah satu unsur pembentuk novel Cinta Suci Zahana karya Habiburrahman El-Shirazy tersebut. Berdasarkan pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam menganalisis novel, maka diharapkan dapat mengungkapkan aspek moral secara terperinci dan jelas. Aspek moral yang dimaksud yaitu kesabaran, tawakkal, taat beribadah, penolong, rajin bekerja dan belajar, mampu mengendalikan diri, dan penyesalan. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat analisis, berikut akan dikutipkan beberapa isi novel. a. Kesabaran Kesabaran adalah sebuah keutamaan yang menghiasi diri seorang mukmin, di mana seseorang mampu mengatasi berbagai kesusahan dan tetap berada dalam ketaatan kepada Allah meskipun kesusahan dan cobaan itu begitu dahsyat. Nilai kesabaran dapat dilihat pada sikap sabar yang dimiliki oleh Zahrana dalam menghadapi ayahnya yang memaksa dia tuk segera menerima lamaran dari Pak Karman, sebenarnya ia ingin menceritakan kebejatan Pak Karman kepada
JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari
2013
ayahnya tetapi ia menganggap biar waktu yang mengungkapnya. “Bapak tidak tahu sih siapa sebenarnya Pak Karma .” “Bapak tau, dia dekan kamu.” Dada Zahrana sesak, ia ingin menceritakan semua kebejatan Pak Karman. (H182 P5) Berdasarkan uraian di atas, maka seorang mukmin harus senantiasa bersabar dan mengharap dengan sangat keridhan Allah SWT., serta mencita-citakan untuk mendapat pahala-Nya dan segala sesuatu yang disediakan bagi orang-orang yang sabar. b. Tawakkal Seseorang yang memiliki sifat tawakkal akan merasakan ketenangan, ketentraman, dan senantiasa merasa mantap dan optimis dalam bertindak. Di samping itu, juga akan mendapatkan kekuatan spiritual, serta keperkasaan luar biasa yang dapat mengalahkan segala kekuatan yang bersifat material. Juga merasakan kerelaan yang penuh atas segala yang dikehendaki dan dicita-citakannya. Seperti dalam potongan cerita ketika Zahrana bangkit dari keterpurukan dan ia mencoba untuk tawakal kepada Allah SWT. “Kita semua milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Kita semua tunduk pada takdir-Nya. Yang paling berkuasa di atas segalanya adalah Allah SWT.” Sejak itu, Zahrana nyaris tidak pernah meninggalkan shalat malam. Ia labuhkan segala keluhkesah dan deritanya kepada Yang Maha Menciptakan. Ia pasrahkan dirinya secara total kepada Allah. Dalam keheningan malam ia berdoa. “Ya Robbi, ikhtiar sudah hamba lakukan, sekarang kepada-Mu hamba kembalikan semua urusan. Ya Rabbi, aku berlindung kepada-Mu dari semua kejahatan yang terjadi di atas muka bumi ini. Ya Rabbi, aku memohon kepada-Mu segala kebaikan yang Engkau ketahui. Dan aku berlindung
69
ISSN 2337-6384
kepada-Mu dari segala hal buruk yang Engkau ketahui. (H259 P1) c. Taat Beribadah Ibadah di dalam syariat Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan diridhai-Nya, karena Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab suci-Nya. Orang yang melaksanakannya dipuji dan yang enggan melaksanakannya dicela. Di antara keutamaan ibadah bahwasanya ibadah menyucikan jiwa dan membersihkannya, dan mengangkat ke derajat tertinggi menuju kesempurnaan manusiawi. Dalam novel yang mengajak Zahrana untuk memakai kerudung. Sampai saat berumah tangga Lina tetap beriman dengan tetap puasa senin kamis. “Lho ini kan hari senin. Biasanya kamu kan puasa.” Seru Bu Nuriyah. “Iya buka puasa di sini dulu baru pulang ya Nak.” Pinta Pak Munajat. “Saya ingin sekali buka puasa di sini Bu. Tapi mohon maaf, saya sudah janji sama Mas Andi untuk berbuka puasa bersama Mas Andi di kantor. Ini masih ada dua puluh menit, insya Allah bisa terkejar.” “ Ya sudah kalau begitu. Kau memang harus menepati janjimu. Jangan sampai suamimu kecewa. Salam buat Andi ya.” Kata Bu Nuriyah. (H45P5) d. Penolong Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendirian. Meski segalanya telah dimiliki, harta benda yang berlimpah sehingga setiap yang telah diinginkan maka dengan mudah dapat terpenuhi, tetapi jika hidup sendirian tanpa orang lain yang menemani tentu akan kesepian pula. Kebahagiaan pun tak pernah dirasakan. Seperti yang terdapat dalam novel Cinta Suci Zahrana tokoh Lina merupakan sahabat baik Zahrana yang mampu menguatkan mental sahabatnya yang depresi karena calon suaminya dan ayahnya tercinta meninggal dunia. “Lebih baik aku mati saja Lin. Aku nyaris tidak kuat!” katanya dalam pelukan Lina dengan terisak-isak.
JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari
2013
“Sebut nama Allah ya Rana! Sebut nama Allah! Ingatlah Allah! Bersabarlah! Mintalah kepada Allah agar musibah ini diberi ganti yang lebih baik.” Lina mencoba menguatkan. (H250 P3) e. Rajin Bekerja dan Belajar Dengan bekerja keras seseorang atau setiap manusia akan mendapatkan yang diinginkan meski dalam melakukannya bersusah payah. Tidak hanya bekerja keras yang diutamakan, tetapi juga harus diimbangi dengan rasa ikhlas. Karena dengan rajin bekerja keras dan belajar yang diimbangi dengan rasa ikhlas maka akan terlihat mudah. Tokoh Zahrana sangat berusaha untuk rajin belajar dan bekerja untuk meningkatkan drajat kedua orang tuanya khususnya ayahnya yang hanya bekerja sebagai pesuruh di kantor kelurahan di daerah Semarang. Sebagai anak semata wayang ia tidak mau dimanja-manja. Ia belajar dan bekerja keras tiada henti siang dan malam demi mengangkat derajat kedua orang tuanya. Ia ingin menunjukkan bukti terbaik kepada mereka. Ia ingin menjadi anak yang bisa mikul duwur mendem jero. (H2 P1) f. Mampu Mengendalikan Diri Di dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari terdapat nilai dan norma yang berlaku secara umum serta harus dihormati dan dijalankan sebagai warga masyarakat yang baik. Hukum pun ada untuk mengatur warga masyarakatnya secara paksa untuk mengendalikan setiap manusia yang ada di masyarakat tersebut. Sikap mampu mengendalikan diri, dimiliki oleh Zahrana saat ia rela mengorbankan tawaran jadi dosen UGM dan memilih menjadi dosen swasta hanya untuk memenuhi keinginan orang tuanya. “Ah, itu tidak benar. Kau tau itu Lin. Aku rela hanya jadi dosen swasta padahal aku ditawari sebagai dosen UGM dan akan di sekolahkan ke luar negeri kan karena aku sangat memikirkan mereka.” “Ya aku tau itu. Aku sangat senang kau mengerti mereka. Tapi saat ini ada 70
ISSN 2337-6384
yang sangat mereka inginkan, dan keinginan mereka bukan melihat kau wisuda lagi atau menerima penghargaan ini dan itu. Bagi mereka apa yang ia lihat dari putrinya sudah sangat cukup. Mereka sudah sangat bangga padamu. Mereka hanya ingin melihat satu hal padamu.” g. Penyesalan Penyesalan adalah perasaan yang harus dirasakan dalam hidup. Karena dengan menyesal (bagi yang berpikir), seseorang akan berusaha menjadi lebih baik lagi, dan meminimalisasi kesalahan dalam hidupnya. Belajar dari kesalahan, itulah yang akan seseorang perbuat setelah menyesal. Rasa menyesal adalah rasa yang wajib dirasakan. Menyesal juga jangan berlarut-larut. Jangan dijadikan kesalahan itu beban yang sulit, tapi jadikanlah tantangan serta uji kesabaran agar diri menjadi lebih baik lagi. Seseorang akan berpikir, lalu melakukan perenungan, kemudian timbullah tekad untuk menjadi lebih baik lagi. Insya Allah, jika tekad dan usaha itu baik, maka orang tersebut akan bisa mendapatkan kebaikan yang haqiqi. Sifat menyesal dalam novel Cinta Suci Zahrana tokoh Zahrana sangat menyesal saat ia menekuri takdirnya, kenapa dia menolak setiap laki-laki yang ingin menyuntingnya, ia bingung apa yang ia kejar selama ini? Kenapa tidak dapat berpikir dewasa? Kenapa juga ketika ia lulus S1 ia tidak langsusng menikah? Padahal saat itu, temannya satu angkatan si Yuyun menawarkan kakaknya yang sudah membuka kios pakaian dalam di Pasar Bringharjo Joga. Saat itu kenapa ia sangat tinggi hati. Ia masih mengganggap rendah pekerjaan jualan sandal jepit, pakaian dalam, topi, dompet dan sejenisnya. Sekarang kakaknya Yuyun itu sudah punya toko pakaian dan sepatu yang lumayan besar di Jogja. Akhirnya ia menikah dengan seorang santriwati dari Pesantren AlMunawwir, Krapyak. Dan sekarang sudah membuka SDIT di Sleman. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data dari novel Cinta Suci Zahrana mengandung nilai-nilai
JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari
2013
moral sebagai sebuah novel yang memuat gambaran pandangan yang tersaji dalam akurasi data dalam novel Cinta Suci Zahrana pandangan moral yang dimakasud dirinci dalam nilai-nilai moral. Sebagai karya sastra, novel memliki keterkaitan erat terhadap reaksi kehidupan masyarakat sehingga slogan yang mengatakan sastra adalah cerminan masyarakat dipandang merupakan keniscayaan untuk mengungkap nilai-nilai moral yang diteliti dalam skripsi ini mengandung aspek ajaran yang dimaksud. a. Kesabaran Kesabaran adalah sebuah keutamaan yang menghiasi diri seorang mukmin, di mana seseorang mampu mengatasi berbagai kesusahan dan tetap berada dalam ketaatan kepada Allah meskipun kesusahan dan cobaan itu begitu dahsyat. b. Tawakkal Seseorang yang memiliki sifat tawakkal akan merasakan ketenangan, ketentraman, dan senantiasa merasa mantap dan optimis dalam bertindak. Di samping itu, juga akan mendapatkan kekuatan spiritual, serta keperkasaan luar biasa yang dapat mengalahkan segala kekuatan yang bersifat material. Juga merasakan kerelaan yang penuh atas segala yang dikehendaki dan dicita-citakannya. Seperti dalam potongan cerita ketika Zahrana bangkit dari keterpurukan dan ia mencoba untuk tawakal kepada Allah SWT. c. Taat Beribadah Ibadah di dalam syariat Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan diridhai-Nya, karena Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab suci-Nya. Orang yang melaksanakannya dipuji dan yang enggan melaksanakannya dicela. Di antara keutamaan ibadah bahwasanya ibadah menyucikan jiwa dan membersihkannya, dan mengangkat ke derajat tertinggi menuju kesempurnaan manusiawi. Dalam novel yang mengajak Zahrana untuk memakai kerudung. Sampai saat berumah tangga Lina tetap beriman dengan tetap puasa senin kamis.
71
ISSN 2337-6384
d. Penolong Sebagai mahluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendirian. Meski segalanya telah dimiliki, harta benda yang berlimpah sehingga setiap yang telah diinginkan maka dengan mudah dapat terpenuhi, tetapi jika hidup sendirian tanpa orang lain yang menemani tentu akan kesepian pula. Kebahagiaan pun tak pernah dirasakan. e. Rajin Bekerja dan Belajar Dengan bekerja keras seseorang atau setiap manusia akan mendapatkan yang diinginkan meski dalam melakukannya bersusah payah. Tidak hanya bekerja keras yang diutamakan, tetapi juga harus diimbangi dengan rasa ikhlas. Karena dengan rajin bekerja keras dan belajar yang diimbangi dengan rasa ikhlas maka akan terlihat mudah. f. Mampu Mengendalikan Diri Di dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari terdapat nilai dan norma yang berlaku secara umum serta harus dihormati dan dijalankan sebagai warga masyarakat yang baik. Hukum pun ada untuk mengatur warga masyarakatnya secara paksa untuk mengendalikan setiap manusia yang ada di masyarakat tersebut. g. Penyesalan Penyesalan adalah perasaan yang harus dirasakan dalam hidup. Karena dengan menyesal (bagi yang berpikir), seseorang akan berusaha menjadi lebih baik lagi, dan meminimalisasi kesalahan dalam hidupnya. Belajar dari kesalahan, itulah yang akan seseorang perbuat setelah menyesal. Rasa menyesal adalah rasa yang wajib dirasakan. Menyesal juga jangan berlarut-larut. Jangan dijadikan kesalahan itu beban yang sulit, tapi jadikanlah tantangan serta uji kesabaran agar diri menjadi lebih baik lagi. Seseorang akan berpikir, lalu melakukan perenungan, kemudian timbullah tekad untuk menjadi lebih baik lagi. Insya Allah, jika tekad dan usaha itu baik, maka orang tersebut akan bisa mendapatkan kebaikan yang haqiqi. Berdasarkan hasil analisis dalampenelitian ini, penulis dapat memberi saran: (1) Bagi mahasiswa Jurusan
JP3, Volume 1, No. 1, Pebruari
2013
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia hendaknya melestarikan sastra dan mengembangkannya melalui pendekatan moral. (2) Bagi penikmat sastra, bacalah sastra dengan menghayati dan memahami apa yang ingin disampaikan pengarang dalam karyanya. (3) Bagi guru Bahasa Indonesia, hendaknya membina peserta didik melalui karya sastra untuk membentuk karakter atau kepribadian siswa yang bermoral. (4) Bagi siswa, pelajarilah ilmu sastra untuk mengembangkan karakter diri melalui watak tokoh yang bermoral dalam karya sastra tersebut. DAFTAR PUSTAKA Abdillah, M. Mahmud. 2005. Nilai Moral. (online) (http://kajiansastra.blogspot.com/2011/08/ana lisis nilai moral dalam novel.html di akses 18 agustus). Aminuddin. 1990. Sekitar Masalah Sastra, Beberapa Model dan Prinsip Pengembangannya. Malang : YA3 Bogdan dan Biklen. 1982. Qualitative Researcth in Education,an Introduction to Theory and Method. Boston: Allyn and Bacon Darmadi. 2006. Dasar Konsep Pendidikan Moral, Landasan Konsep dan Implementasinya.Bandung: Penerbit Alfabeta Icksan. 2002. Dasar-Dasar Apresiasi Sastra. Malang: FKIP Universitas Islam Malang Press Miles, Matthew dan Huberman, A. Michael. 1984. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Tarigan, Henry Guntur. 1984. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra. Bandung: Penerbit Angkasa Esten, Mursal. 1988. Sastra Jalur Kedua. Padang: Penerbit Angkasa Raya Poerwadarminta, W.J.S. 1989. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
72