CITRA LELAKI DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Eli Diana, Chairil Effendy, Parlindungan Nadeak Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Untan
[email protected] Abstract:The general problemof the research is to analyze a man’s character in Bumi Cinta. The specific problem is to analyze a man’s character physically and non-physically according to what the man experience in the sequences of event in the story. This research used descriptive method in qualitative form. The research purpose is to describe a man’s physical and non-physical characteristics. The research found that the physical characteristics of the man are good-looking, strong, tall, thin and neat; and he has black hair, and soft eyes.The non-physical characteristics of the man are religious, nice, patient, usually has bad thinking of other people, do everything carefully, responsible, principled, can’t control himself if he meets a beautiful lady, and love his girlfriend.This research is hopefully can be a useful resource for educational institution. In addition, the teacher should pay attention to the literature teaching, particularly teaching characters in a novel.For learners, the research will be useful for controlling their behaviors. Moreover, other researchers hopefully are recommended to analyze other perspectives using other approaches, beside structural approach. Key words: a man’s characteristic, main character, novel Abstrak:Masalah umum yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimanakah citra lelaki yang terdapat dalam Bumi Cinta? Submasalah: Bagaimanakah citra fisik dan nonfisik lelaki dilihat dari peristiwa yang dialami tokoh utama?.Penelitian menggunakan metode deskriptif, berbentuk kualitatif.Tujuan penelitian ini mendeskripsikan citra fisik dan citra nonfisik lelaki. Hasil penelitian: citra fisik tokoh utamameliputi wajah yang tampan, tubuh yang gagah, tinggi, rambut bewarna hitam,bermata teduh, dan berpenampilan rapi. Citra nonfisik tokoh utamameliputi perilakutaat beragama, baik hati, sabar, selalu berprasangka buruk terhadap orang lain, hati-hati dalam bertindak, bertanggung jawab, berpendidikan, kuat memegang prinsip, lelaki yang tidak mampu menguasai dirinya sendiri,lemah menghadapi perempuan, dan penuh cinta kasih kepada kekasih.Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi lembaga pendidikan.Selain itu, pembelajaran sastra disekolah hendaknya menjadi perhatian oleh guru Bahasa Indonesia, terutama pembelajaran sastra yang berkaitan dengan citra yang terdapat dalam novel.Bagi peserta didik, hasil penelitian ini yang bersifat positif dapatdijadikan acuan dalam berperilaku.Bagipeneliti selanjutnya, diharapkan agarBumi Cinta ini lebih dapat digali lagi dari segi pendekatan lain selain pendekatan struktural. Kata kunci:citra lelaki, tokoh utama, novel 1
S
astra sebagai ungkapan pribadi manusia yang bersifat imajinatif, dapat berfungsi untuk memperjelas, memperdalam, dan memperkaya penghayatan manusia terhadap kehidupan mereka.Selain itu, karya sastra juga merupakan sarana bagi pengarang untuk mendeskripsikan kehidupan manusia dengan segala persoalannya.Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra.Oleh sebab itu, novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, lebih rinci, dan melibatkan berbagi kompleks, serta mencerminkan suatu pengalaman peristiwa kehidupan tokoh yang dianggap istimewa.Keistimewaan tokoh dalam novel dapat dilihat karena adanya pencitraan yang diberikan pengarang terhadap masing-masing tokoh.Pencitraan adalah pemberian atau peletakan citra pada diri tokoh baik itu citra protagonis maupun antagonis, sedangkan pengertian citra atau imaji adalah bayangan yang ditimbulkan atau dimiliki oleh sebuah kata (Laelasari dan Nurlailah, 2006:65). Alasan peneliti mengadakan penelitian terhadapBumi Cintakarena dalam Bumi Cinta dominan menceritakan kehidupan tokoh utama.Novel ini menampilkan seorang pemuda yang bernama Muhammad Ayyas datang ke Moskwa dengan tujuan untuk menyelesaikan bimbingan tesisnya.Selama tinggal di Rusia Ayyas harus beradaptasi dan berjuang mempertaruhkan iman dan kehormatannya dalam menghadapi orang-orang yang dianggapnya dapat menghancurkan imannya. Hal ini dibuktikan dengan munculnya berbagai peristiwa atau kejadian yang sebelumnya tidak pernah ia duga akan menimpa dirinya. Citra lelaki dapat disebut juga sebagai citra pemikiran tentang lelaki.Citra adalah bayangan yang ditimbulkan atau dimiliki oleh sebuah kata (Laelasari dan Nurlailah, 2006:65). Citra lelaki merupakan gambaran yang tampak pada diri lelaki baik yang dapat dilihat maupun yang didengar serta dirasakan.Citra lelaki meliputi dua hal yaitu citra fisik dan nonfisik.Citra fisik merupakan jasmani,badan (Poerwadarminta,2007:331) yaitu gambaran fisik seorang tokoh tertentu. Sedangkan, citra nonfisik adalah gambaran yang berkaitan dengan persoalan kepribadian atau watak tokoh lelaki tersebut. Kata “novel” berasal dari bahasa Italia yang kemudian berkembang di Inggris dan Amerika Serikat (Sumardjo dan Saini,1986:29). Novel seperti halnya bentuk prosa cerita yang lain, sering memiliki struktur yang kompleks dan biasanya dibangun dari unsur-unsur yang dapat didiskusikan seperti berikut ini: (a) Latar (b) Perwatakan (c) Cerita (d) Teknik cerita (e) Bahasa (f) Tema (Rahmanto, 1988:70). Tokoh adalah pelaku cerita lewat berbagai aksi yang dilakukan dan peristiwa serta aksi tokoh lain yang ditimpakan kepadanya (Nurgiyantoro, 2005:74-75).Di dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh namun biasanya hanya ada satu tokoh utama.Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra.Selain lewat memahami peranan dan keseringan pemunculannya, tokoh utama serta tokoh tambahan dapat juga
2
ditentukan lewat petunjuk yang diberikan oleh pengarangnya, sedangkan tokoh tambahan hanya dibicarakan ala kadarnya (Aminuddin, 2002:80). Istilah tema menurut Scharbach (dalam Aminuddin, 2002:91) berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘tempat meletakan suatu perangkat’. Disebut demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi yang diciftakannya. Alur ialah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan menurut hukum sebab akibat dari awal sampai akhir cerita.Menurut Sumardjo dan Saini (1986:76), setting biasanya berarti banyak yaitu tempat tertentu, daerah tertentu, orang-orang tertentu dengan watak-watak tertentu, akibat suatu lingkungan/zamannya, dan cara hidup tertentu. METODE Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif.Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat satu individu, keadaan, gejala, keadaan kelompok tertentu, untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala, atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat (Nadeak, 2008: 14-15). Hal ini sejalan dengan pendapat Syam (2000:74) yang menyatakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dan gambaran suatu fenomena tertentu yang tampak pada saat penelitian dilakukan dan diarahkan pada upaya untuk melukiskan kondisi dari fenomena yang diamati sebagaimana adanya. Metode deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau mendeskripsikan hasil analisis tentang Citra Lelaki dalam Novel “Bumi Cinta” karya Habiburrahman El Shirazy. Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian kualitatif karena penelitian ini akan menghasilkan data berupa kutipan kalimat-kalimat, bukan angka-angka. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor dalam Moleong (1991:3) bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkandata kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Analisis struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan keterkaitan antarberbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan (Nurgiyantoro,2010:37). Pendekatan struktural dalam penelitian ini dilakukan dengan mengklasifikasikan secermat, seteliti, dan sedalam mungkin unsur karya sastra yang menjadi pokok telaah yang menekankan pada tokoh utama. Penekanan struktural adalah memandang karya sastra sebagai teks mandiri.Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazydengan tebal 546 halaman, terbitan Author Publishing.Data dalam penelitian ini adalah kalimat-kalimat yangmengenai citra lelaki, baik yang berbentuk fisik maupun nonfisik yang terdapat dalam Bumi Cinta.Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa teknik studi dokumenter. Teknik dokumenter ini dilakukan dengan cara menelaah karya sastra yang menjadi sumber data dalam penelitian.Alat pengumpul data dalam penelitian
3
ini adalah peneliti sendiri sebagai insrtrumen kunci.Peneliti sebagai instrumen kunci berkedudukan sebagai perencana, pelaksanaan pengumpul data, analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian.Analisis data dalam penelitian ini adalah 1.mencari dan menentukan tokoh cerita yang akan dikaji, 2. Menentukan pencitraan tokoh yang dikaji berdasarkan (a) lakuan sang tokoh, (b) dialog sang tokoh, (c) pikiran sang tokoh, dan (d) pandangan tokoh lain, 3. Mengidentifikasi, mengkaji, dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan,4.Mengkaji fungsi-fungsi masingmasing unsur itu dalam menunjang makna keeluruhannya, dan hubungan antarunsur itu sehingga secara bersama membentuk sebuah totalitas kemaknaan yang ada.Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pencitraan pada tokoh utama, yaitu citra fisik dan nonfisik.Untuk menguji keabsahan data, penulis melakukan tigateknik, yaitu Ketekunan pengamat dilakukan dengan cara mengamati dan membaca secara tekun dan berulang-ulang, terhadap fenomena yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam hal ini yang diamati adalah citra lelaki yang terdapat dalam Bumi Cinta.Kemudian, peneliti melakukan triangulasi dengan dosen pembimbing agar hasil analisis data lebih objektif, menyimpulkan hasil penelitian sehingga diperoleh deskripsi tentang citra fisik dan nonfisik tokoh utama dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy. Selanjutnya, Kecukupan referensi dilakukan dengan cara membaca dan menelaah sumbersumber data serta berbagai pustaka yang relevan dengan masalah penelitian secara berulang-ulang agar diperoleh pemahaman arti yang memadai dan mencukupi. Melalui cara ini diharapkan dapat diperoleh data yang absah.
HASIL DAN PEMBAHASAN Citra Fisik Lelaki Tokoh Utama dalam Bumi Cinta Lelaki Gagah dan Tampan Citra fisik yang muncul dari seorang lelaki adalah ketampanan tokoh lelaki tersebut.Ketampanan tersebut dinilai dari aspek-aspek fisik yang berbedabeda.Tentunya hal ini diklasifikasikan ke dalam pertimbangan universal dan individual.Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan kutipan di bawah ini. “Yas, kamu membuat aku pangling.Sudah sembilan tahun kita tidak bertemu. Kamu sekarang jauh lebih gagah dan lebih ganteng dari Ayyas saat SMP dulu” (BC:11) Kutipan di atas melukiskan bahwa tokoh Ayyas memiliki tubuh yang gagah dan wajah yang ganteng.Pada kutipan “Yas, kamu membuat aku pangling” menunjukkan bahwa Devid terkejut saat pertama kali melihat Ayyas, sehingga Devid hampir tidak mengenali Ayyas.Tubuh yang gagah menjadi idaman setiap lelaki,sebabseseorang yang memiliki tubuh yang gagah akan menimbulkan daya tarik bagi yang memandangnya, serta dapat mencerminkandirinya sebagai lelaki dewasa. Wajah yang ganteng akan menunjang penampilan fisik tubuh Ayyas agar semakin terlihat gagah, sehingga kedua hal itu akan menghasilkan perpaduan yang menarik. Dengan wajah yang ganteng tokoh Ayyas disukai banyak perempuan.
4
Lelaki Berambut Hitam Legam Pada umumnya, orang Indonesia memiliki warna rambut yang hitam seperti ciri khas orang Asia.Kemudian orang Indonesia memiliki warna kulit kecoklatan atau lebih dikenal dengan warna sawo matang. Hal tersebut terlihat pada diri Ayyas saat ia sedang makan malam bersama Anastasia, kutipan yang menjelaskan tentang hal ini sebagai berikut. Sementara Doktor Anastasia memandangi sosok pemuda yang ada di depannya dengan seksama.Pemuda itu menunduk.Rambutnya hitam legam sedikit ikal.Kulitnya khas Asia Tenggara.Wajahnya biasa saja.Tidak jelek, tapi juga tidak tampan. Tapi perempuan manapun yang memandangnya niscaya akan jatuh hati (BC:279). Kutipan di atas melukiskan bahwa tokoh Ayyas memiliki rambut yang hitam legam sedikit ikal, berkulit sawo matang yang merupakan ciri khas Asia Tenggara, dan wajah yang biasa.Hal ini dapat dilihat melalui pengungkapan tokoh Anastasia.Rambut yang hitam dan ikal digambarkan sebagai citra fisik dari tokoh Ayyas, sedangkan kulit khas Asia tenggara pada tokoh Ayyas menggambarkan bahwa Ayyas memiliki warna kulit yang kecoklatan. Tokoh Ayyas merupakan seorang lelaki yang berasal dari kawasan Asia Tenggara yang memiliki ciri khas berkulit kecoklatan atau sawo matang, dibandingkan dengan orang Rusia yang relatif berkulit putih, jelas berbeda apabila dibandingkan dengan warna kulit Ayyas. Lelaki yang Bermata Teduh Citra fisik Ayyas juga digambarkan melalui matanya.Tokoh Ayyas digambarkan memiliki mata yang teduh. Hal tersebut dapat dilihat saat Anastasia melirik kearah Ayyas setelah ia mendengar jawaban dari Ayyas atas masalah yang sedang ia dihadapi. Kutipan yang menjelaskan tentang hal ini sebagai berikut. Sambil menikmati ayam panggang dan nasi bukharinya, sesekali Anastasia melirik ke arah Ayyas. Sementara Ayyas menikmati mandi-nya dengan mata teduh tertunduk (BC:281) Kutipan di atas melukiskan bahwa Ayyas memiliki mata yang teduh.Pada kutipan “Sementara Ayyas menikmati mandi-nya dengan mata teduh tertunduk”, hal ini menggambarkan aspek fisik tokoh Ayyas yang memiliki pesona tidak hanya pada wajah dan tubuhya, tetapi juga pada matanya. Ketika Anastasia melirik Ayyas, ia dapat melihat mata Ayyas yang teduh. Lelaki yang Berpenampilan Rapi Seseorang dalam kehidupan sehari-hari harus dapat menjaga perilaku dan penampilan dimanapun ia berada. Hal tersebut dimaksudkan agar seseorang itu dapat memberikan citra yang baik dimata orang lain, satu diantaranya dengan menjaga penampilan.Citra fisik Ayyas yang menunjukkan bahwa ia merupakan lelaki yang berpenampilan rapi, terlihat pada kutipan di bawah ini. Keduanya keluar dari kamar masing-masing dalam keadaan telah rapi. Ayyas nampak segar. Dan Linor nampak lebih bugar (BC:284) Kutipan di atas melukiskan bahwa Ayyas adalah lelaki yang selalu memperhatikan penampilannya. Setiap kali akan keluar rumah Ayyas selalu
5
mempersiapkan dirinya dengan sebaik mungkin termasuk penampilannya. Hal itu ia lakukan agar dapat memberikan kesan yang baik terhadap orang yang akan ia temui, dan penampilan Ayyas yang rapi juga dapat membuat tubuhnya terlihat lebih segar untuk memulai kegiatan hariannya. Citra Nonfisik Ayyas Lelaki yang taat kepada Tuhan Ia sebenarnya ingin sedikit mengarahkan mukanya kewajah Yelena untuk menghormati lawan bicaranya. Tapi ia tidak berani, karena takut imannya goyah (BC:91). Kutipan di atas melukiskan bahwa tokoh Ayyas adalah seorang pemuda yang taat terhadap ajaran agamanya.Ketaatannya ini ditunjukkan dengan sikapnya untuk menjaga pandangan terhadap wanita. Saat Ayyas melihat Yelena sedang berada di ruang tamu, ia menyadari bahwa pakaian Yelena sangat tipis dan dapat mengundang nafsu birahi seorang lelaki. Sehingga, Ayyas segera memalingkan wajahnya, agar tidak menodai imannya. Lelaki yang Berpendidikan Setiap manusia pasti memerlukan ilmu pengetahuan. Ilmu yang didapat akan sangat berguna bagi kehidupan manusia, baik sekarang maupun masa depan. Ilmu pengetahuan bisa diperoleh di mana saja, satu diantaranya melalui sekolah. Sikap Ayyas digambarkan sebagai tokoh yang haus akan ilmu pengetahuan, sehingga hal ini dapat merubah sikap dan perilaku Ayyas untuk menjadi lebih baik.Hal ini sesuai dengan kutipan di bawah ini. “Iya setelah lulus pesantren aku sempat kuliah di IAIN Jakarta, sambil memasukkan berkas ke Madinah. Coba-coba saja.E, ternyata diterima. Jadi ya sempat di Jakarta satu tahun” (BC:16) Kutipan di atas melukiskan bahwa tokoh Ayyas adalah seorang pribadi yang mementingkan pendidikan.Hal itu dibuktikan dengan pernyataan Ayyas yang mengatakan bahwa dirinya pernah kuliah di IAIN. Pendidikan merupakan prioritas yang sangat penting bagi Ayyas, sebab ilmu yang ia dapatkan saat bersekolah di pesantren Kajoran tidak cukup untuk dijadikan bekal dalam hidupnya apalagi suatu saat nanti ia akan menjadi pemimpin dalam keluarganya, sehingga ia melanjutkan pendidikannya. Keinginan Ayyas untuk mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya ternyata berjalan mulus, hal itu dibuktikan dengan kecerdasan yang ia miliki, membuka kesempatan untuk dirinya dapat melanjutkan pendidikan di Madinah. Lelaki yang Baik Hati Ayyas adalah seorang lelaki yang baik hati.Baik hati adalah sikap perhatian terhadap orang lain secara tulus dan ikhlas. Sifat baik hatinya ini ditandai dengan kerelaannya dalam membantu orang lain yang sedang kesusahan tanpa mengharapkan balasan. Hal ini dapat dibuktikan pada peristiwa ketika ada seorang wanita tua meminta bantuan kepada Ayyas untuk membantu seorang korban kecelakaan, kutipan yang menjelaskan tentang hal ini sebagai berikut.
6
”Baiklah. Mari kita selamatkan satu nyawa umat manusia malam ini semampu kita” (BC:171). Kutipan di atas menggambarkan kebaikan hati Ayyas dalam membantu orang lain dengan tulus, walaupun pada awalnya ia tidak tahubahwa orang yang akan ia selamatkan itu adalah Yelena. Kebaikan Ayyas ini dapat membuatnya dalam bahaya karena membantu orang tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dapat menimbulkan masalah. Namun, sifat tulus yang dimiliki Ayyas membuatnya tidak dapat membiarkan orang lain menderita seandainya ia bisa membantu, walaupun ia sempat ragu untuk menolong korban kecelakaan tersebut. Lelaki yang Kuat Memegang Prinsip Seseorang yang memiliki prinsip yang kuat dalam hidupnya, tidak akan mudah terpengaruh terhadap suatu hal yang dapat merugikan dirinya, karena ia akan selalu berpegang pada prinsip yang diyakininya. Citra nonfisik Ayyas sebagai lelaki yang kuat memegang prinsip terlihat pada kutipan di bawah ini. “He he he!Baguslah kau masih kukuh memegang keyakinanmu. Aku ingin tahu seberapa besar kukuh imanmu di sini” (BC:25). Kutipan di atas melukiskan bahwa Devid merasa kagum terhadap Ayyas, sebab Ayyas selalu berusaha mempertahankan prinsip hidupnya. Ayyas berusaha mempertahankan kehormatannya dengan menolak tawaran Devid, karena apa yang ditawarkan Devid merupakan hal yang sangat bertentangan dengan prinsip hidupnya. Satu diantara prinsip hidup Ayyas adalah menjaga kehormatannya sebagai seorang muslim, yaitu menjaga pergaulan dengan lawan jenis. Devid bangga Ayyas dapat mempertahankan imannya, walaupun Devid tahu bahwa Ayyas akan mendapatkan berbagai godaan selama tinggal di Moskwa. Lelaki yang Tidak Mampu Menguasai Dirinya Sendiri Sifat yang tidak mampu menguasai diri sendiri merupakan sifat yang tidak mampu mengalahkan dirinya sendiri, walaupun hal itu bertentangan dengan hati nuraninya.Citra nonfisik Ayyas sebagai lelaki yang tidak mampu menguasai dirinya terlihat pada kutipan di bawah ini. Sambil berjalan Ayyas meminta kepada Yelena agar kalau di ruang tamu berpakaian lebih rapat.Kalau berpakaian seperti tadi malam sebaiknya saat di kamar saja.Yelena agak kurang suka dengan permintaan Ayyas.Yelena malah menjawab “Kau baru datang, jangan mengatur aku!” (BC:98). Kutipan di atas melukiskan bahwa Ayyas adalah lelaki yang tidak mampu menguasai dirinya sendiri.Semenjak kecil Ayyas selalu tertarik kepada perempuan, terutama perempuan cantik. Pada umumnya, lelaki normal akan tertarik kepada perempuan, apalagi terhadap perempuan yang cantik begitu pula dengan Ayyas. Namun, Ayyas menganggap kecantikan perempuan tidak untuk ia jadikan semangat atau dorongan untuk mendekati perempuan tersebut, tetapi ia malah menganggap perempuan cantik sebagai kelemahannya yang sulit untuk ia hindari. Hal itu dapat dilihat saat Ayyas secara terus terang meminta kepada Yelena untuk menjaga cara berpakaiannya saat berada di apartemen. Ayyas merasa sangat terganggu melihat penampilan Yelena saat berada di apartemen.
7
Sebagai orang timur, Ayyas masih menjunjung tinggi norma-norma ketimuran, sehingga menurutnya seorang perempuan seharusnya berpakaian yang tertutup atau sopan saat di dalam rumah ketika ada lelaki asing yang bukan muhrimnya sedang berada di dalam rumah itu juga. Namun, Ayyas melupakan satu hal, yaitu ia harus memperhatikan kebiasaan atau budaya dari orang sekitarnya. Saat ini ia sedang berada di Moskwa, dan ia harus mengerti dan memahami kebiasaan orang Rusia pada umumnya. Bagi orang Barat, cara hidup atau kebiasaan mereka tidak boleh diatur oleh orang lain karena hal itu bersifat pribadi. Sehingga, ucapan permintaan Ayyas kepada Yelena untuk lebih menjaga cara berpakaiannya saat di rumah membuat Yelena marah. Hal itu dapat dilihat pada kutipan “Yelena agak kurang suka dengan permintaan Ayyas. Yelena malah menjawab “Kau baru datang, jangan mengatur aku!”.Berdasarkan kutipan tersebut dapat dilihat bahwa Yelena merasa tersinggung dan marah terhadap perkataan Ayyas.Sebelum Ayyas tinggal bersama Yelena, Yelena sudah terlebih dahulu berpakaian terbuka saat di rumah, dan itu juga sudah menjadi kebiasaan orang-orang Barat. Seharusnya jika Ayyas memiliki iman yang kuat ia tidak akan terpengaruh jika melihat Yelena dengan pakaian terbuka. Tetapi Ayyas tidak mampu menguasai dirinya saat berhadapan dengan perempuan. Lelaki yang Sabar Sabar adalah sikap menahan diri dari sifat kegundahan dan rasa emosi, kemudian menahan lisan dari keluh kesah serta menahan anggota tubuh dari perbuatan yang tidak berarah.Citra nonfisik yang menggambarkan Ayyas sebagai lelaki yang sabar terlihat pada kutipan di bawah ini. Keberadaannya di Moskwa tidak perlu ia perpanjang lagi, apalagi targetnya mengajari dua anak Chechnnya yaitu Shamil dan Sarah bisa shalat dan membaca Al-Quran dengan baik dan benar telah terpenuhi (BC:511). Kutipan di atas melukiskan bahwa tokoh Ayyas adalah lelaki yang sabar.Hal ini dapat dilihat dari kepedulian Ayyas untuk mengajari Shamil dan Sarah shalat dan membaca Al quran.Kepedulian Ayyas yang tinggi terhadap Shamil dan Sarah, membuatnya merasa bertanggung jawab untuk dapat membuat Shamil dan Sarah bisa shalat dan membaca Al quran dengan baik.Setiap malam Ayyas selalu mengajari Shamil dan Sarah dengan sabar, bahkan Ayyas sengaja menunda kepulangannya ke Indonesia demi mengajari Shamil dan Sarah. Lelaki yang Berprasangka Buruk Prasangka buruk terhadap orang lain adalah suatu sikap yang tidak mempercayai orang lain dan berpikir buruk terhadap orang lain. Citra nonfisik yang menggambarkan Ayyas sebagai orang yang suka berprasangka buruk terlihat pada kutipan di bawah ini. Ayyas membaca istighfar, salah menyangka pada perempuan tua berkerudung kozinka putih itu. Dalam suasana hati kurang nyaman, manusia memang paling mudah berburuk sangka (BC:74). Kutipan di atas menggambarkan prasangka buruk Ayyas terhadap Bibi Parlova karena menunggu terlalu lama. Ayyas mengira dirinya tidak pantas untuk dibuatkan minuman karena ia tahu dirinya bukan orang yang penting untuk
8
mendapat perlakuan sebaik itu. Namun, semuanya berubah ketika Bibi Parlova datang dan menjelaskan hal yang sebenarnya kepada Ayyas. Sesungguhnya dalam Al Quran pada surah Al Hujarat ayat 12 disebutkan yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagaian kamu menggunjing sebahagian yang lain”. Dalam ayat ini Allah memberi peringatan kepada orang-orang yang beriman, supaya mereka menjauhkan diri dari prasangka terhadap orang-orang yang beriman dan jika mereka mendengar sebuah kalimat yang keluar dari saudaranya yang mukmin, maka kalimat itu harus diberi tanggapan yang baik, jangan menyelewengkannya sehingga menimbulkan fitnah. Lelaki yang Selalu Berhati-hati dalam Bertindak Setiap tindakan dan perbuatan harus berdasarkan pemikiran yang bijak, agar tidak menimbulkan penyesalan terhadap keputusan yang telah diambil.Sikap Ayyas yang berhati-hati dalam bertindak terlihat pada kutipan di bawah ini. Ayyas berpura-pura tidak tahu dan tidak mendengar.Ia terus saja berjalan. Ia tahu perempuan tua itu adalah gelandangan yang banyak berkeliaran di kota Moskwa. Ayyas tidak mau berurusan dengan gelandangan Moskwa yang banyak membuat masalah (BC:170). Kutipan di atas melukiskan bahwa Ayyas sangat berhati-hati dalam bertindak. Ayyas tidak ingin berurusan dengan hal-hal yang akan menimbulkan masalah untuk dirinya. Hal itu dapat dilihat dari sikapnya yang tidak memperdulikan panggilan dari seorang perempuan tua, dan langsung melewatinya.Sebagai orang yang telah lama tinggal di negara asing, Ayyas paham betul keadaan-keadaan yang biasanya terjadi di kota-kota besar.Di beberapa negara, tidak sedikit gelandangan atau pengemis yang sering menimbulkan masalah, diantaranya pemerasan.Sehingga, masyarakat lebih berhati-hati ketika berada di jalanan yang terutama banyak pengemis atau gelandangannya. Apalagi di kota besar seperti Moskwa, Ayyas tahu jika dia berurusan dengan gelandangan itu, ia mungkin akan terlibat masalah, maka Ayyas lebih memilih mangabaikan perempuan tua itu. Lelaki yang Lemah Menghadapi Perempuan Perempuan merupakan kelemahan lelaki, setiap melihat perempuan yang cantik akan timbul perasaan tertarik pada diri seorang lelaki. Namun, terkadang kecantikan perempuan menjadi kelemahan bagi laki-laki.Citra nonfisik yang menggambarkan Ayyas sebagai lelaki yang lemah mengahadapi perempuan, terutama perempuan cantik terlihat pada kutipan di bawah ini. Yang membuatnya tidak nyaman adalah Doktor Anastasia Palazzo seorang perempuan muda. Cantik, cerdas, dan memesona! Tiga karunia Tuhan yang jarang dipadukan kepada kaum hawa, itulah masalahnya bagi Ayyas (BC:97). Kutipan di atas melukiskan bahwa Ayyas merasa terganggu dengan kecantikan Anastasia.Kcantikan, kecerdasan, dan pesona Anastasia merupakan maslah bagi Ayyas jika berhadapan dengan Anastasia.Sikap Ayyas yang selalu lemah terhadap perempuan merupakan masalah utama yang harus dia hadapi. Sosok Anastasia yang hampir sempurna sebagai seorang perempuan membuat Ayyas merasa tidak
9
sanggup menutupi rasa kagumnya terhadap Anastasia, tetapi rasa kagum yang Ayyas rasakan merupakan suatu beban, sebab ia selalu lemah dalam mengatasi perasaannya. Lelaki yang Bertanggungjawab Tanggung jawab adalah kesadaran yang ada dalam diri seseorang bahwa setiap tindakan akan mempunyai pengaruh bagi orang lain maupun bagi dirinya sendiri.Citra nonfisik yang menggambarkan Ayyas sebagai lelaki yang bertanggung jawab terlihat pada kutipan di bawah ini. Ya, ia telah merancang program hariannya dengan sangat rapi. Tidak hanya harian. Bahkan peta hidup beberapa tahun pun telah ia rancang sedetil mungkin (BC:58). Kutipan di atas melukiskan bahwa tokoh Ayyas merupakan lelaki yang bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dengan memiliki tujuan dalam hidupnya. Ayyas menganggap dengan merencanakan kegiatan-kegiatannya, hal itu akan membantunya agar lebih mudah melaksanakan kegiatannya. Bahkan, Ayyas tidak hanya merencanakan kegiatannya untuk sehari-hari, tetapi ia juga membuat peta hidup agar ia bisa memprediksikan tujuan hidupnya beberapa tahun kedepan. Ayyas tahu jika peta hidup yang ia rencanakan belum tentu dapat terlaksana, tetapi ia ingin dengan membuat peta hidup ia memiliki tujuan dalam hidupnya yang harus ia raih. Ayyas ingin setiap hal yang ia lakukan dapat memberikan manfaat bagi dirinya. Lelaki Penuh Cinta Kasih Kepada Kekasih Cinta kasih adalah sifat mengasihi dan rasa mengasihi terhadap orang lain. Citra nonfisik yang menggambarkan Ayyas sebagai lelaki yang penuh cinta kasih kepada kekasihnya terlihat pada kutipan di bawah ini. Ayyas terus terisak. Isakan yang kalau siapa pun melihat dan mendengarnya niscaya akan tersayat hatinya. Isakan seorang pecinta sejati, yang mencintai kekasihnya karena Allah, lalu kehilangan kekasihnya karena Allah pula. Adakah isakan yang lebih menyayat hati dari isakan seorang pecinta sejati yang kehilangan sang pujaan hati karena Allah Ta’ala? (BC:545). Kutipan di atas melukiskan bahwa tokoh Ayyas sangat mencintai Sofia.Hal itu dibuktikan dengan tangis kesedihan Ayyas yang sedang bersedih melihat perempuan yang dicintainya sedang terluka.Pada kutipan “Isakan seorang pecinta sejati, yang mencintai kekasihnya karena Allah” melukiskan bahwa Ayyas benarbenar tulus mencintai Sofia karena Allah. Ayyas ingin menjadi suami bagi Sofia, sebab ia ingin beribadah dengan menikahi Sofia dan membimbing Sofia untuk menjadi seorang muslimah yang lebih baik. Namun, saat melihat Sofia terluka dan tak berdaya, Ayyas takut ia tidak sempat membimbing Sofia untuk menjadi seorang muslim yang seutuhnya.
10
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Citra fisik tokoh utama dalam novel Bumi Cinta, dilukiskan sebagai lelaki yang berwajah tampan, sehingga banyak gadis-gadis Rusia tertarik padanya.Wajah yang tampan dapat dilukiskan dengan bentuk hidung yang mancung, mata yang tajam, memiliki garis-garis wajah yang tegas, bibir yang tipis.Kemudian, tubuh tokoh Ayyas dilukiskan dengan tubuh yang gagah, dan tinggi.Rambut Ayyas dilukiskan berwarna hitam legam sedikit ikal, berkulit sawo matang sebagai ciri khas orang Asia, dan selalu berpenampilan rapi. Citra nonfisik tokoh utama dalam novel Bumi Cinta, dilukiskan sebagai lelaki yang taat beragama, baik hati, sabar, selalu berprasangka buruk terhadap orang lain, hati-hati dalam bertindak, bertanggung jawab, berpendidikan, kuat memegang prinsip, lelaki yang tidak mampu menguasai dirinya sendiri, lemah menghadapi perempuan, dan penuh cinta kasih kepada kekasih. Saran Bagi guru, penelitian ini dapat mengajarkan kepada siswa tentang menilai dari segi positif novel ini, serta guru juga dapat mengajarkan contoh-contoh perilaku tokoh utama yang dapat dijadikan acuan dalam kehidupan seharihari.Misalnya, sikap baik hati dan tanggungjawab seperti yang tercermin pada tokoh Ayyas.Bagi peserta didik, hasil penelitian ini bisa membantu membuka wawasan siswa dalam memahami dan memperkaya diri tentang ajaran-ajaran islam dalam berperilaku sehari-hari.Bagi pembaca, penelitian ini dapat diambil makna-makna yang terdapat dalam novel ini supaya pembaca tidak menjadikan suatu karya sastra itu hanya bersifat menghibur tetapi lebih mengambil arti positif dalam novel ini.Bagi peneliti yang lain, selain penelitian ini dapat menjadi motivasi dan acuan dalam melakukan penelitian selanjutnya, peneliti juga mengharapkan karya sastra novel Bumi Cinta ini lebih dapat digali lagi dari segi pendekatan lain selain pendekatan struktural. DAFTAR RUJUKAN Aminuddin. 2002. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algensindo. El Shirazy, Habiburrahman. 2010. Bumi Cinta. Semarang: Author Publising. Laelasari dan Nurlailah. 2006. Kamus Istilah Sastra. Bandung: Penerbit Nuansa Aulia. Moleong, Lexy J. 1991. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nadeak, Parlindungan. 2008. Metode Penelitian Sastra. FKIP: Pontianak
11
Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Poerwadarminta, W.J.S. 2007.Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rahmanto, B. 1988.Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Sumardjo, Jajob dan Saini K.M. 1986.Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
12