NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH DALAM NOVEL BUMI CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL- SHIRAZY
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh: ELFA RAFIKA NIM: 111-12-107
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016
i
ii
iii
iv
MOTTO
ًَ١ِئِرَا لَٚ ُُۡۖۡغحِ ٱٌٍَُّٗ ٌَى َ َۡف٠ ْاُٛدٍِظِ فَٱفۡغَح ََٰ ٌَّۡ ٱِٟاْ فًَُٛ ٌَىُُۡ َرفَغَّح١ِاْ ئِرَا لُٛ َٰٓ ََِٕٓ ءَا٠َِب ٱٌَّزُّٙ٠ََََٰٰٓأ٠ َٱٌٍَُّٗ ثَِّبٚ ٖۚخَٰذ َ َاْ ٱٌۡؼٍَُِۡ َدسُٛرَُٚٓ أ٠َِٱٌَّزٚ ُُۡاْ ِِٕىََُِٕٛٓ ءَا٠ِشۡفَغِ ٱٌٍَُّٗ ٱٌَّز٠َ ْاُٚشض ُ ٔاْ فَٱُٚشض ُ ٔٱ ٔٔ ٖش١َِْ خَجٍَُّٛ ۡرَؼ Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S. Al-Mujadilah: 11)
:َعٍُ لَبيٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍِّٝ صِٟٓ إٌََّج ْ َ ػ,-َُّبَْٕٙ اٌٍََّ ُٗ ػٟ َض ِ َس- َٓ ػُ َّش ِ ٓ ػَجْ ِذ اٌٍََِّٗ ْث ْػ َ َٚ ٌَُِّٞزشِِْز ِّ خشَخَ ُٗ ا ْ َِٓ ) أ٠ْ ََاٌِذٌْٛ ط َا ِخ َ َ عِٟط اٌٍََِّٗ ف ُخ َ ََعٚ ,ِٓ٠ْ ََاٌِذٌْٛ َ ِسضَب اِٟ) ِسضَب اٌٍََِّٗ ف Dari Abdullah Ibnu Amar al-'Ash Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua." (H.R. Tirmidzi)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada: 1. Bapak dan Ibu yang tulus memberikan cinta sucinya kepadaku, dengan tetesan air mata, keringat dan doa yang tidak hentinya diberikan kepadaku, serta membekaliku dengan pendidikan dunia dan pendidikan akhirat demi tercapainya cita-citaku. 2. Bapak Ibu Mertua yang senantiasa memberikan doa serta petuah-petuah untuk bekal kehidupan di dunia ini. 3. Suamiku tercinta (Widi Mahfukin) yang telah mencurahkan kasih sayang dan perhatiannya serta selalu mendampingi dalam segala keadaan baik suka maupun duka. 4. Adikku tersayang (Aida Ainur Masroh) yang selalu menghadirkan keceriaan di dalam penatnya pembuatan skripsi. 5. Mbah Kakung Mbah Putri yang tidak pernah lelah memberikan nasihatnasihat kepada para cucunya supaya menjadi manusia yang berguna dan bermartabat. 6. Rekan-rekan guru SD Negeri Mendongan yang selalu memberikan dukungan serta masukan untuk kesuksesanku di masa mendatang. 7. Sahabat-sahabatku senasib seperjuangan di PAI 2012 mbak faid, mbak afif, luluk, sari, latifah, lia terimakasih atas dukungannya. Aku bersyukur karena Allah telah memilihku untuk berjalan bersama kalian.
vi
8. Sahabatku dari SD yang masih setia sampai sekarang (Nurul Agia Minta Sari) yang selalu menemaniku kemanapun saya pergi, terimakasih selama ini sudah sabar mendengarkan setiap curhatan-curhatanku. Semoga Allah mengizinkan untuk kita meraih kesuksesan bersama-sama. Amin. 9. Anak-anak SD Negeri Mendongan yang selalu memberikan keceriaan.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya skripsi dengan judul Nilai-nilai Pendidikan Akidah dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy dapat diselesaikan. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan baginda Rasulullah Muhammad SAW, manusia inspirasi penuh keteladanan yang senantiasa dinantikan syafa‟atnya dihari kiamat. Tidak lupa shalawat serta salam juga disampaikan kepada keluarga sahabat dan orang-orang yang senantiasa Istiqomah di jalan kebaikan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelessaikan skripsi ini. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga. 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Salatiga.
viii
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd., selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, pikiran, serta tenaganya untuk memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran. 5. Ibu Peni Susapti, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan pengarahan kepada penulis mulai dari awal semester I sampai dengan terselesainya skripsi ini dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. 6. Bapak dan Ibu dosen karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, semangat, dan inspirasinya kepada penulis. 7. Bapak Habiburrahman El-Shirazy selaku pengarang novel Bumi Cinta yang telah menciptakan sebuah karya sastra pembangun jiwa serta meluangkan waktunya untuk penulis dalam melakukan wawancara. 8. Bapak dan Ibu Penulis (Bapak Sakori dan Ibu Mursiyah), Aida Ainur Masroh (adik penulis) yang senantiasa memberikan dukungan berupa moril, materil, dan spiritual kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 9. Suami penulis (Widi Mahfukin) yang tak henti-hentinya memberikan semangat untuk terselesainya skripsi ini. 10. Sarifah, Lia, Faid, Afif. Kalian adalah sahabat dan saudara terbaik yang pernah kumiliki. Jazakumullah ahsanul jaza‟ atas dukungan, motivasi, serta inspirasinya. 11. Teman-teman senasib seperjuangan tahun 2012, khususnya kelas PAI C. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya. 12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Terima kasih atas bantuan dan dorongannya.
ix
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan baik secara subtantif ataupun teknis. Oleh karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak agar bisa menjadi evaluasi dan perbaikan untuk kedepannya. Semoga skripsi ini bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
Salatiga, 08 September 2016 Penulis
Elfa Rafika NIM. 111-12-107
x
ABSTRAK
Rafika, Elfa. 2016. Nilai-nilai Pendidikan Akidah dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum M. Pd. Kata kunci: Pendidikan, Akidah, Novel Bumi Cinta. Pendidikan akidah merupakan asas kepada pembinaan Islam pada diri seseorang. Ada banyak cara untuk menyampaikan pendidikan akidah, salah satunya yang digunakan oleh Habiburrahman El-Shirazy lewat karya sastranya yang berupa novel berjudul Bumi Cinta. Permasalahan yang diambil dalam penelitian ini yaitu: (1) Apa saja bentuk pendidikan akidah yang terdapat dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy (2) Bagaimana karakter tokoh yang ditampilkan dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (library research). Adapun sumber data yang diperoleh melalui wawancara serta menelaah buku primer karya Habiburrahman El-Shirazy. Penelitian ini menemukan 6 bentuk pendidikan akidah dalam novel Bumi Cinta yaitu: keyakinan kepada Allah, keyakinan terhadap Malaikat, keyakinan terhadap Kitab-kitab Allah, keyakinan terhadap Rasulullah, keyakinan terhadap Hari Akhir, keyakinan terhadap Qadha‟ dan Qadar. Keenam keyakinan di atas diperoleh dengan 3 tingkatan yaitu tingkat taqlid, yakin, dan ainul yakin. Penelitian ini juga menemukan 6 karakteristik tokoh dalam novel Bumi Cinta yang mencerminkan akidah islamiyah yaitu tokoh Ayyas yang memiliki karakter senantiasa menanamkan dan berpegang teguh dengan akidah serta keyakinannya yang kuat kepada Allah. Yelena memiliki karakter yang meyakini setiap manusia memiliki fitrah untuh berTuhan. Linor memiliki karakter yang meyakini akidah yang benar akan menimbulkan jiwa keberanian. Doktor Anastasia memiliki karakter yang meyakini kepercayaan dan akidah seseorang adalah sesuatu yang tidak bisa dicampuri dengan apapun. Devid memiliki karakter yang meyakini bahwa mengikuti perkata maksiat bukan merupakan jalan menuju kebahagiaan. Pak Joko memiliki karakter yang mengajarkan bahwa dengan sesama umat beragama harus tolong menolong karena itulah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN LOGO……………………………………………………………….i NOTA PEMBIMBING ......................................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ..................................... Error! Bookmark not defined. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............... Error! Bookmark not defined. MOTTO ................................................................................................................. v PERSEMBAHAN................................................................................................. vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii ABSTRAK ............................................................................................................ xi DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 9 D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10 E. Penegasan Istilah ........................................................................................ 10 F.
Kajian Pustaka............................................................................................ 12
G. Metode Penelitian....................................................................................... 15 H. Sistematika Penulisan ................................................................................ 17 BAB II KAJIAN TEORI A. Pengertian Pendidikan Akidah ................................................................... 19 B. Ruang Lingkup Akidah .............................................................................. 24 C. Tingkatan Akidah ....................................................................................... 32 D. Pengertian Novel ........................................................................................ 34
xii
E. Unsur-unsur Pembangun Novel ................................................................. 36
F.
1.
Tema ....................................................................................................... 36
2.
Alur (Plot)............................................................................................... 36
3.
Latar / Setting ......................................................................................... 37
4.
Penokohan .............................................................................................. 37
5.
Point of View atau Sudut Pandang ......................................................... 38
6.
Amanat ................................................................................................... 38
7.
Gaya Bahasa ........................................................................................... 38 Macam-macam Novel ................................................................................ 39
BAB III GAMBARAN UMUM NOVEL BUMI CINTA A. Sinopsis Novel Bumi Cinta ........................................................................ 40 B. Unsur Intrinsik ........................................................................................... 46 C. Biografi Pengarang..................................................................................... 55 BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH A. Keyakinan kepada Allah ............................................................................ 59 B. Keyakinan kepada Malaikat Allah ............................................................. 71 C. Keyakinan kepada Kitab Allah .................................................................. 72 D. Keyakinan kepada Rasulullah .................................................................... 82 E. Keyakinan kepada Hari Akhir .................................................................... 84 F.
Keyakinan kepada Qadha‟ dan Qadar ........................................................ 85
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................ 89 B. Saran........................................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia beberapa tahun terakhir ini banyak menghadapi masalah kekerasan, baik yang bersifat masal maupun yang dilakukan secara individual. Kondisi seperti ini membuat perempuan dan anak-anak menjadi lebih rentan untuk menjadi korban kekerasan. Bentuk kekerasan yang dilakukan bukan hanya kekerasan secara fisik, akan tetapi juga kekerasan terhadap perasaan, kekerasan ekonomi, kekerasan seksual dan yang lainnya. Pelaku kekerasan tidak hanya berasal dari kalangan dewasa, akan tetapi banyak melibatkan kaum remaja dan anak di bawah umur. Dewasa ini tindak pidana perkosaan merupakan kejahatan yang cukup mendapat perhatian di kalangan masyarakat. Banyak ditemui di koran atau majalah maupun saluran televisi berita tentang tindak pidana perkosaan. Kasus perkosaan yang marak terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa pelaku tidak hanya menyangkut pelanggaran hukum, namun terkait pula dengan akibat yang akan dialami oleh korban dan timbulnya rasa takut dalam masyarakat. Tindak kejahatan perkosaan akhir-akhir ini disertai dengan pembunuhan. Seperti kasus yang sedang hangat diperbincangkan yaitu pada bulan Maret 2016 siswi SMP di Bengkulu bernama Yuyun meninggal setelah diperkosa oleh belasan remaja yang sedang mabuk 1
minuman keras. Dalam perjalanannya pulang sekolah, dia dihadang oleh belasan remaja tersebut. Setelah diperkosa ramai-ramai, Yuyun kemudian dibunuh dan mayatnya dibuang ke jurang. Pelakunya kebanyakan masih remaja dan masih berstatus pelajar. Menurut Catatan Tahunan (CATAHU) 2016 Komnas Perempuan, dari kasus kekerasan terhadap perempuan, kekerasan seksual berada di peringkat kedua, dengan jumlah mencapai 2.399 kasus dengan persentase 72 %, pencabulan mencapai 601 kasus dengan persentase 18 %, dan pelecehan seksual mencapai 166 kasus dengan persentase 5 % (http://www.komnasperempuan.go.id/wpcontent/uploads/2016/03/Lembar-Fakta-Catatan-Tahunan-_CATAHU_Komnas-Perempuan-2016.pdf). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa angka kriminal bangsa Indonesia masih sangat tinggi. Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan masyarakat pada umumnya. Krisis moral yang dialami bangsa Indonesia harus dibenahi supaya kasus Yuyun tidak terulang di kemudian hari. Permasalahan tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, akan tetapi membutuhkan peran serta aktif orang tua dalam mengawasi dan membimbing anak-anaknya. Para orang tua harus memberikan pendidikan yang layak untuk pemenuhan hak bagi anak. Selain daripada itu pendidikan juga dimaksudkan untuk pembentukan akhlak, moral, dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma yang
2
berlaku dalam masyarakat serta sesuai dengan nilai-nilai Islami. Untuk mewujudkan hal yang demikian, maka selain pendidikan formal yang diberikan di sekolah-sekolah, seorang anak juga membutuhkan pendidikan akidah yang dapat diajarkan dimana saja, baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan keluarga. Pendidikan akidah adalah pendidikan yang sangat vital dalam dunia pendidikan Islam, karena pendidikan akidah sangat berarti bagi seluruh umat. Pendidikan adalah faktor yang menyiapkan suatu bangsa dalam menghadapi masa mendatang. Maka pendidikan yang berkembang dalam suatu masyarakat mencerminkan bagi masa mendatangnya. Apabila pendidikan dalam suatu bangsa baik, maka baiklah bekasannya. Sebaliknya apabila pendidikan itu tidak berkeadaan baik, maka binasalah umat itu dan kehancuranlah yang akan dihadapinya (Ash Shiddieqy, 2001: 42). Pendidikan yang baik tersebut dapat dicapai salah satunya melalui pendidikan akidah. Arti penting pendidikan akidah yaitu memberi didikan yang baik dalam menempuh jalan kehidupan, menyucikan jiwa lalu mengarahkannya kejurusan yang tertentu untuk mencapai puncak dari sifat-sifat yang tinggi dan luhur agar sampai tingkatan ma‟rifat yang tertinggi (Sabiq, 1991: 19). Akidah adalah masalah fundamental dalam Islam, ia menjadi titik tolak permulaan muslim. Sebaliknya, tegaknya aktivitas keislaman dalam hidup dan kehidupan seseorang itulah yang dapat menerangkan bahwa
3
orang itu memiliki akidah atau menunjukkan kwalitas iman yang ia miliki (Razak, 1993: 120). Manusia hidup atas dasar kepercayaannya. Tinggi rendahnya nilai kepercayaan memberikan corak kepada kehidupan. Atau dengan kata lain, tinggi rendahnya nilai kehidupan manusia tergantung kepada kepercayaan yang dimilikinya. Sebab itulah kehidupan pertama dalam Islam dimulai dengan iman (Razak, 1993: 120). Tuhan telah menetapkan seluruh perkara dan menuntut manusia untuk beriman kepada-Nya. Sedangkan iman adalah akidah yang pasti dan sesuai dengan kenyataan berdasarkan keterangan-keterangan. Akidah tidak akan bisa dicapai oleh setiap keterangan. Ia hanya bisa dicapai oleh keterangan pasti yang tidak dicampuri keraguan pada-Nya (Syaltut, 1986: 83). Islam telah menjadikan tanda bukti akidah pada manusia dengan pengakuan, bahwa Allah itu Esa dan bahwa Muhammad adalah Rasul-Nya (Syaltut, 1986: 17). Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar” (QS. Al-Hujurat: 15).
4
Ayat di atas dan yang senada jumlahnya banyak, menunjukkan bahwa iman yang diterima dan yang benar adalah keyakinan yang tidak dicampuri dengan keraguan dan amalan yang diantaranya berupa jihad dengan harta dan jiwa di jalan Allah SWT. Firman Allah SWT:
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi”. (QS. Az-Zumar: 65). Ayat di atas menunjukkan bahwa segala amal tidak diterima jika tidak bersih dari syirik. Karena itulah perhatian Nabi Muhammad SAW yang pertama kali adalah pelurusan akidah. Hal pertama yang didakwahkan para rasul kepada umatnya adalah menyembah Allah SWT semata dan meninggalkan segala yang dituhankan selain Dia. Akidah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dapat dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran yang sistematik agar dapat mencapai akidah yang kokoh, kuat dan tidak mungkin terobohkan dan dengan akidah yang benar kita dapat menjadi pemimpin dan penuntun umat manusia sedunia dan mendapatkan kebahagiaan di akhirat (Sabiq, 1991: 29).
5
Ada banyak cara untuk menyampaikan pendidikan Akidah, salah satu cara yang digunakan oleh Habiburrahman El-Shirazy lewat karya sastranya yang berupa novel yang berjudul Bumi Cinta. Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy ini adalah sebuah novel tentang perjuangan seorang pemuda Indonesia bernama Muhammad Ayyas yang selalu menjaga teguh aqidah keimanannya. Dia adalah mahasiswa pasca sarjana di Delhi, India yang juga seorang santri salaf. Muhammad Ayyas mendapatkan tugas dari dosen pembimbingnya yaitu Professor Najmuddin untuk melakukan penelitian tentang sejarah Islam di Rusia. Tibalah ia di Rusia dengan disambut oleh teman lamanya yang bernama David. David inilah yang mencarikan apartemen untuk tempat tinggal Ayyas. Dengan alasan keterbatasan budget dan lokasi apartemen yang strategis David hanya bisa mendapatkan sebuah apartmen yang berbagi dengan orang lain. Ternyata teman seapartmennya itu adalah dua orang wanita Rusia yang sangat cantik jelita. Serangkaian masalah bagi Ayyas pun bermula dari sini. Yelena seorang pelacur kelas atas dan Linor seorang pemain biola yang akhirnya diketahui sebagai agen rahasia Mossad adalah dua wanita yang menjadi teman seapartemen Ayyas. Apartmen yang memiliki tiga kamar ini mengharuskan Ayyas harus selalu berinteraksi dengan keduanya di ruang tamu, dapur, dan ruang keluarga. Sugguh ini merupakan godaan
6
keimanan yang dahsyat bagi Ayyas yang mencoba menjaga kesucian dirinya sebagai muslim. Godaan bagi Ayyas tidak hanya sampai di situ, dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Professor Najmuddin tidak bisa melakukan bimbingan kepada Ayyas karena sesuatu hal, dia menyerahkan bimbingan ini kepada asistennya yang bernama Anastasia. Dia adalah seorang gadis muda yang sangat cantik jelita penganut Kristen Ortodoks yang sangat taat. Interaksi yang intens sang asisten dengan Ayyas menimbulkan rasa simpati yang lebih dari hati Anastasia kepada Ayyas. Ketertarikan itu pun kian hari kian menguat. Di lain pihak Yelena tengah dilanda konflik dengan sang mucikari dan Linor sang agen Mossad tengah menyiapkan rencana jahat kepada Ayyas. Linor menyiapkan rekaya fitnah sebuah pengeboman yang diarahkan agar Ayyas sebagi pelakunya. Nuansa romansa memang terasa sangat kental dalam novel ini. Tiap halaman akan kita jumpai gejolak perasaan Ayyas terhadap wanitawanita jelita yang dijumpainya. Itulah ujian iman terbesar bagi Ayyas. Ujian keimanan yang sangat berat bagi siapapun yang menjalani hidup di negeri yang sangat menjunjung tinggi free sex, apalagi bagi seorang pemuda seperti Ayyas yang belum mempunyai istri. Kemanapun kaki melangkah, dia akan terus tergoda oleh wanita-wanita cantik dari Moskwa. Dalam novel ini yang tak kalah menarik adalah cerita tentang ketuhanan. Membaca novel ini kita diyakinkan kembali bahwa Tuhan itu
7
memang benar-benar ada. Tuhan berkuasa atas segala-galanya. Adanya alam semesta lengkap dengan segala aksesorisnya adalah wujud keberadaan Tuhan. Manusia yang paling anti dengan Tuhan pun ketika dalam keadaan sangat kritis tetap mengingat adanya Tuhan. Manusia boleh saja mengingkari adanya Tuhan, tapi hati nurani tetap mengakui bahwa Tuhan itu ada. Dosen Pemikiran Islam IIUM Malaysia Dr. Syamsuddin Arif, MA., di dalam novel Bumi Cinta memberikan komentar sebagai berikut: “Kisah Ayyas mempertahankan imannya sebagai pemuda muslim di tengah kehidupan Moskwa, Rusia yang penuh tantangan itu disajikan dalam novel dengan sangat memukau, indah lagi mengaharukan.” Lili Wong, seorang pemerhati novel keturunan Tionghoa berkomentar sebagai berikut: “Novel yang sangat humanis, cerdas, mengharukan, dan memuat nilai universal.” Irwan Kelana, seorang Redaktur senior harian Nasional Republika memberikan komentar sebagai berikut: “Perpaduan romantisme Shidney Sheldon dan suspens ala Frederick Forsyth. Mengasyikkan sejak baris pertama sampai baris terakhir.” Novel Bumi Cinta merupakan novel yang masih sangat segar dan patut untuk dibaca. Banyak pesan dan hikmah yang terkandung dalam tulisan ini. Kisah keteladanan Ayyas dalam menjaga kehormatannya bersumber dari hadits-hadits Rasulullah sehingga novel ini berisi pesan
8
yang sangat aplikatif. Novel ini sangat direkomendasikan khususnya pada remaja supaya dapat membentengi dirinya dengan iman dan taqwa. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti kandungan akidah yang terdapat dalam novel tersebut, dengan judul “Nilai-nilai Pendidikan Akidah dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy.” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa saja bentuk Pendidikan Akidah yang terdapat dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy? 2. Bagaimana karakter tokoh yang ditampilkan dalam Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bentuk pendidikan akidah yang terkandung dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy. 2. Untuk mendeskripsikan karakter tokoh yang ditampilkan dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy.
9
D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Dapat memperluas khasanah ilmu dalam karya ilmiah terutama dalam bentuk cerita. b. Sebagai wahana pemikiran dalam menetapkan teori-teori yang ada dengan realitas yang ada di masyarakat. 2. Manfaat Praktis a. Dapat memberikan kontribusi bagi pembaca dalam pengajaran terutama memahami makna atau hikmah dalam suatu cerita. b. Dapat memberikan masukan kepada peneliti untuk penelitian selanjutnya. c. Sebagai transformasi nilai pendidikan yang terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari. E. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis menegaskan istilah sebagai berikut: 1. Nilai Pendidikan Akidah Nilai adalah sesuatu yang dipandang baik, disukai, dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau kelompok orang sehingga preferensinya tercermin dalam perilaku, sikap dan perbuatanperbuatannya
(Maslikhah,
2009:
106).
Pengertian
yang
lain
menjelaskan bahwa nilai adalah sesuatu yang dijadikan sebagai
10
panduan dalam hal mempertimbangkan keputusan yang akan diambil kemudian (http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-nilaidan-macam-macam-nilai.html). Pendidikan berasal dari kata “didik” yang berarti ajaran, pimpinan, sedangkan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki
kekuatan
spiritual
keagamaan,
pengendalian
diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Suwarno, 2006: 22). Dalam pembahasan ini, yang dimaksud pendidikan yaitu suatu proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari dalam rangka pembentukan sikap dan kepercayaan agar nantinya menjadi individu yang bermoral. Akidah menurut bahasa berasal dari kata „aqada ya‟qidu „aqdan‟aqidatan yang berarti ikatan, janji dan keyakinan yang mantap (Busyra, 2010: 10). Sedangkan secara istilah terdapat beberapa definisi Akidah, antara lain: a. Menurut Hasan al-Banna (tanpa tahun: 465) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keraguan.
11
b. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy (1978: 21) adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihannya
dan
keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, nilai pendidikan akidah adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang maupun sekelompok orang melalui pengajaran dan latihan berdasarkan akidah yang benar sehingga terbentuk manusia yang taat kepada sang khaliq. 2. Novel Bumi Cinta Novel merupakan karya fiksi yang berbentuk teks naratif (Nurgiyantoro, 2005: 9). Jadi, Novel Bumi Cinta adalah sebuah karya sastra Habiburrahman El-Shirazy berisi tentang perjuangan seorang pemuda yang selalu menjaga teguh keimanannya di tengah kehidupan bebas Negara Rusia. F. Kajian Pustaka Kajian pustaka adalah kegiatan yang meliputi mencari, membaca, dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal, papers, artikel, tesis, dan lain-lain (Sukardi, 2003: 19).
12
Kajian
pustaka
digunakan
sebagai
perbandingan
terhadap
penelitian yang sudah ada baik dari segi kekurangan maupun kelebihan yang telah ada sebelumnya. Dengan kajian pustaka ini diharapkan dapat mempunyai andil yang besar dalam mendapatkan suatu informasi tentang teori yang ada kaitannya dengan judul dalam penelitian ini. Sebelum penulis memperlebar pembahasan tentang nilai-nilai pendidikan aqidah dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy, maka penulis mencoba menelaah buku yang ada untuk dijadikan sebagai perbandingan dan acuan dalam penulisannya. Sebagai acuan dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa kajian pustaka sebagai rumusan berfikir. Beberapa kajian pustaka tersebut diantaranya adalah: Skripsi Siti Zulaicha (STAIN Salatiga) tahun 2012 yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Akhlak pada Novel Hapalan Shalat Delisa Karya Tere Liye”. Nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam skripsi tersebut meliputi nilai pendidikan akhlak terhadap Allah (shalat, dzikir, dan berdoa kepada Allah, ikhlas menerima takdir Allah, tajut akan siksaan Allah dan takut akan kehilangan rahmat Allah); nilai pendidikan akhlak pada diri sendiri yang terdiri dari akhlak mahmudah (sabar, ikhlas, syukur, optimis, tolong menolong, kerja keras dan disiplin) dan akhlak madzmumah (jahil, bandel, berdusta dan pencemburu); akhlak terhadap keluarga (hak kasih sayang suami istri, hak-hak bersama suami istri, birul walidain); serta nilai pendidikan akhlak pada lingkungan (memelihara serta merawat semua ciptaan Allah SWT dengan baik dan bencana alam
13
yang sering terjadi sebenarnya adalah disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri). Skripsi Khusnul Ariefah Budiarti (STAIN Salatiga) tahun 2014 yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel Serial Anakanak Mamak Karya Tere Liye”. Nilai-nilai yang terdapat dalam skripsi tersebut meliputi: nilai pendidikan akidah/keimanan (iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab, iman kepada rasul, iman kepada hari akhir dan iman kepada qadha‟ dan qadar); nilai pendidikan syari‟ah/ibadah (shalat, wudhu, adzan, zakat, khitan, berdoa, menuntut ilmu); nilai pendidikan akhlak yang terdiri dari akhlak kepada Allah (tawakal, ikhlas, khauf, bertaubat, bersyukur), akhlak terhadap diri sendiri (shidiq/jujur, amanah, sabar, khusnudzon, optimis, disiplin, qana‟ah, tanggung jawab, menutup aurat, syaja‟ah, tawadhu‟), akhlak terhadap orang tua (birrul walidain, sopan santun), akhlak terhadap sesama (menjaga silaturrahmi, berbuat adil, menjaga aib, gotong royong, saling memaafkan, peduli), akhlak terhadap lingkungan (menjaga dan tidak merusak, memanfaatkan dengan baik). Skripsi Nurhidayah (IAIN Salatiga) tahun 2015 yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel 99 Cahaya di Langit Eropa (Telaah Kajian dari Aspek Unsur-unsur Pendidikan)”. Nilai-nilai yang terdapat dalam skripsi tersebut antara lain: nilai akidah yang terdiri dari nilai ubudiyah (ajaran untuk selalu beriman kepada Allah dan meyakini adanya malaikat Allah) serta nilai muamalah (ajaran untuk sabar san
14
ikhlas); nilai ibadah (ajaran untuk mendirikan shalat dan perintah untuk puasa ramadhan); nilai pendidikan akhlak (akhlak berbicara yang baik, akhlak berhubungan dengan beda agama, akhlak untuk saling memaafkan, dan akhlak untuk saling tolong menolong). Berdasarkan beberapa kajian pustaka yang telah ada, peneliti belum menemukan judul yang sama dengan yang akan peneliti ajukan yaitu Nilai-nilai Pendidikan Akidah dalam Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy. Dengan demikian masalah yang diangkat dalam penelitian ini memiliki unsur pembaharuan. G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan dalam penelitian kepustakaan (library research) karena data yang diteliti berupa naskah-naskah, atau majalah-majalah
yang
bersumber
dari
khasanah
kepustakaan
(Arikunto, 2010: 54). 2. Objek Penelitian Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pesan nilainilai aqidah dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dan wawancara. Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
15
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274). Sedangkan metode wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam. Dalam hal ini peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada Habiburrahman ElShirazy seputar novel Bumi Cinta. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. a. Data Primer Sumber
data
primer
adalah
data
yang
langsung
dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya (Suryabrata, 2009: 39). Sumber data primer dari penelitian ini adalah novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy. b. Data Sekunder Sumber data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial (Saraswati, 2011: 65). Data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku
yang
mempunyai
relevansi
untuk
memperkuat
argumentasi dan melengkapi hasil penelitian ini diantaranya adalah Dienul Islam, Akidah Islam (Ilmu Tauhid), Islam Akidah dan
16
Syari‟ah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, dan lain sebagainya serta hasil wawancara yang telah dilakukan dengan penulis. 4. Metode Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara pengorganisasian data kategori dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain (Sugiono, 2007: 89). Untuk menganalisis Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy, penulis menggunakan content analysis, yaitu teknik penelitian untuk membuat referensi data yang valid dan dapat diulang ke konteks aslinya (Sarosa, 2012: 70). Langkah-langkah dalam content analysis dimulai dengan peneliti menyusun satu set kategori (juga disebut kode) untuk mengelompokkan
kata
dan
frase.
Kode
tersebut
kemudian
diaplikasikan ke teks. Setelah keseluruhan teks diklasifikasikan ke kode atau criteria tadi, berbagai alat statistic dapat digunakan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa content analysis adalah metode kuantitatif untuk menganalisis data kualitatif (Sarosa, 2012: 70). H. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini disusun dengan menggunakan uraian yang sistematis untuk memudahkan pengkajian dan pemahaman terhadap persoalan yang ada. Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut:
17
Bab I Pendahuluan, terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Penegasan Istilah, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. Bab II Tinjauan Teoritik tentang Novel dan Pendidikan Aqidah, terdiri dari: Pengertian Pendidikan Akidah, Ruang Lingkup Akidah, Tingkatan Akidah, Pengertian Novel, Unsur-unsur Pembangun Novel, Macam-macam Novel. Bab III Gambaran Umum Novel Bumi Cinta, terdiri dari: Sinopsis Novel Bumi Cinta, Unsur Intrinsik Novel Bumi Cinta dan Unsur Ekstrinsik Novel Bumi Cinta. Bab IV Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akidah Novel Bumi Cinta Karya Habiburrahman El-Shirazy. Bab V Penutup, berisi tentang: Kesimpulan dan Saran.
18
BAB II
KAJIAN TEORI A. Pengertian Pendidikan Akidah Pendidikan akidah berasal dari dua suku kata, yaitu pendidikan dan akidah. Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani Paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan dengan educate yang berarti mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual (Suwarno, 2006: 19). Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan yaitu: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri,
kepribadian,
kecerdasan,
akhlak
mulia,
serta
ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.” Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat
dan
kebudayaan.
Dengan
demikian,
bagaimanapun
sederhananya peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau
19
berlangsung suatu proses pendidikan. Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban umat manusia. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia melestarikan hidupnya (Syam dkk, 1981: 2). Beberapa definisi pendidikan menurut para ahli (Suwarno, 2006: 20) adalah sebagai berikut: 1. George F. Kneller, pendidikan memiliki arti luas dan sempit. Dalam arti luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi perkembangan jiwa, watak, ataupun kemauan fisik individu. Dalam arti sempit, pendidikan adalah suatu proses mentransformasikan pengetahuan, nilai-nilai, dan ketrampilan dari generasi ke generasi, yang dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, pendidikan tinggi, atau lembaga-lembaga lain. 2. John Dewey, memandang pendidikan sebagai sebuah rekonstruksi atau reorganisasi pengalaman agar lebih bermakna, sehingga pengalaman tersebut
dapat
mengarahkan
pengalaman
yang
akan
didapat
berikutnya. 3. John S. Brubacher, pendidikan adalah proses pengembangan potensi, kemauan, dan kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik, didukung dengan alat (media) yang disusun sedemikian rupa,
20
sehingga pendidikan dapat digunakan untuk menolong orang lain atau dirinya sendiri dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. 4. Carter V. Good, pendidikan adalah: pertama, keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentukbentuk tingkah laku lainnya yang bernilai positif dalam masyarakat di tempat hidupnya; kedua, proses sosial dimana seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khusus yang datang dari sekolah), sehingga orang tersebut bisa mendapat atau mengalami perkembangan kemampuan sosial maupun kemampuan individual secara optimal. 5. Driyarkara, inti pendidikan adalah pemanusiaan manusia muda. Pada dasarnya pendidikan adalah pengembangan manusia muda ke taraf insani. 6.
Ki
Hajar
Dewantara,
pendidikan
merupakan
tuntutan
bagi
pertumbuhan anak-anak. Artinya, pendidikan menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada diri anak-anak, agar mereka sebagai manusia sekaligus sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Dari beberapa definisi tersebut dapat diketahui bahwa pendidikan adalah usaha atau proses untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya serta memberikan nilai-nilai dalam rangka pembentukan sikap dan kepercayaan seseorang dalam keberlangsungan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
21
Sedangkan akidah (ُذَح١ْ )اَ ٌْؼَ ِمmenurut bahasa Arab (etimologi) berasal dari „aqada-ya‟qidu-uqdatan wa „aqidatan artinya ikatan atau perjanjian. Kata al-„aqdu (ُ )اَ ٌْؼَ ْمذyang berarti ikatan, at-tautsiqu (ُْك١ ِثٛ ْ َّ)اٌَز yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkamu (َُحىَب ْ إل ِ )َا yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabtu bi quwwah ( ُاٌشثْط َّ
َِّحُٛ )ثِمyang berarti mengikat dengan kuat (Yazid, 2006: 27). Ahli bahasa memberi definisi tentang akidah (Anshari, 1992: 90) ialah:
ُْش١ِّ َاٌض َّ ٚ ُِْٗ اٌْمٍَْت١ٍَََِب ػَ ِمذَ ػ “Yang dengan dia diikatkan hati dan perasaan halus manusia.”
َُٖػزَ َمذ ْ َاٚ ُْ ٓ ثِِٗ اٌْب ِء ْٔغَب َ َّ٠ََِب َرذ “Yang dijadikan agama oleh manusia dan dijadikannya pegangan” Definisi akidah yang lainnya yaitu: 1. Menurut Hasan al-Banna (tanpa tahun: 465)
ْٛرىٚ بٔفغهٙ١ٌرطّئٓ اٚ بلٍجهٙصذق ث٠ ْدت أ٠ ٝساٌزِٛ األٟ٘اٌؼمبئذ خبٌطٗ شه٠الٚ ت٠ّبصخٗ س٠ٕبػٕذن ال١م٠ Akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini keberadaannya oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan.
2. Menurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy (1978: 21)
22
اٌفطشحٚ اٌغّغٚ ًذ اٌّغٍّخثبٌؼم١٘باٌحك اٌجذ٠ػخِٓ لضبّٛ ِدٟ٘ذح١اٌؼم ٛثجٚ د٘بٛخٛب لبطؼب ثٙبصذسٖ خبصِبثصحزٙ١ٍ ػٕٝث٠ٚ ٗب اإلٔغبْ لٍجٙ١ٍؼمذػ٠ ْ أثذاٛى٠ٚصح أ٠ ٗٔبأٙ خالفٜش٠ب الٙر Akidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan kebenarannya
secara
pasti
dan
ditolak
segala
sesuatu
yang
bertentangan dengan kebenaran itu. Sedangkan ulama‟ fiqh mendefinisikan akidah sebagai sesuatu yang diyakini dan dipegang teguh, sukar sekali untuk diubah. Ia beriman berdasarkan dalil-dalil yang sesuai dengan kenyataan, seperti beriman kepada Allah Swt, para Malaikat Allah, Kitab-kitab Allah, dan Rasul-rasul Allah, adanya kadar baik dan buruk, dan adanya hari akhir (Ahmad, 2008: 116). Berdasarkan pengertian pendidikan dan akidah di atas dapat penulis simpulkan bahwa pendidikan akidah adalah suatu proses usaha yang berupa bimbingan, pengarahan, pembinaan kepada manusia agar nantinya dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan akidah Islam yang
telah
diyakini
secara
menyeluruh,
mengembangkan
dan
memantapkan kemampuannya dalam mengenal Allah, serta menjadikan akidah Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya dalam berbagai kehidupan baik pribadi, keluarga, maupun kehidupan masyarakat demi kemaslahatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan akhirat dengan dilandasi oleh keyakinan kepada Allah semata. 23
B. Ruang Lingkup Akidah Akidah dalam pembahasan ini ditautkan dengan rukun iman yang menjadi asas seluruh ajaran Islam. Kedudukannya sangat sentral dan fundamental, oleh karena itu menjadi asas dan sekaligus sangkutan atau gantungan segala sesuatu dalam Islam (Ali, 1998: 199). Asas seluruh ajaran Islam tersebut jumlahnya ada enam, yaitu: 1. Keyakinan Kepada Allah Pokok utama agama Islam ialah bahwa kita harus mengenal Allah, yakni kita wajib percaya bahwasanya Dialah Tuhan yang sesungguhnya, dan tidak ada Tuhan lain yang patut disembah kecuali Dia, Allah Yang Maha Pencipta Dialah yang mesti Ada, Yang awal dan tiada bermula dan yang akhir tiada berkesudahan, tiada sesuatupun yang menyerupai-Nya, Maha Esa dalam Ketuhanan-Nya, sifat-Nya maupun af‟al (pekerjaan) Nya, Yang Maha Hidup lagi berdiri sendiri, Maha Mendengar dan Maha Melihat, Maha Kuasa atas segala sesuatu (Munir dan Sudarsono, 2001: 1). Menurut Osman Raliby ajaran Islam tentang Kemaha Esaan Tuhan (Ali, 1998: 202) adalah sebagai berikut:
a. Allah Maha Esa dalam Zat-Nya Kemaha Esaan Allah dalam Zat-Nya dapat dirumuskan dengan kata-kata bahwa Zat Allah tidak sama dan tidak dapat
24
dibandingkan dengan apapun juga. Dia berbeda dalam segalagalanya. Keyakinan kepada Zat Allah Yang Maha Esa seperti itu mempunyai konsekuensi. Konsekuensinya adalah bagi umat Islam yang mempunyai akidah demikian, setiap atau segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh pancaindera mempunyai bentuk tertentu, tunduk pada ruang dan waktu, hidup memerlukan makanan dan minuman seperti manusia biasa, mengalami sakit dan mati, lenyap dan musnah, bagi seorang muslim bukanlah Allah, Tuhan Yang Maha Esa. b. Allah Maha Esa dalam Sifat-sifat-Nya Kemahaesaan Allah dalam sifat-sifat-Nya ini mempunyai arti bahwa sifat-sifat Allah penuh kesempurnaan dan keutamaan, tidak ada yang menyamai-Nya. Sifat-sifat Allah itu banyak dan tidak dapat diperkirakan. Namun demikian, dari al-Qur‟an dapat diketahui sembilan puluh sembilan (99) nama sifat Tuhan yang biasanya disebut al-Asma‟ul Husna. Di dalam Ilmu Tauhid, dijelaskan dua puluh sifat Tuhan, yang disebut dengan Sifat Dua Puluh, yaitu: Ada, Awal (tidak ada permulaan-Nya), Kekal (Abadi tidak berkesudahan), Berbeda dengan segala ciptaan-Nya (yang baru), Berdiri sendiri, Maha Esa, Maha Kuasa, Berkehendak, Maha Mengetahui, Hidup, Maha Mendengar, Maha Melihat, Maha Berkata-kata,
Dalam
Keadaan
Berkuasa,
Dalam
Keadaan
Berkemauan, Dalam Keadaan Berpengetahuan, Dalam Keadaan
25
Hidup, Dalam Keadaan Mendengar, Dalam Keadaan Melihat, dan Dalam Keadaan Berkata-kata. c. Allah Maha Esa dalam Perbuatan-perbuatan-Nya Allah
Maha
Esa
dalam
perbuatan-perbuatan-Nya
mengandung arti bahwa kita meyakini Tuhan Yang Maha Esa tiada tara dalam melakukan sesuatu, sehingga hanya Dialah yang dapat berbuat menciptakan alam semesta ini. Perbuatan-Nya itu unik, lain dari yang lain, tiada taranya dan tidak sanggup pula manusia menirunya. d. Allah Maha Esa dalam Wujud-Nya Menurut keyakinan Islam, Allah Maha Esa. Demikian EsaNya sehingga wujudnya tidak dapat disamakan dengan alam atau bagian-bagian alam yang merupakan ciptaan-Nya ini. EksistensiNya wajib, karena itu Dia disebut wajibul wujud. Pernyataan ini mempunyai makna bahwa hanya Allahlah yang abadi dan wajib eksistensi atau wujud-Nya. Selain dari Dia, semuanya mumkinul wujud. Artinya boleh (mungkin) ada, boleh (mungkin) tiada seperti eksistensi manusia dan seluruh alam semesta ini yang pada waktunya pasti akan mati atau hancur binasa.
e. Allah Maha Esa dalam Menerima Ibadah Ini berarti bahwa hanya Allah sajalah yang berhak disembah dan menerima ibadah. Hanya Dialah satu-satunya yang
26
patut dan harus disembah dan hanya kepada-Nya pula kita meminta pertolongan. Yang dimaksud dengan ibadah adalah segala perbuatan manusia yang disukai Allah, baik dalam kata-kata terucapkan maupun dalam bentuk perbuatan-perbuatan lain, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan. f. Allah Maha Esa dalam Menerima Hajat dan Hasrat Manusia Artinya, bila seorang manusia hendak menyampaikan maksud, permohonan atau keinginannya langsunglah sampaikan kepada-Nya, kepada Allah sendiri tanpa perantara atau media apa pun namanya. Tidak ada system rahbaniyah atau kependetaan dalam Islam. Semua manusia, kecuali para Nabi dan Rasul, mempunyai kedudukan yang sama dalam berhubungan langsung dengan Tuhan Yang Maha Esa. g. Allah Maha Esa dalam Memberi Hukum Allah adalah satu-satunya pemberi hukum tertinggi. Dia memberi hukum kepada alam dan juga kepada umat manusia bagaimana mereka harus hidup di bumi-Nya ini sesuai dengan ajaran-ajaran dan kehendak-Nya yang dengan sendirinya sesuai pula dengan hukum-hukum yang berlaku di alam semesta dan watak manusia, yang semuanya itu adalah ciptaan Allah. 2. Keyakinan kepada Malaikat Allah Allah yang Mahakuasa itu menciptakan jenis makhluk yang bernama Malaikat, dari nur atau cahaya. Para Malaikat itu tidak sama
27
dengan kita (manusia) baik sifat, bentuk dan pekerjaannya. Mereka bukan laki-laki dan bukan perempuan, tidak makan dan tidak minum, tidak tidur dan tidak mampu terlihat oleh mata biasa. Kita wajib percaya, bahwa Allah SWT. mempunyai banyak Malaikat sebagai makhluk-Nya yang lain. Mereka itu adalah pesuruhpesuruh Allah, yang mengurus segala pekerjaan yang diperintahkan oleh-Nya, tanpa pernah membantah sedikitpun. Malaikat adalah hamba-hamba Allah yang dimuliakan (Munir dan Sudarsono, 2001: 23). Adapun Malaikat yang wajib kita ketahui ada 10 berikut tugasnya, yaitu: a. Malaikat Jibril, tugasnya menyampaikan wahyu kepada para Rasul. b. Malaikat Mikail, tugasnya menurunkan hujan dan membagi rezeki. c. Malaikat Israif, tugasnya meniup sangkakala (terompet) pada hari kiamat. d. Malaikat Izrafil, tugasnya mencabut nyawa sekalian makhluk. e. Malaikat Raqib, tugasnya mencatat amal baik manusia. f. Malaikat Atid, tugasnya mencatat amal buruk manusia. g. Malaikat Munkar dan Nakir, tugasnya memeriksa manusia di alam kubur. h. Malaikat Ridwan, tugasnya menjaga surga. i. Malaikat Malik, tugasnya menjaga neraka. 3. Keyakinan kepada Kitab-kitab Allah
28
Keyakinan kepada kitab-kitab suci merupakan Rukun Iman ketiga. Kitab-kitab suci itu memuat wahyu Allah. Wahyu adalah firman Allah yang disampaikan malaikat Jibril kepada para Rasul-Nya. Firman itu mengandung ajaran, petunjuk, pedoman yang diperlukan oleh manusia dalam perjalanan hidupnya di dunia ini menuju akhirat (Ali, 1998: 213). Adapun kitab-kitab tersebut (Munir dan Sudarsono, 2001: 24) perinciannya sebagai berikut: a. 60 shuhuf diturunkan kepada Nabi Tsits (Sis) as. b. 30 shuhuf diturunkan kepada Nabi Ibrahim as. c. 10 shuhuf diturunkan kepada Nabi Musa as. d. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa as. e. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud as. f. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa as. g. Kitab al-Qur‟an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. 4. Keyakinan kepada Nabi dan Rasul Yakin kepada para Nabi dan Rasul merupakan Rukun Iman keempat. Di dalam buku-buku Ilmu Tauhid disebutkan bahwa antara Nabi dan Rasul ada perbedaan tugas utama. Para Nabi menerima tuntunan berupa wahyu, akan tetapi tidak mempunyai kewajiban menyampaikan wahyu itu kepada umat manusia. Rasul adalah utusan Tuhan yang berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada umat manusia (Ali, 1998: 220).
29
Para Nabi dan Rasul tersebut pada hakikatnya adalah sama seperti manusia pada umumnya. Mereka makan, minum, beristri, beranak, berniaga, dan sebagainya. Hanya bedanya mereka adalah manusia-manusia pilihan Allah yang menerima wahyu dari-Nya (Munir dan Sudarsono, 2001: 27). Sepanjang sejarah manusia, selalu saja ada orang yang memberi peringatan kepada mereka agar manusia senantiasa berada di jalan yang benar. Yang memberi peringatan itu adalah Nabi dan Rasul. Jumlah mereka ada banyak. Namun, berapa jumlahnya yang pasti tidaklah diketahui. Menurut Hasbi Ash Shiddieqy jumlah para Rasul yang pernah diutus Allah untuk memimpin manusia 313 orang, sedang jumlah para Nabi 124.000 orang. Di dalam al-Qur‟an disebutkan bahwa jumlah Nabi adalah 25 orang (Ali, 1998: 221). 25 Nabi tersebut yaitu: Nabi Adam as, Nabi Idris as, Nabi Nuh as, Nabi Hud as, Nabi Shalih as, Nabi Ibrahim as, Nabi Luth as, Nabi Isma‟il as, Nabi Ishaq as, Nabi Ya‟qub as, Nabi Yusuf as, Nabi Ayyub as, Nabi Syu‟aib as, Nabi Musa as, Nabi Harun as, Nabi Ilyasa‟ as, Nabi Zulkifli as, Nabi Daud as, Nabi Sulaiman as, Nabi Ilyas as, Nabi Yunus as, Nabi Zakariya as, Nabi Yahya as, Nabi Isa as, dan Nabi Muhammad Saw.
5. Keyakinan kepada Hari Kiamat Rukun Iman yang kelima adalah keyakinan kepada hari kiamat. Hari kiamat adalah hari paling akhir yang akan menutup usia dunia ini,
30
tidak ada lagi siang dan malam setelah itu. Pada saat itu, sekalian makhluk Allah akan binasa, kemudian seluruh manusia akan dibangkitkan kembali untuk diperiksa semua amal masing-masing, yang baik dan yang buruk (Munir dan Sudarsono, 2001: 28). Kita wajib percaya akan datangnya hari itu dan segala yang bakal terjadi di dalamnya, seperti kehancuran segala sesuatu. Begitu juga segala yang telah dijelaskan oleh Rasulullah SAW. kepada kita, seperti adanya alam kubur, mahsyar, hisab (perhitungan) amal, pembalasan, neraka, surga, dan sebagainya (Munir dan Sudarsono, 2001:29). Keyakinan kepada hari kiamat ini membuat manusia terbagi kedalam tiga kategori. Kategori pertama adalah manusia yang tidak percaya kepada hari akhirat dan memandang kehidupan di dunia ini sebagai satu-satunya kehidupan. Kategori kedua adalah manusia yang tidak menyangkal hari akhirat, tetapi bergantung kepada campur tangan atau bantuan pihak lain untuk mensucikan diri atau menebus dosa-dosanya. Kategori ketiga adalah manusia-manusia yang yakin pada hari akhirat sebagaimana diterangkan dalam ajaran Islam. Orang yang yakin akan adanya hari akhirat dan yakin pula bahwa ia bertanggung jawab terhadap segala perbuatan yang dilakukannya, memperoleh pengawasan dalam dirinya setiap saat ia menyimpang dari jalan yang benar (Ali, 1998: 228).
31
Kesadaran akan adanya pengawasan di dalam dirinya itu membuat manusia menjadi takwa dan takut kepada Allah walaupun tidak ada orang lain yang menyaksikan perbuatannya. Ia akan melaksanakan kewajibannya dengan jujur dan tidak suka melakukan perbuatan-perbuatan terlarang. Seandainya pun ia tergelincir pada suatu waktu dan melanggar ketentuan Allah, ia senantiasa siap untuk bertobat dan bertekad tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi (Munir dan Sudarsono, 2001: 229). 6. Keyakinan kepada Qadha‟ dan Qadar (Takdir) Segala yang telah terjadi, sedang terjadi, dan yang akan terjadi, semua telah ditentukan oleh Allah Swt baik maupun buruk. Kita waib percaya bahwasanya Allah menjadikan segala sesuatu dengan rencananya. Perintah-Nya pasti dan tentu. Segala sesuatu ditentukan sebelum terjadinya menurut kehendaknya. Dengan demikian, segala amalan hamba Allah itu sebenarnya terlaksana menurut qadha‟ dan qadar dari Allah. Namun demikian, manusia diberi hak untuk berikhtiar sekuat tenaga, meskipun ketentuan akhir berada di tangan-Nya. Dengan kata lain, manusialah yang berusaha, tetapi Allah yang menentukan (Munir dan Sudarsono, 2001: 37). C. Tingkatan Akidah Akidah atau iman yang dimiliki seseorang tidak selalu sama dengan yang dimiliki orang lain, ia memiliki tingkatan-tingkatan tertentu
32
tergantung pada upaya orang itu. Pada dasarnya, iman itu berkembang. Ia bisa tumbuh subur atau sebaliknya, kalau tidak dipelihara akan berkurang, mengecil atau bahkan hilang sama sekali. Tingkatan-tingkatan
akidah
tersebut
(http://www.lentera-
kita.com/2015/05/tingkatan-tingkatan-aqidah-islam.html) adalah: 1. Tingkat taqlid, yaitu tingkat di mana keyakinan didasarkan atas pendapat orang yang diikutinya tanpa difikirkan lagi. 2. Tingkat yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas bukti dan dalil yang jelas, tetapi belum sampai menemukan hubungan yang kuat antara objek keyakinan dengan dalil yang diperolehnya, sehingga memungkinkan orang terkecoh oleh sanggahan-sanggahan atau dalildalil lain yang lebih rasional dan mendalam. 3. Tingkat ainul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil
rasional,
ilmiah
dan
mendalam,
sehingga
mampu
membuktikan hubungan antara objek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi yang rasional terhadap sanggahan-sanggahan yang datang, sehingga tidak mungkin terkecoh oleh argumentasi lain yang dihadapkan kepadanya. 4. Tingkat haqul yakin, yaitu tingkat keyakinan yang di samping didasarkan atas dalil-dalil rasional, ilmiah dan mendalam, dan mampu membuktikan hubungan antara objek keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi yang rasional dan selanjutnya
33
dapat menemukan dan merasakan keyakinan tersebut melalui pengalaman agamanya. D. Pengertian Novel Karya sastra merupakan wujud ungkapan perasaan pengarang. Seperti juga karangan lain, karya sastra dibuat pengarang dengan maksud untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada pembacanya. Hanya karena sifat dasarnya yang berbeda dengan karangan lain, maka sesuatu yang dikomunikasikan tersebut juga berbeda. Dunia kesusastraan secara garis besar mengenal tiga jenis teks sastra, yaitu teks naratif (prosa), teks monolog (puisi), dan teks dialog (drama). Salah satu ragam prosa adalah novel. Novel berasal dari bahasa Italia yaitu novella yang dalam bahasa Jerman novelle. Secara harfiah novella berarti sebuah barang baru yang kecil (Nurgiyantoro, 2005: 10). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), novel adalah karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap perilaku. Novel merupakan bentuk pengungkapan dengan cara langsung, tanpa meter atau rima dan irama yang teratur (Aziez dan Hasim, 2010: 1). Bahasa yang digunakan dalam novel adalah bahasa sehari-hari, sehingga tidak ada kesulitan yang berarti dalam membacanya. Novel bersifat naratif, artinya ia lebih bersifat bercerita daripada memperagakan. Ciri ini yang membedakan novel dari drama. Selain itu,
34
novel memiliki apa yang disebut dengan tokoh, perilaku, dan plot. Dengan kata lain, novel melibatkan sejumlah orang yang melakukan sesuatu dalam suatu konteks total yang diatur atau dirangkai dalam urutan logis (Aziez dan Hasim, 2010: 3). Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik (intrinsic) adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur-unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra. Unsur intinsik sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta membangun cerita. Kepaduan antarberbagai unsur intrinsik inilah yang membuat sebuah novel berwujud. Unsur-unsur ini terdiri dari: peristiwa, cerita, plot, penokohan, tema, alur, sudut pandang, gaya bahasa, dan amanat Unsur ekstrinsik (extrinsic) adalah unsur-unsur yang berada diluar karya sastra itu, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra. Atau, secara lebih khusus ia dapat dikatakan sebagai unsur-unsur yang mempengaruhi bangun cerita sebuah karya sastra, namun sendiri tidak ikut menjadi bagian di dalamnya. Walau demikian, unsur ekstrinsik cukup berpengaruh terhadap totalitas bangun cerita yang dihasilkan. Oleh karena itu, unsur ekstrinsik sebuah novel haruslah tetap dipandang sebagai sesuatu yang penting. Unsur ekstrinsik novel meliputi: biografi pengarang, situasi dan kondisi, serta nilai-nilai dalam cerita (Nurgiyantoro, 2005: 23).
35
E. Unsur-unsur Pembangun Novel Beberapa struktur novel dibentuk oleh unsur-unsur (Nurgiyantoro, 2012: 68) sebagai berikut: 1. Tema
Tema (theme) menurut Stanton (1965:20) dan Kenny (1966:88), adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita.Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantik dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan. Tema disaring dari motif-motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya peristiwa-peristiwa, konflik, dan situasi tertentu. Untuk menemukan tema sebuah karya fiksi, ia haruslah disimpulkan dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagianbagian tertentu cerita. 2. Alur (Plot) Alur (plot) adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Penampilan peristiwa demi peristiwa yang hanya mendasarkan diri pada urutan waktu saja belum merupakan plot. Agar menjadi sebuah plot, peristiwa-peristiwa itu haruslah diolah dan disiasati secara kreatif, sehingga hasil pengolahan dan penyiasatannya itu sendiri
36
merupakan sesuatu yang indah dan menarik, khususnya dalam kaitannya dengan karya fiksi yang bersangkutan secara keseluruhan. 3. Latar / Setting Latar / Setting bisa diartikan sebagai landas tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat
terjadinya
peristiwa-peristiwa
yang
diceritakan.
Latar
memberikan pijakan cerita secara konkret dan jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis kepada pembaca, menciptakan suasana tertentu yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi. 4. Penokohan Penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Sedangkan istilah “tokoh” menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. Dalam novel tersebut, kita dapat mengamati karakter setiap tokoh. Ada beberapa cara yang dapat dipergunakan oleh pengarang untuk melukiskan watak, rupa, atau pribadi para tokoh tersebut (Kosasih, 2012: 66) antara lain: a. Physical description (melukiskan bentuk lahir dari pelakon) b. Portrayal of thought stream or of conscious thought (melukiskan jalan pikiran pelakon atau apa yang melintas dalam pikirannya) c. Reaction to event (melukiskan bagaimana reaksi pelakon itu terhadap kejadian-kejadian)
37
5. Point of View atau Sudut Pandang Point of View atau Sudut Pandang, menyaran pada cara sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. Dengan demikian, sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, teknik, siasat, yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan dan ceritanya. Secara garis besar, sudut pandang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sudut pandang persona pertama “aku” dan sudut pandang persona ketiga “dia”. Namun dewasa ini dapat kita jumpai adanya beberapa novel Indonesia yang mempergunakan dua sudut pandang “aku” dan “dia” secara bergantian. Yang demikian itu dinamakan dengan sudut pandang campuran. 6. Amanat Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui karyanya itu (Kosasih, 2012: 70). Secara umum moral menyaran pada pengertian (ajaran tentang) baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila. 7. Gaya Bahasa Gaya Bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana
persuasif
serta
merumuskan 38
dialog
yang
mampu
memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh (Kosasih, 2012: 71). F. Macam-macam Novel Menurut Muchtar Lubis cerita novel ada bermacam-macam (Tarigan, 2008: 165) antara lain: 1. Novel avonuter adalah bentuk novel yang dipusatkan pada seorang lakon atau tokoh utama. Ceritanya dimulai dari awal sampai akhir para tokoh mengalami rintangan-rintangan dalam mencapai maksudnya. 2. Novel psikologi adalah novel yang penuh dengan peristiwa-peristiwa kejiwaan para tokoh. 3. Novel detektif adalah novel yang merupakan cerita pembongkaran rekayasa kejahatan untuk menangkap pelakunya dengan cara penyelidikan secara tepat dan cermat. 4. Novel politik atau sosial adalah bentuk cerita tentang kehidupan golongan dalam masyarakat dengan segala permasalahannya. 5. Novel kolektif adalah novel yang menceritakan pelaku secara komplek (menyeluruh)
39
BAB III
GAMBARAN UMUM NOVEL BUMI CINTA A. Sinopsis Novel Bumi Cinta Bumi Cinta adalah sebuah novel pembangun jiwa karya novelis nomor satu di Indonesia, Habiburrahman El-Shirazy. Novel yang terdiri dari empat puluh bab ini mengambil setting di Moskwa Rusia. Secara keseluruhan, novel ini menegaskan bahwa hidup di negara bebas dan penduduknya sangat minim memeluk agama memerlukan perjuangan yang kuat dalam mempertahankan iman dan kesucian tubuh. Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang santri salaf yang bernama Muhammad Ayyas, mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Madinah dan mempunyai tugas riset S2 tentang sejarah Islam di Rusia yang fokus pada kehidupan umat Islam Rusia pada masa pemerintahan Stalin. Moskwa saat itu sedang dalam keadaan musim dingin. Butiranbutiran salju berjatuhan dari langit Moskwa. Salju yang turun perlahan dan dingin tidak menghalangi arus lalu lalang orang-orang di bandara Sheremetyevo. Tampak dua orang pemuda berwajah Asia Tenggara saling bercengkrama satu sama lain, mereka adalah Ayyas dan Devid. Ayyas dijemput oleh Devid, sahabat SMP nya dulu. Mereka sudah hampir Sembilan tahun tidak bertemu. Tidak lama kemudian mereka bergegas menaiki taksi dan menuju ke sebuah apartemen yang telah disewakan oleh
40
Devid untuk Ayyas selama melakukan penelitian dalam beberapa bulan kedepan. Tanpa Ayyas duga sebelumnya, ternyata ia satu apartemen dengan dua orang nonik Rusia yang sangat cantik. Mereka adalah Yelena dan Linor. Padahal sejak dari kecil Ayyas tidak terbiasa dengan hal semacam itu, ia lemah terhadap perempuan cantik. Ia sangat taat beragama dan ia takut imannya akan runtuh apabila tinggal bersama mereka. Namun menurut Devid, itulah yang terbaik untuk Ayyas. Devid menjelaskan secara detail alasan mengapa ia memilih apartemen tersebut. Setelah mendengar penjelasan Devid, Ayyas pun mengerti dan mengikuti apa yang dikatakan Devid. Sejak saat itulah perjalanan hidup Ayyas dipenuhi dengan banyak godaan. Mulai dari cara berpakaian mereka, sikap, sampai perkataan Linor yang sering kali mengejak agama Islam. Belum lagi Anastasia Palazzo asisten professor Tomski berparas menawan yang membimbingnya dalam membuat tesis. Ayyas merasa ujian ini sangat berat baginya. Setelah cukup lama tinggal satu apartemen dengan dua orang nonik Rusia, Ayyas sangat terkejut karena ternyata kedua orang itu bukanlah orang baik-baik. Suatu hari Ayyas memergoki Linor sedang melakukan perzinaan di ruang tamu apartemen bersama seorang anggota mafia Rusia. Mahkan mafia itu terang-terangan mengajak Ayyas untuk berzina bersama mereka. Namun Ayyas meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya tanpa menghiraukan mereka. Kemudia Ayyas menyalakan laptopnya dan
41
memutar lantunan ayat suci al-Qur‟an dengan suara keras. Karena merasa terganggu, mafia tersebut memaki Ayyas sampai timbul perkelahian diantara mereka. Akhirnya mafia tersebut kalah dan meninggal. Tidak hanya itu, ternyata Linor adalah seorang Zionis Israel yang sangat membenci Islam. Tidak lama setelah itu, Ayyas mengetahui bahwa Yelena adalah seorang pelacur kelas kakap di Moskwa dan Yelena adalah seorang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Linor semakin membenci Ayyas, banyak sekali cara yang ia lakukan untuk menghancurkan keimanan seorang Ayyas. Berbagai cara ia lakukan untuk menjebak Ayyas. Mulai dari berpakaian sangat tidak wajarar di depan Ayyas, masuk ke kamar Ayyas secara diam-diam, bahkan menjebak Ayyas agar menjadi tersangka utama peledakan hotel. Namun dari sekian banyak cara, tidak ada satupun cara yang berhasil meruntuhkan benteng keimanan Ayyas. Suatu ketika, Yelena mengalami suatu kejadian yang sangat tidak manusiawi. Ia disiksa dan dibuang begitu saja dijalanan oleh pelanggannya. Saat itu salju turun begitu lebat. Badan Yelena terasa hancur dan sama sekali tidak bisa ia gerakkan. Saat itu Yelena sedang berada di ujung kematian. Tidak ada seorang pun yang menolongnya. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan dan pada siapa ia harus minta tolong. Tanpa ia sadari ia mengingat Tuhan. Dalam hatinya ia memanggil nama Tuhan, ia meminta pertolongan kepada Tuhan dengan meneteskan air mata. Tubuh Yelena semakin tertimbun oleh salju. Tiba-tiba ada seorang
42
ibu yang melihatnya, ibu tersebut meminta bantuan kepada orang-orang untuk menolong Yelena, namun tak ada seorang pun yang mau membantunya. Tak lama kemudian ada seorang pemuda yang mau membantu, ia adalah Muhammad Ayyas yang kebetulan lewat disana. Akhirnya Yelena dilarikan ke rumah sakit terdekat. Yelena berterima kasih kepada Ayyas karena berkat Ayyas ia dapat selamat. Namun Ayyas mengatakan bahwa yang menolongnya itu bukanlah Ayyas, tetapi itu adalah keajaiban Tuhan. Sejak saat itulah Yelena mulai percaya akan adanya Tuhan. Di sisi lain, Linor harus dikejutkan dengan sebuah kenyataan tentang siapa dirinya sebenarnya. Linor adalah keturunan Palestina, bukan keturunan Yahudi asli. Ia juga hanya seorang anak angkat. Ia mengetahui semua hal itu dari Medame Ekaterina yang selama ini ia anggap sebagai ibu kandunya. Linor sangat terpukul mendengar hal itu dan seolah tak percaya. Ibunya meninggal pada saat terjadi pembantaian di Sabra dan Sathila, Palestina. Linor menyesal atas semua perbuatannya selama ini sebagai agen Zionis. Ia merasa sama saja ia yang membunuh ibu kandungnya sendiri. Tak hanya itu, ternyata orang tuanya adalah pemeluk agama yang selama ini ia sebut sebagai agama primitif yakni Islam. Setelah kejadian itu Linor pun mulai mendalami dan mengkaji Islam. Devid yang selama ini hidup bebas, ia merasakan hidupnya semakin kacau tanpa arah dan tujuan. Ia meminta Ayyas untuk menuntunnya kembali ke jalan yang benar. Devid pun kembali
43
mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda keislamannya. Ia bercerita kepada Ayyas, ia selama ini sudah terlalu bebas hidup dengan perempuan. Ia sangat tidak kuat jika tidak hidup bersama perempuan. Ayyas pun memberikan solusi agar Devid segera menikah. Ia sempat akan dinikahkan dengan adik seorang Ustadz, namun ia merasa tidak pantas menikah dengan adik seorang Ustadz yang begitu menjaga kesuciannya. Devid meminta agar Ayyas mencarikannya seorang istri. Ayyas menyarankan dengan Yelena. Tanpa menunggu waktu yang lama, Devid melamar Yelena dan ternyata lamarannya diterima. Akhirnya Yelena mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk Islam, kemudia melaksanakan pernikahan dengan Devid. Sementara Linor, setelah banyak mencari informasi tentang Islam dan mendalaminya, Linor pun mengucapkan dua kalimat syahadat dan memeluk agama Islam. Suatu ketika Linor bermimpi bertemu dengan ibu kandungnya. Dalam mimpinya itu, ibu kandungnya berpesan agar Linor menikah dengan seseorang yang memiliki sifat seperti nabi Yusuf. Setelah ia mencari tahu tentang cerita nabi Yusuf, ia pun langsung teringat kepada Ayyas, pemuda yang selama ini ia benci karena memeluk Islam, dan pernah ia jebak agar bisa berzina bersamanya tetapi ditolak. Ia merasa bahwa Ayyas sangat mirip sifatnya dengan nabi Yusuf. Linor pun mencari Ayyas dengan maksud menanyakan apakah Ayyas mau menjadikannya istri. Linor berangkat menemui Ayyas dengan berpakaian muslimah. Ayyas pun sampai tidak mengenalinya. Setelah ia menerangkan bahwa ia
44
adalah Linor, Ayyas terkejut dan sangat bersyukur karena Linor telah bertaubat. Linor pun menyampaikan maksud kedatangannya, namun Ayyas tidak langsung menjawabnya saat itu. Ayyas tidak kunjung memberi jawaban, Linor pun pamit dan berharap Ayyas memberikan kepastian keesokan harinya. Ketika Linor sudah keluar, Ayyas berubah pikiran. Ia menerima dan menyanggupinya untuk menjadi suami Linor. Namun Linor sudah terlalu jauh. Ayyas langsung bergegas ke jendela untuk meneriakkan bahwa ia sanggup, tapi Linor semakin jauh dan tak mungkin mendengar suaranya. Dibelakang Linor terlihat sebuah mobil hitam yang melaju ke arahnya. Ayyas melihat orang yang ada di dalam mobil itu membawa senjata api. Ayyas berteriak memperingatkan Linor. Namun terlambat, Linor pun terjatuh saat itu juga. Ternyata orang tersebut menembak Linor. Ayyas langsung lemas tak berdaya menyaksikan Linor yang jatuh bersimbah darah. Ia pun mengumpulkan segenap tenaga yang tersisa dan kemudian berlari ke arah Linor yang telah terkapar. Ia mengangkat Linor ke pangkuannya. Ia langsung meminta bantuan untuk membawa Linor ke rumah sakit. Tidak lama kemudian, ada seorang ibu yang mengendarai mobil di dekat sana. Ayyas meminta bantuan kepada ibu tersebut, dan mobil tersebut langsung melaju menuju rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama kepada Linor yang tertembak. Ayyas sangat menyesal, mengapa ia tidak langsung menjawab permintaan dari Linor. Dengan penuh penyesalan, Ayyas pun menangis. Isak tangis yang kalau
45
siapa saja melihat dan mendengarnya pasti akan tersayat hatinya. Isakan seorang pecinta sejati, yang mencintai kekasihnya karena Allah, lalu kehilangan kekasihnya karena Allah pula. B. Unsur Intrinsik 1. Tema Novel Bumi Cinta ini merupakan hasil dari pengamatan Habiburrahman El-Shirazy ketika ia bersama sahabatnya sedang berkeliling Kota Hanover, Jerman pada tahun 2000. Ketika itu ia diajak sahabatnya berkunjung kesebuah apartemen mahasiswa. Apartemen tersebut ditempati secara bersama antara laki-laki dan perempuan. Melihat pemandangan yang seperti itu, ia merasa bahwa seseorang yang tinggal di apartemen tersebut jika tidak mempunyai iman yang benar pasti akan terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan. Dari pengalamannya tersebut, Habiburrahman El-Shirazy merujuk pada firman Allah Q.S. Al-Anfal ayat 45-47 yang berbunyi:
ٗ٘ َُْٛشٖا ٌَّؼٍََّ ُىُۡ رُفٍِۡح١ِاْ ٱٌٍََّٗ َوثَُٚٱرۡوُشٚ ْاُٛ ُزُۡ ِفئَخٖ فَٱثۡجُز١َِٰٓاْ ِئرَا ٌَمَُِٕٛ َٓ ءَا٠َِب َّٱٌزٙ٠َُّ َََٰٰٓأ٠ ََٰٓاْۚ ئَِّْ ٱٌٍََّٗ َِغَُٚٱصۡجِشٚ ُۡۖۡح ُى ُ ٠َِرَزَۡ٘تَ سٚ ْاٍَُٛاْ َف َزفۡشٌََُٛب َرََٰٕضَػٚ ٌَُٗۥَُٛسَعٚ ٌٍََّٗاْ ٱُٛؼ١َِأَطٚ َِ ِسئَبَٰٓءَ ٱٌَّٕبطٚ ََٰشُِِ٘ ثَطَشٖا٠اْ ِِٓ ِدَُٛٓ خَ َشخ٠َِٱٌز َّ اْ وٌََُُٛٔٛب رَىٚ ٗٙ َٓ٠ِٱٌصََّٰجِش ٗ٤ ٖط١ِْ ُِح َ ٍَُّٛۡؼ٠َ َٱٌٍَّ ُٗ ِثَّبٚ ًٌٍَِِّۚٗ ٱ١ِعج َ ََْٓ ػَُّٚصُذ٠َٚ “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya‟ kepada
46
manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan. ” Menurutnya Q.S. Al-Anfal ayat 45-47 merupakan kunci kemenangan orang-orang yang beriman, manakala menghadapi musuh yang berat. Musuh yang bisa datang dari mana saja. Musuh yang siap meluluhlantakkan bangunan keimanan orang-orang yang beriman. Musuh itu berupa hawa nafsu yang ingin bebas, godaan perempuanperempuan cantik, lingkungan yang tidak mendukung, dan lain-lain. Dengan demikian, tema yang diangkat dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy adalah keteguhan iman dan ketaatan yang dapat menguatkan pemuda seperti Ayyas yang hidup ditengahtengah godaan musuh-musuh iman. 2. Alur Alur yang digunakan dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy ini adalah alur maju karena kejadian yang diceritakan berjalan sesuai dengan urutan waktu. 3. Penokohan Tokoh yang berperan dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy kurang lebih ada dua puluh orang. Akan tetapi di sini hanya akan dijelaskan enam orang tokoh penting yang terdapat dalam novel Bumi Cinta, yaitu:
a. Ayyas
47
Nama lengkapnya adalah Muhammad Ayyas. Ia adalah pemuda Indonesia yang menyelesaikan S1-nya di Madinah dan saat ini sedang menyelesaikan studi S2-nya di India. Ia sedang mengadakan penelitian untuk thesis S2-nya tentang sejarah umat Islam di Rusia pada zaman Stalin. Ayyas melakukan riset thesis di Lomonosov Moscow State University atau biasa disingkat MGU. Ia adalah muslim yang taat walaupun dihadapkan dengan cobaan iman yang begitu berat. Disamping itu, ia merupakan seorang yang cerdas, pandai bela diri, baik hati, dan tegas untuk hal-hal yang terkait dengan prinsipnya. b. Yelena Yelena adalah teman satu apartemen Muhammad Ayyas. Ia adalah seorang yang tidak percaya dengan adanya Tuhan dan merupakan pelacur papan atas di Rusia dan merupakan langganan para pejabat negara jika bertandang ke Rusia. Ia sering berpakaian sangat minim selama berada di apartemen. Sebenarnya ia wanita yang ramah dan baik. Setelah kedatangan Ayyas dan setelah Ayyas menolongnya, akhirnya ia percaya pada Tuhan dan memeluk agama Islam. Sosok Yelena digambarkan dengan sangat baik bersama sejuta pesona kecantikan khas gadis-gadis Rusia. Yelena merupakan tokoh yang menjadi salah satu penggoda iman terbesar bagi Ayyas.
48
c. Linor Nama lengkapnya Linor E.J. Lazarenko. Ia juga teman satu apartemen Ayyas. Ia adalah seorang zionis Yahudi anggota agen Mosad yang sangat membenci Islam. Ia wanita dingin, kaku, dan licik. Namun, setelah ibunya menceritakan bahwa sebenarnya ia adalah bayi dari keluarga Palestina yang tewas dalam pembantaian Sabra dan Shatila tahun 1982, akhirnya ia memeluk Islam. d. Doktor Anastasia Nama lengkapnya adalah Anastasia Palazzo. Ia adalah asisten
dosen
Professor
Tomski
yang
ditugaskan
untuk
membimbing Ayyas dalam penelitiannya. Ia seorang wanita yang cerdas dan brilian. Doktor Anastasia menyelesaikan S1 di St. Petersburg University, S2 di Calcutta, India, dan S3 di Cambridge, London. Ia merupakan pakar di bidang pendidikan ilmu sejarah dan filologi. Ia menguasai banyak bahasa. Selain bahasa Rusia, ia menguasai bahasa Inggris, Perancis, Yunani, Kazakh, Urdu, dan Ibrani. Ia juga seoang Ortodoks yang taat. e. Devid Devid adalah teman SMP Ayyas di Indonesia yang sekarang sedang kuliah di St. Petersburg. Ia adalah pemuda yang cerdas namun imannya lemah, mudah terpengaruh dengan budaya Barat dan sempat tidak percaya pada Tuhan. Namun hidayah datang padanya dan ia kembali memeluk Islam.
49
f. Pak Joko Nama lengkapnya adalah Joko Santoso. Ia adalah guru ilmu biologi yang merangkap sebagai guru olahraga, guru kesenian, dan guru bahasa Indonesia di Sekolah Indonesia Moskwa. Ia sangat baik pada Ayyas dan mengajak untuk pindah dan tinggal bersamanya di Aptekarsky Pereulok. 4. Latar Latar
yang
terdapat
dalam novel
Bumi
Cinta
karya
Habiburrahman El-Shirazy meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar suasana. Berikut akan penulis paparkan secara rinci. a. Latar Tempat Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy banyak mengambil tempat di kota Moskwa. Berikut secara spesifik akan dipaparkan lokasi kejadian dalam novel tersebut. 1) Kota Moskwa Gumpalan tipis lembut bagai kapas nan putih it uterus turun perlahan lalu menempel di aspal, rerumputan, tanah, atap-atap gedung dan menyepuh kota Moskwa menjadi serba putih. Kota katedral itu seolah diselimuti jubah ihram orang-orang suci. Dalam suasana serba putih, Moskwa seolah memamerkan keindahan sihirnya di musim dingin (El-Shirazy, 2015: 7).
2) Bandara Sheremetyevo
50
Mobil merah tua buatan Jepang itu bergerak meninggalkan bandara Sheremetyevo. Salju tipis masih turun, tapi jarang-jarang (El-Shirazy, 2015: 14). 3) Apartemen Panfilovsky, Smolenskaya Sambil menyeret koper, Devid lalu mengajak Ayyas segera memasuki gedung apartemen tua yang dibangun zaman pemerintahan Stalin. Apartemen tua yang Nampak gagah itu terdiri atas lima lantai saja (ElShirazy, 2015: 29). 4) Universitas Negeri Moskwa (Moskovskyj Gosudarstvennyj Universiteit imeni Lomonosova) Ayyas telah berjanji untuk datang menemuinya pukul sebelas pagi di Universitas Negeri Moskwa atau Moskovskyj Gosudarstvennyj Universiteit imeni Lomonosova, biasa disingkat MGU. Universitas paling tua dan paling besar di Rusia ini juga sering disebut Universitas Lomonosova. Orang-orang Moskwa sangat bangga dengan MGU (El-Shirazy, 2015: 59). 5) KBRI di Novokuznetskaya Ulitsa Sesaat kemudian ia sudah tahu bagaimana caranya sampai ke stasiun Tretyakovskaya, stasiun metro yang paling dekat dengan KBRI. Setelah itu ia akan jalan kaki saja ke KBRI yang terletak di Novokuznetskaya Ulitsa nomor 12 (El-Shirazy, 2015: 85). 6) Italian Medical Centre Smolenskaya Sopir taksi turun membantu Ayyas memasukkan tubuh Yelena ke jok belakang. Perempuan tua itu ragu mau ikut naik, Ayyas memaksanya ikut serta. Taksi itu langsung meluncur menuju Italian Medical Centre Smolenskaya. Tak sampai seperempat jam taksi itu sudah sampai (El-Shirazy, 2015: 173).
7) Masjid Agung Moskwa (Masjid Prospek Mira)
51
Masjid paling besar diantara lima masjid. Orang-orang menyebutnya Moskovsky Soborni Mechet atau Masjid Agung Moskwa. Sementara orang-orang yang ada di KBRI, seperti Pak Akmal Hidayat menyebut masjid itu sebagai Masjid Pusat Prospek Mira (El-Shirazy, 2015: 108). 8) Kota Kiev Salju baru berhenti turun ketika Linor tiba di Bandara Boryspil. Hanya masih ada satu dua butir salju yang jatuh melayang dari langit. Linor langsung menaiki FM Taxi begitu keluar dari bandara. Hari mulai gelap. FM Taxi itu meluncur ke utara menuju tengah kota Kiev yang jaraknya tidak kurang dari 40 km dari Boryspil (El-Shirazy, 2015: 381). b. Latar Waktu Latar waktu dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy tidak menunjuk pada hari, bulan, atau tahun. Latar waktu pada novel ini lebih berpusat pada waktu pagi, siang, malam, musim dingin, dan musim semi. Berikut akan dipaparkan latar waktu yang terdapat dalam novel Bumi Cinta. 1) Waktu Pagi Pagi itu adalah subuh ketiga Ayyas di Moskwa. Ia merasa tubuhnya sudah benar-benar bugar (El-Shirazy, 2015: 58). Pagi itu salju bertasbih. Pohon-pohon bereozka, pohon cemara araucaria juga bertasbih. Batu-batu yang tersusun rapi di pinggir jalan-jalan kota Moskwa yang tertimbun salju juga bertasbih. Udara dingin kota Moskwa juga bertasbih (El-shirazy, 2015: 95). 2) Waktu Siang Siang itu Moskwa terasa lebih cerah dari biasanya. Matahari menampakkan sinarnya meskipun tidak bisa menghilangkan kabut musim dingin yang menyelimuti bumi (El-Shirazy, 2015: 84).
52
3) Waktu Malam Hari mulai gelap. Salju tipis turun perlahan. Ayyas melangkahkan kakinya dengan cepat meninggalkan stasiun Prospek Mira. Ia memilih berjalan daripada naik trem (El-Shirazy, 2015: 107). 4) Musim Dingin Salju beterbangan dan melayang turun perlahan. Pohonpohon pinus di hutan-hutan kecil di pinggir bandara Sheremetyevo menggigil kedinginan. Suhu minus empat belas derajat celcius. Orang-orang menutupi tubuhnya dengan pakaian tebal serapat-rapatnya. Rumah-rumah dan gedung-gedung menutup pintu dan jendelanya rapat-rapat (El-Shirazy, 2015: 10). 5) Musim Semi Awal musim semi datang. Mentari bersinar cerah. Udara terasa lebih hangat dan segar, tidak lagi dingin menggigit. Di mana-mana salju mencair. Butir-butir bening air masih Nampak membasahi beberapa ruas jalan. Butir-butir air itu mengalir mencari lubanglubang drainase kota Moskwa yang teratur rapi setiap seratus meter (El-Shirazy, 2015: 509). 5. Sudut Pandang Dalam novel Bumi Cinta pengarang menggunakan sudut pandang persona ketiga. Hal ini karena pengarang menyebutkan nama orang dengan sebutan “dia”. Berikut akan dipaparkan narasi dalam novel Bumi Cinta yang menggambarkan pengguna sudut pandang persona ketiga “dia”. Ayyas meletakkan tas ranselnya di dekat sofa lalu merebahkan badannya ke sofa sejenak. Pundak kirinya masih nyeri tapi sudah jauh lebih nyaman. Ayyas merasa punggungnya begitu nyaman menyentuh sofa yang berbusa itu. Ia memejamkan matanya, mengistirahatkan syara-syarafnya. Tak terasa ia
53
langsung terlelap. Ia sama sekali tidak sadar kalau Bibi Parlova datang membawa secangkir teh panas. Ayyas terbangun ketika ponselnya melengking-lengking. Ia memang memasang alarm pada ponselnya untuk menandai datangnya waktu shalat. Ayyas bangun tergagap. Ia langsung sadar ia ada di ruangan Professor Tomskii. Di atas meja ada secangkir teh yang sudah dingin. Berarti ia terlelap cukup lama. Ia seruput teh itu. Lalu berwudhu dan menegakkan shalat. Ayyas sujud dan rukuk di ruangan itu dengan penuh rasa khusyuk dan menyatu dengan keagungan rahmat Allah Subhanahu wa Ta‟ala (El-Shirazy, 2015: 154). 6. Gaya Bahasa a. Personifikasi Gaya bahasa personifikasi yaitu gaya bahasa yang memberikan sifat-sifat manusia kepada benda-benda mati. Sangat banyak ungkapan yang ditemukan dalam novel Bumi Cinta ini yang menggunakan gaya bahasa personifikasi. Dalam suasana serba putih, Moskwa seolah memamerkan keindahan sihirnya di musim dingin (El-Shirazy, 2015: 7). Pagi itu salju bertasbih (El-Shirazy, 2015: 95). b. Hiperbola Gaya bahasa hiperbola digunakan untuk mengungkapkan sesuatu secara berlebihan, dan dalam novel ini ditemukan ungkapan yang menggunakan gaya bahasa tersebut, seperti: Saya bisa merasakan angan-angannya untuk kuliah di Sorbonne, Paris, sehingga ia berdarah-darah mempelajari bahasa Prancis (El-Shirazy, 2015: 104). c. Metafora Gaya bahasa metafora digunakan untuk membandingkan sesuatu secara langsung. Dalam novel ini ditemukan beberapa
54
kutipan yang menggunakan gaya bahasa tersebut, yaitu terlihat pada contoh berikut: Begitu memasuki ruangan Profesor Tomskii, hatinya langsung berbunga, karena ia melihat Ayyas berdiri tegap di sana (El-Shirazy, 2015: 198). 7. Amanat Menurut Habiburrahman El-Shirazy, amanat yang ingin disampaikan kepada pembaca yaitu bahwa seorang pemuda dalam situasi apapun dan dalam kondisi dimanapun ia berada, ia harus bisa menjaga keimanannya. C. Biografi Pengarang Penulis novel Bumi Cinta ini bernama lengkap Habiburrahman ElShirazy, lahir di Semarang pada hari Kamis 20 September 1976. Dalam pergaulan sehari-hari, dia biasa dipanggil dengan sapaan Kang Abik. Habiburrahman El-Shirazy memulai pendidikan menengahnya di Mts Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al-Anwar, Mranggen, Demak di bawah asuhan K.H. Abdul Bashir Hamzah. Pada tahun 1992 ia merantau ke Kota Budaya Surakarta untuk belajar di Madrasah Aliyah Program Khusus (MPAK) Surakarta, lulus
pada tahun
1995. Setelah
itu
melanjutkan pengembaraan
intelektualnya ke Fakultas Ushuluddin, Jurusan Hadis, Universitas AlAzhar, Cairo dan selesai pada tahun 1999. Selanjutnya beliau menyelesaikian Postgraduate Diploma (Pg.D) S2 di The Institute for Islamic Studies in Cairo yang didirikan oleh Imam A-Baiquri pada tahun
55
2001. Profil diri dan karyanya pernah menghiasi beberapa Koran dan majalah, baik local maupun nasional, seperti Solo Pos, Republika, Annida, Saksi, Sabili, Muslimah, dan lain-lain. Kang Abik, demikian novelis ini biasa dipanggil, semasa SLTA pernah menulis naskah treatikal puisi berjudul “Dzikir Dajjal” sekaligus menyutradarai pementasannya bersama Teater Mbambung di Gedung Seni Wayang Orang Sriwedari Surakarta tahun 1994. Prestasi yang pernah beliau raih diantaranya yaitu: Juara II lomba menulis artikel se-MAN Surakarta tahun 1994, juara I dalam lomba baca puisi religious tingkat SLTA se-Jateng yang diadakan oleh panitia Book Fair dan ICMI Orwil Jateng di Semarang tahun 1994, juara I lomba pidato tingkat remaja seKarasidenan Surakarta yang diadakan oleh Jamaah Masjid Nurul Huda, UNS Surakarta tahun 1994, juara I lomba pidato bahasa Arab se-Jateng dan DIY yang diadakan oleh UMS Surakarta tahun 1994, juara I lomba baca puisi Arab tingkat Nasional yang diadakan IMABA UGM Yogyakarta tahun 1994. Disamping prestasi-prestasi yang begitu membanggakan tersebut, Kang Abik pernah mengudara di radio JPI Surakarta selama satu tahun (1994-1995) mengisi acara Syahril Qur‟an setiap jum‟at pagi. Selanjutnya pernah menjadi pemenang terbaik ke-5 dalam lomba KIR tingkat SLTA se-Jateng yang diadakan oleh Kanwil P dan K ateng tahun 1995 dengan judul tulisan “Analisis Dampak Film Laga terhadap Kepribadian Anak.”
56
Ketika menempuh studi di Cairo Mesir, Kang Abik pernah memimpin kelompok kajian MISYKATI (Majelis Intensif Studi Yurisprudens dan Kajian Pengetahuan Islam) di Cairo tahun 1996-1997. Pernah terpilih menjadi duta Indonesia untuk mengikuti “Perkemahan Pemuda Islam Internasional Kedua” yang diadakan oleh WAMY (The World Assembly of Moslem Youth) selama sepuluh hari di kota Ismailia, Mesir pada bulan Juli tahun 1996. Dalam perkemahan tersebut, beliau berkesempatan memberikan orasi berjudul “Tahqiqul Amni Was Salam Fil‟Alam Bil Islam” (Realisasi keamanan dan Perdamaian di Dunia dengan Islam). Orasi tersebut terpilih sebagai orasi terbaik kedua dari semua orasi yang disampaikan peserta perkemahan berskala internasional. Pernah aktif di Majelis Sinergi Kalam (Masika) ICMI Orsat Cairo selama dua periode (1998-2000 dan 2000-2002). Sastrawan ini juga pernah dipercaya untuk duduk dalam Dewan Asatidz Pesantren Virtual Nahdlatul Ulama yang berpusat di Cairo. Sempat memprakarsai berdirinya Forum Lingkar Pena (FLP) dan Komunitas Sastra Indonesia (KSI) di Cairo. Selain itu, Kang Abik telah menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarai pementasannya di Cairo, diantaranya: Wa Islama tahun 1999, Sang Kyai dan Sang Durjana (gubahan karya Dr. Yusuf Qardhawi yang berjudul „Alim Wa Thaghiyyah tahun 2000), Darah Syuhada tahun 2000. Tulisannya berjudul Membaca Insaniyyah al Islam terkodifikasi dalam buku Wacana Islam Universal (diterbitkan oleh kelompok kajian MISYKATI Cairo tahun 1998). Berkesempatan menjadi Ketua Tim
57
Kodifikasi dan Editor Antologi Puisi Negeri Seribu Menara “Nafas Peradaban.” Tahun 2004, beliau memilih mendedikasikan ilmunya di MAN 1 Yogyakarta. Selanjutnya sejak tahun 2004 hingga tahun 2006 Kang Abik tercatat sebagai dosen di Lembaga Pengajaran Bahasa Arab dan Islam Abu Bakar Ash-Shidiq UMS Surakarta. Selain menjadi dosen di UMS Surakarta, kini Kang Abik sepenuhnya mendedikasikan dirinya di dunia dakwah dan pendidikan lewat karya-karyanya, lewat Pesantren Karya dan Wirausaha BASMALA INDONESIA yang dirintis bersama sang adik tercinta, Anif Sirsaeba dan budayawan kondang Prie GS di Semarang, dan lewat wajihah dakwah lainnya.
58
BAB IV
ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKIDAH Nilai-nilai pendidikan akidah yang terkandung dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy ditunjukkan dalam deskripsi cerita, dialog, dan tanggapan para tokoh dalam menghadapi berbagai permasalahan. Cerita dalam sebuah novel yang diuraikan dalam bentuk paragraf dan kalimat mengandung pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca. Pemahaman yang berbeda-beda sering kali muncul dari pembaca karena berbedanya kemampuan pembaca untuk melihat lebih dalam. Untuk mengetahui pesan dibalik deskripsi cerita, maka dalam skripsi ini penulis akan menyampaikannya dalam bentuk potongan paragraf atau kalimat. Penjabaran nilai-nilai pendidikan akidah yang terkandung dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy akan penulis paparkan berikut ini: A. Keyakinan kepada Allah Iman kepada Allah adalah mempercayai keesaan Allah melalui namaNya yang mulia dan sifat-sifat-Nya yang tinggi, mempercayai bukti-bukti wujud atau ada-Nya serta kenyataan sifat agung-Nya dalam alam semesta atau di dunia ini (Sabiq, 1991: 16). Keyakinan kepada Allah adalah sumber kekuatan yang paling besar dalam hidup. Keyakinan dapat mengantarkan kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Keyakinan kepada Allah akan mendatangkan keberanian dan
59
semangat untuk menghadapi segala situasi yang terjadi, baik situasi yang kita sukai maupun tidak. Kualitas keimanan seseorang ditunjukkan oleh perilaku ketaatan dan keshalehan yang bisa diamati melalui kapasitas ilmu, akhlak, dan amal seseorang (Assegaf, 2014: 96). Manusia kadang memiliki keterbatasan dalam memahami sesuatu yang terjadi, apa yang menurutnya tidak mungkin terjadi ternyata mungkin, begitu juga sebaliknya. Dengan adanya keterbatasan yang demikian, maka keyakinan kepada Allah lah yang dapat menunjukkan jalan terbaik manusia. Karena tidak ada yang mustahil bagi Allah, dan tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Allah pasti mendengar tiap detik pengharapan manusia, doa-doa manusia, dan ikhtiar keras yang didasarkan dengan keyakinan akan pertolongan Allah. Setelah kita mengimani Allah, kita harus membenarkan segala perbuatan dengan beribadah kepada-Nya, melaksanakan segala perintah-Nya, dan menjauhi segala larangan-Nya. Sebagaimana dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman ElShirazy menampilkan keyakinan kepada Allah melalui Kemaha Esaan Tuhan, yang meliputi: 1. Allah Maha Esa dalam Zat-Nya Allah SWT berbeda dengan makhluknya. Tidak ada satupun yang dapat menyerupainya. Berikut kutipan dalam novel Bumi Cinta: “Dalam pandangan agama saya, maaf, orang seperti Doktor justru termasuk menyekutukan Allah. Dalam ajaran yang saya yakini, Tuhan itu hanya satu yaitu Allah. Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Tuhan yang menciptakan manusia. Dialah tempat bergantung yang sesungguhnya. Dia tidak memiliki anak dan tidak diperanakkan.
60
Dan tidak ada di jagad raya ini yang menyerupainya. Jika Doktor merasa kasihan kepada saya, saya pun memiliki perasaan yang sama, saya merasa kasihan kepada Doktor” (El-Shirazy, 2015: 447448). Dalam kutipan tersebut Ayyas menjelaskan kepada Doktor Anastasia bahwa Tuhan yang disembah oleh agama Islam hanya satu yaitu Allah. Hanya Allah lah Yang Maha Kuasa dan Maha Berkehendak. Allah mempunyai Zat yang berbeda dengan apapun juga. Dia tidak bisa disamakan atau di bandingkan dengan apapun bahkan dengan makhluk yang paling mulia sekalipun. Dan barangsiapa yang meragukan kekuasaan Allah, maka orang tersebut termasuk menyekutukan Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Asy-Syura: 11 yang berbunyi:
َُۡزۡسَؤُ ُو٠ ََٰجٖاَِِٚۡٓ ٱٌَۡأٔۡؼََُِٰ أَصَٚ ََٰجٖاٚۡخؼًََ ٌَىُُ ِِّٓۡ أَٔ ُفغِ ُىُۡ أَص َ َِۚٱٌۡأَسۡضٚ ََِٰدَََّّٰٛفَبطِشُ ٱٌغ ٔٔ ُش١ِ ُغ ٱٌۡجَص١َِّّ ٱٌغَٛ َُ٘ٚ ٖۡۖۡءٟش َ ظ َو ِّثٍِِۡٗۦ َ ۡ١ٌَ ِۚٗ١ِف Artinya: (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada satupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat. Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan bahwa Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi lengkap dengan segala isinya, menjadikan segala sesuatu secara sempurna yang akan membuat manusia takjub dengan segala kehebatan-Nya. Dial-lah yang pantas dan layak dijadikan sandaran dalam segala hal. Dia yang menjadikan manusia dari jenisnya sendiri jodohnya masing-masing, sehingga lahirlah keturunan-keturunan yang dapat memakmurkan kehidupan di dunia ini. Begitu juga dengan binatang ternak yang akhirnya dapat berkembang biak.
61
Semuanya itu menunjukkan kebenaran dan kekuasaan Allah. Tidak ada satu pun yang menyamai-Nya dalam segala hal. Dia Maha Mendengar segala apa yang diucapkan oleh setiap makhluk. Maha Melihat segala amal perbuatan makhluk-Nya, yang baik maupun yang buruk. 2. Allah Maha Esa dalam Sifat-sifat-Nya Sifat-sifat yang dimiliki Allah yang terdapat dalam Al-Qur‟an jumlahnya ada sembilan puluh Sembilan (99). Dari kesembilan puluh sembilan tersebut penuh dengan kesempurnaan. Dalam novel Bumi Cinta ditampilkan beberapa dari sembilan puluh sembilan nama Allah tersebut yaitu Ar-Rahman dan Ar-Rahim yang artinya Allah itu Maha Pengasih dan Penyanyang. Berikut kutipan dalam novel Bumi Cinta ketika Ayyas menjelaskan kepada Yelena dan Linor tentang kasih sayang dan pertolongan Allah. “Di dunia ini, Tuhan menyayangi orang-orang yang mengimaninya juga menyayangi orang-orang yang mengingkarinya. Sangat dahsyat kasih sayang Tuhan, sehingga seorang manusia yang lemah yang kalau sakit gigi sedikit saja mengadu siang malam, yang sedemikian lemahnya manusia itu tapi berani menyatakan bahwa Tuhan telah sirna karena ilmu pengetahuan. Orang yang seperti itu pun di dunia ini tetap disayang Tuhan. Di beri makan, di beri pakaian, di beri penghasilan yang cukup, bahkan di beri ketenaran yang luar biasa” (El-Shirazy, 2015: 208). “Pertolongan dan kasih sayang Allah di dunia ini tidak hanya untuk orang-orang yang taat saja. Orang yang bermaksiat sekalipun masih mendapat cipratan kasih sayang Allah. Semestinya kasih sayang Allah yang sedemikian agungnya membuat siapapun insaf dan terjaga. Yang taat kepada Allah semakin taat. Karena ketaatan kepada Allah itu sendiri adalah bentuk kasih sayang Allah. Dan yang masih juga belum taat, masih suka bermaksiat semestinya segera insaf, bahwa ia masih hidup dan masih bernafas di dunia ini karena dilindungi oleh Allah” (El-Shirazy, 2015: 300).
62
Dalam kutipan tersebut Ayyas menjelaskan bahwa Allah tidak pernah pilih-pilih dalam memberikan pertolongan serta kasih sayangnya. Allah SWT menyayangi seluruh umat manusia yang ada di muka bumi baik itu yang mengimaninya maupun yang mengingkarinya sekalipun. Memberikan perlindungan serta pertolongan umat manusia hidup di dunia. Disamping itu, Allah SWT selalu memberi kenikmatan kepada seluruh umat manusia berupa makanan dan minuman dan segala sesuatu yang diperlukan di dunia ini. Oleh karena itu, sebagai umat yang taat hendaklah kita selalu bersyukur kepada Allah terhadap segala nikmat yang diberikanNya, sebagai wujud rasa syukur kita kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. An-Nahl: 18
ٔ١ ُٖ١ِسٖ َّسحَُٛ٘بَٰٓۗٓ ئَِّْ ٱٌٍََّٗ ٌَغَفُٛاْ ِٔؼَّۡخَ ٱٌٍَِّٗ ٌَب ُرحۡصَُّٚئِْ َرؼُذٚ Artinya: Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ayat tersebut menjelaskan tentang sifat Rahman dan Rahim-Nya Allah. Bahwasanya Allah SWT telah memberikan nikmat yang begitu luar biasa kepada seluruh makhluk-Nya, yang apabila manusia disuruh untuk menghitung nikmat tersebut, maka tentu manusia tidak akan mampu untuk menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun ketika manusia kurang mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan-nya. Dia Maha Penyayang terhadap umat-Nya, tidak menyiksa manusia apabila dia kembali kepada-Nya dan bertaubat. 3. Allah Maha Esa dalam Perbuatan-perbuatan-Nya
63
Allah SWT berkuasa atas segala sesuatu. Dia menciptakan alam semesta ini lengkap beserta isinya. Tak ada yang mampu menandingi semua ciptaan-Nya. Seperti yang terdapat dalam kutipan novel Bumi Cinta tersebut. Ayyas berusaha untuk kembali kepada Allah, menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Allah setiap kali memulai aktivitas apa saja. Ia merasa dirinya lemah tiada berdaya, yang memberinya kekuatan adalah Allah, yang memberinya kemampuan berpikir juga Allah, dan yang menjaganya dari segala yang tidak baik adalah Allah. Allah. Allah. Allah. Semuanya adalah milik Allah, dan bakal kembali kepada Allah (El-Shirazy, 2015: 291). Tokoh Ayyas dalam kutipan tersebut sangat yakin terhadap segala sesuatu yang sudah dikendaki oleh Allah. Ia percaya bahwa hanya Allah yang dapat memberinya kekuatan, memberinya potensi untuk memahami ilmu pengetahuan, melindungi dirinya dari berbagai macam bencana. Hanya Allah yang dapat melakukan segala sesuatu yang mungkin tidak bisa dijangkau oleh akal pikiran manusia sekalipun. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:
ٍُعٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝيُ اٌٍََِّٗ صُٛ لَبيَ سَع:َ اهلل ػٕٗ لَبيِّٟ سضِٞذٍ اَ ٌْخُذْس١ِعؼ َ َِٟػَْٓ َأثَٚ ٌََبٚ َْيٌَََٛب حٚ ٌٍَِِّٗ َُا ٌْحَ ّْذٚ َُاٌٍََُّٗ َأ ْوجَشٚ ٌٍََِّٗع ْجحَبَْ ا ُ َٚ ٌٍََُّٗ ٌَب ئٌََِٗ ئٌَِّب ا:َُبدُ اٌَصَّبٌِحَبد١)اَ ٌْجَب ِل ُِّٟإٌغَبئ َّ ُٗ ََّحَ ئٌَِّب ثِبٌٍََِّٗ ) َأخْ َشخُٛل Artinya: Dari Abu Said al-Khudry r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Bacaan yang kekal dan baik ialah (artinya = Tidak ada Tuhan selain Allah Maha Suci Allah Maha Besar segala puji milik Allah tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan kehendak Allah).” Riwayat Nasa‟i. Hadits tersebut memerintahkan kepada manusia untuk senantiasa memuji Keagungan Allah SWT. Bahwa sesungguhnya manusia tidak 64
dapat berbuat sesuatupun tanpa kehendak dari Allah. Dan sesungguhnya setiap kejadian yang dialami oleh manusia merupakan suatu takdir yang sudah ditentukan oleh Allah SWT.
4. Allah Maha Esa dalam Wujudnya Umat muslim wajib meyakini bahwa Allah itu wujud, walaupun wujud Allah tidak dapat dilihat oleh panca indera manusia. Walaupun demikian, banyak bukti yang menjelaskan tentang adanya Allah itu sendiri. Diantara bukti-buktinya yaitu adanya alam semesta, adanya penciptaan manusia, serta adanya banyak bukti dari ayat-ayat Al-Qur‟an. Allah itu ada bukan karena ada yang menciptakan tetapi ada dengan sendirinya. Berikut kutipan dalam novel Bumi Cinta ketika Ayyas menjelaskan kepada Yelena bahwa Tuhan benar-benar ada. “Kau boleh mengatakan apa saja sesukamu. Tuhan tetap ada. Meskipun seluruh penduduk bumi ini mengatakan dan mempercayai Tuhan tidak ada, tetap saja Tuhan itu ada. Tuhan sudah ada sebelum alam semesta, termasuk dunia seisinya dan manusia ada. Sebab adanya Tuhan itu termasuk kebenaran postulat” (El-Shirazy, 2015: 52). Dalam bagian ini, Ayyas mengatakan bahwa Tuhan itu ada sebelum
manusia
itu
ada.
Karena
yang
menciptakan
manusia
sesungguhnya hanyalah Allah. keberadaan Allah adalah kebenaran mutlak, hal ini dapat dibuktikan bahwa yang menciptakan segala sesuatu hanya Allah. Hal tersebut dijelaskan oleh firman Allah Q.S. Al-Imran: 190-191
65
َٓ٠ِٔ َّٱٌز٩ٓ ِ ٱٌۡأٌَۡجََٰتٌََُِْٰٟٚذٖ ٌِّأ٠َبسِ ٌََٰٓإٌَٔٙٱ َّ ٚ ًِۡ١ٌََّٱخۡزٍََِٰفِ ٱٚ َِٱٌَۡأسۡضٚ ََِٰدَََّّٰٛ خٍَۡكِ ٱٌغِٟئَِّْ ف َِٱٌۡ َأسۡضٚ ََِٰدََّٰٛٱٌغ َّ ِ خٍَۡكَِْٟ فُٚزَفَىَّش٠َ َٚ ُِۡٙ ِثُٕٛخ ُ ٍََََٰٝػٚ دٖاَُٛ ُلؼٚ َُٰٖا١َ َْ ٱٌٍََّٗ ِلُٚزۡوُش٠َ ٔ٩ٔ ِػزَاةَ ٱٌَّٕبس َ ح َٕهَ فَ ِمَٕب ََٰ ۡعج ُ س ََّثَٕب َِب خٍََمۡذَ ََٰ٘زَا ثََٰطًِٖا Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.” Ayat tersebut menegaskan bahwa Allah telah memberikan tandatanda akan kebesaran-Nya sebagai bukti bahwa Allah itu bersifat Wujud. Seseorang yang meyakini dengan keberadaan-Nya Allah, maka dia akan selalu mengingat Allah dalam keadaan apapun baik itu berdiri, duduk, maupun berbaring. Meyakini keberadaan-Nya Allah juga dapat dilakukan dengan membuktikan bahwa dalam penciptaan langit dan bumi tidak ada satupun manusia atau teknologi secanggih apapun yang dapat melakukannya, dan ini membuktikan kepada kita semua atas kebesaran-Nya. Sebagai manusia yang diberi akal fikiran seharusnya tidak ada lagi keraguan di dalam hatinya tentang adanya Allah, Tuhan Pencipta Alam Semesta. Dan dalam bagian lain novel Bumi Cinta, Habiburrahman ElShirazy juga menampilkan konsep pendidikan tentang Keimanan kepada Allah, bahwa Allah itu ada dan sebagai Tuhan yang Maha Esa, berikut penulis tampilkan bagian dalam novel ketika Ayyas menjawab pertanyaan dari Doktor Anastasia.
66
“Yang disembah seorang muslim hanyalah Allah, Tuhan seru sekalian alam. Yang diikrarkan seorang muslim pertama kali masuk Islam adalah aku bersaksi tidak ada Tuhan kecuali hanya Allah” (El-Shirazy, 2015: 204). Dalam hal ini Ayyas mengatakan bahwa yang wajib disembah hanyalah satu yaitu Allah, bukan yang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
( ٍُعٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝيُ اٌٍََِّٗ صُٛ لَبيَ َسع:َ اهلل ػٕٗ لَبيٟخ ْٕذُةٍ سض ُ ِْٓعُّشَحَ ث َ ََْٓػٚ ٌٌٍََََُّٗب ئٌََِٗ ئٌَِّب اٚ ٌٍَِِّٗ ُح ّْذ َ ٌْ َاٚ ٌٍََِّٗع ْجحَبَْ ا ُ ََِّٓ َثذَأْدٙ٠َِّ ُشنَ ثِأ ُّ َض٠ اٌٍََِّٗ أَسْثَغٌ ٌَبٌََِٝأحَتُّ اَ ٌْىٍََبَِ ئ ٌٍَُِْاٌٍََُّٗ َأ ْوجَشُ ) َأخْ َشخَُٗ ُِغٚ Artinya: Dari Samurah Ibnu Jundab r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “ucapan yang paling disukai Allah itu empat engkau boleh memulainya dengan kalimat mana saja yaitu (artinya = Maha Suci Allah, segala puji milik Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar).” Riwayat Muslim. Rasulullah SAW dalam hadits tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT menyukai hamba-Nya yang selalu berdzikir kepada-Nya. Dzikir berarti mengingat Allah. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengingat Allah yaitu dengan selalu menyebut kalimat-kalimat tasbih, tahmid, tahlil, serta takbir karena kalimat-kalimat itulah yang paling disukai oleh Allah SWT.
5. Allah Maha Esa dalam Menerima Ibadah Dalam ajaran Islam, hanya Allah satu-satunya Tuhan yang berhak kita sembah, tiada sekutu bagi-Nya. Dengan sifat Pemurah-Nya, Dia menerima segala macam ibadah yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Baik melalui ucapan maupun perbuatan yang terlihat 67
maupun yang tidak terlihat. Hal ini terbukti dari pemaparan Ayyas yang kembali menjawab pertanyaan dari Doktor Anastasia. “Ketundukan seorang Muslim yang total kepada Allah nampak jelas ketika dia sujud kepada Allah. Kepala dan muka adalah bagian paling mulia bagi manusia. Bagian paling mulia itu harus ditundukkan sepenuhnya dengan keikhlasan kepada Allah. Tidak ada yang lebih mulia dari Allah, tidak ada yang lebih agung dan lebih besar dari Allah. Inilah ibadah yang total tidak setengah-setengah. Penyembahan yang total kepada Allah.” “Ketika seseorang sujud kepada Allah, berarti dia siap untuk melaksanakan seluruh perintah Allah dan siap untuk menjauhi seluruh larangan Allah. Artinya, di luar shalat pun dia siap sujud kepada Allah, patuh kepada Allah tanpa keraguan sedikit pun” (ElShirazy, 2015: 209). Dari kutipan tersebut nampak bahwa tanda seseorang itu beriman kepada Allah adalah dengan melaksanakan perintah-Nya yang salah satunya adalah shalat. Ketika shalat kepala dan muka harus ditundukkan sepenuhnya dengan penuh keikhlasan. Hanya kepada Allah kita bersujud dengan kerendahan hati bahwa sebenarnya manusia merupakan makhluk kecil yang apabila tidak ada pertolongan dari Allah akan sangat lemah. Namun demikian sujud tidak hanya dilakukan ketika shalat. Bersujud kepada Allah dapat dilakukan kapan saja untuk mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepada hamba-Nya. Rasulullah SAW bersabda:
ٌِّٟ١ح َ ُْعٍُ ( ئَِّْ س ََّث ُىٚ ٗ١ٍ اهلل ػٍٝيُ اٌٍََِّٗ صُٛ لَبيَ َسع:َ اهلل ػٕٗ لَبيَٟػَْٓ عَ ٍَّْبَْ سضٚ َشُدَّ َُّ٘ب صِفَشًا ) َأخْ َشخَُٗ اٌَْأَ ْس َثؼَخُ ئٌَِّب٠ َِْْْٗ أ٠ َذ٠َ ِْٗ١ٌَِػ ْجذِِٖ ِئرَا سَفَغَ ئ َ ِِْٓ ِٟغ َزح ْ ٠َ ٌُ٠ِوَش َِّٟإٌغَبئ َّ Artinya: Dari Salman r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Tuhanmu Pemalu dan Pemurah. Dia akan malu terhadap hamba-Nya bila ia mengangkat tangannya kepada-Nya lalu Dia
68
mengembalikannya dengan tangan kosong.” Riwayat Imam Empat selain Nasa‟i. Imam Ahmad, Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah SAW tentang sifat-sifat Allah. Allah adalah Dzat Yang Maha Pemurah. Dia akan menerima setiap ibadah hamba-Nya yang dilakukan dengan hati yang ikhlas. Dan apabila hamba-Nya berdoa kepada-Nya dengan mengangkat kedua tangannya, maka Dia akan mengabulkan doa-doa hamba-Nya tersebut. 6. Allah Maha Esa dalam Menerima Hajat dan Hasrat Manusia Manusia
merupakan
makhluk
ciptaan
Allah
yang
selalu
mempunyai keingin terhadap sesuatu. Untuk mewujudkan keinginannya tersebut, sebagai umat muslim hendaknya meminta kepada Yang Maha Memberi yaitu Allah SWT dengan cara berdoa memohon kepada-Nya. Hanya Dia-lah yang dapat mengabulkan doa serta memberi pertolongan dengan sebenar-benarnya. Hal tersebut sesuai dengan kutipan berikut ketika Ayyas sedang berdo‟a kepada Allah. Ia merasa tidak punya benteng dan senjata apapun untuk menjaga imannya, kecuali berdoa memohon kepada Allah, agar iman yang ada di dalam hatinya tidak tercabut dalam kondisi apapun. Hanya Allah lah yang bisa menjaga imannya. Hanya Allah lah yang bisa menyelamatkannya dari segala fitnah dan tipu daya setan. Tidak ada yang lebih dahsyat dari rukuk dan sujud kepada Allah Yang Maha Kuasa. Dan mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan shalat. Dan shalat itu sungguh berat kecuali bagi orangorang yang khusyuk. Ayyas tegak dalam shalatnya. Rasa takut akan fitrah perempuan menjalar ke seluruh syaraf dan aliran darahnya. Hati dan pikirannya menyatu dalam bujuk haru kepada Allah. Dalam sujud ia berdoa, Ya Allah rahmatilah hamba-Mu ini dengan meninggalkan maksiat selamanya, selama hamba-Mu yang lemah ini Engkau beri hidup di
69
dunia ini. Duhai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati hamba-Mu ini memegang kuat agama-Mu, teguhkanlah hati hamba-Mu ini untuk taat kepada-Mu dan meninggalkan segala larangan-Mu. Amin” (El-Shirazy, 2015: 40). Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah: 186
ٌِٟ ْاُٛج١َِغۡ َزد١ٍَۡحَ ٱٌذَّاعِ ِئرَا دَػَبِْۖۡ َفٛۡتُ دَػ١ِتٌۖۡ ُأخ٠ِ لَشِِّٟٔ فَاَِّٟٕ ػِٞػجَبد ِ ََِئرَا عَأٌََهٚ ٔ١ٙ َُْٚشذ ُ َۡش٠ ُُۡٙ ٍََّ ٌَؼِٟاْ ثُِِٕٛ ُۡإ١ٌَۡٚ Artinya: Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. Maksud ayat tersebut yaitu bahwa Allah tidak menolak dan mengabaikan do‟a seseorang, tetapi sebaliknya, Dia Maha Mendengar do‟a. Ini merupakan anjuran untuk senantiasa berdo‟a, dan Dia tidak pernah menyia-nyiakan do‟a hambanya (Abdullah, 2004: 352). Lebih lanjut, barangsiapa yang memohon doa kepada Allah dengan hati yang ikhlas, keyakinan yang penuh serta menjalankan segala apa yang diperintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya baik berupa perkataan maupun perbuatan, maka sesungguhnya Allah akan mengabulkan doa-doa hamba-Nya tersebut. Kutipan diatas juga menjelaskan bahwa dalam menghadapi berbagai kesulitan dan permasalahan Ayyas selalu meminta perlindungan hanya kepada Allah Sang Maha Pemberi Jalan. Ayyas memohon kepada Allah agar tidak diuji dengan ujian yang ia tidak mampu melewatinya dengan selamat. Ia minta dilindungi oleh Allah, diteguhkan hatinya untuk 70
tetap lurus memegang ajaran Islam yang mulia. Dalam diri Ayyas juga tertanam keyakinan yang besar akan kekuasaan Allah bahwa hanya Allahlah yang dapat membolak-balikkan hati seseorang. B. Keyakinan kepada Malaikat Allah Beriman kepada Malaikat Allah berarti meyakini bahwa mereka adalah perantara antara Allah dengan Rasul-Nya dalam menurunkan kitab-kitab-Nya dan menyampaikan perintah dan larangan-Nya. Oleh karena itu, barangsiapa yang tidak beriman kepada Malaikat Allah, maka ia kafir terhadap kitab-kitab dan rasul-rasul-Nya. Malaikat diciptakan oleh Allah SWT memiliki tujuan dan tugas tertentu. Jumlah malaikat sesungguhnya ada banyak. Namun, di dalam kitab suci Al-Qur‟an dijelaskan bahwa terdapat sepuluh Malaikat yang wajib kita imani. Sepuluh Malaikat tersebut mempunyai tugas yang berbeda antara Malaikat yang satu dengan yang lainnya. Berikut kutipan dalam novel Bumi Cinta yang menggambarkan tokoh Ayyas sempat merasa ragu-ragu ketika akan menolong seseorang. Ayyas langsung teringat Allah. Bahwa diciptakannya manusia oleh Allah adalah untuk beribadah kepada-Nya, untuk berbuat kebaikan di atas muka bumi ini karena-Nya. Ia langsung teringat perintah Allah di dalam Al-Qur‟an untuk menjaga nyawa orang lain, bahwa menjaga hidup satu nyawa manusia itu sama dengan menjaga nyawa seluruh umat manusia. Kalimat yang disampaikan perempuan tua itu berhasil menggugah sisi iman Ayyas (El-Shirazy, 2015: 171). Dalam kutipan tersebut tersirat bahwa Allah SWT menurunkan kitab suci Al-Qur‟an kepada rasul-Nya sebagai pedoman hidup umat manusia melalui perantara Malaikat Jibril, mengingat tugas Malaikat Jibril untuk
71
menyampaikan wahyu. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Baqarah: 97 yang berbunyi:
ِٗۡ٠ َذ٠َ َٓۡ١ََٰ َلٍۡ ِجهَ ثِاِرِْۡ ٱٌٍَِّٗ ُِصَذِّقٖا ٌَِّّب ثًٍَََٝ فَأَُِّٗۥ َٔضٌََُّٗۥ ػ٠ِدجۡش ِ ّٖا ٌِّـُٚػذ َ َْلًُۡ َِٓ وَب ٩٤ َٓ١ِِِٕ َٰۡ ٌٍُِّۡإٜ ُثشۡ َشَٚ َُٜٖ٘ذٚ Artinya: Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Penjelasan ayat tersebut yaitu barangsiapa yang memusuhi Jibril, maka hendaknya ia mengatakan bahwa Jibril adalah Ruhul Amin yang turun dengan membawa Dzikrul Hakim (al-Qur‟an) dari Allah ke dalam hatimu dengan izin-Nya. Ia adalah salah satu dari para Rasul Allah dari golongan para Malaikat. Dan barangsiapa memusuhi seorang Rasul, berarti ia telah memusuhi seluruh Rasul. Sebagaimana orang yang beriman kepada seorang Rasul, maka hal itu mengharuskannya beriman kepada seluruh Rasul, dan sebagaimana halnya orang yang kufur kepada salah seorang Rasul, berarti ia telah kufur kepada seluruh Rasul. Dengan demikian, Allah telah menetapkan mereka benar-benar sebagai orang kafir, karena mereka beriman kepada sebagian Rasul dan ingkar kepada sebagian lainnya. Demikian pula halnya orang yang memusuhi Jibril, maka ia adalah musuh Allah, karena Jibril tidak turun membawa perintah atas kemauannya sendiri, tetapi atas perintah Rabbnya (Abdullah, 2004: 195). C. Keyakinan kepada Kitab Allah Al-Qur‟an adalah kitab yang paling mulia diturunkan kepada Nabi paling mulia yaitu Nabi Muhammad SAW. Kitab Al-Qur‟an merupakan kitab
72
terakhir yang diturunkan Allah SWT untuk membenarkan kitab-kitab terdahulu
yang
meliputi
kitab
Zabur,
Injil,
dan
Taurat
sekaligus
menyempurnakan ajaran-ajaran sebelumnya. Dengan adanya kitab Al-Qur‟an ini seluruh umat muslim diwajibkan untuk mengimaninya dengan segenap hati mengikuti syari‟at-syari‟atnya bersama dengan As-Sunnah yang merupakan periwayatan Nabi Muhammad SAW. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Shad: 29
ٕ٩ ِاْ ٱٌَۡأٌۡجََٰتٌُُْٛٚزَزَوَّشَ أ١َ ٌَِٚ زِِٗۦ٠ََٰ َٰٓاْ ءَاَُٚذَّثَّش١ٌِّ ٖه ُِجََٰشَن َ ۡ١ٌَِِوزََٰتٌ أَٔ َضٌََُٰٕۡٗ ئ Artinya: “ Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka mentadabburi ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” Dalam ayat tersebut, tersirat bahwa Allah telah menurunkan kitab suci Al-Qur‟an kepada nabi Muhamad SAW untuk di sampaikan kepada pengikutpengikutnya. Al-Qur‟an adalah kitab Allah yang paling sempurna sebagai pedoman dan petunjuk umat muslim. Umat muslim di anjurkan untuk memahami ayat-ayatnya secara mendalam dan di harapkan dapat mengambil pelajaran darinya. Pagi itu adalah subuh ketiga Ayyas di Moskwa. Ia merasa tubuhnya sudah benar-benar bugar. Selesai shalat subuh, seperti biasa, ia membaca Al-Qur‟an, dzikir, ma‟tsurat pagi, dan membaca kitab mudzakarat fi manazil asb-siddiqin wa ar-rabbaniyyin, yang merupakan penjelas dari kalimat-kalimat penuh cahaya dari Ibnu Athaillah Ash Sakandary. Ia merasa shalat, membaca Al-Qur‟an, dzikir, dan membaca buku adalah nutrisi jiwanya yang harus ia jaga betul-betul. Ia tidak mau sedikit pun meninggalkan kebiasaannya wiridan dan berdzikir kepada Allah. Ia ingat betul kata-kata Ibnu Athaillah, “Tidak ada yang meninggalkan wirid kecuali orang bodoh.” Dengan melanggengkan zikir sebagai pembuka kegiatan harian, ia berharap Allah senantiasa menjaga jiwa, raga, akal, dan akhlaknya. Ia ingin selalu bersama Allah, ingin selalu mengingat Allah dan diingat
73
Allah. Itulah kenapa setiap pagi ia tidak boleh melupakan empat hal tersebut, shalat, membaca Al-Qur‟an, zikir, dan membaca buku yang ditulis orang-orang saleh. “Jika pagi datang orang yang lalai akan berfikir apa yang harus dikerjakannya. Sedangkan orang yang berakal akan berfikir apa yang akan dilakukan Allah semata. ” Kata-kata Ibnu Athaillah itu sedemikian kuat tertanam dalam hatinya (El-Shirazy, 2015: 58). Kutipan di atas menjelaskan bahwa Ayyas sebagai tokoh utama selalu mengingat Allah dan selalu menjalankan apa yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang oleh Allah. Dalam setiap langkahnya ia selalu ingat Allah dan menyerahkan semua yang terjadi hanya kepada Allah. Ayyas selalu menjaga keimanannya dan memohon kepada Allah untuk dilindungi dari kesesatan. Al-Qur‟an merupakan satu-satunya kitab Allah yang akan selalu terjaga keasliannya semenjak pertama kali diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW hingga tibanya hari kiamat. Banyak sekali keistimewaan serta kemukjizatan yang dapat kita temui dalam Al-Qur‟an. Di dalam AlQur‟an terdapat pokok-pokok ajaran serta sumber hukum yang dapat dijadikan rujukan dalam menjalankan ibadah kepada Allah. Selain itu, Al-Qur‟an juga bisa dijadikan sebagai sumber utama ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi seperti yang ada dalam novel Bumi Cinta, berikut pemaparannya: “Baiklah, di waktu yang singkat ini, akan saya gunakan bercerita singkat tentang bukti keaslian Al-Qur‟an sebagai firman Tuhan. Bukti ilmiah yang tidak ada keraguan sedikit pun di dalamnya. Saya akan bercerita tentang tiga ilmuan terkemuka di zamannya yang telah membuktikan Al-Qur‟an sebagai kalam Tuhan yang tidak terbantahkan. “Pertama, adalah Dr. Gary Miller. Ilmuwan terkenal ini mengatakan, bahwa sebelum Al-Qur‟an diturunkan dan Muhammad SAW diangkat menjadi asul, seorang filsuf Yunani Democritus telah menyampaikan pendapatnya tentang atom. Democritus dan para filsuf berkata, „Materi terdiri atas partikel-partikel yang sangat kecil yang tidak terlihat dan
74
tidak bisa dibagi, partikel-partikel itu disebut atom.‟ Itulah definisi atom secara ilmiah yang diketahui manusia selama ribuan tahun. “Orang Arab telah mengetahui definisi ini jauh sebelum Islam datang. Buktinya, kata „dzarrah‟ atau „atom‟ menurut orang Arab adalah bagian terkecil yang diketahui oleh manusia. Namun sekarang ini, ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa atom yang dianggap bagian terkecil dari materi ternyata masih bisa dibagi lagi. Hal itu dianggap sebagai penemuan baru dalam science modern. Yang sangat mengherankan, Al-Qur‟an yang diturunkan empat belas abad yang lalu ternyata telah lebih dulu memberikan informasi ilmiah ini. Allah berfirman di dalam Al-Qur‟an, “Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al-Qur‟an dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biar pun sebesar zarrah (atom) di bumi maupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak ada yang lebih besar dari itu melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (lauhul mahfudz)” (Q.S. Yunus: 61) “Tidak diragukan lagi penjelasan bahwa ada yang lebih kecil dari atom seperti yang ada dalam ayat di atas adalah hal yang samasekali tidak popular ketika Al-Qur‟an diturunkan. Yang diketahui manusia saat itu materi terkecil adalah atom, dan atom tidak bisa dibagi, artinya tidak ada yang lebih kecil dari atom. Dari manakah Al-Qur‟an bisa memberikan informasi ilmiah yang jauh melampaui apa yang ditemukan manusia saat itu. Tak lain dan tak bukan adalah dari Allah SWT. Ini membuktikan bahwa Al-Qur‟an adalah firman Allah yang tidak lekang oleh zaman (El-Shirazy, 2015: 433-434). Dalam kutipan tersebut telah dijelaskan bahwa Al-Qur‟an bisa dijadikan petunjuk dalam perkembangan ilmu pengetahuan alam. Dengan cara menggunakan akal pemikiran untuk melakukan observasi dan penelitian dalam rangka memahami science. Sebagaimana dalam firman Allah Q.S. Hud: 120
ُّ ََٰ٘زِِٖ ٱٌۡحَكِٟخَبَٰٓ َءنَ فَٚ َۚٱٌشعًُِ َِب ُٔثَجِّذُ ثِِٗۦ فُإَا َدن ُّ ِۡهَ ِِٓۡ َأٔۢجَبَٰٓء١ٍََوًُّٖا َّٔمُصُّ ػَٚ ٕٔٓ َٓ١ِِِٕ َٰۡ ٌٍُِّۡإٜرِوۡ َشَٚ ٖۡػِظَخَِٛ َٚ Artinya: “Dan semua kisah dari rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu; dan dalam surat ini
75
telah datang kepadamu kebenaran serta pengajaran dan peringatan bagi orangorang yang beriman.” Penjelasan ayat tersebut yaitu bahwa Allah SWT berfirman, Kami kabarkan seluruh kisah kepadamu, dari berita-berita para Rasul yang terdahulu sebelummu
bersama
umat-umatnya
dan
bagaimana
perdebatan
dan
pertentangan yang terjadi pada mereka, pendustaan juga siksaan yang dirasakan oleh para Nabi dan bagaimana Allah menolong pasukan-Nya, orang-orang yang beriman dan merendahkan musuh-musuh-Nya yang kafir. Semua ini adalah termasuk sesuatu yang Kami buat hatimu teguh. Maksudnya, menjadikan keteguhan dalam hatimu ya Muhammad dengan berita-berita itu, agar menjadi contoh bagimu dari kisah saudaramu para Rasul yang telah lalu (Abdullah, 2003: 395). Al-Qur‟an juga menceritakan kisah-kisah umat terdahulu yang bisa dijadikan ilmu pengetahuan bagi umat-umat yang datang sesudahnya, sebagai pembuktian akan kebenaran pengetahuan. Adapun pembuktian bahwa AlQur‟an sebagai pengetahuan kisah-kisah umat terdahulu seperti yang ada dalam novel Bumi Cinta ini, betikut kutipannya: “Kedua, adalah Dr. Maurice Bucaille. Dia adalah seorang dokter ahli bedah terkenal di Perancis. Seperti di maklumi bersama, salah satu Negara yang memiliki perhatian besar pada peninggalan-peninggalan purbakala adalah Perancis. Saat Presiden Francois Mitterand terpilih menjadi presiden Perancis tahun 1981, pemerintag Perancis di penghujung tahun delapan puluhan meminta kepada pemerintah Mesir untuk melakukan penelitian terhadap mumi Fir‟aun di Perancis. Untuk itu dipindahkanlah untuk sementara tubuh Mumi itu ke Perancis. “Mumi itu disambut dengan upacara kenegaraan yang meriah setibanya di Perancis. Dia disambut bahkan oleh presiden seolah-olah masih hidup. Mumi itu lalu diletakkan di dalam ruangan khusus di Musium pusat Perancis untuk diteliti oleh para pakar arkeologi dan dokter ahli bedah agar misteri seputar mumi Fir‟aun itu terungkap.
76
“Dan yang menjadi ketua dari para pakar dan ahli bedah dalam penelitian terhadap mumi itu adalah dokter bedah paling cemerlang saat itu, yaitu Dr. Maurice Bucaille. Para peneliti itu ingin mengetahui apa sesungguhnya yang menyebabkan kematian Fir‟aun. “Setelah melakukan penelitian dengan seksama, mereka pun menemukan jawaban ilmiah, kenapa Fir‟aun mati. Sisa-sisa garam yang lengket pada tubuhnya, juga sebagian ada di tenggorokan dan alat pencernaan merupakan bukti kuat bahwa Fir‟aun mati di laut. Ketika orang-orang saat itu menemukan jasad Fir‟aun di laut, mereka langsung memumikannya agar awet. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan besar di benak Dr. Maurice Bucaille adalah bagaimana jasad Fir‟aun tetap bisa utuh ketika ia ditemukan di laut? “Saat itu ada seorang anggota tim yang ia pimpin berbisik padanya, „Sebenarnya umat Islam sudah membicarakan mengenai tenggelamnya jasad ini dan keutuhan tubuhnya setelah tenggelam.‟ Namun Dr. Maurice Bucaille saat itu mengacuhkan informasi itu dan menganggapnya sebagai angin lalu. Ia meyakini bahwa penemuan baru mengenai apa yang terjadi pada mumi Fir‟aun itu tidak akan terjadi kecuali melalui serangkaian penelitian dengan menggunakan metode dan alat pendukung yang canggih. “Lalu dokter ahli bedah yang lain yang memiliki tanggung jawab yang sama dalam penelitian mumi itu mengatakan, „Benar, sungguh, AlQur‟an, kitab suci yang dipercayai kaum Muslim itu telah menceritakan bagaimana Fir‟aun mati tenggelam dan memastikan keutuhan tubuhnya setelah tenggelam.‟ “Dr. Maurice Bucaille tercengang tidak percaya, dia merasa itu hal yang aneh. Bagaimana bisa terjadi. Mumi itu belum ditemukan hingga tahun 1898 M atau baru ditemukan dua ratus tahun yang lalu, sementara kitab Al-Qur‟an sudah ada sejak seribu empat ratus tahun yang silam. Bagaimana kitab suci Al-Qur‟an bisa memberikan informasi itu, padahal seluruh manusia dan juga bangsa Arab tidak mengetahui apapun tentang kehidupan Mesir kuno. Manusia beru tahu setelah asad mumi itu ditemukan bersama peninggalan Mesir kuno lainnya. “Pertanyaan itu berkecambuk dalam pikiran ahli bedah dari Perancis ini. Ia mulai berfikir tentang kemukjizatan Al-Qur‟an. Ia duduk merenung di depan jasad mumi Fir‟aun. Kitab suci umat Kristiani memang juga menceritakan tenggelamnya Fir‟aun ketika mengejar Musa, tetapi Injil Matius dan Lukas itu tidak menceritakan sedikitpun keutuhan jasadnya setelah tenggelam. Apakah logis mumi itu adalah Fir‟aun yang dikejar Musa? Apakah logis Al-Qur‟an benar-benar menceritakan jasadnya utuh setelah tenggelam? Dr. Maurice Bucaille terus gelisah. “Hari berikutnya ia meminta kepada beberapa ahli bedah untuk membawa taurat, kitab suci orang Yahudi. Dia membaca kitab keluaran. Ia kecewa karena kitab keluaran samasekali tidak
77
menceritakan jasadnya akan utuh, yang diceritakan hanyalah Fir‟aun mati tenggelam. Kitab keluaran itu hanya mengabarkan, „Kemudian berbaliklah air laut itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Fir‟aun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut, hingga tak tersisa seorang pun dari mereka.‟ “Dr. Maurice membaca kitab keluaran itu tetap bingung sekaligus penasaran dengan apa yang dikatakan rekannya mengenai informasi yang sudah ada di dalam Al-Qur‟an itu. Setelah jasad mumi dikembalikan ke Mesir. Dr. Maurice menghadiri konfrensi kedokteran di Saudi Arabia. Ia ingin bertemu dengan para dokter Muslim dan menanyakan benar tidaknya apa yang disampaikan rekannya itu. Konfrensi itu memang membahas keutuhan jasad Fir‟aun setelah tenggelam. “Di tengah acara, seorang ilmuwan Muslim membuka hati Dr. Maurice Bucaille yang sedang mencari hakikat Al-Qur‟an. Ilmuwan Muslim itu membacakan ayat suci Al-Qur‟an, „Maka pada hari itu Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan manusia lalai dari tanda-tanda kekuasaan Kami.‟ (Q.S. Yunus: 92) “Ayat suci itu membuat tubuh Dr. Maurice Bucaille bergetar, ketika ia berkata dengan suara lantang, „Aku masuk Islam dan aku beriman pada Al-Qur‟an ini.‟ Ia sangat yakin bahwa Al-Qur‟an benar-benar firman Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Mengetahui segala sesuatu. Tuhan yang menjadi sumber ilmu pengetahuan (El-Shirazy, 2015: 434437). Dalam kutipan tersebut telah dijelaskan bahwa Al-Qur‟an bisa dijadikan sumber pembelajaran kisah-kisah umat terdahulu, diantaranya berisi kisah raja Fir‟aun yang mendzalimi dirinya di jalan Allah sehingga dibinasakan oleh Allah karena kekufurannya, ditenggelamkannya dia di laut, dan untuk dijadikan sebagai pembelajaran umat-umat sesudahnya. Allah mengawetkan
jasadnya
dan
mengabadikannya
di
dalam
Al-Qur‟an,
sebagaimana dalam firman Allah Q.S. Al-Imran: 137
ٖٔ٤ َٓ١َِزث ِّ ۡفَ وَبَْ ػََٰ ِمجَخُ ٱٌۡ ُّى١ ْا َوُٚ ٱٌَۡأسۡضِ فَٱٔظُشِٟاْ فُٚش١ِعَٕٖٓ َفغ ُ َُُۡلذۡ خٍََذۡ ِِٓ َلجٍِۡى
78
Artinya: Sesungguhnya Telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah. Karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). Yang dimaksud sunnah Allah dalam ayat tersebut yaitu hukumanhukuman Allah yang berupa malapetaka, bencana yang ditimpakan kepada orang-orang yang mendustakan rasul (Fahd, 1990: 98). ini berarti bahwa barangsiapa yang ingkar terhadap rasul Allah maka dia akan mendapatkan ganjaran dari Allah berupa Neraka. Al-Qur‟an juga menjelaskan bagaimana waktu proses terjadinya manusia, sehingga dengannya kita bisa menjadikan sebagai sumber perkembangan ilmu pengetahuan, dan sebagai salah satu bukti kebenaran dan keaslian Al-Qur‟an. Adapun pembuktian bahwa Al-Qur‟an menjelaskan proses terjadinya manusia yaitu sebagai berikut: “Ketiga, apa yang terjadi pada Dr. Keith L. Moore, seorang ilmuwan ahli embriologi terkenal dari Amerika. Suatu hari ia membaca artikel bahwa Al-Qur‟an menjelaskan ihwal pertumbuhan janin dari masa pembuahan sampai lahir. Saat itu Dr. Keith L. Moore hampir tidak percaya. Sebab menurutnya, pengetahuan embriologi baru diketahui oleh manusia belakangan ini, terutama sejak diketemukannya mikroskop dan piranti-piranti canggih ilmu kedikteran modern lainnya. “Untuk membuktikan kebenaran tulisan itu, Dr. Keit L. Moore lalu membaca dan mempelajari Al-Qur‟an. Dan akhirnya, mau tidak mau ia harus terkagum-kagum kepada Al-Qur‟an. Ternyata benar, Al-Qur‟an memuat ayat-ayat yang menjelaskan tentang embriologi secara lengkap dan tuntas. “Dr. Keith L. Moore mengatakan, „Apa yang tercantum dalam AlQur‟an itu sungguh tidak terjangkau oleh pengetahuan medis pada abad ke-7 M, ketika Nabi Muhammad menyebarkan Islam. Ini suatu mukjizat.‟ “Berdasarkan temuan ilmiah itulah Dr. Keith L. Moore kemudian masuk Islam dan menjadi seorang muslim yang saleh. Dr. Keith L.
79
Moore kemudian aktif menanggapi publikasi perhimpunan medika Islam Amerika Utara, Downers „Grove, Illinois, USA. Dengan tanpa keraguan sedikit pun Dr. Keith L. Moore mengatakan, bahwa rujukan ilmiah tentang perkembangan dan proses reproduksi manusia tersebar di pelbagai ayat Al-Qur‟an. Diawali dari QS. Az Zumar ayat 6, keyakinan Dr. Keith L. Moore mendapatkan pondasi ilmiah yang kukuh. Ditambah dengan QS. Al Mu‟minun ayat 13-14. Lalu, ia menelusuri QS. Al Hajj ayat 5. “Menurut Dr. Keith L. Moore menggambarkan tentang fetus, yaitu embrio yang telah berkembang di dalam uterus atau pranakan, baru muncul pertama kali pada abad ke-15 M oleh Leonardi Da Vinci. Memang jauh sebelumnya pada abad ke-2, Galen pernah menggambarkan plasenta dan selaput-selaput janin dalam buku, On The Formation of The Fotus. Tetapi itu jauh berbeda dengan yang diuraikan pada abad ke-7. Ketika itu para ahli medis sudah tau bahwa embrio manusia berkembang di dalam uretus, hanya saja tak seorang pun yang mengetahui bahwa perkembangan itu berlangsung secara bertahap. Bahkan pada abad ke-15 pun belum di diskusikan, apalagi digambarkan. Setelah mikroskop ditemukan oleh Leeuwenhook pada abad ke-16, barulah penjelasan tentang tahapan permulaan embrio ayam diselidiki para ahli. “Pengetahuan tentang penahapan embrio manusia dan bentuknya setiap tahap tidak terbayangkan hingga abad ke-20 ketika streeter (1941) dan O‟Rahilly (1972) menggambarkan sistem penahapan yang pertama kali. Apalagi tentang tiga lipat kegelapan yang ternyata maksudnya adalah tiga lapisan, yaitu dalam lapisan dinding perut, dinding rahim, dan selaput janin. “Al-Qur‟an menjelaskan, Kemudian Kami menjadikan air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan alaqh (sesuatu yang melekat), lalu sesuatu yang melekat itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik (QS. AlMu‟minun: 13-14). “Jika kita cermati lebih dalam, sebenarnya alaqh dalam pengertian etimologis yang bisa diterjemahkan dengan segumpal darah juga bermakna kepada penghisap darah, yaitu lintah. Padahal tidak ada pengumpamaan yang lebih tepat ketika embrio berada pada tahap itu, yaitu 7-24 hari, selain seumpama lintah yang melekat dan menggelantung di kulit. Embrio itu seperti menghisap darah dari dinding uretus, karena memang demikianlah yang sesungguhnya terjadi, embrio itu makan melalui aliran darah. Itu persis seperti lintah yang menghisap darah. Janin juga begitu, sumber makanannya adalah dari sari makanan yang terdapat dalam darah sang ibu. ajaibnya, embrio janin dalam tahap itu
80
jika diperbesar dengan mikroskop bentuknya benar-benar seperti lintah. “Bisakah kita membayankan saat itu Muhammad sudah memiliki pengetahuan sedemikian dahsyat tentang bentuk janin seperti lintah, lalu menulisnya dalam sebuah buku. Padahal saat itu belum ditemukan mikroskop dan lensa. Kita tidak akan bisa membayangkannya. Karenanya pengetahuan tentang embrio manusia yang mirip lintah, yang dijelaskan oleh Al-Qur‟an tidak mungkin bersumber dari akal manusia. Jelas itu adalah pengetahuan dari Tuhan, itu wahyu dari Allah, Tuhan seru sekalian, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu (El-Shirazy, 2015: 437-440). Dalam kutipan tersebut telah dijelaskan bahwa Al-Qur‟an bisa dijadikan sebagai sumber pembelajaran tentang bagaimana pertumbuhan janin dari masa pembuahan sampai lahir, yang menjelaskan tentang perkembangan embriologi secara lengkap dan tuntas, dan sebagai suatu mukjizat di zaman nabi. Sebagaimana dalam firman Allah Q.S. Al-Hajj: 5
ِِۡٓ َُُّۡتٖ َِِّٓ ٱٌۡجَؼۡثِ فَأَِّب خٍََمۡ ََٰٕىُُ ِِّٓ رُشَاةٖ ثَُُّ ِِٓ ُّٔطۡفَخٖ ث٠َ سَِٟب ٱٌَّٕبطُ ئِْ وُٕ ُزُۡ فٙ٠َُّ َََٰٰٓأ٠ ٌَََِٰٰٓٝ ٱٌۡأَسۡحَبَِ َِب َٔشَبَٰٓءُ ئُِٟٔمِشُّ فَٚ َُِّۚۡٓ ٌَ ُى١َۡشِ ُِخٍََّمَخٖ ٌِّ ُٕج١غ َ َٚ ٖػٍََمَخٖ ثَُُّ ِِٓ ُِّضۡغَخٖ ُِّخٍََّمَخ ُُّشَد٠ َِّٓ ُُِِٕىَٚ َٰٝ ََّفَُٛز٠ َِّٓ ُُِِٕىَٚ ُُۡۖۡذ ُو َّ َٰٓاْ َأشُٛخ ُىُۡ طِفًٖۡا ثَُُّ ٌِ َزجٍُۡغ ُ ثَُُّ ُٔخۡ ِشُّٜٖغ َ ُِّ ًََٖأخ َبٙۡ١ٍََ ٱٌۡ َأسۡضَ َ٘ب ِِذَحٖ فَِارَآَٰ أَٔ َضٌَٕۡب ػَٜرَشَٚ ٖۚۡٔا١ش َ ٍُٖۡػ ِ ِؼٍََُۡ ِِٓۢ ثَؼۡذ٠َ ٍَۡب١ََٰٰٓ أَسۡرَيِ ٱٌۡ ُؼُّشِ ٌِ َىٌَِٝئ ٘ ٖح١ِٙج َث ِۢ َََۡٚأٔۢ َجزَذۡ ِِٓ وًُِّ صٚ َۡ َسثَذٚ ۡٱٌَّۡبَٰٓ َء ٱ٘ۡزَضَّد Artinya: Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.
81
Pada ayat di atas menjelaskan bahwa proses kejadian manusia adalah bukti yang nyata adanya kebenaran akan datangnya hari kiamat. Manusia harus selalu bersikap waspada, hati-hati dan mawas diri agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan maksiat. Apa yang di perintahkan Allah hendaknya selalu dilaksanakan. D. Keyakinan kepada Rasulullah Dengan meyakini adanya Rasul-rasul Allah berarti manusia itu mengikuti jejak langkahnya untuk memperhias diri dengan meniru akhlak para Rasul, dan bersabar dan tabah dalam mencontoh sepak terjang beliau. Karena langkah para Rasul mencerminkan suatu teladan yang tinggi nilainya dan bermutu baik sekali, bahkan sebagai kehidupan yang suci dan bersih yang dikehendaki Allah SWT (Sabiq, 1991: 10). Dalam novel Bumi Cinta, Habiburrahman El-Shirazy banyak menampilkan konsep pendidikan tentang keyakinan kepada Rasul, dimana tugas diutusnya Rasul adalah untuk menyempurnakan akhlak umat manusia dengan memberikan bimbingan serta tauladan kepadanya. Sebagai gambaran, berikut penulis tampilkan bagian yang mengandung konsep pendidikan keyakinan kepada Rasul Allah. Ayyas mengambil air wudhu lalu shalat. Ia teringat sabda Rasulullah SAW., “Dan ikutilah perbuatan dosa dengan amal kebaikan, maka amal kebaikan itu akan menghapusnya.” Ia merasa bahwa melihat adegan tidak senonoh itu, meskipun tidak ia sengaja adalah dosa. Ia bahkan merasa dosa itu sangat besar. Ia sangat takut seolah ada gunung yang runtuh mau menimpanya. Ia ingin menghapus dosa itu dengan rukuk dan sujud kepada Allah SWT. Dalam sujud berulang kali ia memohon ampun kepada Allah. berulang kali ia mengucapkan doa Nabi Yunus ketika berada di dalam perut
82
ikan. “Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau (ya Allah), sungguh aku termasuk orang-orang yang zalim” (El-Shirazy, 2015: 115). Rasulullah merupakan seorang uswatun hasanah yang dapat dijadikan teladan bagi umat manusia dalam bertindak, dijelaskan dalam Q.S. Al-Ahzab: 21
شٖا١ِرَوَشَ ٱٌٍََّٗ َوثَٚ َََۡ ٱٌَٰٓۡأخِشَٛ١ٌَۡٱٚ ٌٍََّٗاْ ٱَُٛشۡخ٠ َْغَٕخٖ ٌَِّّٓ وَب َح َ ٌَحٛۡيِ ٱٌٍَِّٗ ُأعُٛ َسعٌَِّٟ َمذۡ وَبَْ ٌَ ُىُۡ ف ٕٔ Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. Ayat yang mulia ini adalah pokok yang agung tentang mencontoh Rasulullah SAW dalam berbagai perkataan, perbuatan, dan perilakunya. Untuk itu Allah SWT memerintahkan manusia untuk mensuritauladani Nabi Muhammad pada hari Ahzab dalam kesabaran, keteguhan, kepahlawanan, perjuangan, dan kesabarannya dalam menanti pertolongan dari Rabb-Nya (Abdullah, 2003: 461). “Rasul islam yaitu Muhammad SAW. Menyeru kepada umatnya untuk bekerja keras membangun kejayaan duniawi, sebagai mana menyeru umatnya beribadah sebaik-baiknya untuk membangun surga ukhrawi. Islam sendiri dengan terang dan tegas memerintahkan pemeluknya agar bekerja untuk dunianya seakan-akan mereka akan hidup selamanya, dan beribadah untuk akhiratnya seolah-olah mereka akan mati besok!‟ (El-Shirazy, 2015: 337). Di dalam kutipan tersebut telah jelas bahwa Allah SWT mewajibkan atas setiap orang Islam agar beriman kepada semua Rasul yang diutus olehnya tanpa membeda-bedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Dimana tujuan diutusnya seorang Nabi dan Rasul yaitu untuk mengajak umatnya agar
83
beribadah kepada Allah serta untuk menegakkan agamanya. Karena tugas Rasul bukanlah sekedar menyampaikan risalah, tetapi juga memberikan bimbingan dan tauladan bagi umat yang dipimpinnya. E. Keyakinan kepada Hari Akhir Keyakinan yang selanjutnya yaitu keyakinan kepada hari akhir. Hari akhir adalah hari berakhirnya kehidupan dunia. Pada saat itu seluruh alam semesta digoncangkan dengan dahsyat. Tidak ada satupun yang tersisa di dalam dunia ini. Hanya Allah SWT lah Pencipta alam semesta yang kekal abadi tidak mengalami kehancuran. Pada saat itu baik dan buruknya perilaku seseorang akan dicatat bergantung bagaimana kadar keimanan seseorang dalam hatinya. Orang yang benar-benar beriman dengan adanya hari akhir akan senantiasa menjaga agar perilakunya sesuai dengan perintah Allah dan berusaha menjauhi segala yang dilarang-Nya. Berikut kata-kata yang dikeluarkan Ayyas ketika menjadi narasumber dalam sebuah seminar. Demikian pula untuk selamanya manusia tidak akan melepaskan dari ketuaan dan kematian. Kenyataan ini menyadarkan dia sebagai makhluk lemah. Membawa dia kepada keyakinan akan adanya Dzat yang kuasa sepenuhnya, yang dapat mengobati segala penyakit. Yang dapat menghidupkan dan mematikan. Yang tidak terbatas kekuasannya. Tidak terpengaruh oleh waktu. Yang kekal abadi tidak terkalahkan oleh kematian, sebab dialah pencipta kematian. Dialah Tuhan! Dialah Allah, Tuhan seru sekalian alam (El-Shirazy, 2015: 315). Dalam kutipan tersebut Ayyas menjelaskan bahwa tidak ada sesuatu yang hidup melainkan Allah yang menghidupkannya. Dan tidak ada sesuatu yang mati melainkan Allah yang mematikannya. Dan kita tidak akan mati
84
sebelum tiba waktu yang telah ditentukan oleh Allah SWT. Oleh Karena itu, keyakinan akan datangnya hari akhir harus selalu ditumbuhkan karena setiap yang hidup pasti akan mati. Begitu juga segala tingkah laku kita harus sesuai dengan perintah Allah karena setiap langkah dan perbuatan kita pasti akan medapat balasan dari Allah di alam akhirat kelak. Firman Allah Q.S. AlBaqarah: 281
ٕ١ٔ ٍََُُّْٛۡظ٠ َ ُُ٘ۡ ٌَبٚ ۡغجَذ َ ًُ َٔفۡظٖ َِّب َو ُّ َٰ وََّٝفُُُٛ ر َّ ٱٌٍَّ ِۖۡٗ ثٌَِِٝٗ ئ١َِْ فُٛخؼ َ َٖۡۡا رُشَٛ٠ ْاَُٛٱرَّمٚ Artinya: Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masingmasing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). Ayat tersebut berisi wejangan dari Allah SWT kepada para hambahamba-Nya dan mengingatkan mereka akan kefanaan dunia dan musnahnya semua harta kekayaan dan segala yang ada di muka bumi. Untuk kemudian datang alam akhirat dan semua makhluk kembali kepada-Nya, dan Allah Ta‟ala menghisab semua yang pernah mereka lakukan, serta memberikan pahala sesuai dengan perbuatan mereka, yang baik maupun yang buruk. Dan Allah SWT mengingatkan mereka akan siksaan-Nya (Abdullah, 2004: 559). F. Keyakinan kepada Qadha‟ dan Qadar Iman kepada Qadha‟ dan Qadar maksudnya setiap mukmin dan muslim wajib mempunyai niat yang yakin sungguh-sungguh bahwa segala perbuatan makhluk sengaja atau tidak sengaja telah ditetapkan oleh Allah SWT (Aminuddin, Wahid, dkk, 2006: 63).
85
Takdir adalah ketetapan atau keputusan Allah yang diberlakukan terhadap semua makhluk-Nya, baik yang telah, sedang, maupun yang akan terjadi. Dengan demikian, takdir Allah tidak hanya terjadi pada manusia saja melainkan pada semua makhluk-Nya (Wahid, Masrun, 2007: 96). Hal tersebut sesuai dengan kutipan novel Bumi Cinta ketika Ibu angkat menjelaskan kepada Linor bahwa Ibu kandungnya mati terbunuh dalam pembantaian Sabra dan Shatila di Palestina. “Anakku, gambar mayat seorang perempuan muda setengah telanjang yang berlumuran darah, dengan kerudung putih menutup kepalanya lepas tak jauh dari tubuh, yang perutnya sobek, dan isinya terurai. Gambar yang baru saja kau lihat berulang-ulang itu, adalah gambar mayat Salma. Anakku, Salma yang berhati malaikat itu harus mati dengan cara yang sangat tragis dan mengenaskan. Mama selalu menangis setiap kali mengingat Salma dan apa yang terjadi padanya” (El-Shirazy, 2015: 415). Kutipan diatas menegaskan bahwa kematian adalah takdir Allah yang tidak bisa dinegosiasi. Sekeras apapun usaha manusia untuk menghindar dari kematian, kalau Allah sudah menentukan hari itu, maka hari itu pula maut akan menjemput manusia. Yang bisa manusia lakukan hanyalah berikhtiar serta berdoa memohon kepada Allah supaya diambil dalam keadaan khusnul khotimah. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Hadid: 22
َِّْ ِوزََٰتٖ ِِّٓ لَجًِۡ أَْ َّٔجۡشَأََ٘بَٰٓۚ ئِٟغ ُىُۡ ئٌَِّب ف ِ َٰٓ أَٔ ُفٌََِٟب فٚ ِ ٱٌَۡأسۡضِٟجَخٖ ف١َِِبَٰٓ أَصَبةَ ِِٓ ُِّص ٕٕ ٖش١ِغ٠َ ِٗ ٌٍَّ ٱٍََٝرٌََِٰهَ ػ Artinya: Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
86
Ayat tersebut menjelaskan bahwa hanya Allah lah yang Maha Tahu dan Maha Pencipta. Ketika Allah menghendaki sesuatu, maka itu adalah sesuatu yang mudah bagi Allah. Sebagai seorang hamba yang beriman, hendaknya percaya terhadap ketentuan atau takdir yang telah Allah tetapkan. Namun demikian, setiap hamba Allah dianjurkan untuk tetap berdo‟a dan berikhtiar. Berdasarkan analisis nilai-nilai pendidikan akidah diatas, dapat diketahui bahwa sikap Habiburrahman El-Shirazy tercermin dalam tokoh Muhamad Ayyas. Adapun sikap yang tercermin dalam diri Ayyas yaitu taqwa, jujur, sabar, tawakkal, rendah hati, percaya diri, toleransi, syukur dan penolong. Beberapa sikap tersebut menunjukkan bahwa Ayyas telah mencapai tingkatan akidah yang tertinggi yaitu haqul yakin. Karakter yang ditampilkan dalam tokoh Yelena dan Linor mengandung hikmah bahwa setiap manusia itu memiliki fitrah untuk berTuhan dan akidah yang benar akan memberikan ketentraman hati dan ketenangan jiwa. Dari hikmah tersebut dapat diketahui bahwa tingkatan akidah yang dimiliki oleh Yelena dan Linor yaitu tingkat yakin. Devid dalam novel Bumi Cinta digambarkan sebagai tokoh yang setia kawan namun mudah terpengaruh oleh kondisi disekitarnya dan sempat keluar dari ajaran agama yang dianutnya. Sampai suatu ketika ia disadarkan bahwa jika seseorang hidup tidak mempunyai pedoman serta keyakinan untuk berTuhan, maka akan menimbulkan kegoncangan jiwa. Hikmahnya yaitu setiap manusia
87
membutuhkan tempat untuk bersandar serta pedoman yang sesuai dengan ajaran Islam yaitu Al-Qur‟an dan Hadits. Dari hal ini tingkatan akidah yang dimiliki Devid yaitu tingkat yakin.
88
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil kajian yang dilakukan penulis mengenai nilai-nilai pendidikan akidah yang terkandung dalam novel Bumi Cinta Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy mengandung nilainilai pendidikan akidah. Nilai-nilai pendidikan akidah yang terkandung dalam
novel
Bumi
Cinta
karya
Habiburrahman
El-Shirazy
digambarkan melalui tokoh utama Ayyas yang memiliki keyakinan kepada Allah yang terdiri dari: (a) Allah Maha Esa dalam Zat-Nya (b) Allah Maha Esa dalam Sifat-sifat-Nya (c) Allah Maha Esa dalam Perbuatan-perbuatan-Nya (d) Allah Maha Esa dalam Wujud-Nya (e) Allah Maha Esa dalam menerima ibadah (f) Allah Maha Esa dalam menerima hajat dan hasrat manusia, keyakinan kepada Malaikat Allah, keyakinan kepada kitab-kitab Allah, keyakinan kepada Rasulullah, keyakinan kepada hari akhir, dan keyakinan kepada qadha‟ dan qadar. Keyakinan tersebut diperoleh dengan tingkatan haqul yakin. 2. Karakter tokoh yang ditampilkan dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy yaitu: Muhammad Ayyas, merupakan seorang muslim yang taat, jujur, sabar, tawakkal, rendah hati, percaya
89
diri, toleransi, syukur dan penolong. Karakter tersebut menggambarkan sikap pengarangnya yaitu Habiburrahman El-Shirazy. Yelena dan Linor digambarkan sebagai seorang yang tidak percaya dengan adanya Tuhan yang pada akhirnya mereka berdua mengucapkan kalimat syahadat. Devid, karakter yang ditampilkan yaitu seorang yang mempunyai jiwa setia kawan namun mudah terpengaruh dengan kondisi disekitarnya yang akhirnya kembali kepada ajaran agamanya. Doktor Anastasia, digambarkan sebagai tokoh yang taat terhadap keyakinannya yiatu Kristen ortodok. Pak Joko, merupakan seseorang yang sangat baik terhadap Ayyas. B. Saran Berdasarkan hasil analisis nilai-nilai pendidikan akidah dalam novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang perlu dikemukakan: 1. Bagi pembaca, hendaknya nilai-nilai pendidikan akidah dalam novel Bumi Cinta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan terwujud manusia yang taat kepada sang Khaliq. 2. Bagi peneliti lain, mengingat dalam novel Bumi Cinta banyak mengandung nilai-nilai pendidikan Islam terutama pendidikan akidah, hendaknya para peneliti lain dapat mengkaji bagian lain dari novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El-Shirazy.
90
DAFTAR PUSTAKA Abdullah bin Muhammad bin Abdurahman bin Ishaq Al-Syeikh. Tafsir Ibnu Katsir Jilid Cetakan ke-3. Pustaka Imam Ash-Syafi‟i: Bogor. 2004. Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3 cetakan ke-2. Pustaka Imam Ash-Syafi‟i: Bogor. 2003. Ahmad, Muhammad Abdul Qadir. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Rineka Cipta: Jakarta. 2008. Al-Banna, Hasan. Majmu‟atu ar-Rasail. Muassasah ar-Risalah: Beirut, tanpa tahun. Al-Jazairy, Abu Bakar Jabir. Aqidah al-Mukmin. Maktabah al-Kulliyat alAzhariyah: Cairo. 1978. Ali, Mohammad Daud. Pendidikan Agama Islam. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta. 1998. Aminuddin, Aliaras Wahid, dkk. Pendidikan Agama Islam. Graha Ilm: Yogyakarta. 2006. Anshari, Endang Saifuddin. Kuliah al-Islam (Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi). CV Rajawali: Jakarta. 1992. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta. 2010. Assegaf, Abd. Rachman. Filsafat Pendidikan Islam Cetakan ke-3. PT RajaGrafindo Persada: Jakarta. 2014.
91
Aziez, Furqonul dan Abdul Hasim. Menganalisis Fiksi Sebuah Pengantar. Ghalia Indonesia: Bogor. 2010. Busyra, Zainudin Achmad. Buku Pintar Aqidah Akhlak dan Qur‟an-Hadits. In Azna Book: Yogyakarta. 2010. El-Shirazy, Habiburrahman. Bumi Cinta Cetakan ke-2. Komunitas Aktivis Dakwah: Semarang. 2015. Fahd. Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Lembaga Percetakan Al-Qur‟an Raja Fahd: Saudi Arabia. tanpa tahun. Ilyas, Yunahar. Kuliah Aqidah Islam. Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI) Universitas Muhammadiuah Yogyakarta: Yogyakarta. 1993. Kosasih. Dasar-dasar Keterampilan Bersastra. Rama Widya: Bandung. 2012. Munir dan Sudarsono. Dasar-dasar Agama Islam. PT Rineka Cipta: Jakarta. 2001. Nurgiyantoro, Burhan. Teori Pengkajian Fiksi. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta. 2005. Razak, Nasruddin. Dienul Islam. PT Alma‟arif: Bandung. 1993. Sabiq, Sayid. Aqidah Islam (Ilmu Tauhid) Cetakan X. CV. Diponegoro: Bandung. 1991. Saraswati, Sylvia. Cara Mudah Menyusun Proposal, Skripsi, Tesis, Desertasi. ArRuzz Media: Yogyakarta. 2011. Sarosa, Samiaji. Penelitian Kualitatif Dasar-dasar. Indeks: Jakarta. 2012. Sobron, Sudarno dkk. Studi Islam 1. Lembaga Studi Islam (LSI) UMS: Surakarta. 2006.
92
Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Alfabeta: Bandung. 2007. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.2003. Suwarno, Wiji. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Ar-Ruzz Media: Yogyakarta. 2006. Syaltut, Mahmud. Islam Aqidah dan Syari‟ah. Pustaka Amani: Jakarta. 1986. Syam, Noor dkk. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan. Usaha Nasional: Malang. 1981. Tarigan, Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung. 2008. Wahid, Achmadi, Masrun. Pendidikan Agama Islam. Ganeca Exact: Jakarta. 2007. Yazid. Syarah „Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama‟ah. Pustaka Imam Asy-Syafi‟i: Bogor. 2006. http://www.pengertianpakar.com/2015/03/pengertian-nilai-dan-macam-macamnilai.html diakses pada tanggal 10 Maret 2016 pukul 08:54. http://www.lentera-kita.com/2015/05/tingkatan-tingkatan-aqidah-islam.html diakses pada tanggal 13 April 2016 pukul 08.33. http://aul-al-ghifary.blogspot.co.id/2013/09/pendidikan-aqidah-dalam-islam.html diakses pada tanggal 3 Mei 2016 pukul 07.30. http://www.komnasperempuan.go.id/wp-content/uploads/2016/03/Lembar-FaktaCatatan-Tahunan-_CATAHU_-Komnas-Perempuan-2016.pdf pada tanggal 17 Mei 2016 pukul 08.00.
93
diakses
DAFTAR PERTANYAAN 1. Berasal darimanakah ide cerita dalam novel Bumi Cinta? 2. Mengapa judulnya Bumi Cinta? 3. Darimana inspirasi Bapak dalam pemberian alur cerita pada novel ini? 4. Dalam pengambilan nama tokoh, apakah merupakan tokoh nyata atau hanya tokoh rekaan? 5. Apa yang menjadi motivasi Bapak dalam menamai tokoh-tokoh tersebut? 6. Mengapa kota Moskwa yang dijadikan latar dalam novel ini? Mengapa tidak Indonesia saja? 7. Inspirasi Bapak dalam menggambarkan karakter setiap tokoh itu apa pak? 8. Mengapa tokoh Ayyas dalam novel ini digambarkan sebagai karakter yang sangat sempurna? 9. Berapa lama Bapak mengerjakan novel ini? 10. Suka duka dalam pembuatan novel ini apa pak? 11. Dalam novel ini, pesan apa yang ingin Bapak sampaikan kepada pembaca khususnya kaum Remaja?
94
HASIL WAWANCARA Ide cerita dalam novel Bumi Cinta yaitu pada suatu ketika Habiburrahman El-Shirazy bersama sahabatnya berkeliling ke Kota Hanover, Jerman pada tahun 2000. Ketika itu ia diajak sahabatnya untuk berkunjung kesebuah apartemen mahasiswa. Apartemen tersebut ditempati secara bersamaan antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrimnya. Melihat pemandangan yang seperti itu, ia merasa bahwa seseorang yang tinggal di apartemen tersebut jika tidak mempunyai iman yang benar pasti akan terjerumus ke dalam lembah kemaksiatan. Mengapa diberi judul Bumi Cinta, karena Bumi Cinta yang sesungguhnya adalah surganya Allah SWT. Jika seseorang bisa mempertahankan dan menjaga keimanannya maka dia akan merasakan Bumi Cinta yang sesungguhnya. Kemudian tokoh yang ditampilkan merupakan tokoh rekaan bukan tokoh nyata. Karaker yang ditampilkan setiap tokoh tentunya berbeda-beda, ada yang berkarakter sangat sempurna dan ada pula yang memiliki karakter kurang baik. Hal ini dilatar belakangi supaya pembaca dapat mengambil hikmah maupun pelajaran yang ditampilkan oleh masing-masing karakter. Dan juga sebagai perbandingan bahwa orang yang memiliki keimanan yang benar akan mendapat balasann dari Allah berupa Surga, sedangkan orang yang tidak memiliki keimanan juga akan mendapat balasan dari Allah berupa Neraka. Novel Bumi Cinta ini merupakan novel terberat yang pernah ditulis oleh Habiburrahman El-Shirazy karena isi dalam novel ini mengandung kepercayaan umat beragama serta menjelaskan hal-hal yang terkait dengan akidah. Menurut
95
penuturan beliau, pembuatan novel ini berlangsung selama satu tahun yaitu enam bulan melakukan riset dan enam bulannya lagi proses penulisan. Amanat yang ingin disampaikan pengarang dalam novel ini yaitu bahwa dalam kondisi bagaimanapun dan dimanapun berada seorang pemuda harus bisa menjaga keimanannya.
96
DEPARTEMEN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Faks. 323433 Salatiga 50721 Website : http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail :
[email protected]
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Elfa Rafika
Fakultas
:FTIK
Nim
Jurusan
:PAI
No 1.
: 111 - 12 - 107
Nama Kegiatan
Pelaksanaan
OPAK STAIN Salatiga
5-7 September
2012 “Progresifitas Kaum
2012
Keterangan
Nilai
Peserta 3
Muda, Kunci Perubahan Indonesia” 2.
Orientasi Pengenalan
8-9 September
Akademik dan
2012
Peserta
Kemahasiswaan (OPAK) Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga “Mewujudkan
3
Gerakan Mahasiswa Tarbiyah Sebagai Tonggak Kebangkitan Pendidikan Indonesia” 3.
Orientasi Dasar Keislaman
10 September 2012
Peserta
(ODK), dengan tema “Membangun Karakter Keislaman Bertaraf
2
Internasional di Era
97
Globalisasi Bahasa” 4.
Seminar Entrepreneurship
11 September 2012
Peserta
dan Perkoperasian 2012 dengan tema “Explore
2
Your Entrepreneurship Talent” 5.
Achievment Motivation
12 September 2012
Peserta
Training “Dengan AMT,
2
Bangun karakter Raih Prestasi” 6.
UPT Perpustakaan
13 September 2012
Peserta
“Library User Education
2
(Pendidikan Pemakai Perpustakaan)” 7.
Seminar Nasional
29 September 2012
Peserta
Mahasiswa dengan tema:
8
“Urgensi Media Dalam Pergulatan Politik” 8.
Seminar Nasional
02 Juni 2012
Peserta
Ekonomi Syariah dengan
8
Tema: Ekonomi SyariahBukan Ekonomi Biasa 9.
Pra Youth Leadership
03 Oktober 2012
Peserta
Training, dengan tema:
2
“Surat Cinta Pembasmi Galau” 10. Hijab Class and Beauty
28 Oktober 2012
Peserta 3
Demo 11. Seminar regional
29 Oktober 2012
Peserta 4
98
“Indonesia Satu” 12. Tabligh Akbar bertajuk:
01 Desember 2012
Peserta
“Tafsir Tematik dalam
2
Upaya Menjawab Persoalan Israel dan Palestina Landasan QS. Al-Fath: 26-27” 13. Kegiatan Bedah Buku “24
05 Desember 2012
Peserta 2
Cara Mendongkrak IPK” 14. Seminar Nasional
26 Maret 2013
Peserta
“Ahlussunah Waljamaah
8
dalam Perspektif Islam Indonesia” 15. Bedah buku: “Berhenti
05 April 2013
Peserta 2
Kerja Semakin Kaya” 16. Sosialisasi dan Silaturahmi 30 September 2013
Peserta
Nasional “Sosialisasi UU No.1 Tahun 2013, Peran serta Fungsi OJK, Peran
2
Pemerintah dalam Pengawasan LKM (Lembaga Keuangan Mikro) ” 17. Seminar Nasional dengan
07 Oktober 2013
Peserta
tema “Mendetakkan
8
Jantung Bangsa dengan Jurnalisme” 18. Musabaqah Tilawatil
23 Oktober 2013
Peserta
Quran (MTQ) Mahasiswa V dengan tema “MTQ
2
99
Sahana Apresiasi untuk Mencetak Insan Qur‟ani” 19. Tafsir Tematik dengan
17 Mei 2014
Peserta
tema “Konsep Pemimpin
2
Ideal Menurut al-Qur‟an” 20. Diklat Microteaching
08 November 2014
Peserta
21. Talkashow Pra Nikah
09 November 2014
Peserta
dengan Tema “Menjemput
2
2
Jodoh Impian” 22. Gerakan Pramuka Racana
16 November 2014
Peserta
Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi “Seminar
8
Nasional Entrepreneurship” 23. Training Makalah dan
12 September 2015
Peserta
Motivasi Lembaga 2
Dakwah Kampus (LDK) Fathir Ar-Rasyid 24. Surat tugas sebagai guru
01 Juli 2015
Pengajar
tidak tetap di SD Negeri
7
Mendongan 25. Surat Keputusan Kepala
09 Juli 2015
Pengajar
Sekolah Dasar Negeri Mendongan tentang Pembagian Tugas Guru
7
dalam Proses Belajar Mengajar Tahun Pelajaran 2015/2016 26. Surat Keputusan Kepala
09 Juli 2015
Sekolah Dasar Negeri
100
Pembimbing
Mendongan tentang Pembagian Tugas Guru
7
dalam Membimbing Tahun Pelajaran 2015/2016 27. Surat Tugas sebagai Juri
27 Agustus 2016
Juri
Lomba Mata Pelajaran dan Seni Islami (Mapsi) Tingkat Kecamatan
3
Sumowono ke-19 Tahun 2016 28. Surat Keputusan Kepala
04 Februari 2016
Panitia
Sekolah Dasar Negeri Mendongan tentang Susunan Panitian dan
7
Pembagian Tugas Guru dalam US dan UAS Tahun Pelajaran 2015/2016 Jumlah
112 Salatiga, 09 September 2016 Mengetahui, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Achmad Maimun, M.Ag. NIP. 19700510 199803 1 003
101
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Nama
: ELFA RAFIKA
2. Tempat dan Tanggal Lahir
: Kab. Semarang, 14 Juli 1995
3. Jenis Kelamin
: Perempuan
4. Warga Negara
: Indonesia
5. Agama
: Islam
6. Alamat
: Krajan RT 05 RW 02 Banyukuning Bandungan, Kab. Semarang
7. Riwayat Pendidikan
: a. SD N Banyukuning, lulus tahun 2006 b. SMP Islam Sudirman Sumowono, lulus tahun 2009 c. SMA Islam Sudirman Ambarawa, lulus tahun 2012 d. S1 IAIN Salatiga, lulus tahun 2016
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 27 September 2016 Penulis
Elfa Rafika NIM. 111-12-107
102