NILAI – NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Oleh : Rice Sepniyantika
ABSTRAK
Penelitian ini mengambil novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy sebagai objeknya. Masalah yang diungkapkan dalam penelitian ini adalah (1) unsur intrinsik yang membangun novel Cinta Suci Zahrana, (2) nilai-nilai didaktis yang ada dalam novel Cinta Suci Zahrana. Penelitian ini menggunakan teori struktural, yakni berupa unsur intrinsik. Unsur intrinsik yang dibahas dalam penelitian ini adalah tokoh dan penokohan, plot (alur), latar, tema, gaya bahasa, dan amanat. Dari unsur intrinsik tersebut dapat ditemukan nilai-nilai didaktis yang terdapat dalam novel Cinta Suci Zahrana. Berdasarkan temuan penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai didaktis dalam novel Cinta Suci Zahrana, antara lain: religius, kerja keras dan pantang menyerah, kasih sayang, kujujuran dan tanggung jawab, baik dan rendah hati, kepedulian, dan percaya diri. Kata Kunci : “Habiburrahman El Shirazy, Cinta Suci Zahrana, Nilai-Nilai Didaktis,”
1. PENDAHULUAN Novel mengungkapkan suatu konsentrasi kehidupan pada suatu saat tegang, dan memusatkan kehidupan yang tegas (Semi, 1984:24). Novel tersebut memberikan bentuk penceritaan tentang kehidupan seseorang yang berada dalam lingkungan keluarga ataupun masyarakat. Sebagai pencerminan dari realitas kehidupan masyarakat, novel yang memuat suatu peristiwa yang terjadi dengan tokoh sebagai pelaku. Dalam kehidupan masyarakat fungsi karya sastra untuk menghibur dan mendidik, dianggap mendidik karena pengalaman jiwa yang disebarkan dalam kongkretisasi cerita, dan dikatakan menghibur karena cara penyebarannya. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra
menunjukkan menghibur dan mendidik (Horatio, dalam Noor, 2005: 14). Mendidik adalah memelihara dan memberi latihan (ajar, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sementara itu, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang; proses, perbuatan, cara mendidik (KBBI, 1991: 232). Maka karya sastra dianggap sebagai karya sastra yang bernilai (Noor, 2005: 14) Rokeach memberikan batasan tentang nilai, yaitu keyakinan dasar bahwa suatu modus perilaku atau keadaan akhir eksistensi yang khas lebih disukai secara pribadi atau sosial dibandingkan modus perilaku (Robbins, dalam Budiyono, 2007: 71). Nilai bersifat abstrak yang dapat dipahami, dipikirkan, dimengerti, dan dihayati oleh manusia. Nilai juga berkaitan dengan harapan, keinginan, cita-cita, dan segala sesuatu yang perlu dipertimbangkan secara internal (batiniah) manusia. Nilai menjadi daya tarik dalam mengukur keadaan, eksistensi dan prilaku individu dan organisasi. Dalam KBBI (2002:783) nilai adalah sifat - sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Sedangkan didaktis (2002:262) adalah bersifat mendidik. Jadi, nilai didaktis merupakan sesuatu yang penting dalam hal yang bersifat mendidik. Nilai didaktis tersebut berupa pengajaran moral yang berlandasan peraturan sosial-budaya, dan ajaran agama. Novel Cinta Suci Zahrana menceritakan tokoh yang menegaskan bahwa pentingnya menuntut ilmu dan prestasi setinggi – tingginya, tanpa menyampingkan aspek privasi, serta berhati-hati
memilih pasangan
hidup
yang
harus berakhlak
mulia sehingga
dapat
membahagiakan keluarga dalam berumah tangga. Selain itu, novel Cinta Suci Zahrana menunjukan bahwa cita-cita harus diwujudkan dengan fokus agar bisa meraih apa yang diinginkan. Serta tidak pernah takut pada masalah, kesulitan, dan penderitaan. Kemudian tidak mau menyerah dan harus kerja keras. Hal ini memperlihatkan bahwa Zahrana bisa masuk S1 pada dua Jurusan dan universitas yang berbeda, yakni Universitas ternama di sebuah perguruan tinggi swasta di Semarang dengan Jurusan Arsitektur dan mencicil mata kuliah yang sudah diambil di UGM Jurusan Teknik Sipil. Dengan kesungguhan dan kerja kerasnya, dia menyampaikan amanat yang dapat ditanggap oleh pembaca agar jangan mudah menyerah dalam meraih cita-cita, karena semua itu merupakan kunci utama untuk meraih apa yang dicita-citakan. Dalam novel Cinta Suci Zahrana, terlihat bahwa tokoh utama memiliki sifat percaya diri, berani, tanggungjawab, suka bekerja keras, dan tidak mudah menyerah. Adanya nilai - nilai didaktis yang terdapat dalam karya, maka peneliti tertarik membahas novel Cinta Suci Zahrana.
Untuk menemukan nilai – nilai didaktis secara keseluruhan terdapat unsur-unsur intrinsik yang membangun karya, berupa tokoh dan penokohan, plot, latar, tema, gaya bahasa, dan amanat. Pada tokoh dan penokohan melalui tema cerita, yang sekaligus dikongkretkan dalam amanat. Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disajikan oleh pengarang. Untuk menemukan tema, dibutuhkan membaca secara cermat atau tekun agar dapat menemukan tema. Disamping itu, tema dapat juga terungkap dialog tokoh, terutama lewat tokoh dan penokohan utama (Sudjiman, 1986:18). Dengan adanya kaitan yang ada dalam unsur-unsur yang membangun karya sastra (intrinsik), maka peneliti menggunakan teori struktural. Hal tersebut dilakukan karena unsur-unsur intrinsik tersebut berada di dalam strukturalisme, dipandang sebagai unsur yang paling mendukung terhadap tercapainya nilai - nilai didaktis dalam sebuah novel.
2. TEORI SRUKTURAL Abrams (dalam Nurgiyantoro, 1995: 36-37) menyatakan struktur karya sastra merupakan susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan yang indah. Di pihak lain, struktur karya sastra berarti hubungan antarunsur (intrinsik) yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, dan mempunyai satu kesatuan yang utuh. Analisis struktural bertujuan memaparkan fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersama menghasilkan sebuah kesatuan. Dalam pelaksanaannya Atmazaki (2005: 100) membagi dua teknik dalam kritik struktural, yakni kritik struktural berpola dan kritik struktural takberpola. Pada kritik struktural berpola terdapat ciri-ciri dari unsur-unsur (struktur) yang membangun karya sastra, seperti tokoh dan penokohan, latar, plot/alur, sudut pandang, gaya bahasa, dan sebagainya. Unsur ekstra estetika yakni tema dan amanat. Sementara itu, struktur takberpola menganalisis karya sastra atas dasar hubungan antarunsur yang didapatkan penelitian sewaktu proses analisis berlangsung. Berdasarkan pembagian dari dua kritik struktural, penelitian ini penulis menggunakan kritik struktur berpola. Kritik struktur berpola terdiri dari tokoh dan penokohan, latar, plot/alur, tema, amanat, sudut pandang, gaya bahasa, dan sebagainya. Semi (1984: 27) menyatakan struktur dalam (intrinsik) merupakan unsur – unsur yang membentuk karya sastra. Adapun unsur – unsur tersebut meliputi peristiwa, cerita, tokoh dan
penokohan, plot atau alur, latar, tema, sudut pandang, gaya bahasa, dan sebagainya (Nurgiyantoro, 1995: 23).
3. ANALISIS NILAI-NILAI DIDAKTIS Dalam menganalisis suatu karya sastra terutama pada penentuan nilai-nilai didaktis,dapat ditemukan dengan menggunakan unsur intrinsik yang membentuk karya sastra meliputi tokoh dan penokohan, plot atau alur, latar, tema, gaya bahasa, sudut pandang, dan amanat. Namun, unsur intrinsik yang akan dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada tokoh dan penokohan, plot atau alur, latar, tema, gaya bahasa, dan amanat. Keenam unsur ini karena dianggap dapat mengambarkan peristiwa dalam sebuah cerita sehingga nantinya dapat ditemukan nilai-nilai didaktis yang terdapat di dalam novel Cinta Suci Zahrana. Nilai yang banyak dalam sebuah novel dan dapat memberikan manfaat yang berguna bagi kehidupan pembaca adalah nilai-nilai pendidikan (didaktis). Menurut Terry Page dkk (dalam Ahmadi, 1991: 4) pendidikan adalah proses pengembangan kemampuan dan prilaku manusia secara keseluruhan. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy yang terdapat nilainilai didaktis, seperti percaya diri, religius, kasih sayang, jujur dan tanggungjawab, baik dan rendah hati, kepedulian suka bekerja keras, dan tidak mudah menyerah. Seperti kutipan berikut : “Ia berjanji pada mereka berdua bahwa ia akan bertanggung jawab sepenuhnya pada pilihannya. Dan ia membuktikan janjinya. Tahun pertama ia selesaikan kuliahnya dengan hasil gemilang. Ia menghadap ayah dan ibunya dengan membawa IP 3,87. Adalah IP tertinggi di jurusannya.” (Shirazy, 2011: 6) Kutipan teks di atas menjelaskan bahwa Zahrana merupakan seorang tokoh yang memiliki tanggungjawab pada pekerjaan, dengan pilihannya untuk masuk ke universitas dan memiliki IP tertinggi. Perbuatan Zahrana terhadap apa yang dilakukannya mempunyai nilai-nilai didaktis berupa tanggungjawab. Selain itu, di saat mendapatkan penghargaan atas karya-karya dan prestasinya di bidang arsitektur, musik, dan penelitian sosial yang semua fokus basis budaya. Ia diundang ke Beijing
untuk diberi penghargaan level Internasional oleh School of Architecture, Tsinghua University, sebuah universitas ternama China. Pada saat Zahrana tampil dia harus membacakan teks pidato dengan baik, namun teks pidato yang telah dipersiapkannya hilang, walaupun demikian Zahrana bisa tampil membacakan pidato dengan cepat tanpa teks. Selain itu Zahrana tidak ingin mempermalukan martabat bangsanya. Seperti kutipan berikut : “Ia tidak mau mempermalukan dirinya sendiri, juga martabat bangsanya. Ia harus menemukan cara. Baginya harga diri yang berkaitan dengan kehormatan ilmiah adalah segala-galanya. Zahrana berpikir keras. Akhirnya ia sampai pada tekat: ia akan menyampaikan pidatonya tanpa teks. Pidato yang telah ia siapkan akan ia hafal di luar kepala, persis seperti saat ia dulu lomba pidato bahasa Inggris saat masih SMA. Ia yakin bisa.” (Shirazy, 2011: 61) Kutipan teks di atas memperlihatkan bahwa Zahrana seorang yang percaya diri dan berani untuk mengambil tantangan untuk membaca teks pidato dalam bahasa Inggris di luar kepala. Sikap yang diambil oleh Zahrana memiliki nilai-nilai didaktis berupa percaya diri dan berani dalam mengambil langkah agar tidak mempermalukan bangsa dan Negara Indonesia.
4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa novel Cinta Suci Zahrana terdapat pada tokoh utama yaitu Zahrana. Zahrana adalah tokoh utama yang selalu tabah, sabar, gigih, pantang menyerah, suka bekerja keras, bertanggungjawab, dan berani. Mempunyai akal yang cerdas dalam mengatasi setiap masalah yang dialaminya. Nilai-nilai didaktis dalam novel Cinta Suci Zahrana adalah religius, kerja keras dan pantang menyerah, kasih sayang, kujujuran dan tanggung jawab, baik dan rendah hati, kepedulian, dan percaya diri. Di antara tujuh nilainilai didaktis, yang paling menonjol adalah religius, baik dan rendah hati. Sementara itu, nilainilai didaktis dalam novel Cinta Suci Zahrana, yang terdapat para tokoh yang menggunakan kerja keras dan pantang menyerah, kasih sayang, kejujuran dan tanggung jawab, kepedulian, dan percaya diri, sangat sedikit ditemukan.
BIBLIOGRAFI
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra: Teori dan Terapan. Padang: Yayasan Citra Budaya Indonesia. Bertens, Kees.1999. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Budiyono, Kabul. 2007. Nilai-Nilai Kepribadian dan Perjuangan Bangsa Indonesia. Bandung: Alfabeta. El- Shirazy, Habiburrahman. 2011. Cinta Suci Zahrana (Sebuah Novel Pembangun Jiwa). Jakarta Selatan : Ihwah Publishing House. Ensiklopedi Nasional Indonesia. 2004. Jakarta: PT Delta Pamungkas. Luxemburg, Jan Van dkk. 1989. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: PT Gramedia. Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara. Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. __________________ . 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke3. Jakarta: Balai Pustaka. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-2. Jakarta: Balai Pustaka. Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Gramedia. Semi, Atar. 1984. Anatomi Sastra. Padang: FPBS IKIP.