ANALISIS FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN PERANCANGAN MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DALAM MENDUKUNG DAYA SAING OPERASI PERUSAHAAN PADA PT. AYAM MERAK Ayudia Chaerani BINUS University, Komplek Cempaka Hijau Blok E No. 1 Ciputat, 08118003886,
[email protected]
Ibnu Rinaldi BINUS University, Jalan Flamboyan Manis No. 8F Rempoa, 085697466866,
[email protected]
Robertus Tang Herman BINUS University
ABSTRAK PT. Ayam Merak is a company that produces and distributes Ayam Merak Coffee since 1973. The purpose of this study is to analyze the best strategy of supply chain management in supporting the operational competitiveness of the company. This study, optimization model based approach has been used so that the issues related to operational strategy is working well. Three Steps of Strategic Management Process by Fred R. David is also used in this study by analyzing the key internal and external factors in order to get the best recommended strategy for the company. The result of this study is proposes PT. Ayam Merak to apply the market development strategy by improving the model of supply chain management in order to achieve the competitive advantage. Kata kunci: Strategy formulation, supply chain management, competitiveness PT. Ayam Merak adalah perusahaan yang memproduksi dan mendistribusikan kopi bubuk merk Ayam Merak sejak tahun 1973. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa strategi supply chain management (SCM) dalam mendukung daya saing operasi perusahaan. Untuk itu peneliti melakukan pendekatan model optimasi sehingga permasalahan terkait strategi operasi dapat berlangsung dengan baik. Di samping itu, peneliti juga melakukan analisis tiga tahapan manajamen strategis menurut Fred R. David dengan menganalisa faktor internal dan faktor eksternal perusahaan guna mendapatkan strategi yang disarankan. Hasil penelitian ini adalah berupa usulan kepada PT. Ayam Merak untuk melakukan strategi pengembangan pasar melalui perbaikan model supply chain management sehingga tercapai keunggulan kompetitif. Kata kunci: formulasi strategi, supply chain management, daya saing
PENDAHULUAN Dalam menghadapi dinamika persaingan bisnis, setiap perusahaan dituntut untuk memiliki daya saing kompetitif. Hal ini sangat penting mengingat faktor tersebut menjadi salah satu masalah bagi setiap perusahaan dalam menguasai berbagai bentuk inovasi bisnis dan strategi bersaing yang ditetapkan oleh para pelaku bisnis lainnya, khususunya kompetitor. Persaingan bisnis dengan daya saing yang kompetitif dan dalam kondisi yang
tidak dapat diprediksi, membuat banyak perusahaan semakin dituntut untuk dapat survive dalam ketidakpastian, kompleksitas dan kondisi yang cepat berubah. Disamping itu, target untuk memenangkan pasar adalah sebuah keharusan bagi pelaku bisnis. Dalam hal ini, perusahaan atau pelaku bisnis dituntut untuk memaksimalkan kinerja bisnis melalui pengembangan strategis pemasaran dan operasi. Dengan demikian perusahaan diharapkan mampu mengoptimalkan biaya pemasaran produk atau jasa akibat dukungan strategi operasi yang handal. Perusahaan perlu membuat perencanaan untuk kelangsungan hidupnya di arena persaingan global karena tidak ada tempat bagi perusahaan untuk bersembunyi dari para pesaingnya. Strategi sangat diperlukan dalam mencapai efisiensi, responsiveness yang tinggi terhadap pelanggan-pelanggan lokal, dan mengakses sumber daya tertentu melalui supply network. Faktanya adalah bahwa banyak perusahaan yang mengalami permasalahan, minimnya dukungan strategis operasi yang mampu mendukung kegiatan operasional perusahaan melalui penciptaan rantai nilai yang mampu memberikan nilai tambah bagi setiap elemen yang terlibat dalam sebuah proses bisnis. Disinilah letak peran penting strategi supply chain management seperti halnya pada PT. Ayam Merak. PT. Ayam Merak adalah perusahaan yang memproduksi dan menyalurkan produk kopi bubuk merk Ayam Merak. Selama ini PT. Ayam Merak belum mengoptimalkan sistem rantai pasokan yang efektif dan efisien yang dapat dilihat dari terjadinya ketidakpastian permintaan barang kepada supplier, gangguan dalam penyimpanan barang, seringnya kehabisan persediaan barang pada saat dibutuhkan, tidak meratanya produk di pasar dan hal–hal yang mengganggu lainnya dalam mengelola aliran barang dari hulu ke hilir. Munculnya perusahaan kopi yang dapat memanfaatkan sumber daya, keahlian, dan pengetahuan memberikan ancaman dan hambatan dalam keberhasilan PT. Ayam Merak untuk meningkatkan penjualan yang kompetitif serta daya saing terhadap perusahaan kopi lainnya dari sisi operasional perusahaan. Berdasarkan uraian masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk memberi judul “ANALISIS FORMULASI STRATEGI BISNIS DAN PERANCANGAN MODEL SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DALAM MENDUKUNG DAYA SAING OPERASI PERUSAHAAN PADA PT. AYAM MERAK”. Hasil penelitian terdahulu berjudul Improving Competitiveness Through Supply Chain Management: A Cumulative Improvement Approach oleh Robert J. Vokurka, Gail M. Zank dan Carl M. Lund III. Penelitian ini bersifat deskriptif dan penjelasan berupa penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini adalah pernyataan bahwa esensi dari supply chain management adalah mengantar produk yang tepat dan pada saat yang tepat pula dalam satu aliran supply chain. Ketepatan tersebut dapat diraih melalui adanya quality, dependability, flexibility, agility dan efficiency yang harus diselaraskan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan, yakni memiliki keunggulan kompetitif atau daya saing perusahaan. Hasil penelitian terdahulu yang berikutnya berjudul Modeling the logistiks outsourcing relationship variables to enhance shipper’s productivity in logistical supply chain oleh M. N. Qureshi, Dinesh Kumar, dan Pradeep Kumar. Manfaat penelitian adalah untuk menentukan variabel kunci dari hubungan outsource logistik antara shippers (pengirim barang) dan penyedia layanan logistik dan mempelajari apa saja yang dapat mempengaruhi produktivitas dan keunggulan kompetititifnya. Hasil penelitian mengatakan bahwa, dewasa ini shippers telah banyak mengadopsi berbagai strategi, salah satu yang efektif adalah dengan menggunakan pelayanan logistik outsource. Dengan melakukan outsource di bidang logistik, shippers juga dapat mengehemat biaya dan waktu sehingga lebih fokus pada produk dan pelayanan sehingga dapat bersaing di persaingan yang berat saat ini. Sesuai dengan penelitian kami, hasil penelitian mengatakan bahwa PT. Ayam Merak sebaiknya menggunakan distributor (outsource), karena selain perusahaan dinilai belum sanggup memaksimalkan keahlian mengenai manajemen distribusi, hal ini juga didukung oleh tidak sesuainya penggunaan aset perusahaan yang berkenaan dengan distribusi itu sendiri seperti alat transportasi dan sumber daya manusia. Menurut Fred R. David (2009: 325) formulasi strategi adalah cara menentukan strategi utama adalah dengan melakukan tiga tahapan (three stage) kerangka kerja dengan matriks sebagai model analisisnya. Perangkat atau alat yang berbentuk matriks–matriks itu telah sesuai dengan segala ukuran dan tipe organisasi perusahaan, sehingga alat tersebut dapat dipakai untuk membantu para ahli strategi dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih strategi–strategi yang paling tepat. Tiga tahapan tersebut mencakup: input stage, matching stage dan decision stage. Menurut Robert J. Vokurka, Gail M. Zank dan Carl M. Lund III (2002: 16), supply chain management adalah, “all the activities involved in delivering a product from raw material through the customer including sourcing raw material and parts, manufacturing and assembly, warehousing and inventory tracking, order entry and order management, distribution across all channels, delivery to the customer, and the information system necessary to monitor all of the activities”.
Indrajit dan Djokopranoto (2002: 16) mendefinisikan: “Competitive advantage is a position of enduring superiority over competitors in terms of customer preference.”
LANGKAH PEMECAHAN MASALAH Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif. Menurut Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif dengan sumber datanya adalah data primer dan sekunder. Berbagai teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, observasi. Penggunaan alat analisis Tiga Tahapan Manajemen Strategis menurut Fred R. David menggunakan kuesioner lisan dengan responden berjumlah satu orang sebagai informan kunci yang menjabat sebagai Direktur (Top Management). Kemudian, berdasarkan kriteria optimasi dapat ditentukan rancangan implikasi solusi terpilih yaitu; 1. Untuk membantu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen, penulis menganjurkan agar perusahaan melakukan perubahan terhadap sistem supply chain management. 2. Untuk membantu perusahaan dalam menentukan strategi bersaing yang terbaik melalui analisis 3 tahapan menurut Fred R. David dan analisis Porter.
HASIL DAN BAHASAN 4.2 Proses Operasi dan Supply Chain Management saat ini Secara keseluruhan perusahaan saat ini bisa dikatakan memiliki laba yang stabil, namun berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti menimbang dari aspek operasi perusahaan masih banyak kekurangan yang sebenarnya masih dapat dimaksimalkan. Saat ini perusahaan memiliki satu gudang pribadi milik perusahaan yang bertempat di Jakarta Utara. Perusahaan memiliki banyak supplier bahan baku dan gudang tunggal yang bersifat memusat—semua kegiatan dilakukan di satu lahan seperti kantor, penyimpanan barang dan proses produksi (manufacturing). Berikut adalah gambar sistem supply chain management yang dilakukan oleh PT. Ayam Merak:
Gambar 1 Sistem Supply chain management PT. Ayam Merak saat ini Sumber: PT. Ayam Merak dan olahan peneliti Sebagian distribusi ke retail outlet dilakukan secara outsource untuk dapat menjangkau ketersediaan barang bagi pelanggan di luar jawa. Perusahaan memiliki salesperson internal dan beberapa kontrak dengan retail outlet di Jakarta, namun hingga saat ini perusahaan tidak memiliki target produksi dan strategi khusus
(jangka panjang maupun jangka pendek) dalam mengatasi hal-hal yang mungkin menyebabkan menurunnya penjualan. Kondisi pasar yang ada adalah permintaan konsumen akan kopi berkualitas yang tinggi dan pesaing yang terus-menerus melakukan improvement terhadap produk utama. Sedangkan dari sisi produksi dan distribusi, perusahaan kurang dapat memaksimalkan aliran produk hingga sampai ke tangan konsumen secara merata. Supply chain management yang tidak dikelola dengan baik menjadi permasalahan utama dalam perusahaan. Untuk dapat memaksimalkan laba, perusahaan harus tahu betul mengenai target produksi sehingga diharapkan distribusi produk dapat merata ke seluruh Indonesia, karena dengan adanya ketersediaan produk secara merata, maka secara tidak langsung perusahaan telah melakukan strategi operasional dan strategi pemasaran dengan efektif kepada konsumen tentang bagaimana produk tersebut dapat diingat sebagai 'first in mind' dan 'first in market'. Pada supply chain management, terdapat 4 penggerak utama yang menentukan kinerja dari suatu rantai supply. Empat penggerak utama itu adalah persediaan, transportasi, fasilitas dan informasi. Hasil analisa peneliti terhadap 4 penggerak utama supply chain management pada PT. Ayam Merak yang saat ini digunakan berdasarkan wawancara dengan Bapak Haryo Suparmun selaku Direktur di perusahaan adalah sebagai berikut: • Persediaan Untuk sistem persediaan, PT. Ayam Merak menggunakan sistem utama seasonal inventory, dimana persediaan diatur untuk mengatasi adanya keragaman permintaan yang tidak bisa diprediksi. Perusahaan akan membangun persediaan pada periode permintaan barang rendah dan menyimpannya untuk periode permintaan barang menjadi tinggi, dimana pada saat permintaan tinggi perusahaan tidak dapat memproduksi semua barang untuk memenuhi permintaan • Transportasi Adalah metode untuk memindahkan persediaan dari satu tempat ke tempat lainnya dalam rantai supply. Untuk alat transportasi barang, pada umumnya PT. Ayam Merak menggunakan transportasi darat, yaitu menggunakan mobil box dan sepeda motor (canvassing) dengan metode pengaturan rute yang belum didesain secara terpadu. Sedangkan distribusi produk yang ada di luar jawa perusahaan melakukan outsource pada pihak distributor. • Fasilitas Yang dimaksud dengan fasilitas di sini adalah tempat di mana persediaan itu disimpan, dikemas atau dikumpulkan. Untuk metode penyimpanan ini, pusat distribusi PT. Ayam Merak terletak di Jalan Pluit Raya. Perusahaan menggunakan metode di mana semua tipe produk yang berbeda disimpan bersama termasuk pengemasan dan pengambilan. • Informasi Informasi berisi data dan analisa yang didapat berdasarkan pengamatan terhadap persediaan, transportasi, fasilitas dan konsumen dalan rantai supply. Untuk penanganan informasi, dari supplier sampai ke pabrik dan sebaliknya masih menggunakan cara konvensional, yaitu penyampaian informasi seperti pemesanan melalui telepon, fax dan e-mail.
4.4 Input Stage 4.4.1.3 Matriks IFE Tabel 1 Matriks IFE No.
1 2
3 4 5
Faktor Kunci Internal Bobot Peringkat Kekuatan (Strength) QC yang menjamin 0.10 4 kualitas produk Teknologi canggih untuk 0.06 4 proses produksi Kontrak dan hubungan baik dengan banyak 0.06 3 supplier 0.03 3 Citarasa asli kopi Loyalitas karyawan 0.03 3 Kelemahan (Weakness)
Nilai Tertimbang 0.40 0.24 0.18 0.09 0.09
1 2 3 4 5
Keterbatasan jumlah gudang dan pabrik Jangkauan pasar yang sempit Tidak memiliki sistem SCM Manajemen dan SDM yang kurang profesional Strategi marketing yang kurang efektif Total
0.07
2
0.14
0.15
1
0.15
0.19
1
0.19
0.08
1
0.08
0.25
2
0.50
1
2.06
Nilai total rata-rata tertimbang dari matriks IFE diatas adalah sebesar 2,06. Hal ini menunjukkan bahwa PT. Ayam Merak memiliki kelemahan yang lebih mendominasi.
4.4.1.4 Matriks EFE Tabel 2 Matriks EFE No.
Faktor Kunci Eksternal
Bobot
Peringkat
Nilai Tertimbang
Peluang (Opportunity) 1
Potensi pasar kopi instan
0.11
4
0.44
2
Ekspansi pasar ke luar negeri
0.05
2
0.10
3
Pangsa pasar yang semakin besar di Indonesia
0.09
3
0.27
0.08 Kopi sebagai gaya hidup masyarakat 0.04 Diversifikasi bisnis Ancaman (Threat)
4
0.32
2
0.08
1
Persaingan para pemain baru dalam industri kopi
0.14
3
0.42
2
Bencana alam atau perubahan cuaca
0.05
2
0.10
3
Menjamurnya gerai kopi menurunkan permintaan kopi instan
0.03
2
0.06
4
Merk kopi lokal dan produsen kopi setempat yang sangat mendominasi
0.15
3
0.45
5
Jaringan perusahaan kopi lain yang lebih luas.
0.26
4
1.04
4 5
Total
1
3.28
Nilai total rata-rata tertimbang dari matriks EFE diatas adalah sebesar 3,28. Ini menunjukkan bahwa PT. Ayam Merak belum mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada dan cukup mampu mengantisipasi ancaman yang ada dalam industri.
4.4.1.5 Matriks Profil Kompetitif (CPM) Di bawah ini adalah tabel matriks CPM antara dua pesaing PT. Ayam Merak yaitu PT. Puji Surya Indah dengan produknya kopi Singa dan PT. Tirta Alam Segar dengan produknya Top Coffee. Produk Top Coffee berada diatas produk Ayam Merak, Top Coffee merupakan produk pesaing baru di pangsa kopi Indonesia. Strategi yang dilakukan oleh Top Coffee menciptakan respon yang baik di pasar melalui harga, inovasi, promosi dan sistem distribusi. Sedangkan pada PT. Puji Surya Indah dengan produknya kopi Singa berada
diposisi di bawah PT. Ayam Merak. Dilihat dari tabel matriks CPM di bawah ini, PT. Ayam Merak berada pada kondisi semakin melemah dan belum dapat kembali bersaing di persaingan kopi Indonesia saat ini. Hasil CPM adalah sebagai berikut:
Tabel 3 Matriks Profil Kompetitif (CPM) Faktor Profil Kompetitif
Bobot
PT. Ayam Merak Rating
Nilai
PT. Puji Surya Indah Gresik Rating Nilai
PT. Tirta Alam Segar Rating
Nilai
Harga Produk
0.1573
4
0.6292
3
0.4719
3
0.4719
Inovasi Produk
0.1525
3
0.4575
2
0.305
3
0.4575
0.1101
2
0.2202
2
0.2202
4
0.4404
0.0545
2
0.109
2
0.109
4
0.218
0.1302
2
0.2604
3
0.3906
4
0.5208
0.118
1
0.118
2
0.236
3
0.354
0.1573
4
0.6292
3
0.4719
3
0.4719
0.1525
3
0.4575
2
0.305
3
0.4575
Kegiatan Promosi Sistem Distribusi Kinerja Karyawan Manajemen yang Handal Loyalitas Konsumen Market Share TOTAL
2.1455
2.4845
3.4368
4.4.2 Matching Stage 4.4.2.1 Matriks SWOT Setelah mendapatkan hasil evaluasi dari faktor eksternal (EFE) dan faktor internal (IFE), maka tahap selanjutnya yang akan digunakan untuk memperoleh detil strategi yang akan dikembangkan adalah dengan menggunakan matriks SWOT yang digambarkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4 Matriks SWOT Srategi SO Dengan teknologi yang memudahkan proses produksi, QC serta citarasa kopi yang khas perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasar (S1, S2, S4 – O1, O2, O3, O4) Pengembangan Pasar
Strategi WO Dengan memiliki sistem SCM terpadu dan memaksimalkan strategi marketing, perusahaan dapat memaksimalkan jangkauan pasar yang belum terlayani (W3 – O1, O3, O4) Pengembangan Pasar
Strategi ST QC dan citarasa asli kopi memungkinkan perusahaan untuk bersaing dengan pemain-pemain baru (O1, O4 – T1)
Strategi WT Memiliki SCM dan menerapkan strategi marketing secara tepat serta membina manajemen yang profesional dapat memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk memperluas jaringan distribusi untuk meraup lebih banyak konsumen (W3, W4, W5 – T1, T4, T5) Pengembangan Pasar
Memiliki banyak supplier akan meminimkan kerugian perusahaan akibat biji kopi yang gagal (O3 – T2) Penetrasi Pasar
4.4.2.2 Matriks Internal dan Eksternal (IE) Hasil evaluasi dari matriks IFE dan EFE, matriks IE menunjukkan bahwa posisi PT. Ayam Merak berada pada sel II, dimana strategi yang diterapkan pada sel I, II, dan IV adalah tumbuh dan berkembang, yakni strategi integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horisontal, pengembangan pasar, penetrasi pasar dan pengembangan produk.
4.4.2.3 Matriks Strategi Besar (Grand Strategy) PT. Ayam Merak berada pada kuadran II dimana pada matriks CPM, perusahaan berada pada nilai 2,4845 sedangkan produk kopi merk Singa berada di bawah nilai produk kopi merk Ayam Merak yaitu sebesar 2,1455 dan kopi merk Top berhasil melampaui nilai produk kopi merk Ayam Merak dengan nilai 3,4368. Dari hasil tersebut, perusahaan perlu mengevakuasi pendekatan yang sudah dilakukan ke pasar secara serius. Meskipun pasar industri dari bisnis perusahaan sedang tumbuh, perusahaan sulit bersaing secara selektif. PT. Ayam Merak perlu mencari tahu mengapa pendekatan memburuk dan bagaimana perusahaan dapat melakukan perubahan terbaik agar dapat meningkatkan persaingannya.
4.4.3 Decision Stage 4.4.3.1 Matriks QSPM Berdasarkan matriks SWOT dan Matriks IE didapat dua alternatif strategi, yaitu strategi pengembangan pasar dan penetrasi pasar.
Tabel 5 Hasil Matriks QSPM Penetrasi Pasar
5.11
Pengembangan Pasar
5.95
Kemudian berdasarkan penjumlahan total nilai daya tarik pada matriks QSPM, dapat disimpulkan bahwa strategi yang akan dijalankan oleh PT. Ayam Merak adalah strategi pengembangan pasar, yaitu menjangkau pangsa pasar saat ini dengan meningkatkan jaringan bisnis yang lebih luas melalui pembangunan dan pengembangan sistem supply chain management yang terpadu.
4.5 4.5.1
Model Supply Chain Management dalam mendukung Daya Saing Operasi Model Supply Chain Management saat ini
Berikut adalah gambar supply chain management PT. Ayam Merak yang sedang berjalan saat ini:
Gambar 2 Sistem Suppy Chain Managementy yang Sedang Berjalan Sumber: Hasil Pengolahan Peneliti, 2012 Dari hasil analisis, dapat ditemukan kelemahan dalam proses distribusi yang memakan waktu lama dan biaya besar, dimana perusahaan menggunakan 20 mobil box dan 8 sepeda motor tanpa menentukan jalur distribusi dan rute yang paling efisien. Perusahaan belum menganggap pengaturan terpadu untuk aliran barang menjadi sesuatu yang sangat krusial, sumber daya manusia yang kurang kompeten, kegiatan marketing yang tidak optimal (karena kegiatan operasinya yang kurang baik) serta penggunaan teknologi informasi yang minim untuk mendukung kelancaran aliran barang juga mengakibatkan perusahaan belum dapat menjangkau pangsa pasar yang lebih luas hingga saat ini.
4.5.2
Model Supply Chain Management yang diusulkan
Peneliti menyarankan untuk mengembangkan sistem supply chain management yang ada dengan cara melakukan pengalihan distribusi yang dilakukan oleh perusahaan kepada perusahaan distributor (outsource), sehingga sistem supply chain management perusahaan dapat lebih efektif dan efisien, dengan kata lain perusahaan dapat lebih fokus pada bisnis inti yaitu memproduksi kopi bubuk, memonitor kualitas produk, mengembangkan pelatihan sumber daya manusia dan meningkatkan permintaan pasar dengan kegiatan marketing melalui berbagai media. Berikut adalah gambar sistem supply chain management PT. Ayam Merak yang diusulkan:
Gambar 3 Sistem Supply Chain Management PT. Ayam Merak yang diusulkan Sumber: Hasil Pengolahan Peneliti, 2012
4.6
Implikasi solusi terpilih
Berdasarkan hasil dari analisis Porter dan analisis 3 tahapan strategis menurut Fred R. David yang mencakup; input stage, matching stage dan decision stage dapat diperoleh bahwa strategi yang terbaik bagi PT. Ayam Merak untuk memenangkan persaingan dan memiliki keunggulan kompetitif, yaitu dengan pengembangan pasar dimana strategi ini menjangkau pangsa pasar saat ini dengan meningkatkan jaringan bisnis yang lebih luas melalui pembangunan dan pengembangan aplikasi sistem supply chain management yang terpadu. Strategi yang dijalankan selama ini belum dapat memenuhi kebutuhan konsumen, terbukti dengan kurangnya ketersediaan barang ditoko secara menyeluruh. Sehingga nantinya perlu diperbaiki strategi supply chain management bagi PT Ayam Merak, serta merubah aliran barang yang lama dengan yang baru antara lain dengan cara: 1. Perusahaan dapat menggunakan distributor pada seluruh jangkauan pasarnya sehingga perusahaan dapat lebih fokus pada bisnis inti. 2. Perusahaan menciptakan strategi promosi yang menarik sehingga berdampak pada penjualan yang notabene mempengaruhi kapasitas produksi, dengan kata lain kapasitas produksi dengan gudang dan pabrik yang luas dapat dimaksimalkan pemakaiannya. 3. Perusahaan dapat memanfaatkan teknologi yang ada untuk memudahkan segala proses bisnis dalam rantai pasokan. Dengan kesesuaian strategi ini, diharapkan dapat meminimalisir kelemahan yang ada di dalam komponen supply chain management, serta memberikan peningkatan terhadap produktivitas dan efisiensi perusahaan sehingga perusahaan menjadi lebih kompetitif dalam persaingan merebut pasar di persaingan yang ketat. Apabila ada kesinambungan yang baik dalam operasional maka mendorong penyeimbangan antara produktivitas dan efisiensi perusahaan secara optimal.
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 1. Model supply chain management PT. Ayam Merak saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan konsumen, hal ini disebabkan oleh tidak adanya dukungan yang baik dari internal perusahaan, diantaranya adalah kurangnya pengembangan sumber daya manusia, teknologi yang tidak dimanfaatkan untuk memaksimalisasi proses bisnis dan kegiatan marketing yang tidak berjalan dengan baik. 2. Model supply chain management PT. Ayam Merak yang diusulkan adalah dengan mengalihkan tugas distribusi produk yang selama ini dijalankan oleh perusahaan kepada pihak distributor (outsource). Usulan ini memiliki beberapa pertimbangan, yaitu perusahaan dapat lebih fokus pada bisnis inti. Peran distributor akan memaksimalkan proses distribusi dan memperluas jaringan distribusi perusahaan sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
5.2 Saran
• Memaksimalkan aset perusahaan seperti pabrik yang besar dan fasilitas transportasi yang tersedia. • Mengoptimalkan teknologi informasi yang ada untuk memudahkan komunikasi antara supplierr dengan konsumen. • Meningkatkan kinerja sumber daya manusia dengan menyediakan pelatihan kerja didalam dan diluar lapangan serta pendidikan formal agar lebih andal dan kompeten. • Menggunakan distributor untuk menghubungkan manufacturer kepada konsumen dan membuat kontrak kerjasama yang jelas dan rinci untuk mengatur semua hak dan kewajiban kedua belah pihak yang terlibat. • Membuat perkiraan kebutuhan produksi yang akan dikelola dengan cara pendataan permintaan barang oleh salesperson, pencatatat dan pelaporan persediaan barang untuk membuat perencanaan persediaan yang akurat.
REFERENSI Chase, R. B., Aquilano, N. J., & Jacobs, F. R. 2006. Operations Management: for Competitive Advantage. The McGraw Hill-Irwin Series. New York Chopra, Sunil & Peter Meindl. 2004. Supply Chain Management: Strategy, Planning, and Operations. Prentice Hall. New Jersey. Cristanto, Ivan. 2008. Penentuan Strategi PT. Hero Supermarket. Tbk, khususnya pada kategori supermarket di Kotamadya Jakarta Barat Berdasarkan pendekatan analisis konses Three Stage Fred R. David. Tesis S1 Tidak Dipublikasikan. Institut Bisnis dan Informatika Indonesia. Jakarta. David, Fred R. (2009). Strategic Management: Manajemen Strategis Konsep. Salemba Empat. Jakarta David, Fred R. (2011). Strategic Management: Concepts and Cases. Pearson. Donnelly, J. H., Gibson, J. L., & Ivancevich, J. M. 1998. Fundamentals of Management. Irwin McGraw-Hill. United States of America. Ellitan, L., & Anatan, L. (2007). Strategi Bersaing dalam: Service Driven Economy. ANDI. Jogjakarta Ellitan, L., & Anatan, L. (2006). Supply Chain Management: Teori dan Aplikasi. ANDI. Jogjakarta Evans, J. R., & Collier, D. A. (2007). Operations Management: an integrated goods and service approach. Thomson Southwestern Fitzsimmons, J. A., & Fitzsimmons, M. J. (2006). Service Management: Operations, Strategy, Information Technology. McGraw-Hill International Edition. Griffin, R.W. 2002. Manajemen. Gina Gania Heizer, J. & Render, B. (2006). Principles of Operations Management. Pearson Prentice Hall. Hitt, M. A., Ireland, R. D., & Hoskisson, E. 2001. Manajemen Strategis: Daya Saing dan Globalisasi. Salemba Empat. Hopp, W. J. (2008). Supply Chain Science. McGraw-Hill International Edition. New York Indrajit, Richardus E. & Djokopranoto, Richardus. 2002. Konsep Manajemen Supply Chain. PT. Grasindo. Jakarta Krajewski, L., Ritzman, L., &Malhotra, M. (2007). Operation Management: Processes and Value Chains. Pearson Prentice Hall. Manullang, M. (2005). Dasar-DasarManajemen. Gajah Mada University Press. Pearce, J. A., & Robinson Jr, R. B. (2008). Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Salemba Empat. Pujawan, I Nyoman. (2005). Supply Chain Management. GunaWidya. Purwanto, Iwan. (2006). Manajemen Strategi. Yrama Widya Rangkuti, Freddy. (2004). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka Utama Robbins, S. P. & Coulter, Mary. (2003). Management: 7th Edition. Prentice Hall Rusell, R. S. & Taylor, B.W. (2009). Operations Management: Along the Supply Chain. Wiley Schroeder, R. G. (2007). Operations Management: Contemporary Concepts and Cases Third Edition: The McGraw-Hill International Edition Stevenson, William J. (2009). Operations Management: 10th Edition. McGraw-Hill. New York Suharsimi, Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta Turban, et. al. (2008). Information Technology for Management: Transforming Organizations in the Digital Economy. Wiley
Vokurka, Robert J., Zank, Gail M., Lund III, Carl M. (2002). Improving Competitiveness Through Supply Chain Management: A Cumulative Improvement Approach: CR Vol. 12(1). ProQuest E-Journal
RIWAYAT PENULIS Ayudia Chaerani Jakarta, 13 September 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di BINUS University dalam bidang manajemen (peminatan: entrepreneurship) pada tahun 2012. Ibnu Rinaldi Jakarta, 8 April 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di BINUS University dalam bidang manajamen (peminatan: entrepreneurship) pada tahun 2012.