ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Kasus Pada KPP Pratama Kebayoran Lama)
Oleh :
Paisal Amir Zaini 106082002658
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa
: Paisal Amir Zaini
NIM
: 106082002658
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan, dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan plagiat maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang lain. Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggungjawab saya,
Jakarta, 6 September 2010
( Paisal Amir Zaini )
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi Nama : Jenis Kelamin : Tempat Tanggal Lahir : Agama : Orang Tua: 1. Ayah : 2. Ibu : Anak ke dari : Alamat : Telepon e-mail
Paisal Amir Zaini Laki-laki Bogor, 26 November 1987 Islam H. Zaini Hj. Raimah 5 dari 5 bersaudara Jl. Pipa Gas No. 34 RT 003 / RW 006 Limo-Depok Kode Pos. 16515 : (021) 7546070 / 08567310414 :
[email protected] [email protected]
Pendidikan Formal 1993 – 1994 1994 – 2000 2000 – 2003 2003 – 2006 2006 – 2010
: : : : :
TK Islam Pratiwi SDN Limo 02 SLTP PGRI 12 Jakarta SMAN 97 Jakarta Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Akuntansi
Pendidikan Non Formal 2005 2009 2009 – 2010
: Primagama : JIMS Language Course : Brevet Pajak A & B Patra
Pengalaman Organisasi 2002 – 2003 2007 – 2008 2008 – 2009
: Ketua Osis SLTP PGRI 12 JAKARTA : Panitia PROPESA BEM Jurusan Akuntansi : Anggota Divisi Olahraga BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis
2009 2008 – 2009
: Koordinator Divisi Acara FUSHION (Turnamen Futsalantar SMA/Sederajat se-Jakarta Selatan) : Ketua Dekan Cup BEM Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Pengalaman Magang 2010
: Magang bagian Account Representative, Penagihan, Pelayanan, dan Pengelolaan Data dan Informasi (KPP PERUSAHAAN MASUK BURSA, selama 1 bulan)
THE ANALYSIS OF FACTORS WHICH INFLUENCE INDIVIDUAL TAXPAYER NONCOMPLIANCE (Case Study of KPP Pratama Kebayoran Lama) By: Paisal Amir Zaini ABSTRACT The purpose of this research is to determine whether factors that affect individual taxpayer noncompliance. The factors are: (1) attitude, (2) subjective norms, (3) moral obligations, (4) perceived behavioral control, (5) intention, and (6) ethics. Unit analysis of this research is an individual taxpayer who is registered in KPP Pratama Kebayoran Lama. This research uses primary data with convenience sampling method in sampling. The analytical method used in this study is factor analysis. The survey results revealed that the six variables are reduced to five variables proposed that spread in the two factors. Ethics variable excluded from the study model because it does not meet the criteria for MSA > 0,5. Results of factor analysis showed two factors that this spread are all factors that affect an individual taxpayer noncompliance. The first factor consists of moral obligations, perceived behavioral control and intention; and the second factor consists of attitudes and subjective norms.
Keywords:
Attitudes, subjective norms, moral behavioral control, intention, and ethics.
obligations,
perceived
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Kasus Pada KPP Pratama Kebayoran Lama) Oleh: Paisal Amir Zaini ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Faktor yang dimaksud adalah: (1) sikap, (2) norma subyektif, (3) kewajiban moral, (4) kontrol keperilakuan yang dipersepsikan, (5) niat, dan (6) etika. Unit análisis penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kebayoran Lama. Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode convenience sampling dalam penentuan sampel. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 6 variabel yang diajukan direduksi 5 variabel yang tersebar dalam 2 faktor. Variabel Etika dikeluarkan dari model penelitian karena tidak memenuhi kriteria MSA > 0,5. Hasil analisis faktor menunjukkan 2 faktor yang tersebar ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi. Faktor pertama terdiri dari kewajiban moral, kontrol keperilakuan yang dipersepsikan, dan niat; dan faktor kedua terdiri dari sikap dan norma subyektif.
Kata Kunci:
Sikap, norma subyektif, kewajiban moral, kontrol keperilakuan yang dipersepsikan, niat, dan etika.
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim.. Alhamdulillahirabbil ‘Alamin, dengan segala kerendahan hati, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta Salam semoga tercurah kepada baginda Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat beliau yang telah menjadi jalan bagi umatnya dalam menempuh keselamatan dan kebahagiaan dengan ilmu pengetahuan yang benar. Penulis menyadari bahwa muatan skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik penyusunan, penulisan maupun isinya. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang penulis miliki. Meskipun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan benar. Penulis menyadari bahwa keberhasilan yang diperolah adalah berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.
Ayahanda H. Zaini dan Ibunda Hj. Raimah serta kakak-kakakku yang penulis sangat cintai. Terima kasih atas cinta dan kasih sayang, doa, dorongan, semangat, pengorbanan, perhatian dan dukungan yang kalian berikan kepadaku. Semoga karyaku ini bisa membanggakan kalian.
2.
Bapak Prof. Dr. H. Abdul Hamid, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Bapak Afif Sulfa, SE.,Ak.,M.Si., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta.
4.
Ibu Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta.
5.
Bapak
Dr. Yahya Hamja.,MM selaku dosen pembimbing I, yang telah
bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi ini. 6.
Ibu Rini, SE.,Ak.,M.Si selaku dosen pembimbing II, yang begitu sabar dalam memberikan penjelasan, bimbingan, pengarahan dan dorongannya kepada penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
7.
Bapak Prof, Azzam Jassin MBA, Bapak Afif Sulfa SE.,Ak.,M.Si, dan Ibu Reskino SE.,Ak.,M.Si selaku penguji komprehensif. Terima kasih telah memberikan ilmu kepada penulis.
8.
Bapak Prof. Azzam Jassin MBA dan Ibu Fitri Damayanti SE.,M.Si selaku dosen penguji skripsi. Terima kasih.
9.
Seluruh dosen yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya dosen jurusan akuntansi yang memiliki peran yang sangat besar bagi saya dalam proses perkuliahan.
10. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuannya kepada penulis. 11. Teman-teman akun D-Best terima kasih atas doa, dukungan, perhatian dan persahabatan kalian dari semester 1 sampai sekarang. Kita harus tetap main futsal ya. 12. Anneu Dwi Muliani terima kasih atas doa, semangat, perhatian, bantuan dan waktunya sehingga selsainya skripsi ini. 13. Teman-teman: Fery, Izul, Fuad, Ranggi, Zaky, Anneu, Ita, Anis, Ayu, Anggi, Dini, Acied, Indah, Tofan, Achi, Menes dan teman-teman seperjuangan kompre lainnya, terima kasih atas doa dan semangatnya dari belajar bareng sampai ujian kompre selsai.
14. Sahabat-sahabat BEM-J dan BEM-F terima kasih atas doa, dukungan dan pengalaman yang akan selalu berkesan dan takkan pernah terlupakan. 15. Juga kepada pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala bantuannya. Semoga Allah
SWT memberikan balasan atas semua kebaikan kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam masa perkuliahan dan proses penyelesaian skripsi ini. Wassalam. Jakarta, Agustus 2010 Penulis
Paisal Amir Zaini
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL DALAM .................................................................. i LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ...................................................... ii LEMBAR PENGESAHAAN UJIAN KOMPREHENSIF ....................... iii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iv SURAT PERNYATAAN .......................................................................... v DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. vi ABSTRACT .............................................................................................. viii ABSTRAK ................................................................................................. ix KATA PENGANTAR .............................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii DAFTAR TABEL .................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ........................................................... 1 B. Perumusan Masalah .................................................................... 8 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 9 1. Tujuan Penelitian .................................................................... 9 2. Manfaat Penelitian .................................................................. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar-dasar Perpajakan ............................................................... 10 1. Pengertian Pajak .......................................................................... 10 2. Fungsi Pajak ................................................................................ 12 3. Jenis Pajak ................................................................................... 13 4. Syarat Pemungutan Pajak ............................................................. 14 5. Tata Cara Pemungutan Pajak ........................................................ 16
6. Tarif Pajak ................................................................................... 19 7. Pengertian Wajib Pajak (WP) ....................................................... 19 B. Theory of Planned Behavior (TPB) ............................................. 21 1. Sikap ...................................................................................... 22 2. Norma Subyektif .................................................................... 23 3. Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan ............................... 24 4. Niat Berperilaku ..................................................................... 25 5. Ketidakpatuhan Pajak ............................................................. 25 C. Kewajiban Moral ........................................................................ 27 D. Etika ........................................................................................... 28 E. Tinjauan Penelitian Terdahulu ...................................................... 30 F. Kerangka Pemikiran .................................................................... 32 G. Hipotesis ..................................................................................... 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 34 B. Metode Penentuan Sampel ........................................................... 34 1. Populasi ................................................................................. 34 2. Sampel ................................................................................... 34 C. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 35 1. Pengumpulan Data Primer ...................................................... 35 2. Pengumpulan Data Sekunder ................................................... 36 D. Metode Analisis Data .................................................................. 36 1. Uji Kualitas Data .................................................................... 36 2. Analisis Faktor ............................................................................. 37 E. Operasional Variabel Penelitian .................................................. 40 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 45 1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebayoran Lama .................................................................... 45
2. Visi, Misi, dan Nilai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama . 45 3. Struktur Organisasi ................................................................. 46 4. Fungsi dan Tugas .................................................................... 47 5. Cakupan Wilayah Kerja ......................................................... 47 6. Karakteristik dan Jumlah Wajib Pajak .................................... 49 7. Pelayanan ............................................................................... 49 8. Penegakan Hukum ................................................................. 50 9. Kesiapan Sumber Daya Manusia ............................................ 50 B. Statistik Deskriptif Responden ................................................... 51 C. Analisis Data ................................................................................ 53 1. Uji Kualitas Data .................................................................... 53 2. Uji Analisis Faktor ................................................................. 55 D. Pembahasan dan Interpretasi ....................................................... 65 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ................................................................................. 69 B. Implikasi ..................................................................................... 70 C. Keterbatasan ............................................................................... 71 D. Saran ........................................................................................... 72 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 73 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu .................................................. 30 Tabel 3.1
Bobot dan Kategori Skala Likert ............................................... 35
Tabel 3.3. Operasional Variabel Penelitian ................................................ 43 Tabel 4.1 Jumlah Wajib Pajak KPP Pratama Jakarta Kebayoran lama ...... 49 Tabel 4.2
Komposisi Sumberdaya Manusia KPP PratamaKebayoran Lama
..................................................................... 51
Tabel 4.3
Data Statistik Responden
........................................................ 52
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas .................................. 54
Tabel 4.5
KMO and Bartlett's Test ........................................................... 58
Tabel 4.6
Anti-image Matrices .................................................................. 58
Tabel 4.7
KMO and Bartlett's Test ............................................................ 59
Tabel 4.8
Anti-image Matrices .................................................................. 60
Tabel 4.9
Communalities .......................................................................... 61
Tabel 4.10 Total Variance Explained ......................................................... 62 Tabel 4.11 Component Matrixa .................................................................. 63 Tabel 4.12 Rotated Component Matrixa ...................................................... 64
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Theory of Planned Behavior .................................................. 22
Gambar 2.2
Theory of Planned Behavior dan Kewajiban Moral ............... 28
Gambar 2.3
Theory of Planned Behavior dan Etika .................................. 29
Gambar 2.4
Kerangka Pemikiran .............................................................. 33
Gambar 4.1
Struktur Organisasi KPP Pratama Kebayoran Lama .............. 46
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian ............................................................... 77 Lampiran 2. Skor Jawaban Penelitian
........................................................ 82
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabiitas .......................................... 88 Lampiran 4. Output SPSS Anlisis Faktor . ................................................... 94 Lampiran 5. Surat Izin Penelitian ............................................................... 98
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Penerimaan negara bersumber dari sektor migas (minyak dan gas bumi) dan non-migas, serta penerimaan lain yang bersumber dari luar negeri. Penerimaan dari sektor migas sangat besar, tetapi proporsi penerimaan migas terus menurun. Sedangkan tugas-tugas, fungsi-fungsi, dan aktivitas-aktivitas kenegaraan semakin bertambah kompleks dan banyak. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk menggalakkan sumber penerimaan lainnya, khususnya penerimaan yang bersumber dari dalam negeri, yaitu pajak. Dengan tersedianya penerimaan pajak dalam APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) membuat tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan dapat berjalan baik sesuai dengan rencana dan program yang dilakukan oleh setiap unit pemerintahan (departemen, kementerian, badan dan lembaga negara lainnya) setiap tahun (Pandiangan, 2008:69). Dana dari penerimaan pajak sebagai sumber utama APBN dialokasikan untuk mendanai berbagai sendi kehidupan bangsa, seperti sektor pertanian, perdagangan, industri, kesehatan, dan pendidikan. Dapat dilihat bahwa sektor pajak sangat berperan dalam memenuhi kebutuhan pembangunan suatu Negara. Oleh karena itu, pajak harus dikelola dengan baik agar tujuan dari pajak itu sendiri dapat tercapai (Resmi, 2007:14).
1
Dalam upaya meningkatkan penerimaan negara sektor pajak, maka kebijakan penerimaan
perpajakan khususnya
lebih
diarahkan
melalui
kepada
berbagai
upaya
program
meningkatkan
Intensifikasi
dan
Ekstensifikasi pajak. Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE06/Pj.9/2001 Tentang Pelaksanaan Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pajak. Intensifikasi pajak adalah kegiatan optimalisasi penggalian penerimaan pajak terhadap objek serta subjek pajak yang telah tercatat atau terdaftar dalam administrasi Direktorat Jendral Pajak. Intensifikasi pajak dilaksanakan dengan berorientasi pada peningkatan kepatuhan dan kesadaran wajib pajak, misalnya dengan cara pengadaan penyuluhan langsung pada masyarakat. Sedangkan Ekstensifikasi Pajak adalah kegiatan yang berkaitan dengan penambahan jumlah wajib pajak terdaftar dan perluasan objek pajak dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak. Kebijakan pemerintah yang lain dalam meningkatkan penerimaan dalam negeri dari sektor pajak yaitu melalui perubahan sistem pemungutan pajak dari official assessment system menjadi self assessment system pada tahun 1983. Self assessment system memberikan kepercayaan kepada wajib pajak untuk menghitung, memperhitungkan sendiri pajak yang terutang dan melunasinya, serta melaporkannya sesuai peraturan perpajakan. Self assessment system ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak, yang ditandai dengan pelaksanaan kewajiban perpajakannya oleh wajib pajak secara sukarela dan sesuai dengan Ketentuan Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan yang berlaku. Oleh karena itu, peran serta masyarakat menjadi 2
sangat penting dan sebagai penentu didalam menopang pembiayaan pembangunan melalui pajak (Hutagaol, 2005:24). Dalam sistem pelaporan pajak, dapat dikatakan unsur yang paling utama adalah untuk mendapatkan dan menjaga kepatuhan wajib pajak. Dengan kata lain, dalam sistem tersebut wajib pajak seperti pemeran utama, dan dinas pajak adalah pendukung atau orang yang bekerja di balik layar, sedangkan sistemnya adalah skenario yang menentukan jalan ceritanya. Bagaimanapun juga, gerakan aktif dan kerjasama para wajib pajak adalah hal yang paling penting, dan tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa misi dinas pajak adalah untuk memberikan dukungan kepada para wajib pajak (Toshiyuki Fushimi:2001). Perubahan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak dan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah dengan diterapkannya e-system (e-Registrasi, e-SPT dan e-Filing) sejak tahun pajak 2005. Namun demikian sebaik-baik sistem perpajakan dibuat, se-modern apapun administrasi pajak disajikan, pada akhirnya kembali kepada manusia yang melaksanakan sistem dan modernisasi administrasi itu sendiri. Untuk itu, tidak hanya pegawai pajak semata yang harus berperan, namun juga sangat diharapkan peran serta wajib pajak (Arniati, 2009). Damayanti (2004) meyebutkan bahwa penerapan self assessment system akan efektif apabila kondisi kepatuhan sukarela (voluntary compliance) pada masyarakat telah terbentuk. Pada kenyataannya dalam pelaksanaan masih 3
terdapat banyak kendala yang harus dihadapi oleh fiskus untuk meningkatkan penerimaan pajak. Salah satu kendalanya adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Penyebab lainnya adalah karena persepsi masyarakat yang negatif, pajak dianggap membebani dan memaksa, belum dianggap sebagai bentuk pengabdian, dukungan atau partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Salah satu upaya untuk memperbaiki image tersebut adalah persepsi yang baik atau positif dari wajib pajak terhadap self assessment system yang diterapkan dalam sistem perpajakan nasional. Selain itu, kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor pengalaman, faktor intelegensi, faktor kepribadian, faktor motivasi, faktor kecemasan, dan faktor pengharapan (Harvey dan Smith, 1977 dalam Prasetio dkk., 2006:5). Peran dan partisipasi seluruh masyarakat tanpa memandang dari golongan manapun sangatlah dibutuhkan demi kelancaran reformasi perpajakan. Titik berat dalam keberhasilan reformasi perpajakan ini adalah menumbuhkan tingkat kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak untuk melakukan perwujudan dari pengabdian dan peran serta wajib pajak untuk secara langsung dan bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakannya, bertanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pajak sebagai pencerminan kewajiban serta melaksanakan kegotongroyongan nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang (Admino:2008). 4
Tidak dipungkiri bahwa masih ada perusahaan ataupun orang pribadi yang menganggap pajak sebagai biaya yang dapat merugikan ataupun mengurangkan pendapatan. Data yang penulis peroleh dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kebayoran Lama tempat penulis melakukan penelitian diketahui bahwa terjadi peningkatan kecenderungan ketidakpatuhan pajak yakni jumlah wajib pajak yang terlambat melakukan pembayaran PPh Masa Pasal 25 Orang Pribadi Tahun Pajak 2007 berjumlah 2.494 orang, Tahun Pajak 2008 berjumlah 2.615 orang, dan Tahun Pajak 2009 berjumlah 3.816 orang. Kecenderungan ketidakpatuhan pajak tersebut jelas merupakan persoalan serius bagi pemerintah, khususnya Direkotrat Jenderal Pajak. Ketidakpatuhan Wajib Pajak jelas akan berdampak terhadap penerimaan negara dari sektor pajak negara yang berkurang, sehingga secara otomatis juga berdampak pada masalah APBN. Hal ini mengingat cukup besarnya kontribusi penerimaan pajak dalam APBN, sehingga jika target-target penerimaan pajak tidak terealisasi, akan menyulitkan dalam menyusun APBN. Masalah tersebut akhirnya akan menjadi kendala yang besar dalam proses pembangunan bangsa (Adji Rukmana, 2007). Salman (2009) melakukan penelitian mengenai kepatuhan wajib pajak. Variabel yang digunakan adalah sikap dan moral wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa moral wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak, sedangkan sikap wajib pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 5
Penelitian Strivedi, Shehata dan Mestelman (2005), menguji Theory of Planned
Behaviour
untuk
menjelaskan
kepatuhan
pajak
dengan
menambahkan variabel etika. Penelitian ini melakukan dua cara yaitu melalui eksperimen dan dengan mengajukan kuesioner yang berupa hypotetical situation compliance. Eksperimen dan hypotetical situation compliance, merupakan upaya mendeteksi kepatuhan pajak, melalui eksperimen dilihat dari kemungkinan wajib pajak melaporkan pajaknya dengan tepat dengan dimanipulasi oleh kemungkinan diperiksa dan tidak diperiksa yang menyebabkan akan diberikan sanksi jika diperiksa sehingga akan berdampak pada berkurangnya penghasilan wajib pajak. Sedangkan melalui kuesioner wajib pajak menyatakan kepatuhannya dengan diberikan pertanyaan mengenai kepatuhan dalam beberapa hal yaitu kepatuhan dilihat dari kemungkinan diperiksa dan tidak diperiksa, kepatuhan dilihat dari respon terhadap kasus dan kepatuhan dilihat dari pelaporan yang telah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya dan pada tahun sekarang. Selanjutnya Arniati (2009) meneliti mengenai peran Theory of Planed Behavior dan etika terhadap ketaatan pajak. Hasil penelitian menunjukkan hanya variabel norma subyektif dan pengawasan prilaku yang diterima yang terbukti mempengaruhi niat kepatuhan pajak dari dimensi niat untuk patuh. Sedangkan dari dimensi niat untuk melaporkan pendapatan dengan benar hanya variabel norma subyektif yang terbukti mempengaruhi niat kepatuhan pajak. Pengujian faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan berupa niat kepatuhan pajak, pengawasan prilaku yang diterima dan etika hanya variabel 6
kontrol perilaku yang dapat membuktikan model prediksi untuk kepatuhan pada saat terdapat kemungkinan diperiksa. Pengujian analisis path untuk menguji hubungan tidak langsung melalui niat terhadap kepatuhan ketika ada kemungkinan diperiksa, tidak membuktikan adanya hubungan faktor sikap, norma subyektif, kontrol perilaku, dan etika berpengaruh terhadap kepatuhan melalui variabel niat. Tarjo
(2009)
meneliti
mengenai
faktor-faktor
apakah
yang
mempengaruhi perilaku ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi yang berada di wilayah Bangkalan. Hasil penelitian menunjukkan: sikap tentang ketidakpatuhan pajak, norma subyektif, dan kewajiban moral berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku tidak patuh; kontrol keperilakuan yang dipersepsikan tidak berpengaruh signifikan baik terhadap niat berperilaku tidak patuh maupun terhadap ketidakpatuhan pajak, dan niat berperilaku tidak patuh berpengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan pajak. Berdasarkan latar belakang dan temuan penelitian terdahulu yang dijelaskan di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengembangkan konsep tentang kepatuhan pajak. Penelitan ini mengangkat tentang perilaku ketidakpatuhan khususnya pada Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kebayoran Lama. Berdasarkan hal tersebut penulis mencoba untuk menelitinya dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada KPP Pratama Kebayoran Lama)”.
7
Penelitian ini pada dasarnya merupakan replikasi dari penelitian Tarjo (2009) yang berjudul “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Bangkalan”. Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terebut adalah: 1. Variabel yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah sikap, norma
subyektif,
kewajiban
moral,
kontrol
keperilakuan
yang
dipersepsikan, niat berperilaku tidak patuh, dan ketidakpatuhan pajak, sedangkan pada penelitian ini mengembangkan penelitian tersebut dengan menambahkan satu variabel yaitu etika (Arniati, 2009). 2. Responden dan tempat penelitian sebelumnya adalah wajib pajak orang pribadi yang berada di Bangkalan, sedangkan penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama. 3. Metode pengujian hipotesis penelitian sebelumnya menggunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM) dengan alat bantu program AMOS versi 5. Sedangkan penelitian ini menggunakan metode analisis faktor dengan bantuan program SPSS versi 17.0.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang penelitian di atas, maka masalah dalam penelitian
ini
adalah
faktor-faktor
apa
saja
yang
mempengaruhi
ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi?
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti Menerapkan ilmu yang diperoleh peneliti semasa kuliah dan mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi yang ada. b. Bagi Instansi Terkait Sebagai
bahan
informasi
pelengkap
atau
masukan
sekaligus
pertimbangan bagi pihak-pihak berwenang yang berhubungan dengan penelitian ini dalam penetapan kebijakan pada pelaksanaan atau penggunaan suatu sistem pemungutan yang diterapkan. c. Bagi Fakultas Sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta untuk mengevaluasi sejauh mana sistem pendidikan telah dijalankan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi. d. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai tambahan wawasa informasi, dan masukan untuk membantu memberikan gambaran yang lebih jelas bagi pihak lain atau para peneliti yang ingin melakukan penelitian mengenai perpajakan secara umum. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar-dasar Perpajakan 1. Pengertian Pajak Pajak merupakan pendapatan yang berguna bagi negara dalam membiayai pembangunan nasional. Oleh karena itu banyak pakar memberikan definisi atau batasan-batasan yang berbeda tetapi memiliki maksud yang sama. a. Rochmat Soemitro Pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro (1995:5) dalam Siti Resmi (2005:1): “Pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara (peralihan kekayaan dari sektor partikulir ke sektor pemerintah) berdasarkan Undang-Undang (dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum”. b. Andriani Pengertian pajak menurut Andriani dalam Waluyo dan Wirawan B.Ilyas (2003:4): “Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.
10
c. Pasal 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Berdasarkan
Undang-Undang
Nomor
28
Tahun
2007,
menyatakan bahwa: “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UndangUndang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki unsur pokok sebagai berikut: a. Iuran/pungutan, yang berhak memungut pajak adalah negara, iuran tersebut berupa uang bukan barang. b. Pajak
dipungut
berdasarkan
Undang-Undang,
pajak
dipungut
berdasarkan atau dengan ketentuan Undang-Undang serta aturan pelaksanaaannya. c. Pajak dapat dipaksakan, pemerintah berhak melakukan paksaan tehadap masyarakat untuk melakukan pembayaran pajak. d. Tidak menerima jasa timbal (kontraprestasi), tanpa jasa timbal (kontraprestasi) dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk. Dalam
pembayaran
pajak
tidak
dapat
ditunjukkan
adanya
kontraprestasi individual oleh pemerintah. e. Untuk membiayai pengeluaran umun pemerintah, untuk membiayai pengeluaran rumah tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaranyang bermanfaat bagi masyarakat luas.
11
2. Fungsi Pajak Menurut Erly Suandy (2005:14) terdapat dua fungsi pajak, yaitu fungsi budgetair (keuangan negara) dan fungsi regulerend (mengatur). a. Fungsi Budgetair (Keuangan Negara) Fungsi budgetair merupakan fungsi utama pajak dan fungsi fiskal yaitu suatu
fungsi dimana
pajak dipergunakan
sebagai alat
untuk
memasukkan dana secara optimal ke kas negara berdasarkan UndangUndang perepajakan yang berlaku, pajak untuk keperluan negara berdasarkan Undang-Undang. Faktor yang turut mempengaruhi optimalisasi pemasukan dana ke kas negara adalah: 1) Filsafat Negara. 2) Kejelasan Undang-Undang dan Peraturan Perpajakan. 3) Tingkat Pendidikan Penduduk/Wajib Pajak. 4) Kualitas dan kuantitas petugas pajak setempat. 5) Strategi yang diterapkan organisasi yang mengadministrasikan pajak di Indonesia. b. Fungsi Regulerend (Mengatur) Fungsi regulerend atau fungsi mengatur dan sebagainya juga fungsi pajak dipergunakan oleh pemerintah sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu. Disebut sebagai fungsi tambahan karena fungsi ini hanya sebagai pelengkap dari fungsi utama pajak. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pajak dipakai sebagai alat kebijakan. Pajak digunakan
12
sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dapat dilihat dalam contoh sebagai berikut: 1) Pemberian insentif pajak (misalnya tax holiday, penyusutan dipercepat) dalam rangka meningkatkan investasi baik investasi dalam negeri maupun investasi luar negeri. 2) Pengenaan pajak ekspor untuk produk-produk tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri. 3) Pengenaan bea masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk produk-produk impor tertentu dalam rangka melindungi produk-produk dalam negeri. 3. Jenis Pajak Terdapat berbagai jenis pajak yang dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu penggolongan menurut golongannya, menurut sifatnya, dan menurut lembaga pemungutnya (Mardiasmo, 2009). a. Menurut golongannya, jenis pajak terdiri: 1) Pajak langsung, adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau pihak lain. 2) Pajak tidak langsung, adalah pajak yang akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada oarang lain atau pihak ketiga.
13
b. Menurut sifatnya, jenis pajak terdiri dari: 1) Pajak subjektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memperhatikan pada subjeknya. 2) Pajak objektif, adalah pajak yang pengenaannya memperhatikan pada objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak (wajib pajak) maupun tempat tinggal. c. Menurut lembaga pemungutannya, jenis pajak terdiri dari: 1) Pajak Negara atau Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. 2) Pajak Daerah, adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Daerah Tingkat I maupun Daerah Tingkat II dan digunakan untuk membiayai rumah tangga masing-masing. 4. Syarat Pemungutan Pajak Tidaklah mudah untuk membebankan pajak pada masyarakat. Bila terlalu tinggi, masyarakat akan enggan membayar pajak. Namun bila terlalu rendah, maka pembangunan tidak akan berjalan karena dana yang kurang. Agar tidak menimbulkan berbagai masalah, maka pemungutan pajak harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
14
a. Pemungutan Pajak Harus Adil Seperti halnya produk hukum pajak pun mempunyai tujuan untuk menciptakan keadilan dalam hal pemungutan pajak. Adil dalam perundang-undangan maupun adil dalam pelaksanaannya. b. Pengaturan Pajak Harus Berdasarkan UU Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945 yang berbunyi: "Pajak dan pungutan yang bersifat untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang”. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan UndangUndang tentang pajak, yaitu: 1) Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara yang berdasarkan Undang-Undang tersebut harus dijamin kelancarannya. 2) Jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperlakukan secara umum. 3) Jaminan hukum akan terjaganya kerasahiaan bagi para wajib pajak. c. Pungutan Pajak Tidak Mengganggu Perekonomian Pemungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa agar tidak mengganggu
kondisi
perekonomian,
baik
kegiatan
produksi,
perdagangan, maupun jasa. Pemungutan pajak jangan sampai merugikan kepentingan masyarakat dan menghambat lajunya usaha masyarakat pemasok pajak, terutama masyarakat kecil dan menengah. d. Pemungutan Pajak Harus Efisien Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemungutan pajak harus diperhitungkan. Jangan sampai pajak yang diterima lebih rendah 15
daripada biaya pengurusan pajak tersebut. Oleh karena itu, sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Dengan demikian, wajib pajak tidak akan mengalami kesulitan dalam pembayaran pajak baik dari segi penghitungan maupun dari segi waktu. e. Sistem Pemungutan Pajak Harus Sederhana Bagaimana pajak dipungut akan sangat menentukan keberhasilan dalam pungutan pajak. Sistem yang sederhana akan memudahkan wajib pajak dalam menghitung beban pajak yang harus dibiayai sehingga akan memberikan dapat positif bagi para wajib pajak untuk meningkatkan kesadaran
dalam
pembayaran
pajak.
Sebaliknya,
jika
sistem
pemungutan pajak rumit, orang akan semakin enggan membayar pajak. 5. Tata Cara Pemungutan Pajak a. Stelsel Pajak Pemungutan pajak dapat dilakukan dengan tiga stelsel, yaitu, stelsel nyata, stelsel anggapan, dan stelsel campuran (Waluyo, 2007). 1) Stelsel nyata (riil), stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan banyak didasarkan
objek
yang
sesungguhnya
terjadi
(untuk
Pajak
Penghasilan maka objeknya adalah Pajak Penghasilan). Oleh karena itu, pemungutan pajaknya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah semua penghasilan yang sesungguhnya dalam suatu tahun pajak diketahui. 2) Stelsel anggapan, stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh Undang-Undang. 16
3) Stelsel campuran, stelsel ini menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. b. Asas Pemungutan Pajak Terdapat tiga asas yang digunakan untuk memungut pajak dalam Pajak Penghasilan yaitu asas domisili, asas sumber, dan asas kebangsaan (Resmi: 2005). 1) Asas domisili (asas tempat tinggal) Negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal diwilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. 2) Asas sumber Negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak. 3) Asas kebangsaan Pengenaan pajk dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Misalnya pajak bangsa Asing di Indonesia dikenakan pada orang yang berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Asas ini berlaku bagi Wajib Pajak Luar Negeri. c. Sistem Pemungutan Pajak Dalam pemungutan pajak dikenal beberapa sistem yaitu, official assesment system, self assesment system, dan withholding system (Mardiasmo, 2009).
17
1) Official Assessment System Official Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciricirinya adalah wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus, wajib pajak bersifat pasif, dan utang pajak timbul setelah dikeluarkanya Surat Ketetapan Pajak (SKP) oleh fiskus. 2) Self Assessment System Self Assessment System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya adalah wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak sendiri, wajib pajak aktif (mulai dari menghitung, menyetor, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang), dan fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi. 3) Witholding System Witholding system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan Fiskus dan bukan wajib pajak) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Cirinya wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang da pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.
18
6. Tarif Pajak Pajak dipungut berdasarkan tarif. Tarif pajak merupakan ukuran atau standar pemungutan pajak. Menurut Mardiasmo (2005:9) ada empat macam tarif pajak, yaitu tarif proporsional, tarif tetap, tarif progresif, dan tarif degresif. a. Tarif Proporsional Tarif berupa persentase yang tetap terhadap berapapun jumlah yang dikenakan pajak, sehingga besarnya pajak yang terutang proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak. b. Tarif Tetap Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak, sehingga besarnya pajak yang terutang tetap. c. Tarif Progresif Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar. d. Tarif Degresif Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah dikenai pajak semakin besar. 7. Pengertian Wajib Pajak (WP) Menurut pasal 1 Undang-Undang No. 16 tahun 2000, pengertian wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau pemotongan pajak 19
(Suandy, 2007:109). Kewajiban perpajakan Wajib Pajak badan maupun perseorangan sesuai dengan Undang-undang KUP antara lain adalah: a. Wajib mendaftarkan diri kepada KPP terdekat untuk mendapatkan NPWP. b. Wajib mengisi dan menyampaikan SPT dengan benar, lengkap dan jelas. c. Wajib membayar atau menyetor pajak yang terutang melalui kantor pos atau Bank persepsi yang ditunjuk. Wajib Pajak (WP) adalah Orang Pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu (Suandy, 2007:109). Badan adalah sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Umum Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap (Resmi, 2007:21).
20
B. Theory of Planned Behavior (TPB) Ada beberapa teori perilaku yang telah digunakan untuk meramalkan tentang keterlibatan, keikutsertaan, kontribusi, pencapaian, ogranisasional kewarganegaraan, inovasi, serta konsep-konsep lain tentang perilaku individu. Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan salah satu model psikologi sosial yang paling sering digunakan untuk meramalkan perilaku, dan Theory of Planned Behavior (TPB) dirancang untuk meramalkan dan menjelaskan tingkah laku manusia dalam konteks yang spesifik. Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan prediksi perilaku yang baik karena diseimbangkan oleh niat untuk melaksanakan perilaku. Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan niat individu untuk melaksanakan perilaku tertentu. Niat diasumsikan untuk menangkap faktor motivasi yang mempengaruhi perilaku, yang mengindikasikan seberapa kuat keinginan orang untuk mencoba, atau seberapa besar usaha yang dilakukan dalam rangka melaksanakan suatu perilaku. Pada umumnya semakin kuat niat untuk melakukan sesuatu, maka semakin memungkinkan untuk pencapaian perilaku (Ajzen, 1991). Ajzen (1991) pada Gambar 2.1 tentang Theory of Planned Behavior (TPB) mendalilkan bahwa ada tiga faktor penentu niat yang berdiri sendiri. Pertama adalah sikap arah prilaku yang mengacu pada persetujuan bahwa seseorang telah dinilai baik atau tidak baik, atau penilaian perilaku yang dipermasalahkan. Faktor yang kedua adalah faktor sosial berupa norma subyektif, yang mengacu pada tekanan sosial yang diterima untuk 21
melaksanakan atau untuk tidak melaksanakan perilaku tertentu. Faktor penentu niat yang ketiga adalah pengawasan prilaku yang dapat diterima yang mengacu
pada
kesukaran
dan
kemudahan
yang
dirasakan
dalam
melaksanakan perilaku dan diasumsikan terhadap pencerminan pengalaman masa lalu seperti halangan dan rintangan yang sudah di antisipasi.
Atitude toward the behavior
Subjective norm
Intention
Behavior
Perceived behavioral control
Sumber: Icek Ajzen Gambar 2.1 Theory of Planned Behavior Ketiga faktor tersebut menurut Ajzen (1991) dikatakan mempunyai kontribusi secara mandiri terhadap niat dan perilaku, karena faktor tersebut diharapkan memberikan pengaruh perilaku yang berbeda pada situasi yang berbeda. 1. Sikap Sikap dalam Ajzen (2005:3) didefinisikan sebagai sebuah disposisi atau kecenderungan untuk menanggapi hal-hal yang bersifat evaluatif,
22
disenangi atau tidak disenangi terhadap objek, orang, institusi, atau peristiwa. ”Attitude is a dispotion to respond favorably or unfavorably to an object, person, institution, or event” Karaktristik paling utama yang membedakan sikap dengan variabel lain adalah bahwa sikap bersifat evaluatif dan cenderung afektif (Fishbein dan Ajzen, 1975). Afek merupakan bagian dari sikap yang paling penting, dimana afek mengacu pada perasaan dan penilaian seseorang akan objek, orang, permasalahan atau peristiwa tertentu (Fishbein dan Ajzen,1975). Ajzen (2005) menambahkan, sikap terhadap tingkah laku ditentukan oleh keyakinan (belief) akan akibat dari tingkah laku yang dilakukan. Keyakin ini
disebut
sebagai
behavioral
belief.
Setiap
behavioral
belief
menghubungkan tingkah laku dengan konsekuensi tertentu dari munculnya tingkah laku tersebut, atau kepada beberapa atribut lain seperti kerugian yang mungkin muncul ketika melakukan tingkah laku tersebut. 2. Norma Subyektif Fishbein dan Ajzen (2005:118) mendefinisikan norma subyektif sebagai persepsi seseorang akan tekanan sosial untuk menunjukkan atau tidak menunjukkan tingkah laku pertimbangan tertentu. ”...the person’s perception of social pressure to perform or not perform the behavior under consideration” Norma juga diasumsikan sebagai fungsi dari keyakinan (belief), tetapi keyakinan dalam bentuk yang berbeda. Yaitu keyakinan seseorang bahwa individu atau kelompok tertentu setuju atau tidak menyetujui, 23
terlibat atau tidak terlibat bila dirinya menampilkan atau memunculkan tingkah laku tertentu. Individu dan kelompok diatas disebut juga referent. Referent adalah orang atau kelompok sosial yang berpengaruh bagi individu, baik itu orang, pasangan (suami/istri), teman dekat, rekan kerja, atau yang lain tergantung pada tingkah laku yang terlibat (significant others). Keyakinan yang mendasari norma subyektif ini disebut dengan istilah normatif belief. Norma subyektif tidak hanya ditentukan oleh adanya referent, tetapi juga apakah subyek perlu, harus atau dilarang melakukan perilaku yang akan dimunculkan dan seberapa jauh ia akan mengikuti pendapat referent tersebut. Hal tersebut disebut dengan motivation to comply. 3. Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan Ajzen (2005:118) mendefinisikan kontrol keperilakuan yang dipersepsikan sebagai perasaan self efficiency atau kesanggupan seseorang untuk menunjukkan tingkah laku yang diinginkan. ”the sense of self efficiency or ability to perform the behavior of interest” Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan juga dianggap sebagai fungsi dari keyakinan (belief), yaitu keyakinan individu akan ada atau tidaknya faktor yang mendukung atau menghalangi akan munculnya tingkah laku (control belief). Keyakinan-keyakinan ini dapat diakibatkan oleh pengalaman masa lalu dengan tingkah laku, tetapi dapat juga dipengaruhi oleh informasi yang tidak langsung akan tingkah laku tersebut
24
yang dipeeroleh dengan mengobservasi pengalaman orang yang dikenal atau teman. Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan dibentuk oleh dua komponen. Pertama, keyakinan individu tentang kehadiran kontrol yang berfungsi sebagai pendukung atau penghambat individu dalam bertingkah laku (control belief). Serta persepsi individu terhadap seberapa kuat kontrol tersebut untuk mempengaruhi dirinya dalam bertingkah laku (perceived power). 4. Niat Menurut Fishbein dan Ajzen (1975:288) yang dimaksud dengan niat (intensi) adalah kemungkinan seseorang bahwa ia akan menampilkan suatu tingkah laku. ”A behavioral intention, therefore refers to a person subjective probability that he will perform some behavior” Niat berperilaku merupakan variabel perantara dalam membentuk perilaku (Ajzen, 1991). Hal ini berarti pada umumnya manusia bertindak sesuai dengan niat. Niat ini ditentukan oleh sejauh mana individu memiliki sikap positif pada perilaku tertentu, dan sejauh mana jika dia memilih untuk melakukan perilaku tertentu itu dia mendapat dukungan dari orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya. 5. Ketidakpatuhan Pajak Menurut Simon James et al yang dikutip oleh Gunadi (2005), pengertian kepatuhan pajak (tax compliance) adalah wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan 25
aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan, atau pun ancaman dan penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi. Dalam Practice Note tentang Compliance Measurement yang diterbitkan
oleh
Organization
for
Economic
and
Coorporation
Development-OECD (2004) dalam Wahyu Santoso (2008), kepatuhan dibagi menjadi dua kategori, yaitu: (1) kepatuhan administratif (administrative compliance); dan (2) kepatuhan teknis (technical compliance). Kepatuhan administratif mencakup kepatuhan pelaporan dan kepatuhan prosedural. Sedangkan kepatuhan teknis mencakup kepatuhan dalam penghitungan jumlah pajak yang akan dibayar oleh wajib pajak. Organization for Economic and Coorporation Development-OECD (2004) dalam Wahyu Santoso (2008) juga mendefinisikan ketidakpatuhan pajak sebagai risiko yang dihadapi oleh satu administrasi pajak berupa pajak yang tidak dapat ditarik dari wajib pajak karena wajib pajak tersebut tidak mematuhi ketentuan perpajakan sehingga ada pajak terutang yang tidak dibayar. Isu kepatuhan pajak dan hal-hal yang menyebabkan ketidakpatuhan pajak serta upaya untuk meningkatkan kepatuhan menjadi agenda penting di berbagai Negara. Isu kepatuhan menjadi penting karena ketidakpatuhan secara bersama menimbulkan upaya penghindaran pajak, baik dengan fraud dan illegal yang disebut tax evasion, maupun penghindaran pajak tidak dengan fraud dan dilakukan secara legal yang disebut tax avoidance. 26
Pada akhirnya tax evasion dan tax avoidance mempunyai akibat yang sama, yaitu berkurangnya penyetoran pajak ke kas Negara. Ketika sistem perpajakan suatu Negara telah maju, pendekatan reformasi diletakkan pada peningkatan dalam kepatuhan dan administrasi perpajakan. Peningkatan kepatuhan sangat penting dalam reformasi perpajakan, dan mungkin lebih penting daripada perubahan struktural dalam sistem perpajakan (Perry dan Whalley, 2000 dalam Sitanggang, 2009).
C. Kewajiban Moral Kewajiban moral merupakan norma individu yang dipunyai oleh seseorang, namun kemungkinan tidak dimiliki oleh orang lain. Norma individu ini tidak secara eksplisit termasuk dalam model Theory of Planned Behavior (TPB). Blanthorne (2000), Kaplan, Newbery & Reckers (1997), Hanno & Violette (1996) telah membuktikan secara empiris, bahwa kewajiban moral berpengaruh secara negatif signifikan terhadap niat ketidakpatuhan pajak. Gambar 2.2 di bawah ini menggambarkan model Theory of Planned Behavior (TPB) dan juga variabel kewajiban moral berdasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh Tarjo (2009).
27
Atitude toward the behavior
Subjective norm
Intention
Behavior
Perceived behavioral control
Moral obligation Sumber: Tarjo (2009) Gambar 2.2 Theory of Planned Behavior dan Kewajiban Moral D. Etika Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) etika berarti nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Maryani dan Ludigdo (2001) dalam Alim, dkk (2007) mendefinisikan etika sebagai seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan manusia atau masyarakat atau profesi. Teori etika menurut Chompoux (2003) dalam Arniati (2009) terdiri dari 4 teori utama, yaitu utilitarianisme, kebenaran (rights), keadilan (justice), dan egoisme. Perilaku beretika adalah pertimbangan perilaku untuk menjadi baik,
28
benar, adil, terhormat dan patut dipuji. Sedangkan perilaku tidak beretika adalah pertimbangan perilaku untuk menjadi, salah, tidak adil, memalukan, atau kurang memenuhi syarat sebagai suatu kewajiban. Pertimbangan perilaku beretika atau tidak beretika berdasarkan pada prinsip, aturan atau petunjuk yang berasal dari teori etika yang spesifik, ciri karakter, atau nilai sosial. Ajzen (1991) dalam Arniati (2009) menyatakan bahwa Theory of Planned Behavior (TPB) terbuka untuk memasukkan tambahan variabel prediktor, jika ingin meningkatkan prediksi niat atau perilaku setelah variabel asli diperhitungkan. Sehingga menurut Arniati (2009) etika nampaknya menjadi pilihan alami sebagai tambahan prediktor yang mempengaruhi perilaku secara langsung dan melalui niat. Model ini terlihat pada gambar 2.3 dibawah ini. Atitude toward the behavior
Subjective norm
Intention
Behavior
Perceived behavioral control
Ethics
Sumber: Arniati (2009) Gambar 2.3 Theory of Planned Behavior dan Etika 29
E. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dijelaskan pada Tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No 1.
Peneliti Tarjo (2009)
Judul Penelitian Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Perilaku Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Bangkalan
Variabel 1.Sikap (X1) 2.Norma Subyektif (X2) 4.Kewajiban Moral (X3) 5.Kontrol Keperilakuan yang dipersepsikan (X4) 6.Niat Berperilaku Tidak Patuh (Y1) 7.Ketidakpatuhan Pajak (Y2)
Metode Penelitian Structural Equation Modelling (SEM) dengan alat bantu program AMOS versi 5
Temuan -Sikap tentang ketidakpatuhan pajak berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku tidak patuh. -Norma Subyektif berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku tidak patuh. -Kewajiban moral berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku tidak patuh. -Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan tidak berpengaruh signifikan terhadap niat berperilaku tidak patuh. -Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan tidak berpengaruh signifikan terhadap ketidakpatuhan pajak. -Niat berperilaku tidak patuh berpengaruh terhadap ketidakpatuhan pajak.
Bersambung pada halaman selanjutnya 30
Tabel 2.1 (Lanjutan) No
Peneliti
Judul Penelitian
Variabel
Metode Penelitian Metode Regresi Berganda
Temuan
2.
Arniati (2009)
Peran Theory of Planed Behavior dan Etika Terhadap Ketaatan Pajak
1.Sikap terhadap Perilaku (X1) 2.Norma Subyektif (X2) 3.Kontrol Perilaku yang diterima (X3) 4.Etika (X4) 5.Niat (Y1) 6.Kepatuhan Pajak (Y2)
-Norma subyektif dan pengawasan prilaku yang diterima mempengaruhi niat kepatuhan pajak dari dimensi niat untuk patuh. -Faktor sikap, norma subyektif, kontrol perilaku, dan etika tidak berpengaruh terhadap kepatuhan melalui variabel niat.
3.
Salman (2009)
Pengaruh Sikap dan Moral Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Industri Perbankan di Surabaya
1.Sikap (X1) 2.Moral (X2) 3.Kepatuhan Wajib pajak (Y1)
Partial Least Square (PLS) dengan software SmartPLS
Moral Wajib Pajak tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak. Sedangkan Sikap Wajib Pajak berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak.
4.
Strivedi Attitudes, Shehata dan Incentives, And Mestelman Tax Compliance (2005)
1.Attitude (X1) 2.Subjective Norms (X2) 3.Perceived Behavioural Control (X3) 4.Ethics (X4) 5.Intention (Y1) 6.Behaviour (Y2 )
Eksperimen dan Kuisioner (hypothetical situation compliance)
-Sikap, norma subyektif, kontrol perilaku dianggap dan etika niat berpengaruh terhadap kepatuhan pajak, sedangkan niat kontrol, perilaku dianggap dan perilaku etika berpengaruh terhadap kepatuhan pajak
Bersambung pada halaman selanjutnya
31
Tabel 2.1 (Lanjutan) No
Peneliti
Judul Penelitian
Variabel
Metode Penelitian
Temuan -ranking dari situasi di mana mereka paling sedikit mungkin menghindari pajak atas penghasilan. bahwa perilaku dianggap variabel kontrol seperti laporan pihak ketiga, denda dan tarif audit tidak sebagai statistik signifikan sebagai faktor psikologis seperti etika
Sumber: Diolah dari Berbagai Referensi
F. Kerangka Pemikiran Gambar 2.4 di bawah ini menunjukkan kerangka pemikiran mengenai sikap (SKP), norma subyektif (NRM), kewajiban moral (KWJ), kontrol keperilakuan yang dipersepsikan (KTR), niat (NIA), dan etika (ETK).
32
Faktor SKP
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Waji Pajak Orang Pribadi
Faktor NRM
Faktor Ke-I
Faktor KWJ
Faktor Ke-II Analisis Faktor
Faktor KTR
Faktor Ke-III
Faktor NIA
Faktor Ke-n
Faktor ETK Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran
G. Hipotesis Diduga faktor sikap (SKP), norma subyektif (NRM), kewajiban moral (KWJ), kontrol keperilakuan yang dipersepsikan (KTR), niat (NIA), dan etika (ETK) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi.
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebayoran baru yang beralamat di Jl. Ciledug Raya No. 65 Jakarta Selatan sebagai tempat melakukan penelitian. Penelitian ini dimaksudkan
untuk
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi.
B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Jakarta Kebayoran Baru. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:73). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling yaitu istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan 34
responden dimana unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif (Abdul Hamid, 2007:30).
C. Metode Pengumpulan Data 1. Pengumpulan Data Primer Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian (Indriantoro dan Supomo, 2002:146-155). Jenis skala yang digunakan untuk menjawab bagian pertanyaan penelitian adalah skala likert yaitu metode yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu fenomena sosial (Indriantoro dan Supomo, 2002:104). Skala likert yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian memiliki lima kategori sebagaimana disajikan dalam tabel 3.1 dibawah in: Tabel 3.1 Bobot dan Kategori Skala Likert No. Jenis Jawaban 1. SS = Sangat Setuju 2. S = Setuju 3. R = Ragu-ragu 4. TS = Tidak Setuju 5. STS = Sangat Tidak Setuju Sumber: diolah
Bobot 5 4 3 2 1
35
2. Pengumpulan Data Sekunder Data sekunder adalah teknik pengumpulan data secara tidak langsung tentang obyek penelitian yang dilakukan dengan cara studi pustaka dari berbagai buku, majalah, literatur, Peraturan Perundangundangan, dan sebagainya.
D. Metode Analisis Data 1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Data Suatu alat ukur (kuisioner) dikatakan valid jika pernyataan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut secara cermat. Pengujian validitas ini menggunakan Pearson Correlation, yaitu dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pernyataan dengan total skor. Jika korelasi antara skor masing-masing butir pernyataan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05, maka butir pernyataan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya (Ghozali, 2006). b. Uji Reliabilitas Data Instrument dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga 36
menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Jika hasil dari Cronbach’s Alpha diatas 0,60, maka data tersebut mempunyai keandalan yang tinggi (Ghozali, 2006).. 2. Analisis Faktor Teknik analisis yang digunakan peneliti adalah analisis faktor. Metode analisis faktor pertama kali digunakan oleh Charles Spearmen untuk memecahkan masalah psikologi dalam tulisannya di American Journal of Psychology pada tahun 1904, mengenai penetapan dan pengukuran intelektual. Analisis faktor pada prinsipnya digunakan untuk mereduksi data. Mereduksi data merupakan proses untuk meringkas faktor menjadi lebih sedikit dan menamakannya sebagai faktor. Menurut Ety Rochaety, dkk, (2007:184) analisis faktor merupakan sebuah analisis yang mencari hubungan interdependensi antar variabel, sehingga mampu mengidentifikasi dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang menyusunnya. Tujuan terpenting dari analisis faktor adalah menjelaskan hubungan diantara banyak variabel dalam bentuk beberapa faktor. Sedangkan menurut Bilson Simamora (2005:106) analisis faktor dapat digunalan untuk mengidentifikasi struktur hubungan antar variabel ataupun antar responden, mencari dimensi-dimensi lain yang mewakili variabel-variabel, mencari korelasi antar responden, selain itu juga digunakan untuk mengurangi data. Faktor-faktor tersebut merupakan
37
besaran acak yang tidak dapat diamati secara langsung. Model analisis faktor dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: Xi = Aij + Ai2F2 + AiF3 ……………….. + AimFm + ViUi Dimana: Xi
: Variabel standar yang ke-i
Aij
: Koefisien multiple regresi standar dari variable ke-I pada common factor j
F
: Common factor
Vi
: Koefisien regresi berganda standar dari variable ke-i pada faktor unik-i
Ui
: Faktor unik variabel-i
M
: Banyaknya common factor
Faktor unik berkorelasi satu dengan yang lain dan dengan common faktor. Common faktor dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari variabel yang diteliti. Dengan persamaan: Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + Wi3X3 + ………… + WikXk Dimana: Fi
: Faktor ke-I yang diestimasi
Wi
: Bobot atau koefisien Core Factor
Xk
: Banyaknya variabel X pada faktor ke-k
Proses Analisis Faktor a. Memilih variabel yang akan di analisis. 38
b. Menguji variabel-variabel dengan menggunakan metode Barlett test of Sphericiti serta Measure of Sampling Adequancy (MSA). 1) Lihat angka Bartletts Test dan Measure of Sampling Adequancy (MSA). 2) Lihat anti-image correlation untuk melihat variabel mana yang bernilai < 0,5. 3) Jika masih ada variabel yang bernilai < 0,5 maka harus mengeluarkan variabel tersebut, kemudian pengujian diulangi kembali sampai tidak ada variabel bernilai < 0,5. c. Melakukan faktoring dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan ekstraksi variabel hingga menjadi satu atau beberapa faktor. d. Malakukan proses factor rotation atau rotasi terhadap faktor yang terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. e. Interpretasi atau faktor yang telah terbentuk yang dianggap bisa mewakili variabel-variabel anggota tersebut. f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah valid. Uji KMO dan Bartlett Test, memiliki beberapa hal yaitu angka KMO haruslah berada diatas 0,5 dan signifikan hadrus berada dibawah 0,05 sedangkan pada uji MSA angkanya haruslah berada pada 0 sampai 1 dengan kriteria: 39
1) MSA = 1, variabel dapat prediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain. 2) MSA > 0,5, variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. 3) MSA < 0,5, variabel tidak bisa diperdiksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.
E. Operasional Variabel Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing faktor yang digunakan berikut dengan operasional dan cara pengukurannya. Penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Sikap Sikap
tentang
ketidakpatuhan
pajak
dalam
penelitian
ini
dimaksudkan sebagai aspek perasaan yang dimiliki oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang ditentukan secara langsung oleh keyakinan yang dimiliki oleh Wajib Pajak Orang Pribadi tentang perilaku ketidakpatuhan pajak. Pengkuran variabel ini mereplikasi penelitian Tarjo (2009), yaitu: keinginan membayar pajak lebih kecil dari yang seharusnya, perasaan pemanfaatan pajak yang tidak transparan, perasaan dirugikan oleh sistem perpajakan, dan biaya suap kepada petugas pajak lebih kecil dibandingkan dengan pajak yang bisa dihemat. Dan mencoba menambahkan dari Arniati (2009) yaitu: sulitnya peraturan perpajakan, frekuensi perubahan peraturan, serta besar dan banyaknya jenis tarif pajak. 40
2. Norma Subyektif Norma subyektif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah norma subyektif terhadap ketidakpatuhan pajak, yaitu kekuatan pengaruh pandangan orang-orang di sekitar Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap perilaku ketidakpatuhan pajak Wajib Pajak Orang Pribadi. Seseorang dapat terpengaruh atau tidak terpengaruh, sangat tergantung dari kekuatan kepribadian orang yang bersangkutan dalam menghadapi orang lain. Indikator norma subyektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah teman, anggota keluarga, pasangan dan petugas pajak. Dan menambahkan dari Arniati (2009) konsultan pajak, pimpinan, dan rekan kerja. 3. Kewajiban Moral Kewajiban moral yang dimaksud dalam penelitian ini adalah norma individu yang dipunyai oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang satu, namun kemungkinan tidak dimiliki oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang lain. Pengukuran kewajiban moral yang digunakan dalam penelitian ini mereplikasi penelitian Tarjo (2009), yaitu: melanggar etika, perasaan bersalah, prinsip hidup, dan melanggar prosedur sebagai wajib pajak. 4. Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejumlah kontrol yang diyakini Wajib Pajak Orang Pribadi yang akan menghambat mereka dalam menampilkan perilaku ketidakpatuhan
pajak.
Pengukuran
kontrol
keperilakuan
yang
dipersepsikan yang digunakan dalam penelitian ini mereplikasi penelitian 41
Tarjo (2009), yaitu: kemungkinan diperiksa petugas pajak, kemungkinan dikenai sanksi (sanksi administrasi dan sanksi pidana), dan kemungkinan pelaporan pihak ketiga. 5. Niat Niat berperilaku tidak patuh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecenderungan atau keputusan Wajib Pajak Orang Pribadi untuk melakukan perilaku ketidakpatuhan pajak. Dalam mengukur variabel laten niat untuk berperilaku tidak patuh, responden akan dimintai pendapatnya tentang 2 pernyataan yang mewakili 2 variabel niat, yaitu: kecenderungan dan keputusan untuk tidak patuh terhadap ketentuan perpajakan. Dan juga menambahkan dari penelitian Arniati (2009) yaitu: berniat untuk melaporkan pendapatan dengan benar dan niat untuk menyajikan laporan dengan benar. 6. Etika Etika yang dimaksudkan dalam penelitian ini cenderung pada etika sebagai utilitarianisme, karena tindakan yang kita lakukan akan memberikan manfaat yang lebih baik dibandingkan tindakan lainnya, tapi bukan tidak mungkin etika untuk kepatuhan pajak ini akan menuju kepada etika berdasarkan keadilan, karena wajib pajak yang merasa sudah mendapatkan manfaat dari pembayaran pajaknya dan diterapkannya Undang-Undang Perpajakan yang adil, akan mendorong wajib pajak untuk patuh dalam membayar dan melaporkan pajaknya. Oleh karena itu pengukuran etika yang digunakan adalah manfaat dan keadilan. Serta 42
menambahkan berdasarkan Maryani dan Ludigdo (2001) dalam Alim, dkk (2007) yaitu: imbalan yang diterima, organisasi tempat bekerja, lingkungan keluarga, dan emotional quotient wajib pajak. Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian Variabel Sikap (Tarjo, 2009)
1. 2. 3. 4.
5. 6. 7. Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Indikator Keinginan membayar pajak lebih kecil dari seharusnya Perasaan pemanfaatan pajak yang tidak transparan Perasaan dirugikan oleh sistem perpajakan Biaya suap kepada petugas pajak yang lebih kecil dibandingkan pajak yang bisa dihemat Sulitnya peraturan perpajakan Frekuensi perubahan peraturan Besar dan banyaknya jenis tarif pajak
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Pengaruh teman Pengaruh keluarga Pengaruh pasangan Pengaruh petugas pajak Konsultan pajak Pimpinan Rekan kerja
Kewajiban Moral (Tarjo, 2009)
1. 2. 3. 4.
Melanggar etika Perasaan bersalah Prinsip hidup Melanggar prosedur
Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan (Tarjo, 2009)
1. Kemungkinan diperiksa petugas pajak 2. Kemungkinan dikenai sanksi administrasi 3. Kemungkinan dikenai sanksi pidana 4. Kemungkinan pelaporan oleh pihak ketiga
Norma Subyektif (Tarjo, 2009)
Skala
Likert
Likert
Likert
Bersambung pada halaman selanjutnya 43
Likert
Tabel 3.2 (Lanjutan) Variabel Niat (Tarjo, 2009)
1.
2. Analisis Faktorfaktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
3. 4.
Etika (Arniati, 2009)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Indikator Kecenderungan pribadi untuk melakukan ketidakpatuhan pajak Keputusan pribadi untuk melakukan ketidakpatuhan pajak Berniat melaporkan pendapatan dengan benar Berniat menyajikan laporan dengan Benar
Skala
Likert
Memberikan manfaat Adil Imbalan yang diterima wajib pajak Organisasional wajib pajak Lingkungan keluarga wajib pajak Emotional quotient wajib pajak
Likert
Sumber: Diolah dari Berbagai Referensi
44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebayoran Lama Kantor Pelayanan Pajak Pratama (KPP) Jakarta Kebayoran Lama dibentuk sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: PMK132/PMK.01/2006 tanggal 22 Desember 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Sebagai KPP modern, struktur
organisasi
mengalami
perubahan
sesuai
fungsi
yang
menggabungkan fungsi pelayanan KPP, fungsi pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan (KPPBB) dan fungsi pemeriksaan Kantor Pemeriksaan Pajak (Karikpa) ke dalam satu atap pelayanan KPP Pratama. 2. Visi, Misi, dan Nilai Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama a. Visi Menjadi
institusi
pemerintah
yang
menyelenggarakan
sistem
administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. b. Misi Menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan
45
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien. c. Nilai 1) Integritas yaitu menjalankan tugas dan pekerjaan dengan selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral, yang diterjemahkan dengan bertindak jujur, konsisten, dan menepati janji. 2) Profesionalisme yaitu memiliki kompetensi dibidang profesi dan menjalankan tugas dan pekerjaan sesuai dengan kompetensi, kewenangan, serta norma-norma profesi, etika, dan sosial 3) Inovasi yaitu memiliki Pemikiran yang bersifat terobosan dan atau alternatif pemecahan masalah yang kreatif, dengan memperhatikan aturan dan norma yang berlaku. 4) Teamwork yaitu memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang, pihak lain, serta membangun network untuk menunjang tugas dan pekerjaan. 3. Struktur Organisasi Kepala Kantor
Pelayanan
Pengawasa n dan Konsultasi
Ekstensifikasi
Pemeriksaan
Penagihan
Subbag Umum
PDI
Fungsional Pemeriksaan
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPP Pratama Kebayoran Lama 46
4. Fungsi dan Tugas a. Pelayanan Layanan NPWP dan PKP, layanan administrasi dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan SPT dan Surat-surat wajib pajak, penerbitan produk hukum perpajakan, penyuluhan dan konsultasi tekhnis penyuluhan perpajakan, bimbingan wajib pajak/help desk, layanan PBB dan BPHTB, pengurangan PBB. b. Intensifikasi & Ekstensifikasi Pengawasan
kepatuhan
(soft
enforcement:
profiling,
mapping,
benchmarking wajib pajak), analisis kinerja wajib pajak, penerbitan syarat himbauan, case management, pendataan subjek dan objek pajak, pemutakhiran basis data, appraisal objek PBB. c. Hard Enforcement Restitusi, administrasi dan pelaksanaan pemeriksaan, administrasi piutang pajak, penagihan paksa, sita, lelang. d. Pendukung Urusan rumah tangga kantor, keuangan, SPM, data penerimaan MPN, administrasi pengolahan data wajib pajak, dukungan tekhnis komputer, aplikasi sistem. 5. Cakupan Wilayah Kerja KPP Kebayoran Lama melayani wajib pajak yang berdomisili di wilayah Kecamatan Kebayoran Lama dan Kecamatan Pesanggrahan, yang terdiri atas sebelas (11) kelurahan, yaitu: 47
a. Kecamatan Kebayoran Lama terdiri atas: 1) Kel Pondok Pinang 2) Kel Kebayoran Lama Selatan 3) Kel Kebayoran Lama Utara 4) Kel Cipulir 5) Kel Grogol Selatan 6) Kel Grogol Utara b. Kecamatan Pesanggrahan terdiri atas: 1) Kel Bintaro 2) Kel Pesanggrahan 3) Kel Ulujami 4) Kel Petukangan Selatan 5) Kel Petukangan Utara Wilayah layanan tersebut dibagi menjadi 4 (empat) seksi pengawasan dan konsultasi (Seksi Waskon) dengan merujuk kepada batas jalan, batas alam dan blok Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Untuk melakukan pengawasan dan memberikan bimbingan kepada Wajib Pajak (WP) di wilayah tersebut, telah ditugaskan 20 (dua puluh) orang pegawai Account Representative (AR). Para AR di Seksi Waskon bertanggungjawab untuk memberikan layanan perpajakan atas seluruh jenis pajak termasuk layanan PBB dan layanan Bea Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) secara langsung, edukasi, asistensi serta mengawasi pemenuhan kewajiban perpajakan wajib pajak. 48
6. Karakteristik dan Jumlah Wajib Pajak Wilayah KPP Kebayoran Lama meliputi pula permukiman masyarakat
menengah keatas seperti perumahan Pondok Indah, Permata
Hijau, Kebayoran dan Senayan, dengan potensi orang pribadi yang sangat besar untuk dilakukan penggalian penerimaan pajaknya. Untuk wajib pajak badan, jenis usaha yang dominan adalah usaha perdagangan di ikuti sektor jasa. Industri pengolahan atau pabrikasi hanya 5% dari keseluruhan sektor usaha. Dengan potensi wilayah dan Wajib Pajak Orang Pribadi (WPOP) yang lebih besar maka KPP Kebayoran Lama memiliki banyak kesempatan untuk dapat melakukan ekstensifikasi namun disisi lain jumlah WPOP yang sangat besar juga dapat mempengaruhi beban administrasi dan pelayanan bagi KPP Kebayoran Lama. Tabel 4.1 Jumlah Wajib Pajak KPP Pratama Jakarta Kebayoran lama Jenis WP 2005 2006 WP Badan Terdaftar 9.736 10.535 Efektif 9.711 10.323 WP Orang Pribadi Terdaftar 24.017 26.955 Efektif 23.995 26.822 Sumber: KPP Pratama Kebayoran Lama
2007
2008
2009
11.362 11.231
11.857 11.803
12.694 12.640
28.597 28.325
40.560 40.295
78.686 77.331
7. Pelayanan Selain mengemban Visi dan Misi Direktorat Jenderal Pajak, KPP Kebayoran Lama memiliki tujuan untuk bisa terus meningkatkan kesadaran para wajib pajak akan kewajibannya melalui peningkatan
49
pelayanan kepada wajib pajak. Upaya KPP Kebayoran Lama tidak cukup hanya dengan meminta kepada wajib pajak agar mematuhi ketentuan perpajakan saja, tetapi KPP Kebayoran Lama juga berkewajiban untuk dapat selalu memberikan informasi dan edukasi kepada wajib pajak, serta selalu meyakinkan bahwa tindakan memenuhi kewajiban perpajakan dapat dilakukan semudah dan sesederhana mungkin. 8. Penegakan Hukum Untuk menjaga moral dan menegakkan asas keadilan bagi wajib pajak yang patuh maka terhadap wajib pajak yang tidak patuh akan dilakukan tindakan lebih berupa dilakukannya pemeriksaan khusus dan penagihan aktif. Ketidakpatuhan wajib pajak tersebut bukan saja karena unsur kesengajaan namun juga karena kekurangpahaman atas ketentuan perpajakan dari kelalaian untuk melakukan suatu kewajiban. Untuk itu, tindakan pemeriksaan dan penagihan aktif selalu memprioritaskan resiko tertinggi sesuai analisis resiko yang dibuat oleh AR. Sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan khusus, AR akan mengirimkan surat himbauan, surat tegoran dan panggilan konseling kepada wajib pajak. 9. Kesiapan Sumber Daya Manusia Sebagai kantor pelayanan pajak modern yang menerapkan prinsip good governance dalam memberikan pelayanan kepada Wajib Pajak, maka setiap pegawai KPP Kebayoran Lama telah dibekali pengetahuan perpajakan serta standar perilaku yang secara jelas mengatur tentang kewajiban dan larangan pegawai (kode etik pegawai DJP). Peningkatan 50
pengetahuan pegawai dilakukan dengan melakukan pembelajaran bersama secara rutin dan diskusi terbuka atas kasus permasalahan wajib pajak sehingga dicapai solusi terbaik. KPP Kebayoran Lama akan selalu meningkatkan kemampuan pegawai sampai pada tingkat reputasi yang baik dalam hal kecakapan teknis, efisien dan efektif dalam hal kecepatan pelayanan, tepat dan memberikan keputusan yang adil. Setiap pegawai KPP Kebayoran Lama telah menyadari bahwa setiap tindakan, sikap dan keputusan yang dibuat kepada wajib pajak dalam rangka pelaksanaan tugasnya akan mempunyai pengaruh langsung terhadap kepercayaan Wajib Pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Tabel 4.2 Komposisi Sumber Daya Manusia KPP Pratama Kebayoran Lama Tingkat Pendidikan No Golongan SD SMP SMA DI DII DIII DIV S1 S2 S3 1 I 1 2 II 2 8 4 15 4 3 III 21 1 9 32 5 7 4 IV 1 2 1 Sumber: KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama
Jumlah 1 33 75 4
B. Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu dengan cara membagikan kuesioner yang berjumlah 120 buah kepada wajib pajak berdasarkan data Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kebayoran Lama. Karakteristik responden disajikan dalam tabel 4.3 berikut ini:
51
Tabel 4.3 Data Statistik Responden Jumlah Jenis Kategori Keterangan Responden 1. Jenis Kelamin a. Laki-laki 78 orang b. Perempuan 42 orang 2. Usia a. < 20 tahun b. 20 - 30 tahun 60 orang c. 31 - 40 tahun 36 orang d. 41 - 50 tahun 18 orang e. > 50 tahun 6 orang 3. Pendidikan a. SMA/Sederajat 24 orang b. D3 18 orang c. S1 63 orang d. S2 12 orang e. S3 f. Lainnya (D1) 3 orang 4. Status a. Belum Menikah 57 orang b. Menikah 63 orang Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Persentase 65 % 35 % 50 % 30 % 15 % 5% 20 % 15 % 52,5 % 10 % 2,5 % 47,5 % 52,5 %
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa responden laki-laki lebih dominan dalam pengisian kuesioner yaitu berjumlah 78 orang sedangkan
responden
perempuan
berjumlah
42
orang.
Selanjutnya
berdasarkan tabel tersebut usia responden tidak ada yang berumur di bawah 20 tahun, usia responden yang berumur 20-30 tahun lebih banyak yaitu berjumlah 60 orang, kemudian diikuti responden yang berumur 31-40 tahun berjumlah 36 orang, dan responden yang berumur 41-50 tahun berjumlah 18 orang, kemudian usia di atas dari 50 tahun berjumlah 6 orang. Pada tabel 4.3 di atas juga dapat dilihat bahwa jumlah responden berdasarkan jenjang pendidikan terakhir tersebar pada pendidikan tingkat SMA/Sederajat dengan kategori non perguruan tinggi sebanyak 24 orang atau 52
20%, sedangkan responden yang berpendidikan terakhir perguruan tinggi yang meliputi Diploma (D1, D2, D3), S1, S2, S3 berjumlah 96 orang atau 80%. Artinya, kondisi ini menggambarkan bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar
di KPP Pratama Kebayoran Lama sebagian besar
berpendidikan terakhir hingga perguruan tinggi. Kemudian berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini rata-rata telah menikah yaitu berjumlah 63 orang atau 52,5%, sedangkan
yang belum
menikah berjumlah 57 orang atau 47,5%.
C. Analisis Data 1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Data Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pernyataan dalam kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2006). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat signifikan di bawah 0,05 maka butir pernyataan itu dikatakan valid. b. Reliabilitas Data Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan sehingga menghasilkan 53
hasil yang konsisten meskipun diuji berkali-kali. Penghitungan reliabilitas ini dilakukan dengan metode Cronbach’s Alpha (Ghozali, 2006). Jika hasil dari Cronbach’s Alpha diatas 0,60, maka data tersebut mempunai keandalan yang tinggi (Ghozali, 2006). Tabel berikut ini menunjukkan hasil uji validitas dan reliabilitas data dari keenam variabel dengan 120 sampel responden. Tabel 4.4 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas Butir Pearson Pernyataan Correlation SKP 1 0,671** 2 0,647** 3 0,673** 4 0,415** 5 0,639** 6 0,722** 7 0,628** NRM 8 0,712** 9 0,751** 10 0,737** 11 0,682** 12 0,756** 13 0,689** 14 0,776** KWJ 15 0,695** 16 0,794** 17 0,822** 18 0,563** KTR 19 0,748** 20 0,671** 21 0,791** 22 0,652** NIA 29 0,701** 30 0,774** 31 0,730** 32 0,710** Bersambung pada halaman selanjutnya
Variabel
Sig. (2-tiled) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Ket Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Cronbach’s Alpha
Ket
0,745
Reliabel
0,852
Reliabel
0,697
Reliabel
0,677
Reliabel
0,704
Reliabel
54
Tabel 4.4 (Lanjutan) Butir Pearson Sig. Variabel Ket Pernyataan Correlation (2-tiled) ETK 23 0,695** 0,000 Valid ** 24 0,698 0,000 Valid ** 25 0,407 0,000 Valid 26 0,528** 0,000 Valid ** 27 0,620 0,000 Valid ** 28 0,643 0,000 Valid Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
Cronbach’s Alpha
Ket
0,637
Reliabel
Berdasarkan tabel di atas dari hasil pengujian validitas dan reliabilitas kuisioner pada penelitian ini dapat dilihat bahwa semua pernyataan pada masing-masing pernyataan setiap variabel dapat dikatakan valid karena setiap pernyataan memiliki nilai signifikansi di bawah 0,05 atau Sig < 0,05. Berdasarkan data pada tabel tersebut juga semua instrumen dinyatakan reliabel karena memiliki nilai cronbach’s alpha diatas 0,60. 2. Uji Analisis Faktor Analisis faktor dalam penelitian ini menggunakan Metode KaiserMeiyer-Olkin (KMO) yang nilainya harus lebih dari (0,5) dan metode pengukuran Measure of Sampling Adequacy (MSA). Adapun proses seleksi variabel dalam penelitian ini adalah: a. Uji Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO) dan Barlette’s Test Uji KMO dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor dalam penelitian valid atau tidak. Angka KMO dan Barlette’s Test harus di atas (0,5). Ketentuan tersebut didasarkan pada kriteria (Sarwono, 2008:257):
55
1) Jika profitabilitas (sig) < 0,05 maka variabel penelitian tidak dapat dianalisis lebih lanjut. 2) Jika profitabilitas (sig) > 0,05 maka variabel penelitian dapat dianalisis lebih lanjut. b. Anti Image Matrics Untuk melihat variabel-variabel mana yang layak untuk dibuat analisis faktor serta untuk mengetahui faktor-faktor yang dijadikan sebagai faktor analisis mempunyai korelasi yang kuat atau tidak dengan nilai lebih besar atau sama dengan (0,5). Jika nilainya lebih besar atau sama dengan (0,5) maka semua faktor pembentuk variabel tersebut telah valid dan tidak ada faktor yang direduksi. Pada bagian Anti-Image Correlation yang pertama kali harus dikeluarkan adalah variabel yang memiliki nilai MSA paling kecil dan kurang dari (0,5). Besarnya angka MSA berkisar antara 0 dan 1 dengan kriteria sebagai berikut (Sarwono, 2008:257): 1) MSA = 1, item tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh item lain. 2) MSA > 0,5, item masih bisa diprediksi dan dianalisis lebih lanjut. 3) MSA < 0,5, item tidak bisa diprediksi dan tidak bias dianalisis lebih lanjut. c. Eigenvalue Eigenvalue digunakan untuk menganalisis layak suatu faktor baru. Syarat layak menjadi suatu faktor baru adalah eigenvalue lebih besar 56
atau sama dengan 1. Sedangkan apabila terdapat faktor yang memiliki eigenvalue kurang dari 1 maka faktor tersebut akan dikeluarkan atau tidak digunakan. d. Kumulatif Varians Nilai kumulatif varians menunjukan besarnya tingkat keterwakilan faktor baru yang terbentuk terhadap faktor awal atau semula. Syaratnya apabila faktor baru yang terbentuk mampu mewakili faktor awal atau semula maka nilai kumulatif varians > 60%. e. Nilai Loading Nilai loading bertujuan untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu varian masuk ke dalam faktor baru. Nilai loading ini dapat dilihat dari eigenvalue, jika eigenvalue lebih dari 1 maka suatu varian layak masuk ke dalam faktor baru. Dalam penelitian ini tahap pertama pada analisis faktor adalah menilai 32 pernyataan yang akan membentuk 6 variabel, yaitu Sikap (X1), Norma Subyektif (X2), Kewajiban Moral (X3), Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan (X4), Niat (X5), dan Etika (X6). Variabel ini terdiri dari item-item pernyataan. Data ini diolah dengan alat bantu software SPSS 17. Ke-6 variabel yang telah dianggap valid dan reliabel, kemudian dimasukkan ke dalam analisis faktor untuk diuji apakah nilainya lebih besar dari nilai KMO dan Bartlett’s Test yang diatas 0,5. Berikut ini adalah tabel dari nilai KMO dan Bartlett’s Test.
57
Tabel 4.5 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
.637
Approx. Chi-Square
198.045
df
15
Sig.
.000
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Pengujian untuk melihat apakah data dan variabel/item cukup layak, dapat dilihat nilai dari statistik KMO. Tabel 4.5 di atas menunjukan bahwa nilai KMO adalah 0,637 dan tingkat signifikansinya 0,000. Nilai KMO yang lebih besar dari 0,5 menunjukan bahwa variabel-variabel yang digunakan dapat dianalisis lebih lanjut dengan analisis faktor. Tabel 4.6 Anti-image Matrices SKP Anti-image Covariance
Anti-image Correlation
NRM
KWJ
KTR
NIA
ETK
SKP
.385
-.018
.252
.225
.000
-.090
NRM
-.018
.714
.039
-.004
.004
-.346
KWJ
.252
.039
.506
-.006
-.087
-.029
KTR
.225
-.004
-.006
.558
-.142
-.147
NIA
.000
.004
-.087
-.142
.859
.069
ETK
-.090
-.346
-.029
-.147
.069
.680
SKP
.623
a
-.035
.572
.486
.000
-.175
NRM
-.035
.568
a
.065
-.006
.005
-.496
.065
a
-.011
-.133
-.050
a
-.204
-.239
a
.090
KWJ
.572
.695
KTR
.486
-.006
-.011
.673
NIA
.000
.005
-.133
-.204
ETK
-.175
-.496
-.050
-.239
.809
.090
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
58
a
.482
Angka MSA dalam tabel Anti Image Matrices yang terdapat pada Anti Image Correlation, yaitu angka korelasi yang bertanda a (arah dari kiri atas ke kanan bawah). Agar dapat diprediksi dan dianalisis lebih lanjut nilai Anti-Image Correlation untuk masing-masing variabel harus lebih besar dari 0,5. Dari hasil output pada tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa hasil Anti Image Matriks yang terdapat pada Anti Image Correlation menunjukkan bahwa variabel Etika (X6) memiliki nilai MSA 0,482. Nilai ini lebih kecil dari 0,5 sehingga variabel ini harus dikeluarkan dari analisis. Berikut ini adalah tabel dari nilai KMO dan Bartlett’s Test setelah mengeluarkan variabel Etika dari analisis. Tabel 4.7 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
.682 153.697 10 .000
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Berdasarkan tabel 4.7 diatas nilai KMO setelah variabel Etika (X6) dikeluarkan berubah menjadi 0,682 dengan signifikansi 0,000. Nilai KMO yang lebih besar dari 0,5 ini menunjukan bahwa variabel-variabel yang digunakan dapat dianalisis lebih lanjut dengan analisis faktor.
59
Tabel 4.8 Anti-image Matrices SKP Anti-image Covariance
Anti-image Correlation
NRM
KWJ
KTR
NIA
SKP
.397
-.087
.257
.225
.009
NRM
-.087
.948
.032
-.111
.052
KWJ
.257
.032
.507
-.013
-.085
KTR
.225
-.111
-.013
.592
-.135
NIA
.009
.052
-.085
-.135
.867
a
-.143
.573
.465
.015
NRM
-.143
a
.047
-.148
.057
KWJ
.573
.047
.695
a
-.024
-.129
KTR
.465
-.148
-.024
.711
a
-.189
NIA
.015
.057
-.129
-.189
.833
SKP
.631
.548
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Pada tabel 4.8 dapat terilihat bahwa masing-masing variabel memiliki nilai MSA sebesar 0,631 untuk Sikap (X1), 0,548 untuk Norma Subyektif (X2), 0,695 untuk Kewajiban Moral (X3), 0,711 untuk Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan (X4), dan 0,833 untuk Niat (X5). Berdasarkan hasil output pada tabel 4.8 diatas, nilai Measure of Sampling Adequancy (MSA) secara keseluruhan nilai MSA-nya sudah diatas 0,5 dengan tingkat signifikansi jauh dibawah 0,05. Maka variabel dan sampel yang ada secara keseluruhan sudah dapat dianalisis lebih lanjut.
60
a
Tabel 4.9 Communalities Initial
Extraction
SKP
1.000
.781
NRM
1.000
.966
KWJ
1.000
.680
KTR
1.000
.678
NIA
1.000
.298
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Selanjutnya, berdasarkan output SPSS yang ada pada tabel 4.9 di atas
kita
dapat
melihat
nilai
komunalnya.
Dimana
pada
dasarnya Communalities adalah proporsi dari varian suatu item peubah asal yang bias dijelaskan oleh faktor utamnya. Nilai communalities menjelaskan seberapa besar keragaman atau varians item/peubah asal yang dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk. Nilai-nilai yang ada menunjukkan
kemampuan
faktor-faktor
yang
terbentuk
dalam
menerangkan varian item/peubah asal. Nilai yang terbesar dimiliki oleh variabel Norma Subyektif sebesar 0,966 yang artinya 96,6% varian dari Norma Subyektif dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk. Sedangkan nilai terkecil dimiliki oleh variabel Niat yaitu sebesar 0,298 yang artinya 29,8% varian dari Niat dapat diterangkan oleh faktor-faktor yang terbentuk. Semakin besar nilai communalities, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Tahapan selajutnya adalah melakukan pengujian Total Variance Explained. Menurut Singgih Santoso (2004:43), menjelaskan bahwa tabel 61
Total Variance Explained menggambarkan jumlah faktor yang terbentuk. Dalam melihat faktor yang terbentuk dapat dilihat pada nilai eigenvaluenya. Untuk menentukan faktor yang terbentuk, maka harus dilihat nilai eigenvalue-nya harus berada diatas satu (1), jika sudah berada dibawah satu (1) maka sudah tidak terdapat faktor yang terbentuk. Eigenvalue menunjukkan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varians dari total variabel yang ada. Jumlah angka eigenvalue susunannya selalu diurutkan pada nilai yang terbesar sampai yang terkecil. Tabel 4.10 Total Variance Explained Initial Eigenvalues
Compo nent
Total
% of Variance Cumulative %
Extraction Sums of Squared Loadings
Rotation Sums of Squared Loadings
Total
Total
% of Variance Cumulative %
% of Variance Cumulative %
1
2.400
47.997
47.997 2.400
47.997
47.997 2.362
47.247
47.247
2
1.004
20.078
68.075 1.004
20.078
68.075 1.041
20.829
68.075
3
.810
16.198
84.274
4
.526
10.514
94.788
5
.261
5.212
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS Tabel Total Variance Explained diatas terlihat bahwa hanya terdapat dua faktor yang terbentuk, hal ini senada dengan kriteria pembentukan jumlah faktor dalam analisis faktor, jika eigenvalue kurang dari 1 maka tidak dapat digunakan pembentukan faktor (Singgih Santoso, 2007:43). Karena dengan satu sampai dua faktor angka eigenvalue masih > 1. Akan tetapi untuk tiga faktor, angka eigenvalue sudah < 1, yakni 0,810 sehingga proses faktoring berhenti pada 2 (dua) faktor saja. 62
Jumlah faktor pada analisis faktor ini ditentukan berdasarkan nilai proporsi kumulatif. Bila nilai proporsi kumulatifnya berkisar antara 60% – 70%, maka komponen tersebut dapat dipilih sebagai komponen/faktor utamanya. Berdasarkan ketentuan tersebut maka terdapat dua komponen utama yang mempunyai proporsi kumulatifnya berkisar antara 60% – 70%. Sehingga kedua komponen utama tersebut merupakan ringkasan informasi terbaik dari sejumlah item yang di analisis. Pada tabel 4.10 di atas dapat dijelaskan terbentuknya dua faktor setelah terjadi penyederhanaan dari beberapa item aslinya. Faktor pertama dengan proporsi kumulatif berkisar antara 60% – 70% mampu menjelaskan 47,997% dari keragaman total item-item penelitian, sedangkan faktor kedua dapat menjelaskan 20,078% dari keragaman total. Jadi kumulatif kedua faktor terbentuk dapat menerangkan sebesar 68,075% dari total keragaman item-item penelitian. Tabel 4.11 Component Matrix
a
Component 1
2
SKP
-.884
.000
NRM
-.224
.957
KWJ
.824
-.043
KTR
.771
.289
NIA
.544
.047
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
63
Tahapan selanjutnya adalah menentukan item-item yang dominan pada setiap komponen tersebut. Hal ini dapat dilihat dari Component Matrix yang menunjukkan distribusi item penelitian ke dua faktor yang terbentuk. Component Matrix terdiri dari item awal terhadap faktor yang terbentuk. Dengan melihat faktor pembobot dapat ditentukan suatu item masuk ke faktor mana dengan melihat besarnya faktor pembobot pada setiap item terhadap dua komponen utama tersebut (ekstraksi). Pada awalnya, ekstraksi tersebut masih sulit untuk menentukan item dominan yang termasuk dalam faktor karena nilai korelasi yang hampir sama dari beberapa item. Kesulitan tersebut terjadi pada variabel Sikap dimana kita sulit menentukan apakah variabel tersebut masuk ke faktor 1 atau faktor 2. Tabel 4.12 Rotated Component Matrix
a
Component 1
2
SKP
-.872
.144
NRM
-.064
.981
KWJ
.805
-.177
KTR
.808
.159
NIA
.544
-.043
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS
64
Untuk mengatasi hal itu maka dilakukan rotasi yang dapat dilihat pada tabel 4.12 di atas. Dalam penelitian ini rotasi yang dipakai adalah dengan metode varimax. Mekanisme rotasi varimax adalah dengan membuat korelasi item hanya dominan terhadap satu faktor. Caranya dengan membuat korelasi item mendekati nilai mutlak 1 dan 0 pada setiap faktor, sehingga memudahkan dalam interpretasi item dominan. Dapat dilihat bahwa setelah rotasi, kita dapat lebih mudah menentukan ke faktor 1 atau 2 suatu item/peubahan masuk.
D. Pembahasan dan Interpretasi Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang karakteristik responden, dari 120 responden yang menjadi responden pada penelitian ini laki-laki lebih dominan dalam pengisian kuesioner yaitu berjumlah 78 orang sedangkan responden perempuan berjumlah 42 orang. Berdasarkan usia, tidak ada responden yang berumur di bawah 20 tahun, usia responden yang berumur 20-30 tahun lebih banyak yaitu berjumlah 60 orang, kemudian diikuti responden yang berumur 31-40 tahun berjumlah 36 orang, dan responden yang berumur 41-50 tahun berjumlah 18 orang, kemudian usia di atas dari 50 tahun berjumlah 6 orang. Jumlah responden berdasarkan jenjang pendidikan terakhir tersebar pada pendidikan tingkat SMA/Sederajat dengan kategori non perguruan tinggi sebanyak 24 orang atau 20%, sedangkan responden yang berpendidikan terakhir perguruan tinggi yang meliputi Diploma (D1, D2, D3), S1, S2, S3 berjumlah 96 orang atau 80%. Artinya, kondisi ini 65
menggambarkan bahwa Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kebayoran Lama sebagian besar berpendidikan terakhir hingga perguruan tinggi. Kemudian berdasarkan status menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini rata-rata telah menikah yaitu berjumlah 63 orang atau 52,5%, sedangkan yang belum menikah berjumlah 57 orang atau 47,5%. Dari hasil analisis faktor, pada pengujian Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO) dan Barlette’s Test didapat nilai sebesar 0,637 > 0,5, maka proses analisis dapat dilanjutkan. Untuk nilai Measure of Sampling Adequancy (MSA) pada masing-masing pernyataan/sub variabel agar analisis dapat dilanjutkan nilai MSA > 0,5, sedangkan berdasarkan hasil SPSS pada tabel 4.6 diketahui bahwa variabel Etika (X6) memiliki nilai MSA 0,482 (MSA < 0,5) yang artinya variabel ini harus dikeluarkan dari analisis. Hal ini berarti variabel Etika bukanlah merupakan faktor yang membentuk ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi, ini sejalan dengan temuan Arniati (2009) yang memberikan kesimpulan bahwa etika tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Sehingga variabel yang dianalisis berkurang menjadi lima variabel yaitu: Sikap (X1), Norma Subyektif (X2), Kewajiban Moral (X3), Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan (X4), dan Niat (X5). Setelah variabel Etika (X6) dikeluarkan dari analisis, dilakukan uji Kaiser-Meiyer-Olkin (KMO) dan Barlette’s Test kembali yang kemudian menghasilkan nilai 0,682, nilai ini lebih besar 0,045 daripada analisis sebelumnya yakni 0,637 yang mengikutsertakan variabel Etika didalamnya. 66
Setelah variabel Etika dikeluarkan nilai Measure of Sampling Adequancy (MSA) pada masing-masing pernyataan/sub variabel diketahui bahwa seluruh pernyataan yang diajukan pada penelitian ini dapat dilakukan analisis faktor karena masing-masing variabel telah memiliki nilai MSA diatas 0,5. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelima variabel yang diajukan pada penelitian ini memiliki pengaruh terhadap ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Kebayoran Lama. Berdasarkan hasil pengujian Total Variance Explained diperoleh bahwa dari lima variabel yang dianalisis terbentuk dua faktor. Faktor pertama dengan proporsi kumulatif berkisar antara 60% – 70% mampu menjelaskan 47,997% dari keragaman total item-item penelitian, sedangkan faktor kedua dapat menjelaskan 20,078% dari keragaman total. Jadi kumulatif kedua faktor terbentuk dapat menerangkan sebesar 68,075% dari total keragaman itemitem penelitian. Interprestasi Dalam penelitian ini terbentuk dua faktor karena memiliki eigenvalue diatas 1 (satu). Faktor-faktor tersebut adalah: 1. Faktor pertama di dominasi oleh Kewajiban Moral yang memiliki nilai eigenvalue 0,810 dengan nilai loading 0,805, Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan memiliki nilai eigenvalue 0,526 dengan nilai loading 0,808, dan Niat yang memiliki nilai eigenvalue 0,261 dengan nilai loading 0,544.
67
2. Faktor kedua di dominasi oleh Sikap yang memiliki nilai eigenvalue 2,400 dengan nilai loading 0,144 dan Norma Subyektif memiliki nilai eigenvalue 1,004 dengan nilai loading 0,981. Nilai rata-rata Communalities dari semua variabel adalah sebesar 0,6806 nilai ini lebih besar daripada nilai KMO yaitu sebesar 0,637 sehingga faktor-faktor yang dianalisis dalam penelitian ini dapat dipercaya dalam memprediksi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi adalah Sikap, Norma Subyektif, Kewajiban Moral, Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan, dan Niat. Dan faktor yang paling dominan mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi adalah Norma Subyektif dengan nilai loading 0,981. Norma Subyektif ini merupakan komponen yang berisi keputusan yang dibuat Wajib Pajak setelah mempertimbangkan pandangan orang-orang yang mempengaruhi normanorma subyektif tentang ketidakpatuhan pajak. Wajib Pajak yang memiliki keyakinan bahwa orang lain/lingkungan (teman, keluarga, pasangan, petugas pajak, konsultan pajak, pimpinan, dan rekan kerja) berpendapat sebaiknya dia melakukan ketidakpatuhan pajak, akan menyebabkan dirinya berperilaku tidak patuh.
68
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan Berdasarkan pada data berupa kuisioner yang dikumpulkan terhadap 120 wajib pajak yang terdaftar pada KPP Pratama Kebayoran Lama dan pengujian yang dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan model analisis faktor, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil Anti Image Matriks yang terdapat pada Anti Image Correlation menunjukkan bahwa variabel etika bukan merupakan faktor pembentuk ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi terdiri dari dua faktor yang terbentuk dengan menggunakan uji kelayakan dengan metode Rotated Component Matrix, faktor tersebut adalah: a. Faktor pertama, terdiri dari Kewajiban Moral, Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan, dan Niat. b. Faktor kedua, terdiri dari Sikap dan Norma Subyektif.
B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, implikasi pertama dalam penelitian ini yaitu yang dimaksud dengan etika dalam perpajakan adalah tindakan untuk mematuhi peraturan perpajakan atau UU Perpajakan yang di canangkan oleh pemerintah, dalam hal ini Wajib Pajak harus rutin 69
dalam membayar pajak karena dengan membayar pajak yang rutin, maka pembangunan akan terlaksana dengan baik. Etika disini hanya berfungsi sebagai penilai, penentu dan penetap terhadap sesuatu perbuatan yang dilakukan oleh manusia, yaitu apakah perbuatan tersebut akan dinilai baik, buruk, mulia, terhormat, hina dan sebagainya. Oleh karena itu Etika bukanlah motivasi utama untuk penghindaran pajak. Namun, walaupun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa etika bukanlah faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan pajak, peneliti menyarankan untuk menguji lebih dalam pengaruh variabel tersebut dengan dimensi/intrumen yang lebih baik. Implikasi kedua, kesadaran sebagai wajib pajak yang patuh sangat erat kaitannya dengan persepsi masyarakat tentang pajak. Persepsi sangat berpengaruh terhadap motivasi wajib pajak dalam membayar pajak. Motivasi pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajaknnya. Perilaku patuh atau tidaknya wajib pajak sangat dipengaruhi oleh variabel perilaku individu tersebut dan juga variabel lingkungan atau dalam penelitian ini adalah norma subyektif (teman, keluarga, pasangan, petugas pajak, konsultan pajak, pimpinan, dan rekan kerja). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan yang penting bagi para instansi pajak yang terkait mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi. Hal ini karena peran dan partisipasi seluruh masyarakat Indonesia tanpa memandang dari
70
golongan manapun sangatlah dibutuhkan demi kelancaran reformasi perpajakan dan dalam pencapaian target penerimaan negara dari sektor pajak.
C. Keterbatasan Beberapa keterbatasan dari studi ini meliputi: 1. Penelitian ini meggunakan instrumen secara umum dalam memprediksi variabel etika sehingga instrumen tersebut kurang relevan dalam mengukur variabel tersebut. 2. Jumlah instrumen yang digunakan dalam pengukuran setiap variabel yang dianalisis masih sedikit.
D. Saran Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan penelitian yang telah dilakukan, maka berikut ini disampaikan saran-saran yang bersifat operasional dan spesifik untuk berbagai pihak yang memerlukan, yaitu sebagai berikut: 1. Penelitian berikutnya hendaknya menggunakan instrumen yang sesuai dengan perpajakan (dibidang perpajakan) dalam mengukur variabel etika. 2. Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam dengan menggunakan instrumen penelitian dengan memperbanyak item-item pertanyaan dan mendiskusikan item tersebut dengan pihak yang memahami konsep dari variabel-variabel
yang
relevan
sehingga
diharapkan
dapat
lebih
71
meningkatkan validitas alat ukur yang digunakan dalam mengukur setiap variabel. 3. Aparat pajak hendaknya mengkaji beberapa karakteristik Wajib Pajak yang mempengaruhi perilaku masyarakat Wajib Pajak, tidak hanya dengan melihat faktor sosial, budaya, dan ekonomi tetapi juga mempertimbangkan faktor kepribadian dan psikologis (seperti faktor motivasi, faktor kecemasan, dan faktor pengharapan) Wajib Pajak, karena hal tersebut dapat mempengaruhi perilaku Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perepajakannya.
72
DAFTAR PUSTAKA
Admino. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Masyarakat Terhadap Ketentuan Umum Perpajakan Khususnya Pajak Penghasilan (Studi Kasus Pada Nasabah Bank Danamon Kecamatan Nganjuk, Kabupaten Nganjuk), Skripsi Perpajakan, www.google.com, Maret 2009. Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality and Behavior 2nd ed. New York; Open University Press. Arniati. Peran Theory of Planed Behavior dan Etika Terhadap Ketaatan Pajak. Politeknik Batam. 2009. Blanthorne, Cynthia M., 2000. The Role of Opportunity and Beliefs On Tax Evasion: A Structural Equation Analysis. Dissertation. Arizona State University. Bobek, D., Richard C. Hatfield. 2003. An Investigation of Theory of Planned Behavior and the Role of Moral Obligation in tax Compliance. Behavioral ResearchainaAccounting,a(Online),aVol.15,a(http://www.accessmylibrary .com/coms2/summary_0286-23163204_ITM, diakses 17 April 2010). Brown, Robert E. and Mark J. Mazur. 2003. IRS’s Comprehensive Approach to Compliance Measurement. National Tax Journal, Vol. 56. Chompoux, Joseph E., Organizational Behavior, Essential Tenets. ed 2. Thomson, 2003 Damayanti, Theresia Woro. 2004. Pelaksanaan Self Assessment System Menurut Persepsi Wajib Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Badan Salatiga. Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Dian Ekonomi), Vol. X No. 1: 109-128. Direktorat Jenderal Pajak, Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE06/Pj.9/2001 tentang Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak dan Intensifikasi Pajak.
73
Fushimi, Toshiyuki. Menuju Sistem Perpajakan yang Dapat Dipercaya Mempertahankan Penegakan Disiplin dan Sistem Pengawasan, Jurnal Kipas, Vol. 3, No. 27, Oktober 2001. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2006. Gunadi. 2002. Indonesian Taxation 2002; A Reference Guide. Jakarta: Multi Utama Publishing. ______. 2004. Kebijakan Pemeriksaan Pajak Pasca Berlakunya Undang Undang Perpajakan Baru, Berita Pajak. Hamid, Abdul. “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu sosial UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007. Hanno, D.M. and G.R. Violette 1996. An Analysis of Moral and Social Influences on Taxpayer Behavior. Behavioral Research in Accounting, 8 (supplement). Harahap, Abdul Asri. “Paradigma Baru Perpajakan Indonesia Perspektif Ekonomi-Politik”, Integrita Dinamika Press, Jakarta, 2004. Husen, Sharifuddin. “Pemeriksaan Pajak Sebagai Tindakan Pengawasan Atas Pelaksanaan System Self Assessment dan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Kasus Pada Karikpa Bandung Satu, Bandung)”, Jurnal Kipas Vol. 2 No. 14, November 1999. Hutagaol, John. Self Assessment System: Implementasi dan Kendalanya, Jurnal Perpajakan Indonesia Vol. 4 No. 4, November-Desember 2005. Indriatoro, Nur dan Supomo, Bambang. “Metodologi Penelitian dan Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen”. BPFE. Yoyakarta: 2004. Mardiasmo. 2005. Perpajakan, ANDI, Yoyakarta. _________, “Perpajakan Edisi Revisi 2009”, CV Andi Offset, Yogyakarta, 2009. 74
Nurmantu, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan. Jakarta: Kelompok Yayasan Obor. Organization for Economic and Coorporation Development. Compliance Risk Management: Managing and Improving Tax Compliance. 2004. Pandiangan, Liberti. 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Terbaru, PT. Elex media Komputindo, Jakarta. Pola Sitanggang. Model Hubungan Kausal Kesadaran Wajib Pajak Badan, Modernisasi System Pajak Dan Tindakan Penegakan Hokum Di Bidang Perpajakan Dan Pengaruhnya Terhadap Kepatuhan Pajak. FE UI. 2009. Prasetio, Januar Eko dkk. Persepsi Wajib Pajak Badan Terhadap Pelaksanaan Self Assessment System dalam Memenuhi Kewajiban Pajak (Studi Kasus Pada Wajib Pajak Badan Cilacap), Jurnal Perpajakan Indonesia Vol. 6 No. 1, November-Desember 2006. Resmi, Siti. 2005. Perpajakan: Teori dan Kasus, Edisi Dua, Salemba Empat, Jakarta. Rukmana, Suhendar Adji. Pengaruh Besaran Perusahaan (Company Size) Terhadap Kepatuhan Pajak (Tax Compliance) Wajib Pajak Badan (Studi Empiris di KPP Madya Tangerang). UI - Tesis S2. 2007 (http://www.digilib.ui.ac.id//opac/themes/libri2/detail.jsp?id=123892&lok asi=lokal, diakses 17 April 2010).
Salman, Kaytsar Riza. Pengaruh Sikap Dan Moral Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Industri Perbankan Di Surabaya. STIE Perbanas Surabaya: 2009. Santoso, Wahyu. “Analisis Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak Sebagai Dasar Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak (Penelitian Terhadap Wajib Pajak Badan Di Indonesia)”. Jurnal Keuangan Publik Vol. 5, No. 1, Hal 85 – 137. Oktober 2008. Simampra, Bilson. “Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabilitas”. PT Gramedian Pustaka Utama, Jakarta: 2003. 75
Suandy, Erly. 2005. Perpajakan, Edisi Kesatu, Salemba Empat. Sugiyono. “Metode Penelitian Bisnis”. Penerbit Alfabeta, Bandung: 2008. Tarjo. 2009. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ketidakpatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di Bangkalan. Simposium Nasional Perpajakan 2, Trunojoyo. Trivedi, Shehata dan Mestelman, “Attitudes, Incentives, and Tax Compliance” (2005) working paper 1-29 (Department of Economics McMaster University) Waluyo dan Wirawan B.Ilyas. 2007. Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.
76
KUESIONER PENELITIAN
Assalamualaikum wr. wb. Bapak/Ibu/Saudara Yth., Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan wajib pajak orang pribadi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi pelengkap atau masukan sekaligus pertimbangan bagi pihak-pihak yang berwenang yang berhubungan dengan penelitian ini serta tambahan wawasan, informasi, dan masukan untuk membantu memberikan gambaran yang lebih jelas bagi pihak lain. Penulis melakukan penelitian ini untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Akuntansi. Penulis mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk membantu penulis dalam pengisian kuisioner ini. Kualitas penelitian ini tergantung dari pengisian kuisioner Bapak/Ibu/Saudara. Oleh karena itu penulis mengharapkan jawaban yang sejujur-jujurnya. Terima kasih atas kesediaan waktu yang telah Bapak/Ibu/Saudara luangkan guna pengisian kuisioner penelitian ini. Wassalamualaikum wr. wb.
Penulis Paisal Amir Zaini
77
DATA RESPONDEN Berilah tanda () sesuai dengan data diri anda. 1. Jenis Kelamin
: Pria
Wanita
2. Usia
: < 20
20 - 30
31 - 40 3. Tingkat Pendidikan
41 – 50
: SMA/Sederajat S2
> 50
D3
S1
S3
Lainnya : Belum Menikah
4. Status
Menikah
KUISIONER PENELITIAN Berilah tanda () pada pernyataan sesuai dengan pilihan anda. Dengan alternatif jawaban; SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R (Ragu-ragu), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). No
Pernyataan Sikap
Menurut Bapak/Ibu, hal-hal apa yang mendorong seorang wajib pajak berlaku tidak patuh? 1
Alternatif jawaban STS
TS
R
S
SS
--
Keinginan membayar pajak lebih kecil dari yang seharusnya (pajak terutang)
2
Pemanfaatan pajak yang tidak transparan
3
Perasaan dirugikan oleh sistem perpajakan
4
Biaya suap lebih kecil dibanding dengan pajak yang bisa dihemat
5
Sulitnya peraturan perpajakan
6
Frekuensi perubahan peraturan
7
Besar dan banyaknya jenis tarif pajak 78
Norma Subyektif
STS
TS
R
S
SS
S
SS
S
SS
Dalam memenuhi kewajiban perpajakan, mungkin Bapak/Ibu/Saudara dipengaruhi oleh orang-orang sekitar, baik pengaruh itu bersifat positif atau
--
negatif, menurut Bapak/Ibu/Saudara, siapa saja yang bisa mempengaruhi keputusan tersebut? 1
Teman
2
Keluarga
3
Pasangan
4
Petugas pajak
5
Konsultan pajak
6
Pimpinan
7
Rekan kerja
Kewajiban Moral
STS
TS
R
Bila bapak/Ibu/Saudara mempunyai kesempatan untuk melakukan ketidakpatuhan pajak dengan
--
risiko yang bisa diabaikan, norma manakah yang berpengaruh menghalangi keinginan tersebut? 1
Melanggar etika
2
Perasaan bersalah
3
Melanggar prinsip hidup
4
Melanggar prosedur sebagai wajib pajak
Kontrol Perilaku yang Dipersepsikan
STS
TS
R
Bila Bapak/Ibu/Saudara berniat untuk tidak patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Menurut Bapak/Ibu/Saudara
hal-hal
apa
yang
--
bisa 79
menghambat
atau
menghalangi
keinginan
tersebut? 1
Kemungkinan diperiksa pihak fiskus
2
Kemungkinan dikenai sanksi administrasi
3
Kemungkinan dikenai sanksi pidana
4
Kemungkinan pelaporan pihak ketiga
Niat 1
STS
TS
R
S
SS
STS
TS
R
S
SS
Sebagai wajib pajak, saya cenderung untuk melakukan
ketidakpatuhan
terhadap
ketentuan perpajakan 2
Sebagai wajib pajak, saya memutuskan untuk melakukan
ketidakpatuhan
terhadap
ketentuan perpajakan 3
Sebagai wajib pajak, saya berniat untuk melaporkan pendapatan dengan benar
4
Sebagai
wajib
pajak,
saya
berniat
menyajikan-laporan dengan benar
Etika 1
Tidak merasakan manfaat dari pajak yang dibayar
2
Tidak merasakan keadilan dalam sistem perpajakan
3
Imbalan yang saya (wajib pajak) terima dapat mempengaruhi perilaku saya (wajib pajak) agar mematuhi kewajiban perpajakan
4
Organisasi tempat saya bekerja sangat berarti bagi saya 80
5
Lingkungan keluarga sangat mempengaruhi perilaku saya (wajib pajak)
6
Saya (wajib pajak) merasa terikat secara emosional
dengan
organisasi
ditempat
bekerja
>>> Terima Kasih <<<
81
Skor Jawaban Penelitian SKP NRM KWJ RES s1 s2 s3 s4 s5 s6 s7 T n1 n2 n3 n4 n5 n6 n7 T k1 k2 k3 k4 T 1 1 1 1 1 1 1 1 7 3 4 4 4 4 4 4 27 5 5 5 5 20 2 1 2 1 1 1 1 1 8 5 4 4 4 2 2 4 25 5 5 5 5 20 3 1 3 1 2 1 2 2 12 3 4 4 3 3 4 3 24 5 5 5 4 19 4 2 2 1 2 2 2 2 13 4 4 4 4 3 4 4 27 4 5 4 4 17 5 1 1 1 2 1 1 1 8 3 3 4 3 3 3 3 22 5 5 5 5 20 6 1 2 1 2 2 1 2 11 5 4 4 4 4 4 4 29 5 5 4 5 19 7 1 2 1 2 1 1 2 10 3 4 4 2 3 3 4 23 5 5 5 5 20 8 3 2 2 1 2 2 2 14 4 2 3 4 3 4 3 23 3 4 4 4 15 9 2 2 2 2 1 2 2 13 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 5 4 17 10 1 1 1 2 1 1 1 8 5 4 4 4 4 4 4 29 5 5 5 5 20 11 2 2 1 1 1 1 3 11 3 3 4 3 5 5 4 27 4 5 5 5 19 12 2 2 2 2 2 2 2 14 4 4 5 4 4 4 4 29 4 4 4 4 16 13 2 3 3 1 3 3 2 17 3 4 4 3 3 4 4 25 4 3 3 3 13 14 2 2 2 2 2 2 2 14 3 4 4 4 4 4 4 27 4 4 4 4 16 15 2 2 1 2 1 2 2 12 3 3 4 3 3 3 3 22 4 5 5 4 18 16 1 1 3 3 3 1 1 13 5 5 5 5 4 5 5 34 5 3 3 5 16 17 2 3 1 2 1 2 1 12 5 4 4 4 5 4 4 30 4 5 5 4 18 18 2 1 2 2 2 1 2 12 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 5 17 19 2 2 2 2 2 1 2 13 2 3 4 4 4 4 3 24 4 4 4 5 17 20 2 2 2 2 2 2 2 14 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 16 21 1 2 2 2 1 2 2 12 4 4 4 4 4 4 4 28 5 4 5 4 18 22 1 1 1 1 1 1 2 8 5 5 4 5 5 4 5 33 5 5 5 5 20 23 1 1 1 1 1 1 1 7 4 4 3 3 4 4 4 26 5 5 5 5 20 24 1 1 1 2 1 1 1 8 4 4 4 4 5 5 5 31 5 5 5 5 20 25 2 1 1 1 1 1 2 9 4 4 4 4 3 4 4 27 4 5 5 5 19 26 1 1 1 1 2 1 1 8 5 5 5 4 4 4 4 31 5 5 4 5 19 27 2 3 1 1 1 2 2 12 4 4 4 4 3 4 4 27 4 5 5 4 18 28 1 3 3 1 2 2 1 13 4 4 4 4 3 4 4 27 5 3 4 4 16 29 1 1 1 1 1 1 1 7 5 5 4 4 3 4 3 28 5 5 5 5 20 30 2 2 2 2 2 2 2 14 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 4 4 16 31 1 1 1 1 1 1 1 7 2 2 2 2 2 3 2 15 5 5 5 5 20 32 2 3 1 1 1 1 2 11 4 5 5 5 4 4 4 31 4 5 5 5 19 82
33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68
2 1 1 1 3 1 1 2 1 2 2 2 3 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2
2 1 2 1 3 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 3 1 1 2 3 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 1 3 1 2 2
2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 2 1 3 1 2 2 2
2 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2
2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 3 2 1 3 1 2 2 2
2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 3 2 2 1 2 1 1 2
2 2 2 1 3 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2
14 11 13 7 13 7 10 11 11 11 11 10 14 9 13 11 11 7 7 8 12 13 8 11 10 14 13 8 17 14 12 13 12 12 13 14
5 4 3 4 4 4 4 5 2 4 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 5 4 4 4 3 5 4
4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4
4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 4 2 2 3 4 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4
5 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 2 2 4 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 4
4 3 4 3 5 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 2 3 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 5 4 5 5 4 4 4 4
4 3 4 4 4 2 5 4 4 4 5 3 3 3 3 4 2 1 2 2 4 2 2 3 3 3 3 4 5 5 5 4 5 4 5 4
30 25 25 25 28 23 29 29 23 28 29 20 25 23 21 21 19 21 24 22 22 26 16 17 25 23 21 28 31 31 31 31 32 28 33 29
4 5 5 5 3 5 5 4 5 4 4 4 3 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 5 4 3
4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 2 3
4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 2 4 83
4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 3 4 4 5 4 5 5 4
16 18 17 20 18 20 20 18 18 18 19 18 17 19 17 18 18 20 17 17 17 16 17 17 17 19 19 17 16 16 17 17 17 20 13 14
69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104
1 1 1 2 4 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 1 3 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 1
2 1 2 2 3 2 2 1 2 2 2 1 1 2 3 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 1 3 1 2 2 2 1 1 1
2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 3 2 1 3 1 2 2 2 2 1 1 1
2 1 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2
1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 3 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 3 2 1 3 1 2 2 2 1 1 1 1
2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 2 3 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1
2 1 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1
12 8 12 14 18 14 14 9 16 11 15 11 7 8 12 13 8 11 10 14 13 8 11 14 17 14 12 13 12 12 13 14 12 8 7 8
4 5 5 3 4 3 5 3 4 4 5 5 3 5 3 4 3 5 3 4 4 5 3 4 3 3 3 5 5 4 2 4 4 5 4 4
5 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 5 4 4
5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4
4 5 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 5 4 4 4 4 4 5 3 4
5 5 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 4 5 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 5
4 5 2 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 2 4 4 3 4 3 4 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5
4 5 4 3 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 5 4 5
31 31 25 24 27 22 29 23 23 28 29 29 27 25 24 27 22 29 23 23 28 29 27 29 25 27 22 34 30 28 24 28 28 33 26 31
4 3 4 2 4 5 3 4 5 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5
3 3 4 3 3 4 5 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 5 3 5 4 4 4 4 5 5 5
4 3 4 3 4 5 3 4 5 3 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 3 4 5 3 5 4 4 4 5 5 5 5 84
4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5
15 14 16 12 15 18 15 16 18 14 18 16 20 20 19 17 20 19 20 15 17 20 19 16 13 16 18 16 18 17 17 16 18 20 20 20
105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 117 118 119 120
2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 3 1 1 2
1 1 3 3 1 2 1 3 2 1 2 1 3 1 2 2
1 1 1 3 1 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1
kt1 kt2 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5
1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 2
1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 2
1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1
2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 3 1 2 1
9 8 12 13 7 14 7 11 14 11 13 7 13 7 10 11
4 5 4 4 5 4 2 4 5 4 3 4 4 4 4 5
4 5 4 4 5 4 2 5 4 4 4 4 5 4 4 4
4 5 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 3 3 3 4 4 4
3 4 3 3 3 4 2 4 5 3 3 3 3 3 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 5 3 4 4
4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 2 5 4
27 31 27 27 28 28 15 31 30 25 25 25 28 23 29 29
4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 3 5 5 4
5 5 5 3 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5
5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4
KTR NIA ETK kt3 kt4 T ni1 ni2 ni3 ni4 T e1 e2 e3 e4 e5 e6 5 5 20 5 5 5 5 20 4 4 5 4 4 4 5 5 19 4 5 4 4 17 1 2 5 2 4 4 4 4 15 4 4 4 4 16 4 4 4 4 3 3 4 4 16 4 5 5 5 19 3 4 4 4 4 4 5 4 19 4 4 5 4 17 2 3 5 3 3 3 4 4 16 4 5 5 4 18 2 2 4 4 4 4 4 4 16 5 4 4 4 17 5 4 4 3 4 4 5 5 18 4 5 4 4 17 5 4 4 4 3 3 4 4 16 4 5 5 5 19 1 1 4 4 4 4 4 4 18 5 5 5 3 18 4 4 4 4 4 4 3 5 15 4 4 4 4 16 2 3 4 5 4 4 4 4 16 5 3 3 4 15 4 3 4 4 4 4 5 5 17 4 4 4 4 16 5 4 5 4 4 4 4 4 16 4 5 4 4 17 3 2 3 4 4 4 3 4 15 3 3 5 5 16 2 2 4 3 3 3 5 3 18 4 5 4 5 18 5 4 5 5 5 5
T 25 18 22 23 19 20 24 23 18 24 22 23 26 20 17 29 85
5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5
19 19 18 16 20 16 20 19 16 18 17 20 18 20 20 18
5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 2 2
3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 3 3 5 4 5 3 4 5 4 5 3 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 3 5 4 4
4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4
4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4
16 17 16 16 16 19 20 19 18 20 17 17 20 16 20 17 16 17 16 20 15 19 16 17 17 17 16 18 14 18 16 17 18 20 14 14
4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4
4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5
5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4
4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 4
17 17 16 17 19 20 19 19 19 18 18 20 16 20 19 16 16 16 20 18 20 18 18 17 18 18 18 16 18 16 17 20 20 20 20 17
2 5 4 2 5 5 1 2 4 1 2 5 4 4 1 2 4 4 5 4 2 5 4 4 2 2 4 4 2 2 5 2 3 5 2 5
2 4 3 2 4 4 2 5 3 2 3 4 3 5 2 4 4 5 4 4 1 4 3 5 1 3 5 4 3 1 4 3 4 4 1 4
4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 2 2
4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 5 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 2 3 4 3
4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 2 5 4 4 4 5 3 3 3 3 4 2 1 2 2
4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 2 5 4 4 4 5 3 3 3 3 4 2 1 2 2
20 25 21 20 25 28 20 27 24 20 22 25 22 25 15 23 25 22 25 24 20 19 25 25 19 21 27 21 19 16 22 21 18 19 13 18 86
4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 5 4 4 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4
4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 3 4 5 4 4 4
5 4 3 4 4 4 4 5 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5
5 4 4 4 4 4 3 5 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5
18 16 13 14 15 15 14 18 15 14 14 15 14 16 16 13 16 16 12 15 14 12 18 18 16 18 16 17 20 19 15 16 19 16 16 18
4 4 4 4 5 4 4 3 5 3 4 3 5 3 4 4 5 3 4 3 3 3 5 5 3 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4
4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 3 5 4 3 4 4 2 5 5 4 5 4 5 4 5
4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 5 4 4
4 5 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 4 3 4 3 5 4 3 4 2 4 5 4 4 5 4 4 4 4
16 19 17 18 17 17 19 15 17 14 16 13 17 13 13 16 17 13 17 14 15 13 20 17 13 17 13 13 20 17 16 19 17 18 17 17
2 5 2 2 5 5 2 5 4 5 4 1 5 4 1 5 2 5 1 5 4 4 1 4 1 5 3 5 4 1 4 4 2 2 5 5
2 4 3 3 4 4 2 5 3 5 4 2 4 4 1 4 1 4 3 2 5 5 2 3 3 4 2 5 4 2 4 4 3 2 4 4
4 2 3 4 4 4 3 3 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3
3 4 3 2 4 3 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 2 4 5 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4
4 2 2 3 3 3 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 2 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3 4
4 2 2 3 3 3 3 4 4 5 4 4 4 5 4 4 5 4 2 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3
19 19 15 17 23 22 16 25 24 30 24 19 26 27 18 25 22 26 13 25 26 25 18 24 23 25 21 27 26 19 24 24 21 21 25 23 87
4 5 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3 5 4 5
4 5 4 4 3 4 4 5 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 3 3 5 4 5 3 4 5 4 5 3 5 4 4
4 4 3 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4
4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4
16 18 15 16 17 16 15 18 16 17 16 16 16 19 20 19 18 20 17 17 20 16 20 17 16 17 16 20 15 19 16 17
4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4
5 5 4 3 4 5 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4
5 5 4 3 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4
5 3 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 3 5 4 5 5
19 18 16 15 16 17 16 18 17 17 16 17 19 20 19 19 19 18 18 20 16 20 19 16 16 16 20 18 20 18 18 17
2 4 2 4 5 2 2 5 2 5 4 2 5 5 1 4 4 1 2 5 4 4 1 2 4 4 5 4 2 5 4 4
1 4 3 3 4 2 2 4 2 4 3 2 4 4 2 5 3 2 3 4 3 5 2 4 4 5 4 4 1 4 3 5
4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 3 5 5 4
4 4 4 4 5 3 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 3 4 4
4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 5 3 4 4
4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 5 4 5 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 2 5 4
19 25 22 23 26 19 18 29 20 25 22 20 26 28 21 29 24 21 22 26 24 25 18 23 25 24 26 25 19 22 25 25
88
Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas
1. Sikap (X1) Correlations s1 s1
Pearson Correlation
s2 1
Sig. (2-tailed) N s2
s3
s4
s5
Pearson Correlation
.000
.000
.000
120
120
120
120
120
120
120
1
**
-.002
.114
**
**
.004
.982
.215
.000
.000
.000
120
120
120
120
120
120
1
*
**
**
.140
120
*
**
.262
.262
Pearson Correlation
.210
Sig. (2-tailed)
.021
.004
N
120
120
120 *
Pearson Correlation
.080
-.002
.227
Sig. (2-tailed)
.386
.982
.013
N
120
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Ts
.008
Pearson Correlation
.227
120
120
120
120
120
1
**
*
.129
.001
.029
.160
.000
120
120
120
120
1
**
.158
.000
.085
.114
**
.008
.215
.000 120 .576
**
120 .485
**
.000
120 .438
**
.000
.298
.298
.001 120 *
.199
.029
.199
.364
120
120
**
1
.364
.000
120
120
120
120
**
.140
.129
.158
.446
**
.673
.000
120
**
**
.647
.127
**
120
.438
.446
**
.671
.000
120
.372
.485
.576
.000
120
.000
.641
.372
**
.013
**
.641
.239
**
Ts
.386
.210
**
s7
.021
120
.239
s6
.000
N
Pearson Correlation
s5
.080
.449
.000
N
s7
.449
**
s4 *
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
s6
120
s3 **
120 .349
**
.000 120
120
**
1
.349
**
.415
**
.639
.000 120 **
.722
.000 120 **
.628
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.127
.160
.085
.000
N
120
120
120
120
120
120
120
120
**
**
**
**
**
**
**
1
Pearson Correlation
.671
.647
.673
.415
.639
.722
.000
.628
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
N
120
120
120
120
120
120
120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
89
120
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
Cronbach's Alpha .745
N of Items
.745
7
2. Norma Subyektif (X2) Correlations n1 n1
Pearson Correlation
n2 1
Sig. (2-tailed) N n2
120
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
n3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
n4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
n5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
n6
Tn
Sig. (2-tailed) N
120
120
120
120
120
1
**
**
**
**
**
.663
.663
.000
120
120
120
120
120
120
1
**
**
**
**
.366
.366
.000
120
120
120
120
120
1
**
**
**
120
120
**
**
**
.454
**
.000 120 **
.482
120 .396
**
.000 120 .526
**
**
.737
.000
120
**
.526
.000
**
.000
.396
.000
120
.469
.469
.000
.000
120
**
.751
.000
.000
.354
.482
.000
.000
.000
.354
.000
**
.374
.374
.000
120
.385
.385
.000
**
120
Pearson Correlation
120
120
.010
N
120
**
Sig. (2-tailed)
**
.712
.000
120
*
.454
.000
.000
.000
.234
Tn **
.010
.000
.318
.318
n7 *
.000
**
.609
.609
n6 **
.000
120
120
Sig. (2-tailed)
.387
n5 **
.000
**
.387
n4 **
.000
120
.234
Pearson Correlation
.578
.000
Pearson Correlation
N n7
.578
**
n3 **
.468
.468
120 **
.000 120 .343
**
.343
**
.682
.000
.000
.000
.000
120
120
120
120
1
**
**
.000
.367
.367
.656
.000 120
120
**
1
.656
.000 120 **
.559
.559
.000 120 .544
**
.000 120
120
**
1
.544
**
.756
.000 120 **
.689
.000 120 **
.776
.000
.000
.000
.000
.000
.000
120
120
120
120
120
120
120
120
**
**
**
**
**
**
**
1
.712
.751
.737
.682
.756
.689
.000
.776
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
120
120
120
120
120
120
120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). Reliability Statistics
90
120
Correlations n1 n1
Pearson Correlation
n2 1
.578
Sig. (2-tailed) N n2
120
Pearson Correlation
.578
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
N Pearson Correlation
N n5
Sig. (2-tailed) N n6
n7
120
120
120
120
120
120
1
**
**
**
**
**
.751**
.663
.000
.000
.000
120
120
120
120
120
120
1
**
**
**
**
.737**
120
120
**
**
.366
.366
120
**
.469
**
.469
.000
.000
.000
120
120
120
120
120
1
**
**
**
.468
.000 120
120
**
1
.468
.000
.000
.000
120
120
120
120
120
*
**
**
**
**
.010
.000
.000
.000
.000
120
120
120
120
120
**
**
**
**
**
.454
N Pearson Correlation
N
.482
.526
.367
.343
.656
.559
.367
.000 120 .656
**
.343
.000 120 .559
.852
.000 120 **
.756
.000
.000
.000
120
120
120
1
**
.544
**
.689
.000
.000
120
120
120
**
1
.544
**
.776
.000
.000
.000
.000
.000
120
120
120
120
120
120
120
120
**
**
**
**
**
**
**
1
.751
.737
.682
.756
.689
.000
.776
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
120
120
120
120
120
120
120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Cronbach's Alpha
**
**
.682
.000
.712
Sig. (2-tailed)
.396
.526
.000
.000
.354
.396
.000
.000
120
.482
.000
**
.374
.354
.000
120
.000
.374
.000
.663
.385
.385
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
Tn
120
.234
Pearson Correlation
**
.712
.000
Pearson Correlation
N
.454
.000
.000
**
.234
Tn **
.010
.000
.318
.318
n7 *
.000
**
120
Pearson Correlation
.609
n6 **
.000
120
.000
n5 **
.000
**
.609
Sig. (2-tailed)
**
.000
120 .387
Sig. (2-tailed)
n4
**
n4
.387
.000
N n3
n3 **
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
N of Items
.853
7
3. Kewajiban Moral (X3) Correlations kw1
kw2
kw3
kw4
Tkw
91
120
kw1
Pearson Correlation
1
.298
Sig. (2-tailed)
kw3
kw4
Tkw
.430
.001
N kw2
**
Pearson Correlation
.000
.268
**
.003
.000
120
120
120
120
120
1
.667**
.253**
.794**
.000
.005
.000
120
120
120
1
*
.229
.822**
.012
.000 120
.001
N
120
120
**
**
.430
.667
Sig. (2-tailed)
.000
.000
N
120
120
120
120
**
**
*
1
Pearson Correlation
**
.695
.298**
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
**
.268
.253
.229
**
.563
Sig. (2-tailed)
.003
.005
.012
N
120
120
120
120
120
**
**
**
**
1
Pearson Correlation
.695
.794
.822
.000
.563
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
N
120
120
120
120
120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.697
N of Items
.690
4
4. Kontrol Keperilakuan yang Dipersepsikan (X4) Correlations kt1 kt1
Pearson Correlation
kt2 1
Sig. (2-tailed) N kt2
Pearson Correlation
kt3
.417
**
.000 120
120
**
1
.417
kt4
.450
**
.000
Tkt *
.225
.013
120
120
**
.136
.295
**
.748
.000 120 **
.671
92
kt3
kt4
Sig. (2-tailed)
.000
N
120
120
**
**
Pearson Correlation
.450
Sig. (2-tailed)
.000
.001
N
120
.138
.000
120
120
120
1
**
.583
.000 120
120
120
120
Pearson Correlation
.225
.136
**
1
Sig. (2-tailed)
.013
.138
120
Pearson Correlation
.748
.583
.000
120
**
.671
**
**
**
.652
.000
120 .791
**
.791
.000
*
N Tkt
.295
.001
120
120
**
1
.652
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
N
120
120
120
120
120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
.677
N of Items
.684
4
5. Niat (X5) Correlations ni1 ni1
Pearson Correlation
ni2 1
Sig. (2-tailed) N
120
ni3
.387
**
ni4
.282
**
Tni
.367
**
**
.701
.000
.002
.000
.000
120
120
120
120
93
ni2
Pearson Correlation
ni3
.387
.000
N
120
120
**
**
.282
.535
Sig. (2-tailed)
.002
.000
N
120
120
**
**
Pearson Correlation
Tni
1
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
ni4
**
.367
.309
.535
**
.309
**
**
.774
.000
.001
.000
120
120
120
1
**
.378
**
.730
.000
.000
120
120
120
**
1
.378
**
.710
Sig. (2-tailed)
.000
.001
.000
N
120
120
120
120
120
**
**
**
**
1
Pearson Correlation
.701
.774
.730
.000
.710
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
N
120
120
120
120
120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .704
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items .707
N of Items 4
94
6. Etika (X6) Correlations e1 e1
Pearson Correlation
e2
e3
e4
e5
e6
Pearson Correlation
Te
.054
.000
.908
.425
.538
.560
.000
120
120
120
120
120
120
120
**
1
.137
.080
.049
.062
.135
.387
.597
.500
.000
120
120
120
120
120
1
*
*
**
Sig. (2-tailed)
.000
N
120
.724
120
Pearson Correlation
.011
.137
Sig. (2-tailed)
.908
.135
N
120
120
120 *
.001
.000
120
120
120
120
1
**
**
Sig. (2-tailed)
.425
.387
.050
N
120
120
120
120
*
**
.057
.049
.226
Sig. (2-tailed)
.538
.597
.013
N
120
120
Pearson Correlation
.054
.062
Sig. (2-tailed)
.560
.500
120 .695
**
120 .698
**
120 .290
**
.001 120 .407
**
.473
.473
120 **
.000 120 .528
**
.000
120
120
120
1
**
.894
.000 120
120
**
1
.894
.000 120 **
.620
.620
**
.000 120 .643
**
.000 120
120
**
1
.643
.000
.000
.000
.000
.000
N
120
120
120
120
120
120
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
.672
**
.000
.000
.637
.528
.000
.000
.506
.506
Sig. (2-tailed)
Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha Items
**
.013
.180
.407
**
.050
.080
Pearson Correlation
.698
**
.226
.073
.290
.695
.180
Pearson Correlation
Pearson Correlation
e6
.057
.724
N Te
e5
.073
Sig. (2-tailed)
e2
e4 .011
1
N
e3 **
N of Items 6
95
120
Output SPSS Analisis Faktor 6 Variabel
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
.637
Approx. Chi-Square
198.045
df
15
Sig.
.000
Anti-image Matrices SKP Anti-image Covariance
Anti-image Correlation
NRM
KWJ
KTR
NIA
ETK
SKP
.385
-.018
.252
.225
.000
-.090
NRM
-.018
.714
.039
-.004
.004
-.346
KWJ
.252
.039
.506
-.006
-.087
-.029
KTR
.225
-.004
-.006
.558
-.142
-.147
NIA
.000
.004
-.087
-.142
.859
.069
ETK
-.090
-.346
-.029
-.147
.069
.680
SKP
.623
a
-.035
.572
.486
.000
-.175
-.035
a
.065
-.006
.005
-.496
a
-.011
-.133
-.050
a
-.204
-.239
a
.090
NRM
.568
KWJ
.572
.065
.695
KTR
.486
-.006
-.011
.673
NIA
.000
.005
-.133
-.204
ETK
-.175
-.496
-.050
-.239
.809
.090
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
96
.482
a
Output SPSS Analisis Faktor 5 Variabel (Etika dikeluarkan dari analisis)
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
.682
Approx. Chi-Square
153.697
df
10
Sig.
.000
Anti-image Matrices SKP Anti-image Covariance
Anti-image Correlation
NRM
KWJ
KTR
NIA
SKP
.397
-.087
.257
.225
.009
NRM
-.087
.948
.032
-.111
.052
KWJ
.257
.032
.507
-.013
-.085
KTR
.225
-.111
-.013
.592
-.135
NIA
.009
.052
-.085
-.135
.867
SKP
.631a
-.143
.573
.465
.015
NRM
-.143
.548a
.047
-.148
.057
a
-.024
-.129
KWJ
.573
.047
.695
KTR
.465
-.148
-.024
.711a
-.189
NIA
.015
.057
-.129
-.189
.833a
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
97
Communalities Initial
Extraction
SKP
1.000
.781
NRM
1.000
.966
KWJ
1.000
.680
KTR
1.000
.678
NIA
1.000
.298
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Total Variance Explained
Initial Eigenvalues
Compo nent
Total
% of Variance Cumulative %
Extraction Sums of Squared Loadings
Rotation Sums of Squared Loadings
Total
Total
% of Variance Cumulative %
% of Variance Cumulative %
1
2.400
47.997
47.997 2.400
47.997
47.997 2.362
47.247
47.247
2
1.004
20.078
68.075 1.004
20.078
68.075 1.041
20.829
68.075
3
.810
16.198
84.274
4
.526
10.514
94.788
5
.261
5.212
100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
98
Component Matrix
a
Component 1
2
SKP
-.884
.000
NRM
-.224
.957
KWJ
.824
-.043
KTR
.771
.289
NIA
.544
.047
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 2 components extracted.
Rotated Component Matrix
a
Component 1
2
SKP
-.872
.144
NRM
-.064
.981
KWJ
.805
-.177
KTR
.808
.159
NIA
.544
-.043
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations.
99