FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI BERPERILAKU PATUH PADA KPP PRATAMA PADANG Oleh: Aan Prananda1,Dwi Fitri Puspa1,dan Daniati Puttri1 Juruasan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta email :
[email protected]
Abstract This study aims to have improving empirical evidence of the influence of attitudes to non-adherent behavior, subjective norms, moral awareness and financial condition of the taxpayer against the taxpayer's intention to behave obediently. In this study, the 321 model of the individual taxpayer. The type of data used is primary data. Data collection is carried out by using a questionnaire study. To carry out hypothesis testing phases then used two categories of variable. The first is the dependent variable is the individual taxpayer's intention to behave obediently. The second is composed of independent variables behaved disobedient attitude, subjective norm, moral consciousness and the taxpayer's financial condition, method of analysis used is multiple linear regression model. Based on the results of hypothesis testing found that the attitudes of noncompliant behavior, subjective norms, and the financial condition of the taxpayer individually significant effect on individual taxpayers intention to behave obediently. Keywords:
Attitude Behavior Not Comply, Subjective Norms, Moral Awareness and Financial Condition of the Taxpayer
setiap warga negara yang telah cukup umur
PENDAHULUAN 1.1
dan memenuhi syarat untuk membayar
Latar Belakang Masalah
pajak
Pembangunan nasional ditanah air dapat
terlaksana
ketika
sumber
pemerintah
didalam
kita mengamati dengan lebih seksama
lingkungan
negara
Republik
Dalam beberapa tahun terakhir pemerintah sering dihadapi pada kesulitan
kesatuan Republik Indonesia membayar
didalam memperoleh dana yang akan
pajak adalah kewajiban dari seluruh warga mewajibkan
bagi
penghasilan.
dari pajak. Didalam lingkungan negara
Pemerintah
bermanfaat
jenis, mulai dari pajak tanah hingga pajak
kegiatan
pembangunan nasional mayoritas berasal
negara.
yang
berbagai
Indonesia dapat dikelompokan beberapa
aliran anggaran dana yang digunakan melaksanakan
daya
pemanfaatan
kelangsungan hidup orang banyak. Pajak
memiliki anggaran dana yang cukup. Jika
untuk
kepada
digunakan untuk melaksanakan kegiatan
bagi 1
pembangunan nasional. Situasi tersebut memaksa
pemerintah
2.4.2
untuk
Menurut
memaksimalkan aliran dana dari sektor perpajakan, secara
proses
tersebut
sistematis
mensosialisasikan
program
kesadaran
dilakukan
dengan
sebuah
cara
negara yang baik. Kesadaran pajak dapat
proses
ditunjukan dengan sikap untuk secara sukarela melakukan pemenuhan kewajiban
tidak efektif ketika banyaknya fenomena
pajak tepat pada waktunnya.
yang menunjukkan banyaknya wajib pajak patuh
dalam
2.5
membayar pajak.
seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan
Niat Setiap individu tentu memiliki
kebutuhan yang berbeda beda antara satu
mendukung
atau
memihak
perasaan tidak
pada
tidak
memihak
objek
yang
behavior,
sikap
terhadap
prilaku
(attitude toward behvior) dipengaruhi oleh
memenuhi kebutuhannya. Menurut Fisbien
kepercayaan-kepercayaan
dan Steer (1995) dikutip dalam Gibson et
perilaku
(behavior beliefs) dimana kepercayaan ini
al (2011) niat terbentuk karena adanya
merupakan kepercayaan yang dimiliki oleh
sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi. oleh
maupun
of
niat untuk berperilaku dalam rangka
disebabkan
(favorable)
atau
bersangkutan. Didalam theory of planned
masing individu memiliki keinginan atau
muncul
mendukung
(unfavorable)
dengan yang lain. Oleh sebab itu masing
Niat
Sikap Wajib Pajak Menurut Mustikasari (2007) sikap
Landasan Teori 2.1
menunjukan
jawab karena menjadi seorang warga
sosialisasi dibidang perpajakan menjadi
tidak
yang
dan norma hukum dan rasa bertanggung
dari tingkatan pendidikan dini hingga
berprilaku
sebagai
sikap yang menjunjung nilai etika moral
Proses sosialisasi pajak mulai dilakukan
yang
didefinisikan
Kesadaran pajak terbentuk karena adanya
tidak patuh terhadap kewajiban pajak.
banyaknya
prilaku
(2005)
pajak baik secara pribadi maupun badan.
diberlakukan kepada wajib pajak yang
tinggi,
pajak
Bernardin
pernyataan sikap untuk mentaati kewajiban
perpajakan
hingga membuat sebuah sanksi keras yang
pendidikan
Kesadaran Pajak
individu akan hasil dari suatu perilaku dan
lima
evaluasi
indikator utama yaitu need, looking for
atas
hasil
(Jogianto 2007).
information, choice several alternatif, decision (action) and evaluation.
2.6 2
Norma Subjektif
yang
dilakukan
Norma subjektif (subjective norms)
membayar pajak juga dipengaruhi oleh
adalah persepsi yang dimiliki oleh individu
kondisi keuangan yang dimiliki wajib
mengenai
pajak. Ketika kondisi keuangan yang
pengaruh
sosial
dalam
membentuk suatu perilaku tertentu (Ajzen
dimiliki
wajib
1998 dalam mustikasri, 2007). Pajak
asumsinya kepatuhan untuk membayar
merupakan iuran yang dapat dipaksakan
pajak akan semakin tinggi, akan tetapi
kepada setiap warga negara. Keadaan
ketika kondisi keuangan wajib pajak tidak
tersebut mendorong pajak menjadi bagian
dalam keadaan baik tentu kadar kepatuhan
dari norma subjektif. Jika kita amati dari
wajib
asal kata norma subjektif, dapat dianalisis
(Priantara, 2011).
pajak
pajak
akan
membaik
sedikit
tentu
berkurang
makna norma tersebut sebagai acuan 2.9
prilaku yang harus ditaati oleh setiap
Penurunan dan Pengembangan Hipotesis
individu. 2.9.1 Pengembangan Hipotesis I 2.7
Hasil penelitian Agustiantono dan
Kewajiban Moral Kewajiban
merupakan
Prastiwi (2011) menunjukan bahwa sikap
kewajiban setiap warga negara yang
tidak berpengaruh signifikan terhadap niat
memenuhi syarat, oleh sebab itu kewajiban
berprilaku patuh pada wajib pajak orang
pajak
pribadi.
merupakan
kewajiban (2011)
pajak
salah
moral.
satu
Menurut
menyatakan
bentuk Priantara
kewajiban
.Hardiningsih
(2011)
sikap
berprilaku tidak patuh berpengaruh negatif
moral
terhadap kemauan wajib pajak untuk
sebagai tuntutan perilaku yang harus
berprilaku
dilakukan
kewajiban pajak. Widyantono (2011) sikap
kepada
yaitu
negara
memenuhi dalam
kewajiban
dalam
memenuhi
pajak.
untuk berprilaku tidak patuh berpengaruh
Kewajiban moral merupakan kesadaran
signifikan terhadap keinginan wajib pajak
bagi setiap warga negara yang hidup dalam
untuk
sebuah
untuk
diperoleh tersebut menunjukan bahwa
terhadap
kurangnya pemahaman terhadap bidang
lingkungan
membayar
kepada
bentuk
patuh
negara negara
fasilitas dan sumber daya yang digunakan.
berprilaku
patuh,
hasil
yang
perpajakan tidak mendorong terciptanya sikap positif terhadap kewajiban pajak
Kondisi Keuangan Wajib Pajak
akibatnya
Salah satu faktor yang mendorong
melakukan kecurangan dan penyimpangan
terbentuknya kepatuhan wajib pajak untuk
terhadap pajak, Berdasarkan uraian ringkas
2.8
3
setiap
ada
peluang
untuk
beberapa hasil penelitian terdahulu maka
kewajiban
diajukan sebuah hipotesis yang akan
signifikan terhadap niat untuk berperilaku
dibuktikan yaitu:
patuh Mustikasari (2007) menemukan
H1
bahwa
Sikap untuk berprilaku tidak patuh berpengaruh terhadap niat wajib pajak orang pribadi berperilaku patuh. 2.9.2 Pengembangan Hipotesis II
moral
tidak
kewajiban
moral
berpengaruh
berpengaruh
signifikan terhadap prilaku tidak patuh. Oktavia
(2009)
menemukan
bahwa
kewajiban moral berpengaruh positif yang
Hasil penelitian Agustiantono dan
signifikan terhadap keinginan berprilaku
Prastiwi (2011) menemukan bahwa norma
patuh pada wajib pajak, temuan tersebut
subjektif tidak berpengaruh signifikan
menunjukan
terhadap niat berprilaku patuh pada wajib
terbentuk
Ernawati
(2011)
pemahaman yang kuat tentang berbagai hal
subyektif
yang berhubungan dengan pajak, situasi
dan
menemukan
Purnomosidhi
bahwa
norma
bahwa
kewajiban
karena
moral
pengetahuan
berpengaruh signifikan terhadap keinginan
tersebut
wajib pajak untuk berperilaku patuh,
keinginan wajib pajak untuk berperilaku
Oktavia (2012) menemukan bahwa norma
patuh. Berdasarkan kepada beberapa hasil
subjektif berpengaruh signifikan terhadap
penelitian terdahulu maka diajukan sebuah
keinginan wajib pajak untuk berprilaku
hipotesis yang akan dibuktikan yaitu:
patuh.
H3
Kuatnya
pengetahuan
dan
pemahaman dari wajib pajak terhadap
mendorong
dan
meningkatkan
Kewajiban moral berpengaruh terhadap niat wajib pajak orang pribadi berperilaku patuh.
norma subjektif, tentu akan menciptakan 2.9.4 Pengembangan Hipotesis IV
munculnya perilaku patuh untuk segera memenuhi kewajiban pajak tepat pada
Menurut Muliari dan Setiawan
waktunya. Berdasarkan uraian ringkas
(2009)
beberapa hasil peneliitan terdahulu tersebut
keuangan
maka diajukan sebuah hipotesis yang akan
signifikan terhadap keinginan wajib pajak
dibuktikan yaitu:
untuk berprilaku tidak patuh. Harinurdin
H2
(2013)
Norma subjektif berpengaruh terhadap niat wajib pajak orang pribadi berperilaku patuh
menemukan wajib
pajak
menemukan
keuangan
wajib
bahwa
berpengaruh
bahwa
pajak
kondisi
kondisi
berpengaruh
signifikan terhadap keinginan wajib pajak 2.9.3 Pengembangan Hipotesis III
untuk
Pada penelitian Agustiantono dan Prastiwi
(2011)
menunjukan
berprilaku
patuh,
hasil
yang
diperoleh terjadi karena kondisi keuangan
bahwa
yang 4
baik
tentu
akan
meningkatkan
kemampuan wajib pajak untuk membayar
mengamati
pajak,
posisi
(210.552) Untuk mendapatkan ukuran
pajaj
sampel yang tepat maka digunakan rumus
semakin baik tentu akan mendorong
Slovin yang dapat dirumuskan sebagai
meningkatnyua keinginan wajib pajak
berikut;
oleh
keuangan
sebab
individu
itu
ketika
atau
wajib
untuk patuh. Berdasarkan uraian ringkas
jumlah
n
beberapa hasil penelitian terdahulu maka n
diajukan sebuah hipotesis yang akan
=
Kondisi keuangan wajib pajak orang pribadi berpengaruh terhadap niat wajib pajak orang pribadi berperilaku patuh
N
=
Jumlah populasi
e
=
Tingkat kesalahan
Sesuai dengan jumlah populasi
menunjukan
kesatuan
atribut yang saling bekerja sama untuk satu
tujuan
tertentu.
Pada
penelitian ini yang menjadi populasi
ukuran
terdaftar di lingkungan KPP Pratama
sampel
dengan
210.552 1 (210.552 x 0,05 2 )
n
210.552 1 (210.552 x 0,0025)
210.552 399,24 527,38
Menurut
Padang.
Sugiyono
convenience dilakukan
dilakukan
n
n
adalah seluruh wajib pajak pribadi yang
Setelah
dapat
menggunakan Slovin yaitu sebagai berikut:
Populasi dam Sampel
mencapai
diperoleh
perhitungan
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi
N 1 (N x e 2 )
dicari
yang
3.1
sebesar
Jumlah ukuran sampel yang
segera dibuktikan yaitu: H4
populasi
pengamatan
(2005)
sampling
metode.pengambilan
adalah
sampel
yang
teridentifikasi bahwa jumlah wajib pajak
didasarkan pada kemudahan, dalam hal ini
orang pribadi yang aktif pada KPP Pratama
pengambilan
Padang hingga bulan Juli 2013 yaitu
dimana pun peneliti melakukan aktifitas
210.552 orang. Karena jumlah populasi
dan
yang sangat besar tentu diperlukan sebuah
pengumpulan data.
hanya
sampel
dibatasi
dapat
dilakukan
oleh
waktu
Definisi Operasional Pengukuran Variabel
dan
alat yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan ukuran sampel.
3.3.
Pada penelitian ini peneliti memilih menggunakan tabel Sekaran (2006) jika 5
Secara umum variabel penelitian
Menurut
Mardiasmo
(2005)
yang digunakan didalam model penelitian
mendefinisikan kewajiban moral sebagai
saat ini dapat dikelompokan sebagai
segala bentuk keharusan yang dijalankan
berikut:
individu di dalam lingkungan masyarakat.
4. Kondisi Keuangan Wajib Pajak 3.3.1 Variabel Dependen
Menurut
Kepatuhan Wajib Pajak (y) Menurut
Hardiningsih
Priantara
(2011)
mendefinisikan kondisi keuangan wajib
(2011)
pajak sebagai keadaan atau posisi financial
mendefinisikan kepatuhan wajib pajak
yang dimiliki wajib pajak, posisi keungan
sebagai kesadaran diri dari wajib pajak
wajib pajak memungkinan wajib pajak
untuk melakukan pembayaran pajak tepat
untuk patuh atau pun tidak patuh.
pada waktunya. 3.4
Untuk
3.3.2 Variabel Independen Pada
penelitian
ini
Metode Analisis
variabel
hipotesis
melakukan
maka
pengujian
dilakukan
dengan
independen yang digunakan adalah sebagai
menggunakan metode analisis kuantitatif,
berikut:
secara umum analisis kuantitatif adalah tahapan
1. Sikap Terhadap Ketidakpatuhan
data
dengan
menggunakan alat uji statistik. Secara
Pajak (X1) Menurut
pengolahan
Priantara
(2011)
umum tahapan pengujian yang dilakukan
menyatakan sikap terhadap ketidakpatuhan
adalah sebagai berikut:
pajak menunjukan perasaan suka dan tidak 3.4.1
suka terhadap berbagai perilaku tidak
Sebelum
patuh yang diperlihatkan oleh wajib pajak pribadi.
Priantara
dilakukan
pengujian
dahulu
dilakukan
hipotesis
terlebih
pengujian
instrument
data,
di
dalam
tahapan pengujian tersebut masing-masing
2. Norma Subjektif (X2) Menurut
Uji Instrumen Data
(2011)
)
item pertanyaan yang mendukung variabel
mendefinisikan norma subjektif sebagai
penelitian terlebih dahulu harus diuji
segala aturan dan norma yang harus ditaati
validitas dan reliabilitas masing-masing
secara personal.
item. Secara umum tahapan pengujian yang dilakukan adalah:
3. Kewajiban Moral 6
beda dilakukan pengulangan pengukuran 1. Uji Validitas Secara
terhadap subjek yang sama. Uji ini hanya
umum
Ghozali
(2011)
dapat
mendefinisikan uji validitas sebagai uji
yang sesungguhnya diukur. Pada model uji
validitas
pada
pertanyaan-
pertanyaan yang valid saja. Pengujian
yang digunakan untuk mengetahui apa
penelitian ini
dilakukan
dilakukan
reliabilitas
dilakukan
menggunakan
rumus
Cronbach’s
dengan menggunakan model construc atau
Alpha,
dengan alpha
atau
instrumen
yang
mempunyai rehabilitasi. Apabila koefisien
varimax. Di dalam model tersebut validnya
Cronbach’s Aplha lebih besar dari pada
sebuah item pertanyaan ditentukan dari
0,50 (Ghozali, 2011) dinyatakan reliable,
dua indikator. Pertama menganalisis KMO
sehingga tahapan pengolahan data dapat
yang bernilai harus > 0,60. Kedua adalah
segera dilaksanakan.
menganalisis factor loading yang dimiliki masing-masing item pertanyaan yang harus
3.4.2
0,40, sedangkan item pertanyaan yang
Sebelum
tidak memenuhi syarat dan ambigu di
regresi adalah terbebasnya masing-masing
terlihat dengan adanya item pertanyaan
variabel independen dari gejala asumsi
yang memiliki factor loading lebih dari yang
ambigu
pengujian
seharus terpenuhi dalam sebuah model
adalah item pertanyaan yang bias, yang
Pertanyaan
dilakukan
hipotesis salah satu persyaratan yang
eliminasi dari model pengujian. Ambigu
satu.
Pengujian Asumsi Klasik
klasik. Secara umum tahapan pengujian
akan
asumsi klasik yang digunakan terdiri dari
mengurangi tingkat akurasi hasil pengujian
pengujian normalitas, multikolinearitas,
yang akan diperoleh.
autokorelasi dan heteroskedastistitas.
2. Uji Reliabilitas Pengujian
reliabilitas
3.4.3
dilakukan
Untuk
dengan cara mencobakan instrumen sekali saja
(internal
consistency),
Pengujian Hipotesis melakukan
pengujian
hipotesis maka dilakukan dengan tahapan
kemudian
pengujian statistik. Secara umum tahapan
dianalisis dengan teknik alpha crobach
pengujian
dengan menggunakan alat bantu program
statistik
yang
digunakan
meliputi:
SPSS Versi 15.0. Menurut Ghozali (2011)
1. Regresi Linear Berganda
uji reliabilitas adalah suatu uji yang
Merupakan model yang digunakan
menunjukkan sejauh mana pengukuran itu
untuk mengetahui arah pengaruh variabel
dapat memberikan hasil yang relatif tidak 7
independen terhadap variabel dependen.
Untuk
membuktikan
ada
atau
Secara umum Ghozali (2010) merumuskan
tidaknya pengaruh komitmen profesional
persamaannya sebagai berikut:
dan etika profesi terhadap kinerja auditor.
Y = α+ β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
maka penulis melakukan uji statistik yaitu menggunakan uji t-test, Ghozali (2011)
Keterangan:
menyatakan uji t-test merupakan suatu uji
Y = Kepatuhan wajib pajak pribadi
statistik yang dapat dirumuskan sebagai
α = Konstanta
berikut :
β1 – β4 = Koefisien regresi masing masing
t =
variabel independen X1 = Sikap terhadap ketidakpatuhan
Keterangan
X2 = Norma subjektif
t =
b Sb
Mengikuti fungsi dengan derajat kebebasan ; (df) = n- 2
X3 = Kewajiban moral X4 = Kondisi keuangan wajib pajak
Sb = Standar Baku
e = Term error
b
2.
= Koefisien Regresi PEMBAHASAN
Koefisien Determinasi (R2) Uji
koefisien
determinasi
(R2)
4.2
bertujuan untuk melihat seberapa besar
Demografis Responden Hasil pengolahan data yang telah
proporsi variasi dari variabel indepeden
dilakukan
secara bersama-bersama mempengaruhi
demografis responden terlihat pada Tabel
variabel depeden,
4.2 dibawah ini:
3.
mengetahui
kecocokan
Keterangan Gender Laki – Laki Perempuan
model
(model fit) dari persamaan regresi yang terbentuk. Untuk mencari F-statistik maka digunakan rumus sebagai berikut: F-hit =
R2 / K 1 1 R 2 / n K
mengklasifikasikan
Tabel 4.2 Demografis Responden
Uji F-statistik (Goodness of Fit) Menurut Ghozali (2011) bertujuan
untuk
dapat
4. Uji t-Statistik (Partial Analysis) 8
Jumlah
Percent
74 46
61.67 38.33
Usia < 25 Tahun 25 – 30 Tahun 31 – 35 Tahun 36 – 40 Tahun 41 – 45 Tahun 46 – 55 Tahun
9 43 31 21 13 3
7.50 35.83 25.83 17.50 10.83 2.50
Pendidikan SMP
1
0.83
SMA D3 / Diploma S1 / Sarjana S2 / Pasca Sarjana
34 11 73 1
28.33 9.17 60.83 0.83
factor
Aktivitas Utama Wiraswasta Total
120 120
100 100
4.3.2
Berdasarkan
Tabel
4.2
yang
dimiliki
masing
masing item pertanyaan telah berada diiatas atau sama dengan 0,40. Pengujian Reliabilitas Berdasarkan
terlihat
teridentifikasi
sebagian besar responden memiliki gender
bahwa
hasil
pengujian
masing
masing
variabel penelitian yang digunakan yaitu
laki laki yaitu berjumlah 74 orang. Pada
terdiri dari sikap berperilaku tidak patuh,
umumnya responden memiliki tingkatan
norma subjektif, kewajiban moral, kondisi
usia yang relatif muda yaitu berusia antara
keuangan dan niat wajib pajak berperilaku
25 – 30 tahun yang berjumlah 43 orang.
patuh
Mayoritas responden memiliki pendidikan
telah memiliki nilai Cronbach
Alpha diatas atau sama 0,50 sehingga
formal setingkat strata 1 atau sarjana yaitu
dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel
teridentifikasi sebanyak 71 orang. Didalam
penelitian yang digunakan didalam model
survey teridentifilkasi 100% responden
penelitian ini telah didukung oleh item
beraktifitas sebagai wiraswasta. 4.3
loading
pertanyaan yang handal, sehingga tahapan
Pengujian Instrumen Data
pengolahan data lebih lanjut dapat segera
Sebelum
dilaksanakan.
pengujian dilakukan
dilakukan
hipotesis pengujian
tahapan
terlebih
dahulu
instrumen
4.5
data.
Pengujian Asumsi Klasik Sesuai dengan judul penelitian
Pengujian instrumen data dilakukan pada masing masing item pertanyaan yang
yang
digunakan
untuk
variabel
pengaruh, sehingga mendorong peneliti
penelitian.
Secara
pengujian
untuk menggunakan alat uji model regresi
mengukur umum
mengungkapkan
adanya
istilah
linear berganda, oleh sebab itu salah satu
instrumen data yang digunakan meliputi:
syarat yang harus terpenuhi sebelum 4.3.1 Pengujian Validitas Berdasarkan
hasil
pembentukan
model
regresi
linear
pengujian
berganda dilakukan adalah terbebasnya
validtas yang telah dilakukan terlihat
masing masing variabel penelitian dari
bahwa seluruh item pertanyaan yang
gejala asumsi klasik. Secara umum tahapan
digunakan didalam penelitian ini valid
pengujian asumsi klasik yang digunakan
karena memiiliki KMO diatas 0,50 dan
adalah sebagai berikut: 9
Berdasarkan terlihat
4.5.1 Pengujian Normalitas Berdasarkan
hasil
hasil
masing
pengujian
masing
variabel
pengujian
independen yang telah diregresikan dengan
normalitas terlihat bahwa masing masing
variabel dependen yang ditransformasikan
variabel penelitian yang terdiri dari sikap
dalam bentuk absolute telah menghasilkan
berperilaku
subjektif,
nilai nilai signifikan diatas atau sama
kewajiban moral, kondisi keuangan dan
dengan 0,05 sehingga dapat disimpulkan
kepatuhan wajib pajak telah memiliki nilai
bahwa masing masing variabel independen
asymp sig (2-tailed) diatas atau sama
yang akan dibentuk kedalam sebuah model
dengan 0,05 sehingga dapat disimpulkan
regresi
bahwa seluruh variabel penelitian yang
heteroskedastisitas, oleh sebab itu tahapan
digunakan
pengolahan data lebih lanjut dapat segera
patuh,
telah
norma
berdistribusi
normal,
sehingga tahapan pengolahan data lebih
telah
terbebas
dari
gejala
dilaksanakan.
lanjut dapat segera dilakukan. 4.6
Setelah seluruh variabel penelitian
4.5.2 Pengujian Multikolinearitas Berdasarkan
hasil
didukung oleh item pertanyaan yang valid
pengujian
dan handal, serta terbebas dari seluruh
multikolinearitas terlihat masing masing
gejala
variabel independen yang terdiri dari sikap
data
telah memiliki nilai tolerance diatas 0,10
hipotesis
maka
tahapan
dapat
segera
yang
telah
dilakukan
diperoleh
ringkasan hasil terlihat pada Tabel 4.9
sedangkan nilai Variance Influence Factor
dibawah ini:
(VIF) yang dihasilkan masing masing
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Hipotesis
variabel telah berada dibawah 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa masing masing variabel independen yang akan dibentuk kedalam sebuah model regresi berganda gejala
klasik
dilakukan. Berdasarkan hasil pengolahan
kewajiban moral, dan kondisi keuangan
dari
asumsi
pengujian
berperilaku tidak patuh, norma subjektif,
terbebas
Pengujian Hipotesis
multikolinearitas
Keterangan
B
t-hit
Sig
Alpha
(Constanta) X1 X2 X3 X4
2,060 0,134 0,142 0,068 -0,001
3,307 2,414 0,817 -0,017
0,001 0,017 0,416 0,987
0,05 0,05 0,05 0,05
R2 0,20
sehingga tahapan pengolahan data lebih lanjut dapat segera dilaksanakan.
F-sig 0,000
Sesuai teridentifikasi
4.5.3 Pengujian Heteroskedastisitas 10
dengan bahwa
Tabel
4.9
masing-masing
variabel penelitian yang digunakan telah
variabel didalam sebuah model regresi
memiliki koefisien regresi yang dapat
dapat segera dilaksanakan.
dibentuk
kedalam
sebuah
persamaan
Setelah dilakukan analisis terhadap
regresi berganda yaitu:
masing masing tahapan pengujian statistik
Y = 2,060 + 0,134x1 + 0,142x2 + 0,068x3 – 0,001x4
yang
meliputi
analisis
koefisien
Sebelum dijelaskan model regresi
determinasi dan pengujian F-statistik maka
berganda terlebih dahulu dianalisis nilai
pengujian hipotesis dengan menggunakan
koefisien determinasi yang dihasilkan,
uji t-statistik dapat dilaksanakan seperti
didalam
proses
terlihat pada sub bab dibawah ini:
diperoleh
nilai
sebesar
0.200
pengujian koefisien hasil
statistik
determinasi
yang
4.6.1 Pembahasan Hipotesis I
diperoleh
Sesuai
menunjukan bahwa sikap berperilaku tidak
dengan
hasil
pengujian
patuh, norma subjektif, kewajiban moral
statistik yang telah dilakukan variabel
dan
pajak
sikap berperilaku patuh memiliki nilai
untuk
koefisien regresi bertanda positif sebesar
kondisi
memiliki
keuangan
variasi
wajib
kontribusi
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak
0,134
dengan
tingkat
signifikansi
pribadi sebesar 20% sedangkan 80% lagi
mencapai 0,001. Proses pengolahan data
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dilakukan dengan menggunakan tingkat
digunakan didalam model penelitan ini.
kesalahan sebesar 0,05. Hasil pengujian
Pada tahapan pengujian statistik
menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar
diperoleh nilai F-sig sebesar 0,000 pada
0,001 < alpha 0.05 sehingga keputusannya
tahapan pengolahan data digunakan tingkat
adalah Ho diterima dan Ha ditolak
kesalahan
sebesar
diperoleh
menunjukan
0,05,
hasil
yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap
bahwa
nilai
berperilaku
tidak
patuh
berpengaruh
signifikan sebesar 0,000 < alpha 0,05 maka
signifikan terhadap niat wajib pajak untuk
keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha
berperilaku patuh pada wajib pajak orang
diterima
sehingga
dapat
pribadi yang terdaftar di KPP Pratama
bahwa
variabel
independen
disimpulkan
Padang.
yang
dipasangkan didalam model penelitian ini
Hasil yang diperoleh pada tahapan
dan akan dibentuk kedalam sebuah model
pengujian hipotesis pertama menunjukan
regresi linear berganda memang tepat dan
bahwa kesadaran untuk berperilaku tidak
dapat terus digunakan. Oleh sebab itu
patuh berpengaruh signifikan terhadap niat
analisis terhadap pengaruh masing masing
wajib pajak untuk berperilaku patuh pada 11
wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di
diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis
KPP Pratama Padang. Temuan yang
kedua sejalan dengan penelitian yang
diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis
dilakukan oleh Ernawati dan Purnomosidhi
pertama konsisten dengan penelitian yang
(2011)
dilakukan
(2007)
subyektif berpengaruh signifikan terhadap
menemukan bahwa sikap berprilaku tidak
keinginan wajib pajak untuk berperilaku
patuh berpengaruh signifikan terhadap niat
patuh. Oktavia (2012) menemukan bahwa
wajib
patuh.
norma subjektif berpengaruh signifikan
pemahaman terhadap bidang perpajakan
terhadap keinginan wajib pajak untuk
tidak mendorong terciptanya sikap positif
berprilaku patuh.
oleh
pajak
Mustikasari
untuk
berprilaku
menemukan
bahwa
norma
terhadap kewajiban pajak akibatnya setiap 4.6.3 Pembahasan Hipotesis III
ada peluang untuk melakukan kecurangan dan
penyimpangan
terhadap
pajak,
Berdasarkan
hasil
pengujian
keadaan tersebut menunjukan bahwa sikap
hipotesis ketiga diperoleh dari model
untuk
regresi linear berganda yang terbentuk
berprilaku
tidak
patuh
akan
menurunkan keinginan dari wajib pajak
variabel
kewajiban
moral
memiliki
untuk berprilaku patuh.
koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,068 sedangkan nilai signifikan yang
4.6.2 Pembahasan Hipotesis II Berdasarkan
dalam
pengujian
statistik
pengujian
mencapai 0,416. Pada tahapan pengolahan
hipotesis kedua dengan menggunakan
data digunakan tingkat kesalahan sebesar
variabel norma subjektif diperoleh nilai
0,05.
koefisien regresi bertanda positif sebesar
menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar
0,142 didalam pengujian statistik juga
0,416 > alpha 0,05 Hasil yang diperoleh
diperoleh nilai signifikan sebesar 0,017.
dalam
Proses
menunjukan
pengujian
hasil
dihasilkan
statistik
dilakukan
Hasil
yang
diperoleh
pengujian bahwa
tersebut
hipotesis
ketiga
kewajiban
moral
dengan menggunakan tingkat kesalahan
bukanlah variabel yang mempengaruhi niat
sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh tersebut
wajib pajak untuk berperilaku patuh pada
menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar
wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di
0,017 < alpha 0,05. Hasil pengujian
KPP Pratama Padang. Temuan yang
hipotesis
bahwa
diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis
semakin kuat pemahaman wajib pajak
ketiga sejalan dengan hasil penelitian yang
terhadap norma subjektif Temuan yang
dilakukan
kedua
membuktikan
12
oleh
Mustikasari
(2007)
menemukan bahwa kewajiban moral tidak
wajib pajak tidak berpengaruh signifkkan
berpengaruh signifikan terhadap niat untuk
terhadap niat bagi wajib pajak untuk
berprilaku
berprilaku patuh.
patuh.Prastiwi
(2011)
menunjukan bahwa kewajiban moral tidak berpengaruh signifikan terhadap niat untuk berperilaku
patuh
dalam
PENUTUP
melakukan
pembayaran pajak.
5.1
Kesimpulan Berdasarkan
4.6.4 Hipotesis IV
pembahasan Berdasarkan
hasil
pengujian
ini yaitu:
yang dihasilkan dalam pengujian t-statistik
pengolahan kesalahan
data sebesar
Pada
tahapan
digunakan
tingkat
0,05,
Hasil
1. Sikap
yang
pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang. 2. Norma
pengujian hipotesis keempat menunjukan
signifikan
pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang
patuh pada wajib pajak orang pribadi.
pengujian
diperoleh
hipotesis
pada
tahapan
keempat
sejalan
3. Kewajiban
patuh pada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP
keuangan wajib pajak tidak berpengaruh
Pratama Padang.
signifikan terhadap niat wajib pajak untuk
4. Kondisi
berprilaku patuh. Hendirianto (2013) juga kondisi
tidak
niat wajib pajak untuk berperilaku
Suci (2012) menemukan bahwa kondisi
bahwa
moral
berpengaruh signifikan terhadap
dengan penelitian yang dilakukan oleh
menemukan
berpengaruh
untuk berperilaku patuh pada wajib
terhadap niat wajib pajak untuk berprilaku
yang
subjektif
signifikan terhadap niat wajib pajak
bahwa kondisi keuangan wajib pajak orang
Hasil
patuh
patuh pada wajib pajak orang
Temuan yang diperoleh pada tahapan
berpengaruh
berperilaku
niat wajib pajak untuk berperilaku
signifikan sebesar 0,987 > alpha 0,05.
tidak
untuk
berpengaruh signifikan terhadap
diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai
pribadi
beberapa
masalah yang diajukan didalam penelitian
sebesar 0,001 sedangkan nilai signifikan
0,987.
diajukan
dari pemecahan masalah terhadap sejumlah
nilai koefisien regresi bertanda negatif
sebesar
dapat
dan
kesimpulan penting yang merupakan inti
statistik yang telah dilakukan diperoleh
adalah
analisis
pribadi
keuangan
keuangan
wajib pajak
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap niat wajib pajak 13
Agustiantono Dwi, dan Andri Prastiwi. 2011.Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Aplikasi TPB (Studi Empiris WPOP di Kabupaten Pati). Artikel Akuntansi Perpanjakan. Universitas Gajahmada, Yogyakarta.
untuk berperilaku patuh pada wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Padang.
5.3
Keterbatasan dan Saran Secara umum keterbatasan dan
Ajzen. 1998. Attitude Model Analysis. McGraw-Hill, Irwin.
saran yang diajukan meliputi: 1. Jumlah sampel yang digunakan
Ernawati. 2011. Sejumlah Variabel yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Artikel Jurusan Akuntansi. Universitas Gunadarma, Jakarta.
didalam melaksanakan penelitian masih relatif kecil keadaan tersebut tentu
mempengaruhi
hasil
penelitian
ketepatan
yang
akan
Bernardin C Russel. 2005. Organizational Behavior. McGraw-Hill, Irwin.
diperoleh. Oleh sebab itu bagi peneliti
dimasa
diharapkan
mendatang
untuk
Fishbien John. 1995. Attitude Model. Journal Of Research of Management. McGraw-Hill, Irwin.
menambah
jumlah sampel dengan memperluas wilayah observasi data.
Ghozali, Imam. 2011. Dasar Dasar Ekonometrika dengan Menggunakan SPSS 19.0. Badan Penerbit Universitas Dipengoro, Semarang.
2. Tempat observasi hanya dilakukan di KPP Pratama Padang, dan tidak menggunakan institusi pelayanan pajak lain yang berada dikota
Gibson Donnelly, Bernardin C Russle, Collin Edward. 2011. Organizational Behaviour. Prienticehall. Irwin.
Padang, keterbatasan tersebut tentu mempengaruhi
kerincian
hasil
penelitian, oleh sebab itu bagi peneliti disarankan
dimsa
Harinurdin. 2013. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Orang Pribadi (Studi Empiris Pada Kantor Pajak di Kota Medan). Jurnal Akuntansi Universitas Sumatera Utara, Medan.
mendatang
untuk
mencoba
menggunakan wajib pajak orang pribadi yang menggunakan kantor pelayanan
pajak
selain
KPP Hardiningsih. 2011. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Memenuhi Kewajiban Pajak. Jurnal Akuntansi Perpajakan Volume 1 Nomor 4. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pratama. DAFTAR PUSTAKA
14
Akuntansi dan Keuangan Vol 13 Nomor 2. November 2011.
Hendrianto Sajikin. 2013. Pajak (Teori dan Aplikasi). Salemba Empat, Jakarta.
Prastiwi. Lili. 2011. Pengaruh Pengetahuan, Kedaran Pajak, Norma Subjektif.dan Kewajiban Moral Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi Perpajakan Volume 4 Nomor 6. Universitas Brawijaya, Malang.
Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis. Erlangga, Jakarta. Mardiasmo. 2005. Dasar Dasar Ilmu Perpajakan. Gramedia Pustaka, Jakarta. Marselius. 2002. Organizational Behavior. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Purnomosidhi Agus. 2011. Pengaruh Persepsi Wajib Pajak, Pengetahuan, dan Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada KPP Pratama Di Surabaya. Jurnal Universitas Maranatha, Jakarta.
Muliari Ketut Ni dan Setiawan Eri Putu. 2009. Pengaruh Persepsi Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Pajak Pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Timur. Jurnal Akuntansi Perpajakan Volume 3 Nomor 1. Universitas Udayana, Bali.
Robbins Steven dan Timothy. 2008. Organizational Behavior. Five Edition. Mc Graw-Hill, Irwin. Sekaran Uma. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Erlangga, Jakarta.
Mustikasari Elia. 2007. Kajian Empiris Tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Perusahaan Industri Pengolahan di Surabaya. Simposium Nasional Akuntansi X. Universitas Hasanurdin, Makasar.
Suci Aprilia. 2012. Kumpulan Artikel Perpajakan. www.jurnal-pajak.co.id Sugiono. 2005. Metodologi Penelitian. Salemba Empat, Jakarta.
Octavia. 2012. Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar di KPP Pratama Pekanbaru. Jurnal Akuntansi Volume 4 Nonor 1. Universitas Negeri Riau, Pekanbaru.
Sumarwan Ujang. 2010. Management Strategic Edisi IV. BPFE, Yogyakarta. Widiyantono. 2011. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Bandar Lampung. Jurnal Ekonomi dan Bisns Volume I Nomor 2. Universitas Negeri Lampung. Bandar Lampung.
Priantara Diaz dan Supriyadi Bambang. 2011. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengusaha Kecil dan Makro Mendaftar Menjadi Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal
15