ANALISA STRATEGI MARKETING MIX PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAN BANK MUAMALAT INDONESIA UNIT PELAYANAN SYARI’AH KENDAL
TUGAS AKHIR Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat Guna memperoleh gelar Ahli Madya Pada Program Studi Perbankan Syari’ah
Oleh :
ERI WIDODO NIM : 201 06 014
JURUSAN SYARI’AH PROGRAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2009
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai sebuah negara dengan pemeluk agama Islam terbesar, produk keuangan berprinsip syariah baru dikenal beberapa tahun yang lalu dan masih sangat terbatas. Dimulai dari sektor perbankan, dengan berdirinya Bank Muamalat pada November 1991. Prinsip syariah tidak hanya terbatas pada konteks perbankan, melainkan juga meliputi berbagai kegiatan ekonomi dan investasi, termasuk di pasar modal dan asuransi. Bank Syariah sebenarnya berlaku untuk semua orang atau universal. Syariah itu sendiri hanyalah sebuah prinsip atau sistem yang sesuai dengan aturan atau ajaran Islam. Siapa saja dapat memanfaatkan jasa keuangan bank syariah. Ketika krisis moneter melanda Indonesia, pada tahun 1997, sistem syariah telah memberikan manfaat bagi banyak kalangan. Tentunya Anda ingat, pada saat itu, suku bunga pinjaman melambung tinggi hingga puluhan persen. Akibatnya, banyak dari kalangan usaha yang tidak mampu membayar. Tapi, fenomena ini tidak berlaku bagi pelaku usaha yang menggunakan dana dari bank syariah. Para pengusaha tersebut tidak perlu membayar bunga sampai puluhan persen, mereka cukup berbagi hasil dengan bank syariah. Penentuan persentasi bagi hasil dilakukan di awal pengambilan pinjaman ( KOTLER : 1982 : 23).
Produk perbankan Syariah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1) ProdukPenyaluran dana, 2) Produk Penghimpunan dana, 3) Produk yang berkaitan dengan jasa yang diberikan perbankan kepada nasabahnya. Akan tetapi produk yang lebih diminati adalah pembiayaan Pada dasawarsa ini bisnis yang sangat menggiurkan adalah usaha di bidang properti atau perumahan, sehingga banyak nasabah yang mengajukan pembiayaan untuk membeli rumah dan produk yang sesuai dengan pembiayaan ini adalah KPRS. Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis berkeinginan untuk mengambil tema”Analisa strategi Pemasaran Produk Pembiayaan Musyarakah Pada Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syari’ah Kendal”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana strategi pemasaran produk pembiayaan murabahah pada Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah Kendal? 2. Apakah Manfaat dari strategi yang di gunakan oleh bank muamalat indonesia unit pelayanan syariah kendal?
C. Tujuan dan Kegunaan 1. Tujuan Adapun tujuan yang hendak di capai dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
a. Untuk mengetahui strategi pemasaran terhadap produk pembiayaan murabahah pada BMI UPS KENDAl b. Untuk mengetahui efek dari strategi yang di terapkan oleh BMI UPS KENDAL. 2. Kegunaan a. Bagi Penulis 1) Untuk mengetahui strategi yang di pakai BMI UPS KENDAL 2) Menambah wawasan penulis dalam pelaksanaan kerja lapangan b. Bagi Persahaan atau Bank Muamalat Indonesia Sebagai bahan evaluasi apakah strategi pemasaran yang diterapkan selama ini dapat meningkatkan pertumbuhan nasabah atau tidak, sehingga kedepan bank dapat terus meningkatkan kajian tentang strategi yang harus dilaksanakan agar lebih berhasil. c. Bagi STAIN Salatiga Menambah informasi dan dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa menganai kajian strategi pemasaran produk simpanan dalam perbankan syariah khususnya Bank Muamalat Indonesia (BMI).
D. Sistematika Penulisan BAB I
Pendahuluan Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penulisan tugas akhir, dan sistematika penulisan.
BAB II
Landasan Teori
Berisi tentang telaah pustaka dan kerangka teoritik mengenai pengertian pemasaran, segmentasi pasar, strategi pemasaran, marketing mix. BAB III
Laporan Obyek Penelitian Berisi tentang gambaran umum obyek penulisan tugas akhir, menyangkut
sejarah
berdirinya,
dasar
pendirian,
struktur
organisasi, sistem permodalan, dan perkembangan kinerja serta yang lainya. Disamping itu juga disajikan data-data diskriptif yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir. BAB IV
Analisis Berisi tentang analisa terhadap strategi pemasaran yang digunakan beserta dengan kegiatan pemasaranya pada produk pembiayaan musyarokah serta perkembangan yang terjadi setelah strategi tersebut dilaksanakan.
BAB V
Penutup Berisi tentang kesimpulan dan implikasi.
BAB II LANDASAN TEORI
A. TELAAH PUSTAKA Lukmanul Hakim (2007) .menyimpulkan bahwa menentukan strategi pemasaran yang sangat penting ,ialah terutama menentukan strategi yang sesuai agar dapat di tangkap dengan mudah oleh masyarakat , sehingga masyarakat dapat mengenal produk – produk yang di tawarkan oleh suatu perusahaan
tersebut.
Dari tugas akhir di atas mendiskripsikan akan peran strategi khususnya strategi pemasaran dalam mengangkat jumlah nasabah produk pembiayaan agar lebih meningkat dalam hal ini Bank Muamalat Indonesia Ups Kendal melakukan berbagai strategi pemasaran berikut variable – variable yang di lakukan baik untuk menambah jumlah nasabah maupun meningkatkan volume pembiayaan khususnya pembiayaan musyarakah
B. PENGERTIAN PEMASARAN (Philip Kotler : 1978 : 12) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. 1. Konsep Pemasaran Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar
sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing (SWASTHA & HANDOKO : 1997 :
46)
Konsep pemasaran yang telah diungkapkan dengan berbagai cara: 1) Temukan keinginan pasar dan penuhilah. 2) Buatlah apa yang dapat dijual dan jangan berusaha menjual apa yang dapat dibuat. 3) Cintailah pelanggan, bukan produk anda. 4) Lakukanlah menurut cara anda (Burger king) 5) Andalah yang menentukan (United Airlines) Melakukan segalanya dalam batas kemampuan untuk menghargai uang pelanggan yang sarat dengan nilai, mutu dan kepuasan (JC. Penney). Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global. 2. Konsep produksi Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena
konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka. 3. Konsep penjualan Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif. 4. Konsep pemasaran Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing. 5. Konsep pemasaran sosial Konsep
pemasaran
sosial
berpendapat
bahwa
tugas
organisasiadalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan carayang lebih efektif dan efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat. 6. Konsep Pemasaran Global Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.
C. SISTEM PEMASARAN Sistem adalah sekolompok item atau bagian-bagia yang saling berhubungan dan saling berkaitan secara tetap dalam membentuk satu kesatuan terpadu. Jadi dapat diartikan sistem pemasaran adalah kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran barang, jasa, ide, orang, dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya. Dalam pemasaran kelompok item yang saling berhubungan dan saling berkaitan itu mencakup : a. Gabungan organisasi yang melaksanakan kerja pemasaran. b. Produk, jasa, gagasan atau manusia yang dipasarkan. c. Target pasar. d. Perantara (pengecer, grosir, agen transportasi, lembaga keuangan). e. Kendala lingkungan (environmental constraints). Sistem pemasaran yang paling sederhana terdiri dari dua unsur yang saling berkaitan, yaitu organisasi pemasaran dan target pasarnmya. Unsurunsur dalam sebuah sistem pemasaran serupa dengan unsur-unsur yang ada pada sistem radio stereo. Bekerja secara terpisah, tetapi pada waktu dipertemukan secara tepat. a. Macam – Macam Sistem Pemasaran b. Sistem pemasaran dengan saluran vertikal Pada sistem ini produsen, grosir, dan pengecer bertindak dalam satu keterpaduan.
Tujuan : Mengendalikan perilaku saluran Mencegah perselisihan antara anggota saluran. a. Sistem pemasaran dengan saluran horizontal Pada sistem ini, ada suatu kerjasama antara dua atau lebih perusahaan yang bergabung untuk memanfaatkan peluang pemasaran yang muncul. b. Sistem pemasaran dengan saluran ganda Pada sistem ini beberapa gaya pengeceran dengan pengaturan fungsi distribusi dan manajemen digabungkan, kemudian dari belakang dipimpin secara sentral. c. Lingkungan Sebuah Sistem Pemasaran 1) Lingkungan makro ekstern. Lingkungan makro tersebut ialah: a) Demografi (kependudukan). b) Kondisi ekonomi. c) Teknologi. d) Kekuatan sosial dan budaya. e) Kekuatan politik dan legal. f) Persaingan. 2) Lingkungan mikro eksternal a) Pasar (market) b) Pemasok
c) Pialang (marketing intermediaries) d) Lingkungan Non- – Pemasaran Intern Kekuatan non – pemasaran lainnya adalah lokasi perusahaan, ketangguhan bagian penelitian dan pengembangan. Kekuatan intern bersifat menyatu (interest) dalam organisasi dan dikendalikan oleh manajemen.
D. STRATEGI PEMASARAN Strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan-keputusan tentang biaya pemasaran, bauran pemasaran, alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Dalam strategi pemasaran, ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya perubahan strategi dalam pemasaran yaitu: a. Daur hidup produk Strategi harus disesuaikan dengan tahap-tahap daur hidup, yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan, tahap kedewasaan dan tahap kemunduran. b. Posisi persaingan perusahaan di pasar Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan posisi perusahaan dalam persaingan, apakah memimpin, menantang, mengikuti atau hanya mengambil sebagian kecil dari pasar.
c. Situasi ekonomi Strategi pemasaran harus disesuaikan dengan situasi ekonomi dan pandangan kedepan, apakah ekonomi berada dalam situasi makmur atau inflasi tinggi.
E. MACAM-MACAM STRATEGI PEMASARAN Macam strategi pemasaran diantaranya: 1. Strategi kebutuhan primer Strategi-strategi
pemasaran
untuk
merancang
primer yaitu: a. Menambah jumlah pemakai dan b. Meningkatkan jumlah pembeli. 2. Strategi Kebutuhan Selektif Yaitu dengan cara : a. Mempertahankan pelanggan misalnya: 1) Memelihara kepuasan pelanggan; 2) Menyederhanakan proses pembelian; 3) Mengurangi daya tarik atau jelang untuk beralih merk; b. Menjaring pelanggan (Acquistion Strategier) 1) Mengambil posisi berhadapan (head – to heas positioning) 2) Mengambil posisi berbeda (differentiated positin)
kebutuah
Secara lebih jelas, strategi pemasaran dapat dibagi kedalam empat jenis yaitu: 1. Merangsang kebutuhan primer dengan menambah jumlah pemakai. 2. Merangsang kebutuhan primer dengan memperbesar tingkat pembelian. 3. Merangsang kebutuhan selektif dengan mempertahankan pelanggan yang ada. 4. Merangsang kebutuhgan selektif dengan menjaring pelanggan baru.
F. MARKETING MIX Pengertian marketing mix menurut (Philip Kotler2005:17) adalah : “Marketing mix is the set of marketing foola that the firm uses to pursite its marketing objectives in the target market”. Sedangkan, pengertian marketing mix menurut (William J. Stanston :1997:9) dalah : “Marketing mix is the term that is used to described the combination of the four inputs that constitute the core of an organization’s marketing system. These four elements are the product offering, the price structure, the promotion activities, and the distribution system”. Dari definisi-definisi diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa marketing mix merupakan kombinasi dan empat variabel yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan dan dapat dikendalikan oleh perusahaan seefektif
mungkin.
Variabel-variabel tersebut dapat dikelompokkan menajdi empat kelompok utama yang dikenal dengan 4 p’s yaitu :
a. Product (Produk) b. Price (Harga) c. Promotion (Promosi) d. Place (Tempat) Secara garis besar keempat variabel tersebut dapat dijelaskan melalui penjelasan masing-masing sebagai berikut : a. Product (Produk) Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, events, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide. Pada dasarnya konsumen membeli manfaat dan nilai dari suatu produk yang ditawarkan bukan membeli barang atau jasa. Penawaran suatu produk dibedakan berdasarkan lima tingkatan seperti dikutip oleh Fandy Tjiptono (1997:96), yaitu : 1) Manfaat Inti (Core Benefit) Tingkatan pertama atau merupakan tingkatan paling dasar dimana manfaat inti yang sesungguhnya dicari konsumen atau pelanggan ketika mereka membeli. 2) Produk Dasar (Basic Product) Tingkatan kedua dimana pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar.
3) Produk yang Diharapkan (Expected Product) Tingkatan ketiga dimana sebuah set atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli. 4) Produk Dengan Nilai Tambah (Augmented Product) Tingkatan keempat dimana pemasar menyediakan sesuatunya melebihi harapan konsumen. 5) Potensi Produk (Potential Product) Tingkatan kelima dimana penyedia produk dan jasa mencari sesuatu yang bisa melampaui semua harapan pelanggan untuk menyenangkan pelanggan dan membedakan penawaran mereka dari pesaing-pesaingnya. b. Price (Harga) Definisi harga menurut (Philip Kotler :2005:17) adalah : “price is the amount of money charged for a product or service. More broadly, price is the sum of all the value that consumers exchange for the benefits of having or using the product or service”. Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Sedangkan Stanton mendefinisikan harga: “Price is the amount of money and or goods needed to acquire some combination of another goods and its companying services”. Pengertian di atas mengandung arti bahwa harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk
mendapatkan kombinasi dari barang yang lain yang disertai dengan pemberian jasa. Harga merupakan elemen dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, dimana suatu saat harga akan stabil dalam waktu tertentu tetapi dalam seketika harga dapat juga meningkat atau menurun dan juga merupakan satu-satunya elemen yang menghasilkan pendapatan dari penjualan. Perusahaan menetapkan suatu harga dengan melakukan pendekatan penetapan harga secara umum yang meliputi satu atau lebih diantara tiga perangkat perimbangan berikut ini yakni: 1) Cost-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan biaya) a) Cost-Plus-Pricing (Penetapan harga biaya plus) Metode ini merupakan metode penelitian harga yang paling sederhana, dimana metode ini menambah standar mark-up terhadap biaya produk. b) Break Even Analysis and Target Profit Pricing (Analisis peluang pokok dan penetapan harga laba sasaran). Suatu
metode
yang
digunakan
perusahaan
untuk
menetapkan harga apakah akan break even atau membuat target laba yang akan dicari. 2) Value-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan nilai) Metode ini menggunakan satu persepsi nilai dari pembeli (bukan dari biaya penjualan) untuk menetapkan suatu harga.
3) Competition-Based Pricing (Penetapan harga berdasarkan persaingan) a) Going-rate Pricing (Penetapan harga berdasarkan harga yang berlaku) Perusahaan mendasarkan harganya pada harga pesaing dan kurang memperhatikan biaya dan permintaannya. Perusahaan dapat mengenakan harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dan pesaing utamanya. b) Scaled-Bid Pricing (Penetapan harga penawaran tertutup) Perusahaan menetapkan pesaing dan bukan berdasarkan hubungan yang kaku atas biaya atau permintaan perusahaan. c. Promotion (Promosi) Definisi menurut (Stanton : 2003 :17) adalah : “Promotion mix is the combination of operasional selling, sales person, public relation. These are the promotional tools that help an organization to achieve its marketing objective”. Sedangkan menurut Kotler yang dimaksud dengan promosi adalah: “Promotion includes all the activities the company undertakes to communicate and promote its product the target market”. Menurut Philip Kotler promotion tools didefinisikan
sebagai
berikut : 1) Advertising (Periklanan) Suatu promosi barang atau jasa yang sifatnya non personal dilakukan oleh sponsor yang diketahui.
2) Personal selling (Penjualan perorangan) Penjualan perorangan yang dilakukan oleh para wiraniaga yang mencoba dan membujuk untuk melakukan penjualan sekaligus. 3) Sales promotion (Promosi penjualan) Suatu kegiatan yang dimaksud untuk membantu mendapatkan konsumen yang bersedia membeli produk atau jasa suatu perusahaan. 4) Public relation (Publisitas) Suatu kegiatan pengiklanan secara tidak langsung dimana produk atau jasa suatu perusahaan disebarluaskan oleh media komunikasi. d. Place (Tempat atau distribusi) Definisi menurut Philip Kotler mengenai distribusi adalah : “The various the company undertakes to make the product accessible and available to target customer”. Berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran. Keputusan penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk memberikan jasa kepada pelanggan melibatkan pemikiran tentang bagaimana cara mengirimkan atau menyampaikan jasa kepada pelanggan dan dimana hal tersebut akan dilakukan. Ini harus dipertimbangkan karena dalam bidang jasa sering kali tidak dapat ditentukan tempat dimana akan diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. Saluran distribusi dapat dilihat sebagai kumpulan organisasi yang saling bergantungan satu sama
lainnya yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/pelayanan untuk digunakan atau dikonsumsi. Penyampaian dalam perusahaan jasa harus dapat mencari agen dan lokasi untuk menjangkau populasi yang tersebar luas. Sebagai salah satu variabel marketing mix, place / distribusi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu perusahaan memastikan produknya, karena tujuan dari distribusi adalah menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen pada waktu dan tempat yang tepat.
BAB III LAPORAN OBYEKTIF
A. Sejarah Singkat Bank Muamalat Indonesia PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada tahun1412 H atau tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada tanggal 27 Syawal 1412 H atau tanggal 1 Mei 1992. Dengan dukungan eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penendatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya pada acara silaturahmi pendirian di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar. Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus dikembangkan. Pada akhir tahun 90an, indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen korporasi. Bank Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan
macet (NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar. Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal. Dalam upaya memperkuat permodalanya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999-2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu tersebut, Bank muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru
Muamalay,
ditunjang
oleh
kepemimpinan
yang
kuat,
strategi
pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni. Melalui masa-masa yang sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) restrukturisasi aset dan program efisiensi (ii) tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari pemegang saham, (iii) tidak melakukan PHL satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru Muamalat sedikitpun, (iv) pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama
kepengurusan Direksi baru, (v) peletakan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan (vi) pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan eterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2005 dan sterusnya. Hingga akhir tahun 2005, Bank Muamalat tetap merupakan bank syariah terkemuka di Indonesia dengan jumlah aktiva sebesar Rp 7,43 triliun, modal disetor sebesar Rp 492,79 miliar serta erolehan laba bersih sebesar Rp 106,66 miliar pada tahun 2005.
B. Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia 1. Visi Bank Muamalat Indonesia Visi Bank Muamalat adalah menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional. 2. Misi Bank Muamalat Indonesia Misi Bank Muamalat adalah menjadi ROLE MODEL Lembaga Keungan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai kepada stekaholder.
C. Tujuan dan Filosofi Bank Muamalat Indonesia 1. Tujuan Bank Muamalat Indonesia Tujuan Bank Muamalat Indonesia adalah membangun ekonomi bangsa dengan mengembangkan prinsip-prinsip ekonomi syariah yang berlandaskan prinsip jual beli, bagi hasil dan sewa menyewa serta menghindari dari sistem bunga sehingga dapat lebih meningkatkan kesejahtaraan nasabah khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya. 2. Filosofi Bank Muamalat Indonesia Filosofi Bank Muamalat Indonesia adalah membangun dan mengembangkan sektor ekonomi syariah bak seekor lebah yang hinggap dari suatu bunga ke bunga yang lainya, membawa jutaan erbuk bunga agar tumbuh dan berkembang di mana-mana, mitra kerja Bank Muamalat membuka pintu hijrah islam yang selebar-lebarnya bagi umat di seluruh pelosok Indonesia dan belahan dunia lainya.
D. Wilayah Kerja Bank Muamalat memiliki 57 kantor cabang, 11 kantor cabang pembantu, 27 kantor unit pelayanan syariah, 91 kantor kas, dan 1.200 SOPP yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah (UPS) kendal merupakan perpanjangan tangan dari Bank Muamalat cabang Semarang, yakni bertindak sebagai bank unit yang membantu BMI cabang untuk melayani
nasabah yang berada pada wilayah Kendal dan sekitarnya. Keberadaan UPS ini sangat membantu nasabah yang berada di luar cabang Semarang untuk mendapatkan pelayanan jasa perbankan syariah. Selain UPS, BMI memiliki Kantor Kas yng tersebar di setiap kabupaten dan telah bekerja sama dengan Kantor Pos yaitu dengan memiliki sebanyak 1200 System Online Payment Point (SOPP) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Gambar 2.1. Struktur Wilayah Kerja Bank Muamalat Cab. Semarang Sumber: dokumen BMI UPS Kendal
E. Kegiatan Pokok Bank Muamalat Unit Pelayanan Syariah Kendal Bank Muamalat adalah perbankan pertama murni syariah di Indonesia dengan kegiatan-kegiatan pokok sebagaimana bank umum yang dijalankan dengan prinsip-prinsip syariah. Bank Muamalat dengan berbagai cabang di Indonesia salah satunya adalah Unit Pelayanan Syariah Kendal.
F. Struktur Organisasi a. Struktur Organisasi Bank muamalat Indonesia Gambar 2.2: struktur organisasi BMI Pusat
Sumber: annual report BMI 2005
b. Struktur Organisasi Bank Muamalat Unit Pelayanan Syariah Kendal Gambar 2.3:struktur organisasi BMI UPS Kendal
Sumber :dokumen BO BMI UPS kendal 2008
Keterangan bagan Struktur Organisasi : PIC (Person In Charge) merupakan pimpinan pada Bank Muamalat Unit Pelayanan Syariah Kendal.
Customer Service merupakan petugas pelayanan yang berada di depan (front liner) untuk melayani nasabah mengenai informasi-informasi produk, melakukan pengarsipan dan lain-lain. Back office merupakan petugas bank yang tidak berada pada front liner melainkan bertugas mengenai transaksi-transaksi non tunai. Teller merupakanpetugas pelayanan yang berada di depan (front liner) untuk melayani nasabah mengenai transaksi keuangan baik tunai maupun non tunai. Security atau satpam adalah petugas keamanan bank. c. Tugas dan Fungsi Bank Muamalat Unit Pelayanan Syariah (UPS) Kendal merupakan Bank unit yang diberi tugas dan wewenanng oleh Bank Muamalat cabang Semarang untuk mengadakan pelayanan nasabah di wilayah Kendal dan sekitarnya. Dalam pelaksanaanya UPS Kendal memiliki struktur organisasi seperti yang telah tertulis di atas. Adapun Tugas dan fungsi dari masing-masing bagian tersebut adalah sebagai berikut : 1) Person In Charge (PIC) Person In Charge atau yang disebut dengan PIC merupakan pimpinan bank unit pelayanan (UPS) dan setingkatnya yang telah ditunjuk dan ditetapkan oleh bank cabang dari yang bersangkutan. PIC berfungsi sebagai penyambung atau pendistribusi kebijakan yang telah ditetapkan pusat maupun cabang agar pelaksanaanya benar
hingga di tingkat unit pelayanan (UPS) dan nasabah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Adapun tugas-tugas dari seorang PIC adalah sebagai berikut : a) Menyetujui atau mengotorisasi dan mengesahkan setiap tiket yang telah diverifikasi oleh Teller dan BO. b) Menandatangani segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan unit dan menjadi tanggungjawab unit pelayanan (UPS). c) Mengordinasi petugas-petugas pada banl UPS termasuk security agar tercipta suasana yang kondusif dan nyaman sehingga nasabah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. d) Mengambil keputusan mendesak bila diperlukan untuk menjaga kondusivitas pelayanan namun tetap sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pusat maupun cabang. e) Mengetahui perkembangan Neraca harian dan Laporan Laba/Rugi setiap hari dari UPS yang bersangkutan sehingga PIC bisa mengetahui perkembangan assaet harian. c. Customer Service (CS) Customer Service atau sering disingkat dengan sebutan CS merupakan petugas pelayanan bank yang berada di depan (front liner) dan memberi infrmasi-informasi langsung kepada nasabah. Customer
Service
berfungsi
sebagai
penyambung
atau
pendistribusian informasi-informasi baik yang merupakan produk-produk
perbankan atau mengenai makanisme untuk memiliki produk perbankan tersebut sehinngga merupakan pemeliharaan hubungan baik dengan nasabah. Adapun tugas menjadi ruang lingkup pekerjaan seorang Customer Service adalah sebagai berikut : 1) Informasi
dan
penjualan
produk,
CS
bertugas
untuk
mengomunikasikan, menawarkan, dan menjelaskan tentang produk dan jasa perbankan (jenis layanan, prosedur, tarif, perubahan tarif, dsb.) 2) Melayani nasabah mengenai syarat-syarat dalam pembukaan & penutupan rekening sekaligus mengverifikasinya. 3) Pemeliharaan hubungan dengan nasabah (menangani komplain & adjustment layanan sesuai permintaan nasabah). 4) Melakukan pengarsipan. 5) Layanan internal (dalam hal ini juga membantu BO melaksanakan tgas-tugas Bagian Umum). d. Teller Teller merupakan petugas nasabah di abgian front liner yang bertugas melayani Nsabah untuk transaksi-transaksi tunai maupun non tunai. Seorang Teller harus memiliki loyalitas dan tanggungjawab yang tinggi terhadap pekerjaanya karena selalu berhubungan dengan kas. Adapun yang dimaksud dengan kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun valuta asing yang msih berlaku sebagai alat
pembayaran yang sah, tidak termasuk uang dan emas batangan. Teller berfungsi sebagai pemegang Khazanah Utama dan Lemari Besi, yang merupakan sistem pengawasan. Pegawai Bank yang berhak membuka dan menutup brangkas tersebut hanyalah Teller serta termasuk membukukanya ke dalam Buku Khazanah Utama. Media transaksi yang digunakan oleh seorang Teller antara lain sebagai berikut : 1) Slip Setoran, adalah kertas berlogo Bank Muamalat yang digunakan sebagai tanda bukti setoran tabungan atau deposito maupun bentuk produk lainya yang merupakan produk penyimpanan dana. 2) Slip penarikan, adalah kertas berlogo Bank Muamalat yang digunakan sebagai tanda bukti penarikan tabungan maupun produk penyimpanan dana lainya. 3) Aplikasi Transfer, adalah kertas berlogo Bank Muamalat yang digunksn sebagai tanda bukti untuk aplikasi transfer. 4) Aplikasi Inkasso. 5) Nota Pembelian Valuta Asing. 6) Nota Penjualan Valuta Asing. Selain media transaksi diatas, Teller memiliki beberapa peralatan khusus yaitu : 1) Lampu Ultra Violet 2) Mesin penghitung uang 3) Tellstrook machine
4) Teller’s box 5) Kartu contoh tanda tangan 6) Validating machine 7) Rubber stamp 8) Card dex 9) Daftar uang palsu 10) Daftar kurs harian
Mekanisme kerja teller adalah sebagai berikut : 1) Pengambilan Teller’s box dari Khazanah Utama 2) Pembukaan Kas 3) Transaksi-transaksi Teller 4) Mutasi uang tunai antar Teller 5) Proses akhir hari kerja 6) Penutupan Kas e. Back Office (BO) Back Office (BO) atau disebut dengan BO merupakan petugas yang tidak berada pada front liner. BO bertugas untuk mencatat mengverifikasi
transaksi-transaksi
non
tunai
,
melaksanakan
pemindahbukuan atas perintah dari nasabah yang telah melalui Teller, mengecek rekonsiliasi dana. Back Office pada Bank Muamalat UPS Kendal berfungsi ganda karena merangkap sebagai Sarana logistik (Sarlog), Bagian Umum, Operasional Pembiayaan (OP) dan Marketing.
Tugas bagian Sarana Logistik adalah sebagai berikut : 1) Mengatur pengelolaan gedung, penyediaan office supplies sekaligus pengontrolanyadan melakukan pembelian aktiva tetap serta melakukan pemeliharaan inventarisnya. 2) Membawahi personel-personel yang membantu kelancaran kerja seperti office boy, cleaning service, satpam, sopir. Bagian Umum bertanggungjawab atas pengadaan barang-barang inventaris yang dibutuhkan untuk operasional kantor. Selain itu, BU bertugas untuk melakukan administrasi terhadap barang-barang inventaris tersebut. Sedangkan dalam operasional Pembiayaan, tugas diklasifikasikan ke dalam beberapa tahap, yaitu pengengola pembuka transakai pembiayaanyang meliputi : 1) Dropping Pmbiayaan Melaksanakan dropping (pencairan dana) pembiayaan,sesuai dengan
persyaratan
dan
kondisi
yang
telah
ditetapkan.
Syarat dropping yakni harus memenuhi kelengkapan antara lain memo dropping , UP/Half Sheet,TTUN, SPRP, jadwal Anggur dll. 2) Angsuran Pembiayaan Melaksanakan perdetan rekening nasabah sesuai jadwal angsuran dan atau sesuai memo marketing. Jenis Angsuran yang sesuai dengan pokok danmargin / bagi hasil, pokok, margin/bagi hasil. 3) Pelunasan pembiayaan
Melaksanakan pelunasan pembiayaan nasabah sesuai memo pelunasan marketing (bila ada). Jenis pelunasan ada dua yaitu lunas sesuai jangka waktu atau lunas di percepat. 4) Muqasah Melaksanakan pembukaan Muqasah pembiayaan sesuia memo marketing yang telah disetujui komite pembiayaan. Timbulnya muqasah disebabkan oleh tiga angka, yakni karena pelunasan dipercepat, karena nasabah kesulitan, karena kondisi pasar (tidak diperbolehkan). 5) Pembukaan biaya administrasi, premi asuransi, TRR. 6) Pembukaan PPA/cadangan Penyisihan Penghapus Aktiva Produktif (PPAP) adalah cadangan kerugian yang harus dibukukan terhadap pembiayaan yang diberikan. Besarnya sesuai dengan ketentuan BI. 7) Pembukaan Offset jaminan dan write off pembiayan. 8) Pembuatan pelaporan (internal dan external) Laporan Internal, meliputi hal-hal sebagai berikut : Proofsheet pembiayaan, ketererlambatan pembayaran angsuran, titipan operasi pembiayan, TagihanRupa-Rupa (TRR) Laporan Eksternal, meliputi Bank Indonesia (LBU/LBUS) dan Akuntan Publik.
Selain tugas-tugas tersebut di atas BO masih mempunyai satu tugas lagi yaitu bertugas sebagai Marketing, dalam hal ini membantu PIC UPS Kendal yang juga merangkap sebagai seorang Manajer Bank uamalat Cabang Semarang.
BAB IV ANALISIS
A. Strategi Pemasaran Dalam memasarkan suatu produk agar bisa menjadi pilihan utama di benak hati masyarakat maka di perlukan suatu strategi pemasaran yang baik dan untuk dan hal itu sudah menjadi suatu kemutlakan bagi setiap pemasar.untuk mendapatkan keuntungan dari setiap pemasaran ada beberapa elemen - elemen yang harus di perhatikan 4p yang biasanya di dikenal dengan Marketing Mix. 1. Product (produk) Kongsi Pembelian Rumah Syari’ah (KPRS) adalah produk pembiayaan yang di tawarkan Bank Muamalat, kepada para nasabah khusus untuk pengajuan pembelian rumah dan perbaikan rumah. 2. Price (harga) Dalam pengajuan KPRS,biaya administrasi sangat terjangkau yaitu 1,5% dari pembiayaan,jangka waktu sampai 15 tahun, uang muka 10% Dan pembiayaan sampai 1 milyar. 3. Promotion (promosi) Dalam hal promosi masih sangat minim sekali, sehingga produk yang di tawarkan belum begitu di kenal masyarakat luas, karna masih dalam tahap sosialisasi yaitu dengan cara bekejasama dengan developer
yang ada di daerah kendal misal : Kendal Asri,Kaliwungu Indah dan Arta Cepiring. 4. Place (Tempat) Letak BMI UPS Kendal, berada di tengah kota kendal sehingga cukup baik untuk mengatur strategi dalam memasarkan produk pembiayaan musyarakah,dan mudah di jangkau dengan menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.
B. Perkembanan Pembiayaan Musyarakah Pembiayaan musyarakah mulai di sosiali sasikan di Bank Muamalat Indonesia Unit Pelayanan Syariah Kendal pada awal bulan september 2007. .perkembangan jumlah nominal pembiayaan musyarakah melalui KPRS di UPS Kendal mengalami peningkatan yang signifikan, mengingat bahwa pendirian Unit pelayanan Syari’ah di kendal mulai di buka bulan februari 2007.hal ini dapat di lihat melalui data Trial Ballance bulan oktober 2007 – september 2008 pada grafik berikut:
Sumber : Dokumen Bo Ups Kendal,2008
C. Manfaat Strategi Yang Di Gunakan Pada Bank Muamalat Indonesia Ups Kendal Manfaat strategi pemasaran yang di gunakan di Bank Muamalat Indonesia Ups Kendal ialah : a. Data nasabah pembiayaan musyarakah pada bulan Agustus tahun 2009, mencapai 35 orang, dengan total Rp 4.339.956.670 b. Area pemasaran pada saat ini baru sebagian saja, yaitu daerah kaliwungu, kendal dan cepiring.
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan Dalam memasarkan sebuah produk, agar bisa di terima masayarakat dan mendapat responya, maka di butuhkan suatu cara sebagai bauran pemasaran yang biasa di sebut dengan marketing Mix. Yaitu : 1. Produk 2. Harga 3. Promosi 4. Tempat
B. Saran Saran-saran yang penulis berikan untuk meningkatkan kualitas pembiayaan Musyarakah sebagai produk unggulan Bank Muamalat adalah: c.Hendaknya Bank Muamalat perlu mengadakan penambahan jumlah sumberdaya manusia guna meningkatkan kinerja pegawai dalam menganalisa pengajuan pembiayaan agar proses pembiayaan bisa lebih cepat. Untuk
meningkatkan
pengetahuan
tentang
produk
(product
knowledge), hendaknya perlu adanya training khusus bagi petugas front liner guna penambahan pengetahuan tentang produk (product knowledge) agar nasabah dapat mengetahui informasi mengenai produk-produk Bank Muamalat secara jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i, 2003. Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta : Gema Insani Stoner A.F.Stoner, dkk.1987, Manajemen ,Jilid 1, PT Prenhallindo, Jakarta, Buku Pedoman Bank Muamalat Indonesia.2003, Bank Muamalat Indonesia Press. Jakarta. Laporan Tahunan Bank Muamalat, 2008. Annual Report Muhammad, 2002. Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta