AKUNTANSI PAJAK
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
back to pg 26
QUESTION:
What is accounting? ANSWER:
Accounting is the process by which financial information about a business is recorded, classified, summarized, interpreted, and communicated to owners, managers, and other interested parties. Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
DEFINISI AKUNTANSI ?
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan yang tepat dan dinyatakan dalam satuan mata uang, transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang setidaktidaknya bersifat finansial dan penafsiran hasil-hasilnya. Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Tujuan Laporan Keuangan ? Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Psak no.1 (ed rev.2009) Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
PAJAK ? Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. UU-36-2008 Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
SIAPA WAJIB PAJAK ? Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Objek Pajak ?
Menurut UU no. 38 tahun 2008 Pasal 4 Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk: laba usaha. (UU-36-2008) Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
KONSEP DASAR AKUNTANSI PAJAK GO TO SLIDE SUPPLEMENT
JADI, APA TUJUAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI PERPAJAKAN?
Tujuan akuntansi keuangan
• Menyajikan secara wajar keadaan atau posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai suatu entitas shg informasi keuangan tsb dapat digunakan sbg dasar pengambilan keputusan
Tujuan Akuntansi Perpajakan
• Untuk menetapkan jumlah penghasilan kena pajak sebagai dasar penetapan besarnya pajak yang terhutang
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Sebaiknya bagaimana ? Ketentuan pajak secara dominan mewarnai praktik akuntansi
Wajib Pajak bebas menyelenggarakan pembukuannya dengan dasar prinsip dan metode akuntansinya
• WP harus menyelenggarakan pembukuan sesuai dengan ketentuan perpajakan.
• Laporan Keuangan
fiskal disusun terpisah di luar proses pembukuan (extra comptable), melalui proses rekonsiliasi antara akuntansi komersial dan akuntansi fiskal.
Ketentuan perpajakan • Lap. Keu. Disusun mengikuti SAK tetapi apabila terdapat aturan lain sebagai sisipan dalam akuntansi komersial, maka standar akuntansi preferensi diberikan pada keuangan (Common ketentuan perpajakan. basis) Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
JADI ?
Laporan Keu Komersial • Penyusunan lap
keu komersial didasarkan pada asumsi-2
Terjadi perbedaan
Laporan Keu Fiskal
• Ketentuan
• Lap. Keu. Fiskal
perpajakan mempunyai kriteria tentang pengukuran dan pengakuan komponen yg terdapat dalam laporan keuangan.
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
merupakan solusi antara ketentuan akuntansi dan ketentuan pajak
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
ASET LANCAR Menurut PSAK No.1 (edisi revisi 2009) Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika: a) entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal; b) entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan; c) entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan; atau d) kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas) kecuali aset tersebut dibatasi pertukarannya atau penggunaannya untuk menyelesaikan laibilitas sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan. Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Terdiri atas: 1. 2. 3. 4.
Kas atau setara kas Persediaan Piutang Aset keuangan dalam kategori ini diklasifika sikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55 5. Bagian lancar dari aset keuangan tidak lancar Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Kas dan Setara Kas
Tidak ada aturan yang berbeda antara akuntansi komersial dan akuntansi pajak. Penyajian akun kas dan setara kas dalam laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal dicantumkan sebesar nilai nominal. Apabila terdapat kas dan setara kas dalam mata uang asing, maka kurs yang digunakan adalah nilai kurs pada tanggal laporan keuangan yang dilakukan secara konsisten. Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
PENGUKURAN PERSEDIAAN PSAK 14 ed 2008 Persediaan harus diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi neto, mana yang lebih rendah.
Perpajakan pasal 10 ayat 3 •
Persediaan dan pemakaian persediaan untuk menghitung harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan : 1. Yang dilakukan secara ratarata (AVERAGE), atau 2. Dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama (FIFO)
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Piutang PSAK No. 1 (2009) Piutang dipisahkan ke dalam : piutang dagang, piutang dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, pembayaran di muka dan jumlah lainnya. Piutang disajikan secara neto setelah dikurangi penyisihan piutang tak tertagih.
Perpajakan UU No.36 Th. 2008 • Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dapat dibebankan sebagai biaya sepanjang Wajib Pajak telah mengakuinya sebagai biaya dalam laporan laba-rugi komersial dan telah melakukan upaya-upaya penagihan yang maksimal atau terakhir
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat: 1. 2. 3.
4.
Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial; Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau adanya perjanjian antara kreditur dan debitur atau telah dipublikasikan atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu; Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k;
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali: 1. Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anjak piutang; 2. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial; 3. Cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan; 4. Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan; 5. Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan; dan 6. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri, yang ketentuan dan syaratsyaratnya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Aset keuangan Menurut PSAK no. 55 ed revisi 2011 Pada dasarnya diukur pada nilai wajar. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, nilai wajar tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan tersebut.
Perpajakan Penghasilan di bawah ini dapat dikenai pajak bersifat final: • penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
CONTOH : Pada tanggal 1 Pebruari 2011 dibeli 1.000 lembar saham preferen 20% dari PT Bina dengan nominal Rp. 10.000,- per lembar kurs 110. Provisi dan meterai dibayar Rp. 20.000. Dividen dibayar setiap akhir tahun. Pada tanggal 10 Maret 2012 karena membutuhkan uang perusahaan menjual kembali sahamnya dengan kurs 112 dan biaya penjualan Rp. 20.000,Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Perhitungan harga perolehan :
Harga kurs saham 110/100 x 1.000 x Rp. 10.000,- = 11.000.000 Provisi dan materai
=
20.000 (+)
Harga perolehan
= 11.020.000
Besarnya deviden per 31 Desember 2011 : 20% x 1.000 x Rp. 10.000
=
2.000.000
Perhitungan penjualan saham : Harga kurs saham 112/100 x 1.000 x Rp. 10.000 = 11.200.000 Biaya penjualan = 20.000 (-) Harga penjualan = 11.180.000 L(R) penjualan
11.020.000 - 11.180.000 Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
=
160.000
Jurnal : Saat perolehan investasi: Saham Preferen - PT Bina Kas atau setara kas Saat penerimaan deviden : Kas atau setara kas Penghasilan dividen
11.020.000 - 11.020.000 2.000.000 -
2.000.000
Saat pelepasan investasi : Kas atau setara kas 11.180.000 Saham Preferen - PT Bina - 11.020.000 Laba penjualan 160.000 Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Aset tetap Berwujud Menurut PSAK No. 16 (Revisi 2007) : Suatu aset tetap yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aset pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan. Contoh : Harga bangunan termasuk tanah Rp. 300.000.000,- (termasuk biaya notaris, bea balik nama, BPHTB, dll). Harga wajar tanah Rp. 150.000.000,- dan harga wajar bangunan Rp. 100.000.000,Alokasi harga perolehannya dapat dihitung sbb: Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
No. Jenis Aset 1Tanah
Harga Wajar
Alokasi Harga Perolehan
150.000.000
15/25 x 300.000.000
180.000.000
2Bangunan 100.000.000
10/25 x 300.000.000
120.000.000
250.000.000 Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
300.000.000
Penyusutan UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2008
PSAK 16 revisi 2011
Metode penyusutan antara lain : • metode garis lurus (straight line method), • metode saldo menurun (diminishing balance method), • dan metode jumlah unit (sum of the unit method).
Lihat daftar aset tetap Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Contoh : PT Waras mempunyai mesin yang dipertukarkan dengan truk milik PT Warisan dengan menggunakan data sebagai berikut: PT Waras : 250.000.000 Harga perolehan Akumulasi penyusutan 90.000.000 Harga pasar truk 180.000.000 PT Warisan : 200.000.000 Harga perolehan Akumulasi penyusutan 72.000.000 Harga pasar mesin 180.000.000 Akuntansi pajak untuk akumulasi penyusutan mesin Rp.187.500.000,- dan untuk truk Rp. 150.000.000,Hitunglah laba (rugi) pertukaran tersebut. Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
PT Waras Keterangan
Akt. Komersial
Akt. Pajak
Harga Perolehan Mesin
250,000,000
250,000,000
Akumulasi Penyusutan
90,000,000
187,500,000
Nilai Buku
160,000,000
62,500,000
Harga Pasar Truk
180,000,000
180,000,000
Laba Pertukaran
20,000,000
117,500,000
PT Warisan Keterangan
Akt. Komersial
Akt. Pajak
Harga Perolehan Truk
200,000,000
200,000,000
Akumulasi Penyusutan
72,000,000
150,000,000
Nilai Buku
128,000,000
50,000,000
Harga Pasar Mesin
180,000,000
180,000,000
52,000,000
130,000,000
Laba Pertukaran
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Aset Tetap Tidak Berwujud Definisi menurut psak no.19 : Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Contoh : piranti lunak komputer, paten, hak cipta, film, daftar pelanggan, hak pelayanan jaminan, hak memancing, kuota impor, waralaba, hubungan dengan pemasok atau pelanggan, kesetiaan pelanggan, pangsa pasar dan hak pemasaran.
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Penyusutan Menurut psak no.19 Meliputi : • metode garis lurus, • metode saldo menurun dan • metode unit produksi.
UU No. 36 Th. 2008 Metode yang digunakan dalam amortisasi aset tetap tidak berwujud menurut akuntansi pajak : 1. Metode garis lurus 2. Metode saldo menurun
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
PT Yudha memperoleh laba bersih dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 : Tahun 2003 Laba Rp. 115.000.000,Tahun 2004 Laba Rp. 103.000.000,Tahun 2005 Laba Rp. 103.000.000,Tahun 2006 Laba Rp. 140.000.000,Tahun 2007 Laba Rp. 126.000.000,1. Hitunglang Penghasilan bersih rata-2 per tahun. 2. Apabila estimasi penghasilan setiap tahun Rp. 120.000.000,- pada tanggal 01/01/2008 aset perusahaan sebesar Rp. 1.050.000.000,- dan hutang Rp. 110.000.000,- Hitunglah Goodwill apabila tarif atas hasil yang diharapkan 10% , kelebihan penghasilan yang akan dikapitalisasi 25% Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Metode Kapitalisasi Penghasilan Bersih Rata-2 :
Harga yang dibayar 120.000.000/10%
=
1,200,000,000
Nilai aset bersih
=
940,000,000
1.050.000.000-110.000.000
Goodwill
260,000,000
Metode Kelebihan Penghasilan Rata-2 :
Estimasi penghasilan yg akan datang
1,200,000,000
Nilai aset bersih
940,000,000
Kelebihan penghasilan
260,000,000
Proyeksi hasil investasi 10% x 260.000.000 Goodwill
26.000.000 / 25% Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
26,000,000 104,000,000
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
AKUNTANSI PAJAK
B. Sundari, SE., MM
Day 2
Investasi dalam entitas asosiasi PSAK 15 (2009) Jika investor memiliki, secara langsung maupun tidak langsung (misalnya melalui entitas anak), 20% atau lebih hak suara investee, maka investor dianggap mempunyai pengaruh signifikan, kecuali dapat dibuktikan dengan jelas bahwa entitas tidak memiliki pengaruh signifikan. Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Pencatatan Investasi pada entitas asosiasi dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009):
Ketika kehilangan pengaruh signifikan, maka investor mengukur setiap investasi yang tersisa dalam entitas asosiasi pada nilai wajar.
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Menurut UU no 36 th 2008
UU tidak mengatur tentang metode pencatatan saham, tetapi…..
Wajib Pajak badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya dapat memperoleh tarif sebesar 5% (lima persen) lebih rendah Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
LAIBILITAS JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG Menurut UU (pasal 6) : Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk: biaya bunga.
APA UNTUNGNYA HUTANG ?
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
CONTOH Tanggal 1 Desember 2011 PT Lestari membeli barang dagangan sebesar Rp. 100.000.000,- (termasuk PPN 10%) secara kredit sesuai perjanjian kedua belah pihak.
Utang tersebut berjangka 90 hari dengan bunga 12 % per tahun. Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Saat pembelian : Pembelian Uang Muka PPN Utang usaha
90,909,091 9,090,909 100,000,000
Saat akhir tahun (belum dibayar) : Beban bunga 1,000,000 Utang bunga
1,000,000
Pada saat pelunasan 90 hari dari tanggal transaksi : Beban bunga 2,000,000 Utang usaha 100,000,000 Utang bunga 1,000,000 Kas/bank 103,000,000 Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Contoh : Utang dividen Pada tanggal 15 Desember 2011, PT Maju mengumumkan akan membayar dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp. 20.000.000,-
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Saat pengumuman : Saldo Laba 23,000,000 Utang dividen Utang PPh 23
20,000,000 3,000,000
Pada saat pembayaran dividen : Utang dividen 20,000,000 Kas / bank
20,000,000
Pada saat penyetoran ke bank : Utang PPh 23 3,000,000 Kas / bank
3,000,000
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
UTANG PIUTANG PAJAK : PSAK NO.46 (REV. 2010) Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode masa depan sebagai akibat adanya: a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan; b) akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan c) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal peraturan perpajakan mengizinkan.
contoh perbedaan temporer : • pendapatan bunga dari adanya piutang • penyusutan • biaya pengembangan
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
CONTOH : Data yang diperoleh dari laporan keuangan PT Sari tahun 2012 beserta unsur koreksinya sebagai berikut : a. Laba komersial sebelum pajak b. Koreksi positif atas : - Beban pemberian natura - Penyusutan bangunan kantor - Pendapatan sewa - Sangsi bunga pajak c. Koreksi negatif : - Amortisasi - Pendapatan jasa giro - Penyusutan bangunan pabrik
Rp.
1,200,000,000
Rp. Rp. Rp. Rp.
50,000,000 230,000,000 10,000,000 45,000,000
Rp. Rp. Rp.
60,000,000 30,000,000 100,000,000
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Data lain berupa kredit pajak : - PPh Pasal 22 - PPh Pasal 23 - PPh Pasal 24 - PPh Pasal 25
Rp. Rp. Rp. Rp.
Hitunglah : - Penghasilan Kena Pajak - Pajak yang terhutang (KB/LB) - Tetapkan aset pajak tangguhan - Buat jurnal - Hitunglah Laba setelah pajak Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
30,000,000 5,000,000 50,000,000 100,000,000
Dalam laporan keuangan PT Amanda Tahun 2012 termasuk unsur koreksi adalah sbb : a. Laba komersial sebelum pajak Rp. 800,000,000 b. Koreksi positif atas : - Beban pemberian natura Rp. 30,000,000 - Pendapatan sewa Rp. 20,000,000 - Penyusutan bangunan Rp. 60,000,000 c. Koreksi negatif : Rp. 100,000,000 - Amortisasi Rp. 35,000,000 d. PPh Pasal 25 Diminta : 1 Hitunglah pajak terhutang 2 Hitunglah pajak yang kurang bayar / lebih bayar 3 Buat jurnal penyesuaian 4 Hitunglah laba setelah pajak Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Biaya / Beban menurut UU 36 th 2008 :
1. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Go to slide 53 2. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun 3. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan 4. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
5. Kerugian selisih kurs mata uang asing; 6. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia; 7. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan; 8. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih go to slide 21: 9. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional 10. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia 11. Biaya pembangunan infrastruktur sosial 12. Sumbangan fasilitas pendidikan 13. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha : 1. Biaya pembelian bahan; 2. Biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang; 3. Bunga, sewa, dan royalti; 4. Biaya perjalanan; 5. Biaya pengolahan limbah; 6. Premi asuransi; 7. Biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; 8. Biaya administrasi; dan 9. Pajak kecuali Pajak Penghasilan; Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Back to slide 51
Penghasilan Tidak Kena Pajak : mulai diberlakukan pada tanggal 1 Januari 2013
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Pemeriksaan Go to sup_02
Mengapa diperiksa ? a. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar, termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak; b. Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan rugi; c. Tidak menyampaikan atau menyampaikan Surat Pemberitahuan tetapi melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Teguran; Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
Mengapa diperiksa? d.
e.
Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya; atau Menyampaikan Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis risiko (risk ased selection) mengindikasikan adanya kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Dr. B. Sundari, Hotel Amaroossa - Bandung, 2-3 may 2013
SEKIAN DAN TERIMAKASIH